Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PERMINTAAN KONSUMSI MINYAK TANAH DAN GAS ELPIJI SERTA PENGARUHNYA PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA SEIRING DENGAN NAIKNYA HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Teddy Oswari1, Antik Damayanti2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta email:
[email protected] 2 Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta email:
[email protected]
1
ABSTRACT A great deal of source of energy is able to be used in goods production and service is kerosene need subsidy, which is biggest to be compared to other fuel. Although have made available other fuel which more practical, cleanness and have hot energy of super ordinate, but household at 10 sub-district in town of Depok still a lot use kerosene besides there is also using gas of elpiji. Therefore writer wish to know, factors any kind of influencing request of kerosene consumption and gas of elpiji household in town of Depok? And which factor are which most dominant influence request of gas and kerosene of elpiji household in town of Depok? This research take sampel at random [in] 10 (sub-district ten), that is: SubDistrict Of Glorious Depok, Beji East, Beji North, Mekarjaya, Abadijaya, Sukmajaya, Cilodong, Monument, Mekarsari and of Kalimulya. Obtained by some factors influencing request of kerosene consumption and gas of elpiji household are: Earnings of household per month, amount of family members, kerosene price, gas price of elpiji household appetite and in usage of energy for household. Analyzer the used is: Statistic Correlation of Pearson’s, doubled regression and coefficient of determinasi. Analysis of regression obtained by doubled of equation of doubled regression, that is: PK = -57,280 - 0,001Rr + 4,886JAR + 12,257Pm - 0,133Pg + 41,295TRT. Request of kerosene consumption and gas of elpiji household in town of Depok by is isn't it influenced by household appetite factor, amount of family members and earnings of household in usage of energy for household. Most dominant factor influence request of household kerosene consumption is household appetite factor (R = 0,754). Most dominant factor influence request of gas consumption of elpiji household is household appetite factor (R = 0,752). While other factor, family members amount (R = 0,264) for the kerosene of and (R = 0,265) for the gas of elpiji. Keyword: request, kerosene, gas of elpiji, consumption, household appetite.
PENDAHULUAN Melihat tingginya harga minyak mentah dunia, sangat berdampak terhadap beberapa indikator ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia. Kita ketahui, Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan bagian terbesar dari sumber energi yang dapat digunakan dalam produksi barang dan jasa. Disamping itu BBM merupakan salah satu komoditi ekspor utama sebagai sumber cadangan devisa yang dipakai untuk pembiayaan pembangunan. Di dalam negeri BBM digunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan konsumsi, baik untuk sektor industri, transportasi, konsumsi rumah tangga maupun sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Bahan bakar minyak (BBM) adalah suatu senyawa organik yang dibutuhkan dalam suatu pembakaran dengan tujuan untuk mendapatkan tenaga atau energi. Bahan bakar minyak ini merupakan hasil dari distilasi minyak bumi. Adapun jenis-jenis BBM yang diproduksi oleh Pertamina dan dipergunakan di Indonesia untuk keperluan kendaraan bermotor, rumah tangga, industri dan perkapalan antara lain premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar (Direktorat PPDN, 1996:4). Pada umumnya minyak tanah dan gas elpiji digunakan untuk memasak, penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Dan ini digunakan tidak hanya di daerah pedesaan tetapi juga di daerah perkotaan. Mengingat pentingnya peranan minyak tanah dan gas elpiji, maka minyak tanah dimasukkan dalam kelompok 9 bahan kebutuhan pokok. Harga minyak tanah dan gas elpiji ditentukan oleh Pertamina yang merupakan produsen tunggal BBM di Indonesia. Salah satu kebijakan pemerintah terhadap BBM adalah adanya subsidi terhadap empat jenis BBM yaitu: minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar. Dari empat jenis BBM yang disubsidi tersebut, minyak tanah yang memerlukan subsidi terbesar. Dengan meningkatnya penggunaan minyak tanah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kondisi ini akan semakin memberatkan pemerintah. Walaupun sekarang ini pemerintah telah mengurangi subsidi BBM namun masih perlu dikembangkan jenis energi lain yang tidak memerlukan subsidi pemerintah namun dengan harga terjangkau misalnya Elpiji. Dibandingkan dengan minyak tanah, Elpiji mempunyai beberapa kelebihan diantaranya daya panas yang tinggi, bersih dan praktis. Namun demikian dalam prakteknya penggunaan minyak tanah untuk konsumsi rumah tangga masih mempunyai jumlah yang relatif besar. Menyadari kondisi diatas, untuk itu penulis ingin menganalisis permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji serta pengaruhnya pada konsumen rumah tangga seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Studi kasus: Konsumen minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga pada 10 kelurahan di kota Depok – Jawa Barat. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan kenyataan yang telah penulis uraikan diatas bahwa minyak tanah dan gas elpiji merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari oleh masyarakat. Di kota Depok, konsumen rumah tangga masih banyak yang menggunakan minyak tanah dan juga gas elpiji, karena belum ditemukannya alternatif bahan bakar lain. Oleh karena itu penulis merumuskan masalah pada: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah rangga di kota Depok?. Faktor mana yang paling berpengaruh terhadap permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga di kota Depok? Tujuan peulisan ini adalah: Mengamati faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga di kota Depok; Mengamati faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumsi gas elpiji rumah tangga di kota Depok; dan menganalisis faktor mana yang paling berpengaruh terhadap permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga di kota Depok.
