Kumpulan Cerpen proyek menulis
Kasih tak sampai Buku utama Nulisbuku © 2015
2
Daftar Isi Antara Aku dan Banowati ⥈ Gatot Swandito Miss Socmedrama ⥈ Sigit Rais Dia ⥈ Aris Budhiyanto Kawi ⥈ Indri Guli Dia Adalah Gadis Februari Yang Datang Dari Masa Lalu ⥈ Gilang Ramadhan Jabat Tangan Kita ⥈David Doa Cinta dalam Hujan ⥈Alina Dewi Hartanti Drttt ⥈ Dinar Daryanto Farewell Party ⥈Sundari Jazz di Kamis Sore ⥈Cherika Hardjakusumah Karaoke ⥈Devy Astriany 0899 Sekian Sekian ⥈Rio Tuasikal Cukup Tanpa Cakap; Cinta Tanpa Pinta ⥈ Erina Tan Imajinasi Tanpa Rumina ⥈ Aditia Yudis Puspitasari Juleha Malang, Romidin Garang ⥈ Lazirerza Segelas Susu Cokelat ⥈ Biru Cahya Imanda Kunamai Ini Cinta yang Tak’kan Pernah Sampai ⥈ Julia Primadani Lelaki yang Tak Bisa Kujadikan Kekasih ⥈ Rinrin Indrianie Love Is A Big Game ⥈ Aas Sania Maya Bercinta ⥈ Btari Margono Perempuan Merah di dalam Kanvas ⥈ Carolina Ratri Retoris ⥈ Amalia Sabila Hapsari Badut Tampan ⥈ Nur Saidatunnisa Hari Itu Entah Tanggal Berapa ⥈ Imam Solikhi Renjani ⥈ Isna Fitrotin
3
4
Antara Aku dan Banowati
1
Belasan tahun sebelum Baratayudha “Kangmas,” desah Dewi Banowati ditelingaku. Ia menggeliat mengendurkan otot-ototnya.
Aku memiringkan tubuhku menghadap Banowati yang berbaring tanpa pakaian.. “Ya dewiku,” ucapku lirih..
“Kangmas, kenapa cinta kita berpuing-puing seperti ini? Kenapa kita tidak bisa bersatu?” Banowati menghadapku kemudian memelukku erat. “Aku tetap mencintaimu, Kamas.”
Kutatap mata Banowati yang mulai digelinangi air mata. Perlahan sebutir air mata menetes. “Aku tahu, Sayangku.” Kusentuhkan bibirku di kelopak matanya yang menutup, lalu mengecupnya. Sebagai kekasih aku bisa merasakan gejolak hatinya. Dari getaran suaranya aku bisa membaca luapan kemarahannya pada ayahnya yang menerima pinangan Duryudhana. 1
Cerita asmara antara aku (Arjuna) dengan Banowati dalam cerpen ini merupakan pengembangan dari kisah pewayangan yang tidak terdapat dalam lakon manapun. Cerpen ini pernah ditayangkan di Kompasiana pada 3 Januari 2015 ( http://fiksi. kompasiana .com /dongeng/2015/01/03/cinta-kesetiaan-dan-seks-antara-aku-danbanowati-700177.html)
“Aku bersedia menikah dengan Kakang Duryudhana,” kata Banowati lantang di balairung Kerajaan Mandaraka setu purnama yang lalu..Sambil mendekati ayahnya yang duduk di singasana Kerajaan Mandaraka, Banowati berkata, “Tapi, ada syaratnya.” “Apa syarat itu, putriku,” sahut Prabu Salya dari singasana.
“Aku ingin Kakang Arjuna yang memandikan dan merias wajahku.” Bagai disambar halilintar aku yang mendengarnya. Sekilas kulayangkan pandanganku ke sekeliling. Hampir sebagian yang hadir di balairung berdiri manatapku. Kulihat wajah Duryudhana menegang. Kedua matanya menyorot menatapku tajam.
“Tidak mungkin!” teriak Duryudhana. “Kamu sudah kupinang. Kamu tidak boleh lagi bersama dia!” Telunjuk Duryudhana menuding ke arahku.
“Anakku, Banowati, apa syarat itu bisa diganti?” Prabu Salya berupaya mengingatkan putrinya. “Tidak Ayah!”
Malam ini malam jelang pernikahan Banowati dengan Duryudana. Sesuai syarat yang diajukan Banowati aku memandikan dan meriasnya. Mengguyur kekasihke dengan air kembang.
“Kenapa Kangmas tidak sekalian mandi?” tanya Banowati yang memang pandai menggoda. Belum sempat kujawab, Banowati sudah berlutut melepas ikat pinggangku.
Kembali kurengkuh pinggang Banowati. Lalu mendekapnya lebih erat.
2
“Kangmas, berjanjilah menangkan Baratayudah untuk kita.” pintanya. Lalu ia menjulurkan lidahnya. Ujung lidahnya yang basah meniti daguku. Naik perlahan ke dagu, lalu berputar-putar.
“Percayalah, aku akan memenangkannya. I am a man who will fight for your honor. I'll be the hero you're dreaming of”
“It's like a knight in shining armor from a long time ago,” timpal Banowati. “Tapi, Kangmas, kapan aku bisa merasakan shining armor Kangmas Arjuna lagi?” “Yang pasti senjataku bukan seperti Konta yang sekali pakai.”
“Tapi, kapan?”
“Satu purnama lagi.” Sehari jelang Baratayudha Aku termenung duduk di atas batu di pinggiran sungai. Besok aku akan mengawali hari-hari penentuan. Hari di mana perang besar sudah ditakdirkan terjadi. Dan tidak seorang pun dapat mencegahnya. Bahkan dewa-dewa sekali pun.
Sejak pagi tadii aku teringat kembali pesan Banowati “Menangkan Baratayudha untuk cinta kita, Kakang”. Ya, aku akan berusaha memenangkan perang itu untuknya, untuk cinta kita. Hanya itu satu-satunya cara kami untuk kembali menyatu.
Tapi, aku menyadari pihak Kurawa didukung oleh Adipati Karna. Karna yang memiliki senjata sakti Konta. Senjata yang bahkan tidak mungkin dihadapi oleh dewa. Dan, Karna telah menyiapkan Konta untuk berhadapan denganku di Kurustra nanti. Aku tidak 3