PROFIL KABUPATEN / KOTA
KOTA PANGKAL PINANG BANGKA BELITUNG
ADMINISTRASI Profil Wilayah Kondisi tanah dan keterbatasan lahan Kota Pangkal Pinang kurang memungkinkan daerah ini mengembangkan kegiatan pertanian. Dari luas daerah, hampir setengahnya (46,2%) merupakan lahan permukiman. Sementara luas lahan yang diusahakan untuk kegiatan pertanian hanya 17,5% dari total atau 1.562 Ha. Kegiatan yang diusahakan adalah menanam tanaman pangan, perkebunan rakyat, dan budi daya ikan darat. Sisa lahan lainnya, 3.248 Ha merupakan lahan yang belum diusahakan, rawa-rawa, dan hutan negara. Produksi pangan dari kegiatan pertanian yang sudah ada tidak mampu mencukupi kebutuhan penduduk kota. Produksi padi sekitar 2.600 ton dari panen seluas 131 Ha. Kebutuhan pangan dan bahan pokok lainnya didatangkan dari daerah Sumsel, khususnya Palembang, dan bahkan dari Jakarta. Sebanyak 90% kebutuhan penduduk kota dipenuhi oleh suplai dari daerah lain. Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA PANGKAL PINANG No. 1. 2. 3. 4. 5. Total
Kecamatan
Luas (Km²)
Tamansari Pangkalbalam Rangkui Bukit Intan Gerunggang
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pangkal Pinang, 2003
1,33 6,56 7,87 36,54 37,10 89,40
Kota Pangkal Pinang terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Pangkalbalam, Rangkui, Bukit Intan, dan Gerunggang seluas 89,4 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 125.342 jiwa.
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Gerunggang (37,10 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Tamansari (1,33 km2). Salah satu sektor yang cukup besar berperan menggiatkan perdagangan dan meningkatkan pendapatan penduduk adalah perikanan laut. Terdapat sekitar 1.200 penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan yang menggunakan sekitar 1.000 armada perahu tanpa motor, motor tempel, ataupun kapal bermotor mencapai 19.110 ton pada tahun 2002. Jumlah tangkapan nelayan ini meningkat rata-rata 4,3% per tahun sejak tahun 2000. Bila merunut peran menurut kegiatan penduduk, kegiatan perikanan terbukti menjadi kontributor utama perekonomian daerah sejak tahun 1998. Sampai tahun 2001 kontribusi perikanan laut dan darat mampu menghasilkan Rp 113,9 miliar atau 16,7%
PANGKAL PINANG
KOTA PANGKAL PINANG
Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Pangkal Pinang mempunyai luas wilayah 89,4 km2 dengan batasbatas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Bangka Tengah Batas Selatan : Kabupaten Bangka Tengah Batas Timur : Laut Cina Selatan Batas Barat : Kabupaten Bangka
PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA PANGKAL PINANG No. 1. 2. 3. 4. 5. Total
Kecamatan
Jumlah (jiwa)
Tamansari Pangkalbalam Rangkui Bukit Intan Gerunggang
12.129 26.001 32.455 30.210 24.547 125.342
Jumlah penduduk terbanyak di Kota Pangkal Pinang terdapat di Kecamatan Rangkui, yaitu sejumlah 32.455 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Tamansari, yaitu sebanyak 12.129 jiwa.
Sumber : BPS Kota Pangkal Pinang, 2003
Sebaran dan Kepadatan Penduduk Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA PANGKAL PINANG No. Kecamatan Penduduk Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²) 1. Tamansari 12.129 9.120 2. Pangkalbalam 26.001 3.964 3. Rangkui 32.455 4.124 4. Bukit Intan 30.210 827 5. Gerunggang 24.547 662 Total 125.342 1.402 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pangkal Pinang, 2003
PANGKAL PINANG
dari total kegiatan ekonomi. Sementara perdagangan hanya menghasilkan perputaran uang Rp 104,2 miliar pada tahun yang sama. Tahun-tahun sebelumnya posisi tertinggi dikuasai oleh kegiatan perdagangan. Kini perdagangan mulai seimbang dengan pertanian, khususnya budidaya ikan laut dan darat. Pertanian sendiri seperti bertani, berkebun,dan beternak, terus mengalami penurunan. Melihat potensi sumber daya lautnya di masa depan perikanan dapat tetap menjadi primadona ekonomi kota yang bisa terus ditingkatkan.
EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Layaknya sebuah kota, struktur ekonomi Pangkal Pinang didominasi sektor tersier. 70% kegiatan masyarakat bergerak dalam jasa pemerintahan dan swasta, perdagangan, restoran, perhotelan, jasa persewaan, dan bangunan. Dari segi SDM setidaknya 85% tenaga kerja menekuni bidang-bidang tadi. Tapi dari segi produksi bidang perikanan memegang peranan penting.
DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2001
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Industri Pangkal Pinang yaitu ; Pengolahan ; Pertanian sektor perdagangan, , Perdagangan hotel, dan restoran 12,27% 18,20% Hotel , dan (19,46%), kemudian diikuti oleh sektor ; Restoran ; Jasa – jasa pertanian (18,20%), 19,46% 15,80% sektor jasa-jasa (15,80%), sektor keuangan (15,65%), ; Bangunan dan sektor industri pengolahan (12,27%). 9,22% Sedangkan sektor ; Keuangan lainnya (18,62%) 15,65% Listrik Gas , dan meliputi sektor listrik, Pengangkutan gas, dan air bersih, ; Air Bersih ; dan Komunikasi pengangkutan dan 0,65% 8,75% komunikasi, dan sektor bangunan. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pangkal Pinang, 2002
Keuangan Daerah Tabel 4. APBD KOTA PANGKAL PINANG tahun 2002 PENERIMAAN 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 3. Bagian Dana Perimbangan 4. Bagian Pinjaman Daerah 5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah TOTAL PENGELUARAN 1. Belanja Rutin 2. Belanja Pembangunan SURPLUS TOTAL Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Departemen Keuangan RI 2003
JUMLAH (Rp) 7.857.510.000 11.331.630.000 106.300.530.000 0 7.633.550.000 133.123.220.000 67.857.100.000 48.251.810.000 17.014.310.000 116.108.910.000
PANGKAL PINANG
Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Tamansari (9.120 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Gerunggang (662 jiwa/ km2).
PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Tabel 5. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA PANGKAL PINANG NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 125.342 2. Jumlah pelanggan Jiwa 31.980 3. Penduduk terlayani % 25,51 II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Pangkal Pinang 2. Sistem : 3. Sistem sumber : mata air dan pengambilan air permukaan 4. Kapasitas sumber Lt/dt 39 III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 83 2. Kapasitas desain Lt/dt 103,75 3. Kapasitas pasang Lt/dt 103 4. Produksi aktual m3/th IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 71 3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 12.534.200 4. Ratio kebutuhan % 5. Air terjual m3/th 6. Air terdistribusi m3/th 7. Total penjualan air Rp 8. Cakupan pelayanan air % 25,51 9. Cakupan penduduk Jiwa 31.980 10. Jumlah mobil tangki Unit V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % 2. Kebocoran teknis % 62,68 Sumber : data
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Pangkal Pinang disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 6. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA PANGKAL PINANG Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) (lt/org/hr) Lt/dt Lt/hr 125.342 83 7.171.200 100 12.534.200 5.363.000 Sumber : analisis
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Pangkal Pinang dengan jumlah penduduk 125.342 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 12.534.200 liter/hari. Jumlah ini
PANGKAL PINANG
Dari APBD sebesar Rp 141 miliar pada tahun 2003, hanya Rp 9 miliar yang ditargetkan berasal dari PAD sendiri. Sebagian besar anggaran berasal dari DAU yang diberikan pemerintah pusat. Kota Pangkal Pinang memang tidak memiliki sumber daya alam memadai. PAD kota ini hanya mengandalkan retribusi seperti izin tempat usaha dan izin mendirikan bangunan. Lainnya berasal dari pajak penerangan jalan umum, pajak hotel, dan restoran.
Jumlah sambungan rumah yang terdapat di Kota Pangkal Pinang sejumlah 5.330 unit. Jika 1 unit sambungan rumah (SR) diasumsikan untuk melayani 6 jiwa penduduk, maka didapatkan perhitungan cakupan penduduk yang terlayani sebesar 31.980 jiwa, atau sekitar 25,51% dari jumlah keseluruhan penduduk. Komponen Persampahan Pengelolaan persampahan di Kota Pangkal Pinang menggunakan metode pengumpulan sampah integrated system. Jika diasumsikan tingkat timbulan sampah untuk klasifikasi penduduk kota sedang sejumlah 3 lt/org/hr, maka perkiraan produksi sampah di kota ini sebanyak 376.026 lt/hr atau 376,03 m³/hr. Namun karena data yang diperoleh kurang lengkap, maka tidak dapat diketahui seberapa jauh kinerja pemerintah kota dalam pengelolaan sampah di Kota Pangkal Pinang. Komponen Sanitasi / Limbah Cair Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Pangkal Pinang ini sejumlah 25.068 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Pangkal Pinang. Komponen Drainase Pengelolaan drainase di kota ini dikelola oleh Sub Dinas Cipta Karya Kota Pangkal Pinang. Karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak diketahui pula bagaimana kondisi drainase yang ada di kota ini. Komponen Jalan Pengelolaan jalan di kota ini dikelola oleh Sub Dinas Bina Marga Kota Pangkal Pinang. Karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak diketahui pula bagaimana kondisi jalan yang ada di kota ini.
PANGKAL PINANG
diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Pangkal Pinang baru dapat memproduksi sebanyak 7.171.200 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 5.363.000 liter/hari, atau 62,07 liter/detik.