KONTRIBUSI FAKTOR RISIKO I TERHADAP KOMPLIKASI KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA Faizatul Ummah Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan e-mail : faizatulˍ
[email protected] …………......……….…… ……
. .….ABSTRAK …… … ......………. …… …… . .….
Hingga saat ini, kematian ibu banyak disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Faktor yang melatarbelakangi komplikasi kehamilan antara lain kualitas pelayanan antenatal, faktor risiko kehamilan, dan status sosial ekonomi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi faktor risiko I terhadap komplikasi kehamilan. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control. Penelitian dilakukan pada Maret – April 2014 di Poli KIA Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. Sampel kasus diambil secara exhaustive sampling berjumlah 33 ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan dan sampel kontrol 33 ibu hamil yang tidak mengalami komplikasi kehamilan diambil secara simple random sampling. Variabel independen yaitu faktor risiko I kehamilan dan variabel dependennya komplikasi kehamilan. Pengumpulan data menggunakan instrumen kartu skor Puji Rochjati (variabel independen) dan lembar observasi (variabel dependen). Data dianalisis dengan menghitung odds ratio (Cochran,s and Mantel –Haenszel Statistic) menggunakan bantuan SPSS Versi 18.00 dengan CI 95%. Hasil penelitian didapatkan nilai odds ratio yang ditunjukkan oleh nilai estimate sebesar 2,76 dan p value = 0.049 (< 0.05). Hal ini berarti Wanita hamil yang memiliki faktor risiko I lebih berisiko 2,8 kali (hampir 3 kali lipat) mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko. P value < 0.05 menunjukkan nilai odds ratio dinyatakan signifikan. Petugas kesehatan terutama bidan agar melakukan skrining faktor risiko kepada setiap ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal dengan menggunakan skor Pudji Rochjati, meningkatkan kualitas pelayanan antenatal sesuai dengan kondisi dan faktor risiko, serta mendeteksi dini terjadinya komplikasi kehamilan dan meningkatkan akses rujukan sesuai faktor risikonya. Keywords: Faktor Risiko I, Komplikasi Kehamilan PENDAHULUAN. …… .
… …
Setiap kehamilan dan persalinan selalu mempunyai risiko, dengan kemungkinan bahaya terjadinya komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan memiliki rentang dari yang ringan sampai berat yang menyebabkan kematian, kesakitan, dan kecacatan pada ibu maupun janin. Berdasarkan data SDKI, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat memprihatinkan karena jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 359/100.000 kelahiran hidup (KH), padahal pada tahun 2007 AKI di Indonesia adalah 228/100.000 KH. (Wardah, F; 2013). Angka ini sangat SURYA
jauh dari target MDGs yaitu AKI dapat mencapai 102/ 100.000 KH pada tahun 2015. Lebih dari 90% kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetrik pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Komplikasi akan cenderung meningkat pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko, meskipun komplikasi dapat pula terjadi pada ibu hamil yang tidak dikategorikan berisiko. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan ibu maupun janin apabila tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, A.B; 2007). Hasil survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 24 Pebruari 2014 terhadap 25 ibu Vol 07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
hamil yang melakukan antenatal care, terdapat 9 ibu hamil ( 36 %) yang mengalami komplikasi kehamilan, dan 16 ibu hamil (64%) tidak mengalami komplikasi. Komplikasi kehamilan secara umum diklasifikasikan menjadi tiga , yaitu 1) komplikasi obstetric langsung, meliputi: perdarahan, preeklamsi dan eklamsi, malpresentasi, makrosomi, hidramnion, gemeli, ketuban pecah dini, dan partus prematurus, 2) komplikasi obstetric tidak langsung, antara lain: penyakit jantung, hepatitis, tuberculosis, anemia, malaria, diabetes mellitus, 3) komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetric, yaitu komplikasi akibat kecelakaan (Manuaba; 2007) Komplikasi kehamilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami satu atau lebih dari komplikasi obstetrik yaitu preeklamsi atau eklamsi, anemia, perdarahan, malpresentasi, polihidramnion, partus prematurus, post date, intrauterin fetal date, hiperemesis, dan ketuban pecah dini. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya komplikasi kehamilan, antara lain kualitas pelayanan antenatal, faktor risiko kehamilan, dan status sosial ekonomi. Faktor risiko pada seorang ibu hamil merupakan suatu keadaan atau ciri tertentu pada seorang ibu hamil yang dapat menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian/kesakitan/keccatan/ ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu ataupun janin. Menurut Rochjati, faktor risiko dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sifat risikonya. Kelompok faktor risiko I kehamilan terdiri dari sepuluh faktor yang dikategorikan ada potensi gawat obstetrik (APGO) meliputi: terlalu muda untuk hamil (usia < 17 tahun), terlalu tua hamil (usia > 35 tahun), terlalu lambat hamil (hamil pertama setelah kawin > 4 tahun, terlalu lama hamil lagi (anak terkecil > 10 tahun), terlalu cepat hamil lagi (anak terkecil SURYA
< 2 tahun), terlalu pendek (tinggi badan < 145 cm), pernah gagal hamil, pernah melahirkan anak dengan tindakan, dan pernah melahirkan anak dengan sectio cesarea. Faktor risiko I kehamilan ini sering disingkat dengan 7 terlalu dan 3 pernah (Saifuddin, A.B; 2014) Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih faktor risiko I kehamilan harus diwaspadai kemungkinan timbulnya komplikasi saat kehamilan terlebih saat persalinan, seperti contoh wanita hamil pada usia < 17 tahun perlu diwaspadai terjadi persalinan prematur, dan perdarahan antepartum, wanita hamil pada usia > 35 tahun atau terlalu lambat hamil lebih berisiko terjadi preeklamsi, jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 tahun ) berisiko mengalami persalinan prematur, IUGR, dan anemia. Komplikasi kehamilan yang tidak terdeteksi secara dini akan berlanjut menjadi komplikasi yang serius yang akan mengancam jiwa ibu maupun janin sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun janin. Bidan sebagai petugas kesehatan terdepan yang paling banyak berhubungan dengan ibu hamil dalam memberikan perawatan kehamilan (antenatal care) diharapkan meningkatkan cakupan skrining faktor risiko dengan menggunakan teknologi sederhana dan mudah yaitu Kartu Skor Pudji Rocjati (KSPR), memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas sesuai dengan kondisi dan faktor risiko kehamilan (perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada ibu hamil yang mempunyai peluang terjadi risiko komplikasi lebih besar), mendeteksi dini komplikasi dan meningkatkan akses rujukan ke pelayanan kesehatan sesuai dengan faktor risikonya. Dari uraian latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi faktor risiko I terhadap komplikasi kehamilan.
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
METODE PENELITIAN.…
… .…
Desain penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang berkunjung di Poli KIA Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya pada bulan Maret sampai April 2014, sampel kasus diambil dengan tehnik exhaustive sampling berjumlah 33 ibu hamil yang mengalami komplikasi dan sampel kontrol diambil secara simple random sampling, berjumlah 33 ibu hamil yang tidak mengalami komplikasi. Variabel independent yaitu faktor risiko I kehamilan dan variabel dependentnya adalah komplikasi kehamilan. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi, menggunakan instrumen kartu skor Puji Rochjati untuk variabel independen dan lembar observasi untuk variabel dependen. Data dianalisis dengan menghitung odds ratio (Cochran,s and Mantel –Haenszel Statistic) menggunakan bantuan SPSS Versi 18.00 dengan Confidence Interval (CI) 95%. HASIL .PENELITIAN
…
1. Deskripsi Data Penelitian 1) Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Usia Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014 No. Usia F % 1. < 17 tahun 3 4.55 2. 17-34 tahun 60 90.90 3. > 35 tahun 3 4.55 Jumlah 66 100 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden berusia 17-34 tahun, yang merupakan usia resiko rendah untuk hamil.
