RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No. 2 Oktober 2016, 271-292 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret DOI:10.22225/jr.2.2.296.271-292.
KAJIAN WACANA KRITIS PADA LABELISASI RADIKALISME OLEH BNPT DALAM SITUS ISLAM Kholid
Universitas Mataram
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini melihat wacana radikalisme dari aspek bahasa, karena ada unsur bahasa radikalisme yang menjadi kriteria radikal dalam media sosial/Islam yang terindikasi memuat paham radikalisme. Berdasarkan kelogisan data faktual masalah ini, menghimpun ideologi para pembaca, oleh karena itu tujuan penelitian ini 1) mendeskripsikan kriteria bahasa radikal yang dilabel oleh BNPT pada teks situs Islam 2) mengkaji ideologi paham radikalisme dalam situs Islam 3) mendeskripsikan BNPT memandang situs Islam dan 4) mendeskripsikan relevansi hasil kajian terhadap pembelajaran wacana di Perguruan Tinggi. Adapun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Kajian wacan kritis dan penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif berdasarkan teori Analisis Wacana Kritis (AWK) sebagai teori utama dan ada teori pendukung adalah teori semeotika sosial Halliday untuk menganalsis kriteria bahasa radikal, dan teori ideologi oleh Raymond William dan Louis Althusser. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan dokumentasi dengan teknik unduh. Adapun metode penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan metode formal dan informal. Kemudian melakukan kategorisasi, klasifikasi, identifikasi, labelisasi, deskrifikasi data. Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa pemakaian simbol atau label kriteria bahasa radikal ,gambaran fitur linguistik dan ideologi pada situs terindikasi radikal maupun pendangan BNPT terhadap situs tersebut. Dengan mengkaji dari sudut pandang struktur makro dan mikro bahwa dalam teks tersebut terdapat tiga topik masalah jihad, demonstrasi, takfirin selain itu pemakaian struktur mikronya diantaranya semantik sintaksis, stilistik, retoris memang yang domain dari segi struktur mikro yang dtemukan. Adapun relevansi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran wacana di Perguruan Tinggi adalah dapat digunakan sebagai sandingan dalam menganalisis teks tulis berdasarkan Teori Analisis Wacana Kritis (AWK) terutama analisis sistem struktur makro dan mikro. Kata kunci: Radikal, Ideologi, Analisis Wacana Kritis
Abstract
This research issues radicalism through the language because there is an element of the language of radicalism the criteria radical in social media . Pursuant to factual logical data, views from readers, this research aims at; 1) describing the criteria the language use labelled radical by BNPT in Islamic pages; 2) investigating the ideology of radicalism views in Islamic pages; 3) describing how BNPT views Islamic pages; 4) finding the rellevance result toward the discourse analysis learning in universities. The approach used in this study is the approach Study wacan critical and this research is descriptive qualitative based on the theory of Critical Discourse Analysis (AWK) as the main theories and no supporting theory is a theory semeotika social Halliday's menganalsis language of the criteria radicals, and the theory of ideology by Raymond William and Louis Althusser. Methods of data collection is done through observation and documentation techniques download. The method of analyzing data using formal and informal methods. Then categorization, classification, identification, labeling, deskrifikasi data. Based on the analysis of data showed that the use of the symbol or label criteria radical language, linguistic and ideological overview of features on the site indicated radical and pendangan BNPT to that site. By examining from the perspective of macro and micro structure that in the text there are three topics the issue of jihad, demonstrations, takfirin besides the use of micro structure including semantic syntactic, stylistic, rhetorical is the domain in terms of micro structure.. Also there are micro sintactic and semantic aspects, styllistic, and retorical aspects that domain the results. Keywords: Radical, Ideology, Critical Discourse Analysis
1. PENDAHULUAN Perkembangan
isu-isu
bersama dari masa ke masa, mengalami penyebaran
gejolak
yang
signifikan
berawal
dari
paham radikal yang perlu diantisipasi Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 272
gerakan
individu
ke
individu,
dari
yang satu dengan individu yang lain dan
kelompok yang satu dengan kelompok yang
antara
lain, dari tempat yang satu ke tempat yang
kelompok yang lain. Memang kita ketahui
lain.
bersama
Adapun
implementasi
sangat
kelompok bahwa
yang
satu
setiap
dengan
individu
dan
bervariasi, baik secara tradisional maupun
kelompok tentu berbeda pandangan, hal ini
modern seperti berdiskusi, tanya jawab,
bisa terjadi dan kita mengamati dari masa
menyampaikan fatwa-fatwa agama. Hal ini
ke masa lebih-lebih pada dewasa ini seperti
semua bisa terjadi atau bisa tidak, karena
masalah “radikal” yang menarik di sini
belum tentu benar bisa saja antara individu
bahwa orang yang menyampaikan perkara
yang satu dengan individu yang lain dan
agama, tanya jawab masalah tuntunan
antara
agama antara individu maupun kelompok
kelompok
yang
satu
dengan
kelompok yang lain menyebarkan paham
baik
radikal dalam pertemuan tersebut. Besar
langsung atau lewat sarana media sosial
kemungkinan pertemuan tersebut tujuannya
dilabelisasi radikal. Semua hal tersebut,
adalah
silaturrahim,
Kemungkinan bisa terjadi atau tidak. Untuk
saling memberikan peringatan, menuntun
mengantisipasi hal tersebut, masyarakat
sesuai
yang
harus lebih berhati-hati dalam menerima
sebenarnya dan menjaga kemaslahatan
pesan baik secara langsung atau lewat
umat. Hal ini semua bisa dilakukan baik di
media sosial yang mempunyai unsur-unsur
lingkungan keluarga, teman atau rekan
konten kebencian, masalah SARA dan yang
kerja di kantor, di tempat berkumpul aula,
berkaitan radikalisme. Akan tetapi peneliti
berugak dan tempat ibadah seperti di masjid
berpandangan bahwa ada yang lebih bahaya
-masjid atau di mushalla- mushalla.
dari pada situs Islam yang diindikasi
menyambung
dengan
tali
ajaran
agama
secara
langsung
maupun
tidak
Fenomena yang berbeda pada masa
menyebarkan paham radikal di antaranya
modern saat ini, bahwa sesuai dengan
adalah situs-situs porno dan judi online
perkembangan, kemajuan alat teknologi
yang sangat merusak moral generasi-
yang tidak bisa lagi di bendung dan
generasi
bangsa.
Hal
ini
dikontrol
tanggung
jawab
kita
bersama,
mungkin
oriantasi
saudara-
merupakan baik
saudara kita dalam mengambil asas manfaat
pemerintah sebagai pelaksana amanat UUD
yang praktis dengan kemajuan teknologi
untuk menindak atau memblokir situs-situs
tersebut, di dalam menyampaikan dakwah
tersebut, jangan sampai situs Islam saja
baik menyampaikan amal ma’ruf nahi
yang ditindak sebagai penyebar paham
mungkar, tanya jawab tentang tuntunan
radikal
ajaran agama, cukup dengan mengirim
terhadap situs tersebut.
pesan atau sms melalui hp dan melalui sarana media sosial baik antara individu
sehingga
Dewasa
ini
terjadi juga,
pembelokiran
terkait
masalah
labelisasi radikalisme keagamaan yang
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 273
muncul baik secara global maupun nasional
Mulai masa Orde Baru kelompok Islam
sebenarnya mengalami pergeseran misalnya
radikal
secara global pelabelan radikalisme adalah
ekstrim kanan dituduh melakukan gerakan
sekelompok
jaringan
subvertif oleh aparat keamanan. Komando
Islamiah yang sering kali disebut sebagai
jihad dan jamaah Islamiah (JI) adalah
teroris. Akan tetapi yang sekarang sebuah
sekelompok
negara yang diklaim radikal yang disebut
Dimana pada masa itu dikenal dengan
ISIS. Sedangkan secara nasional bahwa
sistem pemerintahan otoratirian yang selalu
Agen
Penaggulangan
refresip terhadap kegiatan masyarakat yang
Terorisme (selanjutnya disingkat BNPT)
bersipat menentang pemerintahan. Masa
sebagai lembaga negara yang dulunya
orde baru identik dengan kejadian konflik
mengklaim suatu kelompok Islam yang
komunal yang berbasis agama seperti
radikal, akan tetapi fenomena saat ini bukan
kejadian seperti Ambon dan Poso. Sehingga
kelompok melainkan sistem atau sarana
memicu muncul beberapa kelompok Islam
teknologi yakni situs Islam sampai berujung
yang dianggap radikal diantaranaya fornt
terjadinya pembelokiran terhadap situs
Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Majlis
Islam tersebut dengan alasan yang tidak
Mujahidin Indonesia (MMI) kelompok ini
jelas. Meninjau kembali sejarah baik secara
diduga
priodisasi
mengirimkan
jamaah
Badan
al-Qaida,
Nasional
pelabelan
radikalisme
sudah
ini
disebut
sebagai
dianggap
memberikan
kelompok
eksterim
dukungan
laskar
atau
kanan.
dengan
meliternya.
terjadi sejak dulu. Memang pemberian
Dibandingkan pada erareformasi muncul
labelisasi radikalisme terhadap sekelompok
gerakan Islam syariat secara garis besar
Islam sudah berjalan dengan objek yang
gerakan ini muncul karena ada bebarapa
berbeda dari masa orde lama misalnya salah
fenomena terjadi pada saat itu diantaranya:
satu kelompok Islam yang kuat misalnya
siklus krisis, revitalisasi agama, konflik
Darul Islam (DI), Tentara Islam Indonesia
yang menyebabkan munculnya gerakan
(TII)
formalisasi syariat Islam dalam dua kondisi
pimpinan
Sekarmadji
Mandjan
Kustosuewiryo gerakan ini memikiliki basis
yaitu”
di daerah Jawa barat, Aceh Sulawesi selatan
ketegangan kultural”.
ini bertujuan untuk mendirikan negara Islam
Indonesia
menganggap
(NII)
bahwa
gerakan
perang
ini
melawan
ketegangan
Fenomena
struktural”
selanjutnya
dan
terjadinya
marjinarlisasi sosial. Hal ini di latar belakangi
penghapusan
piagam
jakarta
pemerintah Indonesia sebagai bentuk jihad.
1945. Hal yang menarik berkaitan dengan
Kelompok
perkembangan
ini
sempat
melakukan
munculnya
labelisasi
pemberontakan di Jawa Barat pada kurun
radikalisme pada masa demokrasi ini,
waktu 1950-an, tetapi berhasil ditumpas
dimana labelisasi radikal pada saat ini
oleh pemerintah pada tahun 1962.
bukan pihak luar saja atau dari barat dan
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 274
bukan kelompok akan tetapi dikalangan
terjadi
pemerintah sendiri. Hal ini terbukti ada
tindakan memberikan pelabelan radikal
kebijakan pemerintah memeblokir situs
kepada media sosial dalam hal ini situs
Islam yang dianggap menyebarkan unsur
Islam, karena tampak jelas wacana yang
radikal berdasarkan rekomendasi dari agen
dikembangkan oleh BNPT, menimbulkan
yakni
tersebut
suatu aksi sosial dengan bahasa yang
dilatarbelakangi adanya laporan masyarakat
digunakan bahwa ideologi yang dibangun
bahwa ada sebagian yang terindikasi dari
BNPT
sebagian situs Islam yang mengandung
menyebarkan paham-paham radikal yang
konten penyebaran kebencian, mengjarkan
mengkafirkan orang, mengajarkan Jihad,
jihad, dan menyebarkan isu SARA.
menyebarkan isu SARA.
BNPT,
kejadian
Kajian AWK merupakan suatu bentuk
dalam
aksi
BNPT
beranggapan
Metode
mengambil
situs
pengumpulan
Islam
data
dalam
kajian wacana yang salah satu menganalisis
penelitian ini menggunakan metode ob-
praktik kekuasaan. Konsep kekuasaan disini
servasi dan dokumentasi. Adapun langkah
adalah alat yang dipakai untuk mengontrol
dalam
sesuatu, dalam hal ini bentuk wacana yang
mengecek atau melihat sebagian dari situs-
terhubung dengan masayarakat. Hal ini
situs Islam yang terindikasi radikalisme,
berarti suatu wacana bisa merupakan
selanjutnya peneliti dalam melengkapi data
bentuk praktik kekuasaan di tengah-tengah
yang lebih akurat langkah berikutnya adalah
masyarakat.
dengan metode dokumentasi dengan cara
mempunyai diantaranya:
Selain
itu
juga
karakteristik memberi
masalah-masalah
AWK
tersendiri
metode
mengunduh
perhatian
pada
terindikasi
bahwa
relasi
kebencian,
sosial,
observasi
semua
dengan
situs
Islam
meneyebarkan mengjarkan
yang konten
jihad
menyebarkan
dalam wacana, wacana berperan dalam
mengambil 3 situs saja untuk menajadi
pembentukan
budaya,
sampel dalam data penelitian tersebut
wacana berperan membangun ideologi,
memang ada 19 situs yang dianggap
wacana bersifat hostoris, wacana juga
menyebarkan
memediasikan hubungan antara teks dan
dilaeblisasi oleh BNPT. Sejak itu peneliti
masyarakat
sosial,
bersipat
mulai
interpretatif,
ekspalanatif
wacana
mengindetifikasi beberapa buku, artikel,
merupakan suatu bentuk aksi sosial. Dilihat
jurnal, maupun hasil riset penelitian yang
dari karekteristik yang ada pada kajian
terkait dengan wacana radikalisme terutama
AWK, peneliti berpendapat bahwa sangat
yang
tepat
AWK
sumber refrensi tertulis tersebut peneliti
dalam meneliti fenomena-fenomena yang
dapatkan dengan berbagai cara anatara lain,
menggunakan
dan
wacana dan
pendekatan
paham
tertarik
dilabelisasi
SARA.
dan
kekuasaan bersifat diskursif, atau mengada masyarakat
isu-isu
cara
radikal
Peneliti
yang
mengumpulkan
oleh
BNPT.
dan
Semua
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 275
kemudian dengan mengakses data dari
terorisme,
webset dan beberapa jurnal hasil penelitian.
Radikalisme adalah kualitas atau pern-
Kedua peneliti mulai melakukan pemetaan
yataan atau prinsip atau doktrin politik atau
dokumen
yang
perubahan sosial yang mengakar (kamus
selanjutnya dengan menyusunnya dalam
Webster, sebagaimana yang dikutip oleh
bentuk deskriptif dan komparatif. Terakhir
Zen, 2012:1).Radikalisme adalah suatu pa-
penelitian ini melakukan analasis dari hasil
ham yang menghendaki adanya perubahan
penelitian untuk mendapatkan gambaran
pergantian terhadap suatu pemerintahan di
mengenai
masyarakat yang dalam setiap aksinya
mengenai
radikalisme
penguatan
tentang
wacana
radikalisme dalam situs Islam.
analisi
wacana
kritis.
menggunakan kekerasan, dan suka me-
Metode analisis data yang digunakan
maksakan kehendak.Radikalisme memiliki
pada penelitian ini adalah metode deskriftif
sejarah yang dimunculkan dengan sikap
kualitatif dan kuantitatif (mixed meth-
fanatik, intoleransi, dan ekslusif dalam Is-
od).Metode deskriftif kualitatif digunakan
lam pertama yang ditampakkan oleh kaum
untuk menganalisis klausa yang memuat
Khawarij sejak abad pertama hijriyah
tatanan struktur mikro, super struktur dan
(Santosa, 2012).Pelaku tindak kejahatan
struktur mikro dalam bentuk tabel. Metode
terorisme disebut teroris. Meskipun istilah
deskriftif kuantitatif pada penelitian ini ber-
ini jelas, maknanya menjadi kabur ketika
tujuan
bahasa
harus disebut siapa mereka dan tindakan
radikal, ideologi yang dan pandangan
apa yang dapat dikategorikan sebagai
BNPT terhadap teks situs Islam yang
terorisme. Dalam kepustakaan, terorisme
terindikasi radikal.
adalah orang, atau orang-orang, yang tanpa
medeskripsikan
Hasil
disajikan
hak dan wewenang absah melakukan tinda-
menggunakan dua metode yaitu metode for-
kan menakut-nakuti, mengancam, memba-
mal
formal
hayakan keselamatan, dan bahkan mem-
digunakan untuk meyajikan hasil analisis
bunuh orang (orang) lain. Jadi, “teroris”
data (klausa) menggunakan tabel atau ske-
dalam pengertian ini adalah orang atau
ma. Sementara itu, metode informal dil-
sekelompok orang yang bertindak di luar
akukan denngan menyajikan data yang diu-
institusi resmi. Tentang pelaku terorisme,
raikan dalam bentuk kalimat atau paragraf.
Tb.
dan
analisis
kriteri
informal.
data Metode
Ronny
Rahman
Nitibaskara
ber-
pendapat, bahwa pelaku dalam kejahatan ini 2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI
dapat dibedakan antara individu dan organ-
Konsep
isasi, secara kualitatif, rage of terror (rasa
Dalam penelitian ini, ada beberapa kon-
takut yang mendalam akibat teror) yang
sep yang perlu diacu dan dijelaskan sebagai
disebar oleh pelaku individu tidak kalah
pijakan
menggetarakan
penelitian
yaituradikalisme,
dibandingkan
dengan
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 276
pelaku-pelaku yang terdiri dari kelompok
pemikiran orang banyak menyetir tindakan
terorganisir. Istilah teroris oleh para ahli
mereka. Ketika hal itu terjadi dapat
kontra-terorisme dikatakan merujuk kepada
dikatakan
para pelaku yang tidak tergabung dalam
didalamnya.Dalam analisis wacana ada tiga
angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak
hal penting yang mempengarui produksi
menuruti peraturan angkatan bersenjata ter-
maupun analisis wacana yakni: ideologi,
sebut.Aksi terorisme juga mengandung
pengetahuan
makna bahwa serang-serangan teroris yang
mempengaruhi produksi wacana. Tidak ada
dilakukan tidakberperikemanusiaan dan tid-
wacana yang benar-benar netral atau steril
ak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu
dari ideologi penutur atau pembuatnya.
para pelakunya ("teroris") layak mendapat-
Teun van Dijk (1997) analisis wacana kritis
kan pembalasan yang kejam. Akibat makna
adalah mengungkap bagaimana kekuasaan,
-makna negatif yang dikandung oleh istilah
dominasi dan ketidaksetaraan dipraktikkan,
"teroris" dan "terorisme," para teroris
direproduksi atau dilawan oleh teks tertulis
umumnya menyebut diri mereka sebagai
maupun perbincangan dalam konteks sosial
separatis, pejuang pembebasan, pasukan
dan
Perang Salib, militan, Mujahidin, dan lain-
mengambil posisi non-konformis atau mela-
lain. Adapun makna sebenarnya dari jihad,
wan arus dominasi dalam kerangka besar
mujahidin
untuk melawan ketidakadilan sosial.
adalah
jauh
dari
tindakan
ada
politis.
praktek
dan
kekuasaan
wacana.
Dengan
Ideologi
demikian
CDA
terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal
tidak
terlibat
dalam
perang.Terorisme sendiri sering tampak dengan
mengatasnamakan
agama.Selain
Kerangka Teori Dalam analisis wacana ada tiga hal penting
yang
mempengarui
produksi
oleh pelaku individual, terorisme bisa dil-
maupun analisis wacana yakni: ideologi,
akukan oleh negara atau dikenal dengan
pengetahuan
terorisme negara (state terrorism).Terorisme
mempengaruhi produksi wacana. Tidak ada
negara, seperti terorisme pada umumnya,
wacana yang benar-benar netral atau steril
bersifat kontroversial, dan untuk itu tidak
dari ideologi penutur atau pembuatnya.
ada definisi yang diterima umum.Salah satu
Ideologi adalah sistem kepercayaan baik
fokus dari analisis wacana kritis adalah
kepercayaan kolektif masyarakat maupun
perktek kekuasaan. van Dijk (1993: 254)
skemata
kelompok
menyebutkan bahwa tentang kekuasaan,
tersusun
dari
dapat dilihat bahwa kekuasaan mengandung
mencerminkan identitas, struktur sosial, dan
kontrol yang dapat mebatasi ruang gerak
posisi kelompok. Ideologi merupakan basis
seseorang atau suatu kelompok,terlebih lagi
sikap
ketika kontrol tersebut dapat mempengaruhi
kepercayaan yang dibuktikan dengan benar
sosial.
dan
wacana.
yang
berbagai
Ideologi
khas,
yang
kategori
yang
Pengetahuan
adalah
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 277
(dijustifikasi).
Kepercayaan
menjadi
kritis
model
van
Dijk.
Van
Dijk
pengetahuan apabila dimiliki oleh ke-
memberikan definisi tentang apa itu Critical
lompok yang bersangkutan. Dalam kondisi
Discourse Analysis (CDA) ;
tertentu terdapat pengetahuan yang belum
Critical discourse analysis (CDA) is a type
menjadi idiologi sekalipun dimiliki secara
of
kolektif oleh suatu kelompok.Pengetahuan
primarily studies the way social power
semacam itu dalam analisis wacana disebut
abuse, dominance, and inequality are
common ground. Dalam produksi wacana,
enacted, reproduced, and resisted by text
struktur pengetahuan akan mempengaruhi
and talk in the social and political context.
dan mengontrol semantik dan perangkat
(2001:352)
discourse
analytical
research
that
wacana yang lain. Oleh karena pengetahuan
Dari definisi di atas, van Dijk melihat
tersebut tidak hanya berkaitan dengan penu-
analisis wacana kritis sebagai suatu bentuk
tur, tetapi berkaitan pengetahuan lain yang
analisis
wacana
dimiliki
berfokus
pada
pendengar,
pembaca
atau
yang
secara
khusus
penyalahgunaan
kuasa,
partisipan; maka diperlukan suatu model
dominasi, ketidaksetaraan, keberpihakan
mental yang komplek tentang situasi penge-
yang terdapat dalam suatu teks. Analisis
tahuan lain dari peristiwa komunikatif yang
wacana kritis juga tidak hanya membahas
disebut konteks. Oleh van Dijk wacana
unsur
digambarkan memiliki tiga demensi: teks,
bagaimana suatu teks dibentuk, dihasilkan,
kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti ana-
diproduksi dan dimaknai oleh masyarakat.
lisis wacana adalah menggabungkan ketiga
Teks di sini dapat berbentuk lisan maupun
demensi wacana tersebut ke dalam satu
tulis.Salah satu fokus dari analisis wacana
kesatuan.Dalam demensi teks, yang diteliti
kritis adalah praktik kekuasaan.
adalah bagaimana struktur teks dan strategi
kebahasaan
Praktik
semata
kekuasaan
melainkan
dalam
analisis
wacana yang dipakai untuk menegaskan
wacana kritis juga dapat terlihat dalam
suatu tema tertentu. Pada tingkat kognisi
media massa. Van Dijk (1995 : 10)
sosial dipelajari proses produksi berita yang
menyebutkan bahwa “Media power is
melibatkan kognisi individu penulis berita.
generally symbolic and persuasive, in the
Aspek ketiga adalah mempelajari bangunan
sense that the media primarily have the
wacana yang berkembang di masyara-
potential to control to some extent the
kat.Analisis wacana kritis (Critical Dis-
minds of readers or viewers, but not
course Analysis) merupakan suatu bentuk
directly their actions”. Media mempunyai
analisis wacana yang salah satu kajiannya
potensi untuk mengontrol dan memengaruhi
menganalisis praktik kekuasaan.
pikiran para pembacanya, sehingga media
Analisis Wacana Kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana
bisa
menjadi
salah
satu
alat
untuk
menjalankan praktik kuasa.
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 278
Analisis
van
Dijk
menghubungkan analisis
disini
peroses
yang
pembaca. Pembaca dan teks berita secara
tekstual
pembuatan
maupun
khalayak
memusatkan perhatian melulu pada teks, ke
berasama-sama mempunyai andil
arah analisis komprehensif bagaimana teks
sama
berita
hubungan
itu
diproduksi,
baik
dalam
memproduksi tersebut
yang
pemaknaan, khalayak
dan
pembaca
hubungannya dengan individu wartawan
sebagai suatu bagian dari hubungannya
maupun dari masyarakat. Model van Dijk
dengan sistem tata nilai yang lebih besar
dapat
berikut:
dimana dia hidup dalam masyarakat. Pada
Konteks, kognisi Sosial, teks. Teun van
titik inilah ideologi bekerja (Fiske, 1990:
Dijk melihat suatu teks terdiri dari beberapa
164). Salah satu hal penting dalam teori
struktur/tingkatan
ideologi
digambarkan
sebagai
yang
masing-masing
Althusser
adalah
konsepnya
bagian saling mendukung. Ia membaginya
mengenai subjek dan ideologi. Pada intinya,
dalam tiga tingkatan, yaitu pertama struktur
ideologi dalam pandangan Althusser selalu
makro. Ini merupakan pemaknaan global/
memerlukan subjek dan subjek memerlukan
umum dari suatu teks yang dapat diamati
ideologi. Ideologi merupakan hasil rumusan
dengan
dari individu-individu tertentu.
melihat
topik/tema
yang
dikedepankan dalam suatu berita. Kedua
Keberlakuannya menuntut tidak hanya
super struktur. Ini merupakan struktur
kelompok yang bersangkutan. Akan tetapi,
wacana yang berhubungan dengan kerangka
selain membutuhkan subjek, ideologi juga
suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks
menciptakan subjek. Usaha inilah yang
tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga
dinamakan interpelasi (Cahyadi dalam Tim
Struktur Mikro adalah makna wacana yang
Redaksi
dapat diamati dari bagian kecil suatu teks
Sementara itu, media juga berisi tentang
yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
interpelasi, kita mengadopsi posisi sosial
parafrase dan gambar. Analisis wacana
tertentu atau hubungan sosial tertentu di
tidak hanya membatasi perhatian pada
mana posisi seseorang ditentukan. Seperti
struktur teks, tetapi juga bagaimana teks
yang dinyatakan oleh Tolson, teks/berita
diproduksi van Dijk menawarkan suatu
media selalu menyapa seseorang dan
analisis yang dinamakan kognisi sosial.
menempatkan
Driyarkara,
seseorang
1993:
ketika
55-56).
harus
Teori pendukung lain dipakai dalam
membaca atau melihat suatu berita (Tolson,
penelitian ini yakni teori ideologi dari
1996: 53). Kenapa dipersepsikan demikian?
pemikiran Raymond William dan Louis
Karena berita media pada dasarnya bukan
Althusser. Sementara itu, ada wacana
ditujukan untuk dirinya sendiri, pesan
mengenai
berita
media pada dasarnya ditujukan untuk
dimaknai? Makna yang diproduksi lewat
berkomunikasi dengan khalayak. Berita-
peroses yang aktif dan dinamis, baik dari
berita masalah jihad di situs Islam, tidak
bagaimana
suatu
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 279
hanya ditujukan kepada kelompoknya saja,
dang terjadi dilapangan peristiwa. Pelibat
namun berita ini juga ingin menyapa
wacana ( tenor of discourse) menunjukkan
khalayak pembaca yang tujuannya adalah
pada orang –orang yang dicantumkan dalam
menyampaikan amal ma’ruf nahi mungkar.
teks
(berita);
sipat
orang-orang
itu,
Teori Althusser tentang ideologi ini
kedudukan dan peranan mereka. Dengan
menekankan pada bagaimana kekuasaan
kata lain, siapa saja yang dikutip dan
kelompok yang dominan dalam mengontrol
bagaimana sumber itu digambarkan si-
kelompok lain. Pertanyaannya, bagaimana
fatnya. Sarana wacana (mode of discourse)
cara atau penyebaran ideologi ini dil-
menunjukkan pada bagian yang diperankan
akukan? Pada titik inilah, konsep hegemoni
oleh
yang dipopulerkan oleh ahli fi lsafat politik
(media sosial) mengggunakan gaya bahasa
terkemuka Italia, Antonio Gramsci, layak
untuk menggambarkan medan (situasi) dan
dikedepankan.
pelibat (orang-orang yang dikutip).
Gramsci
mengkonstruksi
bahasa:
bagaimana
komunikator
suatu teori yang menekankan bagaimana penerimaan kelompok yang didominasi
3. PEMBAHASAN
oleh kehadiran kelompok dominan berlang-
sung dalam suatu proses yang damai, tanpa
Analisis Kriteria Bahasa Radikal Dalam Teks Situs Islam Perkembangan isu-isu radikalisme yang
tindakan kekerasan. Media massa dapat
tidak terlepas dari pergeseran politik yang
menjadi sarana di mana satu kelompok
tidak bisa dipungkiri pada masa dewasa ini.
mengukuhkan posisinya dan merendahkan
Mulai dari labelisasi gerakan radikalisme
kelompok lainnya. Hal ini bukan berarti
dan media sosial yang menjadi sasaran
media merupakan perwujudan kekuatan ja-
labelisasi
hat yang secara sengaja merendahkan
merupakan tantangan bagi umat untuk
masyarakat kelas bawah.
menjawabnya.
radikalisme. Terkait
Hal
ini
dengan
semua wacana
Teori semeotika sosial ini juga, sebagai
labelisasi radikalisme yang direkonstruksi
teori pendukung penelitian ini bahwa
oleh BNPT dengan keriteria tertentu yang
sebuah tanda yang dibuat oleh manusia
menjadi dasar untuk memberikan label
berupa bahasa atau bahasa sebagai tanda hal
terhadap
ini
yang
menyebarkan isu-isu paham radikal. Semua
dikemukakan oleh Halliday (1978). Dalam
hal ini merupakan simbol atau tanda yang
semiotik sosial, yang mengemukakan mak-
diberikan BNPT untuk menandai seseorang
na dalam suatu teks ,ada tiga unsur yang
atau benda yang menjadi target label dalam
menjadi pusat perhatian diantaranya medan
penyebaran isu-isu radikalisme tersebut, ini
wacana (flied of discourse) menunjukkan
semua merupakan bentuk semeotika sosial.
pada hal yang terjadi wacana oleh pelaku
BNPT sebagai pemeberi simbol atau kepada
( media sosial) mengenai sesuatu yang se-
sebagian
merupakan
semiotik
sosial
media
media
Islam
Islam
yang
dengan
diduga
lebel
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 280
penyebaran radikalisme dan media Islam
Menyangkut
temuan
mengenai
aspek
sebagai objek pelabelan tersebut.
medan wacana dalam semeotika sosial
Pada penelitian ini, masalah wacana
Halliday, maka wacana yang dikemukakan
pelabelan radikalisme dalam media sosial
menyangkut masalah labelisasi radikalisme
menarik untuk diperbincangkan. Wacan
media Islam yang terindikasi memiliki
pelabelan radikalisme ini dimulai karena
kriteria bahasa radikal yang dimuat dalam
pernyataan BNPT dengan memberikan
bentuk artikal, artinya ada unsur bahasa
rekomendasi
radikal yang dimuat dalam artikel yang
kemudian
kepada
kemenkominfo
menindak-lanjuti
dengan
terindikasi penyebaran radikalisme dengan
memerintahkan Internet Service Provider
memakai bahasa ajakan jihad, akan tetapi
(ISP)
pelabelan
untuk
melakukan
pembelokiran
wacana seperti
penyebaran
ini
terhadap media sosial yakni sebagian situs
radikal
Islam yang terindikasi menyebarkan isu-isu
pemaknaan dibalik tindakan sosial tersebut
radikalisme. Hal ini, menunjukkan aplikasi
yang
semeotika sosial dengan menggunakan
pelabelan
semeotika sosial. Dalam pandangan Halli-
memberikan label radikal saja atau untuk
day (1978: 110) Dalam semiotik sosial,
mengetahui mana-mana saja yang prokontra
yang mengemukakan makna dalam suatu
terhadap pemilik situs tersebut dengan
teks ,ada tiga unsur yang menjadi pusat per-
mengidentifikasi
hatian diantaranya medan wacana (flied of
wacana pelabelan radikalisme tersebut.
discourse).Pelibat wacana ( tenor of dis-
Kalau kita merujuk dari fitur lingustik
course)Sarana wacana (mode of discourse).
bahwa kata jihad adalah berasal dari bahasa
dilakukan
pasti
bahasa
oleh
tersebut
dan
mempunyai
BNPT, hanya
motip sekedar
merekonstruksi
Arab asal katanya adalah jaahada-yujahidujihadan yang berarti mengerahkan segala
a. Medan Wacana fleid of discourse Medan wacana ini, membahas tentang
usaha dan berupaya sekuat tenaga untuk
wacana pelabelan radikalisme pada media
mengahadapi kesulitan guna memerangi
sosial
yang
musuh dan menahan agresinya. Hal ini
terindikasi menyebarkan paham radikal,
kalau kita meninjau dari bentuk bahasa,
sehingga terjadinya pemblokiran dengan
akan tetapi berbeda-beda penafsiran bahwa
alasan ada kriteria bahasa radikal yang
kata jihad memiliki makna luas bukan hal
menjadi
tersebut
itu saja, artinya jihad memiliki penafsiran
jihad,
makna yang sangat berpengaruh dengan
yakni;
ada
dasar
mengandung menyebarkan
mengandung
situs
bahwa
konten
Islam
situs mengajak
kebencian,
Dalam
artikel
merupakan pernyataan rekomendasi BNPT
dengan ideologinya adalah mencegah amal
melalui
ma’ruf
K.
Hal
seseorang.
tersebut memang membahas masalah jihad
149/
SARA.
ideologinya
ini,
surat
unsur
takfirin,
BNPT/3/2015.
nahi
mungkar
dengan
tujuan
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 281
menyampaikan hal agama, bukan berarti
kepentingan dan keterkaitan di dalam
jihad mengajak untuk berperang sesuai
negara yang kita banggakan.
dengan
penafsiran
dan
pelabelan
radikalisme oleh BNPT masalah jihad tersebut.
Artikel
jihad
Keterkaitan masalah sarana wacana
tersebut terdapat pada situs Arrahmah.com
penelitian ini adalah bentuk fitur lingustik
dll. Maka peneliti berpendapat bahwa
dalam menyampaikan pesan dalam teks
dalam penelitian ini ada dua wacana yang
tesebut ditemukan bahwa banyak kalimat
menarik pertama yang dibangun oleh BNPT
aktif,
pasif
seperti
berperang,
dengan
berdemonstrasi,
berjihad,
mengandung
wacana
radikalisme
yang
memuat
b. Sarana WacanaMode Of Discourse
pelabelan
tersebut.
penyebaran
Kedua
wacana
radikalisme. Bentuk metafornya takfirin,
penyebaran radikalisme pada situs Islam
kuffar, bak stempel, jihad sebagai obat
terindikasi radikal. Pada akhirnya bahwa
penawar.
tindakan sosial, dilakukan oleh BNPT tidak memiliki kekuatan hukum bahwa dengan memberikan
rekomendasi
kepada
menkoimfo untuk melakukan pembelokiran situs terindikasi penyebaran radikalisme merupakan pelanggaran UUD karena situs tersebut memiliki payung hukum atau berbadan hukum, pelanggaran HAM dalam kebebasan berekspresi karena negara kita berasaskan demokrasi. Begitu pula memuat artikel dengan ide yang merupakan aksi sosial dilakukan oleh saudara kita yang gigih menyampaikan agama dan perlu diingat supaya berhati dalam penyampain dengan bahasa yang mudah ditafsirkan oleh banyak pihak, hal ini pada dasarnya kalau tidak ada reaksi sosial terhadap apa yang dituangkan dalam artikel tersebut tidak ada permasalahan,
memang
pencegahan
radikalisme adalah tugas kita bersama,
harus kita cegah dengan cara konsolidasi terhadap masyarakat majmuk yang memilki
c. Pelibat Wacana Tenor Of Discourse Dalam penelelitian ini adapun yang menjadi pelibat wacana pertama Komjen Pol Saud Usman Nasution, selaku kepala BNPT pada tahun 2015, Dirjen Aplikasi Kominfo
dan
Menkominfo
Rudiantara
semua pelibat wacana dalam hal ini menyatakan bahwa ada terindikasi situs Islam
yang
menyebarkan
paham
radikalisme dengan mengambil tindakan
sosial
yang
menjadi
tindakan
kontra
produktif dengan melabel sebagaian situs tersebutNamun anehnya alasan pemblokiran kemudian berkembang yaitu karena situssitus Islam tersebut di atas dianggap telah menjelek-jelekkan 31/5/2015].
Alasan
Jokowi
[Republika,
“menjelek-jelekkan
Jokowi” tentu saja mengada-ada dan definisinya tidak jelas. Ini bisa jadi bias dengan media
yang benar-benar
secara
kritis
menyampaikan kebenaran, tanpa ada unsur penghinaan / penistaan. Bisa jadi alasan ini
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 282
muncul, karena Kememkominfo dan BNPT
memerangi terorisme, dan telah menggelar
sadar bahwa memblokir situs Islam tidak
seminar tentang bahaya ISIS dan terorisme
mempunyai payung hukum.Lain halnya ka-
pada bulan Agustus 2014 lalu. [Republika,
lau memblokir situs pornografi ada payung
31/3/2015].
hukumnya yaitu UU No 11 tahun 2008 tentang ITE dan UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.Maka kemudian alasan dialihkan ke persoalan menjelek-jelekkan Jokowi, agar bisa dijerat pasal penghinaan dalam UU ITE.Lebih aneh lagi, dalam pertemuan pemimpin redaksi media Islam dengan Kominfo yang menghadirkan Irfan Idris, direktur Deradikalisasi BNPT, ia mengungkapkan alasan situs Islam diblokir karena menggunakan domain dot com (.com) yang merupakan domain untuk
negara Amerika Serikat. Menurutnya, yang diperbolehkan di Indonesia adalah situs dengan domain dot co dot id (.co.id). [Fimadani, 31/3/2015]. Pihak kedua yang
Analisis Ideologi RadikalismeDalam Teks Situs Islam Adapun pada analisis ini sesuai dengan
rumusan
yang
ideologi
yang ditemukan pada teks situs Islam tersebut diantaranya struktur makro yakni dengan tema “al-Jihad adalah obat”. Hal ini merupakan fitur lingustik sebagai ideologi dalam menyampaikan perkara agama. a.
Analisis Data Satu Tabel 1. Struktur wacana bagian makro Struktur wacana Struktur makro
Hal yang diamati
Elemen
Tematik
Topik
Al- Jihad Adalah Obat
sasaran
Hal ini menjadi pertanyaan kenapa tema
pembelokiran diindikasi memuat bahasa-
ini ditampilkan, dilihat dari tampilan bahwa
bahasa radikal yang menimbulkan reaksi
kata al- jihad disini berarti sesuatu tindakan
sosial.Pihak yang ketiga yang menjadi
yang
pelibat
yang
pengaruh terhadap suatu kedaan baik moral
menyatakan bahwa telah mengakui meski
maupun material karena hal ini yang
ada situs yang sifatnya provokatif, namun
menjadi latar belakang dimunculkannya
mayoritas situs-situs Islam tersebut isinya
tema tersebut adalah sebagai bentuk rasa
bagus. Dalam pengamatan saya, hanya ada
solidaritas terhadap saudara-saudara seiman
3 yang provokatif, sedangkan sisanya ba-
yang ada di Palestina, Suriah, Irak dan
gus.Mayoritas situs yang dituduhkan terse-
Libanon yang sedang tertindas, dizhalimi
but tidak mendukung ISIS. Contohnya: si-
oleh orang yang tidak bertanggung jawab
tus gemaislam.com yang diblokir adalah
sehingga ditampilkan tema seperti itu yang
milik ormas Islam Al Irsyad justru telah
memilki makna yang sangat luas. Kalau
menjadi mitra BNPT dalam sosialisasi
kata obat sesuatu yang bisa memberikan
wacana
menjadi
bagaimana
radikalisme dalam teks situs Islam. Data
menjadi pelibat wacana adalah pemilki situs tersebut
masalah
MUI
pusat
dilakukan
untuk
memberikan
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 283
perubahan keadaan baik lahir maupun batin
mendoakan saudara kita yang ditimur
yang diderita oleh orang. Apabila dilihat
tengah mudahan diberikan ketabahan dan
dari temanya al-jihad sebagai obat sesuai
kekuatan.
kesan yang terdapat dalam tema tersebut
Berdasarkan uraian di atas bahwa tema
adalah bahwa situasi pada saat itu saudara
“al-jihad adalah obat” yang ditampilkan
kita sedang tertindas dizhalimi sehingga
pada
pemikirannya untuk mengobati saudara –
kesannya
saudara kita satu jalan dengan berjihad.
konotatif sehingga dilabelisasi radikalisme
Adapun gambaran kesan yang serupa
oleh BNPT
bahwa sesama saudara mukmin ibarat tidak
apakah dasar tema tersebut dikatakan
jauh beda antara satu anggota badan apabila
radikalisme? Apa pengaruh dari tema
sakit anggota badan yang satu maka ikut
tersebut terhadap keadaan sosial, apa
terasa sakit anggota yang lain. Hal ini yang
dengan aksi dimunculkannya tema tersebut
menjadi
tema
akan muncul rekasi sosial kenyataanya
tersebut. Dilihat dari bentuk kata Jihad yang
tidak ada aman-aman saja. Kalau dilihat
memiliki makna luas bukan jihad dengan
dari
pergi
kedaerah
pembukaan teks tersebut peneliti temukan
tersebut, akan tetapi jihad disini dengan
alurnya seperti kutipan pada tabel dibawah
lisan atau dengan cara berdakwah dan
ini.
dasar
dimunculkannya
mengangkat
senjata
teks
situs
Islam
dipandang
tersebut sebagai
yang makna
yang menjadi pertanyaan
struktur
skema/alur
di
mana
Tabel 2. Elemen Struktur Mikro Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
Super Struktur
Skematik
Skema atau alur
“Sesungguhnya setiap amalan (ibadah) di dalam Islam mempunyai keutamaan dan keistimewaan. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallaam telah mengabarkan bahwa jihad adalah seutama-utama dan setinggi-tinggi ibadah dan medan jihad (medan ribath) merupakan semulia-mulia tempat di permukaan bumi.
Melihat alur dari teks tersebut sebagai awal
teks
yang
Pembukaaan
merupakan
semulia-mulia”
dipermukaan
bumi
ditampilkan
bahwa
keutamaan
dan
pembukaan tersebut dimunculkan seperti
keistimewaan perkara jihad dan tempat
itu? Tujuan dari penulis adalah untuk
jihad. Hal ini yang disampaikan sebagai
memberikan kabar gembira terhadap orang-
alur dari pembukaan dimana sebagaiman
orang yang berbuat amal sholeh supaya
seperti kutipan berikut “pekerjaan yang
termotivasi untuk mengerjakan hal yang
paling utama dan setinggi ibadah adalah
dianjurkan sesuai AL-Quran dan Al- Hadis.
jihad sedangkan medan atau tempat jihad
Hal inilah yang menjadi dasar sehingga
mengungkapkan
ini.
Kenapa
tempat alur
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 284
dimunculkan alur yang demikian. Sesuai
perkara agama yang bersipat menunutun
latar dari teks tersebut dari segi apa
dan hal ini dipandang dengan sudut
sehingga dilabel radikal? kalau menurut
pandang yang berbeda.
peneliti ini semua merupakan penyampain Struktur wacana
Tabel 3. Elemen Struktur Mikro Bagian Retoris Hal yang diamati
Struktur mikro
Bagian Retoris
Grafis dan metafor
“Sesungguhnya setiap amalan (ibadah) di dalam Islam mempunyai keutamaan dan keistimewaan. Rasulullah olallahu ‘alaihi wasallaam telah mengabarkan bahwa jihad adalah seutama-utama dan setinggitinggi ibadah dan medan jihad (medan ribath) merupakan semulia-mulia tempat di permukaan bumi.
Adapula pada tabel diatas data tersebut
Elemen
(ibadah), Solallahu ‘alaihi wasallaam, (medan ribath)
Muhammad “sholallahu alaihi wasallaam”
yang termasuk struktur mikro retoris yang
karena
dengan
ucapan
terdiri dari grafis dan metafor seperti kata
mendapatkan
(ibadah) dan kata ribath yang ditampilkan
sehingga dicetak miring juga. Kata dan
dalam teks tersebut dengan hurup miring
merupakan struktur wacana mikro bagian
dan tanda kurung yang memilki makna
dari sintaksis, dimana bentuk kata dan
segala amal sholeh yang paling tinggi nilai
menunjukkan
ibadahnya adalah jihad, begitu juga dengan
menghubungkan antara kata atau kalimat
kata ribth merupakan semulia-mulia tempat
yang satu dengan yang lain yang satu
adalah medan atau tempat jihad semua hal
dengan yang lain.
syafaat
ini
bisa
dihari
penghubung
kita
kiamat
yang
tersebut merupakan penonjolan keutamaan
Di antara alur yang kedua dari teks
ibadah dan ribath. Kata “sholallahu ‘alaihi
tersebut yakni isi dari teks tersebut adalah
wasallaam” merupakan tampilan kata yang
keutamaan jihad disini adalah jihad sebagai
memiliki makna supaya kita tidak lupa
obat penawar.
mengucapkan
shlowat
kepada
nabi
Tabel 4. Elemen super struktur Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
Super Struktur
Skematik
Skema atau alur
“al-Jihad fie sabilillah adalah obat penawar, penyembuh luka dan bara hati umat Islam akibat tekanan, sungutan, siksaan, pembunuhan, pembantaian, dan kedzoliman kaum kuffar Yahudi, Nasrani, Zhalimin, Munafiqin terhadap mereka”
Isi
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 285
Pada
kutipan
data
ditemukan
merupakan
tersebut
yang
di isi
atas
yang
dalam
teks
supaya
kita
selalu
waspada
terhadap
adalah
tindakannya dan sebagai motivasi jangan
bagaimana
kita lemah dalam mengahadapi musuh
keutamaan dan keistimewan dari pekerjaan
harus terus bersemangat dan memerangi
jihad di antaranya adalah sebagai obat
kezhaliaman ketika saudara seiman kita
penawar,
tertindas, dianiaya baik dengan bantuan
memberikan
maksudnya
yang tertindas akibat penguasa yang zhalim
pandangan
akibat
tekanan,
siksaan,
pembunuhan yang dilakukan oleh kaum
moral
dan
material.
Hal
ini
semua
kuffar. Maksud klausa diteks tersebut
bermaksud dari keutamaan jihad dalam teks
adalah menampakkan kesan sebagai rasa
tersebut. Dalam alur tersebut juga terdapat
simpati dan impati kita dengan saling
bagian struktur wacana yang lain.
memperhatikan dan menolong saudara kita Tabel 5. Bagian Struktur Wacana Super Struktur Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
Super Struktur
Skematik
Skema atau alur
“al-Jihad fie sabilillah adalah obat penawar, penyembuh luka dan bara hati umat Islam akibat tekanan, sungutan, siksaan, pembunuhan, pembantaian, dan kedzoliman kaum kuffar Yahudi, Nasrani, Zhalimin, Munafiqin terhadap mereka” Sintaksis
Isi
Struktur mikro
Kata ganti
Mereka Stilistik
Leksikon
al-jihad fie sabilillah, kaum kuffar Metafor
Obat penawar, bara hati
Dalam tabel di atas bahwa termasuk
fie sabilillah yang memiliki makna berjuang
super struktur bagian skematik atau alur Isi
baik dengan moral dan material jalan Allah
terdapat bagian struktur mikro di antaranya
SWT dan merupakan penekanan bahwa
dari
mereka
dikatan jihad bukan berperang tapi orang
merupakan kata ganti dari orang-orang
yang menuntut ilmu dikatakan fie sabilillah.
muslim yang telah dizhalimi oleh orang
Kata kaum
kafir. Selain itu juga terdapat leksikon atau
ungkapan golongan yang ditujukan kepada
pilihan seperti kata al-jihad fie sabilillah,
semua orang non muslim baik yahudi
kaum kuffar ada keterkaitan leksikon yang
maupun nasrani. kata obat penawar dan
satu dengan leksikon yang lain sehinggga
bara hati termasuk struktur mikro bagian
leksikon tersebut ditampilkan. Kata al-jihad
retoris yang merupakan elemen metafor dan
segi
sintaksisnya
kata
kuffar merupakan
bentuk
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 286
kedua kata tersbut sebagai bentuk ekspresi
memberikan
bahasa yang dipakai dalam teks tersebut
material seperti dengan cara mendoakan
yang menunjukkan rasa impati dan boleh
supaya
jadi semua ini berkaitan dengan hati
kekuatan iman oleh Allah SWT dalam
perasaan
dalam
mengahadapi musuh. Kata bara hati yang
menyampaikan pesan yang memiliki makna
memiliki makna hati yang tersakiti atau hati
diibaratkan obat penawar adalah dengan
yang terluka dengan tindakan yang tidak
berjihad bisa memberikan rasa gembira.
manusiawi oleh orang-orang kafir dan
Dengan
sekutunya.
yang
mendalam
berjihad
dalam
konteks
dukungan
diberikan
moral
ketabahan
maupun hati
dan
Tabel 6.Bagian Struktur Wacana Super Struktur dan mikro Super Struktur
Struktur mikro
Sematik
Maksud
“Tidak ada suatu tempat yang paling indah dan sesuai untuk menyelesaikan urusan perselisihan antara Muslimin dan kafirin lebih baik dari pada medan jihad fie sabilillah” Sintaksis
Isi
Kata ganti
Mereka Stilistik
Leksikon
al-jihad fie sabilillah, obat penawar, kaum kuffar, bara hati
Berdasarkan kutipan data diatas, bahwa
teks
ini
berjihad
atau
dengan
cara
bagian semantik yang merupakan isi yang
berdakwah melawan orang kafir sampai dia
memiliki makna pesan disampaikan pada
memeluk agama islam. Kata Jihad fie
klausa di atas menggambarkan bentuk
sabilillah memilki makna bahwa dalam
ideologi yang dibangun dalam teks tersebut.
bertindak segala sesuatu harus harus dengan
Memang kalau kita perhatikan kalimat dari
niat Allah SWT, baik perkara berjihad dan
teks “tidak suatu yang paling indah dan
beramal sholeh akan dihitung sia-sia karena
sesuai
masalah
niat selain Allah SWT meskipun melawan
dengan orang kafir adalah dengan jihad fie
orang kafir, akan tetapi niat ingin dipuji
sabilillah” kalau kita memandang dari sisi
oleh banyak orang bahwa dia memiliki
teks saja pasti hal ini merupakan sesuatu
tenaga yang kuat maka sesungguhnya hal
yang sangat extrim, akan tetapi ada makna
ini perkara sia-sia belum dikatakan jihad fie
yang tersembunyi diluar teks yakni konteks
sabilillah atau berdakwah semata-mata
sosial misalnya kata jihad makna bukan saja
karena Allah SWT dan agama Islam
mengangkat
tetapi
mengajarkan tidak ada kekerasan dan
atau
paksaan dalam memeluk agama demikian
untuk
menyampaikan menyebarkan
menyelesaikan
senjata perkara syiar
akan agama Islam
dengan
berdakwah sehingga diekspilisitkan dalam
makna
yang
terkandung
dalam
teks
tersebut.
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 287
Kata untuk bagian menunjukkan ada
sebagai pelaku dalam penindasan dan
hubungan antara klausa yang satu dengan
kezhaliman. Kata obat, bara hati merupakan
klausa yang lain. Kata mereka bentuk kata
bentuk leksikon yang memiliki makna
ganti yang bermakna ada keterlibatan dari
dalam teks tersebut adalah ada prilaku
orang-orang muslim yang tertindas yang
ketidakadilan terhadap orang-orang muslim
makna adalah tidak ada perbedaan dan
sehingga leksikon ini dimunculkan sebagai
pemisah antara penulis dengan pembaca.
bentuk ekspresi, rasa simpati dan impati
Kata kaum kuffar bentuk leksikon atau
kepada orang-orang muslim yang ditindas,
pilihan kata yang memiliki makna yakni
dizhalimi.
mengungkapan dalam penyebutan semua
dibawah ini“Mereka tidak boleh merasa se-
golongan orang-orang non muslim baik
gan, tidak boleh merasa takut berperang
nasrani maupun yahudi yang ditunjuk
dengan kaum kuffar dan musyrik”
Berikut
data
yang
dikutip
Tabel 7. Bagian Struktur Wacana Super Struktur dan mikro Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
Super Struktur
Sematik
Maksud
“Mereka tidak boleh merasa segan, tidak boleh merasa takut berperang dengan kaum kuffar dan musyrik”
Isi
Struktur mikro
Sintaksis
Kata ganti
Mereka Bentuk kalimat Leksikon
Berperang, merasa Stilistik Merasa segan,merasa takut, musyrik
Maksud klausa di atas dimana kata
merupakan ketentuan Allah SWT yang
mereka merupakan bentuk kata ganti yang
terpenting di sini kita berusaha sehingga
ditujukan kepada orang muslim tidak boleh
kata berpereng dan merasa ditampilkan
takut
sebagai
berperang
yang
menunjukkan
bentuk Kata
respon
dengan
musyrik
cara
keterlibatan dan tidak menjadi pemisah
berusaha.
di
sini
antara pembaca dan penulis.Kata berperang,
menunjukkan orang-orang kafir yang tidak
merasa bentuk kalimat aktif ditampilkan
ada toleran kepada orang-orang muslim
sebagai respon seorang mukmin karena
yang sepantasnya diperangi.
dikaitkan dengan keadaan situasi apabila
Data dalam teks tersebut ditemukan
kita merasa takut, segan maka akan terus
struktur mikro sintaksis dapat dilihat dalam
menerus
kutipan data di bawah ini.
kezhaliman
terjadi dll
tindakan terhadap
kekrasan, orang-orang
“Ia juga mengingatkan bahwa kaum kuffar
mukmin urusan kalah menang itu semua
dan musyriklah yang memulai pencerobo-
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 288 Tabel 8. Bagian Struktur Wacana Struktur mikro Struktur wacana
Hal yang diamati
Struktur mikro
Stilistik
Elemen Leksikon
Kuffar dan musyirk Sintaksis
Bentuk kalimat
Mengingatkan, memulai
Berdasarkan kutipan data di atas, ada
menunjukkan perbedaan diantara pembaca
bagian struktur mikro yakni stilistik yang
dengan penulis. Kata mengingatkan dan
memilki elemen yakni leksikon adapun
memulai sebagai bentuk kalimat aktif yang
leksikon
bagian
tujuan memberikan pandangan dan segala
tersebut adalah kata kaum kuffar dan
reaksi yang dilakukan oleh seseorang untuk
musyrik. Kata kuffar memilki makna bagian
menerangkan sesuatu kejadian.
yang
terdapat
dalam
orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah SWT secara umum baik orang kafir
Data selanjutnya dikutip dibawah ini
atau non muslim dan orang muslim.
“mereka
Adapun leksikon kata musyrik memiliki
melaksanakan
makna sekelompok orang yang ditujukan
(qudarat) Allah untuk mengadzab dan
secara khusus yakni orang-orang kafir baik
menghinakan musuh-musuh Allah dan
yahudi,
sekaligus musuh-musuh mereka juga”
nasrani
dl.
Hal
ini
yang
hanya
memainkan
rencana
dan
peranan kehendak
Tabel 9. Elemen Struktur Wacana Mikro Bagian Retoris Struktur wacana Struktur mikro
Hal yang diamati Retoris
Elemen Grafis dan metafor
Quadrat Sintaksis
Bentuk kalimat
Memainkan,melaksanakan, menghinakan, mengadzab Mereka, dan
Kata ganti , penghubung
Adapun data yang ditemukan dari
sehingga tulisan dicetak miring dan diberi
kutipan klausa di atas, merupakan bentuk
tanda kurung. Hal tersebut merupakan
gerafisnya sebagai bentuk penampilan yang
unsur dari struktur mikro retoris. Bisa juga
bisa dilihat tanda kurung dari kata qudrat
kata
dan hurup miring yang mempunyai makna
metafornya yang memiliki makna kehendak
penekanan khusus bahwa segala sesuatu
atau ketentuan dimana kaitannya hubungan
yang mengatur dan menentukan dimuka
manusia dengan tuhan segala sesuatu sudah
bumi ini adalah Allah SWT. Hal ini
ditentukan pada zaman azali baik ketentuan
menjadi ciri khas dari bentuk grsfis
rizki,
qudratmerupakan
jodoh,
kematian.
bentuk
Hal
kata
tersebut
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 289
merupakan ketentuan yang mutlak yang
tugas
negara
tidak
peduli
terhadap
tidak bisa dipungkiri.
permasalahan tersebut. Semua hal ini yang menjadi latarbelakang ditampilkan tema tersebut. Peneliti akan mendeskripsikan
b. Analisis Data Kedua Data yang kedua terdapat struktur makro
kata ‘demonstrasi’ yang memiliki makna
dimana ditampilkan tema yakni; “ajakan
yakni menyampaikan pendapat di depan
demostrasi jihad terhadap musuh-musuh
umum
Islam”.
mengingatkan antara sesama muslim dan
dengan
tujuan
untuk
saling
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Sesuai kutipan data diatas, adapun data
Ada pula pandangan lain bahwa bentuk aksi
yang diitemukan pada teks tersebut yang
demonstrasi tersebut merupakan aksi protes
merupakan latarbelakang ditampilkannya
kepada
dalam tema tersebut. Hal ini bisa dilihat
membiarkan
dari situasi dan kondisi umat yang tidak
merajalela di negarai ini. Semua hal
dapat terkendalikan dengan melakukan
tersebut,
kemaksiatan, kemungkaran, keonaran dan
dibangun yang menjadi pesan atas rasa
ketidakadilan
simpati dengan keadaan bangsa ini sebagai
yang
terjadi
ditengah
pemerintah
yang
selama
kemaksiatan,
merupakan
usaha
kejahatan
bentuk
masyarakat. Demikian hal tersebut, sangat
bentuk
untuk
bertentangan dengan agama. Akan tetapi
kemungkaran
renzim atau pemerintah yang mengemban
terkandung dalam teks tersebut.
demikian
ini
ideologi
mencegah makna
yang
Tabel 10. Elemen Strktur Makro Dan Struktur Mikro Struktur wacana
Hal yang diamati
Struktur makro
Skematik
Elemen Topik
“ajakan demostrasi jihad terhadap musuhmusuh Islam”. Super Struktur
Struktur mikro
Skema
Alur
“ajakan demostrasi jihad terhadap musuhmusuh Islam”. Sintaksis Musuh musuh Islam Stilistik Demontrasi, jihad
Pembukaan dan isi Kata ganti Leksikon
Kutipan data di atas, peneliti dapat
dalam teks dimana kesan yang disampaikan
mendeskripsikan bahwa bagian pertama
bahwa dalam mengambil langkah untuk
adalah
meminimalisir kemaksiatan, kejahatan dan
bagian
struktur
makro
yang
merupakan skematik atau topik dari teks
keonaran
masyarakat
dengan
cara
tersebut. Adapun tema dapat dilihat pada
berdakwah. Semua langkah tersebut dilabel
tabel diatas, hal ini menjadi gaya tarik
sebagai sikap radikal hal ini merupakan
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 290
bentuk
ideologi
pemerintah
dalam
musuh Islam disini adalah bukan ditujukan
menafsirkan niat baik dari pihak terkait.
khusus terhadap orang kafir atau melihat
Memang dilihat dari segi bentuk kata
dari agamanya akan tetapi secara umum
“jihad melawan musuh Islam” kata jihad
baik itu orang muslim yang menjadi tolak
yang memiliki makna adalah mencegah
ukur yang penting mereka melakukan
amar ma’ruf nahi mungkar baik dengan
kemaksiatan, kejahatan, ketidakadilan baik
lisan dan tangan bukan dengan mengangkat
yang dilakukan pemerintah, anggota dewan
senjata atau berperang saja dikatan jihad.
dll. Inilah bentuk ideologi yang dibangun
kata “melawan” merupakan bentuk kalimat
aktif
yang
memiliki
sehingga ditampilkan sebagai tema dalam
makna
teks tersebut. Data yang ditemukan pada
mengambil tindakan baik bentuk fisik
teks tersebut yang merupakan alur isi
maupun non fisik atau ucapan, sedangkan
seperti
kata musuh-musuh Islam yang merupakan
ini.“Menghadapi
kata ganti yang ditujukan kepada orang-
tokoh umat, para ulama, para kiyai dan lain-
orang yang berbuat kemaksiatan, kejahatan,
lain, bergabung dan bersatu untuk menga-
keonaran dan ketidakadilan baik orang
dakan unjuk rasa (demonstrasi), menuntut
muslim atau orang non muslim. Lagi sekali
agar kemaksiatan, kejahatan dan ketidak
peneliti tegaskan bahwa kata-kata musuh-
adilan ini dibatalkan dan dihentikan”.
pada
kutipan
di
bawah
kenyataan
ini,
tokoh-
Tabel 11. Elemen Strktur Mikro bagian Stilistik Struktur wacana
Hal yang diamati
Struktur mikro
Stilistik
Elemen Leksikon
Tokoh umat, Para kiyai,para ulama
Berikut kata para ulama, para kiyai
berperan dalam mencegah kemungkaran
dimunculkan sebagai pilihan bahasa disini
tersebut, hal ini ditekankan kepada para
maksudnya adalah karena para ulama dan
ulama dan para kiyai yang memiliki peran
para
dalam
kiyai
mempunyai
peran
dalam
menjalani
syiar
Islam
terus
mencegah amar ma’ru nahi mungkar, yang
ditebarkan, ukhuwah Islamiah dikuatkan,
lebih
kemaslahatan umat terus dijaga.
epektif
dengan
memberikan
pencerahan agama. Peneliti berpandangan bahwa
semua
hal
tersebut
wajar
ditampilkan sebagai tema dengan alur
4. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di
tersebut. Memang kita akui bersama bahwa
atas, maka hasil
kemungkaran dinegara kita ini sangat
labelisasi radikalisme menggunakan teori
meningkat
AWK. Pada pokok kajian ini adalah 1)
sehingga
dalam
alur
teks
tersebut diminta untuk bersatu bersama
keritria
bahasa
penelitian
radikal.
2)
ini
pada
idoeologi
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 291
radikalisme pada teks situs terindikasi
mengkaji
radikal . 3) pandangan BNPT terhadap teks
bahasa dengan mengacu pada teori AWK
situs yang terindikasi menyebarkan paham
versi van Dijk, Hanya saja melihat aspek
radikalisme.
pada
dari teks itu saja dengan menganalisis aspek
penelitian ini dengan menagacu kepada
struktur wacana baik struktur makro dan
teori utama yakni AWK versi van Dijk dan
struktur mikro. Bahwa kedua struktur
teori ideologi sebagai teori pendukung .
wacana yang ditemukan berbagai dominasi
semua
pemakaian bahasa dengan fitur lingustik
Hasil
hal
ini
temuan
data
dapat
peneliti
dengan
penggunaan
mendeskripsikan bahwa keriteria bahasa
dalam
radikal suatu hal yang mengandung ajakan
penggunaan unsur baik dalam proses teks
jihad,
unsur
dari situs yang dianggap radikal oleh
SARA. Hal ini menjadi atensi dari BNPT.
pemakai bahasa (pencipta teks), yakni
hal
penyebarkan itu
semua
kebencian,
wacana,
khususnya
dasar
untuk
penggunaan kata kerja aktif dan pasif paling
Islam
yang
banyak. Adapun dominasi pilihan kata dari
paham
bahasa agama atau dari bahasa Arab teks
radikalisme. Memang ada ciri-ciri tertentu,
dalam situs Islam seperti amar mah’ruf
akan tatapi keterkaitan dengan ideologi
nahimungkar,
masing-masing baik BNPT berideologi
musryrik, fie sabilillah, mujahidin. Adapun
bahwa konten tersebut sangat berpengaruh
hal berbeda dengan digunakannya beragam
terhadap reakasi sosial sedangkan ideologi
kata kerja aktif. Hal ini dapat dilihat seperti
dari pihak situs sedendiri adalah tujuannya
contoh membunuh, berjihad, menyampikan,
sangat baik untuk menyampaikan aml
mengajak,
ma’ruf nahi mungkar. Kemudian dengan
membantu,membuat, berdakwah, menyum-
memperjelas masalah bahwa kriteria bahasa
bat, jadikan, mengerjakan, mencorak, mem-
radikal peneliti hanya mengkaji dengan
bersihkan, akan mengajar, berikhtiar, men-
semeotika sosial versi Halliday dengan
jalani, mengikuti, mengamalkan, menuntut,
melihat medan wacana. Adapun menjadi
memberi, menyuci, merapatkan, dan mem-
medan wacana di sini adalah masalah
beli.
manyatakan terindikasi
menjadi
analsis
melihat
bahwa
situs
menyebarkan
jihad,
ikhwan,
berbuat,
syuhada,
menasehati,
tindakan pelabelan wacana radikalisme yang dilakukan oleh BNPT pada situs Islam yang terindikasi radikal. sedangkan yang
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
mengucapkan
terima
kasih
menjadi pelibat wacana adalah pejabat yang
kepada Mitra Bebestari atas kritik dan ma-
berwewenang dari pihak BNPT dan pemilik
sukan yang membangun untuk perbaikan
situs
artikel ini.
yang
terindikasi
aksi
sosial
menyebarkan paham radikalisme. Adapun bagian sarana wacana, peneliti hanya Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 292
DAFTAR PUSTAKA
Badara, Aris. 2013. A nalisis W acana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana. Chomsky, Noam. 1991. Menguak Tabir Terorisme Internasional. Bandung : Mizan. Darma, Yoce Aliah. 2014. A nalisis W acana Kritis. Bandung: Refika Aditama. Darma, Yoce Aliah. 2013. A nalisis W acana Kritis. Bandung: Yrama Widia. Eriyanto. 2001. A nalisis W acana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS. Halliday, M.A.K. & Ruqaiya Hasan. 1992. Language, Context and Text: Aspects Of Language In a Social-Semiotict Perspective (Diterjemahkan oleh Asruddin Barori Tou & M. Ramlan dengan judul Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotika Sosial). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halliday, M.A.K & Cristian, M.I.M Mathiessen. 2004. A n Introduction To Functional
Grammar. Fourth Edition. New York: Routledge. Fiske, John. (1990). Introduction to Communication Studies (Second Edition). London and New York: Routledge. Jorgensen, Marianne W & Phillips, Louise J. 2010.Discourse Analysis: Theory and Methode (Diterjemahkan oleh Imam Suyitno dkk dengan judul A nalisis W acana: Teori dan Metode). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Qodir, Zuly. 2014. Radikalisme A gama Di Indonesia: Pertautan Ideologi PolitikKontemporer dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Sobur, Alex. 2012. A nalisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: remaja rosdakarya. Tolson, Andrew. (1996). Mediations: Text and Discourse in Media Studies. New York: Arnold. Van Dijk, Teun . “Discourse Ideology and Context”. (London.) 2000.
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668