Ritual Kematian Sebagai Media Pendidikan Nonformal Guna Memperkuat Tindakan Sosial Menghormati Leluhur (Studi Kasus Pada Etnis Cina Di Lingkungan Widyasari Kelurahan Kampung Baru, Singaraja , Buleleng Bali)
Oleh: Ni Putu Lilis Arysta Dewi, (NIM 0914021042), (e-mail:
[email protected]) I Nengah Bawa Atmadja*) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Sistem keyakinan yang melatar belakangi Etnis China melakukan ritual kematian; (2) penyelenggaraan ritual dari persiapan sampai pemujaan roh leluhur; dan (3) kaitan antara ritual kematian dengan pendidikan nonformal sebagai sarana memperkuat tindakan sosial menghormati leluhur pada etnis China di Lingkungan Widyasari, Singaraja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu : (1) teknik penentuan informan; (2) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumen); (3) validitas data; (4) teknik analisis data; (5) teknik penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan etnis china melakukan ritual kematian karena ada keyakinan hubungan timbal balik antara yang hidup dan yang mati dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka yang masih di dunia. Proses ritual terdiri dari tahap persiapan. Tahap pelaksanaan yang merupakan hari puncak dan jenazah dibawa ke pemakaman. Pasca pelaksanaan, melakukan penghormatan dengan pergi ke kuburan almarhum dan membawa sesaji. Ritual kematian dapat dijadikan media pendidikan yang mengandung nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan untuk menambah ilmu tentang kebudayaan yang nantinya bisa diteruskan ke generasi berikutnya secara berkesinambungan melalui pendidikan nonformal, seperti mempekuat tindakan sosial menghormati leluhur.
ABSTRACT This study aimed to (1) the belief systems Ethnic background of China perform a ritual death, (2) the ritual of preparing to worship ancestral spirits, and (3) the relationship between ritual death with non-formal education as a means of strengthening respect for ancestors social action on ethnic China Environment Widyasari, Singaraja. This study used a qualitative approach, namely: (1) determination techniques, (2) data collection techniques (observation, interview, and document study), (3) the validity of the data, (4) data analysis, (5) research writing techniques . The results showed ethnic china perform death rituals because there is a belief interrelationships between the living and the dead can affect the quality of life of those who are still in the world. Ritual
process consists of the preparation phase. Implementation phase which is a peak day and the body was taken to the cemetery. Post-implementation, doing homage to the deceased went to the cemetery and bring offerings. Death Ritual can be made by pregnant education media of values which good for life to add science about culture which later can be distribute to next generation chronically through education of nonformal, like social action strengthening respect ancestor. Kata kunci : Sistem keyakinan, sistem ritus, pendidikan nonformal *)
Dosen Pembimbing Artikel
1
Bali merupakan salah satu propinsi di
Cina ini awalnya adalah untuk berdagang.
Indonesia yang bersifat terbuka. Ini
Mereka datang untuk mencari berbagai
terbukti dari kehadiran berbagai kelompok
macam benda dan rempah – rempah di
etnis dalam masyarakat Bali, baik yang
daerah
berjumlah besar maupun yang berjumlah
dammar, kamper dan lain sebagainya
kecil pada setiap geografis lokasi, seperti
(Hidayah,
etnis Jawa, etnis Madura, etnis Cina, dan
umumnya menetap di daerah pusat – pusat
etnis – etnis yang lainnya. Menghadapi
aktivitas
sebuah
pelabuhan. Hal ini terbukti hingga saat ini
keberagaman
menjadi
sebuah
tropis
seperti:
1997
ekonomi
:
71-72).
seperti
aktivitas sehari – hari dalam kalangan
masyarakat
minoritas
masyarakat
memegang
peranan
Bali.
Kehadiran
berbagai
cendana,
jati,
Mereka
pasar
dan
Cina
masih
penting
dalam
kelompok etnis dalam masyarakat Bali,
perekonomian masyarakat pribumi dan
diwarnai dengan kenampakan ciri – ciri
jalan perekonomian yang dibutuhkan oleh
kultur etnisnya yang bersifat eksklusif
masyarakat masih tetap dikuasai oleh para
dalam satu perkampungan tertentu, seperti
pengusaha Cina (Hidajat, 1993 : 148).
Kampung Bugis, Kampung Jawa, dan lain
Selain untuk berdagang, orang-orang Cina
sebagainya.
juga menjalin hubungan yang harmonis
Ini
dimaksudkan
untuk
mempertahankan identitas etnik, serta
dan
pengembangan rasa aman di daerah rantau
setempat, hal tersebut nampak pada
yang multietnik dan mempermudah untuk
masyarakat
mengenalinya.Kemultietnikan masyarakat
Kampung baru, khususnya lingkungan
juga tampak dari adanya sarana publik
Widyasari.
seperti pemakaman Cina/Kuburan Cina. Selain itu juga dapat dilihat dari adanya pelayanan publik yang berbasis etnik seperti Warung Siobak, Warung Jawa, Warung Sate Madura dan sebagainya.
terintegrasi
yang
dengan
ada
di
masyarakat
Kelurahan
Selain itu, proses ritual kematian dari tahapan awal hingga akhir belum banyak juga dipahami dan diketahui oleh para orang dewasa terlebih para generasi muda, sehingga perlu untuk diadakan suatu
Jika dilihat dari awal kedatangan
penelitian agar nantinya penelitian ini
bangsa Cina ke Bali khususnya Bali
dapat dijadikan sebuah pedoman bagi
bagian Utara adalah melalui jalur laut,
generasi muda khususnya pada etnis
sehingga peranan laut sangat penting bagi
China. Dan penelitian ini juga dapat
migrasi bangsa Cina. Kedatangan bangsa
dijadikan tambahan sumber belajar pada 2
mata kuliah Etnisitas, Studi Masyarakat
dipusatkan di lingkungan masyarakat yang
Indonesia, Sejarah Kebudayaan dan mata
waktunya relatif lebih singkat dan khusus
kuliah lain yang relevan.
yang bertujuan memenuhi kebutuhaan
Ritual
sebagai
media
pendidikan
mengandung nilai – nilai yang berguna bagi kehidupan yang dapat menambah ilmu tentang kebudayaan dan nantinya bisa diteruskan ke generasi berikutnya secara
berkesinambungan.
menambah
Untuk
pengetahuan
tentang
pentingnya mengenal sebuah ritual dapat dilakukan melalui
melalui pendidikan
pendidikan, formal
tertentu yang fungsional dalam kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan nonformal tidak menekankan pentingnya ijazah. Hasil belajar, berijazah atau tidak, dapat
kehidupan
di
langsung
dalam
masyarakat.
proses
pembelajaran berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat.
baik
Berdasarkan latar belakang seperti
maupun
yang telah disebutkan di atas, maka
nonformal.
penulis tertarik untuk mengkaji mengenai
Kebanyakan
orang
beranggapan
bahwa pendidikan formal merupakan satu – satunya pranata yang dapat memberikan kesempatan pendidikan kepada semua orang. Tapi pendidikan formal bukanlah satu – satunya jawaban atas kemajuan pendidikan. Pendidikan formal biasanya
“R Ritual
satu
–
Sebagai
Media
Tindakan Sosial Menghormati Leluhur (Studi
Kasus
Lingkungan
Pada
Etnis
Widyasari
Cina
Di
Kelurahan
Kampung Baru, Singaraja , Buleleng, Bali)“. Penelitian ini bertujuan mengetahui
institusi
sistem keyakinan yang melatar belakangi
pendidikan dengan jangka panjang dan
Etnis China melakukan ritual kematian,
umum, yang berorientasi pada pemilikan
penyelenggaraan
ijazah. Pada waktu belajar di sekolah,
persiapan sampai pemujaan roh leluhur
peserta didik dipisahkan dari kehidupan
dan kaitan antara ritual kematian dengan
keluarga dan masyarakatnya. Program
pendidikan nonformal sebagai sarana
kegiatan belajar terpisah dari kondisi
memperkuat tindakan sosial menghormati
sosial masyarakatnya. Berbeda halnya
leluhur pada etnis China di Lingkungan
dengan
Widyasari, Kelurahan Kampung Baru,
pendidikan
satunya
Kematian
Pendidikan Nonformal Guna Memperkuat
hanya dilangsungkan di sekolah yang dianggap
diterapkan
nonformal,
yang
3
ritual
kematian
dari
Singaraja. Kajian teori yang digunakan
keyakinan hubungan timbal balik antara
adalah sistem keyakinan memunculkan
yang
ritus
mempengaruhi kualitas hidup mereka
kematian,
sistem
ritus,
dan
pendidikan nonformal.
