KONTROL ON-OFF DAN DISPLAY BARGRAPH TEMPERATUR Galih Restu Fardian Suwandi * , Aditya Nur Rahadi, Harsya Bachtiar dan Asep Suryana Program Studi Fisika Institut Teknologi Bandung, Jl.Ganesha 10 Bandung, Indonesia 40132
[email protected] ABSTRAK Pada proyek RBL ini, tim praktikan membuat suatu sistem yang dapat mempertahankan temperatur suatu plant. Dalam kasus, ini plant yang ditinjau adalah lingkungan air, seperti kolam, aquarium, dan lainnya. Dalam sistem ini, terdapat tiga bagian penting, yaitu sensor, kontrol, dan display. Sensor yang digunakan adalah sensor temperatur yakni LM35DZ, kemudian sistem kontrol yang digunakan adalah kontrol on-off, dan display yang digunakan adalah bargraph. Sistem ini dapat menjaga temperatur suatu plant sesuai dengan yang diinginkan. Penentuan temperatur dilakukan dengan memilih set point pada kontrol. Sebagai aktuator digunakan heater. Apabila temperatur pada plant dibawah set point, maka heater akan menyala hingga temperatur pada plant akan mencapai set point. Dan apabila temperatur pada plant telah melebihi set point, maka heater akan mati. Secara umum, sistem ini sudah dapat digunakan dengan baik, walaupun masih ada kekurangan akibat karakteristik dari kontrol on-off itu sendiri.
Kata kunci : bargraph, display, komparator, kontrol, plant, temperatur, sensor. ABSTRACT
In this Research Based Learning project, our team made a system that can keep the plant temperature staedily. In this case the plant are something that contain a water such as, aquarium, pool etc. There are three important part on the system, sensor, control, and display. The sensor we used is LM35DZ, controlling part is on-off control, and the display is bargraph. This system will keep the plant temperature steadily based on the control set point. The actuator of this system is heater. If the plant temperature below the set point, the heater will turn on automatically until the plant temperature reach set point, and then the heater will turn off automatically. The system has worked, but there are still some mistake caused by the characteristic and the on-off control it self.
Key word : bargraph, comparator, control, display, plant, temperature, sensor.
I.
PENDAHULUAN
sesuai, maka dalam ekosistem tersebut akan terjadi ketidakseimbangan.
1.1 Latar Belakang Pada timbul
kehidupan masalah
Salah satu contoh kondisi tersebut adalah sehari-hari,
yang
temperatur.
Kondisi
suatu
lingkungan
dengan
bergantung pada temperatur dari lingkungan
fenomena fisis alam. Setiap lingkungan memiliki
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu
kebutuhan
sistem kontrol yang dapat mempertahankan
kondisi
berkaitan
seringkali
yang
sesuai
dengan
karakteristiknya masing-masing. Sebagai contoh,
kondisi tersebut.
terdapat ekosistem di suatu perairan dengan kondisi tertentu. Apabila kondisinya tidak
1.2 Tujuan
1
Tujuan dari pembuatan sistem kontrol dan
Penyedot timah,
display ini adalah untuk mempelajari bagaimana
Catu daya 3A,
cara kerja dari suatu kontrol. Selain itu, penulis
Multimeter,
juga mencoba untuk mengaplikasikan teori yang
Jumper.
telah dipelajari dalam mata kuliah Sistem Instrumentasi. Namun secara khusus, tujuan dari
perakitan
sistem
ini
adalah
1.4.2. Bahan
untuk
PCB (Project Circuit Board),
Resistor,
Kapasitor,
Dioda IN4002,
Percobaan ini dilakukan dalam beberapa
Potensiometer dan trimpot,
tahapan. Tahapan pertama adalah perakitan dari
IC LM35DZ,
sistem yang telah dirancang. Proses perakitan
IC LM741,
dilakukan secara bertahap untuk setiap bagian
IC LM3914 dan Bargraph,
dari sistem secara total. Setelah itu, dilakukan
Transistor IQ BD139,
berbagai eksperimen untuk menguji sistem yang
Saklar putar,
telah dirakit secara bertahap. Tahapan-tahapan
Relay,
eksperimen ini sesuai dengan komponen-
Heater dan steker,
LED,
Timah dan kabel.
mempertahankan kondisi temperatur dalam suatu plant. 1.3 Metode Percobaan
komponen yang terdapat dalam perancangan kontrol on-off dan bargraph display temperatur. Eksperimen pertama adalah penentuan karakteristik Eksperimen
dari
sensor
kedua
yang
adalah
digunakan.
