perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : Septyan Riesky Hermawan I0207121
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK commit to user MARET UNIVERSITAS SEBELAS
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : Septyan Riesky Hermawan I0207121
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora PENYUSUN
: SEPTYAN RIESKY HERMAWAN
NIM
: I 0207121
JURUSAN
: ARSITEKTUR
TAHUN
: 2012
Surakarta,
Oktober 2012
Menyetujui, Pembimbing I Tugas Akhir
Pembimbing II Tugas Akhir
Ir. Suparno, MT. NIP. 19550516 198601 1 001
Ir. Hari Yuliarso, MT. NIP. 19590725 199802 1 001
Mengesahkan, Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS
Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNS
Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. NIP. 19620610 199103 1 001
Kahar Sunoko, ST, MT. NIP. 19690320 199503 1 002
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS 2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS 3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir 4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir 5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS 6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik 7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum. Terimakasih.
Surakarta,
Oktober 2012
Penulis commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya [Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku agar lulus dengan nilai yang memuaskan … [Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat merepotkan..luv u mom….
tentang kehidupan.maaf selalu
[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya… [Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini… [Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini… Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS. [Teman-Teman Arsitek] [ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen…. [dr.Bangunan] tim tersukses se-arsitek hahaa….futsal…futsal…futsaallll… [studio 127] akhirnya kita lulus kawan-kawan…sukses selalu buat kalian… [ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin….. dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu... “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujadillah : 11)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. iii UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………... iv DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… v DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………… x DAFTAR TABEL………………………………………………………………………… xii DAFTAR SKEMA………………………………………………………………………... xiii BAB I………………………………………………………………………………………. 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1 1.1 Judul…………………………………………………………………………………… 1 1.2 Pengertian Judul……………………………………………………………………… 1 1.3 Latar Belakang………………………………………………………………………... 2 1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia…………………………………. 2 1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia……………………………………. 3 1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia…………………………………….. 4 1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta……………………………………………. 6 1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………….. 7 1.4 Permasalahan Dan Persoalan………………………………………………………... 9 1.4.1 Permasalahan…………………………………………………………………. 9 1.4.2 Persoalan………………………………………………………………………. 9 1.5 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 10 1.5.1 Tujuan…………………………………………………………………………. 10 1.5.2 Sasaran………………………………………………………………………… 10 commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan…………………………………………………. 11 1.6.1 Lingkup Pembahasan………………………………………………………… 11 1.6.2 Batasan Pembahasan…………………………………………………………. 11 1.7 Metoda Pembahasan………………………………………………………………….. 11 1.8 Sistematika Penulisan………………………………………………………………… 12 BAB II……………………………………………………………………………………... 14 TINJAUAN……………………………………………………………………………….. 14 2.1 Tinjauan Teori………………………………………………………………………... 14 2.1.1 Olahraga/Sport………………………………………………………………. 14 2.1.1.1 Pengertian Olahraga………………………………………………… 14 2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga……………………………………………... 15 2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga……………………………………….. 16 2.1.1.4 Fasilitas Olahraga…………………………………………………….18 2.1.2 Sepak Bola……………………………………………………………………. 19 2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola………………………………………………. 19 2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola…………………………………………. 19 2.1.3 Klub Sepak Bola……………………………………………………………... 25 2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional…………………………... 25 2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional………………………………….. 25 2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional………………... 26 2.1.4 Pelatihan Sepak Bola…………………………………………………………26 2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola………………………………… 26 2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola……………………… 27 2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………………………. 30 2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………. 30 2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………… 30 2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………….. 31 2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA…. 31 commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.1.6 Arsitektur Metafora…………………………………………………………. 32 2.1.6.1 Pengertian Metafora………………………………………………… 32 2.1.6.2 Bentuk Metafora……………………………………………………...33 2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur…………………………………………. 34 2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural…………………………………... 36 2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora………………………………………. 37 2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural…………………………………………………. 37 2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk…………………………………………………….. 38 2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk………………………………. 39 2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga……………………….. 42 2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta………………………………… 45 2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih……………………………………. 45 2.2.1.1 Tinjauan Wilayah……………………………………………………. 45 2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta…………………………………………… 46 2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta…………………………. 47 2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta………………………………………………47 2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta……………………. 51 2.3 Tinjauan Preseden……………………………………………………………………. 57 2.3.1 The David Beckham Academy……………………………………………… 57 2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis…...57 2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda…………...58 2.4 Kesimpulan Tinjauan………………………………………………………………… 61 BAB III……………………………………………………………………………………. 62 PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA……………………………. 62 3.1 Pengertian……………………………………………………………………………... 62 3.2 Sifat…………………………………………………………………………………… 62 3.3 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 62 3.3.1 Tujuan………………………………………………………………………... 62 3.3.2 Sasaran……………………………………………………………………….. 63 commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.4 Visi Dan Misi………………………………………………………………………….. 64 3.4.1 Visi……………………………………………………………………………. 64 3.4.2 Misi…………………………………………………………………………… 64 3.5 Skala Pelayanan………………………………………………………………………. 64 3.6 Status Kelembagaan………………………………………………………………….. 65 3.7 Karakter Wadah……………………………………………………………………… 66 3.8 Sistem Pengelolaan…………………………………………………………………….67 3.9 Fasilitas………………………………………………………………………………... 68 3.10
Progam Kegiatan…………………………………………………………………. 68
3.11
Macam Kegiatan………………………………………………………………….. 70
3.12
Kebutuhan Ruang………………………………………………………………… 72
3.13
Pelaku Kegiatan…………………………………………………………………... 74
3.14
Kurikulum………………………………………………………………………… 74
3.15
Batasan Perencanaan Dan Perancangan………………………………………... 76
BAB IV…………………………………………………………………………………….. 77 ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN………………………………… 77 4.1 Analisa Non Fisik……………………………………………………………………... 77 4.1.1 Pengelompokan Kegiatan…………………………………………………….. 77 4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan……………………………………………. 78 4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang……………………………………………... 79 4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang…………………………………………... 96 4.2 Analisa Fisik…………………………………………………………………………... 100 4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site………………………………. 100 4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site………………………………. 103 4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian……………………………. 103 4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi………………………………. 104 4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi……………………………… 107 4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View…………………………………… 112 4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan………………………….. 113 commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan…………………………. 113 4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa………………... 117 4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang…………………………………… 118 4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam…………………… 118 4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar…………………….. 119 4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur………………………………. 121 4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas……………………………....... 123 BAB V……………………………………………………………………………………... 134 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN…………………………. ……... 134 5.1 Konsep Non Fisik……………………………………………………………………... 134 5.1.1 Konsep Peruangan……………………………………………………. ……... 134 5.2 Konsep Fisik…………………………………………………………………………... 146 5.2.1 Konsep Tapak………………………………………………………………… 146 5.2.2 Konsep Site……………………………………………………………………. 147 5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan………………………………………………… 148 5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa……………………………………….. 151 5.2.5 Konsep Desain Eksterior……………………………………………………... 152 5.2.6 Konsep Desain Interior………………………………………………………. 152 5.2.7 Konsep Sistem Struktur……………………………………………………… 153 5.2.8 Konsep Sistem Utilitas………………………………………………………... 154 5.2.9 Konsep Arsitektural Desain………………………………………………….. 157 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 159 LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 161
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola Standart FIFA Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan. Gambar 2.3 Opera Sidney House Gambar 2.4 Church of Light Gambar 2.5 Reichstag Parlamentul Gambar 2.6 Logo Klub AC Milan Gambar 2.7 Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012 Gambar 2.8 Kostum Klub AC Milan Gambar 2.9 Wembley Stadium Gambar 2.10 Peta Surakarta Gambar 2.11 Stadion Sriwedari Gambar 2.12 Stadion Manahan Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo Gambar 4.7 lokasi site terpilih Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 4.10 : Sirkulasi melewati ruang Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site. Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site. Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site. Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site. Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site. Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site. Gambar 4.19 Analisa View ke luar site Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik Gambar 5.4 : Material lansekap bangunan Gambar 5.5 Sistem sub struktur
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang Table 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta Table 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta Table 2.4 Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta Table 3.1 Macam kegiatan dan karakter Table 3.2 Pelaku kegiatan dan motivasi Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional Skema 3.1 Hubungan antar lembaga Skema 4.1 Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang Skema 5.1 Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora Septyan Riesky Hermawan Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola. Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.
Kata Kunci: Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, Surakarta, Arsitektur Metafora
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FOOTBALL TRAINING CENTERS IN SURAKARTA With Metaphor Architecture Approach Septyan Riesky Hermawan Architecture Studies Program Department of Architecture, Faculty of Engineering Sebelas Maret University Surakarta ABSTRACT Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is essential. It is closely related to the development and training of a professional football club. Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup professionalism and progress of a football club. Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design. By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support the expression of the building and can accommodate all the activities related to football, especially football lesson in proportion. Key Words: Football Training Centre, Football, Surakarta, Architectural Metaphor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Judul Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora
1.2 Pengertian Judul Pusat: Pokok pangkal atau kumpulan atau himpunan dari suatu urusan, hal, dan sebagainya. Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari berbagai kegiatan berlaih sepak bola. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009). Pelatihan: Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan. Dalam hal ini adalah kecakapan bermain sepak bola. (Ibid, hal 570). Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan oleh dua kelompok / team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009). Surakarta: Salah satu kota di Indonesia yang terletak di propinsi Jawa Tengah; merupakan salah satu penyelenggara even olahraga khususnya sepakbola tingkat nasional dan internasional. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009). Arsitektur Metafora: kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan. (Charles Jenks, The language of post modern Architecture). Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta merupakan suatu area yang mewadahi berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora yang bertujuan meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klubklub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.
1.3 Latar Belakang 1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun 1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association (FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak bola. Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB). IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan yang menyangku teknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin. Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang. Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda, perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history). 1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia. Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah commit to user tempat kedua di tahun 2000, 2002, SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991. Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com). 1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah populasi sekitar 220 juta. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar itu, tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi sepak bola nasional baik di tingkat ASEAN ataupun tingkat dunia. Namun harapan itu, untuk saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Mari kita lihat prestasi tim nasional sepak bola kita beberapa tahun terakhir. Pada saat Piala Asia tahun 2007 digelar di kawasan ASEAN dan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam banyak harapan dari seluruh rakyat Indonesia untuk tim nasional agar mampu berprestasi di turnamen tertinggi sepak bola kawasan Asia. Harapan itu seakan menjadi kenyataan ketika Timnas kita berhasil mengalahkan Bahrain, namun menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan Timnas kita tidak berdaya walaupun sempat memberikan perlawanan sengit. Derita tim nasional kita seakan tidak habis-habisnya, puncaknya ketika SEA GAMES Laos akhir Desember tahun 2009. Untuk pertama kali nya sepanjang sejarah, timnas sepakbola U-23 kita dikalahkan oleh Laos, dan berakibat tidak lolosnya Timnas U-23 dari babak penyisihan grup. Serangkaian prestasi memalukan tersebut tidak lepas dari buruknya kinerja para petinggi PSSI dalam mengelola sepakbola nasional. Dimulai dari kasus hukum yang menimpa ketua umum PSSI, kualitas Liga domestik yang buruk, ditandai dengan seringnya terjadi kerusuhan antar suporter, mafia wasit, dan banyaknya kuota pemain asing di klub-klub Indonesia. SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Ditambah dengan kurang adanya pembinaan atlet muda berbakat secara berkesinambungan serta faktor non teknis lain seperti fasilitas pendukung atau kualitas lapangan sepakbola di Indonesia yang masih jauh dari standar resmi FIFA. (www.wikipedia.com) Akibatnya para pemain lokal yang sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang, tidak mendapat kesempatan. Selain itu minimnya melakukan pertandingan persahabatan dengan negara-negara yang memiliki kualitas sepakbola yang lebih baik ditengarai sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi timnas. ketidaktegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku-pelaku kerusuhan antar suporter sepakbola dan mafia wasit semakin membuat suram masa depan sepakbola kita. Pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia masih kurang sarana dan fasilitas pembinaan dan pelatihan yang memadai dan memenuhi standar internasional. Pada prinsipnya proses pembinaan sepakbola yang kompetitif tidak mungkin terselenggara tanpa didukung sarana pengembangan terpadu yang representatif. Salah satu penyebab utama menurunnya prestasi sepakbola nasional adalah kurang lancarnya proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia sepakbola nasional. Imbasnya pembinaan pemain muda terganggu akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Dampak selanjutnya adalah tersendatnya regenerasi pemain karena para pemain muda kurang memiliki kesiapan, kemampuan dan pengalaman untuk menggantikan para pemain senior yang prestasinya mulai menurun. Sarana Pelatihan Sepakbola, untuk pembelajaran teoritis dan praktis, secara khusus belum ada di Indonesia. Selama ini pengembangan pemain sepakbola hanya berupa pembelajaran praktis saja, bukan dalam studi yang terpadu. Diklat-diklat (pendidikan dan latihan) yang sudah ada seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga, Diklat Sawangan, Diklat Mandau dsb yang belum menyentuh area pembelajaran teoritis sepakbola (bisa berupa studi literatur, diskusi, seminar, penelitian dan pengembangan dll).
Pusat Studi ini dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembinaan sepakbola nasional. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello
(milan,italy) dan
akademi sepakbola ajax (belanda), dll.
1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta Surakarta, seperti halnya beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Malang, Makassar, Surabaya dan Bandung, memiliki potensi sangat besar dalam perkembangan sepakbola. Masyarakatnya mempunyai antusiasme yang luar biasa pada olahraga ini. Menjamurnya Sekolah Sepak Bola (SSB), dan maraknya even-even sepakbola yang berlangsung tiap tahunnya, dari level kompetisi resmi PSSI sampai ke tingkatan tarkam (antar kampung), merupakan indikator paling mudah yang bisa dijadikan pegangan. Yang juga tidak bisa diabaikan adalah keberadaan Pasoepati (Pasukan Suporter Solo Sejati) yang bisa disebut merupakan konsentrasi massa terbesar sebagai bukti nyata mengakarnya fanatisme sepakbola di kota Bengawan ini. Di sisi lain, ironisnya segala potensi ini tidak diiringi dengan kemudahankemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan sepakbola. Fasilitas yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kebutuhan para penggemar sepakbola. Penggemar yang saya maksud adalah mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain sepakbola serta yang hanya sekedar ingin beraktualisasi dengan dunia sepakbola misalnya mencari atau bertukar informasi tentang perkembangan sepakbola terkini. Dua kategori penggemar inilah yang akan menjadi “user target” dari desain yang saya buat. Di Surakarta terdapat banyak lokasi pembinaan sepakbola (SSB) yang tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan sepakbola (untuk pemain muda). Selain itu juga tidak terdapat semacam community center yang bisa menjadi tempat kajian referensional atau menjadi spot untuk berkumpul (communal space) diantara fans sepakbola. Kesemuanya itu ingin saya wadahi ke dalam suatu commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta dan sekitarnya bila perlu. Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di beberapa tempat di tanah air. Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB) yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta. Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional maupun internasional. Pembangunan
suatu Pusat Pelatihan Sepakbola
merupakan hal yang perlu
dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan dikembangkan. 1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di dalam Arsitektur, ekspresi suatu desain dapat langsung terlihat pada wujud fisiknya. Ekspresi ini menjadi semacam media komunikasi untuk memperlihatkan apa fungsi bangunan tersebut, bagaimana fasadenya, sebesar apa dimensinya dan berbagai pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan tersebut. Sehingga representasi visual bangunan merupakan salah satu faktor penting yang dapat memberikan statement tentang tema yang ingin disampaikan bangunan itu sendiri. SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang terkandung didalamnya. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah bentuk bahasa, sehingga merupakan bagian dari komunikasi. Makna primer dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada bagian-bagian yang berkaitan dengan pengirim, penerima dan kode yang merupakan suatu sistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti. Dalam kaitannya sebagai media komunikasi, ekspresi tidak lepas dari peran bentuk. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume, tekstur dan warna. Kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut dan juga setelah diselaraskan dengan skala, irama, dan proporsi akan menghasilkan suatu ekspresi serta memunculkan citra (image) pada bangunan. Dari segi arsitektural, bangunan dari pusat pelatihan sepakbola yang ada belum mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola. Dengan tidak adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain bisa jadi akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan suatu rancangan bangunan pusat pelatihan sepakbola yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional. Dengan melihat latar belakang di atas, maka sangat mungkin di Surakarta dibangun suatu wadah berupa Pusat Pelatihan Sepakbola yang mampu menjawab berbagai potensi dan kendala yang ada dengan melihat prospek ke depan bagi perkembangan sepakbola di Surakarta sendiri khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif maka Pusat Pelatihan Sepakbola ini didesain dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Dari sinilah kemudian saya memilih tema pendekatan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
pada Arsitektur Metafora yang akan diaplikasikan terhadap perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini. Bertolak dari pemikiran tersebut saya menyusun sebuah konsep perencanaan yang di dalamnya tertuang ide-ide, gagasan-gagasan hasil kontemplasi yang dijadikan dasar untuk mendesain suatu Pusat Pelatihan Sepakbola dengan penekanan pada Arsitektur Metafora yang mampu mengakomodasikan semua angan-angan mengenai pembinaan dan pengembangan sepakbola khususnya di Surakarta dan Indonesia pada umumnya. 1.4 Permasalahan Dan Persoalan 1.4.1 Permasalahan 1. Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta yang menerapkan unsur-unsur arsitektur metafora kedalam suatu bangunan yang dapat mewadahi seluruh kegiatan yang berlangsung sehingga dapat melahirkan pemain sepak bola berbakat dan berprestasi? 2. Bagaimana wujud fisik Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga mampu menunjang ekspresi bangunan? 1.4.2 Persoalan 1. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dari Pusat Pelatihan Sepakbola yang direncanakan? 2. Bagaimana konsep pengolahan tapak dari Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan? 3. Bagaimana konsep peruangan dan pola sirkulasi yang direncanakan? 4. Bagaimana konsep tampilan dan gubahan massa yang direncanakan? 5. Bagaimana konsep desain tata ruang dalam dan luar yang direncanakan? 6. Bagaimana konsep sistem struktur dan utilitas yang akan digunakan pada Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan? 7. Bagaimana menampilkan desain yang menerapkan arsitektur metafora pada Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan? commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1.5 Tujuan Dan Sasaran 1.5.1 Tujuan Merancang konsep suatu Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berfungsi sebagai pusat pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan yang mewadahi fasilitas dan sarana- sarana pendidikan dan pelatihan yang dapat digunakan oleh para pemain sepakbola sebagai sarana untuk menempa kualitas, kemampuan dan keahlian bermain sepakbola dengan harapan meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan lokal.
1.5.2 Sasaran Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan: 1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya. 2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan, peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site serta sistem struktur dan utilitas bangunannya. 3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan prasarananya. 4. Terciptanya
suatu
wadah
yang
menjadi
tempat
pencarian
bakat
dan
pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan pemain sepak bola muda yang berbakat dan berprestasi.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan 1.6.1 Lingkup Pembahasan 1. Pembahasan mengarah pada Pusat Pelatihan Sepak Bola serta fasilitas-fasilitas pendukung bangunan. 2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah. 3. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola. 4. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dalam perencanaan bangunan akan menjadi pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang selanjutnya menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan. 1.6.2 Batasan Pembahasan Dalam pembahasan ini ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada, serta diarahkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sehingga dapat dipakai sebagai masukan terhadap konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola dengan pendekatan arsitektur metafora. 1.7 Metoda Pembahasan Dibagi atas beberapa tahap, antara lain: 1. Pengumpulan data a. Studi observasi Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu penulis tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola. b. Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan data. c. Dokumentasi Berupa foto-foto atau rekaman dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna menambah kelengkapan data dan memudahkan penjelasan obyek. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
d. Studi literature Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola. 2. Pendekatan Konsep a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan. 3. Pendekatan Rancangan Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep desain berupa gambar rancangan.
1.8 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Memberi penjelasan mengenai judul, pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN Berupa tinjauan pustaka, tinjauan lokasi dan tinjauan preseden. Menyusun teori-teori yang diperoleh baik dari studi observasi, studi literatur, maupun wawancara yang nantinya akan menjadi bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan tinjauan.
BAB III
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN Memberikan gambaran mengenai Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta yang akan direncanakan. commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB IV
ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membuat analisa-analisa dan alternatif penyelesaian permasalahan perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta.
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menyusun konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir untuk Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB II TINJAUAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Olahraga/Sport 2.1.1.1 Pengertian Olahraga Sport dalam bahasa indonesia akan memiliki pengertian olahraga, dan merupakan kata yang terdiri dari dua frase yaitu olah dan raga.
Olah mempunyai arti (mengerjakan,mengusahakan) sesuatu (barang) supaya menjasi lain atau menjadi sempurna.
Raga mempunyai arti badan atau tubuh. Sehingga olahraga (sport) dapat berarti mengusahakan badan supaya
menjadi sempurna dalam pengertian menjadi sehat dan kuat. Demikian sehingga olahraga sering disebut juga sebagai sport. (Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987) Terdapat pula beberapa pengertian Sport/Olahraga, yaitu :
C.A. Bucher (1985) menyatakan bahwa Olahraga dapat dikatakan sebagai cerminan ungkapan rasa olah tubuh yang timbul secara alami pada tiap individu manusia, dari keberadaan rasa keinginan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan secara fisik dan psikologis, serta untuk lebih mengekspresikan diri. (C.A Bucher, The physical educating and sport, 1985)
Pengertian olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh Adapun maksud dari menyehatkan dan menguatkan di sini adalah bahwa tujuan akhir dari olah raga adalah agar didapatkan tubuh yang sehat dan kuat sehingga terhindar dari penyakit. (Depdikbud, 1996) commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga Arismunandar (1987) menyatakan terdapat beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan olahraga, yaitu : 1. Bermain (Play) Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan dalam
kurun
waktu,tempat
dan
ikatan
aturan.
Dengan
ciri
tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana kelompok. 2. Pendidikan Jasmani Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. 3. Rekreasi Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari, dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan. 4. Olahraga ( Sport ) Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef (1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauannya semaksimal mungkin. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Loy (1986) mengemukakan bahwa olahraga memerlukan peragaan ketangkasan fisik yang terungkap dalam ketrampilan, kesegaran jasmani atau kombinasi kedua hal itu. Berdasarkan penekanan pada tujuannya, olahraga (sport) dapat digolongkan sebagai berikut : 1) Olahraga
prestasi
yang
mengutamakan
pada
prestasi
dan
kemenangan, atau keunggulan dalam pertandingan. 2) Olahraga pendidikan (menekankan pada tujuan pendidikan). 3) Olahraga profesional, yaitu pencapaian tujuan yang bersifat profesional 4) Olahraga amatir,awal dari munculnya olahraga profesional yang dilakukan karena hobby. 5) Olahraga kesehatan, bertujuan untuk mencapai derajad sehat yang lebih baik. 6) Olahraga rekreasi, yang muncul sebagai akibat budaya dan gaya hidup remaja yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lebih kearah gengsi agar tidak disebut ketinggalan jaman.
2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga Sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beragam maksud dan tujuandari tiap-tiap cabang olahraga. Sehingga selain bertujuan untuk menyehatkan tubuh, olahraga pun ada yang bersifat hiburan, seperti billiard dan bowling. Ataupun juga yang bersifat kompetitif untuk meningkatkan prestasi, seperti Sepakbola, basket, bulutangkis, renang, dll. Adapun sifat-sifat olahraga secara umum menurut Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 adalah: 1. Sifat Olahraga 1) Menyehatkan dan menguatkan tubuh. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2) Terdiri dari berbagai macam gerakan yang berbeda-beda yang membentuk suatu kesatuan yang dinamis. 3) Gerakannya mempunyai ritme, pola tertentu dan berestetika. 4) Pola gerakan yang dibentuk selalu seimbang. 5) Terkadang gerakannya menitik beratkan pada salah satu bagian tubuh tertentu. 6) Mempunyai aktivitas gerakan yang tinggi 7) Menarik untuk dilihat dan menggugah perasaaan.
2.
Karakteristik Olahraga C.A. Bucher (1985) menyatakan ada beberapa karakteristik olahraga, yaitu: 1) Beraktivitas. Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun emosiaonal. 2) Sukarela dan Universal. Olahraga dapat dilakukan siapapun dengan bebas tanpa ada rasa paksaan.
Bebas
disini
diinterprestasikan
sebagai
kebebasan
berekspresi, berkreasi, dan pencarian jati diri. 3) Adanya Motivasi. Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi, terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga. 4) Fleksibel. Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga dapat dilakukan dimana saja dan kapan pun. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
5) Adanya Achievment. Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa : a. Physical Achievement Pertumbuhan
fisik
yang
baik,
kesegaran
jasmani,
rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan ketegangan. b. Mental Achievement Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan. Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan . c. Sociality Achievement Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan. d. Emotional Achievement Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan kepercayaan diri. e. Intellectual Achievement Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara memenangi suatu tantangan. f. Spirituality Achievement Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu agama (Khonghucu dan Hindu).
2.1.1.4 Fasilitas Olahraga Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat klub dan sebagainya. Fasilitas latihan dan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di ruang terbuka atau luar ruangan.
Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor, idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya. Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi lingkungan setempat.
2.1.2 Sepak Bola 2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan oleh dua kelompok/team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009) 2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola 1. Lapangan Sepakbola Adapun ukuran lapangan standar sepakbola yang telah ditetapkan oleh FIFA, yaitu : 1) Ukuran
: 105m x 68m.
2) Daerah penalti
: 40,32m x 16,5m.
3) Jari-jari lingkaran tgh
: 9,15m.
4) Titik tendangan pinalti
:11m dari gawang.
5) Gawang
: lebar 7,32m x tinggi 2,44m.
6) Permukaan daerah pelemparan harus halus, rata, dan tak abrasif. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 2.1: Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.
2. Bola dan Perlengkapan Permainan Sepak Bola. Adapun ukuran bola menurut situs resmi FIFA adalah sebagai berikut : 1) Keliling
: 10cm
2) Berat
: 410- 450 gram
3) Lambungan
: maks. 10m pada pantulan pertama
4) Bahan
: karet / karet sintetis (buatan)
Perlengkapan permainan sepakbola antara lain sebagai berikut : 1) Kaos bernomor (sejak 1954) 2) Celana pendek. 3) Kaos kaki. 4) Pelindung tulang kering pada kaki. 5) Alas kaki bersolkan karet .
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.
3. Tim, Wasit dan Offisial Pertandingan. 1) Tim Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (minimum delapan). Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya. Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan. Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan, kekurang efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2) Wasit dan Offisal Pertandingan. Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit
yang
mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya
dan
keputusan-keputusan
pertandingan
yang
dikeluarkannya dianggap sudah final. Wasit menggunakan peluit sebagai tanda suatu keadaan seperti pelanggaran, offside, gol dan menunjukan waktu pertandingan dimulai atau selesai. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.
4. Lama Permainan, Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti. 1) Lama permainan Sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti. 2) Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti. Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem „sudden death‟, namun mereka kini telah tidak digunakan.Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi. Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
5. FIFA, Peraturan Sepak Bola dan PSSI. 1) FIFA Merupakan badan asosiasi tertinggi sepakbola dunia. FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang ke-100 pada 2004. FIFA selain menetapkan peraturan sepakbola, juga ikut mempromosikan sepakbola dengan mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya dan even sepakbola terbesar yaitu Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali. Adapun organisasi sepakbola didunia yang dikoordinasi oleh FIFA yaitu: a. UEFA (Negara di benua Eropa) b. CONMEBOL (Negara di benua Amerika Latin) c. CONCACAF (Negara di benua Amerika tengah dan utara) d. AFC (Negara di benua Asia dan benua Australia) e. CAF (Negara di benua Afrika) f. OFC (Negara di benua Oceania)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2) Peraturan Sepakbola Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game) adalah perihal: a. Lapangan Sepak Bola b. Bola c. Jumlah Pemain d. Peralatan Pemain e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan f. Asisten Wasit g. Lama Permainan h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan i. Cara Mendapatkan Angka j. Offside k. Pelanggaran l. Tendangan Bebas m. Tendangan n. Lemparan Dalam o. Tendangan Gawang
3) PSSI Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
Didirikan
1930
di
Yogyakarta
oleh
Soeratin
Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League), Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier League).
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.1.3 Klub Sepak Bola 2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian makna per kata-nya adalah sebagai berikut: Klub: Suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan kegiatan dengan tujuan tertentu. (Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000) Sepak Bola: Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.( Ibid ) Professional: Orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985). Jadi pengertian Klub Sepak Bola Profesional adalah suatu perkumpulan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan prestasi & profit yang jelas.
2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional Klub sepakbola professional memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan klub amatir, diantaranya : 1. Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi dan misi dari klub itu sendiri. 2. Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya. 3. Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan mendapatkan gaji sesuai dengan kontribusinya kepada klub.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional Owner
Asisten Manager
Manager
Asisten Manager
Pelatih Tes Medis
Pemain
Humas
Unsur Pendukung
Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)
2.1.4 Pelatihan Sepak Bola 2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang terdiri dari: kondisi fisik dan taktik permainan serta mental pemain dipelajari benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan cermat. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik, teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam kecakapan bermain sepakbola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah: 1. Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepakbola adalah untuk meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi. (C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410) commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepakbola yang harus ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi fisik. (Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10) 3. Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepakbola yang tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan: a. Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang b. Mengembangkan pengertian bermain dalam team c. Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari. (Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98)
2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan sepakbola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepakbola harus dapat mewadai ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik, fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsurunsur tersebut: 1. Latihan Fisik Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepakbola adalah suatu latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain sepakbola
selama
1,5
jam
terus
menerus
tanpa
mengalami
kesukaran/kelelahan yang berarti. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491). Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.
Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan kesegaran fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan koordinasi secara khusus. commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan kesegaran fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu. Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik umum telah mencapai tingkat tinggi. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola, Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5 )
Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah: 1) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan (force) melawan tahanan/beban. 2) Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepakbola dalam jangka waktu yang lama. 3) Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan yang
sejenis
dengan
waktu
yang
sesingkat-singkatnya
dan
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 4) Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk merubah arah. 5) Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan amplitudo yang luas. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5,6) Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat dan dilapangan terbuka. 2. Latihan Teknik Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan sepakbola. (Csanadi commit Arpad, Corvina to user Press, Budapast, 1972, hal. 23-24). SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Sehingga latihan teknik dalam sepakbola dapat disebut sebagai melatih kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam semua gerakan pada sepakbola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Gerakan tanpa bola a. Lari dan merubah arah b. Melompat dan meloncat c. Gerak tipu tanpa bola 2) Gerakan-gerakan dengan bola a. Menendang bola (kicking) b. Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling) c. Menyundul bola (Heading) d. Mengiring bola (Dribbling) e. Gerak tipu dengan bola (Feinting) f. Merebut bola (Tackling) g. Melempar bola kedalam (Thow in) h. Teknik-teknik penjaga gawang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6) Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang tertutup seperti latihan wall pass. 3. Latihan Taktik Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Taktik dalam sepakbola dapat dibagi menjadi:
Taktik perseorangan.
Taktik bersama yang terdiri dari taktik team dan taktik kelompok, misalnya taktik bertahan dan taktik menyerang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
Laporan
Penelitian,
Fakultas
Keguruan
Ilmu
Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6)
Latihan taktik ini dilakukan di:
Lapangan.
Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang dilengkapi dengan miniatur pemain.
Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan melakukan analisa terhadap permainan lawan.
2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola 2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan suatu tempat dimana dilakukan berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepakbola yang dilaksanakan dalam waktu tertentu, dan menempati sarana-sarana yang diperuntukkan bagi kegiatan tersebut dengan tujuan meningkatkan prestasi pemain dan kualitas sepakbola itu sendiri.
2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu: 1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang merupakan tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi. 2. Dilakukan secara berkelompok commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan kualitas pemain / tim untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan (skill). 4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.
2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. (De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973). Kelima fasilitas tersebut adalah: 1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola. 2. Ground Field atau Lapangan Pertandingan: yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track). 3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery (pemulihan) dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas, ruang pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb. 4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis sepakbola seperti sarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport shop, dan tempat-tempat yang sengaja dibuat untuk interaksi sosial para penghuni kompleks. 5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi yang mencakup kantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa pers dll.
2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA Kriteria Pusat Pelatihan Sepakbola yang berstandar FIFA diterapkan bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta sebagai bangunan edukasi komersil yang mengedepankan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
kemajuan prestasi dibidang olahraga sepakbola. Edukasi dimaksudkan bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini tidak hanya akan melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang menguasai teori dan skill sepak bola, namun akan berprestasi pula dalam event olahraga sepakbola. Sedangkan komersial dimaksudkan bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri, baik dari segi sarana dan prasarana maupun hal teknis dan non teknis. Hal tersebut bertujuan agar Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dapat mandiri, tetap terawat dan terjaga kestabilitasannya. Berdasarkan kriteria, letak tapak pusat pelatihan sepakbola standar dari FIFA adalah sebagai berikut (www.fifa.com/trainingcamp): 1. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar internasional dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola berskala internasional. 2. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi camp sebuah klub sepak bola lokal yang dinaungi liga professional. 3. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan. 4. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis. Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung seperti sarana transportasi, telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian. 5. Berada dalam wilayah pengembangan kota.
2.1.6 Arsitektur Metafora 2.1.6.1 Pengertian Metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan atau perbandingan. Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (perancis: metaphore, latin: metafora, inggris: metaphor). SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
meta dalam hal ini diartikan sebagai memindahkan atau yang berhubungan dengan perubahan. Sedangkan pherein berarti mengandung atau memuat. Dari etimologinya, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Metafora adalah serangkaian tuturan atau kalimat dimana satu istilah dipindahkan maknanya kepada obyek atau konsepyang ditunjukkan melalui perbandingan tak langsung atau analogi. Metafora disebut sebagai bahasa yang bersifat perlambang atau kiasan (figurative language). Pada tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Menurut Charles Jenks dalam bukunya the language of post modern Architecture, arsitektur dapat dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora. Arsitektur sebagai komuninkasi adalah bahasa non verbal dimana bangunan mewakili salah satu bentuk komunikasi dan seperti bahasa juga menggunakan kosakata dan sintaksis atau penggabungan kosakata. Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.
2.1.6.2 Bentuk Metafora Samuel Levin, seorang ahli bahasa,mengidentifikasikan metafora menurut bentuk ekspresinya menjadi 5 jenis (Soedarsono, 200:111): 1. Metafora Konvensional (conventional metaphor) Sebuah metafora disebut konvensional saat ia membentuk bagian dari pengertian sehari-hari kita akan suatu pengalaman. Metafora tersebut akan terproses secara otomatis,tanpa usah adan terkadang tanpa perhatian kita.
Contoh:
”harga-harga
naik”,”menanjak”,”melambung”
atau
”rendah” atau ”jatuh”.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Metafora Penyalur (conduit metaphor) Konsep ”komunikasi” dimengerti melalui metafora yaitu metafora penyalur dimana ”ide” adalah obyek dan ”kata” adalah wadah. Ide-ide bahwa kata-kata memiliki arti didalamnya adalah suatu konsekuensi dari metafora penyalur ini. 3. Metafora Puitis (poetic metaphor) Metafora puitis, dala syair-syair karya sastra, memanfaatkan pemikiran metaforik yang telah biasa kita dengar sehari-hari. Dengan memperluas metafora ctersebut atau mengkombinasikannya. Sebagai contoh: ada suatu metafora dimana ”kehidupan” dimengerti sebagai ”hadir disini” dan kelahiran sebagai ”kedatangan”serta ”kematian” sebagai ”keberangkatan”. 4. Metafora Kesan (image metaphor) Metafora tidak saja memproyeksikan struktur cdari suatu konsep kepada yamg lain, tetapi juga dapat memproyeksikan strukturdari suatu kesan kepada kesan yang lain. Sebagai contoh: penyair Andre Breton menulis ”my wife,whose waist is an hourglass”. Disini kesan dari sebuah jam pasir (hourglass) dipetakan kedalam kesan pinggul seorang wanita. 5. Metafora Tingkat Umum (generic-level metaphor) Metafora tingkat umum adalah metafora yamg tidak terbatas pada kerangka daerah asal dan daerah target. Satu contoh adalah metafora “peristiwa” adalah “tindakan”, yang menafsirkan peristiwa sebagai tindakan yang dilakukan oleh beberapa pengantar metafora. Metafora ini akan banyak menghasilkan personifikasi. 2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang terkandung didalamnya. Arsitektur bukanhanya sekedar bangunan mati yang tidak memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
bentuk bahasa, sehingga merupakan bagiuan dari komunikasi. Makna primer dari dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada bagian-bagian yang berkaitan dengan pemgirim,penerima dan kode yang merupakan suatu bsistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti. Charles Jenks dan Michael graves melihat bahwa orang dengan latar belakang berbeda akan membaca ekspresi metaforik (dalam hal ini bangunan) secara berlainan. Metafora berkaitan dengan pemahaman manusia,dengan pengalaman yang melatar belakangi pemikiran manusia. Pengalaman dan pemahaman terhadap sebuah konsep akan terpatri dalam ingatannya,bentuk
yang
terlihat,permukaan
yang
kasar,cahaya
yang
terang,sampai wangi bunga dan lain-lain.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umumnya dipakai jika: 1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu obyek ke obyek lain. 2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu obyek (konsep atau obyek) seakan-akan suatu hal yang lain. 3. Mengganti fokus penelitian area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subyek yang sedangn dipikirkan dengan cara baru)
Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai suatui perwujudan kreativitas arsitektural,yakni sebagai berikut: 1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut panndang yang lain. 2. Mempengaruhi timbulnya berbagai intepretasi pengamat. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3. Mempengaruhi pengertian terhadap suatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengertiataupun belum sama sekali ada pengertiannya. 4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural John Simond menulis,karakteristik ruang merupakan kualitas abstrak yang akan mempengaruhi respon emosi maupun psikologi pemakainya. Bila sesuai dengan tujuan penggunaan dan konteks pemakainya, maka ekspresi metaforiknya akan tersampaikan. Berikut contoh konsep yang dipindahkan kedalam karakteriatik ruang. (Soedarsono,2000:114) Konsep
Karakteristik Ruang
Ketegangan
Bentuk-bentuk tak stabil, pembenturan warna-warna yang intens, penekanan visual suatu obyek, permukaan keras dan kasar, elemen yang tidak familiar, cahaya terang dan menyilaukan, suara gemuruh
Istirahat
Obyek nyang mudah dikenali, garis-garis yang mengalir, stabilitas struktur yang jelas, elemen horizontal, tekstur dan cahaya lembut, suara sayup-sayup, warna putih, abu-abu, biru dan hijau.
Ketakutan
Tidak ada orientasi, area tersembunyi, kejut-kejutan, bidang lekukan, putaran dan pecahan, bentuk-bentuk stabil, pijakan licin, void tanpa pengaman, elemen-elemen tajam, gelap/remang-remang, warna pucat dan monokrom.
Kegembiraan Pola dan bentuk halus mengalir, gerakan dan irama terlihat pada struktur, sedikit batasan, warna hangat dan cerah, cahaya berkelap-kelip. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Kerenungan
Terisolasi, pribadi, terpisah, cahaya dan warna lembut berpendar, suara bernada rendah dan konstan, tanpa elemen dekorasi, tanpa gangguan kekontrasan.
