KARYA INOVATIF GURU PENDIDIKAN DASAR SDLB KELAS II C1 (TUNAGRAHITA SEDANG)
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lomba Kreativitas Guru (LKG) Tingkat Gugus Tahun 2014
Oleh : WINA NURMELINA
SLB BINA BHAKTI MANDIRI Jl. Raya Sumedang Darmaraja KM 18 Kec. Cisitu Kode Pos 45371 1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana wa Ta’ala atas perkenan-Nya lah kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kegiatan Kewirausahaan Sekolah. Tidak lupa pula shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta semoga kita semua termasuk umatnya yang selalu tunduk dan taat hingga hari kiamat. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik, saran sangat kami harapkan. Akhir kata mudah-mudahan Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan guru Pendidikan Luar Biasa
Sumedang, 30 Mei 2014 Penyusun
3
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan Penelitian .......................................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... A. Kerangka Konseptual .................................................................. B. Hasil Penelitian/Jurnal yang Relevan ......................................... C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................ A. Pendekatan Penelitian ............................................................... B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... C. Prosedur Siklus Tindakan ......................................................... D. Analisis Data ............................................................................. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... A. Hasil .......................................................................................... B. Pembahasan ...............................................................................
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala
Sekolah/Madrasah menegaskan
bahwa
seorang
Kepala
Sekolah/Madrasah harus memiliki kompetensi kewirausahaan dari lima dimensi kompetensi minimal yang harus dikuasai guna menunjang keprofesianya dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu peran kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah dibutuhkan kepala sekolah/madrasah yang mampu mewujudkan kualitas siswa yang kreatif, inovatif, berpikir kritis, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Dan yang tidak kalah penting adalah kepala sekolah dapat membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Salah satu kompetensi kepala sekolah yang harus dikuasai adalah kewirausahaan yang akan mendukung tugas dan fungsinya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan focus pada karakteristiknya (sifatnya) seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan. Dengan harapan sifat-sifat tersebut dapat bermanfaat untuk mengembangkan dan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati (qolbu) untuk mengambil resiko atas keputusan hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara baik sehingga Nilai tambah yang diharapkan dapat dicapai. Jadi, seorang wirausahawan memiliki kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain dan hasilnya adalah buah pikiran yang asli. Kreatif berarti menghasilkan daya cipta karena belum pernah ada sebelumnya; inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pada dasarnya siapapun yang memiliki jiwa kewirausahaan akan
6
menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh Nilai tambah yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. SLB Bina Bhakti Mandiri adalah salah satu sekolah swasta yang usianya masih relatif muda dilingkungan gugus 46 Kabupaten Sumedang di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sumber daya yang dimiliki SLB pun belum memiliki kompetensi yang sesuai standar, baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga pengajar. Tenaga pengajar SLB Bina Bhakti Mandiri mayoritas belum memiliki kualifikasi S1 bidang PLB, serta sarana prasarana yang belum lengkap. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka saya sebagai pimpinan SLB Bina Bhakti Mandiri yang telah dipercaya oleh Yayasan Bina Bhakti Mandiri untuk mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan keberlangsungan
proses
belajar
mengajar,
merasa
berkewajiban
untuk
mengembangkan potensi-potensi yang ada di lingkungan SLB Bina Bhakti Mandiri, baik potensi siswa-siswi, tenaga pendidik dan sarana prasarana yang dimiliki oleh SLB Bina Bhakti Mandiri. Untuk kemajuan SLB Bina Bhakti Mandiri yang akhirnya mudah-mudahan dapat dirasakan oleh seluruh warga SLB Bina Bhakti Mandiri. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan sekolah tersebut adalah sebagai berikut.
B. Jenis Kegiatan 1. Budidaya Ikan Lele Budidaya lele adalah salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Betapa tidak permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele semakin besar dari tahun ke tahun. Dalam hal ini ikan lele yang paling mudah dibudidayakan adalah ikan lele dumbo. Selain memiliki tekstur daging yang renyah sehingga diminati banyak orang, ikan lele dumbo juga merupakan jenis lele yang cepat besar, dan dalam perawatannya juga sangat mudah dilakukan. Meski kondisi air tempat memelihara ikan lele dumbo tidak terlalu bersih, tetapi ikan ini terbukti dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik. Oleh sebab itu memelihara ikan lele di kolam terpal juga sangat mungkin dapat dilakukan.
7
Dengan membudidayakan iklan lele melalui terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan meski modal yang tersedia tidak terlalu besar. Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita memilih budidaya ikan lele sebagai pembibitan juga merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit ikan lele juga selalu semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula. a. Jenis Budidaya Ikan Lele Ada dua jenis budidaya ikan lele, yaitu: 1) Budidaya Iklan Lele Untuk Pembibitan Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang pembibitan adalah saat pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihari kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan. Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah mencapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolom berlumpur atau sawah yang memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilukan dalam jumlah polulasi bibit yang terlalu besar. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa pelet yang cukup setiap harinya. Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
2) Budidaya Ikan Lele Untuk Konsumsi Lele untuk keperluan konsumsi dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk
8
dibudidayakan. Agar panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan lele harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap penyakit. b. Tahapan Budidaya Ikan Lele 1) Persiapan Pembuatan Kolam Terpal Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal, sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan. Dalam persiapan kolam terpal dibutuhkan material berupa terpal dan persiapan perangkat pendukung lainnya. Untuk 100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan dengan menggali tanah dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu dan kemudian diberi terpal. Cara menggali tanah yang kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena akan membuat kondisi terpal lebih tahan lama. Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anak ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup. 2) Pemeliharaan Ikan Lele Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.
9
Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit. 3) Pemilihan Bibit Ikan Lele Pemilihan bibit sangat penting, terutama bagi anda yang ingin budidaya lele untuk dijual kembali ke petani lain. Lele jantan memiliki ciri : a) Tulang kepala lele berbentuk agak pipih b) Warna kulit lele terlihat lebih hitam c) Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung d) Alat kelaminnya berbentuk runcing. Lele Betina memiliki ciri: a) Tulang kepala lele betina berbentuk cembung b) Warna badan lebih cerah c) Perut mengembang lebih besar daripada punggung d) Alat kelamin berbentuk bulat
2. Budidaya Ikan Nila Ikan Nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan Nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan. Cara budidaya ikan Nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan, pencegahan penyakit, dan masa pemanenan.
10
a. Persiapan Kolam Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan Nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan Nila perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Pengeringan kolam selama 1 minggu atau disesuaikan dengan cuaca; 2) Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran; 3) Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2; 4) Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.; 5) Pengisian air kolam; 6) Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida; 7) Untuk mencegah hewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air; 8) Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang; 9) Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam. b. Penebaran Benih Ikan Nila Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kelima sampai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan Nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan Nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan Nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor. c.
Pemberian Makanan Dalam pemberian makanan ikan Nila diberikan setiap hari dengan
komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan Nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur. Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini: a) Protein 20-30%; b) Lemak 70% (maksimal.);
11
c) Karbohidrat 63 - 73%. Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah : a) Kaliandra b) Kalikina atau kecubung; c) Kihujan d. Penyakit Ikan Nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kurang baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut. Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan Nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal. Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan. e. Pemanenan Ikan Nila Masa pemanenan ikan Nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4-6 bulan. Ikan Nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor. Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap. Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang dalam budi daya ikan Nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang
12
terbuat dari semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat menggunakan kolam yang terbuat dari terpal atau jaring terapung.
3. Bonsai Buatan dari Akar Menahun Bonsai merupakan salah satu teknik memperindah tanaman yang sudah tak terpakai yang kemudian diubah menjadi indah dan cantik sehingga tidak heran jika bonsai buatan banyak disukai orang. Harga bonsai buatan yang relatif mahal adalah daya tarik bagi pengusaha untuk menciptakan dan berbisnis dalam perbonsaian. Umumnya tanaman yang bisa dipakai untuk bonsai adalah semua jenis tanaman yang memiliki umur hidup yang lama dan umumnya bonsai menggunakan tumbuhan berkayu tetapi ada juga yang menggunakan akar tumbuhan. a. Alat dan Bahan 1) Tempat bunga atau pot 2) Akar pohon yang unik 3) Kardus/koran bekas 4) Batu kerikil/biji asem 5) Daun plastik ( Bisa beli atau buat sendiri dari barang bekas) 6) Bunga Plastik 7) Buah Plastik 8) Vernis 9) Lem kayu 10) Lem lilin 11) Bor 12) Pisau 13) Amplas atau ambril 14) Paku, gerjaji, tank 15) Kompor Listrik b. Cara Membuat 1) Mula-mula cari akar pohon yang unik kemudian kelupas seluruh kulitnya, dan keringkan, setelah itu amplas sampai halus kemudian divernis atau diberiwarna.
13
2) Siapkan pot bunga dengan diisi koran/kardus bekas kemudian akar tadi ditanam dan di atasnya diberi batukerikil/bijin asem yang sudah diaduk dengan lem kayu, dengan posisi ujung akar menjadi pucuk pohon artinya anda harus memasangnya terbalik. 3) Keringkan dulu, artinya tunggu beberapa hari biar kering 4) Setelah kering tinggal memberikan daun dan bunga atau bisa ditambahi buah plastik sesuai dengan selera, cara memempelnya dengan akar pohon dibor dan celupkan batang daun ke dalam lem lilin setelah itu tempel pada akar yang sudah dilubangi.
4. Budidaya Kangkung Darat Organik Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Di Indonesia terdapat dua macam kangkung yang dibudidayakan secara komersial, yakni kangkung darat (Ipomoea Reptans) dan kangkung air (Ipomoea Aquatica). Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung darat berwarna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara dipotong. Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan Nilai tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga kangkung darat organik relatif lebih tinggi. Budidaya kangkung darat dapat dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan dan sinar matahari yang cukup.
14
Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan biji. Tahap-tahap budidaya kangkung darat diantaranya : a. Penyiapan benih untuk budidaya kangkung Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran. Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun. b. Pengolahan lahan dan pemupukan dasar Pada budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan
pupuk
kompos relatif
lebih
lama.
Apabila
menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 10 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
15
c. Penanaman Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar. Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama. Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat. d. Pemeliharaan dan pemupukan lanjutan Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen. Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah
16
hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati. Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas. Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi. e. Pemanenan Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar. Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung.
C. Sasaran 1. Untuk semua siswa SLB Bina Bhakti Mandiri a. SMPLB C/B dan SMALB C/B prioritas dalam pengembangan budidaya ikan lele, ikan nila dan bonsai buatan.
17
b. SDLB C/B prioritas dalam pengembangan budidaya kangkung, tanaman toga dan tanaman hias. 2. Untuk semua guru dan seluruh staf SLB Bina Bhakti Mandiri sama-sama belajar sambil membimbing anak didiknya.
D. Tujuan Penanaman Sikap Kewirausahaan 1. Mengajarkan cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani untuk lebih proaktif, properubahan, mengdorong keingintahuan, ulet, gigih dan berani mengambil resiko. 2. Mengajarkan peserta didik tentang pentingnya prakarsa (keberanian moral) untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, akan tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih besar. 3. Mengembangkan jiwa kewirausahaan ABK supaya kelak mampu hidup mandiri baik dari segi sosial maupun dari segi ekonomi.
E. Manfaat Penanaman Sikap Kewirausahaan 1. Mampu menciptakan kreatifitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah. 2. Mampu bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif. 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah sehingga dapat meraih kesuksesan. 4. Memiliki jiwa pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan yang ada di sekolah/madrasah. 5. Memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa dan menjadi teladan bagi guru dan siswa di sekolahnya.
18
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Penelitian 1. Landasan Ilahiyah (Teologis) Manusia hidup didunia memiliki tujuan, telah ditetapkan takdirnya semenjak dia berada dalam kandungan. Tidak dilahirkan seorang bayi kecuali sudah ditentukan rizki-Nya. Dalam menjalani kehidupan didunia, manusia harus berusaha dan bekerja keras agar memperoleh Ridho-Nya, karena tujuan manusia hidup didunia adalah memperoleh ridho-Nya. Agar memperoleh ridho Allah, tentunya manusia harus beribadah, dalam hal ini ibadah tidak hanya diartikan seperti sholat, puasa , zakat atau haji saja tetapi ibadah adalah segala kegiatan yang mendapatkan ridho-Nya termasuk bekerja. Dalam mencari karunia Allah di dunia nabi Muhamad pun memiliki nasihat-nasihat yang menganjurkan kita untuk bekerja keras, memotivasi kita dan memberikan kiat-kiat sukses dalam berwirausaha. “Bekerjalah seakan-akan engkau hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok engkau akan mati” (Al-Hadis). Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait konsep tentang kewirausahaan (enterpreneurship) ini, namun diantara keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat, memiliki ruh atau jiwa yang sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda. Dalam islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi) dan tidak mudah menyerah, setidaknya terdapat beberapa ayat al-Quran maupun hadist yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti: "amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri, amalurrajuli biyadihi (HR.Abu Dawud). Dalam sebuah ayat Allah SWT mengatakan, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu. (QS.at-Taubah:105). Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizky) Allah. (QS. al-jumu'ah:10).
19
Bahakan Sabda Nabi, "Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardhu". (HR. Tabrani dan Baihaqi). Rasullullah SAW tergolong sebagai wirausahawan sejati , dari beberapa literatur yang didapat. Betapa jiwa enterpreunership Rasulullah di bidang wirausaha begitu mendominasi sehinga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa enterpreuner dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah sebuah sistem yang bertata nilai kemuliaan islam.
2. Landasan Ilmiah (Teori) Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau nonkomersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber : a. Neo Klasik Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik
tidak
cukup
mampu
untuk
menjelaskan
isu
mengenai
kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teoriteori berikutnya.(Habib Amin Nurrokhman, 2012:32) b. Kirzerian Entrepreneur Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk mandiri dalam berusaha, sehingga
20
maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha. Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi
dirinya
untuk
berwirausaha,
apabila
sejak
kecil
ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya. Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha.(Habib Amin Nurrokhman, 2012:34)
B. Kompetensi Kepala Sekolah 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang disimpan di otak dan dapat dipanggil jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan menerapkan pengetahuan. Sifat/sikap adalah sekumpulan kualitas karakter yang membentuk kepribadian seseorang (Anonim 4, 2005). Apabila seseorang yang tidak
21
memiliki ketiga kompetensi tersebut akan mengalami kegagalan sebagai wirausahawan yang sukses. Keterampilan-keterampilan
(skills)
yang
dibutuhkan
oleh
seorang
wirausahawan menurut Hisrich & Peters (2002) adalah keterampilan teknikal, manajemen bisnis, dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan teknikal meliputi: mampu menulis, berbicara, mendengar, memantau lingkungan, teknik bisnis, teknologi, mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen, melatih, bekerja sama dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi: perencanaan bisnis dan menetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan, hubungan manusiawi, pemasaran, keuangan,
pembukuan, manajemen,
negosiasi, dan mengelola perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin (pengendalian diri), berani mengambil risiko diperhitungkan, inovatif, berorientasi perubahan, kerja keras, pemimpin visioner, dan mampu mengelola perubahan. 2. Kompetensi Kepala Sekolah Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut: a. Kompetensi Manajerial 1) Menyusun
perencanaan
sekolah/madrasah
untuk
berbagai
tingkatan perencanaan. 2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. 3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal. 4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif. 5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
22
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah. 9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. 12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah. 13) Mengelola
unit
layanan
khusus
sekolah/madrasah
dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di ekolah/madrasah. 14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. b. Kompetensi Kewirausahaan 1) Menciptakan
inovasi
yang
berguna
bagi
pengembangan
sekolah/madrasah. 2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
23
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. 5) Memiliki
naluri
kewirausahaan
dalam
mengelola
kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. c. Kompetensi Supervisi 1) Merencanakan
program
supervisi
akademik
dalam
rangka
terhadap
guru
dengan
peningkatan profesionalisme guru. 2) Melaksanakan
supervisi
akademik
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. d. Kompetensi Kepribadian 1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah. 2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. 4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. 6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. e. Kompetensi Sosial 1) Bekerja
sama
dengan
pihak
lain
untuk
kepentingan
sekolah/madrasah. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
24
C. Teori Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Drucker (1985) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap dan perilaku individu dalam menangani usaha (kegiatan) yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Hisich dan Brush (dalam Winardi, 2003) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan untuk menanggung resiko finansial, psikologikal, serta sosial dan menerima hasilhasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi sebagai dampak kegiatan tersebut. Kao (1997)
mendefinisikan kewirausahaan
sebagai
suatu
proses
penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan atau membuat sesuatu yang berbeda (inovasi), yang tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, kemampuan, dan perilaku individu yang berani menantang resiko, baik itu resiko finansial, psikologikal maupun sosial dalam melakukan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) dengan menerima hasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi. 2. Ciri-ciri Wirausahawan Bygrave (dalam Ifham, 2002) mengemukakan beberapa ciri-ciri seorang wirausahawan, yaitu: a. Mimpi (dreams), yakni memiliki visi masa depan dan kemam puan mencapai visi tersebut. b. Ketegasan (decisiveness), yakni tidak menangguhkan waktu danmem buat keputusan dengan cepat. c. Pelaku (doers), yakni melaksanakan secepat mungkin. d. Ketetapan hati
(determination),
yakni
komitmen
pantangmenyerah. e. Dedikasi (dedication), yakni berdedikasi total, tidak kenal lelah.
total,
25
f. Kesetiaan (devotion), yakni mencintai apa yang dikerjakan. g. Terperinci (details), yakni menguasai rincian yang bersifat kritis. h. Nasib (destiny), yakni bertanggungjawab atas nasib sendiri yang hendak dicapainya. i. Uang (dollars), yakni kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran sukses. j. Distribusi (distributif), yakni mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya.
3. Aspek-aspek Wirausahawan Drucker (1985) menguraikan aspek-aspek kewirausahaan, yaitu: a. Kemampuan mengindera peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan memanfaatkan
peluang
untuk mengadakan
langkah-langkah
perubahan menuju masa depan yang lebih baik. b. Percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil. c. Berperilaku memimpin, yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggungjawab untuk meningkatkan usaha. d. Memiliki inisiatif untuk menjadi kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk/metode baru yang lebih baik mutu atau jumlahnya agar mampu bersaing. e. Mampu bekerja keras, yaitu memiliki daya juang yang tinggi, bekerja penuh energi,
tekun, tabah, melakukan kegiatan untuk
mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa. f. Berani mengambil resiko, yaitu suka pada tantangan dan be rani mengambil resiko walau dalam
situasi dan kondisi yang tidak
menentu. Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang. 4. Karakteristik Kewirausahaan Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar kewirausahaan, yang meliputi kualitas daya pikir yaitu bagaimana
26
mengembangkan, menciptakan, memodifikasi, mengadakan perubahan , dll. Daya hati/qolbu bagaimana melakukan prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk mengenalkan hal-hal baru; proaktif, dan daya pisik dengan menjaga kesehatan, stamina,dan memiliki energy. (2) kwalitas intrumental kewirausahaan yaitu penguasaan disiplin ilmu, baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Misalnya, seorang kepala sekolah harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus memiliki ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu pendidikan, teori perubahan, kebijakan pendidikan nasional dan daerah, manajemen pendidikan, pengembangan organisasi pendidikan, pengembangan administrasi pendidikan, perencanaan pendidikan, regulasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan jejaring pendidikan, supervisi pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah, dsb.) dan akreditasi sekolah. 5. Cara-cara Mengembangkan Kewirausahaan
Pengengembangan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pentahapan sebagai berikut: a. Melakukan
evaluasi
diri
tentang
tingkat/level
kecenderungan
kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat dilakukan melalui pengisian questioner kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah pertanyaan tentang kewirausahaan (ILO) atau lainnya. Dari hasil yang diperoleh dari pengisian
daftar/jawaban
tersebut
dapat
diketahui
tingkat
kecenderungan kewirausahaan. b. Setelah mengetahui tingkat/level maka dapat dilakukanberbagai upaya yang disebut “belajar”. c. Mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui berbagai upaya, misalnya: membaca (buku, jurnal, internet/web-site), magang, kursus pendek, belajar dari wirausahawan sukses, pengamatan langsung dilapangan, dialog dengan wirausahawan yang telah sukses, mengikuti seminar dan lokakarya, mengundang wirausahawan, menyimak acaraacara kewirausahaan di televisi dan kegiatan lainnya.
27
6. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan Keterampilan-keterampilan
(skills)
yang
dibutuhkan
oleh
seorang
wirausahawan menurut Hisrich & Peters (2002) adalah keterampilan teknikal, manajemen bisnis, dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan teknikal meliputi: mampu menulis, berbicara, mendengar, memantau lingkungan, teknik bisnis, teknologi, mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen, melatih, bekerja sama dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi: perencanaan bisnis dan menetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan, hubungan manusiawi, pemasaran, keuangan, pembukuan, manajemen, negosiasi, dan mengelola perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin (pengendalian diri), berani mengambil risiko diperhitungkan, inovatif, berorientasi perubahan, kerja keras, pemimpin visioner, dan mampu mengelola perubahan.
28
BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kegiatan 1. Alasan Strategi Pemecahan Masalah Pada hakikatnya dihadapan Tuhan semua manusia sama dan tidak terkecuali dengan para penyandang cacat atau anak berhebutuhan khusus. Mereka juga mempunyai hak dan kewajiban. Dalam undang-undang telah diatur hak dan kewajiban mereka seperti: Pada pasal 7 : Setiap penyandang cacat mempunyai kewajiban yang sama dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara
yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuanya. Di samping itu, mereka juga mempunyai hak yang sama dengan anggota masyarakat yang lain dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan (UU No.4/ 1997, ps.4, 6, 8, 12, 13, 14 dan 15, demikian juga UU No.14/1969, UU No.25/1997). a. Hak-hak yang didapat bagi penyandang cacat atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berdasarkan UU No.4 tahun 2009: 1) Pendidikan pada semua satuan, jalus, jenis dan jenjang pendidikan 2) Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya. 3) Perlakuan yang sama untuk beroperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya. 4) Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya. 5) Rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. 6) Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. b. Kesempatan bagi penyandang cacat atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berdasarkan UU No.4/1997, Ps.10): 1) Kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dilaksanakan melalui penyediaan aksesibilitas.
29
2) Penyediaan aksesibilitas yang dimaksudkan untuk menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang penyandang cacat dapat sepenuhnya hidup bermasyarakat. 3) Penyediaan aksesibilitas sebagaimana dimaksud di atas diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat dan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. 4) Kesempatan untuk memperoleh pendidikan pada satuan, jalus dan jenis serta jenjang pendidikan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. 5) Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan.(Sumber: Rehabilitasi Anak Luar Biasa oleh Dr. A. Salim Ch, M.Kes). Alasan lain dilaksanakannya penanaman sikap kewirausahaan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, yaitu: a. Latar Belakang Orang Tua Latar belakang orang tua adalah tingkat keterlibatan lingkungan keluarga dalam aktifitas kewirausahaan dan pengalaman berusaha dapat diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua, dalam hal ini orang
tua
telah
mempercayakan
kepada
pihak
sekolah
untuk
mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa untuk kepentingan masa depan anak tersebut supaya dapat hidup mandiri sesuai dengan kebutuhan di masyarakat kelak, karena ada anggapan sebagian pengusaha, bahwa ABK tidak bisa bekerja mereka seakan-akan tidak percaya terhadap potensi ABK sehingga tidak mau mempekerjakannya, dari latar belakang tersebut maka kami pihak sekolah merasa terpanggil untuk menanamkan sikap kewirausahaan supaya anak kelak menciptakan lapangan kerja sendiri khususnya untuk memenuhi kebutuhan hidup kelak. b. Untuk Menanamkan Sikap Kemandirian Kemandirian mengacu pada dua faktor, yaitu kemandirian emosional dan kemandirian
ekonomis.
Kemandirian
emosional
adalah
tingkat
kecenderungan individu untuk memutuskan sendiri hal-hal yang bersifat penting bagi dirinya. Kemandirian ekonomis adalah kemandirian individu untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan ekonomis dirinya sendiri.
30
c. Menanamkan Sikap Toleransi Pada Perubahan Toleransi pada perubahan mengacu kepada tingkat kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan pada situasi kerja dan hubungan sosial individu cenderung untuk mencari atau membutuhkan situasi-situasi baru untuk menjaga vilatitas dirinya. Anak dibina supaya menganggap perubahan bukan sesuatu yang menakutkan atau mengancam, tetapi sesuatu yang menantang atau sebuah peluang bagi anak sesuai dengan potensinya.
2. Kendala-kendala yang Dihadapi Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kewirausahaan: a.
Siswa - Untuk anak tunarungu kendalanya dalam berkomunikasi dalam menyampaikan materi-materi kegiatan. - Untuk anak tunagrahita kendalanya sulit memahami strategi (cara) yang diintruksikan oleh guru dalam melaksanakan penanaman sikap kewirausahaan. - Keanekaragaman potensi, bakat dan minat yang dimiliki siswa SLB Bina Bhakti Mandiri.
b. Orang Tua - Orang tua yang tidak mendukung terhadap program-program yang dilakukan di SLB Bina Bhakti Mandiri. - Orang tua yang selalu ingin dikasih. - Orang tua yang tidak memberi motivasi untuk perkembangan anaknnya. c. Pendanaan - Dana yang dimiliki SLB Bina Bhakti Mandiri belum memadai untuk pengembangan jenis-jenis kegiatan yang disebutkan di atas, sehingga dalam hasil dari kegiatan itu belum maksimal. d. Pemasaran - SLB Bina Bhakti Mandiri belum mendapatkan jejaring untuk pemasaran
hasil
kegiatan
pemasaran Bonsai buatan.
kewirausahaan
khususnya
untuk
31
e. Pendidik dan Tenaga Ahli -
Pendidik (guru) di SLB Bina Bhakti Mandiri belum memebuhi kebutuhan bila dilihat dari perbandingan jumlah siswa yang ada dengan jumlah guru.
- Masih minimnya tenaga ahli dalam pengembangan kegiatankegiatan tersebut di atas.
3. Faktor Pendukung Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di atas adalah sebagai berikut: a. Yayasan SLB Bina Bhakti Mandiri mendapat hibah dari Yayasan Bina Bhakti Mandiri lahan tanah seluas 2000 m2. Yayasan Bina Bhakti Mandiri sangat peduli terhadap kepentingankepentingan SLB Bina Bhakti Mandiri demi kelancaran proses Belajar Mengajar sehingga kelak dapat menghasilkan lulusan yang berpotensi dan mandiri. b. Pendidik (Guru) SLB Bina Bhakti Mandiri memiliki tenaga pendidik yang relatif sedikit dengan kualifikasi pendidikan yang belum memenuhi standar, tetapi memiliki
dedikasi,
motivasi
dan
inovasi
yang
tinggi
untuk
mengembangkan sekolah. c. Siswa - SLB Bina Bhakti Mandiri memiliki siswa yang rajin, giat, dan ulet untuk datang ke sekolah walaupun jarak yang jauh. - Siswa SLB Bina Bhakti Mandiri khususnya siswa SMPLB dan SMALB
memiliki
kewirausahaan.
motivasi
yang
tinggi
dalam
kegiatan
32
4. Hasil yang Dicapai a. Dari Kegiatan Budidaya Ikan Lele
SLB Bina Bhakti Mandiri memulai budidaya ikan lele sejak Maret 2014 tahun ajaran 2013/2014. Dengan menggunakan media kolam dari terpal ukuran 4 x 6 m2 dengan satu induk jantan sebesar 3 kg dan satu induk betina 1 kg. Sampai saat ini hasil ternak ikan lele baru menghasilkan anak kira-kira sepanjang 1 cm dan dipindahkan ke jaring terapung.
b. Dari Kegiatan Budidaya Ikan Nila
33
SLB Bina Bhakti Mandiri memulai budidaya ikan nila sejak tanggal 9 Januari 2014 tahun ajaran 2013/2014. Dengan menggunakan kolam milik yayasan yang berada dilingkungan sekolah dan untuk membesarkan nila digunakan media jaring terapung sesuai dengan ukuran ikan nila. Sampai saat ini hasil ternak ikan nila baru menghasilkan anak kira-kira sepanjang 3 cm – 6 cm dan dipindahkan ke jaring terapung. Dan rencananya bulan Juli akan dipanen.
c. Dari Kegiatan Membuat Bonsai Buatan dari Akar Menahun
34
Kegiatan membuat bonsai buatan dari akar menahun merupakan kegiatan kewirausahaan yang pertama dari program yang telah direncanakan. SLB Bina Bhakti Mandiri memulai kegiatan membuat bonsai buatan dari akar menahun sejak Juli 2013 tahun ajaran 2013/2014. Dengan menggunakan akar-akar pohon yang sudah tua dan tidak terpakai. Sampai saat ini hasil bonsai buatan sudah cukup banyak untuk siap dipasarkan. Namun, kami mendapatkan kendala untuk pemasarannya.
d. Dari Kegiatan Budidaya Kangkung Darat Organik
Dalam pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SLB Bina Bhakti Mandiri memberdayakan lahan disekitar sekolah untuk dijadikan tempat budidaya kangkung darat organik. Namun, kami hanya
35
melakukan penamanan dengan tanah yang relatif sempit karena tujuan utamanya hanya untuk mengajarkan pada siswa sifat-sifat hidup hemat, kreatif, alami dan sehat. Sejauh ini telah dapat dirasakan hasil dari budidaya kangkung karena kami pernah melakukan satu kali panen.
36
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan SLB Bina Bhakti Mandiri mencoba melaksanakan program-program kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kewirausahaan yang melibatkan seluruh siswa dengan bimbingan kepala sekolah, guru dan kepengurusan Yayasan. Kegiatan-kegiatan dapat terlaksana dengan baik berkat kerjasama seluruh warga SLB Bina Bhakti Mandiri dengan penuh dedikasi, motivasi, inovasi dan saling percaya. Dengan melihat realita secara jujur dan objektif, maka orang sadar bahwa menumbuhkan mental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi, kita semua harus berfikir untuk melihat dan melangkah ke arah sana. Dalam islam, baik dari segi konsep maupun praktek, aktivitas kewirausahaan bukanlah hal yang asing, justru inilah yang sering dipraktekan oleh Nabi, istrinya, para sahabat dan juga para ulama di tanah air. Lembaga pendidikan melalui para praktisinya harus lebih konkret dalam menyiapkan program kegiatan pembelajaran yang benar-benar dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya spirit kewirausahawan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
B. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat disampaikan dengan melihat pembahasan di atas adalah: 1. Kerjasama (team work) dan saling percaya merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Untuk ini manajeman yang baik terhadap kerjasama dan saling percaya akan menjadikan kepemimpinan semakin kuat dan baik dalam pengembangan program sekolah. 2. Kepemimpinan pendidikan yang baik adalah yang dapat mengetahui segala aspek yang akan terjadi dan mengantisipasinya serta menyelesaikan masalah tersebut secara efektif dan efesien.
37
3. Kepemimpinan pendidikan hendaknya menguatkan komitmen-komitmen dengan berbagai pihak dalam bekerjasama dan menyelesaikan konflik. Dengan demikian kondisi kondusif akan senantiasa dipertahankan di institusi Pendidikan. 4. Kepemimpinan kompetensi
pendidikan
Kepala
hendaknya
Sekolah,
dalam
memiliki hal
ini
dan
memahami
ditekankan
dalam
pengembangan kewirausahaan sehingga mengajarkan kepada anak didiknya supaya memiliki cara berpikir yang kreatif, inovatif, positif dan menggerakan hati nurani untuk lebih proaktif, properubahan, mengdorong keingintahuan, ulet, gigih dan berani mengambil resiko. 5. Untuk Dinas Pendidikan, Peternakan atau Instansi yang terkait supaya lebih respect terhadap potensi dan hasil karya ABK dan membantu untuk tahap pengembangan dan pemasaran.
38
DAFTAR PUSTAKA
Okardo,. (2008). Karakteristik Wirausaha. Dari: http://okard0.wordpress.com/2008/08/27/karakteristik-wirausaha/ (diakes 25 Mei 2014) 2002. Memiliki
dan
Melaksanakan
Kreativitas
Inovasi
dan
Jiwa
Kewirausahaan. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Hani
T.R,. (2012). Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha. Dari: http://hanihohoy.blogspot.com/2012/03/pengertian-kewirausahaan-danwirausaha.html (diakses 25 Mei 2014)
39
40
KEGIATAN BUDIDAYA IKAN NILA DAN IKAN LELE
41
KEGIATAN PEMBUATAN BONSAI BUATAN DARI AKAR MENAHUN DAN BUDIDAYA KANGKUNG DARAT ORGANIK