SURYA
2) Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Paritas Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014 F % No. Paritas 1. Primi 19 28.79 2. Multi 39 59.09 3. Grandemulti 8 12.12 Jumlah 66 100 Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah multigravida (hamil kedua – ketiga). 3) Faktor Risiko I Kehamilan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Faktor Risiko I Kehamilan di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014 F % No. Faktor Risiko I 1. Ada faktor Risiko 38 57.58 2. Tidak ada faktor 28 42.42 risiko Jumlah 66 100 Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa lebih dari sebagian responden adalah ibu hamil yang memiliki faktor risiko . Faktor risiko I kehamilan pada penelitian ini ada 10 faktor yaitu 7 terlalu dan 3 pernah, seperti dijelaskan pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Faktor Risiko I Kehamilan di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4.
Faktor Risiko F % Terlalu muda hamil 3 6.12 Terlalu tua hamil 3 6.12 Terlalu lama hamil I 3 6.12 Terlalu lama hamil 6 12.24 lagi 5. Terlalu cepat hamil 4 8.16 lagi 6. Terlalu banyak anak 8 16.32 7. Terlalu pendek 2 4.08 8. Pernah gagal hamil 6 12.24 9. Pernah melahirkan 5 10.20 dengan tindakan 10. Pernah operasi SC 9 18.37 Jumlah 49* 100.00 *satu ibu hamil ada yang memiliki lebih dari satu faktor risiko, seperti terlalu tua hamil dan terlalu banyak anak. Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa faktor risiko yang paling banyak didapatkan pada responden adalah pernah operasi SC, yaitu 9 orang atau 18.37 %. 4) Komplikasi Kehamilan Secara deskriptif, variabel komplikasi kehamilan dikategorikan menjadi skala data nominal, yaitu ada komplikasi dan tidak ada komplikasi kehamilan. Dikategorikan ada komplikasi kehamilan apabila terdapat satu atau lebih komplikasi kehamilan yang ada dalam lembar observasi, meliputi preeklamsi/eklamsi, anemia, perdarahan kehamilan muda, perdarahan kehamilan lanjut, malpresentasi, polihidramnion, partus prematurus, postdate, IUFD, hiperemesis, dan ketuban pecah dini. Responden yang mengalami komplikasi kehamilan atau kelompok kasus sebanyak 33 orang (50%) dan yang tidak mengalami komplikasi kehamilan atau kelompok kontrol sebanyak 33 orang (50%). Jenis komplikasi kehamilan pada kelompok kasus terinci pada tabel 5 berikut ini.
SURYA
Tabel
5
Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Komplikasi Kehamilan di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014
F % No. Komplikasi Kehamilan 1. Preeklamsi/eklamsi 6 15.38 2. Anemia 11 28.21 3. Perdarahan 7 17.95 kehamilan muda 4. Perdarahan 1 2.56 kehamilan lanjut 5. Malpresentasi 7 17.95 6. Polihidramnion 0 0.00 7. Partus prematurus 3 7.70 8. Post date 1 2.56 9. IUFD 0 0.00 10. Hiperemesis 0 0.00 11. Ketuban pecah dini 3 7.70 Jumlah 39* 100.00 *satu ibu hamil ada yang mengalami lebih dari satu komplikasi, anemia dan perdarahan kehamilan lanjut. Dari tabel 5 diatas dapat disimpulkan bahwa komplikasi kehamilan yang terbanyak dialami oleh responden adalah Anemia, yaitu sebanyak 11 orang (28.21 %). 2. Hasil Analisis Data Tabel 6. Hasil Analisis Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di RS Muhammadiyah Surabaya, 2014. Estimate 2.760 In (estimate) 1.015 Std.error of In (estimate) .515 .049 Asymp. Sig. (2-sided) Asymp.95% CI: Common OR Lower Bound 1.005 Upper Bound 7.580
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
Dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan: 1. Nilai odds ratio (OR) yang ditunjukkan oleh nilai estimate sebesar 2.8, berarti bahwa wanita hamil yang memiliki faktor risiko 2.8 kali (hampir 3 kali lipat) lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan daripada wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko I. 2. Nilai Asymp.Sig (2-sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai odds ratio. Karena P value adalah 0.049 (< 0.05) pada taraf kepercayaan 95%, ini berarti odds ratio dinyatakan signifikan atau bermakna . 3. Nilai Common OR Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan arti bahwa wanita hamil yang memiliki faktor risiko I sekurang-kurangnya lebih berisiko 1 kali lipat dan paling besar lebih berisiko 7.6 kali lipat mengalami komplikasi kehamilan. PEMBAHASAN .…
.…
Hasil analisis seperti pada tabel 6 diatas menunjukkan bahwa wanita hamil yang memiliki faktor risiko I 2.8 kali (hampir 3 kali lipat) lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan daripada wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko I dan nilai Odds Ratio dinyatakan signifikan atau bermakna pada taraf kepercayaan 95%. Dalam obstetric modern terdapat pengertian potensi risiko, dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu mempunyai risiko dengan kemungkinan bahaya atau risiko terjadinya komplikasi (Rochjati, P; 2003). Komplikasi dapat ringan sampai berat yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan pada ibu, atau bayi. Besarnya komplikasi dipengaruhi oleh derajat faktor risiko, artinya semakin banyak faktor risiko yang ada pada ibu hamil, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami komplikasi. Terlalu Muda Hamil, yaitu wanita hamil pada usia < 17 tahun. Dari hasil penelitian pada tabel 4 didapatkan 3 ibu SURYA
hamil yang berusia < 17 tahun. Meskipun dari ketiga ibu hamil tersebut tidak ditemukan adanya komplikasi kehamilan, tetapi tetap harus diwaspadai kemungkinan terjadinya komplikasi saat persalinan dan pascasalin karena kematangan fisik (khususnya organ reproduksi) maupun psikologis yang belum optimal. Hal ini sesuai dengan hasil studi Mutihir J.T dan Maduka W.E di Nigeria tahun 2006, ibu hamil primi usia < 20 tahun memiliki risiko komplikasi persalinan dan perinatal. Menurut Rochjati, P (2003), bahaya yang mungkin terjadi pada primi muda (terlalu muda hamil pertama yaitu < 17 tahun) adalah bayi lahir belum cukup bulan, perdarahan sebelum dan sesudah bayi lahir. Selain itu juga meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan retardasi mental (Maynard RA, 1996 yang dikutip Suryadjaja, 2014). Terlalu Tua Hamil, yaitu hamil pada usia 35 tahun keatas. Hasil penelitian seperti yang tertera pada tabel 4 didapatkan 3 ibu hamil yang berusia > 35 tahun. Dari hasil tabulasi data, dari 3 ibu hamil tua tersebut terdapat 1 ibu hamil (33,3 %) mengalami komplikasi kehamilan, yaitu terjadi perdarahan kehamilan muda dan anemia, karena selain ia hamil di usia yang tua juga terlalu banyak anak dan memiliki riwayat partus dengan tindakan. Selebihnya, 2 ibu hamil (66,7%) tidak mengalami komplikasi. Penyulit yang terjadi pada ibu hamil di usia 35 tahun keatas ini seringkali akibat gangguan sistem vaskularisasi, yaitu kerusakan endotel pembuluh darah yang dapat menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu. Akibatnya risiko keguguran akan meningkat, komplikasi dalam bentuk perdarahan pada kehamilan muda ini merupakan suatu tanda ancaman keguguran. Selain itu, pada usia ini fungsi rahim dan kualitas sel telur juga sudah menurun akibat proses penuaan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bahaya yang terjadi pada ibu hamil diatas 35 tahun antara lain adalah meningkatnya risiko keguguran, Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
placenta previa , preeklamsi, diabetes melitus gestasional (www.ayahbunda.co.id). Terlalu Banyak Anak, yaitu ibu pernah melahirkan anak 4 kali atau lebih. Hasil penelitian seperti pada tabel 4 didapatkan 8 ibu hamil yang terlalu banyak anak (hamil yang ke-4 atau lebih). Dari 8 ibu hamil tersebut, 5 (72,5%) diantaranya mengalami komplikasi yaitu 2 ibu hamil mengalami anemia, 1 ibu hamil mengalami perdarahan kehamilan muda, 1 ibu hamil mengalami preeklamsi, dan 1 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini. Hanya 3 ibu hamil (27,5%) yang tidak mengalami komplikasi. Hasil penelitian ini juga relevan hasil penelitian Huda, L.N (2005) bahwa Ibu yang paritasnya > 4 berisiko mengalami komplikasi obstetric 1,86 kali lebih besar daripada ibu dengan paritas < 3(OR=1,86; 95%CI=0,84-4,16). Setiap persalinan, ibu akan mengeluarkan darah dalam jumlah cukup banyak sehingga semakin sering ibu melahirkan akan semakin banyak kehilangan darah dan cadangan zat besi akan semakin berkurang. Apabila diet ibu tidak cukup besi maka ibu akan anemis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rochjati, P (2003), bahwa Grandemulti (terlalu banyak anak) meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan yang dapat berupa anemia dan kurang gizi, tekanan darah tinggi (preeklamsi), perdarahan, dan ketuban pecah dini. Terlalu lama hamil lagi, yaitu anak terkecil berusia 10 tahun atau lebih, atau yang disebut dengan primi tua sekunder. Berdasarkan tabel 4, terdapat 6 ibu hamil yang terlalu lama hamil lagi. Dari 6 ibu hamil ini 3 orang (50%) mengalami komplikasi yaitu preeklamsi 1 ibu hamil, anemia 1 ibu hamil, ketuban pecah dini 1 ibu hamil. Dan setengahnya atau 3 orang (50%) tidak mengalami komplikasi. Menurut Rochjati, P (2003), bahaya yang dapat terjadi pada ibu primi tua sekunder adalah hipertensi (preeklamsi), diabetes, dan lain-lain. Pada saat persalinan dapat berjalan tidak lancar, dan terjadi perdarahan pasca persalinan. Hal ini bisa terjadi terutama jika SURYA
ibu terlalu lama hamil lagi yaitu lebih dari 10 tahun dan usia ibu sudah mencapai diatas 35 tahun. Kondisi wanita seperti ini biasanya elastisitas otot dan pembuluh darahnya menurun, sehingga tekanan darah ibu bisa meningkat (hipertensi) dan saat persalinan berisiko mengalami partus lama. Hipertensi ibu sendiri dapat menjadi faktor predisposisi pecahnya ketuban secara dini (Husin, F; 2014). Terlalu Cepat Hamil Lagi, yaitu jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir kurang dari 2 tahun. Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 4 ibu hamil yang terlalu cepat hamil lagi. Separuh atau 2 ibu hamil (50%) terjadi komplikasi yaitu ketuban pecah dini 1, malpresentasi 1 ibu hamil, dan setengahnya atau 2 ibu hamil (50%) tidak mengalami komplikasi. Ibu hamil yang jarak kehamilannya terlalu dekat dengan kelahiran anak yang terakhir, yaitu < 2 tahun sangat berpengaruh pada kondisi kehamilannya saat ini karena kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat, dan kemungkinan ibu masih menyusui. Saat menyusui, tubuh wanita akan melepaskan hormon oksitosin yang akan memicu kontraksi. Akibatnya akan memicu persalinan prematur dan juga pecahnya ketuban secara dini. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan untuk mengatur jarak kehamilan antara 2 sampai 5 tahun. Belum pulihnya kondisi rahim ibu secara sempurna dan tonus otot yang masih longgar berpengaruh pada pertumbuhan hasil konsepsi dan letak/presentasi janin. Terlalu Pendek, yaitu tinggi badan ibu hamil < 145 cm. Dari hasil penelitian, ada 2 ibu hamil yang tinggi badannya terlalu pendek, dan tidak satupun (0%) komplikasi kehamilan yang dijumpai. Tinggi badan yang terlalu pendek berkaitan dengan ukuran panggul yang sempit sehingga komplikasi yang dapat terjadi dan membahayakan adalah saat persalinan karena dapat terjadi disproporsi ukuran kepala janin dengan panggul ibu sehingga terjadi partus macet, dan bayi dalam bahaya. Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
Pernah gagal hamil, yaitu pernah mengalami keguguran, lahir mati, atau lahir hidup kemudian mati saat berusia < 7 hari. Hasil penelitian pada tabel 4 diketahui ada 6 ibu hamil yang pernah gagal hamil. Sebagian besar atau 4 ibu hamil (66.67) mengalami komplikasi, yaitu perdarahan pada kehamilan muda 2 orang, anemia 1 orang, ketuban pecah dini 1 orang, dan sebagian kecil atau 2 ibu hamil (33,3%) tidak mengalami komplikasi. Secara teoritis, ibu hamil yang pernah mengalami kegagalan dalam kehamilannya berisiko mengalami kegagalan kehamilan yang berulang (Rochjati, P; 2003). Perdarahan kehamilan muda merupakan tanda bahaya kehamilan, yakni terancam akan mengalami keguguran atau kegagalan kehamilannya. Kegagalan kehamilan sebelumnya merupakan salah satu tanda bahwa kondisi endometrium sebagai tempat menempelnya hasil pembuahan kurang baik, dan dapat pula mengindikasikan adanya penyakit ibu yang dapat menyebabkan kegagalan kehamilan seperti diabetes, infeksi saluran kencing, penyakit TORCH (Toxoplasmosis, Rubela, Cytomegalovirus, dan Herpes) . Oleh karena itu ibu hamil yang memiliki riwayat kegagalan kehamilan sebelumnya lebih berisiko untuk terjadi kegagalan kehamilan pada kehamilannya sekarang. Pernah Melahirkan dengan tindakan, seperti tarikan vacum atau forcep, manual placenta, dan pemberian infus atau tranfusi darah. Hal ini merupakan riwayat obstetric yang jelek. Dari tabel 4 diketahui ada 5 ibu hamil yang memiliki riwayat persalinan dengan tindakan. Seluruhnya atau 5 ibu hamil (100%) mengalami komplikasi yaitu 2 ibu hamil mengalami perdarahan kehamilan muda, 2 ibu hamil mengalami anemia, dan 1 ibu hamil mengalami perdarahan kehamilan tua. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diana, dkk (2013) bahwa ada hubungan antara riwayat komplikasi obstetric sebelumnya dengan komplikasi obstetric SURYA
pada ibu pada saat ini (p=0.049, POR=5,41, IK 95%=1.01-29,06). Riwayat persalinan dengan tarikan vacum atau forcep cenderung tidak menyebabkan komplikasi saat kehamilan melainkan berisiko terjadi komplikasi pada persalinannya. Namun bila pada persalinan yang lalu pernah diberikan tranfusi akibat terjadi perdarahan, maka pada kehamilan ini risiko tinggi untuk mengalami perdarahan lagi. Akibat perdarahan yang banyak, atau berulang maka ibu akan anemia. Pernah melahirkan dengan sectio secarea. Tabel 4 menunjukkan banyak ibu hamil yang pernah melahirkan dengan sectio secarea, yaitu 9 ibu hamil. Seluruhnya atau 9 ibu hamil (100%) terjadi komplikasi, yaitu 4 ibu hamil terjadi malpresentasi, 2 ibu hamil anemia, 2 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, dan 1 ibu hamil kehamilannya lebih bulan (post date). Terdapat beberapa indikasi dilakukannya tindakan sectio sesarea, antara lain malpresentasi, ceplalo pelvic disproportion (CPD), partus lama, dan lain-lain. Apabila persalinan yang lalu dengan operasi atau sectio secarea atas indikasi malpresentasi, besar kemungkinan pada kehamilan ini akan terjadi malpresentasi pula karena seringkali malpresentasi terjadi akibat faktor kesempitan panggul. Menurut Manuaba (2007), malpresentasi menjadi salah satu pemicu terjadinya ketuban pecah dini. Salah satu risiko dari tindakan sectio