PEMBANGUNAN APLIKASI SINKRONISASI UNIDIRECTIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE Risti Anggraini Kurniawati, Bekti Cahyo Hidayanto, Achmad Affandi Laboratory for Telecommunication Networks, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia,
[email protected]
Abstract Konsep dasar sinkronisasi Learning Management System (LMS) adalah mensinkronisasikan konten dari LMS master disuatu institusi dengan LMS-LMS lain yang yang berada di jaringan yang berbeda. Sinkronisasi LMS bertujuan untuk mengurangi beban pembuatan konten yang baik dan membuat institusi-institusi dapat saling berbagi konten.Arsitektur pada aplikasi yang ajukan didesain untuk mempersiapkan sebuah LMS master yang mendukung aktivitas berbagi konten antar institusi dan pada saat yang sama mensiknronisasikan aktivitas pembaharuan konten yang terjadi di LMS master dan LMS client. Modul aplikasi ini antara lain sinkronisasi dan integrasi konten database, proses pemilihan konten dan perubahan pada materi pembelajaran. Aplikasi ini berguna untuk mendukung jaringan sinkronisasi LMS portal, yang memberlakukan pembaharuan secara otomatis akan konten yang tersebar pada anggota jaringan tersebut.
Kata kunci : LMS synchronization, distributed LMS, Unidirectional
1.
Introduction
Sinkronisasi LMS merupakan solusi terbaik berbagi materi dibandingkan dengan cara dumpcopy-upload materi dan metode LMS tunggal yang diakses oleh banyak institusi. Hal itu dikarenakan adanya update yang terjadwal, keamanan informasi personal peserta didik terjamin dan permasalahan yang disebabkan oleh bandwith dan channel jaringan komunikasi [1] teratasi. Telah banyak penelitian yang membahas mengenai sinkronisasi LMS ini, dengan tujuan agar dapat memanfaatkan dan memperbaharui materi perkuliahan tertentu yang telah diadopsi untuk digunakan bersama oleh beberapa institusi yang berada di beberapa lokasi terpisah yang memanfaatkan LMS local [2]. Sistem sinkronisasi unidirectional sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan cara mengdump seluruh isi table yang dibutuhkan dan didistribusikan bagi LMS yang meminta untuk disinkronkan. Sedangkan untuk update materi pembelajaran dilakukan dengan cara mencari perbedaan yang ada kemudian perbedaan tersebut didistribusikan kepada LMS yang telah
tersinkron. Dalam pengoperasiannya system ini dijalankan manual melalui terminal linux. Sistem sinkronisasi yang pernah dilakukan tersebut dinilai kurang efektif, sebab tidak semua institusi ingin mengambil seluruh perkuliahan yang ada. Beberapa institusi hanya ingin mengambil sebagian perkuliahan saja yang dibutuhkan, dan untuk mewujudkan kebutuhan tersebut maka teknik sql dump tidak dapat diimplemetasikan dan diganti dengan menggunakan XML sebagai media transfer data. Pengoperasian manual pada system sinkronisasi yang pernah dilakukan menimbulkan kerumitan dalam pengimplementasian, oleh karena itu pada aplikasi yang dibahas ini dirancang fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang juga memberikan kemudahan penggunaan oleh pengguna dengan kata lain aplikasi berjalan secara foreground. Aplikasi yang dirancang ini berbasis Windows berbeda dengan system sebelumnya yang berbasis linux, hal ini disebabkan karena area pengimplementasian aplikasi adalah universitas-universitas di Indonesia yang banyak menggunakan Windows. Performance dari aplikasi ini tergantung pada tipe media jaringan dan ketersediaan bandwith yang digunakan[3].
2.
Sinkronisasi LMS
Terdapat dua macam sinkronisasi LMS, diantaranya adalah sinkronisasi unidirectional, dan sinkronisasi bidirectional. Sinkronisasi unidirectional yang ditunjukkan pada gambar 1 adalah sinkronisasi LMS yang hanya menyinkronkan sebagian table yang diperlukan saja, yaitu table yang berkaitan dengan materi pembelajaran (course), sementara informasi personal siswa tidak disinkronkan antar LMS agar menyediakan operasi terpisah untuk setiap institusi pendidikan.
