Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KOORDINASI KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENINGKATKAN PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK Oleh: ALBINUS ENDI SANDRA NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis Koordinasi Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Meningkatkan Penertiban Di Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Judul skripsi ini diangkat berdasarkan adanya fenomena-fenomena permasalahan yang terjadi yaitu masih banyak terdapat Pedagang Kaki Lima liar yang mendirikan lapaknya di sembarangan tempat tanpa ada izin dari pihak pemerintah daerah dan sepengetahuan dari pihak Satpol PP di Kecamatan Ngabang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bagaimana koordinasi dari Satpol PP dengan pihak terkait dalam menangani permasalah Pedagang Kaki Lima yang ada dan apakah koordinasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Pedagang Kaki Lima yang masih saja mendirikan lapak dagangannya di sembarang tempat. Kata- Kunci : Pemerintah Daerah, Koordinasi dan Penertiban
THE WORKING COORDINATION OF PAMONG PRAJA POLICE UNIT IN IMPROVING VENDORS AT NGABANG SUBDISTRICT, LANDAK COUNTRY Abstarct This thesis writing is aimed to know and analyzing working coordination of Pamong Praja Police unit improving regulating vendors at Ngabang subdistrict, Landak Country. The title of this thesis is based on exist phenomenous occurred which there are many many vendors bulid their place everywhere without permission from local government and without telling Pamong Praja Police Unit at Ngabang Subdistrict. The conclusion of this research shows how coordination between Pamong Praja Police Unit with other side in solving exist vendors issues and whether coordination running well. This case can be seen from several violation made by vendors who still build trading place everywhere. Keywords : Local Government, Coordination and Regulatory
1 ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
A. PENDAHULUAN
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Latar Belakang Penelitian
Republik
Pedagang kaki lima merupakan suatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah
usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak
terahkir dengan Undang-Undang Nomor 9
dalam usaha sektor informal memerlukan
Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas
peningkatan dan pengembangan. Karena
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
sektor usaha ini memberikan sumbangan
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
kepada pendapatan daerah. Sehingga perlu
Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
dilakukan peningkatan dan pengembangan
Satuan
usaha baik dari pemerintah maupun dari
melaksanakan tugas diatur dalam Pasal 255
pedagang
dengan
Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor
peraturan
23 Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
1.
itu
peningkatan
sendiri. usaha
Terkait dalam
Indonesia
Polisi
Nomor
Pamong
Praja
Lembaran
Tahun
dan
Nomor 5587). Selanjutnya Satuan Polisi
pemberdayaan pedagang kaki lima pada
Pamong Praja sesuai ketentuan Pasal 4
bab iii pemberdayaan PKL pasal 7. Dimana
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010
koordinasi
PKL
tentang Satpol PP, tugas Satpol PP adalah
melalui;
untuk membantu kepala daerah dalam
tentang
koordinasi
pemberdayaan
dilaksanakan
diantaranya
Republik
dalam
Presiden Republik Indonesia Nomor 125 2012
Negara
5587),
penyuluhan, pelatihan dan/atau bimbingan
menegakkan
sosial, peningkatan kemampuan berusaha,
Peraturan
Bupati,
pemberian bantuan, serta fasilitas akses
ketertiban
umum
permodalan. Berdasarkan peraturan tersebut
masyrakat, serta perlindungan masyarakat.
jelas
PKL
seharusnya
mendapatkan
Peraturan
Indonesia
Daerah
dan
meyelenggarakan dan
ketentraman
Dalam melaksanakan tugasnya Satuan
perhatian dari pemerintah sehingga para
Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :
PKL
1.
bisa
memperolah
keuntungan
maksimal.
Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan
Dalam rangka mendukung serta
Peraturan
penyelenggaraan ketertiban umum dan
mewujudkan apresiasi masyarakat dalam
ketentraman
mencapai tujuan cita-cita berbangsa dan
perlindungan masyarakat.
bernegara guna terlenggaranya Pemerintah Daerah
sebagaimanan
diatur
2.
dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Daerah,
Pelaksanaan
masyarakat
kebijkan
,
serta
penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati. 3.
Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat. 2
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
4.
Pelaksanaan
koordinasi
Peraturan
Pemerintah
Peraturan
Bupati,
ketertiban umum
5.
penegakan Daerah
Tujuan Penelitian
dan
Adapun yang menjadi tujuan dari
penyelenggaraan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
dan
ketentraman
mengidentifikasi
faktor-faktor
menyebabkan
Republik Indonesia, Penyidik Pegawai
Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan
Negeri Sipil (PPNS) dan/atau aparatur
Ngabang Kabupaten Landak belum bekerja
lainnya.
secara maksimal dalam mengatasi adanya
Pengawasan
terhadap
masyarakat,
Fungsi
lapak dagangannya.
mematuhi
5.
Daerah
dan
Pelaksanaan
kerja
PKL yang masih sembarangan mendirikan
aparatur, atau badan hukum agar Peraturan
koordinasi
yang
masyarakat dengan Kepolisian Negara
peraturan Bupati. 6.
4.
Manfaat Penelitian
1) Secara Teoritis
tugas
lainnya
yang
diberikan oleh Kepala Daerah.
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi fakultas Ilmu
Sosial
dan
Ilmu
Politik
Fokus Penelitian
Universitas Tanjungpura khusus nya
Berdasarkan latar belakang di atas
Program Studi Ilmu Pemerintahan di
maka peneliti membatasi pada faktor-faktor
bidang ketentaraman dan ketertiban
yang mempengaruhi fungsi Satpol PP
serta dapat memberikan kontribusi dan
dalam Koordinasi Kerja Satpol PP untuk
memperkaya ragam penelitian bagi
Meningkatkan
para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial,
2.
Penertiban
PKL
Di
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak
dan
demi
dan
Tanjungpura khususnya Program Studi
ketertiban umum dan tercapainya suatu
Ilmu Pemerintahan dan juga dapat
tujuan yang telah direncanakan.
menjadi
3.
terciptanya suatu karya ilmiah.
terciptanya
ketentraman
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas,
Ilmu
Politik
bahan
Universitas
referensi
bagi
2) Secara Praktis
maka yang menjadi rumusan masalah
Penelitian ini di harapkan dapat
pokok dalam penelitian yaitu “Faktor-faktor
menjadi sumbangan pemikiran bagi
apa saja yang mempengaruhi Koordinasi
instansi pemerintahan yang dimana
Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam
bertugas membuat ketentraman dan
Meningkatkan
ketertiban
Penertiban
PKL
Di
agar
tidak
terciptanya
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak
keresahan dan penyimpangan yang
yang belum optimal?
akan di rasakan masyarakat. 3
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penelitian ini di harapkan dapat
pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga
menjadi sumbangan pemikiran bagi
terdapat saling mengisi, saling membantu
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja,
dan saling melengkapi. Dengan demikian
agar dapat meningkatkan tugas dan
koordinasi dapat diartikan sebagai suatu
kewajiban nya.
usaha
yang
mampu
menyelaraskan
pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat
B. TEORI DAN METODELOGI
disimpulakn 1.
proses
Konsep Teori Koordinasi
berasal
dari
bahwa
koordinasi
adalah
kesepakatan
bersama
secara
kata
mengikat berbagai kegiatan atau unsur
coordination, co dan ordinare yang berarti
(yang terlibat dalam proses) pemerintahan
to regulate. Dari pendekatan empirik yang
yang berbeda-beda pada dimensi waktu,
dikaitkan dengan etimologi, koordinasi
tempat, komponen, fungsi dan kepentingan
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
antar pemerintah yang diperintah, sehingga
oleh berbagai pihak yang sederajat (equal in
disatu sisi semua kegiatan dikedua belah
rank or order, of the same rank or order,
pihak terarah pada tujuan pemerintahan
not subordinate) untuk saling memberi
yang ditetapkan bersama dan disisi lain
informasi dan mengatur (menyepakati) hal
keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak
tertentu (Ndraha, 2003:290).
keberhasilan pihak lain.
Secara normatif, koordinasi diartikan
Hasibuan
(2006:88),
berpendapat
sebagai kewenangan untuk menggerakkan,
bahwa fakor-faktor yang mempengaruhi
menyerasikan,
koordinasi sebagai berikut :
menyelaraskan,
dan
menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya
1.
Kesatuan Tindakan Pada
hakekatnya
koordinasi
terarah pada tujuan tertentu. Sedangkan
memerlukan kesadaran setiap anggota
secara fungsional, koordinasi dilakukan
organisasi atau satuan organisasi untuk
guna untuk mengurangi dampak negatif
salaing
spesialisasi dan mengefektifkan pembagian
tugasnya dengan anggota atau satuan
kerja (Ndraha, 2003:290)
organisasi lainnya agar anggota atau
Koordinasi Djamin
dalam
menurut
satuan
organisasi
diri
tersebut
atau
tidak
(2011:86)
berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu
diartikan sebagai suatu usaha kerja sama
konsep kesatuan tindakan adalah inti
anatara
dari pada koordinasi. Kesatuan dari pda
badan,
Hasibuan
Awaluddin
menyesuaikan
instansi,
unit
dalam
4 ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
usaha, berarti bahwa pemimpin harus
Dengan
mengatur sedemikian rupa usaha-usaha
merupakan
hubungan
dari tiap kegiatan individu sehingga
komunikator
dengan
terdapat adanya keserasian di dalam
dimana
keduanya
mempunyai
mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini
peranan
dalam
menciptakan
adalah merupakan suatu kewajiban dari
komunikasi.
