LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis
biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil
tersenyum riang dengan memakai baju putih panjang tertutup. Ringkas cerita Luna menemukan batu berwarna ungu yang ternyata sebuah sabun. Setelah Luna mandi memakai sabun Lux tampilan Luna berubah. Dandanan mencolok, rambut kriting seksi, baju dengan dada yang superrendah, rok mini, berjalan dengan berlenggak-lenggok. Luna wanita biasa menjadi pusat perhatian laki-laki dan membuat seorang kakek hampir terkena serangan jantung bahkan hewan jantan seperti beruang dan tupai terpesona melihat kecantikan Luna.
Gambar I Femina No.II/ XXXVI, Maret, 13-19 2008, hal 27-28
b. Analisis Teks II Lux Slik Nourisment menjadi kemewahan baru bagi kelembutan sutra di kulit cantikmu setiap hari. Tambahkan Lux Slik Nourishment Shower Crem pada peti harta karun kecantikanmu dan awali kecantikan kulitmu penuh kemewahan mulai dari Shower. Tampilan visual menempatkan tubuh wanita dalam peti harta karun yang penuh kemewahan dengan pesona kulit tubuh yang bersinar yaitu didukung dengan warna pakaian model yang bersinar (bersinar identik dengan warna kuning keemasan, putih, dan pink), sepatu dengan warna yang bersinar dan rambut model yang ikut bersinar, kulit tubuh wanita tersebut memancarkan cahaya keemasan.
Gambar II Kartini No. 2172, Agustus, 17-31 2006, hal 18-19
2. Data Sekunder 1. Saussure (dalam Sobur, 2004: 46) tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (Signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “ coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa. Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda. “ penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas. 2. Peirce ( dalam Sobur, 2002: 115) sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut ground konsekuensinya, tanda (representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, objek, dan interpretant. Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. 3. Bakhtin (Pilliang, 2003: 192) sebuah teks atau karya parodi biasanya menekankan aspek penyimpangan atau pelesetan dari teks atau karya rujukan yang biasanya bersifat serius. Parodi sebagai satu bentuk representasi, akan tetapi representasi yang lebih ditandai oleh pelencengan, penyimpangan, dan pelesetan makna- representasi palsu. 4. (Sobur, 2002:37) wanita, sebagaimana digambarkan Herliany, begitu dekat dengan idiom-idiom seperti keterkungkungan, ketertindasan, dan bahkan pada konsep yang terlanjur diterima dalam cultural masyarakat bahwa wanita adalah ‘objek’ dan bukan ‘subjek’. Hal ini dapat dilihat bagaimana wanita diproyeksikan dalam media iklan, halaman muka berbagai tabloid dan majalah hiburan, masih banyak yang memakai
wajah dan bentuk badan wanita sebagai daya tarik. Tubuh wanita dimuati dengan modal ‘simbol’ ketimbang sekedar modal biologis. Erotisasi tubuh wanita di dalam media adalah dengan mengambil fragmen-fragmen tubuh tersebut sebagai ‘penanda’(signifier) dengan berbagai posisi, serta dengan berbagai asumsi ‘makna’. Tubuh wanita secara sosial dan cultural sebagai objek, yaitu objek yang dipuja (sekaligus dilecehkan?) karena dianggap mempunyai kekuatan pesona (rangsangan, hasrat, citra) tertentu. 5. Kumar (2004: 9) mendefenisikan bahasa tubuh sebagai sinyal komunikasi nonverbal. Seseorang dapat menyampaikan pesan atau mengekspresikan diri melalui gerakan secara sadar atau bawah sadar, gerakan tubuh menjadi bahasa pengganti langsung dari bahasa verbal dan berfungsi sebagai penggambaran, atau sebagai media untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya.