Konfesi HKBP 1. Konfesi 1951: Pendahuluan 2. Kata Sambutan 3. Pengakuan Iman (Konfesi ) HKBP 1951 4. Pengakuan Iman (Konfesi ) HKBP 1996 5. Kuasa 6. Konfesi 1951: Pasal 1 Tentang Allah 7. Konfesi 1951: Pasal 2 Tentang Allah yang Tiga-Esa 8. Konfesi 1951: Pasal 3 Pekerjaan Kepribadian Allah Bapa Yang Tiga-Esa 9. Konfesi 1951: Pasal 4 Tentang Firman Allah 10. Konfesi 1951: Pasal 5 Tentang Dosa 11. Konfesi 1951: Pasal 6 Tentang Dosa Warisan 12. Konfesi 1951: Pasal 7 Tentang Kelepasan Dari Dosa 13. Konfesi 1951: Pasal 8 tentang Gereja 14. Konfesi 1951: Pasal Tentang PELAYAN-PELAYAN GEREJA 15. Konfesi 1951: Pasal 10 Tentang SAKRAMEN 16. Konfesi 1951: Pasal 11 Tentang TATA GEREJA 17. Konfesi 1951: Pasal 12 Tentang PEMERINTAH 18. Konfesi 1951: Pasal 13 Tentang HARI MINGGU 19. Konfesi 1951: Pasal 14 Tentang MAKANAN 20. Konfesi 1951: Pasal 15 Tentang IMAN DAN PEKERJAAN BAIK 21. Konfesi 1951: Pasal 16 TENTANG PERINGATAN ORANG MENINGGAL 22. Konfesi 1951: Pasal 17 TENTANG MALAIKAT 23. Konfesi 1951: Pasal 18 TENTANG HUKUMAN PADA HARI KIAMAT 24. Konfesi 1996: Pasal 1 Tentang Allah 25. Konfesi 1996: Pasal 2 Tentang Firman Allah 26. Konfesi 1996: Pasal 3 Tentang Manusia 27. Konfesi 1996: Pasal 4 Tentang Masyarakat 28. Konfesi 1996: Pasal 5 Tentang KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Konfesi 1951: Pendahuluan ”Pengakuaan Percaya” amatlah perlu untuk menyatakan iman kita dan menolak ajaran-ajaran yang sesat. Dahulu telah ada pada Gereja Pengakuan Iman Oikumene untuk melawan ajaran-ajaran yang sesat. Pada waktu Reformasi ada juga surat-
surat Pengakuan Percaya melawan ajaran dari Gereja Katholik Roma, yang menyimpang dari Alkitab. Pada tiap-tiap saat timbul ajaran-ajaran yang sesat yang menggoncangkan Gereja, dan karena itu pula timbul surat-surat pengakuan yang baru. Akan tetapi di dalam pengakuan yang baru itu, pengakuan yang mendahuluinya tidak dilupakan untuk melawan ajaran-ajaran baru yang sesat itu. Jadi Gereja harus selalu mempunyai pengakuan yang baru untuk melawan ajaran yang sesat yang timbul. Para Reformator tidak hanya memakai pengakuan purba, akan tetapi bentuknya telah diperbaharui pada zaman mereka itu. Jadi Gereja tidak boleh senang saja memegang pengakuan yang dahulu, malahan pengakuan-pengakuan itu harus dipersegar dan dikenakan untuk setiap waktu. Sejak tahun 1933 terdapat ajaran-ajaran yang sesat di Jerman. Gereja-gereja di sana dibangun, karena merasa, bahwa pengakuan-pengakuan yang dahulu itu tidak cukup melawan ajaran-ajaran yang sesat itu serta menyusun suatu kesaksian yang baru yang disebut: “Die Barmen Thesen” (31 – 5 1934). Ditandaskan di situ pemerintahan Kristus sendiri dan dengan demikian dilawan pemerintahan orangorang di dalam hal keagamaan sepeti Hitler dan kawan-kawannya. Ditanah Belanda juga ada usaha menyusun suatu pengakuan iman yang baru. Pengakuan iman itu juga beralas pada pengakuan yang lama tetapi bernada baru pada zaman modern ini. (Dr. H.M. Bolkestein, hal. 203). Disebabkan oleh hal-hal yang mendesak di dalam Gereja kita, perlu pada masa ini pemikiran ulang terhadap pasal-pasal kepercayaan kita terhadap ajaran-ajaran sekeliling kita. Selama ini dapat dikatakan, bahwa hanya dua agama yang ada di sekeliling kita, yaitu Animisme dan Islam. Tetapi sekarang telah banyak ajaran-ajaran yang telah masuk dari luar dan juga tumbuh dari dalam. 1. Katholik Roma. Gereja ini telah kembali lagi untuk melebarkan sayapnya. Ajarannya bertentangan dengan ajaran kita. 2. Adventist. Mereka telah mendirikan Seminarie di Pematangsiantar, dan menyebarkan ajarannya dengan jalan menyebarkan buku-bukunya dan mereka mengadakan propaganda agama di satu-satu wilayah beberapa malam. 3. Pinkster. Ajarannya telah tersebar di hampir semua tempat. Mereka memberikan tekanan pada roh dan karunia lidah. Doanya panjang-panjang dan pada setiap saat diserukan ” Haleluyah”. Majalah mereka yang dikeluarkan dari Jakarta bernama “Penyaluh”. 4. Agama Kemasukan Roh. Agama ini mempunyai banyak corak dan menamai dirinya “Gereja yang Kudus”. Ada yang bernama “Gereja Korban”. Ada yang
memantangkan makan darah, seperti yang di Pagar Sinondi dan Pematangsiantar; ada yang menjadi pengikut Sibindanamora, yang masuk golongan Sionomhudon dan Laeparira. Mereka mengatakan bahwa ajarannya berazaskan Alkitab akan tetapi tafsirannya adalah salah. 5. Sirajabatak. Perkumpulan ini tersebar juga di banyak tempat. Mereka merupakan partai atau golongan. Tetapi seperti terang nyata dari anggaran dasar perkumpulan ini, mereka mementingkan rukun-rukun animisme dahulu. 6. Kumpulan “Bibelkring”. Kumpulan ini berasal dari Balata dan berkembang ke Pematangsiantar. Di dalam Gereja kumpulan ini mau mengacaukan kepercayaan orang. Mereka menghunjuk kesalahan-kesalahan di dalam pekerjaan Gereja kita, yang tidak sesuai dengan Alkitab. Aliran ini telah sampai juga ke Tapanuli. 7. Kekristenan Nasinalisme. Ini berkembang selama perang Dunia yang kedua yang lewat ini. Mereka mengajarkan kekristenan yang sesat dengan menyesuaikan kekristenan dengan cita-cita kebangsaan saja. 8. Sinkretisme. Aliran ini tersimpul di dalam perkataan: “Semua agama adalah benar, hanya yang satu mempunyai kelebihan dari yang lain”. Di Jakarta telah timbul suatu agama yang dinamai : Islam Isa. Agama ini adalah pencampuran dari Islam – Kekristenan, dan agama Yahudi. Surat selebarannya sampai juga di tempat kita. Penilaiannya terhadap agama adalah sebagai berikut : Agama mereka sebagai emas murni 24 karat, Kekristenan 22 karat, merupakan suatu agama tinggi, agama Yahudi 20 karat, termasuk agama menengah, Islam 18 karat termasuk agama menengah. Agama-agama lain 10 karat menjadi agama rendah. 