KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS
DI SUSUN OLEH : NAMA : RACHMAT RIYANTO NIM : 10.01.2812 KELAS :D3TI-2B
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011
Memulai Bisnis dengan Menulis
I. Abstrak Menulis kelihatannya adalah hal yang biasa saja. Banyak orang yang beranggapan menulis itu mudah. Padahal, banyak penulis-penulis senior mengakui bahwa menjadi penulis tidak semudah yang dibayangkan.. Seorang penulis dituntut untuk jeli, teliti, cerdas, cekatan dan fokus. Ia tidak saja harus cerdas mengamati setiap fenomena, tapi juga harus cerdas merangkai banyak kata dan kalimat. Melukiskan segala macam fenomena dalam bentuk deretan alenia. Padahal tak semua rasa mampu diwakili oleh katakata. Itulah sebabnya, hal yang paling dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis bukanlah kemampuan tapi kemauan, tekat, semangat untuk terus berkarya dan berkarya. Dan tak mudah menumbuhkan dan mempertahankan itu semua.
Tapi itu bukan masalah. Dalam karya ilmiah ini saya akan memberikan kiat – kiat menjadi penulis. Dikutip dari seseorang yang tak dikenal, Jonriah Ukur Ginting menulis "No one can guarantee your success, except yourself." Memang, tidak seorangpun yang berhak mempunyai saham 100% atas pribadi saya kecuali Tuhan. Dan saya tidak memungkiri akan hal itu, kendala terbesar memang justru datang dari kita sendiri. Menurut dia ada enam lima penyakit internal bagi penulis pemula, diantaranya adalah takut ditolak media, minder karena tulisan jelek, membesar-besarkan masalah, dikritik lalu mati, tidak sabaran, dan malas berusaha. Dari penjelasan enam poin yang telah disebutkan barusan, bukan tidak mungkin kita mengalami salah satu ataupun semuanya. Tapi yakinlah, itu akan membuat kita untuk mewujudkan cita-cita dan melahirkakn idealisme dalam karya nyata yang mungkin bisa membuat kita berpikir kreatif, aktif, dinamis, logis, apresiatif, eksploratif, dan mampu memandang hidup ini secara integral, kita harus berbudaya dan berbudi bahasa melalui tulisan. Semakin intensif kita membaca dan menulis, semakin intensif kita berolah pikir dan rasa. Semakin mendalam dan mengakar kita memperluas wawasan hidup, memperkokoh pengetahuan, dan menyempurnakan bahasa, semakin dekat jalan untuk menjadi manusia yang berbudi dan berbudaya.
II. Pembahasan Menurut logika, usaha yang berpeluang berhasil adalah usaha dengan tingkat persaingan kecil, tetapi tingkat kebutuhan konsumennya tinggi. Untuk menekan persaingan, suatu produk yang dijual haruslah mempunyai sifat orisinal, belum pernah dibuat oleh orang lain. Atau bila produk ini berupa produk yang sudah ada sebelumnya, sebaiknya memiliki nilai tambah yang tidak dipunyai oleh produk pesaing. Berikut adalah kiat – kiat untuk menjadi penulis.
1.
Memperdalam hal yang kita suka. Sebelum kita menulis, sebaiknya kita harus merencanakan terlebuih dahulu tentang apa yang akan kita tulis nanti. Sebaiknya jangan jauh- jauh dari hal yang kita senangi agar lebih mudah dan membuat kita nyaman dengan hal itu.
2.
Untuk menjadi seorang penulis mulailah dengan membaca (riset pendahuluan). Baca apa saja, koran, komik, majalah, internet dan lain-lain. Pokoknya bacalah apa saja. dengan semakin banyak membaca maka semakin kuat dorongan untuk mengeluarkannya. Dengan begitu hasrat untuk menuliskannya juga semakin menggelora. Semakin banyak membaca, pastilah semakin besar hasrat, keinginan untuk mengeluarkannya, ingin menumpahkannya, ingin mengaktualisasikannya.
3.
Mulailah menata diri. Memberanikan diri untuk merancang kehidupan diri sendiri. Paling tidak kita harus berusaha meniti kehidupan kita nanti, agar tak menangis saat dimana kita tak lagi punya nyali. Mungkin benar, kita bukanlah generasi terbaik dari abad ini, tapi tetap saja, kita harus berusaha, berjuang untuk mencapai batas kemampuan dan kebaikan yang kita sanggupi. Kata Ibnu Sina “carilah kebenaran kemudian jalankan sesuai kemampuan.” Maksudnya adalah kalau bermimpi jadi penulis, tatalah diri sendiri untuk dekat dengan lingkungan para penulis. Dekat dengan karya tulis dan seterusnya.
Sebagai tambahan, saya tampilkan cerita tentang seorang penulis sukses yang mengawali kisahnya dengan kesengsaraan.
Jangan sekali – kali menyamakan horor dengan teror. ” Teror itu psikologis, sementara horor itu biologis,” kata Stephen King, penulis novel horor paling laris di Amerika Serikat. Menurut Stephen King, manusia biasanya bakal menolak teror, tetapi diam – diam atau terang –terangan membutuhkan horor. Dan Stephen King membuktikannya.
Jauh sebelum novel horornya terbit, hidup Stephen King sngguh sengsara. Meski punya gelar sarjana sastra Inggris dari Universitas Main Orono, ia harus banting tulang untuk menghidupi keluarganya. Ia tercatat pernah bekerja di binatu, dan menjadi pelayan pompa bensin sebelum memperoleh penghasilan tetap sebagai guru bahasa di sebuah sekolah menengah umum.
Tapi begitu Carrie, novel seeram pertamanya terbit, semua berubah. Awalnya, novel itu hanya dibayar US$2.500 oleh William Thompson, penerbit pertamanya. Belakngan, Doubleday, penerbitan milik Thompson berhasil menjual Carrie ke New American Library seharga US$ 400.000. Dan perlahan novel itupunmenimbulkan demam Stephen King di Amerika.
Carrie akhirnya terjual jutaan jilid dan membuat Stephen King menjadi kaya raya. Sutradara sekelas Brian De Palma pun tertarik ingin memfilmkan Carrie. Pada tahun 1976, film Carrie rampung digarap dengan bintang – bintang terkemuka, seperti Amy Irving, Nancy Allen, John Travolta, dan Sissy Spacek. Sukses Carrie seolah membenarkan ucapan Stephen King : Horor itu kebutuhan biologis!
Setelah Carrie, puluhan novel seram Stephen King lainnya juga laku keras. Tak kurang dari 62 film dibuat berdasarkan naskah seramnya. Sebagian besar masuk daftar film terlaris, sementara sebagiannya lagi dipujikan sebagai film yang baik. Salem's Lot, Cujo, The Dead Zone, Stand By Me adalah beberapa judul dari daftar panjang film dari karya King . Stephen Edwin King (lahir di Portland, Maine, Amerika Serikat, 21 September 1947; umur 62 tahun) adalah seorang penulis asal Amerika Serikat. Ia populer lewat novel-novel horor tulisannya. Kisah-kisah yang ia tulis sering melibatkan protagonis yang "biasa", misalnya keluarga kelas menengah, seorang anakanak, atau penulis. Selain kisah-kisah horor, King juga menulis cerita dalam genre lain, termasuk The Body dan Rita Hayworth and Shawshank Redemption (masing-masing diadaptasikan menjadi film layar lebar berjudul Stand By Me dan The Shawshank Redemption), serta The Green Mile dan Hearts in Atlantis.
III. Pemasaran Ada banyak cara untuk memasarkan tulisan karya kita. Misalnya melalui surat kabar (koran). Ada beberapa surat kabar yang menyediakan space untuk para pembacanya agar bisa berpartisipasi mengeluarkan saran / kritiknya lewat tulisan berupa artikel.
Selain itu, kita juga bisa bernego dengan penerbit, baik secara on line ataupun off line. Saat ini kita sudah cukup mudah untuk mengakses kemanapun dengan internet. Kalau kita tidak sempat dating ke penerbit, kita bisa mengirimkannya lewat e-mail.
IV. Hasil Dengan menulis, kita bisa memperoleh banyak hasil, baik moril maupun materil. Contoh hasil morilnya adalah jika tulisan kita baik, akan menjadi ilmu bagi orang yang membacanya.
Sedangkan hasil materilnya sudah tentu uang. Perlu diketahui bahwa dengan menjadi seorang penulis, bukan tak mungkin kita memperoleh income mencapai puluhan, ratusan juta, atau bahkan miliaran rupiah, seperti halnya Stephen Edwin King yang memperoleh US$400.000 atau sekitar 4 miliar rupiah dari hasil penjualan novelnya.
V. Referensi Danarti Dessy, 2005, “Dari Hobi Menjadi Hoki”,Andi Offset, Yogyakarta. http://bangngangan.com/2011/01/kiat-sukses-menjadi-penulis.html http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/strategi-bisnis/26054-stephen-king-penulis-sukses-awalikisahnya-dengan-kesengsaraan.html