LAMPIRAN 1 OPEN CODING
OPEN CODING Informan No. 1 Peneliti: R. R. Dewi Sekartaji Subjek: Danny Maulana, Produser CATATAN
KODE
TRANSKRIP WAWANCARA
LAPANGAN P: Iya selamat siang kak danny, aaa bisa anda ceritakan sedikit mengenai profil program kita bisa? DM: Aah, program kita bisa adalah program news magazine kompas tv, aa yang menceritakan tentang profil para atlit-atlit aa atlit-atlit jaman dulu yang legendaris, yang kisah hidupnya aa sangat-sangat menginspirasi dan perjuangan hidupnya bisa dicontoh oleh anak-anak muda sesuai yang menjadi target penontonnya.
P: Oh jadi targetnya itu anak-anak muda yah kak? DM: Yes, tergetnya anak muda usia aa remaja dari bisa ditonton dari umur smp, awal SMP sampai tua lah, sampai siapapunlah gitu.
P: Tugas dan tanggung jawab Anda sebagai produser dalam program “Kita Bisa” apa kak? DM: Tugas saya sebagai produser, yaah ee memastikan tayangan 13 episode tayang dengan baik dan diterima penonton dengan baik dan juga memberikan inspirasi bagi penonton.
P: Terus bagaimana kerja sama Anda dengan klien? DM: Kerja sama dengan klien aaa program ini disponsori oleh djarum foundation. Aa djarum foundation adalah sebuah perusahaan, perusahaan founding, perusahaan eh apa sebuah yayasan yang sangat konsen dengan seni dan olahraga, dari sebuah perusahaan djarum. Jadi djarum foundation aa mengikat aa mengikat apa yah, mengikat kontrak yah mungkin disebutnya. Mengikat kontrak, atau membuat sebuah kerja sama dengan kompas untuk membuat sebuah tayangan aa tentang olah raga, yang targetnya adalah audiensnya adalah anak muda itu, gitu.
P: Kalau kekuatan dan kelemahan program ini apa yah kak? DM: Kekuatannya program ini tidak sekedar biografi, program ini aa menam, punya sisi, sisi, sisi, sisi bercerita yang berbeda, punya cara, cara bercerita yang berbeda. Kalau di program biografi biasanya, hanya menceritakan profil si tokoh, dengan prestasi-prestasi yang sudah dicapai, tapi disini aaa ada satu, satu sifat, satu cerita yang sangat dikuatkan, sangat ditekankan disana. Misalnya, seperti aa alan budikusuma saat dia menjuarai olimpiade ’92 aa ternyata dia adalah penentu kekalahan tim Thomas di Malaysia tahun
’92, 3 bulan sebelumnya. Nah itu kita ingin tampilkan bagaimana dia bisa, bisa menjadi, bisa menjadi pemenang, padahal 3 bulan sebelumnya seluruh rakyat Indonesia aa menyalahi dia sebagai aa sumber kekalahan tim Indonesia. Nah drama-drama seperti itu yang kita ingin angkat.
P: Terus kalau koordinasi yang, gimana koordinasi yang dilakukan oleh produser dengan crew-crew yang lain? DM: Yah di tim kita bisa ada…ada…ada…ada berapa, ada satu tim eh ada dua tim, terbagi dari dua tim, satu eh 2 tim itu terbagi dari, 1 produser, 2 reporter, 1 camera man. Nah aa kita biasanya membagi untuk memenuhi target, kita membagi dua, jadi reporter biasanya jalan sendiri gitu, jadi ketika, ketika reporter dan camera man sedang produksi dalam minggu yang, dalam minggu yang sama, aaa reporter tim kedua itu melakukan riset, untuk pada akhirnya ketika aa shooting pertama sudah selesai, tim kedua akan melanjutkan episode berikutnya, liputan episode berikutnya. Itu untuk mengakali aaa padatnya waktu untuk tayan, seperti itu sih.
P: Kalau dalam proses apa namanya pasca produksi, produksi dan..eh pra produksi, produksi dan pasca produksi apa yang Anda lakukan? DM: Aa di pra produksinya kita kan aa riset, pertamanya karena, karena ini disponsori Djarum Foundation jadi kita, nama-nama narasumber sudah ditentukan oleh Djarum Foundation, kita tidak, kita hanya mengumpulkan beberapa nama, nanti akan disaring
lagi oleh Djarum Foundation, dan ketika nama-nama itu sudah ditentukan, baru kita akan melakukan aa pendekatan. Pendekatan itu, proses pra produksi yaitu riset aa karena Kompas TV punya kekuatan data base yang bagus dari tahun ’65 dia punya artikel kompas, kita sangat terbantu disitu untuk kebutuhan data, kebutuhan informasi. Lalu yang kedua, kita akan melakukan aa pre interview. Pre interview adalah wawancara atau ngobrol-ngobrol dengan (ada yang ganggu) wawancara atau ngobrolngobrol dengan, dengan narasumbernya lah, untuk, untuk menanyakan disisi mana aa apa yang, untuk menanyakan drama apa sih yang dia, yang paling hebat dalam hidupnya selama menjalani karirnya, karena banyak, banyak hal yang tidak diceritakan di artikel. Jadi harus, kita melakukan harus, setelah pre produksi.Ee kita dalam proses produksinya sendiri tentu yah shooting, biasanya hari pertama, mm aa akan mengambil stock gambar dari artikel yang tersimpan di Gedung Kompas, yang ee kemudian dilanjutkan untuk liputan, aa liputan narasumber gitu. Dan pasca produksinya ya setelah, setelah habis shooting dilakukan rough cut. Rough cut itu adalah pemilihanpemilihan wawancara untuk dimasukkan ke naskah, setelah naskah selesai, di dubbing, setelah dubbing baru dilakukan editing. Setelah editing selesai, setelah editing selesai, editing selesai biasanya satu minggu sebelum aa hari penyangan, jadi dvd aa hasil tayangnya itu akan kita kirim ke djarum foundation untuk di preview, setelah di preview jika tidak ada kesalahan, aa langsung di, langsung tayang.
P: Ok, kalau misalkan hambatan yang terjadi dalam 3 proses ini apa aja sih kak? DM: Hambatan utamanya jadwal narasumber yah, jadwal narasumber.Jadwal narasumber, karena aa umumnya narasumber yang kita liput selama 13 episode ini, adalah atlit-atlit, mantan-mantan atlit yang sukses berbisnis ataupun sukses bekerja. Mereka punya kesibukan yang sangat-sangat luar biasa, sehingga aa untuk pengaturan jadwalnya sangat-sangat susah itu aja sih hambatannya, itu aja.
P: Kalau dalam proses editing itu ada ga hambatan khusus? DM: Yah ga ada.
P: Terus aa apakah harus memiliki spesifikasi khusus dalam menentukan editor? DM: Ngga, ngga ada. Ngga ada spesifikasi khusus, aaa editing semuanya sama sih. Cuma gaya, gaya editingnya aja mungkin yang maksud kamu. Kalau spesifikasi khusus editor, semua, semua editor punya kualitas, punya kualitas dan kemampuan yang sama lah. Tapi punya gaya, gaya seni..punya sense of art yang berbeda-beda, jadi kita tidak bisa menentukan satu patokan khusus, gitu. Cuma gaya editingnya mungkin yang dimaksud. Kalau gaya editing di Kita Bisa adalah, aa modelnya fast cut, ya editingnya fast cut aaa cepat, dubbingannya, dubbingannya segar, ceria dan aaa bersemangat. Karena aaa kalau, kalau gaya editingnya sangat-sangat documenter yang membosankan, documenter yang feel dengan music-musik yang boring yang kurang aa dramatis atau kurang explode, orang akan bosan nontonnya, jadi maka gaya editingnya harus cepet.
Informan No. 2 Peneliti: R. R. Dewi Sekartaji Subjek: Dita Nadine, Kreatif bertugas juga sebagai Reporter CATATAN
KODE
TRANSKRIP WAWANCARA
LAPANGAN P: Kak dita bisa ceritakan sedikit mengenai program Kita Bisa itu apa? DN: Kita bisa itu program yang membahas tentang atlit. Jadi atlit legendaris, kebanyakan sih atlit legendaris yahm jadi prestasinya udah mendunialah. Nah tujuannya kenapa diambil program atlit legendaries itu, untuk, istilahnya berbagi semangat gitu, untuk remaja yang sekarang. Jadi intinya olahraga Indonesia itu kan pernah mengalami masa jaya gitu, jadi untuk mengulang masa kejayaannya itu kan aaa kita butuh semacam aa dokumenterlah, semi documenter yah, programnya semi documenter yang dibungkus dengan aa kemasan semi varite, itu untuk ee intinya berbagi semangat dan menceritakan perjuangan atlet itu menuju kemenangan.
P: Target audiensenya itu siapa aja yah kak? DN: Target audiensnya itu sendiri sih lebih ke remaja yah, hmm tapi orang dewasa juga termasuk dalam kategori ini, kan yaah di usia 25 tahun ke atas pasti pernah merasakan euphoria olahraga dimasa itu.
P: Tugas dan tanggung jawab Anda sebagai produser dalam program “Kita Bisa”
apa kak? DN: Kreatif bertugas untuk meramu cerita dari narasumber sehingga tersaji secara menarik di mata penonton. Lalu harus mampu menemukan benang merah, drama, gimmick, kemudian menyusun cerita, dan kemudian merancang opening. Disini kreatif juga merangkap sebagai reporter mulai dari menghubungi narasumber, memastikan schedule, menyusun rundown, eksekusi, penulisan naskah hingga pengawasan postpro.
P: Oh jadi gitu, keterlibatan Anda sebagai kreatif atau reporter dalam program itu apa yah kak? DN: Banyak yah ahahahaha……
P: Sebutin aja intinya kak ahaha DN: Hmm tugasnya itu mulai dari pertama, yang jelas kalau narasumber kan memang sudah ditentukan dari aa klien dari djarumnya. Cuman, jadi kita pertama adalah menghubungi narasumber itu kan, tentang ketersediaan mereka secara, yah mereka mau atau ngga, sama ketersediaan waktu, gitu. Kemudian di telpon, kita juga menjelaskan konsep secara singkat aja dulu, gitu. Kemudian setelah itu kita bikin janji untuk pre interview. pre interview, kenapa harus ada pre interview karena, aa oh yah sebelum iya bikin janji untuk pre interview, aaa sebelum pre interview itu kan kita riset. Cuman riset internet itu kan aa tidak, mungkin kita bisa dapat data secara lengkap, tapi untuk secara emosional, secara aa apa yang mereka alami dari dalam diri mereka sendiri itu kan kita
ga bisa dapetin kan dari internet, maka itu kita adain pre interview. Nah pas ketika pre interview itu, aa kita ngobrol lah sama mereka, aa mas saya baca di internet ini momennya seperti ini, seperti ini, nanti disitu akan ada aaa istilahnya penjelasan dari mereka kan. Atau misalnya masa-masa jatohnya sebenarnya yang mereka rasain itu pas kapan. Terus perjuangannya tersulit itu apa, gitu. Terus kemenangan yang paling berkesan buat mereka itu setiap atlet itu pasti berbeda-beda. Nah disitulah pentingnya pre interview, untuk kemudian kita rancang jadi segmentasi. Dari segmentasi bikin naskah, yah proses liputan, proses liputan, wawancara, menentukan momen apa aja yang di rekronstruksi ulang, aa setelah itu, sebelumnya kan kita udah bikin draft naskah, setelah itu rapihin naskah, habis itu ketika pos pro yah dilakukan proses editing dan ketika ada over durasi itu kan kita bisa bareng-bareng gitu, sama editor. Setelah semua selse, kita kirim ke Djarum untuk dilakukan revisi, kalau ga ada yang harus dirubah, aa dapat ditayang pada minggu ini.
P: Dalam tahapan pra produksi ini, program “Kita Bisa” biasanya ada rapat? DN: Aa kalau rapat sih pasti ada, jadi sebelum ada liputan itu biasanya ngumpul dulu, reporter, campers sama produser, jadi usulannya apa. Dari reporter yang lain juga biasanya ada usulan, nih misalnya ceritanya seperti ini nih dari risetan gitu, kita mau buka ceritanya dari mana gitu, cuman memang ketika waktunya mepet aa itu, rapatnya itu ga formal gitu, jadi cuman sambil ngobrol sekilas, pokoknya intinya si reporter sudah bertanggung jawab sama cerita yang mau dibikin gitu.
P: Terus kak biasanya hambatan apa aja sih yang dijumpain dalam tahapan produksi ini? DN: Eee..sebenarnya hambatannya itu, berasal dari narasumber yah, ketersediaan waktu, karena kan mereka kan juga punya kesibukan sendiri dan kita juga punya jadwal namanya kejar tayang, Biasanya hambatannya disitu. Pernah ada beberapa narsum yang menolak untuk kita liput, gitu, karena mungkin aa yah mereka malu atau gimana gitu, yah hambatannya disitu. Terus yah itulah ketersediaan waktu, kadang kita sebenarnya mungkin idealnya itu 3 sampai 4 hari, cuman mereka menyediakan 2 hari. Jadi disitulah kita ngakalin bagaimana caranya, apa yang kita maksud itu tetep nyampe gitu.
P: Terus kak kalau misalkan semua sudah selesai nih, dalam pas, apa dalam aa apa namanya, aa program pasca produksi nih, apa yang dilakukan setelah itu? Setelah editing selesai segala macam..apakah ada melakukan revisi, atau apa? DN: Yang jelas kalau setelah editing udah selesai, kan dikirim ke klien. Kalau djarum ada revisi, aa biasanya aa di revisi lagi memang sama editornya gitu, cuman kita ngakalin aaa maksudnya jangan sampai revisi itu merusak maksud yang kita sampein sih, gitu aja.
P: Kalau narasumber kan katanya sebagian ditentukan sama djarumnya kan, terus sebagian lagi dipilih sama tim kita bisa, itu bagaimana cara memilih narasumbernya? DN: Cara memilih narasumber kan sebenernya gampang, jadi ini kan programnya legenda yah, aa artis yang melegenda eh atlit yang melegenda, jadi aa kita cari aja atlit yang prestasinya sudah mendunia gitu, minimal sea games gitu kan. Dan dia udah malang melintang, jadi untuk aa, dia bukan atlit muda sih sebenernya, jadi atlit yang memang sudah bolak-balik mengharumkan nama Indonesia, waktu itu yang kita pilih sendiri itu oka sulaksana, kemudian yang mm diajukan lagi waktu itu Richard sanbera, cuman waktu itu Richard sanbera ga jadi gitu.
P: Ancaman dari program ini kak, misalkan sama banyak program-program yang lain. Apakah ini program satu-satunyab atau gimana? DN: Hmmm, sebetulnya sih, kebetulan kalau aku jujur jarang nonton tv yah, gitu. Cuman kalau yang membahas aa profile tentang atlet Indonesia itu, aku baru pernah ngerjain ini, disini gitu. Maksudnya seinget aku sih emang belom pernah liat sih, gitu. Jadi menurut aku sih uniqueness nya cukup, jadi ancamannya ga terlalu ini yah. Haah ga terlalu fatal, gitu. Kalau misalnya mau, mau cari irisan program sama tv lain, atau dengan aa program yang sejenis di tv yang sama, kayaknya ngga ada sih.
P: Pernah ga sih ada atlet yang menolak untuk dijadikan sebagai narasumber? DN: Atlet yang menolak itu ada satu si Tan Joe Hok. Tan Joe Hok itu, dia menolak karena dia merasa bukan legenda gitu, jadi mungkin karena dia sudah tua juga, sebenernya aktifitas masih aktif yah, masih latihan badminton apa segala macem, cuman dia merasa lebih berhak yang lain gitu, dibandingkan dia sendiri. Entah dia malu, atau bagaimana, dia menolaknya “maaf mba saya ngerasa saya bukan legenda, gitu. Mungkin yang lain aja”.
P:
Jadi kekuatan dan kelemahannya ga terlalu ini lah yah..
DN: Hmm kekuatannya, sebenernya gini. Kelemahannya justru bisa jadi kekuatan sih, kelemahannya karena sebenarnya ini program yang sangat segmentit. Aaa dari berapa, jadi gini euphoria olahraga di Indonesia tuh kan sudah turun banget. Dari beberapa orang di Indonesia, yang tertarik sama olahraga sekarang berapa sih, gitu. Cuman, aa ini mereka itu kan atlet-atlet legendaris gitu, jadi hmm pada masanya orang yang maksudnya seumur mungkin umur sekitar 25 ke atas yah, pasti pada masanya pernah merasakan euphoria jamannya ricky/rexy mainaky, susi susanti, alan, dan segala macem, pasti tertarik gitu. Sebenernya aaa dibalik kesuksesan mereka apa yang terjadi sama mereka, perjuangan mereka seperti apa. Dan kalau remaja, juga pasti kan, remajaremaja yang sedang tertarik sama olahraga kan pasti pengen tahu kan, pendahulunya itu sebenarnya perjuangannya seperti apa, gitu.
P: Kalau strategi yang dipakai agar penonton tetap menonton dan tidak mengganti ke program lain? DN: Mm sebenarnya itu sih sama aja sama setiap program yah, kalau di Kita Bisa mungkin aa yah sama aja semua, visualnya harus menarik, eng ceritanya yang kita tampilkan bukan cerita standar. Jadi perjuangan ketika aa misalkan, kan satu atlit itu pertandingannya banyak, kita pilih pertandingan yang paling banyak yang diingat orang buat membangkitkan nostalgia mereka, kemudian aa, itu yang jelas biasanya yang banyak diingat orang kan pertandingan besar, dan misalnya perrtandingan besarnya itu banyak, kita cari yang dari mereka yang kita survey, banyak lika-likunya.
P: Jadi itu sebagai nilai kekuatan, nilai jualnya yah ka? DN: He eh karena kan maksudnya, atau kan misalkan footagenya yang tersedia lengkap yah gitu, karena misalnya footage yang tidak tersedia lengkap kan bosen yah, visualnya ituitu aja. Terus kalaupun misalnya eeh, footagenya ga lengkap tetapi ceritanya, footagenya sedikit, harus ada sih footage, harus tetep ada sedikit tapi ada dramanya jadi kan kita bisa rekronstruksi ulang kan. Aah ada rekronstruksi ulang itu, itu sebenarnya menarik, karena kan penonton Indonesia, mau ga mau tetep ada unsur dramatiknya yah menuju suatu perjuangannya itu kan, pasti ada unsur dramatiknya. Misalnya lo menang dengan cara yang lempeng aja, biasa, itu kan garing gitu, tapi ga mungkin sih sebenernya untuk pertandingan besar pasti ada perjalanannya gitu.
P: Selain karena programnya segmented, ada lagi ga sih kelemahan dari program ini? DN: Kelemahannya apa lagi yah, yah kadang kelemahannya adalah ketika kita dapetin footage itu aja sih, jadi mungkin gambar berulang yah, atau misalnya kita nampilin jadinya misalnya gambar sekarang tetapi kita menceritakan masa lalu gitu. Tapi itu jarang sih.
P: Program kita bisa ini punya dampak positif buat para penontonnya itu seperti apa? DN: Kalau menurut gue sih, aa dampak positifnya mungkin aa karena kan emang jarang yang biografi tentang atlet yang melegenda kan. Jadi sebenarnya mungkin orang dulu cuman liat Susi Susanti misalnya, atau orang cuman tahu Ricky dan Rexy gitu. Ricky Rexy menang di ini, orang cuman lihat sekilas. Bagi gue, masa kecilnya juga sempet nonton mereka, tapi ketika nonton atau bikin tayangan ini jadi tahu, oh ternyata dibalik itu mereka punya aah, segudang perjuangan dan biasanya semangat-semangat yang dikeluarin sama mereka itu, aah bahwa sebenernya badminton Indonesia atau misalnya dari Oka itu, kayak apa sih..olahraga selancar angin itu sebenernya, di zaman sekarang itu masih punya potensi buat berkembang gitu, karena ee di program kita bisa kan ditampilin juga atlit muda, atlit muda yang berprestasi kan, jadi sebenernya masih ada harapan bahwa Indonesia buat kedepannya. Jadi intinya, berbagi semangat biar tahu juga perjuangan mereka di zaman dulu, ga sekedar tinggal nama aja, terus juga
menampilkan anak muda, atlit muda yang masih punya potensi gede gitu, tinggal kesempatannya aja kaya gimana.
P: Kan programnya terdiri dari tiga segmen itu yah, setiap episode itu sama ga sih segmennya? DN: Ga, beda dong, itu beda kita ngehindarin template kan, maksudnya entah segmen satu dibuka dari masa sekarang, bisa jadi atau, segmen satunya dibuka dari masa kecilnya gitu, atau, yah pokoknya variatif yah kita bikin.
P: Soal jam tayang nih kak, kenapa sih dipilih pada hari Minggu pukul 10.00 WIB? DN: Pengambilan program jam 10 ini, emang udah ditentuin dari kantor, tapi yang jelas jam segini itu, anak muda udah pada bangun, terus mereka mungkin masih dirumah belum kemana-mana juga, family time sih itu sebenarnya, karena kan ngejarnya juga bukan yang muda, tapi orang-orang seumuran, mature juga kan yang punya sisi nostalgia sama si atlet. Nostalgianya sih yang dijual sama yang dewasa, kalau sama yang muda kan sisi semangatnya, gitu.
Informan No. 3 Peneliti: R. R. Dewi Sekartaji Subjek: Vinolla Artyaswastika, Editor
CATATAN
KODE
TRANSKRIP WAWANCARA
LAPANGAN P: Iya selamat siang ka Olla, ah bisa ceritakan mengenai program kita bisa itu apa? VA: Kalau menurut saya, program kita bisa itu, program yang bekerja sama dengan djarum foundation, yaitu tentang atlet-atlet jaman dulu yang mempunyai prestasi yang sangat baik, yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Jadi kita disini bisa ngelihat, bagaimana kehidupan dia sekarang setelah pensiun dari dunia olahraga.
P: Terus kak, kalo menurut kaka target audiensnya itu siapa yah? VA: Aaam.. kalo menurut saya, program ini targetnya lebih ke remaja yah..hmm soalnya kan program ini punya konsep untuk memberikan inspirasi bagi mereka.
P: Ok, terus apakah harus memiliki kriteria khusus untuk dapat menjadi editor
program Kita Bisa ini? VA: Hmmm, mungkin disini saya juga baru yah ngedit acara program Kita Bisa, kalau menurut saya sih nggak ada kriteria yang khusus untuk ngedit program ini, setiap editor itu punya taste cara mengedit yang berbeda-beda, jadi kalau misalkan, mungkin diedit oleh editor lain mungkin aaa alurnya atau taste gambarnya ehem taste gambarnya itu bisa diartikan berbeda gitu.
P: Oh gitu, okok. Terus keunggulan dari program kita bisa ini apa yah kak? VA: Kalau menurut saya yah, untuk mengingatkan kembali jasa-jasa para atlet yang dulu telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Jadi anak-anak sekarang itu harus tahu, bagaimana sih perjuangan atlet-atlet dulu yang berhasil mengharumkan nama Indonesia.
P: Apakah setiap episode segmennya sama kak? VA: Hmm biasanya sih tergantung atlet yang diangkat, misalkan kaya waktu tenis itu, siapa namanya, tenis, Angelique Widjaja, dia ceritain waktu dia menang awal-awal pertandingan sampai dia punya sekolah tenis, terus ada lagi yang saat pas catur, Utut, itu dia dari mendidik murid-muridnya di catur, pasti di setiap episode pasti beda segmennya, apa alur per segmen-segmennya.
P: Proses pascanya ee kak olla ngapain yah?
VA: Kalau pasca produksi, setelah naskah dibuat dari produser dikasih ke editor, ee saya baca naskahnya gimana, terus lihat preview gambarnya juga, cocok ga sesuai naskah, gitu. Setelah saya cari gambar, dan sesuai dengan naskah, lalu saya menentukan musiknya, mau music yang beat, ngebeat atau yang slow, atau
sesuai naskahnya
gimana lagi ceritanya sedih atau senang, atau gimana saya sesuain. Terus ehem, dari situ baru saya ngedit sesuai dengan alur, alur naskah yangt sudah dibuat.
P: Hal-hal apa saja yang biasanya harus diperhatikan dalam mengedit program ini? VA: Hal2 yang harus diperhatikan dalam mengedit program kita bisa. Setiap program kan punya konsep yang berbeda-beda, jadi di program kita bisa ini, kita punya konsep ada ilustrasi kayak kilas balik tentang atlit pada saat dia masa kecil, jadi kita ikutin alurnya, dia gimana ada ilustrasi waktu dia kecil dengan pemeran pengganti. Terus disitu ada gimmick sedihnya, saat dia aa kalah pada pertandingan dan juga ada juga gimmickgimmick saat dia menang, jadi harus continuity gambarnya.
P: Di dalam proses editing kan harus melewati tiga tahap yah kak, mulai dari editing offline, editing online, hingga ke mixing, bisa dijelaskan ketiga tahapan tersebut dalam proses mengedit program Kita Bisa? VA: Untuk tahap editing, pertama biasanya saya mengerjakan setelah di capture lock and transfer, aa terus liat dari naskah gambar apa yang digunain untuk naskahnya itu, pertama potong dubbing sesuai naskah, terus merough cut gambar-gambar yang
diperlukan, misalkan ada SOTnya atau sequence gambar ilustrasi, pertama untuk itu, untuk offline editing yah disesuaikan dengan naskah..
P: Kalau offline editing itu yang ngerjain itu editor atau produser atau reporter kak? VA: Ya itu, untuk tahap editor ya ada tahap offline editing yah editor yang ngerjain gitu kan, untuk mencocokan naskah apa eh dubbingan dengan gambar.
P: Kalau rough cutnya sendiri? VA: Ya rough cutnya sendiri seharusnya yang mengerjakan reporter, tapi disini editor juga mm melakukan lagi supaya lebih ringkas dalam mengedit nanti pemilihan gambarnya, nanti kan banyak gambar yang sudah dipilih oleh reporter, tetapi editor juga menyaring lagi gambar yang harus digunakan. Setelah itu baru kita melakukan editing online, kita sambungkan gambar-gambar yang udah ada sesuai dengan sequencenya, sesuai dengan cerita, dimana kita aa dalam editing. Aa terus kita juga mencatat time code, misalkan sot ada yang sudah dipilih ada yang belum, di naskahnya kita pilih, sampai semuanya sesuai naskah, baru kita mixing, kita kasih musik, kita sesuaikan dengan range audio yang sudah menjadi SOP di Kompas TV. Sesudah selesai aa mixing, baru kita export.
P: Okey, terus apa aja sih kendala saat melakukan proses editing ini? VA: Untuk kendalanya biasanya kadang-kadang ada revisi dari, eh revisi naskah dari
produsernya sendiri. Misalkan ada yang kurang atau ada yang mau ditambahin. Terus ada over durasi juga, jadi kita harus motong durasi, misalkan kelebihan atau kekurangan. Selain itu aaa harus melakukan synchronizing, misalkan antara gambar dan audio, jadi kita melakukan multicam, jadi harus disamain dulu antara gambar dan suaranya. Selain itu kadang-kadang ada stock gambar atau footage yang kurang untuk mengisi naskah, jadi kita harus, editor harus nunggu ada gambar yang kurang jadi naskahnya dikosongin dulu gambar, yang ga ada gambarnya gitu. Terus hmm, kadangkadang setiap aa shooting itu kan ada kendala, misalkan pas ada lighting ada gelap, atau terang gitu, jadi editor harus menyesuaikan gambar, menyelaraskan warnanya agar sama, agar ga terlalu gelap atau terlalu terang, jadi kita melakukan namanya itu color correction. Setelah itu, aa untuk audionya juga audio kadang-kadang ada atmonya yang terlalu besar atau tidak terlalu jelas, jadi editor aa harus benerin audionya supaya sesuai dengan standar di, yang udah ada. Untuk editing kita gunain soundtrack pro gitu. Nah yang satu ini, misalkan kita kan bekerja sama dengan klien dari djarum foundation, terkadang klien itu ingin aa, ingin apa namanya programnya ingin tayang, misalkan episode susi susanti atau alan budikusuma tapi yang telah dijadwalin susi susanti tetapi klien pengen jadwalnya alan dulu. Nah misalkan perubahan jadwal tayang itu bisa menghambat editing juga, jadi editing, jadwal editingnya harus dicepetin atau dilambatin, gitu. Kadang-kadang jadi kurang maksimal ngeditnya, jadi kadang-kadang telalu cepat, atau kurang waktunya, gitu. Dan banyak juga revisi dari klien, yang misalkan dia tidak sesuai, atau gambar atau naskah, atau musiknya, gitu. Udah sih itu
aja.
P: Aplikasi yang biasanya dipakai dalam mengedit dengan menggunaka final cut apa saja? VA: Aplikasi yang dipakai saat editing di final cut, pertama untuk video transisinya dissolve, untuk hmm supaya dari perpindahan gambar yang satu ke gambar yang lain menjadi lebih smooth, terus ada video filternya untuk color correction untuk penyamaan warna dengan gambar-gambar berikutnya, semua, amm misalkan ada yang terlalu over hmm apa warnanya saturasinya kita rubah, sama image control untuk memberi efek warna. Misalkan kita ingin pakai efek zaman dulu, jadi kita agak lebih ke brown atau coklat gitu, atau abu-abu. Terus untuk efek audio, misalkan ada audio yang amm suaranya kurang bagus atau terlalu kecil, kita pakai tri band equalizer dan gain untuk membesarkan suaranya.
P: Oh gitu yah, terus sejauh mana yah editor bertanggung jawab kalau misalkan terjadi kesalahan pada program ini? VA : Menurut saya, kalau editor itu sebisa mungkin punya tanggung jawab akan program yang dia edit. Sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan karena, editor itu bisa disebut juga sebagai produser kedua, jadi dia bertanggung jawab dengan apa yan dia
edit, gitu.
LAMPIRAN 2 AXIAL CODING
GAMBARAN UMUM
DM
DN
VA
PROGRAM “KITA BISA” Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas saya sebagai produser, Kreatif bertugas untuk meramu Menurut saya, kalau editor itu yaah ee memastikan tayangan cerita dari narasumber sehingga sebisa 13 episode tayang dengan baik tersaji secara menarik di mata tanggung
mungkin jawab
punya akan
dan diterima penonton dengan penonton. Lalu harus mampu program yang dia edit. Sebisa baik
dan
juga
memberikan menemukan
inspirasi bagi penonton.
drama,
benang
gimmick,
merah, mungkin jangan melakukan kemudian kesalahan karena, editor itu
menyusun cerita, dan kemudian bisa disebut juga sebagai merancang
opening.
Disini produser
kedua,
jadi
dia
kreatif juga merangkap sebagai bertanggung jawab dengan reporter
mulai
menghubungi
dari apa yan dia edit, gitu.
narasumber,
memastikan
schedule,
menyusun rundown, eksekusi, penulisan
naskah
hingga
pengawasan postpro. Konsep Program “Kita Bisa”
Aah, program kita bisa adalah Kita bisa itu program yang Kalau menurut saya, program program
news
kompas
tv,
menceritakan
magazine membahas tentang atlit. Jadi kita bisa itu, program yang aa
tentang
yang atlit legendaris, kebanyakan sih bekerja sama dengan djarum profil atlit
legendaris
yahm
jadi foundation,
yaitu
tentang
para atlit-atlit aa atlit, atlit prestasinya udah mendunialah. atlet-atlet jaman dulu yang jaman dulu yang legendaris, Nah tujuannya kenapa diambil mempunyai yang kisah hidupnya aa sangat- program atlit legendaries itu, sangat sangat
menginspirasi
perjuangan
hidupnya
dan untuk,
istilahnya
baik,
yang yang
berbagi mengharumkan
nama
bisa semangat gitu, untuk remaja Indonesia di mata dunia. Jadi
dicontoh oleh anak-anak muda yang sekarang. Jadi intinya kita sesuai yang menjadi target olahraga penontonnya.
prestasi
Indonesia
itu
disini
kan bagaimana
bisa
ngelihat,
kehidupan
dia
pernah mengalami masa jaya sekarang setelah pensiun dari
gitu, jadi untuk mengulang dunia olahraga. masa kejayaannya itu kan aaa kita
butuh
semacam
dokumenterlah,
aa semi
documenter yah, programnya semi
documenter
yang
dibungkus dengan aa kemasan semi varite, itu untuk ee intinya berbagi
semangat
dan
menceritakan perjuangan atlet itu menuju kemenangan. Target Audiens
Yes, tergetnya anak muda usia Target audiensnya itu sendiri Aaam.. kalo menurut saya, aa remaja dari bisa ditonton dari sih lebih ke remaja yah, hmm program ini targetnya lebih ke umur smp, awal SMP sampai tapi
orang
dewasa
juga remaja yah
tua lah, sampai siapapunlah termasuk dalam kategori ini, gitu.
kan yaah di usia 25 tahun ke atas pasti pernah merasakan euphoria olahraga dimasa itu
Kendala
Hambatan
utamanya
narasumber
yah,
jadwal Eee..sebenarnya
hambatannya Untuk kendalanya biasanya
jadwal itu, berasal dari narasumber kadang-kadang
ada
revisi
narasumber.Jadwal narasumber, yah, ketersediaan waktu, karena dari, eh revisi naskah dari
karena aa umumnya narasumber kan mereka kan juga punya produsernya yang kita liput selama
13 kesibukan sendiri dan kita juga Misalkan ada yang kurang
episode ini, adalah atlit-atlit, punya jadwal namanya kejar atau mantan-mantan
sendiri.
ada
yang
mau
yang tayang, Biasanya hambatannya ditambahin. Terus ada over
atlit
sukses berbisnis ataupun sukses disitu. Pernah ada beberapa durasi juga, jadi kita harus bekerja.
Mereka
punya narsum yang menolak untuk motong
durasi,
misalkan
kesibukan yang sangat-sangat kita liput, gitu, karena mungkin kelebihan atau kekurangan. luar biasa, sehingga aa untuk aa
yah
mereka
malu
atau Selain
itu
pengaturan jadwalnya sangat- gimana gitu, yah hambatannya melakukan sangat
susah
itu
hambatannya, itu aja.
aja
sih disitu.
Terus
yah
aaa
harus
synchronizing,
itulah misalkan antara gambar dan
ketersediaan waktu, kadang kita audio, jadi kita melakukan sebenarnya mungkin idealnya multicam, jadi harus disamain itu 3 sampai 4 hari, cuman dulu
antara
gambar
dan
mereka menyediakan 2 hari. suaranya. Selain itu kadangJadi
disitulah
kita
ngakalin kadang ada stock gambar atau
bagaimana caranya, apa yang footage yang kurang untuk kita maksud itu tetep nyampe mengisi naskah, jadi kita gitu.
harus, editor harus nunggu ada gambar yang kurang jadi naskahnya dikosongin dulu gambar,
yang
ga
ada
gambarnya gitu. Terus hmm, kadang-kadang
setiap
aa
shooting itu kan ada kendala, misalkan pas ada lighting ada gelap, atau terang gitu, jadi editor harus menyesuaikan gambar,
menyelaraskan
warnanya agar sama, agar ga terlalu
gelap
atau
terlalu
terang, jadi kita melakukan namanya itu color correction. Setelah itu, aa untuk audionya juga
audio
kadang-kadang
ada atmonya yang terlalu besar atau tidak terlalu jelas, jadi editor aa harus benerin audionya
supaya
sesuai
dengan standar di, yang udah ada. untuk editing kita gunain soundtrack pro gitu. Nah yang satu ini, misalkan kita
kan bekerja sama dengan klien dari djarum foundation, terkadang klien itu ingin aa, ingin
apa
programnya
namanya ingin
tayang,
misalkan episode susi susanti atau alan budikusuma tapi yang telah dijadwalin susi susanti tetapi klien pengen jadwalnya alan dulu. Nah misalkan perubahan jadwal tayang itu bisa menghambat editing juga, jadi editing, jadwal
editingnya
dicepetin gitu.
atau
harus
dilambatin,
Kadang-kadang
jadi
kurang maksimal ngeditnya, jadi
kadang-kadang
telalu
cepat, atau kurang waktunya, gitu. Dan banyak juga revisi dari klien, yang misalkan dia
tidak sesuai, atau gambar atau naskah, atau musiknya, gitu. Udah sih itu aja. Proses Pra Produksi
Aa di pra produksinya kita kan Jadi
kita
pertama
adalah
aa riset, pertamanya karena, menghubungi narasumber itu karena ini disponsori Djarum kan,
tentang
ketersediaan
Foundation jadi kita, nama- mereka secara, yah mereka mau nama
narasumber
ditentukan Foundation,
oleh
sudah atau ngga, sama ketersediaan Djarum waktu,
kita tidak,
gitu.
Kemudian
di
kita telpon, kita juga menjelaskan
hanya mengumpulkan beberapa konsep secara singkat aja dulu, nama, nanti akan disaring lagi gitu. Kemudian setelah itu kita oleh Djarum Foundation, dan bikin janji untuk pre interview. ketika nama-nama itu sudah pre interview, kenapa harus ada akan pre interview karena, aa oh yah
ditentukan,
baru
kita
melakukan
aa
pendekatan. sebelum iya bikin janji untuk
Pendekatan
itu,
proses
pra pre interview, aaa sebelum pre
produksi yaitu riset aa karena interview itu kan kita riset. Kompas TV punya kekuatan Cuman riset internet itu kan aa data base yang bagus dari tahun tidak, mungkin kita bisa dapat ’65 dia punya artikel kompas, data secara lengkap, tapi untuk
kita sangat terbantu disitu untuk secara emosional, secara aa apa kebutuhan
kebutuhan yang mereka alami dari dalam
data,
informasi. Lalu yang kedua, kita diri mereka sendiri itu kan kita akan
melakukan
pre ga
aa
bisa
dapetin
kan
dari
interview. Pre interview adalah internet, maka itu kita adain pre wawancara ngobrol
dengan
ganggu)
ngobrol- interview. Nah pas ketika pre
atau
atau lah sama mereka, aa mas saya
wawancara
dengan, baca di internet ini momennya
ngobrol-ngobrol dengan
yang interview itu, aa kita ngobrol
(ada
narasumbernya
lah, seperti ini, seperti ini, nanti
untuk, untuk menanyakan disisi disitu akan ada aaa istilahnya mana
aa
apa
untuk penjelasan dari mereka kan.
yang,
menanyakan drama apa sih Atau
misalnya
yang dia, yang paling hebat jatohnya dalam menjalani
hidupnya
masa-masa
sebenarnya
yang
selama mereka rasain itu pas kapan.
karirnya,
karena Terus perjuangannya tersulit itu
banyak, banyak hal yang tidak apa, gitu. Terus kemenangan diceritakan
di
artikel.
Jadi yang
paling
berkesan
buat
harus, kita melakukan harus, mereka itu setiap atlet itu pasti setelah pre produksi
berbeda-beda.
Nah
disitulah
pentingnya pre interview, untuk
kemudian kita rancang jadi segmentasi. Proses Produksi
Ee
kita
dalam
proses Proses liputan, proses liputan,
produksinya sendiri tentu yah wawancara, shooting, biasanya hari pertama, momen
apa
menentukan aja
yang
di
mm aa akan mengambil stock rekronstruksi ulang, aa setelah gambar
dari
artikel
yang itu, sebelumnya kan kita udah
tersimpan di Gedung Kompas, bikin draft naskah, setelah itu yang ee kemudian dilanjutkan rapihin naskah untuk
liputan,
aa
liputan
narasumber yah. Proses Pasca Produksi
Pasca produksinya ya setelah, Ketika pos pro yah dilakukan Kalau pasca produksi, setelah setelah
habis
shooting proses editing dan ketika ada naskah dibuat dari produser
dilakukan rough cut. Rough cut over durasi itu kan kita bisa dikasih ke editor, ee saya itu adalah pemilihan-pemilihan bareng-bareng gitu, sama editor. baca naskahnya gimana, terus wawancara untuk dimasukkan Setelah semua selse, kita kirim lihat ke
naskah,
selesai,
di
setelah dubbing,
preview
gambarnya
naskah ke Djarum untuk dilakukan juga, cocok ga sesuai naskah, setelah revisi, kalau ga ada yang harus gitu.
Setelah
saya
cari
dubbing baru dilakukan editing. dirubah, aa dapat ditayang pada gambar, dan sesuai dengan Setelah editing selesai, setelah minggu ini.
naskah, lalu saya menentukan
editing selesai, editing selesai
musiknya, mau music yang
biasanya satu minggu sebelum
beat..ngebeat atau yang slow,
aa hari penyangan, jadi dvd aa
atau
hasil tayangnya itu akan kita
gimana lagi ceritanya sedih
kirim ke djarum foundation
atau senang, atau gimana saya
untuk di preview, setelah di
sesuain. Terus ehem, dari situ
preview
baru
kesalahan,
jika
tidak
ada
aa
langsung
di,
dengan
langsung tayang.
sesuai
saya alur,
naskahnya
ngedit
sesuai
alur
naskah
yangt sudah dibuat.
LAMPIRAN 3 SELECTIVE CODING
QUOTE INFORMATION
STORYLINE
“Kerja sama dengan klien aaa program ini disponsori oleh Program ini merupakan suatu kerja sama antara Kompas TV djarum foundation.Aa djarum foundation adalah sebuah dengan Djarum Foundation. perusahaan, perusahaan founding, perusahaan eh apa sebuah yayasan yang sangat konsen dengan seni dan olahraga, dari sebuah perusahaan djarum. Jadi djarum foundation aa
mengikat aa mengikat apa yah, mengikat kontrak yah mungkin disebutnya. Mengikat kontrak, atau membuat sebuah kerja sama dengan kompas untuk membuat sebuah tayangan aa tentang olahraga.”