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis dan rekan pada bulan Maret 2005. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi atau sebagai pembanding bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan yang dapat dikaji guna menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pengadaan minyak tanah dan dan gas elpiji serta ketepatan pendistribusiannya ke masyarakat. TINJAUAN LITERATUR Bahan bakar minyak (BBM) adalah suatu senyawa organik yang dibutuhkan dalam suatu pembakaran dengan tujuan untuk mendapatkan tenaga atau energi. Bahan bakar minyak ini merupakan hasil dari distilasi minyak bumi. Minyak (petroleum) berasal dari kata-kata: Petro = rock (batu) dan leaum = oil (minyak). Pengertian permintaan menurut Winardi (1984:140) adalah “Permintaan adalah jumlah benda yang para pembeli bersedia untuk membelinya pada setiap harga tertentu, pasar tertentu dan pada waktu tertentu”. Sedangkan menurut Hartowo (1985:49) “Permintaan adalah jumlah yang dibeli dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam suatu periode tertentu”. Menurut Masykur Wiratmo (1994:43) “Permintaan adalah sebuah daftar atau kurve yang menghubungkan berbagai jumlahyang akan dibeli disetiap waktu yang ditentukan pada harga-harga alternatif, ceteris paribus”. Hukum permintaan (The Law of Demand) berbunyi “Pada tingkat harga yang lebih tinggi, jumlah barang yang diminta akan semakin berkurang, ceteris paribus”. Atau sebaliknya “pada harga yang lebih rendah, jumlah barang yang diminta akan semakin bertambah, ceteris paribus”. Dari hukum permintaan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah barang yang diminta berhubungan terbalik (inverse) dengan harga barang tersebut, dengan anggapan bahwa hal-hal lain dianggap konstan pada berbagai kemungkinan harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Menurut Iswardono SP (1994:31), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan akan suatu barang, yaitu: (a) Harga barang sendiri. Perubahan harga barang sendiri akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan anggapan ceteris paribus. Ini dicerminkan oleh pergerakan pada satu kurva permintaan; (b) Pendapatan konsumen. Kenaikan pendapatan akan cenderung meningkatkan permintaan; (c) Harga barang lain yang bersifat substitusi maupun komplementer terhadap barang tersebut. Adanya perubahan harga barang lain akan menyebabkan perubahan permintaan. Ada dua macam barang terkait yaitu barang substitusi dan barang kompementer. Barang subtitusi berhubungan positif artinya kenaikan harga suatu barang akan cenderung meningkatkan permintaan akan barang yang lainnya. Sedangkan barang komplementer berhubungan negatif artinya kenaikan harga suatu barang akan cenderung menurunkan permintaan barang yang lain; (d) Selera konsumen. Jika selera konsumen terhadap suatu barang meningkat maka permintaan akan meningkat dan begitu pula sebaliknya jika selera konsumen terhadap suatu barang menurun maka permintaan akan menurun dan (e) Perubahan faktor lainnya. Sedangkan menurut Sadono Sukirno (1985), faktor yang menentukan permintaan suatu barang antara lain sebagai berikut: (a) Harga barang itu sendiri; (b)
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut; (c) Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat; (d) Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat; (e) Cita rasa masyarakat; (f) Jumlah penduduk dan (g) Ramalan mengenai keadaan yang akan datang. METODE PENELITIAN Objek dan Variabel Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2005 melalui wawancara, observasi dan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di kota Depok. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah konsumen rumah tangga yang berada di 10 (sepuluh) kelurahan di kota Depok, yaitu: Kelurahan Depok Jaya, Beji Timur, Beji Utara, Mekarjaya, Abadijaya, Sukmajaya, Cilodong, Tugu, Mekarsari dan Kalimulya.dan sebagai responden dipilih konsumen rumah tangga yang menggunakan minyak tanah dan gas elpiji. Dalam penelitian ini, digunakan data cross-section dan untuk analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif dibantu data sekunder yang diperoleh dari dinas kependudukan kota Depok, yaitu data jumlah penduduk per KK. Sedangkan data primer yang diambil langsung dengan cara menyebarkan kuesioner. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Samplin (StRS), yaitu Penarikan sampel dengan cara membagi populasi menjadi beberapa kelompok kemudian mengambil sampel dari setiap kelompok dengan cara Simple Random Sampling (SRS). Terdapat dua jenis variabel yang digunakan, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga (PK) dan variabel independen adalah pendapatan rumah tangga per bulan (Rr), jumlah anggota dalam rumah tangga (JAR), harga minyak tanah (Pm), harga gas elpiji (Pg) dan selera rumah tangga dalam penggunaan energi untuk keperluan rumah tangga (TRT). Metode Analisis Regresi Berganda dan Korelasi Untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga digunakan model regresi berganda. Melalui model regresi berganda dimungkinkan meningkatkan kekuatan prediksi variabelvariabel independen bagi variabel dependen dan hal ini sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan bisnis (Levin, 1991:538; Webster, 1998:363). Berikut digunakan hubungan fungsional antar variabel: PK = f (Rr, JAR, Pm, Pg, TRT) ………………….…….……… (1) Persamaan (1) menunjukkan bahwa permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji merupakan fungsi dari R, JAR, Pm, Pg dan TRT. Pola hubungan yang digunakan adalah model regresi berganda: PK = b0 + b1Rr + b2JAR + b3Pm + b4Pg + b5TRT ………….. (2) P = variabel dependen; Rr, JAR, Pm, Pg dan TRT = variabel independen; b0 = konstanta (intersep); b1, b2, b3, b4 dan b5 = koofisien regresi.
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Pengujian koafosoen regresi secara keseluruhan (statistik F) dilakukan untuk mengetahui keberartian model, sedangkan uji koofisien regresi (parsial) dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh tiap variabel bebas. Pemilihan tingkat signifikansi, menurut Gujarati (3002: 136-137) dapat menggunakan 1%, 5% atau 10%. Mengingat penelitian ini termasuk dalam kelompok penelitian dengan uncertainty tinggi, maka digunakan tingkat signifikansi 5%. Koofisien determinasi (R 2) dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh bersama semua variabel independen pada bervariasinya nilai-nilai variabel dependen. Pengujian asumsi normaliatas, homoskedastisitas dilakukan untuk lebih memantapkan model. Metode pengujian asumsi ini dapat dilihat dalam Pindyck (1991: 74), Gujarati (2003: 109-110, 341-353, 413-414 dan 467-471), dan kvanli et. al. (2003: 688). Untuk menguji asumsi normalitas digunakan uji normalitas Jarque-Bera. Uji Durbin-Watson dilakukan untuk menguji asumsi melihat autokorelasi. Pengujian asumsi homoskedastisitas dilakukan dengan menggunakan White’s General Heteroscedasticity test. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas digunakana variance inflation factor (VIF) (Kvanli et. al. 2003: 717-721). Analisis korelasi merupakan alat yang dipakai untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel secara keseluruhan dilakukan dengan analisis Korelasi berganda dengan uji F dengan rumus sebagai berikut: R2 / (n-m-1) FHitung = ……………………………….(3) m(1 – R2) Keterangan: Fhitung = Nilai F tes dari observasi; R2 = Koefisien determinasi regrsi ganda; m = Jumlah predictor dan n = Jumlah data. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima atau tidak signifikan. Untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel secara parsial dilakukan uji hipotesis terhadap masing-masing variabel dengan uji t (t tes), dengan rumus sebagai berikut: √ n- 2 thitung = r ……………………..………… (4) 2 √1-r Keterangan: t hitung = Nilai t tes dari observasi; r = Koefisien korelasi regrsi; n = Jumlah data. Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima atau tidak signifikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil kuesioner dapat diketahui gambaran umum mengenai permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga di kota Depok yang dapat diuraikan sebagai berikut: Konsumsi minyak tanah rumah tangga per Kepala Keluarga (KK) yang paling rendah adalah 0 liter/bulan dan yang tertinggi adalah 126 liter/bulan. Pendapatan rumah tangga terendah adalah antara 0 - Rp.1.500.000 per bulan dan pendapatan tertinggi adalah antara Rp.6.000.000 - Rp.7.500.000. Jumlah anggota keluarga per KK terendah adalah 2 orang dan jumlah anggota keluarga tertinggi adalah 12 orang. Harga minyak tanah terendah di lokasi survei pada saat penelitian adalah Rp.885/liter dan harga minyak tanah tertinggi adalah Rp.2000/liter. Harga gas Elpiji terendah di lokasi
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
survei pada saat penelitian adalah Rp.50.000/tabung dan harga gas Elpiji tertinggi adalah Rp.56.000/tabung. Untuk selera rumah tangga dibagi atas 2 kelompok (kategori) yaitu kelompok yang lebih menyukai Minyak Tanah diberi kode 2 dan kelompok yang lebih menyukai gas Elpiji diberi kode 1. Untuk kelompok yang lebih menyukai minyak tanah sebanyak 761 responden (61,22%) sedangkan kelompok yang lebih menyukai gas elpiji sebanyak 482 responden (38,78%) dari total sampel adalah 1243 responden. H1: Faktor selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga.
Tabel 1. Deskripsi Beberapa Variabel Pengamatan De scriptive Sta tistics
PK RR JAR PM PG TRT Valid N (listwise)
N 1243 1243 1243 1243 1243 1243 1243
Minimum 0 750 2 0 5 1
Maximum 115 7750 12 2 56 2
Mean 32.20 2268.97 4.88 1.21 54.46 1.48
Std. Deviation 27.320 1283.918 1.477 .087 1.916 .500
Variance 746.376 1648446 2.182 .008 3.670 .250
Tabel 2. Uji t dan Korelasi Pearson’s untuk Permintaan Minyak Tanah Coe fficie ntsa
Model 1
(Constant) RR JAR PM TRT
Unstandardized Coefficients B Std. Error -64.516 6.583 -1.39E-03 .000 4.883 .307 12.399 5.060 41.199 1.008
Standardized Coefficients Beta -.065 .264 .040 .754
t -9.800 -3.446 15.892 2.450 40.858
Sig. .000 .001 .000 .014 .000
a. Dependent Variable: PK
H2: Faktor selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga mempengaruhi permintaan konsumsi gas elpiji rumah tangga.
Tabel 3. Uji t dan Korelasi Pearson’s untuk permintaan gas elpiji Co e fficie n tsa
M odel 1
(Cons tant) RR JA R PG TRT
Uns tandardiz ed Coeffic ients B S td. E rror -40.897 12.462 -1.30E -03 .000 4.910 .308 -.160 .231 41.084 1.020
S tandardiz ed Coeffic ients B eta -.061 .265 -.011 .752
t -3.282 -3.234 15.949 -.695 40.260
S ig. .001 .001 .000 .487 .000
a. Dependent V ariable: P K
H3: Faktor selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga.
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Persamaan regresi berganda yang dipeoleh adalah: PK = -57,280 - 0,001Rr + 4,886JAR + 12,257Pm - 0,133Pg + 41,295TRT Analisis secara keseluruhan dengan uji Kolerasi dan uji F diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. Uji Korelasi Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
PK 1.000 -.357 .274 -.066 .121 .787 . .000 .000 .010 .000 .000 1243 1243 1243 1243 1243 1243
PK RR JAR PM PG TRT PK RR JAR PM PG TRT PK RR JAR PM PG TRT
RR -.357 1.000 .235 .138 -.019 -.477 .000 . .000 .000 .250 .000 1243 1243 1243 1243 1243 1243
JAR .274 .235 1.000 .047 .039 .031 .000 .000 . .049 .082 .136 1243 1243 1243 1243 1243 1243
PM -.066 .138 .047 1.000 -.065 -.145 .010 .000 .049 . .011 .000 1243 1243 1243 1243 1243 1243
PG .121 -.019 .039 -.065 1.000 .161 .000 .250 .082 .011 . .000 1243 1243 1243 1243 1243 1243
TRT .787 -.477 .031 -.145 .161 1.000 .000 .000 .136 .000 .000 . 1243 1243 1243 1243 1243 1243
Tabel 5. Uji F A N O V Ab M odel 1
R e g re s s io n R e s id u a l To ta l
S um of S q u a re s 636531.7 290466.8 926998.5
df 5 1237 1242
M e a n S q u a re 127306.346 2 3 4 .8 1 6
F 5 4 2 .1 5 5
S ig . .000a
a . P re d ic to rs : (C o n s ta n t), TR T, JA R , P M , P G , R R b . D e p e n d e n t V a ria b le : P K
Keterangan: Terdapat variabel selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga dan hubungannya kuat/tinggi. Sedangkan harga minyak tanah dan harga gas elpiji hubungannya tidak terlalu kuat. Analisis secara parsial untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga dengan menggunakan uji t dan korelasi pearsons diperoleh hasil sebagai berikut:
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Tabel 6. Uji t dan Korelasi Pearsons Co e fficie n tsa
M odel 1
(Cons tant) RR JA R PM PG TRT
Uns tandardiz ed Coeffic ients B S td. E rror -57.280 14.162 -1.37E -03 .000 4.886 .307 12.257 5.067 -.133 .231 41.295 1.022
S tandardiz ed Coeffic ients B eta -.065 .264 .039 -.009 .756
t -4.045 -3.402 15.895 2.419 -.577 40.398
S ig. .000 .001 .000 .016 .564 .000
a. Dependent V ariable: P K
Keterangan: Variabel pendapatan rumah tangga berpengaruh terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga walaupun hubungannya lemah. Tanda (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang berlawanan, yang berarti peningkatan pendapatan rumah tangga akan mengurangi konsumsi minyak tanah. Dan begitu pula sebaliknya penurunan pendapatan rumah tangga akan meningkatkan konsumsi minyak tanah; Variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga walaupun hubungannya lemah; Variabel harga minyak tanah berpengaruh dengan tidak signifikan terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga dan hubungannya lemah. Tanda (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang berlawanan, yang berarti peningkatan harga minyak tanah akan mengurangi konsumsi minyak tanah. Dan begitu pula sebaliknya penurunan harga minyak tanah akan meningkatkan konsumsi minyak tanah; Variabel harga gas elpiji berpengaruh dengan tidak signifikan terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga dan hubungannya lemah; Variabel selera rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga dan hubungannya kuat. KESIMPULAN Permintaan konsumsi minyak tanah dan gas elpiji rumah tangga di 10 (sepuluh) kelurahan di kota Depok, secara signifikan dipengaruhi oleh faktor selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga dalam penggunaan energi untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan faktor harga minyak tanah dan harga gas elpiji tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena harga minyak tanah dan harga gas elpiji ditentukan oleh pemerintah pada tingkat tertentu dan tidak bergerak secara bebas. Faktor selera rumah tangga, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, harga minyak tanah, harga gas elpiji secara bersama-sama mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga sebesar 79%. Sedangkan 21% dijelaskan oleh faktor lain diluar model analisis. Faktor yang paling dominan mempengaruhi permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga adalah faktor selera rumah tangga (R = 0,754) dan faktor yang paling dominan mempengaruhi permintaan konsumsi gas elpiji rumah tangga adalah juga faktor selera rumah tangga (R = 0,752). Sedangkan faktor lainnya, jumlah anggota keluarga (R = 0,264) untuk minyak tanah dan (R = 0,265) untuk gas elpiji.
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
DAFTAR PUSTAKA Aniek Sustiani, 1998, Jurnal Ekonomi: “Pola Konsumsi Minyak Tanah Bagi Masyarakat Di Desa Klampok Kecamatan Singosari”, Universitas Merdeka, Malang. Bambang Kustituanto dan Rudy Badrudin, 1994, Statistika I (Deskriptif), Universitas Gunadarma, Jakarta. Daniel, G.M. et al, 2002, How Storing Supply and Demand Affects Price Diffusion, Working Paper Santa Fe Institute. Dessy Putriyani dan Teddy Oswari, 2005, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumsi Minyak Tanah Rumah Tangga (Studi Kasus: Konsumen Minyak Tanah Rumah Tangga di Kecamatan Sukmajaya, Depok), Proceding Seminar Ilmiah Nasional PESAT, Universitas Gunadarma, Jakarta. Gujarati, Damodar N, 2003, Basic Econometrics, 4th ed., International Edition, Boston: Mc Graw-Hill. Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, 1995, Pengantar Statistika, Cetakan pertama, Bumi Aksara, Jakarta. Husein Umar, 2004, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Cetakan ke-6, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ibnu Subiyanto, 1993, Metodologi Penelitian, Universitas Gunadarma, Jakarta. Iswardono SP, 1994, Teori Ekonomi Mikro, Universitas Gunadarma, Jakarta. J. Supranta, 1986, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. Pindyck, Robert S and Daniel L. Rubinfield, 1991, Econometric Models and Economic Fore-casts, 3rd ed., New York: Mc Graw-Hill, Inc. Sadono Sukirno, 1985, Pengantar Ekonomi Mikro, LP – Fakultas Ekonomi – UI, Jakarta. Singgih Santoso, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5, PT. Elex Gramedia Komputindo, Jakarta. Sutopo dan M. Taufiq, 1997, “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Konsumsi Minyak Tanah Rumah Tangga di Kodia Semarang”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen: STIE Dharmaputra, Semarang.
ISBN : 979-99735-1-1 A-5-9