Tabel 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang
2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora Anthony Antoniades mengidentifikasikan tiga buah kategori metafora arsitektural, yaitu (Soedarsono,2000:115): 1. Metafora Abstrak (Intangible Metaphors) Ide awal metaforiknya berasal dari sebuah konsep yang abstrak, sebuah ide, sifat manusia, atau kualitas obyek (alami, tradisi, budaya). Intangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang tidak dapat diinderai seperti konsep atau ide dari tradisi, budaya, lingkungan dan sebagainya. 2. Metafora konkret (Tangible Metaphors ) Tangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang dapat diinderai atau memiliki suatu bentuk visual. 3. Metafora kombinasi (Combined Metaphors ) Combined metaphors merupakan gabungan keduanya. Dimana kondep abstrak dan karakter materi atau visual obyek tergabung sebagai ide awal kreasi arsitektural. Karakter visualnya dapat menjadi alasan untuk menilai sifat-sifat, kualitas dan karakter wadah visual.
2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural Desain sangat erat kaitannya dengan bentuk (form) dari produk yang dihasilkannya. Dengan alasan tersebut berikut ini akan dikemukakan beberapa teori tentang bentuk dalam arsitektur.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk Teori asal-usul bentuk ada beberapa macam, dari pernyataan bahwa bentuk berasal dari daya imajinasi kreatif sampai argumen tentang asalmuasal bentuk dari pengaruh fungsi dan iklim. Berikut merupakan teori-teori yang lain berkaitan dengan
asal usul bentuk yang disarikan dari buku
Sources of Architectural Form, yaitu : 1. Bentuk Arsitektural Tercipta Sesuai Dengan Fungsinya Dalam teori ini suatu bangunan yang bagus adalah bangunan yang terbentuk karena berbagai pengaruh fisik, sosial, psikologi dan fungsi simbolis. Sebagai contoh adalah bentuk ideal untuk suatu bangunan stadion, yang dihasilkan dengan meletakkan jalur penanda yang mudah terlihat, bentuk dan penempatan tribun harus memperhatikan keleluasaan pandangan serta pergerakan penonton dari dan ke tempat duduk mereka, dan juga tampak luar harus terbentuk dari simbolisasi stadion sebagai ruang komunal untuk aktivitas olahraga. 2. Bentuk Lahir Dari Proses Imajinasi Pada teori ini ide bentuk arsitektur murni berasal dari intuisi dan kemampuan dari perancang. Bentuk yang tercipta merupakan perasaan khusus dari si perancang dalam membuat bentuk-bentuknya, atau menempatkan ide lama bersama dengan yang baru dan metode yang belum pernah dipakai sebelumnya. 3. Bentuk Ada Karena Semangat Kekinian (spirit of age) Dalam hal ini perancang dalam mendesain bentuk terpengaruh oleh adanya semangat kekinian atau keinginan untuk tampil up to date, dalam hal ini ada suatu kemungkinan seorang perancang mengikuti gaya tertentu dari arsitek yang lain, sehingga ada pengaruh psikologis dalam proses penciptaan bentuk.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4. Bentuk Arsitektural Dapat Dibedakan Dengan Adanya Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Seperti halnya teori bentuk ketiga, yaitu spirit of age, teori ini mengemukakan bahwa usaha artistik seseorang terpengaruh oleh usaha yang berkembang saat itu. Tetapi kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap bentukan bangunan yang terjadi, di sini ada suatu hirarki sosial sebagai refleksi individual. Dalam hal ini terdapat bentuk-bentuk khusus yang berkaitan dengan adanya faktor sosial ekonomi, dalam hal ini finansial, dari pemberi order (calon pemilik bangunan). 5. Bentuk Arsitektural Berasal Dari Prinsip Waktu Yang Merefleksikan Kelebihan Atau Kekhususan Si Arsitek, Budaya Dan Iklim. Dalam teori ini lebih menekankan pada keunikan bentukan bangunan itu sendiri. Sehingga ada berbagai macam bentuk bangunan dalam usaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, iklim dan alam sekitarnya. Sebagai hasilnya bangunan yang dihasilkan mempunyai bentukan yang khusus sesuai dengan ide si arsitek 2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Perwujudan suatu bentuk tidak lepas dari pengaruh tuntutan kebutuhan aktivitas pemakai, tuntutan kepuasan akan keindahan dan keamanan. 1. Fungsi Peranan fungsi menyangkut pemenuhan terhadap aktivitas manusia yang muncul sebagai konsekuensi pemenuhan kebutuhan manusia, baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani. 2. Simbol Simbol dapat muncul dalam konteks yang sangat beragam dan digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam arsitektur, pengenalan simbol merupakan proses yang terjadi pada individu dan masyarakat melalui panca indera yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu persepsi. Atau commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
bisa juga ditafsirkan bahwa simbol adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, terencana, sangat diperhitungkan, untuk menerjemahkan konsep-konsep menjadi istilah-istilah yang ilustratif dan inderawi. (Seperti yang diungkapkan oleh Mikke Susanto dalam bukunya Membongkar Seni Rupa: 2003. Dalam konteks ini kata “istilah-istilah” bisa diterjemahkan sebagai perwujudan fisik suatu desain). Simbol
dapat
dipilah
menjadi
beberapa
kategori
yang
diklasifikasikan berdasarkan peran simbol itu sendiri, kesan yang ditimbulkan serta pesan yang disampaikan melalui tampilan-tampilan bentuk tertentu. a. Simbol Yang Agak Tersamar Simbol ini menyatakan peran dari suatu bentuk. Sebagai contoh gerigi pada atap sebuah pabrik. b. Simbol Metafora Masyarakat mempunyai pandangan, opini atau interpretasi tertentu terhadap suatu bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, baik sebagian maupun keseluruhan bangunan. Interpretasi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang mereka yaitu tingkat kecerdasan (baca: kemampuan menangkap dan memahami esensi suatu ruang) dan pengalaman meruangnya. Ada kecenderungan mereka akan membandingkan bangunan yang dilihatnya dengan substansi yang lain yang dianggap memiliki karakter serupa. Di sinilah peran metafora sebagai media transposisi (pemindahan) istilah atau pencitraan dari suatu benda ke benda lain, yang berasal dari memori tersimpan yang muncul pertama kali ketika mengidentifikasi sesuatu hal.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 2.3: Opera Sidney House (google image)
c. Simbol sebagai unsur pengenal Terefleksi pada bentuk-bentuk yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat melalui ciri khas dan fungsinya pada suatu bangunan. Contohnya seperti kubah pada masjid atau salib pada gereja.
Gambar 2.4: Church of Light (google image)
3. Sistem Struktur Dengan majunya pengetahuan manusia. Struktur juga mengalami perkembangan,
baik
konstruksinya,
bahan,
maupun
metode
pembangunannya. Dengan demikian sangat besar kemungkinan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
menciptakan struktur yang kuat dan indah yang berpengaruh besar terhadap penampilan bentuk yang terwujud.
Gambar 2.5: Reichstag Parlamentul (google image)
2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga Selain memiliki pengertian dan karakter, olahraga (sport) memiliki banyak sekali
identitas
maupun
ciri
khas
berupa
simbol-simbol
yang
mengidentifikasikan olahraga. Simbol-simbol tersebut di visualisasikan dengan berbagai macam cara, mulai yang sifatnya eksplisit maupun implisit. Eksplisit desain berarti simbol tersebut secara jelas mengidentifikasikan sport, seperti logo-logo klub, warna,corak kostum, maupun merk-merk produk yang sudah melekat dan tidak asing lagi didunia olahraga, seperti: Nike, Adidas, Reebok, dll. 1. Logo / Maskot Merupakan suatu lambang yang digunakan sebuah grup / klub olahraga untuk menunjukkan identitas klubnya kepada masyarakat, sehingga dengan logo tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengenali klub tersebut. Bentuk,warna / gambar yang digunakan mengambil bentuk bola /bentuk yang lebih unik namun tetap berkaitan dengan olahraga (sport) dan warna yang mencolok,sebab tujuan utamanya adalah agar mudah dikenali masyarakat. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 2.6: Logo Klub AC Milan (google image)
Selain logo-logo tim,juga ada logo-logo untuk event / acara olahraga akbar, seperti piala dunia, piala eropa, olimpiade, PON, dll.
Gambar 2.7: Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012 (google image)
2. Kostum pemain Kostum untuk pemain didalam olahraga sangat bervariasi. Setiap cabang olahraga memiliki corak kostum yang berbeda-beda. Corak kostum tim sepakbola berbeda dengan corak kostum tim basket,voli atau yang lainnya. Selain itu tiap tim pada masing-masing cabang olahraga memiliki corak kostum yang berbeda-beda pula. Selain warna dan bahan, kostum untuk olahraga dibuat dari bahan yang tidak panas,menyerap keringat, dan ringan. Walaupun memiliki corak dan motif yang berbeda, namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membedakan kawan commit / lawan.toSehingga warna yang digunakan harus user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
jelas, tegas,dan mencolok. Untuk seragam negara biasanya diambil warna dari bendera masing-masing negara.
Gambar 2.8: Kostum Klub AC Milan (google image)
Sedangkan simbol yang berupa implisit lebih dituangkan kedalam bentuk bangunan olahraga seperti stadion, GOR,dan Sport Center. Simbol yang berupa implisit berupa bentuk-bentuk geometris yang disesuaikan dengan karakter dan sifat dari olahraga itu sendiri. 3. Dinamis Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah bola,dimana hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk yang bundar ini. 4. Tegas Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar lapangan olahraga. 5. Besar, Perkasa, Dan Kuat Karakter olahraga besar, perkasa dan kuat di lambangkan dengan ukuran / dimensi dari tempat olahraga yang besar dengan langit-langit yang tinggi serta berkesan megah. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
6. Rekreatif Dan Menarik Karakter olahraga yang lain adalah rekreatif walaupun dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat. Rekreatif dapat digambarkan dengan ketidak monotonan (unstatis) yaitu dengan menggunakan warna-warna terang dan terkesan ceria. 7. Bentuk Massa Bangunan Pada bangunan sport yang telah ada, bentuk yang didesain oleh si Arsitek merupakan perpaduan dari kombinasi bentuk lengkung dan persegi. Sebagian besar stadion olahraga mengambil bentuk lingkaran dan ellips. Dimana bentuk lengkung memiliki bagian yang dominan. Dari sudut pandang struktur, bentuk lengkung dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar. Selain lengkung, bentuk dasar massa bangunan juga mengambil bentuk segi empat.
Gambar 2.9: Wembley Stadium (google image)
2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta 2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih 2.2.1.1 Tinjauan Wilayah Tinjauan disini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kota-kota dalam wilayah Surakarta terkait dengan kriteria pemilihan site Pusat Pelatihan Sepakbola yang berstandar FIFA.
Wilayah Surakarta terkhususnya akan
menjadi cakupan pelayanan PusattoPelatihan Sepak Bola untuk menelurkan commit user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
bibit-bibit pemain atau atlet muda yang akan dibina dan dilatih untuk menjadi pesepakbola professional. Namun juga diharapkan memberikan peluang untuk diakses oleh pihak lain / penyewa (klub sepakbola) dari seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas Indonesia. Secara administratif Surakarta termasuk wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dan merupakan kota nomor 2 terbesar setelah Semarang (Ibu Kota Propinsi). Surakarta terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan. Kota-kota dalam cakupan wilayah Surakarta meliputi: 1. Kota Surakarta (Solo) 2. Kabupaten Boyolali 3. Kabupaten Karanganyar 4. Kabupaten Klaten 5. Kabupaten Sragen 6. Kabupaten Sukoharjo 7. Kabupaten Wonogiri.
2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta Surakarta adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2 dengan luas 44 km2. Berdasarkan astronomi, Kota Surakarta terletak pada posisi 110 BT – 111 BT serta 7.6 LS – 8 LS. Kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian sekitar 92 m di atas muka air laut rata-rata (dpl), dengan kemiringan tanahnya 0-3 %. Surakarta dilalui oleh beberapa sungai yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 2.10: Peta Surakarta
2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha yang terbagi atas lima kecamatan dan 51 kelurahan. Secara administratif, Kotamadya Surakarta berbatasan dengan :
Utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
Barat
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali
Timur
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta Berikut analisa potensi kota Surakarta sebagai lokasi pusat pelatihan sepak bola yang sesuai standart FIFA: 1. Di Kota Surakarta terdapat stadion yang sudah berstandar internasional dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola berskala internasional. Stadion Gelora Manahan yang berkapasitas 30.000 orang, tepatnya terletak di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Persis Solo merupakan sebuah klub sepakbola lokal yang professional dan secara resmi dinaungi oleh PSSI dan mengikuti Liga Profesional PSSI. 3. Di Kota Surakarta terdapat sejumlah industri rumahan pembuat alat-alat olahraga. 4. Kota Surakarta tercatat sebagai tuan rumah penyelenggaraan APG pertama di Indonesia. 5. Kota Surakarta terdapat sarana pendukung seperti sarana transportasi, telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian.
Sebelum lebih lanjut berbicara tentang Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta, ada baiknya untuk melihat dulu potensi pengembangan atlet muda di Surakarta. Potensi pengembangan atlet muda itu dapat dilihat dari tabel jumlah klub dan SSB dalam cakupan wilayah Surakarta di bawah ini:
No.
Nama Klub
Status
1.
PERSIS SOLO (Profesional)
Anggota Divisi Utama Liga PSSI
2.
POP
Klub anggota divisi 1 Persis
3.
Sparta
Klub anggota divisi 1 Persis
4.
AT Farmasi
Klub anggota divisi 1 Persis
5.
Mars
Klub anggota divisi 1 Persis
6.
PSHW
Klub anggota divisi 1 Persis
7.
TNH
Klub anggota divisi 1 Persis
8.
MTA
Klub anggota divisi 1 Persis
9.
HMW
Klub anggota divisi 1 Persis
10. PDAM
Klub anggota divisi 1 Persis
11. ASMI SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user
Klub anggota divisi 1 Persis 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
12. Monas Putra
Klub anggota divisi 1 Persis
13. Arseto Amatir
Klub anggota divisi II Persis
14. Angkasa
Klub anggota divisi II Persis
15. UNS
Klub anggota divisi II Persis
16. UMS
Klub anggota divisi II Persis
17. UTP
Klub anggota divisi II Persis
18. THOR
Klub anggota divisi II Persis
19. PLN
Klub anggota divisi II Persis
20. LDN
Klub anggota divisi II Persis
21. KIM
Klub anggota divisi II Persis
22. BHAKTI 96
Klub anggota divisi II Persis
23. Adidas
Sekolah Sepakbola
24. Putra Bengawan
Sekolah Sepakbola
25. Ksatria
Sekolah Sepakbola
26. Patriot
Sekolah Sepakbola
27. Bonansa
Sekolah Sepakbola
28. Angkasa
Sekolah Sepakbola
Tabel 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta. Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010
Dari daftar yang tersebut di atas masih terdapat puluhan klub atau perkumpulan sepakbola amatir yang belum tercatat secara resmi sebagai anggota
perserikatan
divisi
Persis
Solo.
Bila
dilihat
dari
segi
penyelenggaraan pertandingan, Kota Solo (Surakarta) sering ditunjuk PSSI untuk menggelar event pertandingan sepakbola baik dalam cakupan level local, nasional maupun internasional. No. 1.
EVEN Liga Indonesia
KETERANGAN 2008–2011: Djarum Indonesia Super League, commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2005–2007: Liga Djarum Indonesia, 1999–2004: Liga Bank Mandiri 1997–1999: Liga Indonesia 1996–1997: Liga Kansas 1994–1996: Liga Dunhill 2.
3.
4.
Piala Champions Asia
Kejuaraan Antarklub Asia 1992, 1998-
Wilayah ASEAN
2004 Liga Djarum Indonesia 2005-2007, Stadion
Babak 8 besar
Manahan.
Babak promosi
Liga Djarum Indonesia Divisi 1 2005-2007,
degradasi
Stadion Manahan.
5.
Final Piala Indonesia
6.
Pembukaan Liga
7.
Babak 4 besar ISL
Piala Indonesia 2010, juara Sriwijaya FC, Stadion Manahan. Partai pembuka Liga Primer Indonesia 2011, Stadion Manahan. SCTV CUP 2011, Juara Persipura, Stadion Manahan. Senior vs U-23 Timnas 1-1, 18 Agustus
8.
Ujicoba Timnas
2011, Stadion Manahan.
Indonesia
Indonesia vs Palestina 4-1, 22 Agustus 2011, Stadion Manahan.
9.
Persiapan Pra Piala Dunia grup E, Stadion
Latihan Timnas
Manahan. Kampiun Cup 2011 penyisihan Grup A &
10. Kejuaraan Antarklub
semifinal, Oktober 2011, Stadion Manahan
Tabel 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta. Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Dengan tersedianya fasilitas sarana-sarana sepakbola yang berstandar internasional di Surakarta yaitu Stadion Gelora Manahan maka diharapkan hal tersebut akan memacu prestasi dari para pemain lokal maupun pemain sepakbola di Indonesia. Dilihat dari sejarahnya yang
panjang dikancah sepakbola nasional
kapasitas Surakarta sebagai kota sepakbola sudah tidak perlu diragukan lagi. Surakarta selalu menjadi salah satu home base dari sebuah klub Liga Profesional PSSI. Berikut adalah beberapa klub yang pernah dan masih berlaga di Liga Profesional PSSI : 1. PERSIS SOLO (1923-Sekarang), prestasi juara 7 kali kompetisi Liga Perserikatan Indonesia di era 30-50an, runner up Divisi Utama Liga Djarum Indonesia tahun 2006 2. ARSETO (1983-1998), prestasi juara Galatama 1992, juara antar klub ASEAN 1992, juara Piala Liga 1981. 3. PELITA SOLO (2000-2002), anggota Liga Bank Mandiri. 4. PERSIJATIM SOLO FC (2003-2004), anggota Liga Bank Mandiri. 5. KSATRIA XI SOLO FC (2010-2012), anggota Liga Primer Indonesia.
2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta Semakin banyaknya klub-klub sepakbola professional di Surakarta mengindasikan kebutuhan akan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berstandar internasional semakin meningkat. Kondisi didukung oleh faktor bahwa sarana lapangan sepakbola yang ada di Surakarta sebagai tempat latihan ataupun tempat penyelenggaraan suatu pertandingan harus memadai dari segi jumlah venue maupun dari segi kondisi yang layak menurut aturan FIFA. Oleh karena itu, Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dengan segala fasilitasnya sangat dibutuhkan dalam peningkatan prestasi persepakbolaan baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Tabel 2.4: Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta
No. NAMA VENUE
KONDISI
1.
Stadion Gelora Manahan
Bagus
2.
Stadion Sriwedari
Bagus
3.
Stadion Mini Kota Barat
Sedang
4.
Stadion UNS
Buruk
5.