9. Ajaran-ajaran yang berasal dari Theosopie, Komunis dan Kapitalis. Banyak paham yang berasal dari bahagian-bahagian ini yang dapat mengelirukan iman. 10. Telah ada kumpulan-kampulan dari orang-orang yang memisahkan diri dari Gereja kita, seperti Mission Batak, Huria Kristen Batak, H.K.I., dan kita tahu bahwa mungkin beberapa lagi yang akan timbul pada waktu-waktu yang akan datang. Perbedaan ajaran mereka dengan Gereja kita mungkin telah atau akan ada. 11. Animisme dan Islam. Adalah jelas bahwa ajaran golongan-golongan ini bisa datang di dalam bentuk lain daripada keagamaan saja. Peninggalan dari agama animisme masih terdapat di dalam jiwa banyak orang, dan peninggalan ini masih merupakan akar pohon besar yang telah rubuh, tetapi akarnya belum dicabut seluruhnya dari tanah tempatnya bertumbuh. 12. Kita juga harus menentukan Pengakuan kita terhadap Adat dan Kebudayaan dari bangsa kita. Kita harus jaga agar kedua hal ini jangan merusak iman kita. Zaman ini sangat menekankan adat dan kebudayaan. Hal ini adalah baik, akan tetapi walaupun demikian belum tentu semua hal di dalamnya dapat disesuaikan dengan kepercayaan kita. Kita harus insaf akan bahaya-bahaya yang terdapat di
sana. Agama dan ajaran-ajaran yang berupa-rupa itu nyata merupakan suatu bahaya rohani bagi gereja kita. Karena itu zaman ini menghendaki dari kita : Pengakuan Percaya harus ditetapkan. Pengakuan ini harus berisikan ajaran-ajaran yang murni yang kita saksikan dari semula dan inilah yang menjadi tanda Gereja kita dan alas bagi pemberitaan kita. Selain dari itu, Gereja kita membutuhkan Pengakuan Percaya yang meliputi kesimpulan-kesimpulan dari azas-azas kepercayaan kita supaya jangan kabur (samar-samar) terhadap golongan-golongan lain. Inilah keharusan bagi umat Kristen yang bernama Gereja. Dengan tidak ada Pengakuan, tidak mungkin bagi kita menyebut sesuatu “Perkumpulan Kristen” Gereja. Jadi ada perlunya ini diikhtiarkan, agar semua anggota dari Gereja kita dapat menyelaminya untuk menetapkan kepercayaannya. Kesimpulan dari kebutuhan ini adalah sebagai berikut : 1. Iman yang hidup membuahkan pengakuan seperti disebut Rasul Paulus kepada orang Korintus : Aku sudah percaya maka itulah sebabnya aku sudah berkata (2 Kor. 4: 13). 2. Sebagai Gereja kita harus memberikan kesaksian terhadap dunia, seperti dikatakan oleh Rasul Petrus: Hendaklah (kamu) bersedia senantiasa memberi jawab kepada tiap-tiap orang yang menanya kamu dari hal pengharapan yang ada padamu (1 Petrus 3: 15). Bandingkan juga dengan 1 Tim 4: 6 : Jikalau engkau ajarkan segala perkara itu kepada saudara-saudara kita, niscaya engkau akan menjadi hamba yang baik kepada Kristus Yesus, mahir di dalam pengajaran iman dan segala pengajaran yang baik. 3. Dalam pada itu, di dalam terang Tuhan, kita harus membedakan ajaran yang benar daripada ajaran yang sesat, seperti disebut Yohanes: Hai segala kekasihku janganlah percaya akan sebarang roh, melainkan ujilah roh itu, kalau-kalau daripada Allah datangnya. Dengan demikian dapatlah kamu mengenal Roh Allah. Hai anak-anakku, kamu ini daripada Allah dan telah mengalahkan mereka itu, karena terlebih besarlah ia yang ada di dalam kamu daripada dia yang ada di dalam dunia. 4. Sebab Tuhan menghendaki keesaan hidup Gereja, maka keesaan itu harus didapati di dalam keesaan Pengakuan Iman; seperti disebut Rasul Paulus: “Sambil memeliharakan persatuan roh dengan perhubungan sejahtera – satu Tuhan, satu Iman, satu Baptisan” (Efesus 4: 5). Bandingkan dengan Yohanes 17: 21: Supaya semuanya jadi satu juga, sama seperti Akupun di dalam Engkau.
5. Pengakuan Percaya harus menjadi warisan yang berharga kepada keturunan Gereja di kemudian hari, agar mereka dapat mengikuti iman dari nenek moyangnya, seperti tertulis di dalam 5 Musa 6: 7: Dan hendaklah kamu mengajarkan Dia akan anak-anakmu Kata Sambutan Sudah sepatutnya kita mengucapkan syukur kepada Allah Yang Maha Pemurah karena bimbinganNya atas gerejaNya, HKBP, berjalan melalui aneka ragam keadaan yang sulit dan pencobaan secara kerohanian dan jasmani kita. Dalam perjalanan panjang itu, HKBP selalu berusaha untuk menempuh jalan Allah yang benar, yaitu dengan menjalankan ajaran yang sesuai dengan Firman Allah. Konfessi HKBP atau Buku Pengakuan Iman HKBP yang telah ada sejak tahun 1951 sangat berguna sebagai satu alat untuk mengetahui mana ajaran yang benar, mana ajaran yang tidak benar. Kini tibalah satu waktu dalam sejarah HKBP untuk memantapkan bentuk Pengakuan Imannya yang layak dipakai dalam menapaki zaman yang berobahobah, zaman yang kita kenal sebagai era globalisasi, yang dapat menghapus batasbatas kebangsaan dan kebudayaan yang sudah ada. Pada saat yang demikianlah HKBP menetapkan Konfessinya dalam bentuk baru. Kita katakan bentuknyalah yang baru, isinya tetap berlandaskan Alkitab, dan merupakan kesinambungan Konfessi yang sudah ada. Melalui buku ini kita bisa membaca dan memahami Konfessi HKBP dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Batak Toba, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kedua bentuk Pengakuan Iman itu disatukan di sini, yaitu Pengakuan Iman HKBP yang ditetapkan dalam Sinode Godang HKBP di Seminarium Sipoholon, tanggal 28 – 30 Nopember 1951, dan yang baru yaitu yang ditetapkan dalam Sinode Godang di Seminarium Sipoholon, tanggal 19 – 22 Nopember 1996. Dirasakan adanya kebutuhan Pengakuan Iman itu tertulis dalam tiga bahasa, dengan harapan semakin banyak saudara-saudara kita yang memahami Pengakuan Iman HKBP di Indonesia dan di luar negeri. Terima kasih disampaikan kepada Pdt Dr. Plasthon Simanjuntak yang telah berusaha menyusun buku Pengakuan Iman HKBP ini. Demikian juga kepada
saudara-saudara yang telah dengan susah payah menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengakuan Iman HKBP dalam bentuk pertama (1951) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bapak Ds. K. Sitompul (+) tahun 1965, dan terjemahan ke dalam bahasa Inggris dikerjakan oleh Bapak Ds. Dr. Andar Lumbantobing (+) pada tahun 1963. Pengakuan Iman HKBP dalam bentuk baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pdt Dr. Plasthon Simanjuntak dan Pdt Marudut Manalu, M.Min tahun 2000 ini, dan ke dalam bahasa Inggris oleh Pdt Victor Tinambunan, MST, tahun 1998. Kiranya semua majelis dan warga jemaat dengan rajin membaca dan mempergunakan Pengakuan Iman ini, agar kita mengetahui mana ajaran yang benar yang kita ikuti, dan mana ajaran yang ada di dunia ini yang kita harus hindari. Marilah kita memakai Pengakuan Iman ini sebagai upaya meneguhkan keberadaan kita selaku gereja, terhadap aneka ragam kuasa dan ajaran yang menyimpang di sekitar kita, agar kita beroleh hidup dalam Yesus Kristus. Pearaja Tarutung, 9 Nopember 2000 HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN Ephorus, Pdt Dr. J.R. Hutauruk  Pengakuan Iman (Konfesi ) HKBP 1951 Ditetapkan oleh Sinode Agung HKBP Tgl. 28 – 30 Nopember 1951 di Seminarium Sipoholon, Tarutung Penerjemah : Ds. K. Sitompul (+) Penyunting Edisi Indonesia : Ds.K. Sitompul (+) Diterbitkan oleh: Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung 2000 Pengakuan Iman (Konfesi ) HKBP 1996
Ditetapkan oleh Sinode Agung HKBP Tgl. 17 – 22 Nopember 1996 di Seminarium Sipoholon, Tarutung Penerjemah : Pdt.Dr. Plasthon Simanjuntak, dan Pdt. Marudut Manalu,M.Min. Penyunting Edisi Indonesia : Pdt. Dr. Plasthon Simanjuntak Pdt. Marudut Manalu, M.Min Diterbitkan oleh: Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung 2000 Kuasa Yang berkuasa secara mutlak hanyalah Alkitab, sebab Allahlah yang mengerjakan atau menjadikannya. Tetapi Pengakuan Percaya ini berkuasa juga, sebab walaupun manusia yang menyusunnya, azasnya adalah di dalam Alkitab. “Maka Ia yang meneguhkan kami dengan kamu di dalam Kristus dan yang sudah mengurapi kami, itulah Allah. Ialah juga telah memeteraikan kita sambil mengaruniakan cengkeraman Roh masuk ke dalam hati kita (2 Kor. 1: 21 – 22). “Adapun tiap kitab yang diwahyukan Allah berfaedah bagi pelajaran bagi hal yang menyatakan yang salah, bagi hal memperbaiki yang rusak dan bagi mengajarkan jalan yang baik”. (2 Tim. 3: 16-17). Adalah patut supaya anggota-anggota Gereja taat pada kuasa ini, akan tetapi ketaatan ini janganlah merupakan paksa dan sekali-sekali tidak boleh mematikan suara hati nurani. Setiap orang harus bebas menyelidiki Pengakuan ini. Jika didapati hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Kudus dapat diajukan keberatannya kepada pimpinan Gereja. Maka Pengakuan Percaya yang ditetapkan di Sinode Godang di Sipoholon tanggal 28 – 30 Nopember 1951 adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan Percaya dari Huria Kristen Batak Protestan ini, ialah lanjutan dari Pengakuanpengakuan Percaya (Kofessi) yang telah ada, yaitu Pengakuan Percaya yang tiga yang seperti telah disaksikan oleh Bapa-bapa Gereja terlebih dahulu, yang disebut :
1. Pengaknan Iman Apostolikam 2. Pengaknan Iman Nicenum 3. Pengaknan Iman Anathasianum 2. Pengakuan Percaya ini, adalah kesimpulan-kesimpulan dari hal yang kita percayai dan harapkan pada hidup ini dan pada hidup kelak. 3. Pengakuan Percaya inilah dasar bagi khotbah-khotbah, pengajaran dan tuntutan hidup di dalam HKBP (Mat. 16: 16). 4. Pengakuan Percaya ini, ialah dasar bagi HKBP untuk menolak dan melawan ajaran yang sesat dan keliru, yaitu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Konfesi 1951: Pasal 1 Tentang Allah Kita percaya serta menyaksikan : Allah adalah Esa, tidak bermula dan tak berkesudahan, Maha Kuasa, Tidak berobah-obah, Setia, Mahatahu, Tidak terduga, Hakim yang Besar, Mahamurah, Mahabaik. Ialah menggenapi langit dan bumi, Mahakudus, Mahakasih. Ulangan 6: 4; Keluaran 3: 14a; Kejadian 17: 1; Mazmur 105: 8; I Kor 1: 9; II Tes 3 :3; Luk 1 :37; Roma 2:33; Ulangan 1:17; Roma2:11; I Kor 1: 30; Mazmur103:8; 24:1; Yes6:3; Yoh3:16; ITim6:15-16. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan kebiasaan yang menyebut Allah : Nenek (Ompung) dan yang memandang, bahwa Tuhan hanyalah Pemurah saja. Demikian pula orang-orang yang mengharap bahwa berkat dan kemurahan berasal dari roh nenek moyang, seperti dibiasakan oleh orang Kafir. Demikian pula orangorang yang meneliti hari-hari yang membawa berkat yang merundingkan nasibnya kepada dukun atau mengharap berkat dari letak garis-garis pada tangannya. Juga kita menolak ajaran yang menyatakan kuasa Tuhan di atas kekudusan serta kasihNya. Konfesi 1951: Pasal 2 Tentang Allah yang Tiga-Esa Kita percaya dan menyaksikan : Tuhan Allah adalah Esa, dan dalam pada itu Ia adalah Tritunggal, yaitu: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Rohu’lkudus.
