KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS
Nama :
Febi Andara
NIM :
10.12.4806
Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 1
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tidaklah asing lagi mendengar istilah ”Wireless”, kemajuan teknologi yang sangat pesat memungkinkan peralatan – peralatan yang menggunakan teknologi kabel digantikan dengan teknologi yang tidak menggunakan kabel seperti media frekuensi radio. Wireless biasa disebut banyak orang sebagai media yang menghubungkan antar device yang satu kedevice yang lain tanpa menggunakan kabel. Televisi, radio, handphone, remote control, controller PS3, wireless mouse, dsb hanyalah sebagian kecil alat-alat yang menggunakan teknologi wireless. mungkin inilah yang menjadikan istilah ”wireless” sangat populer dan cepat berkembang. Penggunaan Teknologi wireless banyak digunakan untuk pengganti kabel - kabel LAN atau bahkan WAN dikarenakan penggunaan wireless untuk kasus tertentu lebih efisien dan lebih hemat. Contohnya saja, untuk jaringan LAN, sekarang banyak sekali terdapat ”Hotspot” atau area yang menggunakan media wireless untuk koneksi ke internet, area Hotspot ini banyak sekali kita temukan bahkan banyak yang menyediakan akses free hotspot agar semua orang dapat menggunakan layanan ini secara gratis seperti di Universitas, Kafe, Mall, Kantor, Sekolah Menengah dan bahkan tempat – tempat umum lainnya seperti tempat rekreasi yang disediakan oleh jasa pihak ISP (Penyedia Jasa Layanan Internet) dan Pemda. 1. 2. Tujuan Penulisan Dalam karya ilmiah ini, adapun tujuan penulisan nya adalah untuk mengetahui metode – metode authentikasi yang baik untuk diterapkan dalam membangun jaringan hospot agar terhindar dari serangan hacker atau masuknya intruder illegal ke dalam jaringan wireless.
1. 3. Metode Penulisan Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode literatur dan melakukan percobaan. Penulis mendapatkan bahan dari berbagai sumber literatur baik yang tertulis dari buku maupun dari internet yang berkaitan dengan metode authentikasi pada keamanan jaringan hotspot wi-fi.
2. LANDASAN TEORI 2
Wireless, Wi-fi , dan Hotspot Wireless menggunakan gelombang radio electromagnetic untuk berkomunikasi dengan lainnya. Sebagai media transmisi menggantikan media kabel. Semakin jauh jangkaun dari wireless maka sinyal dan kecepatan yang akan didapatkan diujung akan semakin rendah. Wireless Fidelity adalah standar yang dibuat oleh konsorsium perusahaan produsen peranti W-LAN yaitu Wireless Ethernet Communications Alliance untuk mempromosikan kompatibilitas perangkat 802.11. HotSpot adalah definisi untuk daerah yang dilayani oleh satu Access Point Wireless LAN standar 802.11a/b/g, dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point secara bebas dan mobile menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau lainnya (Deris Stiawan, Wireless Fundamental, Instalation & Implemetations, 2008). Modus Infrastruktur Modus infrastruktur atau yang disebut Basic Service Set (BSS) adalah modus jaringan yang digunakan untuk menghubungkan wireless client dengan jaringan kabel yang telah ada. (S’to, 2007 .Wireless Kung fu Networking & Hacking, hal 35). Adapun syarat untuk membangun jaringan ”infrastruktur” ini adalah dengan sebuah Accest point dan wireless client adapter. Sebuah Accesst point diibaratkan seperti hub/switch nya wireless, jadi semua komputer client yang akan berkomunikasi ke komputer lainnya akan melalui access point ini. Sebuah Access point dapat dihubungkan ke dalam jaringan kabel yang telah ada karena umumnya AP menyediakan port UTP untuk dihubungkan ke jaringan ethernet. Komputer – komputer yang terhubung ke dalam jaringan ”BSS” ini harus menggunakan SSID (Service Set Identifier) yang sama. SSID yaitu nama sebagai pengenal jaringan hotspot. Jadi dapat dikatakan, jaringan Hotspot Wi-fi merupakan Jaringan infrastruktur.
3
3. PEMBAHASAN Jaringan hotspot wi-fi yang menggunakan media udara menyebabkan banyak kelemahan di jaringan wireless hotspot jika dibandingkan penggunaan jaringan kabel contohnya keamanan data yang dilewatkan diudara maupun masalah interferensi. Masalah keamanan data ini timbul karena media udara adalah media publik dimana siapapun orang bisa masuk ke dalamnya secara bebas. Karena jaringan wireless merupakan jaringan yang memiliki topologi terbuka, maka harus lebih diperhatikan masalah keamanannya. Secara minimal, sekuritas dalam WLAN menggunakan sistem SSID (Service Set Identifier), sedangkan untuk lebih aman, digunakan metode enkripsi agar lalu lintas data tidak dapat dibaca oleh pihak luar. Jenis authentikasi ada bermacam-macam, yaitu Open System, Shared Key, WPA-PKS, WPA2 – PSK, dan 802.1X / EAP. Keamanan pada jaringan wireless hotspot ini dimulai dengan standar yang dikeluarkan ieee yaitu standar 802.11 lalu semakin diperbaiki kelemahan nya dengan mengeluarkan standar – standar berikutnya. Standar – standar tersebut memilki metode - metode authentikasi yang berbeda, seiring dengan berkembangnya teknologi wireless.
3.1 Standar 802.11
3.1.1 Open System Authentication Pada open system authentication ini, bisa dikatakan tidak ada ”authentication” yang terjadi karena client bisa langsung terkoneksi dengan AP (Access point). Setelah client melalui proses open system authentication dan Association, client sudah diperbolehkan mengirim data melalui AP namun data yang dikirim tidak akan dilanjutkan oleh AP kedalam jaringannya.
Bila keamanan WEP diaktifkan, maka data-data yang dikirim oleh Client haruslah dienkripsi dengan WEP Key. Bila ternyata setting WEP Key di client berbeda dengan setting WEP Key di AP (Access Point) maka AP tidak akan menggenal data yang dikirim oleh client yang mengakibatkan data tersebut akan di buang (hilang).
4
3.1.2 Shared Key Authentication (WEP) Lain halnya
open system
authentication,
Shared Key
Authentication
mengharuskan client untuk mengetahui lebih dahulu kode rahasia (passphare key) sebelum mengijinkan terkoneksi dengan AP. Jadi apabila client tidak mengetahui ”Key” tersebut maka client tidak akan bisa terkoneksi dengan Access Point.
Pada Shared Key Authentication, digunakan juga metode keamanan WEP. Pada proses Authenticationnya, Shared Key akan ”meminjamkan” WEP Key yang digunakan oleh level keamanan WEP, client juga harus mengaktifkan WEP untuk menggunakan Shared Key Authentication.
WEP menggunakan algoritma enkripsi RC4 yang juga digunakan oleh protokol https. Algoritma ini terkenal sederhana dan mudah diimplementasikan karena tidak membutuhkan perhitungan yang berat sehingga tidak membutuhkan hardware yang terlalu canggih.
Pengecekan WEP Key pada proses shared key authentication dilakukan dengan metode Challenge and response sehingga tidak ada proses transfer password WEP Key.
Metode yang dinamakan Challenge anda Response ini menggantikan pengiriman password dengan pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan password yang diketahui. Prosesnya sebagai berikut: 1. Client meminta ijin kepada server untuk melakukan koneksi. 2. Server akan mengirim sebuah string yang dibuat secara acak dan mengirimkanya kepada client. 3. Client akan melakukan enkripsi antara string/ nilai yang diberikan oleh server dengan password yang diketahuinya. Hasil enkripsi ini kemudian dikirimkan kembali ke server. 4. Server akan melakukan proses dekripsi dan membandingkan hasilnya. Bila hasil dekripsi dari client menghasilkan string/nilai yang sama dengan string/nilai yang dikirimkan oleh server, berarti client mengetahui password yang benar.
5
Setting WEP Keys Bila memilih Authentication Type dengan shared, artinya proses Authentication akan meminjam WEP Keys. karena itu, metode WEP harus diaktifkan. Pada ”Security-Mode WEP”, Ada dua level dari enkripsi WEP, 64-bit dan 128-bit. Semakin tinggi bit enkripsi, maka semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk menggunakan WEP, pilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal.
Secara umum, mode security yang sering digunakan adalah WEP. WEP Bisa menggunakan urutan nilai heksadesimal yang berasal dari enkripsi / generate sebuah passphrase, Berdasarkan cara kerja dari Shared Key Authentication, level keamanan ini terlihat lebih baik baik dan jauh lebih aman daripada level keamanan yang di tawarkan oleh Open System Authentication.
Tetapi permasalahan utama yang terjadi adalah Shared Key Authentication meminjam WEP Key yang merupakan “rahasia” yang harus dijaga. Metode Challenge and Response mengirim sebuah string acak kepada computer client yang dengan mudah bisa di lihat oleh hacker, demikian juga hasil enkripsi yang dikirimkan kembali dari client ke AP.
Akibatnya adalah Plaintext dan enkripsi (ciphertext) sudah diketahui oleh hacker. walaupun bukan WEP Key yang didapatkan namun hasil yang di dapat ini merupakan sebuah contah dari hasil enkripsi dari sebuah string. Dengan mengumpulkan banyak contoh semacam ini, maka dengan mudah WEP Key bisa didapatkan. Ini lah cara bagaimana hacker bisa mengcrack WEP Key. Metode Shared Key Authentication akhirnya bukan mengamankan wireless namun menjadi pintu masuk bagi hacker untuk mengetahui WEP Key yang digunakan. Oleh karena itu, pakar keamanan menyarankan lebih baik untuk menggunakan Open System Authentication yang disertai dengan Enkripsi agar hacker tidak mendapatkan contoh plaintext beserta ciphertext.
6