Khatam KHAZANAH WAWASAN AL-QURAN DAN PEMERSATU UMAT
KHAZANAH UTAMA AL-QURAN DAN PESAN PERSATUAN
OPINI PERSATUAN UMAT DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN TIPS CARA MENGENALKAN SI CILIK SHALAT
01
TRIWULAN 1 2015
04. SALAM KHATAM
KHAZANAH UTAMA AL-QURAN DAN PESAN PERSATUAN | 10
OPINI TAFSIR TARTIBI SURAH AL-FATIHAH | 05
PERSATUAN UMAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
14. KHAZANAH KHUSUS PERAN PENTING AL-QURAN BAGI GENERASI PELANJUT | 20
29. SASTRA
PESONA CINCIN BATU MULIA
MARI BERHENTI SAAT MENGELUH
24.
KALAM
Dengan Nama Allah
AWAL MULA ILMU KALAM | 30
32. FIQIH PERBANDINGAN SEJARAH PERBEDAAN MAZHAB FIQIH BERSUCI (THAHARAH) | 36
38. TIPS CARA MENGENALKAN SI KECIL SHALAT CARA MENGOBATI STRES | 40
KISAH HIKMAH PENGHANCURAN BERHALA | 42
TEKA-TEKI SILANG ISLAMI | 47 KHAZANAH DOA DOA MOHON KESELAMATAN
48.
Pimpinan Redaksi Mujahidah Z Sekretaris Ilma Bendahara Muliana Editor Usman, Fathonah, Rifky, Idris, Fatwa, dkk. Reporter Mishbah, dkk Layouter Jakfar, dkk Fotografer Dhega, dkk Humas Syahrizanan dkk Distributor & Pracetak Habib Syafei, dkk Riset dan Dokumentasi Tini, dkk Alamat Redaksi Jl. Haji Suaeb 1 No. 26 Kebon Jeruk Jakarta Barat Email:
[email protected]
SALAM KHATAM
Salam Khatam Assalamu’alaikum Wr. Wb.
S
04
egala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt atas nikmat kehidupan dan ke-Islaman. Salam dan shalawat untuk Nabi Penutup di akhir zaman, Khatamun Nabiyyin, Muhammad saw atas perjuangannya yang gigih membawa manusia kepada cahaya. Tak lupa pula doa yang tak pernah putus untuk para keturunan dari keluarga Rasulullah saw, para sahabatnya yang setia, serta para ulama yang menyampaikan risalahnya hingga saat ini. Hadirnya Majalah Khatam ini di kancah dunia media cetak, diharapkan dapat ikut memperkaya khazanah ke-Islaman di tengah kaum muslimin terutama di Indonesia. Berharap atas keberkahan Rasulullah saw dengan meminjam gelarnya sebagai Khatamun Nabiyyin, semoga media ini dapat menjadi salah satu jalur penyampai risalahnya. Dengan mengangkat
majalah ini membawa misi mendekatkan masyarakat dengan pesan-pesan kandungan al-Qur’an dan menyiarkan persatuan bagi seluruh umat
tema-tema al-Qur’an dan persatuan, majalah ini membawa misi mendekatkan masyarakat dengan pesan-pesan kandungan al-Qur’an dan menyiarkan persatuan bagi seluruh umat menuju masyarakat madani. Di edisi perdana ini, kami mengangkat isi-isi rubrik tentang al-Qur’an dan persatuan. Hal ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan kepada pembaca tentang koridor gerakan majalah ini. Selanjutnya, majalah ini fokus kepada bagaimana al-Qur’an memberi jawaban pada setiap masalah kehidupan. Beberapa rubrik akan menunjukkan wajah tafsir maudu’i (tematik) baik itu persoalan fiqih maupun kemasyarakatan, kemudian terdapat salah satu rubrik khusus untuk tafsir tartibi (berdasarkan tertibnya ayat). Majalah ini diharapkan dapat membantu setiap kalangan memahami al-Qur’an. Berbagai usia, berbagai gender, berbagai status sosial, bahkan berbagai latar belakang keilmuan. Kami membuka ruang diskusi sebesar-besarnya dengan pembaca, karena kita menyadari bahwa perbedaan adalah rahmat dalam Islam. Selain itu, musyawarah juga merupakan tradisi Islam yang dicontohkan Rasulullah saw dalam perkara-perkara sosial dan keilmuan. Keterbukaan akan memperkaya khazanah keilmuan kaum muslimin dan persatuan pun menjadi hal yang mudah dicapai untuk menjadi ummat yang kuat. Dengan demikian, kami redaksi Majalah Khatam mengajak para pembaca untuk bersamasama menghadirkan Rahman dan Rahiim Allah swt untuk tercapainya tujuan majalah ini, kita buka edisi perdana ini dengan mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” dan shalawat atas Khatamun Nabiyyin saw. Selamat membaca sajian Qur’ani… !
TAF S I R TA R T IBI
Surah al-Fatihah, meski singkat, akan tetapi kandungannya mencakupi tiga pondasi dasar dalam agama samawi, yakni ketauhidan, kenabian dan hari akhir.
TAFSIR TARTIBI
SURAH AL-FATIHAH (BAGIAN PERTAMA: AYAT 1-4)
“Shalat yang khusyuk dapat kita peroleh dari penghayatan atas makna bacaan-bacaan shalat kita. Memahami tafsir Surah alFatihah dapat mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar”
T
afsir berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Secara istilah, tafsir adalah menjelaskan makna-makna alQur’an Al-Karim dan mengeluarkan hikmah serta hukum yang terkandung dalam ayat al-Qur`an. Firman Allah ta’ala:
ِ ك ُمبَ َارٌك لّيَ ّد�بُّرَواْ آيَاتِِه َ َنزلْنَاهُ إِلَْي ٌ َكت َ اب أ ِ ولِيتَ َذ ّكر أُولُو األلْب اب َ ْ َ ََ ”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (QS. Shaad : 29). Terdapat beberapa metode penafsiran, salah satu diantaranya adalah tafsir maudhu`i dan tafsir tartibi. Tafsir maudhu`i (tematik) merupakan penafsiran berdasarkan tema-tema tertentu yang diangkat dari ayat al-Qur`an maupun surah. Sementara tafsir tartibi merupakan penafsiran
al-Qur`an berdasarkan susunan ayat dan surah. Metode penafsiran yang dibahas di sini adalah metode tafsir tartibi yang dimulai dari surah al-Fatihah hingga juz ketiga puluh (insya Allah).
يدا َعلَْي ِه ْم ً ث يِف ُك ِّل أ َُّم ٍة َش ِه ُ َو�يَْوَم �نَ�بَْع ِ يدا َعلَى ً ك َش ِه َ ِِم ْن أَن ُف ِس ِه ْم َوج�ئْنَا ب ِ َ هؤاَلء و�نَّزلْنَا علَي ب تِ�بْ�يَنًا لِ ُك ِّل ْ َ َ َ َُ َ َك الْكت ٍ ِ ِ ِ ني َ َش ْيء َوُه ًدى َوَر مْحَةً َوبُ ْشَرى ل ْل ُم ْسلم 06
“…Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (Q.S an-Nahl : 89)
Sekilas Tentang Surah alFatihah Surah al-Fatihah termasuk dari Surah Makkiyah, yakni surah yang turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Poin terpenting dalam Surah Makiyyah adalah bertujuan untuk menjelaskan ketauhidan, penetapan kenabian, penjelasan hari kiamat serta penegasan mengenai penyembahan terhadap Allah dan penentangan kemusyrikan. Ini merupakan pondasi utama dalam agama samawi sebagai pondasi kokohnya agama. Mengapa surah al-Fatihah? Bukankah surat yang pertama kali diturunkan bukanlah surah al-Fatihah melainkan lima ayat dari surah al-A’laq kemudian disusul dengan turunnya surah al-Qalam dan alMudzatsir? M. Quraish Shihab dalam Tafsir Mishbah memaparkan bahwa semua ulama sepakat mengenai sistematika penulisan urutan ayat-ayat al-Quran merupakan perkara taufiqqi, dengan artian bahwa penyusunan tersebut berdasarkan petunjuk dari Allah Swt. Begitu juga urutan tersebut bukanlah
berdasarkan atas urutan masa turunnya. Meski begitu semua surah yang ada dalam al-Qur`an adalah satu kesatuan. Jadi jelaslah, alasan mengapa surah al-Fatihah diletakan di awal pembukaan al-Quran. Meski singkat, akan tetapi kandungan yang dimilikinya mencakupi tiga pondasi dasar dalam agama samawi, yakni ketauhidan, kenabian dan hari akhir. Selain itu, surah al-Fatihah merupakan rangkuman dari surah-surah yang ada dalam al-Qur`an. Ditinjau dari segi bahasa, الفاحتة berasal dari kata “( ”فتح – يفتحfatahayaftahu) yang artinya “membuka”. الفاتح/الفاحتة (al-faatihatu/al-faatihu) merupakan isim fail bermakna “yang membuka atau pembuka”. Dinamakan dengan Fatihatul Kitab dikarenakan permulaan kitab dibuka dengan surah ini dan kewajiban membacanya dalam shalat. Dan dinamakan dengan Ummul Kitab karena surah ini merupakan permulaan atas surah yang lain. Penamaan Ummul Kitab atau Ummul Qur’an bersumber dari Nabi Saw yang bersabda; ”Sesiapa yang shalat tanpa membaca Ummul Qur’an (al-Fatihah), maka shalatnya tidak sah”.
Poin terpenting dalam Surah Makiyyah adalah bertujuan untuk menjelaskan ketauhidan, penetapan kenabian, penjelasan hari kiamat serta penegasan mengenai penyembahan terhadap Allah & penentangan kemusyrikan.
الرِحي ِم َّ الر مْحَـٰ ِن َّ بِ ْس ِم اللَّ ِـه “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Allah memulai firman-Nya dengan menyebut namanya yang suci. Allah Swt memerintahkan nabi-Nya untuk menyebut nama-Nya, Iqra` Bismi Rabbika alladzii khalaq (sebutlah nama Tuhanmu yang telah menciptakan). Begitupun di setiap surah al-Quran selalu disertai dengan bacaan Basmallah kecuali dalam surah atTaubah. Menurut sebagian Muffasir Basmallah yang ada di setiap permulaan surah mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan tujuan surah tersebut. Dengan ini menunjukkan bahwa Allah Swt mengehendaki setiap hamba-Nya untuk senantiasa menyebut nama-Nya. Sebelum datangnya Islam, untuk memulai setiap aktivitasnya orang-orang terdahulu senantiasa menyebut nama pembesar mereka ataupun nama yang mereka anggap mulia. Dengan tujuan agar aktivitas mereka mendapat berkah dan abadi. Setelah datangnya Islam, kebiasaan tersebut mulai berubah yaitu dengan menggantikan nama itu dengan nama Allah yang Maha Abadi. Karena `ism (nama) berarti menunjukkan esensialnya sesuatu. Ketika yang disebut adalah sesuatu yang mengandung ketidakabadian, maka pekerjaan tersebut pastilah tidak akan abadi. Akan tetapi sebaliknya, jika yang disebut adalah sesuatu yang mengandung zat keabadian, maka pekerjaan yang dimulai dengan nama-Nya akan mengikuti keabadian yang dikandungnya. Dengan ini terbantahkanlah pepatah yang mengatakan “Apalah arti sebuah nama”. M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menyebutkan bahwa salah satu hadits yang menekankan untuk mengawali segala perbuatan dengan Basmallah adalah sabda Rasulullah saw, “Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama-Nya maka perbuatan tersebut cacat”. (HR. Suyuthi dalam al-jami alshagir yang menurutnya bahwa hadits ini berasal dari sahabat Nabi yakni Abu Hurairah).
Setelah melewati kata `ism kita bertemu dengan lafadz (Allah). dari nama itu sudah tercakuplah seluruh asma Tuhan Semesta Alam. Dari sekian banyak asma-Nya, “Allah” disebut mewakili seluruh asma lainnya. Dalam kalimat berikutnya kita menemukan dua sifat Tuhan yakni ‘ar-Rahman dan arRahiim’. Kedua nama tersebut selalu bergandengan. Mungkin kita bertanya mengapa kedua sifat tersebut yang pertama kali disebutkan? Mengapa bukan
”Sesiapa yang shalat tanpa membaca Ummul Qur’an (alFatihah), maka shalatnya tidak sah”. sifat-Nya yang lain? Jawabannya, bahwasannya Allah Swt tatkala menciptakan seluruh makhluknya dengan kedua sifat ini. Begitupun dalam perbuatan-Nya seluruhnya kembali pada kedua sifat ini, yangmana kedua sifat ini berasal dari akar kata yang sama yaitu ‘Rahmat’. Wa rahmatii wasi’at kulla syai`in (Dan rahmatku meliputi segala sesuatu : alA’raf;156) Ar-Rahman adalah sifat yang
07
“Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama-Nya maka perbuatan tersebut cacat”. umum untuk seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali. Baik manusia ataupun hewan dan tumbuhan, baik yang beriman maupun yang kafir, baik anak kecil maupun orang dewasa. Sementara sifat ar-Rahiim adalah sifat yang khusus yang diberikan hanya untuk orang-orang yang beriman.
08
ِ ِّ الم ُد لِلَّ ِـه ر ني َ ب الْ َعالَم ْ َْح َ
“Segalan puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Dalam bahasa arab terdapat beberapa kata yang bermakna pujian. Sebagian Muffasir membedakan pujian ke dalam beberapa macam, yakni alHamd, al-Madh dan as-Syukr. a) Al-Hamd adalah pujian atas suatu perbuatan atau sifat yang baik yang diperoleh dengan jalan ikhtiyar (usaha). b) Al-Madh adalah pujian secara umum, baik berdasarkan ikhtiyar maupun bukan ikhtiyar. Seperti saat kita memuji bunga itu cantik dsb. c) As-Syukr adalah pujian yang lebih khusus dari keduanya. Syukur ini biasa untuk mengakui dengan tulus dan menghormati pemberian yang telah diberikan oleh siapa yang ia syukuri. Syukur itu dimulai dari hati kemudian nampak pada lisan dan perbuatan. Pujian dalam ayat ini merupakan pujian yang dikhususkan hanya untuk Allah semata. Dengan tanda ‘alif lam istigraqiyah’. Dalam Ilmu Nahwu sebagai tanda untuk makrifat (sesuatu yang telah mengkhusus). Memuji-Nya karena
perbuatan-Nya menciptakan segala sesuatu berdasarkan sifat ar-Rahman dan ar-Rahiimnya. Dengan segala kesadaran tanpa ada paksaan sedikitpun. Oleh karena itu sudah sepatutnya setiap hamba-Nya untuk memuji-Nya dalam segala kondisi. Rabb adalah pemilik, penguasa dan pengendali. Kata rabb seakar dengan kata tarbiyah yaitu mengarahkan sesuatu secara bertahap untuk mengarahkan pada kesempurnaan. Bisa juga bermakna memiliki, akan tetapi rabb disini lebih tepatnya bermakna pengendali, karena kepemilikkan Allah akan disebut pada ayat ke empat dari surah al-Fatihah. ‘Alamiin adalah bentuk jamak (plural) dari kata ‘alam yang berarti segala sesuatu yang ada selain Allah Swt. Menurut Ibnu Katsir, al’alam berasal dari kata al’alamah. Karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya sang Pencipta serta ke-EsaanNya. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa alam ini terdiri dari alam malaikat, alam manusia, alam binatang, alam tumbuhan dan berbagai alam meteri lainnya. Jadi, rabb al-‘alamiin adalah penegasan bahwa sudah seharusnya kita memuji-Nya karena Dialah Tuhan Semesta Alam.
الرِحي ِم َّ الر مْحَـٰ ِن َّ Dalam tafsir al-Mishbah, menuliskan bahwa ayat ketiga ini bukanlah pengulangan dari sifatnya
“Rabb al-‘alamiin adalah penegasan bahwa sudah seharusnya kita memujiNya karena Dialah Tuhan Semesta Alam” yang terdapat pada lafadz basmalah. Kandungan ayat ketiga dari surah alFatihah ini menjelaskan pendidikan dan pemeliharaan Allah, bukan bertujuan untuk kepentingan diri-Nya, melainkan untuk kepentingan hamba itu sendiri. Penekanan dalam kedua sifat ini adalah untuk menghapus kesan yang terdapat pada kata ‘Rabb’ yang seolah-olah Tuhan memiliki sifat yang cenderung sewenang-wenang. Disandingkannya kedua sifat ini setelah pengukuhan rabbul’alamin adalah untuk menggabungkan antara keMahakuasaan Tuhan dengan sifat kasih sayang-Nya. Penyandingan kata Rabb dengan Rahman Rahim-Nya adalah untuk mengundang segenap makhluk-Nya agar datang kepada-Nya demi memperoleh rahmat dan kasih sayang-Nya.
ِ ِمال ك �يَْوِم الدِّين َ
“Yang Menguasai di Hari Pembalasan”. “Maalik” (Yang Menguasai) dengan memanjangkan huruf “mim”, ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan “malik” (dengan memendekkan mim), yang artinya “Raja”. Yaumiddin (Hari Pembalasan) adalah hari yang ketika itu masingmasing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Hari ini disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa’ dan sebagainya. Salah satu tema pokok dalam alQuran adalah Hari Pembalasan. Pada
hari itu ditampakkan bahwa Allah adalah sang Pemilik Hakiki. Kepemilikan-Nya terhadap makhluknya bersifat hakiki, sedangkan kepemilikkan manusia terhadap sesuatu bersifat relatif atau terbatas. Saat hari itu tiba, setiap perantara dan sebab akan terputus, serta tak akan ada lagi hubungan keluarga dan kekerabatan pada hari itu. Harta dan berbagai materi takkan ada lagi gunanya dan takkan ada penolong baginya kecuali amalnya. Segala puji bagi Allah atas segala kasih sayang-Nya dan kekuasaanNya. Jika surah al-Fatihah ayat 1-4 menunjukkan atas kelayakan bahwa hanya Allah yang berhak dipuji atas semua kasih sayang-Nya dan Dialah Pemilik Hari Pembalasan, maka pada ayat-ayat selanjutnya (al-Fatihah: 5-7) kita akan mengetahui bagaimana Allah mengajarkan kepada manusia cara beribadah dan memohon kepada-Nya. Kemudian, mungkin sempat terlintas sebuah pertanyaan di benak kita, mengapa kita tetap meminta petunjuk dari Allah Swt terus-menerus sedangkan kita sudah menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya? Adapun pada ayat terakhir kita juga akan mengenal jenisjenis orang yang pantas mendapatkan petunjuk, juga tentang perbedaan dari orang yang ‘Al-maghdhubi alaihiim’ dengan orang yang ‘ad-dhalliin’. Hal ini akan kita uraikan pada kelanjutan tafsif tartibi edisi selanjutnya. (SM)
09
KHAZA N AH U TAM A
ﱠﺎس إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ُ ﻳَﺎ أَﻳـﱡَﻬﺎ اﻟﻨ ذَ َﻛ ٍﺮ َوأُﻧـْﺜَﻰ َو َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ُﺷﻌُﻮﺑًﺎ َوﻗـَﺒَﺎﺋِ َﻞ ﻟِﺘـََﻌ َﺎرﻓُﻮا إِ ﱠن أَ ْﻛَﺮَﻣ ُﻜ ْﻢ ِ ِ َﻋْﻨ َﺪ اﻟﻠﱠﻪ أَﺗـَْﻘﺎ ُﻛ ْﻢ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ ِ َِﻋﻠ ٌﻴﻢ َﺧﺒﲑ ٌ “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” (QS Al-Hujarat: 13)
AL-QURAN & PESAN PERSATUAN Beberapa tahun terakhir, sebagian negara terkhusus Indonesia disibukkan dengan urusan perpecahan yang diciptakan oleh orang-orang berjubah agama yang berujung pada pengusiran, penganiayaan penjarahan harta benda, bahkan puncaknya adalah pembantaian dan pertumpahan darah.
B
angsa-bangsa sekarang adalah komunitas kecil yang di dalamnya terdapat berbagai macam suku yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kelompokkelompok tercipta dalam tubuh ummat manusia untuk saling mengenal satu sama lain. Saling mengenal artinya bersaudara, apapun warna kulitnya, negaranya, atau suku bangsanya. AlQur’an sebagai kitab samawi yang menjadi pedoman hidup bagi ummat manusia, menjelaskan bahwa persatuan adalah sebuah keharusan, sebagaimana firman Allah SWT yang terdapat pada Qur’an surah Al-Baqarah ayat 213: “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orangorang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” Dengan demikian peran sosial dari para rasul dan nabi yaitu persatuan, karena tidak ada satupun nabi yang datang untuk memprovokasi dan menyulut perpecahan. Demi menghindari perang saudara, pembunuhan dan sebagainya, mereka para nabi dan rasul selalu mengalah. Sebagaimana Nabi Ibrahim as yang meninggalkan Babilonia dan mencari tempat yang kosong di wilayah selatan untuk membangun sebuah peradaban baru di sana. Sekarang tempat itu di kenal dengan kota mekkah. Nabi Muhammad SAW ketika di Mekkah selalu disakiti dan akhirnya beliau memilih hijrah ke Madinah. Nabi Musa memilih membawa umatnya keluar dari Mesir ketika berbagai macam ancaman dan pengejaran dilakukan oleh Fir’aun.
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
11
12
Salah satu faktor penyebab terjadinya perpecahan adalah keterjebakan pada penjara ego.
Menggunakan jubah agama untuk membantai dan menghancurkan manusia dan kemanusiaan pada dasarnya telah keluar dari nilai suci yang diajarkan oleh al-Qur’an. Hal ini tidak menjalankan misi kenabian tetapi menjalankan misi kejahatan global yang ingin mempertahankan kekuasaan dan hegemoni agar tetap langgeng dan mendapatkan keuntungan ketika terjadi kekacauan baik secara ekonomis maupun politik. Apabila suatu bom nuklir dijatuhkan di tengah masyarakat sipil yang tidak bersalah maka itu adalah kejahatan kemanusiaan dan negara yang menjatuhkan bom itu tidak pantas berbicara kemanusiaan, apabila mereka berbicara seperti itu sesungguhnya hanya kamuflase belaka. Misalnya Israel yang tidak pantas berbicara kemanusiaan. Kejahatan Israel di Palestina walaupun mereka beragama tapi mereka melanggar misi kenabian yaitu kemanusiaan. Para Nabi selalu menghindari perpecahan dalam tubuh ummat manusia demi kemanusiaan. Oleh sebab itu salah satu misi kenabian adalah menyatukan kembali manusia yang telah tercerai-berai. Al-Qur’an memberikan pesan “berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah dan jangan pernah berpecah belah.” Salah satu faktor penyebab terjadinya perpecahan adalah keterjebakan pada penjara ego. Al-Qur’an menjelaskannya dalam bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh Iblis. Iblis yang merupakan ahli ibadah dan semua simbol kesalehan melekat pada dirinya, tetapi ketika ia diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam As ia berkata “pantaskah aku bersujud kepadanya? Aku lebih baik dari dia.” Jawaban Iblis ini mengindikasikan bahwa egoisme bisa dibentuk dari individu, kelompok, agama dan pandangan yang tidak terverifikasi. Seluruh manusia bertanggungjawab untuk membangun persatuan dan menyelesaikan sebuah konflik. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa manusia akan saling mengharapkan untuk bertindak. Maka tanggung jawab tersebut diturunkan menjadi tanggung jawab para ulama dan kaum intelektual. Para ulama dan kaum intelektual harus berdiri di baris terdepan untuk menyerukan dan menjadi poros persatuan ummat sekaligus menentang segala bentuk ekstrimisme. Tidak mungkin ada radikalisme kalau para ulama mengajarkan Al-Quran. Setiap ummat Islam seharusnya menjadikan al-Quran sebagai jelmaan kata-katanya. Dalam Al-Quran
disebutkan “Janganlah engkau membunuh satu orang manusia tanpa alasan syariat karena itu sama saja engkau membunuh semua orang.” Dalam Al-Qur’an juga dikatakan : berfikir buruk saja pada orang lain itu sudah dosa apalagi membunuh. Hal yang ditugaskan untuk menyeru pada persatuan adalah orang-orang yang beruntung dan mereka adalah ummat Islam yang mendorong dan memotivasi untuk berbuat kebaikan dalam berbagai dimensi kehidupan sosial. Semua ulama sepakat pada al-Qur’an yang menjadi acuan pokok dalam beragama. Banyak ayat dalam al-Qur’an yang memberikan pengajaran dan pesan tentang persatuan. Sebagaimana dalam al-Qur’an disebutkan ‘ummatukum’ apa yang dimaksud dengan ‘kum’? Kum adalah umat Islam, dan sebagaimana firman Allah SWT, “Kalian adalah ummat Islam yang satu karena Aku-lah tuhanmu dan sembahlah Aku.”
“Janganlah engkau membunuh satu orang manusia tanpa alasan syariat karena itu sama saja engkau membunuh semua orang.” Selain para ulama, negara juga memiliki peran untuk membangun persatuan dan menanggulangi perpecahan yang terjadi. Negara adalah kontrak sosial yang dibuat oleh masyarakat untuk membangun kemanusiaan dan menciptakan keadilan sosial, sebagaimana dalam sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan sila ketiga yakni Persatuan Indonesia. Hal ini menunjukkan peran dari negara untuk menciptakan dan menjaga stabilitas kehidupan sosial masyarakat. Semua manusia harus menyadari bahwa persatuan ummat merupakan kunci untuk kemajuan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan baik dari segi ekonomi, budaya, politik, kesejahteraan dan intelektual. Apabila terjadi perpecahan maka yang diuntungkan adalah orang yang membuat kejahatan. Sebagai tanggung jawab bersama dalam membangun persatuan, Al-Qur’an menyerukan ummat manusia untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Sebagaimana firmanNya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
13
OPINI
Pokok ajaran Islam adalah Tauhid, yaitu mengesakan Allah, yang berimplikasi pada kesadaran akan kesatuan kemanusiaan (Tauhid al Nas) dan kesatuan wujud (Tauhid al-Wujud).
OPINI: Ust. Agus A.
P E R S AT UA N U M AT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL- QURAN
I
slam berarti tunduk, patuh, pasrah, berserah diri kepada Allah, damai dan selamat. Ia adalah esensi ajaran sekaligus nama generik dari semua agama yang dibawa para Nabi dari sejak Adam as sampai Muhammad saw. Adapun Nabi Ibrahim as adalah yang pertama kali secara eksplisit menggunakan istilah muslimin. Hal ini berdasarkan beberapa ayat al-Qur’an sebagai berikut:
ِ ِ ك َ َك َوِم ْن ذُِّريَّتِنَا أ َُّمةً ُم ْسل َمةً ل َ َاج َع ْلنَا ُم ْسل َمينْ ِ ل ْ َر�بَّنَا َو ِ َّ ك أَنْت ال�تََّّواب ِ يم َ َ َّب َعلَ�يْنَاإِن ُ ْ َُوأَ ِرنَا َمنَاس َكنَا َوت ُ الرح “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh (muslim) kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Baqarah: 128)
ِ ِِ ِ ِ اجتَبَا ُك ْم َوَما َج َع َل ْ َو َجاه ُدوا يِف اللَّه َح َّق ج َهاده ُه َو ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِي يم ُه َو َ َعلَْي ُك ْم ف الدِّي ِن م ْن َحَرٍج ملةَ أَبي ُك ْم إ�بَْراه ِِ ول ُ الر ُس َّ ني ِم ْن �قَْب ُل َويِف َٰه َذا لِيَ ُكو َن َ مَسَّا ُك ُم الْ ُم ْسلم ِ ِ يدا علَي ُكم وتَ ُكونُوا شه َداء علَى الن ِ يموا َ َ َُ ُ َّاس فَأَق َ ْ ْ َ ً َشه ِ َالزَكا َة و ْاعت ص ُموا بِاللَّ ِه ُه َو َم ْواَل ُك ْم فَنِ ْع َم َّ َ َّ الص اَل َة َوآتُوا ِ ِ ُالْ َم ْوىَ ٰل َون ْع َم النَّصري “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Qs. Al-Hajj: 78)
15
Islam berarti tunduk, patuh, pasrah, berserah diri kepada Allah, damai dan selamat. Ia adalah esensi ajaran sekaligus nama generik dari semua agama yang dibawa para Nabi dari sejak Adam as sampai Muhammad saw.
َِصموا حِبب ِل اللَّ ِه م ِ ج ًيعا َواَل �تََفَّرقُوا َْ ُ ََو ْاعت ِ ت اللَّ ِه َعلَْي ُك ْم إِ ْذ ُكْنتُ ْم َ َواذْ ُكُروا ن ْع َم َصبَ ْحتُ ْم َ َّأ َْع َداءً فَأَل ْ ف �بَينْ َ �قُلُوبِ ُك ْم فَأ بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا َوُكْنتُ ْم َعلَ ٰى َش َفا ُح ْفَرٍة ِم َن ِ َ النَّا ِر فَأَ�نَْق َذ ُك ْم ِم�نَْها َك َٰذل ُك �يُ�بَينِّ ُ اللَّه لَ ُك ْم آيَاتِِه لَ َعلَّ ُك ْم �تَْهتَ ُدو َن “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Qs. Ali Imran:103).
ِ حِبَْب ٍل ِم َن اللَّ ِه َو َحْب ٍل ِم َن الن َّاس َوبَاءُوا ِ ِ ٍ بِغَض ت َعلَْي ِه ُم َ ُ ب م َن اللَّه َو ْ َض ِرب ِ ٰ ِ ك بأَ�نَُّه ْم َكانُوا يَ ْك ُفُرو َن َ الْ َم ْس َكنَةُ َذل ِ بِآي ات اللَّ ِه َو�يَْق�تُلُو َن الأْ َنْبِيَاءَ بِغَيرِْ َح ٍّق َ ِ ِم ص ْوا َوَكانُوا �يَْعتَ ُدو َن َ َٰذل َ ك بَا َع
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Qs. Ali Imran: 112)
ِ َّ اخ�تَلَ ُفوا ِم ْن ْ ين �تََفَّرقُوا َو َ َواَل تَ ُكونُوا َكالذ ِ�بع ِد ما جاءهم الْ�ب�يِّنَات وأُوٰلَئ م ل ك َه َ ُ ْ َ ُ َ ُ ُ َ َ َ َْ الر ْش ُد ِم َن ُّ َ َّاَل إِ ْكَر َاه يِف الدِّي ِن قَ ْد �تَ�بَين يم اب َع ِظ ٌ َع َذ ٌ ِ ِ ِ الْغَ ِّي فَ َم ْن يَ ْك ُف ْر بالطَّاغُوت َو�يُْؤم ْن “Dan janganlah kamu menyerupai ِ ِ ِ ِ ِ َّ orang-orang yang bercerai-berai dan ك بالْعُْرَوة الْ ُو�ثَْق ٰى اَل َ استَ ْم َس ْ بالله �فََقدberselisih sesudah datang keterangan ِ انِْفصام هَلا واللَّه مَِسيع علyang jelas kepada mereka. يم Mereka itulah ٌ َ ٌ ُ ََ ََ orang-orang yang mendapat siksa yang “Tidak ada paksaan dalam agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 256).
ِّ ت َعلَْي ِهم الذلَّةُ أَيْ َن َما ثُِق ُفوا إِاَّل ُ ْ َض ِرب ُ
berat,” (Qs. Ali Imran: 105).
َوَم ْن يُ ْسلِ ْم َو ْج َههُ إِ ىَل اللَّ ِه َوُه َو حُْم ِس ٌن ِ ك بِالْعُْرَوِة الْ ُو�ثَْق ٰى َوإِ ىَل َ استَ ْم َس ْ �فََقد اللَّ ِه َعاقِبَةُ الأْ ُُموِر
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan.” (Qs. Luqman: 22) Pokok ajaran Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Allah, yang berimplikasi pada kesadaran akan kesatuan kemanusiaan (Tauhid al-Nas) dan kesatuan wujud (Tauhid al-Wujud). Allah mengingatkan kita bahwa keragaman warna kulit, suku bangsa, pemahaman, bahkan agama adalah ketetapan Allah yang merupakan sunnatullah. Sebagaimana keragaman dalam seluruh ciptaan-Nya. Hal ini tersebutkan dengan jelas dalam firman-Nya:
َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأُ�نْثَ ٰى ُ يَا أَ�يَُّها الن َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو�قَبَائِ َل لِ�تََع َارفُوا إِ َّن أَ ْكَرَم ُك ْم ِ ِِعْن َد اللَّ ِه أَ�تَْقا ُكم إِ َّن اللَّهَ َعل ٌيم َخبري ٌ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujuraat: 13).
ِ ِ َ وأَ�نزلْنَا إِلَي ْاب بِ ح َ ْص ِّدقًا ل َما �بَين ْ َْ َ َ الَ ِّق ُم َ َك الْكت ِ ِ ِِ ِ ِ اح ُك ْم �بَ�يْ�نَُه ْم ْ َيَ َديْه م َن الْكتَاب َوُم َهْيمنًا َعلَْيه ف مِبَا أَ�نَْزَل اللَّهُ َواَل �تَتَّبِ ْع أ َْه َواءَ ُه ْم َع َّما َجاءَ َك ِم َن ِ ْح ِ ِ ِ اجا َولَ ْو ً الَ ِّق ل ُك ٍّل َج َع ْلنَا مْن ُك ْم ش ْر َعةً َوم�نَْه ِ َشاء اللَّه جَلعلَ ُكم أ َُّمةً و اح َد ًة َوٰلَ ِك ْن لِيَ�بْلَُوُك ْم يِف َ ْ ََ ُ َ ِ ِ ِ الَ�يَْرات إِ ىَل اللَّه َم ْرجعُ ُك ْم ْاستَبِ ُقوا خ ْ ََما آتَا ُك ْم ف َِم ج ًيعا �فَ�يُنَبِّئُ ُك ْم مِبَا ُكْنتُ ْم فِ ِيه خَتْتَلِ ُفو َن
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
Pokok ajaran Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Allah, yang berimplikasi pada kesadaran akan kesatuan kemanusiaan (Tauhid al-Nas) dan kesatuan wujud (Tauhid alWujud).
17
Hakikat kekafiran adalah menafikan kemutlakan keesaan Allah dan mengingkari bahwa sebagai manusia kita harus berproses seumur hidup mendekatkan diri kepada kebenaran.
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan (ikhtilaf) itu,” (Qs. Al-Maidah: 48).
nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Qs. AlBaqarah: 213).
Sebagai makhluk kita tidak lepas dari proses yang meniscayakan perubahan dalam menghasilkan keragaman. Hakikat kekafiran adalah menafikan kemutlakan keesaan Allah dan mengingkari bahwa sebagai manusia kita harus berproses seumur hidup mendekatkan diri kepada kebenaran. Proses belajar itu seumur hidup. Kekafiran adalah pengingkaran akan kebenaran objektif akibat keterikatan pada persepsi subjektif tentang kebenaran, sehingga tanpa sadar telah mempertuhankan diri. Ini melahirkan berbagai keburukan akhlaki yang merupakan prima dosa: Sombong (merasa diri lebih), tamak dan dengki.
ِإِ َّن الَّ ِذين آمنوا وع ِملُوا َّ ح ِ ال ات َسيَ ْج َع ُل هَلُ ُم َ َ َُ َ َ الص ٰ ْالر م حَ ُن ُوًّدا َّ
ِ َكا َن النَّاس أ َُّمةً و ين َ اح َد ًة �فَ�بََع َ ِّث اللَّهُ النَّبِي َ َ ني ُمبَ ِّش ِر ُ ِ ِ ِِ ِ الَ ِّق لِيَ ْح ُك َم �بَينْ َ الن َّاس ب اب ت ك ل ا م ه ع م ل ز �ن ْين َوأَ َْ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ح َ َوُمْنذر ِ َّ ِ ِ ِ َفِيما اخ�تلَ ُفوا فِ ِيه وما اخ�تل ين أُوتُوهُ ِم ْن َ َ ْ ََ َْ َ َ ف فيه إاَّل الذ ِ ِ َّ ين ُ َ�بَْعد َما َجاءَ�تْ ُه ُم الْ�بَ�يِّن َ ات �بَ ْغيًا �بَ�يْ�نَُه ْم �فََه َدى اللَّهُ الذ ِ الَ ِّق بِِإ ْذنِِه َواللَّهُ �يَْه ِدي َم ْن ْاخ�تَلَ ُفوا فِ ِيه ِم َن ح ْ َآمنُوا ل َما ٍ ي َشاء إِ ىَ ٰل ِصر اط ُم ْستَ ِقي ٍم ُ َ َ “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang
Seorang yang beriman adalah mereka yang selalu sadar akan kekurangan, kelemahan dan kesalahan diri sehingga terus menerus belajar dan memperbaiki diri. Iman itu melahirkan cinta kasih kepada sesama.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Qs. Maryam: 96).
Cinta kasih itu tercermin dalam amal shaleh yang membawa salam atau shaleh (kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan) dan keamanan (berasal dari akar kata yang sama dengan iman). Oleh karena itu, kata iman selalu disandingkan dengan amal saleh. Seorang beriman melihat seluruh wujud sebagai suatu kesatuan dalam keragaman. Keragaman adalah ayat-ayat Allah. Seorang yang beriman mencintai orang lain
sebagaimana dia mencintai dirinya. Menginginkan untuk orang lain apa yang diinginkan bagi dirinya. Pemersatu adalah karakter utama seorang yang beriman. Dalam hadits lain Rasulullah saw, bersabda: ”Maukah kalian aku beri tahu tentang suatu amalan yang lebih tinggi derajat keutamaannya dari puasa, shalat, maupun sedekah?” Para sahabat serentak menjawab ”Ya”. Beliau lalu bersabda, ”Mendamaikan hubungan persahabatan dan kekerabatan karena rusaknya hal tersebut merupakan tanda kehancuran” [HR. Tirmidzi]. Jadi,mempersatukan, m e n d a m a i k a n , mempersaudarakan dan menyambungkan tali kasih sayang di antara manusia merupakan salah satu ciri utama orang beriman. Sedangkan, ciri kekafiran adalah menyebarkan perpecahan, permusuhan, kebencian di antara umat manusia terlepas dari formalitas agama maupun ibadahnya.
Mempersatukan, mendamaikan, mempersaudarakan dan menyambungkan tali kasih sayang di antara manusia Merupakan salah satu ciri utama orang Beriman.
19
KHAZ ANAH KHUS US
B
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Qs. Al Fathir: 29-30)
erikut ini merupakan pemaparan hasil wawancara khusus Khatam dengan Sa’diyah Lanre Said. Dia adalah seorang aktivis perempuan muslim yang multi talent seperti penyiar, pemain maupun sutradara tetater, penulis, pelukis sketsa, dan lain-lain. Saat ini dia sebagai pelatih mampu menggerakkan para pemuda, anak-anak dan para orang tua untuk mencintai al-Quran melalui metode penghafalan alQuran dengan isyarat. Dia telah mengajarkan metode tersebut di berbagai daerah di Indonesia. Dalam wawancara ini akan dipaparkan beberapa pendapatnya tentang pentingnya peran al-Quran dan generasi pelanjut.
Bagaimana pandangan Ustadzah tentang alQur’an bagi kaum muslimin di masa sekarang?
PERAN PENTING AL-QURAN BAGI GENERASI PELANJUT
WAWANCARA KHUSUS DENGAN SA’DIYAH LANRE SAID
Tak dapat dipungkiri bahwa hari ini al-Qur’an cenderung dinomorduakan oleh kaum muslimin. Mereka lebih berfokus pada pendidikan akademik dan mengutamakan prestasi akademik tanpa dibarengi akhlak Qur’ani. Kebanyakan mereka lebih melihat pada hasil materinya, seperti kemampuan menghasilkan barang mewah, tingginya jabatan, serta banyaknya gaji. Kefokusan mereka terhadap materi menjadikan pentingnya al-Qur’an terabaikan dan tidak menjadi pedoman utama dalam kehidupan. Padahal, sudah jelas bahwa al-Qur’an adalah petunjuk yang utama bagi ummat manusia. Pendek kata, kita hidup di dunia tidak untuk mengejar materi saja demi kepentingan dunia. Akan tetapi, ada akhirat yang menjadi tempat kita setelah dunia. Petunjuk paling benar untuk mencapai prestasi yang baik adalah al-Quran. Apakah ada metode yang bisa mengakrabkan pemuda dengan al-Qur’an ? Iya, kemungkinan besar kenapa hari ini al-Quran terkesan diabaikan bahkan dinomorsekiankan, karena tidak adanya keakraban antara pemuda dan al-Quran. Nah, sebenarnya ada beberapa cara untuk mengakrabkan, salah satunya menghafal al-Quran dengan metode isyarat. Kedengarannya mungkin
agak aneh, tapi metode seperti ini bisa dengan cepat mengakrabkan anak-anak dengan al-Quran. Apalagi metode seperti ini, tidak membutuhkan waktu yang formal seperti biasanya. Metode ini sangat mendukung kesenangan anak muda sekarang yang hobbynya belajar dan bermain. Mereka belajar dalam keadaan santai dan tidak butuh kelas formal yang kadang menjenuhkan serta membuat malas anak muda untuk duduk berlama-lama dalam sebuah ruangan yang formal. Metode menghafal alQuran dengan isyarat ini, bisa dengan cepat mengakrabkan karena menggunakan jari-jari yang gerakannya dapat dibuat bercandaan saat bersantai. Dengan demikian, waktu santai yang tadinya digunakan hanya buat nongkrong tidak jelas bisa diubah menjadi waktu santai yang jauh lebih bermanfaat. Waktu itu digunakan menghafal al-Quran dengan metode yang tidak biasanya.
21
22
Sejak kecil anakanak harus dibiasakan dengan al-Quran sehingga dewasanya anak terbentuk menjadi anak yang dekat dengan kitab sucinya.
Sa’diyah Lanre Said bersama anak didik
Sejauh mana peran orang tua dalam memperkenalkan pentingnya al-Quran kepada anak? Peran orang tua dalam hal ini sangat berpengaruh kuat. Hal ini karena orang tualah yang paling dekat dengan anak. Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Akan tetapi, anehnya banyak di antara orang tua yang lebih mendorong anaknya untuk kursus bahasa Inggris atau kursus yang lainnya. Bahkan para orang tua rela membayar mahal untuk kursus-kursus seperti itu. Mereka kurang fokus pada pengembangan kemampuan memahami al-Quran, padahal itulah yang penting bagi masa depan anak. Jadi, dalam hal ini orang tua sebenarnya juga harus paham seberapa pentingnya pendidikan al-Quran bagi anaknya, memberikan wadah untuk bimbingan anaknya dalam ilmu-ilmu tentang pemahaman al-Quran. Sejak kecil anak-anak harus dibiasakan dengan al-Quran sehingga dewasanya anak terbentuk menjadi anak yang dekat dengan kitab sucinya. Apa saja saran dan masukan ustadzah mengenai hal ini? Persoalan ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk saling mengingatkan dan saling memahamkan betapa pentingnya al-Quran bagi kehidupan ini. Kita menjalani kehidupan ini berpedoman kepada al-Quran karena sebaik-baik petunjuk adalah firman Tuhan.
Adapun tips untuk tetap selalu menjadikan al-Quran sebagai urutan pertama bagi kita yaitu: 1. Jadikan dia sahabat setiap waktu dan selalu bersama kita kapan pun dimana pun kita berada. 2. Jadikan al-Quran sebagai kebutuhan. Jadi, ayat-ayat di dalam al-Quran yang akan selalu menjadi obat penenang dan petunjuk ketika dia sebagai kebutuhan. Terutama ketika kamu rapuh dalam mejalani kehidupan ini. 3. Jadikan al-Quran sebagai surat cinta dari kekasih. Dia yang selalu menenangkan hati ketika membaca lantunan ayatayat-Nya, surat cinta Tuhan kepada hamba-Nya. Bahagialah setiap hati yang senatiasa membaca surat cinta dari kekasih para pecinta.
Melalui dialog ini, kita dapat memetik pemahaman pentingnya mengakrabkan diri dengan al-Qur’an. Metode yang menarik pun diperlukan untuk menciptakan kecintaan kepada al-Qur’an bagi para generasi pelanjut. Oleh kerena itu, orang tua juga penting membangun kesadaran diri dalam mengutamakan pendidikan alQur’an kepada anak-anak. Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah swt sebagai bentuk kecintaan-Nya kepada umat manusia. Dengan begitu, kita tidak boleh menyianyiakan cinta tersebut dengan tidak membalasnya. Hargailah surat cinta itu dengan membacanya, memahaminya dan mengamalkannya. Cinta akan membawa kita pada menghafal dan selalu mengingat kata-kata Sang Kekasih.
1.
Jadikan al-Quran sahabat setiap waktu dan selalu bersama kita kapan pun dimana pun kita berada.
2.
Jadikan al-Quran sebagai kebutuhan. Jadi, ayatayat di dalam al-Quran yang akan selalu menjadi obat penenang dan petunjuk ketika dia sebagai kebutuhan. Terutama ketika kamu rapuh dalam mejalani kehidupan ini.
3.
Jadikan al-Quran sebagai surat cinta dari kekasih. Dia yang selalu menenangkan hati ketika membaca lantunan ayat-ayat-Nya, surat cinta Tuhan kepada hamba-Nya. Bahagialah setiap hati yang senatiasa membaca surat cinta dari kekasih para pecinta.
“Apa sih pesona cincin batu mulia sehingga memikat semua kalangan masyarakat, mulai dari anak muda sampai pejabat untuk melingkarkannya di jari mereka?”
KHAZA N AH K HU S U S
PESONA CINCIN BATU MULIA
P
emakaian batu-batu mulia merupakan hal yang telah menjadi kebiasaan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ia digunakan dengan berbagai tujuan baik sebagai perhiasan, peningkatan derajat sosial maupun perantara khasiat-khasiat tertentu secara jasmani maupun rohani. Tentunya batu merupakan salah satu benda alam yang menyimpan hikmah khusus tentang sang Maha Pencipta bagi setiap manusia yang berpikir. Firman Allah swt:
ض َوَم ْن فِي ِه َّن َّ ات َّ ُتُ َسبِّ ُح لَه ُ الس َم َاو ُ األر ْ السْب ُع َو َوإِ ْن ِم ْن َش ْي ٍء إِال يُ َسبِّ ُح حِبَ ْم ِد ِه َولَ ِك ْن ال �تَْف َق ُهو َن ِ ِ يما َغ ُف ًورا َ ِتَ ْسب ً يح ُه ْم إنَّهُ َكا َن َحل “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44) Berdasarkan ayat ini, Allah swt memberikan informasi kepada kita bahwa seluruh ciptaan bertasbih memuji-Nya. Dalam hal ini, termasuk bebatuan memiliki bahasa tasbihnya yang bermacam-macam.
Trend Cincin Batu Mulia di Masyarakat Selama ini yang sering kita saksikan, cincin batu mulia hanya digunakan oleh orang-orang kalangan atas, khususnya laki-laki dewasa. Namun akhirakhir ini, cincin batu permata sudah digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari yang muda sampai yang tua baik laki-laki maupun perempuan, bahkan saat ini cincin batu permata atau yang dikenal dengan cincin batu akik ini telah menjadi trend dan gaya hidup masa kini.
Harga batu cincin semakin melambung tinggi kerena banyaknya peminat. Hal ini otomatis akan menambah keuntungan dalam penjualannya. Inilah yang mengundang banyak orang hingga tertarik untuk berprofesi sebagai penjual batu cincin atau sekedar kerja sampingan menjual batu cincin. Keuntungannya sangat menggiurkan. Yasin (38) adalah salah satunya yang menggunakan kesempatan ini sebagai pekerjaan sampingan. Pria asli Jakarta ini mulai membuka toko cincin batu akiknya sejak bulan Oktober 2014 yang lalu. Alasannya membuka toko, awalnya karena hobi mengoleksi batu akik kemudian salah seorang temannya menyarankan agar dirinya membuka toko menjual batu cincin. Toko batu cincin milik Yasiin yang terletak di Jalan H. Suaeb, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjual berbagai jenis batu yang dia datangkan dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Yasin cincin batu akik jadi trend sekarang bukan karena keindahannya semata, tetapi karena banyak orangorang berpengaruh yang biasa menggunakannya. Orang-orang berpengaruh tersebut seperti kalangan pejabat, pengusaha dan selebritis. Kebiasaan itupun diikuti oleh hampir kebanyakan orang sekarang ini.
Pemakaian batu-batu mulia merupakan hal yang telah menjadi kebiasaan manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
25
Jenis-jenis Batu Mulia Batu mulia ini memiliki banyak jenis hingga ribuan jenis di seluruh dunia. Berikut ini bebarapa jenis batu yang cukup populer di Indonesia:
26
1. Batu Bacan Batu bacan merupakan jenis batu mulia asal Indonesia dan banyak ditemukan di daerah Halmahera Selatan Maluku Utara tepatnya di Pulau Bacan. Jenis batu bacan paling populer dan banyak dicari adalah jenis doko dan palamea. Kedua jenis batu ini memang tengah menjadi incaran, baik bagi penghobi maupun kolektor. Perbedaan batu bacan doko dan palamea terletak pada warnanya. Doko memiliki warna hijau gelap sedangkan jenis palamea berwarna hijau kebiruan. Harga batu bacan sendiri mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
1.
2.
2. Batu Safir Khasiat batu safir dipercaya dapat menenangkan pikiran dan memancarkan aura positif untuk mengembangkan daya pikir bagi pemakainya. 3. Batu Zamrud Sejak ribuan tahun, banyak orang telah mengenal jenis batu ini. Batu zamrud memiliki warna hijau bening hingga hijau tua. Ia memiliki kekerasan 7,5 pada skala mohs.Permata ini dianggap sebagai lambang kemakmuran dan kedamaian. 4. Batu Ruby Batu Ruby sering juga disebut batu merah delima termasuk salah satu dari sekian banyak batu permata yang paling disukai di dunia termasuk di Indonesia. Batu ruby dipercaya sebagai simbol kekuatan dan keberanian 5. Batu Topaz Batu topaz memiliki banyak warna seperti kuning, biru dan jingga kemerah-merahan. Topaz dipercaya menandung energi alam yang bermanfaat bagi pemakainya. Baik yang berkaitan dengan kesehatan jasmani maupun rohani
seperti menghilangkan depresi, memaksimalkan daya kerja otak serta dipercaya bisa membawa kedamaian. 6. Batu Giok Di Indonesia batu giok sudah dikenal sejak lama, namun popularitas batu ini tidak pernah luntur, terlebih di tengah semakin tingginya penghobi batu akik belakangan ini, sehingga membuat harga batu giok semakin mahal. Keindahan Giok dengan khas warna hijau banyak dijadikan sebagai perhiasan, seperti mata cincin, kalung, liontin dan lain-lain. Namun, sebagian orang masih percaya bahwa batu yang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi di China itu dipercaya bisa membawa keberuntungan, ketentraman dan kedamaian bagi pemiliknya. Nah, itulah beberapa informasi mengenai beberapa jenis batu cincin yang mulai trend sekarang. Anda tertarik??
Pemakaian Cincin Batu Mulia dalam Nash
3.
Khasiat batu safir dipercaya dapat menenangkan pikiran dan memancarkan aura positif untuk mengembangkan daya pikir bagi pemakainya.
Di kalangan umat Islam sendiri telah masyhur hukum sunnah bagi lelaki untuk memakai cincin batu mulia. 4.
27
5.
Di kalangan umat Islam sendiri telah masyhur hukum sunnah bagi lelaki untuk memakai cincin batu mulia. Dalam sejumlah riwayat Nabi Muhammad saw telah memberikan tips khusus dalam pemakaiannya. Disunnahkan menggunakan cincin pada jari kelingking atau jari manis. Adapun memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah dilarang. Hal ini berdasarkan keterangan dari Ali bin Abi Thalib Kw berkata:
ِ �نه يِان رسو ُل اهلل صلى اهلل عليه وسلم أَ ْن ْ ُ َ ََ ِ ِ ِ ِ فأومأ إىل: ُص�بَُع َّي َهذه أ َْو َهذه قَال ْ َّم يِف أ َ أ خََتَت الوسطى واليت تليها “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk memakai cincin di kedua jariku ini atau ini”. Saydina Ali ra mengisyaratkan kepada jari tengah dan yang selanjutnya (yaitu jari telunjuk).” (HR Muslim no 2078)
6.
SAST RA
Bagi laki-laki yang diharamkan menggunakan perhiasan dari emas, disunnahkan menggunakan pengikat yang terbuat dari perak serta mendahulukan pemakaian cincin di tangan kanan. Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas yang berkata :
ِ َ َن رس صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َ ول اللَّه ُ َ َّ أ ِلَب ص َحبَ ِش ٌّي ٌّ َس َخ مَاتَ فِض ٍَّة يِف مَيِينِ ِه فِ ِيه ف َ ِ َِكا َن جَيعل فَ َّ م ُصهُ مَّا يَلي َك َّفه ُ َْ 28
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin perak di tangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbuat dari batu habasyah (Etiopia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya” (HR Muslim no 2094) Sebenarnya terdapat pendapat yang berbeda di kalangan umat muslim terkait penggunaan batu ini. Ada
kelompok yang menganggap pemakaian batu cincin sebagai tindakan berbau kemusyrikan. Namun, tentu saja kita harus memahami hal ini dengan bijak. Adanya fenomena penyalahgunaan atau praktik penyimpangan terhadap batu cincin di sebagian kalangan, bukan berarti mengharuskan kita mengharamkan pemakaian batu cincin yang ternyata sunnah dalam Islam. Hal yang perlu kita lakukan adalah memberikan pengarahan atas pemahaman menyimpang dari sebagian orang tersebut agar tidak mengarah pada kemusyrikan. Bagi mereka yang menjadikan batu cincin hanya sekedar perhiasan bahkan untuk memamerkan status sosialnya, perlu kita ingatkan untuk mengarahkan niatnya kepada menjalankan sunnah Nabi saw. Apalagi mereka yang meyakini kekuatankekuatan ghaib pada batu, perlu diarahkan agar mereka menggunakannya untuk berzikir mengingat kekuasaan Allah dan bertasbih kepada-Nya.
Adanya fenomena penyalahgunaan atau praktik penyimpangan terhadap batu cincin di sebagian kalangan, bukan berarti mengharuskan kita mengharamkan pemakaian batu cincin yang ternyata sunnah dalam Islam.
MARI BERHENTI MENGELUH Oleh: Ali Husain Assegaf
Pantaskah kita mengeluh? Padahal kita telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia Layakkah kita berkeluh kesah? Padahal kita telah dianugerahi kecerdasan tuk membenahi segala sesuatunya Apakah kita akan menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab kita? Jagalah kekuatan yang ada pada diri kita Kekuatan itu kan terjungkal jika kita berkeluh kesah Ayo tegarkan hati, kita tegakkan bahu Jangan biarkan semangat hilang hanya karena ketidaktahuan Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kita Ambil sebuah nafas dalam-dalam Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak kita Lalu temukan lagi secercah cahaya di balik awan mendung Dan mulailah ambil langkah baru Karena ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding kita Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali Jika demikian masihkan kita lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?
KAL AM
A W A L - M U L A I L M U K A L A M
“Ilmu Kalam membahas hal-hal yang yang mendasar dalam agama, yaitu berkaitan dengan aqidah yang menjadi pondasi dalam beragama”.
Mendengar kata Ilmu Kalam, mungkin masih akan terasa agak samar tersentuh di telinga kita. Padahal ilmu kalam itu merupakan salah satu disiplin ilmu yang terdapat dalam Islam dan juga mendapat perhatian dari cendekiawan muslim terdahulu hingga sekarang. Hal ini karena Ilmu Kalam membahas hal-hal yang mendasar dalam agama yakni berkaitan dengan aqidah.
Menurut para kaum orientalis, Ilmu Kalam adalah salah satu ilmu dari berbagai ilmu ke-Islaman yang dibangun atas dasar argumen yang logis. Bermula pada pertengahan abad ke-2 Hijriah dan berporos pada Hasan al-Basri (110 H/ 728-729 M), Ma’bad al-Juhani (80 H/ 699 M) dan Ghailan bin Muslim adDimasyki (105 H / 723 M) yang gigih mempertahankan kehendak bebas (ikhtiyar) dan kemerdekaan manusia. Terdapat juga tokoh yang bersebrangan dengan pendapat ini dari kelompok aliran determinisme (jabar). Akan tetapi, sekali lagi mereka telah keliru dalam asumsinya sendiri. Meskipun tokoh-tokoh di atas pernah hadir di lembaran sejarah dan memiliki pengaruh besar dalam peradaban kaum muslim, namun bukan berarti merekalah yang memulainya. Hal ini disebabkan oleh, hakikat agama yang tidak mengabaikan sisi rasional manusia. Bahkan, agama menyuruh manusia untuk menggunakan akalnya dengan baik. Dalam alQur’an hal tersebut tercantum pada surah al-Baqarah ayat 164, sebagai berikut:
ِ ض و اختِ اَل ِ َّ إِ َّن ِىف خ ْل ِق ف الَّْي ِل َو ال�نََّها ِر ْ َ ِ الس َم َاوات َو الأْ َْر َ ِم ِ ِ ِ َّ ِ َُنزَل اللَّه َ َّاس َو َما أ َ َو الْ ُف ْلك اِل ِىت ْجتَرىٍ ىف الْبَ ْحر بَا يَن َف ُع الن ِ السماء ِمن َّماء فَأ ِ ث فِ َيها َّ َض �بَْع َد َم ْوهتَِا َو ب َ َحيَا بِه الأْ َْر ْ َ َّ م َن ٍ ِ ِ ص ِر ِ السح ِّ يف َ ْاب الْ ُم َس َّخ ِر �بَين ْ َمن ُك ّلِ َدابَّة َو ت َ َّ الريَ ِح َو ِ َّ ٍ ض الَي ات لَِّق ْوٍم �يَْع ِقلُون َ ِ الس َماء َو الأْ َْر “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi; dan pertukaran malam dan siang; dan (pada) kapal-kapal yang belayar di laut dengan membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia; demikian juga (pada) air hujan yang Allah turunkan dari langit lalu Allah hidupkan dengannya tumbuhtumbuhan di bumi sesudah matinya, serta Ia biakkan padanya dari berbagai-bagai jenis binatang; demikian juga (pada) peredaran angin dan awan yang tunduk (kepada kuasa Allah) terapung-apung di antara langit dengan bumi; sesungguhnya ada tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, dan keluasan rahmatNya) bagi kaum yang menggunakan akal fikiran (liqaumiy ya’qiluun)”. Berdasar pada ayat di atas, jelas bagi kita bahwa agama juga menyeru kepada sisi rasionalitas manusia agar mereka mampu menemukan hakikat di balik penciptaan. Inilah awal dari Ilmu Kalam yang pada akhirnya berkembang menjadi ilmu rasional dalam Islam serta termasuk salah satu bagian dari disiplin ilmu Islam. (AL-BSM)
Menurut para kaum orientalis, Ilmu Kalam adalah salah satu ilmu dari berbagai ilmu keIslaman yang dibangun atas dasar argumen yang logis.
31
F IQIH P E R B AN D I N G AN
Madzhab fiqih adalah beberapa kelompok pemikiran para mujtahid yang memperkaya khazanah pendapatpendapat terkait ijtihad hukum fiqih dalam agama Islam.
oleh para keluarga, keturunannya dan sahabat-sahabatnya yang mukmin. Lalu, dilanjutkan murid-murid mereka hingga masa kita sekarang dan seterusnya hingga penghujung akhir zaman. Tentu saja banyak hal yang dilalui masyarakat Islam dalam proses sejarahnya, mulai dari kejayaan, kekuatan, kesatuannya, hingga perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam internal kaum muslimin sendiri. Perbedaan-perbedaan ini dapat menjadi kekuatan di sisi kaum muslimin, namun dapat pula menjadi penyebab keretakan dan perpecahan yang berbahaya bagi persatuan. Akan tetapi, sebagaimana hadis Rasulullah saw yang berbunyi:
SEJARAH PERBEDAAN MAZHAB FIQIH Semoga Allah senantisa memberikan yang terbaik untuk kita dan menjadikan Al-Qur’anNya sebagai pedoman. Sebelum kita memasuki pada inti pembahasan kita dalam rubrik ini, yakni Perbandingan Fiqih, berikut ini gambaran ringkas tentang sejarah terjadinya perbedaan fiqih.