II. TEORI DASAR
penentuan
Pada sistem yang dirancang, terdapat tiga
karakteristik skala dari bargraph. Eksperimen
bagian penting, yaitu sensor temperatur, sistem
ketiga adalah percobaan open loop pada plant.
kontrol on-off, dan display bargraph.
Dan yang keempat adalah eksperimen kontrol on-off. 1.4 Alat dan Bahan 1.4.1. Alat
Solder,
Gambar 1. Blok Kontrol Temperatur
2
koefisien sebesar 10 mV/oC . Daerah operasi sensor mulai dari -55 oC sampai dengan 150 oC.
Dengan melihat blok kontrol temperatur, suhu yang diukur oleh sensor diubah menjadi besaran tegangan lalu diparalelkan ke kontrol dan display. Pada kontrol, tegangan input memasuki blok signal conditioner (blok penguatan, pembalik fasa dan pengurang) lalu nilai process
Gambar 2. LM35DZ [4]
variable dibandingkan dengan set point sehingga pada blok controller yang terdiri dari komparator
2.2 Kontrol On-Off
dan saklar on/off otomatis akan memberikan
Kontrol On-Off
suatu kondisi dimana aktuator bekerja atau mati.
hasil pengontrolan masih bersifat osilasi (efek
Aktuator berhubungan langsung pada plant yang
akan
mengurangi
error
signal
memiliki ciri-ciri, yaitu
cycling) sehingga hasil tidak terlalu akurat, ada
yang
efek histerisis (dead band) dalam implementasi
dikeluarkan error amplifier, sehingga suhu pada
praktisnya dan laju pemrosesan yang lambat.
plant akan mendekati nilai set point.
Kontrol on-off bekerja berdasarkan nilai error
Proses controlling yang dilakukan sistem
yang jika lebih besar dari nol, aktuator akan
secara otomatis yaitu dengan membandingkan
dijalankan dan jika nilai error lebih kecil dari
output plant (process variable) dengan input
nol, aktuator dimatikan.
referensi (set point), menentukan simpangan sinyal, mengeluarkan sinyal control untuk menghilangkan/mengurangi error signal. Rangkaian terdiri dari tiga blok utama, yaitu blok measurement (sensor temperatur IC), blok controller, dan blok display .
Gambar 3. Karakteristik Pengontrol On-Off [1]
2.1 Sensor Temperatur Sensor
yang
digunakan
dalam
Histerisis pada kontrol on-off ditunjukkan
blok
oleh gambar 3.
measuring adalah LM35DZ. Sensor ini terkemas dalam bentuk integrated circuit (IC). Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki
3
Gambar 4. Kurva Transfer Pengontrol On-Off dengan Histerisis [1]
Rangkaian
blok
kontrol
terdiri
dari
Gambar 6. Blok 1 dan 2
beberapa blok yang ditunjukkan oleh gambar 4.
Tegangan keluaran blok 1 adalah
R Vo 2 Vin . R1
(1)
Dimana nilai R1=100K, R2=10K sehingga gain sebesar 10x dan bernilai negatif. Tegangan keluaran blok 2 adalah
R Vo 4 Vin . R3
(2)
Dimana nilai R4=R3=10K sehingga gain sebesar 1x dan keluaran dari blok 2 bernilai positif akibat masukan yang bernilai negatif.
Gambar 5. Blok kontrol on-off
Blok 3 (rangkaian pengurang).
Blok kontrol terdiri dari beberapa blok, yaitu :
Blok signal conditioner (1,2,3),
Error amplifier (4),
Kontrol On/Off (5),
Aktuator (6).
Blok signal conditioner, terdiri dari : Blok 1 (penguatan inverting 10 x ) dan blok 2 (pembalik fasa dengan penguatan 1 x). Gambar 7. Rangkaian Pengurang
Tegangan keluaran pada rangkaian ini sebesar 4
Vo Vin Vcc .
dimaksudkan
(3)
untuk
memproteksi
sistem
Nilai keluaran memiliki gain 1x akibat nilai
kontrol dari arus bolak-balik pada relay.
R8=R9=22K dan nilai Vcc=+5 V sehingga nilai
Aktuator akan bekerja jika keluaran komparator
keluaran Vin = - 5.
High dan aktuator akan mati jika keluaran komparator Low. Kerjanya aktuator mengikuti karakteristik kontrol on-off. Berikut ini blok setting point :
Gambar 8. Blok On/Off
Gambar 9. Blok Setting point menggunakan saklar putar.
Pada blok On-Off terdiri dari error
Pada setting point berbentuk saklar putar, set
amplifier (komparator) dan on/off control. Rangkaian
error
amplifier
adalah
point hanya memilkik variasi sebanyak 6 macam
suatu
yang bergantung pada Vcc dan nilai resistornya.
rangkaian yang membandingkan antara set point
dengan
process
variable
Pada blok ini digunakan prinsip pembagi
sehingga
tegangan, yaitu :
diperoleh tegangan error yang akan diumpankan
Vref
ke pengontrol. Pada error amplifier, jika Vref (set point) > Vin (process variable) maka keluaran
Nilai
komparator High(1) atau sama dengan +Vcc
C maka nilai
blok 2 : 5 V, blok 3 : 0 V. Maka nilai Vref pada
sehingga actuator bekerja. Aktuator bekerja
setting point titik 1 adalah 50 oC karena nilai
ditandai dengan menyalanya indikator LED sebelum
o
keluaran pada blok A : 500mV, blok 1 : -5 V,
komparator 1 maka relay dalam keadaan On
dioda
point berhubungan dengan
suhu lingkungan bernilai 50
Low(0) atau sama dengan -Vcc. Jika keluaran
Pemasangan
(4)
keluaran pada rangkaian pengurang, misalkan
dan jika Vref < Vin maka keluaran komparator
(biru).
set
R Vcc . Rtotal
tegangan pada titik 1 adalah 0 V. Range setting
relay
point yang didapatkan dengan menggunakan 5
Vcc yang bernilai +5 V antara 50-75 oC dan yang bernilai -5 V antara 25-50 oC.
Gambar 12. Blok diagram dan bentuk fisik LM741 [5]
2.3 Display Bargraph
Gambar 10. Blok setting point menggunakan potensiometer.
Nilai Vref yang didapat bergantung pada Vcc dan nilai resistansi pada POT. Nilai tegangan
menggunakan
prinsip
pembagi
tegangan. Vref dihubungkan pada kaki 3 (+) pada komparator. Jenis IC yang digunakan pada rangkaian kontrol
Gambar 13. Blok Display [2]
adalah LM741 yang dapat berfungsi sebagai penguat operasional dan komparator.
Pada blok ini terdiri dari IC driver dot/bar LM3914 yang dihubungkan dengan display bar. Untuk
mengubah
range
pada
bargraph
disisipkan potensiometer diantara kaki 6 dan kaki 7. Voltmeter dihubungkan diantara kaki 5 dan kaki 8 lalu atur R sehingga kaki 5 memiliki tegangan 3 volt pada U1 dan 5 volt pada U2. Kemudian pot 1K pada masing-masing blok bargraph diatur sampai LED 10 menyala. Pemasangan R diantara pin 6 dan 7 untuk
Gambar 11. Rangkaian ekuivalen LM741 [5]
memperbesar Vref yang digunakan untuk 6
menyalakan LED yang akan dibandingkan oleh
menganalisis hubungan antara temperatur plant
komparator di dalam LM3914. Pemasangan
dan tegangan yang dikeluarkan LM35DZ, maka
kapasitor pada titik temu antara kaki 3 dan kaki
tujuan dari eksperimen ini akan terpenuhi.
bargraph
yang
terhubung
dengan
Vcc
Sensor LM35DZ ini ditempatkan pada
dimaksudkan agar tidak terjadi jentikan pada
sebuah plant yang akan dipanaskan. Untuk
arus pada kaki-kaki bargraph (agar LED yang
setiap
terdapat dalam bargraph tidak putus).
tegangan keluaran dari sensor ini.