pimpinan
Dari
untuk
memperoleh
satu
demikian
pengertian
komunikasi antara komunika
komunikasi
koordinasi yang baik dengan mengatur
sebagaimana disebut di atas terlihat
jadwal waktu dimaksudkan bahwa
bahwa komunikasi itu mengandung arti
kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai
komunikasi yang bertujuan merubah
dengan waktu yang telah direncanakan.
tingkah laku manusia. Karena sesuai
2. Komunikasi
dengan
Komunikasi
tidak
pengertian
dari
ilmu
dapat
komunikasi, yaitu suatu upaya yang
dipisahkan dari koordinasi, karena
sistematis untuk merumuskan secara
komunikasi, sejumlah unit dalam
tegas azas-azas, dan atas azas-azas
organisasi
dapat
tersebut disampaikan informasi serta
berdasarkan
dibentuk pendapat dan sikap. Maka
akan
dikoordinasikan rentang
dimana
besar
komunikasi tersebut merupakan suatu
ditentukan oleh adanya komunikasi.
hal perubahan suatu sikap dan pendapat
Komunikasi merupakan salah satu
akibat informasi yang disampaikan
dari
oleh sesorang kepada orang lain.
sekian
sebagian
banyak
kebutuhan
manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Perkataan
komunikasi berasal dari perkataan
Sehingga dari uraian tersebut terlihat fungsi komunikasi sebagai berikut : 1.
Mengumpulkan
dan
menyebarkan
communicare, yaitu yang dalam
informasi mengenai kejadian dalam
bahasa
suatu lingkungan
lain
mempunyai
berpartisipasi
arti
ataupun
2.
memberitahukan. Dalam organisasi komunikasi sangat pentinh karena karena
dengan
Menginterprestasikan
terhadap
informasi mengenai lingkungan 3.
Kegiatan
mengkomunikasikan
komunikasi
informasi, nilai dan norma sosial dari
partisipasi anggota akan semakin
generasi yang satu ke genrasi yang lain.
tinggi
Maka
dan
memberitahukan
pimpinan tugas
dari
itu
komunikasi
itu
kepada
merupakan suatu upaya yang dilakukan
karyawan harus dengan komunikasi.
oleh sesorang untuk merubah sikap dan 5
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perilaku
orang
lain
dengan
melalui
rumit dan tidak seorangpun juga memiliki
informasi atau pendapat atau pesan atau
semua keterampilan yang diperlukan untuk
idea yang disampaikan kepada orang
melaksanakan berbagai tugas. Oleh karena
tersebut.
itu perlu diadakan pemilahan bagian-bagian
3.
tugas
Pembagian Kerja Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi
adalah
untuk
mencapai
dan
membagi-baginya
kepada
sejumlah orang. Pembagian pekerjaan yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan
tujuan bersama dimana individu tidak
orang
dapat mencapainya sendiri. Kelompok
menjadi ahli pada fungsi pekerjaan tertentu.
dan atau lebih orang yang bekerja
4.
bersama
secara
kooperatif
dan
mempelajari
keterampilan
dan
Disiplin Pada
setiap
organisasi
yang
dikoordinasikan dapat mencapai hasil
kompleks, setiap bagian harus bekerja
lebih daripada dilakukan perseorangan.
secara terkoordinasi yang kompleks,
Dalam suatu organisasi, tiang dasarnya
agar
adalah
menghasilkan hasil yang diharapkan.
prinsip
pembagian
kerja
masing-masing
(Division of labor). Prinsip pembagian
Koordinasi
kerja ini adalah maksudnya jika suatu
bagian=bagian yang berbeda-beda agar
organisasi
kegiatan dari pada bagian-bagian itu
diharapkan
untuk dapat
adalah
dapat
berhasil dengan baik dalam usaha
selesai
mencapai tujuannya, maka hendaknya
masing-masing
lakukan
sumbangan usahanya secara maksimal
pembagian
kerja.
Dengan
pada
penyesuaian
pembagian kerja ini diharapkan dapat
agar
berfungsi dalam usaha mewujudkan
keseluruhan,
tujuan suatu organisasi. Pembagian
disiplin.
kerja
adalah
perincian
tugas
dan
Rivai
waktunya, dapat
diperoleh untuk
(2005:444)
memberikan
hasil itu
sehingga
secara diperlukan
menyatakan
pekerjaan agar setiap individu dalam
pengertian disiplin kerja adalah suatu
organisasi bertanggung jawab untuk
alat yang digunakan para manajer
melaksanakan
untuk berkomunikasi dengan karyawan
sekumpulan
kegiatan
yang terbatas. Jadi
pembagian
agar mereka bersedia untuk mengubah kerja
pekerjaan
suatu perilaku serta sebagai suatu
menyebabkan kenaikan efektifitas secara
upaya untuk meningkatkan kesadaran
dramatis, karena tidak seorangpun secara
dan kesedian seseorang mentaati semua
fisik mampu melaksanakan keseluruhan
peraturan organisasi dan norma-norma
aktifitas dalam tugas-tugas yang paling
sosial yang berlaku. Jadi jelasnya 6
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bahwa disiplin menyangkut pada suatu
ingin mendeskripsikan dan mengungkapkan
sikap dan tingkah laku, apakah itu
secara mendalam mengenai faktor-faktor
perorangan atau kelompok yang untuk
yang menyebabkan Fungsi Satuan Polisi
tunduk dan patuh terhadap peraturan
Pamong
suatu organisasi.
Pelayanan
Dalam suatu organisasi penerapan
Dalam
Kepada
Meningkatkan
Masyarakat
Di
Kecamatan Nagabang Kabupaten Landak.
peraturan kepada sesorang atau anggota
2.
Praja
Sementara
itu
menurut
organisasi dikelola oleh pimpinan.
(2011:6)
Pimpinan
mampu
penelitian yang bertujuan untuk memahami
menerapkan konsep disiplin positif
fenomena tentang apa yang dialami oleh
yakni penerapan peraturan melalui
subjek
kesadaran bawahannya. Sebaliknya bila
persepsi, motivasi dan lain lain.
diharapkan
pendekatan
Moleong
penelitian
kualitatif
misalnya
adalah
perilaku,
pimpinan tidak mampu menerapkan
Pada penelitian ini peneliti hanya
konsep disiplin positif pada dirinya
menggunakan teknik triangulasi sumber.
sendiri tentu dia juga tidak mungkin
Triangulasi
mampu menerapkannya pada orang
kredibilitas data dilakukan dengan cara
lain
bawahannya.
mengecek data yang telah diperoleh melalui
Dengan demikian disiplin itu sangat
beberapa sumber atau Triangulasi sumber
penting
dapat diartikan mengecek kembali data
termasuk
dalam
pada
proses
pencapaian
sumber
menguji
tujuan, ini merupakan suatu syarat yang
terhadap
sangat menentukan dalam pencapaian
membandingkan data
tujuan yang dimaksud.
terhadap subjek A dengan wawancara
Metode Penelitian
terhadap subjek B yang kemudian akan
Jenis penelitian digunakan deskriptif
menghasilkan suatu kesimpulan (Sugiyono,
dengan pendekatan kualitatif. Menurut
subjek
untuk
penelitian hasil
dengan
wawancara
2014:126).
Tohardi (2012:20) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan situasi tertentu, sikap,
C. HASIL
perilaku, pandangan, fenomena, proses yang
berlangsung
dalam
dan mengembangkan konsep, model namun bertujuan
untuk
DAN
PEMBAHASAN
masyarakat.
Penelitian ini berusaha mengumpulkan data
tidak
PENELITIAN
menguji
atau
membuat hipotesis. Dalam hal ini peneliti
1.
Kesatuan Tindakan Pada
memerlukan
hakekatnya kesadaran
koordinasi setiap
anggota
organisasi atau satuan organisasi untuk 7
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
salaing menyesuaikan diri atau tugasnya
telah diberikan pada tiap-tiap anggota.
dengan anggota atau satuan organisasi
Dengan adanya kesatuan tindakan ini dapat
lainnya agar anggota atau satuan organisasi
membantu pimpinan dalam menagatasi
tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh
anggota-anggota nya agar tidak berjalan
sebab itu konsep kesatuan tindakan adalah
secara individu. Dimana pemimpin harus
inti dari pada koordinasi. Oleh karena itu
lebih tegas lagi dalam memberikan arahan
kesatuan tindakan ini sangat diperlukan
terhadap tugas yang telah diberikan pada
untuk tercapacainya suatu tujuan dari
setiap anggotanya agar para anggota nya
organisasi dan terdapat keserasian antara
atau
individu.
penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan
Kesatuan dari pada usaha, berarti bahwa
pemimpin
nya
tidak
melakukan
yang telah direncanakan, meski demikian
mengatur
pimpinan tidak hanya sekedar memberi
sedemikian rupa usaha-usaha dari tiap
tugas begitu saja melainkan pimpinan juga
kegiatan individu sehingga terdapat adanya
harus selalu memantau para anggota nya
keserasian
dalam menjalankan tugas nya.
di
dalam
harus
bawahan
mencapai
hasil.
Kesatuan tindakan ini adalah merupakan
Pengendalian yang dilakukan oleh
suatu kewajiban dari pimpinan untuk
aparat Satpol PP terhadap PKL yang
memperoleh satu koordinasi yang baik
terbukti melanggar Perda, apabila PKL
dengan
waktu
yang sudah diberikan teguran tersebut dan
dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu
masih melanggar maka akan dilakukan
dapat berjalan sesuai dengan waktu yang
operasi penertiban, dan para PKL yang
telah direncanakan.
terkena penertiban wajib mengurus dan
mengatur
jadwal
Kesatuan tindakan adalah inti dari
menyelesaikannya ke kantor Satpol PP
koordinasi anatara dua belah pihak maupun
untuk
lebih
setelah didata dan ditindak lanjuti oleh
jika
kesatuan
tindakan
belum
mengambil
Satpol
barangnya
PP
terlebih
kembali
terlaksanakan dengan baik maka sudah
penyidik
dahulu.
dapat dipastikan bahwa koordinasi tidak
Koordinasi dengan Kasi Trantib juga
akan berjalan sesaui dengan rencana yang
merupakan koordinasi yang penting bagi
telah ditentukan dan diinginkan, diamana
Satpol PP dalam ruang lingkup Kecamatan
dalam kesatuan tindakan pimpinan sangat
Ngabang, Kasi Trantib yang dipimpin salah
berperan penting bagi berjalannya suatu
satu Satpol PP ini merupakan instruktur
organisasi tersebut dan anggotanya akan
perpanjangan tangan dari seorang Camat
berjalan secara sendiri-sendiri dan tidak
dalam hal keputusan lapangan berkaitan
mengikuti peraturan maupun tugas yang
dengan keamanan dan ketertiban. 8
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Komunikasi
masyarakat PKL agar di dalam pemberian
Komunikasi tentunya berperan penting
komunikasi tidak terjadi kesalahpahaman
bagi
tecapainya
ditentukan
tujuan
dan
yang
telah
direncanakan,
dari
pihak
masyarakat
sehingga
adanya
menyulitkan masyarakat itu sendiri. Oleh
komunikasi yang baik dari pimpinan ke
karena itu anggota yang turun ke lapanagan
bawahan maka tercipatalah suatu sasaran
tidak hanya meberikan informasi secara
yang tepat agar tidak adanya terjadi
tulisan melainkan anggota tersebut harus
penyelewengan terhadap bawahan
memberikan infromasi secara lisan agar
jika
pimpinan melakukan komunikasi yang baik,
perlu
adanya
komunikasi
juga
mudah diterima oleh masyarakat. Selain meberikan informasi yang secara
bertujuan untuk memperbaiki atau merubah
langsung
sikap seseorang yang tadinya berjalan
dengan baik tentunya perlu diperhatikan
sendiri-sendiri
lebih
nilai dan norma yang berlaku juga, dengan
Adanya
demikian komunikasi yang diberikan dapat
komunikasi yang baik dari atasan dalam
terealisasikan dengan baik dan berjalan
pemebrian informasi juga sangat berperan
lancar
penting bagi pelaksanaan bawahan dalam
komunikasi yang baik ini pula bertujuan
proses pelaksanaan kegiatan sperti yang
agar masyarakat dan PKL diharapkan bisa
kita ketahui bahwa koordinasi juga bukan
mentaati peraturan Pemerintah, karena tidak
hanya ada pada pimpinan melainkan juga
semua PKL dan masyarakat mengetahui
kepada staf yang turun langsung ke
peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh
lapangan
dalam
Pemerintah maka sangatlah penting bagi
pecapaian penertiban PKL dimana pihak
pemberian informasi dengan komunikasi
Satpol
yang baik.
berkelomok
menjadi dan
dengan
PP
dan
bisa
membaur.
masyarakat
Kecamatan
langsung
berkomunikasi dengan masyarakat untuk
dan
memberikan
dengan
Adanya
adanya
dukungan
dan
informasi
pendekatan
partisipasi
terlebih dahulu. Sebagai pimpinan juga
masyarakat dapat lebih berguna bagi pihak
harus
mnegumpulkan
Satpol PP maupun Kecamatan dimana ini
informasi apa saja yang diterima agar dalam
menjadi sebuah motivasi untuk bekerja
proses penertiban sesuai dengan fakta apa
lebih baik lagi dan lebih maksimal, adanya
saja yang terjadi di lapangan.
antusias dari masyrakat yang mendukung
terlebih
dahulu
Dalam komunikasi penejelasan juga
pelaksanaan dari anggota Satpol PP dengan
menjadi hal yang penting dimana anggota
Kecamatan dapat membantu terlenggaranya
yang turun langsung ke lapangan harus
proses pemerintah dengan baik dan sesaui
menjelaskan
dengan sasaran yang telah ditentukan.
dengan
baik
kepada
9 ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tetapi sering juga dijumpai bahwa Satpol
sehingga dapat fokus pada satu masalah
PP masih mengalami kesulitan dikarenakan
yang akan diselesaikan dan tidak perlu
PKL
melakukan
mencangkup ke urusan kerja lainnya agar
koordinasi. Contohnya pada saat diundang
proses prencanaan dapat berjalan secara
ke kantor Camat untuk membahas tentang
maksimal.
sulit
diajak
dalam
pelanggaran Perda yang mereka lakukan
Meskipun
anggota
Satpo
PP
di
namun sangat jarang PKL yang mau hadir
Kabupaten Landak masih kurang dan belum
ke kantor Camat untuk secara bersama-
mencapai standar yang telah ditentukan
sama membahas dan mencari solusi yang
pimpinan
baik
semaksimal mungkin untuk melakukan
demi
terciptanya
ketertiban
dan
Kasatpol
PP
berusaha
ketentraman di Kecamatan Ngabang.
pembagian kerja sesaui dengan tupoksinya
3.
Pembagian Kerja
masing-masing agar tidak terjadi tumpang
Adanya pembagian kerja yang sesuai
tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.
yang dilakukan oleh atasan sesuai dengan tupoksinya
maka
pelaksanaan
kantor Satpol PP itu tidak sejalan dengan
penyelenggaraan penertiban yang akan
apa yang terjadi di Kecamatan yang dimana
dilaksanakan dapat tercapai dengan sasaran
Kasi tarntibnya masih mecangkup dua
yang telah ditentukan, dimana pemabgian
bagian yaitu Kasi Pem dan Kasi tarntib
kerja ini memiliki peran penting bagi setiap
dimana ini dapat menurunkan adanya
anggota agar tidak terjadi tumpang tindih
kualitas dari
dengan anggota lainnya. Jadi pembagian
pekerjaan itu sendiri tidak maksimal. Meski
kerja menyebabkan kenaikan efektifitas
demikian
secara dramatis, karena tidak seorangpun
meski sudah cukup baik tetapi belum
secara
melaksanakan
maksimal karena dengan adanya merangkap
keseluruhan aktifitas dalam tugas-tugas
pekerjaan yang lain itu membuat tidak
yang paling rumit dan tidak seorangpun
terlalu fokus pada satu masalah melainkan
juga memiliki semua keterampilan yang
bisa saja menunda pekerjaan yang satu
diperlukan untuk melaksanakan berbagai
demi pekrjaan yang lain.
fisik
proses
Adanya pembagian yang terjadi di
mampu
tugas yang tidak sesuai dengan profesi nya. Pembagian
prosedur
yang
yang menjadi
dilaksanakan
Dengan demikian koordinasi Satpol PP
yang
dan Kecamatan dengan masyarakat maupun
dispesialisasikan seperti itu memungkinkan
PKL sangat diperlukan demi terciptanya
orang
dan
ketertiban di Kecamatan Ngabang sehingga
menjadi ahli pada fungsi pekerjaan tertentu
PKL tidak sembarangan mendirikan lapak
sehingga tidak merangkap ke pekerjaan lain
mereka
mempelajari
pekerjaan
pekerjaan
keterampilan
di
sembarang
tempat
dan 10
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat tidak segan untuk melaporkan
D. KESIMPULAN
kepada pihak Kecamatan maupun Satpol PP untuk menangani permasalah PKL yang masih saja terjadi.
Dengan
melihat
pembahasan
dan
penelitian yang telah peneliti uraikan pada
Dalam koordinasi vertikal, di dalam
bagian
sebelumnya,
yang
membahas
sebuah struktur organisasi pastinya ada
tentang Koordinasi Kerja Satuan Polisi
pimpinan yang merupakan kunci sukses
Pamong
bagaimana melakukan koordinasi vertikal
Penertiban
yaitu bagaimana kerjasama antara pimpinan
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak,
dan bawahan. Apabila bawahan sulit untuk
maka dapat disimpulkan bahwa Koordinasi
diatur maka pimpinan bisa memberikan
yang telah dilaksanakan oleh anggota
sanksi yang tegas kepada bawahan. Dalam
Satpol PP dengan Kecamatan dan antar
konteks penelitian ini adalah Satpol PP dan
personil maupun antar pihak kecamatan
anggotanya. Kepala Satpol PP memberikan
sudah cukup baik tetapi lain halnya dengan
arahan agar melakukan penertiban terhadap
PKL masih belum cukup baik dan masih
PKL
berlaku,
terdapat PKL yang mengabaikan koordinasi
sedangnkan dalam koordinasi horizontal,
dengan pihak kecamatan maupun pihak
koordinasi ini dilakukan
oleh Satpol PP
satpol PP. Adapun beberapa kesimpulan
dalam menertibkan PKL agar mau disiplin
yang dapat peneliti sampaikan dari hasil
dengan
penelitian dan pembahasan adalah sebagai
sesuai
Perda
aturan
yang
Perda
yang
ada
di
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak.
berikut :
Apabila
1.
PKL
dalam
menertibkan
Dari
Praja
dalam
Pedagang
anggota
Meningkatkan
Kaki
Satpol
Lima
PP
di
terdapat
melakukan perlawanan maka Satpol PP
kesatuan tindakan yang terjadi sudah
berhak memberi sanksi, sejauh ini Satpol
sesuai dengan yang ditentukan, dan
PP telah banyak melakukan koordinasi
pada
dengan PKL dengan berbagai cara agar
memerlukan kesadaran setiap anggota
PKL yang masih liar bisa membantu
organisasi atau satuan organisasi untuk
berjalannya Perda yang ada di Kecamatan
salaing
Ngabang Kabupaten Landak. Dan dengan
tugasnya dengan anggota atau satuan
berjalan
organisasi lainnya agar anggota atau
lancarnya
penertiban
yang
hakekatnya
koordinasi
menyesuaikan
satuan
positif bagi masyarakat sekitar yang berada
berjalan sendiri-sendiri, diamana hal
dilingkungan PKL.
tersebut sudah dilakukan oleh Satpol dengan
tersebut
atau
dilakukan Satpol PP dapat berdampak
PP
organisasi
diri
baik
tidak
sehingga 11
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
mempermudah pelaksanaan kegiatan
yang telah ditentukan, tetapi dengan
yang telah direncanakan bersama.
demikian bukan menjadi halangan yang
Terkait dengan komunikasi yang terjadi
berarti
pada Satpol PP sudah cukup baik
mengatasi pemabagian kerja kepada
dengan
anggota nya.
pihak
Kecamatan,
dimana
bagi
Kasatpol
PP
dalam
pihak Kecamatan dan Satpol PP selalu mengadakan sebelum
rapat
turun
terlebih
dahulu
kelapangan
untuk
E. SARAN
melakukan penertiban PKL yang masih saja
mendirikan
lapaknya
dengan
hasil
penelitian,
sembarang dan tanpa ijin. Tetapi tidak
pembahasan dan simpulan yang telah
demikian
dipaparkan
yang
terjadi
dengan
sebelumnya,
peneliti
akan
masyarakat atau pun PKL tersebut
memberikan beberapa saran untuk Satpol
karena masih adanya kesalahpahaman
PP dan Kecamatan dalam melakukan
dan kurangnya komunikasi yang baik
penertiban di Kecamatan Ngabang yaitu :
terjadi antara masyarakat dan Satpol PP
1.
Dalam kesatuan tindakan diamana
tersebut yang mengakibatkan adanya
pimpinan harus lebih tegas dan lebih
ketidakserasian yang terjadi dilapangan
memperhatikan bawahan agar bawahan
meskipun
dan
tidak berjalan dengan sendiri-sendiri,
melakukan
meskipun yang terjadi sudah baik tetapi
komunikasi dengan masyarakat dan
tidak menutup kemungkinan untuk
PKL
penyelenggaraan
mereka melakukan tugasnya dengan
penertiban tersebut, tapi komunikasi
sendiri-sendiri jika suatu saat terjadi
yang terjalin masih saja belum dapat
kelalaian.
pihak
Kecamatan
dalam
Satpol
sudah
PP
diterima masyrakat dengan baik. 3.
Berdasarkan
Keberhasilan
Satpol
PP
2.
Komunikasi hendaknya ditingkatkan
dalam
lagi agar masyarakat dan PKL dapat
pembagian kerja patut menjadi contoh
menerima informasi yang baik dan
bagi Kecamatan yang masih ada kasi
jelas,
yang merangkap, seperti kasi pem
kesalahpahaman dari informasi yang
merangkap dengan kasi trantib yang
telah
membuat suatu pekerjaan dapat tidak
dipertanggungjawabkan.
berjalan dengan maksimal. Meskipun anggota Satpol
PP yang
ada di
Kabupaten masih jauh dari standar
3.
agar
tidak
diberikan
dan
terjadi
dapat
Pembagian kerja seharusnya dapat lebih
maksimal
dilakukan
pihak
Kecamatan meskipun masih kurangnya 12
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
aparatur yang ada. Dan engan adanya keurangan
personil
di
2.
Kecamatan
maupun Satpol PP bukan menjadi suatu alasan untuk tidak dapat melaksanakan
4.
dan
kesulitan
mendapatkan
data-data
dalam
baik
data
sekunder maupun data primer. 3.
Keterbatasan peneliti dalam membuat
tugas dengan baik dan sesuai dengan
jadwal wawancara dengan beberapa
rencana agar dapat mecapai sasaran.
informan yang jam kerjanya masih
Perlu
padat dan sering ke lapangan sehingga
diadakan
pembelajaran
penyuluhan
tentang
dan
bagaimana
pengaruh dan pemamfaatan teknologi
5.
Keterbatasan
sulit untuk ditemui. 4.
Keterbatasan
peneliti
terhadap peningkatan pengahsilan para
menganalisis
pedagang kaki lima.
pengumpulan data terkait Koordinasi
Perlu koordinasi yang lebih baik atara
Kerja dalam Penertiban PKL, sehingga
para instansi yang menangani masalah
peneliti merasa masih perlu adanya
pedagang kaki lima di Kecamatan
penyempurnaan
Ngabang sehingga
rekomendasi
pengelolaan dan
data
serta
dalam
dalam untuk
dalam
bentuk penelitian
pengawasan terhadap pedagang kaki
selanjutnya.
lima bisa berjalan dengan baik
Masih banyak keterbatasan, kendala dan kekurangan yang tidak dapat peneliti
3.
jelaskan satu persatu, maka harapan yang
Keterbatasan Peneliti Selama melakukan penelitian
yang
dapat kami berikan ialah kiranya penelitian
berjudul Koordinasi Kerja Satuan Polisi
ini dapat lebih disempurnakan lagi untuk
Pamong
penelitian selanjutnya.
Praja
Penertiban
Dalam
Pedagang
Meningkatkan
Kaki
Lima
di
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, peneliti merasa masih banyak keterbatasan
F. REFERENSI
yang peneliti alami diantaranya : 1.
Keterbatasan
Literatur,
dalam
penulisan skripsi ini peneliti terkendala dengan buku-buku yang sesuai dengan
Buku Ndraha, Taliziduhu, Organisasi, Cetakan Rineka Cipta, Jakarta.
2003. Kedua,
Budaya Penerbit
permasalahan yang terjadi serta masih kurangnya referensi berupa skripsi dan penelitian
terdahulu
sehingga
menyulitkan peneliti dalam penulisan Skripsi.
Handoko, T. Hani. 2005. Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 13
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Inu Kencana Syafiie. 2011. Etika Pemerintahan. Jakart: PT. Rineka Cipta. Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jilid 1-2. Rineka Cipta. Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pnegertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara; Jakarta. Hasibuan, Malayu. Sumber Daya Aksara;Jakarta.
2006. Manajemen Manusia, Bumi
Handayaningrat. 1989. Manajemen Konflik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Koetler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta Moloeng, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moloeng, 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Satori, Djam’an, Aan Komariah. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. ------------, 2010. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung CV Alfabeta. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung CV Alfabeta. Tohardi, Ahmad. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Prodi IP. Pontianak : Fisip Universitas Tanjungpura. Tim Penulis Prodi IP FISIP UNTAN. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi
Program Studi Ilmu Pemerintahan. Cetakan ke-3, Pontianak : Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Peraturan dan Undang-undang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satpol PP, tugas Satpol PP Peraturan Bupati Landak Nomor 24 tahun 2013 tentang pedoman prosedur tetap operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Landak Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 2 Tahun 2006 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima Skripsi Dussafik (2010), Peranan Polisi Masyarakat dalam Menciptakan Keamanan dan Ketertiban di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Ami Prihandara (2012) “Kinerja Dinas Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan di Kota Serang”
Rujukan Elektronik https://landakkab.bps.go.id/index.php/publ ikasi https://landakkab.bps.go.id/ https://landakkab.bps.go.id/index.php/Keg iatanLain 14
ALBINUS ENDI SANDRA, NIM. E42012062 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat