Kata Pengantar
Kami ucapkan selamat datang kepada anda untuk menghadiri Seminar Nasional II yang merupakan bagian acara dari Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) VII yang diadakan pada tanggal 26-28 September 2013 di Universitas Andalas, Padang. Seminar Nasional FORTEI ini merupakan forum pertemuan tahunan para akademisi dan peneliti di bidang Teknik Elektro seluruh Indonesia yang akan membahas sejumlah isu dan topik terkini terkait disiplin ilmu Teknik Elektro. Seminar ini juga memberikan kesempatan yang baik untuk bertemunya para ahli, pertukaran informasi, dan penguatan kolaborasi antar para ahli dan institusi. Sebagai panitia penyelenggara, kami berusaha yang terbaik untuk membuat anda menikmati kunjungan ini dan berharap anda akan mempunyai pengalaman yang tak terlupakan di Bumi Minang, anda dapat menikmati pemandangan pegununungan dan lautan yang indah, budaya matrinial, aneka makanan dan masakan yang lezat.
Atas nama panitia Ketua,
Dr. Eng. Ariadi Hazmi
Panitia Penyelenggara Dr. Eng. Ariadi Hazmi Ikhwana Elfitri, Ph.D Dr. Eng. Rahmadi Kurnia Refdinal Nazir, Ph.D Syafii, Ph.D Zaini, Ph.D Melda Latif, MT Fitrilina, MT Heru DL, MT Eka Putra Waldi, M. Eng Abdul Rajab, MT Syukri Yunus, MSc Darwison, MT Mumuh Muharam, MT Andi Pawawoi, MT Darmawan, M. Eng
DAFTAR ISI 1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
Sistem Kontrol dan Monitoring Temperatur Berbasis Fuzzy Logic Controller Menggunakan LabVIEW 8.5 Saeful Bahri, Husnibes Muchtar, Erwin Dermawan Metode Hibrid PSO-JST untuk Peningkatan Akurasi Prediksi Beban Listrik Jangka Pendek A. G. Abdullah, G. M. Suranegara, D.L. Hakim Prediksi Beban Listrik Jangka Pendek Berdasarkan Kluster Tipe Beban Hari Libur Menggunakan Algoritma Backpropagation Y. Mulyadi, A. G. Abdullah, U. Harmaen, I.Setiawan Analisis Kerusakan Bantalan Pada Berbagai Resolusi Frekuensi L. Sumarno, Tjendro, W. Widyastuti, R.B.D. Wihadi Konseptual Desain Aplikasi Sistem Informasi Kebencanaan Online Berbasis Teknologi LBS (ASIK on LBS) Nasaruddin, Yudha Nurdin, Roslidar, M. Dirhamsyah Analisis Pengujian Harmonisa Pada Beban Listrik Berdasarkan Standar Ieee 519-1992 Tasma Sucita Interferensi Uplink-Downlink pada Sistem Komunikasi Satelit Broadband Syahfrizal Tahcfulloh Teknik Proteksi Diferensial Transformator Daya Tiga Fasa Menggunakan Transformasi Wavelet Candra Reza, Wasimudin Surya S, Maman Somantri Identifikasi Gangguan Kualitas Daya Pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Fft, Wavelet dan Neural Network
1-4
5-9
10-13
14-18 19-23
24-28
29-31
32-36
37-41
I Gede Dyana Arjana, I Nyoman Setiawan, I Nyoman Budiastra
10.
11.
12.
13.
14.
PENGEMBANGAN SISTEM PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI 3-FASA HUBUNGAN BINTANG PADA SISTEM TENAGA 1-FASA Zuriman Anthony, Erhaneli Rekayasa Ulang Proses Perancangan Tata Letak Menggunakan Teknologi Augmented Reality Derisma Isolation Coordination Planning of 150 kV Substation Due To Transmission Line Lightning Simulations Using the Electromagnetic Transients Program Yusreni Warmi, Minarni, Dasman. Pemanfaatan Sigil Untuk Pembuatan E-Book (Electronic Book) Dengan Format EPup Vitria Ratna Sari, Vide Rawi Purnama Ade, Albar, Erwadi, Rahmat Hidayat Rancang Bangun Antena Yagi 6 Elemen Untuk Meningkatkan Penerimaan Sinyal EVDO pada Rentang Frekuensi 800-900 MHz
42-46
47-52
53-56
57-61
62-65
15.
