KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk)
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Syifa Fitria NIM: 204082002378
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Bank X)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Syifa Fitria NIM: 204082002378
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Yahya Hamja, MM
Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM
NIP. 130 676 334
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
2
Hari ini Selasa, Tanggal Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Ketua
Amilin, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
3
Hari ini Selasa, Tanggal 18 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
DR. Yahya Hamja, MM Ketua
Hepi Prayudiawan SE, Ak., MM Sekretaris
Amilin SE, Ak., M.Si Penguji Ahli
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Agama Alamat
Telepon/ Hp E-mail
: Syifa Fitria : Perempuan : Bogor, 10 Juni 1986 : Islam : Cilendek Timur RT/RW 002/010 Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor : (0251) 373176/ 085697283847 :
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. 5.
TK Nurul Falah Bogor SD Negeri DR Semeru 1 Bogor SMP Negeri 6 Bogor SMA Negeri 10 Bogor S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
Lulus tahun 1992 Lulus tahun 1998 Lulus tahun 2001 Lulus tahun 2004 Lulus tahun 2008
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL Kursus Bahasa Inggris “Success” Latihan Kepemimpinan di Biro Tata Negara Jabatan Perdana Menteri Malaysia
2003-2004 2007
PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM FEIS 2. BEM FEIS 3. BEM FEIS
4. International Young Leadership Camp (IYLC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Anggota Divisi Gender Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Non Reguler Anggota IYLC
2004-2005 2005-2006 2006-2007
2007
5
Correlation Of Internal Audit Result With Company Ability Performance (The Case Of Study to PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta) By: Syifa Fitria ABSTRACT
The purpose of this research is to know how big correlation of internal audit result with company ability performance. The variable used in this research are internal audit result (X) as an independent variable and company ability performance (Y) as a dependent variable. The research has been done by means of filling out questionnaires by internal auditor, and to used to secondary data too. The responders are internal auditor in PT. Bank X (Persero) Tbk, the samples included are 39 responders with a standard of error 12,5%. For analyzing the data researcher usage SPSS version 12. The result of this research shows that the correlation between internal audit result with company ability performance are significantly positive, internal audit result have significant too on correlation 0,00 with company ability performance, and coefficients correlation 0,642.
Keywords: result internal audit, internal auditor, ability company performance.
6
Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta) Oleh: Syifa Fitria ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil audit internal (X) sebagai variabel bebas dan kemampuan kinerja perusahaan (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh internal audit, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Responden penelitian adalah para auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk, sampel diambil sebanyak 39 responden berdasarkan tingkat kesalahan 12,5%. Untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan korelasi, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS versi 12. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa korelasi antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan adalah positif kuat, hasil audit internal mempunyai hubungan signifikan sebesar 0,00 dengan kemampuan kinerja perusahaan, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642.
Kata kunci: hasil audit internal, internal auditor, kemampuan kinerja perusahaan.
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robill ‘Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk nabi akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tuaku yang selamanya ku sayang disetiap nafasku. Terimakasih atas kehadiran kalian, kasih sayang, dan cinta disetiap hari-hariku. Doa yang kalian panjatkan dan kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku. Semangat yang kalian berikan disetiap putus asa ku. Special thanks for my mom, yang sudah jadi mama sekaligus sahabat sejatiku, setia mendengarkan ceritaku, dan selalu memberikan jalan keluar yang bijak. Fa sayang kalian. 2. Terimakasih untuk kedua kakak dan adikku yang telah memberikan warna begitu indah dalam hidupku, success for you. Study hard De. I miss you 3. Bapak DR. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan perhatian dan waktunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang Bapak berikan menjadi amal shaleh. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM, selaku pembimbing II, atas segala motivasi dan waktu yang telah diberikan, semoga ilmu yang Bapak berikan menjadi ilmu yang bermanfaat.
8
5. Om dan Tante ku yang sudah seperti orang tuaku. Terimakasih atas perhatian kalian. Serta saudara sepupuku, trimakasih atas kebersamaan kita selama ini. 6. Tempat penelitian, terutama kepada Bapak Edwin pada Learning Center dan Bapak Saiful Huda selaku Team Leader of Intern Audit atas bantuannya. 7. Bapak H Diani Budiarto atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis. 8. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, Bapak Drs. Slamet Riyadi MM. 9. Para penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, Amilin, SE., Ak, MSi. 10. Para penguji ujian Skripsi: DR. Yahya Hamja, MM, Hepi Prayudiawan SE, AK., MM, Amilin, SE., Ak, MSi. 11. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan Ibu. 12. Pengurus BEM Periode 2006-2007 atas kerjasama yang telah diberikan. 13. Sahabat-sahabatku tercinta, serta rekan sejawat jurusan Akuntansi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tetap semangat untuk kalian. 14. Seseorang yang telah membantu dan menemani penulis observasi. 15. Ka Isma, Ka Yuli, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mas Alfried, Mas Seandy, Mas Aziz, Mas Heri, Mas Budi, Mba Novi, Bu Siska, atas pelayanan yang diberikan. Sukses untuk kalian. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Maret 2008
Syifa Fitria
9
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI…………………… LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………….. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI……………………………... DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………… ABSTRACT………………………………………………………………….. ABSTRAK………………………………………………………………….... KATA PENGANTAR……………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… DAFTAR TABEL …………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi vii ix xi xii xv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian…………………………………... B. Perumusan Masalah………………………………………… C. Tujuan dan Manfaat................................................................ 1. Tujuan Penelitian………………………………………… 2. Manfaat Penelitian………………………………………..
1 7 7 7 7
TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Akuntansi………………………………………….. B. Ruang Lingkup Auditing…………………………………… 1. Definisi Auditing………………………………………… 2. Jenis-jenis Audit…………………………………………. 3. Jenis-jenis Auditor……………………………………….. 4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing……………… C. Ruang Lingkup Audit Internal……………………………… 1. Definisi Audit Internal…………………………………... 2. Fungsi Audit Internal……………………………………. 3. Misi dan Peran Auditor Internal…………………………. 4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal….. 5. Independensi Auditor……………………………………. 6. Teknik-teknik Audit Internal…………………………….. D. Ruang Lingkup Perbankan………………………………….. 1. Definisi Bank…………………………………………….. 2. Fungsi Bank……………………………………………… 3. Peranan Bank…………………………………………….. E. Kinerja………………………………………………………. F. Kerangka Pemikiran…………………………………………
9 10 10 13 15 16 18 18 19 19 20 21 21 27 27 29 30 31 32
10
BAB III
METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………... B. Metode Pemilihan Sampel…………………………………. C. Metode Pengumpulan Data…………………………………. 1. Data Primer……………………………………………… 2. Data Sekunder…………………………………………… D. Metode Analisis dan Pengolahan Data……………………... 1. Metode Analisis………………………………………….. 2. Uji Kualitas Data…………………….…………………... 3. Uji Normalitas…………………………………………… 4. Uji Hipotesis……………………………………………... E. Variabel dan Pengukurannya……………………………….. 1. Variabel Independen (X)………………………………… 2. Variabel Dependen (Y)…………………………………..
33 33 34 34 35 35 35 36 38 38 39 40 40
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian………………………… 1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero) Tbk…. 2. Struktur Organisasi Perusahaan…………………………. 3. Visi dan Misi Perusahaan………………………………... B. Hasil Uji Instrumen Penelitian……………………………… 1. Hasil Try Out…………………………………………...... 2. Pasca Try Out……………………………………………. C. Hasil dan Pembahasan……………………………………… 1. Deskripsi Data…………………………………………… 2. Analisis dan Pembahasan………………………………... 3. Hasil Uji Normalitas Data……………………………….. 4. Hasil Korelasi Pearson…………………………………... 5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson…………………….
43 43 43 45 45 45 49 51 51 53 80 81 82
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………..... B. Implikasi……………………………………………………. C. Saran………………………………………………………...
83 84 84
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... LAMPIRAN…………………………………………………………………..
86 88
BAB IV
BAB V
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing…………………........ Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………... Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan………………………………….
17 32 44
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14
Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28
Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal………... Kriteria Korelasi ………………………………………………. Operasional Variabel Penelitian……………………………….. Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal …………………. Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……………….. Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal …………………. Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……………….. Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………….. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir………………………………………………………... Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja…………….. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia………………………. Auditor Internal Memberikan Informasi yang Diperlukan Manajer dalam Menjalankan Tanggung Jawab Secara Efektif... Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara Efisien………………………………………………………….. Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara Efektivitas Kinerja Perusahaan………………………………... Auditor Internal Berkaitan dengan Pengelolaan Perusahaan….. Auditor Internal Berkaitan dengan Risiko Terkait Perusahaan... Informasi Keuangan Auditor Internal Akurat…………………. Informasi Keuangan Auditor Internal dapat Diandalkan……… Auditor Internal Mengidentifikasi Risiko yang Terjadi……….. Auditor Internal Meminimalisasi Risiko yang Terjadi………... Kriteria Operasi yang Memuaskan Telah Dipenuhi Sesuai Dengan Cara Akuntan…………………………………………. Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara Efisien………………………………………………………….. Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara Ekonomis………………………………………………………. Auditor Internal Mencapai Tujuan Perusahaan Secara Efektif... Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Penentuan Risiko dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Survei Pendahuluan dalam Melaksanakan Pekerjaannya…………….. Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Program
20 38 41 46 47 48 48 49 50 51 51 51 52 52 53 54
55
56 56 57 57 58 59 60 60 61 62 62 63 63
13
Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33 Tabel 4.34 Tabel 4.35 Tabel 4.36 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40 Tabel 4.41 Tabel 4.42 Tabel 4.43 Tabel 4.44 Tabel 4.45 Tabel 4.46 Tabel 4.47 Tabel 4.48 Tabel 4.49 Tabel 4.50 Tabel 4.51 Tabel 4.52
Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya……………………... Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Pekerjaan Lapangan dalam Melaksanakan Pekerjaannya…….. Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Temuan Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya……………………... Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Kertas Kerja dalam Melaksanakan Pekerjaannya…………………….. Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui Kejelasan Visi, Misi, Tujuan Tugas yang Dikerjakannya……... Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Membantu Ketepatan dalam Bertindak Sesuai Prosedur………………….. Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui Gambaran Tugas yang Akan Dilakukan………………………. Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pengendalian Akuntansi Internal……………………………… Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan…………………… Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Keuangan………………………………………... Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Ketaatan…………………………………………. Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Operasional……………………………………… Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Manajemen………………………………………. Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Kontrak………………………………………….. Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pemeriksaan Sistem Informasi………………………………… Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang Pengembangan Kualitas Internal………………………………. Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas Bidang Hubungan dengan Entitas Luar Perusahaan………………………………. Karyawan Cepat Merespon dalam Menanggapi Permintaan Nasabah……………………………………………………....... Karyawan Cepat dalam Menjawab dan Membantu Nasabah Terhadap Kebutuhan…………………………………………... Bersikap Komunikatif Terhadap Kebutuhan Nasabah………… Sikap dan Tanggapan Karyawan Saat Nasabah (Masyarakat) Berkunjung Ke Perusahaan Baik………………………………. Karyawan Cepat dalam Melayani Klaim Nasabah……………. Auditor Internal Meminimalkan Risiko yang Terjadi Pada Perusahaan……………………………………………………... Auditor Internal Memberikan Solusi Kepada Manajeman Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan……………………. Auditor Internal Memberikan Saran Kepada Manajeman
64 65 65 66 67 67 68 68 69 70 70 71 72 72 73 73 73 74 75 75 76 76 76 77
14
Tabel 4.53 Tabel 4.54 Tabel 4.55 Tabel 4.56 Tabel 4.57 Tabel 4.58 Tabel 4.59
Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan……………………. Karyawan Sigap dalam Melayani dan Menangani Nasabah…... Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Bidang yang Ditekuninya…………………………………………………..... Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Gelar yang Dimilikinya………………………………………………......... Karyawan Bertindak Profesional dengan Peraturan Perusahaan Hasil Uji Normalitas Data……………………………………... Correlations................................................................................. Kriteria Korelasi………………………………………………..
77 78 78 79 80 80 81 82
15
DAFTAR LAMPIRAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kuesioner Penelitian Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal) Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X) Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan) Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y) Jawaban Responden Atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal) Pasca Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X) Jawaban Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan) Pasca Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y) Hasil Uji Normalitas Data dan Korelasi Pearson Surat Keterangan Riset Nilai r tabel
16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan audit internal menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Hasil audit internal dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai berikut: 1. Pengendalian akuntansi internal; 2. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan; 3. Pemeriksaan keuangan; 4. Pemeriksaan ketaatan; 5. Pemeriksaan operasional; 6. Pemeriksaan manajemen;
17
7. Pemeriksaan kontrak; 8. Pemeriksaan sistem informasi; 9. Pengembangan kualitas internal; dan 10. Hubungan
dengan
entitas
di
luar
perusahaan.
(http//:www.internalauditing.or.id). Auditor Internal baru muncul dua dasawarsa terakhir dan Sertifikasi Auditor Internal baru dimulai tanggal 21 Agustus 1996. Namun demikian enam tahun berikutnya yaitu mulai bulan Oktober 2002 Sertifikasi Qualified Internal Auditor ( QIA ) diakui. Masyarakat luas kemungkinan besar kurang memahami dengan baik peran auditor internal dalam organisasi. Peran auditor internal dalam organisasi dapat dikemukakan, antara lain : 1. Auditor internal melakukan pengujian dan evaluasi terhadap aktivitas organisasi dan memberikan layanan atau saran kepada manajemen. 2. Kegiatan penilaian auditor internal telah berkembang dan meliputi: penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan, manajemen risiko, penilaian atas kontrol dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. 3. Ruang lingkup tugas auditor internal menguji dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal 4. Kriteria keberhasilan dari sistem pengendalian internal adalah : a. efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi; b. reliabilitas laporan keuangan atau informasi; dan
18
c. patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (http//:www.internalauditing.or.id ). Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat ini sangat pesat, bahkan internal auditor telah diakui keberadaannya sebagai bagian dari organisasi perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. Dimana dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan pandangan terhadap profesi internal auditor dari yang masih berorientasi pada mencari kesalahan menuju yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis. (Majalah Auditor: 2002). Komite audit yang diwajibkan dikalangan perbankan dinamakan Dewan Audit atau Badan Audit. Dewan Audit diatur berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Menurut ketentuan tersebut Dewan Audit dalam perbankan memiliki tanggung jawab sebagai berikut : 1. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana audit intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan pemeriksaan khusus oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal audit tidak menindaklanjuti laporan Kepala SKAI.
19
2. Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta Instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Selain itu, Bank juga mematuhi ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. 3. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik auditor eksternal maupun internal dapat bekerja sama dengan standar auditing yang berlaku. 4. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai prinsip pengelolaan bank secara sehat. 5. Menilai
efektivitas
pelaksanaan
fungsi
SKAI.
(http://www.muharreffendi.wordpres.com). Dewan Audit di perbankan dapat dipandang sebagai wujud mekanisme pengendalian yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan. Dalam prakteknya Dewan Audit di Perbankan, menurut para pengamat ekonomi atau perbankan sebagian besar ternyata tidak berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Bank yang dilikuidasi, sehingga terpaksa harus dibekukan usahanya (ditutup). Pada awal terjadinya krisis moneter beberapa waktu yang lalu (1997–1999), banyak sekali bank yang masuk kategori Bank Beku Operasi (BBO), Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) serta Bank dalam Likuidasi. Hal tersebut membuktikan bahwa aspek pengendalian di perbankan kita sangat lemah, meskipun telah ada Dewan Audit.
Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi
Bank
Indonesia
No.
27/163/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tersebut akhirnya dicabut dan sebagai gantinya Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Bank Indonesia No.
20
I/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director). (http://www.muharrefeffendi.wordpress.com) Robohnya sektor perbankan sebenarnya dapat diduga akan terjadi jika melihat begitu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh sektor perbankan didiamkan begitu saja oleh Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan. Berbagai penyimpangan, seperti tidak terpenuhinya indikator kesehatan, banyaknya kredit fiktif, kolusi dalam pemberian kredit, laporan keuangan yang direkayasa, dan berujung pada mengucurnya Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ratusan triliun untuk tujuan yang tidak jelas, hampir semuanya berasal dari kesengajaan pengelola bank dan kelemahan sistem pengawasan Bank Indonesia. Akibat berbagai moral hazard ini, sektor perbankan menjadi beban yang sangat berat bagi perekonomian nasional, dalam bentuk timbulnya biaya semacam berupa BLBI dan biaya penyehatan perbankan yang sangat tinggi. Sektor perbankan adalah pengerah dana masyarakat. Tidak hanya melalui tabungan, jika bank telah masuk bursa, bank bahkan menarik dana masyarakat dalam bentuk penanaman modal. Masyarakat akan menaruh dananya dalam berbagai bentuk jika bank menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Jika manajemen bank berhasil mengelabui masyarakat dengan menyajikan laporan keuangan yang seolaholah mengambarkan keberhasilan perusahaan secara keuangan, maka dana masyarakat akan mengalir ke bank tersebut. Tetapi karena secara fundamental tidak sehat, maka bank tersebut justru menjadi beban bagi perekonomian. Informasi keuangan memang disajikan oleh manajemen bank, tanggung
21
jawabnya juga berada pada pundak pengelola bank. Informasi keuangan tersebut dapat mengandung kekeliruan, yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Tetapi yang sering terjadi justru terdapat ketidakberesan (irregularities), yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang disengaja, atau berbagai pelanggaran dan penyimpangan yang dicoba ditutupi dengan rekayasa akuntansi. Karena manajemen dalam menyajikan laporan keuangan mempunyai tujuan tertentu, maka diperlukan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen. Jasa profesional
inilah
yang
dilakukan
oleh
auditor
independen.
(http://www.ikastara.org). Penelitian sebelumnya oleh Ayu (2007), dalam mengevaluasi hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran, yang tujuannya untuk mengetahui apakah penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran telah dilaksanakan dengan baik, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan menindaklanjuti hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran melalui kuesioner, disimpulkan bahwa hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran belum dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian Hiro (2000), mengenai pengaruh peran auditor intern serta faktor pendukungnya terhadap peningkatan pengendalian intern dan kinerja perusahaan disimpulkan bahwa manajemen sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pengendalian intern. Namun seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan khusus pada PT Bank X (Persero) Tbk belum diketahui secara pasti, untuk itu penulis tertarik menelitinya dalam bentuk skripsi yang
22
berjudul, “Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu untuk membuktikan seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan (Studi kasus pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. 2. Manfaat penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya adalah: a. Bagi Penulis 1) Untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi. 2) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan pada kondisi yang sesungguhnya.