Yoh5: 19; 14: 11;1 : 1; 15,26; 2Kor13: 13;Mat28: 19. Allah Bapak yang melahirkan Allah Anak dari diriNya sendiri pada mula pertama sampai selama-lamanya, artinya sama seperti Bapa yang tiada bermula dan tidak berkesudahan, demikian pula halnya dengan Anak. Dan demikian pula Rohul’kudus tiada bermula dan tiada berkesudahan. Ialah yang datang dari Allah Bapa dan Allah Anak. Yoh 15 : 26. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan pengertian bahwa Allah adalah Esa saja dengan pengertian bahwa Allah Anak dan Allah Rohu’lkudus kurang dari Allah Bapa. Kita pula melawan ajaran yang mengatakan, Allah yang Tritunggal itu, ialah Allah Bapa, Anaknya Yesus Kristus dan Ibu Rohu’lkudus. Konfesi 1951: Pasal 3 Pekerjaan Kepribadian Allah Bapa Yang Tiga-Esa Kita percaya dan menyaksikan : 1. Allah Bapa menjadikan, memelihara dan memerintah segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dengan ajaran ini kita tolak ajaran Fatalisme (takdir, nasib, “bagian”). 2. Allah Anak yang menjadi manusia, dilahirkan oleh perawan Maria yang diperkandungkan oleh Rohu’lkudus, diberikan nama Yesus. Jadi terdapat dua sifat di dalam Dia : Padanya terdapat Ketuhanan dan Kemanusiaan. Ia adalah Allah yang Benar dan manusia yang Benar, Ia menderita kesengsaraan waktu pemerintahan Pilatus, Ia tersalib pada kayu salib, untuk melepaskan kita dari dosa, dari maut dan dari kuasa Iblis. Ia adalah kegenapan korban perdamaian kepada Allah untuk segala dosa manusia. Ia turun ke neraka setelah dikuburkan, bangkit dari mati pada hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Yehowa, Bapanya yang mulia selama-lamanya. Ia ada di sorga membela kita, memerintah atas segala sesuatu, sampai kelak kembali ke bumi untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Mat28; 18;Efl :20-22; 1: 7;Yoh3: 16;Ibr9: 14;Fil2:4-6. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran dari Roma Katholik yang mengatakan: 1) Bahwa Maria, Ibu dari Tuhan Yesus, yang disebut Kudus, membela kita kepada Allah. 2) Para Pastor berkuasa lagi mengorbankan daging Kristus di dalam missa. 3) Paus di Romalah wakil Kristus di dunia. Matius 23: 8 – 10. Juga kita menolak ajaran orang yang menyamakan sepenuhnya Tuhan Yesus dengan para nabi di dunia ini. 3. Allah Rohu’lkudus memanggil, menerima dan mengajarkan Gereja dan
menetapkannya di dalam iman, kekudusan dengan Injil untuk kemuliaan Allah. Roma 8: 14 – 17; I Kor 3: 16 (bandingkan dengan arti dari pasal ketiga dari Iman di dalam Katekismus Luther). Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan, Rohu’lkudus dapat turun kepada manusia dengan usaha manusia sendiri di luar Injil. Demikian pula kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Hanya kemasukan (ekstase) dan lidah asinglah tanda keturunan Rohu’lkudus. Kita pula menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Tak usah orang sakit berobat, cukuplah jika mendoakan kesembuhan kepada Rohu’lkudus. Begitu pula orang yang bernubuat palsu demi nama Rohu’lkudus. Juga pergaulan yang malampaui batas-batas kesompanan, karena katanya telah dipenuhi Rohu’lkudus. Kita menolak dan melawan segala ajaran itu, karena itu adalah ajaran yang memakai Nama Rohu’lkudus dengan jalan yang tidak benar Konfesi 1951: Pasal 4 Tentang Firman Allah Kita percaya dan menyaksikan : Firman yang tertulis di dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang sesungguhnya. Karena tiada pernah ada nubuat-nubuat yang jadi dengan kehendak manusia, melainkan datangnya daripada Allah, diucapkan oleh orang yang digerakkan oleh Rohu’lkudus. 1 Petrus 1: 21. Adapun tiap-tiap kitab yang diwahyukan Allah berfaedah bagi pelajaran, bagi hal menyatakan yang salah, bagi hal memperbaiki yang rusak dan bagi hal mengajarkan yang benar supaya hamba Allah itu sempurna, terlengkap bagi segala perbuatan yang baik. 2 Tim 3: 16 – 17. Dengan ajaran ini ditekankan: Alkitab telah menyatakan diri Allah dan kemauannya dengan sempurna dan pula telah mengajarkan dengan sempurna apa yang harus dipercayai manusia supaya memperoleh hidup yang kekal. Wahyu 22: 18- 19. Hanya Alkitablah awal dan akhir semua pemikiran, pengetahuan dan usaha di dalam Gereja dan bagi setiap orang percaya. Dengan ajaran ini kita tolak semua kepandaian dan kebijaksanaan manusia yang bertentangan dengan Firman Allah. Amsal 3: 5; Mazmur 111: 10. Konfesi 1951: Pasal 5 Tentang Dosa Asal dari Dosa
Iblislah asal mula dari dosa. Ia menghendaki supaya semua orang berdosa, yaitu berbalik dari Allah. Yoh. 8: 44; Kej 3: 1 – 7; Wahyu20: 10. Jadi walaupun manusia yang pertama (Adam dan Hawa) sempurna adanya, yaitu yang dapat melakukan kemauan Allah, mereka melanggar hukum yang diberikan Allah kepadanya karena godaan Iblis, serta mereka berbalik dari Allah. Dosa ialah pelanggaran kemauan Allah. 1 Yoh 3: 4; Yak 1: 15. Konfesi 1951: Pasal 6 Tentang Dosa Warisan Kita percaya dan menyaksikan : Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dosa itu masuk kepada semua turunannya. Oleh karena itu semua manusia lahir di dalam dosa dan diperbudakkan dosa dengan melanggar hukum Allah. Dan dosalah yang mengakibatkan hukuman maut yang kekal. Mzm 51: 7; 58: 4; Kej 8: 21; Roma 5: 12; 3: 12; 3: 23; Tit 3: 5; Yoh 3: 5; Yoh 6: 63. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang menyatakan : Bayi yang baru lahir tidak berdosa. Juga ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah yang mengatakan : Dosa hanyalah akibat kemiskinan, kekurangan dan kesengsarasn dan karena itu dosa tidak begitu diberatkan. Demikian pula ajaran yang mengatakan bahwa hati orang adalah bersih seperti kertas yang tidak bertulisan pada waktu lahirnya. Konfesi 1951: Pasal 7 Tentang Kelepasan Dari Dosa Kita percaya dan menyaksikan : Tidak dapat diperoleh kelepasan dari dosa dengan jalan pekerjaan baik, atau dengan tenaga sendiri, hanyalah karena kemurahan Allah di dalam penebusan Yesus Kristus. Jalan menerimanya ialah kepercayaan (iman) yang dikerjakan oleh Rohu’lkudus; hanya dengan iman kita menerima keampunan dosa, yang disediakan Yesus Kristus dengan kematianNya.