16.
17.
18. 19. 20. 21.
22.
23.
24.
Tommi Hariyadi, Zanjuma Saretra,Iwan Kustiawan Perbandingan Pelacakan Wayang Menggunakan MSER dan MSER Efisien Dodi Sudiana, Aneta Evaluasi Kestabilan Dan Kekokohan Tanggapan Tegangan Sistem Eksitasi Generator dengan Metoda Penempatan Kutub Menggunakan Algoritma Ackerman Heru Dibyo Laksono, Noris Fredi Yulianto Analisis Kinerja Jaringan Wireless Distribution System Menggunakan Access Point 802.11g Rizal Munadi, Ridha Wahyudi, Fardian, Ardiansyah Akselerasi dan Geomagnetik Berkaitan dengan Gempa Bumi Ariadi Hazmi, Eka Putra Waldi, Darwison Peramalan beban jangka pendek Bali menggunakan ANN dan ANFIS I Gede Dyana Arjana, I Nyoman Setiawan, I Nyoman Budiastra Breakdown Strength of Biodegradable Dielectric Liquid: The effect of Contaminant Rudi Kurnianto, Kresna D. J, Managam R, and Zainuddin Nawawi Computation Time Comparison of Fast Decoupled Load Flow Solving in Dual-Core Processors Computer Syafii Perancangan Thermogeneratorsederhana Sebagai Pembangkit Energi Alternatif Melda Latif, Mumuh Muharam, Andika Nugraha Putra Objective Difference Grade (ODG) Scores of Closed-loop Spatial Audio Coding Ikhwana Elfitri Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara Kualitas Rendah Untuk Energi Listrik
66-70
71-75
76-79
80-82 83-87
88-92 93-97
98-103
104-108
109-111
Hasmawaty. AR, Nina Paramyta IS
25.
26.
27.
28.
Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Dan Cosphi Meter Digital Satu Phasa Berbasis Mikrokontroller Arnita, Patria Perdana Putra Investigasi protokol OBD-II dengan Picoscope dan Aplikasi Hyperterminal Zaini, Astri Rezti R Prototipe Alat Deteksi Dini Dan Mandiri Penyakit Jantung Menggunakan Sistem Pakar Vcirs, Arduino Dan Handphone Fadilla Zennifa, Fitrilina, Husnil Kamil Breakdown Strength of Biodegradable Dielectric Liquid: The effect of Contaminant Rudi Kurnianto, Kresna D. J, Managam R, Zainuddin Nawawi
112-114
115-119
120-124
125-128
29.
30. 31.
32.
33.
34.
35.
36.
37. 38.
39.
40.
Studi Komparatif Qos Pots Dan Voip Di Tangerang Dari Parameter Delay dan Respons Spektral William Andreas, H. P. Uranus, dan Junita Inverter HEPWM 1-Fasa dengan Indeks Modulasi Positif dan Negatif Rudi Kurnianto, Ayong Hiendro PENGARUH WAVELET TRANSFORM DAN BLOCK MATCHING ALGORITHM (BMA) PADAKOMPRESI BERKASVIDEO Silvester Tena Fabrikasi dan Karakterisasi Solar Sel Sederhana menggunakan Oksida Tembaga S. Basuki, H. P. Uranus, dan J. Pangaribuan Co-Channel and Co-Polar Interference in Satellite Mobile Communication Systems Syahfrizal Tahcfulloh Pengukuran Kinerja Metode Histogram Ekualisasi untuk Binerisasi Citra Dokumen Sintetis Secara Objektif dan Subjektif Fitri Arnia, Afkar, Sayed Muchallil, Fardian, Khairul Munadi Kelayakan Operasi Pemutus Tenaga (PMT) Tegangan Tinggi Bermedia Gas Sulphur Hexaflouride (SF6) Berdasarkan Kualitas Gas, Keserempakan Operasi Titik-titik Kontak, dan Nilai-nilai Resistans Arief Goeritno, Syofyan Rasiman Breakdown on Low Density Poly Ethylene film due to Partial Discharge in Air Gap and Its Correlation with Electrical Properties and Surface Degradation Darwison, Eka Putra Waldi, Ariadi Hazmi, Syukri Arief, Hairul Abral, Z. Nawawi, N Hozumi