WELDING COURSE
WELDING SUPERVISOR COURSE
Ir. Winarto, M.Sc., PhD. DEPARTEMEN METALURGI & MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
KLASIFIKASI MESIN LAS BERDASARKAN POWER SOURCE
WELDING COURSE
.
WELDING COURSE
Contoh Mesin Las
PERBANDINGAN POWER SOURCE PENGELASAN
WELDING COURSE
.
WELDING COURSE
Transformer (TRAFO) Mesin Las
WELDING COURSE
Transformer (TRAVO) & Controler Mesin Las
WELDING COURSE
Transformer (TRAVO) & Silicon Control Rectifier (SCR)
WELDING COURSE
SUSUNAN CONTROLER PADA MESIN LAS
WELDING COURSE
MESIN LAS ALTERNATING CURRENT (AC) DENGAN MOVABLE--COIL MOVABLE
WELDING COURSE
MESIN LAS AC DENGAN MOVABLEMOVABLE -SHUNT
WELDING COURSE
MESIN LAS AC DENGAN MOVABLEMOVABLE -CORE REACTOR
WELDING COURSE
MESIN LAS AC DENGAN SATURABLE REACTOR
WELDING COURSE
MESIN LAS AC DENGAN MAGNETIC AMPLIFIER
WELDING COURSE
MESIN LASLAS-MOTOR GENERATOR (ROTARY ATAU ALTERNATOR)
WELDING COURSE
MESIN LAS POWER ALTERNATOR DENGAN CONTROLER
WELDING COURSE
KONTROL KELUARAN CV YANG DI PULSAKAN (PULSED)
WELDING COURSE
TERJADINYA BUSUR LISTRIK
WELDING COURSE
BUSUR LISTRIK Pada TIG
Peak temperatures 18,000 K
-
n
Ada aliran listrik antara 2 ujung elektroda melalui media gas dengan arus listrik mulai 10 A s/d 2000 A serta tegangan busur listrik 10 hingga 50 Volt
n
Terjadi ionisasi di kolom tsb dengan temperatur tinggi tinggi.. Pada kolom busur tsb terjadi transfer logam cair dari elektroda k e benda kerja akibat gaya dorong busur hasil ionisasi gas. Dapat juga terjadi aksi pem pem-bersihan (cleaning action) yang dapat melepaskan oksida dari benda kerja kerja..
Cathode drop zone
Anode drop zone n
+
n
KONTROL KELUARAN (Control of Output ) WELDING COURSE
.
KONTROL KELUARAN untuk Constant Voltage (CV) WELDING COURSE
.
WELDING COURSE
KONTROL KELUARAN Untuk Constant Current (CC)
KONTROL KELUARAN CC untuk SMAW & TIG WELDING COURSE
. Electrode Max Arc Length
Min Arc Length
Base Metal
WELDING COURSE
EFEK MAGNET PADA BUSUR LISTRIK
WELDING COURSE
DUTY CYCLE PADA MESIN LAS NEMA (The National Electrical Manufacture Association) Mengklasifikasikan Mesin Las Terhadap Duty Cycle-nya 1. MESIN LAS dengan NEMA CLASS I memiliki kontrol keluaran pada Duty Cycle 60, 80 dan 100 % 2. MESIN LAS dengan NEMA CLASS II memiliki kontrol keluaran pada Duty Cycle 30, 40 dan 50 % 3. MESIN LAS dengan NEMA CLASS I memiliki kontrol keluaran pada Duty Cycle 20 %
PERHITUNGAN DUTY CYCLE
WELDING COURSE
Persamaan DUTY CYCLE seperti dibawah ini:
100 % DUTY CYCLE = Perioda (lamanya) operasi pengelasan dengan menggunakan kapasitas arus maksimum selama 10 menit.
CONTOH PERHITUNGAN DUTY CYCLE
WELDING COURSE
Contoh 1. Mesin las memiliki kapasitas 200A dengan 60 % duty cycle dimana dioperasikan untuk mengelas pada arus 250A, berapa lama waktu pengelasan yang diperbolehkan.
Dari Rumus diatas maka waktu pengelasan sebesar 250 A adalah tidak boleh lebih dari 3,8 menit.
Contoh 2. Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus menerus (tanpa berhenti) untuk mesin las dengan menggunakan mesin berkapasitas 200A dengan 60 % duty cycle .
ENERGI BUSUR LISTRIK
WELDING COURSE
.
QB = dimana :
IxU x 60Κ ( J / mm) v I = arus las (A) U = tegangan las (V) v = kecepatan las (mm (mm//menit menit))
Energi yang ditransfer ke benda kerja, QM, tergantung pada efisiensi busur, η, dan dikalkulasikan sebagai berikut:
Q M = Q B xη
EFFISIENSI BEBERAPA PROSES PENGELASAN
WELDING COURSE
.
WELDING COURSE
Polaritas Arus yang menggunakan Mesin Las DC
Hubungan Pemakaian Kawat Elekroda dengan Polaritas Arus
WELDING COURSE
.
Polaritas Arus vs Penetrasi Las untuk Elektroda Konsumabel
WELDING COURSE
Ø Pada pengelasan SMAW & MIG, kawat las akan meleleh dan ditransfer melalui busur listrik ke benda kerja Ø Panjang busur harus dijaga antara elektroda dan logam induk dengan cara mengumpan elektroda secepat kawat tsb meleleh meleleh.. Ø Atmosfir busur sangat besar pengaruhnya pada polaritas yang panasnya maksimum maksimum.. Pada SMAW, Atmosfir busur tergantung pada komposisi pembungkus (fluks fluks)) pada elektroda. Ø Umumnya panas maksimum terjadi pada kutub negatif (katoda katoda). ). Ø Pengelasan dengan polaritas lurus dengan menggunakan kawat las E6012 (DCEN), dimana elektroda menjadi kutub negatif negatif,, maka pelelehan sangat tinggi tinggi.. Akibatnya Akibatnya,, penetrasi las menjadi dangkal. Ø Jika pengelasan menggunakan polaritas terbalik pakai elektroda E6010 (DCEP), maka panas maksimum tetap terjadi pada kutub negatif (katoda katoda), ), tetapi sekarang logam induk yang berperan sebagai katoda katoda,, sehingga memberikan penetrasi lasan yang dalam dalam..
DC POLARITY vs PENETRASI LASAN PADA SMAW WELDING COURSE
.
DC POLARITY PADA ELEKTRODA NON--KONSUMABEL (UNTUK TIG) NON
WELDING COURSE
v Jika pengelasan menggunakan elektroda pejal (elektroda dari tungsten/wolfram), maka panas maksimum terjadi pada kutub positif (anoda anoda). ). v Elektroda wolfram umumnya di operasikan dengan polaritas lurus (straight polaritypolarity -DCEN) sehingga panas maksimum terjadi pada logam induk (anoda anoda)) untuk menghasilkan penetrasi yang dalam dalam.. v Jika elektroda tsb dioperasikan dengan arus bolak balik (AC), maka jumlah panasnya akan seimbang antara kedua kutub kutub..
DC POLARITY pada TIG
WELDING COURSE
.
DC POLARITY pada TIG
WELDING COURSE
.