Iman yang sedemikianlah yang dipandang Allah menjadi kebenaran di hadapanNya. Yoh 3: 16; 2 Kor 8: 9; Kis. 4: 12. Konfesi 1951: Pasal 8 tentang Gereja A. Kita percaya dan menyaksikan : Gereja ialah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang dipanggil, dihimpun, dikaduskan dan ditetapkan Allah dengan Rohu’lkudus. 1 Kor 1: 2: 1 Petr 2: 9; Ef 1:2, 22 ;1 Kor 3. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan : 1. Anggapan bahwa Gereja itu hanyalah perkumpulan yang didirikan atas kemauan manusia dan memisahkan dirinya dari Gereja, jika perpisahan itu bukan karena di dalam Gereja terdapat ajaran yang berlawanan dengan Firman Allah. 2. Pendirian bahwa pemimpin-pemimpin, rapat-rapat dan anggota saja yang menentukan hidup Jemaat. Hanya Kristuslah yang berkuasa di Gereja dan hanya tuntutan yang sesuai dengan Firman Kristus sajalah yang harus diikuti. Gereja bukan dikuasai oleh “demokrasi”, melainkan oleh Kristokrasi. 3. Pemikiran bahwa Gereja harus menjadi Gereja Negara, sebab kewajiban dari Gereja dan kewajiban negara adalah berlainan. 4. Pemikiran yang mengatakan : Gereja adalah berazaskan dan terikat pada adat dan juga pendirian yang mengharapkan hidup dari organisasi. B. Kita percaya dan menyaksikan : Gereja adalah kudus. Alasan dari kekudusan Gereja, bukan karena kekudusan anggotanya sendiri-sendiri, melainkan karena kekudusan Kristus, kepala Gereja itu. Gereja adalah kudus, karena dikuduskan oleh Kristus dan karena itulah Allah memandangnya kudus. Karena kekudusan inilah disebut Gereja Bangsa yang kudus. Bait Rohu’lkudus dan Bait Allah. 1 Petr 2: 9; Ef 2: 22; Why 1: 6; Ef 3: 21; 1 Kor 3: 16.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan paham yang mengatakan : Manusia dapat memperoleh kekudusan karena usahanya sendiri begitu pula keputusan, yang juga menyebabkan perpisahan karena masih dilihat anggota-anggota Gereja yang melakukan dosa. C. Kita percaya serta menyaksikan : Gereja itu adalah “Am, ialah persekutuan semua orang kudus, yang telah percaya di dalam Yesus Kristus dan pemberianNya, ialah Injil, Rohu’lkudus, Iman, Kasih dan Pengharapan. Ialah orang-orang dari tiap negeri, bangsa, suku dan bahasa, walaupun berlainan kebiasaan dan keturunannya. Why 7: 9. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang menghendaki agama kebangsaan dan juga pendirian, bahwa satu-satu Gereja dapat hidup terpisah dari yang lain. D. Kita percaya dan menyaksikan : Gereja adalah Esa. Azas untuk keesaan ialah Ef 4: 4; 1 Kor 12: 20. “Tubuh itu, yaitu Gereja adalah Esa. Walaupun banyak anggota tubuh itu Esa adanya”. Keesaan yang dimaksud di situ bukanlah keesaan duniawi, melainkan keesaan rohani. Dengan ajaran itu kita menolak dan melawan : semua perpisahan yang tidak disebabkan perbedaan iman, melainkan disebabkan hal-hal lahir saja. Yoh 17 : 20 – 21. E. Pertanda dari Gereja yang benar : Kita percaya dan menyaksikan : Pertanda dari gereja yang benar ialah: 1. Dimana diberikan Injil yang murni 2. Dimana dilayani Sakramen yang dua itu sebagai dengan Firman Tuhan Yesus. 3. Dimana dilakukan tuntutan melawan dosa. Konfesi 1951: Pasal Tentang PELAYAN-PELAYAN GEREJA
Kita percaya dan menyaksikan : Tiap-tiap orang Kristen terpanggil menjadi saksi Kristus. Dan untuk menunaikan pekerjaan-pekerjaan di tengah -tengah Gereja, Allah memanggil di dalam Gereja, pelayan-pelayan sesuai dengan tugas Kristus yang tiga itu: Nabi, Imam dan Raja 1 Kor 12: 28. Jabatan-jabatan Pelayanan itu ialah : 1. Untuk memberitakan Injil kepada anggota-anggota Gereja dan di luar Gereja. 2. Untuk melayani Sakramen, yaitu: Pembaptisan yang kudus dan Perjamuan Kudus. 3. Untuk mengembalakan anggota-anggota jemaat 4. Untuk menjaga kemurnian ajaran, melakukan tuntunan jiwa, melawan ajaranajaran yang sesat. 5. Untuk melakukan pekerjaan diakonia. Buat pekerjaan yang beragam itu, diangkat di dalam Gereja : Rasul, Nabi, Evangelis, Gembala, Pengajar, dan Diakon. Ef 4: 11; Kis 6. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan pendirian yang meniadakan jabatan satu-satu orang atas pertimbangan-pertimbangan sendiri dan tidak karena sesuatu hal yang dilakukan, yang bertentangan dengan jabatannya. Dengan ajaran ini kita menolak setiap pelayan di tengah-tengah Gereja, baik yang berkhotbah, mengajar dan melayani Sakramen jika tidak Gereja yang menyerahkan jabatan itu kepadanya. Konfesi 1951: Pasal 10 Tentang SAKRAMEN Kita percaya dan menyaksikan : Hanya dualah Sakramen yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada kita untuk melakukannya, yaitu Pembaptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Inilah yang dipesankannya, untuk memberikan dengan barang yang terlihat, anugerah yang tidak terlihat, yaitu keampunan dosa, keselamatan, hidup dan sejahtera, yang kita
terima di dalam iman. Mat 28: 19; Mark 16: 15 – 16; Mat 26; Mark 14; Luk 22; 2 Kor 11. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran Katholik Roma yang mengatakan bahwa ada tujuh Sakramen. A. PEMBAPTISAN KUDUS Kita percaya dan menyaksikan : Pembaptisan Kudus, ialah jalan pemberian anugerah kepada manusia, sebab dengan pembaptisan disampaikan kepada yang percaya keampunan dosa, kebaharuan hidup, kelepasan dari maut dan Iblis, serta sejahtera yang kekal. Dengan ajaran ini kita menyaksikan : Anak kecil pun harus dibaptis karena dengan pembaptisan itu mereka juga masuk ke dalam persekutuan yang menerima anugerah pengorbanan Kristus, berhubungan pula dengan pemberkatan anak-anak oleh Tuhan Yesus. Mrk 10: 14; Luk 18: 16. Pembaptisan tidak terpaksa dengan membenarkan ke dalam air, Kis 2: 41, 10, 48, 16, 33; Rom 6: 4; 1 Kor 10: 4; Tit 3: 5; Ibr 11: 29; 1 Ptr 3, 21. B. PERJAMUAN KUDUS Kita percaya dan menyaksikan : Perjamuan Kudus ialah : Memakan roti, dengan roti mana (parhitean) kita terima daging dari Yesus Kristus Tuhan kita dan meminum anggur, dengan anggur mana kita terima darah Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kita peroleh keampunan dosa, hidup dan sejahtera. 1 Kor 11: 17 – 34; Mat 26; Mrk 14; Luk 22. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Hanya rotilah yang dapat diberikan kepada anggota jemaat, tetapi anggur tidak. Sebab dengan demikianlah Firman Tuhan Yesus waktu Ia memesankan Perjamuan Kudus itu : “Minumlah kamu sekalian dari cawan itu”. Dan ini pulalah yang diikuti oleh Gereja pada waktu pertama. 1 Korintus 11: 24 – 25.
Juga tidak ada alasan dari Firman Tuhan untuk mengartikan wujud dari missa, dimana dikatakan, bahwa Tuhan kita di korbankan lagi setiap kali dilakukan missa, karena itu kita menolak ajaran ini. Konfesi 1951: Pasal 11 Tentang TATA GEREJA Kita menyaksikan : Di dalam Gereja perlu ada tata-gereja yang berazaskan Alkitab. Sebab tata-gereja ialah saluran untuk memberikan ketertiban dan sejahtera di dalam Gereja. 1 Kor 14: 33. Berhubungan dengan itu kita rayakan hari-hari raya Gereja, seperti Natal, Kematian, Kebangkitan dan Kenaikan Tuhan Yesus dan Keturunan Rohu’lkudus. Akan tetapi kita harus ingat dengan baik, bahwa oleh kesetiaan kita menuruti semua hal itu, kita tidak dapat memperoleh keselamatan. Konfesi 1951: Pasal 12 Tentang PEMERINTAH Kita menyaksikan : Pemerintah yang berkuasa adalah dari Allah datangnya. Ialah pemerintah yang melawan kejahatan, yang mempertahankan keadilan yang berusaha agar orang percaya dapat hidup sejahtera seperti tercantum pada Roma 13 dan 1 Timoteus 2: 2. Pada lain pihak kita harus ingat yang tercantum pada Kisah Rasul 5: 29 : “Wajiblah orang menurut Allah lebih daripada manusiaâ€?. Dengan ajaran ini kita menyaksikan : Gereja harus mendoakan Pemerintah agar berjalan di dalam keadialan. Sebaiknya Gereja pada saat-saat yang perlu harus memperdengarkan suaranya terhadap Pemerintah. Dengan ajaran ini kita menolak paham yang mengatakan : Negara adalah negara keagamaan, sebab Negara dan Gereja mempunyai bidang-bidang tersendiri. Mat 22: 21b.
