Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed
ABSTRAK Emotional Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk menyadari perasaan dirinya dan orang lain, memotivasi diri sendiri dan kemampuan untuk mengelola emosi dan perasaan sediri dan berelasi dengan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai emotional intelligence pada siswa dan siswi SMA Negeri X yang berpacaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Untuk pengambilan sample menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sample sebanyak 60 responden. Alat Ukur yang digunakan adalah Emotional Intelligence dimana diadaptasi dan dimodifikasi dari alat ukur yang disusun dalam tesis yang berjudul “Rancangan Pendidikan Emotional Intelligence untuk Pasangan yang Akan Menikah” (2011) yang disusun oleh Langgersari Elsari Novianti, S.Psi dengan berlandaskan teori Emotional Intelligence oleh Goleman (2006). Dari hasil penelitian ini, didapatkan sebanyak 72 % siswa dan siswi SMA X yang memiliki kemampuan emotional intelligence tinggi. Pada penelitian ini, tidak ditemukan siswa dan siswi SMA Negeri X yang memiliki kemampuan emotional intelligence rendah.
Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran
hal yaitu perubahan dalam hal biologis,
PENDAHULUAN
psikologis, sosial dan ekonomi (Steinberg, Masa remaja adalah salah satu
2014).
tahapan perkembangan yang terjadi pada
Menurut Santrock (2014), terdapat
manusia dimana menjadi tahapan yang
beberapa karakteristik yang terjadi selama
sangat
perkembangan
masa remaja. Karakteristik remaja yang
manusia kedepannya. Pada masa ini,
pertama adalah remaja akan mengalami
terjadi perubahan yang dialami manusia
masa pubertas. Karakteristik kedua adalah
dimana terjadi proses perubahan dari masa
masa remaja merupakan masa yang kritis
kanak-kanak
dewasa.
bagi kesehatan. Karakteristik yang ketiga,
Perubahan tersebut mencangkup beberapa
masa remaja merupakan tahapan dimana
penting
bagi
menuju
masa
pencarian identitas terjadi. Karakteristik
remaja untuk memperoleh pengetahuan
yang keempat adalah remaja akan mulai
yang lebih kompleks dibandingkan dengan
berfikir abstrak dan idealis. Karakteristik
jenjang sebelumnya. Salah satunya adalah
yang kelima adalah emosi yang terjadi
SMA Negeri X.
pada
remaja
dapat
secara
Didalam lingkungan SMA Negeri
keenam
X, tidak terdapat aturan yang melarang
terjadi
pelajarnya untuk berpacaran. Hal ini
pembelajaran dalam hal pengendalian
menyebabkan banyak siswa dan siswi nya
emosi.
yang
signifikan. merupakan
berubah
Karakteristik tahapan
Karakteristik
dimana
ketujuh
adalah
mempunyai
pacar.
Dari
hasil
tahapan dimana manusia akan belajar
wawancara, mereka sering mengalami
mengenai
masalah dalam relasi berpacaran yang
peran
kedelapan
gender.
adalah
Karakteristik akan
disebabkan karena tidak mampunya untuk
membutuhkan kelompok teman sebaya
mengontrol emosi dan kurang mengenal
dalam
sosial.
emosi dan perasaan pacarnya. Hal ini
Karakteristik kesembilan adalah remaja
berkaitan dengan kemampuan emotional
tertarik
intelligence nya. Emotional Intelligence
menjalani
untuk
romantic
remaja
aktivitas
melakukan
dengan
hubungan
seseorang
yang
disukainya
didefinisikan seseorang
sebagai
untuk
kemampuan
menyadari
perasaan
Remaja harus menuntut ilmu untuk
dirinya dan orang lain, memotivasi diri
menunjang kehidupan dewasanya. Salah
sendiri dan kemampuan untuk mengelola
satu cara untuk menuntut ilmu adalah
emosi dan perasaan sediri dan relasi
dengan mengikuti pendidikan formal. Di
bersama lingkungan sekitar (Goleman,
Indonesia, jenis jenjang pendidikan formal
2006). Emotional Intelligence memiliki 5
tercantum pada Undang-undang tentang
dimensi yaitu kemampuan untuk mengenal
sistem pendidikan nasional pasal 14. Pada
emosi dan perasaannya (self awareness),
Pasal
jenjang
kemampuan untuk mengelola emosi dan
pendidikan formal terdiri atas pendidikan
perasaannya (self regulation), kemampuan
dasar,
untuk
14
dijelaskan
pendidikan
bahwa
menengah,
dan
pendidikan tinggi. Jenjang
memotivasi
(motivation),
kemampuan untuk mengenal emosi dan
pendidikan
formal
di
perasaan
orang
lain
(empathy)
dan
Indonesia dimana remaja menuntut ilmu
kemampuan untuk berelasi dengan orang
adalah jenjang pendidikan menengah atau
lain (social skills).
Sekolah Menengah
Menengah Atas
Atas.
(SMA)
Sekolah
memfasilitasi
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk
mendapatkan
gambaran
mengenai emotional intelligence pada siswa dan siswi SMA Negeri X yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berpacaran.
Jumlah responden yang memiliki kemampuan emotional intelligence yang
METODE PENELITIAN
tinggi memiliki presentase yang paling
Metode penelitian yang digunakan adalah
besar yaitu 72% ( 43 respoden). Jumlah
metode
responden yang memiliki kemampuan
penelitian
deskriptif.
Teknik
pendekatan deskriptif adalah teknik yang
emotional
menyediakan deskripsi atau gambaran
berjumlah 17 responden atau sebesar 28
akurat mengenai suatu fenomena, kejadian,
%. Dalam penelitian ini juga tidak terdapat
atau situasi tertentu (Christensen, 2007).
hasil
yang
responden
yang
sedang
menggambarkan
yang
bahwa
berpacaran
memiliki
emotional intelligence yang rendah atau
Partisipan Jumlah partisipan yang mengikuti
0%.
penelitian ini sebanyak 60 siswa dan siswi yang
intelligence
memiliki
pacar.
Jumlah
ini
Sebagian besar responden yang memiliki
kemampuan
emotional
didapatkan dengan metode simple random
intelligence tinggi memiliki kemampuan
sampling.
yang tinggi juga pada dimensi-dimensi emotional
intelligence.
Pengukuran
menunjukan
bahwa
Penelitian ini menggunakan kuesioner
mampu secara konsisten untuk mengenal
sebagai alat untuk pengambilan data
emosi dan perasaan yang dimiliki oleh diri
dimana terdiri atas 193 pernyataan yang
responden dan pacarnya, mampu untuk
merupakan hasil adaptasi dan modifikasi
mengelola emosi dan perasaannya, mampu
dari alat ukur yang disusun dalam tesis
untuk memotivasi diri agar menciptakan
yang berjudul “Rancangan Pendidikan
hubungan yang harmonis dengan pacar
Emotional Intelligence untuk Pasangan
dan mampu untuk berinteraksi dengan baik
yang Akan Menikah” (2011) yang disusun
dengan pacarnya.
oleh Langgersari Elsari Novianti, S.Psi dengan
berlandaskan
Intelligence Kemampuan
oleh
teori
Emotional
Goleman
emotional
(2006).
intelligence
Responden
Hal
ini
responden
telah
yang
memiliki
kemampua sedang menandakan bahwa belum
mampunya
menunjukan
perilaku
responden yang
untuk
konsisten
didapatkan dari skor total yang dihasilkan
dalam mengenal emosi dan perasaan yang
dari kuesioner.
dimiliki oleh diri responden dan pacarnya,
mengelola
emosi
dan
perasaannya,
memotivasi
diri
agar
menciptakan
hubungan yang harmonis dengan pacar dan mampu untuk berinteraksi dengan baik dengan
pacarnya.
Tidak
terdapat
responden yang memiliki kemampuan emotional intelligence yang rendah.
Daftar Pustaka
Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology 10th Edition. New York : Pearson Education, Inc. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. United Kingdom : Psychology Press. Goleman, Daniel. 2006. Emotional Intelligence : Working With Emotional Intelligence . New York : Bantam Book Kaplan, R. M. & Saccuzzo. 2005. Psychological testing: Principles, application, and issues 6th ed. Belmont: Thomson Wadsworth Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Novianti, Langgersari Elsari. 2011. Rancangan Pendidikan Emotional Intelligence untuk Pasangan yang Akan Menikah. Tesis (tidak diterbitkan). Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Santrock, John W. 2014. Adolescence 15th Edition. New York : McGraw-Hill Education Steinberg, Laurence. 2014. Adolescence 10th Edition. New York : McGraw-Hill Education