Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien Zubairi Djoerban
zubairidjoerban.org
Tantangan kedokteran sekarang: Memberikan layanan kesehatan dg kualitas yang terbaik (EBM, KOMPETEN), yg komprehensif dan berkesinambungan kepada setiap pasien. Perlu kepemimpinan moral (moral leadership) oleh profesi dan seruan untuk kembali ke humanisme melalui peningkatan kemampuan berkomunikasi, seni mengajar dan pemanfaatan informasi.
KOMPETENSI DOKTER
Berdasarkan Kompetensi Kompetensi Terintegrasi Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga
Kompetensi Klinik: tropik infeksi, hematologi, alergi, imunologi, nefrologi, rematologi, paru, endokrinologi, metabolik,
Kompetensi terintegrasi Kompetensi terintegrasi adalah area-area kompetensi lintas bidang yang digunakan oleh seorang dokter untuk diterapkan dalam pemecahan masalah pasien. Ada 3: Disiplin Terintegrasi Pertama: kompetensi terpenting yang terkait dengan nilai fundamental dan perilaku luhur yang harus dipunyai setiap orang dg profesi dokter, yaitu humanisme, etika dan profesionalisme.
Kompetensi Terintegrasi
Tier-1 • Humanisme
• Profesionalisme • Etika Medik
Kompetensi Terintegrasi kedua Disiplin Terintegrasi Kedua, adalah perilaku profesional dasar yang seharusnya dimiliki
setiap dokter, yaitu kemampuan dan motivasi belajar seumur hidup, metodologi
klinik, “clinical reasoning” dsb.
Disiplin Terintegrasi ke-2 • Belajar Sepanjang Hayat • Metodologi Klinik
# Ked. Pencegahan
• Anamnesis
# Nutrisi
• Pemeriksaan Fisik
# Layanan Berkesinambungan
• Hukum Kedokteran
# Anamnesis
• Epidemiologi Klinik
# Managemen.
• Clinical Reasoning
Kompetensi Terintegrasi ke-3
Kompetensi Terintegrasi Ketiga adalah domain
penting yang biasa digunakan seorang dokter misalnya “medical informatics”, asuhan
perawatan di rumah, pengobatan fisik dan rehabilitasi.
Disiplin Terintegrasi
• Medical Informatics
• Management of Medical Practice • Home Care
• Nursing Home Care • Physical Medicine and Rehabilitation
• Occupational and Environmental Medicine
Mutu Layanan dan
Keselamatan Pasien
Pembahasan Terima kasih 1.
Kejadian Tak Diinginkan
2. KTD dan Mutu Layanan 3. Besaran Masalah Global 4. Etika Medik, Patient Safety dan Sasaran PS 5. Besaran Masalah di Indonesia 6. Upaya Meningkatkan PS 7. Kendala Penerapan PS di Indonesia 8. Kesimpulan
Kejadian Takkasih diinginkan Terima Salah Obat Medical device errors Salah identifikasi Salah Bedah Infeksi Nosokomial Salah Transfusi Darah Decubitus
Pasien Jatuh
Kejadian Tak diinginkan Sering Terjadi: 3-16% (WHO) Merugikan pasien dan keluarga Biaya Tinggi
Rendahnya Mutu Layanan OVERUSE: Obat, tes, prosedur yg tak perlu:SC, tonsilektomi UNDERUSE: Hanya sebagian kecil masyarakat yang menerima pelayanan yang sesuai rekomendasi* MISUSE: Misdiagnosis, obat dan prosedur yang tidak tepat DOKTER: gaji rendah, kompetensi, tambahan SISTEM PEMBIAYAAN, REMUNERASI * Judith Healy, Australian National University
Amerika: Tentang Penerima Manfaat Medicare Dari 12.500 peserta Medicare 1998-2005, 19% mendapatkan masalah dari layanan kesehatan
Dua per tiga dari masalah menimpa pasien rawat jalan atau panti-panti perawatan, bukan di rumah sakit. “Secara keseluruhan, temuan menunjukkan bahwa cedera medis menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan usia lanjut”. [Injury Prevention, May 28, 2014]
Cornish PL et al. Unintended medication discrepancies at the time of hospital admission. Arch Intern Med. 2005;165:424-429
zubairidjoerban.org
Data Terima kasih Iowa 1993: 4% pasien anak “di-dokter-i” oleh orangtuanya
sendiri. Sebanyak 2/3 menuliskan resep untuk anak mrk. 1991: 99% dokter yang dilibatkan dalam survey “ keluarga
pernah meminta saran kesehatan, diagnosa, dan pengobatan. 83% pernah meresepkan obat” Alasan: nyaman, menghemat pengeluaran, keyakinan
bahwa “Saya memberikan perawatan terbaik.” Th/: perawatan ringan, akut, serius, invasif. 5% dokter di
RS merawat sendiri yg mrk sayangi, 9% melakukan operasi
Obat yang paling sering diresepkan antibiotik, pil KB, analgesik
antidepresan, sedatif, obat nyeri berbahan narkotika.
Pembahasan Terima kasih 1847 American Med Assc Medical Ethics 1847: “Kecemasan
dan kekhawatiran yang dirasakan oleh dokter terkait sakit yang dialami istri, anak … cenderung mengaburkan penilaiannya dan menyebabkan keraguan serta ketidakmampuan mengambil keputusan” ACP: Dokter seharusnya tidak masuk ke dalam hubungan
ganda seperti dokter-sekaligus-keluarga atau dokter-teman Am Ac Pediatrics: Merawat anak sendiri menimbulkan isu
etika yang sangat krusial.
Kode Etik Kedokteran AMA 1993 Dokter tidak boleh mengobati diri sendiri atau keluarga
Berbagai perangkap: kegagalan untuk menanyakan hal-hal sensitif seperti kondisi kesehatan di masa lalu, atau situasi sosial
menghindarkan diri dari pemeriksaan fisik yang penting, kurangnya obyektivitas profesional, konflik batin akibat pertentangan peran2 yang dijalankan jika pengobatan tak berjalan baik melakukan praktik di luar keahlian, kemungkinan pasien tidak akan rajin datang, informed consent dan persetujuan tidak diberikan oleh pasien.
KESIMPULAN Terima kasih Kejadian tak diinginkan Sering Terjadi, di Indonesia,
Amerika, di seluruh dunia (3-16% WHO) Merugikan pasien dan keluarga Biaya Tinggi
Bisa dicegah, bisa dikurangi Undang Undang, Peraturan, Guidelines sudah ada
Perlu sosialisasi al di rumah sakit, perhimpunan2, dokter
zubairidjoerban.org