23
3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan perbankan. b. Bagi Pihak Perusahaan 1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. c. Bagi Pembaca 1) Memberikan gambaran mengenai korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. 2) Memberikan gambaran mengenai ruang lingkup auditor internal. d. Bagi Lembaga Pendidikan Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat memberikan sumbangan pikiran tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan pada PT. Bank X (Persero) Tbk. Jakarta.
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi Akuntansi 1. Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess dalam bukunya yang berjudul “Accounting” dan diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Secara umum akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. (Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 1999:6).
Pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka. 2. Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3), mendefinisikan akuntansi dan laporan keuangan sebagai berikut:
“Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitasaktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke dalam bentuk laporanlaporan, dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).
25
“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).
B.
Ruang Lingkup Auditing 1. Definisi Auditing “Report of the committee on basic auditing concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47) memberikan definisi auditing sebagai:
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. Auditing Standards Board (ASB=Dewan Standar Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS=Standar Auditing yang Berlaku Umum) sebagai pedoman profesional berkaiatan dengan proses audit. b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (entitas) yang memuat asersi tersebut.
26
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok auditing. d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria
yang telah
ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitas, seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran (keabsahan) laporan keuangan. e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan. Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan spesifik yang dibuat oleh badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen, Generally Accepted Accounting Principles (GAAP=Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB=Badan Standar Akuntansi Keuangan) serta badan-badan pengatur lainnya. f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. Kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang di audit. g. Pihak-pihak
yang
berkepentingan
adalah
mereka
yang
menggunakan (mengandalkan) temuan-temuan auditor. Dalam
27
lingkungan
bisnis,
mereka
adalah
para
pemegang
saham,
manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas. Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP. Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit adalah mengidentifikasi sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan hal penting sebagai pedoman auditor dalam pengumpulan bukti. Auditing Standards Board (ASB) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurrence) Berkaiatan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar ada pada tanggal tertentu, dan transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tertentu. b. Kelengkapan (Completeness) Berkaiatan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajukan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan. c. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations) Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
28
d. Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation) Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya. e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure). Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
2. Jenis-jenis Audit Terdapat tiga jenis audit yang umum dilakukan (Amir Abadi Jusuf, 2003:4), yaitu: a. Audit Laporan Keuangan Bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria yang dimaksud adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Hasil audit laporan keuangan didistribusikan kepada para pengguna seperti, para pemegang saham, kreditur, kantor pemerintah dan masyarakat umum melalui laporan auditor atas laporan keuangan. Selain itu, auditor independen juga menyiapkan laporan kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta temuantemuan audit lainnya. Auditor eksternal juga menyiapkan laporan 29
kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta temuan-temuan audit lainnya. b. Audit Operasional Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya auditor akan memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan dan untuk peningkatan kinerja perusahaan. Karena lingkup evaluasi efektivitas operasi begitu luas, maka tidak mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit operasional dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi yang tepat dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian aktiva yang baru, sedang dalam organisasi yang berbeda barangkali ia akan mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalahmasalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi, pemanfaatan komputer, dan bidang-bidang lain sesuai dengan keahlian auditor. c. Audit Ketaatan Bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan
30
kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.
3. Jenis-jenis Auditor Dalam pelaksanaan suatu audit, pada umumnya jenis auditor diklasifikasikan menjadi tiga jenis (William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:8), yaitu; a. Auditor Independen (Independent Auditor) Terdapat dalam Kantor Akuntan Pubik (KAP), yang umumnya mengambil
peran
sebagai
seorang
auditor
eksternal
atas
perusahaannya yang menyediakan laporan guna kebutuhan tertentu dari klien untuk menjalankan bisnisnya. Klien para auditor independen dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan. b. Auditor Internal (Internal Auditors) Merupakan pegawai dari organisasi yang diaudit. Tugas auditor internal beragam, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan manajemen perusahaan. Auditor internal wajib memberikan informasi yang berguna bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan. c. Auditor Pemerintah (Government Auditors) Di Indonesia terdapat beberapa lembaga ataupun badan yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap 31
kekayaan atau keuangan Negara, diantaranya Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen) pada departemen pemerintah. Sebagian tugas BPKP tidak jauh berbeda dengan KAP, sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah di audit oleh BPKP, disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang sering kali dilakukan evaluasi atas efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program pemerintah dan BUMN.
4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka bukti transaksi diukur, dicatat, dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles/GAAP). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relavan dan andal sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Tanggung jawab laporan keuangan terletak pada manajemen entitas. Audit laporan keuangan terdiri dari memahami bisnis klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajeman, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. 32
Tujuan utama audit laporan keuangan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan keuangan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Pelaporan Keuangan Akuntansi Berpedoman pada GAAP Tanggung jawab manajemen
Auditing Berpedoman pada GAAS Tanggung jawab auditor
Menganalisis bukti dan transaksi
Memahami bisnis dan industri klien
Mengukur dan mencatat data transaksi
Memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berkaiatan dengan keuangan
Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang dicatat
Membuktikan laporan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP
Mengevaluasi kewajaran
Menyatakan pendapat dalam laporan audit
Menyusun laporan keuangan sesuai GAAP
Mengirimkan laporan audit kepada klien
Mengirimkan laporan keuangan Mengirimkan rekomendasi yang dan laopran auditor kepada para memiliki nilai tambah kepada pemegang saham setiap tahun manajemen dan dewan direksi Sumber: William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:51. Gambar 2.1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing
33
C.
Ruang Lingkup Audit internal 1. Definisi Audit Internal American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai, “Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8) Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Definisi
audit
internal
berikut
ini
diciptakan
untuk
menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:10): Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Pengertian audit internal diatas tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan 34
dan tanggung jawab. Dalam perkembangan terakhir seseorang yang melakukan peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu menggunakan sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi control ataupun system analysis.
2. Fungsi Audit Internal Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Karena pergeseran pandangan mengenai fungsi audit internal, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut sebagai audit internal modern. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal.
3. Misi dan Peran Auditor Internal Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan
35
kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaiatan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).
4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal Perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8), Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal Auditor Internal a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan
Auditor Eksternal a. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalakan. c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun 36
dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktifitas secara terus-menerus.
secara mental. f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
5. Independensi Auditor Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya.
Hanya
dengan
begitu
auditor
internal
bisa
disebut
melaksanakan audit dengan professional (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005: 35).
6. Teknik-teknik Audit Internal Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner dalam bukunya yang berjudul “Sawyer’s Internal Auditing: audit internal sawyer”, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal sebagai berikut: a. Penentuan Risiko Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan risiko.
37
Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit terdiri atas; 1) Risiko bawaan (inherent risk), yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi risiko bawaan karena bergerak dalam pengelolaan uang dan kredit. 2) Risiko kontrol (control risk), yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas. 3) Risiko deteksi (detection risk), yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi. b. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu: 1) Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan
38
dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek audit. 2) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara auditor dengan manajer klien. 3) Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan kepada manajer klien. 4) Mengumpulkan bahan bukti. 5) Mengamati,
pengamatan
dilakukan
terus
selama
survei
pendahuluan. 6) Membuat bagian alir, memberikan gamabaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleksanalisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. 7) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei pendahuluan. c. Program Audit Langkah-langkah audit dirancang untuk, mengumpulkan bahan bukti
audit,
dan
untuk
memungkinkan
auditor
internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.
39
d. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan
lapangan
(field
work)
merupakan
proses
untuk
mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuan Pekerjaan lapangan untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan oleh auditor. e. Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi
yang
membutuhkan
tindakan
perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa kelemahan (temuan)
bersifat
kecil
dan
tidak
membutuhkan
perhatian
manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan haruslah:
40
1) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen. 2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan. 3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka. 4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada. 5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki
kondisi-kondisi
yang
mengandung
kelemahan. Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemn. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan.
41
f. Kertas Kerja Kertas
kerja (working paper) berisi catatan informasi yang
diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit: 1) Rencana audit, termasuk program audit. 2) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal. 3) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. 4) Penelaahan kertas kerja oleh penyelia. 5) Laporan audit. 6) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan. Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang yang berbeda, yaitu: 1) Untuk mendukung laporan audit. 2) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi. 3) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuantemuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk
42
menentukan
terjadi
dan
luasnya
kondisi-kondisi
yang
mengandung kelemahan. 4) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi. 5) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian audit. 6) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi. 7) Untuk
menjadi
mengevaluasi
sarana
bagi
auditor
pekerjaan
audit
internal
eksternal dan
dalam
kemudian
menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem kontrol internal organisasi. 8) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya. 9) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal. 10) Menjadi bagian dokumentasi.
D.
Perbankan 1. Definisi Bank Undang-undang
Nomor
10
Tahun
1998
mendefinisikan
perbankan sebagai:
43
“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. (Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, 2006:84).
Kegiatan
usaha
yang
utama
dari
suatu
bank
adalah
penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memeperoleh penerimaan akan dapat dilakukan jika dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini: a. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah, maka semakin tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan efisien. b. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh dari penyimpanan dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari alternatif investasi lain dengan tingkat risiko yang seimbang. Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana, semakin mudah sebuah bank menarik dana dari calon penyimpan dananya. c. Risiko penyimpanan dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah diperjanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan dananya di bank tersebut. 44
d. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa senang untuk terus bertaransaksi keuangan denagan bank tersebut.
