KATA PENGANTAR Bersama ini kami panjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga Profil Tingkat Perkembangan Desa Pengeragoan ini dapat kami susun dan selesaikan. Profil Tingkat Perkembangan Desa Pengeragoan ini kami susun secara sederhana dan dengan sistimatika yang sederhana pula, agar mudah dipahami oleh pembaca dan yang membutuhkan data mengenai pencapaian visi dan misi pemerintahan di wilayah Desa Pengeragoan. Disamping itu, penyusunan profil ini juga bertujuan untuk memotivasi staf kami untuk dapat lebih memahami tugas pokok dan fungsinya dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Pemerintah. Dengan Penyusunan profil ini, sekaligus merekaj uga akan memahami dan dapat mengukur sejauh mana kinerja mereka. Demikian juga, setelah mengetahui kinerja yang bersangkutan akan dapat menyusun rencana/ target kinerja yang ingin dicapai pada masa berkutnya. Kami menyadari, bahwa selesainya penyusunan profil ini adalah hasil kerjasama dari seluruh staf dan semua pihak yang telah mendukung demi tersusunnya profil ini. Oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga bantuan dan budi baik yang diberi kepada kami mendapat pahala dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha esa. Akhir kata semoga dengan tersusunnya profil ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan terima kasih.
LAMBANG DESA PENGERAGOAN
KETERANGAN : 1. Garis Tepi Lambang Desa/ Tulisan Warna Hitam. 2. Basra Lambang Desa Warna Biru. 3. Gambar Padi Warna Kuning artinya Murah Pangan. 4. Gambar Kapas Warna Putih artinya Murah Sandang/ Cukup Sandang. 5. Bunga Cengkeh Warna Hijau artinya Pertanian Pengasilan Cengkeh. 6. Udang Warna Merah artinya Pantai Pengeragoan Berpengasilan Gerage. 7. Candi Warna Merah Tua artinya Penduduk Desa Dominan Menganut Agama Hindu. Rantai Warna Kuning artinya Tali Persaudaraan/ Keamanan.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan mempercepat laju pembangunan Desa Pengeragoan serta untuk menetapkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, maka dipandang perlu dilaksanakan Penilaian Perlombaan Desa. Disamping itu guna mewujudkan tujuan nasional sebagai tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka perlu juga meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan memanfaatkan penyelenggaraan pemerintahaan yang efektif khususnya di Desa Pengeragoan sehingga akan dapat memperkuat kedudukan Pemerintahan Desa agar makin mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta meningkatkan penyelenggaraan administrasi desa yang makin meluas dan efektif. Adapun penyusunan Profil Pembangunan Desa ini adalah upaya dalam memenuhi salah satu persyaratan yang harus disajikan kepada Tim Penilai Perlombaan Desa Terpadu Tahun 2014.
1. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : Profil Tingkat Perkembangan Pembangunan ini disusun dengan maksud untuk mengumpulkan dan menyajikan data tentang potensi, masalah yang dihadapi upaya yang telah dilaksanakan serta hasil yang sudah dicapai dalam kurun waktu tahun anggaran.
TUJUAN :
Agar aparatur Pemerintahan Desa dapat mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Pemerintahan Desa Pengeragoan.
Agar apartur Pemerintahan Desa mempunyai pedoman dan arah yang jelas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Untuk mengevaluasi tentang kinerja yang telah dicapai, baik keberhasilan maupun kekurangan-kekurangannya.
2. SEJARAH DESA PENGERAGOAN Pada tahun l9l9 para orang tua (Pengelingsir) dari desa Pangkung tibah kecamatan Kediri,Kabupaten Tabanan, pindah tempat dengan berjalan kaki melalui pantai kea rah barat yang jaraknya lebih kurang 50 km yang di pimpin oleh se orang bernama Pan Biring, Tujuan semua orang tua adalah untuk mencari tempat/lahan untuk lahan pertanian dan sekaligus
ngewangun/membangun
desa,
yang
sudah
jelas
untuk
meningkatkan
kesejahteraan anggota keluarganya . Sesudah berjalan beberapa hari lamanya tibalah disebuah muara sungai kecil di tepi pantai lalu orang tua itu menghentikan perjalanan, dan keesokan harinya masuk kedalam kawasan untuk memeriksa apa cocok tempat itu dibuka untuk dijadikan lahan , maka mulailah membuat tempat tinggal bersama (bangsal) saat itu kebetulan
semua rombongan itu
menganut agama hindu , maka dibuatlah purus lumbung, untuk tempat memohon keselamatan kehadapan Ida Sanghyang widhi Wasa , yang tujuannya adalah semoga selamat semua dalam membuka lahan pertanian yang dimaksud. Turus lumbung tersebut diganti dibangunlah PURA KAWITAN yang namanya PURA SEGARA. Sampai saat ini Pura itu masih ada di sebelah selatan sungai Pengeragoan. Setelah di bangun turus lumbung barulah kemudian mulai bekerja membuka lahan secara gotong royong setelah mendapat ijin dari Pemerintah Belanda. Tidak terhitung beberapa lama ketua bertempat disana, maka ada keinginan ketua membuat nama untuk tempat itu dan diadakan rembug bersama semua yang ada akhirnya ada kesimpulan nama yang dipakai adalah nama udang kecil “ GERAGA” yang banyak terdapat di sungai sekitar daerah itu, sehingga suatu ketika Geraga itu tidak habis untuk dimakan oleh masyarakat kala itu, yang mana dari pokok kata adalah NGERAGA dan GERAGA yaitu GUMI PENGERAGOAN yang sekarang menjadi Dsa Pengeragoan. Dengan berselang beberapa tahun lamanya yaitu tahun 1927 datang lagi sekelompok orang dari dusun lebih Desa Sebudi, Kecamatan Selat,Kabupaten Karangasem, berjumlah kurang lebih 80 orang yang bertempat didalam hutan, setelah mendapat ijin dari pemerintah , yang sekarang mwnjadi Banjar Badingkayu dan juga ada lagi yan datang dari Desa Tista Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, bertempat disebelah utara Banjar Badingkayu, yaitu sekarang banjar Mengenuanyar. Dan pula pada tahun l993 Banjar Mengenuanyar mekar menjadi dua banjar difinitip yaitu Banjar Mengenuanyar dan Banjar Pasut.
Kepala Desa Pengeragoan 1
Pan Biring Dari tahun
:
1911 – 1926
2
Pan Riben dari Tahun
:
1926 – 1932
3
Pan Sambreg dari Tahun
4
Pan Rajin dari Tahun
:
1942 – 1952
5
Pan Sambreg dari tahun
:
1952 – 1955
6
Pan Wender dari tahun
:
1955 – 1960
7
I Wayan Sepang dari tahun
:
1960 – 1985
8
I Ketut Pugeg Baliasa dari tahun
:
1985 – 1993
9
Drs.I Ketut Sabda dari tahun
:
1993 – 2002
10
I Wayan Sukaya SH dari tahun
:
2002 – 2008
11
Pjs. I Nengah Sukadana
:
2008 – 2009
12
Ir. I Ketut Suratama
:
2009 - 2015
13
I Nyoman Dastra, SE
:
2015- Sekarang
Demikian
Sejarah
Desa
1932 – 1942
Pengeragoan
yang
dapat
disusun
dengan
segala
kesederhanaan karena data penunjangnya sangat terbatas dan semoga ada manfaatnya.