Jika perlu di hadapan hakim untuk menyaksikan kebenaran, orang Kristen boleh bersumpah, demikian pula waktu menerima jabatan atau pangkat. Konfesi 1951: Pasal 13 Tentang HARI MINGGU Kita memuliakan Hari Minggu. Hari Minggu adalah “Hari Tuhan”, yaitu permulaan penjadian oleh Allah, Kebangkitan Tuhan Yesus, Keturunan Rohu’lkudus, seperti yang dirayakan oleh umat Kristen dari zaman permulaan Gereja. Kita tidak berbalik lagi kembali pada hari Sabbath Yahudi, sebab kita orang-orang Kristen. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran golongan Sabbatis, yang mengatakan bahwa hari Sabbathlah yang harus dimuliakan. Konfesi 1951: Pasal 14 Tentang MAKANAN Kita percaya dan menyaksikan : Semua yang diberikan Allah adalah baik, kita tidak memantangkan, asal diterima dengan hati yang penuh syukur, sebab pemberian-pemberian itu menjadi suci karena Firman Tuhan dan doa. Manusia tidak menjadi suci karena mengindahkan bermacam-macam pantanganpantangan terhadap makanan. Sebab imanlah yang mensucikan pemberian Allah. Manusia tidak menjadi suci karena mengindahkan hukum-hukum tentang makanan. Oleh sebab itulah Rasul Paulus melawan aturan-aturan bangsa Yahudi tentang makanan. Tidak boleh Injil terbelakang karena pantang makanan, hadis atau tradisi. Mat 15: Rom 14; Kol 2; Kisah 15; 1 Tim 4 : 4 – 5. Dengan ajaran ini kita menolak ajaran orang-orang yang menyebarkan pahampaham yang sesat mengenai makanan. Konfesi 1951: Pasal 15 Tentang IMAN DAN PEKERJAAN BAIK Kita percaya dan menyaksikan : Iman harus membuahkan pekerjaan baik. Tetapi orang adalah sesat, jika diharapkan kebenaran, hidup, penghiburan dan sejahtera baginya, kalau diperbuat
pekerjaan baik, karena Tuhan Yesuslah yang dapat mengampuni dosa dan mendamaikan manusia dengan Allah. Karena itu kita harus menuruti Hukum-hukum yang 10 itu (Dasatitah), tetapi hanya imanlah yang memberikan kehidupan bagi kita, bukan pekerjaan yang baik. Rohu’lkudus yang menggerakkan hati manusia melakukan pekerjaan baik, dan jika bukan Rohu’lkudus yang mengerjakan (di dalam kita), pekerjaan baik menjadi dosa. Yoh 5: 1 5 – 16; Ef 2: 8; Roma 5: 1. Konfesi 1951: Pasal 16 TENTANG PERINGATAN ORANG MENINGGAL Kita percaya dan menyaksikan : Manusia telah tentu satu kali mati dan kemudian daripada itu datang hukaman. Ibr 9: 27. Mereka itu akan berhenti dari kelelahannya. Wahyu 14: 53. Dan Yesus Kristuslah Tuhan dari orang-orang yang mati dan yang hidup. Dalam kita mengadakan peringatan kepada orang yang mati, kita mengingat pula akhir kita sendiri dan menguatkan pengharapan kita pada persekutuan orang-orang percaya, yang menetapkan hati kita di dalam pergumulan hidup ini. Wahyu 7: 9 – 17. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran animisme yang mengatakan : Roh-roh dari orang-orang mati masih dapat bergaul dengan manusia. Demikian pula ajaran yang mengatakan : Roh dari yang mati tinggal di kuburnya. Juga kita tolak ajaran dari Gereja Katholik Roma yang mengajarkan tentang api ujian (vagevuur) yang harus dialami seberapa lama untuk membersihkan roh orang mati, sebelum tiba kepada hidup yang kekal dan orang dapat melakukan missa untuk orang mati dan memdoakan orang mati itu supaya lebih cepat terlepas dari api itu. Demikian pula doa kepada roh dari orang-orang kudus dan yang mengharapkan bahwa kekuatan dan kekudusan orang itu dapat turun dari kuburan, pakaian, barang atau tulang-tulangnya (relikwi). Konfesi 1951: Pasal 17 TENTANG MALAIKAT Kita percaya dan menyaksikan : Malaikat adalah juga yang dijadikan Allah untuk melayani Dia; ialah roh-roh
pelayan yang disuruh membantu orang-orang yang akan mewarisi hidup kekal. Ibr 1: 14. Konfesi 1951: Pasal 18 TENTANG HUKUMAN PADA HARI KIAMAT Kita percaya dan menyaksikan : Tuhan kita Yesus Kristus akan turun kelak pada hari kiamat untuk membangunkan orang-orang mati. Yoh 5: 28; 1 Tes 4: 16; Mat 24: 3; Luk 21: 28; Wahyu 20: 1 1 – 15. Ia akan menghakimi segala manusia. Mat 25; 1 Kor 15: 52; 2 Kor 5: 10. Pada waktu itu Ia akan memanggil orang-orang yang percaya ke dalam hidup yang kekal. Mt 25: 34. Tempat dari orang-orang percaya akan menjadi kekal di hadapan Allah sampai selama-lamanya. Mat 25. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : a. Bahwa waktu kedatangan Kristus kembali dapat dihitungkan oleh manusia. b. Bahwa masih ada waktu kemurahan sesudah orang meninggal. Kita menekankan bahwa kedatangan Tuhan adalah pada waktu yang tidak dapat diketahui. I Tess 5: 2; Mat 24: 42; 44: 50; Luk 12: 35 – 36. Karena itu kita harus selalu bersiap seperti diperingatkan oleh Tuhan kita. Luk 12: 35- 36. Konfesi 1996: Pasal 1 Tentang Allah A. Kepribadian Allah Kita mempercayai dan menyaksikan :
Allah itu esa, itulah TUHAN ALLAH, yang tidak berawal dan tidak berakhir, yang mahakuasa, yang keberadaanNya tidak terselami, yang tidak berobah, yang mahakudus, pemarah terhadap orang yang tidak tunduk kepada FirmanNya, yang mahatahu, yang hatinya benar, setia, yang menyatakan diriNya, pencipta segala sesuatu, yang memenuhi langit dan bumi, yang memelihara, yang pemurah, sumber kehidupan, berkat dan kebahagiaan, yang memerintah. Raja dari segala raja dan Tuhan dari segalanya, mahapemurah, pengasih, Pengampun, Juruselamat, yang hakumnya benar, yang menang, yang membangkitkan, Pemersatu, yang Gembala, Pembela, sumber dari segala pengetahuan. Dia jugalah yang menguasai sejarah dan kematian (Ulangan 6:4, Kel 3:14; Kej 17:1; Mazm 105:8; 1 Kor 1:9; 2 Tes 3:3; Luk 1:37; Roma 11:33; Ulangan 10:17; Roma 2:11 1 Kor 1:30; Mazm 103:8, 24:1; Yes 6:3; Yoh 3:16; 1 Tim 6:15-16). Dengan pengakuan ini kita menekankan bahwa Allah senantiasa dekat, campur tangan, bekerja, mengatur dan menghakimi kehidupan setiap orang, kaum, bangsa dan segala ciptaan di seluruh penjuru dunia ini. Karena itu hanya Allah saja yang disembah, yang dipercayai, yang dituruti. Kita harus lebih takut, lebih mengasihi dan lebih yakin kepadaNya dari pada kepada yang lain yang ada di bumi ini. Ajaran yang meniadakan Allah dan keberadaanNya, demikian juga yang meng-allahkan ciptaan Allah, kita tolak. Kita juga menolak segala ajaran dan kebiasaan yang menyembah iblis dan kuasa kegelapan (band. R.P.P HKBP, II 2B hal 15 dan III.1.a.c.d. hal 17-180). B. Ketritunggalan Allah Kita mempercayai dan menyaksikan : Allah itu esa dan di dalam penyataanNya yang Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, yang tidak berawal dan tidak berakhir (Yoh 5:19; 14:11; 1:1; 15:26; 2 Kor 13:13; Mat 28:19). Berdasarkan ini kita menolak ajaran Triteisme yang mengatakan Allah orang Kristen itu ada tiga. 1. Allah Bapa Allah Bapalah yang menciptakan, memelihara dan memerintah segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, dari awal hingga selama-lamanya. Allah Bapa
menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal itu, Juruselamat manusia dan Dia memeteraikan keselamatan itu melalui rohNya, Roh Kudus, dengan demikian kita dimampukan berseru “Ya Bapa” kepadaNya. Dengan pernyataan itu kita menekankan besarnya kasih Allah Bapa, yang menyediakan semua yang diperlukan manusia dalam hidupnya, melalui cara yang dimengerti dan tidak dimengerti oleh manusia. Karena itu kita menolak ajaran yang menyangkali penciptaan Allah atas segala sesuatu, demikian juga dengan ajaran fatalisme (takdir, suratan, nasib) yang menjadikan manusia pasif saja, dan yang mengamati letak bintang dan yang menafsirkan suratan tangan. 2. Allah Anak Allah Anak adalah Yesus Kristus, penyataan Allah Bapa yang mengosongkan diriNya dan menjadi manusia, yang dilahirkan oleh Maria, dikandung dari Roh Kudus sebelum ada mengenal suami Dialah Tuhan yang melindungi dan menyelamatkan manusia. Dia mempedulikan penderitaan manusia dan segala bangsa pada segenap waktu, dan Dia setia selama-lamanya. Dia menyelamatkan, membebaskan manusia dari kuasa iblis, dari perhambaan dosa, dan dari maut dan kematian, Dia menderita sengsara hingga mati di kayu salib, Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah, karena dosa manusia. Dia turun ke dalam maut, bangkit kembali dari kematian pada hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Tuhan, BapaNya. Karena itulah Dia ditinggikan oleh Allah, dan kepadaNya diberikanNya nama di atas segala nama. Agar semua lutut di sorga dan di bumi dan yang ada di bawah bumi sujud kepadaNya, dari situlah Dia membela semua orang percaya dan memerintah semuanya, sebelum Dia datang kembali ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Agar semua lidah mengaku: “Yesus Kristuslah Tuhan, demi kemuliaan Allah Bapa” (Mat 28:18; Ibr 9:14; Filp 2:9-14; Ef 1:20-22. 1:7; Yoh 3:16). 3. Allah Roh Kudus Allah Roh Kudus adalah penyataan Allah melalui RohNya. Di dalam kepribadianNya, ketritunggalan Allah, Roh Kudus bekerja bersama Allah Bapa dan Allah Anak, dari sejak awal sampai selama-lamanya. Roh Allahlah yang memelihara, menuntun, bernubuat bagi semua manusia dan meneguhkan hukum keadilan yang ada di dunia ini (Yer.11:2; 9:6; Yoel 3:1; Amsal 8:12-31; 1 Kor 14: 3-6, 28; Wahyu 22).
Dialah yang menyampaikan Firman dan Wahyu dari Allah. Roh Kuduslah yang meneruskan pekerjaan Yesus Kristus di dunia ini, untuk memanggil, mengumpulkan, menyatukan orang percaya menjadi persekutuan (oikumene, koinonia), menggalakkan kesaksian (marturia) dan pelayanan (diakonia), dan yang mengkuduskan Gereja melalui Kabar Baik. Roh Kuduslah yang mengajar dunia ini tentang dosa, kebenaran dan hukum, Dialah yang memeteraikan keselamatan orang percaya, membuat orang bertobat, menerangi, membaharui kepribadian, menuntun manusia kepada kebenaran, mengajar manusia memuliakan Allah dan menyediakan senjata roh bagi orang percaya (Roma 8:14-17; 1 Kor 3:16; Tit 3:5; K. Rasul 2; Pengakuan Iman bagian ketiga dan artinya). Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Roh yang kudus hanya satu itulah Roh Kudus. Dialah yang menjadikan Kabar Baik menghasilkan buah, dan yang mendirikan Gereja di dunia ini. Roh Kudus bekerja dari diriNya sendiri, tanpa kuasa manusia (Gal 5:2223; Ef 4:3-6). Dialah sumber dari segala pekerjaan besar (mujizat) yang memuliakan Allah. Ajaran yang mengatakan Roh Kudus sama dengan roh-roh yang lain yang ada di dunia ini, ditolak. Dan menolak segala bentuk kerasukan roh, apakah itu upaya penjagaan diri manusia secara sadar ataupun yang lahir dari ketidaksadaran. Demikian juga ajaran yang mengatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh tidak perlu bertobat. Kita juga menolak bahasa asing (glosolalia) yang tidak dapat dimengerti orang yang menjadi pemicu keributan dalam persekutuan orang percaya. Semua karya besar yang tidak memuliakan Allah, bukanlah berasal dari Roh Kudus. Bukan karya besar yang menjadi ukuran iman, maka itu harus ditolak. Konfesi 1996: Pasal 2 Tentang Firman Allah Kita mengakui dan menyaksikan : Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sungguh-sungguh Firman Allah. Alkitab menyatakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia yang pusatnya adalah Yesus Kristus. Kita mengerti Firman Allah melalui bimbingan Roh Kudus (l Kor 12:3; Yoh 16:15; 2 Petr 1 :20-21). Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim 3:16-17). Firman itu menjadi daging dan berpusat pada Yesus Kristus (band. Yoh 1:14). Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hanya Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kuduslah yang dapat menyatukan Gereja dan mempersatukan gerejagereja, bangsa-bangsa dan seluruh suku bangsa. Kita menekankan supaya semua majelis dan warga jemaat siap sedia memberitakan Kabar Baik (Mat 28:19-20). Kita menekankan bahwa bukan hanya orang yang ditahbiskan yang menerima tugas, tetapi semua warga jemaat mendapat bagian akan pengetahuan yang perlu untuk mempelajari dan menghayati Firman Allah. Kita menekankan bahwa Firman Allah adalah sumber kehidupan dan pedoman pekerjaan dan kehidupan yang berkenan bagi Allah, yang berguna bagi setiap orang, keluarga, pengajaran agama, kebaktian dan yang mengajak manusia mau berdialog dengan orang lain melalui semua persekutuannya di tengah masyarakat, di dunia ini. Kita menentang tindakan yang memasukkan Alkitab ke dalam peti orang mati karena berkeyakinan bahwa dengan cara itu dia dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kita menentang tindakan pemakaian Alkitab untuk memilih hari yang baik dan untuk mengetahui nasibnya. Bila diperlukan, pada saat menerima jabatan baru dalam pemerintahan Alkitab dapat dipakai sebagai perlengkapan untuk menyatakan janjinya. Kita menolak pemakaian Alkitab untuk bersumpah. Konfesi 1996: Pasal 3 Tentang Manusia Manusia adalah ciptaan Allah, laki-laki dan perempuan, menurut gambarNya, sama dengan perangaiNya (Imago Dei), dengan martabat yang sama, dan kepada mereka diberikan kuasa untuk menguasai, memelihara dan mengolah seluruh ciptaanNya yang ada di dunia ini. Manusia diciptakanNya dalam kebebasan dan tanggungjawab untak melayani Allah dan seluruh ciptaanNya. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, karena godaan iblis, dan dosa itu menjadi dosa warisan bagi semua angkatan yang berikut, menjadikan manusia itu senantiasa dalam pencobaan, dikuasai oleh dosa (Roma 7:17), dan berhadapan dengan Allah hilanglah kehidupannya, dia melawan dan berbalik dari Allah: hukum Allah dilanggarnya, dia tidak malu melakukan dosa. Manusia dengan usahanya sendiri tidak sanggup melepaskan dirinya dari dosa. Untuk menyatakan
keselamatan yang dari Allah, Allah menyuruh malaikatNya, yang diciptakan-Nya, membantu ahli waris kehidupan, karena Allahlah yang dapat menyelamatkan manusia. Tuhan menyampaikan FirmanNya kepada manusia untuk melayani dirinya, imannya, kasihnya dan kemampuannya melawan dosa. Perilaku yang dikuasai dosa mengakibatkan kejahatan semakin merajalela, dan orang yang melakukan kejahatan kecil mudah dihakum, sementara orang yang melakukan kejahatan yang besar sering bebas dari hukuman, karena tindakan manusia yang tidak benar dan karena orang yang bersaksi dusta yang terjadi pada saat pengadilan manusia. Akhir dari semua dosa, bagaimanapun bentuknya, adalah kematian. Hanya karena kasih karunia Allahlah, melalui penebusan Yesus Kristus, ada jalan keselamatan bagi setiap orang. Jalan untuk menerimanya adalah melalui iman yang dikerjakan oleh Roh Kudus, supaya pertobatan dan keampunan dosa yang disediakan melalui kematianNya dan kebangkitanNya dihayati, sehingga kita menjadi manusia baru. Iman yang demikianlah yang diperhitungkan Allah yang menjadi kebenaran manusia. Manusia hidup karena imannya walaupun dia jatuh ke dalam dosa (simul iustus et peccator), tetapi manusia yang percaya itu dipanggil Allah untuk menjadi Anak Allah dan menjadi mitra kerjaNya dalam Kerajaan Allah (1 Kor. 3:9). Dengan ajaran ini : Kita menolak pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu menjadi seperti budak, mesin atau hewan karena pekerjaan dan karena harta miliknya. Kita menekankan bahwa manusia adalah mitra kerja Allah dalam Kerajaan Allah. Konfesi 1996: Pasal 4 Tentang Masyarakat Kita mempercayai dan menyaksikan : Seluruh manusia adalah satu kesatuan di hadapan Allah (Kej 1:27) dan yang menerima keselamatan itu adalah sama-sama yang ditebus oleh Yesus Kristus (Gal 3:28). Keluarga Kristen di dunia ini adalah keluarga yang diikat kasih Kristus. Setiap orang yang menuruti kehendak Tuhan hidup dalam kehidupan yang saling membantu (Gal 6:2). Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hak azasi perempuan dan laki-laki sama, hak waris laki-laki dan perempuan sama, hubungan ayah dan ibu adalah
mitra, demikian juga kesetaraan dalam kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam masyarakat. (Ef 5:21; Amsal 30;10). Kita menekankan pentingnya iman dan tanggungjawab kita dalam masyarakat Indonesia yang majemuk dalam melayani orang miskin, yang sakit, yang melarat, orang asing, yang terbelakang, yang bodoh, korban ketidak-pastian hukum (penyelewengan hukum). Kita menekankan kesamaan hidup dan hak azasi manusia bagi manusia yang hidup di kota dan di desa/ petani, dalam perencanaan, dalam mengambil keputusan dan pengawasan. Dan dengan ini : Kita menentang aliran feminisme atau aliran emansipasi wanita yang ekstrim, yang mau menggeser kedudukan laki-laki menjadi kedudukan perempuan. Kita juga menentang kebiasaan yang menghindari pekerjaan tertentu dari perempuan, hanya karena dia perempuan, padahal dia mempunyai keterampilan untuk melakukan pekerjaan itu. Konfesi 1996: Pasal 5 Tentang KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Kita mempercayai dan’ menyaksikan : 1. Allah menciptakan manusia dengan tempat tinggalnya dan tempatnya bekerja di dunia ini (Kej 2:515). Dialah yang memiliki semuanya, yang memberikan kehidupan bagi semua yang diciptakanNya. Tempat manusia bekerja adalah daratan, laut dan langit/ruang angkasa. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan tanggungjawab penuh. Dia juga memberikan bahasa, alat-alat musik, kesenian dan pengetahuan kepada manusia sebagai alat manusia dan juga aturan untuk memuji Allah dan sebagai sarana untuk memelihara dan memperindah persahabatan antar manusia agar melalui kebudayaan, kerajaan Allah semakin besar. Tetapi kebudayaan yang bercampur kekafiran dan yang bertentangan dengan Firman Allah, harus ditolak. 2. Karya Yesus Kristus adalah membebaskan manusia, segala ciptaan dan juga dunia ini (Kol 1:15-20; Roma 8:19-33). Dengan ini:
Kita menyaksikan tanggungjawab manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah supaya manusia itu dapat bekerja, sehat, dan sejahtera (Mazm 8:4-10). Kita menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ulangan 5: 20 ;19 – 20). Kita menentang setiap usaha yang mencemari air dan udara, juga air limbah yang mengandung racun dari pabrik-pabrik, karena tidak mempedulikan saluran air limbah dan pencemaran udara, hingga merusak air minum dan pernafasan manusia (polusi/pencemaran lingkungan), bandingkan Maz 104: 1 – 23; Wahyu 22: 1 – 2)