Kumpulan Cerpen
CINTA BERSULAM NODA MUHAMMAD ERY ZULFIAN RIZKINA YULIANTI AUNI NAFEESAH
Penerbit
CINTA BERSULAM NODA Muhammad Ery Zulfian, Rizkina Yulianti, Auni Nafeesah Editor : Adryan Zukzez Layouter : Tim Zukzez exPRESS Desain Cover : Muhammad Risfi Khusyairi ISBN : 978-602-18198-0-7 Cetakan Pertama : Mei 2012 Cetakan Kedua : Juli 2012 Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Rujukan dari maksud pasal 72 UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak ciptaan pencipta atau memberi izin untuk itu, dapat dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait, dapat dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Jalan Pelita Komplek Pinus Baru Blok C No 2 RT 01 RW 01 Banjarbaru, Kalimantan Selatan e-mail:
[email protected] Telp. 087814678772
MENU MISTERI REZEKI @ 1 Muhammad Ery Zulfian AYU, PENJEMPUT KEBERANIANKU @ 5 Rizkina Yulianti KEYBOARD KEHIDUPAN @ 11 Auni Nafeesah BOY SI PEMALAK NON SEJATI @ 21 Muhammad Ery Zulfian DILEMA SEORANG IBU @ 35 Rizkina Yulianti TEKA-TEKI JODOH @ 47 Auni Nafeesah CINTA BERSULAM NODA @ 53 Muhammad Ery Zulfian NASIB SANG PEROKOK PASIF @ 59 Rizkina Yulianti PERNIKAHAN KEDUA @ 67 Auni Nafeesah KEINGINAN IVAN @ 77 Muhammad Ery Zulfian
BAU BADAN VS ANGINA PEKTORIS @ 81 Rizkina Yulianti BUKTI KAMI PANTAS MENCINTAI-MU @ 91 Auni Nafeesah SELAMAT JALAN SAHABAT @ 99 Muhammad Ery Zulfian SYUKUR YANG TAK SAMPAI @ 103 Rizkina Yulianti KARMA @ 113 Auni Nafeesah
Cinta Bersulam Noda
MISTERI REZEKI @Muhammad Ery Zulfian
Malam makin larut. Aku mulai meninggalkan kantor. Kulihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 22.00 WITA. Luar biasa, baru kali ini aku pulang tidak sesuai jadwal, biasanya pukul 20.00 aku sudah berada di rumah bersama istri dan anak-anak tercinta. Saat di jalan, rintik hujan mulai mengenai tubuhku. Kugas motor secepat mungkin. Dingin, badanku yang berkeringat karena lelah bekerja kini bercampur dengan air hujan. Tak tahan karena sangat deras, aku pun berhenti tepat di warung bakso. Sesegera mungkin aku turun menjumpai penjual bakso itu. Lalu ia dengan hormat menyilakanku duduk. “Ayo, Pak, silakan duduk, baksonya dibungkus atau dimakan di sini?” ucapnya.
mau
“Makan di sini saja, lagian sambil nunggu hujan reda, Pak,” jawabku. Hujan semakin deras dan kami terlihat saling diam. Aku mengambil handphone kemudian mengutakngatik layanan opera mini, browsing menjelajah dunia maya. Mungkin malam itu hanya aku dan penjual bakso yang masih beraktivitas di Jalan Soekarno.
1
Kumpulan Cerpen Islami
Penjual bakso mulai memanaskan kuah yang sudah tersedia di tempatnya. Ia tampak sibuk membuat bumbu-bumbu ke dalam sebuah mangkuk besar. Tampaklah sebuah pertunjukkan yang tidak bisa diraih dalam waktu yang sebentar. Tangannya cepat sekali memotong sayur lalu mengambil mie kuning dan putih. Setelah itu, ia ambil botol kecap dan saus. Segera saja, bakso yang hangat telah terhidang di hadapanku. Baunya sedap dan tentu asapnya mengepul ke sana kemari. Aku mulai membuka pembicaraan biar tak canggung, “Wah enak nih Pak baksonya. Tapi, ngomongngomong hujannya tambah deras ya, wah pasti orangorang makin nyenyak tidurnya, hehe,” candaku biar tak saling diam. Bapak itu mengangguk dan menjawab, “Iya sih, bapak darimana? Kok jam segini keluar rumah, masih berpakaian bagus lagi. Datang dari kerja ya?” “Iya Pak, tugas di kantor malam ini numpuk. Jadi, sekalian saja saya selesaikan semua biar besok-besok nggak mikirin lagi. Ya hitung-hitung lembur lah sesekali dan hasilnya juga untuk istri dan anak, hehe. Kalau Bapak, emang sampai malam begini ya jualannya?” “Nggak juga, jam 9 malam padahal sudah pulang, tapi karena saya terlambat satu jam jualannya, ya saya harus nambah satu jam juga dong jualannya, hehe.. Hitung-hitung kan bayar waktu, gitu Pak. Terus ditambah lagi sama hujan. Kalau hujan begini dagangan saya jadi sepi,” katanya sambil membersihkan meja gerobak bakso.
2
Cinta Bersulam Noda
“Wah, rezekinya celetukku tak sengaja.
berkurang
dong,
Pak?”
Astaghfirullah pertanyaanku barusan mungkin bisa membuat bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya aku keliru. “Kalau berbicara tentang rezeki, ya gampang saja toh, Pak. Sudah diatur sama yang di atas. Allah itu tidak pernah tidur apalagi istirahat. Dia melihat hamba-hambaNya yang berjuang demi keluarga tentu dengan pengorbanan dan hati yang ikhlas. Hujan itu kan rahmat. Siapa tahu padi-padi para petani besok malah panen, terus tanaman-tanaman orang tambah lebat dan buahbuah tambah segar siap untuk dipetik.” Subhanallah hatiku bergetar. Bapak itu benar, Allah itu tidak pernah tidur apalagi istirahat. Allah itu selalu menjaga makhluk-Nya. Sungguh perkataan bapak itu sangat bermakna, terlihat sederhana tapi membuat diriku berpikir dan menyadari betapa kecilnya aku di hadapan Tuhan. Aku sejak dulu memang tidak suka dengan hujan, ya karena hujanlah desaku dulu kebanjiran dan ibuku meninggal karena terserat banjir. Dan dengan demikian aku menyatakan bahwa hujan adalah bencana dan hujan itu bisa menghalangi aktivitas kerjaku serta memperlambat seseorang untuk menyelesaikan tugasnya. Tapi, lewat pernyataan penjual bakso tadi, kini aku mulai paham betul apa maksudnya. Aku selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi contohnya seperti uang, harta atau properti yang mewah. Namun, aku salah besar. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun 3
Kumpulan Cerpen Islami
rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap orang terutama si petani yang menanam tumbuhan untuk dijadikan makanan pokok kita sehari-hari. Aku bergegas memakan bakso yang kuahnya terlihat masih hangat. Di benakku terlintas kalimat, “Ya Allah, Engkau Maha Kuasa. Engkau tak pernah tidur apalagi beristirahat.” Setengah jam kemudian, hujan reda. Aku pamit pulang. Dalam perjalanan, aku hanya mengingat katakata penjual bakso tadi. Singkat tapi mengena buatku. Begitulah, Allah selalu saja memberikan cinta kepada kita lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu kerap membuat kita semakin banyak belajar dan memaknai hidup lebih berarti lagi. Semoga kita termasuk hambaNya yang bersyukur.
4