2. Fungsi Bank Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:8) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut: a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
hal
penghimpunan
dana
maupun
penyaluran
dana.
Masyarakan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank sendiri akan menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. b. Agent of Development Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-
45
konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Services Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank memberikan penawaran jasa lain kepada masyarakat diantaranya berupa, jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
3. Peranan Bank Peran penting bank menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:11) dalam sistem keuangan, yaitu: a. Pengalihan asset (asset transmutation) Dalam hal ini bank berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari penabung kepada peminjam. b. Transaksi (transaction) Bank memberikan kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, deposito, dan saham) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran. c. Likuiditas (liquidity) Penabung dapat menempatkan dananya dalam bentuk produk berupa giro, tabungan, deposito. Produk tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.
46
d. Efisiensi (efficiency) Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Adanya informasi yang tidak sempurna, menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
E.
Kinerja Kinerja menurut Atkinson, dkk (1995: 51), dalam penelitian Nurul (2007:10) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung indikator kinerja yaitu: 1. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif pelanggan. 2. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan. 3. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan. 4. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.
47
F.
Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Koefisien Korelasi
Hasil Audit Internal
Kemampuan Kinerja Perusahaan
Hipotesis: H0 : tidak terdapat hubungan signifikan Ha : terdapat hubungan signifikan Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan perbankan, yaitu PT. Bank X (Persero). Tbk Jakarta, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.
B. Metode Pemilihan Sampel Populasi menurut Sugiyono (2005:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta. Metode pemilihan sampel sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian, (Ety, dkk, 2007:66). Sedangkan metode pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Ridwan, dkk, 2007:49): n
=
N N.(d)²+1
49
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = presisi atau error yang diterorir (12,5%)
C. Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan gambaran yang jelas tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja
perusahaan,
sehingga
memiliki
dasar
yang
benar.
Metode
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis pakai yaitu: a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk. Agar dapat memperoleh data yang relevan.
50
b. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT Bank X (Persero)
Tbk untuk mengadakan pengamatan
langsung
dan
pengambilan data objek penelitian. 2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal, data dari internet. b. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.
D. Metode Analisis dan Pengolahan Data 1. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana korelasi suatu variabel dengan variabel lain.
51
Adapun koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut: r
=
∑X'. Y √(∑X1².∑Y²)
Keterangan: Y = Kemampuan kinerja perusahaan X = Hasil audit internal r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu: r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y. 2. Uji Kualitas Data Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mulak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi karl pearson dengan menggunakan SPSS.
52
b. Uji Reliabilitas Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel (handal)
jika
jawaban
seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2005:45). Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha (Sugiyono, 2005:283) sebagai berikut:
r
=
K (k-1)
1
-
∑σb² σt²
Keterangan: r
= reliabilitas
k
= banyaknya pertanyaan
σt²
= varians total
∑σb² = mean kuadrat kesalahan
Penelitian menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung alpha cronbach untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Sugiyono (2005:183) yaitu: 53
Tabel 3.1 Kriteria korelasi 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80
-
0,200 0,399 0,599 0,799 1,00
= = = = =
Korelasi sangat rendah Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi kuat Korelasi sangat kuat
3. Uji Normalitas Menurut Stanislaus (2006:35), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel dependen dan variabel independen, apakah variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara untuk mengeksplorasi uji normalitas, yaitu uji normalitas Shapiro-Wilk, dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). 4. Uji Hipotesis a. Analisis koefisien korelasi Analisis koefisien korelasi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, yang dirumuskan sebagai berikut: r
=
∑X'. Y √(∑X1².∑Y²)
Keterangan: Y = Kemampuan kinerja perusahaan X = Hasil audit internal r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu: r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y
54
r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y. b. Signifikansi korelasi Signifikansi korelasi adalah untuk menguji apakah angka korelasi yang didapat
benar-benar
signifikan
atau
dapat
digunakan
untuk
menjelaskan hubungan dua variabel, dengan menggunkan hipotesis: H0 : tidak terdapat hubungan signifikan Ha : terdapat hubungan signifikan Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan probabilitas, Jika probabilitas > 0,05, H0 diterima Jika probabilitas < 0,05, H0 ditolak
E. Variabel dan Pengukurannya Menurut Sugiono (2005:2), variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Variabel penelitian dalam skripsi ini ada dua variabel, yaitu:
55
1. Variabel independen (X) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah hasil audit internal. 2. Variabel dependen (Y) Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan kinerja perusahaan.
56
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Hasil audit internal (variabel X)
Subvariabel 1. Misi auditor internal. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7)
Indikator a. Memberikan informasi yang diperlukan manajer. b. Bertindak sebagai penilai independen. c. Memiliki peranan penting dalam hal pengelolaan perusahaan dan risiko terkait dalam menjalankan usaha. 2. Peran, tujuan, dan tanggung Penilaian yang sistematis dan jawab auditor internal. objektif yang dilakukan auditor (Lawrence B. Sawyer, internal terhadap operasi dan Mortimer A. Dittenhofer, kontrol yang berbeda-beda dalam James H. Scheiner, 2005:10) organisasi untuk menentukan apakah, d. Informasi keuangan dan operasi akurat dan dapat diandalakan e. Risiko yang dihadapi telah diidentifikasi dan diminimalisasi f. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal telah diikuti g. Kriteria operasi telah dipenuhi h. Sumberdaya digunakan secara efisien dan ekonomis. i. Tujuan organisasi tercapai. 3. Teknik-teknik audit internal. j. Penentuan risiko (Lawrence B. Sawyer, k. Survei pendahuluan Mortimer A. Dittenhofer, l. Program audit James H. Scheiner, m. Pekerjaan lapangan 2005:109) n. Temuan audit o. Kertas kerja 4. Penyelesaian tugas p. Kejelasan visi, misi, dan tujuan tugas. q. Ketepatan dalam bertindak. r. Gambaran tugas yang akan dilakukan. 5. Hasil audit internal. dapat memberikan berbagai jenis (http//:www.internalauditing layanan kepada organisasi yaitu .or.id). membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai berikut:
Ukuran Skala likert
Skala likert
Skala likert
Skala likert
Skala likert
57
1. Pelayanan kepada masyarakat/ nasabah
Kemampuan kinerja perusahaan (variabel Y)
2. Minimalisasi risiko
3. Profesionalisme
s. Pengendalian akuntansi internal t. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan u. Pemeriksaan keuangan v. Pemeriksaan ketaatan w. Pemeriksaan operasional x. Pemeriksaan manajemen y. Pemeriksaan kontrak z. Pemeriksaan sistem informasi å. Pengembangan kualitas internal ä. Hubungan dengan entitas di luar perusahaan. a. Karyawan cepat merespon permintaan nasabah b. Karyawan cepat dalam membantu kebutuhan nasabah c. Bersikap komunikatif kapada nasabah d. Sikap/tanggapan karyawan kepada nasabah e. Kecepatan dalam melayani klaim f. Auditor internal meminimalisasi risiko yang terjadi g. Auditor internal memberikan solusi kepada manajemen h. Kesigapan karyawan pada nasabah i. Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan bidang yang ditekuninya j. Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan gelar yang dimilikinya k. Karyawan bertindak profesional
Skala likert
Skala likert
Skala likert
58
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero). Tbk PT. Bank X (Persero) Tbk berdiri pada tahun 1998. Saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan, PT. Bank X (Persero) Tbk menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik Negara. PT. Bank X (Persero) Tbk saat ini merupakan bank terbesar di Indonesia dalam jumlah aktiva, kredit dan dana pihak ketiga. Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik, PT. Bank X (Persero) Tbk, bertekad memasuki tahapan strategis menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestik (Domestic Power House), dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan commercial. Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai fastest growing market di Asia Tenggara, Bank X berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding pesaing-pesaing regional. 2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
59
3. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi : Bank terpercaya pilihan anda b. Misi : 1) Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2) Mengembangkan sumber daya manusia profesional 3) Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4) Melaksanakan manajemen terbuka 5) Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada para auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk sebayak 39 kuesioner, berdasarkan rumus Slovin yang penulis gunakan. Sebelum kuesioner disebar ke 39 responden, peneliti melakukan try out terhadap 10 responden dengan memberikan 32 pertanyaan yang berasal dari instrumen hasil audit internal, dan 11 pertanyaan yang berasal dari instrumen kemampuan kinerja perusahaan. 1. Hasil try out a. Uji validitas Pengujuan validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan 60
r tabel. Nilai r tabel 0,308, didapat dari jumlah kasus-2, atau 43-2=41, tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0,308. Suatu setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel. Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal Pertanyaan Nilai r hitung 1 0,709 2 0,866 3 0,757 4 0,819 5 0,762 6 0,819 7 0,559 8 0,757 9 0,866 10 0,395 11 0,397 12 0,274 13 0,387 14 0,821 15 0,866 16 0,642 17 0,193 18 0,642 19 0,642 20 0,727 21 0,693 22 0,803 23 0,285 24 0,895 25 0,764 26 0,593 27 0,827 28 0,360 29 0,624 30 0,193 31 -0,419 32 -0,638 Sumber: Data primer yang diolah
Nilai r tabel 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308
kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
61
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen hasil audit internal, diperoleh data bahwa, sebanyak enam pertanyaan tidak valid, karena nilai r hitung < r tabel, yaitu pada pertanyaan nomor 12 dengan nilai r hitung 0,274, pertanyaan nomor 17 dengan nilai r hitung 0,193, pertanyaan nomor 23 dengan nilai r hitung 0,285, pertanyaan nomor 30 dengan nilai r hitung 0,193, pertanyaan nomor 31 dengan nilai r hitung -0,419, dan pertanyaan nomor 32 dengan nilai r hitung -0,638. Enam pertanyaan yang tidak valid tersebut nilai r hitungnya kurang dari r tabel yaitu kurang dari 0,308. Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan Pertanyaan Nilai r hitung 1 0,610 2 0,429 3 0,416 4 0,451 5 0,318 6 0,354 7 -0,170 8 0,876 9 0,846 10 0,761 11 0,745 Sumber: Data primer yang diolah
Nilai r tabel 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308 0,308
kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen kemampuan kinerja perusahaan, diperoleh data bahwa, terdapat satu pertanyaan yang tidak valid, karena nilai r hitung < r tabel, yaitu pada pertanyaan nomor 7 dengan nilai r hitung -0,170 < r tabel 0,308.
62
b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS versi 12. Nilai alpha bervariasi dari 01, suatu pernyataan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,929 32 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,822 11
Terlihat dari uji validitas dan reliabilitas, meskipun ada pertanyaan yang hasilnya menunjukkan tidak valid, tetapi memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi yaitu > 0,6, sehingga peneliti masih tetap menggunakan pertanyaan yang hasilnya menunjukkan tidak valid dengan memperbaiki kalimat kuesioner tersebut. Pada instrumen hasil audit internal, pertanyaan yang layak digunakan dalam kuesioner
63
penelitian sebayak 32 pertanyaan. Pada instrumen kemampuan kinerja perusahaan, pertanyaan yang layak digunakan dalam kuesioner penelitian sebayak 12 pertanyaan, terlihat adanya perubahan jumlah pertanyaan setelah melihat hasil dari try out yang telah dilakukan. 2. Pasca try out Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah semua data telah valid, mengingat bahwa pada hasil try out enam pertanyaan tidak valid pada instrumen hasil audit internal, dan satu pertanyaan tidak valid pada instrumen kemampuan kinerja perusahaan. a. Uji validitas Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nilai r hitung 0,474 0,491 0,397 0,335 0,351 0,534 0,578 0,356 0,356 0,414 0,582 0,548 0,626 0,681 0,386 0,491 0,417 0,594 0,503 0,650 0,632
Nilai r tabel 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 64
22 0,621 23 0,719 24 0,657 25 0,696 26 0,600 27 0,583 28 0,592 29 0,769 30 0,786 31 0,657 32 0,537 Sumber: Data primer yang diolah
0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil diatas, data menunjukkan pertanyaan pada instrumen hasil audit menunjukkan hasil keseluruhan yang valid, jika dibandingkan dengan hasil try out terdapat perubahan nilai r tabel karena df bernilai 42, yaitu kasus-2 atau 44-2=42. Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan Pertanyaan Nilai r hitung 1 0,752 2 0,723 3 0,693 4 0,570 5 0,737 6 0,443 7 0,450 8 0,571 9 0,819 10 0,721 11 0,420 12 0,723 Sumber: Data primer yang diolah
Nilai r tabel 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Instrumen kemampuan kinerja perusahaan juga menunjukkan kesuluruhan hasil data yang valid., karena nilai r hitung > r tabel.
65
b. Uji reliabilitas Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,914
N of Items 32
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,899
N of Items 12
C. Hasil dan Pembahasan 1. Deskrispsi Data Penelitian yang dilakukan dengan populasi auditor internal perusahaan sebanyak 100 orang auditor internal, maka sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin yaitu sebanyak 39 auditor internal. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.9 Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Valid
PRIA WANITA Total
Frequency 30 9 39
Percent 76,9 23,1 100,0
Valid Percent 76,9 23,1 100,0
Cumulative Percent 76,9 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 66
Tabel 4.9 menyatakan bahwa laki-laki lebih dominan dibandingkan wanita yaitu sebanyak 30 orang atau 76,9% dari total responden. b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan Formal terakhir. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Formal terakhir responden dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.10 Deskripsi responden berdasarkan pendidikan Formal terakhir Pendidikan Terakhir
Valid
Frequency S2 4 S1 32 DIPLOMA 3 Total 39
Percent 10,3 82,1 7,7 100,0
Valid Percent 10,3 82,1 7,7 100,0
Cumulative Percent 10,3 92,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Tingkat pendidikan formal terakhir auditor internal yang berasal dari S2 yaitu 4 responden atau 10,3%, dari S1 yaitu 32 responden atau 82,1%, selanjutnya dari tingkat Diploma yaitu 3 responden atau 7,7%. c. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.11 Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja Lama Bekerja
Valid
> 5 Tahun 3-5 Tahun < 3 tahun Total
Frequency 36 2 1 39
Percent 92,3 5,1 2,6 100,0
Valid Percent 92,3 5,1 2,6 100,0
Cumulative Percent 92,3 97,4 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
67
Berdasarkan tabel 4.11 dinyatakan bahwa auditor internal yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sangat dominan yaitu sebanyak 36 responden atau 92,3%, sedangakan auditor internal yang telah bekerja kurang dari 3 tahun yaitu hanya ada 1 responden atau 2,6%. d. Deskripsi responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini: Tabel 4.12 Deskripsi responden berdasarkan usia Usia Responden
Valid
Frequency diatas 35 tahun 31 30-35 tahun 6 20-30 tahun 2 Total 39
Percent 79,5 15,4 5,1 100,0
Valid Percent 79,5 15,4 5,1 100,0
Cumulative Percent 79,5 94,9 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Dari sisi usia dapat diidentifikasi bahwa auditor internal terbanyak adalah usia yang produktif berkisar diatas 35 tahun yaitu sebanyak 31 responden atau 79.5 %. Dan usia yang paling sedikit adalah usia berkisar 20-30 tahun yaitu 2 responden atau 5,1 %. 2. Analisis dan Pembahasan Dalam penelitian ini, responden diberikan 44 pertanyaan, 32 pertanyaan mewakili pertanyaan variable independen yaitu hasil audit internal dan 12 pertanyaan mewakili pertanyaan variable dependen yaitu kemampuan kinerja perusahaan. Responden akan mengisi kolom jawaban
68
dengan bobot penilaian , (selalu=5, sering=4, kadang-kadang=3, jarang=2, tidak pernah=1). Terdapat beberapa faktor yang mempunyai hubungan hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Berikut ini hasil dari output kuesioner yang diberikan responden tentang penilaiannya terhadap hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. a. Hasil audit internal Hasil audit internal diukur dengan menggunakan indikator: Misi auditor internal, Peran, tujuan, dan tanggung jawab auditor internal, Teknik-teknik audit internal, Penyelesaian tugas auditor internal, Hasil audit internal yang dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada perusahaan.
Tabel 4.13 Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif
Valid
Frequency Kadang-kadang 1 Sering 11 Selalu 27 Total 39
Percent 2,6 28,2 69,2 100,0
Valid Percent 2,6 28,2 69,2 100,0
Cumulative Percent 2,6 30,8 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 11 responden menyatakan sering, dan 27 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (69,2%) menyatakan bahwa auditor internal selalu
69
memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif. Salah satu misi auditor internal adalah memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab auditor secara efektif (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).
Tabel 4.14 Auditor internal menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efisien
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 3 36 39
Percent 7,7 92,3 100,0
Valid Percent 7,7 92,3 100,0
Cumulative Percent 7,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa 3 responden sering, dan 36 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (92,3%) menyatakan bahwa auditor internal selalu menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efisien. Selain memberikan informasi yang diperlukan manajer, audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional
perusahaan
dengan
mengukur
dan
mengevaluasi
kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).
70
Tabel 4.15 Auditor internal menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efektivitas kinerja perusahaan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 5 34 39
Percent 12,8 87,2 100,0
Cumulative Percent 12,8 100,0
Valid Percent 12,8 87,2 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa 5 responden menyatakan sering, dan 34 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(87,2%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efektivitas kinerja perusahaan.
Tabel 4.16 Auditor internal berkaitan dengan pengelolaan perusahaan
Valid
Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 2 1 13 23 39
Percent 5,1 2,6 33,3 59,0 100,0
Valid Percent 5,1 2,6 33,3 59,0 100,0
Cumulative Percent 5,1 7,7 41,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa 2 responden menyatakan tidak pernah, 1 responden menyatakan kadang-kadang, 13 responden menyatakan sering, dan 23 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (59,0%)
71
menyatakan
bahwa
auditor
internal
selalu
berkaitan
dengan
pengelolaan perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaiatan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.
Tabel 4.17 Auditor internal berkaitan dengan risiko terkait perusahaan
Valid
Tidak Pernah Sering Selalu Total
Frequency 1 4 34 39
Percent 2,6 10,3 87,2 100,0
Valid Percent 2,6 10,3 87,2 100,0
Cumulative Percent 2,6 12,8 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan tidak pernah, 4 responden menyatakan sering, dan 34 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (87,2%) menyatakan bahwa auditor internal selalu berkaitan dengan risiko perusahaan.