Perencanaan dan Simulasi Optimasi Lokasi Antena Wireless LAN di Gedung Kuliah Universitas Andalas D. Harinitha, L. A. Asri, Fitrilina Model Publikasi Parawisata dan Industrikreastif Berbasis Peta Interaktif Online (Studi Kasus Sumatera Barat) Erwadi Bakar , Roswaldi SK, , Hendyawan A Mooduto Pemodelan dan Simulasi Jaringan Sensor Nirkabel IEEE-802.15.4 Dengan Network Simulator-2 Helmy Fitriawan, Fadil Hamdani, Fajar Ahmad Dewanto Perancangan alat deteksi longsor berbasis fiber optik Hafsah Nirwana, Muh.Tola, Najamuddin Harun, Rusdi W, Zahir Z
129-133
134-137 138-143
144-147
148-150
151-155
156-166
167-170
171-174
175-179 180-184 185-187
STUDI KOMPARATIF QoS POTS dan VoIP di TANGERANG dari PARAMETER DELAY dan RESPONS SPEKTRAL William Andreas1, H. P. Uranus1,2, dan Junita1 1
2
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Pelita Harapan, Tangerang 15811, Indonesia Program Studi Teknik Elektro, Jenjang Strata 2, Universitas Pelita Harapan, Plaza Semanggi, Jl. Jend. Sudirman Kav. 50, Jakarta 12930, Indonesia
Abstrak—Quality of Service (QoS) merupakan ukuran kualitas untuk tingkat layanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap kualitas suara telefoni yang dikirim melalui 2 sistem yang berbeda yaitu POTS (Plain Old Telephone System) dan VoIP (Voice over Internet Protocol). Dalam penelitian ini, kami melakukan pengukuran QoS pada dua jaringan berbeda yaitu jaringan private dan jaringan publik. Pengukuran di jaringan private dilakukan dengan menggunakan hardware PABX Panasonic dan router TP-Link, masing-masing untuk merepresentasikan jaringan POTS dan VoIP. Pengukuran di jaringan publik dilakukan dengan menggunakan layanan PSTN PT.Telkom dan layanan internet kabel PT.First Media di daerah Tangerang. Parameter yang digunakan sebagai penentu QoS adalah delay, bandwidth dan ripple. Penulis merumuskan QoS yang merepresentasikan kualitas layanan sebagai gabungan ketiga parameter tadi. Software yang digunakan untuk menganalisis pengukuran adalah Audacity sebagai pengukur delay dan true-RTA sebagai pengukur power suara. Eksperimen VoIP yang dilakukan dengan router yang diset pada bandwidth transmisi data 10 kbps menunjukkan sistem memiliki batas kemampuan transmisi suara yaitu sampai frekuensi 4200 Hz dengan passband pada 300 Hz – 2900 Hz dengan QoS total 56.34%. Sedangkan eksperimen POTS dengan PABX menunjukkan bahwa sistem itu bisa mentransmisikan suara dari 200 Hz hingga 20000 Hz dengan passband pada 300 Hz – 3400 Hz yang mencakup rentang frekuensi telefoni dengan QoS total 89.61%. Eksperimen di jaringan publik menunjukkan bahwa dilihat berdasarkan hari, QoS total POTS dan VoIP cenderung membaik di akhir minggu. Sedangkan dilihat berdasarkan waktu, QoS total POTS dan QoS total VoIP cenderung membaik di sore hari. QoS total dari POTS memiliki nilai lebih baik dan cenderung stabil dibandingkan dengan QoS total dari VoIP yang cenderung fluktuatif. Ini diakibatkan karena natur dari POTS yang menggunakan circuit switching dan natur dari VoIP yang menggunakan packet switching. Keywords—Quality of Service (QoS), POTS, PABX, Router, VoIP, packet switching, circuit switching, IP, bandwidth, delay, ripple.
I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sekarang sangat cepat. Pemenuhan berbagai kebutuhan dapat dipermudah dengan perkembangan teknologi, misalnya telefoni yang menggunakan jaringan IP yang dikenal juga dengan istilah VoIP (Voice over Internet Protocol) [1]-[5]. Secara definisi, VoIP adalah teknologi yang menggunakan media internet untuk melakukan komunikasi suara jarak jauh. Suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data. Latar belakang penulisan ini adalah mengidentifikasi adanya kompromi kualitas pada komunikasi ini melalui pengukuran QoS (Quality of Service) [1]-[4], [12]. Ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bandwidth, delay, dan ripple. Dalam hal ini penulis mengadakan eksperimen berkaitan dengan VoIP dan menganalisis QoS suara yang dihasilkan dan membandingkannya dengan suara dari metoda telefoni klasik, yaitu POTS (Plain Old Telephone System). Maksud dan tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi parameter-parameter QoS suara dalam jaringan VoIP dan telepon konvensional. II. DASAR TEORI POTS [6] merupakan salah satu layanan yang disediakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yaitu layanan non data seperti telepon. POTS menggunakan circuit switching untuk menghubungkan kanal satu dengan kanal lainnya. PABX [7]-[9] merupakan sistem yang cara kerjanya hampir sama dengan PSTN berukuran kecil untuk sistem POTS dalam menghubungkan kanal satu dengan kanal lainnya. VoIP [1]-[3], [10]-[11] adalah teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi suara menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol). Teknologi yang dipakai untuk sistem ini adalah packet switching [5]. Jaringan yang digunakan dalam operasi sistem ini dapat berupa internet atau intranet. Teknologi ini bekerja dengan cara mengubah suara menjadi format data digital tertentu dan dikompresi sehingga dapat dikirimkan melalui jaringan IP. III. KONFIGURASI DAN PARAMETER JARINGAN 1. Set-up VoIP privat menggunakan Router
Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) 2013 http://fortei2013.com
Page 129 of 187
Uji untuk VoIP dimulai dengan pembentukan jaringan komputer dengan menggunakan 2 buah router TP-LINK tipe TL-WR740N, laptop HP tipe 6530b sebanyak dua buah sebagai terminal, sebuah komputer dengan speaker yang menghasilkan rekaman suara untuk dikirim, dua buah kotak kedap suara dengan bahan gabus styrofoam yang digunakan untuk simulasi ruangan kedap suara, sebuah mic stereo yang dihubungkan ke sebuah laptop pengamat Toshiba tipe Portege M800 yang akan merekam suara yang dikirimkan dan diterima untuk dianalisis dengan beberapa software antara lain Audacity, Sound recorder dan True RTA. Set-up jaringan yang dibuat terlihat pada Gambar 1.
dihubungkan ke sebuah laptop pengamat Toshiba tipe Portege M800 yang merekam suara yang dikirimkan dan diterima untuk dianalisis dengan beberapa software antara lain Audacity, Sound recorder dan True RTA. Set-up jaringan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Set-up percobaan untuk jaringan telepon privat melalui PABX.
Gambar 1. Set-up percobaan untuk jaringan VoIP privat melalui router. Proses pengambilan data dilakukan dengan mengoneksikan laptop ke router dengan konfigurasi seperti Gambar 1. Setelah itu, laptop pengirim dihubungkan dengan mic dan dimasukkan ke kotak kedap suara beserta speaker yang dihubungkan dengan komputer penghasil suara dan mic sebelah kanan yang terhubung ke komputer penganalisis. Lalu, speaker yang dihubungkan dengan laptop penerima dites dengan didengarkan ke mic yang dihubungkan dengan komputer dan dilihat di software True RTA besarnya intensitas suara yang dihasilkannya kemudian dicatat. Besar level suara yang dihasilkan oleh speaker laptop penerima harus kirakira sama dengan besar level suara yang dihasilkan oleh speakerphone telepon. Setelah itu, dimasukkan speaker dan mic sebelah kiri yang terhubung dengan komputer pengamat ke kotak kedap suara. Kemudian hasil transfer suara yang didapat, dianalisis dengan melihat spektrum dan beberapa perhitungan setelah suara dinyalakan dan dikirim datanya melalui software netmeeting. 2. Set-up eksperimen POTS privat menggunakan PABX Sebagai langkah awal, dilakukan percobaan POTS privat menggunakan PABX Panasonic tipe KX-TEB308 sebagai server, telepon Panasonic tipe KX-TS505 sebanyak dua buah yang mendukung fitur speakerphone, kabel telepon, sebuah komputer dengan speaker yang menghasilkan rekaman suara untuk dikirim, dua buah kotak kedap suara dengan bahan gabus styrofoam untuk membentuk simulasi ruangan kedap suara agar tidak ada gangguan suara dari luar, sebuah mic stereo yang
Proses pengambilan data dilakukan dengan merekam suara tone untuk berbagai frekuensi dan suatu rekaman percakapan singkat. Setelah itu, dikoneksikan dua telepon ke PABX dengan perangkat kabel telepon melalui port ext. Setelah itu, gagang telepon pengirim dimasukkan ke kotak kedap suara beserta speaker yang dihubung dengan komputer penghasil suara dan mic sebelah kanan yang terhubung ke komputer penganalisis. Lalu, telepon penerima dites dengan menekan tombol speakerphone, direkam ke mic yang dihubung dengan komputer dan dilihat di software True RTA besarnya intensitas suara yang dihasilkannya, dan dicatat. Setelah itu, telepon penerima dan mic sebelah kiri yang terhubung dengan komputer pengamat dimasukkan ke kotak kedap suara seperti terlihat pada Gambar 2. Proses pengambilan data pada jaringan dijalankan dengan memutar rekaman suara komputer di generator suara dan dilakukan proses transfer suara secara real time. Kemudian hasil yang telah direkam oleh mic sebelah kiri dengan mic sebelah kanan komputer pengamat dianalisis. QoS dapat dianalisis dengan melihat spektrum dan beberapa parameter lain seperti delay, bandwidth, dan ripple dari hasil rekaman. 3. Definisi Parameter QoS Dalam penelitian ini digunakan delay, bandwidth, dan ripple frekuensi respons untuk mendefinisikan QoS sistem yang diteliti. Perhitungan QoS dengan parameterparameter tersebut adalah : 1. Delay Delay adalah tenggang waktu yang dibutuhkan sejak mulai mengirim data sampai dengan data diterima. Semakin besar delay, semakin rendahlah QoS suatu sistem. Rumus QoS delay kami definisikan sebagai: QoS delay =(
untuk delay 250 ms
QoS delay = 0
untuk delay 250 ms
Page 130 of 187
Nilai 250 ms digunakan sebagai referensi pada rumus di atas, karena menurut standar ITU, batas delay yang dapat ditolerir adalah 250 ms. 2. Bandwidth Bandwidth adalah lebar pita frekuensi analog untuk transmisi suara. Rumus QoS bandwidth adalah : QoS bandwidth = Nilai 3100 Hz diambil karena rentang frekuensi telefoni adalah antara 300 Hz sampai 3400 Hz. Nilai 3 dB digunakan untuk mendefinisikan bandwidth karena bila turun 3dB maka daya turun separuh. 3. Ripple Ripple peak to peak adalah perbedaan respon tertinggi dan respons terendah. Dalam hal ini, digunakan ripple frequency response di rentang frekuensi percakapan yaitu 300 – 3400 Hz. Cara mendefinisikan ripple dapat dilihat pada ilustrasi di Gambar 3. Rumus QoS ripple adalah : QoS ripple =
untuk ripple 6 dB
QoS ripple = 0
untuk ripple 6 dB
Gambar 3. Ilustrasi ripple dalam grafik hubungan antara frekuensi dan response Nilai 6 dB digunakan sebagai referensi pada rumus ripple karena dianggap sebagai toleransi nilai, yang diambil dari dua kali 3 dB yang digunakan untuk mendefinisikan bandwidth. Nilai QoS ripple semakin tinggi bila ripple makin rendah. Perhitungan QoS total didapat dengan: QoS total = Cdelay QoSdelay + Cbandwidth QoSbandwidth + Cripple QoSripple di mana koefisien-koefisien bobot Cdelay + Cbandwidth + Cripple = 100%. Dalam penelitian ini diambil :
Cripple = 30% Bobot Cdelay dipilih lebih besar karena dalam percakapan, komunikasi yang dilakukan bersifat interaktif. Dalam hal ini, delay memiliki peran yang cukup penting dalam kualitas percakapan, sementara bandwidth dan ripple hanya mempengaruhi warna suara. Bobot persentase nilai koefisien C dibuat tidak signifikan agar QoS total tidak hanya dipengaruhi oleh satu parameter. IV. ANALISIS DATA DAN DISKUSI Dalam penelitian ini dilakukan percobaan untuk mendapatkan data. Data tersebut kemudian dianalisis. 1. Pengukuran POTS privat melalui PABX - Delay waktu antara suara yang dikirim dan yang diterima diidentifikasi menggunakan software audacity. Dari pengukuran tsb. didapat hasil 4.3 ms. - Bandwidth suara didapat dengan cara mengirimkan berbagai frekuensi suara, lalu level suara yang ditangkap oleh komputer penganalisis di penerima dibandingkan dengan di pengirim. Hasilnya menunjukkan, bahwa semua frekuensi dapat ditransmit POTS melalui PABX tetapi passband dari sistem POTS yang diukur adalah 200 Hz – 4200 Hz. Bandwidth 3 dB dari sistem tersebut adalah 200 – 6500 Hz dan mencakup rentang frekuensi percakapan telefoni. Sesuai dengan rumus perhitungan QoS yang didapat, maka QoS total dari POTS melalui PABX adalah 89.61 %. Nilai QoS bandwidth sistem POTS melalui PABX adalah 100 %, nilai QoS delay sistem PABX adalah 98.28 %, dan nilai QoS ripple pada POTS melalui PABX yang diperoleh adalah 67.66 %. 2. Pengukuran VoIP privat melalui router - Delay yang terukur adalah 102 ms. - Batas frekuensi yang dapat ditransmisikan VoIP melalui router adalah 4200 Hz. Suara akan menjadi tidak terdengar bila frekuensi yang ditransmit lebih dari 4200 Hz. Suara dapat dikirim bila frekuensi yang ditransmit di bawah 4200 Hz. Sistem VOIP yang diukur mempunyai passband 300 Hz – 2900 Hz. - Sesuai dengan rumus QoS yang didapat, maka nilai dari QoS VoIP melalui router adalah 56.34 %. Nilai QoS bandwidth sistem VoIP melalui router adalah 83.87 %, nilai QoS delay sistem VoIP melalui router adalah 59.2 %, dan nilai QoS ripple pada VoIP melalui router yang diperoleh adalah 25 %. 3. Pengukuran QoS melalui PSTN dan VoIP melalui internet berdasarkan hari Pengukuran QoS dilakukan pada jaringan PSTN PT Telkom dan VoIP dengan jaringan internet kabel PT. First Media untuk koneksi dua lokasi di Tangerang pada jam 08:00 – 09:00 setiap hari dalam seminggu.
Cdelay = 40% Cbandwidth = 30%
Page 131 of 187
Gambar 4. Grafik QoS total POTS dan VoIP berdasarkan hari dalam minggu, di mana 1 berarti hari Senin dan 7 berarti hari Minggu. Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa rata-rata QoS total untuk POTS lebih baik daripada QoS total untuk VoIP dihitung berdasarkan hari dalam minggu. Ini disebabkan karena POTS menggunakan circuit switching di mana begitu panggilan berhasil dilakukan, kualitas percakapan diberikan secara penuh ke koneksi itu. Sementara, VoIP menggunakan IP yang bersifat packet switching di mana kualitas percakapan bisa turun dan naik tergantung beban jaringan saat itu. QoS total untuk POTS paling baik ada di hari Minggu sedangkan QoS total untuk VoIP paling baik ada di hari Kamis. QoS total pada kedua jaringan terhadap hari cenderung membaik pada akhir minggu. Perubahan QoS tersebut berhubungan dengan aktifitas pengguna. QoS VoIP lebih fluktuatif karena natur dari packet switching, sementara QoS PSTN cenderung stabil karena natur dari circuit switching. 5. Pengukuran QoS melalui PSTN dan VoIP melalui internet berdasarkan hari Pengukuran serupa dengan di atas juga dilakukan jam demi jam dalam satu hari.
sedangkan QoS total untuk VoIP paling baik ada di pukul 15.00. Kemungkinan hal itu disebabkan oleh menurunnya aktifitas perkantoran di jam-jam tersebut, sehingga menurunkan beban jaringannya. Dari data yang didapat, terjadi kenaikan dan penurunan QoS di POTS, sesuatu yang tidak lazim. Ini disebabkan definisi QoS yang digunakan pada penelitian ini memasukkan unsur respons spektrum yang dipengaruhi oleh perangkat keras dari jaringan. Setiap panggilan telefoni pada eksperimen yang dilakukan kemungkinan besar akan menduduki perangkat keras yang menjadi berbeda karena beban jaringan yang fluktuatif. Teknologi VoIP banyak dipakai walaupun QoS totalnya relatif lebih buruk dari POTS karena biaya percakapannya lebih murah dari POTS terutama untuk hubungan jarak jauh. Ini disebabkan akses internet sebagai infrastruktur jaringan bagi VoIP sudah tersedia sampai ke pelosok dunia dengan biaya yang relatif murah. V. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan simulasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Telah berhasil dibangun teknik pengukuran QoS untuk PSTN dan VoIP. Dalam penelitian ini, juga dikembangkan definisi terhadap QoS sistem telefoni yang melibatkan bandwidth, delay, dan ripple dari respons frekuensi. 2) QoS delay pada POTS lebih baik daripada QoS delay pada VoIP. 3) QoS bandwidth pada POTS lebih baik daripada QoS bandwidth pada VoIP. 4) QoS ripple pada POTS lebih baik daripada QoS ripple pada VoIP. 5) QoS total pada POTS lebih baik daripada QoS total pada VoIP. QoS baik POTS maupun VoIP berfluktuasi dari hari ke hari dan waktu ke waktu karena berkaitan dengan beban jaringan akibat antara lain perilaku dan aktifitas pemakai yang mempengaruhi kualitas jaringan. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 5. Grafik QoS total POTS berdasarkan jam dalam hari.
Dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa rata-rata QoS total untuk POTS lebih baik daripada QoS total untuk VoIP dihitung berdasarkan waktu. Ini karena POTS menggunakan circuit switching. Sementara, VoIP menggunakan IP yang bersifat packet switching. QoS total untuk POTS paling baik ada di pukul 14.00
[1] R. Guerin and V. Peris, “Quality-of-service in packet networks: Basic mechanisms and directions”. Computer Networks, Vol. 31, No. 3, pp. 169-189, February 1999. [2] X.Chen, C.Wang, D.Xuan, Z.Li, Y.Min and W.zhao, “Survey on QoS Management of VoIP,” Proc. The 2003 International Conference on Computer Networks and Mobile Computing (ICCNMC’03), 20-23 Oct. 2003, pp. 69 - 77. [3] M. Hamdi, O. Verscheure and J.-P. Hubaux, “Voice Service Interworking for PSTN and IP Networks”, IEEE Communications Magazine, Vol. 37, No. 5, 1999, pp. 104 – 111. [4] http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_of_service, (diakses pada 30 November 2012). [5] http://en.wikipedia.org/wiki/Packet_switching, (diakses pada 22 Oktober 2012). [6] http://id.wikipedia.org/wiki/Circuit_switching, (diakses pada 30 November 2012).
Page 132 of 187
[7] [8] [9] [10]
Panasonic PABX, Guide Book, Japan, 2010. Panasonic PABX, Basic, Japan, 2010. Panasonic PABX, Machine and Parts, Japan, 2010. Aswiyanti S, Dwita. Analisis Waktu Tunda Satu Arah pada Panggilan VoIP antara Jaringan UMTS dan PSTN, Tugas Akhir Sarjana USU, Medan, 2007. [11] Rafael, Brando. Sistem Komunikasi Bergerak Pengenalan dan Implementasi Teknologi VoIP, Tugas Mata Kuliah ISTN Cikini, Jakarta, 2011. [12] Sugeng, Winarno. Arsitektur Real-Time System sebagai Pemantauan Jaminan QoS, Tugas Akhir Sarjana ITENAS, Bandung, 2008.
Page 133 of 187