Stadion Batik Keris
Buruk
Sumber: Data Dispenpora Surakarta 2010
Dari data di atas, Surakarta memiliki 2 stadion sepakbola yang memadai dan berstandar nasional maupun internasional, yaitu : a. Stadion R. Maladi (Stadion Sriwedari)
Gambar 2.11: Stadion Sriwedari
Stadion Sriwedari terletak di jalan Bayangkara atau sekitar 3 kilometer sebelah selatan dari Stadion Manahan, Solo. Stadion Sriwedari didirikan pada tahun 1932 oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X. Stadion Sriwedari adalah stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia karena stadion-stadion lain saat itu masih dibangun oleh orang-orang Belanda. Proses pembangunan stadion ini memakan waktu 8 bulan dan dikerjakan oleh kurang lebih 100 pekerja. Peresmian Stadion Sriwedari dilakukan oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Fasilitas yang disediakan di stadion ini antara lain adanya tribun tertutup di sisi commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
tribun sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi dengan trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut stadion. Pada tanggal 9-12 September 1948, Stadion Sriwedari digunakan untuk tuan rumah event Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama. Dari tanggal event tersebut, 9 September, akhirnya menjadi cikal bakal dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional di Indonesia. Dan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion Sriwedari dikukuhkan sebagai monumen PON Pertama. Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari digunakan sebagai kandang klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub Perserikatan Persis. Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada tahun 1998 dan klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di Stadion Sriwedari. Tapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan berdirinya Stadion Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun hijrah ke stadion Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari sebagai lokasi pusat latihan tim. Pada Agustus 2003, nama Stadion Sriwedari mengalami pergantian nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion Sriwedari diubah nama menjadi Stadion R. Maladi. Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga periode 1964-1966. (Pasoepati.Net)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Stadion Gelora Manahan
Gambar 2.12: Stadion Manahan
Stadion Manahan adalah nama sebuah stadion yang berada di Surakarta, Jawa Tengah. Sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1998 lalu, Stadion Manahan kini telah menapaki usianya yang ke13 tahun. Bangunan yang terletak di jalan Adi Sucipto tersebut adalah salah satu bagian dari fasilitas yang terdapat di kompleks Gelora Olah Raga Manahan. Nama Manahan sendiri diambil dari nama sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan tersebut, Stadion Manahan berdiri kokoh diantara bangunan sekitarnya yang telah terisi dengan perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang terbuka hijau dan jalan raya dengan deretan pohon cemara di pinggirnya. Stadion Manahan Surakarta adalah persembahan dari Yayasan Ibu Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1989 dengan menggunakan luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan 33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun lamanya untuk mengubah sebuah lahan kosong menjadi bangunan Stadion Manahan. Dan tepat pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 1998, akhirnya Stadion Manahan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam pengelolaan stadion Manahan, pemerintah kota Surakarta menyerahkannya kepada Yayasan Gelora Surakarta. Stadion Manahan merupakan salah satu stadion berstandar Internasional yang ada di Indonesia. Selain memiliki fasilitas tribun commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
terbuka di sisi timur, selatan dan utara, Stadion Manahan juga dilengkapi dengan tribun tertutup (VIP) di sisi tribun bagian barat, lengkap dengan kursi penonton. Kapasitas di tribun Stadion Manahan mampu menampung jumlah penonton hingga mencapai 35.000 orang. Stadion Manahan juga telah dilengkapi dengan empat menara lampu yang menunjang untuk penyelenggaraan kegiatan olah raga pada malam hari. Fasilitas lain yang menjadi satu dengan bangunan Stadion Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja, latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan di kompleks Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia malah terbilang lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan tenis, balap sepeda, bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR). Dilihat dari letak geografisnya, keberadaan Stadion Manahan di Surakarta terbilang sangat strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat kota, berdekatan dengan bandar udara, perhotelan, jalan raya dan pusat perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu tempat yang sangat representatif dalam menggelar event-event olah raga berskala nasional maupun internasional. (Pasoepati.Net) Walaupun di Surakarta sudah memiliki Stadion Gelora Manahan yang
tidak
perlu
lagi
diragukan
kapasitasnya
sebagai
venue
penyelenggaraan pertandingan sepakbola nasional maupun internasional, namun
masih
ada
beberapa
kendala
terkait
pembinaan
dan
pengembangan pemain muda berbakat untuk menjadi bagian dari pemain Liga Profesional PSSI maupun bagian timnas Indonesia. Kendala tersebut antara lain:
Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pembinaan dan pengembangan sepakbola sehingga adanya upaya menciptakan SDM yang mampu memahami dan ahli di bidang commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
pengembangan potensi atlet muda berbakat skala lokal dan nasional.
Belum adanya semacam pusat studi dan riset olahraga sepakbola yang terpadu dan memfasilitasi aktivitas pembelajaran teoritis maupun praktis tentang sepakbola di Surakarta.
Sarana dan prasaran pertandingan yang kurang memadai dan perbandingan kuantitas antara fasilitas yang ada dengan peminat sepakbola (pemain dan penggemar) yang tidak seimbang. Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola
merupakan hal
yang perlu dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan Surakarta di masa yang akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati sekaligus sebagai olahraga yang berprospek merupakan konsekuensi logis yang perlu kita jaga dan kembangkan.
Ada
beberapa
prospek
yang
diharapkan
dengan
dibangunnya Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini, antara lain:
Keberadaannya diharapkan dapat menjadi proyek percontohan standarisasi pengembangan sepakbola baik secara kualitas (Skala Nasional) maupun secara kuantitas (Skala Lokal).
Sarana olahraga, dalam hal ini sepakbola sangat besar peranannya dalam mendukung perkembangan budaya dan gaya hidup masyarakat sehingga diharapkan proyek Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini dapat berperan memajukan perkembangan kultural masyarakat lokal (Surakarta dan sekitarnya) yang berjiwa sehat dan sportif.
Seiring dengan aktualisasi masyarakat di Surakarta dan sekitarnya terhadap sepakbola (informasi maupun penyaluran hobi) maka kebutuhan akan ruang komunal atau community center yang spesifik dan berkaitan dengan sepakbola akan semakin dibutuhkan. Untuk itu, Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta diharapkan menjadi wadah komunal dan community center tersebut. commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.3 Tinjauan Preseden 2.3.1 The David Beckham Academy Greenwich,BOLASportsLine/ES Kapten Timnas Inggris, David Beckham, membuka sekolah sepakbola miliknya, Senin (14/3). Dalam pembukaannya tersebut, ia mengingat kembali bagaimana ia pertama kali datang ke Sekolah Sepakbola Bobby Charlton di usia 10 tahun. Sejak saat itu dia berpikir ingin memberi kesempatan pada anak-anak lain seperti yang dia dapatkan. Proyek ini menghabiskan banyak uang pribadi David Beckham dan Ia sendiri melihat ini bisa menjadi satu asosiasi di beberapa tahun mendatang. Ini adalah komitmen jangka panjang dan David Beckham akan terlibat langsung setelah kariernya di sepakbola berakhir. Akademi sepakbola Beckham ini dibuka di tepi Sungai Tahmes, Greenwich, di dekat Millennium Dome musim panas ini. Beckham juga bekerja sama dengan Anschutz Entertainment Group untuk membangun gelanggang dan hiburan dengan kapasitas 26.000 tempat duduk yang menjadi bagian dari kompleks akademi sepakbola tersebut. Rencananya sekolah sepakbola Beckham ini
juga akan dibuka di Los Angeles di tahun ini juga.
Target sekolah tersebut adalah anak laki-laki dan perempuan antara usia delapan sampai 15 tahun. Dan lebih dari 15.000 anak-anak berharap dapat datang di tahun pertama sekolah tersebut di London, dan 10.000 anak mendapat latihan gratis di tahun pertama. David Beckham sendiri akan membayar seluruh kebutuhan anakanak. Akademi itu telah merekrut 23 pelatih sepakbola yang akan melatih anak-anak di bawah pimpinan Eric Harrison, yakni pelatih pertama Beckham di saat muda dir United. Harrison juga yang pertama menangani Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary dan Phil Neville, dan Nicky Butt.
2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis Seperti halnya Belanda, Prancis yang menyandang status peraih juara Piala Dunia dan Piala Eropa juga memiliki pusat latihan dan pendidikan resmi milik FFF (Francaise Football Federation). Bertempat di Claire Fontaine, Centre Technique commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
National Fernand Sastre (CTNFS) dibangun untuk mencetak pesepakbolapesepakbola berbakat di Prancis. Tempat ini menjadi semacam „kawah Candradimuka‟ bagi calon bintang sepakbola dari seluruh Prancis. Proyek CTNFS Claire Fontaine ini sudah dimulai tahun 1976 tapi baru diresmikan tahun 1988 yang spesifikasinya bisa disarikan seperti berikut:
Luas total
: 66.000 m2
Changing rooms
: 16 kamar
Ground field
: 7 lapangan
Indoor field
: 2 lapangan, masing-masing berukuran 50x80 m
Hall
: 1 buah, berukuran 44x24 m
Fitness center
: 1 gedung
Tennis court
: 3 lapangan
Bedroom
: 302 kamar
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk persiapan tim nasional Prancis baik senior maupun junior (U-15 sampai dengan U-18 serta di bawah 15 tahun). Sebagian besar anggota skuad Prancis sewaktu meraih juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000 berasal dari akademi Claire Fontaine. Nama-nama tenar seperti Thierry Henry, Nicholas Anelka dan David Trezeguet tidak lain merupakan pemain didikan asli CTNFS Claire Fontaine. Dan ini menegaskan posisi sentral CTFNS Claire Fontaine dalam pembinaan
sepakbola (muda) di Prancis.
2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda Kesuksesan Belanda sebagai salah satu negara besar sepakbola tidak terlepas dari pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu dari usia dini (junior) sampai level professional. Tidak salah jika Negeri KIncir Angin ini disebut sebagai salah satu negara penghasil pemain-pemain muda terbaik di dunia. Akademi junior Ajax Amsterdam atau Feyenoord Rotterdam terkenal sebagai produsen pemain-pemain muda yang bertalenta dan skill tinggi. Dengan keberadaan akademi-akademi juniornya yang tersebar di hampir setiap kota besar, boleh dibilang Belanda tidak commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
pernah khawatir akan kekurangan stok pemain-pemain berkelas dunia karena regenerasinya yang tak pernah terputus. Salah satu institusi yang juga memiliki peran penting dalam perkembangan sepakbola Belanda adalah pusat latihan tim nasional di Zeist, Arnhem. Mengingat segala keunggulan dan fasilitasnya saya mengambil subjek ini sebagai objek studi kasus yang selanjutnya menjadi acuan referensional pada desain Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yang saya kerjakan ini. Didirikan pada awal 1960 dengan nama resmi The KNVB National Football Training Centre, institusi ini sekarang telah menjadi salah satu ikon pembinaan sepakbola di Negeri Kincir Angin. Pusat latihan ini merupakan salah satu bagian dari markas besar Konijklike Nationaal Voetbaal Bond (KNVB) atau PSSI-nya Belanda yang dihuni 65 staf full time yang bertanggungjawab pada 560.000 pertandingan yang diadakan setiap tahunnya di Belanda. Fungsinya tidak hanya sebagai pusat pelatihan bagi pemain nasional – junior maupun senior- saja tapi juga bagi para wasit dan pelatih dari seluruh Belanda. The KNVB National Football Training Centre menempati lahan seluas 25 hektar yang pada awal pembangunannya terdiri dari sports hall berukuran besar, blok hotel (asrama pemain), medical centre, dan pusat administrasi. Belakangan, di tahun 1978 ditambah lagi dengan kompleks kolam renang. Secara singkat peruangannya terdiri dari: 1. Swimming pool Merupakan kompleks kolam renang yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dan recovery bagi usernya. Terdiri dari tiga jenis kolam renang yang masing-masing berukuran 30 x 25 m2, 20 x 15 m2 dan 20 x 12 m2. Dilengkapi juga dengan fasilitas khusus underwater jets untuk tujuan pemulihan dan pemijatan. 2. Dormitory pavilion (asrama pemain) Asrama untuk menampung para pemain yang tengah menjalani pemusatan latihan dengan kapasitas 56 orang. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3. Social pavilion Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian berbatasan langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana sosialisasi antar pemain atau staf. Juga terdapat camping centre sebagai area rekreasional. 4. Lecture pavilion (pavilion instruktur) Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film dan video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas biasanya digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan, pelatih-pelatih akademi sepakbola junior dan organisasi kesepakbolaan lainnya. 5. Association office Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu (full time). 6. Sports hall Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis indoor games dengan skala internasional. Bangunan ini juga menyediakan sarana latihan untuk indoor football atau sekarang populer dengan istilah futsal. 7. Hotel Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang mampu menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang lebih kecil dengan fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang. 8. Medical centre Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua) dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang medical assistant. 9. Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan) Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau open space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini. 10. Ground field (lapangan latihan) commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2.4 Kesimpulan Tinjauan Surakarta memiliki potensi sepak bola yang sangat bagus di lihat dari bagaimana antusias warga apabila ada pertandingan sepak bola, banyaknya sekolah sepak bola dan juga klubklub amatir namun seiring berjalannya waktu potensi ini mengalami penurunan yang di akibatkan menurunnya prestasi sebuah klub sepak bola yang ada di Surakarta dan juga kurangnya perhatian terhadap pembinaan pesepakbola usia dini. Pemerintah pusat sebenarnya sudah mendirikan stadion berskala Internasional namun itu semua belum memenuhi karena banyaknya klub-klub amatir dan juga sekolah sepakbola di wilayah Surakarta. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya sumber daya manusia maupun sarana prasarana pelatihan. Upaya pencegahan rusaknya potensi sepak bola usia dini sebenarnya sudah dilakukan dalam bentuk pelatihan yang dilakukan sekolah sepak bola dengan memanfaatkan lapangan sekitar. Namun itu semua dirasa kurang karena belum ada bangunan khusus yang mewadahi semua kegiatan-kegiatan tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta sebagai wadah yang ideal untuk pendidikan dan juga pelatihan sepak bola guna meningkatkan kembali prestasi persepakbolaan local di wilayah Surakarta.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB III PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA
3.1 Pengertian Merupakan suatu area yang mewadahi berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora yang bertujuan meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.
3.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu : 1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang merupakan tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi. 2. Dilakukan secara berkelompok. 3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan kualitas pemain/tim untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan (skill). 4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.
3.3 Tujuan Dan Sasaran 3.3.1 Tujuan Tujuan keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan secara umum adalah sebagai wadah yang menampung segala aktivitas yang berhubungan dengan sepakbola yaitu aktivitas pelatihan, pengembangan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola, yang intinya: commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1. Mendukung usaha pengembangan sepakbola nasional khususnya pengembangan pesepakbola usia muda. 2. Menghasilkan sepakbola dengan kualitas tinggi yang bertujuan untuk mencapai level yang maximal dari tiap-tiap individu pemain dalam setiap penampilan dan untuk mengambil manfaat dan pengalaman dalam belajar cara-cara sepakbola modern. 3. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada parapenggemar berat olah raga sepak bola dalam hal aktualisasi diri berkaitan dengan sepakbola. 4. Meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan nasional secara umum dan lokal secara khusus. 3.3.2 Sasaran Keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan akan menjadi suatu usaha untuk mewujudkan kegiatan yang nyaman dan sesuai dengan standar Pusat Pelatihan yang ditetapkan FIFA sehingga atlet akan lebih optimal dalam meningkatkan potensial serta bakat yang dimiliki. Disamping itu, Pusat Pelatihan SepakBola juga dapat menghidupkan minat masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk memajukan persepakbolaan di lingkup wilayah Kota Surakarta secara khusus dan di tingkat nasional dan internasional secara umum. Sasaran yang ingin dicapai dengan mengarahkan pada fungsi diantaranya: 1. Sebagai sarana untuk berlatih sepakbola, baik atlet (peserta didik) maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan fasilitas pelatihan. 2. Sebagai wadah pencarian bakat dan pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan atlet muda yang berbakat dan berprestasi. 3. Sebagai tempat pengadaan pendidikan sepakbola dengan memberikan ilmu studi pada penyelenggaraan pendidikan non formal. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.4 Visi Dan Misi 3.4.1 Visi Visi Pusat Pelatihan Sepak Bola adalah mewujudkan pelatihan khusus tentang sepakbola di Surakarta serta melangsungkan kegiatan pendidikan, pengembangan, dan pembinaan sebagai sarana informasi tentang sepakbola bagi para masyarakat penggemar sepak bola. 3.4.2 Misi Misi Pusat Pelatihan Sepak Bola, sebagai berikut : 1. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai bangunan pelatihan sepak bola yang memberikan kesempatan berlatih bagi masyarakat penggemar sepak bola. 2. Mewujudkan Pusat Pelatihan SepakBola sebagai bangunan edukasi informasi terpadu bagi masyarakat penggemar sepak bola. 3. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai ruang komunal bagi masyarakat penggemar sepak bola.
3.5 Skala Pelayanan Dengan tujuan menyediakan pelatihan dan pendidikan sepakbola yang diharapkan dapat melahirkan atlet muda yang berbakat dan berprestasi tidak hanya dalam lingkup lokal Surakarta tapi nasional bahkan mancanegara maka area Pusat Pelatihan Sepak Bola direncanakan dapat memberikan pelayanan seputar sepakbola secara makro dan kualitatif untuk skala Indonesia dan secara mikro dalam skala Surakarta dan sekitarnya. Namun juga diharapkan memberikan peluang untuk diakses oleh pihak penyewa (klub sepakbola) dari seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas Indonesia. Surakarta sangat berpotensi untuk didirikannya sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola, hal ini terlihat dari banyaknya fenomena-fenomena yang bisa kita lihat di Surakarta ini, diantaranya: 1. Menjamurnya klub-klub sepakbola dan sekolah- sekolah sepakbola ( SSB ) 2. Maraknya even-even sepakbola,mulai dari tingkat nasional yaitu kompetisi divisi utama, divisi I, dan divisi II, sampai ke tingkat daerah yaitu kompetisi antar kampung (tarkam) commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3. Antusiasme masyarakat di Surakarta yang sangat besar terhadap sepak bola. Hal ini terlihat dari keberadaan kelompok suporter PASOEPATI yang sangat kreatif dan atraktif.
3.6 Status Kelembagaan Pengelolaan Pusat Pelatihan sepak Bola ini nantinya dikendalikan oleh pihak swasta yang bertahap nasional dan dalam operasionalnya bekerjasama dengan klub sepakbola seSurakarta dan sekolah binaan sepakbola di Solo (SSB). Dengan adanya kerjasama tersebut nantinya diharapkan terjadinya hubungan timbal balik antara keduanya. Sehingga kegiatan dalam fasilitas tersebut tampak hidup dengan dangan adanya aktifitas yang berjalan secara kontinyu. Pengelola mendidik atlet yang diambil dari masyarakat melalui acouting yaitu memanfaatkan pencari bakat (acouting talent) yang nantinya akan dididik dalam pelatihan khusus dimana pada akhirnya dapat menjadi atlet sepakbola profesional yang ditampung dan dikontrak oleh klub sepakbola yang berminat merekrutnya atau klub sepak bola yang menjadi homebase tempat pelatihan dan pendidikan ini. Selain mendidik para pemain, sarana tersebut juga disewakan kepada pihak luar untuk kepentingan pemusatan latihan. Dengan begitu sarana tersebut bisa disewa oleh klub sepakbola, pemerintah daerah Jawa Tengah seperti dalam rangka pemusatan latihan untuk event PON, serta untuk pemusatan latihan timnas Indonesia sebelum melakukan pertandingan berskala internasional. Akan tetapi untuk saat ini segala hal yang berkaitan dengan sepakbola dalam negeri berada di bawah penanganan atau pengawasan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Sedangkan untuk status kelembagaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta, secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan beberapa lembaga/instansi, diantaranya: 1. Kementrian Pemuda dan Olahraga 2. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 3. PSSI 4. Komisariat Daerah (Komda) PSSI Jawa Tengah 5. Pemerintah Daerah Se-Surakarta 6. Perserikatan Sepakbola Se-Surakartacommit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Kementrian Pemuda dan Olahraga
KONI PSSI Pusat Pelatihan Sepakbola Di
Pemda Tingkat II
Komda PSSI
Surakarta
Surakarta
Jawa Tengah
Pemain sepakbola junior
Klub Sepak Bola
Publik Sepak Bola Hubungan instruktif Hubungan konsultatif Hubungan kerjasama Skema 3.1: Hubungan antar lembaga
3.7 Karakter Wadah Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta merupakan bangunan edukatif-komersial sebagai wujud football public service yang meliputi kegiatan pelatihan, pengembangan dan penyedia informasi kepada masyarakat penggemar sepakbola. Sebagai konsekuensi bangunan edukatif-komersial, citra (image) yang terbentuk merupakan jawaban dari tuntutan kriteria kegiatan yang merefleksikan keduanya. Ungkapan fisik dalam fasade dan peruangan didesain sebagai hasil kompromi dari form follow function yang mewakili efektivitas dan efisiensi komersial dengan form follow desire sebagai simbol bangunan edukatif dengan pendekatan arsitektur metafora. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Sedangkan karakter yang ingin ditonjolkan pada bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini adalah desain dengan pendekatan arsitektur metafora dengan ungkapan image komunikatif, informatif, terbuka dan atraktif-rekreatif
yang mampu memberikan
kemudahan, kenyamanan dan keamanan terhadap pelaku kegiatan yang berlangsung didalamnya. Hal ini diharapkan mampu dikombinasikan dengan karakter sepakbola yang diwadahinya sebagai sebuah produk desain dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga memunculkan tampilan yang estetis, dinamis dan sportif. Pendekatan arsitektur metafora dibatasi pada: 1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair. 2. Refleksi kesan ekspresif pada komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan. 3. Lebih ditekankan pada unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar). 4. Penggunaan warna yang kontras pada bangunan; selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif.
3.8 Sistem Pengelolaan Pengelolaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta dilakukan oleh pihak swasta secara mandiri/independen. Untuk pengelolaan intern, secara umum ada empat tingkatan dalam struktur organisasi suatu manajemen gedung, yaitu : 1. Manajer Gedung (Building Manager) 2. Kepala Divisi 3. Penyelia (Supervisor) 4. Operator Dengan mengambil contoh struktur organisasi diatas, maka Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta menggunakan manajemen pengelolaan dengan dipimpin oleh seorang direktur dan wakil direktur yang membawahi dua orang manajer dan sekretaris umum. Setiap manajer dibantu oleh beberapa kepala divisi dimana masing-masing memiliki staf.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.9 Fasilitas Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. Kelima fasilitas tersebut adalah: 1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola. 2. Ground Field atau lapangan pertandingan; yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track). 3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery(pemulihan) dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas,ruang pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb. 4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis sepakbola sepertisarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport shop, dan tempat-tempat yang sengajadibuat untuk interaksi sosial para penghuni kompleks. 5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi yang mencakupkantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa pers dll.
3.10
Progam Kegiatan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kegiatan Utama a. Pembelajaran dan pendidikan 1) Pembelajaran di kelas 2) Diskusi 3) Seminar 4) Pemutaran film sebagai ajang analisa dan evaluasi latihan. b. Pelatihan / Fisik a. Latihan sepakbola b. Latihan kebugaran / fitness c. Senam d. Recovery termasuk di dalamnya kegiatan pemulihan yang dilakukan pada klinik perawatan (medicalcommit center)to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
c. Penelitian dan pengembangan Berupa kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dengan penelitian dan pengembangan sepakbola nasional. Bisa berupa diskusi atau seminar dengan memanfaatkan fasilitas utama perpustakaan. Kegiatan ini bersifat temporer atau dengan kata lain Pusat Pelatihan Sepakbola ini menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan sepakbola meskipun tidak harus digunakan setiap hari. d. Penyediaan informasi public Merupakan aktivitas yang diwadahi oleh keberadaan perpustakaan khusus sepakbola yang bisa diakses oleh publik setiap hari. 2. Kegiatan Pendukung Utama Berupa kegiatan bersifat komersial yang melayani kepentingan umum meliputi: a. Penyediaan fasilitas olahraga dalam ruangan (indoor sports) b. Soccer shop (toko khusus sepakbola) c. Pengadaan ruang-ruang komunal d. Penyediaan jasa informasi dan permainan 3. Kegiatan Pendukung Merupakan aktivitas kegiatan pengelolaan bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
sehingga kegiatan-kegiatan yang berlangsung didalamnya dapat
berjalan sesuai dengan fungsi dan karakternya 4. Kegiatan Pelengkap Merupakan aktivitas yang diwadahi dalam fasilitas bangunan yaitu kegiatan pelayanan dalam menunjang kegiatan-kegiatan diatas, diantaranya : a. Lobby b. Rest room c. Restoran / kafetaria d. Counter bank
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.11
Macam Kegiatan 1. Kegiatan Utama
Fungsi Memberikan segala informasi mengenai perkembangan sepakbola
Fungsi Memberikan pelatihan teknis dan teoritis kepada pemainpemain muda
Kegiatan Informasi Jenis
Karakter Terbuka, informatif, komunikatif, tenang aman, nyaman
Informasi aktif (langsung dengan media manusia/informan) Informasi pasif (dengan media lain/ bukan manusia)
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Karakter Jenis Komunikatif, informatif, rekreatif, santai, aman dan nyaman
Pendidikan dan pelatihan aktif
Pendidikan dan pelatihan pasif
Sarana Seminar, diskusi, wawancara, dsb
Buku, majalah (literatur), dokumen komputerisasi, foto, slide, film, display
Sarana Mempraktekkan langsung teknik-teknik dan strategi permainan dengan pengarahan dari tim pelatih Demonstrasi berupa pemutaran film dan video dari tim pelatih
2. Kegiatan Pendukung Utama
Kegiatan Pelayanan Jasa Fungsi
Memberikan pelayanan jasa berhubungan dengan sepakbola kepada
Karakter
Konsentratif, komunikatif, aman, nyaman
Jenis
Soccer shop Penjualan merchandise sepakbola Olahraga dalam ruang (Indoor sports) Ruang commit to komunal user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
Sarana
Sports hall dan fitness center Sport cafe 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
konsumen Jasa Informasi
Warung (Cybercafe)
Internet
Game Center Jasa permainan 3. Kegiatan Pendukung
Fungsi Mengkoordinasi kan seluruh kegiatan dalam PPSS sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan saling mendukung.
Kegiatan Pengelolaan Karakter Jenis Aman, nyaman, lancar, komunikatif, konsentratif mendukung proses kerja
Pengelolaan langsung dengan dipimpin seorang Direktur
Sarana Pengawasan, pemeliharaan dan koordinasi seluruh kegiatan yang ada.
4. Kegiatan Pelengkap
Fungsi Memberikan pelayanan dalam menunjang seluruh proses kegiatan yang ada dan para pelakunya
Kegiatan Fasilitas Bangunan Karakter Jenis Aman, nyaman, lancar, komunikatif, mendukung proses kerja
Pelayanan Publik
Pelayanan Pengelola
Pelayanan Bangunan
Sarana Area parkir, space penerima, lobby, receptionost, resto/cafetaria, counter bank, wartel, amusement, ruang kesehatan, loket tiket, security, lavatory, mushola Area parkir, space penerima, loading, rest room, resto/cafetaria, ruang kesehatan, lavatory, mushola, security, gudang Ruang Mechanical, Elektrical dan Equipment
Tabel 3.1 Macam kegiatan dan karakter
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.12
Kebutuhan Ruang Mengacu pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan maka pendekatan kebutuhan ruang dalam Pusat Pelatihan Sepakbola ini dengan memperhitungkan jenis fasilitas yang ada antara lain sebagai berikut (Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types; Physical Education and Sport Facilities, 1973): 1. Fasilitas Latihan Indoor a. Ruang-ruang kelas b. Ruang-ruang Audio Visual c. Ruang Serbaguna / Seminar d. Ruang Fitness e. Ruang Perpustakaan f. Ruang Laboratorium g. Ruang Ganti & Kamar mandi h. Ruang Pemeriksaan Kesehatan i. Ruang Medis / Klinik Perawatan j. Ruang Peralatan / Perlengkapan Sepakbola k. Gudang l. Lavatory
2. Fasilitas Latihan Outdoor a. Stadion b. Lapangan taktis outdoor c. Ruang-ruang terbuka (open space) sebagai tempat latihan dan rekreasi. d. Sarana latihan recovery : lapangan tenis dan kolam renang. 3. Fasilitas Kantor Pengelola & Administrasi a. Hall & lobby b. Ruang Tamu c. Ruang Manager dan Pengurus d. Ruang Personalia, Humas, Arsip, dan Dokumentasi commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
e. Ruang Administrasi f. Ruang Staf Keuangan g. Ruang Kerja Pelatih h. Ruang Sekretariat i.
Ruang Rapat
j.
Ruang Jumpa Pers
k. Sport Shop l.
Kantin
m. Gudang n. Lavatory 4. Fasilitas Penunjang a. Hall & lobby b. Ruang Tidur Asrama c. KM / WC d. Ruang duduk bersama e. Ruang Makan, baik untuk pemain maupun team pelatih dan pengurus. f. Ruang service g. Dapur h. Gudang i.
Lavatory
5. Ruang Service / Utilitas a. Ruang Parkir b. Ruang Keamanan c. Gudang d. Lavatory e. Ruang Genset dan Sampah
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3.13
Pelaku Kegiatan Pelaku Kegiatan
Motivasi Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam
Regular User (Pemain Remaja)
mengembangkan kemampuan diri. Mendapatkan
Pengunjung
kemudahan
dan
kepuasan
menyangkut
kebutuhan akan dunia sepakbola dalam satu lokasi yang lengkap dengan berbagai fasilitasnya, sehingga lebih kaya akan kesempatan memilih sesuai dengan kebutuhan. Ditambah keinginan untuk berekreasi, ajang aktualisasi diri dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Mengantisipasi dan menyediakan fasilitas, kemudahan,
Pengelola dan Staff
keamanan serta kepuasan bagi pengguna reguler dan pengunjung dengan mengakomodir berbagai kebutuhan akan sepakbola lengkap dengan fasilitas penunjangnya. Tabel 3.2: Pelaku kegiatan dan motivasi
3.14
Kurikulum 1. Program Pusat Pelatihan Program dari Pusat Pelatihan Sepakbola ini ditujukan untuk : 1) Menjaga siswa agar tetap senang dengan pola pelatihan yang menggairahkan dan tidak membosankan. 2. Fokus Kelas Pelajaran difokuskan untuk membangun dan menyaring skill individu dan teknik untuk berkreasi., penyerangan, permainan yang bebas dan mengalir yang dapat memberikan kepercayaan diri kepada pemain dalam pertandingan satu lawan satu. Dan juga untuk menunjukkan langkah-langkah untuk unjuk kemampuan dan instruksi-instruksi mengenai individu-individu tiap pemain. Staff pelatih akan menggunakan fasilitas dan peralatan khusus yang di desain untuk tujuan kepelatihan, commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
termasuk mini soccer arenas, passing gates, dribbling mannequins, free kick walls, dan peralatan - peralatan lainnya. 3. Fokus Program Menyiapkan para pemain muda untuk mendapatkan kesempatan untuk belajar dasar-dasar keahlian & tekhnik bermain bola dalam suatu lingkungan yang aman,santai,dan menantang. Setiap minggu, program dibagi menjadi 2 bagian; coachcentric skill development training (pusat pengembangan & pelatihan skill) dan player-centric games (pusat games pemain). Dalam 10-12 minggu, program ini dapat membantu pemain muda untuk meningkatkan pengembangan skillnya, dan kemudian diterapkan kedalam permainan yang santai, dimana orangtua juga mengamati, tetapi tidak dilibatkan. Kelas juga menawarkan kepada pemain muda yang berumur lebih dari 18 tahun yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi dengan tingkatan yang lebih tinggi. Kelas 4 minggu, tersedia sepanjang tahun, yang akan difokuskan pada pelatihan skill-skill yang lebih spesifik dan mengembangkan taktik-taktik permainan untuk pemain kelas menengah dan lanjut,termasuk penjaga gawang. Kelas akan menyiapkan pemain untuk bersaing secara efektif dalam tingkat yang lebih tinggi yang telah dipilih,dan bermain dalam klub-klub di liga utama. Dan bersaing dengan
sekolah-sekolah
sepakbola yang lain. 4. Aktivitas Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan : a. Fungsi: pelatihan teknis dan teoritis kepada pemain-pemain muda b. Karakter: Komunikatif, informatif, rekreatif, santai, aman dan nyaman c. Jenis: Pendidikan dan pelatihan aktif : Mempraktekkan
langsung teknik-teknik
pengarahan dari tim pelatih SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
dan
strategi
permainan
dengan
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Pendidikan dan pelatihan pasif : Demonstrasi berupa pemutaran film dan video dari tim pelatih
3.15
Batasan Perencanaan Dan Perancangan Untuk menghindari meluasnya pembahasan yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran d konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini, maka perlu adanya batasan-batasan dalam perencanaan dan perancangannya, antara lain : 1. Pembahasan dan proyeksi proyek perencanaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini dibuat berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Surakarta tahun 1993-2013. 2. Site yang dipilih berada pada kawasan yang dianggap paling sesuai untuk proyek ini, dengan kriteria-kriteria yang mendukung eksistensinya. 3. Lingkup pelayanan bangunan secara makro dan kualitatif melayani lingkup Nasional dan secara mikro dan kuantitatif melayani wilayah Surakarta dan sekitarnya. 4. Perencanaan dan perancangan fisik dibatasi pada bangunan, sistem sirkulasi dan fasilitas penunjangnya. 5. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan lahan dan sebagainya, dianggap tidak ada masalah.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Non Fisik 4.1.1 Pengelompokan Kegiatan 1. Berdasarkan program kegiatan, dibagi menjadi : a. Kegiatan pendidikan b. Kegiatan pelatihan c. Kegiatan informasi d. Kegiatan pengelolaan e. Kegiatan penunjang 2. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona : a. Kegiatan publik Merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan publik: 1) Kegiatan penelitian 2) Kegiatan pelayanan jasa (service) 3) Kegiatan fasilitas bangunan b. Kegiatan semi public Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran : 1) Kegiatan pendidikan 2) Kegiatan pelatihan 3) Kegiatan pelayanan jasa 4) Kegiatan fasilitas bangunan 3. Berdasarkan pengelompokan kegiatan : a. Kegiatan Utama Kegiatan yang diprioritaskan dalam bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta, meliputi : 1) Kegiatan pelatihan 2) Kegiatan pendidikan SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Kegiatan Pendukung Merupakan kegiatan yang mendukung kegiatan utama secara khusus, sehingga kegiatan utama bisa berjalan lebih baik dan lancar. Kegiatan ini meliputi : 1) Kegiatan penyediaan informasi 2) Kegiatan pengelolaan c. Kegiatan Pelengkap Merupakan kegiatan yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memberikan nilai tambah terhadap pelayanan yang ada serta menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yaitu kegiatan penunjang.
4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan 1. Pengelola
PELAKU KEGIATAN Direktur
TUGAS Memimpin dan mengatur berjalannya fungsi bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
Wakil Direktur + Sekretaris Umum
Membantu tugas Direktur
Manajer Umum
Mengatur masalah administrasi umum
Kabag Informasi + staff
Mengurusi masalah penyediaan informasi baik mengenai otomotif maupun bangunan.
Kabag Pelayanan Jasa
Mengurusi masalah pelayanan jasa yang diselenggarakan.
+ staff Kabag Pemeliharaan Bangunan + staff Manajer Teknik
Melaksanakan pemeliharaan bangunan
Mengurusi masalah teknis yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan sepakbola
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Asisten Manajer
Membantu tugas Manajer Teknik, menggantikan tugasnya bila Manajer Teknik berhalangan
Tim Pelatih
Menyusun dan memberikan program kepelatihan kepada pemain
Tim Medis
Memberikan pelayanan medis kepada penghuni, terutama para pemain
Humas
Mengurusi masalah komunikasi dengan publik Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan
2. Pengguna Reguler PELAKU KEGIATAN
TUJUAN
Pemain
Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam mengembangkan kemampuan diri
Pengunjung
Mendapatkan kemudahan dan kepuasan menyangkut kebutuhan akan informasi, rekreasi, dan aktualisasi diri dalam kaitan dengan sepakbola.
Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta
4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang 1. Dasar perhitungan besaran ruang a. Perhitungan standar (studi literatur) Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. b. Perhitungan khusus Dengan pertimbangan: 1) Kapasitas ruang 2) Kebutuhan perabot 3) Modul ruang Mempertimbangan kebutuhan ruang gerak manusia dan peralatan yang dipakai pada kegiatan operasional.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
a) kebutuhan ruang gerak manusia yaitu kelipatan 0,6 m
Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia (Data Arsitek)
b) kebutuhan perletakan perabotan yang membutuhkan ruang dengan kelipatan 0,3 m
Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan (Data Arsitek)
4) Sirkulasi/ flow gerak berdasarkan tujuan, karakter dan kebutuhan untuk kelancaran kegiatan di masing-masing ruang. a) 5 % - 10 % standart minimum b) 20 % kebutuhan keleluasaan sirkulasi commit to fisik user c) 30 % tuntutan kenyamanan SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
d) 40 % tuntutan kenyamanan psikologis e) 50 % tuntutan spesifik kegiatan f) 70 % - 100 % keterkaitan dengan banyak kegiatan Sedangkan untuk ruang-ruang umum seperti hall dan lobby, flow berkisar antara 100 %-200%. 5) Kepuasan pemakai ruang
c. Perhitungan asumsi Perhitungan dengan pertimbangan : 1) Kasus 2) Survei (studi banding) 3) Pertimbangan/ kebijaksanaan dari instansi terkait.
2. Kapasitas pelayanan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, penyediaan informasi, serta pelayanan jasa dengan sistem community center untuk masyarakat pecinta sepakbola, direncanakan mampu melayani secara makro dan kualitatif dalam skala Propinsi Jawa Tengah serta secara mikro dan kuantitatif melayani kepentingan Kota Surakarta dan sekitarnya dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
3. Sumber Perhitungan Besaran Ruang a. Architects’ Data, Ernest Neufert Standard b. Building Planning and Design Standard c. Studi Ruang Gerak d. Studi Banding e. Asumsi
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4. Kebutuhan dan Perhitungan Besaran Ruang a. Kelompok Ruang Pendidikan dan Pelatihan Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan Luas Rg Ruang
Perhitungan Luas Ideal (m2) Stadion Mini
Standar ruang 70 x 100 m2 = 7000
Lapangan latihan
Standar ruang 20 x 30m2 = 600 Standar ruang 40 x 60m2 = 2400 Standar ruang 45 x 100m2
Outdoor Training
= 4500 Kolam Renang
3 ukuran berbeda: (30 x 25) m2= 750
Lapangan Tenis
Standar ruang 24 x 11 m2
16.784,8
= 792 Lavatory
20 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 52,8
Ruang Ganti
100 orang Standar ruang 1,5 m2/ org = 150
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Indoor Training
R. Kelas
100 orang Standar ruang 2 m2/ org = 200
R. Audio Visual
100 orang Standar ruang 1 m2/ org = 100
Fitness Center
60 orang Standar ruang 2,5 m2/ org + flow 25 % 555,9 = 187,5
Ruang Ganti
20 orang Standar ruang 1,5 m2/ org = 30
Lavatory
10 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 26,4
Gudang
Asumsi 12 m2
Lobby
100 orang Standar ruang 0,6 m2/ org + flow 100 % = 120
Sports hall
4120 Main Hall (Indoor Sport)
Standar ruang lapangan indoor 50 x 80 m2 = 4000
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Ruang pemeriksaan kesehatan
4 orang Standar ruang 12-18 m2 = 18
Klinik Keperawatan
10 bed, 1 ruang obat 10 m2/ bed 15,48 m2 + flow 30%
Medical Center
= 46,2 Laboratorium
99,2
6 orang Standar ruang 4 m2/ org = 24
Lavatory
4 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 11
R. Jumpa Pers
Asumsi 20 m2
20
R. Asumsi 50 m2 Perlengkapan Sepakbola
50
Hall
20 % luas total = 616
Ruang Tamu
10 orang Standar ruang 1 m2/ org = 10
R. Tidur (Pemain
200 pemain, 20 pelatih
& Pelatih)
Standar ruang 9 m2/ org
3796,11
= 1980
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Asrama pemain
R. Kepala Asrama
1 orang Standar ruang 9 m2/ org =9
R. Bersama
20 % luas = 600
R. Makan
220 orang Standar ruang 5,75 m2/ 4 org = 316,25
Dapur
20 % R. Makan = 63,25
R. Cuci
20 % R. Makan = 63,25
Mushola
50 orang Standar ruang 1,5 m2/ org = 75
Lavatory
24 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 63,36
Gudang
Asumsi 20 m2
20 Jumlah
24.947
b. Kelompok Ruang Informasi
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi Luas Rg Ruang
Perhitungan Luas Ideal (m2) R. Pendaftaran
4 orang Standar ruang 4,5 m2/ org = 18
R. Pengelola
3 orang Standar ruang 4,5 m2/ org = 13,5
Ruang Informasi
R. Tunggu
100 orang Standar ruang 1 m2/ org + flow 40%
309,62
= 140 R. Komputer
20 orang Standar ruang 4,5 m2/ org + flow 30% = 117
Lavatory
8 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20% = 21,12
R. Pendaftaran
2 orang Standar ruang 4,5 m2/ org 299,12 =9
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Penitipan Barang (Rak penyimpanan) R. Katalog: almari katalog (10 buah)
10 rak; 0,6 m2/ rak = 15 10 orang; 1 m2/ org 10 rak; 0,6 m2/ rak = 16
R. Perpustakaan Perpustakaa n Sepakbola
2 orang; 4,5 m2/ org
(asumsi 10.000 buku
10 orang/jam 154 buku/m2, 140 mjl/m2, flow 60 % = 161,6
& 5000 majalah) R. Baca
20 orang/jam Standar ruang 2,32 m2/ org = 46,4
R. Pengelola
4 orang Standar ruang 4,5 m2/ org = 18
Gudang
Asumsi 12 m2
Lavatory
8 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 21,12
R. Informasi
2 orang Standar ruang 4,5 m2/ org
170,4
=9
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Display 2 dimensi Ruang Display Perkembang an Sepakbola
100 orang/jam + 5 pemandu Standar ruang 1 m2/ org = 105
R. Pengelola
4 orang Standar ruang 4,5 m2/ org = 18
Lavatory
10 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 26,4
Gudang
Asumsi 12 m2
R. Diskusi
50 orang Standar ruang 2 m2/ org = 100
R. Tunggu
50 orang Standar ruang 1 m2/ org + flow 30 %
Ruang Diskusi
186,12
= 65 Lavatory
8 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 21,12
Ruang Konferensi
R. Pertemuan
300 orang Standar ruang 2 m2/ org 1042,8 = 600
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Tunggu
300 orang Standar ruang 1 m2/ org + flow 30 % = 390
Lavatory
20 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 % = 52,8
Ruang foto kopi
Asumsi 16 m2
Ruang ganti, loker, absensi karyawan
Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org
Pantry
Asumsi 4 m2
4
Gudang
Asumsi 20 m2
20
16
15
= 15 m2
Jumlah
2063,06
c. Kelompok Ruang Pengelola Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola Luas Rg Ruang
Perhitungan Luas Ideal (m2)
RuangTamu Umum
Kapasitas 10 orang
Ruang Direktur
Ruang Direktur, standar luas 40 m2 Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2 1 orang
Ruang Tamu Direktur
Standar luas ruang 2 m2/ org + flow 30%
Standar luas ruang 30 m2
32,5
49,5
30
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Ruang Wakil Direktur
Ruang Sekretaris Umum
Jumlah 2 orang
Ruang Direktur, standar luas 40 m2 Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2
Standar ruang per orang 5,5 m2
Ruang Manajer 1) Standar luas ruang 13,5 m2/ org 2) Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2 Umum Ruang Kabag Personalia
Standar luas ruang 13,5 m2/ org
Ruang Staff Personalia
Jumlah karyawan 5 orang
Ruang Kabag Informasi
Standar luas ruang 13,5 m2/ org
Ruang Staff Informasi
Jumlah karyawan 5 orang
Ruang Kabag Pelayanan Jasa
Standar luas ruang 13,5 m2/ org
Ruang Staff Pelayanan Jasa
Jumlah karyawan 5 orang
Ruang Kabag Pemeliharaan Bangunan
Standar luas ruang 13,5 m2/ org
Ruang Staff Pemeliharaan Bangunan
Jumlah karyawan 5 orang
49,5
11
23
13,5
Standar ruang per orang 5,5 m2
27,5
13,5
Standar ruang per orang 5,5 m2
27,5
13,5
Standar ruang per orang 5,5 m2
27,5
13,5
Standar ruang per orang 5,5 m2
Ruang Manajer Teknik
Standar luas ruang 13,5 m2/ org Ruang sekretaris, standar luas 9,5 m2
27,5
23
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Standar luas ruang 13,5 m2/ org
Ruang Asisten Manajer
Ruang Humas
Standar luas ruang 13,5 m2/ org Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m2 15 orang
Ruang Rapat
13,5
Standar luas ruang 2 m2/ org + flow 30% Ruang Tunggu / Lobby
Kapasitas 10 orang
Ruang Arsip
Asumsi 6 m2
23
40
32,5
2
Standar luas ruang 2 m / org + flow 30%
6
Ruang ganti, loker, absensi karyawan
Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org
Pantry
Asumsi 4 m2
Lavatori pria
2 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org
15
= 15 m2
4
= 1.84 m2 4 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org 7.32
= 3.68 m2 2 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org = 1.8 m2 Lavatori wanita
4 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org = 3.68 m2 7.28
4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org = 3.6 m2 Gudang Peralatan
Asumsi 12 m2
12 Jumlah
543,5
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
d. Kelompok Ruang Penunjang Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang Luas Rg Ruang
Perhitungan Luas Ideal (m2)
Ruang Security
3 pos @ 2 orang Standar ruang 6,25 m2
Ruang parkir bus, mobil dan motor
18,75
Bus: 5 x 38,5 =192,5 m2 Mobil: 100 x 15 = 1500m2
1842,5
Motor: 100 x 1,5 = 150m2 Plaza/ Main Hall
Kapasitas 250 orang
Reception
Jumlah karyawan 2 orang
Standar ruang 0,6 m2/ org
Standar ruang 0,625 m2/ org + flow 30% Lobby
6,825
Kapasitas 100 orang Standar ruang 0,6 m2/ org + flow 100%
Restaurant
150
R. makan
120
200 orang Standar ruang 3,8 m2/ 5 org + flow 20% = 182,5
R. 5 orang administr Standar ruang 5,5 m2/ org asi
344
= 27,5 Dapur
25 % R makan = 45,6
Gudang SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
Asumsi ruang 20 m2
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. karyawa n
15 orang Standar ruang 2 m2/ org = 30
Lavatory
10 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20% = 26,4
Cafetaria
R. utilitas
Asumsi ruang 12 m2
R. makan
80 orang Standar ruang 3,8 m2/ 5 org + flow 30% = 80
R. 5 orang administr Standar ruang 5,5 m2/ org asi = 27,5 Dapur
25 % R makan = 20
Gudang
Asumsi ruang 12 m2
R. karyawa n
6 orang
189,9
Standar ruang 2 m2/ org = 12
Lavatory
10 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20% = 26,4
R. utilitas
Asumsi ruang 12 m2
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Counter bank
5 unit 100
2
standar ruang 20 m / counter Toko Sepakbola
Ruang penjualan
Asumsi 150 m2
Ruang karyawan
Asumsi 18 m2
Ruang administrasi
Asumsi 24 m2
Gudang
Asumsi 30 m2
Lavatory
5 orang =13,2 m2
Warung telekomunikasi
Asumsi 40 m2
Warung Internet
Asumsi 40 m2
Game Center
Asumsi 60 m2
Amusement
R. biliar
225,2
40
40 60
3 meja 85,91m2/ meja = 258
R. 3 orang administr Standar ruang 5,5 m2/ org + flow asi 20 % = 27,5 322,7 R. karyawa n
5 orang Standar ruang 2,4 m2/ org = 12
Lavatory
5 orang Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20% = 13,2
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Asumsi ruang 12 m2
Gudang Ruang ganti, loker, absensi karyawan
Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org
Mushola
Asumsi 60 m2
Lavatori pria
10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org
15
= 15 m2
60
= 9,2 m2 10 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org = 9,2 m2
22
4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org = 3,6 m2
Lavatori wanita
10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org = 9,2 m2 10 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org
18,4
= 9,2 m2
Jumlah
3500,3
5. Rekapitulasi Besaran Ruang Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan sebagai wadah dari kegiatan informasi, promosi dan pemasaran, pelayanan jasa, ruang pengelolaan dan fasilitas bangunan. Ruang informasi
: 2.063,06 m2
Ruang pendidikan dan pelatihan
: 25.447 m2
Ruang pengelolaan
: 5.43,5 m2
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Ruang fasilitas penunjang
: 30.500,3 m2
Total Besaran Ruang
: 60.553,86 m2
6. Analisa Pendekatan Jumlah Lantai yang Direncanakan Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada, maka bangunan direncanakan berjumlah 4 -5 lantai.
4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang Konsep pola keruangan adalah konsep lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuannya adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara suatu ruang dan interaksi keruangan, aksebilitas antara pusat dan perhentian suatu ruang dan hambatan interaksi. Hal ini didasarkan olah adanya sebuah bagian keruangan yang menjadi pusat kegiatan bagi ruang- ruang lainnya. Yang sering disebut juga dengan adanya hirarki diantara tempat-tempat tersebut. Untuk lebih lanjut dalam penentuan pola perancangan dalam hubungannya dengan ruang-ruang lain dalam bangunan, factorfaktor yang dipertimbangkan antara lain: 1. Kedekatan kegiatan. 2. Hubungan antar ruang. 3. Alur kegiatan perilaku. 4. Pengelompokan kegiatan yang ada.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola
Skema 4.1: Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola (Analisa pribadi)
Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan. (Analisa pribadi)
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi. (Analisa pribadi)
Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa. (Analisa pribadi)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola. (Analisa pribadi)
Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang. (Analisa pribadi)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4.2 Analisa Fisik 4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site Bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai bangunan edukasi komersial. Edukasi disini berarti bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola tidak hanya akan melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang secara teori dan skill namun akan berprestasi dalam event olahraga sepakbola. Untuk komersial dimaksudkan bangunan dan gedung Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri baik sarana dan prasarana maupun hal teknis juga non teknis. Hal tersebut bertujuan agar bangunan dan gedung Pusat Pelatihan Sepak Bola dapat mandiri dan tetap terawat atau terjaga kestabilitas maupun kenyamanannya. 1. Dasar Pertimbangan. Berdasarkan kriteria letak tapak Pusat pelatihan sepakbola standar dari FIFA adalah sebagai berikut : a. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar internasional dan telah digunakanuntuk menggelar even sepakbola berskala internasional. b. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi Camp sebuah klub sepakbola lokal yang dinaungi Liga professional. c. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan. d. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis. Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung seperti sarana transportasi telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian. e. Berada dalam wilayah pengembangan kota. Dilihat dari kondisi open space dipusat kota (downtown) Surakarta yang semakin padat, kecenderungan penempatan suatu pemusatan kegiatan sepakbola mengarah ke wilayah pengembangan kota ke daera sub urban. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Wila ya h Pe ng e m b a ng a n Ba ra t
Se ntr a
Bisnis
Wila ya h Pe ng e m b a ng a n Tim ur
Wila ya h Pe ng e m b a ng a n Se la ta n
Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta
Selain karena masih memungkin dibangunnya suatu fasilitas olahrga dengan luasan yang besar, juga untuk memperluas jangkauan pelayanan, terutama bagi yang tinggal didaerah satelit kota Solo. Sehingga terdapat beberapa alternative lokasi yang match yaitu :
1) Wilayah pengembangan barat sepanjang Jln. Adi Sucipto atau Jln. Slamet Riyadi (Solo-Kartasura)
Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2) Wilayah pengembangan selatan (Solo Baru)
Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru
3) Wilayah pengembangan timur (Mojosongo).
Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo
2. Analisa Pendekatan Dengan dasar pertimbangan diatas, lokasi yang dipilih berada pada ruas Jl. Adi Sucipto (kawasan pengembangan barat wilayah Kota Surakarta) yang merupakan jalur utama Solo-Bandara Adi Sumarmo. Site terpilih merupakan tanah dengan kontur relatif datar.
Gambar 4.7 : lokasi site terpilih (analisa pribadi)
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Luas site : ± 12 Ha Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara
: Persawahan
b. Sebelah timur
: Pabrik Konveksi Danrilis (PT Multiyasa Abadi Sentosa)
c. Sebelah selatan
: Jl. Adi Sucipto
d. Sebelah barat
: Perumahan
Kondisi site : a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman. b. Site sebagaian besar adalah lahan persawahan yang berkontur datar sehingga sangat cocok untuk diolah sebagai tempat pelatihan sepakbola. c. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Pusat Pelatihan Sepakbola ini. d. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan” Pusat Pelatihan Sepakbola kepada publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta. e. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase. f. Dekat dengan komplek Gelora Manahan.
4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site 4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1. Dasar Pertimbangan a. Memberikan kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan dari site. b. Pengelompokkan kegiatan yang diwadahi. c. Pemerataan pencapaian. 2. Analisa Pendekatan a. Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui Jalan Adi Sucipto yang merupakan jalan utama menuju dan dari Kota Surakarta dengan jalur dua arah yang dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor, baik dalam kota, antar kota maupun antar propinsi. b. Alternatif pencapaian (SE) : melalui jalan kampung yang melintas di sebelah barat site. 3. Respon Desain
SE karena merupakan jalan alternatif
ME karena merupakan jalan utama depan site Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site.(Analisa pribadi)
4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi 1. Dasar Pertimbangan a. Faktor keamanan, kenyamanan, efektif dan efisien dalam sirkulasi site
sehingga tidak terjadi crossing antar pengguna. b. Sirkulasi yang jelas antara kendaraan maupun pejalan kaki c. Eksplorasi maksimal bagi pengunjung terhadap bangunan
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Analisa Pendekatan
a. Pola sirkulasi antar zona fasilitas 1) Lintasan Umpan Balik Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke berbagai kelompok kegiatan tetapi masih memungkinkan untuk kembali ke pusat kegiatan.
Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep)
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang saling berhubungan dan
saling menunjang tetapi bisa berdiri
sendiri, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.
b. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi Sirkulasi merupakan jalur penghubung antar ruang dan antar kelompok kegiatan yang ada di dalam bangunan. Dalam bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola yang terdiri dari berbagai kelompok kegiatan, maka sirkulasi harus diperhatikan sehingga pengguna bangunan dapat melakukan kegiatannya dengan lancar dan tanpa hambatan. Sirkulasi sendiri dapat mengakibatkan suatu alur gerak pengunjung dalam ruang.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1) Sirkulasi melewati ruang
Gambar 4.10 Sirkulasi melewati ruang (Buku Sumber Konsep)
2) Sirkulasi menembus ruang
Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang (Buku Sumber Konsep)
3) Sirkulasi berakhir dalam satu ruang
Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang (Buku Sumber Konsep)
Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah kombinasi dari ketiga pola sirkulasi di atas. Pola sirkulasi yang ada diarahkan sebagai berikut : a) Menerus, jelas, dan terarah. b) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek. c) Sirkulasi yang tidak membosankan. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Di dalam suatu ruang dimana terjadi kontak visual antara pengamat dan obyek yang dilihat, maka untuk mempercepat atau memperlambat sirkulasi dapat dicapai dengan cara: a) Perbedaan level atau ketinggian lantai. b) Aksentuasi sirkulasi dengan bantuan lighting dan penempatan ornamen pajang/ teknologi audiovisual yang ada.
4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi 1. Dasar Pertimbangan a. Kejelasan keberadaan sebagai bangunan edukatif-komersial yang menuntut ekspose bangunan yang optimal. b. Kemudahan pencapaian dari dan menuju bangunan. c. Kondisi lingkungan sekitar site d. Letak entrance e. Arah kedatangan dan kepadatan pengunjung baik yang berkendaraan maupun pejalan kaki. f. Kepadatan
arus
lalu
lintas,
dimana
bangunan
diorientasikan
menghadap ke arah yang paling banyak terlihat oleh publik. g. Pertimbangan klimatologi
2. Analisa Pendekatan Berikut adalah beberapa analisa terkait dengan pengolahan site sebelum menuju proses peracangan : a. Analisa Noise b. Analisa Angin c. Analisa Sinar Matahari
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
a. Analisa Noise Kebisingan atau noise sangat berpengaruh dalam proses pembinaan dan pembelajaran atlet pada area site. Untuk itu dibutuhkan pengolahan site yang berorientasi pada peredaman tingkat kebisingan. Berikut adalah analisa kebisingan pada area site :
Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site. Sumber : Dokumen pribadi
Analisa: 1) Bagian ini adalah zone paling bising karena terdapat aktivitas lalu lintas dan kendaraan umum. 2) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan sedang karena dilewati jalan kecil dan adanya pabrik konveksi. 3) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah. 4) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site. Sumber : Dokumen pribadi
Rekomendasi: 1) Memberikan barier pepohonan pada zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2). 2) Memilih material gedung yang dapat meredam suara. 3) Menghindari pemilihan material yang dapat memantulkan suara pada zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2).
b. Analisa Angin Analisa: 1) Pada site terjadi angin lingkungan yaitu angin yang berasal dari asap kendaraan dan debu. 2) Karena Pusat Pelatihan Sepak Bola
nantinya berupa kawasan
olahraga dengan sedikit gedung berlantai banyak (4 lantai) maka diperlukan barier secukupnya untuk meredam angin yang berasal dari luar site. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site. Sumber : Dokumen pribadi
Rekomendasi: i. Memberikan barier pepohonan yang berguna sebagai filter udara kotor, sekaligus sebagai suply oksigen. ii. Mengatur orientasi bukaan pada bangunan.
c. Analisa Sinar Matahari Analisa sinar matahari yang menuju site adalah sebagai berikut : 1) Pagi, sinar matahari tidak terlalu panas, bersifat menyehatkan. 2) Siang, sinar matahari menyengat. 3) Sore, sinar matahari menyilaukan, tidak baik untuk kesehatan.
Berikut adalah gambar mengenai analisa terkait dengan sinar matahari pada area site :
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site. Sumber : Dokumen pribadi
Rekomendasi : i. Memberikan barier pepohonan pada bagian barat. ii. Diperlukan tirai atau material penutup/ penghalang panas pada lantai-lantai tipikal apartemen. iii. Meminimalisir bukaan pada sisi barat gedung.
Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site. Sumber : Dokumen pribadi
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View 1. Analisa View menuju site analisanya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site. Sumber : Dokumen pribadi
Penerapan: Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto. View ke luar site analisanya sebagai berikut :
Gambar 4.19 Analisa View ke luar site Sumber : Dokumen pribadi
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Penerapan: Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.
4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan 1. Dasar Pertimbangan a. Sifat kegiatan dan tuntutan akan privacy b. Tingkat kebisingan c. Pola pencapaian, sirkulasi dan orientasi bangunan d. Pengelompokan kegiatan 2. Analisa Pendekatan Untuk dapat mengatur penempatan ruang dan fasilitasnya kedalam site, perlu diadakan pembagian zona didalam site. zoning vertical berdasarkan level kebisingan
Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan. (Analisa Pribadi)
4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan Bertujuan untuk menentukan tampilan fisik bangunan. 1. Dasar Pertimbangan a. Kesesuaian dengan karakteristik bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan desain yang ekspresif yang merupakan penggabungan ekspresi commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
bentuk dan kebebasan ide (gagasan yang mengalir) baik pada bangunan maupun sistem yang digunakan di dalamnya. b. Mencerminkan sebuah bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai bangunan edukatif-komersial yang atraktif, rekreatif, terbuka dan komunikatif, yang merupakan perwujudan karakter kegiatan yang diwadahinya sehingga mampu menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. c. Menunjang fungsi kegiatan yang berlangsung didalamnya. 2. Analisa Pendekatan Filosofi
Kriteria
Atraktif rekreatif
Kriteria ekspresi atraktif rekreatif : Penampilan bangunan harus mampu memberi daya tarik Memberi kesan dominan dan menimbulkan minat bagi terhadap lingkungan tetapi pengunjung sehingga dapat tetap selaras dengan sekitar memberi kesan Bentuk yang kompleks tetapi menyenangkan. logis / sederhana Bentuk-bentuk mengalir bebas naik turun Bentuki-bentuk hiperbolis yang dinamis
Komunikatif
Terbuka
Tuntutan
Kriteria komunikatif : Memberi kesan mengundang Memberi kejelasan fungsi peruangan Mengkomunikasikan filosofi dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya melalui simbol-simbol baik secara langsung maupun tak langsung Berpenampilan terbuka dengan memperlihatkan bagian dalam bangunan menggunakan bidang transparan
Penampilan bangunan harus mudah dikenali dan dipahami apa maksudnya.
Memberi kesan mengundang dan menerima
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Penempatan orientasi dan entrance yang tepat Keberadaan plaza yang menerima / menyongsong Filosofi tangan terbuka pada entrance ( membuka ke arah luar dan menyempit ke arah dalam ). Kanopi sebagai ruang transisi dan penerima
Kejelasan fungsi peruangan
Perubahan ketinggian Pembukaan melalui pintu dan jendela Penyempitan yang diwujudkan lewat bentuk lorong.
Komunikasi melalui simbolsimbol
Simbol-simbol tulisan untuk mengkomunikasikan fungsi bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Bentuk fisik
Warna
Bentuk-bentuk desain yang mengacu pada konsep Desain Ekspresif Mampu memberikan kesan atraktif dan rekreatif
Warna-warna terang untuk eksterior bangunan memiliki nilai ekspose tinggi, atraktif dan dominan terhadap lingkungan ( merah, kuning ). Warna-warna netral / transisi digunakan pada interior bangunan dapat menimbulkan suasana santai, rekreatif dan nyaman ( putih, krem, coklat muda, abu-abu ).
Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan (Analisa Pribadi)
Penentuan penampilan bangunan tidak lepas dari pertimbangan fungsi utama Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai bangunan edukatif-komersial yang berorientasi gabungan non profit-profit, sebagai pusat kegiatan
yang
berhubungan dengan sepakbola. Sebagai bangunan, bentuk dan penampilan Pusat Pelatihan Sepakbola dituntut untuk dapat mendukung semua aktivitas yang diwadahi disamping tuntutan-tuntutan arsitektural kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan bentuk dan penampilan Pusat Pelatihan Sepakbola antara lain: a. Perlunya citra (image) untuk mengemas fasilitas dalam Pusat Pelatihan Sepakbola sehingga mempunyai daya tarik bagi masyarakat yang merupakan potensi dan target pasar. Dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat tidak hanya dalam konteks sepakbola, terbukti image merupakan ikon yang paling ampuh dalam menggaet pasar. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Pusat Pelatihan Sepakbola mewadahi berbagai aktivitas berkenaan dengan sepakbola. Semua aktivitas tersebut harus diperlakukan seimbang sesuai dengan peran dan kontribusi masing-masing. Hal ini penting karena akan menjadi tolok ukur profesionalisme pengelolanya. Pada akhirnya tingkat keprofesionalan pengelola bisa menjadi katalis bagi kehadiran masyarakat pengemar sepakbola di Pusat Pelatihan Sepakbola. c. Pusat Pelatihan Sepakbola adalah fasilitas untuk memberikan informasi dan pelayanan jasa untuk produk-produk atau komoditas sepakbola, dalam satu bangunan multi lantai. Penyediaan transportasi vertikal kemudian menjadi masalah yang sangat penting agar kegiatan yang diwadahi dapat diakomodasi dengan baik. d. Bentuk bangunan harus logis atau dapat dibangun dengan struktur yang direkomendasikan.
4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa Bertujuan menentukan bentuk dan pola gubahan massa yang sesuai. 1. Dasar Pertimbangan a. Mampu memunculkan daya tarik sebagai sebuah bangunan edukatif-komersial dengan karakter atraktif, rekreatif, dan komunikatif dengan pendekatan desain yang ekspresif yang dimaksud. b. Kelancaran, kemudahan dan keamanan sirkulasi c. Zoning tapak baik horisontal maupun vertical d. Kemudahan koordinasi antar kegiatan yang diwadahi e. Optimalisasi dan fleksibilitas ruang f. Orientasi bangunan dan pola pencapaian yang ada. g. Memiliki nilai ekspose tinggi 2. Analisa Pendekatan Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai tuntutan rekreatif. Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut : a. Kelompok kegiatan pembelajaran Kelompok ruang ini adalah wadah yang digunakan untuk kegiatan utama (main activities). Karena itu bentuk massanya dituntut fungsional dan efisien. Bentuk persegi dianggap memenuhi kriteria tersebut diatas. b. Kelompok kegiatan informasi dan pelayanan jasa Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena merupakan
ruang
fasilitas
tambahan.
Pertimbangan
utama
adalah
kenyamanan. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat. c. Kelompok pengelolaan bangunan Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran disesuaikan dengan bentuk perabot (meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan sebagainya) yaitu segiempat. Penggabungan massa bangunan Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola yang direncanakan, dengan memperhatikan peletakan ruang berdasarkan fungsi sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah bangunan edukatif-komersial.
4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang 4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam Tujuan : menentukan layout / tampilan interior yang mampu mendukung kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Pelatihan Sepakbola. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1. Dasar pertimbangan : a. Kesesuaian dengan karakteristik kegiatan b. Kelancaran sirkulasi c. Kebebasan ruang gerak d. Optimalisasi pemakaian ruang 2. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan
a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif dan cozy sehingga mampu membuat user merasa nyaman untuk menikmati fasilitas yang ada. b. Penggunaan
teknologi
audiovisual,
ornamen/gambar
yang
berhubungan dengan sepakbola untuk mendukung suasana yang diinginkan. 3. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi. b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung suasana kerja.
4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar Tujuan : menentukan tata ruang luar yang mampu menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmatinya sekaligus mengarahkan pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola. 1. Dasar Pertimbangan a. Filosofi : terbuka, komunikatif dan rekreatif b. Zoning tapak yang terbentuk, baik zoning horizontal maupun vertical c. Karakter kegiatan yang diwadahi d. Kelayakan sistem sirkulasi
commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2. Analisa Pengolahan Lansekap
Analisa ini meliputi penataan elemen-elemen lansekap yang diintegrasikan dengan desain kawasan secara keseluruhan. Aspek yang tercakup dalam bahasan ini antara lain pemanfaatan unsur air,
tata hijau, penciptaan
sculpture sebagai landmark, perkerasan, dan pengadaan lansekap furniture. a. Air
Air tidak bisa dipisahkan dari keberadaan suatu bangunan. Selain sebagai satu elemen yang harus ada dalam suatu unit kegiatan manusia yang diwadahi dalam bangunan atau kawasan, air bila dieksplorasi lagi akan memberi nilai plus (added value) bagi kualitas visual dan suasana ruang dari bangunan itu sendiri. Sesuai dengan sifatnya yang fluid air sangat cocok untuk digunakan sebagai media untuk merefleksikan kesan “mengalir” pada ekspresi bangunan sekaligus mencairkan suasana kawasan yang didominasi oleh bangunan masif. Pemanfaatan air mengandung beberapa tujuan antara lain: 1) Sebagai sumber air, irigasi dan drainase 2) Air untuk berbagai proses kegiatan 3) Pengaturan iklim mikro 4) Perlindungan habitat 5) Penggunaan untuk rekreasi 6) Pertimbangan nilai estetis b. Tanaman
Fungsi: 1) Visual control Berguna untuk menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari. Selain itu juga berfungsi sebagai dinding dan atap pada ruang luar. 2) Physical barrier Sebagai pembentuk privasi, penghalang, pengarah dan pengendali pergerakan. SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3) Climate control Menyerap panas sinar matahari untuk kemudian memantulkannya sehingga menimbulkan suhu dan mikro klimat. c. Landmark
Landmark mempunyai fungsi sebagai penanda, acuan, ciri suatu bangunan atau kawasan sehingga mudah terlihat dan teridentifikasi. Alternatif landmark bisa didesain dengan bentuk skulpturalis bebas sesuai dengan konsepnya sebagai bangunan produk desain yang ekspresif. d. Perkerasan
Perkerasan dimaksudkan untuk membedakan antara jalur sirkulasi dengan pertamanan. Selain itu juga berfungsi menjaga kondisi & kualitas area yang ditutupinya terutama dari pengikisan air hujan. Umumnya bagian ruang luar yang diperkeras adalah permukaan jalan, sidewalk (trotoar) dan promenade (pedestrian). Alternatif perkerasan bisa berupa pengaspalan, paving blok dan ekspose lantai dari material beton. e. Lansekap furniture
Elemen-elemen yang merupakan kelengkapan dari keberadaan sebuah jalan perlu diolah untuk memperkuat kualitas tata ruang luar. Manifestasinya meliputi: 1) Lampu jalan 2) Lampu pedestrian 3) Lampu taman 4) Lampu penerang jalur parkir
4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur Analisa ini bertujuan untuk menentukan sistem struktur yang mampu menunjang bentuk massa dan penampilan bangunan. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1. Dasar Pertimbangan
a. Terpenuhinya persyaratan dasar struktur 1) Kekuatan (strength) 2) Kestabilan (stability) 3) Kekakuan (stiffness) 4) Laik pakai (service ability) 5) Estetika b. Terjaminnya penyelesaian permasalahan struktur 1) Pembebanan yang terjadi 2) Ketahanan terhadap kebakaran dalam periode tertentu 3) Keleluasaan yang menunjang tampilan bangunan 2. Analisa Pendekatan
Pembagian sistem struktur : a. Sub struktur Bagian bangunan yang berada di bawah tanah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya. Pertimbangan : 1) Kedalaman tanah keras 2) Daya dukung tanah 3) Beban bangunan keseluruhan Alternatif : pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat. Respon Desain: Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil (3-4 lantai) dan jenis tanah yang tidak terlalu keras, alternatif sistem pondasi yang digunakan adalah pondasi footplat yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan bangunan bertingkat pada jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam. Selain itu pengaruhnya terhadap lingkungan relatif kecil karena tidak menimbulkan kebisingan dan tidak menggali tanah terlalu dalam sehingga tidak banyak membuang tanah dan permukaannya. commit to air user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Super struktur Bagian bangunan yang berada di atas tanah, yaitu : struktur badan (lantai, kolom, dinding) dan struktur atap. Pertimbangan : 1) Tuntutan tampilan/ekspresi bangunan 2) Kemampuan memikul beban bangunan keseluruhan (keamanan) 3) Efisiensi struktur yaitu dengan penerapan sistem struktur yang dapat menekan biaya dan waktu pembangunan, namun tetap fungsional dan arsitektural. 4) Kemungkinan pengembangan Alternatif : struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur rangka ruang (space frame), struktur kabel. Respon Desain: Pola peruangan dengan fleksibiltas tinggi tanpa menggunakan pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka dengan kolom dan balok sebagai pemikul beban yang ringan, cukup elastis dalam menahan beban gempa, ekonomis dan fleksibel dalam pembagian ruang merupakan alternatif sistem struktur yang digunakan pada bangunan. Struktur atap baja dan kabel yang dapat menahan atap dengan bentangan besar dengan kemungkinan bentuk atap yang lebih bervariasi merupakan alternatif yang paling baik untuk digunakan pada atap bangunan yang memiliki bentang atap besar.
4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan empat unsur bangunan secara erat. Keempat unsur bangunan tersebut, yaitu :
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Meliputi
Unsur Bangunan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) Sistem manajemen Optimasi pemanasan & kendali udara, kontrol (kendali) skedul & program, monitor status lingkungan & fasilitas, bangunan tagihan biaya per meter, kendali jarak jauh, kendali elevator, kendali parkir Sistem penghematan energi
Otomasi pencahayaan & kendali tirai, manajemen kebutuhan energi, thermosiphon tata udara, kendali fasilitas tenaga steamlined
Sistem keamanan
Pengamanan dengan video, kendali pintu & penguncian jarak jauh, kendali api dan asap, deteksi kebocoran gas & air, respon terhadap hilangnya tenaga listrik
Sistem Telekomunikasi
telepon kunci multiguna, konferensi jarak jauh, tulisan jarak jauh, teleks, komunikasi dengan komputer pribadi (PC), faksimile dan video, e-mail, penulisan dengan biaya murah, komunikasi dengan radio satelit
Sistem Otomasi Perkantoran
Proses dokumen, dukungan dalam membuat keputusan, kontrol (kendali) dan dukungan skedul, proses data elektronik (EDP), sistem kartu identitas (ID Cards), pelayanan informasi untuk publik, dukungan akses database dari luar.
Building Engineering Sistem perencanaan lingkungan
Perencanaan : ergonomik, ruang santai, yang fleksibel, pemeliharaan dan fasilitas
Arsitektur, struktur dan engineering bangunan
Perencanaan lantai, sistem pengkabelan, pencahayaan, tata udara, pendistribusian dokumen, perencanaan tahan gempa, perencanaan perabotan (furniture).
Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar
1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal Tujuan : menentukan sistem mekanikal dan elektrikal yang mendukung kegiatan dalam Pusat Pelatihan Sepakbola commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Dasar pertimbangan : a. Kapasitas sistem yang dibutuhkan b. Karakter kegiatan yang ada c. Kelancaran, keamanan dan kenyamanan penggunaan sistem d. Kemudahan penggunaan dan perawatan Analisa pendekatan a. Sistem Kelistrikan Sistem instalasi listrik gedung biasanya disuplai dari Jaringan Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung. Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan menggunakan sistem busduct. Dari transformator itu, tegangan 220 V 1 fasa/380 V 3 fasa dialirkan ke Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)
melalui busduct. Pada
LVMDP harus ada pula suplai dari genset sebagai sumber daya cadangan bila listrik dari PLN padam. Sistem kerja normal atau darurat : 1) Dalam keadaan suplai dari PLN normal (tidak padam), masing-masing trafo bekerja sendiri melayani beban secara radial, tidak boleh parallel 2) Suplai antara genset dan PLN bekerja secara interlock, tidak boleh paralel. Uninterruptable Power Supply (UPS) System UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal lima menit dipasok dari unit baterai perawatan. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Sistem Pengkondisian Udara Dasar Pertimbangan 1) Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem AC 2) Efisiensi pemakaiannya Pengkondisian udara merupakan hal penting lain di dalam mendukung kenyamanan orang-orang yang berada di dalamnya. Menurut orang yang dianggap punya kebiasaan dan peradaban modern (untuk umumnya manusia) kenyamanan optimum berkisar pada suhu sekitar 21-23C pada kelembaban 40-70%. (Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134). Menurut jenisnya penghawaan dapat juga dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Penghawaan Alami Yaitu penghawaan yang menggunakan ventilasi untuk masuknya udara dari luar. Lubang hawa atau saluran angin luas bersih sekurangkurangnya 0,35% dari luas lantai yang bersangkutan. Berdasarkan suatu ketentuan agar kesegaran udara dalam suatu ruangan dapat terjamin, maka perlu adanya lubang untuk peranginan silang sebesar lebih kurang 1/5 kali luas jendela keseluruhan. Tetapi bila suhu dan kelembaban udara cukup tinggi, penggunaan penghawaan alami sulit untuk diterapkan karena tidak memenuhi standar kenyamanan ruang. 2) Penghawaan Buatan Yaitu penghawaan dengan menggunakan alat-alat yang bisa membuat udara di dalam ruangan menjadi sejuk seperti AC dan kipas angin. Untuk mengatur kelembaban dan temperatur udara didalam ruangan, digunakan AC Central Statistik System, yaitu pengkondisian udara yang dikerjakan pada central station / mechanical room oleh alat contrifugal air cooled water chiller, yang memproduksi air es (chilled water) dengan temperatur 5C. Air dingin ini selanjutnya dipompakan kedalam AHU untuk menyerap panas dari udara. Udara dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan kedalam ruangan. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Perlengkapan AC : a) Cooling Tower mendinginkan air sehabis dipakai untuk mendinginkan refrigerant dalam condenssore. b) Chiller membuat air es untuk mendinginkan coil pendingin di dalam AHU c) Compressore d) Condenssore mendinginkan refrigerant sehabis dipakai untuk membuat air es di dalam chiller dengan menggunakan air yang disirkulasi dalam cooling tower. e) AHU Air Handling Unit, menyerap (oleh coil pendingin) udara yang diisap ke dalamnya sehingga udara tersebut menjadi dingin, kemudian udara dingin tersebut dikeluarkan ke ruangan melalui pipa-pipa penyalur.
Selain AC sentral, juga digunakan AC split, exhaust fan dan polower. a) AC sentral Digunakan pada ruang-ruang utama seperti ruang pendidikan dan perpustakaan. b) AC split Digunakan pada ruang-ruang private yang scope pelayanannya kecil seperti ruang pengelola. c) Exhaust Fan Digunakan pada ruang service / pelayanan, seperti dapur, fasilitas parkir basement dll. d) Polower Digunakan pada ruang mekanikal dan elektrikal.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
c. Sistem Telekomunikasi Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja benar-benar fleksibel dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa mendatang.
Disamping
PABX,
gedung
pintar
dilengkapi
fasilitas
telekomunikasi sebagai berikut: 1) Direct lines : facsimile, CCM, dealing system 2) Telex 3) Lease channel : reuters, telerate, tele trac 4) Lease channel data : computer center 5) Lease channel data : computer center ke kantor penyewa. Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.
d. Sistem Kebakaran Gedung pintar harus dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi standar Amerika (National Fire Protection Association/NFPA) dan Peraturan Daerah dimana gedung tersebut berada. Kelengkapan tersebut terdiri atas: 1) Tangga darurat dua sisi gedung 2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan) 3) Fire Sprinkler 4) Fire Hydrant 5) Portable fire extinguisher 6) Detector panas dan asap 7) Persediaan air di beberapa lantai commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
128
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke pusat pengendali. Sistem kebakaran ini diintegrasikan dengan sistem pengkondisian udara, pencahayaaan dan sistem lift lewat Interlocking Main Control Fire Alarm (MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran, alarm akan berbunyi, baik secara otomatis maupun manual. e. Sistem Tata Suara / Akustik Pendekatan tata suara digunakan untuk background musik, pengumuman, panggilan maupun promosi. Untuk mendapatkan tata suara yang baik dan merata maka diperkirakan penyusunan loudspeaker yang disesuaikan dengan luas bangunan. Sistem distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm dan penguat suara berupa mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi (MDF). Dari MDF didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker yang ada di tiap lantai. Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call.
Sistem A terdiri atas: 1) Cassette deck
: sumber suara
2) Radio
: penerima suara
3) Pream unit
: penguat awal
4) Power amplifier
: penguat akhir
5) Channel selector
: tombol pemilih kelompok pengeras suara yang akan diaktifkan
6) Mikrofon
: menyampaikan informasi/panggilan
7) Monitor unit
: untuk mengecek hasil suara
8) Chime unit
: sumber nada untuk melakukan panggilan commit to user
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Sistem B untuk car call, terdiri atas : 1) Pusat car call meliputi mikrofon untuk panggilan, preamp unit sebagai penguat awal, power amplifier sebagai penguat akhir dan speaker selector untuk pemilihan kelompok pengras suara. 2) Remote control yang meliputi indikator, power on, occupation dan monitor. f. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir yang biasanya digunakan pada bangunan gedung, yaitu: 1) Sistem Franklin Merupakan suatu tiang yang tinggi untuk menyalurkan petir ke dalam bumi dan melindungi bangunan dengan area perlindungan berbentuk kerucut dengan jari-jari alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini sederhana dan mudah untuk suatu komplek bangunan yang luas. 2) Sistem Faraday Menggunakan
desentralisasi
dari
sistem
franklin,
yaitu
dengan
menggunakan tiang-tiang konduktor (split) yang terbesar di atap bangunan dan dihubungkan dengan kawat ke bumi (arde) untuk menyalurkan aliran petir yang menyambar. Sistem sangkar Faraday terdiri atas : a) Alat penerima berupa tongkat sepanjang 50 cm pada setiap jarak 20 m atau seluas areal 400 m diletakkan satu alat penerima. b) Kawat penghantar horizontal dan vertikal menuju ground yang ditanam didalam tanah sedalam 6m. c) Ujung menggunakan emas 24 karat tegak dan tidak goyah d) Bidang penagkal petir adalah berbentuk kerucut dengan sudut 120.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
g. Sistem Keamanan Sistem keamanan pada bangunan bertujuan melindungi dan memonitor fasilitas-fasilitas dari pihak yang tidak berkepentingan. Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensorsensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan Closed Circuit Television(CCTV) dan Video Display Terminal (VDT). Prinsip dasar sistem keamanan: 1) Mencegah orang untuk memasuki suatu daerah 2) Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu 3) Memonitor daerah yang diamankan 4) Card Access Control bagi orang tertent 5) Pengamanan dan perlindungan 2. Sistem Sanitasi Dan Pengolahan Sampah Tujuan : menentukan sistem sanitasi dan pengolahan sampah yang tidak merusak lingkungan. Dasar pertimbangan : a. Kemudahan pengoperasian, pengolahan dan pemeliharaan b. Kebutuhan air bersih c. Jenis dan volume air kotor dan sampah yang dihasilkan d. Perlindungan terhadap pencemaran lingkungan Analisa Pendekatan: a. Sistem Pasokan Air Bersih Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan ditampung dalam tangki. Air dari tangki tersebut lalu disalurkan ke deep well untuk dicampur dengan air tanah. Air dari deep well kemudian dikembalikan ke break tank untuk dialirkan ke ground tank di bawah tanah. Selanjutnya air dari ground tank lalu dihisap oleh pompa-pompa yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Air yang dihisap tadi kemudian disalurkan ke tangki-tangki pembagi dicommit lantai atas. to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Air tersebut harus memenuhi standar World Health Organization (WHO) atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, supaya air layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-peralatan plumbing maupun sanitasi atau semua peralatan yang mengkonsumsi air. b. Sistem Pembuangan Air Kotor Terbagi atas: 1) Air Hujan Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak kontrol 2) Air Kotor Pembuangan air kotor yang berasal dari toilet, dapur dan lainnya disalurkan ke sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota. 3) Kotoran Padat Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke riol kota. c. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola menggunakan sistem manual, yaitu sampah yang berasal dari bangunan dikumpulkan dalam tong– tong yang kemudian dikumpulkan dalam penampungan sampah sementara di luar bangunan yang selanjutnya setiap beberapa hari sekali diangkut menuju penampungan sampah kota dengan menggunakan truk sampah. Sampah yang dihasilkan terdiri dari dua bentuk yaitu sampah cair dan sampah padat.
3. Sistem Transportasi Vertikal Dasar Pertimbangan: a. Kemudahan, kenyamanan dan keamanan pengguna b. Aksesibel c. Efisiensi waktu dan tenaga d. Faktor estetika interior bangunan commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Analisa : Sistem Transportasi vertikal menggunakan beberapa jenis alat dan sarana diantaranya: a. Eskalator Sistem transportasi vertikal dengan menggunakan eskalator atau tangga berjalan lebih efektif dan memberi keuntungan bagi penggunanya seperti: 1) Tidak ada interval waktu tunggu 2) Kecepatan bergerak stabil 3) Dapat dijadikan unsur estetika dalam interior bangunan 4) Dapat menampung pengguna dengan kapasitas yang besar 5) Dapat difungsikan secara manual jika terjadi gangguan listrik Eskalator melayani sirkulasi vertikal dengan jalur satu arah, sehingga membutuhkan penyusunan yang terencana seperti penataan berlapis, saling menyilang dan bersilangan ganda. Untuk kenyamanan pengguna, sudut eskalator tidak lebih dari 30. b. Elevator (Lift) Merupakan sistem transportasi vertikal yang dapat mengangkut orang / barang secara periodik dan cepat namun membutuhkan interval waktu tunggu untuk penggunaannya. c. Tangga Sebagai pelengkap atau tangga darurat jika elevator (lift) macet serta jika terjadi bahaya kebakaran. Perletakannya menyebar sesuai kebutuhan, dengan syarat pencapaian maksimum 30 m. d. Ramp Sebagai sarana transportasi untuk pencapaian mobil kedalam gedung parkir lantai basement. Selain itu ramp juga sangat berguna bagi mereka yang diffable. Biasanya dengan sudut kemiringan 15% (standard).
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
133
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1 Konsep Non Fisik 5.1.1 Konsep Peruangan 1. Pengelompokan Kegiatan a. Kegiatan Utama : kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan informasi b. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan c. Kegiatan Pelengkap : kegiatan penunjang. 2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan a. Pengelola b. Pemain c. Pengunjung 3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang a. Dasar perhitungan besaran ruang 1) Perhitungan standar (studi 134iterature) 2) Perhitungan khusus Perhitungan dengan mempertimbangkan : a) Feasibility besaran ruang b) Modul ruang c) Flow gerak / sirkulasi d) Kepuasan pemakai ruang 3) Perhitungan asumsi b. Kapasitas Pelayanan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat informasi, promosi dan pemasaran serta pelayanan jasa dengan sistem Football Community Center, direncanakan mampu melayani secara makro dan kualitatif dalam skala Nasional serta secara mikro dan kuantitatif melayani kepentingan Kota Surakarta dan sekitarnya dalam commitjangka to userwaktu 10 tahun ke depan. SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
134
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang 1) Architect’s Data, Ernest Neufert Standard 2) Standard FIFA 3) Building Planning and Design Standard 4) Studi Ruang Gerak 5) Studi Banding 6) Asumsi d. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang 1) Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Kebutuhan Ruang Sports Hall
Lobby
120
Main hall
Indoor Training
Outdoor Training
Luas (m2)
4000
R. kelas
200
R. audio visual
100
Fitness center
190
Gudang
12
R. ganti
30
Lavatory
28
Stadion Mini
7000
Lapangan latihan
7000
Kolam Renang Lapangan Tenis Lavatory R ganti
12290 792 54 150
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
135
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Medical center
R. pemeriksaan kesehatan
18
Klinik keperawatan
48
Laboratorium
24
Lavatory
11
R. jumpa pers
20
R. perlengkapan sepakbola
50
Hall
616
Ruang Tamu
Asrama pemain
10
R. Tidur (Pemain & pelatih)
1980
R. kepala asrama
9
R. bersama
600
R. makan
320
Dapur
64
R. cuci
64
Mushola
75
Lavatory
64
Gudang
20 Jumlah
24.960 m2
Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan
2) Fasilitas Informasi Kelompok ruang
Kebutuhan Ruang R. Pendaftaran
Luas (m2) 18
R. informasi R. Pengelola
13,5
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
136
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Tunggu
140
R. Komputer
117
Lavatory : WC pria + urinoir,
21,12
WC wanita, wastafel R. Pendaftaran R. Penitipan barang
9 15
(rak penyimpanan) R. Katalog : almari katalog
16
(10 buah) R. Perpustakaan sepakbola
R. Perpustakaan : 10.000 buku
161,6
5.000 majalah R. Baca
46,4
R. Pengelola
18
Gudang
12
Lavatory : WC pria + urinoir,
21,12
WC wanita, wastafel
R. Informasi display perkembangan sepakbola R. Display Perkembangan Sepakbola
R. Display 2 dimensi R. Pengelola Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel Gudang
9
105 18 26,4
12
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Pemutaran slide/film
R. Pendaftaran
18
R. Tunggu/lobby
65
R. Pertunjukkan
50
R. Proyektor
13,5
R. Pengelola slide/film
18
Gudang
12
Lavatory : WC pria + urinoir,
21,12
WC wanita, wastafel R. Pertemuan
600
R. Tunggu
390
Lavatory : WC pria + urinoir,
52,8
R. Konferensi
WC wanita, wastafel R. Diskusi
100
R. Tunggu
65
R. Diskusi Lavatory : WC pria + urinoir,
21,12
WC wanita, wastafel R. Foto copy
16
R. ganti, absen & loker karyawan
15
Pantry
4
Gudang
20 Jumlah
2.262 m2
Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
3) Fasilitas Pengelolaan dan Pelayanan Jasa Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
R. Direktur
40
R. Sekretaris direktur
9,5
R. Tamu direktur
30
R. Wakil direktur
40
R. Sekretaris wakil direktur
9,5
R. Tamu wakil direktur
20
R. Sekretaris umum
11
R. Manajer umum
13,5
R. Sekretaris manajer umum
9,5
R. Kabag Personalia
13,5
R. Staff personalia
27,5
R. Kabag informasi
13,5
R. Staff informasi
27,5
R. Kabag pelayanan jasa
13,5
R. Staff pelayanan jasa
27,5
R. Kabag pemeliharaan bangunan
13,5
R. Staff pemeliharaan bangunan
27,5
R. Tamu umum
32,5
R. Manajer teknik
13,5
R. Sekretaris manajer teknik R. Asisten manajer
9,5 13,5
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
139
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R. Humas
13,5
R. Sekretaris humas
9,5
R. Rapat
40
R. Tunggu / lobby
32,5
Pantry
13,65
Lavatory :
21,12
WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel Gudang peralatan
12 Jumlah
546 m2
Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa
4) Fasilitas Penunjang Kebutuhan Ruang R. Security : 3 pos
Luas (m2) 18,75
R. Parkir mobil dan motor
5935,5
(60% mbl, 30% mtr, 10% jln kaki/kend. umum) Loading : trailer
300
Plaza / main hall
150
Canopy
30
R. Receptionist
6,825
Lobby
120 R. makan
Restaurant
R. administrasi
182,4 27,5
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Dapur Gudang
20
R karyawan
30
Lavatory
26,4
R utilitas
12
R. makan
79,04
R. administrasi
Cafetaria
Football Shop
Dapur
27,5
19,76
Gudang
12
R karyawan
12
Lavatory
26,4
R utilitas
12
R penjualan
150
R karyawan
18
R administrasi
24
Gudang
30
Lavatory Counter bank
13,2 100
Warung telekomunikasi
Amusement
45,6
R permainan ketangkasan R biliar
40 144
257,73
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
R administrasi
19,8
R. karyawan
12
Lavatory Gudang
R. Kesehatan
13,2 20
46,124
Mushola
60
Lavatory umum : WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel
39,6
R. Mechanical
40
R. Electrical
40
R. AC /AHU
30
R. Telephone switchboard
24
R. Sampah
15
R. Reservoir air
20
Gudang peralatan
36 Jumlah
3.335,1m2
Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
e. Rekapitulasi Besaran Ruang Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang pengelolaan dan fasilitas bangunan. Ruang pendidikan dan pelatihan : 24.960
m2
Ruang informasi
: 2.262
m2
Ruang pengelolaan
:
m2
Ruang fasilitas bangunan
546
: 3.335,1 m2
Total Besaran Ruang
: 32.000
m2
f. Jumlah Lantai yang Direncanakan Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada, maka bangunan direncanakan berjumlah 4 lantai.
4. Pendekatan Pola Ruang dan Organisasi Ruang Hubungan
Skema 5.1: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan (Analisa Pribadi)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi (Analisa Pribadi)
Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa (Analisa Pribadi)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola (Analisa Pribadi)
Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang (Analisa Pribadi)
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
145
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
5.2 Konsep Fisik 5.2.1 Konsep Tapak 1. Lokasi dan luas site
Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta
2. Luas site : ± 12 Ha Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara
:Persawahan
b. Sebelah timur
:Pabrik konveksi danrilis (PT. Multiyasa abadi sentosa)
c. Sebelah selatan
: Jl. Adi Sucipto
d. Sebelah barat
: Perumahan
3. Kondisi site : a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman. b. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Sekolah Sepakbola ini. c. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan” Pusat Pelatihan Sepakbolacommit kepadatopublik user karena kemudahan akses yang ada. SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta. d. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.
5.2.2 Konsep Site 1. Pola Pencapaian
SE karena merupakan jalan alternatif
ME karena merupakan jalan utama depan site
Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta
2. Pola Sirkulasi Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik. a. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah kombinasi dari ketiga pola sirkulasi diatas (sirkulasi melewati ruang, menembus ruang dan berakhir dalam satu ruang). Pola sirkulasi yang ada diarahkan sebagai berikutcommit : to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
1) Menerus, jelas, dan terarah. 2) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek. 3) Sirkulasi yang tidak membosankan.
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep)
5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan Filosofi
Kriteria
Tuntutan
Atraktif rekreatif
Kriteria ekspresi atraktif rekreatif :
Penampilan bangunan harus mampu memberi daya tarik dan menimbulkan minat bagi pengunjung sehingga dapat memberi kesan menyenangkan.
Memberi kesan dominan terhadap lingkungan tetapi tetap selaras dengan sekitar Bentuk yang kompleks tetapi logis / sederhana Bentuk-bentuk mengalir bebas naik turun Bentuki-bentuk hiperbolis yang dinamis
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
148
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Komunikatif
Terbuka
Kejelasan fungsi peruangan
Kriteria komunikatif : Memberi kesan mengundang Memberi kejelasan fungsi peruangan Mengkomunikasikan filosofi dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya melalui simbol-simbol baik secara langsung maupun tak langsung Berpenampilan terbuka dengan memperlihatkan bagian dalam bangunan menggunakan bidang transparan Penempatan orientasi dan entrance yang tepat Keberadaan plaza yang menerima / menyongsong Filosofi tangan terbuka pada entrance ( membuka ke arah luar dan menyempit ke arah dalam ). Kanopi sebagai ruang transisi dan penerima Perubahan ketinggian Pembukaan melalui pintu dan jendela Penyempitan yang diwujudkan lewat bentuk lorong.
Komunikasi melalui simbolsimbol
Penampilan bangunan harus mudah dikenali dan dipahami apa maksudnya.
Memberi kesan mengundang dan menerima
Simbol-simbol tulisan untuk mengkomunikasikan fungsi bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
149
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Bentuk fisik
Bentuk-bentuk desain yang mengacu pada konsep desain yang ekspresif
Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair.
5. Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaandirancang sedemikian agar dapat merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan. 6. Mengakomodasi term “will to form” dengan menekankan unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar). 7. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar bangunan. 8. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas yang berlangsung di dalamnya). 9. Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif. Warna
Mampu memberikan kesan ekspresif pada bangunan
Warna-warna terang untuk eksterior bangunan memiliki nilai ekspose tinggi, atraktif dan dominan terhadap lingkungan ( merah, biru, kuning, orange ).
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
150
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Warna-warna netral / transisi digunakan pada interior bangunan dapat menimbulkan suasana santai, rekreatif dan nyaman ( putih, krem, coklat muda). Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan
5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai tuntutan rekreatif. Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut : 1. Kelompok kegiatan pendidikan
Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. 2. Kelompok kegiatan informasi
Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film, ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. 3. Kelompok fasilitas bangunan
Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat. 4. Kelompok pengelolaan bangunan
Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan sebagainya ) yaitu segiempat. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Penggabungan massa bangunan Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta yang direncanakan.
5.2.5 Konsep Desain Eksterior Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta, dengan tetap mendukung pola sirkulasi yang ada. Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan pengguna kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola, maka dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras seperti paving dan aspal.
Gambar 5.4 Material lansekap bangunan
5.2.6 Konsep Desain Interior 1. Fasilitas Pendidikan a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga mampu menarik pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada. commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan dengan sepakbola. 2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi. b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung suasana kerja. 3. Fasilitas Bangunan a. Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter masing-masing ruang
5.2.7 Konsep Sistem Struktur Untuk menentukan sistem struktur yang digunakan, perlu memperhatikan dasar–dasar pertimbangannya sebagai berikut : 1. Kekuatan struktur yang menunjang bangunan 2. Kondisi tanah site terpilih 3. Hubungan antara sistem struktur yang dipilih dengan tampilan bangunan 4. Faktor efektifitas dan efesiensi dari sistem yang digunakan Dari hasil analisis dan pertimbangan–pertimbangan di atas, maka struktur yang tepat digunakan adalah : Sub struktur: pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat.
Gambar 5.5 Sistem sub struktur
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
153
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Struktur permukaan bidang dengan menggunakan rangka beton bertulang dan plat baja. Juga menggunakan struktur rangka ruang baja
(space frame) untuk
mendapatkan bentuk yang estetik dengan bentang yang lebar. Super struktur: struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur rangka ruang (space frame), struktur kabel.
5.2.8 Konsep Sistem Utilitas Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan empat unsur bangunan secara erat, yaitu Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Telekomunikasi, Sistem Otomasi Perkantoran dan Building Engineering. 1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal a. Sistem Kelistrikan Sistem disuplai dari Jaringan Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung. Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan menggunakan sistem busduct. Uninterruptable Power Supply (UPS) System UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal lima menit dipasok dari unit baterai perawatan.
b. Sistem Pengkondisian Udara
Penghawaan Alami
Penghawaan Buatan
Penggunaan AC sentral, AC split, exhaust fan dan polower.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
154
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
c. Sistem Telekomunikasi Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video dengan standar internasional. Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.
d. Sistem Kebakaran Kelengkapan pemadam kebakaran: 1) Tangga darurat dua sisi gedung 2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan) 3) Fire sprinkler 4) Fire hydrant 5) Portable fire extinguisher 6) Detektor asap dan panas 7) Persediaan air di beberapa lantai. 8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke pusat pengendali.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
155
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
e. Sistem Tata Suara/Akustik Sistem yang digunakan melalui distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm dan penguat suara berupa mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi (MDF). Dari MDF didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker yang ada di tiap lantai. Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call. f. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan adalah Sistem Faraday. g. Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensor-sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan Closed Circuit Television (CCTV) dan Video Display Terminal (VDT).
2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah a. Sistem Pasokan Air Bersih Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan ditampung dalam tangki. Air tersebut harus memenuhi standar World Health Organization (WHO) atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, supaya peralatan
air layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-
plumbing
maupun
sanitasi
atau
semua
peralatan
yang
mengkonsumsi air. b. Sistem Pembuangan Air Kotor Terbagi atas : 1) Air Hujan Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak kontrol.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
156
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
2) Air Kotor Pembuangan air kotor berasal dari toilet, dapur dan bengkel disalurkan ke sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota 3) Kotoran Padat Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke riol kota.
c. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini menggunakan sistem manual, sampah dari beberapa ruangan dikumpulkan di suatu tempat (dengan memisahkan sampah organik dan anorganik). Untuk sampah organic sisa operasi atau yang mengandung kuman penyakit diolah secara tersendiri yaitu dengan dimasukkan ke dalam alat incinerator kemudian dikremas/ dibakar hingga menjadi abu untuk kemudian dapat kemudian dibuang ke tempat pembuangan kota bersama-sama dengan sampah lainnya.
3. Sistem Transportasi Vertikal a. Eskalator b. Elevator (Lift) c. Tangga d. Ramp
5.2.9 Konsep Arsitektural Desain 1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair. 2. Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar dapat merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan. 3. Mengakomodasi term “will to form” dengan menekankan unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar). commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
4. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar bangunan. 5. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas yang berlangsung di dalamnya). 6. Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif.
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
158
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
DAFTAR PUSTAKA
Architects’ Data, Ernest Neufert Standard Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98 Building Planning and Design Standard C.A Bucher, The physical educating and sport, 1985 Charles Jenks, The language of post modern Architecture Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 23-24 Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259 C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410 Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491 Data Komda PSSI Surakarta 2010 Data Dispenpora Surakarta 2010 De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973 Depdikbud, 1996 Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola, Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5-6 Ibid, hal 570 Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types; Physical Education and Sport Facilities, 1973 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009 Kantor Menpora, 1997 Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000) Mikke Susanto, Membongkar Seni Rupa: 2003 Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10 Soedarsono, 200:111
SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
commit to user 159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Soedarsono,2000:114 Soedarsono,2000:115 Sources of Architectural Form W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985). Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134
Internet: www.acmilan.com www.fifa.com/classicfootball/history www.fifa.com/trainingcamp) www.google.com www.manchester-united.com www.pasoepati.net www.wikipedia.com
Surat kabar: Bola Goal Kompas Jawa Pos Soccer Solopos
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
160
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
LAMPIRAN
commit to user SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121
161