Tabel 4.18 Informasi keuangan auditor internal akurat
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 15 24 39
Percent 38,5 61,5 100,0
Valid Percent 38,5 61,5 100,0
Cumulative Percent 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa 15 responden menyatakan sering, dan 24 responden menyatakan selalu. Ini 72
menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(61,5%)
menyatakan bahwa informasi keuangan auditor internal selalu akurat. Audit internal merupakan sebuah penilaian yang sistematis dan objektif dalam menjawab beberapa pertanyaan, dianataranya apakah informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; apakah resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; apakah peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; apakah kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; apakah sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan apakah tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Dalam perusahaan manajemen berfungsi membuat keputusan berdasarkan lapaoran keuangan yang diterima, oleh karena itu informasi yang diberikan harus akurat.
Tabel 4.19 Informasi keuangan auditor internal dapat diandalkan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 14 25 39
Percent 35,9 64,1 100,0
Valid Percent 35,9 64,1 100,0
Cumulative Percent 35,9 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
73
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa 14 responden menyatakan sering, dan 25 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(64,1%)
menyatakan bahwa informasi keuangan auditor internal selalu dapat diandalkan.
Tabel 4.20 Auditor internal mengidentifikasi risiko yang terjadi
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 7 31 39
Percent 2,6 17,9 79,5 100,0
Valid Percent 2,6 17,9 79,5 100,0
Cumulative Percent 2,6 20,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 7 responden menyatakan sering, dan 31 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (79,5%) menyatakan bahwa auditor internal selalu mengidentifikasi risiko yang terjadi pada perusahaan. Setelah auditor internal mengidentifikasi risiko, auditor dapat menentukan kontrol yang akan diterapkan perusahaan dan menentukan apakah kontrol tersebut layak dan memadai sehubungan dengan risiko yang ada. Jika terdapat risiko yang tidak tercakup secara layak, auditor akan membuat rekomendasi atas kelemahan yang ditemukan.
74
Tabel 4.21 Auditor internal meminimalisasi risiko yang terjadi
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 14 24 39
Percent 2,6 35,9 61,5 100,0
Valid Percent 2,6 35,9 61,5 100,0
Cumulative Percent 2,6 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 14 responden menyatakan sering, dan 24 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (61,5%) menyatakan bahwa auditor internal selalu meminimalisasi risiko yang terjadi pada perusahaan. Auditor
internal
sangat
memperhatikan
pemborosan
dan
kecurangan yang terjadi pada perusahaan, dari manapun sumbernya dan sekecil apapun jumlahnya. Perhatian auditor internal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar, yang dampaknya dapat menggoyahkan pilarpilar perusahaan.
Tabel 4.22 Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi sesuai dengan cara akuntan
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 3 23 13 39
Percent 7,7 59,0 33,3 100,0
Valid Percent 7,7 59,0 33,3 100,0
Cumulative Percent 7,7 66,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
75
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan kadang-kadang, 23 responden menyatakan sering, dan 13 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (59,0%) menyatakan bahwa kriteria operasi sering dipenuhi oleh auditor internal sesuai dengan cara akuntan. Jika belum terpenuhi maka dapat di konsultasikan kepada manajemen,
karena
hal
ini
dilakukan
dangan
tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen.
Tabel 4.23 Auditor internal menggunakan sumber daya yang ada secara efisien
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 15 24 39
Percent 38,5 61,5 100,0
Valid Percent 38,5 61,5 100,0
Cumulative Percent 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa 15 responden menyatakan sering, dan 24 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(61,5%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu menggunakan sumber daya yang ada secara efisien. Semua sumber daya harus digunakan tanpa terbuang percuma untuk menentukan seberapa ekonomis, efektif, dan efisiennya suatu operasi, auditor internal harus memiliki tolok ukur standar pengukuran.
76
Tabel 4.24 Auditor internal menggunakan sumber daya yang ada secara ekonomis
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 16 23 39
Percent 41,0 59,0 100,0
Valid Percent 41,0 59,0 100,0
Cumulative Percent 41,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa 16 responden menyatakan sering, dan 23 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(59,0%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu menggunakan sumber daya yang ada secara ekonomis. Ekonomis merupakan kehati-hatian dalam menggunakan sumber daya hingga mencapai manfaat terbesar.
Tabel 4.25 Auditor internal mencapai tujuan perusahaan secara efektif
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 20 19 39
Percent 51,3 48,7 100,0
Valid Percent 51,3 48,7 100,0
Cumulative Percent 51,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa 20 responden menyatakan sering, dan 22 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(51,3%)
menyatakan bahwa auditor internal sering mencapai tujuan perusahaan secara efektif.
77
Tabel 4.26 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal penentuan risiko dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 12 26 39
Percent 2,6 30,8 66,7 100,0
Valid Percent 2,6 30,8 66,7 100,0
Cumulative Percent 2,6 33,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 12 responden menyatakan sering, dan 26 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (66,7%) menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit penentuan risiko dalam pekerjaan auditnya. Penentuan risiko
merupakan
tanggung
jawab
yang
tidak
terpisahkan dari manajemen. Penentuan risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen, yang harus dilakukan secara terorganisasi. Manajemen menggunakan penentuan risiko sebagai bagian dari proses untuk memastikan kesuksesan suatu entitas, serta sebagai alat yang penting dalam merancang sistem baru.
Tabel 4.27 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal survei pendahuluan dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 12 26 39
Percent 2,6 30,8 66,7 100,0
Valid Percent 2,6 30,8 66,7 100,0
Cumulative Percent 2,6 33,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
78
Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 12 responden menyatakan sering, dan 26 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (66,7%) menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit internal survei pendahuluan dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Survei pendahuluan merupakan jalan terbaik bagi auditor untuk memperoleh
pemahaman,
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
mendukung kesuksesan audit. Jika survei pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif, melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit.
Tabel 4.28 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal program audit dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 3 36 39
Percent 7,7 92,3 100,0
Valid Percent 7,7 92,3 100,0
Cumulative Percent 7,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan sering, dan 36 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(92,3%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit internal program audit dalam melaksanakan pekerjaan auditnya.
79
Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dalam pengambilan langkah audit yang akan dilakukan. Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan.
Tabel 4.29 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal pekerjaan lapangan dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 8 30 39
Percent 2,6 20,5 76,9 100,0
Cumulative Percent 2,6 23,1 100,0
Valid Percent 2,6 20,5 76,9 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.29 diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 8 responden menyatakan sering, dan 30 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa 76,9% responden menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit internal pekerjaan lapangan dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Dalam melakukan pekerjaan lapangan, auditor internal perlu mengumpulkan bahan bukti yang ditemukannya saat audit.
Tabel 4.30 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal temuan audit dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 4 35 39
Percent 10,3 89,7 100,0
Valid Percent 10,3 89,7 100,0
Cumulative Percent 10,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
80
Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui bahwa 4 responden menyatakan sering, dan 35 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(89,7%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit internal temuan audit dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Untuk menghindari kesalahan dugaan temuan audit, auditor internal perlu berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut.
Tabel 4.31 Auditor internal melaksanakan teknik audit internal kertas kerja dalam melaksanakan pekerjaannya
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 5 34 39
Percent 12,8 87,2 100,0
Valid Percent 12,8 87,2 100,0
Cumulative Percent 12,8 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui bahwa 5 responden menyatakan sering, dan 34 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(87,2%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu melaksanakan teknik audit internal kertas kerja dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Kertas kerja haruslah jelas, dapat dipahami, dan ringkas, tanpa membutuhkan informasi tambahan. Setiap orang yang membaca kertas kerja tersebut harus dapat memahami apa yang diputuskan auditor untuk dilakukan, apa yang telah auditor lakukan, apa yang auditor temukan, apa kesimpulan yang diambil. 81
Tabel 4.32 Dalam penyelesaian tugas auditor internal mengetahui kejelasan visi, misi, tujuan tugas yang dikerjakannya
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 7 32 39
Percent 17,9 82,1 100,0
Valid Percent 17,9 82,1 100,0
Cumulative Percent 17,9 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.32 dapat diketahui bahwa 7 responden menyatakan sering, dan 32 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(82,1%)
menyatakan bahwa, dalam menyelesaikan tugas auditor internal selalu mengetahui kejelasan visi, misi, dan tujuan tugas yang akan dikerjakan oleh audtor internal. Dalam penyelesaian tugasnya, auditor internal perlu mengetahui dengan jelas visi, misi, dan tujuan tugas yang akan dilakukan, agar pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Tabel 4.33 Dalam penyelesaian tugas auditor internal membantu ketepatan dalam bertindak sesuai prosedur
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 13 26 39
Percent 33,3 66,7 100,0
Valid Percent 33,3 66,7 100,0
Cumulative Percent 33,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui bahwa 13 responden menyatakan sering, dan 26 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(66,7%)
82
menyatakan bahwa, dalam menyelesaikan tugas auditor internal selalu membantu ketepatan dalam bertindak sesuai prosedur Prosedur merupakan sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tabel 4.34 Dalam penyelesaian tugas auditor internal mengetahui gambaran tugas yang akan dilakukan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 10 29 39
Percent 25,6 74,4 100,0
Valid Percent 25,6 74,4 100,0
Cumulative Percent 25,6 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.34 dapat diketahui bahwa 10 responden menyatakan sering, dan 29 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(74,4%)
menyatakan bahwa, dalam menyelesaikan tugas auditor internal selalu mengetahui gambaran tugas yang akan dilakukan.
