KAJIAN NASKAH: KITAB SAIRU AL-SALIKIN LI BABI IHYA ’ULUMUDDIN KARYA SYEKH ALI IBN ABDURRAHMAN AL-KALANTANI Syamruddin Nasution UIN Sultan Syarif Kasim Riau E-mail:
[email protected] Abstract: This work is an attempt to present one of the famous works by classical Malay scholar, Syaykh ‘Alī ibn ‘Abd al-Ra mān al-Kalantanī, entitled Sayr al-Sālikīn.Comprised of 4 volumes, the book itself was a commentary on Imām al-Ghazālī’s magnum opus, I yā’ ‘Ulūm al-Dīn, and was written in classical Malay scripts. The description of the book presented in this work focuses only to the first ten chapters of the 3rd volume of the Sayr, which speaks about things related to the heart, the levels of soul (nafs) and the ways to purify them, the danger of carnal soul and tongue, the impact of anger, and the negative aspects of the worldly life. Keywords: Spiritual purification, heart, soul, carnal soul, tongue, anger, and worldly life
membicarakan tentang keajaiban-keajaiban
Pendahuluan Kitab
Sairu
al-Salikin
Li
Babi
yang ada di dalam hati. Bab kedua,
Ihya’ulumuddin merupakan salah satu
menyatakan
kitab kuning klasik di Indonesia yang
nafsul
ditulis oleh Syekh Ali ibn Abdurrahman al-
menyatakan
Kalantani yang mengomentari kitab Ihya
syahwat, yaitu syahwat perut dan faraj.
al-‘Ulumuddin yang ditulis Hujjatul Islam,
Bab
Imam al-Ghazali. Kitab ini terdiri dari
lidah. Bab kelima, menyatakan kebinasaan
empat jilid yang membahas tentang
marah
Tasawuf, ditulis pada tahun 1353 H/1935
menyatakan kejelekan dunia dan hakikat
M.
yang diterbitkan oleh percetakan
dunia. Bab ketujuh, menyatakan kejelekan
Mushtafa al-Bany al-Jalby Mesir setelah
cinta harta dan kehinaan orang yang bakhil.
ditashhih oleh Syekh Abdul Qadir al-
Bab kedelapan, menyatakan kejelekan
Fanany sewaktu beliau belajar di Makkah
senang
al-Mukarramah.
kesembilan, menyatakan kejelekan orang
Kitab yang ingin penulis kaji adalah
tentang
cara
Bab
al-Ammarah. cara
keempat,
sombong
dan
mensucikan
mengendalikan
menyatakan
kemegahan
‘ujub
dan
dua
kebinasaan
Bab
berkelahi.
dan
ketiga,
keenam,
riya.
(angkuh).
Bab Bab
kitab jilid 3, terdiri dari sepuluh bab,
kesepuluh, menyatakan kelelekan orang
sebanyak 196 halaman. Bab pertama,
yang terperdaya terhadap akan kehidupan
70
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
dunia. Penutup, tentang
kesempurnaan
orang yang menjalani tariqah ahli Sufi.
dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa buku tersebut membahas tentang ilmu tasawuf yang berkaitan dengan masalah hati, mensucikan nafsu ammarah bi al-su’, mengendalikan dua syahwat perut dan faraj, memelihara dari kerusakan disebabkan
lidah,
menyatakan
kerusakan marah dan bermusuh-musuhan, membahas
hakikat
kerusakannya,
dunia
menyatakan
dan
keburukan
cinta harta, loba, tamak dan sifat bakhil serta
kelebihan
orang
pemurah,
menyatakan penyakit riya dan hakikatnya, menyatakan kerusakan sifat sombong dan angkuh serta usaha menghilangkannya dan menyatakan
rusaknya
terperdaya
dengan
orang
yang
kehidupan
dunia,
terakhir betapa perlunya menempuh jalan kesempurnaan hidup dengan menjalani hidup tariqat ahli Sufi. Tulisan
ini
keajaiban-keajaiban mensucikannya, langkah
yang
hati
mengkaji dan
membahas
cara
langkah-
ditempuh
untuk
perut dan syahwat faraj, mengkaji ajaran yang menyebabkan 14 kebinasaan akibat dapat
seseorang
yang
celakanya orang dengki dan menelaah tercelanya dunia dan hakikat dunia. Keajaiban-keajaiban yang Ada di dalam Hati Pada bab pertama dari buku Sairus al-Salikin
membicarakan
tentang
keajaiban-keajaiban yang ada di dalam hati. Pembahasannya dimulai dari sabda Rasulullah Saw. yang artinya: "Dalam
jasad ibnu Adam terdapat segumpal darah apabila ia baik maka baiklah seluruh badan dan apabila ia rusak rusaklah seluruh badan, itulah dia hati”.
Imam
Ghazali
berkata
bahwa
sesungguhnya telah nyata dengan hadits Nabi Muhammad Saw. ini bahwa asal kemuliaan manusia itu adalah hati dan dia seperti raja yang diikat di dalam alam jasad dan semua anggota yang zahir tinggal bersamanya, komandonya ada di hati, anggota yang lain mengikut kepadanya, atau hati itu seperti raja bagi sebuah negeri
berupaya
mengendalikan dua syahwat, yaitu syahwat
tidak
celakanya
pemarah dan cara mengobatinya juga
Dari daftar isi buku yang telah
yang
menelaah
memelihara
lidah,
juga
kerajaan dan segala anggota yang zahir menjadi tentaranya. Jikalau baik hati itu niscaya baiklah anggota yang zahir, jikalau baik segala anggota yang zahir niscaya sempurnalah badannya. Sebaliknya, jikalau binasa hati niscaya binasalah anggota yang lainnya dan jikalau binasa anggota zahir yang lainnya,
71
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
maka binasalah segala anggota badannya.
beramal karena Allah Swt. dan yang
Baik hati artinya mengerjakan taat yang
menghampirkan diri kepada Allah
batin dan menjauhkan akan maksiat yang
yang membukakan pada anggota yang
batin, dan baik anggota yang zahir artinya
zahir dan segala anggota yang zahir itu
mengerjakan
mengikuti bagi hati yang menjadi raja bagi
taat
yang
zahir
dan
menjauhkan maksiat yang zahir. Jika
ditanya
bagaimana
orang
memperbaiki
Swt.
segala hambanya. kepadamu supaya
apabila dia suci dari segala kejahatan, dia
menjadi baik, maka jawabnya adalah
yang akan mendapat kejahatan apabila
memperbaiki
dengan
dicemari dengan segala maksiat dan hati itu
mengamalkan amalan tariqat atau amalan
jugalah yang berbuat taat pada hakikatnya
ahli sufi dan membanyakkan zikir kepada
pada Allah
Allah Swt. karena hati itu tiada akan
segala anggotanya yang zahir dalam segala
menjadi baik, melainkan dengan menjalani
ibadah disebabkan cahaya Nur dari hati
amalan tariqat ahli sufi, dengan belajar
yang baik, berbuat maksiat kepada Allah
ilmu
Swt. dengan segala kejahatan anggota yang
tariqat
hati
hati
Hati itu akan mendapat kesenangan
adalah
kepada
ahlinya
serta
mengamalkannya dan mengamalkan talkin zikir serta bai’ah kepada ahli mursid yang sampai
silsilahnya
kepada
Swt., hanya saja hasil dari
zahir adalah akibat dari hati yang jahat. Mensucikan hati itu adalah dengan
nabi
banyak berzikir kepada Allah Swt. agar
Muhammad Saw. hingga kepada malaikat
terhindar dari segala syahwat dunia dan
Jibril hingga kepada Haqqu Allah.
suci daripada sifat kejahatan yang ada di
Dengan menjalani tariqat ahli sufi hal
dalam batin, suci dari segala maksiat yang
ini akan menyampaikan kepada makrifat
batin, seperti suci dari 'ujub, riya, takabbur,
akan
marah, dengki, dan sebagainya.
Allah
Swt.
dengan
makrifat
sebenarnya, dan dengan makrifat yang
Bagi orang yang mempunyai nafsul
sebenar-benarnya berhasillah kemuliaan
lawwamah, dalam martabat ini ia gemar
manusia dengan kelebihan-kelebihan yang
berjuang
diperolehnya.
ammarah dan gemar melaksanakan syariat
memerangi
nafsunya
yang
Maka dengan hati itulah yang akan
dalam beberapa amal saleh dari shalat
mengetahui keadaan wujud Allah Swt. dan
tahajjud, puasa, memberi shadaqah dan
dengan segala sifatnya yang Qadim dan
sebagainya, tetapi ada di dalam hatinya
72
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
‘ujub, riya yang khafi dan senang di dalam
maut yakni mengingat mati pada setiap
hatinya dilihat orang amal ibadahnya,
waktu. Hal itu sejalan dengan apa yang
padahal dia tidak beramal karena manusia
dikemukakan Hamka (1990: 146-169).
tetapi amalannya itu karena Allah Swt.,
Antara taat yang zahir dan taat yang batin,
jika hilang dari hatinya ‘ujub, riya,
ternyata taat yang
takabbur dan sebagainya, niscaya ia telah
pahalanya daripada taat yang zahir.
batin lebih besar
naik dari nafsul lawwamah kepada nafsul muthmainnah. Semestinya bagi orang yang masih
Cara Mensucikan Nafsul Ammarah Bi Al-Su’i Pada bab kedua membicarakan cara
berada pada martabat yang kedua ini zikir
mensucikan nafsul ammarah bi al-su’i
(Allah, Allah, Allah) pada waktu berdiri,
dari segala sifat yang jahat dan dari segala
duduk dan berbaring agar supaya ia lepas
perangai yang tercela serta memerangi
dari nafsul lawwamah masuk ke nafsul
nafsul ammarah supaya hilang segala sifat
mutmainnah.
maksiat yang bathil di dalam hati dan
(lawwamah)
ia
memperbanyak
Adapun taat batin yaitu perangai
supaya berperangai dengan perangai yang
yang baik dan sifat terpuji, Imam Ghazali
baik.
menyebutkan ada sepuluh, di antaranya;
Qur’an dan hadits Rasulullah Saw. yang
(1) taubat dari segala maksiat yang batin;
artinya:
(2) khauf yaitu takut akan Allah Swt.; (3) zuhud atau benci terhadap dunia tidak suka kepada harta kecuali sekedar hajat saja; (4) sabar terhadap ujian dan segala kesusahan; (5) syukur atas nikmat Allah Swt.; (6) ikhlas dalam berbuat ibadah karena Allah Swt. Semata; (7) tawakkal kepada Allah Swt., yaitu menyerahkan semua perbuatan dan urusannya kepada Allah Swt.; (8)
Mereka mengambil dalil dari al-
"Orang yang memerangi dan melawan nafsunya di dalam menjalani jalan yang menyampaikan kepadaku niscaya aku memberi jalan hidayah kepada mereka yang menyampaikan jalan kepada Allah, siapa yang memerangi nafsunya maka sesungguhnya ia memerangi dirinya sendiri. Perangilah nafsu kamu di dalam menjalani jalan yang menyampaikan kepada mengenal Allah Swt. dengan yang sebenar-benarnya, karena Allah melebihkan orang yang berperang di jalan Allah dengan nafsunya dibanding dengan orang yang duduk beribadah kepada Allah Swt".
mahabbah yakni kasih kepada Allah Swt.; (9) ridha atau rela atas segala ketentuan dan pemberian Allah Swt.; dan (10) zikrul
Di antara latihan mensucikan nafsu adalah dengan sedikit makan dan sedikit minum. Apabila seseorang mengosongkan
73
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
diri dari makan, minum, dan tidur niscaya
muridnya tersebut membelanjakan hartanya
hal itu adalah latihan dari mensucikan
di jalan Allah kepada mereka yang
hatinya dari segala sifat yang tercela dan
menjalani ahli sufi atau diberikan kepada
dari maksiat batin. Batinnya menjadi
mursyidnya agar supaya dia mendapat
terang dan mudahlah baginya berperangai
barkah daripada syekhnya dan dapat barkah
baik yang diridhai Allah Saw. dan berhias
dari hartanya. Hal demikian itu dilakukan
dengan segala sifat kemuliaan dan segala
agar hatinya tidak dibimbangkan oleh
sifat yang terpuji. Maka mensedikitkan
hartanya dalam beribadah kepada Allah.
makan
Demikian
dan
minum
menjadi
sebab
mudahnya mensucikan hati. Berbeda-beda
jalan
diterangkan
Imam
Ghazali
dalam kitab Ihya’ Ulumuddinnya. memperbaiki
Kemudian
mursyid
menyuruh
perangai, sebenarnya segala sifat tercela
muridnya beribadah dengan ikhlas karena
dan segala perangai yang jahat dalam hati
Allah,
adalah penyakit hati, maka seharusnya
memperbanyak
orang
bersungguh-sungguh
memperbanyak wirid dan zikir dan jangan
mengobati segala penyakit hati tersebut
sunyi dari zikir dan menyebut nama Allah
sebagaimana mereka bersungguh-sungguh
pada waktu berdiri, duduk, dan berbaring
mengobati penyakit zahir.
dan pada setiap keadaan. Ketahuilah bahwa
mesti
Sebaiknya, seorang mursyid pada permulaan
mengajar
melaksanakan
shalat
shalat
fardu, sunat,
mengekalkan zikir itu akan memadamkan
muridnya
atau menghapus segala penyakit batin
menyuruhnya terlebih dahulu bertaubat
seperti sombong, ‘ujub, riya, dengki,
dari segala maksiat yang zahir dan yang
berbuat jahat kepada manusia, menipu
batin. Jika muridnya jahil dengan ilmu
orang, suka dipuji, dan lain sebagainya.
syari’ah dan ilmu ‘aqidah, hendaklah mursyid mengajarnya sekedar fardu ‘ain. Demikian juga ilmu fiqh sekedar fardu ‘ain,
seperti
mengetahui
puasa,
sembahyang, zakat, haji dan ibadah-ibadah yang zahir. Apabila mursyid melihat muridnya mempunyai harta hendaklah dia menyuruh
74
Langkah-langkah Mengendalikan Dua Syahwat Bab
keempat,
memecahkan
menyatakan
(mengendalikan)
jalan dua
syahwat, yaitu syahwat perut dan faraj. Imam al-Ghazali berkata ketahuilah wahai orang
yang
berkehendak
kemenangan
dunia dan akhirat bahwa tempat kejadian
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
segala kebinasaan itu adalah; syahwat perut yaitu sangat gemar kepada makan dari makan itu bercabang kepada syahwat faraj, yaitu sangat gemar kepada jimak. Dari syahwat perut terlanjur nabi Adam
memakan
buah
Khaldi
yang
dilarang oleh Allah Swt. memakannya. Karena memakannya, maka nabi Adam
kenabian”. Yaitu siapa yang makan dan minum setengah perutnya (tidak kenyang) niscaya dia dapat satu bagian dari matrabat kenabian. Lagi Rasulullah bersabda; “Martabat yang lebih utama di sisi Allah Swt. adalah orang yang lama lapar dan banyak berpikir terhadap nikmat Allah Swt. dan amal kamu yang lebih dibenci Allah Swt. adalah setiap orang yang banyak tidur, banyak makan dan banyak minum”.
Rasulullah
Saw.
juga
dikeluarkan dari surga, juga dari syahwat
memberitahukan kepada Malaikat akan
perut itu menjadikan seseorang mengejar
kemegahan orang yang mengurangi makan
kekayaan dunia dan gemar kepada harta
dan minum di dunia, dengan firman Allah
dan dunia dan dengan itulah penyebab
bagi Malaikat:
segala kejahatan. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah, “Gemar atau cinta kepada dunia adalah pangkal dari segala kejahatan” Lagi pula gemar kepada makan adalah satu maksiat dari sepuluh maksiat. Demekianlah
kebinasaan
nafsu
perut.
“Lihatlah hambaku aku berikan kepadanya ujian dalam hal makanan dan minuman di dunia, maka dia tinggalkan keduanya (tidak berlebihan) disebabkan mencari ridha-Ku, maka saksikanlah wahai Malaikat-Ku tiada dia meninggalkan makanan dan minuman, kecuali Aku berikan kepadanya beberapa derajat dalam surga”.
Adapun
Demikian pula gemar kepada dunia adalah
kenyang,
satu maksiat dari maksiat yang lain.
Ralulullah;
kejelekan
diketahui
orang
yang
berdasarkan
sabda
Adapun keutamaan lapar dan kejelekan kenyang, Rasulullah bersabda; “Berjuanglah kamu dalam dirimu dengan lapar dan dahaga, karena sesungguhnya pahala pada yang demikian itu seperti berperang di jalan Allah dalam perang menghadapi orang kafir dan bahwa tiada amal yang lebih dikasihani Allah selain dari pada lapar dan dahaga”.
“Tiada suatu kejahatan manusia yang lebih jahat daripada segala kejahatan, yaitu seseorang yang memenuhi perutnya dengan makanan. Oleh karena itu, memadailah bagi manusia memakan sedikit makanan yang membuatnya dapat beribadah kepada Allah Swt., atau hendaklah dia membagi isi perutnya sepertiga makanan, sepertiga minuman dn sepertinya tempat nafasnya. Lagi Rasulullah bersabda, “Jangan kamu matikan hatimu dengan banyak makan”.
Rasulullah Saw. juga bersabda: “Makan dan minumlah kamu sampai setengah perut kamu, sesungguhnya yang demikian itu satu bagian dari martabat
Adapun
langkah-langkah
yang
ditempuh untuk mengendalikan
nafsu
75
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
makan dan nafsu syahwat adalah dengan
Keempat, orang lapar
akan ingat
mengurangi makan, mengurangi minum,
kepada ujian dan siksa Allah Swt. dan tidak
dan
ada
lupa kepada orang yang dapat ujian dan
sepuluh keutamaan orang yang lapar dan
orang yang kelaparan, sedangkan orang
kebinasaan orang yang kenyang.
yang kenyang akan lupa kepada orang yang
mengurangi
tidur,
sehingga
Pertama, lapar itu mensucikan hati,
lapar dan lupa kepada dirinya yang akan
menerangkan dan membukakan mata hati,
lapar di akhirat, karena hanya orang yang
sedang kenyang itu mengurangi akal
ingat lapar di dunia yang akan ingat lapar
pikiran dan membutakan serta mematikan
di akhirat. Rasulullah bersabda:
“Hidupkanlah hatimu dengan sedikit ketawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah hatimu dengan lapar supaya hati menjadi suci dan lembut”.
“Barangsiapa memberi makan akan saudaranya yang muslim hingga kenyang dan memberi minum hingga hilang dahaganya niscaya Allah Swt. menjauhkan dia dari api neraka sejauh tujuh puluh farik dan tiap-tiap farik antara perjalanan lima puluh tahun”.
Kedua, lapar itu melembutkan hati
Kelima, lapar itu mencegah dari
mata hati. Dalam hal ini Rasulullah bersabda,;
dan menyenangkan dalam bermunajat pada
segala
Allah Swt. dan dengan lapar itulah nikmat
menguasai
berribadat dan berzikir kepada Allah akan
mengalahkan godaan syetan, sedangkan
dirasakan.
kenyang
Ketiga,
lapar
itu
menghilangkan
syahwat nafsu
itu
maksiat
dan
al-Ammarah
menjadi
pangkal
dapat dan
segala
maksiat.
takabbur dan kecintaan kepada dunia,
Keenam, lapar itu mencegah tidur dan
sedang takabbur asal dari segala kezaliman
dapat berjaga malam untuk beribadat,
dan pangkal seseorang melupakan Allah
barangsiapa banyak makan niscaya akan
Swt., dan tiada sesuatu yang dapat
banyak minum, barangsiapa banyak makan
melembutkan hati dan menghinakan diri
dan minum niscaya akan banyak tidur,
kecuali dengan lapar, karena ketika lapar
barangsiapa banyak tidur menghabiskan
seseorang mengingat Tuhannya dan tetap
umur dan melalaikan shalat tahajjud,
akan mengingat Tuhannya dalam keadaan
mengurangi
khusyu’, seperti melihat dirinya hina dan
mematikan hati maka banyak tidur pangkal
melihat Tuhannya sangat mulia.
segala kebinasaan.
akal,
mengeraskan
dan
Ketujuh, lapar itu memudahkan untuk konsisten melaksanakan ibadah sedang
76
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
kenyang menolak untuk memperbanyak
berada dalam naungan sadaqahnya pada
ibadah
hari qiamat sampai orang selesai dihisab”.
karena
banyak
makan
menyebabkan ada masa yang sibuk untuk
Adapun
jalan
atau
cara
yang
membeli makanan, memasak makanan,
ditempuh dalam usaha mengurangi makan
membasuh
gigi,
maka seseorang yang hendak menjalani
semua
ahli Sufi dan terlebih dahulu mengurangi
untuk beribadah
makan sedikit demi sedikit hingga terbiasa
tentu saja banyak
dengan makanan yang sedikit itu. Ada dua
tangan,
berulang-ulang.
menggosok
Hal
menghilangkan masa kepada Allah Swt.,
itu
masanya yang terbuang sia-sia.
pekerjaan dalam cara mengurangi makan;
Kedelapan, mengurangkan makan menyehatkan badan dan menolak segala penyakit, karena banyak makan mendatang beberapa
penyakit
dan
penyakit
itu
pertama, mengurangi makanan dari segi kadar makanan, yaitu empat derajat: 1. Derajat derajat
yang para
pertama, Muqarrabin
adalah yang
menghalangi beribadat kepada Allah Swt.,
Shiddiqin yaitu derajat yang lebih
menyusahkan hati, memerlukan obat dan
tinggi dari sekalian derajat yang
obat memerlukan uang belanja yang tidak
ada. Mereka memakan makanan
mudah mendapatkannya.
hanya sekedar memelihara hidup
Kesembilan, mengurangkan makanan akan meringankan belanja, barangsiapa
saja, juga sekedar memelihara akal 2. Derajat
yang
kedua,
mereka
mengurangi makan memadailah baginya
memakan makanan dalam sehari
sedikit belanja dan barangsiapa yang
semalam sekitar setengah mud saja
banyak makan niscaya banyaklah dia
dan satu roti bahkan dapat lebih
membelanjakan hartanya.
sedikit dari yang demikian, itulah
Kesepuluh, mengurangkan makanan
yang dibiasakan oleh sahabat Umar
dapat memberikan sadaqah dari yang lebih
ibn Khaththab berbelanja sehari
itu kepada orang faqir, orang miskin dan
semalam.
anak yatim, hal yang demikian itu dapat pahala yang banyak dari sadaqahnya pada hari
kiamat,
dapat
menjadi
tempat
bernaung dari panas matahari, seperti sabda
Rasulullah.
“Setiap
seseorang
3. Derajat
yang
ketiga,
mereka
memakan makanan dalam sehari semalam sekitar satu mud dan dua buah roti, lebih dari memenuhi sepertiga perut. Inilah martabat
77
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
yang terbawah di dalam cara yang
dua hari, cara ini menyempitkan,
dilakukan oleh orang Sufi dalam
maka makan sekali dalam satu hari
menempuh jalan Sufi.
adalah pertengahan di antara yang
4. Derajat
yang
keempat,
adalah
demikian dan itulah yang dipuji di
derajat makan orang umum, yaitu
dalam al-Qur’an.
memakan makanan lebih daripada satu mud
hingga lebih dari satu
roti, padahal yang demikian itu adalah berlebihan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt.
Perbedaan pendapat tentang hukum lapar,
disebabkan
berbeda
ketahanan
seseorang menahan lapar, maka berbedabeda pula hukum terhadapnya. Imam Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa orang yang menjalani kehidupan akhirat itu
Tingkatan
kedua
daripada
ditempuh dengan lapar, tetapi dengan
mengurangkan makan itu dari segi waktu,
syarat
untuk ini ada tiga derajat:
membimbangkannya berzikir kepada Allah
1. Derajat pertama, sebagian daripada mereka ada yang tidak makan lebih dari tiga hari atau lebih, seperti sahabat Abu Bakar terkadang dia lapar hingga enam hari. 2. Derajat Kedua, orang-orang shaleh dahulu mereka makan pada setiap hari itu hanya sekali saja. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang mengatakan: “Jauhilah berlebih-lebihan dalam makan, sesungguhnya makan dua kali dalam sehari itu adalah berlebihlebihan”.
dalam sehari, cara ini berlebihlebihan dan makan sekali dalam
78
yang
tidak
Swt. yang dipuji oleh Syara’, yaitu lapar pertengahan,
karena
apabila
berlebih-
lebihan di dalam menahan lapar hingga keluar dari batas kemampuannya sampai pada membimbangkan akan zikir kepada Allah Swt. maka yang demikian itu bukan lapar yang dipuji Syara’. Kajian kedua tentang syahwat faraj. Adapun perlunya syahwat faraj di dunia untuk diketahui manusia bahwa Allah Swt. menjadikan syahwat faraj, ada dua faedah; pertama, agar manusia mengetahui akan nikmat berjimak di dunia supaya dengan itu
3. Derajat ketiga, makan dua kali
lapar
diketahuinya
pula
kelak
nikmat
berjimak di dalam surga nanti, karena nikmat berjimak di dunia belum sebanding dengan nikmatnya berjimak di dalam surga
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
nanti, sama halnya Allah Swt. memberikan
Oleh sebab itu, sangat disarankan
sakit kepada manusia di dunia agar mereka
bagi murid yang akan menjalani suluk
mengetahui sakit yang kelak terjadi di
dalam tasawuf agar berkawin terlebih
dalam api neraka nanti.
dahulu, seperti yang dikatakan Imam
itu
Faedah kedua, dengan nikmat jimak
Ghazali, bahwa bagi murid yang akan
menyebabkan
menjalani
lahirnya
anak
dan
suluk
agar
jangan
keturunan yang akan tersebar di dunia ini.
membimbangkan pada permulaan suluknya
Itulah sebabnya Syara’ mencela orang
sebaiknya beristeri dahulu, sebab yang
yang tidak bersyahwat dan tidak kawin di
demikian
dunia ini. Agama menyuruh menyalurkan
kebimbangan
kehendak syahwat dengan berkawin.
dengan
Terdapat dua cara di dalam menjaga
itu
akan
menghilangkan
berzikir
dan
Allah.
membimbangkan
beribadah
Tetapi, atasmu
jika
berzikir
dan
dorongan syahwat. Cara pertama, lapar
beribadah kepada Allah karena sebab tiga
dengan berpuasa, seperti sabda Nabi
macam,
Muhammad Saw.:
anakmu, maka celakalah bagimu mereka
“Wahai sekalian pemuda, kawinlah kalian, jika tidak sanggup maka berpuasalah sebab dengan berpuasa itu dapat mengendalikan atau mengurangi atau melemahkan dorongan syahwat”.
Cara
kedua,
dalam
mengurangi
yaitu
ahlimu,
hartamu,
dan
itu.
Kebinasaan Memeliharanya Bab
Lidah
keempat,
dan
pada
Cara
menyatakan
dorongan syahwat itu adalah dengan
kebinasaan lidah. Ketahui olehnmu wahai
kawin,
semua orang yang berkehendak menjalani
karena dorongan syahwat yang membinasakan
akan kehidupan akhirat bahwa kebinasaan
orang akan asyik
lisan itu sangat besar dan orang tidak akan
menghayal dan memikirkan perempuan
lepas dari kebinasaan lisan itu, kecuali
dalam hati yang demikian akan membawa
diam dari berkata-kata, karena itulah
kepada zina mata atau bahkan zina faraj
Rasulullah memuji orang yang diam dan
atau asyik kepada laki-laki yang sejenis
menyuruh
yang membawa kepada masa umat Nabi
“Barangsiapa yang diam niscaya terlepas
Luth,
dia dari kebinasaan lidah”.
berlebihan
akan
dapat
manusia. Sebab,
hal
yang
membinasakan agama.
demikian
akan
diam.
Rasulullah
bersabda.
Abu Bakar Shiddiq menaruh batu dalam mulutnya agar mencegahnya dari
79
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
berkata-kata dan mengisyaratkan akan
laki yang minuman keras dan menceritakan
lidahnya dan dia berkata, inilah yang akan
semua tempat pekerjaan yang membawa
mendatangkan beberapa kejahatan bagiku.
kepada pekerjaan pasik.
Abdullah ibn Mas’ud berkata. “Tiada
Rasulullah
bersabda,
“Kesalahan
sesuatu yang paling ingin aku penjarakan
yang terbesar pada hari Kiamat adalah
kecuali lidahku”.
orang yang banyak melakukan perkataan
Kebinasaan lidah itu ada empat belas
yang batil”.
Imam Ghazali berkata,
perkara: pertama, berkata-kata yang tidak
“Termasuk dalam perkataan yang batil
memberi faedah akan negeri akhirat.
adalah menceritakan tentang yang bid’ah
Apabila engkau berkata-kata sesuatu yang
dan mazhab yang sesat dan sahabat yang
sia-sia yang tidak memberi manfaat di
ikut berperang yang mencela satu sama
dalam
lainnya”.
akhiratmu
maka
sesungguhnya
engkau telah menyia-nyiakan waktumu
Keempat, membantah dan mencela
dan akan datang bagimu perhitungan di
perkataan orang dengan dalil agar orang itu
hari kiamat, padahal jika engkau ganti
kalah, hal itu haram dan yang dilarang
perkataan yang sia-sia itu dengan zikir atau
dalam
membaca Qur’an atau mengucap tasbih,
larangan Rasulullah, “Jangan engkau caci
atau istigfar atau selawat atas Nabi
perkataan saudaramu, jangan pula engkau
Muhammad Saw.. atau diam niscaya
bantah, jangan engkau perolok-olokkan dan
engkau mendapat pahala di akhirat.
jangan engkau berjanji tapi kau menyalahi
Kedua,
adalah
berlebih-lebihan
syari’at
Islam,
seperti
dalam
janji itu”.
dalam perkataan, mengulang-ulang yang
Imam Ghazali berkata, “Setiap ada
tidak perlu, menjadi melebihi dari yang
bantahan adakalanya salah dalam ucapan
diperlukan.
Rasulullah
bersabda,
atau adakalanya salah dalam maknanya
“Beruntunglah
orang
menahan
atau adakalanya salah menangkap orang
lidahnya
berlebih-lebihan
dari
yang
dalam
yang mendengarnya, karena itu tinggalkan
perkataan dan membelanjakan hartanya
membantah perkataan orang lain, jika
yang lebih dari hajatnya”.
engkau dengarkan perkataan itu benar
Ketiga, berkata-kata yang batil dan maksi’at, seperti menceritakan kelakuan perempuan yang jahat atau kelakuan laki-
80
maka benarkan dan jika engkau dengarkan batil maka diamkan".
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
Kelima,
berbantah-bantah
dalam
batu, karena orang mukmin itu tidak
berbicara suatu hal yang tidak dibenarkan
melaknat
oleh
Imam
bersabda, “Jangan kamu melaknat dengan
Ghazali berkata, “Suatu hal yang tidak
laknat Allah Swt. tidak juga dengan
dibolehkan oleh syari’at adalah berkelahi
murkanya
dengan manusia karena engkau menuntut
Jahannam”.
syari'at
dan
diharamkan.
kepada
juga
sesuatu,
tidak
Rasulullah
dengan
neraka
hakmu daripadanya atau engkau menuntut
Kesembilan, bernyanyi dan bersyair
hartamu”. Rasulullah bersabda, “Seseorang
karena menyia-nyiakan waktu yang tidak
yang paling dibenci Allah Swt. adalah
bermanfa’at
untuk
orang yang kuat berkelahi”.
Rasulullah
bersabda,
Keenam,
berbicara
kehidupan
akhirat.
“Dipenuhi
perut
dengan
seseorang di antara kamu dengan nanah
memperindah perkataan dengan sajak-
lebih baik dibanding dipenuhi dengan
sajak dan membaguskan suara karena yang
bersyair-syair”.
demikian itu membawa kepada riya yang
Imam
Ghazali
berkata,
“yang
dilarang oleh agama. Rasulullah bersabda,
dilarang dari bersyair-syair itu adalah
“Aku dan umatku yang takut akan Allah
apabila membiasakan hal itu setiap hari dan
Swt. melepaskan diri dari bersajak-sajak
menjadi
dalam berbicara dan melepaskan diri dari
memutuskan waktunya dengan yang lain,
perbuatan perkataan yang dibaguskan”.
jika tidak seperti itu maka
Ketujuh, memaki-maki orang dan
asyik
dengannya
sehingga
bersyair itu
dibolehkan”.
mengata-ngatainya dengan perkataan yang
Kesepuluh, bersendau gurau. Imam
keji dan jahat yang dilarang oleh syari’at.
Ghazali berkata, “Asal dari bersendau
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang
gurau itu dilarang dan dicegah syar’at
melarang
orang-orang
kecuali sedikit di antaranya” seperti sabda
Musyrik yang mati dalam perang Badar.
Rasulullah, “Aku bersendau gurau tetapi
Lagi Rasulullah bersabda, “Perkataan yang
tidak ada yang saya katakana di dalamnya
jahat dan orang yang menyatakan dan
melainkan perkataan yang benar”
memaki-maki
mengatakan ‘aib orang keduanya adalah cabang daripada sifat munafik”. Kedelapan, melaknat atas manusia, hewan bahkan kepada benda keras seperti
Kesebelas,
mempersendaguaukan
orang atau menggelitikkan orang karena di dalamnya
dapat
menghinanya.
Imam
membawa
kepada
Ghazali
berkata,
81
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
maksud
mempersendauguraukan
orang
katanya, “Takutilah oleh kamu akan dusta
menceritakan aib orang yang hadir dalam
dan berbuat maksiat karena keduanya
majlis itu hingga menjadi bahan tertawaan
masuk dalam neraka”.
bagi kawan-kawannya yang lain, tetapi jika yang dipersendauguraukan itu tidak hadir maka disebut gibah/ mengumpat. Keduabelas,
Kebinasaan Marah dan Berkelahi Bab kelima, menyatakan kebinasaan
atau
marah dan berkelahi. Api yang ada dalam
semestinya
hati adalah berasal dari api yang dijadikan
disembunyikan. Hal ini dilarang dalam
Allah Swt. kepada Iblis dan Syetan yang di
syari’at karena yang demikian setengah
dalam hati keduanya ada sifat takabbur
dari menyakiti orang muslim dan perkataan
karena itu marah adalah satu maksiat dari
yang disembunyikan itu adalah amanah
beberapa maksiat batin, sedangkan dengki
maka jika dizahirkan kepada orang lain
terjadi karena sakit hati dan sakit hati
berarti
bersabda,
muncul karena marah dan marah muncul
”Apabila seseorang bercerita kepada orang
karena sombong, keduanya adalah maksiat
lain
niscaya
batin yang tercela di dalam hati. Rasulullah
amanah,
bersabda, “Marah dapat membinasakan
maka jangan dikabarkan cerita itu kepada
iman sebagaimana racum membinasakan
orang lain”.
air madu”. Lagi Rasulullah bersabda,
menyatakan
melahirkan
rahasia
khianat.
dengan
yang
Rasulullah
suatu
menyembunyikannya
kabar adalah
Ketigabelas, menyalahi janji yaitu dilarang syari’at karena yang demikian sebagian
dari
Rasulullah
tanda
bersabda,
orang “Tanda
munafik. orang
“Tidak ada seorang yang marah melainkan dia dekat kepada api neraka”. Diceritakan Abu Hurairah bahwa ada seorang
laki-laki
bertanya
kepada
munafik ada tiga, jika berbicara berdusta,
Rasulullah, ya Rasulullah suruh saya
jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya
berbuat amal walau sedikit sekalipun, maka
dikhianati”.
Rasul menjawab, “Jangan engkau marah
Keempatbelas,
berdusta
dalam
kepada
seseorang”,
kemudian
dia
berbicara dan berdusta dalam bersumpah
mengulangi pertanyaannya itu, dijawab
karena hal itu sebagian dari dosa yang keji.
Nabi, “Jangan engkau marah kepada
Adalah Abu Bakar Shiddiq menangis dan
seseorang”.
berkhutbah pada saat Rasulullah wafat,
“Tahukah kamu siapa orang yang sangat
82
Lagi
sabda
Rasulullah,
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
pemberani itu”, kami menjawab, “Orang
Di
antaranya
hadits
yang
yang tidak dapat dikalahkan oleh beberapa
diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA., ketika dia
orang laki-laki”, Rasul menjawab, “Bukan
marah
itu, tetapi orang yang dapat menahan
kepadanya, “Datang syaithanmu”, maka
amarah ketika marah”.
‘Aisyah
maka
berkata,
Rasulullah
“Apakah
bersabda
Rasulullah
Orang di dalam marah itu ada tiga
mempunyai Syaitan juga”, dijawab Nabi,
derajat: pertama, orang yang marah ketika
“Betul sayapun ada syaithannya akan tetapi
melihat pekerjaan yang jahat dan tidak
aku berdo’a kepada Allah Swt., maka Allah
marah ketika melihat pekerjaan terpuji
Swt. membantuku maka Syaithan tidak
dalam pandangan syara’, walaupun tidak
dapat menyuruh saya kecuali yang baik”.
sesuai dengan nafsunya tetapi cocok
Allah Swt. memuji orang yang dapat
menurut syara’. Jadi marahnya itu kerana
menahan marah, seperti firmannya yang
syara’ bukan karena nafsunya. Marah
menyatakan bahwa Allah Swt. memuji dan
seperti ini yang terpuji.
memberi pahala kepada orang yang dapat
Derajat kedua, orang yang marah
menahan marah dan mema’afkan kesalahan
disebabkan mengikuti hawa nafsunya,
orang. Rasulullah bersabda, “Siapa yang
martabat ini adalah martabat rendah dan
dapat menahan marah niscaya Allah Swt.
yang dicela oleh syara’ yang tersebut
akan menahan siksa baginya pada hari
dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadits
Kiamat”.
Rasulullah. Derajat yang ketiga, tidak ada marah baginya
Kejelekan Dunia dan Hakikat Dunia Bab keenam, menyatakan kecelaan
dalam segala hal, baik melihat
kejahatan maupun kebaikan hal yang seperti ini dilarang oleh syara’. Sama seperti yang dikatakan Imam Syafi’i, “Apabila didatangkan kepada seseorang suatu masalah yang semestinya dia sudah marah tetapi tidak marah samalah orang ini seperti seekor keledai yang tidak pernah marah melihat sesuatu apapun dan yang seperti ini bukan manusia”.
dunia dan hakikat dunia. Imam Ghazali berkata, “Ketahui olehmu bahwa dunia adalah musuh bagi Allah Swt. dan musuh bagi auliyanya dan musuh bagi musuhnya. Pada
suatu
hari
Rasulullah
bersama
sahabat-sahabatnya
berjalan,
mereka
melewati seekor kambing yang mati, maka Rasulullah bersabda, “Adakah kamu tahu bahwa kambing itu lebih hina dibanding kawan-kawannya”?
Sahabat
menjawab
83
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
benar ya Rasulullah. Maka Rasulullah
sebelum matimu itulah dunia dan yang jauh
bersabda,
daripadamu dan segala sesuatu yang ada
“Demi
Allah
Swt.
yang
menjadikan diriku dengan qudrat-Nya
sesudah matimu maka itulah akhirat”.
bahwa dunia ini lebih hina di sisi Allah Swt. dari pada bangkai kambing itu”. Selanjutnya
Rasulullah
Segala sesuatu yang ada di dunia tidaklah semuanya dicela oleh syara’, tetapi
bersabda,
ada yang dibenarkan syara’, maka dunia pertama,
“Siapa yang cinta dunia niscaya memberi
dibagi
mudrat akan akhiratnya dan siapa yang
keadaan yang menyertaimu di dunia hingga
cinta akhirat niscaya memberi mudrat akan
matimu di akhirat yang sertai dengan ilmu
dunianya, maka pilihlah olehmu akan
yang bermanfaat di akhirat, yaitu ilmu
akhirat yang kekal dibanding dunia yang
tasawuf dan ilmu tariqat yang membawa
pana”.
kepada berbuat ibadah ikhlas kepada Allah
Lagi Rasulullah bersabda, “Heran
Swt.
kepada
tiga
bagian:
dan beramal dengan segala ibadah
lagi mengherankan orang membenarkan
yang ikhlas kepada Allah Swt. itulah yang
akan kekalnya negeri akhirat tetapi mereka
disebut amal akhirat, juga segala macam
berusaha untuk negeri dunia yang penuh
amal dunia tetapi ada manfa’atnya untuk
tipu daya”. Lagi Rasulullah bersabda,
akhirat itu juga disebut amal akhirat, hal ini
“Sesungguhnya
terpuji dalam pandangan syara’.
dunia
itu
manis
dan
sungguh Allah Swt. menjadikan kamu menjadi
khalifah
di
dunia,
Hadits
Rasulullah
menyatakan
maka
“Apabila datang siksa di dalam kubur dari
perhatikanlah bagaimana kamu berbuat
kaki si mait niscaya datang amal qiyamul
untuk dunia, sesungguhnya Bani Israil
lailnya yaitu ibadah di malam hari untuk
tatkala diberikan kepada mereka dunia
menolaknya, apabila datang siksa dari
maka mereka sesat dalam bermewah-
hadapan
mewah, baik laki-laki maupun wanita dan
shadaqahnya untuk menolaknya demikian
mereka
hidup
seterusnya hingga akhir hadits”.
Ghazali
berkata,
berpoya-poya”.
