KURIKULUM MINIMAL DAN CONTOH BAHAN PELATIHAN LATIHAN KETERAMPILAN MANAJEMEN MAHASISWA TINGKAT PRA-DASAR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAL KELEMBAGAAN TAHUN 2007
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
PELATIHAN PENGEMBANGAN WAWASAN DAN SIKAP ILMIAH
01. Pengantar : Kurikulum Minimal Pengembangan Wawasan dan Sikap Ilmiah, merupakan penyesuaian yang diambil dari kurikulum Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang dikeluarkan direktorat kemahasiswaan – direktorat jenderal pendidikan tinggi di departemen pendidikan dan kebudayaan tahun 1996. Hal ini dilakukan mengingat kondisi dan kemampuan setiap perguruan tinggi yang beragam. Oleh karenanya, perlu ditetapkan kurikulum minimal, yang dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat. Kurikulum minimal pelatihan pengembangan wawasan dan sikap ilmiah, memerlukan waktu 14 jam, yang terdiri dari 4 (empat) modul. Kurikulum ini masih dapat materinya ditambah oleh perguruan tinggi penyelenggara, dengan memasukkan materi-materi sebagai kurikulum local, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perguruan tinggi masing-masing. Tujuan dari pelatiah pengembangan wawasan dan sikap ilmiah ini diberikan pada mahasiswa baru dengan maksud agar para mahasiswa baru dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan “dunia kemahasiswaan”. Dunia kemahasiswaan, merupakan dunia yang berbeda dengan dunia sebelumnya ketika mereka masih sekolah lanjut tingkat atas (SLTA). Para mahasiswa antara lain, dituntut untuk dapat belajar lebih aktif dan mandiri. Misalnya, dapat menentukan sendiri beban studi atau lamanya waktu studi diperguruan tinggi sesuai dengan kemampuannya dan factor lainnya.
02. Tujuan Pelatihan Pengembangan Wawasan dan Sikap Ilmiah ini. Untuk membekali mahasiswa baru dalam memasuki kehidupan “dunia kemahasiswaan”. Sesuai dengan tujuan dari pelatihan ini, maka para mahasiswa diharapkan : 1. Mampu bersikap kritis 2. Menyadari adanya relatifitas kebenaran (tidak ada kebenaran yang mutlak) 3. Mampu untuk mengikuti kegiatan belajar secara aktif, tidak hanya pasif mendengar tapi juga aktif mempertanyakan hal-hal yang perlu diketahui, walaupun tidak jelas Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
4. Mampu menyampaikan pendapat secara efektif 5. Mengenali segi kepribadian yang perlu dikembangkan 6. Memiliki pola pikir yang bersikap prestatif 7. Mengenali prinsip-prinsip berorganisasi dan potensi kegiatan berorganisasi sebagai alternative untuk pengembangan diri
03. Peserta : Peserta dari Pelatihan Pengembangan Wawasan dan Sikap Ilmiah adalah seluruh Mahasiswa Baru
04. Pembawa Materi/Pemandu Pemandu adalah mahasiswa yang telah mengikuti dan memiliki sertifikat Pelatihan Pemandu LKMM. Koordinator pemandu adalah staf edukatif yang telah memiliki sertifikat Pelatihan Pemandu LKMM, yang berperan sebagai moderator, fasilitator.
Rincian Kurikulum Minimal Pelatihan Pengembangan Wawasan dan Sikap ILmiah. No 1.
2.
3.
Modul/Materi
Topik/Kegiatan
Sifat Kritis
Keterampilan berkomunikasi
Pola Pikir Prestatif
Metode
Waktu
*) Pembukaan
30 menit
1. Persepsi
90 menit
2. Kesalahan-kesalahan
Experimen
90 menit
berpikir
Latihan
1. Mendengar aktif
Latihan
90 menit
2. Berbicara efektif
Latihan
90 menit
1. Dasar dasar konsep (AKU) Ceramah
60 menit
2. Sasaran, Resiko dan
Experimen
120 menit
Konsekuensi 4.
Pengenalan dan
1. Lingkup Pengenalan Diri
Ceramah dan Latihan
60 menit
Pengembangan Diri
2. Pengembangan diri
Ceramah dan Latihan
60 menit 120 menit
3. Pribadi dan Organisasi *) Evaluasi dan penutup
experimen
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
30 menit
Jumlah
14 jam
Modul 1 : Sifat Kritis Tujuan Mahasiswa mamapu mengembangkan sifat kritis untuk memahami dan memecahkan suatu masalah
Pokok Bahasan 1. Persepsi 2. Keslahan-kesalah Berpikir
Materi/Proses Penyampaian Pelaksanaan modul ini terdiri dari kegiatan-kegiatan 1. Experimen Persepsi 2. Larihan Kesalahan-kesalan Berpikir
Modul 1 Kegiatan 1 Experimen Persepsi Sasaran Belajar : a. Mahasiswa menyadari bahwa perbedaan pendapat terjadi karena adanya perbedaan persepsi b. Mahasiswa memahami bahwa perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsinya terhadap rangsang stimulus yang ada c. Mahasiswa memahami bahwa persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan system nilai,dll yang kemudian akan menghasilkan suatu stimulus d. Mahasiswa memahami dan mengerti bahwa halyang dipersepsinya, belum tentu betul/tepat. e. Mahasiswa mengerti dan memahami bahwa persepsi dapat berbeda waktu 2 jam (120 menit) Peralatan : Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
a. Kasus persepsi (buku pedoman PP LKMM Tingkat Dasar hal.20) b. Daftar Pertanyaan (buku PP LKMM Tingkat Dasar hal.22) c. Perlengkapan Sidang.
Proses : 1. Pleno (15 menit) * Pemandu menjelaskan bahwa tuuan eksperimensasi ini adalah membantu mahasiswa untuk memahami arti persepsi * Pemnadu membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 orangdan menjelaskan kasus tertentu, kemudian menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. 2. Kerja Mandiri (15 menit) * Mahasiswa diminta mengerjakan tugas persepsi secara mandiri 3. Kerja kelompok (45 menit) * Mahasiswa mendiskusikan hasil kerja mansiri untuk mencari kesepakatan menjadi hasil kerja kelompok. 4. Pleno (45 menit) * Pemandu mempersilahkan juru bicara kelompok menyampaikan hasil kerja * Pemansu kemudian memimpin diskusi pleno untuk membahas hasil pekerjaan masingmasing kelompok * Pemansu menyajikan salah satu contoh gambar yang mengacu pada masalah persepsi
Modul 1 kegiatan 2 Kesalahan-kesalahan berpikir Sasaran belajar •
Mahasiswa memahami bagaimana proses berpikir yang benar
•
Mahasiswa menyadari akan adanya kesalahan-kesalahan berpikir
Waktu : 1-2 jam (120 menit) Peralatan 1. Renungan logika (cirri dan cara berpikir, R Matindas : hal 26) 2. Daftar oertanyaan 9ciri dan cara berpikir, R, Matindas : hal 26) Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
Proses 1. Pleno (15 menit) * Pemandu menjelaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam proses menemukan kesalahan-kesalahan berpikir * Pemandu membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 orang, dan menjelaskan bahwa tugas kelompok adalah membaca petunjuk daftar pertnyaan mengenai renungan logika, kemudian menyelesaikan dafta pertanyaan yang tersedia 2. Kerja Mandiri (15menit) * Mahasiswa diminta mengerjakan daftar pertanyaan renungan logika secara mandiri 3. Kerja Kelompok (45 menit) * Mahasiswa diminta mendiskusikan hasil kerja mandiri di dalam kelompok dan menghasilkan jawaban-jawaban kelompok 4. Pleno (45 mebit) * Pemandu mempersilahkan juru bicara kelompok menyampaikan hasil kerjanya * Pemandu kemudian menyampaikan diskusi pleno untuk membahas hasil kerja masingmasing kelompok * Pemandu menampilkan jawaban kunci dari daftar pertanyaan renungan logika * Pemandu merangkum hasil diskusi untuk menjelaskan beberapa kesalahan berpikir yang sering terjadi. Misalnya, analogi yang salah, over generalisasi, analogi sesat
Modul 2 : Keterampilan Berkomunikasi Tujuan * Mahasiswa mamapu mengemukakan pendapatnya dengan ringkas, jelas terarah dan juga mahasiswa mampu mendengar dan menerima pendapat orang lain.
Pokok Bahasan: 1. Mendengar aktif 2. Berbicara efektif Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
Metode/Proses penyampaian Pelaksanaan modul ini akan terdiri dari kegiatan-kegiatan: 1. Mendengar aktif 2. Berbicara efetif
Modul 2 Kegiatan 1 Latihan mendengar aktif Sasaran belajar a. Mahasiswa terlatih/terbiasa untuk mendengar dengan aktif b. Mahasiswa terbiasa/terlatih untuk menerima pendapat orang lain c. Mahasiswa mamapu menyampaikan/merangsangkan hasil dari mendengar dengan aktif d. Terbiasa untuk tetap aktif berpikir selama mendengar
Waktu 1,5 jam (90 menit) Peralatan a. Latihan dalam bentuk bermain/peran b. Skenario permainan peran (dibuat/ditentukan pemandu) c. Perlengkapan Sidang
Proses 1. Pleno (15 menit) * Pemandu menjelaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk melatih mahasiswa agar terlatih atau terbiasa untuk mendengar atau menerima pendapat orang lain * Pemandu membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang, dengan pembagian 3orang yang akan berdialog, 2 orang observer. * Pemandu menjelaskan prinsip-prinsip untuk mendengar aktif 2. Kerja Kelompok (30 menit) * Mahasiswa melaksanakan permainan peran dalam bentuk dialog suatu permasalahan yang terjadi di antara 3 orang pemeran, sedangkan 2 orang lain bertindak sebagai pengamat. Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
3. Pleno (45menit) * Pemandu mempersilahkan salah seorang observer dari setiap kelompok akan hasil pengamatannya dari dialog yang terjadi di dalam kelompoknya * Pemimpin memimpin diskusi pleno dari hasil pengamatan observer dari masing-masing kelompok * Pemandu menjelaskan hal-hal yang penting dalam melakukan kegiatan mendengar aktif tsb.