Tabel 4.35 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pengendalian akuntansi internal
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 11 28 39
Percent 28,2 71,8 100,0
Valid Percent 28,2 71,8 100,0
Cumulative Percent 28,2 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui bahwa 11 responden menyatakan sering, dan 28 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(71,8%) 83
menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pengendalian akuntansi internal. Hasil audit internal dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang pengendalian akuntansi internal, pencegahan dan pendeteksian kecurangan,
pemeriksaan
keuangan,
pemeriksaan
ketaatan,
pemeriksaan operasional, pemeriksaan manajemen, pemeriksaan kontrak, pemeriksaan sistem informasi, pengembangan kualitas internal, dan hubungan dengan entitas di luar perusahaan.
Tabel 4.36 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pencegahan dan pendeteksian kecurangan
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 5 33 39
Percent 2,6 12,8 84,6 100,0
Valid Percent 2,6 12,8 84,6 100,0
Cumulative Percent 2,6 15,4 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 5 responden menyatakan sering, dan 33 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa 84,6% responden menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan, prosedur harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga pekerjaan seorang
84
karyawan secara otomatis diperiksa oleh karyawan lain yang melaksanakan tugas lain secara terpisah.
Tabel 4.37 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan keuangan
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 7 31 39
Percent 2,6 17,9 79,5 100,0
Valid Percent 2,6 17,9 79,5 100,0
Cumulative Percent 2,6 20,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 7 responden menyatakan sering, dan 31 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (79,5%) menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan keuangan. Hal ini berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang andal, termasuk pencegahan pelaporan keuangan publik yang mengandung kecurangan.
Tabel 4.38 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan ketaatan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 3 36 39
Percent 7,7 92,3 100,0
Valid Percent 7,7 92,3 100,0
Cumulative Percent 7,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan sering, dan 36 responden menyatakan selalu. Ini
85
menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(92,3%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan ketaatan. Hal ini berkaiatan dengan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku bagi entitas.
Tabel 4.39 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan operasional
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 4 35 39
Percent 10,3 89,7 100,0
Valid Percent 10,3 89,7 100,0
Cumulative Percent 10,3 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa 4 responden menyatakan sering, dan 35 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(89,7%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevalusi aktivitas bidang pemeriksaan operasional. Telaah komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efisiensi dan ekonomi operasi dan efektivitas fungsifungsi tersebut dalam mencapai tujuan. Auditor internal membantu manajer dan dewan komisaris dalam mencapai pengelolaan perusahaan yang optimal dan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
86
Tabel 4.40 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan manajemen
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 9 30 39
Percent 23,1 76,9 100,0
Valid Percent 23,1 76,9 100,0
Cumulative Percent 23,1 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui bahwa 76,9% dari total responden menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan manajemen. Untuk mencapai tujuannya auditor internal dapat melakukan beberapa pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan pemeriksaan manajemen. Audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi mencapai tujuannya. Hasil yang signifikan adalah membantu manajer mengelola perusahaan dengan baik.
Tabel 4.41 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan kontrak
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 2 15 22 39
Percent 5,1 38,5 56,4 100,0
Valid Percent 5,1 38,5 56,4 100,0
Cumulative Percent 5,1 43,6 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.41 dapat diketahui bahwa 2 responden menyatakan kadang-kadang, 15 responden menyatakan sering, dan 22 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (56,4%) menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan kontrak. 87
Tabel 4.42 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pemeriksaan sistem informasi
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 11 28 39
Percent 28,2 71,8 100,0
Valid Percent 28,2 71,8 100,0
Cumulative Percent 28,2 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.42 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (71,8%) menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi bidang pemerikasaan sistem informasi.
Tabel 4.43 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang pengembangan kualitas internal
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 2 13 24 39
Percent 5,1 33,3 61,5 100,0
Valid Percent 5,1 33,3 61,5 100,0
Cumulative Percent 5,1 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.43 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (61,5%) menyatakan bahwa auditor internal selalu mengevaluasi aktivitas bidang pengembangan kualitas internal.
Tabel 4.44 Auditor internal mengevaluasi aktivitas bidang hubungan dengan entitas diluar perusahaan
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 5 21 13 39
Percent 12,8 53,8 33,3 100,0
Valid Percent 12,8 53,8 33,3 100,0
Cumulative Percent 12,8 66,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
88
Berdasarkan tabel 4.44 dapat diketahui bahwa 5 responden menyatakan kadang-kadang, 21 responden menyatakan sering, dan 13 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (53,8%) menyatakan bahwa auditor internal sering mengevaluasi aktivitas bidang hubungan dengan entitas diluar perusahaan. b. Kemampuan kinerja perusahaan Kemampuan kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan indikator: Pelayanan perusahaan kepada masyarakat atau nasabah perusahaan,
Minimalisasi
risiko
yang
mungkin
terjadi
pada
perusahaan, dan Profesional kerja perusahaan.
Tabel 4.45 Karyawan cepat merespon dalam menanggapi permintaan nasabah
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 17 22 39
Percent 43,6 56,4 100,0
Valid Percent 43,6 56,4 100,0
Cumulative Percent 43,6 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.45 dapat diketahui bahwa 17 responden menyatakan sering, dan 22 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(56,4%)
menyatakan bahwa karyawan selalu cepat merespon dalam menangapi permintaan nasabah. Kinerja semua karyawan harus ditelaah untuk melihat apakah tugas yang diberikan telah dikerjakan dengan baik. Karyawan yang memiliki
89
kinerja baik harus diberi penghargaan (reward) sebagai acuan agar karyawan tersebut minimal dapat mempertahankan kinerjanya.
Tabel 4.46 Karyawan cepat dalam menjawab dan membantu nasabah terhadap kebutuhan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 18 21 39
Percent 46,2 53,8 100,0
Valid Percent 46,2 53,8 100,0
Cumulative Percent 46,2 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.46 dapat diketahui bahwa 18 responden menyatakan sering, dan 21 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(53,8%)
menyatakan bahwa karyawan selalu cepat dalam menjawab dan membantu nasabah terhadap kebutuhan.
Tabel 4.47 Bersikap komunikatif terhadap kebutuhan nasabah
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 12 27 39
Percent 30,8 69,2 100,0
Valid Percent 30,8 69,2 100,0
Cumulative Percent 30,8 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.47 dapat diketahui bahwa 12 responden menyatakan sering, dan 27 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(69,2%)
menyatakan bahwa karyawan selalu bersikap komunikatif terhadap hal yang dibutuhkan nasabah.
90
Tabel 4.48 Sikap dan tanggapan karyawan saat nasabah (masyarakat) berkunjung ke perusahaan baik
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 9 30 39
Percent 23,1 76,9 100,0
Valid Percent 23,1 76,9 100,0
Cumulative Percent 23,1 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.48 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (76,9%) menyatakan bahwa sikap dan tanggapan karyawan selalu baik saat nasabah berkunjung ke perusahaan.
Tabel 4.49 Karyawan cepat dalam melayani klaim nasabah
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 17 22 39
Percent 43,6 56,4 100,0
Valid Percent 43,6 56,4 100,0
Cumulative Percent 43,6 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.49 diketahui bahwa 17 responden menyatakan sering, dan 22 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden (56,4%) menyatakan bahwa karyawan selalu cepat dalam melayani klaim nasabah.
Tabel 4.50 Auditor internal meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 10 29 39
Percent 25,6 74,4 100,0
Valid Percent 25,6 74,4 100,0
Cumulative Percent 25,6 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
91
Berdasarkan tabel 4.50 dapat diketahui bahwa 10 responden menyatakan sering, dan 29 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(74,4%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan.
Tabel 4.51 Auditor internal memberikan solusi kepada manajeman untuk masalah yang dihadapi perusahaan
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 13 26 39
Percent 33,3 66,7 100,0
Cumulative Percent 33,3 100,0
Valid Percent 33,3 66,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.51 dapat diketahui bahwa 16 responden menyatakan sering, dan 23 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(59,0%)
menyatakan bahwa auditor internal selalu memberikan solusi kepada manajemen untuk masalah yang dihadapi perusahaan.
Tabel 4.52 Auditor internal memberikan saran kepada manajeman untuk masalah yang dihadapi perusahaan
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 14 24 39
Percent 2,6 35,9 61,5 100,0
Valid Percent 2,6 35,9 61,5 100,0
Cumulative Percent 2,6 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
92
Berdasarkan tabel 4.52 diketahui bahwa 1 responden menyatakan kadang-kadang, 14 responden menyatakan sering, dan 24 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan bahwa 61,5% dari total responden menyatakan bahwa auditor internal selalu memberikan saran kepada manajemen untuk masalah yang dihadapi perusahaan. Ketika manajer menghadapi masalah pada perusahaan, auditor internal menyarankan perbaikan kepada manajer.
Tabel 4.53 Karyawan sigap dalam melayani dan menangani nasabah
Valid
Sering Selalu Total
Frequency 15 24 39
Percent 38,5 61,5 100,0
Valid Percent 38,5 61,5 100,0
Cumulative Percent 38,5 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.53 dapat diketahui bahwa 15 responden menyatakan sering, dan 24 responden menyatakan selalu. Ini menggambarkan
bahwa
sebagian
besar
responden
(61,5%)
menyatakan bahwa karyawan selalu sigap dalam melayani dan menanggapi nasabah.
Tabel 4.54 Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan bidang yang ditekuninya
Valid
Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 4 18 17 39
Percent 10,3 46,2 43,6 100,0
Valid Percent 10,3 46,2 43,6 100,0
Cumulative Percent 10,3 56,4 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
93
Berdasarkan tabel 4.54 diketahui bahwa bahwa sebagian besar responden
(46,2%)
menyatakan
bahwa
perusahaan
sering
mempekerjakan karyawannya sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Karyawan yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki kualifikasi untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Karyawan harus diberi informasi tentang tugas dan tanggung jawab mengenai segmen lain dari perusahaan sehingga mereka bisa lebih memahami kesesuaian pekerjaan mereka dengan perusahaan secara keseluruhan.
Tabel 4.55 Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan gelar yang dimilikinya
Valid
Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total
Frequency 1 17 17 4 39
Percent 2,6 43,6 43,6 10,3 100,0
Valid Percent 2,6 43,6 43,6 10,3 100,0
Cumulative Percent 2,6 46,2 89,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.55 dapat diketahui bahwa 1 responden menyatakan tidak pernah, 17 responden menyatakan kadang-kadang, 17 responden menyatakan sering, dan 4 responden menyatakan selalu. Pada tabel tersebut jawaban kadang-kadang dan sering mempunyai nilai yang sama yaitu 43,6%, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan kadang-kadang mempekerjakan karyawannya sesuai dengan gelar yang dimilikinya, disisi lain dinyatakan bahwa perusahaan sering mempekerjakan karyawannya sesuai dengan gelar yang dimilikinya.
94
Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan saran yang diperlukan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Tabel 4.56 Karyawan bertindak profesional terhadap peraturan perusahaan
Valid
Frequency 12 27 39
Sering Selalu Total
Percent 30,8 69,2 100,0
Valid Percent 30,8 69,2 100,0
Cumulative Percent 30,8 100,0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.56 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (69,2%) menyatakan bahwa karyawan selalu bertindak profesional terhadap peraturan perusahaan. 3. Hasil Uji Normalitas Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan prosedur SPSS, hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.57. Tabel 4.57 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Hasil audit internal 39 150,08 8,362 ,155 ,118 -,155 ,968 ,306
Kemampuan kinerja perusahaan 39 54,85 4,804 ,212 ,142 -,212 1,321 ,061
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah
95
Pada hasil uji normalitas terlihat bahwa hasil audit internal memiliki P-value = 0,306 dan P-value untuk kemampuan kinerja perusahaan bernilai 0,061. Kedua P-value lebih besar dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. 4. Hasil Korelasi Pearson Tabel 4.58 Correlations
Hasil audit internal
Kemampuan kinerja perusahaan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Hasil audit internal 1 . 39 ,642** ,000 39
Kemampuan kinerja perusahaan ,642** ,000 39 1 . 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.58 menyajikan hasil korelasi pearson untuk semua sampel penelitian, dengan jumlah sampel 39 responden auditor internal. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil audit internal memiliki hubungan yang positif 0,642 dengan tingkat signifikan pada level 0,01. Hal tersebut mencerminkan kondisi bahwa adanya korelasi yang kuat dan positif antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan, terbukti pada tabel 4.59 kriteria korelasi menurut Sugiyono (2005:183) sebagai berikut:
96
Tabel 4.59 Kriteria korelasi 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80
-
0,200 0,399 0,599 0,799 1,00
= = = = =
Korelasi sangat rendah Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi kuat Korelasi sangat kuat
Angka positif 0,642 menunjukkan bahwa semakin baik hasil audit internal maka semakin baik pula kemampuan kinerja perusahaan PT. Bank X (Persero) Tbk. 5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson Hipotesis dilakukan dengan mencari korelasi variabel penelitian yaitu hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 4.58 correlations. Pada tabel tersebut menunjukkan hasil korelasi pearson yaitu 0,642 dan P-value 0,000. Pada pembahasannya sebelumnya dijelaskan ketentuan sebagai berikut: H0 : tidak terdapat hubungan signifikan Ha : terdapat hubungan signifikan Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan probabilitas, Jika probabilitas > 0,05, H0 diterima Jika probabilitas < 0,05, H0 ditolak Karena P-value = 0,000 lebih kecil dari α 0,05 maka H0 ditolak. Hasil analisa hipotesis menunjukkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan pada sektor perbankan. Pengujian ini menggunakan korelasi pearson. Dari hasil pengujian statistik terhadap 39 responden auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa, variabel independen yaitu hasil audit internal memiliki P-value = 0,306 dan P-value untuk variabel dependen yaitu kemampuan kinerja perusahaan bernilai 0,061. Kedua P-value lebih besar dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. 2. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan hubungan yang positif dan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini dibuktikan dengan nilai pearson correlation 0,642 dengan tingkat signifikan pada level 0,01. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 dinyatakan ditolak dan menerima Ha, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat, karena nilai korelasi bernilai 0,642, menurut Sugiono (2005:183), korelasi dinyatakan kuat jika nilai korelasi berkisar antara 0,60 sampai 0,799.
98
B. Implikasi Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa semakin baik hasil audit internal maka semakin baik pula kemampuan kinerja perusahaan. Auditor intenal sudah baik dalam memberikan informasi, solusi, dan saran yang dibutuhkan manajer, kinerja karyawan perusahaan pun sudah baik dalam menjalankan pekerjaannya. Auditor internal harus bersikap profesional, oleh karena itu auditor internal perlu memberikan opini yang objektif, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah atau temuan apa adanya. Auditor internal dapat menolak penugasan bila tidak memiliki cukup keahlian, dan pengetahuan. Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan didukung oleh sumber daya yang baik.
C. Saran Auditor internal perlu menjalankan misinya dengan baik, bertanggung jawab atas tugas yang telah diamanatkan, auditor perlu memiliki keahlian yang memadai, dan melakukan teknik-teknik audit internal. Pemenuhan dalam melakukan teknik-teknik audit dapat meminimalisasi risiko yang terjadi. Perusahaan sebaiknya mempekerjakan karyawan sesuai dengan gelar yang disandangnya, karena untuk menjalankan tugas dengan baik karyawan harus memiliki pengetahuan, dan keahlian yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Perlu adanya reward, punishment dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengarah pada peningkatan
99
kesejahteraan, agar kinerja karyawan lebih baik lagi, yang nantinya akan berdampak pada baiknya kinerja perusahaan. Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah kurang mendalamnya pembahasan, karena dibatasinya penulis saat penelitian oleh pihak perusahaan, penulis pun tidak dapat melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi mengenai hasil audit internal PT. Bank X (Persero) Tbk. Oleh karena itu, penulis menyarankan bahwa, dalam penelitian selanjutnya laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan indikator dari kemampuan kinerja perusahaan, selain itu perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian yang terkait dengan hasil audit internal, dan kemampuan kinerja perusahaan. Disamping itu, objek penelitian perlu diperluas baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, dalam bidang manufaktur, perusahaan swasta, ataupun perusahaan milik pemerintah yang didalamnya terdapat audit internal.
100
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyanti, Ayu. “Evaluasi Hasil Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Pada PT Roda Mas di Bandar Lampung”, Skripsi FEIS, Jakarta, 2007.
Bank X. “Prosper With Us: 2006 Annual Report”, Jakarta, 2006. Boynton, William C., Raymond N. Johnson and Walter G. Kell. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 2001.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. ”Bank Dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Effendi, Moh Arief. “Peran Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, artikel diakses tanggal 8 November 2007, dari http://www-muharreffendi.wordpres.com/2007/II/07
__________________”Paradigma Baru Internal Auditor”, Majalah Auditor, Rubrik “kolom 1”, Edisi No 05 Tahun 2002.
Fatchurrochman, Agam. “Melanggar Standar Atau Kejahatan Profesi/ Hasil Peer Review BPKP atas Kertas Kerja Auditor Bank-bank Bermasalah”, artikel diaskses tanggal 5 Juli 2005, dari http:///www-ikastara.org
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Peberbit UNDIP, Semarang, 2005.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Jusuf, Amir Abadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”, Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Kompyurini, Nurul. “Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah dengan Pendekatan Balance Scorecard Berdasarkan Komitemen Organisasi, Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
101
(GCG) (survei pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur)”, Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makasar, 2007.
Niswonger, Rillin C., Carl S Warren, James M Reeve, Philip E. Fess. “Prinsipprinsip Akuntansi”, Edisi 19, Buku I, Erlangga, Jakarta, 1999. Ridwan, dan Engkos Achmad Kuncoro. “Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2007.
Rochaety, Ety., Ratih Tresnati, Abdul Majdid Latief. “Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner. ”Sawyer’s Internal Auditing: Audit Internal Sawyer”, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2005. Tugiman, Hiro. “Qualified Internal Auditor Salah Satu Anggota Komite Audit”, artikel diakses tanggal 16 Februari 2006, dari http://wwwinternalauditing.or.id
_____________.”Pengaruh Peran Auditor Intern Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi Makasar, 2000. Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Aplikasi Data Dengan SPSS”, Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
102