Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Kampung Wisata -> Konsep utama ->
akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara Pendekatan Fisik Pengembangan -> Konservasi rumah yang mempunyai budaya tinggi -> Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi -> Menggali dan Memperindah Aset Wisata setempat
: Kampung Wisata Pampang Penduduk yang tinggal di Desa Pampang ini adalah Suku dayak, pada desa ini dikenalkan budaya kebudayaan dan kesenian suku dayak asli seperti atraksi keseniaan, kerajinan dan lain-lain. Desa Pampang berdiri sekitar tahun 1973, dari perpindahan penduduk Desa Long Liis, Apokayan, Kabupaten Bulungan yaitu Jawi Ngau, Petingai, Taman Bulan, Taman Juli, Taman Ana, Palejo, Bit Imang.
Sikuen menuju ke rumah lamin Kampung Wisata Pampang Sumber : http://www.scribd.com/doc/30373792/P ower-Point-Presentasi-KKLSamarinda-200416/12/2010 20:00
pengunjung lebih dahulu akan melihat perkampungan dari masyarakat dayak sekitar dimana seluruh rumah ditata dan didesain berdasarkan adaptasi rumah adat tradisional lamin. Rumah tinggal masyarakat dayak sekitar menggunakan struktur rumah panggung
: Kampung Wisata Pampang
Struktur rumah panggung mendominasi perumahan masyarakat Bagian dibawah panggung dugunakan sebagai gudang, maupun tempat memelihara hewan peliharaan fasilitas makam untuk masyarakat sekitar dibuat unik dengan menggunakan beberapa ornamenornamen dayak yang digunakan sebagai batu nisan, sehingga membuat kuburan/makam yang mempunyai image menakutkan menjadi sesuatu yang baik dipandang oleh pengunjung
Eksterior Rumah Panjang dengan menggunakan atap sirap yang merupakan bahan yang banyak terdapat di lingkungan sekitar berkesesuaian dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
Interior Rumah Panjang yang banyak didominasi oleh ukiran-ukiran khas suku dayak kenyah
Pola ukiran di setiap elemen-elemen arsitektur seperti kolom, tangga, dan kolong pada rumah lamin yang mengambil bentuk-bentuk makhluk hidup maupun roh-roh halus Sumber : http://www.scribd.com/doc/30373792/Power-Point-Presentasi-KKL-Samarinda-200416/12/2010 20:00
: Kampung Naga
Kampung Naga, salah satu permukiman tradisional rakyat Parahyangan. Berarsitektur adaptif, menyelarasi lingkungannya. Terletak di lembah subur, di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Rumah dan bangunan di Kampung Naga berjumlah 105 buah, tertata rapi dalam pola mengelompok dan tanah lapang di tengah. Tanah lapang merupakan pusat aktivitas sosial dan ritual masyarakat, sekaligus tempat orientasi. Di sekitarnya ada masjid, balai pertemuan dan beberapa rumah penduduk. Di tempat yang lebih tinggi, sebelah barat kampung, terdapat Bumi Ageung dan rumah kepala adat. Semua bangunan diletakkan memanjang ke arah barat timur, sehingga kampung seakan terlihat menghadap ke sungai Ciwulan yang berfungsi sebagai area servis penduduk. Dekat sungai, dalam kampung, terdapat kolam2 ( balong ) dan beberapa pancuran air.
: Kampung Naga Jenis konstruksi dan atap yang digunakan sangat genial dalam memecahkan masalah iklim setempat. Struktur tiang dan umpak membuat bangunan adaptif terhadap gempa dan kontur tanah. Umpak juga mencegah tiang kayu lapuk terkena kelembaban tanah dan serangan serangga tanah. Ventilasi diatur agar rumah tetap kering dan sejuk, mengimbangi kondisi iklim tropis. Bentuk atap pelana rumah adat Kampung Naga disebut suhunan panjang atau suhunan julang ngapak ( bila sisi rumah ditambah sosompang ) dan terbuat dari ijuk. Selain kedap air, atap juga menjaga kehangatan rumah saat malam, karena teritis antar rumah yang nyaris bersentuhan itu membentuk lorong yang mengurangi masuknya angin.
: Kampung Naga
Arsitektur tradisional Kampung Naga, walau dibuat dengan pengetahuan teknis sederhana yang banyak terkait dengan kepercayaan, ternyata secara logis, efektif mencapai keselarasan dengan lingkungan yang telah lama dipelihara dan dilestarikannya.
: Kampung Sampireun
Kampung Sampireun terletak di Kabupaten Garut, tepatnya desa Sukakarya. Desa ini merupakan desa pertanian yang terletak didekat gunung Papandayan. Kampung Sampireun mulai dibangun tahun 1998 diatas lahan seluas + 4 Ha dan danau seluas + 1 Ha. Di sekeliling kampung masih ditumbuhi pepohonan rimbun khas vegetasi kaki bukit, vegetasi ini sengaja dibiarkan untuk menjaga keseimbangan alam serta penambah suasana pedesaan.
: Kampung Sampireun Private area
Public area
Sirkulasi pencapaian di dalam lokasi membentuk ring disekitar danau dengan konsep Jungle Mix, dimana vegetasi di sekeliling pedestrian didominasi hutan bambu.
: Kampung Sampireun
Desain dibuat dengan menggunakan material alam, sehingga tampak menyatu dengan lingkungan sekitar Konsep pedesaan tradisional dihadirkan agar pengunjung dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan suasana pedesaan. Sedangkan budaya Sunda diambil sebagai konsep massanya dengan alasan lokasi yang memang berada di tanah Pasundan, sehingga muncul suasana pedesaan yang benar-benar natural