secarea adalah perdarahan yang terjadi lebih banyak dari persalinan normal, sehingga pada kehamilan berikutnya berisiko mengalami anemia jika setelah persalinan ibu tidak mendapatkan nutrisi yang baik dan suplemen besi yang cukup. Dengan melihat hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, jelas bahwa komplikasi pada kehamilan dan persalinan akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko (risiko tinggi) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki faktor risiko (risiko rendah), Semakin banyak faktor risiko yang ditemukan pada seorang ibu hamil, semakin besar pula potensi risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan. Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Tahun 2014
…
KESIMPULAN DAN SARAN.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: Ibu hamil yang memiliki faktor risiko I lebih berisiko 2.8 kali atau hampir 3 kali lipat mengalami komplikasi kehamilan daripada yang tidak memiliki faktor risiko. Dengan melihat kesimpulan hasil penelitian diatas, maka disarankan setiap petugas kesehatan, khususnya bidan untuk : 1. Meningkatkan skrining faktor risiko kehamilan dengan menggunakan teknologi yang sederhana dan tepat guna yaitu Kartu Skor Pudji Rochjati, minimal satu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester 2, dan dua kali pada trimester 3. 2. Memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas sesuai dengan kondisi dan faktor risiko kehamilan (perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada ibu hamil yang mempunyai peluang terjadi risiko komplikasi lebih besar). 3. Mendeteksi dini komplikasi dan meningkatkan akses rujukan ke pelayanan kesehatan sesuai dengan faktor risikonya. 4. Memberikan KIE kepada ibu hamil, suami dan keluarga agar waspada terhadap kemungkinan komplikasi yang terjadi dan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan bila terdapat tanda bahaya atau komplikasi. . .
.DAFTAR PUSTAKA
.
. .
Beda Usia, Beda Kondisi. Gizi & Kesehatan. www.ayahbunda.co.id. Diakses tanggal 20 April 2014 Diana, dkk. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetric Ibu dan Bayi di Kec. Parongpong Kab. Bandung Barat.2013. pustaca.unpad.ac.id. article-diana-130920110025.pdf
Komplikasi Obstetric di Banda Sakti, Lhokseumawe Tahun 2005. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol.1 No.6 Juni 2007. http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php /kesmas/article/view/288 Husin, Farid (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti; Cetakan ke-1, Jakarta; Sagung Seto. Mutihir, J.T & Maduka, WE. Comparison of Pregnancy Outcome Between Teenage and Older Primigravidae in Jos University Teaching Hospital, Jost, North Central Nigeria Annals of African Medicine. 2006. http://www.ajol.info/index.php/aam/a rticle/view file/8384/13986. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Rochjati, Pudji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi, Surabaya: Airlangga University Press. Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; Ed.1, Cet.4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. ---------------------------. 2014. Imu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo; Ed.4, Cet.4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Suryadjaja, F. 2014. Risiko Kehamilan Usia Remaja.www.suaramerdeka.com Wardah, Fatiyah. 2013.Angka Kematian Ibu Melahirkan Naik, Kemenkes Terus Tingkatkan Kualitas Layanan. www.voaindonesia.com//1812785.html
Huda, Lamita Nurul. Hubungan Status Reproduksi, Status Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan dengan SURYA
Vol.07,No.01, April 2015