Pleno 1 Penjelasan: tentang bagaimana cara mendengarkan aktif Misalnya : - tidak memutus/memotong pembicaraan - tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan - tidak terlalu cepat mengajukan pertanyaan
Modul 2 kegiatan 2 Latihan Berbicara Efektif
Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan ringkas, jelas dan terarah b. Mahasiswa mampu mengemukakan pendapatnya dalam struktur kalimat yang efektif dan mudah dipahami
Waktu 1,5 jam (90 menit) Peralatan : •
Ditentukan/tidak topic pembicaraan
•
Perlengkapan siding
•
Pemandu menjelaskan prinsip-prinsip berbicara efektif
Proses 1. Sidang Pleno (15 menit) * Pemandu menjelaskan prinsip-prinsip berbicara efektif : Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
- Seperti membuat telegram - Memiliki kata yang tepat, tidak menimbulkan keraguan * Pemandu menjelaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk melatih mahasiswa agar terlatih berbicara dengan efektif. Mahasiswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan ringkas, jelas, terarah, dengan struktur kalimat yang efektif serta mudah dipahami. * Pemandu membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang, dengan pembagian 1 orang pembicara, 5 orang pendengar dan sebagai pengamat. 2. Kerja Kelompok (30 menit) * Mahasiswa melakasanakan latihan di kelompoknua masing-masing dengan menunjuk salah seorang untuk menyampaikan pembicaraan (dengan 1 topik yang ditentukan) dalam bentuk pengalaman pribadi 5 orang lainnya sebagai pendengar dan bertindak sebagai pemantau 3. Pleno (45 menit) * Pemandu menyelesaikan salah seorang pendengar/pengamat menyampaikan hasil pengamatannya. * Pemandu memimpin diskusi pleno * Cara menjelaskan bagaimana menelpon kepada orang lain seolah-olah orang lain tidak tau cara menelpon * Kegiatan menjelaskan sesuatu kepada orang yang belum tahu contoh membuat definisi.
Penjelasan Pemandu • Latihan berbicara efektif - Menjelaskan arti - Menata urutan penyelesaian - Menyeleksi informasi - Membuang hal yang tidak perlu dijelaskan - Memilih kata yang tidak menimbulkan keragaman - Memilih kata yang tidakh menimbulkan dampak emosi yang merugikan Hasil pengamatan latiha bicara dari masing-masing kelompok • Pemandu menjelaskan hal-hal yang perlu dalam kaitannya denga pola berbicara efektif
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
Modul 3 :Pola Pikir Prestatif Tujuan : • Mahasiswa mengetahui/mengerti, apa yang dimaksud dengan pola pikir prestatif/ Berpikr prestatif • Mahasiswa dapat mengidentifikasi cirri-ciri berpikir prestatif • Mahasiswa dapat merumuskan dan merencanakan tujuan yang akan dicapai Pokok Bahasan 1. Dasar konsep berpikir prestatif (A-K-U) 2. Sasaran/tujuan, resiko dan konsekuensi berpikir prestatif
Metode/proses penyampaian 1. Ceramah 2. Experimen dan diskusi
Modul 3 kegiatan 1 Dasar konsep erpikir prestatif (A-K-U)
Sasaran belajar : • Mahasiswa mengerti dan memahami pola pikir prestatif • Mahasiswa mengetahui tentang ciri-ciri tujuan yang bersifat prestatif (Cara berpikir prestatif) • Mahasiswa mengetahui cara-cara mencapai tujuan Waktu : 60 menit Peralatan : 1. White board/flipchart 2. ATK
Proses : pleno (60 menit) Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
1. Pemandu memeberikan ceramaha mengenai dasar konsep berpikir prestatif (AKU) 2. Pemandu melakukan Tanya jawab/diskusi 3. Pemandu menutup kegiatan, dengan memberikan sedikit kesimpulan
Modul 3 kegiatan 2 Experimen Sasaran Resiko dan Konsekuensi
Sasaran Belajar : 1. Mahasiswa dapat mengenali makna berpikir prestatif 2. Mahasiswa dapat mengenali usaha dana keberhasilan dalam pola berpikir prestatif Waktu :120 menit Peralatan 1. Bola pimpong 6 buah 2. Keranjang plastic 3. White board/flipchart 4. ATK
Proses 1. Pleno (10 menit) * Pemandu menjelaskan kegaitan permaianan * Pengantar eksperimen (terlampir) 2. Eksperimen (50 menit) * Pemandu memimpin kegiatan permainan 3. Kerja Mandiri (10 menit) * Mahasiswa diminta untuk mengisi lembar pertanyaan untuk pengantar diskusi 4. Pleno (50 menit) * Pemandu memimpin kegiatan diskusi * Pemandu merangkum makana prestasi, usaha keberhasilan * Pemandu menutup kegiatan
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
Modul 4 : Pengenalan dan Pengembangan diri Tujuan • Mahasiswa dapat memahami dan mengenali potensi maupun kelemahan/kekurangannya • Mahasiswa dapat memahami bahawa dirinya harus belajar lebih aktif dan mandiri • Mahasiswa dapat menerima umpan balik dari orang lain Poko bahasan 1. Lingkup pengenalan diri 2. Pengembangan diri 3. Pribadi dan Organisasi
Modul 4 kegiatan 1 Lingkup Pengenalan Diri
Sasaran Belajar 1. Mahasiswa memahami dan mengenali potensi dirinya 2. Mahasiswa memahami akan kelemahan/ kekurangannya
Waktu : 60 menit Peralatan : 1. Whiteboard/flipchart 2. ATK
Proses : 1. Pleno (30 menit) * Pemandu memeberikan ceramah (jenderal johari) latihan 15 menit kerja mandiri * Mahasiswa diminta untuk menuliskan tentang dirinya (menuliskan potensi mauapun kelemahan yang dimilikinya dan bukan segi fisiknya ) 2. Pleno (15 menit) * Pemandu mendiskusikan tentang hasil dari kerja mandiri mahasiswa Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
* mendiskusikan kesulitan menilai diri sendiri
Modul 4 kegiatan 2 Pengembangan Diri
Sasaran Belajar 1. Mahasiswa mampu membuat rencana pengembangan diri sesuai dengan potensi dan kendalakendala yang dimilikinya 2. Mahasiswa dapat memilih beban studinya 3. Mahasiswa dapt menentukan waktu studinya
Waktu : 60 menit Peralatan : 1. Whiteboard/flipchart 2. ATK
Proses : Pleno (15 menit) * Pemandu memberikan ceramah (jenderal johari) latihan (30 menit) * Mahasiswa diminta utnuk menuliskan cirri-ciri temannya yang diketahui (bukan ciri-ciri fisiknya) * Pemandu mendiskusikan tentang hal-hal yang diungkapkan oleh temannya * Menjelaskan dalam kaitannya dengan feedback dari orang lain
Modul 4 kegiatan 3 Pribadi dan Organisasi
Sasaran Belajar 1. Mahasiswa memahami makna organisasi 2. Mahasiswa memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu organisasi Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
3. Mahasiswa dapat melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan
Waktu ; 120 menit Peralatan : 1. Whiteboard/flipchart 2. ATK
Proses : Pleno (30 menit) Pemandu memberikan ceramah tentang organisasi, peran organisasi bagai pengembangan diri pribadi, peran pribadi dalam organisasi.
Eksperimen /latihan (60 menit) kerja mandiri Mahasiswa membuat rencana untuk pengembangan diriny, yang berhubungan dengan keterlibatannya dalam organisasi - Keuntungan/kerugian dalam mengikuti kegiatan berorganisasi
Pleno (30 menit) Mendiskusikan hasil kerja mandiri sebelum pemandu menutup kegiatan No
Uraian kegiatan
1
Pengantar
2
Tujuan
- Manajemen pribadi
3
Peserta
- Seluruh mahasiswa baru
4
Pemandu/pemberi
- Staf edukatif/mahasiswa
materi
Pra Dasar LKMM
LKMM Tk. Dasar
Keterangan
yang telah mengikuti PP LKMM
5
Garis Besar Materi
- Modul 1 : sifat kritis Tujuan : … Kegiatan : Sasaran Belajar - Modul 2 : dst
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
A. DASAR-DASAR KONSEP AKU
Pengertian : Konsep AKU adalah rangkuman terpadu dari teori-teori psikologi khususnya yang berkaiatan dengan cara-cara mengembangkan diri. Konsep ini diilhami oleh kesadaran bahwa hampir seluruh tingkah laku manusia pada dasaranya adalah usaha untuk mencapai sesuatu. Dalam kerangka konsep A-K-U, hal yang ingin dicapai manusia ini disebut ambisi. Dengan sendirinya, keberhasilan seseorang dalam mencapai ambisi ini tergantung baik pada kenyataan yang dihadapi maupun pada usaha yang dilakukan. Ketiga istilah ini yaitu, Ambis, Kenyataa, dan Usaha secara kebetulan membentuk singkatan A-K-U
Keterpaduan antara ketiga unsure tersebut (Ambisi-Kenyataan-dan Usaha) merupakan dasar yang membentuk kepribadiuan manusia. Setiap manusia memiliki gambaran A-K-Unya masingmasing yang berbeda dari A-K-U manusia lain.
A-K-U yang dimiliki seseorang akan terbentuk dengan baik bila ada keselarasan antara masingmasing unsurnya. Ini berarti ambis yang dimiliki seseorang haruslah disesuaikan dengan Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
kenyataan yang ada serta didukung oleh usaha yang tepat. Perlu diingat bahwa kenyataa in meliputi baik kenyataan di luar seseorang (misalnya situasi di lingkungan) maupun kenyataan yang berada dalam dirinya (kemampuan, emosi dan sebagainya)
Secara sederhana, konsep AKU berisi ajaran tentang cara-cara utnuk menguji sejauh mana seseorang telag memiliki kesalarasan A-K-U, dan hal-hal apa yang harus dilakukan seandainya A-K-U itu belum selaras.
Ambisi Dalam konsep A-K-U, kata mbisi digunakan untuk menerangkan segala sesuatu yang ingin dicapai seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar. Tercapainya Ambisi akan menimbulkan perasaan senang, puas atau perasaan postitif lainnya, sementara kegagalan dalam emncapai ambisi akan menimbulkan perasaan-perasaan kecewa, sedih, kesal atau perasaan negative lainnya Pada suatu waktu atau suatu jangka waktu tertentu bisa saja timbul lebih dari satu ambisi pada diri seseorang. Ambisi-ambisi yang timbul bersama ini bisa saling mendukung, misalnya ambisi untuk menjadi ibu dan istri yang baik dengan ambisi untuk belajar mengatur waktu. Disuatu saat bisa juga ambisi-ambisi yang ada bersama justru saling bertentangan. Ambisi yang salaing bertentangan ini bisa saling menghambat. Misalnya saja ambisi untuk bisa menyediakan waktu banyak untuk kegiatan social dengan ambisi untuk mendapatkan uang yang banyak dengan bekerja karena harus membantu keuangan keluarga. Ambisi yang saling bertentangan ini biasanya menimbulkan kebingungna atau konflik pada seseorang. Apabila berada dalam kenyataan demikian, maka seseorang harus mampu memilih mana ambisi yang paling di pentingkan, agar tidak terjadi konflik. Konflik atau kebingungan yang terus menerus akan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, bahkan dapat menimbulkan stress.
Kenyataan Kenyataan adalah ahl-hal yang dapat mendukung maupun menghambat pencapaian suatu ambisi. Kenyataan ini dapat dibedakan menjadi kenyataan eksternal (yang berada diluar dari individu) dankenyataan internal (yang merupakan ciri-ciri pribadiyang melekat pada diri individu Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
yang bersangkutan). Kenyataan internal meliputi berbagai hal seperti sistemnilai dan asumsi (yaitu kumpulan keyakinan individu mengenai benar-salahnya, baik-buruknya atau pentingtidaknya hal-hal tertentu), kesanggupan (yang meliputi kemampuan bernalar, kemampuan mengendalikan diri, ketrampilan social mauapun motorik, serta lain-lain kemampuan), dan kecenderungan pribadi (yang meliputi kebiasaan, temperamen, dan gaya kerja). Kenyataan internal ada yang bersifat menetap dan ada pula yang dapat diubah atau dikembangkan. Hal-hal
yang
sudah
terberisejak
lahir,
misalnya
cacat
fisik,
keterbatasan
kecerdasan/intelegensi, atau hal-hal lain yang bersifat bawaan biasanya tidak dapat diubah atau dikembangkan. Sedangkan kemampuan berbahasa inggris atau ketrampilan cara kerja adalah halhal yang dapat dikembangkan. Peningkatan dari kemampuan yang dapat dikembangkan merupakan dasar dari pengembangan A-K-U karena sesungguhnya di antara ketiga unsur A-K-U hanya kemampuanlah yang memiliki sifat kumulatif. Ambisi yang telah dicapai akan “hilang” dari komposisi A-K-U demikian pula usaha yang telah dilakukan untuk mencapai ambisi tersebut. Ambisi dan usaha senantiasa berubah dari waktu ke waktu, sementara kemampuan selalu bertambah. Sesuatu yang semula merupakan ambisi di masa yang akan datang mungkin telah berubah menjadi bagian dari kemampuan. Seorang wanita yang dulunya punya ambisi untuk belajar dan kemudian menjadi ahli masak, setelah berumah tangga keahliannya memasak yang dulu adalah ambisinya, sekarang sudah menjadi bagian dari kemampuannya sebagai ibu rumah tangga. Karena pengembangan A-K-U terutama ditandai oleh perkembangan kemampuan, dan anatar A-K-U harus ada keselarasan, maka ambisi dan usaha yang baik adalah yang mengarah pada pengembangan kemampuan. Dengan kata lain, ambisi dan usaha yang hanya mengarah pada pencapaian kenikmatan, bukanlah ambisi dan usaha yang merupakan cirri kea rah pengembangan pribadi yang baik/efektif
Usaha Usaha adalah tindakan nyata yang dilakukan sesroang untuk mencapai mencapai ambisinya. Tindakan nyata tidak harus selalu berupa perbuatan yang dapat dilihat orang. Berpikirpun dapat merupakan salah satu usaha, meskipun berpikir tidak dapt diamati begitu saja. Walaupun usaha dilakukan orang secara sadar dan perencanaan yang matang, namun tetap ada kemungkinan Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
bahwa usaha itu tidak efektif untuk mencapai ambisi tertentu. Misalnya saja, seseorang yang berusaha keras untuk membuka pintu dengan cara mendorong dan menarik ke arah depan dengan keras, tapi tidak berhasil, karena pintu itu sebenarnya hanya dapat dibuka dengan cara menggeseekannya ke arah kanan. Contoh lain lagi, seorang ibu menginginkan anaknya punya nilai-nilai baik dalam rapornya dengan menekankan anaknya untuk selalu belajar pada sore hari dimana konsentrasi masih sangat tinggi, sementara anak yang juga punya keinginan untuk pandai tidak bisa belajar pada sore hari. Ia lebih berhasil bila belajar pada malam hari atau belajar bersama-sama dengan teman. Jadi, sebenarnya dalam hal ini utnuk mendapatkan nilai baik salam rapor, anak tidak aharus selalu belajar pada sore hari, tetapi masih ada beberapa cara lain yang bisa ditempuh. Pada dasaranya untuk mencapai ambisi selalau ada berbagai alternative usaha yang satu dengan lainnya berbeda-beda efektivitasnya. Oleh karena itu, untuk mencpaai ambisi seseorang lebih dahulu harus memeikirkan alternative apa saja yang tersedia dan klau mungkin menciptakan alternative lain, khususnya apabila alternatif yang ada dinilai kurang efektif. Bila semua alternative usaha dinilai tidak efektif atau akan efektif, perlu dilakukan peninjauan lebih jauh apakah ambisi yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Proposisi Yang dimaksud dengan proposisi konsep A-K-U adalah pernyataan-pernyataan yang berupa [a] penjelasan mengenai suatu konsep, atau [b] penegasan mengenai hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa atau gejala. Salah satu contohnya adalah proporsi yang berbunyi : Makin jelas factor yang mendasari ambisi, makin banyak kemungkinan usaha yang bisa ditempuh. Dalam banyak hal. Proposisi A-K-U berlaku sebagai saran yang sebaiknya dilakukan seseorang agar dapat mencapai keselarasan antara unsur-unsur A-K-Unya. Contoh proposisi yang berisi saran adalah : Untuk mengembangkan diri seseorang terlebih dahulu harus mengenal dasar ambisinya : Berikut ini diajukan sejumlah proposisi utama dari konsep A-K-U : 1. Konsep A-K-U adalah rangkuman terpadu dari berbagai teori psikologi, khususnya yang berkaitan dengan struktur dan dinamika kepribadian, serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
2. Setiap manusia memiliki gambaran A-K-U masing-masing, yang berbeda dari gambaran A-K-U orang lain. Gambaran A-K-U ini merupakan kesatuan dari unsur-unsur ambisikenyataan dan usaha dari orang yang bersangkutan 3. A-K-U tiap manusia adalah sesuatu yang dinamis yang mungkin berubah dari waktu ke waktu. Perubahan A-K-U ini merupakan proses perkembangan kepribadia dengan catatan bahwa perubahan tidak selalu menghasilkan gambaran yang lebih baik dari yang sebelumnya. 4. Perubahan A-K-U terutama terjadi sebagai akibat dari pengalaman dan karena itu perubahan dapat diarahkan ; antara lain dengansecara sengaja memberikan pengalaman tertentu kepada seseorang. Pendidikan adalah salah satu contoh dimana kepada seseorang secara sengaja diberikan pengalaman tertentu. 5. Seseorang—pada saat yang bersamaan—bisa saja memiliki beberapa ambisi yang tidak sejalan satu dengan lainnya. Kenyataan seperti ini disebut sebagai konflik ambisi 6. Pangkal dari setiap masalah yang dihadapi seseorang adalah ketidakselarasan antara unsur-unsur A-K-Unya. Ketidakselarasan ini biasanya terjadi antara beberapa ambisinya, antaea ambisi dan kondisi yang ada atau antara ambisi/kondisi dengan usaha yang dilakukan. 7. Hampir setiap ambisi yang sesungguhnya merupakan perantara bagi ambisi lain yang lebih tinggi, dan sebagaian besar ambisi harus dicapai secara bertahap. Ini berarti bahwa seuatu ambisi yang besar dapat dipecahkan menjadi sejumlah ambisi yang lebh kecil 8. Kumpulan sejumlah ambisi yang saling terkait satu dengan lainnya disebut sebagai ‘struktur-Ambisi’. Struktur ambisi yang baik/sehat adalah struktur yang tidak berisi sejumlah ambisi yang saling bertentangan satu dengan lainnya. 9. Sebuah ambisi yang merupakan prasyarat bagi terpenuhinya ambisi yang laindisebut sebagai ambisi-perantara. Susunan dari sejumlah ambisi perantara menuju ambisi yang utama disebut sebagai anak-tangga-ambisi 10. Dasar dari ambisi adalah kebutuhan, yaitu kenyataan tidak seimbang dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu-secara sadar maupun tidak-untuk mencapai kembali keadaan seimbang. Ketidakseimbangan ini dapat berupa ketidakseimbangan fisiologik [biologis] maupun ketidakseimbangan psikis [kejiwaan] Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
11. Ambisi yang sama dapat saja berasal dari kebutuhan yang berbeda, sementara kebutuhan yang sama juga dapat melahirkan ambisi yang berbeda. Dengan kata lain, ambisi hanya merupakan alternatif sasaran yang dapat ememnuhi kebutuhan yang lebih mendasar 12. Untuk memudahkan seseorang menyelesaikan konflik ambisi yang ada, yang bersangkutan harus menyusun skala prioritas ambisi yang berisi daftar dari ambisi-ambisi yang harus didahulukan dari ambisi lainnya 13. Karena ambisi hanya merupakan alternative sasaran bagi pemuasan suatu kebutuhan, maka kegagalan dalam mencapai suatu ambisi umumnya tidak akan membawa damapak negative, bila kebutuhan yang mendasarinya masih dapat dipuaskan melalui pencapaian ambisi lainnya 14. Kondisi dapat bersifat internal [yaitu hal-hal yang ada/melekat dalam diri seseorang] maupun eksternal yaitu hal-hal yang ada di lingkungan orang yang bersangkuta 15. Salah satu kondisi internal yang sanagt penting adalah kemampuan. Kemampuan meliputi baik hal-hal yang bersifat fisik atau mental, maupun yang bersifat socialfinansial. Relasi yang dimiliki seseorang adalah juga salah satu bagian kemampuannya 16. Kondisi internal lain yang sangat memepengaruhi gambaran A-K-U seseorang adalah SINAnya. Sina (system nilai dan asumsi) adalah oenafsiran subjektif seseorang terhadapa realitas (baik yang menyangkut dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan lingkungannya), dan berisi kumpulan keyakinan seseorang tentang benar/salah, baik/buruk, penting/tidak pentingnya hal-hal tertentu dalam hidupnya 17. Kemampuan ada yang dapat dikembangkan, dan ada yang relative menetap. Bila ambisi berada di atas kemampuan yang relative menetap, sebaiknya ambisi ini diperkecil. Sebaliknya, jika ambisi berada di atas kemampuan yang dapat dikembangkan, maka kemampuan yang harus diubah 18. Untuk satu jenis ambisi, umumnya ada lebih dari satu kemungkinan usaha, dan tiap-tiap alternative usaha ini memiliki perbedaan efektifitas 19. Mengembangkan diri adalah hal yang sekaligus merupakan kewajiban tiap orang, untuk itu diperlukan adanya sejumlah pegangan atau petunjuk, baik yang bersifat praktis, maupun yang bersifat konseptual. Salah satu konsepsi yang dijadikan pegangan adalah
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
konsep keselarasan A-K-U, yang berisi ajaran-ajaran untuk menyelaraskan ambisikondisi dan usaha seseorang 20. Untuk mengembangkan gambaran A-K-Unya seseorang harus lebih dahulu mengenali ambisi dan kondisinya. Kemudian atas dasar pengenalan ini memikirkan berbagai kemungkinan usaha dan lalu memiih salah satu usaha yang peluang keberhasilan paling besar serta dampak negative paling kecil
Langkah-langkah penerapan konsep A-K-U 1. Rumus dasar untuk menerpakan konsep A-K-U adalah menentukan usaha yang perlu dilakukan salma mencapai ambisi. Sehubungan dengan ini perlu diingat bahwa pencapaian ambisi umumnya hanya dapat dilakukan dengan mengubah kenyataan; baik kenyataan internal maupun kenyataan eksternal (jika kenyataan tidak dapat diubah seseorang harus bersedia mengubah ambisinya, karena jika ia tdak mau mengubah ambisinyaa, ia akan tetap tiunggal dalam persoalan yang tidak terpecahkan). Orang yang harus mengusahakan perubahan kenyataan itu sepantasnya adalah orang yang menginginkan ambisi yang bersangkutan. Jika kenyataan itu hanya dapat diubah oleh orang lain, maka orang yang menginginkan ambisi yang bersagkutan harus berusaha melakukan sesuatu agar orang lain itu bersedia membantunya). 2. Untuk menentukan usaha yang harus dilakukan perlu dilakukan analisis yang mendalam mengenai ambisi dan kenyataan yang ada. Menganalisis ambisi dan kenyataan berarti berusaha menyadari dasar, kepentingan, kesungguhan dan peluang keberhasilan sebuah ambisi. Menyadari dasar ambisi berarti mengenali ambisi lain yang sebetulnya ingin dicapai melalui pencapaian ambisi yang sedang dipikirkan. Sehubungan dengan ini perlu diingat bahwa kebanyakan ambisi ada demi ambisi lain yang lebih tinggi. Ambisi untuk memeperoleh pekerjaan sebetulnya didasari oleh ambisi untuk penghasilan, sementara ambisi untuk mendapatkan penghasilan sebetulnya didasari oleh ambisi untuk bisa membeli sbuah rumah. Lebih jauh, ambisi untuk membeli rumah didasari pula oleh ambisi lain, dan seterusnya. 3. Dasar paling dalam dari sebuah ambisi sebenarnya adalah kebutuhan yang tidak seluruhnya disadari. Kebutuhan itu berupa kebutuhan untuk mendapatkan kenikmatan, Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
mendapatkan ketentraman, mendapatkan kehangatan, mendapatkan kekuasaan dan penghramatan, atau bisa juga untuk mendapatkan rasa keberhasilan. Menyadari dasar ambisi
seringkali
memungkinkan
seseorang
menemukan
cara
lain
mencapai
kebutuhannya pada saat ambisi yang sedang dipikirkannya kelihatan sulit untuk dicapai 4. Selain menyadari dasar ambisi, seseorang juga perlu memeriksa penting-tidaknya ambisi itu, maupun mungkin tidaknya ia mencapai ambisi yang bersangkutan. Ia juga perlu menguji lebih jauh apakah ia sungguh-sungguh menginginkan ambisi yang bersangkutan ataukah sesungguhnya menginginkan hal lain yang dikiranya dapat ia capai dengan mencapai ambisi yang dipikirkannya itu. 5. Baru setelah sesroang yakin benar pada ambisi yang ingin, penting dan mungkin dicapai, ia dapat mulai usahanya dengan menentukan hal-hal nyata yang harus ia lakukan untuk mencapai ambisi itu
INTRUKSI Usahakanlah 6 bola pimpong jatah anda masuk ke dalam keranjang-keranjang tersebut. Anda bebas memilih sasaran keranjang menurut strategi anda. Catatan : 1. Guna merangsang perhatian pemain, pemansu member tahukan skor/hadia sewaktu permainan berlangsung 2. Pemandu dapat menentukan teknis tertentu untuk mengembangkan arah permainan
B.M.7.1.L.2. Lampiran 2. Diskusi Eksperimen Berpikir Prestatif PENGANTAR DISKUSI Saudara telah melakukan/menyaksikan kegiatan (permainan) melempar bola ke dalam keranjang. Kegiatan tersebut untuk merangsang diskusi sekarang ini. Untuk memperlancar diskusi ada baiknya, saudara lebih dulu menjawab pertanyaanpertanyaan berikut : 1. Seseorang melempar 6 bola pada keranjang yang jauh dan masuk 2, dapatkah disebut berprestatif : a. Ya
b. tidak
c. tergantung
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
2. Siapa yang lebh berprestatif ? a. Yang masuk 2 dari 6 dari jarak jauh b. Yang masuk 2 dari 6 dari jarak sedang c. Yang masuk 2 dari 6 dari jarak pendek d. Tergantung 3.
Siapa yang lebih berprestatif? a. Yang mencapai target dengan mudah b. Yang mencapai target secara kebetulan c. Yang mencapai target dengan sulit tetapi dicapai dengan sungguh-sungguh
4.
Mana rumusan yang lebih sesuai untuk prestasi ? a. Hasil yang istimewa yang dicapai karena nasib baik b. Hasil yang memerlukan usaha keras
5.
Kapan orang berusaha keras ? a. Bila yang jadi tujuan benar-benar diinginkan b. Bila yang jadi tujuan dianggap lebih penting
6.
Kapan orang akan berusaha lebih keras ? a. Bisa merasa yakin berhasil b. Bila merasa tidak mungkin berhasil c. Bila merasa mungkin berhasil jika sungguh-sungguh berusaha
7.
Kapan orang akan berusaha lebih keras ? a. Bila tahu pasti apa yang jadi tujuan b. Bila tidak tahu pasti apa yang jadi tujuan
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, buatkah sebuah rumusan tentang makna prestasi dan buatlah pedoman/petunjuk utnuk menentukan sebuah target.
B.M.7.1.L.3. Lampiran 3 : Ceramah Pola Pikir Prestatif POLA PIKIR PRESTATIF
Motif dan Aktivitas.
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
Perilaku manusia pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang setiap saat dapat berubah dan berkembang Beberapa ahli telah mencoba menelaah dan mencoba dan membahas serta mengklasifikan berbagai kebutuhan yang mengarahkan perilaku aktivitas manusia. Abraham H.Moslow menyatakan bahwa perilaku manusia mengarah pada pemenuhan kebutuhsn , yaitu kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan rasa aman dan tentram, kebutuhan untuk dicintai dan disenangi, kebutuhan untuk dihargai, dan yang terakhir kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Pendapat ini lebih dikenal teori PIRAMIDA HIRARKI kebutuhan. Sementara itu C.G. Jung menegaskan bahwa aktualisasi diri seperti yang dimaksudkan oleh Moslow adalah motif manusia untuk mengembangkan kapasitas potensi-potensnya setinggi mungkin. Ahli lain yaitu DAVID MC CLELLAND menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia mengarah perilaku, yaitu kebuthan BERPRESTASI (Need For Achievement), kebutuhan BERKUASA (Need For Power) dan kebutuhan BERAFILIASI (Need For Affiliation). Dari beberapa pendapat di atas nampaknya pendapat daei DAVID MC CLELLAND yang paling relevan dengan perihal pola pikir prestatif. Motivasi manusia untuk berperilaku dan memenui berbagai kebutuhannya dapat timbul apabila terjadi ketidakseimbangan di dalam dirinya yang menimbulkan kebutuhan dan tingkah laku mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :
DAUR MOTIVASI
Ketidakseimba ngan
Kebutuhan
Tingkah laku mencapai tujuan
Tujuan
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected] Pendorong (motivasi)
Seimbang
POLA PIKIR PRESTATIF Pola
: Sesuatu yang tidak sama dengan acak tetapi mempunyai keteraturan yang kemudian ada ciri-cirinya
Prestasi : - Hasil kerja yang pantas dihargai - Hasil yang dicapai lewat usaha dan bukan karena kebetulan - Hasil yang optimal sehubungan dengan kemampuan Prestatif : Memiliki “sifat” prestasi Ciri-ciri Pola Prestatif 1. Terarah pada tujuan 2. Tujuan yang ingin dicapai bersifat prestatif yaitu: o Mengandung resiko o Sesuai dengan kemampuan o Berharga o Dapat diukur 3. Memiliki kemungkinan hambatan 4. Memiliki alternative tindakan (seandainya menemui hambatan) 5. Memikirkan kemungkinan bantuan (hal-hal yang dapat mendukung pencapaian tujuan) 6. Dirinci menjadi tujuan-tujuan antara. Untuk data mengembangkan kebiasaan berpikir prestatif ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Cara-cara tersebut adalah : 1. Biasakan untuk menyakan tujuan dari tiap tindakan 2. Biasakan mempertanyakan kepentingan tujuan (untuk apa tujuan itu dicapai) 3. Biasakan utnuk menghitung peluang keberhaslan dan memikirkan kemungkinan hambatan Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
4. Biasakan membuat tolok ukur keberhasilan 5. Biasakan mencari kemungkinan bantuan Agar dapat lebih memahami tentang proses pola pikir prestatif dapat dilihat pada skema berikut :
SKEMA POLA PIKIR PRESTATIF RUMUSAN TUJUAN TUJUAN AWAL TUJUAN BARU TUJUAN ANTARA
YA
MUNGKIN
PASTI TIDAK
TIDAK
ABAIKAN
TIDAK
RUMUSAN KEMUGKINAN HAMBATAN TIDAK
PENTING YA CARA DASAR
BISA DIATASI YA BUAT RENCANA TETAPKAN TUJUAN ANTARA
TIM Penyusun : 1. Dr. R. Matindas 2. Ir. Budi Utomo, Msc Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]
3. Drs. Harry Suherman, MPsi 4. Ir. Trihono Kadri 5. Dra. Tri Sihmahanani 6. Gugun Gunardi, Msi
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
[email protected]