Gambar 1. Sinkronisasi Unidirectional Sinkronisasi jenis kedua adalah sinkronisasi bidirectional yang ditunjukkan pada gambar 2. Jenis sinkronisasi ini mensinkronkan tidak hanya obyek-obyek pembelajaran, tetapi juga informasi siswa, juga diskusi serta kegiatan interaktif lain antara guru-guru dan siswa.
Server LMS
Client LMS
Table 1
Synchronized
Table 1
Table 2
Synchronized
Table 2
Table 3
Synchronized
Table 3
Table 4
Synchronized
Table 4 ...
... Database Master
Database Slave 1
Gambar 2. Sinkronisasi Bidirectional
Pendekatan sinkronisasi yang pernah dilakukan ditunjukkan pada gambar 3, yaitu dengan mencari perbedaan isi database antara database master dengan database sub 1, kemudian perbedaan tersebut dibuat SQL file nya. Selanjutnya SQL file tersebut dijalankan (execute) di database sub 1 dan database slave[2]. S e rv e r LM S
C lie n t LM S
T a b le 1 T a b le 2 T a b le 3 T a b le 4 ... D a ta b a s e M a s te r
T a b le 1
S te p 2 S te p 4
S te p 1
SQL F ile
T a b le 2 T a b le 3 T a b le 4 ...
T a b le 1
S te p 3
D a ta b a s e S la v e 1
T a b le 4 ... D a ta b a s e S u b 1
Gambar 3. Sinkronisasi unidirectional yang pernah dilakukan
3.
Model Design System Pertukaran data dapat dilakukan secara dua arah antara master dan slave, berdasarkan hal
tersebut maka spesifikasi yang dibutuhkan untuk sinkronisasi ini haruslah sama. Gambar 4 mnunjukkan jika spesifikasi perangkat lunak yang berada di Server A, Server B dan Server C terdiri dari Sistem Operasi Windows, Xampp (yang terdiri dari Apache, php dan MySQL), LMS (Learning Management Systems) Moodle, phpMyadmin, dan DeltaCopy. Sedangkan aplikasi sinkronisasi uni-directional diletakkan dalam xampp\htdocs, lokasi yang sama dengan moodle dan moodledata. Untuk pemindahan isi database dilakukan dengan perantara XML, dan untuk pemindahan file-file (antara lain file dengan extensi .pdf, .ppt, .doc dan lain-lain yang dapat
diupload di moodle ) dilakukan oleh open source tool yakni DeltaCopy yang menggabungkan antara algoritma rsync dengan cygwin sehingga rsync kompatibel dengan Windows[5].
Gambar 4. Model Design System
4.
Synchronization Process Scenario Skenario pada gambar 5 adalah sebagai berikut ini : aplikasi sinkronisasi uni-directional
(SUD) yang ada di master menampilkan institusi mana saja yang dapat diambil materinya, master memilih institusi A dan merequest course A dan course B. Aplikasi SUD pada institusi A membuat xml yang berisi materi A dan B, selanjutnya materi tersebut dimasukkan ke subslave A database yang kemudian dikirim ke database moodle di master. Selain itu aplikasi SUD pada institusi A mengirimkan file-file yang terkait dengan course A dan course B. Kemudian institusi B menginginkan course A yang telah terdapat pada master, dengan proses yang sama seperti yang terjadi antara master dan institusi A, institusi B mendapatkan course A.
Gambar 6. Alur Sinkronisasi
5.
Diagram alir proses sinkronisasi Gambar 7 merupakan flowchart kerja aplikasi ketika sinkronisasi first time dan
sinkronisasi updating. Alur sinkronisasi first time adalah sebagai berikut : aplikasi membuat xml dari matakuliah yang diminta, selanjutnya xml tersebut dibaca dan dirubah menjadi query MySQL yang selanjutnya dimasukkan kedalam sub database, setelah itu xml tersebut dibaca kembali dan masukkan ke moodle database peminta. Aplikasi juga membuat file dengan extensi .dcp, .ini dan .conf yang berisi file-file yang disinkronkan serta letak asal dan tujuan file tersebut disinkronkan. Langkah selajutnya ialah pengguna mengatur scheduled task pada windows scheduler untuk menjalankan file sinkronisasi database berupa .php dan file untuk sinkronisasi data-data. Sedangkan alur sinkronisasi updating sebagai berikut : Windows scheduler menjalankan .php untuk sinkronisasi database, file .php tersebut memiliki alur yang tidak jauh beda dengan sinkronisasi first time yakni aplikasi mencari perbedaan antara moodle database dengan sub database yang selanjutnya dibuat xml dari matakuliah yang disinkronkan, selanjutnya xml tersebut dibaca dan dirubah menjadi query MySQL yang selanjutnya dimasukkan kedalam sub
database, yang kemudian xml tersebut dibaca kembali dan masukkan ke moodle database yang disinkronkan. Setelah manjalankan .php, windows scheduler menjalankan .dcp yang akan mengupate file-file yang ada di moodledata LMS yang disinkronkan. S TA R T
S T A R T
W in d o w s
M a k in g r e q u e s te d c o u r s e s ’s X M L fr o m m o o d le d a ta b a s e X M L re a d e d a n d tu r n in to in s e r t q u e r y , th e n in s e r te d to s u b d a ta b a s e X M L re a d e d a n d tu r n in to in s e r t q u e r y , th e n in s e r te d to r e q u e s tin g m o o d le ’s d a ta b a s e M a k in g file s w h ic h h a s . in i, . c o n f, .d c p e x te n s io n ( th o s e file s c o n ta in s s in c r o n iz e d file lo c a tio n d a n r e q u e s te d m o o d le d a ta lo c a tio n ) S e ttin g w in d o w s s c h e d u le r to r u n .p h p a n d .d c p , fo r c o n tin u e s u p d a tin g S TO P
s c h e d u le r r u n .p h p
S e a r c h th e d iffe r e n c e b e tw e e n s u b d a ta b a s e a n d m o o d le d a ta b a s e fro m s a m e L M S
M a k in g
X M L fro m d iffe r e n t
th e
X M L r e a d e d a n d tu r n in to in s e r t q u e r y , th e n in s e r te d to s u b d a ta b a s e
X M L r e a d e d a n d tu r n in to in s e r t q u e r y , th e n in s e r te d to u p d a te d m o o d le ’s d a ta b a s e
W in d o w s
S c h e d u le r r u n .d c p
S T O P
Gambar 7. Diagram alir sinkronisasi pertama dan sinkronisasi update.
6.
Aplikasi Sinkronisasi uni-directional
Setelah memahami desain servis yang diberikan tiap iterasinya dan desain keselururah fitur-fitur yang ada pada aplikasi, maka diadapatkan beberapa perubahan untuk tampilan aplikasi yang tidak mempengaruhi usecase, sequence dan class diagram. Berdasarkan pemahaman atas desain fitur-fitur yang terdapat pada modul portal dan institusi, maka pengguna akan disusahkan dengan permasalahan login dimana admin institusi jika ingin mengakses suatu fitur harus login di uni_sync portal sedangkan untuk mengakses fitur yang lain mengharuskan admin institusi mengakses uni_sync institusi yang terdapat di institusinya, mekanisme seperti ini juga berlaku pada admin portal. Oleh karena itu untuk mengefisiensi pengoperasian aplikasi maka dibuatlah batasan sebagai berikut : 1. Admin hanya bisa login di uni_sync portal
2. Admin institusi dan teacher hanya bisa login di uni_sync institusi. Batasan tersebut merupakan tampak luar pengoprasian aplikasi namun didalamnya aplikasi akan secara otomatis mengarahkan pengguna ke modul portal atau modul institusi sesuai dengan yang telah dijelaskan pada deskripsi use case. Selanjutnya didapatkan tiga macam desain yang berbeda yang terlihat jelas pada menu Home yang dapat dilihat pada gambar 8, dan untuk menu-menu yang lainnya dibedakan menurut otorisasi yang telah dijelaskan pada use case.
Gambar 8 Tampilan menu Home dengan tiga otorisasi berbeda Pada gambar diatas tampilan Home untuk otorisasi admin berada di paling bawah (admin), sedangkan diatas admin terdapat admin institusi (kim) dan yang paling atas adalah teacher (bidam).
7.
Sinkronisasi yang pernah dilakukan Gambar 9.1 menunjukkan tentang hasil sinkronisasi first time dengan kasus LMS
portal menginginkan matakuliah yang terdapat pada LMS intitusi. LMS portal meminta matakuliah matematika diskrit, bisnis cerdas dan manajeman layanan dari universitas udayana. Sedangkan gambar 9.2 merupakan sinkronisasi updating pada LMS portal yang menggambarkan jika terjadi update di LMS institusi terhadap matakuliah yang telah ada di LMS portal maka matakuliah di LMS portal juga ikut terupdate, dalam skenario ini matakuliah bisnis cerdas di Universitas udayana terupdate sehingga aplikasi juga mengupdate matakuliah bisnis cerdas yang ada di portal.
Gambar 9.1. Portal LMS sukses melakukan sinkronisasi pertama
Gambar 9.2. Portal LMS sukses melakukan sinkronisasi update.
Gambar 9.3 menunjukkan tentang hasil sinkronisasi first time dengan kasus LMS institusi menginginkan matakuliah yang terdapat pada LMS portal. LMS institusi meminta matakuliah manajemen layanan yang terdapat pada LMS portal. Sedangkan gambar 9.4 merupakan sinkronisasi updating pada LMS institusi yang menggambarkan jika terjadi update di LMS institusi asal terhadap matakuliah yang telah ada di LMS portal maka matakuliah di LMS portal dan LMS institusi tujuan juga ikut terupdate, dalam skenario ini 8
matakuliah manajemen layanan di Universitas udayana terupdate sehingga aplikasi juga mengupdate matakuliah manajemen layanan yang ada di LMS portal dan Universitas Hassanudin yang meminta manajemen layanan dari portal.
Gambar 9.3. LMS Institusi sukses melakukan sinkronisasi pertama
Gambar 9.4. LMS Institusi sukses melakukan sinkronisasi update
9
8.
Kesimpulan Aplikasi sinkronisasi unidirectional yang memfasiltasi sinkronisasi antara LMS yang
terhubung telah dibahas. Harapan dengan adanya aplikasi ini adalah kemudahan pengguna dalam berbagi materi antar institusi pendidikan.
Reference: [1]
Tsuyoshi Usagawa, Achmad Affandi, Bekti Cahyo Hidayanto, Meita Rumbayan,
Toshiro Ishimura, Yoshifumi Chisaki. Dynamic Synchronization of Learning Contents Among Distributed Moodle Systems, Japan Society on Education Technology Seminar, Tokyo, 18-20 September 2009. [2] Tsuyoshi Usagawa, Achmad Affandi, Achmad Jazidie, Yoshifumi Chisaki, Sistem Sinkronisasi Untuk Membangun Lingkungan e-Learning Terdistribusi, Patent, Indonesia, Desember 2008. [3] Achmad Affandi, Arif Firmansyah, Bekti Cahyo Hidayanto, Tsuyoshi Usagawa, Toshiro Ishimura, Yoshifumi Chisaki, Performance of Uni Directional LMS Synchronization in Various Networks Capacity, Osaka Seminar, Jepang, Oktober 2009. [4] Moodle, Moodle Homepage, http://www.moodle.org [5] Synametrics
Technologies,
DeltaCopy
http://www.aboutmyip.com/files/DeltaCopy Manual.pdf
10
User’s
Guide,