kenaikan
suhunya,
dicatat
berapa
3.2 Penentuan Karakteristik Bargraph Bargraph yang digunakan terdiri dari 20 buah LED. Sebagai suatu sistem display, akan ditentukan hubungan antara temperatur plant yang terukur dengan jumlah LED yang menyala. Sensor LM35DZ akan dihubungkan dengan sistem display ini, kemudian temperatur pada plant akan divariasikan. Jalannya perubahan suhu pada plant dan menyalanya LED pada tiap blok bargraph akan dibandingkan sehingga mencapai suatu sistem pembacaan temperatur Gambar 14. Rangkaian ekuivalen LM3914. [3]
pada bargraph yang baik. 3.3 Open Loop
III. EKSPERIMEN
Pada
Untuk menguji tingkat keberhasilan dari perancangan
sistem
ini,
dilakukan
eksperimen
ini,
akan
dicoba
bagaimana temperatur pada plant akan berubah
empat
dan bagaimana pula sensornya akan bekerja.
percobaan, yaitu percobaan karakteristik sensor,
Heater sebagai akan dinyalakan, namun bukan
karakteristik bargraph, open loop, dan kontrol.
sebagai aktuator, melainkan sebagai pemanas pada plant saja.
3.1 Penentuan Karakteristik Sensor
Dalam
Eksperimen pertama ini dilakukan untuk
eksperimen
ini,
akan
dilihat
bagaimana pengaruh heater dalam proses
menguji kinerja dan mengetahui karakteristik
pemanasan plant terhadap waktu.
dari sensor temperatur yang digunakan. Sensor yang digunakan adalah LM35DZ. Dengan 7
115.7
26.5
128.3
53.5
116.5
27
129
54
117.1
28
129.6
55
117.8
30
130
59.5
118.5
32
130.6
60.5
119
34
131.2
60.5
temperatur plant sudah mencapai set point,
120
36
131.8
63
maka heater sebagai aktuator akan mati, dan
120.5
35
132.3
62.5
apabila temperatur pada plant berada di bawah
121.2
39
132.8
65
121.8
40
133.3
63
122.5
41
133.8
65.5
3.4 Pengontrolan Temperatur On-Off Untuk menguji kinerja sistem kontrol yang telah
dirakit,
dilakukan
eksperimen
pengontrolan temperatur plant. Set point yang digunakan adalah sebesar 500 C. Apabila
titik set point, maka heater akan menyala. Dengan eksperimen ini akan diketahui
123.2
44
134.2
68.5
sejauh mana kinerja sistem kontrol yang
123.5
45
134.8
70
digunakan. Selain itu, karakteristik dari sistem
124.5
45.5
135.3
68.5
kontrol on-off akan diketahui.
124.8
46
135.9
70
125.3
49
136.2
75.5
126
50.5
136.6
78
126.5
51.5
137.2
79
IV. HASIL EKSPERIMEN
Tabel 1. Data Karakteristik Sensor LM35DZ
4.1 Rangkaian Hasil Perakitan Rangkaian sistem kontrol on-off dan display
Untuk menganalisis data yang didapat,
bargraph yang telah dirakit adalah :
dilakukan plot data antara Temperatur sebagai sumbu-y dan Tegangan sebagai sumbu-x. 90 80
y = 2.2695x - 236.45
70
R2 = 0.9871
60 T (˚C)
50 40 30 20 10 0 100
110
120
130
140
V (mV)
Grafik 1. Kurva Karakteristik Sensor LM35DZ
Gambar 15. Bentuk Fisik Rangkaian Hasil Perakitan
Plot data yang terlihat ternyata cenderung
4.2 Karakteristik Sensor V (mV)
T ( 0C )
V (mV)
T ( 0C )
linier. Oleh karena itu, untuk menganalisisnya
113.5
26
127.2
53
digunakan metode least square (regresi linier).
115.6
26
127.7
52
Dengan metode ini, didapatkan persamaan 8
regresinya yaitu y 2.2695x 236.45 dengan
30
30
130
59.5
R2 = 0.9871.
35
32
135
60.5
40
34
140
60.5
45
36
145
63
50
35
150
62.5
55
39
155
65
60
40
160
63
65
41
165
65.5
70
44
170
68.5
75
45
175
70
80
45.5
180
68.5
85
46
185
70
90
49
190
75.5
95
50.5
195
78
4.3 Karakteristik Display Bargraph Berdasarkan percobaan dan setting, didapat karekteristik
display
bargraph
yang
akan
menjadi acuan dalam pembacaan temperatur. Tegangan (mV)
Temperatur (˚C)
Jumlah LED yang Menyala
90.7
9.07
0
120
12
1
140.6
14.06
2
162.6
16.26
3
182.1
18.21
4
207.3
20.73
5
222.7
22.27
6
Dengan memplotkan data pada tabel 3, didapat
249.9
24.99
7
kurva open loop sebagai berikut :
263.2
26.32
8
278.7
27.87
9
303.7
30.37
10
90
323.4
32.34
11
80
343.6
34.36
12
361.7
36.17
13
386.2
38.62
14
401
40.1
423
100
51.5 200 Tabel 3. Data Open Loop
79
70 60 T (˚C)
50 40 30
y = 16.392Ln(x) - 20.88
15
20
R2 = 0.833
42.3
16
10
447
44.7
17
464
46.4
18
483
48.3
19
0 0
50
100
150
200
t (s)
Grafik 2. Kurva Open Loop
502 50.2 20 Tabel 2. Data Karakteristik Display Bargraph
4.5 Kontrol On-Off
4.4 Open Loop
T (sekon)
V ( volt )
T (sekon)
V ( volt )
t (sekon)
T ( 0C )
t (sekon)
T ( 0C )
0
0.402
280
0.462
5
26
105
53
5
0.406
285
0.464
10
26
110
52
10
0.411
290
0.466
15
26.5
115
53.5
15
0.412
295
0.468
20
27
120
54
20
0.415
300
0.471
25
28
125
55
25
0.418
305
0.475
9
250
0.421
310
0.479
230
0.457
510
0.529
35
0.423
315
0.484
235
0.458
515
0.526
40
0.425
320
0.487
240
0.458
520
0.522
45
0.426
325
0.489
245
0.459
525
0.519
50
0.429
330
0.492
250
0.459
530
0.515
55
0.431
335
0.494
255
0.458
535
0.513
60
0.433
340
0.496
260
0.458
540
0.51
65
0.435
345
0.499
265
0.461
545
0.508
70
0.437
350
0.501
270
0.461
550
0.505
75
0.439
355
0.503
275
80
0.44
360
0.506
85
0.441
365
0.508
90
0.443
370
0.509
Dengan memplotkan data pada tabel 4 di atas,
95
0.444
375
0.512
didapat kurva sebagai berikut :
100
0.445
380
0.514
105
0.448
385
0.515
110
0.448
390
0.521
60
115
0.45
395
0.53
50
120
0.451
400
0.534
40
125
0.451
405
0.532
130
0.451
410
0.529
20
135
0.453
415
0.525
10
140
0.452
420
0.521
0
145
0.452
425
0.518
150
0.452
430
0.515
155
0.452
435
0.512
160
0.453
440
0.509
165
0.454
445
0.506
170
0.454
450
0.507
Dari data percobaan yang didapat, dapat
175
0.453
455
0.506
180
0.453
460
0.506
diketahui karateristik sensor LM. Dari hasil
185
0.453
465
0.507
190
0.454
470
0.508
195
0.453
475
0.51
Persamaan regresi tersebut dapat dianalogikan
200
0.454
480
0.512
dengan persamaan :
205
0.455
485
0.514
210
0.456
490
0.515
215
0.456
495
0.517
Dari persamaan (6), diperoleh hubungan antara
220
0.457
500
0.527
T(OC) dengan V(mV) adalah linier. Semakin
225
0.457
505
0.532
T (˚C)
30
0.462 555 Tabel 4. Data On-Off
0.503
30
0
100
200
300
400
500
600
t (s)
Grafik 3. Kurva On-Off
V. PEMBAHASAN
regresi linier didapatkan persamaan regresi y 2.2695x 236.45 .
T ( o C ) 2.2695V (mV ) 236.45 .
10
(5)
(6)
tinggi suhu T(OC) yang terbaca oleh sensor maka tegangan output V(mV) akan semakin besar sesuai dengan persamaan regresi yang telah didapat. Walaupun terdapat suatu faktor koreksi pada persamaan tersebut. Begitu pula dengan nilai R2 yang bernilai 0.9871 ( mendekati 1 ) . Berbagai hal ini telah sesuai dengan
Gambar 17. Time Respons LM35DZ [4]
karakteristik LM35DZ. Jumlah blok yang menyala pada bargraph
Jika dibandingkan dengan data sheet , hasil kalibrasi yang didapatkan
merepresentasikan nilai suhu pada sistem.
terdapat sedikit perbedaan, karena hasil kalibrasi
Semakin banyak blok yang menyala pada
pada percobaan tidak linier sempurna, tidak
bargraph, maka suhu pada sistem semakin
seperti pada data sheet.
tinggi. Untuk cara pembacaan nilai yang
LM35DZ
[4]
Hal ini disebabkan beberapa hal, yang
ditunjukkan bargraph dapat dilihat pada tabel 2.
pertama adalah kepresisian LM35DZ, karena
Suhu yang dapat terbaca pada bargraph antara
sesuai dengan data sheet suhu yang terbaca oleh
9oC sampai 50oC.
LM35DZ berbeda 0.01 OC dengan temperatur
Berdasarkan percobaan open loop yang
ruang. Selain itu terdapat noise pada rangkaian
dilakukan, diperoleh hasil bahwa kurva open
LM35DZ, walaupun skalanya sangat kecil, yaitu
loop ini cenderung eksponensial. Sehingga pada
dalam satuan nV
Hz
proses pembacaan temperatur, akan terlihat
. Dan terdapat start-up
bahwa
pada
awalnya
proses
kenaikan
respons yang menyebabkan keterlambatan dalam
temperatur akan berjalan lambat, namun setelah
pembacaan suhu.
beberapa lama, kenaikan temperatur akan berlangsung secara cepat. Dari pengolahan data pada kontrol on-off didapatkan kurva karakteristik dari sistem kontrol on-off. Pada kurva karakteristik dapat dilihat bahwa pengukuran dilakukan dimulai pada suhu 40oC, pada suhu tersebut, aktuator (heater) akan menyala secara otomatis hingga mendekati suhu set point, pada percobaan ini digunakan set point sebesar 50oC. Terdapat
Gambar 16. Noise LM35DZ [4]
histerisis disekitar daerah set point, suhu tidak 11
tepat berada pada titik 50oC, melainkan berapa
VI. SIMPULAN
diatas dan dibawah titik 50oC. Hal ini telah
Dari sifat sensor yang linear, maka sensor
sesuai dengan dengan karakteristik kontrol on-
LM35DZ yang kita gunakan dapat diterapkan
off, yaitu memiliki histerisis. Hal ini juga
pada rangkaian sebagai pembaca suhu dari
disebabkan karena laju pemrosesan dari kontrol
tegangan yang dihasilkan sistem.
on-off yang lambat.
Bargraph yang berupa blok ini berfungsi menunjukan hasil dari sensor yang berupa suhu plant. Pembacaan bargraph dapat dilihat pada tabel 2. Dengan
menggunakan
karakteristik
rangkaiaan on-off maka kita dapat menentukan temperatur yang kita inginkan sesuai set point. Namun untuk mencapai set point yang tepat dibutuhkan waktu yang cukup lama. Karena Gambar 18. Histerisis kontrol on-off
pada awalnya suhu pada sistem berosilasi sekitar set point.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
Secara umum, sistem kontrol dan display
percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan
temperatur ini sudah dapat dipergunakan
karakteistik kontrol on-off. Histerisis yang
dengan
terjadi disebut juga dead band.
sesuai
dengan
tujuan
awal
perakitannya.
Setiap komponen pada rangkaian kontrol on-off telah berfungsi dengan baik. Secara
VII. REFERENSI
keseluruhan setiap rangkaian pada sistem ini
[1] http://www.aaroncake.net/electronics/inde
telah bekerja dengan baik. Seperti kata pepatah,
x. html
tak ada gading tak retak. Terdapat beberapa
[2] http://www.electronics-project.design.com
kendala yang dihadapi, diantaranya adalah
[3] http://www.national.com/LM3914Dot/Ba
sulitnya proses perakitan bagian-bagian dari
rDisplayDriver.html
sistem ini dikarenakan kompleksnya rangkaian
[4] http://www.national.com/LM35DZPrecisi
yang digunakan. Kerusakan komponen akibat
onCentigradeTemperatureSensors.html
kesalahan pemasangan sangat menghambat laju kerja.
baik
[5] http://www.national.com/LM741Operatio
Selain itu proses pengaturan range
nalAmplifier.html
temperatur pada display bargraph cukup sulit.
[6] Sutrisno.1986.Elektronika Dasar Teori dan Penerapannya Jilid 2. Bandung:Penerbit ITB. 12