Warta Tumbuhan Obat Indonesia
2001
EFEK EKSTRAK KULIT BATANG PULASARI (ALYXIA REINWARDTII BI.) PADA KEHAMILAN TIKUS PUTIH IN V N O
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh
enstrak kulit batanq pulasari yanq d ketahui menqanddnp kumarin dan dikstahui sebagai koagulan tirhadap kehamitan tikus putih. Sejumlah 50 ekor tikus putih betina galur Wistar yang telah ditetapkan kehamilannya berdasarkan keberadaan sperma pada usap vagina. dibagi menjadi 5 kelornpok sama banyak. Kelompok I sampai dengan V berturut-turut diberi 4 mL ekstrak pulasari 2% (setara dosis manusia), 4%, 8%, akuades sebagai kontrol negatif, dan kurkuminoid 37.5% mglkg bb. sebagai kontrol positif. Pemberian dilakukan secara oral pada hari ke 7-15 masa kehamilan dan pada 12-24 ]am sebelum kelahtran Ianln d ~ a m oI , dlhit~nglurnlahnya. d ttmbang serta d~pertksasecara rnakroskop~fldan
PENDAHULUAN U L batang ~ pulasari (Alyxia reinwardtiiBI.) sangat banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa hampir semua ramuan obat tradisional diikut senakan dengan nama paduan "Adas pulasari atau adas pulowaras". Adas pulasariladas pulowaras tersebut sering dikira merupakan satu bahan, tetapi sebenarnya berasal dari 2 tanaman, yaitu adas (Foeniculurn vulgare Mill) dan pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). Banyak sekali penyakit atau gejalanya yang diobati dengan paduan adaspulasari tersebut, misalnyapenurun panas. influensa, batuk rejan. kembung. diare, penyakit infeksi, seperti cacingpita, disentri, cacar air (varicelfa), cacar (variola), pneumoni. frambosia, sakit pinggang, sakit mata, keputihan, air seni tidak lancar, sakit kuning, ataupun sebagai tonikum (I). Di samping iru paduan bahan tersebut digunakan hampir oleh semua orang yang berminat tanpa ada batasan umur maupun keadaan (kondisi) para pemakai, misalnya wanita hamil. Padahal apabila ditinjau senyawa yang terkandung dalam kulit batang pulasari, di antaranya senyawa kumarin merupakan anti-koagulansia yang mempunyai efek berbahaya terhadap hasil konsepsi, maupun janin dari ibu hamil, seperti perdarahan atuapun kelainan lain (2). Permasaiahannya adalah apapengamh kulit batangpulasari apabila diminum oleh wanita yang sedang hamil. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian pada hewan percobaan yang sedang bunting (hamil) dengan pemberian kulit batang pulasari dalam jangka waktu tertentu (pada periode organogenesis). Dari pengamatan makroskopis maupun mikroskopis dari janin (fertus) serta induknya dapat diketahui pengaruh kulit batang pulasari tersebut
K
BAHAN DAN CARA Bahan Sebagai bahan utama penelitian adalah kulit batang
*
Bagian- Farmakologi FK-UGM, Yogyakana
mikroskopik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan lanin kelom~oktikds van0 d.beri ekstrak pulasar~ dan kuikuminoid lebih besar dariorrnal (kontrol negatif), dan pada pemeriksaan makroskopik tampak adanya resorbsi, perdarahan dan kelainan bentuk janin, yaitu tanpa kaki depan. Perneriksaan mikroskopik jaringan tarnpak adanya kongesti, perdarahan uri, hati, tulang janin pada pemberian pulasari 2%, 4%. 8%. Pemberian pulasari 4%. 8% rnenunjukkan perdarahan rahirn. uri. hati, ginjal, dan tulang janin, dan pemberian pulasari 8% tikus mengalami perdarahan rahim, hati, ginjal, tulang janin serta perdarahan uri pada semua tikus. Jumlah corpus luteurn ovarium meningkat lebih banyak dari normal. pulasari berasal dari tanaman pulasari yang tumbuh di daerah pegunungan Tawangmangu. Surakarta. Hewan uji yang digunakan ialah tikus putih betina dewasa jenis Wistar sebanyak 5 0 ekor, dengan bobot yang bervariasi antara 100 - 200 gram. Bahan lainnya adalah makanan tikus, akuades dan obat untuk kontrol positif kurkumin yang mempunyai gugus fenol seperti kumarin. Persiapan: Dibuat ekstrak (rebusan) kulit batang pulasari 2%. 4% dan 8% di laboratorium Fannakognosi Fakultas Fannasi UGM. Mula-mula ditimbang 8 gram kulit batang pulasari, diberi air 100 mL,lalu dididihkan dihmggu selama 15 menit, kemudian disaring dengan kain flnnel. sambil ditekan kulit batang rebusan pulasari dan ditambahkan air panas sampai diperoleh larutan 100% (3). Dari ekstrak pulasari 8% dibuat ekstrak 4% dengan mengencerkan akuades volume 1:l. Demikian pula dengan cara yang sama dihuat eksmk pulasari 2%.
Cara Percobaan dilakukan di Laboratorium Fannakologi
FK UGM. Untuk memperoleh tikus hamil, tikus putih betina umur dewasa yang dalam masa estrus dikawinkan dengan tikus putih jantan dengan cara menempatkan 5 ekor tikus putih betina dan 1 ekor tikus putih dewasa jantan dalam satu kandang, dimulai sejak sore hari. Keesokan hari, masing-masing tikus betina diperiksa usapan vaginanya di bawah rnikroskop. Apabila pada usapan vagina didapatkan adanya sperma maka tikus betina tersebut dinyatakan hamil (bunting) (4). Setelah diperoleh 50 ekor tikus bunting, kemudian tikus dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor. Tikus bunting tersebut diberi perlakuan selama periode organogenesis, yaitu pada hari ke 7-15 dihitung sejak hari ke I masa bunting (H,= Hari waktu positif ada sperma. dan hari berikumya adalah hari ke I masa bunting (H,).
Warta TumbuhanI Obat Indonesia
Volume 7 Nomor 2
Ukuran dosis diambil sesuai dosis manusia yang digunakan masyarakat, yaitu 4 gram kulit batang pulasari yang direbus dengan 1 gelas air (2%) (5). serta kelipatannya, yaitu 4 % dan 8%. Dengan mengingat volume maksimal lambung tikus adalah 5 mL. maka volume yang diberikan kepada masing-masing tikus sebanyak 4 mL. Kelompok tikus diperlakukan sebagai berikut: I. Kelompok I : kontrol negatif: tiap tikus diberi 4 mL akuades 2. Kelompok P, : perlakuan 1: tiap t i h s diberi 4 mL ekstrak pulasari 2%. 3. Kelompok P, : perlakuan 2: tiap tikus diberi 4 mL ekstrak pulasari 4% 4. Kelompok P, : perlakuan 3: tiap t i h s diberi 4 mL ekstrak pulasari 8% 5. Kelompok II : kontrol positif: tiap tikus diberi kurkumin dengan dosis 37.5 m g k g bb Tikus tenebut diamati setiap hari ditunggu sampai 12-14 jam sebelum waktu kelahiran normal melalui bedah seisar yang dilakukan di laboratorium Pathologi Anatomi FKH UGM. Janin dari tikus bunting diambil, dihitung jumlahnya, masing-masing janin ditimbang dan dilihat apakah ada kelainan yang timbul. Untuk pemeriksaan jaringan diambil dari tiap induk, yaitu kedua indung telur (ovarium). alat kandungan (uterus) dan uri (plasenta). Dari janinnya diperiksa hati, ginjal, serta Nlang-tulangnya. Semua jaringan tersebut diperiksa di bawah mihskop. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh dari pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik (pemeriksaan jaringan induk dan janin). Pemeriksaan makroskopik Dari pemeriksaan makroskopik diperoleh hasil seperti pada Tabel 1 dan gambar 1-4. Tabel 1.Pemeriksaan makroskopik janin tikus putih seteiah pemberian ekstrak kulit batang pulasari, kontrol negatif lakuadesl dan konlrol positif (kurkumin 37.5 mgkg bb). Jml
NO.
Kel
Petlakuan
janin
Bobat janin
(g)')
Jml
Jml
Keterangan: Janin dengan pula&r*wnin "1 , Tidak eda kakl deoan
.)
~~
"')Tikus
Perdarahan
resarbsi janin cacal janin .*I
lebih besar dad janin
~~
mati pada simua janin tarnpak pdarahan.
"')
Mmal
7
Dari Tabel 1 diketahui bahwa jumlah janin dari tikus dengan pemberian pulasari semua kadar yang diperiksa dan juga kontrol positif dengan kurkumin, janin lebih banyak. Tampak tikus dengan pemberian pulasari lebih subur. kemungkinan ha1 demikian berkaitan dengan senyawa kandungan pulasari. yaitu flavonoid yang mempunyai efek estrogenik. Selain mengenai jumlah janin, berkaitan dengan hal-ha1 tersebut juga mengenai bobot janin. Ternyata bobot janin tikus perlakuan dengan pemberian semua kadar pulasari yang diperiksa lebih besar dari pada janin tikus normal (kontrol akades), dapat jelas terlihat pada Tabel 1. Mungkin juga karena kulit batang pulasari mengandung senyawa flavonoid yang mempunyai efek estrogenik (hormonal). Di samping tersebut juga mungkin karena dalam kulit batang pulasari terdapat zat rasa pahit yang dapat berefek memacu nafsu makan, sehingga jumlah makanan yang dimakan oleh induknya lebih banyak, maka bobot janinnya juga besar dan subur. Selain itu juga ditemui adanya resorbsi janin pada tikus bunting dengan perlakuan pulasari pada semua kadar yang diperiksa, dan ditemukan pula perdarahan yang tampak secara makroskopik serta didapatkan pula janin yang cacad tanpa kaki depan. Pemeriksaan mikroskopik Hasil pemeriksaan jaringan (mikroskopik) dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 tampak banyak terjadi perdarahan terutama uri (plasenta) pada pemberian semua kadar pulasari pada semua tikus dengan pulasari 8%. Demikian pula rahim dan indung telur induk. Pada gambar jaringan janin, terutama hati terjadi perdarahan dengan pemberian semua kader pulasari. demikian juga pada tulang. Perdarahan ginjal janin tampak pada pemberian pulasari 4% dan 8%. Hal tersebut sesuai dengan efek kumarin adalah suatu antikoagulansia yang dapat melalui uri dan menimbulkan perdarahan janin, terutama di hati. Pada hewan perdarahan janin mempunyai peringkat tinggi setelah pemberian oral kumarin (6). Demikian pula pada manusia (7). oral antikoagulan dapat menambah tinggi angka morbiditas dan mortalitas janin. Di samping itu juga terjadi pembendungan pada jaringan rahim induk, hati, ginjal dan tulang pada janin. Dari penelitian ini yang penting mendapat perhatian untuk keamanan pemakaian, yaitu bahwa pemberian ekslrak kulit batang pulasari 2% sesuai dengan takaran pada manusia di masyarakat, sudah dapat membahayakan dengan timbulnya perdarahan uri, hati dan tulang janin, sehingga perlu dicari takaran pemakaian yang aman dan hati-hati pada pemakaian ibu hamil.
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
8 Tabel 2.
Perneriksaan jaringan rahim, indung telur dan uri dari induk serta jaringan ginjai, hati dan tulang dari janin setelah pernberian ekstrak kuiit batang pulasari 2%, 4%, 8% beserta kontrol negatif (ak.uades) dan kontrol ws;itif (kurkurnin)
No. Knntrnll pe
1.
2.
2M)l
Kc n%., (akuades)
-
Jatingan lnduk lndung teiur Un
f -
C
lgan korpus luteum : 6,3.2,5,8
pembendvngan korpus Kontrol positif luteum : (kurkumim 4,2.3,5,3 37.5 mglkg bb.
Jaringan Janin Hati Tulang
Pembendungan Pembendungan
perdarahan pembendungan perdarahan pembendungan perdarahan
Pedakuan Pulasan' %
pembendungan
pembenmgan perdarahan perdarahan Pulasari 4%
perdarahan
korpus luteum : 6.3.6
4 ekw 1 ekor 1 ekw 5 ekor 1 ekor
pembendungan perdarahan pembendungan perdarahan Pulasari 8%
perdarahan
3 ekor 2 ekor 4 ekor 1 ekor 2 ekor
perdarahan
C.
5 ekor 2 ekor 1 ekor 1 ekor 1 ekor 3 ekor
1 ekor
korpls iuteum : 3.4,2,2,2 perdarahan
b.
2 ekor 1 ekor 1 ekor
4 ekw
pembendungan
3. a.
Kete rangan
korpus luteum : t,3,7,1 perdarahan pembendungan perdarahan pembendungan perdarahan pembendungan perdarahan
semua 1 ekor 1 ekor 4 ekor 3 ekw 1 ekor 2 ekor
Keterangan : h i m = utems: indung telur = ovarium: uri = plasenta; ginjal = ren: hati = hepar. pembendungan = kongesti : 10 ekor tikus per kelompok Penelitian Pemeriksaan jaringsn : 5 ekor tikus per kelompok
Volume 7 Nomor 2
WarIa TumbuhanI Obat Indonesia
Curnbor 1. Janin ~ I , I ~ ~ I I : ~ I ~ i ~ l uk111rt>1 l inc:.~lil d c l ~ . ~ i i ~~i ~ d e s )
Canlh.ir 2. Jan!,, pl.ri:~lci:~n~,ul;>~;~n 4'~:. clr'ny;tn 2 jn~und~rr.st,~l~si IderrIan P I V palills Lanm [no. '1 don IiII1. J;mn lch#i>k r a r &an nonnnl
Gnrnhnr 3. Janin cacal dengan perlakuan pulasari 49,.Jantn lrhih k s v r dari normal
Gambitr -I.Kontrol p r r t 8 l . J:tnin tikus pmhcrinn hulhun,~n137.5 mgl kg hh) dcngon I janin rliresorki (kecil. hiram)
9
10
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
2001
Volume 7 Nomor 2
Warta Tumbuhan Obat: Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemeriksaan makroskopik pemberian ekstrak kulit batang pulasari (Aiyxia reinwardtii, BI.) 2%.4%. 8% dapat meningkatkan jumlah janin dari normal (konml negatif), rerata bobot janin lebih besar, ditemui resorbsi janin dan janin yang cacad (tanpa kaki depan). Ditemui juga kematian induk sebelum pembedahan dilakukan serta tampak perdarahan semua janin di daerah punggung. 2. Pemeriksaan mikroskopik pemberian ekstrak kulit batang pulasari 2%. 4%, 8% menimbulkan pembendungan (kongesti). perdarahan uri, hati dan tulang janin. Pemberian pulasari 2% dan 4% menimbulkan perdarahan pada rabim, uri, hati dan tulang janin, sedang pemberian pulasari 8% terjadi pada kebanyakan tikus mengalami perdarahan rahim, hati. ginjal serta tulang janin dan pada semua tikus terjadi perdarahan uri. Di samping itu tampak juga peningkatan jumlab korpus luteum pada indung telur. dan ha1 ini sesuai dengan peningkatan jumlah janin yang lebih banyak dari pada normal. 3. Hal-ha1 tersebut kemungkinan disebabkan oleh senyawa aktif terduga yang terkandung dalam kulit batang pulasari. 4. Perlu diteruskan dengan penelitian terkait. Saran 1. Unhlk menjaga keamanan pemakaian dalam masyarakat. perlu penelitian penetapan takaran (dosis)
II
minimal yang efektif dan optimal dan apakah dapat digunakan untuk semua tanpa mengingat keadaan dan umur pemakai. 2. Penetapan kadar senyawa aktif terduga. yaitu kumarin, sebingga dapat ditentukan langkah lebih lanjut apakah perlu senyawa kumarin dipisahkan untuk berguna sebagai antikoagulansia dan senyawa kandungan kulit batang pulasari lainnya digunakan sesuai tujuan terhadap penyakitnya. 3. Perlu penelitian tentang kegunaan kumarin dan senyawa sisanya yang terkandung dalam kulit batang pulasari pada hewan percobaan yang ditemskan dengan penelitian klinik.
DAFTAR PUSTAKA 1. Sahy S. Petunjuk Pengobatan Dengan ResepResep Asli. Solo: CV Aneke, 1995. 2. Tuchrnann H-Duplesis. Drug Effects on !he Fetus. Monographs on DWS. VoI. 2, Sidnel. ADlS Press. 1975. 3. Fannakope Indonesia Ill. %panemen Kesehatan. Jakaria. 1974.
Donatus JA. Nurlaila. Obat Tdisbnal clan Fitolwapi Uji Toksikologi. Ywalcana. Panitia Lustrum ke V11 dan Reuni Fakultas Fennasi u&, 1986. 5. Sjamsuhidajat SS. Hutapea JR. lnvenlaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta. Departernen Kesehatan RI. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 1991 6. Krauss AFI Perto S, Singer K. Danger of dicoumarol treatment in pregnancy. In Tuchman. H-Duplesis. Drug Efiects on !he Fetus. Sydney. RDlS Press. 1975:141. 7. Kerber JS. Wan OS. Richardson C. Pregnancy in a patient with a prosthetic metral valve associated with a fetal anomali attributed to wartarin sodium. In Tuchrnann. H-Duplesis. Dwg Effectson the Fetus. Sidney. ADlS Press. 1975141. 4.
Warts Tumbuhan Obat Indonesia Majalah WadaTumbuhan Obat Indonesia, disingkat WamTOI, memuat makalah yangdisajikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Ohat Indonesia yang diselenggarakan oleh Kelompok Ke rja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia(P0WANAS TOO dan memenuhi penyaratan WanaTOI. Selain itu, redaksi juga menerima naskah tentang berbagai aspek tumbuhan ohat yang tidak disajikan dalam Seminar. Makalah yang diterima u n t u k diterhitkan Makalah yang diterimadapat bempa: a. Anikelasli (berisi hasil penelitian sendiri yangorisinil). b. Tinjauanprrstaka (berisi anikel review mengenai segala aspek tanaman obat), c. Editorial (berisi anikel yang membahas berba~ai masaiah tanaman obat yang dewasa ini sedang menjadi topik kalangan kesehatan dan fihak-fihak terkait), d. Laporan kaslrs (herisi anikel tentang kasus penggunaan obat tradisional di klinik yang cukup menarik dan baik untuk
maupun non-ilmiah yang perlu disebarluaskan), g. Lain-lain yang dianggap perlu oleh Dewan Redaksi. Kelengkapan makalah Setiap makalah harus dilengkapi dengan: a. Judul singkat tetapi jelas, maksimal40 karnkter 2 baris ketik (bahasa Indonesia dan Inggris). b. Nama setiap penulis dengan gelar akademik teninggi dan lembaga afiliasi penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telpon, nomor faksimili dan alamat e-mail. c. Nama dan alamat lengkap institusi tempaf penulis bekerja (bahasa Indonesia dan Inggris). d. Ahstrak untuk Anikel penelitian. linjauan pustaka, dan Laparan kasus dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan jumlah maksimal 200 kata. Anikel penelitian hams berisi: Tujuan penelitian, Metode, Hasil utama. dan Kesimpulan utama. Abstrak dibuat ringkas dnn jelas sehingga memungkinkan pembaca memahami tentang aspek baru atau penting tanpa hams membaca selumh makalah. e. Kata kunei (keywords) dicantumkan pada halaman yang sama dengan abstrak, sesuai dengan UNIFORM REQUIREMENTS yang diterbitkan oleh International Committee of Medical Journal Editors di Vancouver, British Columbia pada tahun 1997. Br Med J 1998:296:40l-5. Pilih 3-5 kata kunci dalam bahasa Inggris. untuk keperluan indeks. Teks makalah Teks makalah disusun menumt subjudul yang sesuai, yaitu Pendahuluan (Intmduction). Bahan danCara (Methods), Hasil (Results), dan Pembahasan (Discussion). Cantumkan ukuran dalam uniusatuan System Internationale (SI units). Jangan menggunakan singkatan tidak baku. Buatlah singkatan sesuai anjuran Style Manual for Biological Sciences, misalnya mm, kcal. Laporkan satuan panjang, tinggi. berat dan isi dalam satuan metrik (meter, kilogram, atau liter). P e n u l i a n makalah Makalah, fermasuk tabel, dafiar pustaka. dan gambar hams diketik 1.5 spasi pada kenas ukuran 21.5 x 28 cm (kenas A4), dengan jarak dari lepi minimal 2.5 cm. Setiap halaman diberi nomor secara bemmtan dimulai dari halaman judul sampai halaman terakhir secara rapi dengan jarak baris 1.5 spaci, tidak timbal balik. ruang tepi atasbawah-kiri-kanan hams cukup lebar (2.5 - 3 cm). Kirimkan sebuah makalah asli dan 2 fotokopi selumh makalah termasuk foto sena disket. Tulis nama file dan program yang digunakan pada label disket. Makalah dan gambar yang dikirim ke WARTA TO1 tidak akan dikembalikan pada penulis. Makalah yang dikirim untuk WARTA TO1 hams disenai surat pengantar yang ditandatangani penulis.
Gambar Kirimkan gambar yang diperlukan bersama makalah asli. Gambar sebaiknya dibuat secara pmfesional di fnto. Kirimkan cetakan foto yang tajam, di atas kertas kilap. Hitam putih. ukuran standar 127 x 173 mm, maksimal 203 x 254 mm. Setiap gamhar hams memiliki label pada bagian belakang dan berisi nnmor gambar, nama penulis, dan tanda penunjuk bagian "atas" gambar. Tandai juga bagian "depan". lika belupa gambar orang yang mungkin dapat dikenali, atau bempa ilustrasi yang pernah dipublikasi. makalah hams disertai izin tenulis. Gambar hams diberi nomor umt sesuai dengan pemunculan dalam teks, jumlah gambar maksimal6 buah. Metode statistik Jelaskan tentang metcde statistik secara rinci pada bagian "Bahan dan Cara". Metode yang tidak lazim, ditulis secara rinci berikut mjukan metode tersebut. Ucapan terima kasih Batasi ucapan terimakasih padaparapmfesional yang membantu penyusunan makalah. Termasuk pemberi dukungan teknis, dana. dan dukungan umum dari suatu institusi. Bahasa yang digunakan Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang haik dan benar serta buku sesuai: a. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan b. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jika terpaksa menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah, maka kata-kata tersebut ditulis (dalam tanda petik, atau dengan humf Italic, atau diberi garis bawah). Rujukan Rujukan ditulis sesuai aturan penulisan Vancouver. diberi nomorumt sesuai dengan pemunculan dalam keselumhan naskah, bukan menumt abjad. Cantumkan semua penulis jika tidak lebih dari 6 orang. jika lebih dari 6 orang penulis. tulis nama 6 penulis pertama diikuti oleh et al. Jumlah rujukan sebaiknya dibatasi sampai 25 buah dan secara umum dibatasi pada tulisan yang terbit dalam satu dekade terakhir. Gunakan contoh yang sesuai dengan Edisi ke-5 dari UNIFORM REQUlREMEhTfor Manuscript Submitted to Biomedical Journals yang disusun oleh lnternatio~lCommittee of Medical Journal Editors. 1997. Singkatan nama jurnal sesuai dengan Index Medicus. lidak dibenarkan menulis dalam Daftar Pustaka, pustaka yang tidak disinggung sama sekali dalam naskah. Hindari penggunaan sebagai mjukan: I. Abstrak; 2. Observasi yang tidak diterbitkan: dan 3. Komunikasi pribadi: walaupun mjukan berbentuk komunikasi tertulis, tidak lisan, dapat dimasukkan dalam naskah (dalam kumng). Dapat dimasukkan dalam Daftar Pustaka (mjukan), makalah yang telah diterima tetapi belum diterbitkan dengan menyebutkan nama majalah dan "sedang dicetak". Artikel dan jurnal 1. ArrikeI sfandnr
Vega K1,Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for pancreatnhiliary disease. Ann Intern Med 1996 Jun 1:124(11):980-3. Cara lain: bila jurnal tersebut mengumt halaman dalam suatu volume. maka bulan dan nomor edisi tidak perlu dicantumkan. Vega KJ,Pina I. Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for pancreatobihiary disea.e. Ann Intern Med 1996;124:980-3. Lebih dan 6 penulis: Parkin DM, Clayton D, Black RJ. Masuyer F, Freidl HP, lvanov F, et al. Childhood leukaemia in Eumpe after Chernobyl: 5 year follow-up. Br J Cancer 1996;73:1006-12. 2. Sualu organism' sebagaipenulis The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical exercise stress testing. Safety and performanceguidelines. Med J Aust 1996;164:282-4. 3.
Tanpa nama penulis
Cancer in South Africa (editorial). S Afr Med J 1994;84:15.
4.
Artikel t i h k dalam bahasa Inggris Ryder TE.Haukehand EA. Solhaug JH. Bilateral infnpatellar seneruptur hos tidhigere frisk kvinne. Tidsskr Nor Laegeforen 1996: 116:41-2.
5.
Volume dengan suplemen Shen HM. Zhang QF. Risk assessment of nickel carcinogenicity and occupational lung cancer. Environ Health Penpect 1994:102 Suppl 1:275-82.
6. Edisi dengan suplemen
Payne DK. Sullivan MD, Massie MJ. Women's psychological reactions to breast cancer. Semin Oncol 1996;23 (I Suppl 2): 89-97.
7.
Volume dengan bagian Ozben T. Nacitarhan S. TuncerN. Plasma and urine sialic acid in non-insulin dependent diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3):303-6.
8. Edisi dengan bagion Poole GH, Mills SM. One hundred consecutive cases of flap lacerations of the leg in ageing patients. N Z Med J 1990:107 (986 Pt 1):377-8. 9. Edisi dengan bagion
Turan I, Wredmark T. Fellander-Tsai L. Anthroscopic ankle anthrodesis in rheumatoid arthritis. Clin Orthop 1995;(320): 110-4. 10. Tanpa edisi olou volume Bmwell DA, Lennard TW.Immunologic status of the cancer patient and the effects of blood transfusion on antitumor responses. Curr Opini Gen Surg 1993;325-33. 11. Nomor halaman dalam angka Romawi Fischer GA. Sikic BI. Drug resistance in clinical oncology and hematology. Introduction. Hematol Oncol Clin North Am 1995 Ap~9(2):xi-xii Bukn dan monograf lain 12. Penulisperseornngan Ringsven MK. Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. znded. Albany (NY): Delmar Publishers; 1996. 13. Editor, sebagai penulis Norman IJ, Redfern SJ, editors. Mental health care for elderly people. New York: Churchill Livingstone; 1996. 14. Organisasi sebagaipenulis Institute of Medicine (US). Looking at the future of the Medicaid program. Washington: The Institute: 992.
15. Bob dalam buku Catatan: Menurut pola Vancouver ini unhlk halaman diberi tanda p, bukan tanda baca titik dua seperti pada pola terdahulu. Phillips SJ, Whisnant JP. Hypertension and stroke. In: Laragh IH. Brenner BM, editors. Hypertension: patophysiobogy, diagnosis, and management. 2'ed. New York: Raven Press; 1995.p.465-78. 16. Prosiding konferensi
Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiohogy. Proceedings of the 10" International Congress of EMG and Clinical Neumphy siohogy; 1995 Oct 15-19; Kyoto. Japan. Amsterdam: Elsevier: 1996. 17. Makalah dnlnm konferensi Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and security in medical information. In: Lun KC. Degoulet P.Piemme TE,Rienhoff 0,editors. MEDINFO 92. Proceedings ofthe 7" World Congress on Medical Informatics; 1992 Sep 610: Geneva. Switzerland. Amsterdam: North-Hollan; 1992. p. 1561-5.
18. Luporan ilmioh alau l a p o m reknis Diterbitkan oleh badan penyandang danalsponsor: Smith P, Golladay K. Payment for durable medical equipment billed during skilled nursing facility stays. Final report. Dallas (TX): Dept. of Health and Human services (US). Office of Evaluation and Inspections: 1994 Oct. Report No.: HHSIGOE169200860. Diterbitkan oleh unit pelaksana: Field MI, Tranquada RE. Feasley JC. editors. Health services research: work force and education issues. Washington: National Academy Press; 1995. Contract No.: AHCPR282942008. Sponsored by the Agency for Health Care Policy and Research.
19. Diseriasi Kaplan SJ. Post-hospital home health tare: the elderlyE3 access and utilization[dissertation]. St. Louis (MO): Washington Univ.;1995.
20. Artikel dalam koran Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50.000 admissions annually. The Washington Post 1996 Jun 21; SectA:3 (col. 5). 21. Maeri audiovisual HIV + AIDS: the facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO): Mosby-Year Book:1995. Materi elektmnik
22. Artikel journal dalam fonnal elekfrorrik Morse SS. Factors in the emergence of infectious diseases. Emerg Infect Dis [serial online] 1995 Jan-Mar [cited 1996 Jun 5];1(1):[24 screens]. Available from: URL:HYPER.LINK http:\\www.cdc.govlncidod/EIDleid.htm 23. Monograf dalamformal elekhonik CDI, clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM. Reeves JRT. Maibach H. CMEA Multimedia Group, producers. 2nd ed. Version 2.0. San Diego: CMEA: 1995. 24. Arsip kompufer Hemodynamics 111: the ups and downs of hemodynamics [computer program]. Version 2.2. Orlando OX): Computerized Educational Systems: 1993. Hak Redaksi. Redaksi berhak mengubah isi naskah tanpa izin penulis: sepanjang tidak bertentangan dengan pokok tulisan. Semua pernyataan dalam naskah menjadi tanggung jawab penulis. Pustaka ~ j u k a n ID1 (Ikatan Dokter Indonesia). Pedoman Bagi Penulis. Majalah Kedokteran Indonesia. Nasksh 2 (dua) rangkap dikirim kepada : Pemimpin Redaksi Warts lhmhuhan Ohat Indonesia Alamat: Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (POKJANAS TOI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Farrnasi Badan Penelitian dan Pcngembangan Kesehatan. Dep. Kes. RI. JI. Pen'etakan Negara No. 29. Jakarta 10560 Kotakpos No. 1226. Jakarta 10012 Telpon: 4216058 (langsung). 4261088 Pes. 140, 150 Fax. (021) 4243933. (021) 4216059