BAB II GAMBARAN UMUM DESAPENGERAGOAN
1. POTENSI ALAM 1.1
Batas Wilayah Alam Desa Pengeragoan sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan dimana dapat dilihat dari jumlah hasil pertanian dan perkebunan warga masyarakat Desa Pengeragoan dan semakin bertambah dan masyarakat beralih ke pertanian dan perkebunan karena sangat baik pertumbuhannya dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Secara administratif Desa Pengeragoan terdiri dari 5 (lima) wilayah Banjar Dinas yaitu : 1. Banjar Dinas Pengeragoan Dangin Tukad 2. Banjar Dinas Pengeragoan Dauh Tukad 3. Banjar Dinas Badingkayu 4. Banjar Dinas Mengenuanyar 5. Banjar Dinas Pasut.
1.2
Topografi Luas wilayah Desa Pengeragoan yaitu 2.620,58 Ha, adapun penggunaan lahan di wilayah Desa Pengeragoan antara lain :
1.3
-
Pertanian/ Perkebunan
: 761 Ha
-
Pemukiman dan Pekarangan
: 31,90 Ha
-
Persawahan
: 242 Ha
-
Bangunan Umum dan Jalan
: 14,06 Ha
Orbitasi Desa Pengeragoan mempunyai batas-batas wialyah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Desa Tista, Kabupaten Buleleng
Sebelah Timur
: Sungai Yeh Leh, Desa Lalanglinggah, Kabupaten Tabanan
Sebelah Selatan
: Samudra Indonesia
Sebelah Barat
: Sungai Gumbrih, Desa Gumbrih
Apabila digambarkan, maka orbitasi dan jarak tempuh wilayah Desa Pengeragoan adalah sebagai berikut :
1.4
Jarak ke Ibukota Kecamatan
: 14 Km
Jarak ke Ibukota Kabupaten
: 48 Km
Jarak ke Ibukota Provinsi
: 68 Km
Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan
: 30 Menit
Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten
: 60 Menit
Waktu tempuh ke Ibukota Provinsi
: 180 Menit
Kondisi Geografis Desa Pengeragoan Desa Pengeragoan termasuk Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana merupakan daerah landai dengan ketinggian 300 s/d 400 meter diatas permukaan laut. Lebih lengkapnya kondisi geografis Desa Pengeragoan adalah sebagai berikut : Tabel : Jarak Geografis Desa Pengeragoan No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
INDIKATOR 2 Ke gunung Ke laut Ke sungai Ke pinggiran Hutan Ke pasar Ke pelabuhan Ke bandara Ke terminal Ke tempat hiburan Ke tempat wisata Ke kantor polisi/militer Ke perbatasan kabupaten Ke perbatasan propinsi Ke perbatasan Negara Ke stasiun
SUB INDIKATOR 3 0 km 5 km 3 km 0.2 km 14 km 63 km 68 km 45 km 0 km 17 km 14km 7 km 63 km 0 km 0 km
Tabel : Letak Geografis Desa Pengeragoan NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
INDIKATOR 2 Kawasan Hutan Kawasan Tambang Kawasan Pantai Kawasan Perbukitan/ pegunungan Kawasan Persawahan Kawasan Perkebunan Kawasan Peternakan Kawasan Industri kecil/ rumah tangga Kawasan Saluran Listrik tegangan Tinggi (SUTET) Kawasan Rawan Banjir Kawasan Industri/ Pabrik Kawasan Perkantoran Kawasan Rawa Kawasan Perdagangan Kawasan Kumuh Kawasan Jasa Hiburan Kawasan Wisata Kawasan Bantaran Sungai Kawasan Longsor
SUB INDIKATOR 3 Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada
Tabel : Jarak Ke Pusat Pemerintahan No 1 1 2 3
1.5
INDIKATOR 2 Ke pemerintahan Kecamatan Ke pemerintahan Kabupaten/ kota Ke Pemerintah Provinsi
SUB INDIKATOR 3 14 Km 48
Km
68
Km
Iklim dan Keadaan Tanah Desa Pengeragoan beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai Maret sedangkan musim kemarau biasanya terjadi antara bulan April sampai September.
2. DATA PENDUDUK Data Penduduk Desa Pengeragoan dan tingkat tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel : Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No 1 1 2 3 4 5 6
INDIKATOR 2 0-12 > 1 - < 5 Tahun ≥ 5 - < 7 Tahun ≥ 7 - ≤ 15 Tahun > 15 - 56 Tahun > 56 Tahun Jumlah
JUMLAH TH 2015 3 41Orang 124 Orang 311 Orang 307 Orang 2483 Orang 873Orang 4139 Orang
TH 2016 4 49 Orang 136 Orang 314 Orang 323 Orang 2496 Orang 849 Orang 4167 Orang
Tabel : Penduduk Desa Pengeragoan Tahun 2016 NO 1. 2. 3. 4. 5.
BANJAR Pengeragoan Dangin Tukad Pengeragoan Dauh Tukad Badingkayu Mengenuanyar Pasut JUMLAH
KK
L
P
151 230 355 142 95 973
348 490 640 306 194 1978
352 497 846 310 184 2189
JUMLAH JIWA 700 987 1488 616 378 4167
BAB III PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA PENGERAGOAN
3.1
PENDIDIKAN Tabel : Data Perkembangan Pendidikan Tahun 2016
NO. 1 1.
2.
3.
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
2 Pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas
3 1. Jumlah penduduk buta huruf 2. Jumlah penduduk tidak tamat SD/Sederajat 3. Jumlah penduduk tamat SD/Sederajat 4. Jumlah penduduk tamat SLTP/Sederajat 5. Jumlah penduduk tamat SLTA/Sederajat 6. Jumlah penduduk tamat D-1 7. Jumlah Penduduk tamat D-2 8. Jumlah penduduk tamat D-3 9. Jumlah penduduk tamat S-1 10.Jumlah penduduk tamat S-2 11.Jumlah penduduk tamat S-3 Wajib Belajar 1. Jumlah Penduduk tamat 9 tahun dan D-3 putus sekolah 2. Jumlah Penduduk usia 7-15 tahun masih sekolah 3. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun putus sekolah Prasarana Pendidikan
1. Jumlah SLTA/Sederajat 2. Jumlah SLTP/Sederajat 3. Jumlah SD/Sederajat 4. Lembaga Pendidikan agama 5. Lembaga pendidikan lain (Kursus/sejenisnya)
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4 5 4 4 0
0
2755
2681
349
427
324
322
90
101
21
21
39
46
201
212
2
2
0
0
0
0
307
311
0
0
0 0 3 0
0 0 3 0
5
5
NO. 1 1.
2.
3.1.1
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
2 Pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas
3 Jumlah penduduk tidak tamat SD/Sederajat 1. Drop Out Kelas 1 – Kelas 3 2. Drop Out Kelas 4 3. Drop Out Kelas 5 4. Drop Out Kelas 6 Jumlah penduduk tidak tamat SMP/sederajat 1. Drop Out Kelas 1 2. Drop Out Kelas 2 3. Drop Out Kelas 3 Jumlah penduduk tidak tamat SMA/sederajat 1. Drop Out Kelas 1 2. Drop Out Kelas 2 3. Drop Out Kelas 3 Lembaga pendidikan lain (kursus/ sejenisnya) 1. Pusat kegiatan belajar masyarakat (Paket A) 2. Pusat kegiatan belajar masyarakat (Paket B) 3. Pusat kegiatan belajar masyarakat (Paket ) 4. Kursus Komputer 5. Kursus Kecantikan 6. Kursus Menjahit 7. Kursus .......................... 8. Taman Pendidikan Anak (TPA) 9. Kelompok Bermain (Play Group) 10. Taman Kanak-Kanak (TK) 11. Raudatul Athfal
Prasarana Pendidikan
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4 5 0 0 0
0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 6
0 0 0 6
0
0
0
0
0
0
0 4 0 0 0
0 4 0 0 0
0
0
2
2
0
0
Indikator Pendidikan Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Dari tabel diatas dapat dilihat tidak ada penduduk usia 15 tahun keatas yang
buta huruf, ini membuktikan besarnya kesadaran masyarakat akan arti pendidikan. Selain itu Pemerintah Kabupaten Jembrana yang mewajibkan Pendidikan Dasar 9 (sembilan) Tahun dan rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun yang melebihi standar Nasional dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 2006 tentang Rintisan Wajib Belajar 12 (dua belas) Tahun (SMA) di atas Standar Nasional. Pengentasan buta huruf juga di dukung dari program Pemerintah Provinsi dan Pusat yaitu melalui Keaksaraan Fungsional.
Adapun kebijkan-kebijakan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam Bidang Pendidikan adalah sebagai berikut : Program
wajib
belajar
pendidikan
dasar,
Pemerintah
Kabupaten
telah
mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 2006 tentang Rintisan Wajib Belajar 12 (dua belas) tahun (SMA) diatas Standar Nasional. Pembebasan iuran wajib pada semua jenjang pendidikan sekolah negeri, yang didukung dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10 Tahun 2006 tentang Subsidi Biaya pada TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Negeri di Kabupaten Jembrana. Mengadakan pendataan dari rumah ke rumah, kepada anak-anak usia sekolah yang tidakmampu melanjutkan sekolah dengan memberikan bantuan perlengkapan sekolah sesuai dengan kebutuhannya seperti uang transportasi kepada masingmasing siswa, dan memberikan angkutan antar jemput siswa, maupun pemberian pakaian sekolah dan sarana lainnya. Pemberian Beasiswa kepada siswa yang kurang mampu bagi sekolah swasta dan negeri, di dukung dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 14 Tahun 2006 tentang Pemberian Beasiswa kepada siswa tidak mampu pada sekolah swasta dan siswa berprestasi pada sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten Jembrana.
3.1.2
Indikator Wajib Belajar 9 Tahun dan Putus Sekolah Untuk Penduduk Desa Pengeragoan usia 7 sampai 15 tahun sudah 100 %
bersekolah, hal ini disebabkan kebijakankebijakan Pemrintah Kabupaten Jembrana seperti yang telah diuraikan diatas sehingga mampu menekan penduduk yang putus sekolah.
3.1.3
Indikator Prasarana Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Jembrana selain dengan hal
tersebut diatas juga dengan perbaikan sarana dan prasarana penunjang pendidikan seperti Gedung Sekolah. Pemerintah Kabupaten Jembrana telah melaksanakan program pemberian bantuan rehab gedung sekolah yang dibiayai APBD.
3.2
KESEHATAN MASYARAKAT
Tabel : Data Perkembangan Kesehatan Masyarakat Tahun 2016 No
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
1 1.
2 Kematian bayi
2.
Gizi dan Kematian Balita
3.
Cakupan Imunisasi
3 1. Jumlah bayi lahir 2. Jumlah bayi mati 1. Jumlah balita 2. Jumlah balita gizi buruk 3. Jumlah balita gizi baik 4. Jumlah balita mati 1. Cakupan imunisasi polio 2. Cakupan imunisasi DPT1 3. Cakupan imunisasi BCG Angka harapan hidup
4. 5.
6.
3.2.1
Angka harapan hidup Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Kepemilikan Jamban
1. Total rumah tangga dapat akses air bersih 2. Pengguna air sumur pompa 3. Pengguna sumur gali 4. Pengguna mata air 5. Pengguna hidran umum 6. Pengguna penam pung air hujan 7. Pengguna embun 8. Pengguna perpipaan 9. lainnya 10.Total rumah tangga tidak mendapat air bersih 1. Total rumah tangga mempunyai jamban/ WC 2. Total rumah tangga yg tidak mempunyai jamban/WC 3. Pengguna MCK
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4 5 44 orang 58 orang 0 orang 0 orang 189 orang 186 orang 0 orang 0 orang 179 orang 177 orang 0 orang 0 orang 45 orang 44 orang 36 orang 54 orang 43 orang 70
59 orang 76
951 RT
953 RT
0 RT
0 RT
0 RT 951 RT 0 RT 0 RT
0 RT 953 RT 0 RT 0 RT
0 RT 951 RT 0 RT 0 RT
0 RT 953 RT 0 RT 0 RT
918 RT
920 RT
33 RT
33 RT
0 RT
0 RT
Indikator Kematian Bayi Tabel diatas menunjukan jumlah bayi lahir pada tahun 2015 adalah sebanyak
44 Bayi dan pada tahun 2016 adalah sebanyak 58 Bayi. Peningkatan jumlah kelahiran bayi menunjukan adanya peningkatan pasangan usia subur. Dan pada tahun 20152016 tidak ada kematian bayi disebabkan secara rutin ibu-ibu hamil memeriksakan kandungan akibat dari kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilannya dan semakin baiknya gizi ibu hamil.
Selain itu juga, nihilnya angka kematian bayi disebabkan oleh adanya bidan siaga pada setiap POSKESDES dan dokter di Puskesmas Pembantu yang bekerjasama (dikontrak) oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana yang ditempatkan di setiap Desa/ Kelurahan di Kabupaten Jembrana.
3.2.2
Idikator Gizi dan Kematian Balita Tabel diatas menunjukan keadaan balita di Desa Pengeragoan yaitu jumlah
balita di tahun 2015 sebanyak 189 orang dan di tahun 2016 sebanyak 186 orang. Keadaan gizi balita di Desa Pengeragoan sudah cukup baik, hal ini ditunjukan tidak ada gizi buruk (nihil), untuk gizi baik ditahun 2015 sebanyak 179 orang dan ditahun 2016 sebanyak 177 orang, sedangkan untuk gizi kurang di tahun 2015-2016 sebanyak 8 (delapan) orang dan juga untuk gizi lebih di tahun 2015 sebanyak 2 orang dan ditahun 2016 sebanyak 1 orang dan pula untuk jumlah balita mati tahun 2015-2016 tidak ada (nihil). Disamping itu juga pada kegiatan posyandu selalu diadakan PMt Penyuluhan, BKB dan Pemerintah Daerah juga memiliki kebijakan-kebijakan untuk meningkatan balita, antara lain dengan revitalisasi Posyandu, operasionalisasi GSI-B, pemberian pelayanan kesehatan tingkat dasar (PPK1) dengan ditempatkannya dokter dan bidan di desa.
3.2.3
Indikator Cakupan Imunisasi Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan Program Imunisasi di
Desa Pengeragoan adalah Cakupan Imunisasi Polio, DPT-1, dan BCG. Hasil pencapaian menunjukan tahun 2015-2016 telah mencapai seperti tabel diatas, artinya seluruh bayi yang lahir semuanya telah mendapatkan imunisasi, ini menunjukan baiknya pelayanan dan kesadran masyarakat akan upaya pencegahan penyakit dan menjaga status kesehatan bayi mereka. Peran serta Pemerintah yang mendekatkan pelayanan kepada masyarakat telah berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat terhadap peningkatan kesehatan diri dan lingkungan.
