STRATEGI GURU BK UNTUK MEMPERSIAPAKAN MASA DEPAN SISWA Abstrak Ismah-BK UPGRIS
[email protected] Pasar bebas sudah mulai dibuka persaingan-persaingan antar profesi dan semua bidang sudah mulai kelihatan, dibuktikan adanya produk-produk luar negeri yang keluar masuk dengan bebas, artis-artis luar yang main sinetron di dalam negeri dan masih banyak yang lainnya. Dengan landasan pemikiran seperti itu kita sebagai pelaku profesi khususnya profesi konselor harus mempunyai strategi-strategi yang kreatif, efektif dan inovatif dalam mempersiapkan masa depan siswa terutama untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), diantara ketrampilan-ketrampilan konselor untuk mersiapakan masa depan siswa adalah dengan mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang dan hambatan yang ada pada diri sendiri atau sering kita dengar dengan istilah ketrampilan Analisis SWOT untuk dirinya sendiri, melalui konsep diri, kontrol diri, tenggang rasa, manajemen waktu dan pada akhirnya siswa dapat mengendalikan diri. Ketrampilan dalam hal ini diharapkan siswa dalam bertingkah laku dan memutuskan masalah dapat hati-hati sehingga dalam kehidupan sehari-harinya dapat maksimal dengan apapun yang terjadi dalam dirinya sendiri atau yang terjadi di lingkungannya, mereka sudah siap menghadapi tantangannya, termasuk di dalamnya menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean). Kata Kunci : Analisis SWOT
I. PENDAHULUAN Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Dalam konseling, konselor harus dapat memahami potensi yang berupa kelebihan, kekurangan, kesempatan, dan ancaman agar dapat memiliki gambaran diri yang baik. Analisis SWOT sangat penting bagi efektifnya pembentukan, proses, hinggga hasil konseling, maka konselor dalam memahami dirinya harus memiliki konsep diri yang positif dengan cara mengananalisis pemahaman diri dengan analisis SWOT. Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi pemahaman diri yang bersifat direktif. Dalam memahami diri sudah barang pasti harus memiliki konsep diri yang baik, dengan menganailis potensi yang dimiliki maka konsep diri akan terbentuk efektif. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam (S dan W). Analisa SWOT memungkinkan individu memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan hidup individu, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan. Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu diperhatikan faktorfaktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakaukan Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Berikut masing-masing pengertian dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat yakni : 1. Strength : Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh individu, yang bisa berpengaruh positif di masa yang akan datang. Strength ini bersifat internal dari individu, Contoh kekuatan yang dimiliki :
a. Bertanggung jawab pada diri sendiri b. Konservatif dan hemat khusunya dalam keuangan c. Senang mendengarkan d. Mudah bersosialisasi atau hubungan baik dengan teman e. Telaten atau pantang menyerah jika terjadi kesulitan f. IPK > 3,50 2. Weakness : Weaknesses (kelemahan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki oleh seseorang yang bisa berpengaruh negative di masa yang akan datang. Kelemahan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak berjalan dengan baik. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada. Contoh kelemahan yang dimiliki: a. Tidak konsisten dan mudah terpengaruh b. Kurang peduli kepada lingkungan c. Susah mengambil keputusan dengan cepat d. Ceroboh dan sangat tidak sabaran e. Lebih mengutamakan diri sendiri f. Mudah lupa dan kesulitan menghafal nama orang yang baru dikenal g. Mudah terpancing emosi dan tidak stabil h. Tidak percaya diri 3. Opportunities : Opportunity (kesempatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar diri individu, yang memberikan peluang berkembang dimasa depan. Opportunity merupakan faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi individu untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Contoh kesempatan atau peluang yang ada diantaranya: a. Tidak kekurangan kasih sayang orang tua dan berada disisi temanteman yang peduli pada orang lain. b. Mendapat kesempatan memgembangkan diri dalam organisasi internal kampus. Dan lain-lain.
4. Threats : Threat (ancaman) adalah situasi yang merupakan ancaman atau hambatan yang datang dari luar diri individu,yang dapat mengancam eksistensi dimasa depan. Ancaman dapat dikatakan faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya kegiatan individu. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya individu tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh ancaman atau hambatan yang ada diantaranya : a. Persaingan global yang semakin tinggi. b. Semakin meningkatnya pergaulan bebas dan tindakan kriminal lainnya pada lingkungan sekitar. 2. Cara Menganailisis dengan SWOT. Didalam analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulankesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa : 1.
Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi) Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan individu adalah pada kemapuan verbalnya, maka kekuaatan ini dapat dimanfaatkan pada permintaan lingkungan yang membutuhkan tingkat kemampuan verbalnya yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2.
Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi) Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan individu. Misalnya kemampuan berhitung tidak dipunyai oleh individu. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan individu lain yang mempunyai kemampuan berhitung tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3.
Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min) Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki individu yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya tugas matematika.
4.
Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini) Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang
terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” kemempuan dan suasana yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada kemampuan lain yang dmiliki. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan individu lain yang lebih berkompeten, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, individu dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain individu dapat menerapkan strategi yang tepat. 3. Pengaruh dan Hubungan Analisis SWOT dalam Pengembangan Pribadi Konselor Dalam pengembangan pribadi konselor dijelaskan karakteristik konselor salah satunya yaitu memiliki pemahaman diri. Konselor dapat memahami dirinya dengan baik salah satu caranya yakni dengan memiliki konsep diri yang positif, dan untuk dapat memiliki konsep diri yang positif salah astunya dengan melakukan analisis SWOT. Karena dengan melakukan analisis SWOT. Konselor dapat memahami kekuatan, kelemahan dirinya, serta dapat mengoptimalkan kesempatan dan meminimalkan ancaman dari pihak luar atau lingkungan. Sehingga dapat pula membantu mengaktualisasikan dirinya maupun konseli yang sedang ditanganinya agar memiliki konsep diri yang baik. Selanjutnya, menurut Munro, dkk (1970) menyatakan bahwa tidak ada pola yang tegas tentang sifat-sifat atau cirri-ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor yang efektif, tetapi sekurang-kurangnya konselor hendak memiliki sifatsifat kepribadian konselor yang diinginkan seperti: a. Konselor sebagai model : Dalam konseling meniru perbuatan konselor serta mengambil hal-hal yang diyakininya baik untuk menjadi dirinya sendiri. Oleh sebab itu konselor hendaknya memiliki konsep diri yang baik, sehingga nilai-nilai dan berbagai tingkah laku konselor dapat menjadi model yang mantap dan berguna bagi hubungan dan pemecahan masalah konseli. b. Hubungan konseling : Konselor yang efektif adalah mereka yang dapat menciptakan hubungan yang bersifat membantu dan tanpa tekanan dengan kliennya. Dengan memiliki konsep diri yang baik konselor memiliki sikap yang hangat, rasa empati yang baik, sehingga konselor dan konseli itu sama-sama dapat merasakan kenyamanan untuk saling berhubungan secara bebas dan spontan. c. Keberanian melakukan konseling : Seorang yang sungguh-sungguh menjadi seorang konselor yang efektif yang harus menerima tanggungjawab, dan ketidakpastian kapan konseli datang, serta berani menempatkan dirinya sendiri dalam suasana yang mengandung resiko secara pribadi, resiko menyangkut perasaan, menyangkut hubungan orang lain. Dengan konsep diri yang baik
konselor akan memiliki sifat optimisme yang tinggi dan menjadi pribadi bertanggung jawab. 4. Simpulan Konselor yang efektif memiliki karakterisitik yang salah satunya yaitu :memiliki pemahaman diri, dalam memahami diri salah satu yang paling penting yakni konsep diri. Untuk memiliki konsep diri salah satu caranya yakni menganalisis S.W OT. Konselor yang memiliki konsep diri yang positif dan/atau baik, akan memiliki sikap hangat, optimis dan pribadi yang bertanggung jawab. Hal itu terbukti pada: konseling sebagai model, hubungan konseling, dan keberanian melakukan konseling. Analisis SWOT dalam prakteknya sudah maksimal maka semua konselor akan mudah diterima oleh peserta didik dan pada akhirnya akan lebih mudah memahamkan anak didik dalam menghadapi situasi apapun, salah satunya untuk menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ).
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan ). Bandung: Alfabeta. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05 . Gie. 1996. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberty