PROFIL KABUPATEN / KOTA
KOTA LUBUKLINGGAU SUMATERA SELATAN
ADMINISTRASI Profil Wilayah Ibukota kabupaten Musi Rawas masih mengambil tempat di kota Lubuk Linggau sebab calon ibukota bagi kabupaten Musi, Rawas belum diputuskan secara. resmi. Oleh sebab itu, secara fisik, kondisi eksisting prasarana dan sarana perkotaan sama dengan yang dimiliki oleh kota Lubuk Linggau. Dalam beberapa hal, beberapa prasarana dan sarana milik kabupaten belum diserahkan secara resmi kepada kota Lubuk Linggau, misalnya PDAM. Kota Lubuk Linggau sebelumnya merupakan bagian dari kabupaten Musi Rawas. Secara strategis ekonomi kota ini berada pada jalan lintas barat Sumatera sehingga kota ini berfungsi sebagai kota penghubung ekonomi antara Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, serta Provinsi — Provinsi lainnya di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas pembangunan prasarana dan sarana di kota ini maka aktifitas ekonomi di kota ini semakin meningkat pula. Lubuk Linggau merupakan kota pusat pertumbuhan regional sehingga beberapa jenis prasarana dan sarana yang dimiliki secara tidak langsung berpengaruh pada beberapa daerah administratif di sekitarnya. Stasiun dan kawasan perdagangan di Lubuk Linggau juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Lubuk Linggau. Sebaliknya, pasokan air bersih dan aliran listrik bagi Lubuk Linggau diambil atau diperoleh dari daerah lainnya. Lubuklinggau memang kota lintasan dan transit. Di kota inilah sejumlah pelaku bisnis atau para pelintas bertemu dan melakukan transaksi. Lokasi Lubuklinggau memang sangat strategis, sehingga bekas Ibukota Kabupaten Musi Rawas ini berkembang pesat. Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BANDA ACEH No.
Kecamatan
1. 2. 3. 4. Total
Luas (Km²)
Lubuklinggau Barat Lubuklinggau Timur Lubuklinggau Selatan Lubuklinggau Utara
127,25 170,35 60,75 332,60 690,95
Kota Lubuklinggau terdiri dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara, Lubuklinggau Timur, Lubuklinggau Barat, dan Libuklinggau Selatan seluas 690,95 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 173.369 jiwa.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara (332,60 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Lubuklinggau Selatan (60,75 km2).
LUBUKLINGGAU
KOTA LUBUKLINGGAU
Kondisi geografis Kota Lubuk Linggau, tidak menuntut terlalu banyak jembatan seperti halnya kota Palembang. Mengingat salah satu dari misi kota Lubuk Linggau adalah untuk sektor Pariwisata sebagai unggulan dan menjadi salah satu pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata ini menjadi andalannya, maka pemkot perlu melakukan perencanaan secara terpadu untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu masukan pendapatan asli daerahnya, dengan mengutamakan jalan-jalan dan sarana angkutan kota yang menuju daerah tujuan wisata, mengingat daerah tujuan wisata di Kota Lubuk Linggau walaupun -hampir semuanya berada di dalam kota, namun letaknya satu dengan lainnya menyebar tidak saling berdekatan. Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Lubuklinggau mempunyai luas wilayah 690,95 km2 dengan batasbatas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Musi Rawas Batas Selatan : Provinsi Bengkulu Batas Timur : Kabupaten Musi Rawas Batas Barat : Kabupaten Musi Rawas
PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA LUBUKLINGGAU No. 1. 2. 3. 4. Total
Kecamatan
Jumlah (Jiwa)
Lubuklinggau Barat Lubuklinggau Timur Lubuklinggau Selatan Lubuklinggau Utara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003
59.745 70.021 32.870 10.733 173.369
Jumlah penduduk terbanyak di Kota Lubuklinggau terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Timur, yaitu sejumlah 70.021 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Utara, yaitu sebanyak 10.733 jiwa.
LUBUKLINGGAU
Sektor pariwisata nampak lumayan menjanjikan, asal mampu mengelola. Apalagi, Lubuklinggau adalah satu-satunya kota di Sumsel yang memiliki Taman Nasional Kerinci Sebelat. DI samping itu, ada beberapa buah tempat wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Air Terjun Taqli, Air Terjun Temam I dan II, DAM Air Watervang, Museum Subkos Garuda, Benteng Kuto Ulak Lebar, dan situs peninggalan jaman batu besar.
Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA LUBUKLINGGAU Penduduk No. Kecamatan Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²) 1. Lubuklinggau Barat 59.745 470 2. Lubuklinggau Timur 70.021 411 3. Lubuklinggau Selatan 32.870 541 4. Lubuklinggau Utara 10.733 32 Total 173.369 251 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003
Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Lubuklinggau Selatan (541 jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara (32 jiwa/ km2). Tenaga Kerja Kondisi SDM di kota yang pertumbuhan ekonominya 4,3% selama kurun 2000-2002 ini pun cukup menguntungkan karena penduduk kota termasuk penduduk muda. Golongan penduduk di bawah usia 15 tahun yang cukup besar, hampir 37%, dapat menjadi aset yang tak ternilai di kemudian hari. Ditambah dengan dukungan fasilitas pendidikan yang memadai. Ada 6 perguruan tinggi yang dapat melayani penduduk kota dengan pendapatan perkapitanya sebesar Rp 4,5 juta dan juga penduduk di wilayah tetangga.
EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Usaha-usaha tersier makin berkembang. Kebutuhan ruang terus menignkat sehingga menyeret maju sektor konstruksi. Tak mengherankan bila lapangan usaha bangunan dengan laju pertumbuhan 4,1% per tahun (1998-2002) berkembang menjadi kegiatan terpenting kedua setelah perdagangan. Sekitar Rp 164,51 miliar dihasilkan usaha ini. Dari sektor konstruksi ini, maka laju perkembangan sektor-sektor lain pun meningkat. Dari bisnis properti misalnya, khususnya persewaan bangunan, telah memacu sektor keuangan menjadi pilar ketiga ekonomi kota. Sebanyak Rp 65,77 miliar atau sebanding dengan 10,9% dari kegiatan perekonomian dihasilkan dari bisnis ruang di kota yang 26,7% penduduknya bergelut di bidang jasa. Selain pasar inpres baru, sebuah pasar induk di perbatasan antara Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu juga telah masuk dalam agenda pembangunan waktu mendatang. Kota Lubuklinggau ini merupakan salah satu simpul-simpul utama perdagangan di Provinsi Sumsel, sehingga kebijakan pemerintah untuk merencanakan fasilitas pendukung perniagaan ini bukan tanpa dasar. Hadirnya pasar induk akan menambah laju perkembangan sektor niaga yang selama ini menjadi tulang belakang ekonomi kota ini. Sebanyak 37,1% kegiatan ekonomi berasal dari lapangan usaha ini, serta hampir 1/6 atau tepatnya 16,5% penduduk pun mengandalkan sektor ini.
LUBUKLINGGAU
Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Dari data tahun 2002, kontribusi yang cukup Pertambangan dan signifikan , Perdagangan Penggalian; 1,05% membangun Hotel, dan perekonomian Kota Restoran; 39,40% Industri Lubuklinggau yaitu sektor ; Pengolahan perdagangan, hotel, 10,10% dan restoran (39,40%), kemudian diikuti oleh sektor Pertanian; 4,36% Bangunan; 21,82% bangunan (21,82%), sektor keuangan ; Jasa – jasa (10,37%), dan 6,61% sektor industri Listrik Gas, dan Air pengolahan Pengangkutan dan Bersih; 0,62% Keuangan; 10,37% (10,10%). ; Komunikasi Sedangkan sektor 5,74% lainnya (18,31%) meliputi sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air bersih, pertanian, jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi. (Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003) Keuangan Daerah Tabel 4. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2002 PENDAPATAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 0 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 5.113.830.000 3. Bagian Dana Perimbangan 128.729.170.000 4. Bagian Pinjaman Daerah 0 5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 4.640.080.000 TOTAL 138.483.080.000 PENGELUARAN 1. Belanja rutin 57.451.320.000 2. Belanja Pembangunan 49.381.320.000 SURPLUS 31.650.440.000 TOTAL 106.832.640.000 Sumber : Pemerintah Kota Lubuklinggau, 2003
Sebagai kota otonom yang masih baru, Lubuklinggau memang belum bisa disamakan dengan kota lin yang sudah mandiri jauh lebih lama. PAD Lubuklinggau pada tahun 2003 ini hanya Rp 6,5 miliar. Jumlah itu begitu kecil dari total APBD sebesar Rp 165 miliar. Dengan kata lain, Lubuklinggau masih begitu bergantung pada pemerintah pusat.
LUBUKLINGGAU
DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2002
Komponen Air Bersih Penyediaan Prasarana dan Sarana Air bersih untuk wilayah Lubuk Linggau jika dikaitkan dengan Iuas wilayahnya, sekitar 15 % yang dapat terlayani oleh PDAM Lubuk Linggau. Salah satu pasokan air baku untuk PDAM Lubuk Linggau berasal dari Propinsi Bengkulu. Daiam Konteks dukungannya terhadap Prasarana dan Sarana Strategi Nasional, PDAM Lubuk Linggau secara teknis masih harus terus meningkatkan jaringan pemipaan bagi pelanggan baru yang belum terjangkau, terutama di daerah rawan air, Potensinya cukup banyak untuk meningkatkan pelayanan PDAM Lubuk Linggau, mengingat sumber bahan bakunya banyak, Hambatannya adalah mengingat Lubuk Linggau merupakan kota baru, maka segi pendanaannya yang harus diupayakan, sehingga potensi yang ada dapat dioptimalkan. Lubuk Linggau sebagai kota bisnis, kota transit dan kota Wisata masalah air menjadi yang utama, untuk itu pemerintah kota harus segera membuat masterplan sistem distribusi air dan lokasi pengambilan air bakunya. Jumlah kelurahan di kota Lubuk Linggau ini sebanyak 49 Kelurahan. Jumlah kelurahan yang baru dijangkau oleh PDAM baru 22 kelurahan, sisanya 27 kelurahan mendapatkan air melalui sungai, sumur dan sumber lainnya. Untuk mengatasi kekurangan air bersih di kota Lubuk Linggau direncanakan tahun 2004 akar dilakukan pengadaan dan pemasangan pipa bermacammacam jenis ukuran, yang panjangnya mencapai 30.900 m. Disamping itu akan dibangun beberapa jembatan perlintasan sungai pipa dengan ukuran diameter yang berbedabeda, ada 5 jembatan perlintasan sungai pipa yang panjangnya sekitar 85 m. Pada tahun 2004 juga akan diadakan pemasangan pipa transmisi diameter 15 mm sepanjang 4.000 m. Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari. Dengan jumlah penduduk 173.369 jiwa, Kota Lubuk Linggau membutuhkan air bersih sebesar 17.336.900 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun data yang didapat masih kurang lengkap, sehingga tidak dapat diketahui pula seberapa jauh kinerja pemerintah kota dalam pengelolaan air bersih di kota ini. Dari data yang didapatkan, diketahui cakupan pelayanan air di Kota Lubuk Linggau ini sebesar 15% dari keseluruhan jumlah penduduk, atau sejumlah 26.005 jiwa. Komponen Persampahan Lubuk Linggau termasuk kota yang tingkat kebersihannya tergolong tinggi. Di Kota Lubuk Linggau armada pengelola sampahnya telah memiliki limo Truck. TPS dan TPA. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) bagi Lubuk Linggau perlu dikaji lebih lanjut. mengingat tempatnya yang kurang strategis karena berada di jalur antar kota yang menuju ke arah Lampung, serta terletak di bantaran sungai, meskipun lokasinya masih di daerah kosong. Untuk lima tahun mendatang, masalah persampahan belum terlalu menimbulkan problematika, tetapi mengingat Lubuk Linggau sebagai kota transit dan perdagangan serta jasa, maka perencanaan persampahan untuk masa yang akan datang harus segera diupayakan, terutama dilakukan kajian ulang mengenai lokasi TPAnya.
LUBUKLINGGAU
SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN
Pada tahun 2004 direncanakan pembelian 2 unit dump truck untuk kegiatan operasional sampah. Sedangkan di lokasi TPA perlu disediakan 1 unit alat berat berupa Shovel/Exvacator dan juga pengadaan 8 unit container. Kegiatan lainnya adalah perbaikan ex TPA Petanang Kecamatan Linggau Utara. Disamping itu dilakukan pemeliharaan TPA Petanang dan dana yang diperlukan untuk kedua kegiatan ini sekitar Rp. 1 milyar. Tabel 5. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA LUBUK LINGGAU NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : 2. Sistem : 3. Jumlah penduduk Jiwa 173.369 4. Asumsi produksi sampah Lt/hr 520.107 m3/hr 520,11 5. Jumlah sampah m3/hr 6. Jumlah pelayanan m3/hr 7. Cakupan layanan geografis Ha 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 9. Ilegal dumping : II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 2. Nama TPA : TPA Petanang 3. Status TPA : 4. Luas TPA Ha 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 7. Sistem : 8. Jarak ke permukiman Km 9. Incenerator Unit 10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit 2. Back hoe Unit 3. Loader Unit 4. Shovel Unit 1 5. Water tank Unit Sumber : kompilasi data
Beberapa data yang didapatkan adalah berupa data transportasi persampahan yang ada di Kota Lubuk Linggau, yang terdiri dari 7 truk, dan beberapa jumlah peralatan yang digunakan yaitu gerobak sejumlah 20 unit, dan container sejumlah 8 unit.
LUBUKLINGGAU
Jumlah truck pengangkut sampah sebanyak 7 unit, sedangkan gerobak sampah sebanyak 20 unit. Sebenarnya keberadaan fasilitas yang tersedia ini sudah cukup karena sampah yang paling banyak berada disekitar pusat-pusat kota, sedangkan di kelurahan-kelurahan pinggiran masih membuang sampah sembarangan, tentunya keadaan ini memerlukan penanganan yang serius.
Tabel 6. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA LUBUK LINGGAU Perkiraan Sampah Timbulan Sampah Timbulan Jumlah yang Selisih Kota Sedang Sampah Penduduk (jiwa) Terangkut (m3/hr) (lt/org/hr) Total (m3//hr) (m3/hr) 173.369
3
520,11
-
-
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Lubuk Linggau dengan jumlah penduduk 173.369 jiwa, menghasilkan 520,11 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak dapat diketahui seberapa jauh kinerja Kota Lubuk Linggau dalam pengelolaan persampahan di kota ini. Komponen Sanitasi / Limbah Cair Limbah di kota Lubuk Linggau kebanyakan adalah limbah industri ringan dan industri rumah tangga serta limbah rumah tangga itu sendiri. Tidak adanya Industri dengan skala besar dan disatu sisi memberikan keuntungan bagi kota Lubuk Linggau, karena tidak ada limbah industri yang nantinya memberikan dampak lingkungan, hal ini juga ditunjang secara geografis kondisi kota Lubuk Linggau yang berbukit memiliki keuntungan tersendiri untuk sistem pembuangan limbah industrinya. Sebenarnya fasilitas yang tersedia seperti truk penyedot limbah, bak-bak penampungan akhir cukup tersedia, jadi untuk menangani masalah air limbah di kota ini sebenarnya sudah cukup, namun yang harus menjadi perhatian adalah penataan fasilitas-fasilitas yang ada. Contoh penting dalam perawatan ini adalah tersedianya dana dan tenaga yang terampil dan jujur. Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Lubuk Linggau ini sejumlah 34.674 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Lubuk Linggau. Komponen Drainase Secara geografis letak Kota Lubuk Linggau jika dikaitkan dengan Prasarana Sarana Drainase sangat ideal, mengingat lokasinya yang berbukit, bukit, sehingga sistem drainasenya tidak bermasalah, mengingat kontur tanahnya yang demikian mendukung sistem pengelolaan prasarana sarana drainasenya, hanya saja potensi yang demikian besar ini juga tetap harus dilakukan perencanaan yang matang. Sampai saat ini Kota Lubuk Linggau juga belum memiliki masterplan drainase. Perencanaan sektor drainase tahun 2004 meliputi : Pembangunan drainase dan gorong-gorong sepanjang 20 m di jalan protokol. Pembangunan drainase dan gorong-gorong sepanjang 10.000 m di jalan lintas barat sumatera. Pembangunan berupa normalisasi saluran beberapa ruas jalan dalam kota Lubuk Linggau di beberapa kelurahan. Panjang jalan yang diperbaiki/ dinormalisasi adalah 6.400 m.
LUBUKLINGGAU
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Lubuk Linggau disajikan dalam tabel berikut :
Komponen Jalan Keadaan jalan dan jembatan di kota Lubuk Linggau cukup memadai sehingga dapat menunjang aktifitas masyarakat. Namun jika dikaitkan dengan sektor perumahan maka tahun 2004 akan dibangun jalan poros antar keluraihandalam kota Lubuk Linggau sepanjang 34.500 m dan sampai tahun 2006 akan ada penambahan ruas jalan sama dengan tahun sebelumnya untuk setiap kelurahan.
LUBUKLINGGAU
Dari 49 kelurahan yang ada hanya 2 kelurahan yang rawan banjir. Namun kalau dilihat dari topografi kota Lubuk Linggau berada di perbukitan, jadi sudah tentu ada beberapa kelurahan rawan longsor. Jadi fungsi drainase bukan hanya digunakan untuk mengatasi banjir akan tetapi membantu untuk menanggulangi bahaya tanah longsor.