Kalimaya, Volume 4, Nomor 3, Desember 2016
ANALISIS PERMAINAN TRADISIONAL JAWA BARAT ORAYORAYAN SEBAGAI ALTERNATIF METODE PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH BAGI SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Koswara Tiurlina1 Deni Wardana2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia. e-mail :
[email protected]
Abstrak Permainan oray-orayan merupakan permainan tradisional yang berasal dari jawa barat.permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak yang terdiri dari beberapa orang, karena dalam permainan ini lebih banyak anak atau orang akan jauh lebih menyenangkan. Dalam permainan ini terdapat sebuah lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan. Dalam permainan oray-orayan ini terdapat sebuah cara atau metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah pada kelas satu sekolah dasar. Dalam permainan oray-orayan terdapat bagian dimana anak harus mampu mengurangkan dan menjumlahkan bilangan cacah dengan tepat sehingga dengan demikian akan membuat anak jauh lebih kreatif dan logis terhadap hasil penemuannya sendiri. Permainan ini merupakan suatu cara atau metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, walaupun dalam metode permainan oray-orayan ini sangat membuang banyak waktu, akan tetapi metode atau permainan ini terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu sekolah dasar. Selain itu juga dengan metode permainan ini dapat mempermudah kerja para pendidik, karena pendidik hanya harus memperhatikan dan membimbing siswa terhadap jalannya proses pembelajaran sehingga siswa tidak hanya bermain saja, akan tetapi mereka juga melakukan proses pembelajaran di dalamnya. Semua itu dapat dilihat dari hasil wawancara dan tes uji kemampuan berfikir matematika siswa yang dilakukan peneliti terhadap siswa, banyak siswa yang awalnya belum begitu mengerti mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dapat mengerti setelah proses pembelajaran menggunakan metode permainan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode permainan oray-orayan walaupun membutuhkan banyak waktu dalam proses pembelajarannya, tetapi juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas satu terhadap pembelajaran khususnya materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, dan juga mampu mempermudah kerja guru sehingga mereka tidak lagi bingung memikirkan cara yang tepat dalam mengajar penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kepada siswa. Kata Kunci :metode permainan alternatif Jawa Barat oray-orayan
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat OrayOrayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
GAME ANALYSIS OF TRADITIONAL WEST JAVA oray-orayan AS AN ALTERNATIVE METHOD OF LEARNING AND REDUCING ADDITIVE valid whole number GRADE ONE FOR PRIMARY Koswara Tiurlina1 Deni Wardana2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia. e-mail :
[email protected]
Abstract Games oray-orayan is a traditional game that originated from west Java. Game commonly played by children of a few people, because in this game more children or people will be much more enjoyable. In this game there is a song that comes from the area of West Java that used to accompany the game. In the game-orayan oray there are a method or methods that can be used by teachers to teach addition and subtraction of numbers count in the first grade. In the gameorayan-oray there is a section where children must be able to subtract and add up the numbers count precisely and thus will make children much more creative and logical on the results of his own discovery. This game is a way or method that is appropriate for use in learning addition and subtraction of numbers count, although in a game method oray-orayan this very waste a lot of time, but the method or the game is proven to improve student learning outcomes, especially in learning addition and subtraction of numbers count in the first grade of primary school. In addition, with this game method can simplify the teacher, because the teacher only have to pay attention and guide students on the course of the learning process so that students not only play alone, but they also make the learning process in it. All that can be seen from the results of interviews and tests students' mathematical thinking ability test conducted by researchers of the students, many students who initially do not quite understand about the addition and subtraction of numbers count can understand after the learning process using the game. So we can conclude that the method of game oray-orayan although it takes a lot of time in the learning process, but also can improve student learning outcomes one way towards learning in particular subject matter of addition and subtraction of numbers count, and is also able to facilitate the work of teachers so that they are no longer confused thinking way right in teaching addition and subtraction of numbers count to students. Keywords: alternative methods of West Java games oray-orayan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Ilmu pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan manusia di dunia ini, dengan ilmu pendidikan yang banyak maka semua manusia akan mampu berfikir sendiri baik secara logis maupun non logis. Dengan ilmu pendidikan pula mampu membuat manusia bersaing dalam segala bidang, hal ini di akui oleh seluruh lapisan dunia.Maka dari itu sebagai generasi perubah bangsa sudah selayaknya kita melakukan atau mempelajari segala bentuk pendidikan yang ada, sehingga kita mampu bersaing dengan kerasnya dunia. Menurut (Russefendi ET, 1980) kata matematika asalnya dari bahasa Yunani mathema dan mathein yang artinya sesuatu yang diketahui atau ilmu (knowledge , science) dan belajar (berfikir), jadi berdasarkan asal katanya matematika dapat diartikan sebagai ilmu yang diketahui atau yang didapat dengan cara berfikir (bernalar). Matematika lebih bertitik pada penekanan kehidupan dunia rasio dan logika, bukan berdasarkan pada hasil eksperimen atau observasi, karena matematika berasal dari pemikiranpemikiran manusia yang berhubungan dengan ide-ide, proses dan penalaran yang empiris. Pada umumnya cara belajar matematika di kelas satu sekolah dasar masih menggunakan cara lama, cara dimana pendidik sebagai pusat pembelajaran dan pesertadidik hanya sebagai pendengar saja. Pembelajaran dengan cara yang monoton seperti itu dirasa masih belum maksimal jika harus diajarkan untuk peserta didik di kelas rendah, karena pada prinsipnya anak usia 6 atau 7 – 11 atau 12 tahun, dikatakan periode berfikir konkrit, karena pada periode ini anak hanya mampu berfikir dengan logika. Jika untuk memecahkan persoalan yang sifatnya konkrit atau nyata saja, yaitu dengan cara mengamati atau melakukan suatu yang berkaitan
dengan persoalan-persoalan itu. (Yusnandar, E. Dan Saabighoot, A Y. 2013). Sehingga pada anak usia kelas satu sekolah dasar merupakan usia dimana anak atau individu masih sangat senang dalam bermain. Anak pada usia sekolah dasar merupakan periode dimana pola berfikir anak masih secara konkrit, mereka hanya mampu mengerjakan suatu soal atau persoalan yang mereka lihat secara nyata saja, bukan berupa soal atau persoalan penalaran. Dengan kata lain anak pada usia ini masih menggunakan suatu alat peraga yang bersifat nyata dan menggunakan metode yang masih berkaitan dengan kehidupan yang dialami oleh anak sekolah dasar itu sendiri. Oleh sebab itu Pendidikan bagi anak seharusnya terus melihat kemajuan dan perkembangan anak itu sendiri atau bahkan jika memang diharuskan terus melihat mengenai kesenangan dari peserta didik itu sendiri karena pada hakekatnya anak sekolah dasar masih berfikir secara konkrit atau nyata maka pendidikan yang cocok untuk anak sekolah dasar hendaknya disesuaikan dengan pola berpikir mereka.Begitu juga dengan pendidikan setelah sekolah dasar. Indonesia negeri yang kaya, sentuhan-sentuhan kearifan lokalnya tidak hanya tercermin dalam berbagai kerajinan, tetapi juga tervisualisasi dalam budaya sosial. Jika dikupas satu persatu mengenai kulturpermainan tradisional, permainan-permainan itu memiliki suatu arti yang dalam. Tidak hanya pada efek sosialisasi, tetapi juga cetusan euphoria cinta.Rasa cinta terhadap orang tua, cinta kepada lingkungan, dan empati kepada teman – teman sebaya.(Fad, A. 2014 hlm 5). Permainan tradisional di Indonesia sangat beragam macamnya, dalam permainan tradisional bukan hanya menekankan pada kesenangan saja, akan
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat OrayOrayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar. tetapi banyak pelajaran yang dapat diambil dari permainan tradisional tersebut, baik secara kerja kelompok, kejujuran, lapang dada, bahkan dalam permainan tradisional juga mengajarkan kita tentang pembelajaran yang biasa kita pelajari di sekolah. Sebagai contoh dalam permainan tradisional oray-orayan atau ular-ularan mengajarkan kita mengenai pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah untuk siswa kelas satu sekolah dasar. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti ingin menerapkan metode bermain sambil belajar pada penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.Permainan yang digunakan dalam metode ini adalah permainan tradisional yang berasal dari jawa barat yaitu permainan oray-orayan. Permainan ini berpusat pada kerjasama timdan sportifitas. Selain itu juga pada permainan ini mengajarkan siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah secara langsung. Oleh sebab itu peneliti sangat tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai analisis permainan oray-orayan sebagai alternatif pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Kemudian peneliti mengangkat judul “Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray–OrayanSebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar” METODE Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan meneliti ini adalah pendekatan kualitatif dalam bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan di luar kelas dan dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2015).
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah saja, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci atau pekerja sendiri, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball atau mengacak, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian ini menggunakan suatu desain penelitian analisis konsep, maksud analisis konsep disini peneliti akan melakukan suatu analisis mengenai permainan oray-orayan guna mendapatkan suatu data temuan yang selanjutnya akan coba digunakan sebagai metode alternatif pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas satu sekolah dasar. Bentuk penelitian ini bersifat kolaboratif yang artinya memberikan suatu tindakan melalui proses anak melakukan praktek diluar. Aspek yang ada ini akan dilakukan oleh peneliti secara langsung, munculnya masalah yang dirasakan oleh peneliti atau pendidik, tempat penelitian dilakukan di luar ruangan, proses pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri, hasil penelitian ini akan berfungsi atau bermanfaat bagi pendidik dan dapat pula dirasakan oleh peserta didik. Penelitian ini dijalankan di kelas 1 SDN IX Kota Serang pada tanggal 25 Mei 2016 dengan jumlah peserta didik 34 orang, yang terdiri dari 18 orang pria 16 orang perempuan. Alasan penelitian ditempatkan di SDN IX Kota Serang karena dalam pembelajaran matematika khususnya mata pelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
satu SDN IX Kota Serang masih jauh dari nilai kelulusan yang telah ditetapkan, sehingga peneliti ingin menguji cobakan hasil data temuan dan data penelitian yang didapatkan berdasarkan sumber temuan kepada seluruh peserta didik kelas satu SDN IX Kota Serang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode permainan, dalam mendapatkan hasil yang maksimal pengujiakan mencari data berdasarkan buku sumber, dan melakukan wawancara terhadap pendidik kelas satu sekolah dasar hingga akhirnya terjun langsung atau memberikan pengajaran kepada peserta didik secara langsung dengan cara bermain oray-orayan. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Miles and Hubberman yang pada intinya berupa kumpulan suatu alat yang terdiri atas tiga bagian, yaitu Data Reduction, Data Display, Conclusion Drawing/Verification. Sultona, R. (Dalam Sugiyono 2012) Data Reduction atau mereduksi data dalam penelitian ini maksudnya adalah mencari dan menentukan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu teknik atau cara bermain oray-orayan menurut buku peperenian urang sunda dan pemanfaatannya terhadap pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu sekolah dasar, Data display dalam penelitian ini adalah bentuk penyajian data berupa uraian hasil pengamatan peneliti terhadap respon atau kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode permainan. Dan yang terakhir merupakan suatu penarikan kesimpulan dan verifikasi mengenai data temuan dan hasil rumusan masalah yang telah dikemukakan di awal penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan selanjutnya mengenai hasil penelitian dan pembahasan penelitian sehingga akan terlihat secara jelas berhasil atau tidaknya penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Hasil penelitian 1. Data Temuan Berdasarkan Buku Sumber Sesuai dengan buku sumber temuan yang berjudul peperenian urang sunda Hidayat, R. T. dkk. (2005). permainan oray-orayan atau biasa disebut dengan ular-ularan termasuk suatu permainan anak-anak tradisional yang biasa dimainkan diluar ruangan, permainan ini dimainkan oleh tujuh orang atau lebih karena dalam permainan ini semakin banyak jumlah orang atau anak yang bermain akan lebih menyenangkan. Berikut ini merupakan hasil analisis isi buku tentang permainan tradisional jawa barat oray-orayan sehingga dapat digunakan sebagai metode alternatif pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di sekolah dasar kelas satu. a. Analisis system permainan orayorayan Permainan oray-orayan menurut buku karangan Hidayat, R. T. dkk. (2005) Merupakan suatu permainan yang berasal dari jawa barat, permainan ini biasa dilakukan oleh tujuh orang atau lebih, dalam permainan ini terdapat sebuah lagu sunda yang harus dihafalkan oleh setiap pemain dan permainan ini juga memiliki suatu aturan main, yaitu dua anak diminta
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat OrayOrayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar. saling berpegangan tangan membentuk suatu terowongan yang nantinya akan dilewati oleh temannya yang menjadi ular, selanjutnya anak yang lainnya diminta membentuk suatu garis lurus berbentuk seperti ular dan anak yang paling depan berperan sebagai kepala ular dan anak yang paling belakang berperan sebagai buntut atau ekor ular. Anak yang berperan sebagai kepala ular akan mengejar anak yang berperan sebagai buntut atau ekor ular pada saat lagu yang dinyanyikan berhenti. Anak yang telah berhasil tertangkap akan memisahkan diri dan diminta untuk memilih menjadi bulan atau bintang sampai semua anak tertangkap, maka selanjutnya permainan akan dilanjutkan dengan saling tarik-menarik antara regu bulan dan bintang untuk menentukan siapa pemenangnya. Permainan akan terus berlanjut sampai semua bagian ular tertangkap. Dibawah ini juga ada lagu yang sering digunakan dalam permainan oray-orayan yang dikemukakan oleh Hidayat, R. T. dkk. (2005). Oray-orayan Luar-leor mapay sawah Entong ka sawah Parena keur sedeng beukah Oray-orayan Luar-leor mapay leuwi Entong ka leuwi di leuwi loba nu mandi Saha nu mandi Anu mandina pandeuri Oray-orayan Luar-leor mapay kebon Entong ka kebon Loba barudak ker ngangon
Mending ge teuleum di leuwi loba nu mandi Saha nu mandi Anu mandina pandeuri Huluna tuluy ngudag-ngudag buntutna bari disada, “Kok, kok, kok, kok… 2.
Data Temuan Berdasarkan Hasil Wawancara Hasil wawancara ini selain digunakan sebagai alat ukur pendidik kelas dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu, juga sebagai tolak ukur apakah metode atau cara permainan oray-orayan juga layak digunakan dalam pembelajaran pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu sekolah dasar. Adapun hasil wawancara yang di dapat pada proses penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Format Hasil Wawancara Guru Kelas No 1
2
Aspek yang di Wawancara Sebelumnya apakah ibu mengetahui tentang permainan orayorayan? Apakah ibu pernah mengajarka n anak dengan metode pembelajara n yang ada pada
Jawaban Ya Tidak Ya
Tidak
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
permainan anak seharihari khususnya permainan orayorayan? 3 Apakah ibu mengetahui jika pada permainan oray-orayan terdapat metode yang bisa digunakan untuk mengajarka n penjumlaha n dan penguranga n? 4 Dalam setiap pembelajara n, apakah sebelumnya ibu sering menyusun suatu rencana pembelajara n? 5 Apakah dengan metode permainan oray-orayan peserta didik menjadi lebih terampil dan mudah memahami pelajaran? a. Cara penilaian Keterangan :
Skor =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑌𝑎 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 2 𝑥 100%
Nilai= = 20% 5 b. Kriteria penilaian Keterangan : Nilai 70% - 100% = Baik 40% - 60% = Cukup 10% - 30% = Kurang
Tidak
3.
Ya
Tidak
Hasil Tes Peserta Didik Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas satu, maka penelitian dilanjutkan dengan menguji cobakan terhadap peserta didik kelas satu sekolah dasar, adapun hasil uji coba yang didapat dalam penelitian ini sebagian peserta didik mudah mengerti atau memahami pelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode permainan orayorayan, walaupun banyak memakan waktu akan tetapi dengan metode ini banyak peserta didik yang dengan mudah memahami pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan cepat. Dalam penelitian ini dapat diambil suatu simpulan bahwa dengan menggunakan metode permainan oray-orayan mampu membuat peserta didik atau anak dengan mudah mengerti pokok konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, ini dikarenakan dengan metode ini peserta didikakan mencari sendiri atau menemukan sendiri maksud dari konsep tersebut. Dengan cara permainan seperti ini juga memiliki suatu kekurangan, yaitu dengan metode ini akan banyak waktu yang dibutuhkan, akan tetapi apabila kita melihat dari hasil kerja atau tes peserta didik tidak ada salahnya apabila metode ini digunakan oleh guru kelas satu sekolah dasar dalam mengajarkan pokok materi ajar
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat OrayOrayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar. penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, sebab dengan teori ini dapat memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Adapun hasil uji coba terhadap peserta didik kelas satu setelah melakukkan pengajaran dengan metode permainan adalah sebagai berikut.
No
Tabel 1.2 Hasil Uji Coba Siswa Nama Siswa Nilai
22
Rizal
80
23
Nurizah
60
24
Ridwan
80
25
Ali
80
26
Rina
100
27
Rusdiana
60
28
Mitha
80
29
Sulastri
80
30
Danang
100
31
Irfan Adhari
100
32
Sri Ningsih
100
33
Anisa Rifdiyanti
100
34
Asep Soekamti
60
1
Ardian
20
2
Ravabani
60
3
Naja
60
4
Nadia
60
5
Siti Syaqilla
60
6
Andika
60
7
Gaida
60
8
Aditya
100
9
Diki Firmansyah
80
10
Khaerunnisa
100
11
Lisnawati Fajrin
100
12
Revan
40
13
Aura Maulida
80
14
Renita Rani
100
15
Sidiq
100
permainan oray-orayan.
16
Rian Firmanda
80
1. System permainan oray-orayan
17
Doni Rida
80
Prabawa
Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil paparan di atas maka dalam permainan tradisonal jawa barat oray-orayan yang telah dianalisis dari buku sumber, ada beberapa unsur pembelajaran materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu sekolah dasar, berikut pembahasan dari
setiap
unsur-unsur
metode
pembelajaran yang terdapat pada sistem
Permaianan
oray-orayan
merupakan permaian yang dimainkan
18
Desi Lisnawati
80
oleh tujuh orang atau lebih dan
19
Rika
100
biasanya dimainkan di luar ruangan,
20
Neneng Wahyuni
100
karena
21
Dika
60
membutuhkan banyak sekali orang
dalam
permainan
ini
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
untuk bermain.Dalam permainan ini
cacah dan pada saat anak yang sudah
memiliki suatu aturan main yang
tertangkap itu akan diminta memilih
diiringi dengan sebuah lagu yang
masuk kedalam kelompok bulan atau
berjudul oray-orayan seperti yang
bintang sehingga kelompok tersebut
sudah
akan terus bertambah sampai bagian
dijelaskan
sebelumnya.Permainan
akan
ular benar-benar habis tertangkap,
berakhir apabila seluruh anak yang
pada bagian itu secara tidak langsung
bertugas menjadi ular habis tertangkap
anak
oleh kepala ular, apabila orang atau
penjumlahan bilangan cacah. Selain
anak
habis
dari itu pada saat anak melakukan
akan
kegiatan saling tarik menarik antara
dilanjutkan dengan anak-anak akan
kelompok bulan dan bintang sehingga
saling tarik menarik antara kedua
ada
kelompok
kelompok
yang
bermain
tertangkap,
ini
sudah
permainan
untuk
kelompok
mana
menentukan yang
menjadi
pemenangnya.
terhadap
penjumlahan
pembelajaran
dan
pengurangan
bilangan cacah Dalam
anak
mengenai
yang
akan
juga
konsep
berpindah sebenarnya
mengajarkan anak mengenai konsep penjumlahan
2. Keterkaitan system permainan orayorayan
diajarkan
dan
pengurangan
bilangan cacah. Jadi
dapat
diambil
suatu
kesimpulan bahwa sebenarnya dalam permainan oray-orayan anak diminta
permainan
oray-orayan
untuk memahami secara langsung apa
secara tidak langsung mengajarkan
itu penjumlahan dan pengurangan
anak khususnya
bilangan
anak kelas satu
cacah,
sehingga
tugas
sekolah dasar mengenai konsep dasar
pendidik atau peneliti dalam penelitian
penjumlahan
pengurangan
ini hanya perlu membimbing peserta
bilangan cacah, seperti kita ketahui
didik agar peserta didik teratur dalam
apabila
permainan
kita
dan
perhatikan
baik-baik
atau
sesuai
konsep
dalam permainan oray-orayan akan
penelitian yang akan ditujukan dan
ada
benar-benar
anak
yang
tertangkap
atau
paham
apa
yang
terambil dari urutan mereka sebagai
dimaksud dengan penjumlahan dan
ular atau oray, itu secara tidak
pengurangan
langsung mengajarkan anak mengenai
sendiri melalui permainan yang sudah
konsep dasar pengurangan bilangan
bilangan
cacah
itu
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat OrayOrayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar. mereka mainkan yakni permainan
cocok
oray-orayan.
pembelajaran bagi pendidik yang akan
3. Pembelajaran
penjumlahan
digunakan
sebagai
dan
mengajarksn
pengurangan bilangan cacah dengan
penjumlahan
metode permainan oray-orayan
Dengan metode ini pendidik dapat
Penjumlahan bilangan
cacah
operasi
hitung
dan
pengurangan
merupakan dalam
suatu
dengan
pokok
metode
dan
mudah
membimbing
bahasan pengurangan.
mengajarkan
peserta
didik,
atau dan
pekajaran
peserta didik pun dapat jauh lebih
matematika yang harus dipahami oleh
cepat mengerti dan tidak akan cepat
setiap peserta didik khususnya bagi
bosan sebab dengan metode ini peserta
anak kelas satu sekolah dasar.Anak
didik melakukan suatu hal yang sangat
kelas satu sekolah dasar harus bisa
digemarinya, yakni bermain. Dengan
memahami sendiri konsep mengenai
kata lain metode permainan ini dapat
pokok pelajaran penjumlahan dan
mengajarkan anak jauh lebih aktif baik
pengurangan bilangan cacah serta
dalam segi bertindak atau bermain,
dapat mengaplikasikannya terhadap
maupun dalam segi berfikir sendiri
kehidupan sehari-hari.Jika kita melihat
untuk mencari jawaban yang sesuai.
bahwa penjumlahan dan pengurangan merupakan operasi hitung yang wajib peserta didik pahami dan maknai maka dari
itu
dalam
mengambil metode
suatu alternatif
digunakan penjumlahan
penelitian judul
ini
mengenai
yang
dapat
dalam
mengajarkan
dan
pengurangan
bilangan cacah pada siswa kelas satu sekolah dasar. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode permainan oray-orayan, dalam permainan ini sudah sangat jelas mengajarkan siswa mengenai
penjumlahan
dan
pengurangan bilangan cacah sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil data temuan dalam penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan mengenai metode alternative penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas satu sekolah dasar.Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari hasil penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut. Kesimpulan Berdasarkan seluruh paparan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode atau cara permainan oray-orayan pada pokok pelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di kelas satu SDN IX Kota Serang walaupun banyak memakan waktu, akan tetapi dengan menggunakan metode atau cara permainan oray-orayan atau ular-ularan dapat meningkatkan kualitas belajar atau
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
hasil belajar peserta didiksehingga nilai yang mereka dapatkan juga dapat memenuhi nilai kelulusan apabila dibandingkan dengan metode ceramah. Dengan metode ini juga anak akan jauh lebih senang dan antusias dalam belajar. Selain itu juga pembelajaran dengan cara permainan seperti ini juga membuat pendidik jauh lebih mudah dalam hal mengajarkan pelajaran yang akan dicapai yaitu materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan, karena pendidik hanya tinggal mangajarkan system permainan oray-orayan dan memperhatikan serta membimbing anak dalam bermain sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran. Saran Dengan penelitian ini diharapkan peserta didik sebagai penerima pendidikan dapat mampu lebih rajin lagi dalam menuntut ilmu dan bagi pengajar sendiri diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi cara atau metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, artinya pendidik bisa jauh lebih kreatif lagi dalam mengajar sehingga peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar. REFERENSI Russefendi,
ET. (1980). Pembelajaran Matematika.Bandung :Alfabeta
Yusnandar, E. Dan Saabighoot, A Y. (2013). Edisi Kedua. Belajar Dan Pembelajaran Di SD. Ikhwan Mandiri Press Fad, A. (2014).Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia.Jakarta : Cerdas Interaktif (Penebar Swadaya Group) Sugiyono,
(2015). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono
(2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta