e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
THE INFLUENCE OF MUDHARABAH AND MUSYARAKAH INCOME TOWARDS BRI SYARIAH PROFITABILITY Zulkarnain Karundeng Mudassir Syarifuddin Abstract This study aims to discover the influents of Mudharabah and Musyarakah income towards BRI Syariah profitability. The researcher applied the quantitative method using two variables. They are mudharabah and musyarakah (x) and profitability (y). The research samples are quarterly financial report published by BRI Syariah during 2010-2015 periods. Research data are initially exposed to a classical assumption test in order to check whether those data are compatible for hypothesis test. The classical assumption test includes normality, multicollinearity, autocorrelations and heteroscedasticity test. Based on the hypothesis test, the dependent variable which can be explained by the independent variables is 29,9 % while the rest 71,1 % are explained by other variables. The simultant test (F) shows that variable x is influenced by variable y. it is proven by a p-value that is smaller than the level of significant (0,027 < 0,05). On the other hand, musyarakah is not affected since the p-value is bigger than the level of significant (0,319 > 0.15). Keywords :Mudharabah, Musyarakah, Profitability PENDAHULUAN Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkanya. Di samping, itu bank juga dikenal sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainya. Menurut UndangUndang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyaluranya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”(Kasmir, 2015; 24). Indonesia terdapat dua jenis bank ditinjau dari prinsipnya. Yang pertama adalah bank konvensional. Bank konvensioanal adalah bank yang menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkan kepada pihak-pihak kekurangan dana dalam rangka
43
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Yang kedua adalah bank syariah adalah bank yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kepada pihakpihak kekurangan dana dalam rangka mengsejahterakan rakyat dan berdasarkan prinsip-prinsip syariat islam. Jika dicermati kedua jenis bank di atas, sekilas tidak ada perbedaaan dalam tujuanya, namun walaupun keduanya diregulasi oleh Bank Indonesia, prinsip yang membedakan kedua bank tersebut. Yang sangat mencolok adalah bunga pada bank konvensional dan bagi hasil pada bank syariah. Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainya. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijaraah wa iqtina). Sementara itu, penentuan biaya-biaya jasa bank lainya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai syariah islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukunya adalah Al-Quran dan sunah rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu (Kasmir, 2010; 30-32). Sama halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga menawarkan kepada nasabah dengan beragam produk perbankan. Beda antar kedua bank adalah bank konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Bank syariah pruduk yang ditawarkan berasaskan islam. Salah satu produk yang ditawarkan adalah Al-musyarakah. Al-musyarakah merupakan akad kerjasama antar dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Dalam praktik perbankan al-musyarakah diaplikasikan dalam hal 44
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
pembiayaan proyek. Nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan dana untuk melakukan prooyek tersebut. Keuntungan dari proyek di bagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah terlebih dulu mengembalikan dana yang di pakai nasabah. Al-musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura. Al-mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian di akibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolahlah yang bertanggung jawab. Dalam praktiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyah. Dalam dunia perbankan al-mudharabah biasanya diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah di ambil dari simpanan dan tabungan berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ziqri, Analisis pengaruh pendapatan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas bank. Hasil statistik menunjukan bahwa mudharabah mempengaruhi profitablitas (ROE) secara signifikan. Murabahah dan musyarakah tidak mempengaruhi profitabilitas (ROE) secara signifikan.( Muhamad Ziqri., 2009) Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Nurlita “Pengaruh pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.” Hasil penelitian menunjukan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhdap profitabilitas ( Iin Nurlita., 2009 30 juli 2016). Dari hasil penelitian di atas bisa di katakan bahwa akad pembiayaan Mudharabah mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat. Hal itu di buktikan dengan mempengaruhi profitabilitas (ROE) secara signifikan. Sedangkan Musyarakah tidak dapat mempengaruhi profitabilitas (ROE) secara signifikan. Dalam hal ini peneliti ingin mengkonfirmasi kembali apakah dalam beberapa tahun terakhir ini pendapatan pembiayaan Mudharabah lebih bertambah atau malah berkurang 45
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
begitu juga dengan pendapatan pembiayaan Musyarakah apakah sudah bisa meyakinkan masyarakat sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas secara signifikan. Berdasarkan permasalahan di atas, penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: Pengaruh Pendapatan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank BRI Syariah. KAJIAN TEORITIS A. Musyarakah Secara etimologis, musyarakah berasal dari kata Arab syirkah yang berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal atau kerja mereka, untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau kemitraan tidak terbatas, tidak tertutup
dan
sejajar.
Setiap
mitra
sama-sama mempunyai kewajiban
menyumbang modal dan mempunyai hak dalam manajemen dan pengaturan usaha. Masing-masing mitra menjadi wakil dan penjamin dari mitra lainnya. Hasbi Ash-Shiddiqie mengungkapkan Musyarakah adalah akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awun dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya. Sayid Sabiq menyatakan Musyarakah yaitu akad antara dua orang yang berserikat pada pokok harta (modal dan keuntungannya). Menurut Hanafiyah musyarakah adalah ungkapan adanya transaksi (akad) antara dua orang yang bersekutu pada pokok harta dan keuntungan. Muhammad Syafi’i Antonio mengatakan bahwa al-musyarakah adalah akad kerja sama anatara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana (atau amal atau exprestise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah dalam sistem perbankan Islam, menurut International Islamic Bank For Investment and Development (IIBID) menejelaskan bahwa musyarakah merupakan salah satu cara pembiayaan yang terbaik yang dimiliki bank-bank Islam. Prinsip ini dijalankan berdasarkan partisipasi antara pihak bank dengan 46
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
pencari biaya (partner) untuk diberikan dalam bentuk proyek usaha dan partisipasi ini dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil, baik dalam keuntungan (profit) maupun kerugian (loss). Musyarakah merupakan akad kerjasama yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur‟an, Al-Hadits ataupun ijma ulama. Diantara dalil (landasan syariah) yang memperbolehkan praktik kerjasama antara lain terdapat padan Surat Shad ayat 24, bisa juga dijumpai dalam Hadits Abu Daud dari Abu Hurairah yang artinya Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda. “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman,‟Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.‟ (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah). Adapun acuan pelaksanaan pembiayaan musyarakah perbankan syariah di Indonesia didasarkan pada Fatwa DSN MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000 mengatur pembiayaan musyarakah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) Ijab dan Qobul Ijab Qobul yang dinyatakan oleh para pihak harus memperhatikan hal-hal berkenaan a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukan tujuan kontrak (akad), b. Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak, c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 2) Subjek Hukum Para pihak yang berkontrak harus cakap hukum dan memperhatikan hal-hal berkaitan (a) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwaliaan, (b) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan seiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil, (c) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur assetmusyarakah dalam proses bisnis normal, (d) Setiap mitra member wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola asset dan masing-masing dianggap melakukan aktivitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja, dan (e) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
47
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
3) Objek Akad
Objek akad pada musyarakah, terdiri dari modal, kerja, keuntungan dan kerugian. Masing-masing di tentukan hal-hal seperti a. Modal (1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang lainnya. Modal dapat terdiri dari asset perdagangan seperti barang-barang properti dan sebagainya. Jika modal berbentuk asset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para
mitra,
(2)
Para
pihak
tidak
boleh
meminjam,
meminjamkan,
menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan, dan 3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan. Namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, bank (LKS) dapat meminta jaminan. b. Kerja (1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah. Tetapi kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. (2) Setiap mitra melaksanakan kerja dala musyarakah atas pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak. c. Keuntungan (1) Keuntungan harus dikuantifiksikan dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian musyarakah. (2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak jumlah yang di tentukan di awal yang di terapkan bagi seorang mitra. (3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, maka kelebihan atau presentasi itu di berikan kepadanya. (4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad. d. Kerugian. Kerugian harus di berikan di antara para mitra secara proporsional menurut saham masingmasing modal. e. Biaya Oprasional dan Persengketaan (1) Biaya oprasional di bebankan pada modal bersama. (2) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajiban
atau
jika
terjadi
perselisihan
diantara
para
pihak,
maka
penyelesaiannya dilakukan melalui badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tecapai kesepakatan melalui musyawarah.
48
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
B. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata “dharb”, artinya memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang menggerakan kakinya dalam menjalankan usahanya. Mudharabah merupakan bahasa penduduk iraq, sedangkan menurut bahasa penduduk hijaz disebut dengan istilah qiradh (Dimyauddin Djuwaini, 2010; 224). Dalam fiqih muamalah, definisi terminologi bagi mudharabah diungkapkan oleh beberapa ulama mazhab sebagai berikut: a. Menurut Hanafiyah, mudharabah adalah suatu perjanjian untuk berkongsi di dalam keuntungan dan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lain. b. Malikiyah berpendapat bahwa mudharabah adalah penyerahan uang muka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang menjalankan usaha dengan imbalan dari sebagian dari keuntungannya. c. Hambali berpendapat bahwa mudharabah adalah penyerahan suatu barang atau sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan tertentu kepada orang yang mengusahakannya dengan mendapatkan bagian tertentu dari keuntungannya. d. Syafi’iyah berpendapat bahwa mudharabah adalah penyerahan sejumlah uang dari pemilik modal kepada pengusaha untuk dijalankan dalam suatu usaha dagang dengan keuntungan modal menjadi milik bersama antar keduanya. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (PSAK) 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, dijelaskan karakteristik mudharabah (PSAK 59, Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 6 sampai dengan 11) adalah mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka (PSAK 59 – Akuntansi Perbankan Syariah, paragraph 6). Jika usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana (mudharib) seperti penyelewangan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.
49
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Dasar hukum mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha.hal ini tampak dalam aya-ayat Al-Qur’an, Hadits Nabi Muhammad SAW, ijma’, dan qiyas seperti Q.S. Al-Jumu’ah: 10. NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah. Pada bidang penyaluran dana, Peraturan Bank Indonesia telah mengatur dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 18 Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005 bahwa produk-produk penyaluran dana dalam perbankan syariah yaitu Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna’, Ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik serta Qardh. Berdasarkan kewenangan Mudharabah Muqayyadah dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut: a. Mudharabah Muqayyadah yaitu pemilik dana (shahibul maal) membatasi atau member syarat kepada mudharib dana dalam pengelolaan dana. Mudharabah muqayyadah ada dua, yaitu (1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet Mudharabah muqayyadah on balance sheet yaitu simpanan khusus (restricted investment) di mana pemilik dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank, (2) Mudharabah muqayyadah off balance sheet merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. b. Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cangkupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. C. Profitabilitas Menurut Harahap (2009: 304) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Menurut Martono dan Harjito (2001:18) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. 50
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham, 2001:89). Husnan (2009; 14) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Sedangkan menurut Michelle dan Megawati (2005) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang menjadi dasar pembagian defiden perusahaan. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2013:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan (Kasmir, 2013:199-207), adalah: 1. Profit Margin (profit margin on sales) Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. 2. Return on Investment (ROI) Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. 3. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. 4. Laba per lembar saham Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Cara menilai profitabilitas perusahaan adalah bermacam-macam tergantung dari total aktiva atau modal mana diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Rasio Marjin Laba Kotor (gross profit margin), diperoleh dengan menunjukan 51
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Rasio marjin laba kotor
=
laba kotor Penjualan bersih
Rasio marjin laba bersih (net profit margin), diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih. Rasio marjin laba bersih =
laba bersih Penjualan bersih
Rasio pengembalian total aktiva (return on asset), diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan total aktiva. Rasio pengembalian total aktiva =
laba bersih Total aktiva
Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah sebagai berikut: a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, d) Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, e) Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri, f) Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan dan tujuan lainnya.
52
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Manfaat Rasio Profitabilitas Manfaat dari rasio profitabilitas ini adalah untuk mengetahui: a)
Besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode,
b)
Posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
c)
Perkembangan laba dari waktu ke waktu,
d)
Besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri,
e)
Produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Kerangka Pemikiran Dari penjelasan tinjauan teoritis maka yang menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah pendapatan mudharabah dan musyarakah sebagai variabel independen (bebas) dan profitabilitas bank sebagai variabel dependen (terikat). Berikut ini adalah gambar skema kerangka penelitian yang dapat menjelaskan penelitian ini. Skema 2.1 Mudharabah (X1)
Profitabilitas (Y)
Musyarakah (X2)
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil data laporan keuangan publikasi Bank Rakyat Indonesia Syariah di situs www. brisyariah.co.id dan Bank Indonesia www.bi.go.id. Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016. B. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang di angkakan (skorsing) Sugiyono (2007; 23). Penelitian ini dilakukan serta difokuskan terhadap, Data-
53
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
data serta laporan keunagan perbankan syariah (PT. Bank BRI Syariah) yang telah di publikasikan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian penjelasan (explanatory research). Jenis penelitian explanatory research sesuai dengan pengertian yang dijelaskan Singarimbun dan Effendi (yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan (confimatory research) agar memberikan penjelasan kausal atau hubungan antar variabel yang diteliti melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 2012; 64). C. Populasi dan Sampel Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya Suryani, Hendryadi (2015; 190). Populasi dalam penelitan ini adalah laporan-laporan keuangan Bank Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dari tahun 2010-2015 dengan tingkat persentase profitabilitas yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Data yang di gunakan adalah data sekunder dari website Bank BRI Syariah dan Bank Indonesia. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel non probability di mana metode ini menetapkan bahwa setiap elemen tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian Suryani, Hendyadi. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: a. Bank Syariah yang terdaftar dalam BI dari tahun 2010-2015. b. Bank Syariah yang megeluarkan laporan keuangan per Triwulan c. Bank Syariah yang melakukan akad mudharabah dan musyarakah d. Bank Syariah (Bank BRI Syariah). D. Data dan Instrumen Data Penelitian Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan publikasi (Sugiyono). Instrumen Penelitian
54
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data lain yang relevan. E. Teknik Pengumpulan Data Data-data diambil dari pusat kepustakaan BI tersebut adalah data laporan keuangan, dan data yang menyangkut kontribusi Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas. Melaului jalur Internetn adapun yang menjadi situs dari pencarian
data
yang
berhubungan
dengan
penelitian
ini
adalah
www.brisyariah.co.id dan www.bi.go.id dan sebagainya. Riset kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dari hipotesis yang sudah di ajukan. Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti, maka anlisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: “Analisis regresi linier berganda” dengan SPSS v.16 sebagai alat bantu analisis. 1.
Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi kalsik yaitu: uni normalitas, multikolonieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan ketentuan P-value > 0, 05 maka data berdistribusi normal dan jika P-value < 0, 05 maka data tidak berdistribusi normal. Husain Umar (2011; 42). b.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel (independen). Pengujian ini dilakukan dengan 55
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
menggunakan korelasi antar variabel-variabel inpenden yang akan digunakan dalam persamaan regresi dalam menghitung nilai tolerance dan VIF (variance Information Factors). Apabila nilai VIF di bawah 10, maka dapat di simpulkan tidak terjadi multikolonieritas dan apabila nilai tolerance tidak kurang dari 0, 1 maka dapat dikatakan bahwa model terbebas dari multikolonieritas. c.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk melihat adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistic Durbin-Watson (D-W). d.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot. Apabila titik-titik membentuk pola tertentu pada
scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat
heteroskedastisitas dan model regresi harus diperbaiki. Sedangkan jika titik-titik menyebar secara acak, serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan regresi dapat digunakan untuk memprediksi. ( Imam Ghozali, 2005; 51-52). 2.
Uji Regresi linier Berganda
Teknik anlisis data dalam penelitian ini meggunakan anlisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression). Analisa ini dilakukan untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan persamaan sebagai berikut: Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan: Y = Variabel Profitabilitas (ROE) Bo = Konstanta 56
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
X1 = Variabel Mudharabah X2 = Variabel Musyarakah e
= Error term (kesalahan penggangu)
Data diolah dengan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16 (Statistical Program For Social Science) dangan tingkat signifikan 5% (0, 05). Analisis terhadap hasil regresi di lakukan
melalui langkah-langkah sebagai
berikut: a. Uji F (Simultan) Uji F digunakan untuk menunjukan apakh semua variabel bebas/ independen yang di masukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/ dependen. Ho = Mudharabah dan Musyarakah secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan pada tingkat profitabilitas. Ha = Mudharabah dan Musyarakah secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Terima Ho jika p-value> level of significant Terima Ha jika p-value< level of significant b.
Uji t (Persial)
Uji t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas/ indepneden secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ho = Mudharabah dan Musyarakah seacara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Ha = Mudharabah dan Musyarakah secara individual berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Terima Ho jika p-value> level of significant Terima Ha jika p-value< level of ignificant c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu, jika nilai kecil atau mendekati nol maka variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan jika nilai besar atau mendekati satu
57
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
maka hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Nilai R-square di katakana baik jika 0, 5 karena R-square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki Rsquare maupun Adjust R-square cukup tinggi (diatas 0, 5). Pada umumnya memiliki R-square maupun Adjsut R-square cukup rendah (dibawah 0, 5). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Tabel 4.1 Pendapatan Mudharabah, Musyarakah Dan Total Pendapatan
Data
Pendapatan
Pendapatan
Total Pendapatan
Tahun
Bulan
Mudharabah
Musyarakah
2010
Maret
7003
26297
24495
Juni
16373
57928
14805
September
28188
92432
23923
Desember
43408
124717
23978
Maret
14444
25364
19972
Juni
25981
51700
16561
September
40219
77590
662
Desember
65174
105644
12324
Maret
16633
30659
7730
Juni
38078
67399
52813
September
60915
105494
99271
Desember
93036
148910
101888
Maret
26140
53325
60807
Juni
52639
119012
104901
September
80576
197236
158027
Desember
116222
284129
129564
Maret
27245
86081
20065
2011
2012
2013
2014
58
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
2015
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Juni
53239
173131
2384
September
81375
271700
7239
Desember
115656
385948
6577
Maret
26809
120894
28380
Juni
59776
245160
62694
September
93429
376787
95785
Desember
128509
513496
125322
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbuh diagonal dan grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memnuhi asumsi normalitas, dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas
b.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetehui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Data penelitian sekunder dikatakan bebas dari masalah multikolinieritas apabila kolom Collinearity Statistics menunjukan hasil Tollerance diatas 0,1 dan nilai Variation Inflasi Factor (VIF) tidak lebih dari 10. Hal ini berarti data penelitian bebas dari mulltikolonieritas. 59
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas Colinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
Mudharabah
.198
5.048
Musyarakah
.198
5.048
(constant)
a. Dependent Variabel: Profitabilitas Masing-masing variabel memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen maka model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas. c. Uji AutoKorelasi Uji AutoKorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1 (sebelumnya). Jika terjadi auto korelasi maka dinamakan ada penyakit autokorelasi. Table 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson .724
Berdasarakan tabel Durbin Watson dengan variabel independen dalam model regresi adalah 2 serta jumlah sampel sebanyak 24 petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan melihat besarnya Durbin Watson. 1) Angka DW dibawah -2terdapat autokorelasi positif 2) Angka DW -2 sampai +2 tidak terdapat autokorelasi Dari tabel Durbin Watson didapatkan nilai sebesar 0,724 maka dapat dikatakan penelitian ini tidak terindikasi masalah autokorelasi. d.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan berdasarkan scatterplots dari
60
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
hasil pengolahan data dengan spss 16. Adapun hasil dari pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut. Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik terlihat secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbuh Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 3. Uji Regresi Linier Berganda Teknik anlisis data dalam penelitian ini meggunakan anlisis Regresi Linier
Berganda
(Multiple
Linear
Regression).
Hubungan
variabel
independen dengan variabel dependen diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel dependen (Y) dengan 1 atau lebih variabel Independen (X1, X2, X3……Xn). Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi berganda diantaranya: a. Uji Koefisienn Determinasi Tabel 4.4 Hasil Uji Determinasi Adjust R Square .299
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Bersarnya nilai adjusted R2 sebesar 0,299 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 29,9% sedangkan sisanya 70,1% dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak di masukan dalam model regresi. b. Uji Simultan (Uji F)
61
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang
digunakan dalam model regresi yaitu mudharabah dan musyarakah mampu menjelaskan variabel dependenya yaitu Profitabilitas. Hasil yang di peroleh dari uji f yang dilakukan dengan mengunakan SPSS 16 dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil f test menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom signifikan) lebih kecil dari level of singnificant 5%. Tabel 4.5 Hasil Uji Simultan (F) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1.890E10
2
9.449E9
Residual
3.354E10
21
1.597E9
Total
5.244E10
23
F
Sig.
5.915
a
.009
a. Predictors: (Constant), Musyarakkah, Mudharabah b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel diatas nilai p-value pada kolom Sig sebesar 0,009. Ini menunjukan bahwa p-value tersebut lebih kecil dari level of significant yang telah ditentukan sebesar 0,05 berarti Mudharabah dan Musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas secara simultan. Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. c. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel independen secara (parsial) mempengaruhi variabel dependen. Ini berarti menjelaskan mudharabah dan musyarakah secara terpisah dapat mempengaruhi profitabilitas. Hasil uji t yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada tabel coefficients hubungan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat nilai p-value. Yang memenuhi standar adalah <5%. Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial (t)
62
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
a
Coefficients
Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant) Mudharaba h Musyarakka h
Std. Error
Beta
4440.478 15575.803
T
Sig.
Tolerance
.285
.778
VIF
1.258
.529
.932
2.376
.027
.198
5.048
-.148
.145
-.400
-1.021
.319
.198
5.048
a. Dependent Variable: Profitabilitas
1) Variabel Mudharabah Dari tabel uji t yang telah dilakukan pada variabel mudharabah, diketahui bahwa nilai p-value pada kolom Sig <
= (0,027 < 0, 05)
yang berarti signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel mudharabah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas 2) Variabel Musyarakah Dari tabel uji t yang telah dilakukan pada variabel musyarakah, diketahui bahwa nilai p-value pada kolom Sig >
= (0, 319 > 0, 05
yang berarti tidak signifikan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel musyarakah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil analisis dapat di simpulkan bahwa Mudharabah dan Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabiliatas secara barsamaan (simultan). Sedangkan secara Individu (parsial) hanya Mudharabah yang mempunyai pengaruh yang signifikan.
d. Persamaan Regresi Tabel 4.7 Hasil Persamaan Regresi
63
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Coefficientsa Standardiz ed Unstandardized
Coefficien
Collinearity
Coefficients
ts
Statistics Toleran
Model 1
B
(Constant)
4440.478
Std. Error
Beta
15575.80 3
T
Sig.
.285
.778
ce
VIF
Mudharabah
1.258
.529
.932 2.376
.027
.198 5.048
Musyarakkah
-.148
.145
-.400 -1.021
.319
.198 5.048
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Analisis regresi berganda untuk mengetahui pola hubungan antara variabel independen (mudharabah dan musyarakah) dengan variabel dependen (Profitabilitas) dinyatakan dengan persamaan model regresi yaitu: Y= 4440,478 + 0,932 - 0,400 Y=Profitabilitas X1= Mudharabah X2= Musyarakah e = Error term (kesalahan penggangu) Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y= 4440,478 + 0,932 X1 – 0,400 X2 + e. Artinya, jika X1 dan X2 adalah nol, maka Variabel Y akan konstan sebesar 4440,478 Apabila terjadi kenaikan X1 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y sebesar 0,932 dan sebaliknya. Apabila terjadi kenaikan X2 sebesar 1, maka akan terjadi penurunan Y sebesar 0,400 dan demikian sebaliknya.
64
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Artinya pendapatan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas sedangkan pendapatan musyarakah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uji, dari 24 data yang telah di publikasi sejak tahun 2010-2015 di Bank BRI Syariah periode triwulan. Data yang di peroleh dinyatakan linier atau berdistribusi normal sehingga layak untuk di lanjutkan dengan uji analisi regresi linier berganda. Hal itu dibuktikan dengan Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, yang di buktikan dengan data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Uji multikolonieritas yang dibuktikan dengan nilai Tolerance pada masing-masing variabel kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Uji autokorelasi yang dibuktikan dengan tabel Durbin Watson didapatkan nilai sebesar 0,724. Angka DW -2 sampai +2 tidak terdapat autokorelasi. Uji heteroskedastisitas dibuktikan dengan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbuh Y. Kemudian dari hasil Uji anlisis regresi linier berganda, Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi berganda dapat dilihat dari: Uji koefisien determinasi yang dibuktikan dengan bersarnya nilai adjusted R2 sebesar 0,299 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 29,9% sedangkan sisanya 70,1% dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak di masukan dalam model regresi. Uji simultan (Uji F), secara bersamaan variabel X mempengaruhi variabel Y hal itu dibuktikan dengan nilai p-value pada kolom Sig sebesar 0,009. Ini menunjukan bahwa p-value tersebut lebih kecil dari level of significant yang telah ditentukan sebesar 0,05. Uji parsial (Uji t), hasil dari uji t menunjukan bahwa hanya Mudharabah yang mempunyai pengaruh signifikan hal itu dibuktikan dengan nilai p-value pada kolom Sig <
= (0,027 < 0,05).
Sedangkan Musyarakah tidak berpengaruh dikarekan nilai p-value pada kolom Sig >
= (0,319 > 0,05). Persamaan regresi yang terbentuk adalah, Y= 4440,478
+ 0,932 X1 – 0,400 X2 + e. Artinya, jika X1 dan X2 adalah nol, maka Variabel Y 65
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
akan konstan sebesar 4440,478 Apabila terjadi kenaikan X1 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y sebesar 0,932 dan sebaliknya. Apabila terjadi kenaikan X2 sebesar 1, maka akan terjadi penurunan Y sebesar 0,400. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Ziqri yang bekesimpulan bahwa Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas secara parsial sedangkan Musyarakah tidak berpengaruh secara signifikan.( 1 Muhamad Ziqri., 2009). Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iin Nurlita yang berkesimpulan bahwa Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.( Iin Nurlita. 2009). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel pendapatan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank BRI Syariah dengan tingkat signifikansi 0, 05, dikarekanakan nilai sig. pendapatan pembiayaan Mudharabah = 0,027 < 0,05. hal itu dibuktikan dengan persamaan regresi yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pendapatan pembiayaan Mudharabah sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Profitabilitas sebesar 0,932 dan sebaliknya. Artinya pendapatan pembiayaan Mudharabah mempunyai kontribusi dalam peningkatan profitabilitas Bank BRI Syariah. 2. Variabel
pendapatan
Musyarakah
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas Bank BRI Syariah dengan tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. pendapatan pembiayaan Musyarakah = 0,319 > 0,05 hal itu dibuktikan dengan persamaan regresi yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pendapatan pembiayaan Musyarakah sebesar 1, maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar 0,400. Artinya pendapatan pembiayaan Musyarakah tidak mempunyai kontribusi dalam peningkatan profitabilitas Bank BRI Syariah. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.
66
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Amri Dziki Fadholi., 2015, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengaruh Pembiayaan
Murabahah,
Musyarakah
Bank
Umum
Profitabilitas
dan
Mudharabah Syariah.
Terhadap (Online),
http://eprints.ums.ac.id>NaskahPublikasi (diakses 30 juli 2016). Darsono dkk, 2016, Perjalanan Perbankan Syariah Di Indonesia, Jakarta: Depertemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia. Ghozali Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gozali Ahmad, 2005. Jangan Ada Bunga Di Antara Kita: Serba-Serbi Kredit Syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo. Husain Umar, 2011, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Press. Iin Nurlita, 2009, Universitas Mercu Buana. Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Muamalat Indonesia
Tbk.
(Online).
http://Digilib.Mercubuana.ac.id>manager>43
(diakses 30 juli 2016). Ikit, 2015, Akuntansi Penghimpun Dana Bank Syariah. Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish. Kasmir, 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Cet. XVI. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir, 2010. Manajemen Perbankan. Cet. IX. Jakarta: Rajawali Pers. Michelle dan Megawati, 2005, Tingkat Pengembalian Investasi Dapat di Prediksi Melalui Profitabilitas, Liquiditas dan Leverage. Kumpulan Jurnal Ekonomi. (online). http://portalgaruda.org/article (diakses 7 juni 2016). Muhamad Ziqri., 2009, Uin syarif hidayatullah: Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank. (Online). http://www.respository.uinjkt.ac.id>bitstream (diakses 1 maret 2016). Mudassir, 2012. Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis. Cet. I. Malang: Universitas Negeri Malang. M. Sulhan dan Ely Siswanto, 2008. Manajemen Bank Konfensional dan Syariah. Cet I. Malang: Uin Malang Pers. 67
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic and Business Of Islam
Vol. 1 No. 2. Desember 2016
Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yuningwati Zahroh Z.A., 2014, Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas (Return on Equity) Studi Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012. Jurnal Administrasi Bisni (JAB) Vol. 12. (Online). Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cet. I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sekaran U, 2006. Metode Penelitan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Slamet Wiyono, 2005. Cara Mudah Memahami Akutansi Perbankan Syariah. Jakarta: Grasindo. Sofyan Syafri Harahap, 2004. Akuntansi Islam. Cet 4; Jakarta: Bumi Askara. Sugiyono, 2001. Analisis Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Jakarta: Penerbit Bina Pustaka. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Suryani, Hendryadi, 2015. Metode Riset Kuantitatif .Cet. I. Jakarta: Prenadamadia Group. Syafi’I Antonio Muhammad, 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik . Cet I. Jakarta: Gema Insani. Syafri Harahap Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wahyudiono Bambang, 2014 Mudah Membaca Laporan Keuangan. Cet. I; Jakarta: Raih Asa Sukses. Widanengsih., 2011, IAIN Syekh Nur jati. Pengaruh Penerapan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah Terhadap Tingkat Rentabilitas. (Online). Zainudin Ali, 2008. Hukum Perbankan Syariah. Cet 1; Jakarta: Sinar Grafika. http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/repository/EPI-117210011 (diakses 1 maret 2016). http://www.administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id (diakses 1 maret 2016).
68