APA ITU MADZHAB FIQIH? Secara bahasa, madzhab berasal dari bahasa Arab. Dia adalah akar kata dari dzahaba yang berarti pergi atau berangkat. Kemudian, dzahaba ini mengalami perubahan bentuk menjadi madzhab yakni bentuk ism makan (keterangan tempat) sehingga bermakna “tempat pergi” atau dapat disebut “jalan”. Sedangkan, fiqih berarti paham. Adapun secara istilah, madzhab fiqih adalah
beberapa kelompok pemikiran para mujtahid yang memperkaya khazanah pendapat-pendapat terkait ijtihad hukum fiqih dalam agama Islam. Setelah wafatnya Rasulullah saw sebagai Khatamun Nabiyyin (Nabi Penutup), maka ajaran-ajarannya disampaikan
اختالف امىت رمحة Artinya : “Perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat” (HR. Baihaqi dalam Risalah Asy’ariyyah). Maka hikmah yang dapat kita tarik, bahwa perbedaan itu seharusnya menjadi kekuatan bagi muslimin karena di dalamnya mengandung rahmat. Adapun pertikaian yang ada, sesungguhnya bukan disebabkan karena perbedaan, melainkan oleh ketidakbijaksanaan cara pandang yang berakibat pada ketidakrahmat-an para pelaku perpecahan. Dengan demikian, begitu pula yang terjadi pada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkhusus para mujtahid. Berbagai peristiwa sejarah yang terjadi, perkembangan zaman dalam hal pemikiran, budaya dan teknologi, serta beberapa faktor lainnya dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat di antara mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita memperkuat persatuan kaum muslimin dengan menanamkan rahmat pada cara pandang kita melihat perbedaan. Adanya hukum-hukum fiqih yang kini sampai kepada kita adalah hasil dari
perbedaan itu seharusnya menjadi kekuatan bagi muslimin karena di dalamnya mengandung rahmat. khazanah intelektual yang diperjuangkan oleh para ahli fiqih. Kegigihan mereka mengumpulkan nash-nash, mempertajam nalar, dan metode peng-istinbat-an (penyimpulan) dalam memfatwakan hukum tertentu merupakan hal yang tidak mudah dan tidak sederhana. Nasib amalan dan ibadah kaum muslimin berada di tangan mereka. Bahkan jauh sebelumnya, mereka harus mempersiapkan keilmuan yang matang untuk layak di posisi tersebut. Betapa banyak syarat keilmuan yang harus mereka penuhi. Hanya ketekunan dalam belajar dan banyak pengorbanan yang dapat membayar kemuliaan kedudukan tersebut.
IMAM-IMAM MADZHAB FIQIH Di kalangan Muslimin terdapat empat madzhab fiqih yang masyhur yakni Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi’i. Nama Imam Syafi’i tidak akan begitu asing bagi kita umat muslimin di Indonesia. Hal ini karena Madzhab Syafi’i adalah fiqih yang diamalkan oleh mayoritas muslim di Indonesia. Setelah Syafi’i, Madzhab Hambali dan Hanafi dianut oleh sebagian yang lain. Berikut ini ulasan singkat tentang sejarah kehidupan masing-masing imam pendiri madzhab-madzhab ini yang kami olah dari berbagai sumber:
33
Imam Syafi’I adalah pendiri mazhab Syafi’i. Imam fiqih yang bernama lengkap Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Quraisyi ini lahir di Ghazzah pada tahun 150 H.
1. IMAM ABU HANIFAH (80 – 150 H/699 – 767 M)
34
Imam Abu Hanifah pendiri mazhab Hanafi. Nama lengkapnya adalah Abu Hanafi An-Nukman bin Tsabit bin Zufi At-Tamimi. Dia dilahirkan di Kufah pada tahun 150 M/699 M, pada masa pemerintahan Al-Qalid bin Abdul Malik. Abu Hanifah menghabiskan masa kecil dan tumbuh dewasa di sana. Sejak usia kanak-kanak, dia telah mengkaji dan menghafal Al-Qur’an. Selain memperdalam Al-Qur’an, dia juga mempelajari Ilmu Fiqih. Dia belajar Ilmu Fiqih kepada Humad bin Abu Sulaiman. Tidak kurang dari 18 tahun lamanya Abu Hanifah berguru padanya. Setelah gurunya wafat, Imam Hanifah kemudian mulai mengajar di beberapa majelis ilmu di Kufah. Dia wafat pada tahun 150 H/767 M, pada usia 70 tahun dan dimakamkan di pekuburan Khizra. Pada tahun 450 H/1066 M didirikan sebuah sekolah yang diberi nama Jami’ Abu Hanifah.
2. IMAM MALIK BIN ANAS (93 – 179H/712 – 795 M) Imam Malik bin Anas pendiri mazhab Maliki. Dia lahir di Madinah, pada tahun 93 H dan berasal dari Kabilah Yamaniah. Dia rajin menghadiri majelismajelis keilmuan dan menghafal Al-Quran sejak kecil. Imam Malik tumbuh sebagai seorang ulama yang terkenal, terutama dalam bidang ilmu hadis dan fiqih. Kehati-hatiannya dalam mengeluarkan fatwa tergambar dari kebiasaannya yang terlebih dahulu meneliti hadis-hadis dan bermusyawarah dengan ulama lain sebelum memberikan fatwa atas suatu masalah. Diriwayatkan, bahwa dia mempunyai tujuh puluh orang yang bisa diajak bermusyawarah untuk mengeluarkan suatu fatwa. Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun. Namun demikian, mazhab Maliki tersebar luas dan dianut di banyak bagian di seluruh penjuru dunia.
3. IMAM SYAFI’I (150 – 204 H/769 – 820 M) Imam Syafi’I adalah pendiri mazhab Syafi’i. Imam fiqih yang bernama lengkap Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Quraisyi ini lahir di Ghazzah pada tahun 150 H. Dia meninggalkan Makkah untuk mempelajari ilmu fiqh dari Imam Malik pada usianya yang ke-20. Setelah itu, dia memperdalam pengetahuannya dengan pergi ke Iraq. Di sana dia mempelajari fiqih dari murid Imam Abu Hanifah. Kemudian, kembali ke Makkah dan mengajar rombongan jamaah haji yang datang dari berbagai belahan dunia. Melalui merekalah, mazhab Syafi’i tersebar luas ke penjuru dunia. Pada tahun 198 H dia pergi ke negeri Mesir mengajar di mesjid Amru bin As. Dia juga menulis kitab Al-Um, Amali Kubra, Kitab Risalah,Ushul Al-Fiqh, dan memperkenalkan Waul Jadid sebagai mazhab baru. Di Mesir inilah akhirnya Imam Syafi’i wafat pada tahun 820 M.
4. IMAM AHMAD HAMBALI (164 - 241 H/780 – 855 M) Imam Ahmad Hambali bernama Abu Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal Al-Syaibani. Dia lahir di Baghdad pada Rabiul Awal tahun 164 H (780 M). Dia memulai jenjang keilmuannya dengan mempelajari dan menghafal Al-Qur’an. Kemudian, dia belajar bahasa Arab, hadis, sejarah Nabi dan sejarah para sahabat dan para tabi’in. Untuk memperdalam ilmu, dia pergi ke Basrah dan bertemu dengan
Imam Syafi’i. Dia juga menuntut ilmu hingga ke Yaman dan Mesir. Imam Ahmad bin Hambal banyak mempelajari dan meriwayatkan hadis. Oleh karena itu, dia berhasil mengarang kitab hadis dengan nama Musnad Ahmad Hambali. Dia mulai mengajar ketika berusia empat puluh tahun. Imam Ahmad Hambali wafat di Baghdad pada usia 77 tahun yakni tepatnya pada tahun 214 H (855 M). Sepeninggalnya, mazhab Hambali berkembang luas dan menjadi salah satu mazhab yang memiliki banyak penganut. Namun, seberapa banyak dari kita yang mengetahui bahwa selain keempat madzhab fiqih ini, terdapat madzhab fiqih yang lain? Ya, jarang dari kita yang mengetahui tentang adanya imamimam fiqih lain dalam sejarah. Ternyata keilmuan fiqih mereka juga tidak kalah hebatnya dari keempat imam sebelumnya. Imam-imam tersebut seperti, Imam Abu Sa’id bin Yasar al-Bashir (wafat 110 H), Imam Ja’far bin Muhammad al-Baqir (wafat 148 H), Imam Auza’ie Abu Amr Abdur Rahman bin Amru bin Muhammad (wafat 157 H), Imam Sufyan bin Said bin Masruq al-Tsauri (wafat 160 H), Imam Laits bin Sa’d (wafat 157 H), Imam Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H), dan Imam Muhammad bin Idris al Syafi’ie (wafat 204 H). Dari Dr. Thaha Jabir Fayyadh al‘Ulwani berpendapat bahwa pada masa itu muncul sekitar dua puluh satu mazhab fiqih.
HARUSKAH KITA MEMILIH SALAH SATU MADZHAB FIQIH? Terdapat perbedaan pendapat di kalangan muslimin terkait pertanyaan ini. Sebagian muslim ada yang berpendapat bahwa kita tidak perlu memilih madzhab fiqih tertentu. Pendapat ini keluar dari sebagian mereka yang awam terhadap adanya beberapa madzhab fiqih dalam Islam. Tipe muslimin yang satu ini, cenderung hanya taqlid (mengikuti) pada amalan masyarakat mayoritas sekitarnya. Adapun sebagian lainnya memilih pendapat ini karena mereka beranggapan bahwa setiap madzhab fiqih adalah gambaran pemahaman ulama-ulama yang telah mencapai kelayakan mengeluarkan fatwa. Oleh karena itu, bagi tipe ini mencampuradukan fatwa-fatwa dari seluruh ulama bukanlah masalah, bahkan dapat saling menyempurnakan. Mungkin masih ada beberapa pihak yang berpendapat lain. Dimanakah posisi Anda? Apakah
pada dua posisi yang telah disebutkan baik dengan alasan yang sama sebagaimana yang telah diungkapkan, atau posisi yang lain, seperti pendapat bahwa pemilihan salah satu madzahab itu wajib? Para pembaca dapat menjadikan majalah ini sebagai media kita untuk saling bertukar pikiran dan saling memahami. Oleh karena itu, kami dari pihak redaksi memberi kesempatan bagi para pembaca yang ingin berbagi untuk mengirimkan pendapatnya terkait pembahasan ini kepada redaksi kami. Insha Allah, akan kami bahas pendapatpendapat yang para pembaca sampaikan kepada kami di edisi selanjutnya.
Namun, seberapa banyak dari kita yang mengetahui bahwa selain keempat madzhab fiqih ini, terdapat madzhab fiqih yang lain?
35
FIQIH PERBANDINGAN
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orangorang yang mensucikan diri.” (al-Baqarah: 222).
salju atau air beku yang mencair. Menurut ittifaq (kesepakatan) ulama, air muthlaq itu suci dan mensucikan. Adapun yang diriwayatkan oleh Abbdullah bin Umar, bahwa tayamum lebih disukai dari pada air laut, riwayat itu bertentangan dengan hadis Nabi yang berbunyi: “siapa yang tidak dibersihkan oleh air laut, maka Allah tidak membersihkannya.”
Air Musta’mal
FIQIH PERBANDINGAN
B E R S U C I ( T H A H A R A H )
A
gama Islam sangat memperhatikan masalah bersuci atau thaharah. Para faqih (ahli fiqih) menyebut bahwa thaharah merupakan satu syarat pokok sahnya ibadah. Thaharah menurut bahasa berarti bersih atau suci. Menurut istilah dalam kajian fiqih, berarti membersihkan hadats atau membersihkan najis. Yakni najis jasmani seperti darah, air kencing, dan tinja. Para ulama membagi air menjadi dua macam untuk mengatasi yang terkenai hadas, berdasarkan banyak sedikitnya atau berdasarkan
keadaannya, yaitu: a. Air Muthlaq dan Air Musta’mal b. Air Mudhaf
Air Muthlaq Air muthlaq ialah air yang menurut sifat asalnya, seperti air yang turun dari langit atau keluar dari bumi Seperti air laut, air hujan, air sungai, air telaga, dan setiap air yang keluar dari bumi,
Apabila kita membersihkan najis dari badan, pakaian, atau bejana dengan air muthlaq, lalu berpisahlah air bekas basuhan itu dengan sendirinya atau dengan jalan diperas, maka air yang terpisah itu disebut air musta’mal. Air semacam itu hukumnya najis, meskipun itu tidak mengalami perubahan apapun. Air itu tidak dapat digunakan lagi untuk membersihkan hadats atau najis. Para ulama mazhab berkata: apabila air berpisah dari tempat yang dibasuh bersama najis, maka air itu hukumnya menjadi najis. Kalau air itu berpisah tidak bersama najis, maka hukumnya bergantung pada tempat yang dibasuh. Jika tempat itu bersih, maka air itupun suci. Sebaliknya jika tempat itu kotor, maka air itupun kotor.
najis dan kotoran. Pendapat ini merupakan kesepakatan semua mazhab kecuali Hanafi yang membolehkan bersuci dari najis dengan semua cairan, selain minyak, tetapi bukan sesuatu yang berubah kerena dimasak. Hanafi berkata : “Seorang musafir boleh berwudhu dengan air perasan dari pohon kurma.” Ibnu Qudamah menyebutkan, bahwa mazhab Hanafi membolehkan berwudhu dengan air mudhaf. Hanafi mengambil dalil atas pendapatnya bahwa air mudhaf boleh digunakan untuk berwudhu, dari ayat Al-Qur’an: “Maka jika tidak air, hendaklah kamu tayammum dengan debu yang bersih..... “ (QS. Al-Maidah: 6) Menurut Hanafi, makna ayat itu adalah: Jika tidak ada air muthlaq dan air mudhaf, maka bertayamummlah. Tetapi jika ada air mudhaf, maka tayammum tidak dibolehkan. Mazhab lain berdalil dengan ayat ini juga untuk melarang pemakaian air mudhaf untuk berwudhu. Meraka berkata bahwa kata al-ma’u di dalam ayat itu maksudnya air muthlaq saja, tidak mencakup air mudhaf. Dengan demikian, maksud ayat di atas (Al-Maidah :6) adalah “Apabila tidak ada air muthlaq, maka bertayammumlah...”
Air Mudhaf Air mudhaf ialah air perasan dari suatu benda seperti tebu, anggur, atau air yang muthlaq pada asalnya, kemudian bercampur dengan benda-benda yang lain, misalnya air bunga. Air semacam itu suci, tetapi tidak menyucikan
“Maka jika tidak air, hendaklah kamu tayammum dengan debu yang bersih“ (QS. Al-Maidah: 6)
37
TIPS
C A M E S H S I
“Shalat adalah tiangnya agama, jika shalat itu diterima maka diterimalah semua amalan yang lain. Jika shalat itu ditolak , maka ditolaklah amalan selainnya”
R A N G E N A L K A N A L A T K E C I L
perantara untuk melakukan shalat. Setelah itu barulah ayah dan bunda ajarkan bacaan-bacaan dalam shalat dan apa saja yang perlu dilakukan setelah shalat. Akan tetapi dengan catatan bahwa pengajaran tersebut secara bertahap, karena jika secara langsung kita ajarkan semuanya, si kecil akan merasa jenuh dan lelah. Oleh karena itu pengajaran dan pembiasaan ini dimulai dari yang terkecil dahulu agar si kecil menikmati tahap demi tahap pelaksanaan shalat. Usahakan agar membiasakan si kecil shalat di awal waktu dan ajak si kecil shalat berjamaah. 2. Beri si kecil contoh
Selain salah satu dari rukun Islam, shalat juga merupakan tiang agama. Dalam sebuah hadits menyebutkan, “Shalat adalah tiangnya agama, jika shalat itu diterima maka diterimalah semua amalan yang lain. Jika shalat itu ditolak, maka ditolaklah amalan selainnya”.
S
halat merupakan identitas bagi kaum muslimin, oleh karena itu wajib bagi kita untuk melaksanakannya. Nah, berdasarkan hal ini, maka para orang tua pun sudah seharusnya mengajarkan shalat terhadap anak-anaknya sejak dini. Mengajarkan shalat kepada si kecil memang gampang-gampang susah, oleh karena itu perlu kesabaran dan keuletan dari
para orang tua dalam mengajari si kecil untuk melakukan ibadah ini. Berikut ini adalah tips-tips untuk membiasakan si kecil shalat: 1. Mengenalkan si kecil tentang Tuhan dan kewajiban kepada-Nya. Sebelum ayah-bunda mengajarkan ibadah yang lain, terlebih dahulu ajarkan tentang keberadaan Allah Swt. Tak perlu dengan mengambil banyak waktu bermainnya, cukup dengan beberapa menit sebelum tidur. Sebelum mengajarkan shalat, terlebih dahulu ayah dan bunda tentunya mengajarkan wudhu sebagai
Si kecil penuh dengan kepolosan, senantiasa ia akan meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Ketika kedua orangtuanya selalu melaksanakan shalat secara rutin, maka ia akan menirukan hal yang sama seperti kedua orangtuanya. 3. Melatih berulang-ulang Setelah kita ajarkan tatacara shalat dan berwudhu, maka langkah selanjutnya adalah langkah pembiasaan. Yakni melatih si kecil terus-menerus agar ia terkesan dan sudah terbiasa melakukannya dan ajaklah ia untuk ikut shalat berjama’ah. Selain untuk melatih si kecil, shalat berjama’ah pun dapat menambah kedekatan antara keluarga. 4. Membawa si kecil ke tempat peribadatan Saat si kecil ikut ke sebuah tempat peribadatan untuk pertama kalinya, maka janganlah memberi kesan paksaan. Jangan membebani
tips 1. Mengenalkan si kecil tentang Tuhan dan kewajiban kepada-Nya. 2. Beri si kecil contoh 3. Melatih berulang-ulang 4. Membawa si kecil ke tempat peribadatan 5. Jangan berputus asa jika si kecil belum sesuai harapan.
pikirannya dengan menakut-nakuti agar ia patuh sepenuhnya pada agama. Untuk tahap awal bebaskan mereka dan biarkan mereka dengan pikiran ala mereka. Jangan memberi kesan buruk pada si kecil, ajarkan mereka hal positif agar kelak mereka melaksanakan ibadah bukan karena keterpaksaan . 5. Jangan berputus asa jika si kecil belum sesuai harapan. Maklumi mereka dengan segenap kasih sayang. Ajaklah mereka dengan metode bermain agar si kecil tidak bosan karena terlalu kaku. Dan yang paling utama dalam mengajarkan si kecil shalat adalah bagaimana ayah dan bunda sesering mungkin mengajaknya dalam shalat berjamaah. Selain dapat menambahkan kedekatan dengan si kecil, ia pun akan merasakan nyaman belajar shalat. Demikianlah tips dalam mengajari anak shalat. Semoga bermanfaat.
39
T I PS
CARA M E N G O B AT I STRES
Terkadang orang yang sedang mengalami STRES selalu menganggap setiap masalah itu besar, padahal pada kenyataannya masalah kecil. Nah, intinya, stres itu akan mengakibatkan penyakit-penyakit yang akan mengganggu kejiwaan, akal, bahkan jasmani pengidapnya.
1
3
Luangkan Waktu Seimbangkan waktu untuk lingkungan, teman, belajar, dan untuk dirimu sendiri. Menyediakan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan, sama pentingnya dengan belajar. Luangkan waktu lebih bersama keluarga dan kerabat tentunya. Hal ini karena Family is everything. Bila terjadi miss-komunikasi dengan keluarga, tanda kehilangan bagian terpenting dalam hidup. Hang out untuk refreshing bersama teman-teman untuk menghindari kejenuhan sekolah atau pekerjaan pada akhir minggu.
Tersenyum Anda tidak perlu membayar untuk tersenyum. Sebuah senyuman membuat relaks semua otot-otot utama di wajah. Anda senang, stres pun hilang.
Bersyukur ketika keinginan kita tidak tercapai Setiap peristiwa pasti memiliki hikmah di dalamnya. Kegagalan pun bisa menjadi pelajaran di masa-masa mendatang dan berkah bagi orang lain. Setiap kegagalan selalu menyimpan hal yang baik. Ada yang tidak kita ketahui di balik kegagalan yang terjadi dalam hidup kita. Jadi, bersyukurlah sekalipun Anda tidak mencapai sasaran hidup Anda. Karena hanya Allah yang tahu tentang apa yang kita butuhkan. Kita hanya bisa berencana dan berusaha sebaik-baiknya, lalu Allah yang menentukan keridhaannya.
kita, maka akan semakin banyak pula kekecewaan yang kita peroleh ketika keinginan tersebut tidak tercapai. Terkadang, kita menginginkan untuk jadi orang hebat, menginginkan untuk mendapatkan pasangan yang ideal atau bahkan kita menginginkan untuk menjadi orang kaya. Padahal kemamumpuan yang kita miliki tidak akan bias mencapai semua itu.
Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya stres Penyakit ini bisa muncul karena memikirkan masa lalu yang kurang baik atau memikirkan masa depan yang penuh dengan kerumitan. Setiap orang yang mengalami stres tidak akan pernah mengalami indahnya masa yang sedang dijalaninya. Seorang ahli kedokteran, mengatakan bahwa stres bukan hanya menyebabkan gangguan kejiwaan saja, tapi akan mengakibatkan penyakit badan juga. Di antaranya, penyakit kanker, jantung, darah tinggi, dan lain-lain. Berikut ini adalah sedikit tips yang bisa kita coba untuk menangani stress :
4
Semakin banyak keinginan
2
Terkadang orang yang sedang mengalami stres selalu menganggap setiap masalah itu besar, padahal pada kenyataannya masalah kecil. Nah, intinya, stres itu akan mengakibatkan penyakitpenyakit yang akan mengganggu kejiwaan, akal, bahkan jasmani pengidapnya.
Kurangi Daftar Keinginan
5
Membaca dan mengkaji al-Qur’an Sebagaimana
yang
kita
ketahui bahwa al-Qur’an berisi petunjuk bagi kehidupan manusia. Masalah-masalah yang menyebabkan kita stress, solusinya dapat kita temui dari firman Allah swt. Selain kandungannya yang berisi nasihat, peringatan, kabar kembira, kisah-kisah teladan, bahkan ilmu pengetahuan, al-Qur’an mengandung unsur sastra yang tinggi sehingga menenangkan dan indah untuk dilantunkan dan didengarkan. Bagi kamu yang stress bisa menjadikan al-Qur’an sebagai pelipur lara.
41
KI S AH HI K MAH
PEMBERANTA S A N BERHALA “Wahai ayahku ! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, dan tidak pula memberi manfaat untukmu sedikitpun?”
D
ahulu, negeri Irak memilki 2 kota besar. Kildan dan Babilonia. Kedua kota itu dipimpin oleh raja Namrud. Namrud adalah raja yang sangat keji dan dzalim. Rakyatnya pun hidup menderita dalam kurun waktu yang sangat lama. Hal itu terjadi karena rakyatnya tidak memiliki hak untuk menuntut ataupun mengeluhkan apa yang dirasakannya. Kondisi yang menyengsarakan itu menjadikan rakyatnya kehilangan semangat hidup. Bahkan, mereka tak lebih dari mayat-mayat yang berjalan. Seiring berjalannya waktu, Namrud semakin bengis dalam memerintah rakyatnya. Rakyat hanya bisa mematuhi perintahnya tanpa bisa protes.
Namrud juga terkenal seorang penyembah berhala, begitupun dengan rakyatnya. Kuil-kuil selalu mereka kunjungi, karena kuil merupakan tempat paling suci untuk mereka. Dalam kurun waktu yang cukup lama, Namrud semakin leluasa memantau pergerakan rakyatnya. Hal itu terjadi karena penduduk Kildan kehilangan kesempatan untuk memiliki kecerdasan. Penduduk di negeri itu sangat bodoh. Ibarat kata, mereka menganggap mutiara adalah kerikil dan kerikil adalah mutiara. Merekapun menganggap bahwa benda-benda mati penentu kehidupan mereka. Dengan demikian, Namrud mereguk keuntungan berlimpah ruah dari kebodohan rakyatnya. Hal yang lebih parah lagi, Namrud menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan.Tak seorangpun dari rakyatnya yang merasa keberatan atas pernyataan itu. Semakin hari dia bertambah senang melihat rakyatnya dicekam ketakutan dengan keadaan mereka yang begitu lemah. Dengan demikan, sekarang mereka memiliki dua tuhan yakni tuhan berhala dan tuhan Namrud. Dalam kegelapan dan kejahilan yang terjadi, Allah yang Maha Kuasa mengutus seorang pemuda yang sangat cerdas dan beriman, yaitu Nabi Ibrahim as. Ayahnya bernama Tarukh telah meninggal dunia sebelum Ibrahim dilahirkan. Nabi Ibrahim tumbuh dalam bimbingan kakek dari ibunya yang bernama Azar. Setelah menerima perintah tuhan, Nabi Ibrahim bangkit menentang Raja Namrud dan para pengikutnya yang kafir. Beliau serukan pemahaman tauhid keesaan Allah swt kepada para kaumnya, agar mereka tersadar dari kebodohan yang selama ini mereka yakini. Nabi Ibrahim sadar betul bahwa hanya dirinya yang cerdas dan memiliki keimanan yang benar, sedangkan para kaumnya adalah orang-orang yang jahiliyah dan tidak memiliki keimanan. Beliau memulai dakwahnya dari rumahnya sendiri. Dengan sebuah pendirian bahwa jika keluarganya mau mengikutinya, maka misinya akan berjalan dengan lancar. Ibrahim memulai dakwahnya kepada Azar. Beliau melakukannya dengan cara yang sopan dan argumentasi-argumentasi yang logis. “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: ‘Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Dalam kegelapan dan kejahilan yang terjadi, Allah yang Maha Kuasa mengutus seorang pemuda yang sangat cerdas dan beriman, yaitu Nabi Ibrahim as. 43 Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.’ Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orangorang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: ‘Inilah Tuhanku,’ tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam.’” (Qs. al-An’am: 74-76) “Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: ‘Ini¬lah Tuhanku.’ Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: ‘Sesung¬guhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.’” (Qs. alAn’am: 77) “Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia
Beliau memiliki tangan yang kekar, dada yang bidang dan mata yang tajam. Ketika beliau tahu kotanya kosong ditinggal kaumnya, beliau memutuskan untuk menghancurkan berhala-berhala yang ada di kuil. Kapak telah dipegangnya. Dengan gagah berani beliau menuju ke kuil. Seketika terdengar reruntuhan dari kuil. Satu-persatu berhalaberhala itu hancur akibat ayunan kapak Ibrahim.
berkata: ‘Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih besar.’ Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: ‘Hai kaumkku, sesungguhnya aku berlepas dirt dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.’” (Qs. al-An’am: 78-79) Selain menyembah berhala, Azar juga terkenal sebagai pembuat berhala. Itulah salah satu alasan kenapa Ibrahim as harus memulai dakwahnya kepada Azar. Berikut ini adalah ucapan Nabi Ibrahim kepada kakeknya yang termaktub dalam al-Qur’an. “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, dan tidak pula memberi manfaat untukmu sedikitpun?Wahai ayahku! Sungguh, pengetahuan telah datang kepadaku yang mana itu tidak datang kepadamu, oleh karena itu ikutilah aku, dan aku akan memberimu petunjuk dijalan yang benar. Wahai ayahku! Janganlah menyembah setan. Karena setan itu pasti ingkar kepada Tuhan yang Maha Pemurah.” (Qs. Maryam: 42-45) Mendengar kalimat-kalimat asing yang diucapkan Ibrahim dengan penuh keberanian, Azar terkejut. Bahkan Azar sangat ketakutkan karena apabila Namrud mengetahui bahwa Ibrahim telah menghina kaum dan para berhalanya, maka dia akan marah besar. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, kemudian Azar mengancam Ibrahim dengan kata-kata kasar yang termaktub dalam al-qur’an. “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan aku rajam, dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama” (Qs. Maryam: 46) Mendengar perkataan itu, Nabi as tidak merasa takut sedikitpun. Bahkan beliau lebih semangat untuk mendakwahkan ajaran Tuhannya. Karena waktu tidak memungkinkan untuk melanjutkan dakwahnya, beliaupun memutuskan pergi meninggalkan kakek dan kaumnya yang sedang marah. Pada waktu itu, kaum Ibrahim memiliki
tradisi pesta tahunan. Mereka merayakannya di luar kota sambil bersuka riya di area terbuka. Maka seketika kota yang didiami Ibrahim dan kaumnya sepi tanpa penduduk. Hal itu dimanfaatkan olehnya untuk menyusun misi. Karena hanya beliau yang tidak ikut serta dalam pesta itu. Bahkan, Nabi Ibrahim sangat muak dengan pesta itu, karena menurut beliau itu adalah suatu kegiatan kuno yang tidak ada manfaatnya. “Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhalaberhala mereka; lalu ia berkata” Mengapa kalian tidak makan?” (Qs. ash-Shaffat: 91) Ibrahim mengejek patungpatung itu. Ibrahim mengetahui bahwa patung itu memang tidak dapat memakannya. Ibrahim bertanya kepada patung-patung itu: “Mengapa kamu tidak menjawab?” (Qs. ash-Shaffat: 92) Beliau memiliki tangan yang kekar, dada yang bidang dan mata yang tajam. Ketika beliau tahu kotanya kosong ditinggal kaumnya, beliau memutuskan untuk menghancurkan berhalaberhala yang ada di kuil. Kapak telah dipegangnya. Dengan gagah berani beliau menuju ke kuil. Seketika terdengar reruntuhan dari kuil. Satu-persatu berhalaberhala itu hancur akibat ayunan kapak Ibrahim. Tak hanya berhala yang beliau hancurkan. Gambar-
gambar tak senonoh yang menghiasi kuil pun dihancurkannya. Satu berhala terbesar disisakan olehnya. Dengan harapan agar kaumnya bertanya kepada berhala yang tak pernah bisa menjawab itu. Nabi Ibrahim mengumpulkan puing-puing berhala itu di satu tempat yang sama. Beliau merasa senang sekali karena telah membasmi sumber kesesatan dan kebodohan. Beliau pun pulang untuk beristirahat. Sebelum pergi ke pesta, kaum Ibrahim memasak makanan untuk dipersembahkan kepada berhala-berhala yang ada di kuil. Setelah mereka selesai merayakan pesta, mereka kembali ke kuil untuk mengambil kembali makanan yang telah dipersembahkan. Mereka meyakini berhala-berhala itu akan senang dengan persembahannya. Mereka juga meyakini berhala itu akan memakmurkan kotanya. Ketika mereka kembali dari pesta, mereka shock sekaligus kaget karena mereka mendapati tuhan-tuhan mereka telah hancur kecuali satu berhala besar yang berdiri kokoh di kuil. Kemudian mereka mulai berbicara satu sama lain tentang siapakah yang melakukan semua ini. Mereka sepakat akan menghabisi orang yang melakukan penghancuran ini tanpa toleransi. Salah satu dari mereka berkata “Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”.” (QS. al-Anbiya’: 60) Dia menjelaskan bahwa Ibrahim kerap mencela dan melaknat berhala-berhala itu. Akhirnya, mereka sepakat bahwa Ibrahim yang melakukan semua ini. Mereka berbondong-bondong menuju rumah Ibrahim dengan niat untuk mengadilinya. Mereka mendapati Ibrahim di rumahnya sedang beristirahat. Mereka segera mendatangi Ibrahim. Ketika Ibrahim datang mereka bertanya
Ketika mereka kembali dari pesta, mereka shock sekaligus kaget karena mereka mendapati tuhan-tuhan mereka telah hancur kecuali satu berhala besar yang berdiri kokoh di kuil.
45
46
kepadanya: Meraka berinisiatif membuat sebuah komite untuk mengadili Ibrahim. Akhirnya Nabi as diarak menuju kuil. Sesampainya di kuil, penduduk kota telah berkumpul untuk menyaksikan acara paling fenomenal ini. Acara pun dimulai dengan lontaran sebuah pertanyaan “Wahai Ibrahim! Benarkah kamu telah menghancurkan tuhan-tuhan kami?” Tanya seorang hakim kepada Ibrahim dengan nada marah. Seketika Ibrahim berbalik menghadap penduduk kota sambil berkata “Yang melakukan semua ini pasti berhala yang besar itu” sambil menunjuk ke berhala. “Mereka bertanya: “Apakah benar engkau yang melakukan semua ini terhadap tuhan kami wahai Ibrahim?” (Qs. al-Anbiya’: 62) Ibrahim membalas dengan senyuman lalu ia menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang tergantung di lehernya sebuah kapak. “Tidak!” “Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. “ (Qs. al-Anbiya’: 63) Mendengar jawaban Ibrahim, para hakim dan penduduk sekitar hanya bisa terdiam. Sebagian hakim bergumam “Kenapa kita tak menyuruh seseorang untuk menjaga tuhan-tuhan kita, agar
TEKA-TEKI SILANG ISLAMI
semua ini tidak terjadi”. Kemudian para penduduk berkata “Mengapa kamu mengujarkan pertanyaan yang sia-sia, sedangkan kamu sendiri tahu bahwa tuhan-tuhan kami tidak bisa berbicara”. “Kalian adalah orang-orang yang menyembah tuhan yang tidak bisa memberikan keuntungan sedikitpun, bahkan tuhan kalian tak bisa berbicara ketika kalian bertanya kepada mereka. Mengapa kalian tidak pernah mau menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa? Mengapa kalian tak memikirkan hal itu”. Jawab nabi Ibrahim dengan tenang. Serentak suasana dikuil hening dan para hakimpun membisu mendengar jawaban Ibrahim. Demikianlah, salah satu di antara sekian banyak kisah yang diceritakan oleh al-Qur’an dalam mengajarkan manusia untuk bertauhid. Dari kisah ini dapat kita petik beberapa hikmah sebagai berikut: 1. Pentingnya mendakwahkan keluarga tentang kebenaran. 2. Pilihlah metode yang efektif dalam berdakwah, dengan kelembutan dan argumetasi rasional. 3. Ketauhidan adalah prinsip yang fitrawi pada manusia dalam beragama. Oleh karena itu, kemusyrikan harus kita singkirkan dalam aqidah maupun praktik ibadah kita.
• Pentingnya mendakwahkan keluarga tentang kebenaran. • Pilihlah metode yang efektif dalam berdakwah, dengan kelembutan dan argumetasi rasional. • Ketauhidan adalah prinsip yang fitrawi pada manusia dalam beragama.
1 2
3
4 5 7
6 8 9
11
10
12 13
14
15
16
17 18
19
M e nd a t a r
M e nurun
3. 6.
1. Yang malaikat Jibril sampaikan 2. Tema pembahasan ayat terpanjang dalam surah al-Baqarah 4. Al-Qur’an disusun pada masa Khalifah siapa? 5. Kisah yang paling menarik dalam al-Qur’an 7. Surah dalil persatuan 8. Istilah jenis surah yang turun setelah Nabi saw hijrah 10. Kitab tafsir ulama Indonesia 12. Nama buah yang disebutkan dalam alQur’an 13. Tempat kelahiran Ali bin Abi Thalib 17. Istilah untuk Nabi Terakhir
7. 9. 11. 14. 15. 16. 18. 19.
Jumlah qira’ah al-Qur’an yang disepakati Nama serangga yang disebut dalam alQur’an Mukjizat abadi Nabi Muhammad saw Arsitektur Fir’aun Nabi yang paling banyak disebutkan dalam al-Qur’an Bumbu dapur yang disebutkan dalam al-Qur’an Bani yang mengeluhkan makanan Manna dan Salwa Istilah jenis surah yang turun sebelum Nabi saw hijrah Gelar untuk Khalifah Pertama Laut yang menenggelamkan Fir’aun
KHAZANAH DOA ِ ِ ِ َ ِرﺑـﱠﻨَﺎ َﻻ َْﲡﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻓِﺘـﻨَﺔً ﻟِْﻠ َﻘﻮِم اﻟﻈﱠﺎﻟِ ِﻤﲔ َوﳒَﱢﻨَﺎ ﺑِﺮ ْﲪﺘ ﻳﻦ ََ َ ْ ْ َ َ َ ﻚ ﻣ َﻦ اﻟْ َﻘ ْﻮم اﻟْ َﻜﺎﻓ ِﺮ “Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir.” (Qs. Yûnus: 85-86).
Do’a ini dibacakan oleh sekelompok kecil orang yang patuh dan beriman terhadap Nabi Musa as setelah mereka menyaksikan mukjizatnya di hadapan Fir’aun. Ketika itu, kaum Bani Israil yang terdiri dari pemuda-pemuda
dalam keadaan takut karena Fir’aun dan para pemukanya mengancam akan menyiksa mereka. Pada saat itu pula Nabi Musa as menyuruh kepada kaumnya agar tidak takut dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Seraya berdo’a dengan bacaan di atas.