0
1
PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Rahmin H. Hasan 1, Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2, Agil Bahsoan, S.Ag.,M.Ag3, ABSTRAK Rahmin H. Hasan. 2015. “Pengaruh Fasilitas Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo”, Skripsi, Program Studi Strata-1 Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibimbing oleh Bapak Dr. Hamzah Yunus.,M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak agil bahsoan, S.Ag.,M.Ag selaku Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiseberapa besarpengaruh fasilitas pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Tapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan menggunakan desain penelitian regresi linier sederhana. Populasi berjumlah 120 siswa, sampel penelitian berjumlah 36 siswa berdasarkan teknik pengambilan sampel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pembelajaran berpengaruh positif signifikan terhadap aktivitas belajar siswa. Fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa ditunjukkan oleh determinasi r² sebesar 0.6084. Nilai ini berarti bahwa sebesar 60.84% fasilitas pembelajaran dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa.Sedangkan sisanya sebesar 0.3916 atau sebesar 39.16% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti misalnya model pembelajaran, pengelolaan kelas, dan sebagainya.
Kata kunci: Fasilitas Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa 1
Rahmin H. Hasan. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Dr. Hamzah Yunus, M.Pd. dosen Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Agil Bahsoan, S.Ag.,M.Ag. dosen Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
2
PENDAHULUAN Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang. Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang, karena tanpa pendidikan seseorang tidak dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri, dan tidak dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas, dan kreatif untuk dapat bersaing di masyarakat. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat adanya perubahan dalam pendidikan. Mulai dari perubahan sarana dan prasarana belajar sekolah yang diharuskan sesuai dengan standar sehingga tujuan pembelajaransiswa di sekolah dapat dicapai secara efisien. Perubahan juga terjadi pada metode belajarsiswa, dari metode konvensional sampai metode belajarsiswa aktif, perubahan metode pembelajaran tersebut juga harus diimbangi dengan fasilitas-fasilitas sekolah yang mendukung. Penentuan keberhasilan suatu pendidikan ialah guru.
Seorang
guru
yang
profesional
memiliki
kewajiban
untuk
mengetahui fasilitas apa saja yang diperlukan oleh seorang siswa dalam proses belajar, mulai dari sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas yang menyenangkan, meja kursi yang memadai, media belajar yang cukup dan dapat menunjang kegiatan belajarsiswa. Fasilitas
pembelajaran
adalah
sarana
pembelajaran
yang
pengaruhnya terhadap proses serta pencapaian tujuan pembelajaran bersifat langsung dan prasarana pembelajaran yang pengaruhnya terhadap proses serta pencapaian tujuan pembelajaran bersifat tidak langsung, contoh dari sarana pembelajaran adalah alat peraga, alat tulis yang dibutuhkan dalam pelajaran, perpustakaan, laboratorium dan sejenisnya
contoh
dari
prasarana
pembelajaran
adalah
fasilitas
pergedungan pada umumnya, sanitasi yang sehat dan indah, kantin sekolah, transportasi yang tepat waktu dan aman, dan sejenisnya. Sedangkan Menurut Muhroji dkk (2004:49) Fasilitas belajar adalah semua
3
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan, dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Jika guru mengajar disuatu sekolah yang kondisi fasilitas pembelajaran lengkap, siap pakai, dan sesuai dengan jenis bidang studi atau mata pelajaran dalam kurikulumnya, menyediakan perangkat pembelajaran, alat bantu dan media yang memadai akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Alat bantu dan media dapat membantu guru dalam penyampaian materi dengan tujuan materi yang disampaikan akan lebih mudah ditangkap oleh siswa dan membuat suasana belajar menjadi tidak membosankan. maka kondisi yang ideal itu memberi dorongan serta peluang bagi guru tersebut untuk secara kreatif serta bervariasi mempertimbangkan, memilih, melaksanakan berbagai metode pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan proses serta aktivitas belajar siswanya kebalikannya jika kondisi fasilitas sekolah minimal
akan
banyak
menghambat
pilihan-pilihan
metodologi
pembelajarannya dan akhirnya aktivitas siswa dalam belajar tentunya akan menurun. Fasilitas sangat menunjang berjalannya kegiatan pembelajaran maka fasilitas sarana dan prasarana tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan. Sebab, tanpa adanya fasilitas pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran, ditambah lagi kreativitas dan aktivitas anak didik dalam pembelajaran akan menurun. Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Untuk itu diperlukan pemecahan yang efektif berupa pengadaan fasilitas pembelajaran bagi sekolah yang kekurangan fasilitas agar mereka bisa meningkatkan aktivitas belajarnya. Menurut Sardiman (2012) aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri.
4
Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak didik itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Jelas dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Hal tersebut apabila ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang lengkap di sekolah alat bantu dan media pengajaran, perangkat pembelajaran, buku pelajaran, tentu akan meningkatkan aktivitas belajar siswa membaca dan menulis, bertanya dan menjawab, mendengar dan menganalisis. Sesuai dengan hasil observasi awal dilapangan jurusan IPS mata pelajaran ekonomi, bahwa fasilitas pembelajaran di tempat observasi kurang memadai yang meliputi alat bantu dan media yang digunakan guru, perangkat pembelajaran, buku pelajaran sebagai pegangan siswa dalam belajar. Dengan kurangnya fasilitias pembelajaran ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar mereka. Aktivitas siswa untuk perhatian secara intensif kurang karena perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung, tidak dapat mengamati secara konkrit halhal yang belum diketahuinya karena siswa hanya berhayal apa yang disampaikan oleh guru, tidak ada aktivitas siswa untuk menanggapi apa yang telah dijelaskan oleh guru, aktivitas siswa untuk berpikir aktif kurang para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Karena itu alangkah baiknya kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik pada anak didik agar mereka dapat meningkatkan aktivitas belajarnya dengan menyediakan fasilitas pembelajaran lengkap di sekolah agar proses belajar mengajar akan berjalan lancar dan akan memberikan efek yang jelas bagi aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu, fasilitas pembelajaran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
5
Dengan demikian maka peniliti merasa perlu meneliti tentang “Pengaruh Fasilitas Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa”.
KAJIAN TEORITIS/PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN Menurut Mukhtar, dkk (2003: 121) Fasilitas pembelajaran adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk terlaksananya kegiatan pembelajaran dan kegiatan penunjangnya. Oleh karena itu, dengan berkembangnya metodologi pembelajaran sekarang ini semakin menuntut adanya penyediaan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana pembelajaran berpengaruh pada proses dan pencapaian tujuan pembelajaran yang bersifat langsung. Contoh dari sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, serta berbagai media pengajaran lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, alat bantu belajar dan media pengajaran, perangkat pembelajaran, dan buku pelajaran. Sardiman (2011: 97) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga
6
melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Gie (2010: 1) Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannya yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Sedangkan menurut Sardiman (2010: 2), aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli dapat disumpulkan aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan guru, dan menganalisis. Sebab dengan dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. Untuk menguji kontribusi variabel Fasilitas Pembelajaran (X) terhadap Aktivitas Belajar (Y), maka pengujian dilakukan dengan uji
7
analisis regresi linear sederhana. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukan oleh hubungan kausal antara variabel X terhadap Y. Rumus yang digunakan. Sugiono (2008: 261) Ŷ = α + bX Dimana: Y = Aktivitas Belajar a= Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y. X = Fasilitas Pembelajaran
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis
berbentuk
sebaran
normal
atau
tidak
dengan
menggunakan uji chi-kuadrat: k
i i 2
i 1
i
2
Keterangan: X2 :Chi-kuadrat Oi : Frekuensi observasi Ei : Frekuensi teoretis Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0
: data
variabel dependen berdistribusi normal
Ha
: data variabel dependen tidak berdistribusi normal
a
: 5%
kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari a, terima dalam hal lainnya. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
8
1. Penentuan hipotesis H0 : Fasilitas Pembelajaran Tidak Berpengaruh Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Ha : Terdapat pengaruh Fasilitas Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signifikannya(alpha) sebesar 5%.
1. Penentuan statistic uji Dalam melakukan uji signifikan pengaruh dalam model regresi akan digunakan uji t. 2. Penentuan kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t hitung yang diperoleh dengan ttabel. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak, dan jika thitung lebih kecil dari nilai ttabel maka Ho diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA. Berdasarkan hasil tabel ANAVA diperoleh F hitung = 0.29 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 21 dan dk penyebut = 13, diperoleh F
(0,99) (21,13)
= 2.28. Kriteria pengujian yaitu ternyata F hitung<
Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linier Y atas X dengan persamaan Ŷ = 7,55 + 0.69X dapat diterima pada taraf nyata ά = 0.01. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh F hitung = 52.54untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 34 didapat F
(0,99) (1,34)
= 7.08. Kriteria pengujian ternyata Fhitung> Fdaftar,
9
sehingga ketergantungan Y atas X pada persamaan Ŷ = 7,55 + 0.69X, sangat berarti pada taraf nyata ά = 0.01. Jika garis regresi dari sekumpulan data pengumpulan data berbentuk linier, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat pengaruh antara variabel Y dan X melalui kooefisien korelasi (r) diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.78 dengan korelasi determinasi r2 = 0.6084 atau 60.84% (perhitungan pada lampiran 6). Hal ini berarti terdapat korelasi atau pengaruh positif antara fasilitas pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI SMA Negeri 1 Tapa, dimana 60.84% aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh fasilitas pembelajaran. Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian di atas, maka diperoleh pengaruh antara fasilitas pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa.Dengan demikian, sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertama-tama peneliti mengadakan validitas dan reliabilitas tes dari masing-masing indikator, berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas diperoleh bahwa kedua variabel valid dan reliabel.Dengan demikian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden.Pengujian normalitas data dimaksudkan apakah data tersebut berditribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan inti pengujian berikutnya.Dari hasil pengujian normalitas data baik variabel X (fasilitas pembelajaran) maupun variabel Y (aktivitas belajar siswa) benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima. Berdasarkan langkah tersebut maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi adalah Ŷ = 7,55 + 0.69x.Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel fasilitas pembelajaran dapat diikuti rata-rata 0.69 untuk variabel aktivitas belajar siswa.Untuk linieritas dan keberartian koefisien korelasi ternyata keduanya menunjukan hasil yang benar-benar linear dan berarti.
10
Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (fasilitas pembelajaran) dan variabel Y (aktivitas belajar siswa), maka sebagai langkah
berikutnya
adalah
menghitung
koefisien
korelasi.
Hasil
perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.78 dengan koefisien determinasi sebesar r² = 0.6084 atau 60.84% variasi yang terjadi pada aktivitas belajar siswa dapat dijelaskan oleh fasilitas pembelajaran. Sedangkan sisanya sebesar 0.3916 atau sebesar 39.16% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti misalnya model pembelajaran, pengelolaan kelas, dan sebagainya. Sebagai langkah terakhir dilakukan pengujian keberartian koefisien dari t hitung atau berada di luar daerah perhitungan Ho atau Ho ditolak dan Ha diterima.Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara fasilitas pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI SMA Negeri 1 Tapa, dapat diuji kebenarannya atau dapat diterima dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa fasilitas pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapa. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi signifikan. Selanjutnya, hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu "Terdapat pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI SMA Negeri 1 Tapa, dapat diterima. Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
maka
peneliti
mengemukakan saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
dapat
11
1. Fasilitas
pembelajaran
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi aktivitas siswa dalam menerima pembelajaran, baik dari segi perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun ketersediaan sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah. Oleh karena itu sekolah hendaknya menyediakan segala fasilitas pembelajaran
yang
memadai
sehingga
dapat
membangkitkan
semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat dicapai. 2. Guru
hendaknya
dalam
melaksanakan
pembelajaran
selalu
memperhatikan kebutuhan siswa dalam menerima materi, terutama dalam penguasaan kompetensi dasar mengajar, penggunaan media maupun metode pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa merasa termotivasi dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Siswa diharapkan dapat berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga materi yang diterima dapat dipahami dengan baik yang akan berdampak pada hasil belajar yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto dan Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah dan Syaiful Bahri, 2008.Psikologi belajar.Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono, 2009.Belajar dan pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta Oemar Hamalik, 2003. Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara Kherid Y.A. 2009.Sumber Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on line). http://purwanto.web.id/wp content/uploads/2009/01/sumberbelajar-dapat-dari-bermacam.pdf diakses 21 Maret 2014 Mulyasa, 2005.Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas. Mukhtar, dkk, 2003. Sekolah Berprestasi. Jakarta : Nimas Multina
12
Prantiya, 2008.Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten.Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prihayanti, 2006.judul pengaruh agresivitas dan akitivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas 7 smp negeri 1 baki sukaharjo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta : Depdiknas RochmanNatawijaya, 2005.Aktitas Belajar. Jakarta: Bumi Aksara Sardiman, A.M. 2004. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo Persada Selamet P Manurung, 2013. Pengaruh Kelengkapan Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 7 Medan. Skripsi Sugiyono, 2009.Statistik Untuk Penelitian : Alfabeta Bandung Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Alfabeta Bandung Sujanto dan Agus, 2004.Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. The Liang Gie, 2010. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty Hamalik Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 45 ayat 1 (2009: 24)