Imam
mait
niscaya
datang
ibadah
olehmu
Bagian dunia kedua, sesuatu yang
bahwa hakikat dunia dan akhirat itu adalah
menolong berbuat amal akhirat hal itu
laksana dua ibarat dari dua keadaan yang
dapat
saling
memakan
berbeda,
“Ketahuilah
maka
yang
dekat
kepadamu dan segala sesuatu yang ada
84
dibilang
amal
makanan
akhirat,
seperti
sekedar
yang
diperlukan untuk menolong dapat belajar
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
menuntut ilmu yang bermanfa’at dan untuk
lain-lainnya yang melebihi dari pada
dapat menolong beribadat, demikian juga
sekedar hajat.
pakaian, tempat tinggal untuk menolong
Imam Ghazali menyatakan, Allah
dapat beribadah, niscaya yang demikian itu
telah
termasuk dari pada amal akhirat.
kumpulan yang disukai nafsu dan tidak
mengumpulkan
dalam
suatu
Tetapi berbeda dengan itu, tidak
bermanfa’at di dalam akhirat yaitu dalam
dibilang amal akhirat jika dimaksud yang
enam macam, bermain-main, bermegah-
demikian itu untuk bersenang-senang,
megah, berhias-hias, memperbanyak anak
bersuka ria, bermegah-megah maka yang
dan harta, sebagimana yang disebutkan
demikian itu terbilang dunia yang dicela
Allah dalam al-Qur’an yaitu; syahwat nafsu
oleh sayara’ dan tidak memberi manfa’at
dari wanita, anak-anak, emas dan perak
untuk akhirat.
yang banyak, berkuda, beberapa binatang
Bagian dunia ketiga, segala sesuatu
dari unta dan lembu, kambing dan beberapa
yang tidak bermanfa’at untuk akhirat
tanaman yang baik, demikian itu tempat
seperti memakan makanan yang sedap-
bersuka ria di dunia dan tidak memberi
sedap yang lebih dari pada hajat bahkan
manfaat di dalam akhirat.
darurat,
pakain,
tempat
tinggal
dan
menikah yang bermegah-megah melebihi
Analisan Kajian
dari pada sekedar hajat niscaya yang
Dalam sejarah Islam, terutama pada
demikian itu tergolong semata-mata untuk
masa Daulah Umaiyah di Syiria dan
dunia yang dicela oleh syara’, atau
Daulah Abbasiyah di Baghdad muncul pola
perbuatan maksiat yang disukai oleh
hidup mewah dari para Khalifah dan
nafsunya niscaya itu termasuk dari pada
keluarga mereka serta pembesar-pembesar
dunia yang lebih tidak dibenarkan syara’.
Negara sebagai akibat dari kekayaan yang
Di
antara
ulama
ada
yang
mereka peroleh dari perluasan Islam yang
mengatakan bahwa maksud yang disebut
sudah melebar sampai ke Syiria, Mesir,
semata-mata dunia yang tidak dibolehkan
Persia. Hal itu terjadi karena hati mereka
syara’ adalah semua yang disukai nafsu
telah dipenuhi oleh ketamakan akan harta
dan tidak ada bermanfaat untuk akhirat,
dan kemewahan hidup dunia serta syahwat
seperti emas, perak, kebun, rumah dan
perut dan syahwat faraj yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
85
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
Dilihat orang pola hidup bermewahmewah yang dilakukan para Khalifah dan
(w. 110 H) dan Rabiah al-Adawiyah (w. 185 H).
para pembesar-pembesar Daulah Umaiyah dan
Abbasiyah
sesudahnya
berbeda
Dari
dua
berkembang
kota
ini
gerakan
semakin
orang
yang
menyolok dengan pola hidup sederhana
mengasingkan diri dari kemewahan hidup
yang dicontohkan Rasulullah Saw. dan
dunia sampai ke Persia (Khurasan) seperti
empat sahabat sesudahnya yaitu Abu
Ibrahim ibn Adham (w. 162 H) di Madinah
Bakar, Umar, Utsman dan Ali.
muncul Ja’far al-Shiddiq (w. 148 H).
Demi
melihat
hal-hal
tersebut,
Ajaran tentang hidup meninggalkan
muncul reaksi dari orang-orang yang tidak
dunia pun semakin berkembang, dari
mau hidup bermewah-mewah dan ingin
mereka yang hidup zuhd itupun mulai
mempertahankan
memberikan
pola
hidup
peringatan-peringatan
dan
kesederhanaan di zaman Rasulullah dan
pengajaran-pengajaran, seperti Hasan al-
sahabat-sahabatnya, mereka menjauhkan
Basri mengatakan: “Jauhilah dunia ini
diri dari dunia kemewahan itu.
karena ia sebenarnya sama dengan ular.
Sebagian
sahabat
ada
yang
Licin
di
tangan
tetapi
racunnya
mengambil sikap mengasingkan diri dari
membunuh”.
halayak ramai serta memakai pakaian kasar
Adham mengatakan: “Kamu diadakan
sebagai reaksi terhadap pakain sutera yang
bukan untuk hidup senang, tinggalkanlah
dipakai golongan mewah di atas. Di Kufah
dunia karena cinta akan dunia membuat
muncul Sufyan al-Tsauri (w. 135 H), Abu
orang tuli, buta dan menjadi budak nafsu”.
Hasyim (w.150 H) dan Jabir ibn Hasyim (w. 190) (Harun Nasution, 1978: 69).
lebih
tenggelam
Ibrahim
ibn
Di belakang hari muncul reaksi dari Imam Ghazali (w.505 H) melalui tulisan-
Di Basrah dikenal sebagi kota yang penduduknya
Selanjutnya
dalam
tulisannya yang ingin menyelamatkan umat dari
keterperdayaan
mereka
terhadap
kemewahan hidup dunia, maka muncul
kemewahan hidup dunia, lewat kajian
reaksi yang lebih ekstrim dari Kufah dari
tasawufnya yang memberikan pengajaran-
hidup aliran zuhd meningkat menjadi
pengajaran tentang perlunya membersihkan
aliran mistik. Di kota Basrah ini muncul
hati, mengendalikan hawa nafsu dan
dua tokoh sufi terkenal yaitu Hasan Basri
syahwat,
memelihara
lidah,
menahan
amarah dan mengendalikan diri dari tipu
86
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
daya dunia dengan segala kemegahannya
memperbandingkan antara nikmat dunia
agar hidup menjadi selamat di dunia dan
dan nikmat akhirat, agar orang tak terlalu
akhirat, bahkan dia sampai mengatakan
tergoda dengan nikmat dunia, bukan berarti
bahwa kenikmatan dunia yang disebut
enam macam nikmat dunia tidak memberi
Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 14
manfaat untuk kehidupan akhirat, demikian
sesuatu yang tidak memberi manfaat untuk
pendapat Hamka (Jilid 3, 1983: 163).
akhirat, seperti yang telah diterangkan
Sama halnya dengan Sayyid Quthb
Imam Ghazali (w.505 H) dalam bukunya
(Jilid 2, 2001: 42) yang menyatakan bahwa
Ihya’ Ulumuddin yang dikomentari Syekh
sudah menjadi insting manusia mempunyai
Ali Abdurrahman al-Kalantany dalam
kecenderungan dan merasa senang serta
bukunya Sairus Salikin.
indah memandang nikmat yang enam
Memang dalam al-Qur’an disebutkan
macam
itu,
karena
itu
perlu
bahwa ada enam macam nikmat dunia,
mengimbanginya
yaitu nafsu syahwat kepada wanita (lawan
pengendalian jiwa agar tidak tenggelam
seks), anak-anak, harta yang banyak dari
dalam
jenis emas dan perak, kuda pilihan,
tersebut
binatang ternak, sawah ladang. Itulah
peningkatan
kesenangan hidup duniawi dan di sisi
bertaqwa
Allah tempat kembali yang baik (Q.S. 3:
keluhuran dan keistimewaan Islam dalam
14). Imam Ghazali menyatakan yang enam
memelihara
itu adalah tempat bersuka ria di dunia dan
menerimanya sebagai suatu kenyataan agar
tidak memberi manfaat di akhirat.
manusia
Tetapi menurut Hamka enam macam
dengan
meningkatkan
kecenderung-kecenderungan dan
terus
mutu kepada
mengusahakan
kehidupan,
dengan
Allah.
sinilah
fitrah
manusia
berusaha
memeliharanya
Di
merawat
bukan
dan
dan
membekukan
itu sangat disukai manusia oleh karena itu
bahkan mematikannya (Sayyid Quthb, Jilid
mereka
2, 2001: 42).
ingin
mempunyai
dan
menguasainya sebab yang nampak oleh
Berdasarkan uraian Sayyid Quthb ini
manusia hanyalah keuntungannya saja,
bahwa kecendurungan kepada dunia dan
sehingga manusia tidak memperdulikan
nikmatnya
kesulitan
bahkan
untuk
memilikinya.
Tetapi
nikmat akhirat tidak sebanding dengan nikmat
dunia
itu.
Maka
tidak
tidak
boleh
boleh
diingkari
dimatikan,
dan maka
nikmat-nikmat tersebut bukanlah sesuatu
Allah
87
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
yang
tidak
memberi
manfa’at
untuk
akhirat.
Dengan
demikian,
apa
yang
dikatakan Imam Ghazali bahwa enam
Ibn Katsir (Jilid 3, 2010: 126)
macam
nikmat
dunia
adalah
tempat
menafsirkan dengan cara lain pula yaitu
bersuka ria di dunia dan tidak memberi
jika
untuk
manfa’at di dalam kehidupan akhirat, tidak
melanjutkan
sepenuhnya dapat diterima, tergantung
keinginan
menjaga
kepada
kesucian
wanita
dan
keturunan umat Muhammad maka hal itu
siapa
terpuji, karena Nabi-pun mencintai wanita
digunakan sesuai dengan yang digariskan
dan kawin dengan banyak wanita, tetapi
Allah,
jika kecintaan kepada wanita dan anak
Kelihatannya,
untuk berbangga-bangga maka tercela, jika
semangat
untuk memperbanyak keturunan umat Nabi
dunia sehingga timbul kecendurungannya
Muhammad dan beribadah kepada Allah
meninggalkan kehidupan dunia.
maka kecintaan seperti ini adalah terpuji.
Kesimpulan
yang
mempergunakan,
maka
semua
hal
Imam
Ghazali
melihat
itu
jika
baik. terlalu
kejelekan-kejelekan
Juga jika kecintaan kepada harta kekayaan
Dari kajian di atas dapat disimpulkan
dalam rangka berbangga-bangga maka hal
bahwa hasil kajian yang dilakukan Syekh
itupun tercela, tetapi jika kecintaan kepada
Ali Abdurrahman yang mengomentari
harta dalam rangka beribadat kepada Allah
kitab Ihya’ Ulumuddin yang ditulis Imam
maka kecintaan seperti ini adalah terpuji
Ghazali bahwa hati adalah raja bagi badan,
(Ibn Katsir, Jilid 3, 2010: 126).
sedangkan
anggota
tentaranya,
semestinya
Menurut M. Quraish Shihab (Jilid 2,
badan tentara
menjadi akan
2006: 30), Allah menjadikan indah dalam
mengikuti komando rajanya. Jika itu yang
pandangan
terhadap
terjadi maka baiklah seluruh anggota
wanita dan semua yang disebutkan dalam
badannya, sebaliknya jika tentara tidak
surah Ali Imran ayat 14 tersebut maka hal
mengikuti
itu adalah baik karena itu merupakan
binasalah seluruh anggota badan lainnya.
kesenangan hidup dunia. Kalau syahwat
Inilah keajaiban hati manusia.
manusia
syahwat
dan harta benda digunakan sesuai dengan
Nafsu
komando
Ammarah
rajanya
bi
su’i
maka
mesti
yang digariskan Allah maka hal itu adalah
disucikan daripada segala sifat yang jahat
baik, jika sebaliknya maka menjadi buruk.
dan dari segala perangai yang tercela agar naik kepada nafsu lawwamah dan pada
88
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014
tahap nafsu lawwamah perlu terus berzikir
Imam
Ghazali
membagi
dunia
pada waktu berdiri, duduk dan berbaring
menjadi tiga bagian; sesuatu keadaan yang
agar meningkat kepada nafsu mutmainnah
menyertaimu di dunia hingga matimu di
yang sangat senang berzikir kepada Allah.
akhirat dan ilmu yang bermanfaat di
Dua syahwat: perut dan faraj sangat
akhirat, yaitu ilmu tasawuf dan tariqat yang
perlu dikendalikan dengan berpuasa dan
dapat beribadah dengan ikhlas kepada
sedikit makan karena dengan syahwat
Allah, itulah dunia yang tidak dicela syara’.
perut
dan
faraj
mengejar
Kedua, segala sesuatu yang menolong
kemegahan dunia dan gemar kepada harta
berbuat amal akhirat, seperti memakan
padahal
makanan sekedar yang diperlukan untuk
itulah
Rasulullah
seseorang
pangkal
bersabda;
kejahatan.
“Jangan
kamu
menolong dapat belajar menuntut ilmu
matikan hatimu dengan banyak makan,
yang
bahwa sesungguhnya hati itu seperti
menolong beribadat, juga pakaian dan
tanamam apabila banyak disiram air
tempat tinggal untuk menolong dapat
niscaya dia akan mati”.
beribadah niscaya yang demikian itu
Yang juga penting dijaga adalah
bermanfa’at
dan
untuk
dapat
termasuk dari pada amal akhirat.
lidah karena yang akan membinasakan
Ketiga, segala sesuatu yang tidak
seseorang adalah lidahnya, oleh sebab itu
bermanfa’at untuk akhirat seperti memakan
lidah harus dijaga, sedang
kebinasaan
makanan yang sedap-sedap yang lebih dari
lidah itu dalam kajian buku ini ada empat
pada hajat, pakaian, tempat tinggal dan
belas perkara.
pernikahan
yang
bermegah-megah
Marahpun perbuatan yanga sangat
melebihi dari pada sekedar hajat niscaya
tercela yang perlu dikendalikan, sebab api
yang demikian itu tergolong semata-mata
yang ada dalam hati berasal dari api yang
untuk dunia yang dicela oleh syara’.
dijadikan Allah Swt. kepada Iblis dan Syetan yang di dalam hati keduanya ada sifat takabbur karena itu marah adalah satu maksiat dari beberapa maksiat batin yang ada. Rasulullah bersabda, “Marah itu membinasakan iman sebagaimana racum membinasakan air madu”.
Daftar Kepustakaan Syekh Ali ibn Abdurrahman al-Kalantany. (1935). Sairu al-Salikin li Babi Ihya Ulumuddin. Jilid 3. Mesir: Mustafa al-Bany al-Jalby.. Hamka. (1983). Tafsir al-Azhar.Jilid 3. Jakarta: Pustaka Panjimas.
89
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin
Hamka. (1990). Tasauf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.
M. Quraish Shihab. (1996). Wawasan AlQur’an. Bandung: Mizan.
Ibnu Katsir. (2010). Tafsir Ibnu Katsir.Jilid 3. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir.
Quthb, Sayyid. (2001). Tafsir Fi Zilalil Qur’an. Jilid 2. Jakarta: Gema Insani.
M. Quraish Shihab. (2006). Tafsir AlMishbah. Jilid 2. Jakarta: Lentera Hati.
90