3.2.4
Indikator Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup di Desa Pengeragoan dari tahun ke tahun semakin
menunjukan peningkatan. Indikator yang digunakan mengukur umur harapan hidup adalah usia penduduk yang meninggal Tahun 2015 di Desa Pengeragoan didapat 70 Tahun, sedangkan Tahun 2016 umur harapan hidup didapat 76 Tahun.
Ini berarti terjadi peningkatan umur harapan hidup dari tahun 2015 ke tahun 2016, yaitu dengan peningkatan mencapai 8 %. Secara umum kualitas kesehatan masyarakat Desa Pengeragoan sudah mengalami peningkatan dengan dukungan kebijakan dan inovasi Pemerintah Kabupaten Jembrana yaitu program JKBM dimana masyarakat mendapat pelayanan pengobatan dan persalinan yang dibebaskan dari
biaya. Dengan meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat ini maka akan berdampak pada harapan hidup masyarakat khususnya di Desa Pengeragaon.
3.2.5
Indikator Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Penggunaan air bersih di Desa Pengeragoan telah baik, dimana tidak ada
warga yang menggunakan sumber air selain penggunaan mata air dan penggunaan perpipaan. Masyarakat telah sepenuhnya sadar akan pentingnya penggunaan air bersih untuk kesehatan. Dibuktikan dengan meningkatnya pengguna mata air dan pengguna perpipaan pada tahun 2015-2016 seperti tabel diatas.
3.2.6
Indikator Kepemilikan Jamban Kepemilikan Jamban di Desa Pengeragoan untuk tahun 2015 adalah
sebanyak 918 RT, sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 920 RT sudah memiliki jamban atau mengalami peningkatan sebesar 0,2 %. Hal ini membuktikan kesadaran masyarakat
akan
arti
kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan
sudah
cukup
baik.Diharapkan dari tahun ke tahun warga yang belum memiliki jamban dapat terus berkurang, sehingga kesehatan lingkungan benar-benar terjaga.
3.3
EKONOMI MASYARAKAT
Tabel : Data Perkembangan Ekonomi Masyarakat Tahun 2015-2016 No
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
1
2
3
1.
2.
3.
4.
Pengangguran
Pendapatan
Kelembagaan Ekonomi
Tingkat Kesejahteraan
1.jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun 2.Jumlah penduduk usia 15-56 orang 3.Penduduk wanita usia 15-56 tahun menjadi ibu rumah tangga 4.Penduduk usia >15 tahun cacat sehingga tidak dapat bekerja Sumber Pendapatan 1. Pertanian 2. Kehutanan 3. Perkebunan 4. Peternakan 5. Perikanan 6. Perdagangan 7. Jasa 8. Usaha Penginapan/ Hotel dan sejenisnya 9. Pariwisata 10.Industri rumah tangga 1. Pasar 2. Lembaga Koperasi/ sejenisnya 3. BUMdes 4. Toko/kios 5. Warung makan 6. Angkutan 7. Pangkalan ojek, becak, delman atau sejenisnya 1. Jumlah Keluarga 2. Jumlah Keluarga Prasejahtera 3. Jumlah keluarga sejahtera 1 4. Jumlah Keluarga Sejahtera 2 5. Jumlah Keluarga Sejahtera 3 6. Jumlah Keluarga Sejahtera 3 plus
3.3.1
JUMLAH TH 2015 4
TH 2016 5
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
20 orang
20 orang
Rp. 173.268.500 Rp. 150.000.000 Rp. 22.770.240.400 Rp. 668.500.000 Rp. 16.200.000 Rp. 122.976.000 Rp. 169.200.000
Rp 4.488.300.000 Rp. 200.000.000 Rp. 23.150.284.250 Rp. 1.172.900.000 Rp. 16.755.000 Rp. 150.336.000 Rp. 224.700.000
Rp.
Rp.
Rp 0 Rp.
10.000.000 25.440.000 Tidak Ada
15.000.000
Rp. 0. Rp. 49.860.000 Tidak Ada
Ada
Ada
Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
948 Kel
953 Kel
5 Kel
3 Kel
0 Kel
0 Kel
0 Kel
0 Kel
0 Kel
0 Kel
948 Kel
953 Kel
Indikator Pengangguran Dilihat dari tabel diatas, penduduk usia kerja yang tidak bekerja (menganggur)
tidak ada (nihil), hal tersebut dikarenakan adanya kemauan dari masyarakat untuk bekerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Disamping itu karena adanya kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana seperti bekerjasama dengan Otoritas Batam serta Pemerintah Kerajaan Malaysia untuk mengirimkan tenaga kerja terampil dari Kabupaten Jembrana baik lailaki maupun perempuan. Dan di tambah lagi dengan adanya program magang ke Jepang serta kapal pesiar, dimana programtersebut diatas dibiayai/ ditalangi oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana dan apabila mereka berhasil baru mencicil pengembalian biaya talangan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana. Sedangkan pada subsektor penduduk cacat di tahun 2015-2016 sebanyak 20 orang yang jumlahnya tetap, karena tidak ada penduduk baru yang cacat permanen karena kecelakaan maupun cacat mental sejak lahir yang tidak mungkin bisa bekerja.
3.3.2
Indikator Pendapatan Pada tahun 2015 dan 2016 di sektor pendapatan semua sub mengalami
peningkatan antara lain : Pertanian (96%), Kehutanan (25%), Perkebunan (16%), Peternakan (43%), Perikanan (3%), Perdagangan (18%), Jasa (25%), Usaha Penginapan/ Hotel (33%), dan Industri Rumah Tangga (49%) dan untuk pendapatan di sektor Pariwisata tidak ada (nihil).
3.3.3
Indikator Kelembagaan Ekonomi Untuk di sektor kelembagaan ekonomi di Desa Pengeragoan ada lembaga
koperasi
yaitu
Koperasi
Wanita
Kembang
Sedana
dan
Bumdes
Desa
Pengeragoan.
3.3.4
Indikator Tingkat Kesejahteraan/ Rumah Tangga Miskin Dilihat dari tabel diatas, jumlah rumah tangga miskin dari tahun 2015 ke tahun
2016 mengalami penurunan angka dari 5 KK di tahun 2015 menjadi 3 KK di tahun 2016 atau turun sebesar 40 %. Hal ini disebabkan adanya beberapa hal yaitu adanya program peerintah baik itu PNPM, beras raskin, bedah rumah, sehingga dapat mengurangi KK miskin yang ada.
3.4
KEAMANAN DAN KETERTIBAN
Tabel : Data Perkembangan Keamanan dan Ketertiban Tahun 2015-2016 No 1
1
2
3
4 5
6 7
8
9
10 11
3.4.1
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
2
3
Konflik Sara
1. Konflik antar kelompok 2. Konflik antar etnis 3. Konflik berbau agama Perkelahian 1. Kasus Perkelahian 2. Kasus perkelahian yang menimbulkan korban jiwa 3. Kasus perkelahian yang meninggalkan luka parah Pencurian dan 1. Kasus pencurian/ Perampokan perampokan 2. Kasus pencurian/ perampokan dengan kekerasan 3. Kasus Pencurian/ perampokkan dengan pelaku dari desa setempat Perjudian Kasus Perjudian Narkoba 1. Jumlah kasus narkoba dengan pelaku penduduk setempat 2. Jumlah Kasus Penduduk yang menjadi korban narkoba Prostitusi Kasus Protistusi Pembunuhan 1. Jumlah kasus pembunuhan 2. Jumlah kasus pembunuhan yang korbannya penduduk setempat 3. Jumlah kasus pembunuhan dengan pelaku penduduk desa setempat Kejahatan 1. Jumlah kasus perkosaan Seksual 2. Jumlah kasus perkosaan pada anak 3. Jumlah kasus kehamilan di luar nikah Kasus Kekerasan 1. Kekerasan terhadap isteri dalam Rumah 2. Kekerasan terhadap suami Tangga 3. Kekerasan terhadap anak 4. Kekerasan terhadap anggota keluarga lain Penculikan Jumlah kasus penculikan Partisipasi 1. Jumlah Pos siskamling masyarakat 2. Jumlah anggota hansip dalam Keamanan 3. Jumlah kelompok ronda Swakarsa
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4
5
0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus
0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus 0 kasus
0 kasus
0 kasus
0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus
0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus
0 kasus 12 unit 34 orang 50 Kel
1 kasus 14 unit 34 orang 50 Kel
Indikator Konflik SARA Konflik Sara yang meliputi konflik antar kelompok, antar etnis dan berbau
agama sepanjang tahun 2015-2016 menunjukan tidak ada kasus. Hal ini karena adanya upaya-upaya preventif serta koordinasi yang baik antara pemerintah desa pengeragoan dengan bhabinkamtibmas dan babinsa maupun dengan kelembagaan adat seperti Desa dan Banjar Pakraman.
Datangnya penduduk pendatang yang cenderung memiliki perbedaan suku, agama, ras dan golongan dengan penduduk pribumi dapat dikondisikan, diadakan pendekatan, pemantauan dan ketentuan wajib lapor sehingga hal-hal yang dapat menimbulkan konflik SARA dapat dihindari.
3.4.2
Indikator Perkelahian Perkelahian yang meliputi kasus perkelahian, perkelahian yang menimbulkan
korban jiwa dan perkelahian yang menimbulkan luka parah, untuk Desa Pengeragoan kasusnya tidak ada. Ini juga berkat koordinasi yang baik antara pemerintah desa pengeragoan denga bhabinkamtibmas dan babinsa maupun dengan kelembagaan adat seperti Desa dan Banjar Pakraman yang secara rutin memberikan pemahaman terutama kepada para pemuda yang karena yang usianya masih sangat labil dari segi emosi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif melalui wadah sekaa teruna maupun sekaa-sekaa kesenian yang ada di Desa sehingga kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif dan menimbulkan perkelahian selama 2 (dua) tahun terakhir dapat diredam dengan baik.
3.4.3
Indikator Pencurian dan Perampokan Selama kurun waktu 2 (dua) tahun 2015-2016 tidak ada pencurian dan
perampokan di Desa Pengeragoan. Ini juga berkat koordinasi yang baik antara pemerintah desa pengeragoan denga bhabinkamtibmas dan babinsa maupun dengan kelembagaan adat seperti Desa dan Banjar Pakraman termasuk pecalang.
3.4.4
Indikator Perjudian Selama kurun tahun 2015-2016 untuk kasus perjudian di Desa Pengeragoan
tidak ada diketemukan kasus perjudian, ini disebabkan adanya koordinasi antara Aparat Desa Dinas dengan Desa Adat setempat dan adanya partisifasi masyarakat terhadap keamanan Desa Pengeragoan.
3.4.5
Indikator Narkoba Selama kurun tahun 2015-2016 untuk kasus Narkoba di Desa Pengeragoan
adalah nihil/ tidak ada kasus, berkat kerjasama antar masyarakat dengan Pemucuk Adat setempat.
3.4.6
Indikator Prostitusi Selama kurun waktu tahun 2015-2016 untuk kasus prostitusi di Desa
Pengeragoan adalah nihil/ tidak ada kasus. Hal ini diantisipasi sejak dini dengan memberikan penyuluhan awal terkait seks bebas kepada remaja, penyuluhan HIV/ AIDS maupun penyakit menular seksual lainnya oleh instansi terkait.
3.4.7
Indikator Pembunuhan Selama kurun waktu 2 (dua) tahun 2015-2016 , tidak ada kasus pembunuhan
(nihil) berkat kesadaran masyarakat terhadap hukum dan kalau orang bali karma pala.
3.4.8
Indikator Kejahatan Seksual Selama kurun waktu tahun 2015-2016 untuk kasus kejahatan seksual meliputi
kasus perkosaan, kasus perkosaan pada anak dan kasus kehamilan diluar nikah adalah nihil/ tidak ada kasus.
3.4.9
Indikator Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kasus kekerasan dalam rumah tangga tahun 2015-2016 tidak terdapat kasus
(nihil) karena berkat kesadaran masyarakat terhadap hukum.
3.4.10 Indikator Penculikan Kasus penculikan tahun 2015 tidak terdapat kasus penculikan dan di tahun 2016 terdapat1 (satu) penculikan anak SD dimana dalang dari penculikan tersebut adalah tetangganya sendiri, si penculik sudah bekuk oleh pihak yang berwajib masih dalam proses hukum.
3.4.11 Indikator Partisipasi Masyarakat Dalam Keamanan dan ketertiban Partisipasi masyarakat dalam keamanan dan ketertiban dilihat dari aspek jumlah pos kamling di tahun 2015 sebanyak 12 unit dan ditahun 2016 sebanyak 14 unit. Untuk jumlah Hansip/ Linmas dari tahun 2015 s/d 2016 tidak ada perubahan yaitu tetapsebanyak 34 orang, kemudian untuk kelompok ronda dari tahun 2015 s/d 2016 tidak ada perubahan yaitu tetap 50 Kel.
3.5
PARTISIPASI MASYARAKAT
Tabel : Data Perkembangan Partisipasi Masyarakat Tahun 2015-2016 No 1 1.
2.
3.
4
5
INDIKATOR 2 Pemilihan Umum
Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Kepala Desa
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kegotongroyongan Penduduk
SUB INDIKATOR 3 1. Legislatif Jumlah penduduk memiliki hak pilih Jumlah penduduk menggunakan hak pilih 2. Presiden/wakil Presiden Jumlah penduduk memiliki hak pilih Jumlah penduduk menggunakan hak pilih 1. Gubernur/ Wakil Gubernur Jumlah penduduk memiliki hak pilih Jumlah penduduk menggunakan hak pilih 2. Bupati/Wakil Bupati Jumlah penduduk memiliki hak pilih Jumlah Penduduk menggunakan hak pilih Cara penentuan Kepala Desa/ Sebutan lain Jumlah penduduk memiliki hak pilih Jumlah Penduduk menggunakan hak pilih 1. Jumlah penduduk yang ikut dalam Musrenbang 2. Jumlah peserta Laki-laki 3. Jumlah peserta perempuan 1. Jumlah kegiatan Gotong royong dalam membangun rumah 2. Jumlah kegiatan gotong royong menjaga kebersihan kota 3. Jumlah Kegiatan gotong royong menjaga kebersihan kota 4. Jumlah kegiatan gotongroyong membangun jalan/ jembatan 5. Jumlah kegiatan gotong royong membangun saluran irigasi 6. Jumlah kegiatan gotong royong penanggulangan bencana 7. Kegiatan gotong royong lainnya 8. Kegiatan bulan bakti gotong royong
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4 2004 - orang
5 2009 3.119 orang
- orang
2.526 orang
2004 - orang
2009 3.122 orang
- orang
2.349 orang
2008 - orang
2016 3.024 orang
- orang
2.519 orang
2005 - orang
2010 3.130 orang
- orang
2.406 orang
dipilih
dipilih
- orang
3.088 orang
- orang
2.398 orang
25 orang
34 orang
22 orang 3 orang 3 kali
- orang 34 orang 1 kali
0 kali
0 kali
0 kali
0 kali
0 kali
0 kali
1 kali
0 kali
10 kali
0 kali
0 kali
0 kali
0 kali
0 kali
3.5.1
Indikator Pemilihan Umum Pemilihan legislatif di tahun 2009, penduduk yang memiliki hak pilih sebanyak
3.119 orang, sedangkan penduduk yang menggunakan hak pilih sebanyak 2.526 orang dan ditahun yang sama ada juga pemilihan presiden dan wakil presiden dengan jumlah penduduk yang memiliki hak pilih sebanyak 3,122 orang, penduduk yang menggunakan hak pilih senayak 2.349 orang.
3.5.2
Indikator Pemilihan Kepala Daerah Pada tahun 2016 terjadi pemilihan kepala daerah yaitu gubernur dan wakil
gubernur dengan jumlah penduduk memiliki hak pilih sebanyak 3.024 orang, penduduk yang menggunakan hak pilih sebanyak 2.519 orang. Dan pada tahun 2010 terjdi pemilihan bupati dan wakil bupati, jumlah penduduk memiliki sebanyak 3.130 orang dan penduduk yang menggunak an hak pilih sebanyak 2.406 orang.
3.5.3
Indikator Pemilihan Kepala Desa Pemilihan kepala desa pengeragoan pada tahun 2009 dengan jumlah
penduduk memiliki hak pilih sebanyak 3.088 orang dan jumlah penduduk menggunakan hak pilih sebanyak 2.398 orang sesuai dengan tabel diatas.
3.5.4
Indikator Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) Desa Pengeragoan
pada tahun 2015 sebanyak 25 orang sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 34 orang, dimana jumlah peserta musrenbang dari tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 26 %.
3.5.5
Indikator Kegotongroyongan Penduduk Kegiatan gotong royong di Desa Pengeragoan yang ada adalah kegiatan
dimana pelaksanaan gotong royongnya hampir merata dilaksanakan pada tiap-tiap Banjar, dimana tiap Banjar membersihkan lingkungan atau telajakannya masingmasing yang dilaksanakan pada tiap bulan atau pada tanggal awal bulan.
3.6
PEMERINTAHAN
Tabel : Data Perkembangan Pemerintahan Desa Tahun 2015-2016 No
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
1 1
2 Pemerintahan Desa
3 1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kantor Anggaran Buku Data Keputusan BPD Buku Data anggota BPD Buku data Kegiatan BPD Buku sekretariat BPD Mesin tik/ komputer 2. Pemerintahan Desa Gedung kantor Buku data perangkat desa Perangkat desa 3. Administrasi Desa Administrasi umum Administrasi keuangan Administrasi Penduduk Administrasi BPD Administrasi Pembangunan Administrasi lainnya Peta Wilayah 4. Keuangan Desa APBD desa Jumlah PAD desa Alokasi Dana Desa (ADD) Bantuan/Hibah desa 5. Akuntabilitasi Pertanggung jawaban Kades kepada Pemerintahan atasan Penyampaian keterangan tentang laporan pertanggung jawaban kepada BPD Penyampaian informasi kepada masyarakat tentang pokok-pokok pertanggung jawaban
JUMLAH TH 2015 4
TH 2016 5
Tidak Ada Ada Ada
Tidak Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Tidak Ada
Ada Ada Ada Tidak Ada
Ada Ada
Ada Ada
Lengkap
Lengkap
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Rp. 573.146.905,94 Rp. 11.300.000,00 Rp. 219.258.673,18
Rp. 1.745.711.332,41 Rp. 12.500.000,00 Rp. 222.963.388,66
Rp. -
Rp. Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1. Badan Permusyawaratan Desa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah merupakan lembaga sebagai perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai uruasan penyelenggara pemerintah desa. Kantor BPD Desa Pengeragoan secara menyendiri sampai saat ini masih belum tersedia dan masih bergabung dengan Kantor Perbekel. Anggraran BPD untuk tahun 2015 dan 2016 tidak ada perubahan sama sebesar Rp. 42.025.000,00.mencakup tunjangan dan operasional BPD. Susunan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) : a. Ketua
:
Ir. I Made Witama Sumerta
b. Wakil Ketua
:
I Made Gunata
c. Sekretaris
:
I Nyoman Sutama
d. Anggota
: 1. Drs. I Nyoman Sueca 2. I Wayan Suardika 3. I Wayan Murdana 4. I Nengah Suenten 5. I Nengah Budiarta 6. I Made Mei Sukadana 7. I Putu Gede Ngastawa
2. Pemerintah Desa Perangkat Desa Pengeragoan saat ini telah lengkap terdiri dari : 1. Pj. Perbekel
: I Nyoman Dastra, SE
2. Sekretaris Desa
: I Made Merta Yasa Utama, S.Pd
3. Kepala Seksi : a. Pemerintahan
: I Kadek Supandi, SE
b. Kesejahteraan
: Ni Wayan Surati
c. Pelayanan
: I Nengah Suantra
4. Kepala Urusan : a. Tata Usaha dan Umum.
: I Nyoman Merta
b. Perencanaan
: Ni Putu Arief Sutarisni
c. Keuangan
: Sari Kurniasih
5. Bendahara Desa
: I Made Marantika
6. Kelian Dinas : a. Banjar Pengeragoan Dangin Tukad
: I Wayan Susila Arimbawa
b. Banjar Pengeragoan Dauh Tukad
: I Ketut Mustika
c. Banjar Badingkayu
: I Ketut Merta
d. Banjar Mengenuanyar
: I Nengah Wedadana
e. Banjar Pasut
: I Komang Degdeg
7. Petugas Kebersihan
: I Made Wira
Buku-buku administrasi Desa Pengeragoan telah lengkap tersedia mulai dari Buku Model A sampai dengan Buku Model F.
3. Keuangan Desa 1. PENDAPATAN
: Rp. 3.694.684.087,00
- Pendapatan Asli Desa (PADes)
: Rp.
15.000.000,00
- Bagi Hasil Pajak
: Rp.
406.884.982,00
- Bagi Hasil Restribusi
: Rp.
26.874.185,00
- Alokasi Dana Desa (ADD)
: Rp.
989.415.968,00
- Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
: Rp. 1.599.000.000,00
- Dana Desa
: Rp.
652.508.952,00
- Sumbangan Pihak Ketga
: Rp.
5.000.000,00
2. BELANJA
: Rp. 3.694.684.087,00
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa
: Rp.
672.519.522,00
b. Bidang Peleksanaan Pembangunan Desa
: Rp. 1.270.776.302,00
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
: Rp. 1.713.716.000,00
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
: Rp.
e. Bidang Tak Terduga Surplus / Difisit 3. PEMBIAYAAN a. Penerimaan
Rp.
35.872.263,00 1.800.000,00
: Rp. :
-
: Rp.
7.852.882,26
: Rp.
7.852.882,26
: Rp.
7.852.882,26
: Rp.
-
: Rp.
7.852.882,26
- Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya b. Pengeluaran - Dana Cadangan - Penyertaan Modal Koperasi Wanita Kembang Sedana
4. Akuntabilitas Pertanggungjawaban Perbekel kepada Pemerintah atasan, penyampaian keterangan tentang laporan pertanggungjawaban kepada BPD dan penyampaian informasi kepada masyarakat tentang pokok-pokok pertanggung jawaban tahun 2015-2016
di
Desa
Pengeragoan
sebagai
bentuk
akuntabilitas
dan
pertanggungjawaban perbekel sesuan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa telah tersedia lengkap.
3.7
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Tabel : Data Perkembangan Lembaga Kemasyarakatan Tahun 2015-2016 No
INDIKATOR
1
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
SUB INDIKATOR
2
Organisasi Perempuan Organisasi Pemuda Organisasi Profesi Organisasi Bapak LKMD atau sebutan lain Kelompok Gotong Royong Karang Taruna Lembaga Adat
KEBERADAAN
3
4
Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Keberadaan Aktivitas Lembaga adat dalam pengelolaan hutan Lembaga adat dalam pengelolaan pertanian/irigasi Lembaga adat dalam pengelolaan laut/pantai Lembaga adat dalam penyelesaian konflik warga Lembaga Adat perkawinan Lembaga adat lainnya
Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada
3.7.1 Indikator Organisasi Perempuan Bentuk-bentuk organisasi perempuan yang ada di Desa Pengeragoan antara lain : 1. Koperasi Wanita Kembang Sedana dengan jumlah anggota sebanyak 101 orang 2. Organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dengan jumlah anggota sebanyak 34 orang. 3. Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) dengan jumlah anggota sebanyak 9 orang.
3.7.2 Indikator Organisasi Pemuda 1. Sekaa Teruna Karang Taruna merupakan bagian utuh dari struktur dan funsi Banjar maupun Desa sebagai wadah pengorganisasian kegiatan-kegiatan sosial, adat dan agama yang bertujuan meningkatkan peran serta pemuda dalam bidang pembangunan.
3.7.3 Indikator Organisasi Profesi Organisasi Profesi di Desa Pengeragoan tidak ada (nihil).
3.7.4 Indikator Organisasi Bapak Organisasi Bapak yang ada di Desa Pengeragoan yaitu Sekaa Semal yang pencaraiannya untuk pemburuan binatang.
3.7.5 Indikator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Lembaga Pemberdayaam Masyarakat Desa pengeragoan berpedoman pada Permendagri Nomor 5 Tahun 2007 dan Perda Kabupaten Jembrana Nomor 10 Tahun 2007. Pengurus LPM Desa pengeragoan dipilih dari dan oleh masyarakat secara musyawarah dari tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Desa Pengeragoan dengan Susunan Kepengurusan terdiri dari : - Ketua
: I Komang Agus Hery Kurniawan
- Wakil Ketua
: I Wayan Derestika
- Sekretaris
: I Wayan Yohanes Susila
- Bendahara
: I Wayan Kartana
- Seksi-Seksi
:
1. Seksi Agama
: I Wayan Dosol
2. Seksi Sosial Budaya
: I Ketut Naba Yasa
3. Seksi Pendidikan
: I Ketut Wisadi
4. Seksi Kamtibmas
: I Wayan Sumerta
5. Seksi Pembangunan
: I Made Mustika Yasa
6. Seksi Pengembangan Ekonomi
: I Made Pasek Winaya
7. Seksi Kependudukan
: I Nengah Yartana
8. Seksi Kesehatan dan KB
: I Wayan Musdiastra
9. Seksi PKK dan Pemberdayaan Permp : Ni Putu Arief Sutarisni 10 Seksi Pemuda dan Olah Raga
: I Nengah Sukade Adnyana
3.7.6 Indikator Kelompok Gotong Royong Kelompok Gotong Royong tidak ada. Gotong royong yang ada di Desa Pengeragoan bersifat kekeluargaan dan spotanitas, gotong royong ini melaksanakan kegiatan pada saat pembangunan rumah, pura, balai adat dan gotong royong kebersihan lingkungan dimasing-masing telajakan. 3.7.7 Indikator Karang Taruna Di Desa Pengeragoan terbentuk 1 (satu) Karang Taruna yang dibentuk oleh Perbekel Desa Pengeragoan yang bernama “Karang Taruna Giri Kumara” 3.7.8 Indikator Lembaga Adat 1. Lembaga Adat dalam pengolahan hutan di Desa Pengeragoan tidak ada (nihil). 2. Lembaga Adat dalam pengolahan pertanian/ irigasi yang ada di Desa Pengeragoan yaitu Subak dan Subak Abian yang terdiri dari Subak yaitu Subak Pengeragoan, Subak Batu Barak dan Subak Abian yaitu Subak Abian Astiti Rahayu, Subak Abian Sumber Urip, Subak Abian Wana Giri dan Subak Abian Pucak Sari. 3. Lembaga Adat dalam pengolahan laut/ pantai di Desa Pengeragoan tidak ada (nihil). 4. Lembaga Adat dalam penyelesaian konflik warga di Desa Pengeragoan yaitu 5 (lima) Desa Pakraman. 5. Lembaga Adat perkawinan di Desa Pengeragoan tidak terdapat lembaga khusus yang menangani perkawinan karena dalam proses perkawinan yang berperan adalah Prajuru Adat seperti Bendesa, Kelian Adat dan Kelian Dinas. 6. Lembaga Adat lainnya yang ada di Desa Pengeragoan antara lain seperti : Sekaa Santi, Sekaa Gong, LPD, CBD (Community Based Development) dan Pecalang.
3.8
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
Tabel : Data Perkembangan PKK Tahun 2015-2016 No 1
1
2.
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
2
Realisasi 10 Program Pokok PKK
Organisasi PKK
3
1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila 2. Gotong Royong 3. Pangan 4. Sandang 5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga 6. Pendidikan dan keterampilan 7. Kesehatan 8. Pengemban Kehidupan Berkoprasi 9. Pelestarian lingkungan Hidup 10. Perencanaan sehat Kelengkapan : 1. Kelompok Kerja 2. Kelompok Dasa Warsa
JUMLAH TH 2015 TH 2016 4
5
11 keg
11 keg
4 keg 4 keg 4 keg 4 keg
4 keg 4 keg 4 keg 4 keg
9 keg 9 keg 7 keg
9 keg 9 keg 7 keg
5 keg 6 keg
5 keg 6 keg
Ada Ada
Ada Ada
3.8.1 Indikator Realisasi 10 Program Pokok PKK Kegiatan Pokok PKK yaitu Sepuluh Program Pokok PKK yang pada hakekatnya merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan masyarakat. Di Desa Pengeragoan hal tersebut telah dilaksanakan secara nyata melalui tahapan-tahapan serta telah menunjukan hasil yang positif. Dalam mendukung Sepuluh Program PKK, Desa Pengeragoan akan selalu melaksanakan dan akan meningkatkan peranannya secara berkesinambungan. Melalui Sepuluh Program Pokok PKK dan didukung keterpaduan lintas sektoral, kegiatan ini akan bertumpu pada kegiatan-kegiatan kelompok, swadaya masyarakat PKK di Desa Pengeragoan, dengan memanfaatkan kader sebagai ujung tombak serta keluarga sebagai sasaran utama. Secara keseluruhan pada tahun 2015 dan 2016 kegiatan PKK Desa Pengeragoan sebanyak 63 kegiatan. Kegiatan tersebut merupakan realisasi dari Sepuluh Program Pokok PKK yaitu : 1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Untuk tahun 2015 dan 2016 mempunyai program sebanyak 11 kegiatan meskkipun belum ada peningkatan namun adanya kesadaran masyarakat untuk menambah wawasan dengan mengkuti penyluhan-penyuluhan PKBN, Kadarkum, dan pola asuh anak, penyuluhan penyuluhan KDRT dan penyuluhan narkoba.
2. Gotong Royong Tahun 2015 dan 2016 kegiatan yang dilaksanakan di bidang gotong royong sebanyak 4 kegiatan diantaranya : kerja bakti di lingkungan Banjar dan
tempat umum, pembinaan kelompok lansia, pembinaan sekaa gong dan ngayah/ nyapu di pura.
3. Pangan Tahun 2015 dan 2016 dibidang pangan terdapat 4 kegiatan diantaranya : 1. Pemanfaatan tanah pekarangan untuk menanam TOGA, Warung Hidup, Karang Sari Tanaman Hias, dan Pemeliharaan Ternak. 2. Penyuluhan tentang makanan 3 B (Beragam, Berimbang dan Bergizi). 3. Penyuluhan tentang Garam Beryodium. 4. Penyuluhan tentang makanan yang berbahaya bagi kesehatan.
4. Sandang Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang pangan terdapat 4 kegiatan antara lain : 1. Penyuluhan tentang cara berbusana yang baik dan benar. 2. Penyuluhan tentang penyimpanan pakaian. 3. Penyuluhan tentang berbusana yang baik pada tempatnya. 4. Penyuluhan tentang perawatan pakaian.
5. Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang perumahan dan tatalaksana rumah tangga terdapat 4 kegiatan antara lain : 1. Penyuluhan tentang rumah sehat dan layak huni. 2. Penyuluhan pemilahan sampah rumah tangga. 3. Penyuluhan tentang SPA (Saluran Pembuangan Air Limbah). 4. Penyuluhan tentang penggunaan jamban rumah tangga.
6. Pendidikan dan Keterampilan Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang pendidikan dan keterampilan dilaksanakan 9 kegiatan diantaranya : 1. Pembinaan kelompok BKB. 2. Melaksanakan kejar paket A,B,C.
3. Penyuluhan tentang APE (Alat Permainan Edukatif) melalui BKB. 4. Mengikuti pelatihan keterampilan. 5. Mengikuti demo-demo keterampilan. 6. Menumbuhkan minat baca melalui perpustakaan. 7. Mengikuti/ meningkatkan pengetahuan dalam keluarga dalam keluarga tentang pentingnya pendidikan. 8. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan PKK melalui kursus-kursus.
9. Mengadakan pembinaan administrasi Dasa Wisma ke masing-masing Banjar. 7. Kesehatan Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang kesehatan dilaksanakan 9 kegiatan diantaranya : 1. Meningkatkan pencapaian imunisasi. 2. Meningkatkan keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dalam menupretalesi anak balita kurang gizi. 3. Menjadikan PHBS sebagai kebiasaan sehari-hari. 4. Menyediakan makanan tambahan bagi anak sekolah. 5. Meningkatkan kesadaran PUS tentang pemakaian alat kontrasepsi. 6. Meningkatkan kesadaran penanaman pohon dalam upaya kelestarian lingkungan hidup, mengurangi dampak global warning. 7. Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya menurunkan AKI, AKB, dan AKBAL. 8. Otimalisasi Posyandu. 9. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga. 8. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang pengembangan kehidupan berkoperasi dilaksanakan 7 kegiatan diantaranya : 1. Mengembangkan koperasi melalui simpan pinjam. 2. Memotifikasi masyarakat untuk menabung. 3. Mengembangkan UP2K melalui simpan pinjam. 4. Memotifasi masyarakat tentang koperasi wanita. 5. Mengadakan pembinaan administrasi UP2K-PKK. 6. Meningkatkan kelompok dan kualitas usaha UP2K-PKK. 7. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat adanya Simpan Pinjam (SPP).
9. Pelestarian Lingkungan Hidup Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang pelestarian Lingkungan hidup dilaksanakan 5 kegiatan diantaranya : 1. Menjaga lingkungan hidup bersih dan sehat dengan menanamkan kesadaran membuat SPA. 2. Menanamkan kebiasaan memilah sampah organik dan onorganik. 3. Meningkatkan
pengetahuan
tentang
pengadaan
pemakaian
dan
penghematan air bersih dan sehat dalam keluarga. 4. Menanam sejuta pohon sebagai pencegah polusi udara. 5. Penyuluhan dan pengembangan kualitas lingkungan dan pemakaian air yang bersihdan sehat.
10. Perencanaan Sehat Pada tahun 2015 dan 2016 di bidang perencanaan sehat dilaksanakan 6 kegiatan diantaranya : 1. Menanam kebiasaan menabung. 2. Penyuluhan tentang pentingnya pemahaman kesehatan dalam program KB menuju keluarga berkualitas. 3. Berperan aktif dalam meningkatkan Hari Keluarga Nasional (Harganas). 4. Meningkatkan hasil pelayanan KB-Kes melalui kegiatan Kesehatan Gerak PKK KB-Kes. 5. Penyuluhan kesehatan reproduksi. 6. Mengatur keuangan keluarga untuk kesinambungan pemasukan dan pengeluaran.
3.8.2 Indikator Organisasi PKK Dari segi kelengkapan administrasi tahun 2015 dan 2016 telah memiliki administrasi yang baik berupa buku wajib dan buku tambahan serta papan data dari Pokja I sampai dengan Pokja IV, struktur organisasi PKK Desa ditetapkan Keputusan Perbekel Desa Pengeragoan Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pengangkatan Pengurus Tim Penggerak PKK Desa Periode 2009 – 2015.
Jumlah Kelompok Dasa Wisma se Desa Pengeragoan sebanyak 71 Dasa Wisma ditetapkan dengan Keputusan Tim Penggerak PKK Desa Pengeragoan Nomor
02/Sekr.PKK/DS/2009
tentang
Pembentukan
dan
Pengangkatan
Pengurus Kelompok Dasa Wisma Desa pengeragoan Periode 2009 – 2015.
BAB IV PERMASLAHAN DAN PEMECAHANNYA
4.1
PERMASALAHAN 1. Kondisi insfrastruktur jalan masih ada yang perlu diperbaiki karena dapat mengganggu jalur transportasi. 2. Tingkatkan pendidikan dan keterampilan perangkat desa masih belum memadai terutama dalam pengopersian komputer. 3. Nafkah perangkat desa masih belum optimal.
4.2
PEMECAHAN MASALAH 1. Memperbaiki insfrastruktur jalan baik melalui bantuan Pemerintah Kabupaten maupun swadaya masyarakat melalui gotong royong. 2. Perangkat desa perlu diberikan pelatihan komputer secara kontinyu dan dilaksanakan evaluasi yang bersifat rutin. 3. Meningkatkan nafkah perangkat desa secara bertahap untuk memacu dan memotivasi semangat kerjanya.
BAB V PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan tingkat perkembangan pembangunan yang dilaksanakan selama 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2015 – 2016 di Desa Pengeragoan, dari 8 (delapan) indikator yaitu : 1. Pendidikan; 2. Kesehatan Masyarakat; 3. Ekonomi Masyarakat; 4. Keamanan dan Ketertiban; 5. Partisipasi Masyarakat; 6. Pemerintahan; 7. Lembaga Kemasyarakatan; 8. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Semua indikator perkembangan pembangunan menunjukkan tren yang positif yaitu peningkatan ke arah yang lebih baik.
5.2
SARAN
Perkembangan pembangunan yang telah menunjukkan tren yang positif selama 2 (dua) tahun terakhir, perlu untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjadikan Desa Pengeragoan menjadi Desa Teladan dan Unggulan.