hidup
dan
yang
mati
dapat
yang masih di dunia. Proses ritual kematian terdiri dari tahap persiapan,
METODE PENELITIAN
dimana
seluruh
anggota
keluarga
Penelitian mengenai Ritual Kematian
menyiapkan sarana dan prasarana yang
Sebagai Media Pendidikan Nonformal
diperlukan saat ritual. Tahap pelaksanaan
G una
yang merupakan hari puncak dan jenazah
Memperkuat
Tindakan
Sosial
Menghormati Leluhur ( Studi Kasus Pada
dibawa
Etnis Cina Di Lingkungan Widyasari
pelaksanaan, melakukan peringatan dan
Kelurahan Kampung Baru, Singaraja ,
penghormatan dengan pergi ke kuburan
Buleleng, Bali) menggunakan metode
almarhum dan membawa sesaji. Ritual
penelitian deskriptif kualitatif dengan
yang dilakukan mempunyai tiga nilai
beberapa
dalam kehidupan masyarakat China yaitu:
teknik
Penentuan metode
yaitu
Informan
purposive
(1)
Teknik
(menggunakan
sampling,
(1)
ke
nilai
pemakaman.
sosial,
Pasca
karena
dengan
Sample
pelaksanaan ritual dapat memperkuat
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
solidaritas antar masyarakat sehingga
dan
tercipta
dikembangkan
dengan
metode
masyarakat
yang
harmonis
snowball sampling atau informan kunci
sebagai dasar pemertahanan struktur sosial
yaitu
masyarakat; (2) nilai psikologi, karena
Wakil
Ketua
Klenteng
Timur
Kelurahan Kampung Baru demisioner
dapat
(Bapak Antara/ Tan Yuan). (2) Teknik
kebutuhan tekanan bathin dari individu;
Pengumpulan
(observasi,
(3) nilai relegius, dapat menjaga hubungan
wawancara, dan studi dokumen), (3)
harmonis dengan nenek moyang yang
validitas data; (4) teknik analisis data; (5)
dapat
teknik penulisan hasil penelitian.
kesejahteraan keluarga.
Data
meluapkan
menjamin
dan
melampiaskan
ketentraman
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian menunjukkan etnis china melakukan ritual kematian karena
Pembahasan Sistem
Keyakinan
Etnis
Melakukan Ritual Kematian
percaya dengan adanya alam gaib dan ada 4
Cina
Hasil dari penelitian ini adalah pada
kegiatan
penghormatan
dan
kurban
dasarnya pandangan berpikir orang Cina
terhadap dewa-dewa dan makhluk halus
selalu
hakekat
lainnya. Menurut pandangan mereka,
keharmonisan antara kehidupan alam gaib
kehidupan di alam gaib mempunyai
dan kehidupan alam dunia nyata. Mereka
struktur yang sama dengan kehidupan di
percaya bahwa alam semesta ini sebagai
alam nyata. Akan tetapi kehidupan di
akibat dari inkarnasi kekuatan alam. Alam
alam
dikuasai oleh spirit-spirit yang mendiami
kehidupan di alam gaib adalah kekal.
mengembalikan
nyata
tidak
kekal,
sedangkan
alam. Beberapa spirit itu berada dan hidup di dalam fenomena – fenomena alam
Pelaksanaan Ritual Kematian
seperti
Tahap Persiapan
langit,
matahari,
tanah,
air, serta
Adapun sarana dan prasarana yang
fenomena-fenomena lainnya. Di antara
harus dipersiapkan untuk proses ritual
spirit-spirit alam itu adalah spirit yang
adalah sebagai berikut : (1) Pakaian
berasal dari arwah nenek moyang yang
berkabung yang merupakan pakaian yang
kekuatan
terbuat dari blacu yang bertujuan untuk
tumbuh-tumbuhan,
gunung,
hidupnya
demikian
kuat,
sehingga dapat melanjutkan kekekalan
meringankan
hidupnya setelah jasad jasmaniahnya mati
meninggal (2) Peti Mati. Bagi mereka peti
(Hidajat,1993: 14).
mati merupakan sarana untuk menghantar
Manusia harus dapat menyesuaikan
orang
mati
penderitaan
ke
orang
dalam
yang
kuburnya.
semesta.
Merupakan kebanggaan tersendiri, apabila
Kehidupan harus harmonis dengan tiga
sanak keluarga mampu membeli sendiri
dasar yaitu kehidupan langit, bumi, dan
peti mati, sebab ada kepercayaan mereka
kehidupan manusia itu sendiri. Orang
siapa
Cina selain percaya kepada Tuhan juga
mendapat banyak rezeki (3) Tempat Dupa
percaya
(Hio Lo). Tempat dupa merupakan sebuah
diri
dengan
ritme
kepada
alam
kekuatan-kekuatan
yang
membeli,
yang
makhluk halus, dewa dan dewi. Untuk
bokor kecil
mencapai jalan Tuhan hubungan terhadap
tancapan dupa. (4) Lilin, yang merupakan
dewa dan makhluk halus harus terus
tanda duka cita, tetapi juga merupakan
dipelihara dengan melakukan berbagai
tanda bahwa para pelayat tidak membawa
upacara
tanda
sial. (5) Foto almarhum, yang diletakkan
penghormatan. Tradisi Cina penuh dengan
di depan peti mati yang kemudian setelah
dan
kurban,
sebagai
5
yang
dialah
fungsinya sebagai
pemakaman dibawa pulang oleh putra
puluh sembilan hari sesudah pemakaman
sulung untuk disembah.
dan setelah dua tahun diadakan upacara Co Kong Tik atau pengabenan yang berarti yang meninggal telah bersih dan keluarga
Tahap Pelaksanaan Mengurus jenazah orang mati selalu
memuja roh nenek moyang melalui njolo.
menjadi tugas keluarga. Anggota keluarga
Dalam njolo diisi foto mendiang dan
memandikan dan menyiapkan tubuh itu
setiap hari disuguhkan makanan dan
sebelum dimakamkan. Menurut tradisi
minuman selayaknya manusia yang masih
Cina jika seseorang meninggal maka
hidup.
mayatnya harus disemayamkan beberapa hari
sambil
mengadakan
upacara
–
upacara sembahyang. Pada saat inilah sanak keluarga mengadakan penyembahan kepada roh orang yang meninggal sebagai suatu penghormatan (Hao). Tahap pelaksanaan ritual terdiri dari upacara yang dilakukan sebelum masuk peti, upacara masuk peti, penutupan peti, dan upacara pemakaman yang menjadi puncak upacara ritual kematian pada etnis China.
Kaitan
Ritual
Kematian
dengan
Pendidikan Nonformal sebagai Sarana Memperkuat Menghormtai
Tindakan Leluhur
pada
Sosial Etnis
China Adapun nilai-nilai pendidikan dibalik upacara ritual kematian adalah untuk mengetahui
dan
memahami
betapa
pentingnya upacara ritual kematian bagi masyarakat Cina khususnya di Kelurahan Kampung Baru. Selain itu upacara ritual kematian dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara dari pembuatan
Tahap Pasca Pelaksanaan
dalam sarana upacara dan mengetahui
Pada tahapan ini keluarga melakukan
prosesi dari ritual itu sendiri.
upacara penghomatan dan peringatan di Banyak nilai – nilai pendidikan
tempat jenasah berada (pergi ke kuburan almarhum). Mereka membawa makanan, buah-buahan
sebagai
sesaji
atau
persembahan. Pada upacara ini dilakukan saat tiga hari sesudah hari pemakaman, tujuh hari sesudah pemakaman, empat
khususnya pendidikan nonformal yang dapat kita petik di dalam pelaksanaan ritual kematian, adapun di antaranya yaitu :
(1)
nilai
sosial,
karena
dengan
pelaksanaan ritual dapat memperkuat solidaritas antar masyarakat sehingga 6
tercipta
masyarakat
yang
harmonis
SIMPULAN Sistem
sebagai dasar pemertahanan struktur sosial
keyakinan
yang
masyarakat; (2) nilai psikologi, dengan
melatarbelakangi etnis China melakukan
melakukan ritual dapat meluapkan dan
ritual kematian adalah percaya dengan
melampiaskan kebutuhan tekanan bathin
adanya dunia alam gaib serta adanya
dari masing-masing individu; (3) nilai
keyakinan hubungan timbal balik antara
relegius,
yang
dapat
menjaga
hubungan
hidup
dan
yang
mati
dapat
harmonis dengan nenek moyang yang
mempengaruhi kualitas hidup bagi mereka
dapat
yang masih di dunia ini baik yang
menjamin
ketentraman
dan
kehidupan baik maupun kehidupan buruk.
kesejahteraan keluarga Jadi dapat dikatakan bahwa ritual merupakan
media
pendidikan
yang
Melaksanakan merupakan
ritual
kematian
juga
ungkapan
bhakti
yang
mengandung nilai-nilai yang berguna bagi
sungguh – sungguh yang menjadi satu
kehidupan untuk menambah ilmu tentang
kewajiban
kebudayaan yang nantinya bisa diteruskan
mengenang orang tua semasa hidupnya
ke
dan hormat kepada orang tua sebagai
generasi
berikutnya
secara
berkesinambungan melalui pendidikan,
bagi
seorang
anak
untuk
balas budi seorang anak. Ritual
khususnya pendidikan nonformal. Begitu
kematian
merupakan
juga pendidikan non formal dilahirkan
serangkaian kegiatan mengurus jenazah
melalui ritual-ritual yang dilaksanakan
sampai
etnis China yang dimana salah satunya
jenazah, juga upacara penghormatan dan
adalah ritual kematian. Antara ritual
ungkapan rasa bhakti terhadap leluhur.
kematian dengan pendidikan non formal
Proses ritual kematian pada etnis China
terdapat
ke
pemakaman,
mendoakan
yang
saling
terdiri dari tahap persiapan dimana pada
berkorelasi
yang
tahapan ini semua anggota keluarga
terbangun secara alamiah antar anggota
bekerjasama dalam mempersiapkan sarana
masyarakat
tercipta
dan prasarana yang dibutuhkan pada
kehidupan yang serasi, tentram, dan
ritual, tahap pelaksanaan yaitu hari puncak
harmonis serta menimbulkan hubungan
yang melibatkan semua anggota keluarga
sosial yang semakin erat dan tetap
dalam
terpelihara dengan baik.
membawa jenazah ke pemakaman, dan
hubungan
mempengaruhi
dan
sehingga
akan
pelaksanaan
ritual
ini
dan
tahap pasca pelaksanaan yaitu melakukan 7
upacara penghormatan dan peringatan di
ritual
tempat jenazah berada (pergi ke kuburan
warisan budaya leluhur sebagai salah
almarhum)
satu
dengan
membawa
sesaji
sebagai persembahan.
kematian
upacara
yang
yang
merupakan
unik
agar
keberadaannya tetap eksis sebagai
Sehubungan dengan pelaksanaan ritual kematian yang dilakukan etnis China di
sebuah asset budaya. •
Agar dilakukan penelitian sejenis
Kelurahan Kampung Baru, upacara ini
yang lebih mendalam dan menyeluruh
mempunyai tiga fungsi dalam kehidupan
serta substansi yang belum dikaji
masyarakat China yaitu pertama, fungsi
dalam
sosial karena dengan pelaksanaan ritual
pembahasan dalam lingkup ritual dan
Kematian dapat memperkuat solidaritas
hubungannya dengan pendidikan pun
antar
tercipta
masih terbatas yaitu hanya ritual yang
masyarakat yang harmonis sebagai dasar
umum dilakukan etnis Cina dan
pemertahanan struktur sosial masyarakat.
hubungannya
pada
Kedua, fungsi psikologi karena dapat
nonformal,
sehingga
meluapkan dan melampiaskan kebutuhan
pembahasan lebih menyeluruh terkait
tekanan batin dari masing – masing
dengan perkembangan ritual yang
individu dan memberikan kesempatan
dilakukan dari zaman ke zaman dan
untuk menguji emosi yang dimiliki setiap
hubungannya
anggota keluarga.
formal maupun informal.
masyarakat
sehingga
•
penelitian
ini,
dengan
karena
pendidikan perlu
pendidikan
Bagi generasi muda agar meneladani
Saran yang disampaikan, antara lain :
dan mengaplikasikan nilai-nilai yang
•
terkandung pada setiap ritual, sperti
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
nilai kegotongroyongan, bertanggung
dijadikan salah satu bahan rujukan dalam
pengembangan
jawab, solidaritas yang nantinya bisa
materi
diwariskan
perkuliahan yang relevan di Jurusan
kepada
generasi
berikutnya.
Pendidikan Sejarah, khususnya pada mata kuliah etnisitas. •
Khususnya pada masyarakat Cina sebagai pelaksana dan pendukung dari
pelaksanaan
upacara
Ucapan terima kasih ditujukan kepada 1.
I Nengah Bawa Atmadja selaku Pembimbing Akademik (PA) dan
ritual
Pembimbing I yang telah banyak
kematian harus tetap melaksanakan 8
meluangkan waktunya kepada penulis dalam memberikan pengetahuannya, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan artikel. 2.
I Ketut Margi sebagai Pembimbing II yang
telah
memberikan
saran,
masukan dan membimbing penulis dalam penyusunan artikel.
DAFTAR RUJUKAN Coppel, Charles A, 1994. Tionghoa Indonesia Dalam Krisis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Haviland, Wiliam.A. 1993. Antropologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hidayah, Zulyani. 1996. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta : Pustaka LP3ES. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antopologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Z.M. Hidajat. 1993. Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito. Zein. Abdul Baqir. 2000. Etnis Cina Dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Penerbit: PT. Prestasi Insan Indonesia.
9
10