KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN MURID DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN BAHASA LAFAZH CENTER SERPONG TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom. I)
Oleh: ADIK DIKRI NIM: 1110051000036
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK Nama : Adik Dikri NIM : 1110051000036 Komunikasi Antarpribadi Pengajar Dan Murid Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center Serpong Tangerang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi berupa pesan dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu yang menggunakan bahasa sebagai salah satu alat penyampaiannya. Lafazh Center adalah lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang bahasa yaitu bahasa Arab dan Al-Qur’an. Hal terpenting dalam proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh center adalah seorang pengajar dengan murid. Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah komunikasi antarpribadi. Sehingga di butuhkan sebuah pendekatan dan strategi komunikasi antarpribadi agar pesan yang disampaikan pengajar kepada murid dapat tersampaikan dengan baik, lancar dan efektif. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana pendekatan dan strategi kendali komunikasi antarpribadi antara pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa arab di Lafazh center? Kemudian apa faktor penghambat dan pendukung dalam pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center? Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan memadukan penelitian kepustakaan yang mencari fakta dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan manusia secara “apa adanya” serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan menggunakan jenis penelitian riset lapangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendekatan komunikasi antarpribadi dan strategi kendali komunikasi Miller dan Stainberg. Penelitian ini menemukan bahwa proses pendekatan komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan pendekatan psikologis karena di semua kelas mulai dari kelas anak-anak-anak, dewasa hingga kelas lanjut usia seorang pengajar harus dapat memahami karakter dan kepribadian dari setiap murid. Strategi yang digunakan mulai dari kelas anak-anak sampai dewasa di antaranya adalah strategi pedang tergantung, katalisator dan wortel teruntai. Hambatannya adalah waktu dan kemampuan menghafal. Salah satu pendukungnya berupa buku panduan belajar bahasa Arab, motivasi dari seluruh staf pengajar. Keywords: komunikasi, antarpribadi, pengajar, murid, bahasa Arab.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin... pertama-tama penulis mengucap rasa syukur yang tak terkira dan mendalam kepada Allah SWT atas diberikannya nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat iman serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Baginda Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga serta para sahabat yang telah menjadi suri tauladan bagi kita dalam melangkah. Terima kasih penulis ucapkan khusus untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan segala fasilitas kepada penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan. Penulis menyadari bahwa memiliki kekurangan, keterbatasan dan kemampuan dalam pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Dibalik keberhasilan selalu ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan doa. Oleh karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan, Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik I, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik III
iii
2.
Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Masran, M.A., dan Sekretaris Jurusan KPI Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si yang telah membantu memberikan motivasi dan menuntun penulis dalam menempuh pembuatan skripsi. 3.
Bapak H. Zakaria, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dan memberikan arahan, saran serta masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. 4.
Segenap Dosen Pengajar dan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas kepada penulis. 5.
Kepada pengurus perpustakaan utama yang telah meminjam buku-buku
yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis. 6.
Kepada perpustakaan fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang
diperlukan sebagai referensi oleh penulis. 7.
Ketua sekaligus direktur utama Lafazh Center H. Nanang Firdaus
Masduki, Lc Yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian. Dan semua staf pengajar dan karyawan , Ustad Nofri, Ustad Didi, Ustad Linggha, ustad Ibrahim, ustad Lukman, Ustad Syem, . Elsa , Febi dan ka Yuni yang telah memberikan izin observasi dan wawancara bagi penulis untuk melakukan penelitian serta tidak pernah jenuh menjawab berbagai pertanyaan wawancara yang diajukan penulis. Serta adik Ilham, Ibu Yenni dan Bapak Machfuddin yang telah meluangkan waktu untuk melakukan observasi dan wawancara. iv
8.
Ayah dan mamah tercinta Oman Mafiturohman dan Anah Setiawati orang
tua yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan umur yang panjang, diberikan kesehatan, serta keberkahan kepada mereka. Amin. 9.
Teteh, Abang dan Adik tercinta dan tersayang Piyen Opina, Nurul Akbar
dan Ridho Apdholiandika yang selalu memberikan semangat, motivasi, doa yang luar biasa. Semoga kalian diberikan umur panjang dan kesehatan oleh Allah SWT. Keponakan-keponakanku yang menyebalkan tapi ngangenin, Ilham, dan Putri semoga kalian menjadi anak yang sholeh, sholehah dan berbakti kepada orang tua. 10.
Amelia Azhari, yang tidak pernah bosan sekalipun dalam hal memberikan
motivasi yang tiada henti, doa, semangat dan seluruh perhatiannya kepadaku sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman dekat sekaligus sahabat yang selalu mengerjakan skripsi bersama dalam suka maupun duka , susah senang bersama (mamat polem) alias Tazki Pradika. Teman-teman yang selalu memberikan semangat, Chandra Trigunadi, Achamad Fauzi, Adam Noor, Tri Saputra, Ade Irwan S, Bastian Rahman, Pahruroji, Ulva Latifah, dan Nurul Ain Kabakoran, semoga kita tetap kompak. Teman-teman seperjuangan KPI dan KPI B 2010 terima kasih atas pertemanan selama 4 tahun berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar kesarjanaan ini. Teman-teman KKN Lentera Hijau 2013 yang telah memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
v
Jakarta, 6 Juli 2015
(Adik Dikri)
vi
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................
i
ABSTRAK ...............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................
7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................
8
E. Metodologi Penelitian ............................................
9
F. Sistematika Penulisan ............................................
13
LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Komunikasi ....................................
15
1. Pengertian Komunikasi .......................................
15
2. Unsur-unsur Komunikasi .................................
17
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi .............................
19
4. Sifat Komunikasi ............................................
21
B. Komunikasi Antarpribadi ........................................
21
1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi .........
21
2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi ..........
22
vii
BAB III
3. Tahap-Tahap Hubungan Antarpribadi .........
23
C. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi ....................
26
D. Strategi Komunikasi Antarpribadi ............................
29
GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN BAHASA LAFAZH CENTER
BAB IV
A. Profil Umum LPB Lafazh Center ............................
34
B. Sejarah Berdirinya LPB Lafazh Center ...................
35
C. Visi dan Misi LPB Lafazh Center ...........................
38
D. Struktur Kepengurusan LPB Lafazh Center ...........
39
E. Program dan Sarana LPB Lafazh Center .................
40
F. Data Personal Pengajar.............................................
42
G. Data Personal Murid ................................................
43
ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Murid Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab ......
47
B. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Murid Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab.......
63
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab ....................................... BAB V
68
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................
70
B. Saran..........................................................................
72
viii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. LAMPIRAN
ix
73
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia
sejak
dilahirkan
sudah
berkomunikasi
dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Komunikasi yang dilakukan oleh manusiapun bermacam-macam cara dan bentuknya sesuai dengan keinginan dan pemahaman dari pengirim pesan (komunikator) serta penerima pesan (komunikan). Tanpa komunikasi manusia tidak akan ada di dunia ini. Seluruh umat manusia di dunia benar-benar menyadari bahwa semua kebutuhan hidupnya hanya dapat dipenuhi jika dia berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi dapat memahami.1 Manusia memerlukan bantuan dari orang lain di sekitarnya. Untuk itu manusia memerlukan adanya komunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, membagi pengalaman, bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya.2 Bentuk komunikasi yang sering digunakan oleh manusia dalam berinteraksi salah satunya adalah komunikasi interpersonal atau biasa disebut
1
H. A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-5, hal. 8 2 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, hal. 1
1
2 dengan komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi yang melibatkan dua atau beberapa orang yang relatif masih dapat diidentifikasikan atau bahkan dikenal orang-orang yang terlibat.3Agar komunikasi antarpribadi dapat berjalan dengan efektif, manusia harus membutuhkan sebuah alat untuk melaksanakan kegiatan berkomunikasi, salah satunya adalah bahasa. Menurut Kridalaksana “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.4 Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005) bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.5Bahasa dapat diartikan juga sebagai alat komunikasi antara manusia dalam menyampaikan maksud atau informasi. Suatu kelompok akan menyampaikan maksud atau tujuan mereka kepada kelompok yang lain melalui bahasa. Maka dilihat dari kedudukannya, bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan dalam berinteraksi dengan orang lain. Umumnya selain bahasa Indonesia sendiri yang dipelajari oleh masyarakat masih banyak lagi bahasa lain (asing) yang dipelajari seperti bahasa Inggris, Arab, Jepang, China dan lain-lain. Namun karena masyarakat Indonesia mayoritas
beragama Islam, maka sangat penting dalam
mempelajari bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa asing yang penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa
3
negara. Proses
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya, (Jogjakarta: PT. Graha Ilmu 2012) hal. vii 4 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta 2003), hal. 32 5 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya, (Jogjakarta: PT. Graha Ilmu 2012) hal. 11
3 penyebaran
bahasa
Arab
diberbagai
negara
adalah
pengaruh
dari
perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran agama Islam (al Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab. Sudah tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab mutlak diperlukan dalam mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan Islam. Hal ini disebabkan buku-buku yang menjadi sumber agama Islam terutama yang lebih luas dan lengkap pada umumnya masih ditulis dalam bahasa Arab. Sumber hukum utama umat Islam Al-Qur’an dan Hadits keduanya ditulis dalam bahasa Arab. Begitu juga dengan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama Islam tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam masih banyak yang ditulis dalam bahasa Arab. Untuk itu, seharusnya umat Islam di Indonesia memberikan perhatian yang lebih besar pada bahasa Arab. Hal ini didasarkan bahwa pada kenyataan bahasa Arab adalah bahasa persatuan umat Islam di segala penjuru dunia. Bahasa Arab dapat dipelajari di pondok pesantren , sekolah-sekolah Islam maupun umum sejak di tingkat dasar atau Ibtidaiyah sampai ke Perguruan Tinggi. Selain di pesantren dan di sekolah, mempelajari bahasa Arab juga dapat di lakukan di Lembaga Pendidikan Bahasa (LPB) khusus bahasa Arab. Tujuan khusus pengajarannya adalah agar para pelajar serta masyarakat
umum
mampu
memahami
bahasa
Arab,
baik
melalui
pendengaran maupun tulisan dan mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya menggunakan bahasa Arab. Suatu usaha berbentuk lembaga pendidikan bahasa atau kursus bahasa asing harus memiliki tenaga pengajar yang dapat melakukan komunikasi yang mencakup inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam teknik pengajaran
4 dan menarik minat masyarakat agar berkeinginan untuk belajar di lembaga tersebut. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan berkomunikasi dalam cara mengajar yang mudah dan menyenangkan dalam menarik minat perhatian dan hati masyarakat semua kalangan khususnya pelajar dan masyarakat umum . Salah satu cara tersebut dengan mengenali terlebih dahulu kebutuhan dan keinginan masyarakat demi tercapainya sebuah keputusan yang memuaskan bagi masyarakat dan tentunya bagi lembaga pendidikan yang menawarkan produk atau jasa tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan baik, jika pesan yang disampaikan komunikator sampai pada komunikan, maka dibutuhkan komunikasi yang tepat dan efektif. Hidup yang sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Lembaga pendidikan bahasa sudah kian marak menjamur di kota-kota besar seperti Jabodetabek. Lembaga pendidikan bahasa asing umumnya seperti bahasa Inggris,bahasa Arab, bahasa Jepang , bahasa Chinese dll. Namun karena umumnya lembaga pendidikan bahasa Arab masih sedikit yang berada di wilayah Tangerang, Lafazh Center di dirikan guna menarik minat kalangan pelajar dan masyarakat umum dalam belajar bahasa Arab dan al-Qur’an. Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini karena merupakan lembaga pendidikan bahasa Arab dan Al-Quran yang berpegang pada konsep belajar bahasa arab yang mudah, tepat, cepat dan menyenangkan. Lafazh Center membuka kesempatan bagi non penutur asli bahasa arab untuk mempelajari bahasa arab, al qur’an dan
5 kajian islam secara mudah dan menyenangkan. Lafazh Center menawarkan kemudahan bagi setiap orang yang ingin mempelajari al qur’an, bahasa arab dan kajian islam dengan system pembelajaran yang modern, materi pengajaran yang sudah teruji, staf pengajar alumni timur tengah, fasilitas yang modern dan nyaman serta pilihan kursus yang lengkap. Lafazh Center memiliki tiga program unggulan yaitu, program membaca dan tahfizh al-Qur’an, program bahasa Arab dan program kajian Islam. Selain itu para pengajar Lafazh Center adalah lulusan universitasuniversitas di Timur Tengah dan dalam negeri yang dibekali dengan pedagogik yang benar dan fitur teknis terkini yang menempatkan mereka pada efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang maksimal dalam periode waktu yang pendek. Imam Ibn Taimiyyah mengemukakan bahwa bahasa Arab itu sebagian dari agama dan mempelajarinya adalah wajib.6 Selain tempat bimbingan belajar bahasa Arab, Lafazh Center di bawah naungan Lafazh Books Indonesia juga menerbitkan sebuah paket buku yang berisi 12 buku dalam 1 box dan bertemakan “Revolusi Belajar Bahasa Arab” yang sudah diterapkan di 200 sekolah lebih, dengan buku dan metode ini insya Allah siswa-siswi mampu berbahasa arab tanpa harakat baik itu berbicara, mendengar dan menulis. Lalu lafazh center juga membuat poster pembelajaran bahasa Arab seperti huruf hijaiyyah, tata cara sholat, berwudhu, dan lain-lain disertai dengan gambar, warna yang unik dan menarik bagi anak-anak. Lafazh Books Indonesia bekerjasama dengan lembaga Islam tertentu juga sering mengadakan acara seminar akbar bertemakan revolusi belajar bahasa Arab di kota-kota besar di Indonesia seperti Denpasar, 6
http://www.lafazhcenter.com/Kursus/profil-lafazh-center.html diakses pada tanggal 20 maret 2014 pukul 14.00
6 Semarang, Solo, Yogyakarta, Jakarta, Bogor dan Bandung. Selain pelajar dan mahasiswa, Lafazh Center juga membuka kesempatan bagi masyarakat umum yang termasuk kategori orang dewasa untuk belajar bahasa Arab seperti ibu rumah tangga, karyawan, dan lain-lain. Sebagai salah satu lembaga pendidikan bahasa khususnya bahasa Arab yang berada di Indonesia, khususnya di wilayah Tangerang, LPB Lafazh Center sangat menyadari dalam metode pembelajaran harus memiliki staf-staf pengajar yang terampil berkomunikasi secara tepat dan efektif dalam pengajaran, jika pada umumnya sebuah lembaga pendidikan formal maupun non formal memiliki staf pengajar lebih dewasa dari para muridnya, lain halnya dengan Lafazh Center , lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan untuk semua kalangan misalnya para lansia untuk belajar bahasa Arab dan Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan demikian penulis tertarik untuk menulis dalam sebuah skripsi yang berjudul: “ Komunikasi
Antarpribadi Pengajar Dan Murid Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center Serpong Tangerang ” B. Pembatasan dan perumusan masalah 1. Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian dibatasi hanya pada Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Murid dalam Pembelajaran Bahasa Arab di LPB Lafazh Center serta difokuskan kepada tiga Pengajar dan tiga murid di kelas anak-anak, dewasa dan lansia dalam proses belajar mengajar di ruang kelas.
7 2. Perumusan masalah a. Bagaimana Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di LPB Lafazh Center? b. Bagaimana Strategi komunikasi antarpribadi pengajar dengan murid dalam pembelajaran bahasa Arab di LPB Lafazh Center? c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran bahasa Arab di LPB Lafazh Center? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang menyangkut di atas, tujuan penelitian ini adalah: a. Agar mengetahui Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Antara pengajar
dengan
murid
Di
LPB
Lafazh
Center
dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. b. Agar mengetahui Strategi Komunikasi Antarpribadi Antara pengajar
dengan
murid
Di
LPB
Lafazh
Center
dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. c. Agar mengetahui faktor pendukung dan penghambat selama proses belajar mengajar dalam Pembelajaran Bahasa Arab. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam tentang komunikasi antarpribadi dalam proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan bahasa, sebagai dasar untuk bahan studi selanjutnya dalam bidang komunikasi, serta menjadi referensi
8 pengembangan Ilmu Komunikasi di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Univesitas Islam Negeri Jakarta. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapakan menjadi sebuah perkembangan tentang penelitian Ilmu Komunikasi terutama di bidang komunikasi antarpribadi yang dilakukan staf pengajar dengan muridnya. Dan sebagai dasar untuk bahan studi selanjutnya dalam bidang komunikasi. E.
Tinjauan Pustaka Penulis mengadakan tinjauan kepustakaan di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdapat skripsi yang meneliti komunikasi antarpribadi diantaranya adalah: Pertama,“Komunikasi Antarpribadi Tutor Dan Siswa Pada Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Jakarta Timur” yang ditulis oleh Anisa Turrohmah 108051000097 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
tahun 2013. Adapun persamaanya,
sama-sama membahas mengenai komunikasi antarpribadi , akan tapi perbedaanya yaitu objek dari bimbingan belajar itu sendiri, pada skripsi Anisa meneliti di bimbel Prestasi yang termasuk berbagai macam mata pelajaran di kalangan pelajar, namun penulis meneliti di Lembaga Pendidikan Bahasa lafazh center dan fokus pada pelajaran bahasa Arab di murid dewasa. 7
7
Anisa Turrohmah, ” Komunikasi Antarpribadi Tutor Dan Siswa Pada Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Jakarta Timur”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 108051000097, Universitas Islam Negeri Jakarta)
9 Kedua,“Pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan ibadah shalat di raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung” yang ditulis oleh Aziyati Ruhmana 208051000031 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2013.8 Persamaannya, sama-sama membahas tentang komunikasi antar guru dan murid, perbedaannya terletak pada komunikasi yang di terapkan dan objek penelitiannya. Aziyati meneliti pola komunikasi secara keseluruhan dalam pembinaan ibadah shalat namun penulis meneliti komunikasi antarpribadi dalam membimbing belajar bahasa Arab. Ketiga,“ Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)” yang ditulis oleh Nina Agustina 108051000068 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. tahun 2012.9Adapun persamaanya adalah sama-sama meneliti tentang komunikasi
antarpribadi.
Sedangkan
perbedaannya
penelitian
ini
membahas tentang analisis wacana film namun peneliti sendiri membahas tentang komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengajar dengan murid yang dikategorikan sudah dewasa dalam proses pembelajaran bahasa Arab. F.
Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan
sebuah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, yaitu pendekatan kualitatif. Yaitu dengan 8
Aziyati Ruhmana, “Pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan ibadah shalat di raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 208051000031, Universitas Islam Negeri Jakarta) 9 Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta)
10 melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku. Data tersebut berdasarkan naskah wawancara, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.10 Penelitian deskriptif berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan manusia secara “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden.11 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah LPB Lafazh Center yang meliputi komunikator (pengajar) dan komunikan (murid). Sedangkan objek penelitian adalah komunikasi yang dilakukan staf pengajar Lafazh Center dengan murid dalam pembelajaran bahasa Arab melalui interaksi komunikasi antarpribadi. 3. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan yakni pada tanggal 20 Desember 2014 sampai
20 Juni 2015 di LPB Lafazh Center
Serpong Tangerang. b. Tempat Penelitian beralamat di Perkantoran Paramount Sparks Blok C/9 Gading Serpong, Tangerang. 4. Tahapan Penelitian Prosedur melakukan penelitian : a. Pengumpulan Data
10
Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012) , cet. Ke-11 hal. 3 11 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 203
11 Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan dalam penelitian maka dibutuhkan teknik atau alat pengumpulan data dengan langkah-langkah yang akan dilakukan penelitian ini yaitu:
1) Observasi Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik yang peneliti gunakan dalam observasi
ini yang bersifat langsung, yaitu mengamati
proses kegiatan belajar mengajar dalam
membimbing
belajar
bahasa Arab dan Al-Qur’an. Pengamatan dilakukan dua kali seminggu
di
kelas
reguler
dan
private
dewasa.
Peneliti
mengobservasi komunikasi yang dilakukan pengajar (ustadz) kepada muridnya yang kategori dewasa dalam proses belajar bahasa Arab. 2) Wawancara Wawancara dilakukan penulis kepada Ustadz Nofri Perwisa selaku (Bussiness Development Manager) Lafazh Books Indonesia sekaligus trainer bahasa Arab dan para staf pengajar seperti Ust. Muhammad Zainuddin serta Ust. Lingga guna menggali keterangan yang lebih dalam sehingga terkumpul informasi yang lengkap. 3) Dokumentasi Dokumentasi yang telah di peroleh dari Lafazh Center berupa catatan, artikel, web, www.facebook.com/LafazhBooksIndonesia, www.lafazhcenter.com dan www.Lafazhbooks.com buku-buku
12 serta buletin akan digunakan untuk melengkapi data-data yang telah terkumpul. b. Pengolahan Data Pengolahan data yang peneliti lakukan adalah
dengan cara
mencatat hasil wawancara dan mengidentifikasi masalah, perencanaan, cara penyebaran informasi yang dilakukan Lafazh Center urutannya sebagai berikut: 1) Persiapan; membuat instrumen berupa wawancara (pertanyaanpertanyaan), observasi dan dokumentasi. mengecek kembali kelengkapan data instrumen 2) Pencatatan; mencatat hasil yang didapat dari proses wawancara terhadap subjek penelitian. Data diolah selain dalam bentuk narasi juga dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Sebagai pedoman penulisan skripsi ini peneliti menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA April 2007. c. Analisis Data Setelah semua data terkumpul lengkap, lalu di analisis dengan tekhnik triangulasi yaitu menggabungkan hasil dari ketiga instrumen di atas yakni wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dikumpulkan untuk diambil kesimpulannya, kemudian dat tersebut diolah kembali dan di revisi dengan menggunakan deskriptif analisis pendekatan kualitatif.
13 Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk : a. Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada. b. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. c. Membuat perbandingan atau evaluasi12
G.
Sistematika Penulisan Untuk
mempermudah
penulisan skripsi
ini,
penulis
akan
menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai beriukut: BAB I:
Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan argumentasi mengenai studi ini. Menerangkan secara garis besar mengenai latar belakang masalah yang merupakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II:
Kerangka teoritis menjelaskan tentang teori-teori yang relevan untuk digunakan dalam penulisan skripsi berguna menganalisa dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun website yang menjadi landasan penelitian skripsi ini yaitu pengertian komunikasi,
12 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), cet. Ke-13, hal. 24-25.
14 komunikasi antarpribadi, pendekatan komunikasi antarpribadi, strategi komunikasi antarpribadi. BAB III:
Merupakan gambaran umum, yang terdiri dari awal didirikannya lembaga pendidikan bahasa Lafazh center, latar belakang didirikannya Lafazh center, visi dan misi, struktur kepungurusan, program dan sarana dan data personal pengajar dan murid Lafazh Center.
BAB IV:
Merupakan pembahasan inti tentang pendekatan dan strategi kendali komunikasi antarpribadi
yang
dilakukan pengajar Lafazh Center dengan murid serta faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa Arab di LPB Lafazh center . BAB V:
Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran sebagai sumbangsih penulis untuk melengkapi kekurangan yang ditambah dengan harapan. Dan mencantumkan daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang artinya memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa Inggris communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan communication, berasal dari kata communicatio atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Definisi komunikasi menurut para ahli diantaranya sebagai berikut: A. Wilbur
Schramm
mendefinisikan
komunikasi
sebagai
tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang di kirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima”.1
1
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 2
15
16
B. Hovland, Janis, & Kelley merumuskan komunikasi adalah proses
dimana
seorang
individu
(komunikator)
mentransmisikan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain.2 C. Edward Depari mendefinisikan sebagai komunikasi sebagai proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi secara sederhana adalah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Jadi dalam berkomunikasi terdapat suatu pola, simbol yang mengandung arti tertentu. Arti dan makna simbol di sini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan berjalan efektif bila komunikator dan komunikan (pelaku komunikasi) mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat perbedaan persepsi dan pemahaman, tujuan komunikasi dapat gagal.
2
hal. 5
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
17
2. Unsur-unsur Komunikasi Adapun unsur-unsur komunikasi dalam ruang lingkup komunikasi adalah sebagai berikut: a) Komunikator (Sender atau pengirim pesan/informasi) Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita. 3 Dalam perannya sebagai komunikator
tentunya
seorang
komunikator
harus
memiliki
keterampilan berkomunikasi yang baik agar pesan atau informasi yang disampaikan kepada komunikan dapat efektif. b) Pesan atau Berita (Message) Message adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang. Lambang atau simbol tersebut dapat berupa tulisan, gambar, gerakan tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, sinar, warna, kode morse, bunyi sirene, bunyi peluit, bunyi bedug, bendera, dan tentunya suara atau bahasa yang diucapkan manusia. c) Media komunikasi Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian. Saluran atau medium komunikasi tersebut 3
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, h. 93-94
18
berupa alat atau sarana yang menyalurkan suara (audio) untuk pendengaran, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan, bau untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya. d) Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita) Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan), yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa lambang-lambang yang mengandung arti dan makna. e) Efek (effect) atau umpan balik (Feedback) Efek
adalah
hasil
penerimaan
pesan/informasi
oleh
komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respons, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik. Hal yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan efek atau dampak tertentu pada komunikan. dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:
Dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektulitasnya.
Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak hatinya,
menimbulkan
pesan
tertentu,
misalnya
19
perasaan iba, terharuh, sedih gembira, marah, dan sebagainya.
Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan.4
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak yakni meliputi: a. Komunikasi intrapersonal Proses komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. Misalnya proses berpikir untuk memechkan masalah pribadi. Dalam hal ini ada proses tanya jawab dalam diri sendiri sehingga dapat diperoleh keputusan tertentu.5 b. Komunikasi interpersonal Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-4, hal. 7 5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) Cet. ke-14 hal. 81
20
c. Komunikasi kelompok Proses komunikasi yang berlangsung pada sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama. Contohnya seperti diskusi kelompok, seminar, sidang kelompok, dan sebagainya. d. Komunikasi publik Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah, atau kuliah umum. e. Komunikasi organisasi Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. f. Komunikasi massa Komunikasi yang melibatkan banyak orang. Ada sebagian ahli mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa namun sebagian ahli lain berpendapat
bahwa
komunikasi
massa
tidak
harus
menggunakan media massa contohnya seperti kampanye politik.6
6
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 13
21
4. Sifat Komunikasi Dilihat dari sifatnya, proses komunikasi dapat dibedakan menjadi: a.
Komunikasi tatap muka Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait dalam proses
komunikasi saling bertemu dan bertatap muka dalam suatu tempat tertentu. b.
Komunikasi bermedia Proses komunikasi dengan menggunakan media, seperti
telepon, surat, radio, dan sebagainya. c.
Komunikasi verbal Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang dikirimkan berupa
pesan verbal atau dalam bentuk ungkapan kalimat, baik secara lisan maupun tulisan. d.
Komunikasi non-verbal Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang disampaikan
berupa pesan non-verbal atau bahasa isyarat, baik isyarat badaniah (gestural) maupun isyarat gambar (pictoral).7
B. Komunikasi Antarpribadi 1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi secara tatap muka (face to face) dalam keadaan tertentu . Dalam proses
7
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 14
22
pertukaran makna tersebut selalu mengalirkan pesan. Komunikasi tidak selalu
menggunakan
kata-kata
verbal
semata.
Kadang-kadang
menggunakan lambang-lambang pesan yang disebut pesan-pesan non verbal. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk menyampaikan informasi, pertukaran makna dan mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar, satu lawan satu, disebut
komunikasi
interpersonal
atau
biasa
disebut
komunikasi
antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.8
2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan sifatnya komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu: a. Komunikasi Diadik (dyadic communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni seorang berlaku komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi menjadi komunikan yang menerima pesan. b. Komunikasi Triadik (triadic communication)
8
Agus M. Hardjana, “ Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal”, (Yoygyakarta: Kanisius,2003) hal. 85
23
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. 9 Jika triadik dibandingkan dengan komunikasi diadik maka lebih efektif komunikasi diadik karena komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada seorang komunikan.
3. Tahap-Tahap Hubungan Antarpribadi Suatu hubungan antarpribadi berlangsung melewati tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan. a. Pembentukan Hubungan Antarpribadi Tahap
ini
disebut
sebagai
tahap
perkenalan
(acquaintance process) yang terfokus pada proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan. Steve Duck menulis: “ perkenalan adalah proses komunikasi di mana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan (kadang-kadangtidak sengaja) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan.”10 Dalam tahap ini informasi yang dicari dan disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga, dan sebagainya.
9
Onong Uchjana Effendy,Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi , (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 63 10 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), hal. 125
24
b. Peneguhan Hubungan Antarpribadi Untuk
memelihara
dan
mempererat
hubungan
antarpribadi ada empat faktor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: 1. Keakraban Merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan antarpribadi akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. 2. Kontrol Faktor kedua harus dapat mengontrol. Jika terjadi pendapat yang berbeda dari pelaku komunikasi maka harus terjadi kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol, siapa yang mendominasi percakapan, siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing berkuasa, atau tidak ada pihak yang mengalah. 3.
Respons yang tepat Dalam faktor ini respons terbagi ke dalam kedua
kelompok
yaitu
konfirmasi
yang
konfirmasi akan
dan
diskonfirmasi.
memperteguh
hubungan
antarpribadi sedangkan diskonfirmasi akan merusaknya.
25
4. Nada emosional yang tepat Faktor yang keempat adalah keserasian suasana emosional
ketika
berlangsungnya
antarpribadi.
Walaupun
dua
orang
komunikasi yang
sedang
berinteraksi dalam suasana emosional yang berbeda , tetapi interaksi akan stabil jika seseorang mengerti dan ikut menyamakan suasana emosional yang lain. Jika empat faktor di atas telah terjalin dengan baik dipastikan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara komunikator dan komunikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan sekaligus dapat menjaga keseimbangan dan mempererat hubungan komunikasi.
c. Pemutusan Hubungan Antarpribadi Terdapat lima sumber konflik pemutusan hubungan antarpribadi yang diambil dari analisis R.D. Nye (1973) dalam bukunya Conflict among Humans yakni: 1. Kompetisi Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain, misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
26
2. Dominasi Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar. 3. Kegagalan Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai. 4. Provokasi Salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan orang lain. 5. Perbedaan nilai Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.11
C. Pendekatan Komunikasi antarpribadi Proses pembelajaran dapat disebut juga bentuk pendekatan komunikasi antarpribadi dimana komunikasi yang terjadi antara subjek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru. Antara pengajar dan murid. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan murid maupun diantara murid sendiri sebab mekanismenya memungkinkan murid terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya.
11
hal.129
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005),
27
Menurut Miller dan Stainberg mengemukakan bahwa suatu bentuk komunikasi termasuk komunikasi antar pribadi atau bukan perlu dilakukan pemahaman terhadap identifikasi 3 analisis tingkat informasi, yaitu12: 1. Analisis tingkat kultural Kebudayaan merupakan sekumpulan keteraturan, norma, institusi sosial, kebiasaan, dan ide-ide yang dimiliki oleh sekumpulan orang. Terkadang kebudayaan didefinisikan sebagai lokasi geografis, etnis, pola religius. Para ahli menganggap bahwa orang yang termasuk kelompok kebudayaan yang sama mempunyai kesamaan cara bertingkah laku dan tampak memiliki sikap dan nilai tertentu. Dengan demikian, kebudayaan dapat memberi petunjuk bagaimana anggota kelompok kebudayaan tertentu akan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Terdapat dua macam kultur, yaitu homogeneous, apabila orang-orang di suatu kultur berperilaku kurang lebih sama dan menilai sesuatu juga sama. Sedangkan yang heterogenous adanya perbedaan-perbedaan di dalam pola perilaku dan nilai-nilai yang dianutnya. Ketika berhadapan dengan individu yang spesifik, seseorang harus berhati-hati untuk menerapkan perkiraan tentang orang tersebut berdasar data tingkat kebudayaan. Masing-masing individu yang tergabung dalam suatu kelompok kebudayaan mempunyai kepribadian sendiri-sendiri.13
12
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 2 13 http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada tanggal 21 September 2014 pukul 15.00
28
2.Analisis tingkat sosiologis Analisis tingkat sosiologis didasarkan pada pertimbangan yang dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok tempat orang tersebut termasuk. Ada pertimbangan untuk mengelompokkan seseorang ke dalam kelompok tertentu berdasar keanggotaannya pada bentuk kelompok sosial yang dipilihnya. Namun ada juga keanggotaan kelompok yang tidak dipilih sendiri oleh yang bersangkutan, misalnya termasuk ke dalam kelompok orang tua, dewasa, dan remaja. Bagaimanapun juga, anggota yang termasuk kelompok tertentu, baik yang dipilih sendiri maupun tidak mempunyai kesamaan dengan anggota lainnya dalam satu kelompok. Antar kelompok itu sendiri mempunyai perbedaan yang merupakan ciri dari masing-masing bentuk kelompoknya.
3. Analisis tingkat psikologis Analisis tingkat psikologis didasarkan pada dua orang yang sering berinteraksi dan mendasarkan prediksinya mengenai satu sama lain terutama pada data psikologis secara khusus menegaskan bahwa mereka mengenal satu sama lain sebagai individu.14 Dan juga menuntut adanya saling mengenal antar individu yang terlibat di dalam transaksi komunikasi. Walaupun individu mempunyai sekumpulan data mengenai kebudayaan dan sosiologis seseorang tidak dapat memperkirakan perilaku khusus seseorang yang 14
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 5
29
dihadapinya. Informasi mengenai data tingkat psikologis tidak dapat dipisahkan dari proses keintiman yang terjalin, terkadang seseorang memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain, dan mendapatkan informasi balik dari orang lain mengenai dirinya. Sehingga di dalam komunikasi antarpribadi yang lebih ditekankan adalah komunikasi yang berdasar pada analisis tingkat psikologis, tingkat kebudayaan dan sosiologis digunakan sebagai pelengkap di dalam mengumpulkan data tentang seseorang yang sedang dihadapi.15
D. Strategi Komunikasi Antarpribadi Strategi kendali komunikasi terdiri dari banyak strategi kendali komunikasi. Strategi-strategi komunikasi antarpribadi menjadi bagian dari pola kendali komunikasi individu apabila ia memperoleh informasi baru mengenai pendekatan-pendekatan yang lebih efektif guna memperoleh respons yang diinginkan. Miller dan Stainberg (1975) membaginya dalam lima strategi, diantaranya adalah16: 1. Strategi Wortel Teruntai Strategi wortel teruntai atau dangling carrot strategies berisiskan atau berupa pemberian imbalan yang oleh komunikator diberikan kepada pihak lain. Strategi wortel teruntai ini
15
http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada tanggal 21 September 2014 pukul 15.00 16 Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.75
30
berasumsikan bahwa komunikator dapat meningkatkan probabilitas untuk memperoleh respons yang diinginkan apabila komunikator memberikan kepada seseorang imbalan. Tujuan dari strategi ini ialah untuk mengubah tingkat, arah, dan substansi mengenai perilaku-perilaku dan memperkuat reinforce perubahan-perubahan ini apabila hal itu diinginkan. Dua prosedur dasar bagi implementasi strategi wortel teruntai ialah dengan
menciptakan
rangkaian-rangkaian
stimulus-response-
reward dan menghasilkan pengembangan strategi wortel pada orang lain. Diluar pemahaman tujuan-tujuan dan prosedur-prosedur ini,strategi
wortel
yang
efektif
harus
memiliki
beberapa
kemampuan berkomunikasi.
2. Strategi Pedang Tergantung Strategi pedang tergantung didasarkan pada asumsi bahwa komunikator akan mengulang perilaku yang menyebabkan diberinya imbalan. Komunikator yang hendak mengurangi probabilitas respons yang tidak diinginkan akan berlindung pada strategi pedang tergantung. Strategi ini merupakan hukuman. Seorang komunikator bisa menghukum pihak lainnya supaya orang itu mengurangi atau membatasi perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh yang memberi hukuman.17
17
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 79
31
Strategi pedang mirip dengan strategi wortel, karena efektivitas kedua strategi itu bergantung kepada apakah responden merasakan adanya keuntungan atau manfaat pribadi dengan memberikan respons
yang
diinginkan
pengendali.
Taktik
utama
dari
pengendalian strategi pedang ialah memicu strategi-strategi komplementer dari responden.
3. Strategi Katalisator Strategi kendali katalisator atau catlyst control strategies terjadi dimana seorang komunikator mencoba memancing respons yang ia inginkan, tetapi sebaliknya bukan memberikan imbalan atau ancaman hukuman, komunikator sekedar mengingatkan kepada yang bersangkutan akan suatu tindakan yang agaknya bisa diterima dan diinginkan oleh yang bersangkutan. Metode ini bergantung kepada kefektifan menjadikan individu berperilaku dengan cara berinisiatif diri tanpa memberikan imbalan atau hukuman baginya. Komunikator harus membekali dengan pesan atau informasi yang membangkitkan semangat untuk memicu proses ini, tetapi individu sebagian besar bertindak atas kemauan sendiri.18 Perbedaan yang utama antara teknik-teknik katalisator dengan strategi
kendali
komunikasi
lainnya
terletak
pada
ketidakmenonjolnya kendali. Pada strategi wortel dan pedang, 18
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 90
32
pengendali menekankan perannya sendiri di dalam proses. Sedsngkan strategi katalisator pengendali berusaha mendapatkan respons yang diinginkan dengan menekankan pada si pendengar. 4. Strategi Kembar Siam Strategi kembar siam atau siamese twin strategies bukan untuk menciptakan hubungan yang diinginkan melainkan merupakan hasil dari semacam hubungan yang sudah terbentuk. Strategi ini hanya dapat diimplementasikan setelah hubungan terbentuk. Terdapat dua syarat hubungan yang menyebabkan berkembangnya strategi kembar siam: pertama, adanya tingkat ketergantungan yang tinggi antara para komunikator. Kedua, tidak seorang pun dari keduanya lebih berkuasa terhadap yang lain. Bahkan apabila kedua orang itu memiliki ketergantungan, salah satu masih bisa mendominasi hubungan dengan menggunakan strategi wortel atau pedang. Strategi kembar siam muncul apabila kedua komunikator memiliki jumlah kendali kurang lebih sama.19
5. Strategi Dunia Khayal Strategi kendali dunia khayal atau fairyland strategies mengandalkan pada ilusi dan khayalan pada perasaan-perasaan yang ditimbulkan sendiri mengenai kendali. Khayalan-khayalan ini dapat memberikan semacam ketenangan dari perasaan cemas, tetapi memiliki dasar realitas yang tidak seberapa dan tidak cukup untuk 19
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 94
33
menggantikan kendali sebenarnya. Orang-orang seperti ini hidup sebagai pengkhayal total dari kenyataan. Mereka sering menghabiskan waktu untuk sekedar mengkhayal. Taktik yang digunakan oleh pengguna strategi dunia khayal yaitu mengabaikan respons-respons yang tidak diinginkan. Taktik lainnya ialah mengubah respons yang tidak diinginkan dengan memberikan penafsiran yang positif.20
20
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 100
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN BAHASA LAFAZH CENTER A. Profil Umum LPB Lafazh Center Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad SAW. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam. Lafazh Center adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa pendidikan bahasa Arab, al-Qur’an dan Kajian Islam.
Sejak awal,
lembaga ini didirikan untuk memudahkan masyarakat yang ingin mempelajari bahasa Arab, al-Qur’an dan studi Islam dengan mudah, efektif, cepat dan menyenangkan.1 Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center berlokasi di tempat yang strategis tepatnya di Perkantoran Paramount Sparks Blok C/9 Gading Serpong, Tangerang 15810. Lokasi strategis yang berada di lingkungan sekitar sekolah , perumahan dan pusat perbelanjaan memungkinkan 1
http://www.lafazhcenter.com/Kursus/profil-lafazh-center.html diakses pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 13.00
34
35
banyak masyarakat yang melihat dan mengetahui keberadaan Lafazh Center. Lembaga pendidikan bahasa Arab dan Al-Quran yang berpegang pada konsep belajar bahasa arab yang mudah, tepat, cepat dan menyenangkan. Lafazh Center membuka kesempatan bagi non penutur asli bahasa arab untuk mempelajari bahasa arab, al qur’an dan kajian islam secara mudah dan menyenangkan. Lafazh Center menawarkan kemudahan bagi setiap orang yang ingin mempelajari al qur’an, bahasa arab dan kajian islam dengan system pembelajaran yang modern, materi pengajaran yang sudah teruji, staf pengajar alumni timur tengah, fasilitas yang modern dan nyaman serta pilihan kursus yang lengkap. Lafazh Center memiliki tiga program unggulan yaitu, program membaca dan tahfizh al-Qur’an, program bahasa Arab dan program kajian Islam. Selain itu para pengajar Lafazh Center adalah lulusan universitasuniversitas di Timur Tengah dan dalam negeri yang dibekali dengan pedagogik yang benar dan fitur teknis terkini yang menempatkan mereka pada efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang maksimal dalam periode waktu yang pendek.
B. Sejarah Berdirinya Lafazh Center Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center berdiri sejak tahun 2012 tepatnya pada bulan Agustus dan didirikan oleh H. Nanang Firdaus Masduki, Lc beserta tim yang sebelumnya telah lama berkecimpung dalam dunia penerbitan buku Bahasa Arab di lafazh books yang berdiri dibawah
36
naungan Lafazh Group. Kegiatan belajar mengajar bahasa Arab, AlQur’an dan Kajian Islam Lafazh Center di mulai pada bulan September 2012 setelah semua persiapan telah dilaksanakan. Sebagai lembaga pendidikan bahasa Arab, Lafazh center dihadapkan pada suatu tantangan untuk memajukan dan mengembangkan minat masyarakat Indonesia yang mayoritas beraga Islam untuk mempelajari Bahasa Arab, Al-Qur’an dan Kajian Islam secara modern, mudah dan menyenangkan. H. Nanang Firdaus Masduki, Lc beserta tim mendirikan Lafazh Center dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yang pertama adalah realitas yang terjadi saat ini seperti kenakalan remaja, tawuran, pergaulan bebas dan lain-lain. Dengan adanya realitas seperti itu maka H. Nanang Firdaus Masduki beserta tim termotivasi untuk meminimalisir realitas yang tidak baik tersebut dengan mendirikan suatu lembaga pendidikan bahasa Arab yang bernama Lafazh Center. Mereka ingin lebih memajukan dan mengembangkan bahasa Arab di masyarakat , karena bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an sehingga dengan mengenal dan memahami bahasa Arab dan Al-Qur’an masyarakat terhindar dari perbuatan yang buruk. Yang kedua adalah ingin mengubah persepsi dan paradigma masyarakat yang masih menganggap bahwa jika belajar bahasa Arab dan Al-Quran hanya dapat dilakukan di Mushola atau Masjid saja. Namun
H. Nanang Firdaus Masduki, Lc
beserta tim tidak berniat menghilangkan kebudayaan belajar mengaji di Mushola atau Masjid melainkan mereka hanya memberikan pilihan bagi
37
masyarakat yang ingin belajar mengaji dan bahasa Arab. Kemudian mereka termotivasi untuk mendirikan tempat kursus bahasa Arab dan alquran yang lebih modern seperti tempat-tempat kursus yang menjamur di kota-kota besar contohnya EF, LIA, PEC, KUMON dan lain-lain. Yang ketiga adalah dengan melihat realita, pada umumnya yang belajar mengaji di TPA dan mushola adalah anak-anak, maka Lafazh Center didirikan untuk semua kalangan. Tidak hanya anak-anak yang belajar disana melainkan remaja, orang-orang dewasa yang ingin mempelajari dan memahami bahasa Arab dan Al-Qur’an dimana jadwal kursus dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan privasi lebih terjaga. H. Nanang Firdaus Masduki, Lc telah menyelesaikan pendidikan S1 di Departemen Aqidah Filsafat Universitas Al-Azhar Cairo Mesir tahun 2000 dan merupakan pendiri dari Khazanah Mediana Group, Baraka Corporation dan Lafazh Group. Pada tahun 2012 awal berdirinya Lafazh Center hanya memiliki 20 murid dan 1 pengajar saja, namun seiring berjalannya waktu, saat ini Lafazh Center telah memiliki 200 murid dan 8 pengajar.2
2
Wawancara dengan Ust. Nofri Perwisa, pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 10.30 di LPB Lafazh Center Gading Serpong Tangerang.
38
C. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center Visi 1. Menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan bahasa Arab, al-Qur’an dan studi Islam yang terbaik dan terpercaya serta tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Misi 1. Menjadikan belajar bahasa Arab, al-Qur’an dan studi Islam itu mudah dan menyenangkan. 2. Memudahkan setiap orang mengakses dan menjangkau pendidikan bahasa Arab, al-Qur’an dan studi Islam dimana pun mereka berada. 3. Menjadikan belajar bahasa Arab sebagai bagian dari life style (gaya hidup). 4. Memodernisasi proses pembelajaran bahasa Arab, al-Qur’an dan studi Islam sesuai perubahan zaman.3
3
Wawancara dengan Ust. Nofri Perwisa, pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 10.30 di LPB Lafazh Center Gading Serpong Tangerang
39
D. Struktur Kepengurusan LPB Lafazh Center
DIRUT (OWNER) H. Nanang Firdaus Masduki, Lc
Staf Pengurus Pembelajaran
Research &Development
Muhammad Zainuddin, Lc
Nofri Perwisa,
Staf Pengajar
Lc
Marketing Manager
HRD ( Bendahara)
Endang Syarifuddin
Iha Sholihah
Front Office Yuni
Ust. Muhammad Zainuddin, Lc
Ust. Didi Suardi, Lc
Ust. Linggha Sennakyz, Lc
Ust. Ibrahim, Lc
Ust. Syamsudin, Lc
Ust. Lukmanul Hakim, Lc
Elsa Febi
Service Maintenance Febiu Irfan Mulyaziko Hasan
40
E. Program , Fasilitas dan Sarana Lafazh Center Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'an dan hadits nabi. Karenanya merupakan bahasa keagamaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Sebagai bahasa Al-Quran, bahasa Arab mempunyai status khusus bagi umatnya. Maka sudah seharusnya, umat Islam di dunia berusaha mempelajari bahasa Arab agar mampu mengartikan dan menafsirkan dengan baik kitab suci Al-Qur'an dan kandungan yang ada di dalamnya. Dimana Al-Qur'an selalu dibaca, diperdengarkan, dianalisa, dan dipelajari setiap saat sebagai bahasa Al-Qur'an. Oleh karena itu, Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center menawarkan beberapa program, fasilitas dan sarana bagi masyarakat muslim yang ingin belajar bahasa Arab dan Al-Qur’an , diantaranya adalah:
Program A.
Lafazh Center menawarkan beberapa program: 1. Program Membaca dan Tahfizh Al-Qur'an, terdiri dari: a. Dasar-dasar membaca Al-Qur'an b. Tahsin Al-Qur'an c. Tahfizh Al-Qur'an (Metode Talaqqi) 2. Program Bahasa Arab, yang terdiri dari: a. Arabic for Kids b. Modern Standard Arabic (SD, SMP, SMA, Universitas, dan
41
Umum). c. Colloquial Arabic d. Arabic for Hajj dan Umrah 3. Program Kajian Islam (Islamic Studies) terdiri dari: a. Aqidah dan Akhlaq b. Fiqh Ibadah c. Fiqh Muamalat d. Panduan Ibadah Haji dan Umrah Fasilitas & Sarana 1. Ruang Kelas Dilengkapi AC Terdapat dua ruang kelas yang bersih dan nyaman, lantai bawah untuk kelas anak-anak dapat memuat sampai 1-10 orang sedangkan lantai atas untuk kelas dewasa dan lanjut usia dapat memuat 1-15 orang. 2. LCD Projector. Fasilitas ini penunjang dari kegiatan proses belajar mengajar bahasa Arab dan al-qur’an. 3. Siaran Televisi Timur Tengah Untuk pelengkap fasilitas pada saat murid telah selesai belajar ataupun untuk para orang tua murid yang sedang menunggu anak-anaknya belajar selain untuk hiburan siaran ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang budaya Timur Tengah. 4. Mushola Fasilitas wajib di setiap cabang Lafazh Center yang tersebar di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
42
5. Kantin Kejujuran Disebut kantin kejujuran karena kantin ini hanya menyediakan kotak uang dan makanan riang tanpa ada seorang pun yang menjaga kantin tersebut.4 F. Data Personal Pengajar (Ustad)
Nama
Didi Suardi, Lc
Tempat/tanggal lahir
Majalengka, 11 April 1987
Linggha Sennakyz, Lc
Bekasi, 10 Desember 1990
Lukmanul Hakim, Lc
M. Zainuddin, Lc
Syamsudin, Lc
Jakarta, 7 Juni 1986
Rembang, 08 Juni 1985
Pemalang, 17
Alamat
Blok Kadusari, Desa Sedoraja, Kec. Cingombul, Kab.
Mengajar Pendidikan
sejak
S1
2013
S1
2014
S1
2014
S1
2012
S1
2014
S1
2014
Majalengka, Jawa Barat.
Jln. Dirgahayu 2 RT05/19 Blok E No.276, Bekasi Timur.
Pasar Rebo Ciracas, Jakarta Timur Jl. H. Dul rt 001/06 Bojong Pondok Terong, Cipayung Depok
Pemalang, Jawa Tengah
Desember 1988
Ibrahim, Lc
Kayutanam, 20 Juli 1988
4
Kp. Jambak Ds. Pasausang Kec. 2x11 Kayutanam Kab. Padang Pariaman Sumbar
Wawancara dengan Ust. Nofri Perwisa, pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 10.30 di LPB Lafazh Center Gading Serpong Tangerang
43
G. Data Personal Murid
Nama
Tempat/ Tanggal Lahir
Dwi Indriati Irianingrum
Madiun, 20 Mei 1971
Tri Sutanti
Tuban,20 November 1972
Yudi Susanto
Jakarta, 24 Juni 1967
Pramudita Rifqi Daniswara
Jakarta, 21 Februari 2004
Radithya Dwi Septiano
Jakarta, 14 September 2006
Dwiana Nartanti
Magelang, 1 November 1971
Cluster Celesta B17 Pondok Jagung
AL-Qur'an
Ibnu Murdogunario
Jakarta, 11 Maret 1973
Cluster Celesta B17 Pondok Jagung
AL-Qur'an
Ade Gista Suryani
Palembang, 12 Februari 1974
Boy Priadi Koeswoyo
Bandung, 22 September 1970
Sri Hartono
Medan, 23 Mei 1961
Mitha
Bekasi, 17 Juli 2002
Asmarliyeni
Padang, 19 Juli 1968
Haikal Julian Syah Suhandi
Tangerang, 23 Juli 2005
Jln.Kayu Gede II RT O4/06 No.1 Melia Garden MGF.10 RT.002/004 Kel.Paku jaya Kec.Serpong Utara. Tangsel Pondok Maharta D.715 Pondok Kacang Timur, Pondok Aren Tangerang Graha Raya Fedora JII/07 RT01/015 Serpong Utara Perum Duta Bintaro Cluster Kuta A3 No.3A Paku Jaya Graha Pondok Jagung I GS7/19 Graha Raya
Alamat Rumah Pondok Jagung 2 Gs.20 no.29 Graha Raya Komplek Buana Gardenia Blok C7/46 RT 13/04 kel/kec pinang Jl Balita II blok D3No.25,Kunciran indah Graha Raya Bintaro Cluster Fedora Blok J7/26 Graha Raya Bintaro Cluster Fedora Blok 07/26
Orang Tua
Program
Al-Qur'an
Dasar Al-Qur'an
Dasar Al-Qur'an
NINING.K.
AL-Qur'an
Nining k
AL-Qur'an
AL-Qur'an
AL-Qur'an
AL-Qur'an
AL-Qur'an
B. Arab
AL-Qur'an
44
Reista Yuniar. R
Tasikmalaya, 25 Juni 1978
Dedi
Jakarta, 30 Mei 1977
Muhammad Aziz
Tangerang, 28 Juni 2004
M. Yusuf
Tangerang, 16 Desember 1982
Astari
Cileduk, 15 Juni 1973
Sulis Triyanto
Klaten, 29 Desember 1971
Khairulyati
Temanggung, 15 Mei 1972
Machfuddin Beenkarz
Sulawesi, 23 oktober 1938
Dede Rachman
Tasikmalaya, 5 Juni 1988
Basir
Tangerang, 27 Desember 1983
Budi
Tangerang, 11 Mei 1980
Hapipi
Tangerang, 22 April 1973
Ahmad Hadiyansyah
Tangerang, 15 September 1999
Sella Nessalia
Bekasi, 30 Maret 2007
Graha Raya Anggrek Loka B6 No.4 Paku Jaya Serpong Utara Graha Raya Cluster Fortune Spring Blok D2/C20
AL-Qur'an
AL-Qur'an
Jl. Intan Blok A 122 No. 01 Kunciran
Bahasa Arab
Jl. Ks. Tubun Rt 01/01 No. 35 Kel. Koang Jaya, Kec. Karawaci JLN.KUD No.56 RT/RW 003/05 Kel.Sudimara jaya Kec.Cileduk kota tangerang
Bahasa Arab
AL-Qur'an
Kp. Cijantra Rt 002/001 Pandeglang
Bahasa Arab
Buana Gardenia Blok B1 No. 4
Bahasa Arab
Jl. Melia Garden II Blok. C No.9
Bahasa Arab
Babakan Cangkudu
Al-Qur’an
Kp. Gunung Rt 02/01 Cipondoh Tng
AL-Qur’an
Kp. Pondok Bahar Rt 06/02
AL-Qur’an
JL.KH Hasyim Ashari No.3 RT/RW 04/02 Kel.Pinang Kec.Kota tangerang JL. Manggis V Blok. C3 No.56 RT/RW 05/05 Kunciran Indah Graha Bunga Blok GB8 No.18 Pondok Kacang
Bahasa Arab
Eka Suriani
AL-Qur'an
Andri Setiadi
AL-Qur'an
45
Sinta Maharani Barkah Sugiarto M. Aryasatya Fatih Cheveyo
Bekasi, 13 Mei 2000 Jakarta, 5 desember 1979 Jakarta, 13 Oktober 2003
Lutfiel Hakim
Tegal, 28 Juli 1979
Graha Raya Verina E 17 JL. Nyiur 1 No.15 Kunciran GRB. Carissa V/C-18 Tangerang Blok D2 E23 Clusture Fortune Spring Graha Raya
AL-Qur'an AL-Qur'an Bahasa Arab Bahasa Arab
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
Lembaga pendidikan bahasa Arab dan Al-Qur’an Lafazh Center adalah lembaga pendidikan non formal yang memberikan fasilitas untuk semua kalangan agar bisa memahami dan membaca bahasa Arab dan alQur’an. Seseorang yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar insyaallah akan mendapatkan pahala dari Allah SWT karena dia telah mempelajari bahasa Al Qur’an. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi: ََإِ َّنا أَ ْن َز ْل َنا َهُ قُ ْرآَ ًّنا َع َر ِب ًّّيا لَ َعلَّ ُك َْم َت ْعقِلُون
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf : 2). Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit untuk dipelajari. Terlebih lagi mengajarkan bahasa arab yang tidak memiliki harakat (Arab gundul) kepada anak-anak, orang dewasa dan orang lanjut usia yang masih asing atau awam dengan huruf-huruf Arab. Mengajar anak-anak sudah pasti berbeda dengan orang dewasa dan lansia di kelas. Sebenarnya hal ini tidak terjadi apabila seorang yang ingin belajar bahasa Arab itu memiliki semangat dan niat belajar yang tinggi dan pengajarnya mempunyai metode pengajaran yang baik dan benar serta pendekatan komunikasi dan strategi komunikasi antarpribadi yang efektif sehingga proses pembelajaran bahasa Arab dapat berjalan lancar. Murid
46
47
anak-anak, dewasa dengan murid lansia pasti memiliki kepribadian dan karakteristik yang sangat berbeda dalam memahami serta mempelajari kata atau kalimat bahasa Arab yang diajarkan. Sebagaimana hasil dari analisis yang penulis amati selama di lapangan bahwa para pengajar Lafazh dalam proses pembelajaran dikelas bahasa Arab terdapat pendekatan komunikasi kepada murid-muridnya dengan tujuan untuk mengembangkan semua potensi yang ada semaksimal mungkin serta tercapainya kefektifan komunikasi antara ustad dengan murid anak- anak , dewasa serta murid lansia dalam proses pembelajaran. A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid dalam Pembelajaran Bahasa Arab di LPB Lafazh Center 1.
Pendekatan komunikasi antarpribadi Ustad Linggha dengan Ibu Asmarliyeni Pendekatan yang dilakukan antara pengajar dengan murid secara tatap
muka antara dua orang atau lebih di dalam kelas dapat disebut dengan pendekatan komunikasi antarpribadi, hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan lancar dan efektif di dalam kelas. Hal ini lah yang sangat di perhatikan oleh para ustad di Lafazh Center dalam kegiatan proses pembelajaran. Seperti hasil wawancara penulis dengan salah satu pengajar Ustad Linggha Sennakyz mengatakan bahwa: “Hal pertama kali yang saya lakukan pada saat mengajar di kelas dewasa adalah saya mendeskripsikan dulu apa yang akan kita pelajari, setelah itu saya mencari tahu titik atau hal yang mereka sukai, misalnya mereka sukanya menulis saya lebih menekankan menulis sedangkan jika mereka suka mendengar ya saya lebih banyak menjelaskan. Sekaligus
48
harus mengetahui kepribadian murid tersebut agar komunikasi dapat efektif. Di sela waktu belajar saya biasa menyisipkan cerita atau pengalaman lucu kepada murid agar suasana tidak jenuh dan boring”1 Seperti hasil wawancara
diketahui bahwa ustad Linggha terlebih
dahulu memaparkan dan menjelaskan materi yang akan di ajarkan pada hari itu dari buku panduan yang diterbitkan oleh Lafazh sendiri, kemudian dia harus menyesuaikan proses pengajaran yang murid tersebut inginkan, bisa dengan bentuk narasi dan menjelaskan, menulis atau mengulang kataperkata bahasa Arab tersebut sampai murid mengucapkannya benar. Dan juga tidak lupa ustad menyisipkan cerita atau pengalaman lucunya kepada murid agar suasana kelas lebih akrab dan tidak jenuh. Selain itu ustad harus bisa mengetahui kepribadian dari muridnya yang rata-rata sudah berumah tangga seperti Ibu Asmarliyeni. karena menurut ustad Linggha jika sudah mengetahui karakter dan kepribadian dari murid tersebut proses pembelajaran pun dapat berjalan mudah dan tidak canggung atau kaku karena sudah saling mengenal satu sama lain. Dari observasi di lapangan dan wawancara dengan ustad Linggha bahwa ibu Yeni adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki tiga orang anak. Dia mempunyai usaha di bidang kesehatan, tekstil dan sering mengadakan pengajian majelis ta’lim di rumahnya, ibu Yeni tetap menyisihkan waktu dua jam dalam seminggu untuk mengenal dan memahami bahasa Arab.2 Selain itu ibu Yeni termasuk salah satu murid dewasa di kelas bahasa Arab yang memiliki semangat sangat tinggi dalam belajar, walaupun terdapat kesulitan di dalamnya. Misalnya ketika ada 1
Wawancara dengan Ustad Linggha Sennakyz, Jum’at, 23 Januari 2015, 11.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center. 2 Observasi Kamis, 19 Januari 2015, 13.30, di ruang kelas Lafazh Center.
49
kosa kata bahasa Arab yang sulit untuk dimengerti dan diucapkan. Sesuai dengan wawancara dengan ibu Yenni yang mengatakan: ” kesulitan pasti ada ya tapi tidak terlalu banyak, paling dari lafazhnya saja dari pengucapan , harakat-harakatnya, biasanya kan bahasa arab itu hurufnya gundul maka kita harus mencari harakat yang sesuai sehingga dapat dibaca dan diartikan secara benar. Kalo sudah bingung banget saya langsung nanya ustad aja ”3 Kesulitan yang dialami oleh ibu Yeni dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat pada kosa kata bahasa Arab yang gundul, karena masih belajar di level dasar (Al-Qori) terkadang ibu Yeni masih sulit untuk memberikan harakat yang sesuai dan benar sehingga dia salah dalam pengucapan kosa kata tersebut. Jika ibu Yeni tengah mengalami kesulitan dan kesalahan dalam proses pembelajaran, dia tidak segan untuk menanyakan kepada pengajar. Ustad Linggha langsung menjawab serta membenarkan dengan nada yang rendah dan lembut sambil mengahampiri ibu Yeni dan menunjuk kata sulit yang terdapat di buku panduan belajar lafazh center. Namun jika ibu Yeni masih terlihat bingung, ustad langsung menjelaskan kembali dengan perlahan sekaligus menulis materi yang lebih mudah di papan tulis sampai ibu Yeni dapat mengerti dan paham. Untuk mengatasi kesulitan dalam menghafal dan menulis kosa kata bahasa Arab, ibu Yeni tidak hanya terpaku belajar di Lafazh Center saja. Sebagaimana yang diungkapkan ibu Yeni: “ pasti pernah, karena waktu belajar di Lafazh Center hanya sejam saja, oleh sebab itu saya harus bisa belajar dan meluangkan waktu di rumah guna mereview atau mengulang materi pelajaran yang dilihat dari buku panduannya. Kira-kira kurang lebih satu jam kalau di rumah”
3
Wawancara pribadi dengan Ibu Asmarliyenni, kamis, 22 Januari 2015, 15.05, di ruang kelas Lafazh Center.
50
Dalam belajar bahasa Arab di lafazh Center ibu Yeni mengambil kelas reguler dan memiliki waktu hanya satu jam setiap kali pertemuan sehingga waktu belajar bahasa arabnya hanya dua jam dalam seminggu. Hal ini lah yang mewajibkan ibu yeni untuk mengulang atau mereview pelajaran demi melancarkan hafalan dan menulis kosa kata bahasa arab yang sulit. Selain itu ustad pun tidak lupa untuk memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah agar proses pembelajaran bahasa Arab yang singkat di Lafazh Center dapat diingat pada saat di rumah. Dengan metode penghafalan bahasa Arab dengan cara pengucapan yang berulang-ulang tiga sampai enam kali perkata dan wajib bersuara keras serta jelas, ibu Yeni sering merasa haus dan serak dalam belajar. Dan pada saat pembelajaran berlangsung ustad Linggha pun tidak pernah lupa untuk memberikan air mineral yang disediakan oleh Lafazh untuk setiap kelasnya.4 Pendekatan membangun
komunikasi
keakraban
memang
antara
ustad
sangat dengan
penting
agar
muridnya
dapat
sehingga
komunikasi yang terjalin antara keduanya tidak hanya di kelas dan dalam proses belajar semata. Komunikasi juga terjadi luar kelas lebih tepatnya pada saat jam belajar telah selesai. Sesuai dengan pernyataan ibu Yeni: “ada, kita selalu diskusi dan sharing secara langsung di luar jam belajar tentang bahasa Arab dan Al-qur’an kepada ustad maupun teman sekelas, ya seperti saya masih banyak kekurangan dan masih harus belajar lebih banyak lagi kepada ustad maupun teman yang lebih pintar maka sharing dan diskusi sangat penting dan bermanfaat”5
4
Observasi Senin, 19 Januari 2015, 13.30, di ruang kelas Lafazh Center. Wawancara pribadi dengan Ibu Asmarliyenni, kamis, 22 Januari 2015, 15.05, di ruang kelas Lafazh Center. 5
51
Karena ibu Yeni adalah salah satu murid yang baru belajar di buku AlQori dan masih dalam tahap dasar mengenal bahasa Arab maka diskusi dan sharing tentang ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab menjadi rutinitas ibu Yeni setelah proses pembelajaran karena sangat penting dan bermanfaat. Komunikasi yang terjalin antara ibu Yeni baik dengan ustad maupun teman sekelasnya termasuk juga salah satu bentuk dari pendekatan komunikasi antarpribadi antara ustad dengan murid dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Namun dalam suatu pendekatan komunikasi antarpribadi yang di lakukan ustad dengan murid-muridnya. Terdapat perbedaan yang diterapkan ustad kepada murid di kelas dewasa. “Proses pembelajaran sih sama, kalo misalnya dengan murid laki-laki lebih terbuka, lebih dekat dan komunikatif sedangkan dengan murid perempuan karena kita mengerti dan paham agama jadi saya ketika mengajar perempuan ada space, agak jauh dan jaga jarak tetapi yang saya jelaskan sama.”6 Ustad Linggha sangat memerhatikan sikap dan tingkahnya terhadap murid dewasa yang dia ajarkan. Karena ibu Yeni dan ibu Pipin merupakan murid dewasa perempuan maka ustad Linggha menjaga seluruh sikap dan tingkahnya baik dari ucapan, candaan dan sapaan nya terhadap ibu Yeni dan ibu Pipin. Sekaligus menghormati orang yang lebih tua. Namun jika murid dewasa laki-laki tidak ada batasan apapun dalam hal pendekatan seperti curhatan, tingkah dan sikap. Sapaan disertai rangkulan dan bersalaman pun biasa terjadi ketika awal kedatangan dan kepergian murid dewasa laki-laki. 6
Wawancara dengan Ustad Linggha Sennakyz, Jum’at, 23 Januari 2015, 11.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center.
52
2.
Pendekatan komunikasi antarpribadi Ustad Didi dengan Ilham Ustad Didi bergabung di Lafazh center sejak tahun 2012 , tepatnya
pada awal Januari. Sudah kurang lebih dari 3 tahun dia mengajar bahasa Arab dan Al-Quran di semua kelas. Namun dia lebih banyak mengajar di kelas anak-anak daripada di kelas dewasa. Dalam mengajar bahasa Arab dan Al-Quran di kelas anak-anak, ustad Didi telah banyak menjumpai murid-murid dengan berbagai macam kepribadian dan karakter. Dari mulai yang pendiam, pemalu, hiperaktif, malas-malasan, nakal di dalam kelas dan lain-lain. Pendekatan komunikasi antarpribadi sangat penting dan di perlukan dalam menangani murid anak-anak, dikarenakan psikologis seorang anak tentu berbeda dengan orang yang sudah dewasa. Psikologis anak-anak umumnya masih belum stabil. Sehingga ustad Didi memiliki pendekatan komunikasi yang menurutnya sangat efektif dan dapat diterima oleh anak-anak. Sesuai dari hasil wawancara yang telah dilakukan: “Pendekatan yang pertama saya lakukan si biasanya seperti menyapa mereka pas baru datang, kaya memuji rupa atau pakaiannya lalu menanyakan kabar. Kemudian pada saat mengajar saya harus bisa ngerti sifat mereka dan saya sangat menghindari sekali yang namanya membentak dan memarahi anak murid, trus pas ngasih materi harus dengan nada yang pelan dan lembut, sesekali saya mengeraskan suara namun sambil senyum pada saat memberi semangat atau sedang memberikan teguran bagi siswa yang nakal.”7 Sapaan memuji atau menanyakan kabar di saat anak murid baru datang menurut ustad Didi adalah salah satu bentuk pendekatannya kepada murid. Karena dengan menanyakan kabar dan memuji pakaian atau wajah dari murid dapat menumbuhkan rasa kedekatan antara murid dengan ustad. 7
Wawancara dengan Ustad Didi Suardi, Jum’at, 23 Januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center.
53
Selain dari sapaan dan pujian bentuk pendekatan ustad Didi dengan muridnya adalah harus bisa memahami karakter dan kepribadian dari setiap anak yang akan diajarkan. Salah satu murid yang di ajarkan oleh ustad Didi adalah Ilham, dia seorang murid yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Selain itu Ilham adalah salah satu contoh murid anak-anak di kelas bahasa Arab yang memiliki sifat aktif, pemberani, suka membantah dan terbilang sangat nakal tetapi rajin masuk kelas daripada teman-temannya yang lain. Tingkah laku Ilham sering membuat ustad Didi dan seluruh staf karyawan lafazh Center kewalahan. Sehingga dalam menyampaikan materi bahasa Arab kepada Ilham tidak selalu berjalan baik dan ada kesulitan yang di hadapi. Berdasarkan wawancara dengan ustad Didi mengatakan bahwa: “ Pasti ada, memang kalo mengajar anak-anak harus sabar karena tingkahnya yg bermacam-macam. Kesulitannya ya menghadapi tingkah dan sifat anak yang nakal dan aktif di kelas sehingga apa yang saya ajarkan tidak di dengar dan sering di hiraukan”8 Sesuai dari pengamatan penulis pada saat observasi. Saat proses pembelajaran sedang berlangsung, Ilham tiba-tiba memanggil ustad dan bilang bahwa dia bosan berada dikelas ini sehingga hafalan tidak masuk ke otak jadi dia ingin sekali pindah kelas. Lalu ustad menasehatinya dengan cara mengahampiri dan berbicara dengan nada yang lembut kepada Ilham bahwa seluruh kelas itu sama tidak ada bedanya. Tergantung dari niat murid itu sendiri ingin belajar sungguh-sungguh atau tidak. Dan ustad
8
Wawancara dengan Ustad Didi Suardi, Jum’at, 23 Januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center.
54
memperingatkan Ilham agar konsen dan fokus belajar lagi dan tidak boleh berulah lagi.9 Ilham mendaftar kursus belajar bahasa Arab dan Al-Qur’an bukan karena keinginannya sendiri melainkan atas perintah dan keinginan orang tuanya. Karena orang tua Ilham sangat peduli dengan pendidikan agama dan sangat mewajibkan pendidikan agama harus ditanam sejak dini kepada anak-anaknya, sehingga Ilham di daftar kan di kelas privat oleh orang tua nya agar dapat fokus dan konsentrasi dalam belajar dan tidak terganggu dalm hal apapun. Pada awalnya Ilham hanya sendirian di dalam kelas bahasa Arab, namun dengan seiring waktu Ilham pun bosan dan dia pun di pindahkan di kelas reguler yang satu kelasnya ada tiga sampai enam orang murid . Dalam kelas Ilham sangat jahil dan suka menggangu temantemannya. Sebenarnya Ilham adalah anak yang penuh semangat dan rajin untuk belajar bahasa Arab. Sering bertanya dan menjawab walaupun kadang-kadang jawaban dan pertanyaan Ilham salah. Akan tetapi sulit sekali untuk di nasehati sehingga sangat perlu di lakukan pendekatan komunikasi kepada anak-anak yang nakal seperti ilham. Di butuhkan kesabaran yang ekstra dari ustad dalam menghadapi kenakalan Ilham. Pada sesi belajar menghafal, Ilham pun berteriak kepada ustad bahwa dirinya haus dan lelah. Lalu ustad pun menghampirinya sambil mengusapusap kepala Ilham dan memberikan air mineral dan sebuah kata-kata
9
Observasi Senin, 2 Februari 2015, 10.30, di ruang kelas lafazh Center.
55
penyemangat kepada Ilham agar dia lebih fokus dan konsentrasi lagi dalam belajar. Selain pendekatan di dalam kelas, ustad Didi melakukan pendekatan komunikasi antarpribadi di luar kelas yakni sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar. Contohnya pada saat anak-anak sedang menunggu dijemput. Seperti hasil wawancara dengannya: “iyah, itu sangat sangat penting sekali, jika di kelas kami lebih profesional fokus untuk belajar namun ketika di luar kelas kami jadikan sebuah ajang untuk mendekatan diri dengan para murid, contohnya pada murid anak-anak jika kami sedang mempunyai sedikit makanan di depan kami biarkan mereka mengambil sesuka hati asal mengerti akan aturan, sahabis makan sampahnya dibuang ke tempat sampah sedangkan pada murid dewasa contohnya saling bertukan cerita, pengalaman, ilmu , sekedar bersenda gurau sehingga hal-hal demikianlah yang dapat membuat sebuah hubungan terjalin dengan akrab antara pengajar dan murid.”10 Sesuai dari hasil wawancara dengan ustad Didi bahwa jika sudah masuk ke kelas dan proses pembelajaran di mulai, ustad dan murid harus fokus dan profesional dalam kegiatan belajar tidak bercanda dan tidak diperkenankan untuk makan di kelas. Namun jika seluruh kegiatan belajar telah selesai, ustad membebaskan murid melakukan kegiatan apapun di Lafazh asalkan tidak merusak sarana dan fasilitas apapun yang berada di Lafazh Center. Contohnya ketika mereka selesai makan snack, biskuit ataupun roti maka wajib membuang bungkusnya ke dalam tempat sampah, selesai membaca majalah atau buku cerita maka buku harus di kembalikan ke tempat semula. Dengan peraturan kecil seperti ini ustad Didik menegaskan bahwa dalam pendeketan komunikasi kepada murid di luar kelas kita bisa memasukan beberapa aturan kedalam pendekatan tersebut 10
Wawancara Ustad Didi Suardi, Jum’at, 23 Januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center.
56
agar dapat mengajarkan mereka semua tentang kedisiplinan dan tanggung jawab.11
3. Pendekatan komunikasi antarpribadi Ustad Lukman dengan bapak Macfuddin Ustad Lukman menjadi salah satu tim pengajar yang rata-rata muridnya adalah orang-orang dewasa dan lanjut usia. Motivasi mengajarnya adalah ingin sekali meminimalisir kebutaan huruf orang tentang bahasa Arab dan ingin menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Khususnya dari kalangan orang dewasa dan lanjut usia yang sama sekali buta dengan huruf-huruf Arab. Di Lafazh center ada empat kelas yang dia ajarkan, salah satunya murid lansia. Bapak machfuddin seorang pensiunan yang usia nya sudah tidak muda lagi bahkan bisa terbilang renta namun masih memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk bisa mengerti, menghafal dan menulis kosa kata bahasa Arab. Beliau menjadi murid ustad Lukman sudah hampir 4 bulan lamanya. Namun mengajar bahasa Arab di kelas lanjut usia bukan perkara yang mudah. Di karena kan kemampuan berpikir dan mengingatnya pun sudah lemah. Oleh karena itu dibutuhkan sekali pendekatan komunikasi yang intens antara pengajar dengan murid agar proses pembelajaran dapat efektif dan lancar. Sesuai dengan pernyataan Ustad Lukman yang mengatakan bahwa:
11
Observasi Jum’at, 4 Februari 2015, 10.30, di ruang kelas lafazh Center.
57
“pendekatan komunikasi yang saya lakukan adalah interaksi yah, kebetulan murid didik saya orang yang sepuh atau lanjut usia sehingga saya menempatkan diri sebagai anak beliau bukan sebagai pengajar. Karena jika menggurui pasti ada jarak diantara kita. Kemudian selanjutnya ketika interaksi di dalam kelas saya harus mengetahui kondisi kejiwaan, kepribadian, dan sifat beliau. Dan juga beliau juga sering sharing sehingga membuat beliau dekat dengan saya.12
Mendengar pernyataan ustad Lukman bahwa ketika mengajarkan murid anak-anak dan dewasa
tentu sangat berbeda dengan mengajar
murid yang sudah berusia lanjut. Sering berinteraksi dalam hal seperti sharing tentang pekerjaan, kesehatan dan ilmu bahasa Arab adalah salah satu bentuk pendekatannya. Pada saat mengajar pak Machfuddin ustad Lukman memposisikan diri sebagai anak atau pun partner beliau , menurut ustad Lukman karena jika memposisikan sebagai guru dapat membuat jarak dan rasa canggung antara ustad dan murid. Maka dari itu, hal ini sangat di hindari oleh ustad. Selain itu, ustad Lukman harus bisa memahami dan mengetahui kondisi psikologis dan karakter beliau. Karena jika seorang pengajar telah memahami karakteristik dan psikologis muridnya dapat memudahkan dalam hal pembelajaran. Karena biasanya murid dapat mudah menangkap dan mengerti apa yang diajarkan jika sudah nyaman dan klop dengan pengajarnya. Mengajar murid di usia lanjut pasti memiliki kesulitan tersendiri bagi pengajarnya. Hal ini juga di rasakan oleh ustad Lukman dalam mengajarkan pak machfuddin. Ustad Lukman mengatakan bahwa:
12
Wawancara Ustad Lukmanul Hakim, Jum’at, 27 januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center.
58
“Kesulitan Ada, tapi selama ini alhamdulilah tidak terlalu rumit, mungkin ada beberapa karena faktor pengalaman dan keagamaan karena mereka bersumber dari kalangan umum, yang kedua karena beliau sering lupa dan salah dalam memberi harakat di setiap kosa kata, kalo murid tidak mengulang pelajaran yang kemarin pasti lupa. Normal nya pengucapan per kata bahasa Arab di kelas dewasa dan anak-anak hanya tiga sampai lima kali. Namun jika murid lansia harus lebih dari enam kali atau bisa sampai delapan kadang itu juga dia masih suka lupa”13
Kesulitan yang dialami ustad tidak terlalu rumit hanya karena bapak Machfuddin berasal dari kalangan umum yang masih sangat awam dengan huruf-huruf Arab sehingga pengenalan hurufnya harus lebih sering di ulang-ulang agar terbiasa. Repeat dalam pengucapan di dalam kelas dan pengulangan materi materi sebelumnya harus di terapklan dalam mengajar kelas lanjut usia ini. Hal ini dikarenakan bapak Macfuddin memiliki daya ingat yang sudah lemah dan harus terus dilatih dengan cara pengulangan tersebut. David Wechsler mengemukakan bahwa kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori
tertentu dan di
mungkinkan
lebih sedikit
menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberapa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya.14
13
Wawancara Ustad Lukmanul Hakim, Jum’at, 27 januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center. 14 https://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/ diakses pada tanggal 23 Mei 2015 pukul 15.00
59
Selain pembelajaran di dalam kelas. Ustad juga memberikan sebuah tugas agar dapat mempercepat proses pengahafalan atau pun cara melatih menulis dan memeberi harakat kepada pak Machfuddin. Sesuai dari hasi wawancara dengan ustad mengatakan: “Kalau tugas hanya sebuah anjuran dan motivasi belajar bukan suatu perintah, jika memiliki waktu kosong silahkan dikerjakan bisa disebut juga sebagai latihan di rumah. Setidaknya jika menghafal 10 kata pasti ada yang nyangkutlah 3 minimal. Kami disini sangat menghindari hal-hal yang bersifat memerintah, memaksa dan menekan dan sebagainya. Dan latihan ini menurut kami adalah bukti sebagai tanda keseriusan mereka dalam belajar bahasa Arab”.15
Sebuah tugas adalah salah satu bentuk motivasi yang di berikan dan dianjurkan oleh ustad kepada pak Machfuddin. Sekaligus dapat melatih kemampuan mengingat walaupun hanya beberapa saja. Karena jika sebuah tugas adalah sebuah perintah dapat membuat beban seorang murid. Sehingga beliau belajar bukan karena keinginan namun keterpaksaan. Maka dari itulah hal yang bersifat menggurui sangat dihindari. Namun juka memang dalam sebuah tugas, seorang murid dapat mengafal dengan baik agar tidak mudah lup. Dan tugas itu termasuk bukti bahwa memang murid tersebut niat dan mempunyai kemauan untuk belajar bahasa arab dengan baik dan cepat. Hal ini terbukti sesuai dengan yang disampaikan oleh pak Machfuddin pada saat wawancara: “iya, kadang saya sebelum pergi kursus, saya buka lagi bukunya saya pelajari yang kemarin istilahnya mengulang agar tidak lupa dan tidak terlalu lama.”16
15
Wawancara Ustad Lukmanul Hakim, Jum’at, 27 januari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh Center. 16 Wawancara Bapak Machfuddin, Kamis 12 Februari 2015, 10.00 WIB, di ruang kelas Lafazh center.
60
Membaca dan mengulang pelajaran yang ada dibuku sebelum pergi ke Lafazh adalah salah satu bentuk latihan dari seorang pak Machfuddin agar tidak mudah lupa dan melatih daya ingatnya. Komunikasi yang terjalin antara seorang pengajar dengan muridnya tak lepas dari sebuah pendekatan komunikasi antarpribadi. Bentuk komunikasi yang di terapkan oleh pengajar Lafazh center di semua kelas bahasa Arab memakai bentuk komunikasi antarpribadi. Dimana komunikasi ini terjalin antara orang-orang secara tatap muka (face to face) dan menghasilakan hubungan timbal balik (Feedback). Komunikasi antarpribadi memberikan ruang untuk belajar terbuka pada orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain. Sehingga kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain yang berkomunikasi dengan kita yakni pengajar dan murid dalam satu ruangan kelas yang memungkinkan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Sebagaimana
teori
menurut
Miller
dan
Stainberg
yang
memprediksi suatu bentuk komunikasi termasuk komunikasi antar pribadi perlu dilakukan
pemahaman terhadap 3 pendekatan yaitu pendekatan
kultural, sosiologis dan psikologis.17 Dalam hal ini pendekatan komunikasi antarpribadi yang dilakukan ustad kepada murid- murid dalam proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center adalah dengan cara pendekatan psikologis. Karena murid yang diajarkan adalah murid anak-anak yang mempunyai psikologis yang 17
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 2
61
belum stabil, murid dewasa telah berumah tangga yang memiliki kesibukan untuk mengurus keluarg beserta usahanya serta orang yang telah berusia lanjut yang memiliki memori dan daya tangkap pembelajaran yang lambat. Karakter mereka sangat berbeda satu sama lain sehingga pengajar harus mengetahui dan memahami karakter kepribadian dan psikologis dari setiap murid yang akan diajarkan. Misalnya mereka menyukai menulis huruf huruf Arab maka pengajar akan lebih banyak memberikan tugas latihan menulis ketimbang menjelaskan. Harus memiliki kesabaran yang ekstra dalam menghadapi anak-anak yang memiliki psikologis yang tidak stabil serta lebih banyak tersenyum dan membuat hal hal yang dapat menarik perhatian mereka setelah itu fokus belajar lagi dan menjelaskan secara berulang-ulang kepada murid lansia karena dengan nada lembut, pelan serta kesabaran dapat menimbulkan rasa nyaman murid terhadap pengajar sehingga dapat meningkatkan semangat dan konsentrasi murid dalam belajar bahasa Arab. Selain itu komunikasi antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. Kita dapat meningkatkan keefektifan kita dalam hubungan antar pribadi dengan cara berlatih mengungkapkan maksud keinginan kita, menerima umpan balik tentak tingkah laku kita, dan
memodifikasikan
tingkah
laku
kita
sampai
orang
lain
mempersepsikannya sebagaimana kita maksudkan. Artinya, sampai akibat-
62
akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku kita dalam diri orang lain itu seperti yang kita maksudkan.18 Untuk mencapai interaksi dalam pembelajaran di butuhkan komunikasi antara keduanya atau biasa disebut terdapat proses feed back. Hubungan timbal balik antara ustad dengan murid di kelas. Komunikasi antara seorang ustad dengan muridnya dapat efektif dan berjalan lancar jika pendekatan komunikasinya dapat berhasil. Namun akan dapat terhambat jika terdapat gangguan dari lingkungan sekitar. Dari hasil observasi penelitian yang diamati oleh penulis di Lafazh Center, kelas untuk murid anak-anak terdapat di lantai bawah sedangkan murid dewasa dan lansia belajar di kelas lantai atas. Hal tersebut di lakukan sebagai cara agar pendekatan komunikasi antarpribadi antara pengajar dengan murid lebih intens, terjaga privasinya dan lebih fokus dan berkonsentrasi karena ruang kelas di lantai atas lebih kondusif dan tenang sehingga murid dewasa dan lansia dapat belajar tanpa adanya gangguan seperti suara gaduh dan keramaian dari anak-anak. Pendekatan komunikasi antarpribadi dapat berjalan dengan efektif dan lancar jika seorang pengajar memiliki keterampilan dan skill mengajar yang baik kepada muridnya serta tanpa adanya gangguan (noise) dari lingkungan sekitar.19
18
A.Supratiknya , Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, ( Yogyakarta: Kanisius, 1995), Cet. Ke - 1, hal 24. 19 Observasi Sabtu, 5 Februari 2015, 11.00, di Lafazh Center.
63
B. Strategi Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid Di LPB Lafazh Center dalam Pembelajaran Bahasa Arab Selain pendekatan komunikasi antarpribadi, ada hal lain yang dapat memengaruhi efektif dan lancarnya suatu hubungan komunikasi antara pengajar dengan murid yaitu sebuah strategi. Miller dan Steinberg mengemukakan bahwa sebuah strategi komunikasi antarpribadi terbagi menjadi lima yakni, strategi wortel teruntai, strategi pedang tergantung, strategi katalisator, strategi kembar siam dan strategi dunia khayal. 20 Dari hasil observasi yang telah di amati oleh penulis di Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center dengan tiga pengajar dengan tiga murid yang berbeda kelas maka penulis menganalisis strategi komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh ustad dalam mengajar bahasa Arab sebagai berikut: 1. Strategi Wortel Teruntai Sesuai dari hasi observasi lapangan yang penulis amati di Lafazh center pada saat pembelajaran bahasa Arab kelas anak-anak, di sela waktu belajar pada saat suasana kelas kurang kondusif dan Iham mulai sibuk sendiri dan sering mengganggu temannya yang sedang membaca Alquran, Ustad Didi langsung mengalihkan perhatian semua muridnya dengan membuat sebuah games dan pertanyaan kepada anak-anak, siapa yang bisa menjawab dengan benar dan cepat akan mendapatkan kejutan atau hadiah. Sontak perhatian Ilham langsung tertuju kepada pertanyaan ustad. Dan Ilham langsung berhenti menggangu temannya yang membaca 20
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 2
64
kosa kata bahasa Arab sekaligus sedang menghafalnya. Di akui ustad Didi, Ilham adalah seorang anak yang bisa dikatakan pemberani dengan siapa pun entah dengan temannya maupun dengan ustad Didi. Namun dengan sikap iseng dan pemberaninya Ilham memiliki kecerdasan yang baik. Apalagi setiap ada sebuah games maupun pertanyaan dari ustad di selasela pembelajaran. Pasti Ilham yang sering menjawabnya dengan tepat. Setelah menjawab pertanyaan, Ilham mendapatkan biskuit dan juga kipas lipat. Kemudian ustad memberikan nasihat agar semangat belajarnya agar ditingkatkan lagi tidak boleh bercanda dan malas-malasan.21 Analisis penulis sesuai dari hasil observasi yang terjadi di kelas anak-anak, strategi wortel teruntai yang di gunakan seorang pengajar untuk memperoleh respons yang diinginkan dari murid-muridnya apabila memberikan imbalan hanya digunakan di kelas anak-anak saja, karena anak-anak cenderung lebih tertarik dengan sebuah hadiah ataupun imbalan. Di kelas dewasa dan lansia tidak menggunakan strategi ini. 2. Strategi Pedang Tergantung Hasil dari observasi diseluruh kelas bahasa Arab dari mulai anakanak sampai lansia. Strategi pedang tergantung hanya diterapkan pada saat di kelas anak-anak. Lebih tepatnya digunakan oleh ustad Didi pada waktu hafalan surat-surat juz’ama. Karena waktu hafalan adalah waktu terakhir dalam proses pembelajaran bahasa arab biasanya anak-anak sulit untuk dikendalikan dan sudah mulai jenuh sehingga ustad harus memberi peringatan kepada mereka untuk mengahafal dengan keras dan lantang 21
Observasi Selasa, 3 Februari 2015, 10.00, di ruang kelas Lafazh Center.
65
tanpa harus melihat juz’ama. Dan siapa yang menghafal dengan suara kecil dan tidak bersemangat harus berdiri di depan kelas sampai pulang. Dan juga strategi ini di terapkan ustad kepada Ilham pada saat proses pembelajaran bahasa Arab telah selesai Ilham seperti biasa berlarilari mengelilingi ruang kelas sampai mushola Lafazh Center. Sementara dua temannya keisha dan Fanya hanya diam dan membaca buku di ruang tunggu. Keusilan Ilham muncul ketika Keisha sedang asik membaca dan tertawa dengan fanya Ilham langsung mengambil buku dan lari membawa buku tersebut akhirnya Keisha pun terjatuh dan menangis sangat keras. Dengan terkejut ustad Didi pun mengampiri dan menolong Keisha . lalu ustad Didi menatap tajam ke arah Ilham sambil mengatakan “kalo Ilham nakal dan suka ganggu temannya terus ,ustad taro di kelas sendirian sambil di setrap ya, kalo masih nakal terus ga bakal punya teman lagi. Sontak Ilham pun diam sambil menundukan kepala serta mengembalikan buku tersebut. Strategi pedang tergantung merupakan sebuah strategi yang memberikan hukuman supaya orang itu mengurangi atau membatasi perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh yang memberi hukuman. Jika di kelas dewasa dan lansia strategi pedang tergantung yang berupaya memberikan hukuman kepada seseorang sangat dihindari oleh seluruh pengajar karena dalam mengajarkan bahasa Arab, karena yang dibutuhkan oleh seorang murid dewasa dan lansia adalah sebuah motivasi dan pendekatan yang dapat membuat mereka lebih semangat lagi dalam belajar.
22
22
Observasi Selasa, 3 Februari 2015, 10.00, di ruang kelas Lafazh Center.
66
3. Strategi Katalisator Dari strategi katalisator sendiri, contohnya seperti memberikan peringatan atau nasihat tanpa memberikan imbalan ataupun hukuman kepada komunikan. Ustad Linggha termasuk salah satu pengajar yang memiliki sifat yang sabar dan ramah namun tegas kepada muridnya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan ustad Linggha bahwa pada saat mengajar Ibu Asmarliyenni , beliau sering memberikan sebuah teguran halus dan nasihat kepada ibu Yeni dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Karena kesibukannya, ibu Yeni terlalu sering mengecek handphone dan mengangkat telepon masuk kemudian langsung berbicara tanpa meminta izin kepada ustad yang sedang mengajar. Hal ini sangat menggangu murid lain yang ikut belajar. Ustad Linggha memberikan nasihat dan teguran dengan nada yang lembut namun tegas. Karena ustad tidak ingin merusak suatu hubungan yang sudah terjalin antara seorang pengajar dengan muridnya hanya karena beliau memberikan peringatan terlalu keras dan menyinggung perasaan ibu Yeni.23 Selain itu , dikelas lansia strategi kendali komunikasi yang digunakan ustad Lukman di saat mengajar kelas usia lanjut sama seperti strategi di kelas dewasa yakni strategi kendali katalisator atau catlyst control strategies. Pada saat mengajar bapak Macfuddin, ustad Lukman tidak pernah memberikan suatu imbalan hadiah ataupun sebuah hukuman kepadanya. Sesekali ustad pernah menegur bapak Yusuf karena beliau 23
Observasi Senin, 19 Januari 2015, 14.00, di ruang kelas Lafazh Center.
67
pada saat belajar sering melamun dan tidak fokus terhadap pelajaran. Ustad Lukman selalu memberikan sebuah motivasi untuk lebih bersemangat dalam mempelajari dan memahami bahasa Arab. Misalnya ketika bapak Macfuddin tidak dapat menghafal kata-kata Arab yang sulit, beliau sering mengeluh dan putus asa dan selalu menyalahkan dirinya sendiri karena terlambat belajar bahasa Arab. Kemudian
ustad
memberikan suatu nasihat dan motivasi berupa hadist atau ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu yang tidak memandang usia dan tidak ada keterlambatan dalam sebuah usaha belajar. Apalagi mempelajari bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an sebuah kitab suci umat Islam di seluruh dunia.24 Strategi katalisator memang sangat efektif diterapkan dikelas dewasa dan lansia dikarenakan strategi ini tidak ada sebuah imbalan ataupun sebuah hukuman namun sebuah strategi yang memeberikan sebuah motivasi ataupun nasihat kepada murid. 4. Strategi Kembar siam dan dunia khayal Strategi kendali komunikasi ini tidak di temukan dalam proses penelitian.
24
Observasi senin, 17 Februari 2015, 10.30, di ruang kelas Lafazh Center.
68
C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Pembelajaran Belajar Bahasa Arab di LPB Lafazh Center Dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas anak-anak, dewasa maupun lansia tidak dapat dipungkiri bahwa di dalamnya terdapat beberapa faktor pnghambat, diantaranya adalah: 1.
Waktu yang sangat terbatas, yakni hanya dua sampai tiga
kali pertemuan dalam seminggu. Satu kali pertemuan hanya satu jam. 2.
Dari segi intelegensi atau kemampuan berpikir, mengahafal
dan menulis huruf Arab yang masih dalam tahap pengenalan. 3.
Murid-murid yang masih sering memiliki kesibukan
masing-masing di dalam kelas. Seperti bercanda dengan temannya, kenakalan yang dibuat, melihat handphone dan sering melamun serta tidak fokus. Selain faktor penghambat terdapat faktor pendukung yang sangat menunjang proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center. diantaranya adalah: 1.
Buku panduan belajar yang di terbitkan oleh lafazh Books
Indonesia yang full colour dan bergambar dan terbagi menjadi empat tahap pembelajaran yakni Almustami, AlQori, Annatiq dan Alkatib. Dalam satu tahap terdapat tiga jilid.
69
2.
Motivasi dan share pengalaman kuliah ustad di Kairo
Mesir yang membuat murid-murid mempunyai semangat yang tinggi dalam hal ingin mengenal dan memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa Al—Qur’an. 3.
Suasana kelas yang ber AC, bersih dan sangat nyaman
serta kondusif jauh dari kebisingan, dikarenakan letak Lafazh Center berada di sebuah perumahan dan komplek. 4.
Katalog poster-poster kosa kata bahasa Arab full colour
disertai gambar yang tersebar di dinding ruang Lafazh Center baik di ruang kelas, ruang tunggu, mushola. 4.
Lafazh Center dan Lafazh books Indonesia sering
mengadakan seminar Revolusi Belajar Bahasa Arab setiap tahunnya di kota-kota besar seperti 5.
Tersedianya LCD proyektor dan air mineral di ruang kelas
sebagai fasilitas dalam proses pembelajaran bahasa Arab dan AlQur’an.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan hasil temuan data yang dipaparkan di dalam skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pendekatan komunikasi yang dilakukan seorang pengajar kepada
muridnya agar materi yang di sampaikan dapat di terima dan di serap oleh murid-muridnya adalah dengan cara harus mengetahui karakteristik dan memahami psikologis dari setiap murid yang di ajarkan. Sesuai dari teori dari Miller dan Stainberg, proses pembelajaran bahasa Arab yang di lakukan antara ustad dengan murid di lembaga pendidikan bahasa lafazh center menerapkan komunikasi antarpribadi melalui pendekatan secara psikologis. Dengan memahami dan mengerti keadaan psikologis dari setiap muridnya, seorang pengajar dapat lebih mudah membuat hubungan dengan murid menjadi lebih akrab dan dekat sehingga dengan begitu, memberikan
sebuah
metode
pembelajaran
kepada
murid
dapat
terealisasikan dan sangat efektif sekali serta dari kedekatan tersebut dapat menimbulkan semangat dan motivasi belajar yang tinggi bagi murid tanpa ada pikiran belajar bahasa arab tersebut karena sebuah paksaan. Namun belajar bahasa Arab karena sebuah keinginan dan motivasi dari dalam diri nya sendiri agar dapat lebih memahami dan mengerti lebih dalam lagi tentang bahasa Arab.
70
71
2.
Sedangkan strategi kendali komunikasi yang di terapkan pengajar
terhadap murid dalam pembelajaran bahasa Arab berbeda-beda. Strategi yang di terapkan pengajar di kelas anak-anak khususnya kepada Ilham menggunakan dua strategi karena mengahadapi seorang murid yang memiliki sifat sangat aktif dan sulit untuk diatur sehingga pengajar harus memberikan sebuah hukuman ataupun sebuah imbalan kepada Ilham agar perhatian dan fokus belajarnya dapat terjaga. Hal ini sangat efektif mengahadapi tingkah dan sifat Ilham agar tidak merugikan teman ataupun seluruh staf pengajar di lafazh center. Sementara terdapat persamaan strategi yang diterapkan di kelas Ibu Yenni dengan bapak Machfuddin yaitu strategi katalisator. Seorang pengajar hanya memberikan sebuah nasihat dan motivasi sesering mungkin tanpa adanya hukuman dan imbalan bagi murid tersebut. Di karenakan usia meraka yang sudah tidak muda lagi sehingga yang dibutuhkan dari mereka hanyalah sebuah dorongan dan motivasi agar dapat menimbulkan semangat yang tinggi dalam hal mempelajari, memahami bahasa Arab dengan lebih baik. 3.
Terdapat Faktor pengahambat dan pendukung dalam pembelajaran
bahasa Arab diantaranya adalah waktu yang sangat minim bagi seorang pemula yang baru mengenal bahasa Arab yakni hanya dua jam dalam seminggu di bagi menjadi dua pertemuan sehingga sekali pertemuan hanya satu jam. Serta dari segi intelegensi yang masih dalam tahap pengenalan bahasa Arab karena tingkat kecerdasan murid disetiap kelas berbeda-beda. Terlebih lagi di kelas bapak Machfuddin, dibutuhkan pengulangan sesering mungkin agar tidak mudah lupa dalam mengahafal, menulis dan
72
mengartikan kosa kata bahasa Arab. Hal ini semua dapat menghambat proses kefektifan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Sedangkan faktor pendukung dalam pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center adalah dari fasilitas yang memadai seperti ruang kelas yang bersih, sejuk, wangi dan nyaman, air mineral yang disediakan di setiap kelas, buku panduan yang berwarna dan memiliki gambar yang menarik, LCD proyektor sebagai penunjang kegiatan pembelajaran serta
yang
terpenting adalah semangat belajar yang tinggi yang timbul dari pengalaman dan motivasi yang diberikan seorang pengajar dalam sebuah pendekatan komunikasi antarpribadi serta niat dan ada keinginan dari dalam diri sendiri dalam memahami bahasa Arab. B. Saran Dalam hal penelitian ini penulis merasa perlu memberikan saran agar ke depannya lembaga pendidikan bahasa lafazh center dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelum- sebelumnya. 1.
Agar menambah kan jumlah pengajar perempuan atu ustadzah, karena sampai sekarang sesuai pengamatan peneliti haya satu usrazah yang terdapat di lafazh.
2. LCD dan proyektor harus disiapkan pada saat pembelajaran tidak seminggu sekali , guna menunjang kegiatan pembelajaran 3. Kegiatan berkomunikasi seluruh staf pengajar dan murid dengan menggunakan bahasa Indonesia hatus lebih diminimalisir dalam lingkungan
Lafazh
,
hal
menggunakan bahasa Arab.
ini
guna
membiasakan
berdialog
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku: Aw Suranto, Komunikasi Interpersonal, PT. Graha Ilmu Yogyakarta,2011. -----------------------, Komunikasi Sosial dan Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Budyatna, Muhammad, Teori Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Chaer , Abdul, Linguistik Umum, Jakarta, Rineka Cipta, 2003. Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Hardjana, M. Agus, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yoygyakarta, Kanisius, 2003. Hidayat, Dasrun,Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya, PT. Graha Ilmu Yogyakarta,2012. Mulyana Dedy, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. -----------------------, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi , Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007.
73
74
Moleong, Lexy J., Metodelogi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,2012. Rahmat, Jalaludin,. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,2007. ---------------------, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005. Santoso Edi dan Setiansah Mite, Teori Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Supratiknya A , Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, Yogyakarta: Kanisius, 1995. Prastowo, Andi, Memahami Metode-Metode Penelitian, AR-RUZZ Media, Jogjakarta, 2011. Widjaja H.A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara, 2008. -------------------, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000.
75
Sumber Lain: http://www.lafazhcenter.com/Kursus/profil-lafazh-center.html http://www.lafazhbooks.com/ http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi https://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Wawancara Penelitian
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Ustadz Nofri Perwisa, Lc ( Research and Development Manager)
Pelaksanaan Wawancara
:
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Oktober 2014 Pukul
: 10.30 s/d selesai WIB
Tempat
: Lafazh Center, Perkantoran Paramount Sparks Blok C/9 Gading Serpong, Tangerang 15810.
T
: Bagaimana sejarah berdirinya Lafazh Center?
J
: Khusus untuk Lafazh Center di mulai tahun 2012, kita startnya dari bulan Agustus, setelah persiapan telah selesai lalu September kita mulai belajar. Alasan berdirinya Lafazh Center yang Pertama, kita melihat realitas disekitar sekarang yang memiliki banyak permasalahan misalnya kenakalan remaja dari tawuran, pacaran, hubungan sex bebas dan ketergantungan obat-obatan terlarang dan lain-lain yang salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya bimbingan rohani dan nasihat dari para orang tua yang memiliki kesibukan tersendiri. Kemudian melihat fenomena seperti itu, maka kita harus berbuat sesuatu demi menanamkan nilai keislaman di kalangan remaja salah satunya adalah belajar mengaji dan bahasa Arab yang tidak hanya bisa belajar di musholla atau TPA namun bisa belajar di lembaga pendidikan bahasa atau biasa disebut tempat kursus yang lebih modern dan tidak kalah seperti English First, Kumon dll sehingga orang menyebutnya terdengar lebih modern menjadi
kursus atau les mengaji dan bahasa Arab.Yang kedua, pada umumnya yang belajar mengaji dan bahasa Arab di musholla dan TPA adalah anakanak, sementara yang ingin belajar mengaji dan bahasa Arab tidak hanya anak-anak saja ada remaja, dewasa dan orang tua. Namun karena ada perasaan malu jika ke mushola atau TPA , maka kami mendirikan Lafazh Center ini sebagai sebuah opsi bagi mereka yang tidak tercover di TPA dan mushola dengan sistem kursus bahasa arab tidak harus setiap hari, waktu bisa tentukan sendiri dan privasinya lebih terjaga. T
: Mengapa lembaga pendidikan bahasa arab ini diberi nama Lafazh Center?
J
: Pada awalnya Lafazh Center itu merupakan singkatan dari Lc yaitu gelar S1 untuk lulusan
dari Timur Tengah, kita mempunyai misi untuk
mengembalikan teman dan sahabat kita yang sudah kuliah di Timur Tengah dan mengumpulkan mereka menjadi suatu komunitas pecinta bahasa Arab sehingga mereka bisa mengabdikan dan mengajarkan ilmu yang sudah dipelajari disana kepada masyarakat.
T
: Apa tujuan didirikannya Lafazh Center?
J
: Pengertian Lafazh adalah sebuah kata atau bisa kita sinonimkan dengan Lafzul jalalah jadi tujuannya semua jelas agar kita dapat memahami kalam-kalam Allah, ayat-ayat Allah dan juga tujuannya dari semua yaitu Lilahi ta’ala.
T
: Apa saja keunggulan Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center dibandingkan dengan Lembaga Pendidikan Bahasa lainnya?
J
: Yang pertama Lafazh Center ini dibandingkan dengan pendidikan bahasa yang lain, termasuk lembaga pendidikan bahasa Arab satu satunya yang ada untuk saat ini di Tangerang bahkan mungkin di Indonesia yang benarbenar serius menggarap bahasa Arab, Study Islam dan al-Qur’an . Yang kedua Lafazh Center memiliki tenaga pengajar yang professional, dalam arti pengajar tidak hanya orang yang pernah belajar bahasa Arab tapi rata-
rata adalah orang-orang yang pernah tinggal di negara-negara Arab jadi ketika mereka berbicara bahasa Arab ada rasa ada Jauk, yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang hanya sekedar belajar bahasa Arab di Indonesia sehingga ketika mereka berbicara fasih seperti orang arab bukan seperti orang Indonesia yang berbicara bahasa Arab. Kemudian juga secara metodologi pengajaran, kita sudah mempunyai metodologi sendiri, buku yang sudah kita kembangkan awalnya (Lafazh Books 12 jilid) dan sudah diuji cobakan di banyak sekolah dengan metode pengajaran Lafazh Center juga sehingga bisa cepat di serap oleh siswa karena cara pengajaran secara langsung antara pengajar dan murid. T
: Apa Visi dan Misi Lafazh Center?
J
: ( Jawaban terlampir melalui file pribadi Lafazh Center)
T
: Berapa jumlah murid yang terdapat di Lafazh Center sejak awal didirikan sampai sekarang?
J
: Yang sudah pernah mendaftar di Lafazh Center lebih dari 600 sampai 700 bahkan mungkin mencapai 1000, namun dari 1000 itu , ada yang sudah selesai bisa baca al-qur’an , mengobrol berbahasa Arab dan tidak di teruskan lagi jadi keluar. Ada juga karena alesan lain karena pekerjaan , pindah rumah dan lain-lain. Jadi, kalo yang masih belajar aktif di dua cabang Lafazh Center sekitar 200 an orang.
T
: Program apa saja yang ditawarkan Lafazh Center?
J
: ( Jawaban terlampir melalui file pribadi Lafazh Center)
T
: Apakah ada hambatan dalam penerapan metode pengajaran modern ini?
J
: Hambatan pasti ada gak mungkin ngga, yang pasti adalah setiap hambatan pasti ada solusi, maka setiap kita mengajar fokusnya ke jalan keluarnya (solusi), bukan fokus ke hambatan. Setiap orang memiki tingkat hambatan yang berbeda misalnya di tingkatan anak-anak sering terjadi
LAMPIRAN 2
Draft Wawancara
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Ustad Linggha Sennakyz, Lc (Pengajar)
Pelaksanaan wawancara,
Hari
: Jum’at, 23 Januari 2015
Pukul
: 11.00 WIB
Tempat
: Lafazh Center Graha Raya
T
: Sudah berapa lama ustadz mengajar di Lafazh Center?
J
: kurang lebih sekitar 9 bulan terhitung dari bulan Mei 2014 sampai
sekarang. T
: Hal apa yang memotivasi ustadz untuk menjadi pengajar di Lafazh Center ini?
J
: Pertama-tama karena kawan-kawan dari Mesir semua, kedua
karena kita satu almamater, satu pemahaman dari universitas Al-Azhar Kairo juga sehingga visi misi kita sama. T
: Seperti apakah pendekatan komunikasi yang dilakukan agar
murid dapat memahami dan menangkap apa yang ustadz ajarkan? J
: Hal pertama yang dilakukan adalah, saya mendeskripsikan dulu
apa yang akan kita pelajari, setelah itu saya mencari tahu titik atau hal yang mereka sukai, misalnya mereka sukanya menulis saya lebih menekankan menulis sedangkan jika mereka suka mendengar ya saya lebih banyak menjelaskan. Sekaligus harus mengetahui kepribadian,
karena mereka orang dewasa, saya terlebih dahulu mencari tahu point of view apa yang mereka harus sesuaikan. T
: Apakah metode pembelajaran modern yang mudah dan
menyenangkan ini dapat efektif di kelas dewasa? J
: Saya kira dapat, sekarang alhamdulilah sudah beberapa murid
sekitar 70 persen sampai 80 persen sudah bisa membaca, yang pada awalnya tidak paham bahasa Arab gundul ,walaupun sebenarnya metode seperti ini lebih singkat dan insyallah lebih mudah. Adapun metode yang tradisional kan lebih monoton dan memakan waktu yang lebih lama. T
: Adakah kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab di
kelas dewasa ini? J
: kesulitannya selama ini sih ngga, karena mungkin orang dewasa
yang belajar di sini karena sebuah kemauan dan kesadaran bukan kewajiban. Adapun kesulitan mendasar hanya hafalan. T
: Adakah perbedaan komunikasi antarpribadi yang diterapkan
antara kelas dewasa dan kelas anak-anak pada saat pembelajaran bahasa Arab? J
: Ada, kalo anak-anak ketika mereka ada teman saya lebih
terapkan seperti kuis dan games tertentu dan komunikasinya yang dijalankan lebih proaktif karena anak-anak datang kesini hanya kewajiban disuruh oleh orang tua sedangkan murid dewasa datang kesini atas kemauan dan kebutuhan. Contohnya seperti murid ibu-ibu butuh karena ingin mengajarkan anaknya di rumah , murid bapak-bapak ingin jauh lebih memahami bahasa Arab serta Al-qur’an.
T
:
Adakah
perbedaan
komunikasi
antarpribadi
yang
diterapkan antara murid wanita dan pria di kelas dewasa pada saat pembelajaran bahasa Arab? J
: Proses pembelajaran sih sama, kalo misalnya dengan murid laki-
laki lebih terbuka, lebih dekat dan komunikatif sedangkan dengan murid perempuan karena kita mengerti dan paham agama jadi saya ketika mengajar perempuan ada space, agak jauh dan jaga jarak tetapi yang saya jelaskan sama. T
: Apakah ustadz sering memberikan tugas kepada murid baik
di dalam kelas ataupun untuk dikerjakan di rumah ? J
: ya , biasanya si kalo di kelas tugas untuk menulis, kalo di rumah
tugas menghafal T
: Adakah komunikasi antarpribadi yang dilakukan ustadz dan
murid di luar kelas ? J
: ada, contohnya ya kaya ngobrol tentang kesulitan mereka dalam
belajar bahasa arabnya, terus saya kasih semangat ataupun motivasi kadang bersenda gurau sebelum mereka pulang. T
: Faktor
apa saja yang menjadi penghambat dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: faktornya mungkin yang pertama hafalan dan daya tangkap
belajarnya kurang jadi kita harus lebih aktif dalam mengajar dan saya lebih banyak bertanya dalam artian ketika saya memberikan satu teori mungkin saya akan bertanya 10-20 kali untuk merepeat satu teori tersebut contohnya saya memberikan pelajaran tentang kepemilikan, saya beri tahu
ilmunya seperti ini seperti ini tapi latihannya lebih dari itu jadi perbandingannya satu pelajaran dan latihannya sampai 10 atau 20 kali. T
:
Faktor
apa
saja
yang
menjadi
pendukung
dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: faktor pendukungnya seperti buku dan didalamnya full berwarna
dan ada gambarnya, lcd proyektor audio guna mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas
Narasumber
______________ Ust. Linggha Sennakyz, Lc
Pewawancara
______________ Adik Dikri
LAMPIRAN 3 Draft Wawancara
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Ustad Didi Suardi, Lc (pengajar)
Pelaksanaan wawancara,
Hari
: Jum’at, 23 Januari 2015
Pukul
: 10.00 WIB
Tempat
: Lafazh Center Graha Raya
T
: Sudah berapa lama ustadz mengajar di Lafazh Center?
J
: Genap satu tahun lebih satu hari, awal masuk 22 Januari 2014.
T
: Hal apa yang memotivasi ustadz untuk menjadi pengajar di
Lafazh Center ini? J
: Motivasinya adalah karena berkenaan dengan keagaaman,
terdapat nilai-nilai dakwah di lafazh Center terutama dalam hal menyampaikan sebuah risalah pesan Allah, baik itu berkenaan dengan pengajaran Al-Qur’an, bahasa Arab maupun kajian-kajian Islam lainnya. T
: Seperti apakah pendekatan komunikasi yang ustad lakukan
kepada murid dalam proses pembelajaran di kelas anak-anak? J
: Pendekatan yang pertama saya lakukan si biasanya seperti
menyapa mereka pas baru datang, kaya memuji rupa atau pakaiannya lalu menanyakan kabar. Kemudian pada saat mengajar saya harus bisa ngerti sifat mereka dan saya sangat menghindari sekali yang namanya membentak dan memarahi anak murid, trus pas ngasih materi harus
dengan nada yang pelan dan lembut, sesekali saya mengeraskan suara namun sambil senyum pada saat memberi semangat atau sedang memberikan teguran bagi siswa yang nakal. T
: Apakah metode pembelajaran modern yang mudah dan
menyenangkan ini dapat efektif di kelas anak-anak? J
: iya, sebetulnya metode ini adalah sebuah cara tapi lebih di
tekankan pada diri pengajar itu sendiri, apakah dia bisa mengajar dengan enjoy dan ikhlas. Dengan menikmati cara mengajar maka akan terasa ringan dalam proses pembelajarannya dan juga murid dapat melihat bagaimana cara kita mengajar. Lalu harus bisa memahami psikologi murid baik itu murid anak-anak maupun murid dewasa. Contohnya kita sedang bercerita namun murid sudah tidak fokus , maka harus diantisipasi dengan menyisipkan humor atau candaan. Intinya adalah pengajar harus bisa membuat murid fokus dan memerhatikan apa yang disampaikan oleh pengajar, baik itu sebuah cerita maupun materi pelajaran. T
: Adakah kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab di
kelas anak-anak? J
: Pasti ada, memang kalo mengajar anak-anak harus sabar karena
tingkahnya yg bermacam-macam. Kesulitannya ya menghadapi tingkah dan sifat anak yang nakal dan aktif di kelas sehingga apa yang saya ajarkan tidak di dengar dan sering di hiraukan. T
: Adakah perbedaan komunikasi antarpribadi yang diterapkan
antara kelas dewasa dan kelas anak-anak pada saat pembelajaran bahasa Arab?
J
:
Jelas
ada,
terutama
lagi-lagi
yang
ditekankan
adalah
psikologinya, kita tidak bisa berkomunikasi baik dengan mereka jika kita tidak bisa membaca dan memahami psikologi dan karakteristik murid tersebut. Secara metodologi semua hampir sama, perbedaannya hanya terletak fleksibelitas. T
: Apakah ustadz sering memberikan tugas kepada murid baik
di dalam kelas ataupun untuk dikerjakan di rumah ? J
: ya, kalo abis di terangkan lalu di ucapkan berulang-ulang, lalu
saya biasanya menugaskan untuk memberikan harakat pada lafazh yang gundul, dan menghafal nama-nama benda tanpa melihat buku. Kalo tugas di rumah si jarang ya paling Cuma diingatkan untuk menyempatkan membaca baca buku panduan nya . T
: Adakah komunikasi antarpribadi yang dilakukan ustadz dan
murid di luar kelas ? J
: iyah, itu sangat sangat penting sekali, jika di kelas kami lebih
profesional fokus untuk belajar namun ketika di luar kelas kami jadikan sebuah ajang untuk mendekatan diri dengan para murid, contohnya pada murid anak-anak jika kami sedang mempunyai sedikit makanan di depan kami biarkan mereka mengambil sesuka hati asal mengerti akan aturan, sahabis makan sampahnya dibuang ke tempat sampah sedangkan pada murid dewasa contohnya saling bertukan cerita, pengalaman, ilmu , sekedar bersenda gurau sehingga hal- hal demikianlah yang dapat membuat sebuah hubungan terjalin dengan akrab antara pengajar dan murid.
T
: Faktor
apa saja yang menjadi penghambat dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: Penghambatnya yang pertama adalah sifat-sifat dari anak-anak
tersebut contohnya kalo ada anak yang sangat pemalu, dia sangat pasif dan hanya diam, kalo anak yang aktif sering menggangu temannya ataupun sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga dia menghiraukan saya pada saat belajar. T
:
Faktor
apa
saja
yang
menjadi
pendukung
dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: yang mendukung pembelajaran yakni faktor konduksifitas seperti
white board, ruangan AC yang bersih nyaman, LCD proyektor kemudian yang terakhir adalah karena di Lafazh Center baik di kelas Arab maupun Al-Qur’an basic belajarnya dianjurkan untuk mengeluarkan suara yang keras dan jelas sehingga kita menyediakan air mineral bagi murid yang kehausan ataupun serak dan ini sudah menjadi bagian dari fasilitas, metode belajar di Lafazh Center sehingga mereka dapat nyaman dan rileks kembali dalam proses pembelajaran.
Narasumber
______________ Ust. Didi Suardi, Lc
Pewawancara
______________ Adik Dikri
LAMPIRAN 4 Draft Wawancara
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Ustad Lukmanul Hakim, Lc (pengajar)
Pelaksanaan wawancara,
Hari
: Jum’at, 27 Januari 2015
Pukul
: 10.00 WIB
Tempat
: Lafazh Center Graha Raya
T
: Sudah berapa lama ustadz mengajar di Lafazh Center?
J
: alhamdulilah saya mengajar di Lafazh Center sudah 5 bulan,
terhitung dari bulan februari T
: Hal apa yang memotivasi ustadz untuk menjadi pengajar di
Lafazh Center ini? J
: yang pertama untuk meminimalisirkan kebutaan huruf orang-
orang tentang Al-Qur’an. Yang kedua agar bahasa Arab tidak asing bagi kaum muslimin. Minimal membuat orang mengerti tentang kosa kata bahasa Arab. T
: Seperti apakah pendekatan komunikasi yang dilakukan agar
murid dapat memahami dan menangkap apa yang ustadz ajarkan? J
: pendekatan komunikasi yang saya lakukan adalah interaksi yah,
kebetulan murid didik saya orang yang sepuh atau lanjut usia sehingga saya menempatkan diri sebagai anak beliau bukan sebagai pengajar. Karena jika menggurui pasti ada jarak diantara kita. Kemudian selanjutnya ketika interaksi di dalam kelas saya harus mengetahui kondisi kejiwaan,
kepribadian, dan sifat beliau. Dan juga beliau juga sering sharing sehingga membuat beliau dekat dengan saya. T
: Apakah metode pembelajaran lafazh yang modern mudah dan menyenangkan ini dapat efektif di kelas lansia?
J
: kalo menurut saya efektif ya, karena pembelajaran bahasa Arab di
menggunakan metode langsung, yakni di saat mengucapkan kata benda atau pun sebuah gerakan , langsung di tunjuk bendanya dan di peragakan misalnya menunjuk suatu benda dan memberikan contoh gerakan kita sedang minum, makan, berlari dll. Hal ini sangat efektif dikelas lansia. T
: Adakah kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab di
kelas dewasa ini? J
: Ada, tapi selama ini alhamdulilah tidak terlalu rumit, mungkin
ada beberapa karena faktor pengalaman dan keagamaan karena mereka bersumber dari kalangan umum, yang kedua karena beliau sering lupa dan salah dalam memberi harakat di setiap kosa kata, kalo murid tidak mengulang pelajaran yang kemarin pasti lupa. Normal nya pengucapan per kata bahasa Arab di kelas dewasa dan anak-anak hanya tiga sampai lima kali. Namun jika murid lansia harus lebih dari enam kali atau bisa sampai delapan kadang itu juga dia masih suka lupa. T
: Apakah ustadz sering memberikan tugas kepada murid baik
di dalam kelas ataupun untuk dikerjakan di rumah ? J
: Kalau tugas hanya sebuah anjuran dan motivasi belajar bukan
suatu perintah, jika memiliki waktu kosong silahkan dikerjakan bisa disebut juga sebagai latihan di rumah. Setidaknya jika menghafal 10 kata
pasti ada yang nyangkutlah 3 minimal. Kami disini sangat menghindari hal-hal yang bersifat memerintah, memaksa dan menekan dan sebagainya. Dan latihan ini menurut kami adalah bukti sebagai tanda keseriusan mereka dalam belajar bahasa Arab . T
: Adakah komunikasi antarpribadi yang dilakukan ustadz dan
murid di luar kelas ? J
: di luar kelas si jarang, karena beliau adalah tipe orang yang ga
suka bicara panjang lebar. Jadi setelah belajar ya langsung pulang. paling sering si ya di kelas aja. Karena lebih intens dan terjaga privasinya. T
: Faktor
apa saja yang menjadi penghambat dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: ya kalo lansia lebih di tekankan dengan pengulangan , karena
maklum ya usianya sudah tua pasti sering sekali lupa sehingga pada saat masuk kelassaya selalu tanyakan apakah masih ingat dan perlu pengulangan apa tidak. Dan hambatannya di saat menulis, masih sangat minim dan di bawah standard karena mungkin dalam tahap belajar. T
:
Faktor
apa
saja
yang
menjadi
pendukung
dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas? J
: pendukungya ya alat peraga seperti papan tulis , penghapus
pokonya yang ada di dalam kelas ini, ruang kelas yang nyaman, buku panduan belajar dan tidak lupa semangat dari diri sendiri, karena jika semua fasilitas lengkap namun tidak ada semangat dan keinginan yang tinggi tidak ada gunanya.
Narasumber
______________ Ust. Lukmanul Hakim, Lc
Pewawancara
______________ Adik Dikri
LAMPIRAN 5 Draft Wawancara
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Ibu Asmarliyeni (murid kelas dewasa)
Pelaksanaan wawancara
, Hari
: Selasa, 27 Januari 2015
Pukul
: 13.30 WIB
Tempat
: Ruang Kelas Lafazh Center
1. Sejak kapan anda menjadi murid di Lafazh Center? 2. Hal apa yang membuat anda tertarik untuk belajar bahasa Arab di Lafazh Center? 3. Bagaimana pendekatan yang dilakukan ustadz dalam proses pembelajaran bahasa Arab kepada anda? 4. Berapa waktu anda belajar bahasa Arab di dalam kelas? 5. Adakah kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas selama ini? 6. Apakah ada komunikasi diluar kelas sesama murid ataupun dengan ustadz dalam mendiskusikan bahasa Arab maupun al-Qur’an? 7. Tugas apa saja yang biasa diberikan ustadz dalam memperdalam pembelajaran bahasa Arab? 8. Menurut anda, apakah manfaat jika kita dapat memahami dan mengerti bahasa Arab ?
9. Apa saja faktor penghambat anda selama proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center? 10. Apa saja faktor pendukung anda selama proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center? 11. Menurut anda, apakah manfaat jika kita dapat memahami dan mengerti bahasa Arab ?
LAMPIRAN 6 Draft Wawancara
Pewawancara
: Adik Dikri
Narasumber
: Bapak Macfuddin (murid kelas Lansia)
Pelaksanaan wawancara
, Hari
1.
: Kamis, 12 Februari 2015
Pukul
: 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Kelas Lafazh Center
Sejak kapan bapak menjadi murid di Lafazh Center?
2. Hal apa yang membuat bapak termotivasi untuk belajar bahasa Arab di Lafazh Center? 3. Bagaimana pendekatan yang dilakukan ustadz dalam memberikan materi pembelajaran bahasa Arab di kelas? 4. Apakah metode pembelajaran lafazh center ini sudah efektif menurut bapak? 5. Berapa waktu bapak belajar bahasa Arab di dalam kelas? Dan menurut anda apakah itu cukup? 6. Apakah anda pernah meluangkan waktu di rumah untuk mempelajari bahasa Arab? 7. Adakah kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas selama ini? 8. Apakah ada komunikasi diluar kelas sesama murid ataupun dengan ustadz dalam mendiskusikan bahasa Arab?
9. Tugas apa saja yang biasa diberikan ustadz dalam memperdalam pembelajaran bahasa Arab? 10. Menurut bapak, apakah manfaat jika kita dapat memahami dan mengerti bahasa Arab ?
LAMPIRAN 7
Brosur Lafazh center
Brosur Seminar Akbar Yang Diselenggarakan Oleh Lafazh Books Dan Lafazh Center
LAMPIRAN 8
Buku Panduan Revolusi Belajar Bahasa Arab Lafazh Center
LAMPIRAN 9
Salah satu Seminar akbar yang diadakan oleh Lafazh Books dan Lafazh Center
LAMPIRAN 10
Bersama ustad Nofri selaku Manager Research and Development Manager Lafazh Center
Bersama ustad Linggha dengan ibu Asmarliyeni
LAMPIRAN 11
Bersama Ustad Didi dengan Ilham, Keisha, Fanya
Bersama ustad Lukman
LAMPIRAN 12
Kegiatan Belajar di Kelas Dewasa
Mushola
LAMPIRAN 13
Ruang Belajar
Ruang tunggu
LAMPIRAN 14
Salah satu poster yang terdapat di setiap ruangan di Lafazh center