“Kalau menurut saya, program kita bisa itu, program yang bekerja sama dengan djarum foundation “Kita bisa itu program yang membahas tentang atlit. Jadi atlit Program ini merupakan program semi dokumenter, program legendaris, kebanyakan sih atlit legendaris yah jadi prestasinya dikemas melalui gabungan antara fakta dan fiksi. Umumnya udah mendunialah. Programnya semi documenter yang diinterpretasikan dibungkus dengan aa kemasan semi varite
secara
imajinatif,
bertujuan
untuk
menambahkan kesan cerita agar dapat terlihat menarik. Dalam hal ini, program “Kita Bisa” memberikan berbagai macam ilustrasi yang memperkaya tayangan ini.
“untuk ee intinya berbagi semangat dan menceritakan Program yang memberikan inspirasi dan membangkitkan perjuangan atlet itu menuju kemenangan.Target audiensnya itu semangat juang dalam bidang olahraga ini, ditargetkan khusus sendiri sih lebih ke remaja yah, hmm tapi orang dewasa juga kepada remaja-remaja, namun orang dewasa juga dapat termasuk dalam kategori ini, kan yaah di usia 25 tahun ke atas menikmati program ini, karena memberikan kenangan atau pasti pernah merasakan euphoria olahraga dimasa itu.”
euphoria olahraga pada masa-masanya dulu.
“Ga, beda dong, itu beda kita ngehindarin template kan, Pada setiap episode, segmen yang ditampilkan berbeda-beda maksudnya entah segmen satu dibuka dari masa sekarang, bisa tergantung profil atlet yang akan diceritakan pada episodenya.
jadi atau, segmen satunya dibuka dari masa kecilnya gitu, atau, yah pokoknya variatif yah kita bikin.”
“Hmm biasanya sih tergantung atlet yang diangkat, misalkan kaya waktu tenis itu, siapa namanya, tenis, Angelique Widjaja, dia ceritain waktu dia menang awal-awal pertandingan sampai dia punya sekolah tenis, terus ada lagi yang saat pas catur, Utut, itu dia dari mendidik murid-muridnya di catur, pasti di setiap episode pasti beda segmennya, apa alur per segmensegmennya.” “Segmentasi secara umum sih biasanya akan dibahas mengenai secara keseluruhan akan dibahas mengenai sekilas cerita masa aahm sekilas cerita masa lalu, perjalanan merebut gelar juara lalu sang atlet, membahas mengenai perjalanannya merebut di pertandingan bergengsi, apa kegiatan sekarang, terkadang gelar juara, biasanya juga menampilkan profil atlet muda yang ada profil talent atlit muda yg ingin meneruskan kesuksesan kemudian akan dimasukkan menjadi chit-chat atau obrolan sang atlit, rekonstruksi kejadian berkesan di masa lalu.”
dengan atlet legendaris, dan akan membahas mengenai kehidupan atlet setelah mereka pensiun dari dunia olahraga.
“Jadi sebelum ada liputan itu biasanya ngumpul dulu, reporter, Tahap ini dimulai ketika tim program “Kita Bisa” mengadakan campers sama produser, jadi usulannya apa. Dari reporter perundingan bersama produser, reporter, kreatif dan juga camera yang lain juga biasanya ada usulan, nih misalnya ceritanya person yang biasanya dilakukan di meja produser dan ditempat seperti ini nih dari risetan gitu, kita mau buka ceritanya dari lain mengenai ide cerita yang akan dibuat dan biasanya tidak mana gitu, cuman memang ketika waktunya mepet aa itu, bersifat formal, berupa obrolan-obrolan.
rapatnya itu ga formal gitu, jadi cuman sambil ngobrol sekilas, pokoknya intinya si reporter sudah bertanggung jawab sama cerita yang mau dibikin gitu.” “Nama-nama narasumber sudah ditentukan oleh Djarum Karena program ini bekerja sama dengan Djarum Foundation, Foundation, kita hanya mengumpulkan beberapa nama, nanti maka nama-nama tersebut akan diserahkan terlebih dulu ke klien akan disaring lagi oleh Djarum Foundation, dan ketika nama- yang tujuannya untuk mendapatkan persetujuannya dalam nama itu sudah ditentukan, baru kita akan melakukan meliput sang narasumber tersebut. pendekatan.”
“Yang jelas kalau narasumber kan memang sudah ditentukan dari klien dari Djarumnya.” “Cara memilih narasumber kan sebenernya gampang, jadi ini Namun tim program “Kita Bisa” juga turut memilih sebagian kan programnya legenda yah, aa artis yang melegenda eh atlit nama atlet yang akan dijadikan sebagai narasumber. Kriteria yang melegenda, jadi aa kita cari aja atlit yang prestasinya yang biasanya dipilih sebagai narasumber ialah, atlet-atlet yang sudah mendunia gitu, minimal sea games gitu kan. Dan dia memiliki gelar legenda udah malang melintang, jadi untuk aa, dia bukan atlit muda sih sebenernya, jadi atlit yang memang sudah bolak-balik mengharumkan nama Indonesia, waktu itu yang kita pilih sendiri itu Oka Sulaksana, kemudian yang mm diajukan lagi waktu itu Richard Sanbera.” “Kreatif bertugas meramu cerita yah, dari narasumber Kreatif juga memiliki peran andil dalam menentukan ide cerita
sehingga tersaji menarik di mata penonton. Menemukan benang pada episodenya untuk kemudian disalurkan ke dalam naskah merah, lalu menyusun cerita, drama, gimmick, dan opening.”
awal
“Yah ada dua tim, dua tim itu terbagi dari, satu produser, dua Karena dalam program ini jumlah crewnya hanya terdiri dari reporter, satu camera man. Nah aa kita biasanya membagi satu Produser, dua reporter yang satu juga menjabat sebagai untuk memenuhi target, kita membagi dua, jadi reporter kreatif, satu camera person, dan satu editor. Maka Produser biasanya jalan sendiri gitu, jadi ketika, ketika reporter dan akan membagi timnya menjadi dua, yang dimana masingcamera man sedang produksi dalam minggu yang, dalam masing dari tim tersebut telah dibagikan tugasnya oleh produser minggu yang sama, aaa reporter tim kedua itu melakukan riset”
untuk melakukan perencanaan kegiatan pra produksi.
“iya kita terlebih dulu melakukan riset melalui internet yah”
Setelah tim terbagi menjadi dua, tim satunya akan melakukan riset mengenai narasumber yang akan diliput, melalui pencarian lewat internet dan data base Kompas Gramedia.
“riset aa karena Kompas TV punya kekuatan data base yang Kompas Gramedia memiliki penyimpanan mengenai data base bagus dari tahun ’65 dia punya artikel kompas, kita sangat artikel secara lengkap mulai dari tahun 1965 hingga kini. Hal ini terbantu disitu untuk kebutuhan data, kebutuhan informasi.”
menjadi sebuah keuntungan yang besar bagi program “Kita Bisa” dalam mencari footage berupa foto mereka dan informasi mengenai kemenangan serta kekalahan yang pernah dilalui oleh para atlet.
“Riset internet itu kan tidak mungkin kita bisa dapat data Karena program ini bukan hanya sekedar mengupas mengenai secara lengkap, tapi untuk secara emosional, secara apa yang biografi para atletnya saja, namun juga mengupas sisi dari mereka alami dari dalam diri mereka sendiri itu kan kita ga pengalaman para atlet ini ketika mereka memulai karirnya bisa dapetin kan dari internet, maka itu kita adain pre hingga perjuangannya menuju puncak teratas dan sampai
kehidupan karir mereka setelah pensiun. Maka diperlukan proses
interview.”
pre interview dengan narasumber untuk mendapatkan cerita “Kita akan melakukan pre interview. Pre interview adalah yang lebih mendalam dan juga emosional. wawancara atau ngobrol-ngobrol dengan narasumbernya lah, untuk menanyakan drama apa sih yang paling hebat dalam hidupnya selama menjalani karirnya, karena banyak hal yang tidak diceritakan di artikel.” “Hambatan
utamanya
jadwal
narasumber
yah.Jadwal Kendala terbesar yang sering dihadapi oleh tim “Kita Bisa”
narasumber, karena umumnya narasumber yang kita liput adalah susahnya menghubungi narasumber, dikarenakan jadwal selama 13 episode ini, adalah atlet-atlet, mantan-mantan atlet yang tidak cocok. yang sukses berbisnis ataupun sukses bekerja. Mereka punya kesibukan yang sangat-sangat luar biasa, sehingga aa untuk pengaturan jadwalnya sangat-sangat susah.”
“sebenarnya hambatannya itu, berasal dari narasumber yah, ketersediaan waktu, karena kan mereka kan juga punya kesibukan sendiri dan kita juga punya jadwal namanya kejar tayang, Biasanya hambatannya disitu.” “ee kita dalam proses produksi tentu yah shooting, biasanya Proses produksi program “Kita Bisa” akan dilaksanakan di hari pertama, mm aa akan mengambil stock gambar dari artikel beberapa tempat secara outdoor yaitu dilapangan tennis, pantai, yang tersimpan di Gedung Kompas, yang ee kemudian dan indoor, seperti di dalam gedung gelanggang olahraga, dan di
dilanjutkan untuk liputan, aa liputan narasumber gitu”
gedung Kompas untuk meliput beberapa artikel. Selama kerja praktek, biasanya proses ini berlangsung selama tiga hingga
“yah proses liputan, proses liputan mengenai artikel dari empat hari tergantung jadwal ketersediaan yang diberikan oleh Kompas yah, aa kemudian melakukan wawancara, menentukan narasumber itu sendiri. Sebelum melaksanakan kegiatan momen apa aja yang di rekronstruksi ulang”
shooting dengan narsumber, biasanya tim yang telah terbagi ini akan meliput beberapa artikel Kompas terlebih dulu yang sebelumnya telah diriset.
“Terus yah itulah ketersediaan waktu, kadang kita sebenarnya Hambatan yang biasanya dijumpai pada tahapan produksi ini mungkin idealnya itu 3 sampai 4 hari, cuman mereka adalah, ketersediaan waktu yang minim yang diberikan oleh menyediakan 2 hari. Jadi disitulah kita ngakalin bagaimana narasumber untuk diliput. Biasanya proses produksi ini caranya, apa yang kita maksud itu tetep nyampe gitu.”
berlangsung selama tiga hingga empat hari, namun karena keterbatasan waktu, tim hanya diberikan kesempatan untuk melakukan shooting selama dua hari
“Pernah ada beberapa narsum yang membatalkan janjinya Kendala lain yang biasanya dihadapi pada waktu proses untuk kita liput, gitu, karena mungkin aa yah mereka bentrok produksi berlangsung yakni pembatalan janji secara tiba-tiba dengan jadwal kerja mereka atau gimana gitu”
oleh atlet yang menjadi narasumber di dalam program ini, karena biasanya berupa beberpa alasan tertentu atau bentrok dengan jadwal kerjanya.
“Untuk tahap editing, pertama biasanya saya mengerjakan Teknik editing yang digunakan adalah dengan menggunakan setelah di capture lock and transfer, aa terus liat dari naskah editing digital, yaitu memproses penyuntingan gambar dengan gambar apa yang digunain untuk naskahnya itu, pertama menggunakan komputer. Software yang digunakan adalah final
potong dubbing sesuai naskah”
cut pro. Beradasarkan Fred Wibowo proses editing akan melalui dua tahap, yakni editing offline dan editing online. Dalam proses editing offline, reporter akan mentransfer semua hasil rekamannya ke dalam hard disk (capture) komputer yang kemudian diserahkan kepada editor yang akan mencocokkan gambar sesuai dengan naskah
“setelah habis shooting, dilakukan rough cut. Rough cut itu Kemudian akan dilakukan rough cut gambar-gambar yang adalah pemilihan-pemilihan wawancara untuk dimasukkan ke dipilih oleh produser, kreatif ataupun reporter itu sendiri, dan naskah”
juga editor.
“terus merough cut gambar-gambar yang diperlukan, misalkan ada SOTnya atau sequence gambar ilustrasi, pertama untuk itu, untuk offline editing yah disesuaikan dengan naskah. Ya rough cutnya sendiri seharusnya yang mengerjakan reporter, tapi disini editor juga mm melakukan lagi supaya lebih ringkas dalam mengedit nanti pemilihan gambarnya, nanti kan banyak gambar yang sudah dipilih oleh reporter, tetapi editor juga menyaring lagi gambar yang harus digunakan” “Kalau pasca produksi, setelah naskah dibuat dari produser Tahapan berikutnya merupakan proses editing online yang akan dikasih ke editor, ee saya baca naskahnya gimana, terus lihat dikerjakan oleh editor. Pada tahapan ini, proses yang akan preview gambarnya juga, cocok ga sesuai naskah, gitu. Kita dikerjakan oleh editor adalah menyambungkan gambar-gambar
sambungkan gambar-gambar yang udah ada sesuai dengan sesuai dengan sequence cerita pada naskah, yang sebelumnya sequencenya, sesuai dengan cerita, dimana kita aa dalam telah dipilih sebelumnya pada tahapan editing offline. editing. Aa terus kita juga mencatat time code, misalkan SOT ada yang sudah dipilih ada yang belum, di naskahnya kita pilih, sampai semuanya sesuai naskah.” “Setelah saya cari gambar, dan sesuai dengan naskah, lalu Proses tahap berikutnya adalah melakukan mixing gambar saya
dengan ilustrasi musik, dan sound bite sesuai dengan rundown
menentukan musiknya, mau musik yang beat..ngebeat atau yang naskah. slow, atau sesuai naskahnya gimana lagi ceritanya sedih atau senang, atau gimana saya sesuain. Terus ehem, dari situ baru saya ngedit sesuai dengan alur, alur naskah yangt sudah dibuat. Setelah selesai aa mixing, baru kita export.” “Untuk kendalanya biasanya kadang-kadang ada revisi dari, eh Adapun kendala-kendala yang sering dihadapi oleh editor dalam revisi naskah dari produsernya sendiri. Misalkan ada yang melakukan penyuntingan gambar selama 13 episode ini. kurang atau ada yang mau ditambahin.”
Produser biasanya melakukan revisi untuk episode yang akan ditayang biasanya berupa over durasi, sebelum pada akhirnya dikirim ke klien untuk dilakukan revisi
“Selain itu kadang-kadang ada stock gambar atau footage yang Kurang atau minimnya stock gambar atau footage untuk mengisi kurang untuk mengisi naskah, jadi kita harus, editor harus naskah yang telah dibuat sebelumnya. Yang mengakibatkan nunggu ada gambar yang kurang jadi naskahnya dikosongin editor harus menunggu atau mencari sendiri dari internet. dulu gambar, yang ga ada gambarnya gitu.”
“Program ini lemah dalam mengisi footage. Sehingga aaa, solusinya kami mengandalkan kelengkapan data Harian Kompas untuk mengisi kekosongan gambar.” “Terus hmm, kadang-kadang setiap aa shooting itu kan ada Proses shooting yang biasanya dilakukan secara outdoor kendala, misalkan pas ada lighting ada gelap, atau terang gitu, terkadang mengalami kendala, karena perubahan cuaca yang jadi editor harus menyesuaikan gambar, menyelaraskan secara mendadak menjadi mendung atau cerah mengakibatkan warnanya agar sama, agar ga terlalu gelap atau terlalu terang, perbedaan warna yang terekam selama proses ini berlangsung. jadi kita melakukan namanya itu color correction.”
Bahkan proses shooting yang berlangsung secara indoor juga mengalami masalah karena lighting yang kurang, sehingga mengakibatkan gambar yang terlihat menjadi gelap atau terlalu terang.
“Untuk audionya juga audio kadang-kadang ada atmonya yang Masalah pada audio juga sering terjadi, biasanya banyak noise terlalu besar atau tidak terlalu jelas, jadi editor aa harus ataupun volume suara yang terlalu besar, suara yang terekam benerin audionya supaya sesuai dengan standar di, yang udah kurang jelas atau bahkan sampai tidak terdengar. Maka dari itu ada. Selain dari masalah tersebut, aa terkadang ada audio yang biasanya editor akan berunding dengan produser atau kreatif tidak terekam dengan jelas aa bahkan, bahkan tidak terdengar untuk dapat menyiasati kekurangan tersebut. sehingga saya sebagai editor aa akan berunding dengan produser untuk dapat menyiasatinya.” “Nah yang satu ini, misalkan kita kan bekerja sama dengan Karena ini merupakan program yang bekerja sama dengan klien, klien dari djarum foundation, terkadang klien itu ingin aa, ingin jadi prosedur yang diberikan oleh klien harus diterapkan oleh
apa namanya programnya ingin tayang, misalkan episode susi editor. Terkadang klien mengubah jadwal tayang episode si susanti atau alan budikusuma tapi yang telah dijadwalin susi narasumber A dengan narsumber B secara tiba-tiba yang susanti tetapi klien pengen jadwalnya alan dulu. Nah misalkan mengakibatkan terhambatnya proses editing perubahan jadwal tayang itu bisa menghambat editing juga, jadi editing, jadwal editingnya harus dicepetin atau dilambatin, gitu.Kadang-kadang jadi kurang maksimal ngeditnya, jadi kadang-kadang telalu cepat, atau kurang waktunya, gitu.” “Yang jelas kalau setelah editing udah selesai, kan dikirim ke Seringnya revisi yang dilakukan oleh klien mengakibatkan klien. Kalau djarum ada revisi, aa biasanya aa di revisi lagi proses editing menghabiskan waktu lebih lama. Banyaknya memang sama editornya gitu, cuman kita ngakalin aaa revisi ini dikhawatirkan oleh kreatif, karena cerita yang ingin maksudnya jangan sampai revisi itu merusak maksud yang kita disampaikan ditakutkan tidak bisa tersampaikan secara utuh sampein sih, gitu aja.”
kepada penontonnya.
“Dan banyak juga revisi dari klien, yang misalkan dia tidak sesuai, atau gambar atau naskah, atau musiknya, gitu.”
“Yah ga ada.” “Kekuatannya program ini tidak sekedar biografi, program ini Kekuatan (strengths) yang terdapat dalam program “Kita Bisa”, aa menam, punya sisi, sisi, sisi, sisi bercerita yang berbeda, ialah isi atau konten yang masih jarang ditemui oleh stasiun punya cara, cara bercerita yang berbeda. Kalau di program televisi lain. Program ini bukan hanya sekedar menyuguhkan biografi biasanya, hanya menceritakan profil si tokoh, dengan biografi mengenai para atletnya saja, namun program ini juga
prestasi-prestasi yang sudah dicapai, tapi disini aaa ada satu, memberikan
kesan
dramatis
kepada
pemirsanya
yang
satu sifat, satu cerita yang sangat dikuatkan, sangat ditekankan menyajikan mengenai kisah perjuangan serta pengorbanan para disana.”
atlet yang pernah dilaluinya untuk mendapatkan gelar juara dari berbagai pertandingan ajang dunia.
“Kelemahannya adalah ketika kita dapetin footage itu aja sih, Kelemahan (Weakness) dari program ini adalah terkadang jadi mungkin gambar berulang yah, atau misalnya kita nampilin kurangnya footage para atlet sehingga gambar yang ditampilkan jadinya misalnya gambar sekarang tetapi kita menceritakan akan berulang-ulang, atau bahkan karena minim footage, gambar masa lalu gitu.”
yang sekarang menceritakan tentang masa lalu mereka.
“Inovasi lebih dari teknik pengambilan gambar, opening yg Peluang (Opprtunities) yang dimiliki oleh program “Kita Bisa” lebih berkesan movie.”
adalah inovasi yang diberikan itu lebih kepada pengambilan teknik gambar dan pembuatan opening secara cinematografi atau berkesan seperti “movie”.
“Pengambilan program jam 10 ini, emang udah ditentuin dari Selain itu program “Kita Bisa” ini ditempatkan pada jam tayang kantor, tapi yang jelas jam segini itu, anak muda udah pada yang disebut sebagai Day Time yang ditayangkan pada hari bangun, terus mereka mungkin masih dirumah belum kemana- Minggu. Pemilihan jam tayang ini sebenarnya sudah ditentukan mana juga, family time sih itu sebenarnya, karena kan oleh pihak Kompas TV itu sendiri, dan pada jam tayang ini ngejarnya juga bukan yang muda, tapi orang-orang seumuran, biasanya orang yang menonton merupakan orang dewasa dan mature juga kan yang punya sisi nostalgia sama si atlet.”
juga para remaja dan juga anak-anak. Jadi hal ini sesuai dengan target penonton yang mereka bidik yakni para remaja dan juga orang-orang dewasa.
“Hambatan
utamanya
jadwal
narasumber
yah,
jadwal Ancaman (Threads) yang dihadapi oleh program “Kita Bisa”
narasumber.
Jadwal
narasumber,
karena
aa
umumnya adalah kendala yang paling utama yakni, narasumber. Untuk
narasumber yang kita liput selama 13 episode ini, adalah atlit- menghubungi narasumber biasanya sangat susah karena masingatlit, mantan-mantan atlit yang sukses berbisnis ataupun sukses masing dari mereka telah memiliki jadwal yang padat. Bahkan bekerja. Mereka punya kesibukan yang sangat-sangat luar ada beberapa atlet yang secara tiba-tiba membatalkan untuk biasa, sehingga aa untuk pengaturan jadwalnya sangat-sangat dijadikan sebagai narasumber dalam episode yang sudah susah itu aja sih hambatannya”
direncanakan sebelumnya pada tahapan pra produksi. Sehingga mengakibatkan kemunduran dalam produksinya.
“sekitar 25 ke atas yah, pasti pada masanya pernah merasakan Yang menjadi target dari program ini adalah para remaja dan euphoria jamannya ricky/rexy mainaky, susi susanti, alan, dan orang dewasa. Program ini selain bertujuan untuk memberikan segala macem, pasti tertarik gitu. Sebenernya aaa dibalik inspirasi dan semangat bagi kaum remaja dalam meraih cita-cita kesuksesan mereka apa yang terjadi sama mereka, perjuangan terutama dalam bidang olahraga, namun juga memberikan mereka seperti apa. Dan kalau remaja, juga pasti kan, remaja- kesempatan bagi penonton dewasanya dalam mengenang remaja yang sedang tertarik sama olahraga kan pasti pengen kembali atas kejayaan para atlet-atlet legendaris tersebut. tahu kan, pendahulunya itu sebenarnya perjuangannya seperti apa, gitu.”
“Untuk tahap editing, pertama biasanya saya mengerjakan Selanjutnya sebelum masuk ke dalam proses penyuntingan setelah di capture lock and transfer, aa terus liat dari naskah gambar atau editing online, stok data-data gambar akan terlebih gambar apa yang digunain untuk naskahnya itu, pertama dahulu di pilih (rough cut) oleh produser ataupun reporter, potong dubbing sesuai naskah, terus merough cut gambar- namun editor juga berperan dalam proses melakukan rough cut, gambar yang diperlukan, misalkan ada SOTnya atau sequence untuk menyaring kembali gambar-gambar apa saja yang harus
gambar ilustrasi, pertama untuk itu, untuk offline editing yah dipilih. Pada tahapan ini juga dilakukan proses dubbing yang disesuaikan dengan naskah.”
akan dilakukan oleh Eksekutif Program “Kita Bisa” itu sendiri. Kemudian semua hasil tersebut akan diserahkan bersama dengan
“Ya rough cutnya sendiri seharusnya yang mengerjakan rundown naskah kepada editor untuk dilanjutkan proses editing reporter, tapi disini editor juga mm melakukan lagi supaya berikutnya ke dalam tahapan editing online secara digital, yaitu lebih ringkas dalam mengedit nanti pemilihan gambarnya, nanti menyambungkan gambar yang sudah ada sesuai sequence kan banyak gambar yang sudah dipilih oleh reporter, tetapi naskah yang telah diberikan sebelumnya, dan juga mencatat time editor juga menyaring lagi gambar yang harus digunakan. code untuk menentukan SOT apa saja yang sudah dipilih dan Setelah itu baru kita melakukan editing online, kita sambungkan yang belum. Kemudian akan dilanjutkan proses mixing, yaitu gambar-gambar yang udah ada sesuai dengan sequencenya, memberikan efek gambar dengan menggunakan dissolve untuk sesuai dengan cerita, dimana kita aa dalam editing. Aa terus mentransisi gambar bertujuan agar perpindahan gambar ke kita juga mencatat time code, misalkan sot ada yang sudah gambar berikutnya menjadi lebih smooth. Melakukan color dipilih ada yang belum, di naskahnya kita pilih, sampai correction yang bertujuan untuk menyelaraskan warna dengan semuanya sesuai naskah, baru kita mixing, kita kasih musik, kita gambar-gambar berikutnya, misalkan ada gambar yang terlalu sesuaikan dengan range audio yang sudah menjadi SOP di over sehingga mengharuskan untuk merubah saturasi warnanya. Kompas TV. Sesudah selesai aa mixing, baru kita export.”
Atau ingin memakai ilustrasi efek zaman dulu, yang akan memberikan warna gambar menjadi kecoklatan (sephia) atau black and white. Untuk efek audionya, editor biasanya menggunakan aplikasi tri band equalizer dari final cut untuk mengoreksi suara videonya.
Gambar Proses Syuting
Gambar Proses Syuting pada salah satu episode