1/ISEI ;)1lO0
0(1-\ ANALISIS KEUANGAN DAN TITIK PULANG POKOK P ADA UNIT USAHA SAPI PERAH KUD MAKMUR KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT (Studi Kasus)
SKRIPSI SONNI MARPAUNG
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTASPETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
KA'RYA ffiUS INI KUPE'RSEM13AtlKAN TE'RUNffiK KEVUA O'RANG ffiAKU YANG TE'RKASItl A13ANG KAKAK VAN AVIK-AVIKKU TE'RCINTA ~foyeN~
RlNGKASAN Marpaung, S. 2000. Analisis Keuangan dan Titik Pulang Pokok pada Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Studi Kasus). Skripsi. F akultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama
Ir. Sri Mulatsih, MScAgr
Pel11bil1lbing Anggota
Ir. Alia ASl11ara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan KUD Makmur seem'a umum dan unit usaha sapi perah seeara khusus dengan menganalisis laporan keuangannya yaitu laporan neraca dan laporan rugi laba dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dan juga untuk mengetahui titik pulang pokok unit usaha sapi perah KUD Makmuf. Penelitian ini dilakukan di KUD MakmUf Keeamatan Selabintana Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, selama bulan November - Desember 1999. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan menggunakan rUl1lllSIUI11US yang berkaitan dengan analisis keuangan yaitu analisis rasio dan titik pulang pokok. Dari analisis rasio likuiditas unit usaha sapi perah tahun 1996-1998. didapatkan rasio lanear untuk masing-l1lasing tahun 3dalah 238,33%, 209,59%. 232,95%. Rasio Cepatnya sebesar 236,60%, 209,23%, 232,64% dan rasio kasnya 4,85%, 3,35%, 2,49%. Nilai tersebut memperlihatkan bahwa unit usaha sapi perah mempunyai kondisi keuangan yang likuid. KUD Makmur mempunyai rasio likuiditas yang tidak jauh berbeda sehingga keduanya mempunyai kondisi yang likuid. R?sio solvabilitas unit lIsaha sapi perah untllk rasio hutang dcngall total akiiva 86,78%, 87,85%, 87,29%. Rasio hutang dengan modal sendiri 656,62%, 723,25%. 687,19%. Unit usaha sapi perah dan KUD MakmUf tidak berbeda jauh. keduanya berada dalam kondisi yang solvabel. Ini berarti KUD maupun unit usaha sapi perah mampu l11elunasi pinjaman (hutang). Rasio rentabilitas lIDit usaha sapi perah untuk marjin laba sebesar 6,33%. 6,56%, -0,75%. Rasia Return an investment yaitu sebesar 4,03%, 4,44%, -0,28%. Nilai rasio rentabilitas unit usaha sapi perah pad a tahun 1996 dan 1997 lebih baik daripada KUD Makmur. Ini beratti unit usaha sapi perah mempunyai kel1lal1lpuan l1lenghasilkan laba yang lebih besar dibanding KUD Makmur. Nilai rasio rentabilitas yang negatif pada tahun 1998 disebabkan semakin rendahnya volume penj ualan dan tingginya biaya operasi yang harus dikeluarkan. Melalui analisis titik pulang pokok clapat dikctahui bahwa sclama tahun 1996 dan 1997 tingkat penjualan unit usaha sapi perah berada di atas titik pulang pokoknya. Sementara pada tahun 1998 nilai penjualan berada di bawah titik pulang pokok. Hal ini sesuai dengan rasio rentabilitas unit usaha sapi perah yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa pada tahlll1 tersebut unit usaha sapi perah l1lengalal1li kerugian.
II
ANALISIS KEUANGAN DAN TITIK PULANG POKOK I'ADA UNIT USAHA SAPI PERAH KUD MAKMUR KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT
(Studi Kasus)
Oleh:
SONNIMARPAUNG D.30.0008
Skrip,i ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan KOl11isi Ujian Lisan pada tanggal 9 September 2000
Pembimbing Utallla
Pelllbilllbing Anggota
II". Sri Mulatsih. MscAgr
II". Alia Asmara
Ketua Jurusan Sosial Ekonol11i Industri Peternakan Fakultas Peternakan Institut Peltanian Bogor
I I". Richard W. E. LUl11intang. MSEA
R1WAYAT HIOUP
Penulis dilahirkan di Kabanj ahe, Medan, Sumatera Utara pada tanggal 18
,-----
November 1973.
Penulis merupakan anak ke-tiga dari enam bersaudara, pasangan
Bapak G. Marpaung dengan Ibu R. Br Siahaan. Tahun 1979 penulis memasuki sekolah dasar di SD RK Kabanjahe dan lulus tahun 1985. Tahun 1985 masuk Sekolah Menengah Pertama Santa Maria Tarutung, Tapanuli Utara dan lulus tahun 1989.
Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Medan dan lulus tahun 1992. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1993 melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Tahun 1994 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, dan masuk jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan pada tahun 1995. Selama pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah aktif sebagai Asisten Doser; mata kuliah Kewiraswastaan periode 1997-1998.
v
KATA PENGANTAR Segala puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini walaupun disaadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan di berbagai hal. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi dan mendapatkan gelar Smjana Peternakan pada Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dengan setulus hati bahwa skripsi ini terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karena itu, dengan rasa tulus dan dengan segala hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada : 1. Yang tercinta dan terkasih Bapak G. Marpaung, Ibu R Br. Siahaan di rumah. Bang
Paul dan kak Riris, Kak Dewi, dan adik-adikku Daniel, Rikardo, Nensi. Pm'lil, selia keluarga besar Marpaung atas segala doa, perhatian. kasih sayang selia bantu an !nateriiilsprirituil yang dibe,'ikail kep!ldz penulis. 2. Ibu Ir. Sri Mulatsih, MscAgr selaku pembimbing utama dan Bapak Ir. Alla Asmara selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan serta saran-saran selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini. 3. Pimpinan dan staf KUD Makrnur (Bp. Sutar dM keluarga, Bapak Unang Hasbulloh, Mas Atok, Pak Devi, dll) yang telah membantu penulis selama pengambilan data. 4. Arunika Sumekar Aclriyanti 'TImmy' (Spesial thanks) atas semangat, bantuan, dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dalam suka dan duka dan keikutsertaan dalam mewamai kehidupan ini.
VI
5. Rekan-rekan se-angkatan (Antonio Sinaga, Samuel 'LontoH', Aim. Andar Purba 'REST IN PEACE' my friend, Bernie, Tian. Sinode, Rumintang, Jhon Sitoh, Otto,
Jane, UIIi, Asima, Batara, Eben, Eddy, Josep, Sudung, Herbed, Odon, Pakeik, Ateng, Mikedon, Bob, Donald, Sanjos, Dedy, Andy 'oppung', Macho, Ibenk, Avis, Benny, Ronald, Andre'kondit', Lambok, Patuan, Hisar, Robin, Harapan, Freddy Pangrib. Fidonk, leak, Ganda 'Soiler', Freddy Simatupang. Hotlan, Restuala 'Edo', Bilmar dan teman-tel11an BS dan semua rekan seangkatan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala persahabatannya selama ini.
You're all MY best
Friend 6. Warga Villga, Pondok Bony (Else, Tessa, Tirol11, dll), Waterbull, Agathis, Wiskem, Caroka, dan Warga SAS (Ucreet adik kecil yang baik, Lusni. Dian, Butet, Lesti, Rury, UI-ul, Evi) atas keramahan, serta persahabatannya. 7. Abang-abang senior (Hendrik Siagian, B'Rico, B'Chandra, B'Hasudungan, Bang Jh0n Napit, B' Lal11usa. B' Tarigan, dan Seni01'-Sel,i0r lainnYH) atas keherSDl11aallnyc. 8. Rekan-rekan Fapet IV angkatan 30 Gideon, Terang, Finsen, Bambang, Lurah, Rini dan
~eJ11an
sepeljuangan Jmadi Tobing terima kasih atas peljalanan panjang yang
pennh dengan cerita dan for everlasting friendship selama ini. 9. Warga Kolal11 yang penuh dengan cerita-cerita yang tak terdugr.. 10. Ibu dan Babe Perpustakaan terima kasih atas hantuan dan pinjaman buku (literature). 11. Bapak karyawan Fapet (Pak Rosyid, Pak Ali, Kamto, Bang Utay) atas segaia bantnannya. 12. Ibu Koes (ibu kafe) atas makan siang dan kebaikan selama ini.
VB
13. Bapak I Ibu beselta keluarga Feby 'Ciomas' terima kasih atas kebaikannya. 14. Adik-adik juniorku di IPB (Jabat, Tungko, Parman, Nando, Timor. IP, Ucok. Twnpal, Adi, Jadi, Charles, Baris, Bottor, lndra, Ganda, David, Hari, Jaka, Sanggam, dan lainnya) atas segala kebersamannya. 15. Rekan-rekan seperjuangan di Kampus Perikanan (Suut, Erwin, Gondri, Pascal. Nasdan, Andi Plester, Mento dan lainnya) thanks untuk persahabatannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca karena penulis menyadari masih ban yak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat berguna bagi kita sekalian.
Bogor, Agustus 2000-09-:28
Penulis
Vlll
DAFTARISI
Halaman
RlNGKASAN .......................................................................................................... . LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................
IV
RlWAYAT HIDUP..................................................................................................
V
KATA PENGANTAR..............................................................................................
VI
DAFT AR lSI ............................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL....................................................................................................
XI
DAFTAR LAMPlRAN ...........................................................................................
XII
PENDAHULUAN ....................................................................................................
I
Latar Belakang ................................................................................................. . Perumusan Masalah ..........................................................................................
3
Tujuan Penelitian ..............................................................................................
4
Kegunaan Penelitian .........................................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
5
Koperasi ............................................................................................................
5
Konsep Biaya...................................................................................................
7
Laporan Keua!~gan.............. ... ........ ................... ....................................... .........
8
Laporan Neraca........................................................................................
8
Laporan Rugi Laba ........................ :.........................................................
10
Analisis Titik Pulang Pokok .............................................................................
12
Analisis Rasio ............. ..... ...... ........ ........ .......... ............................. ... ......... ........
14
Rasio Likuiditas .......................................................................................
14
Rasio Solvabilitas ....... .............................................................................
16
Rasio Rentabilitas ....................................................................................
18
METODE PENELITIAN ........................................................................................
19
Waktu dan Lokasi Penelitian ..... ... ..... ..... ........ ............ ... ....... ... ... ..... .................
19
Metode Pengumpulan Data ............................................................ ,..................
19
Pengolahan Data ...............................................................................................
20
IX
BATASAN ISTILAH ................................................................. :.............................
22
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................
24
Keadaan Umurn Daerah Penelitian...................................................................
24
Koperasi Unit Desa Makmur ............................................................................
24
Sejarah dan Perkembangan KUD Makmur .............................................
24
Organisasi KUD Makmur ........................................................................
26
Keadaan Umum Kegiatan Unit Usaha KUD Makmur .....................................
27
Unit Usaha Makanan Temak ...................................................................
27
Unit Usaha Waserda ................................................................................
27
Unit Usaha Listrik....................................................................................
28
Unit Usaha Simpan Pinjam......................................................................
28
Unit Usaha Sapi Perah .............................................................................
28
Produksi dan Pemasaran Susu .................................................................
31
Laporan Keuangan............................................................................................
33
Laporan Neraca........................................................................................
33
Laporan Rugi Laba ..................................................................................
39
Analisis Rasio KUD dan Unit Usaha Sapi Perah .............................................
43
Rasia Likuiditas .......................................................................................
43
Rasio Solvaoilitas ....................................................................................
47
Rasio Rentabilitas ....................................................................................
49
Analisis Titik Pulang Pokok .... .......................................................... ...............
52
KESIMPULAN DAN SARAN .............. ..................................................................
54
Kesimpulan .......................................................................................................
54
Saran .................................................................................................................
55
DAFTARPUSTAKA...............................................................................................
56
LAMPIRAN .............................................................................................................
58
x
DAFTARTABEL Nomor
Teks
Halaman
1. Popu1asi Sapi Perah dan Produksi Susu Segar di Indonesia Tahun 1993-1997 .................................................................................................
1
2. Neraca Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa Per 31 Desember Tahun 1991-1994 (Rupiah) ..................................................................................
10
3. Laporan Rugi Laba Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa 1991-1994 (Rupiah)............................................................................................
12
4. Perbandingan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991-1994 (Rupiah).........................................................
14
5. Nilai Rasio Likuiditas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992 ..........
15
6. Nilai Rasio Solvabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992........
16
7. Nilai Rasio Rentabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992........
18
8. Perubahan Populasi Sapi Perah Petemak Anggota KUD Makmur Tahun 1995-1998. ..........................................................................................................
29
9. Populasi Sapi Induk. Jantan. Dara dan Pedet KUD Makmur Tahun 1996-1998 .................................................................................................
30
10. Penjualan dan Pembelian Susu Tahun 1996-1998 di KUD Makmur ..................
31
11. Laporan Neraca KUD Makmur Tahun 1996-1998..............................................
34
12. Analisa Persentase per Komponen Neraca KUD Makmur Tahun 1996-1998 Terhadap Total Aktiva dan Pasiva ....................................................
36
13. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998.................................................................................................
37
14. Komponen Pos Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998.................................................................................................
38
15. Laporan Rugi Laba KUD Ma..1anur Tahun 1996-1998 ........................................
40
Xl
16. Laporan Rugi Laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998.................................................................................................
41
17. Ni1ai Rasio Likuiditas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tallun 1996-1998.................................................................................................
43
18. Nilai Rasio Solvabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tahun 1996-1998.................................................................................................
47
19. Nilai Rasio Rentabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tahun 1996-1998 .................................................................................................
49
20. Perhitungan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 ......................................................
53
xu
DAFT AR LAMPlRAN
Nomor
Teks
Ha[aman
[. Peta Wi[ayah Kecamatan Se[abintana .................................................................
59
2. Struktur Organisasi KUD Makmur .....................................................................
60
3. Laporan Neraca KUD Makmur Tahun [996- [998..............................................
61
4. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 .................................................................................................
62
5. Laporan Rugi Laba KUD Makmur Tahun 1996- [998 ........................................
63
6. Laporan Rugi Laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996- [998 .................................................................................................
64
7. Perhitungan Ni[ai Rasio Keuangan KUD Makmur Tahun 1996-[ 998................
65
8. Perhitungan Ni[ai Rasio Keuangan Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun [996-1998 ........................................................................
69
9. Perhitungan Ni[ai Titik Pu[ang Pokok Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996- [998 ........................................................... .......................
73
Xlll
PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor petemakan merupakan bidang yang potensial untuk dikembangkan karena sub sektor petemakan memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi tersebut dapat dilihat baik dari sisi permintaan. Bel1ambahnya
pennintaan masyarakat sebagai akibat dari meningkatnya taraf pendidikan pengetahuan masyarakat.
Tingkat pendidikan
dan
yang semakin tinggi mengakibatkan
Illasyarakat selllakin sadar akan al1i pentingnya Illakanan bergizi. Pesatnya pel1alllbahan jUllllah penduduk juga mempengaruhi permintaan terhadap protein hewani dari tahun ke tahun. Oi Indonesia perkembangan petemakan sapi perah dan industri persusuan selama Pel ita III berkel11bang sangat pesat, dengan perkel11bangan populasi 21,15% per tahun dan perkel11bangan produksi 25,75% per tahun (Direktorat Jenderal
Petem~kan,
Menurut Oirektorat Jenderal Peternakan (1997) produksi susu segar
Indonesi~
1990). tenlS
mengalami peningkatan sejak tahun 1993 sal11pai tahun 1997 seperti terlihat pada Tabel I. Tabell. Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Segar di Indonesia Tahun 1993-1997 Tahun
Produksi (ton) 387.516
% Pel1ulllbuhan
% Peningkatan
Po~ulasi
~roduksi
1993
Populasi (ekor) 329520
1994
334.021
426727
1,37
10,11
1995
341 334
433442
2,19
1,57
1996
347989
441 163
1,95
1,75
1997
353 199
446477
1,49
1,20
SUl11ber: Oirektorat Jenderal Petemakan, 1997 (data diolah)
Usaha sapi perah dipandang mel11punyai harapan sebagai upaya menangalll permasalahan di pedesaan, sehingga perlu dikembangkan melalui berbagai cara. Salah satu cara pengel11bangan usaha sapi perah adalah dengan peningkatan peran koperasi. Hingga saat ini pemerintah tengah mengel11bangkan usaha petemakan sapi perah yang sentra pengembangannya disesuaikan dengan potensi wilayahnya. Beberapa daerah l11endapat prioritas dalal11 pengel11bangan usaha sapi perah, salah satunya adalah Kabupaten Sukabul11i karena dinilai mel11iliki potensi wilayah yang baik. Wilayah Kabupaten Sukabul11i sangat baik untuk dijadikan sebagai tempat betemak sapi perah. Hal ini karena letaknya berada pada dataran tinggi dan iklim yang sesuai serta dekat dengan daerah pel11asaran yaitu konsumen rul11ah tangga, koperasi petemak susu (KPS) maupun industri pengolahan susu (IPS). KUD Makmur yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat l11erupakan koperasi primer, yang pada awalnya KUD tidak bergerak dalam bidang persusuan, namun pada tahun 1979 KI.JD Makl11llr l11ulai bergerak dalam bidang perSl!SIl:m dan temyata l11enjadi unit usaha yang dOl11inan. Untuk mengikuti perkel11bangan yang teljadi maka dibentuk unit usaha sapi perah yang dikelola oleh KUD Makl11ur yang kegiatannya meliputi menampung dan l11el11asarkan susu hasil produksi peternak anggota KUD. Melihat pentingnya usaha sapi perah ini, maka dibutuhkan ketersediaan susu dalam segi jUl11lah, kualitas dan harga yang terjangkau sehingga pada akhirnya diharapkan dapat dirasakan manfaat unit usaha sapi perah KUD Makmur yaitu l11emberikan peningkatan pendapatan penduduk dan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
2
Perumusan Masalah Koperasi yang ada selama ini umumnya masih terbatas peranannya terhadap peningkatan produk. Peran utamanya baru menyalurkan sarana produksi atau mengumpulkan bukan memasarkan hasil petemakan. Salah satu koperasi yang dapat dikatakan berhasil yaitu koperasi susu yang tergabung dalam GKSI sebagai koperasi susu sekunder dan koperasi petemak sapi perah (KPS) sebagai koperasi primer. Krisis ekonomi yang berkepanjangan dalam beberapa tahun belakangan yang melanda berbagai sektor usaha mengakibatkan kemerosotan ekonomi, tidak terkecllali terhadap koperasi yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian di Indonesia selia badan usaha rakyat yang berwatak sosial. Keanggotaan koperasi yang umuJ1mya golongan ekonomi lemah juga terimbas oleh pengaruh krisis ekonomi dan selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan koperasi. Dalam keadaan yang demikian walauplln koperasi bukan suatu badan usaha yang berorientasi bisnis tetapi sangatlah penting mengetahui keadaan koperasi, agar dapat bertahan serta meraih keuntllngan dalam berusaha sehingga dengan demikian kesejahteraan anggota dapat tercapai. Kellntungan yang diperoleh koperasi erat kaitannya dengan besamya nilai penjualan output dan biaya total yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk memperbesar nilai keuntungan koperasi adalah dengan mencari skala usaha yang layak yang dapat menekan biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Manajer harus mengetahui biaya-biaya mana saja yang mungkin dapat ditekan. Selain mendapatkan keuntungan, sasaran selanjutnya dari koperasi adalah pengembangan usaha. Dalam pengembangan usaha dibutuhkan adanya informasi tentang keuangan koperasi seperti bagaimana koperasi memanfaatkan dana sebelunmya, apakah
3
likuiditas usaha terjamin, bagaimana koperasi menangani hutang-hutang dimasa lalu dan informasi lailIDya. Untuk itu diperlukan adanya suatu analisis keuangan untuk menilai kondisi keuangan koperasi. Hasil analisis bisa digunakan untuk mengambil langkah antisipasi perubahan-perubahan yang tidak diinginkan dan pengambilan keputusan. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah : I. Mengetahui kondisi keuangan Koperasi Unit Desa Makmur dengan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. 2. Mengetahui skala usaha Unit Sapi Perah yang dapat mencapai titik pulang pokok (break even point) bagi KUD Makmur.
3. Membandingkan kondisi koperasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi nasionai Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk Koperasi Unit Desa Makmur dalam mengevaluasi usahanya dan menjadi pedoman dalam merencanakan pengembangan usaha petemakannya. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangall bagi lembaga-lembaga koperasi lain yang berminat untuk menekuni dunia usaha petemakan sapi perah.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin cooperate yang dalam bahasa Inggris menjadi cooperation beralii kerja sama. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau berusaha (to operate). Kata koperasi untuk pertama kalinya dikenal dalam undangundang No. 79 Tahun 1958 yang mengubah kata kooperasi menjadi koperasi. Menurut
Chaniago
(1979),
koperasi
adalah
snatu
perkumpulan
yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yar,g memberikan kebehasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan cara bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi koperasi menurut UU n01110r 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan suatu saran a ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kel~elu~rgaan (Y..USUI112h,
1986)0
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khusllsnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewlIjlldkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Paacasila dan UUD 1945. Koperasi sebagai bentuk kerjasama ekonomis (modem) dengan asas gotong royong (tradisional) merupakan bentuk kelj asama sosial yang slldah ada dan hiciup di kalangan masyarakat.
Perkembangan koperasi pada umurnnya ditentukan oleh tiga
faktor yaitu: (\) iklim, (2) pembiayaan dan (3) organisasi/manajemen koperasi
(Kusumah, 1986). Istilah iklim relevan dengan kenyataan yang terjadi dan unsur iklim yang paling besar pengaruhnya adalah pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Faktor kedua yang menunjang perkembangan koperasi adalah pembiayaan. Sesuai dengan peltumbuhan koperasi yang pada umumnya miskin modal (karena keanggotaan koperasi umunmya adalah golongan ekonomi lemah), maka dapat dipahami mengapa koperasi sulit nmghimpun modalnya di lingkungan anggota-anggotanya sendiri dalam jumlah yang memadai (Kusumah, 1986). Pada KUD Cipanas hingga akhir tahun 1987, modal yang terbesar masih berasal dari bantuan pemerintah berupa fasilitas kredit sebesar 96,6% dari seluruh modal yang dimiliki (Suryana, 1987). Selanjutnya Kusumah (1986) mengatakan bahwa pentingnya organisasi dan manajemen ialah bahwa dengan organisasi dan manajemen yane memadai, maka kesempatan-kesempatan yang disediakan oleh iklim yang baik akan dapat dimanfaatkan secara produktif, efektif dan efisien. Di Indonesia istilah keuntungan pada koperasi ctikenal dengan sisa hasi I usaha (SHU). SHU ini termasuk ke dalam laba yang dibagikan. Kusumah (1986) menyatakan besar kecilnya SHU dapat diketahui dari neraca akhir tiap tahun, yang merupakan keuntungan bersih perusahaan atau mllngkin juga kerugian. Pemuagian SHU koperasi didasarkan pada jasa anggota. Timbulnya SHU pada koperasi sebagai badan usaha yang bermotif memberikan pelayanan adalah untuk dapat mempeltahankan kelanjutan hidupnya.
6
Konsep Biaya Konsep biaya penting dalam menganalisis titik puJang pokok.
Biaya adalah
semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai konsumen (Sudarsono, 1983). Lebih lanjut Mubyarto (1979) menjelaskan bahwa biaya produksi dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya telap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, sedang:kan biaya variabel adalah jenis biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi. Munawir (1993) menyatakan bahwa biaya tetap adalah
biaya yang jumlah
totalnya tetap tidak berubah dalam kisaran output tertentu tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Sel1lakin besar hasil produksi, maka biaya tetap per satuan akan semakin kecil sebaliknya semakin rendah hasil produksi, maka biaya tetap per satuan akan semakin besar. Biaya variabel adalah biaya yangjumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil p:'oduksi atau volume kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap. Selanjutnya pengeliian biaya tetap dan variabei hanya pengeliian jangka pendek, sebab dalam jangka panjang biaya tetap dapat berubah menjadi biaya variabel, misalnya sewa tanah dapat berubah, alat-alat harus ditambah dan bangunan harus diperiuas (Mubyalio, 1979).
7
Laporan Keuangan
Secara garis besar laporan keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tertentu (Djahidin, 1983),
Riyanto
(1984) l11enyatakan bahwa di dalal11 laporan keuangan tercantum neraca, yang mencerminkan nilai aktiva, hutang, modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba-rugi, yang mencenninkan hasil yang diperoleh yang biasanya l11eliputi periode satu tahun, Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan ditujukan untuk memberikan infoil11asi l11engenai keuangan perusahaan tersebut pada suatu periode untuk kepentingan l11anajel11en, pel11ilik perusahaan, pemerintah, dan pihak lain yang berkepentingan (Djahidin, 1983). Dari laporan keuangan kita dapat mengetahui kondisi keuangan sualll perusahaan, efisiensi penggunaan modal dan kemampuan manajel11en dalal11 mengelola pemsahaall (Kadarsan, 1992), Laporan keuangan dipersiapkan atau dibllat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan keuangan (progress report) seCaI'a periodik yang dilakukan pihak manajel11en yang bersangkutan (Munawir, 1993).
Laporan Neraca
Kadarsan (1992) mengatakan bahwa laporan neraca merupakan laporan nilai bersih kekayaan yang l11enggambarkan ringkasan dari utang-piutang perusahaan selia catatan selisihnya yang disebut dengan nilai bersih yaitu pada akhir tahun setelah perusahaan beroperasi selama satu tahun.
Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan
8
posisi keuangan suatu pernsahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup pada suatu akhir tahun (Munawir, 1993). Laporan neraca hanya memuat dan menerangkan keadaan asset yang dimiliki pernsahaan beselta utang-utangnya, dan laporan neraca selalu terdiri dari tiga komponen. yaitu : (1) komponen yang menggambarkan kekayaan atau asset, (2) komponen yang menggambarkan semua utang alau pasiva dan (3) selisih anlara aset dan uiang yang disebut nilai bersih atau saldo (Kadarsan, 1992). Komponen- komponen neraca dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu aktiva, pasiva dan modal (Soediyono, 1991). Pada dasarnya aktiva dapat digolongkan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap (Munawir, 1993). Pasiva terdiri dari hutang dan modal. Hutang adalah semua kewajiban keuangan kepada pihak laiu yang belum terpenuhi. Hutang ini dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang (Munawir, 1993). Menurut Soediyono (1991) hutang jangka pendek terdiri dari hutang-hutang atau kewajibankewajiban yang dalam tahun buku berikutnya harns sudah dilunasi. Kewajiban yang harns dilunasi tersebut adalah hutang niaga, wesel bayar, hutang pada bank, deviden harns dibayar, biaya masih harns dibayar dan hutang potongan pajak penghasilan. Hutangjangka panjang adalah kewajiban keuangan yangjangka waktunya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dibuat (Munawir, 1993). Termasuk dalam hutang jangka panjang ini adalah hutang obligasi, utang hipotik dan pinjaman jangka panjang laillliya. Sebagai ilustrasi dapat dilihat dad laporan keuangan PT lembu J antan Perkasa yaitu neraca tahun 1991 sampai 1994 seperti yang tampak pada Tabel 2.
Hasil
perhitungan laporan keuangan PT Lembu Jantan Perkasa yang dilakukan oleh Deborah
9
(1995) menunjukkan bahwa nilai neraca meningkat yaitu Rp 2 ·193 493 503 dan Rp 2 993 247293, Rp 3 272 583 813 dan Rp 4 698 330 674 untuk masing-masing tahun 1991, 1992, 1993, dan 1994. Pada tahun 1992 nilai buku aktiva tetap mengalami penurunan
sebesar 19,01 %, karena kenaikan akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut lebih besar daripada kenaikan aktiva tetap itu sendiri. Pada tahun 1993 terjadi peningkatan karena skala usaha beltambah dengan adanya perluasan lahan usaha dan bangunan untuk pendirian feedlot Bojong sebesar 232,68% dan tahun 1994 sebesar 28,77%. Tabel 2.
Neraca Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa Per 31 Desember 1991-1994 (Rupiah) Tahun
Uraian 1991
1992
1993
1994
1 777462 164
2634317469
2322587288
4698330674
Aktiva Tetap
301731339
244369824
812963675
3 514401 511
Total Aktiva
2 193493503
2993247293
3272 583 813
4698330674
Hutang Lancar
655605 558
1 063928590
917 127728
1757747088
Modal Sendiri
(129252772)
(345358259)
230204468
356327576
Total Pasiva
2193493503
2993247293
3272583813
4698330674
AKTIVA Aktiva Lancar
PASIVA
Sumber : Deborah (1995). Laporan Rugi Laba Menurut Riyanto (1984) laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu biasanya satu tahun. Sementara Kadarsan (1992) menambahkan bahwa laporan rugi laba adalah ringkasan dari semua penerimaan ditambah keuntungan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan
10
hasil pendapatan bersih perusahaan atau kerugian bersih perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh
perusahaan dan biaya rugi laba yang mempunyai konsep dinamis, yaitu dengan menggambarkan kejadian keluar masuknya modal secara terus-menerus selama satu tahun atau selama periode tertentu. Apsari (1987) menyatakan bahwa komponen rugi laba meliputi penjualan, harga pokok penjualan, laba kotor, biaya operasional, pendapatan dan biaya non operasional, laba sebelum pajak penghasilan, pajak penghasilan, dan laba bersih.
Harga pokok
penjualan merupakan harga pokok barang yang dibeli kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha pokok perusahaan, terdiri dari biaya pemasaran biaya Ul11um dan adll1inistrasi. Soell1arso (1994) ll1enyatakan, angka terakhir dalam perhitungan rugi laba adalah laba bersih (net profit). jUl111ah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal sebaliknya, apabila perusahaan menderita kerugian, angka terakhir dalal11 perhitungan rugi laba adalah rugi bersih (net loss). Kegunaan laporan rugi laba l11enuru! Kadarsan (1992) diantaranya adalah (I) untuk l11enentukan pembayaran pajak, (2) untuk l11enganalisis kemungkinan perubahan luas skala, (3) l11engevaluasi hasil kegiatan operasional perusahaan dan (4) untuk ll1engukur daya bayar hutang perusahaan. Pada Tabel 3 dapat terlihat tingginya biaya pemasaran pada tahun 1991 dan biaya administrasi dan umum pada tahun 1992 menyebabkan nilai pengeluaran perusahaan pada kedua tahun tersebut melebihi nilai penerimaan.
Dalam dua tahun tersebut
II
perusahaan mengalami kerugian dan pada tahun 1993 terlihat bahwa perusahaan dapa! menekan pengeluaran dengan baik sehingga pada tahun 1994 perusahaan mengalami keuntungan. Nilai keuntungan pada tahun 1994 menurun sebesar 12,85%. Tabel3. Laporan Rugi Laba Perbandingan PT Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991-1994 (Rupiah) 1991
1992
1991
1994
Pendapatan barang dan jasa
3336063378
5334719543
8083353664
17 894 189 OS9
Harga Pokok Penjua1an
3040083472
4929079715
6516683088
16158053133
Laba Kotor Penjualan
295979906
405639828
1 566670576
1736135956
Biaya Operasional
349890799
396319782
I 051 069779
1 362 255 436
Laba Bersih Operasional
(53910893)
(9320046)
515600797
373 880 52(l
58187
24918747
58807650
110802 612
184645912
395961032
448657720
375091662
(238498618)
(361 722239)
125750727
109590470
Uraian
Pendapatan di 1-uar Usaha Biaya di Luar Usaha Laba (Rugi) sebelum Pajak
Sumber : Deborah (1995) Analisis Titik Pulang Pokok Analisis titik pulang pokok (TPP) adalah suatu teknik untuJ.:
n~empel[,jari
hubungan ant31'a biaya tetap, biaya varia bel, kellntungan dan volume kegiatan (Riyanto. 1984). Dikatakan bahwa analisis ini hanya bisa dilakukan jika perusahaan disamping mempunyai biaya tetap juga mempllnyai biaya variabe1, .iika hanya biaya variabel saja tidak bisa. Analisis titik pulang pokok adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba (Sigit, 1980). Munawir (1993) menyatakan bahwa nilai TPP dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba juga tidak mengalami
12
kerugian atau dengan kata lain total penghasilan sarna dengan. total biaya. Nilai TPP ini dapat memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, setta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Nilai TPP dapat ditentukan dengan pendekatan matematis. Secara matematis TPP dihitung dengan rumus (dalam rupiah) : Biaya Tetap TPP Biaya Variabel 1-[ Hasil Penjualan
J
Dari hasil pcnelitian Deborah (1995) pada PT Lel11bu Jantan Perkasa di Jak3lta Timur pada tahun 1991, perusahaan belum l11encapai titik pulang pokok (TPP), karen a nilai penjualan lebih kecil daripada nilai TPP perusahaan. Penjualan belul11 mencukupi untuk menutup total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pada tahun 1992 TPP belum juga tercapai bahkan kerugian perusahaan sel11akin besar. Sementara itu pada h.hun 1993 perusahaan menambah biaya tetap, dan dengan skala usaha tersebut perusahaan l11encapai TPP dengan hasil penjualan sebesar Rp 7 300 427 088 dan memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 8 121 416 312 dengan del11ikian pe:'usahaan telah melampaui TPP dan memperoleh keuntungan.
Pada tahun 1994 perusahaan
kembali memperbesar skala usahanya dan memperoleh keuntungan, namun ternyata nilai keuntungan yang diperoleh pada tahun 1994 lebih kecil dari pada nilai keuntungan pada tahun 1993, dengan demikian dikatakan bahwa perusahaan lebih optimal berproduksi dengan skala usaha pada tahun 1993. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel4.
13
Tabel 4. Perbandingan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991-1994 (Rupiah) Tahun
Titik Pulang Pokok
Peqjualan
1991
6238 157054,00
3 336 063 378,00
1992
10419578280,00
5334719543,00
1993
7 300 427 088,00
8121416312,00
1994
17257937 167,00
17937237097,00
Sumber : Deborah (1995)
Analisis Rasio Analisis rasio dapat memberi gambaran dan menjelaskan kepada analis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digllnakan sebagai standar (Munawir, 1993).
Rasio Likuiditas Mel1W'ut Mlina\'.'ir (ioCJ3) y"ng o!makslld dengan
likuidita~
adabh
kemallli'"al~
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau pada saat ditagih.
Selaqjutnya dikatakan bahwa bila perusahaan yang mampu
memenllhi kewajibannya tepat pada waktllnya beratti perusahaan tersebllt dalam keadaan
"likuicf', dan perusahaan tersebllt memenllhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atauplln aktiva Ian car yang leuih uesar daripada hutang iancarnya.
Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban kellangan pada saat ditagih, beratti perusahaan tersebllt dalam keadaan "illikuicf',
14
Rasio lancar dengan rasio 2: 1 sudah cukup memuaskan bagi suatu perusahaan. Bila rasio lancar yang diperoleh sangat kecil kemungkinan besar akan menimbulkan masalah arus kas, tetapi jika rasio lancar terlalu tinggi hal tersebut bisa berarti perusahaan tidak mengelola aktiva lancamya dengan benar (Woelfel, 1995). Riyanto (1984) mengatakan bahwa, jika kita menggunakan rasio cepat untuk menentukan tingkat likuiditas maka secara umum dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari I: 1 (100%) dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya. Rasio kas mengukur kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang perusahaan tepat pada saatnya. Rasio ini lebih tajam daripada rasio lancar karena hanya n~embandingkan
aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan
hutang lancamya (Munawir, 1993).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deborah
(1995), rasio likuiditas perusahaan PT Lembu Jantan Perkasa di Jakarta Timur dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel5. Nilai Rasio Likuiditas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992 Tahun Rasio
1991
199:2
Lancar (%)
271,12
247,60
Cepat (%)
72,35
113,78
1,74
5,39
Kas (%) Sumber : Deborah (1995).
Besamya rasio lancar pada PT Lembu Jantan Perkasa pada tahun 1991 dan 1992 cukup memuaskan yaitu sebesar 271,12 % dan 247,60 %, artinya perusahaan telah mampu memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi dari aktiva lancamya. Meningkatnya rasio cepat dari 72,35% menjadi 113,78% berarti perusahaan
15
dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya, jika aktiva lancarnya telah dikurangi dengan persediaan. Rasio kas pada tahlll1 1991 dan 1992 sangat rendah. yaitu sebesar 1,74% dan 5,39%, hal ini berarti kas perusahaan pada tahun-tahun tersebut tidak dapat digunakan untuk membayar seluruh hutang lancar perusahaan.
Nilai kas
yang rendah ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih meningkatkan skala usaha penjualalmya agar nilai kas perusahaan dapat bertambah.
Rasio Solvabilitas Menurut Munawir (1993) yang dimaksud dengan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan
lIl1tuk
mel11enuhi
kewajiban
keuangatmya
apabila
perusahaannya
dilikuiditasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek l11aupun jangka panjang. Selain itu dikemukakan bahwa suatu perusahaan dikatakan solvabel bila perusahaan l11empunyai aktiva yang cukup untuk mel11bayar semua hutangnya, sebaliknya bila aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jUl111ah hutang, beralti perusahaan terse but dalal11 keadaan insolvabei. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deborah (1995) terhadap rasio solvabilitas perusahaan PT Lembu Jantan Perkasa di Jakalta Timur dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Rasio Solvabilitas PT. Lembu Jantan Perkas Tahun 1991 dan 1992 Tahun Rasio Total Hutang !Total Aktiva (%) Total HutangIModal Sendiri (%)
1991
1992
105,89
111,54
2126,16
6677,21
Sumber : Deborah (1995).
16
Pada tahun 1991 dan 1992 nilai rasio antara hutang dengan total akti va perusahaan menunjukkan kenaikan yaitu dari 105,89% menjadi 111,54%.
Kenaikan
tersebut dapat terjadi karena perusahaan pada tahun 1992 memperbesar hutangnya dalam rangka pembangunan dua buah feedlot di Sulawesi. Rasio antara hutang dengan modal sendiri pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa perusahaan belum mampu membayar hutang-hutangnya dengan modal sendiri karena belum memperbesar modal yang dimiliki sementara hutang perusahaan sel11akin besar. Sel11akin besarnya hutang perusahaan karena perusahaan terus mengadakan perluasan usaha terutama pada divisi penggel11ukan dengan pel11belian sapi bakalan impor yang sel11akin banyak.
Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kel11ampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 1993). Selanjutnya dikatakan bahwa rentabilitas suatu pcwsahaan diukur dengall kesuksesan perusaha&1l dan kemalllpuall perusahaan l11enggunakan aktivanya secara produktif, dengan del11ikian rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan l11embandingkan laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva at au modal perusahaan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan, oleh karena itu keuntungan yang
b~sar
tidak l11enjamin atau
bukan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Bagi manajemen, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar (Munawir, 1993). Hasil penelitian rasio rentabilitas yang dilakukan oleh Deborah 0995) pada PT Lembu Jantan Perkasa di Jakarta Timur pada tahun 1991 dan 1992 menunjukkan bahwa
17
pada tahun 1991 dan 1992 rasio rentabilitas perusahaan bemilai negatif, yang berarti bahwa setiap rupiah penjualan tidak menghasilkan keuntungan, atau modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva temyata belum mampu menghasilkan keuntungan.
Pada kedua tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian karena
rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang dikeluarkan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai Rasio Rentabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tal1Un 1991 dan 1992 Tahun Rasio Margin Laba (%) ROI(%)
1991
1992
(7,15)
(6.83)
(10,87)
( 12,08)
Sumber: Deborah (1995). Keterangan : ( ) = turun
18
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan di KUD Makmur yang berlokasi di Desa Selabintana, Kabupaten Sukabumi. Propinsi Jawa Barat. Penelitian berlangsung selama dua bulan, yang dimulai pada bulan November sampai bulan Desember tahun 1999.
Metode Pengumpu!an Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Sebagian besar data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan, laporan neraca, laporan rugi laba serta data lainnya yang berkaitan. Data yang diteliti meliputi laporan keuangan selama tiga tahun yaitu dari tahlll1 1996 sampai dengan tahun 1998. Data yang berhubungan dengan laporan keuangan KUD Makmur diperoleh dari buku rapat anggarall tahunan (RAT). Data-c1ata lain sebagai data penunjang diperoleh dari berbagai sumber. Untuk data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak manajemen koperasi. Informasi secara langsung melalui wawancara dilakukan terutama dengan staf bagian keuangan atau pembiayaan, karena tidak semua informasi mengenai koperasi disajikan secm'a tertulis.
Pengolahan Data Data primer dan sekunder yang diperoleh selama penelitian dianalisis dei1gan menggunakan rumus-rumus yang berkaitan dengan analisis keuangan dan titik pulang pokok. Selanjutnya hasil dari analisa yang dilakukan dibuat penjelasan dan kesimpulan tertentu tentang keadaan dan posisi keuangan KUD Makmur. Rumusan-rumusan yang digunakan dalam analisis rasio dan titik pulang pokok dibatasi pada rumus-rumus menurut Munawir (1993) dan Riyanto (1983). Analisis Rasio I. Analisis Likuiditas
Aktiva Lancar x 100%
Rasio Lancar Hutang Lancar
Aktiva lancar - Persediaan x 100%
Rasio Cepat Hutang Lancar Kas Rasio K&s
+ Effek
=
x 100%
Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas Total Hutang
x 100%
Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Total Aktiva
Total Hutang Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri
= ------
x 100%
Modal Sendiri
20
3. Rasio Rentabilitas
Laba Bersih x 100%
Margin Laba Penj ualan Bersih
Laba Bersih
ROI (hasil dari investasi)
x 100% Total Aktiva
Analisis Titik Pulang Pokok
Biaya Tetap Titik Pulang Pokok (dalam rupiah)
Biaya Variabel 1-
Hasil Penjualan
21
BATASAN ISTILAH Dalam penelitian ini, digunakan beberapa istilah.
Agar diperoleh kesamaan
pengeltian terhadap istilah-istilah yang digunakan maka perlu adanya batasan. Adaplln batasan-batasan yang digunakan adalah sebagai berikut : I. Koperasi adalah bentuk usaha bersama khususnya dalam bidang ekonomi, yang beranggotakan orang atau badan hukum yang bekelja sama secm·a sllkarela alas dasar persamaan hak dan kewajiban untuk mencapai tlljuan bersama dan memenuhi kebutuhan bersama. 2. Aktiva lancar adalah halta atau kekayaan koperasi yang dalam jangka waktu singkat «I tahun) dapat dicairkan menjadi uang tUl~ai. 3.
Aktiv~
tetap adalah halta atau kekayaan koperasi yang tidak habis dipakai dalam
satu peri ode kegiatan atau yang berangsur-angsur habis dalam proses prodllksi. 4. Hlltang lancar adalah kewajiban kellangan koperasi yang harns dilllnasi dalam jangka waktll
hl~ang
ddri
sat~l
,ahlll1 dengan menggllnakml
kekaya~1I
aLtll hlltang:
lancar yang dimiliki koperasi. 5. Hut3ng jangka panjang adalah kewajiban kellangan yang jangka waktll pembayarannya antara 2-10 tahun. 6. Modal adalah keselurnhan investasi dalam koperasi untuk waktu tidak teltentll lamanya, dan mernpakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Modal dibagi menjadi modal sendiri dan modal pinjaman 7. Laba adalah akurnulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian deviden dan koreksi rngi-laba periode tahun lalu atau laba adalah jumlah hasil dikurangi denganjumlah biaya.
22
8. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera hams dipenuhi. 9. Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semlla hutangnya baikjangka pendek maupunjangka panjang. 10. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama peri ode teltentu. II. Titik pulang pokok adalah volume penjualan dimana penenmaan tepat sama besamya dengan biaya totalnya. sehingga perusahaan tidak mendapatkan . keuntungan ataupun kerugian 12. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. 13. Persediaan terdiri dari barang atau komoditi dengan tujuan untuk dijuaL 14. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan koperasi sehubungan dengan proses operasional atau proses produksi kope,asi. 15. Titik pulang pokok adalah volume penjualan dimana penghasilan tepat sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga koperasi tidak mendapatkan keuntllngan l11aupun l11enderita kerugian. 16. Biaya administrasi adalah biaya yang dipergunakan koperasi secara
UI11UIll
lIntuk
kegiatan adl11inistrasi organisasi koperasi seperti pengeluaran untuk gaji pengurus, pengawas, dewan penasehat dan l11anajer serta keperiuan lainnya yang tidak berhubungan secara langsung terhadap proses produksi. 17. SHU adalah saldo keul1tungan atau kerugian dari hasil usaha selama peri ode akuntansi.
23
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Lokasi KUD Makmur berada di Jalan Selabintana Wetan km 7, Desa Sudajaya Girang, Kabupaten Dati II Sukabumi, Jawa Bara!. Luas areallokasi perkantoran 3.200m~. jarak antara KUD dengan jalan utama 500 m, jarak dengan kota kabupaten sekitar 10 km. Wilayah kerja koperasi ini berada pada ketinggian 2.958 m di atas permukaan laut dan memiliki eurah hujan meneapai 2.806 mm/tahun dengan hari hujan 114 hari/tahun serta sllhu wilayah (udara) berkisar antara 18,0-25,0 °c dengan kelembaban antara 85-89%. Wilayah KUD Makmur melipllti sebelas desa yang berada pada areal seillas 5582 Ha.
Desa-desa tersebut adalah Desa Sudajaya Girang, Wanasari. Cisarua, Karang
Tengah, Suka Karya, Suka Resmi, Karawang, Parung Seah, Sukajaya, Subang Jaya, dan Dayeuh Luhur.
Sebagian besar (ktll'ang lebih 80%) melUpakan lahan kering yang
dijadikan hutan rakyat, hutan negara, dan tegalan. wilayah kelja KLJD Makillur,lerdapat 4 dcsa yang
Dari sebelas desa yang meliputi
lI1crup<;kal~
desa petcrnakan 3api ;::e:'ah
yaitu Desa Karawang, Sudajaya Girang, Cisarua, dan Warnasari. Koperasi Unit Desa Makmur Sejarah dan Perkembangan KUD Makmur Koperasi Unit Desa Makmur yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dibentuk atas kuasa rapat pembentukan pada tanggal 28 Pebruari 1973 yang ditandatangani oleh lima wakil anggota dan telab terdaftar dalam daftar umum Kantor Wilayah Depaltemen Koperasi Propinsi Jawa Barat.
Pada tanggal 7 November 1973 mendapatkan badan
hukum dengan nomor 58 13AIBHlKWKlI 0/6. Awalnya, KUD ini mengelola beberapa unit usaha yang meliputi usaha pengadaan pangan (beras-padi), pengadaan sarana produksi pertanian (saprotan) dan simpan pinjam. Keberadaan KUD MakmUf dengan unit usaha ini mengalami kemerosotan sejak tahun 1976 dan tahun 1979 kegiatan usaha ini terhenti. Bersamaan dengan kemerosotan usaha, ibu-ibu PKK Kerawang membentuk arisan pada tahun 1979. lumlah anggota cukup memadai untuk mendirikan suatu orgaI1lsasi koperasi dengan jumlah anggota kurang lebih sebanyak 40 orang, maka gagasan tersebut diajukan ke Kantor Departemen Koperasi setempat. Pengajuan tersebut ditolak karena di Desa Sudajaya Girang telah berdiri suatu koperasi yaitu Koperasi Unit Desa Makmur yang pada saat itlll1lemang belum beljalan sebagaimana fungsinya. Akl1irnya arisan ibuibu tersebut bergalmng dengan KUD Makmur. Dengan adanya penggabungan terse but, dibentuklah manaJemeE Jan susunan pengurus yang baru. Selain dibentuk pen gurus dan manajemen yang baru, KUD Makmur juga membentuk kelompok pelayanan koperasi yang terdiri dari empat kelompok. Dengan dibentuknya kelompok pelayanan tersebut diharapkan anggota akan merasakan manfaat menjadi anggota koperasi, karen a kelompok pelayanan koperasi tersebut, KUD Makmur berusaha mempennudah pelayanan kepada anggotanya. Sejalan dengan usaba yang semakin berkembang, KUD Makmur mulai berbenah diri untuk mengejar segala ketinggalannya, sehingga pada tahun 1993 sampai sekarang memperoleh sertifikat klasifikasi dari kantor Departemen Koperasi dan PKM Kabupaten Sukabumi dengan No: 161KEPIKDKl106/1993, tanggal 8 Januari 1993 dengan nilai klasifikasi A (sangat mantap) dan memperoleh nilai 93.
25
Organisasi KUD Makmur Dalam organisasi atau badan usaha perlu adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yangjeJas, karena ini menyangkut hubungan kekuasaan dalam melakukan suatu pekeljaan antara jabatan yang diserahi tugas-tugas dan wewenang khusus agar dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang no 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian
terdapat tiga perangkat organisasi yaitu rapat anggota.
pen gurus dan pengawas. KUD MakmUl" memiliki struktur organisasi yang ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan teltinggi di KUD Makmur. Dalam RAT ini pula ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi, Susunan Pen gurus dan Badan Pengawas Koperasi yang dalam hal ini dilakukan oleh Koperasi Jasa Audit (KJA). Pel11beiltukan suatu kepengurusan dilakukan oleh anggota dan susunatmya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara untuk memperlancar kegiatan operasional KUD MakmUL Pel11ilihan penguflls dilakukan setiap lima tahun sekali dan dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh KJA yang berada di bawah Departemen Koperasi DATI II Sukabumi. Struktur organisasi KUD Makmur tersaji dalam Lampiran 2. Pengurus koperasi juga l11engangkat seorang l11anajer yang dianggap mampu mengelola unit usaha. Dalal11 l11elaksanakan tugasnya, l11anajer ini dibantu oleh kepala bagian keuangan, sementara kepala bagian keuangan meliputi tiga sub bagian yaitu sub bagian kas, sub bagian akuntansi dan sub bagian umum.
Selain itu, manajer juga
membawahi unit-unit usaha dan setiap unit usaha dipimpin oleh seorang kepala unit usaha. Bidang usaha yang ada pada KUD Makmur ini yaitu meliputi unit usaha sapi perah, unit usaha makanan temak, unit usaha waserda, unit usaha simpan pinjam, dan unit
26
usaha listrik. Tetapi untuk tahun 1997 dan 1998 unit usaha waserda dan simpan pinjam mengalami kerugian dan cenderung tidak beroperasi lagi. Karyawan pada KUD Makmur merupakan karyawan tetap yang jumlahnya sebanyak 22 orang pada tahun 1996. Tahun 1997 jurnlah karyawan berkurang menjadi 20 orang dan tahun 1998 jurnlah karyawan mengalami penurunan menjadi 17 orang. Dari data yang diperoleh jumlah penglllus KUD Makmur tahun 1998 jumlah pengulUs KUD Makmur ada sebanyak tiga orang yaitu, ketua, sekretaris, bendahara. Badan pembina dan pelindung (BPP) pada tahun 1995 terdiri dari tiga orang dan untuk badan pengawas (BP) ada sebanyak tiga orang. Keadaan Umum kegiatan Unit Usaha KUD Makmur
Unit Usaha Makanan Ternak Keberadaan unit usaha makanan temak pada KUD Makmur untuk memenuhi kebutuhan petemak sebagai penyalur pakan temak. Pada tahun 1996 pakan ternak yang disalurkan mencapai 250.000 kg dengan harga Rp 260,00/kg di tingkat peternak. Sementara itu untuk tahun 1997 pakan yang berhasil didistribusikan kepada peternak mencapai 432.000 kg dengan harga Rp270,00/kg. Unit Usaha Waserda Kegiatan usaha waserda pada KUD Makmur berupa pengadaan barang-barang kebutuhan rumah tangga berupa jenis kcbutuhan pokok yang dapat dirasakan manfaatnya oleh para anggota dan masyarakat sekitar. Dengan penjualan barang kebutuhan yang harganya murah sangat membantu anggota KUD dan masyarakat sekitar.
27
Unit Usaha Listrik Unit usaha listrik pada KUD Makmur berperan memberikan kemudahan terhadap kebutuhan listrik yaitu dengan melayani jasa listrik kerjasama dengan PLN. Dengan pelayanan jasa listrik ini tiap pelanggan dikenakan biaya sebesar Rp 150,00. Jumlah pelanggan pada tahun 1995, 1996 dan 1997 secara berturut-turut yaitu mencapai 4061. 4132 dan 4950 pelanggan.
Terlihat peningkatan jumlah pelanggan pad a tahun 1'196
sebanyak 71 pelanggan dan pada tahun 1997 llleningkat sebanyak 818 pelanggan.
Unit Usaha Simpan Pinjam Keberadaan unit usaha Sllllpan pl11Jam pada KUD Makmur memiliki makna tersendiri, karena selain bertujuan untuk lllendapatkan keuntungan dari jasa pl11Jaman ternyata dapat membantu para anggota khususnya dan masyarakat yang memblltllhkan bantuan piajaman keuangan. Nalllun delllikian pelllberian pinjaman tersebllt masih dalam jUllllah yang sangat terbatas yang diseslIaibn dengan kemampllan permodalan KUD.
Unit Usaha Sa pi Perah US2ha peternakan sapi perah di KUD MaklllUf dimulai pada tahlln 1979, dimalla pada saat itu, KUD Makmur mendapat bantuan permodalan dari pemerintah yaitll program kredit sapi perah FH melalui BANPRES berupa 100 ckor sapi perah untllk dikreditkan kepada anggota dengan nomor bantuan 5813/BH-DKll 0/111 0 diseltai dengan modal kerja sebesar Rp 80.000.000,00. Tahun-tahun pertallla pemeliharaan sapi perah, para peternak banyak mengalami kegagalan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman peternak tentang pemeliharaan sapi perah.
Selanjutnya
diadakanlah penyuluhan dan pelatihan yang bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan
28
Departemen Koperasi Dati II Sukabumi. Unit usaha sapi perah merupakan unit usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi KUD Makmur yang besarnya mencapai 80% dari seluruh kontribusi unit usaha terhadap KUD. Sampai akhir tahun 1995, unit usaha sapi perah mengalami perkembangan baik dari populasi ternak maupun peternaknya. Total populasi sapi perah pada tahun 1996 sebanyak 735 ekor dengan 76 peternak yang tersebar pada tiga desa yaitu Desa Sudajaya Girang, Karawang, dan Parungseah. Pada tahun 1998, jumlah populasi ternak sapi perah mengalami penurunan menjadi 479 ekor dan jumlah peternak sebanyak 64 orang. Untuk lebih jelasnya, perkembangan populasi ternak sapi perah pada KUD Makmur dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel8. Populasi Sapi Perah Peternak Anggota KUD Makmur Tahun 1995-19n. Pertambahan ternak (ekor}
Persentase (% )
1995
J umlah ternak (ekor} 518
1996
735
217
41,89
1997
607
(128)
(17,41)
199&
479
~ 128)
(21,08)
584,75
(9,75)
(0,85)
Tahun
J umlah rata-rata Keterang~n
: ( ) ~ turun
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pada tahun 1996 teIjadi kenaikan populasi ternak sapi perah sebanyak 217 ekor atau sebcsar 41,89% sementara itu pada tahun 1997 teIjadi penurunan populasi sebanyak 128 ekor atau 17,41 % begitujuga pada tahun 1998 juga mengalami penurunan populasi. Hal ini terjadi karena tingginya biaya pakan ternak sehingga banyak peternak yang menjual ternaknya, peternak tidak menyediakan replacement stock, IB yang dilakukan sering mengalarni kegagalan, penyakit yang menyerang ternak. Populasi sapi perah KUD Makmur selama tahun 1995
29
sampal
1998 menunjukkan
penurunan mta-mta
sebesar. 9,75
ekor dan
trend
perkembangannya mengalami penurunan mta-mta sebesar 0,85 % per tahun. Gambamn mengenai perkembangan populasi sapi pemh laktasi di KUD Makmur dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel9.
Tahun
Populasi Sapi Induk, Jantan, Dam dan Pedet Peternak Anggota KUD Makmur Tahun Tahun 1996-1998
Sapi Induk (ekor)
Jumlah
Jantan
Dara
Pedet
J umlah total
Laktasi
Kering
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
1996
287
51
338
117
155
125
735
1997
257
32
289
28
80
210
607
1998
128
163
291
16
62
110
~79
Sumber : KUD Makmur, 1999 Penurunan sapi laktasi yang paling besar terjadi pada tahun 1998.
Salah satu
faktor penyebab penurunan tersebut adalah karena banyak peternak yang mengurangi us"hanya akibat kesuiitan dalam hal biaya produksi a!(ibat harga jJakan yang melambung tinggi juga karena peternak tidak melakukan penggantian terhadap sapi perah yang sudah diafkir sehingga jumlah sapi pemh laktasi menurun.
30
Produksi dan Pemasaran Susu Produksi susu KUD Makmur selama tahun 1997 mencapai jumlah 875.697.50 liter, dan dari produksi susu tersebut dijual dalam bentuk segar ke IPS yaitu PT Indomilk sebesar 99,82%, 99,84% dan 99,85% dari total produksi untuk tahun 1996 sampai tahun 1998 berturut-turut dan di luar IPS yaitu sebesar 0,17%, 0,15% dan 0,14%. Penjualan susu di luar IPS adalah penjualan ke konsumen langsung yaitu dengan cara konsul1len datang sendiri ke KUD Makmur. Penjua1an ke konsumen langsung ini tidak begitu besar hanya 0,15% dari total produksi untuk tahun 1997. Susu yang susut yaitu susu yang tumpah, basi, dan pecah pada tahun 1996, 1997 dan 1998 secara berturut-turut yaitu sebesar 3.463,00 liter, 4.557,00 liter dan 2.765,50 liter.
Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penjualan dan Pembelian Susu Tahun 1996-1998 di KUD Makmur Tahun
Pell1belian
Penjualan IPS
(liter)
di luar IPS
SUSllt
Total
------------------ ---------
(liter)
(liter)
(liter)
(liter)
1996
1 042359,50
I 037011,50
1 825,00
1 038896,50
3463.00
1997
880254,50
874382,50
1 315,00
875697,50
455700
1998
561 503,00
557899,50
838,00
558737,50
2765,50
Sumber: KUD Makmur, 1999. Dalam operasionalnya, KUD Makmur merupakan penampung dan pemasar susu, baik ke IPS maupun ke konsumen langsung sebelum dipasarkan terlebih dahulu KUD melakukan uji kualitas terhadap susu yang disetor oleh petemak, yaitu uji alkohol dan uji berat jenis yang berguna untuk mengetahui kebersihan susu dan ada tidaknya campuran
31
yang dimasukkan ke dalam susu oleh peternak. Penyetoran susu ke KUD dilakukan dlla kali sehari yaitu pada pagi harijam 06.00 WIB dan siang harijam 13.00 Will. Susu yang terkumpul di KUD dikirim ke UPS Sukabumi.
Pihak UPS akan
melakukan pengujian kembali yaitu meliputi uji fisik, uji alkohol, uji berat jenis dan uji kadar lemak susu, apabila telah melewati pengujian, susu ditimbang dan selanjutnya dimasukkan ke dalam unit pendingin (cooling unit) selama 11-12 jam pada sllhll 0.2
Dc.
Setelah didinginkan susu dikirim ke Industri Pengolahan Susu (IPS), yaitu PT. Indomilk. Sistem pembayaran susu dari hasil penjualan ke IPS dilakukan setiap tanggal 8 setiap bulannya baik dari IPS ke KUD atau dari KUD ke peternak. Harga SliSU dari IPS belturut-turut dari tahun 1996, 1997, 1998 adalah Rp 602,54, Rp 732,09,00, dan Rp 750,12 setiap kilogramnya. Kualitas SliSU rata-rata pada tahun 1997 yaitu fat 3,3% dan Solid Non Fat (SNF) 7,5% atau Total Solid (TS) 10,8 %. Akan tetapi setelah dilakllkan
pemotongan kewajiban dari KUD dan untuk biaya processing maka besarnya uang yang diterima peternak untuk setiap liternya adalah Rp 515,97, Rp 507,12 dan Rp 629,22 lIntlik tahun 1996, 1997, dan 1998 belturut-turllt. Harga jual ke konsumen langsung sebesar Rp 900,00 setiap liter pada tahun 1998. Produksi susu segar KUD Makmur untuk tiga tahun berturut-tllrut yaitll tahun 1996, 1997, dan 1998 terlihat semakin
menurun, untuk masing-masing tahun yaitll
sebesar 1 038 896,50 liter, 875 697,50 liter dan 558 737,50 liter. Produksi SUSLI yang menurun untuk setiap tahunnya mulai tahun 1996 sampai tahun 1998 disebabkan populasi ternak sapi perah laktasi yang menurun setiap tahunnya dari tahun 1996 sampai tal1lm 1998.
32
Laporan Keuangan
Setiap perusahaan l11el11iliki
gal11baran perkel11bangan yang dialami
perusahaan terse but berdasarkan laporan keuangan yang diperolehnya.
oleh
Perkel11bangan
perusahaan dilihat dari perubahan pada setiap pos laporan keuangan yang dil11ilikinya dan dibandingkan dari waktu ke waktu. Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan ditujukan untuk mel11berikan inforl11asi l11engenai keuangan perusahaan pada suaw peri ode untuk kepentingan
l11an~el11en,
pel11ilik perusahaan, pemerintah, dan pihak lain
yang berkepentingan (Djahidin, 1985). Dari laporan keuangan kita dapat mengetahui kondisi keuangan s\l&tu perusahaan, efisiensi penggunaan modal dan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan (Kadarsan, 1992). KUD Makl11Uf telah l11elakukan perhitungan terhadap laporan keuangannya. baik l11engenai neraca l11aupun laporan rugi laba dan dari data tersebut dapat diketahui tinggi rendahnya penerimaan, pengeluaran dan laba dari usaha peternakan di KUD MakmuL Pada neraca peru3a:laan digal11ba;'k"n jumlah aktiva, hutallg, dan modal yang dimiliki perusahaan dan pada laporan rugi laba menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selta biaya yang terjadi selal11a satu tahun. Laporan Neraea
LaporaI< neraca adalah laporan yang sistel11atis tentang aktiva, hutang atau modal dari suatu perusahaan pada suatu saat teltentu (Munawir, 1990). Tujuan neraea adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu pernsahaan pada suatu tanggal teltentu. Biasanya pada waktu pernsahaan tutup buku pada suatu akhir tahun. Aktiva lanear pada
33
KUD Makmur belturut-turut yaitu 1996-1997 dan 1997-1998 mengalami peningkatan sebesar 2,05% dan 8,57%, Tabelll. Laporan Neraea KUD Makmur Tahun 1996-1998 TAHUN URAIAN
% PERUI3AHAN
1996
1997
1998
1996-
1997·
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1997
19l}S
AKTIVA I 060878618,68
I 082622 970,5
1 175416576.30
2,05
8.57
65047 155,00
67 787 483,65
68919653,63
4,21
1.67
152044185,00
135760394.47
130 480 667.02
(10.71)
(3.~:9)
47761 354,00
43373343.0
9021 778.00
(9,18)
(79.19)
1231619364,72
1329544182.7
1 383838674.97
7,95
4.0X
Hutang Lancar
432794732,05
531 046534,1
526771 602.27
22,70
(O.XO)
Hutang Jk Pjg
591 496607,69
536163415,0
619899823,00
(0,90)
5,75
Modal Sendiri
207 328 024,98
212334233,5
237 167249,70
2,41
11,(,9
1231619364,72
1 329544 182,7
1 383838674.97
7,95
4,08
Aktiva Lancar Investasi Jk Pjg Aktiva Tetap Aktiva lain-lain Aktiva Total PASIVA
Pasiva Total
Sumber: RAT KUD Makmur, 1999 (data diolah) Keterangan : ( )
=
menurun
Pada Tabc1 11 ter:ihat ba!lwa tiktiva lal:cur
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
~lltak
tigr. ta!lUtl
b.::;it;rlll~wr~ll
Peningkatan aktiva lanear teljadi pada pos
piutang usaha anggota yang memiliki nilai terbesar dalam aktiva lanear. Sementara untuk pos bank, persediaan, pendapatan yang masih harus diterima mengalami penurunan setiap tahullliya.
Untuk pos kas pada tahun 1997 mengalami penurunan karena pad a 1997
berkurang pemasukan dari lll1it penyalur pupuk dan lll1it waserda. Untuk biaya yang dibayar di muka penurunan teljadi pada 1998, walaupun penurunallliya tidak begitu besar, hal ini dikarenakan pada tahun 1998 berkurangnya pemasukan dari biaya yang dibayar di muka atas jasa susu, akibat tingkat produksi susu yang menurun.
34
Investasi jangka panjang selama tiga tahun berturut-turut mengalami peningkatan. hal ini teljadi karena pemasukan dari simpanan pada usaha koperasi mengalami peningkatan. Sementara itu pada pos simpanan badan usaha bukan koperasi (non koperasi) teljadi penurunan. Aktiva tetap pad a KUD Makmur mengalami peningkatan pada tahun 1997, hal ini terjadi karena pada tahun 1997 nilai aktiva yang tel1anam pada pos bangunan, kendaraan dan mesin-mesin serta nilai akumulasi penyusutan menurun pada tahun 1997. Sementara itu pad a tahun 1998 aktiva tetap mengalami penurunan karena akumulasi penyusutan yang meningkat. Pos aktiva lain-lain mengalami penurunan selama tiga tahun
beI1urut-tur~lt.
hal ini
disebabkan piutang macet menurun akibat kredit sapi perah peternak yang bermasalah. dan peternak tidak mampu melunasi hutang atau kredit yang telah diterima.
Hutang
lancar memiliki bagian yang cukup besar pada pas iva, hal ini dapat teljadi karcna besarnya hutang pada bank untuk unit selain sapi perah sepel1i unit makanan ternak. KUT, dan unit simpan pinjam. Sementara itu ;llItang jangka panjang bagi KUU Makmur memiliki jumlah yang sangat besar yang disebabkan oleh hutang pada bank akibat kredit sapi perah yang belum lunas juga hutang jangka panjang pada lembaga telientu seperti hutang pada PT ITeI, hutang bangunan terhadap OKS I, hutang pada Depa.temen Koperasi.
Untuk pos modal sendiri selama tiga tahun beliurut-turut mengalami
peningkatan sebesar 2,41 % pada tahun 1997 dan sebesar 11 ,69% pada tahun 1998. Hal ini dapat terjadi karena peningkatan junl1ah cadangan, simpanan pokok dan simpanan wajib. Persentase pada setiap komponen laporan neraca memperlihatkan persentase masing-masing unsur pas iva dari total pasiva. Membandingkan laporan persentase per
35
komponen akan dapat mengetahui keadaan aktiva dari usaha KUD tersebut. Analisis per komponen laporan neraca terhadap total aktiva dan total pasiva dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah. Tabel12. Analisis Persentase per Komponen Neraca KUD Makmur Tahun 1996-1998 Terhadap Total Aktiva dan Pas iva Pos Neraca
Tahun
Rata-rata
1996
1997
1998
(%)
(%)
(%)
(%1
100,00
100,00
100,00
100,00
86,14
81,43
84,94
84.17
Investasi Jk Panjang
5.28
5,09
4,98
5.12
Aktiva Tetap
4,70
10,21
9,43
8.11
Aktiva Lain-lain
3,88
3,27
0,65
2.60
100,00
100,00
100,00
100.00
Hutang Lancar
35,14
39,94
38,06
37.71
Hutang Jk Panjang
48,03
44,09
44,79
45,M
Modal Sendiri
16,83
15,97
17,15
16,65
AKTiVA Aktiva Total Akti va Lancar
PASIVA Pasiva Total
Sumber : RAT KUD Makmur, 1999 (data diolah) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa bagian terbesar terdapat pada aktiva lanear yaitu sebesar 84,17% selama tahun 1996 sampai tahun 1998. Hal ini disebabkan piutang usaha anggota yang tiap tahunnya beltambah. Sementara itu untuk aktiva lain-lain memiliki persentase paling kecil dikarenakan aktiva yang dititipkan mengalami penurunan.
36
Rata-rata persentase hutang jangka panjang per tahun selama periode 1996-1998 yaitu sebesar 45,64% dan merupakan nilai terbesar dati total pasiva.
Besamya nilai
hutang jangka panjang tersebut disebabkan semakin meningkatnya hutang bank. Aktiva lancar pada Tabel 13 mengalami penurunan sebesar 9,43%, yang disebabkan adanya penurunan pada pos kas dan bank, piutang anggota, piutang non anggota dan persediaan. Sementara itu pada tahun 1998 aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar 20,26%. Hal ini dapat teljadi terutama disebabkan peningkatan pad a pos piutang anggota yaitu piutang sapi perah. Tabel13. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 Uraian
Tahull
1996 (Rp)
Persentase pcrubailall
i997 (Rp)
1998 (Rp)
1996·1997
J 997·199~
(%)
(%)
Aktiva Aktiva Lancar
917074477.70
830 587 228.20
998 874736.00
(9.43)
20.26
lnvestasi Jk Pjg
18380185.00
23 601 884.40
26619467.00
28.41
12.78
Aktiva Tetap
78 126 446.93
111 63656330
II 1 180 966.20
42.89
(0.40)
Aktiva lain-lain
24
514.00
10843333.50
9021 778.00
(55.98)
(16.R0)
1038216644.20
976669009.40
145696947."0
(5.93)
17.--'ll
Hlitang Lancar
384 794493.50
396 285 103.60
428783485.00
2,98
8.20
Hutang Jk Pjg
516204442.40
461748429.60
571371823.00
(10.55)
23.74
Modal Sendiri
137217707,70
118 635 476.:0
145541639.20
(13.54 )
21.69
1 038216644,20
976669009.40
1 145696947,20
(5.93)
17.30
Aktiva Total
~35
1
Pas iva
Pasiva Toml
Sumber: RAT KUD Makmur, 1999 (data diolah) Keterangan : ( ) = menurun Investasi jangka panjang pada tahun 1997 mengalami peningkatan, begitu juga dengan tahun 1998 yang beI1urut-turut besamya yaitu 28,41% dan 12,78%. Peningkatan terjadi karena adanya peningkatan pada pos simpanan pada koperasi dan simpanan pada non koperasi. Aktiva tetap mengalami peningkatan pada tahun 1997 sebesar 42,89%, hal
37
ini disebabkan peningkatan nilai dari aktiva tetap sernentara akurnulasi penyusutan rnenunm. Sebaliknya pada tahun 1998 aktiva tetap rnengalarni penurunan sebesar 0,40%, yang disebabkan oleh sernakin rneningkatnya akurnulasi penyusutan dari aktiva tetap yang digunakan dalarn operasionalnya. Pos hutang lancar berturut-turut rnengalarni peningkatan pada tahun 1997 dan 1998 yaitu sebesar 2,98% dan 8,20%.
Hal ini disebabkan oleh hutang pad a anggota,
hutang non anggota, hutang dana-dana rneningkat. Hutang jangka panjang pad a tahun 1997 menurun sebesar 10,55% akibat penurunan hutang bank dan sebaliknya pada tahun 1998 rneningkat sebesar 23.74% akibat peningkatan hutang bank. Modal sendiri pada Tabel 13 menunjukkan penurunan sebesar 13,54% pada tahun J 997 dan pada tahun 1998 mengalami peningkatan sebesar 22,68%, hal ini disebabkan cadangan koperasi yang meningkat. Analisis per kornponen dari masing-rnasing pos laporan neraca unit usaha sap' perah terhadap total akliva dan total pasiva dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel14. Kornponen Pos Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makl11ur Tahun 1996-1998 Tahun
Pas Neraca
1996 (%) Aktiva Ak,iva Total 100,00 Aktiva Lancar 88,33 1,77 Investasi Jk Pjg 7,52 Aktiva Tetap 2,38 Aktiva Lain-lain Pasiva 100,00 Pasiva Total 37,06 Hutang Lancar 49,72 Hutang Jk Pjg 13,32 Modal Sendiri Surnber: RAT KUD Makrnur, 1999 (data diolah)
Rata-rata pertahull
1997 (%)
1998 (%)
100,00 85,04 2,42 11.43 I,ll
100,00 87,18 2,32 9,70 0,80
100.00 87.18 2.17 9.5:; 1.43
100,00 40,57 47,28 12,15
100,00 37,42 49,87 12,71
100,00
(%)
38,35
48,96 12,73
38
Rata-rata aktiva lancar yaitu sebesar 87,18% terhadap total aktiva selama tahun 1996-1998, hal ini disebabkan besamya piutang anggota sapi perah. Nilai ini l1lenunjukkan bahwa kekayaan yang dapat dicairkan dalal1l waktu kurang dari setahun pada unit usaha sapi perah cukup besar bila dibandingkan dengan rata-rata aktiva tetapnya yaitu sebesar 7,41%. Rata-rata persentase hutang lancar 38,35% terhadap total pasiva selal1la tahun 1996 sampai 1998. Nilai hutang lancar relatif lebih kecil daripada aktiva lancar, hal ini menggambarkan bahwa unit usaha sap; perah mempunya; kemamp"an untuk mel1lbayar hutang-hutang yang harus segera dibayar dalal1l waktu cepat. Selllentara itu rata-rata hutang jangka panjang terhadap total pasiva yaitu sebesar 48,96%, hal ini l1lenUl~ukkan
bahwa hutangjangka panjang pada bank, GKSI dalam waktu lebih dari tiga
tahun mel1lpunyai jU11l1ah yang lebih besar.
Laporan Rug; Laba Menurut Riyanto (1984) laporan rugi laba l1lencerl1linkan hasil-hasil yang dicapai Sela!1~a
S(!~lI
per~ode
teltent~l
biasanya satll tahw1.
Se:n~nt:.Ira
Kad2r.s311
(19()5 ~
menal1lbahkan bahwa laporan rugi laba adalah ringkasan dari semua penerimaan dital1lbah keuntUl1gan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan hasil pendapatan bersih perusahaan atau kerugian bersih perusahaan selal1la jangka waktll tellentu.
Laporan rugi laba menunjukkan penghasila[l-penghasilan yang diperoleh
perusahaan dan biaya rugi laba yang mempUl1yai konsep dinamis, yaitu dengan menggambarkan kejadian keluar masuknya modai secara terus-menerus seiama satu tahun atau selama periode tertentu.
39
Apsari (1987) menyatakan bahwa komponen rngi laba ·melipnti penjualan, harga pokok penjualan, laba kotor, biaya operasional, pendapatan dan biaya non operasional, laba sebelum pajak penghasilan, pajak penghasilan, dan laba bersih.
Harga pokok
penjualan merupakan harga pokok barang yang dibeli kemudian berhasil dijual selal11a suatu periode akuntansi. Biaya operasional mernpakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha pokok pernsahaan, terdiri dari biaya pel11asaran biaya
1I111111n
dan administrasi. Laporan rngi laba untuk KUD Makmur dapat dilihat pada pada Tabel 15. Penjualan bersih teltinggi terdapat pada tahun 1996 yaitu sebesar Rp I 790 718,54 dan penjualan bersih ini dalam dua tahun berikutnya mengalami penurunan yang disebabka!l menurnlmya pendapatan dari unit usaha simpan pinjam, waserda. dan unit sapi perah. Tabel 15. Laporan Rugi Laba KUD Makmur Tahun 1996-1998 %
Tahun
Uraian
1997 (R~)
11.)1.)7-
Pendapatall barang / Jasa
1 790 718 073.54
1 542 630 960.00
1998 (Rp) 533675430.05
Harga Pokok Penjualan
1639715542.00
1 389 899 760.00
488 8&7 821.60
(15.24)
(64JU)
Laba Kotor Penjualan
151002531.54
153 530 050.00
94 787 608.40
1.67
(3S.2() )
Biaya Operasiollai
148918477.00
141775773.00
108863368.45
(4,80)
(23.21 )
2084 054.54
11 754773,00
(14 075760,00)
464.03
(224.X5 )
Pendapatan Lain-lain
12 500 000,00
2500 000,00
19 342 666.00
(80.00\
673.70
Sisa Hasil Usaha (SHU)
14548 054.54
14254277,00
5266906.00
(2.02)
(63.05)
Laba Bersih Operasional
1996 (R[')
PeJ1~\lllbahan
1996· 1997 ~ 13.85)
(62.1())
191.);\
Sumber: RAT KUD Makmur, 1999 Harga pokok penjualan (HPP) mengalami pennrnnan yang cukup tajal11 pada tahun 1998 sebesar 64,83% akibat pembelian barang dan persediaan menurun sehingga HPP menurnn. Biaya operasional tertinggi terjadi pada tahnn 1996 yaitu sebesar Rp 148
40
918 477,00 kondisi ini kurang baik karena pada akhimya akan memperkecil laba yang diterima oleh KUD sementara itu pada tahun 1998 terjadi penurunan biaya operasional sebesar 23,21 %. Laba bersih (SHU) yang mengalami penUlUnan sebesar 2,02% pada tahun 1997 dan sebesar 63,05% pada tahun 1998. Terjadinya penulUnan SHU adalah terulal11a disebabkan penulUnan biaya operasional relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan penulUnan pada pos penjualan bersih sehingga perolehan dari SHU menjadi menllrlln. Tabel16. Laporan Rugi Laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmllr Tahun 1996-1998 Tahun
Uraian
1l;0 Peltallli1nhan
1996
1997
1998
1996·1997
\9<.;7-1 ')<)X
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(%)
(U ,,)
Pendapatan barang / jasa
637873544.54
651.241 758.00
426 629 986.05
2,22
(34.49)
Harga Pokok Penjualan
529584235.00
540 224 100.00
370087238.14
2.01
(31.49)
Laba Koto!" Pt:njualan
107489309,54
III 017658,00
56542747,91
3.28
(49.07)
Biayf\ Operasional
67418862.00
68810205.00
64 792 341,83
2.06
(S.X4)
Laba Bersih Operas-ioll2-l
40 070 477.54
42207453.00
(8249593 ,93)
5,33
(I !~'.:'-l)
250204,40
530760,50
5031 078,00
112.13
S47.Xt}
40320651,91
4273R 213,50
(3218515,93)
5.99
(107.53 ;
Pendapatan lain-lain
Sisa Basil Usaha (SHU)
Sumber : RAT KUD Makmur, 1999 Keterangan : ( ) = penUlUnan Adapun kondisi laporan IUgi laba unit usaha sapi perah disajikan pada Tabel 16. Penjualan bersih yang menurun tajam pada tahun 1998 sebesar 34,49%, hal ini teljadi karena produksi susu segar yang menurun dan pendapatan unit usaha sapi perah dari jasa relatif keciL Sementara untuk HPP, tetjadi penurunan yang cukup drastis pada tahun 1998 yaitu sebesar 31,49%.
41
Laba bersih (SHU) pada tahun 1997 mengalami peningkatan sebesar 5,99% sebaliknya pada tahun 1998 mengalami penurunan secara drastis sebesar 107,53%. Hal in; dapa! terjadi disebabkan penurunan pelljualall bersih dan HPP cukup tajam sementara biaya operasiollal pellurunal1l1ya relatif jauh lebih kecil. Walaupun pendapatall lain-lain mengalami peningkatan cukup tinggi tetapi bila dilihat secara keseluruhan persentasenya cukup kecil. Keadaan ini membuat perolehan SHU unit usaha sapi perah menurun drastis. Walal1pun demikian laba yang diperoleh unit l1saha sapi perah !ebih besar dar; laba yang diperoleh KUD. Hal ini dapat terjadi karena laba dar; KUD l11erupakan gabungan laba unit-unit usaha yang ada dan beberapa unit usaha yaitu unit l1saha waserda dan simpan pinjal11 l11engalal11i kerugian sehingga l11embuat laba yang diperoleh KUD secara kumulatiflebih kecil dari laba unit usaha sapi perah.
42
Analisis Rasio Analisis Rasio KUD Makmur dan Unit Usaha Sa pi Perah Baik burukuya keuangan suatu perusahaan dapat digambarkan dengan analisis rasio (Munawir, 1993). Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas bertuiuan untuk mcngu1cur kemampuan perusahaan dalam mel11enuhi kewajiban jangka pendekuya pada saat jatuh tempo, selain itu juga untllk l11eilgetahui perkcmbangan posisi keuangan jangka pendekuya.
Dalal11 penelitian ini
pengukuran rasio likuiditas dilakukan dengan menggunakan rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas. Hasil anal isis rasio likuiditas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah tahlln 1996 sal11pai tahlln 1998 dapat dilihat pada Tabel 17. tidak dapat l11engil11bangi peningkatan dari nilai hutang lancar. Tabel 17. Nilai Rasio Likuiditas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tahlln 1996-1998 Tahun Jenis Rasio Rasio Lancar Rasio Cepat Rasia Kas
1996 KUD UUSP KUD UUSP KUD UUSP
1997
1998
(%)
(%)
(%)
245,12 238,33 243,59 236,60 5,39 4,85
203,87 209,59 203,60 209,23 3,12 3,35
223,14 232,95 223,06 232,64 2,87 2,49
43
a. Rasio Lancar Rasio lancar menunjukkan kemampuan membayar hutangjangka pendek ( kurang dari satu tahun ) dengan menggunakan aktiva lancar. Ukuran rasio lancar yang baik adalah tidak kurang dari 200%, akan tetapi nilai-nilai standar rasio lancar tidak sama untuk setiap jenis perusahaan.
Pada Tabel 17 menunjukkan nilai rasio lancar KUD
Makmur untuk tahun 1996 sampai tahun 1998 sudah berada di atas standar, jumlah standar yang digunakan adalah 200% yang mtinya KUD telah mampu memenllhi kewajiban kellangan yang harus segera dipenuhi dari aktiva lancarnya. Untuk tiga tahun terakhir nilai rasio terbesar dicapai pada tahun J 996, ini dapat teljadi karena nilai dari aktiva lancar cukup tinggi sementara nilai hutang lancar untuk tiga tahun terakhir paling kecil terdapat pada tahun tersebut. Pada tahun 1997 nilai rasio lancar menurun, hal ini disebabkan hutang lancar meningkat sebesar 22,70% sedangkan aktiva lancar hanya meningkat sebesar 2,05%. Peningkatan hutang lancar yang cukup besar berasal dari juml~h
butlmg usaha non anggota yang meningkat dan hutang dana-dana sementara
kenaikan aktiva lancar teljadi pada sub pos piutang us aha anggota yang besar nilainya tidak dapat mengimbangi peningkatan dari nilai hutang lancar. Walaupun demikian KUD masih tetap berada pad a posisi yang baik. Nilai rasio lancar untuk unit usaha sapi perah KUD Makmur lebih dad 200% untuk tahun 1996,1997 dan 1998. Nilai rasio terbesar dicapai tahun 1996, ini disebabkan pada tahun tersebut jumlah aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar dibandingkan dengan talum 1997 dan 1998.
Iumlah aktiva lancar yang besar berasal dari jumlah
piutang anggota yang tinggi. Nilai rasio Imlcar unit usaha sapi perah tahun 1997 dan 1998 lebih tinggi dari nilai rasio lancar KUD Makmur, artinya kemampuan unit usaha
44
sapi perah dalam membayar hutang-hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo berada di atas kemampuan KUD. b. Rasio Cepat Dalam menentukan tingkat likuiditas juga digunakan raslO cepat.
Bila aktiva
lancar dikurangi dengan nilai persediaan maka diperoleh rasio cepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 100% dianggap ktll'ang baik tingkat likuiditasnya (Riyanto, 1984). Pada KUD Makmur dapat dilihat, bila KUD ingin membayar hlltang lancarnya dengan aktiva lancar tanpa l11elllperhitungkan persediaan, l11aka dapat d,katakan K U D telah mampll l11elakllkannya karena pada tahlln 1996, 1997 dan 1998 rasio cepatnya adalah 243,59%, 203,60% dan 223,06%. Nilai 1"3sio cepat telah lllelal1lpaui 100%. Rasio cepat unit usaha sapi perah KUD Maklllur sebesar 236,60%, 209.23% dan 232,64% masing-lllasing untuk tahun 1996, 1997 dan 1998. Pada tahun 1996 nilai rasio cepat
~lI1it ~,saha ~api
perah lebih renda!l dari !lilai [asio cepat KUD, sedangbn pada
tahull 1997 dan 1998 nilai rasio cepat unit usaha sapi perah lebih tinggi dari nilai rasio cerat KUD. Standar ul1lum yang dipakai untuk rasio cepat adalah 1: 1 dalal1l menentukan tingkat likuiditas. Hal ini dapat memberi jaminan bahwa hutang lancar dapat dibayar dengan aktiva lancar. Nilai rasio cepat menurun pada tahun 1997 dan pada tahLIIl ]998 meningkat kembali walauplll1 tidak lebih tinggi nilainya dari tahun 1996. Penurunan nilai rasio cepat terutama disebabkan turunnya jumlah aktiva lancar, walaupun jUl111ah persediaan menurlll1 temyata tidak begitu berpengaruh karena memang jumlah persediaan yang relatif kecil.
45
c. Rasio Kas Rasio kas adalah perbandingan antara kas dan bank dengan hutang lancar. Rasio kas menggal11barkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Mengenai besarnya uang kas yang harus tersedia dalal11 koperasi belum ada standar yang umum yang digunakan dalam penganalisaannya, tetapi Guthmann dalam Hidayati (1995) menyatakan bahwa jUl11lah uang kas yang harus tersedia sebaiknya tidak kurang dari 10%. Semakin besar jumlah uang leas yang ada di koperasi maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya, sehingga resiko dalam memenllhi kewajiban keuangannya lebih kecil. Rasio kas pada KUD Makmur pad a talum 1996, 1997 dan 1998 yaitu sebesar 5,39%, 3,12% dan 2,87%, sehingga dapatlah dikatakan bahwa rasio kas KUD masih dibawah standar. Hal ini
diseb~bkan
karena pos kas dan bank pada aktiva lancar sangat kecil jUl11lalmya dibandingkan dengan hutang lancar. Nilai rasio kas unit usaha sapi perah pada tahlln 1996, 1997 dan 1995 maslI1gmasing sebesar 4,85%, 3,35% dan 2,49%. Hal ini menunjukkan tetjadinya penurunan nilai rasio kas pad a tahun 1997 dan 1998. Penurunan ini disebabkan cadangan kas yang menurun sementarajul11iah hlltang iancar yang harus dihayar
l11'~ningkat
pada tahun 1997
dan 1998.
46
Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi sel11U3 kewajiban keuangannya, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pada penelitian ini pengukuran rasio solvabilitas dilakukan dengan rasio total hutang dengan total aktiva dan rasio total hutang dengan modal sendiri.
Hasil pengukuran ras.o
solvabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel18. Nilai Rasia Solvabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tahun 1996-1998
Jenis Rasio Rasia total hutang thd total aktiva Rasia total hutang thd modal sendiri
KUD UUSP KUD UUSP
1996 (%) 83,17 86,78 494,04 656,62
Tahun 1997 (%) 84,03 87,85 526,16 723,25
1998 (%) 82,86 87,:!9 483,49 687,19
a. Rasia Total Hutang dengan Total Aktiva Rasia total hutang dengan total aktiva darat
menU1~jukkan
Kel11ampUan KUD Makmllr
dalal11 menjamin seluruh kewajiban dengan total aktiva yang dil11iliki.
Semakin kecil
rasio ini sel11akin baik, karena semakin kecil jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang. Rasia total hutang dengan total aktiva KUD Makl11ur pada tahun 1996, 1997 dan 1998 yaitu sebesar 83,17%,84,03% dan 82,86%. Hal ini beratii setiap Rp 1,00 aktiva koperasi digunakan untuk menjamin hutang sebesar Rp 0,8317 pada tahun 1996, Rp 0,8403 pada tahun 1997 dan Rp 0,8286 pada tahun 1998. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Makl11ur belul11 l11el11punyai aktiva yang cukup untuk membayar se1uruh kewajibannya sesuai standar. Resiko yang dihadapi oleh KUD Makmur cukup tinggi karena l11elebihi tingkat rasio pada ul11urnnya yaitu 50%, walaupun demikian nilai rasio total hutang dengan total
47
aktiva KUD dapat dikatakan solvabel, artinya dalam jangka panjang KUD masih dapat mempeliahankan usahanya karena beban total hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan total aktivanya. Nilai rasio total hutang dengan total aktiva pada unit usaha sapi perah pad a tahun 1996, 1997 dan 1998 yaitu sebesar 86,78%, 87,85% dan 87,29%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva unit usaha sapi perah digunakan untuk menjamin hutang sebesar Rp 0,8678 pada tahun 1996, Rp 0,8785 pada tahun 1997, dan Rp 0,8729 pad a tahun 1998. Niiai rasio total hutang dengan total aktiva bersifat solvabel, aliinya dalam jangka panjang unit usaha sapi perah masih dapat mempertahankan usahanya karena beban total hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan total aktivanya. Jika dibandingkan nilai rasio total hutang dengan total aktiva pada unit usaha sapi perah dengan KUD Makmur ternyata pada unit usaha sapi perah lebih tinggi nilai raslOnya sehingga dapatlah dikatakan KUD lebih solvabel daripada unit usaha sapi perah. b. Rasia Tota! Hutang deng3!1 Modal Sendiri Rasia total hutang dengan modal sendiri merupakan raslO yang dapa! menggambarkan kemampuan modal sendiri KUD Makmur untuk l11enjal11in seluruh kewajibannya. Untuk rasio ini sebaiknya tidak lebih dari 100% yang aliinya sebaiknya tidak seluruh aktiva dibiayai oleh hutang, sehingga dengan demikian dapat l11enarik para kreditor untuk memberikan pinjaman. Rasia total hutang dengan modal sendiri pada KUD Makmur sudah melebihi standar, karena berada diatas 100% total aktiva yang dibiayai hutang. Besamya rasio total hutang dengan modal sendiri KUD Makmur pada tahun 1996, 1997 dan 1998 yaitu 494,04%, 526,16% dan 483,49%. Tingginya rasio ini disebabkan karena semakin tingginya total hutang jangka panjang. Modal sendiri yang
48
dimiliki oleh KUD Makmur dalam menjamin hutang-hutangnYll termasuk kecil karen a memang modal sendiri KUD Makmur berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan donasi relatif kecil jumlalmya. Nilai rasio total hutang dengan modal sendiri unit usaha sapi perah pad a tahlln 1996, 1997, dan 1998 yaitu sebesar 656,62%, 723,25% dan 687,19%. Hal ini menllnj lIkkan bahwa nilai rasio tersebut jauh berada di atas standar yang disarankan yaitu melebihi dari 100%, dan nilai yang melebihi standar tersebut disebabkan oleh kecilnya jumlah modal sendiri pada wlit usaha sapi perah sementara jumlah hutang lancar semakin meningkat. Nilai rasio total hutang dengan modal sendiri pada unit usaha sapi perah lebih besar daripada nilai rasio pada KUD Makmur. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalalll memp~roleh
reltentll.
laba untuk kesejahteraan masing-masing anggotanya selama peri ode
Rentahiiitas yang; ba.ii<: akan dapat meningkatkan posisi dari kope!'asi jlT3
memperkecil kemungkinan mengalami kebangkrutan.
Rasio rentabilitas yang diukur
pada KUD Makmur dan unit usaha sapi perah terdiri dari rasio matjin laba dan rasio Return on Investment/ROL
Tabel19. Nilai Rasio Rentabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah Tahun 1996-1998 Tahun Jenis Rasio Maljin Laba ROI Keterangan : (
) =
KUD UUSP KUD UUSP menurun
1996 (%) 0,81 6,33 1,18 3,88
1997 (%) 0,92 6,56 1,07 4,38
1998 (%) 0,90 (0,75) 0,38 (0,28)
49
a. Rasia Marjin Laba Nilai marjin laba pada KUD Makmur adalah 0,81%, 0,92%, dan 0,90 % masingmasing untuk tahun 1996, 1997, dan 1998. Nilai ini masih dibawah standar yang telah dipakai dalam industri sebesar 5%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penjualan relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan laba (SHU) yang diperoleh KUD Makmur. Nilai rasio marjin laba atas penjualan dari unit usaha sapi perah, l1lasing-masing 6,33%, 6,56% dan -0,75% untuk tahun 1996, 1997, dan 1998.
Dengan mengambil
standar rata-rata l1larjin laba industri sebesar 5% l1laka rasio marjin laba atas penjualan pada tahun 1996 dan 1997 dapat dikatakan cukup baik karena sudah melebihi 5%. Sementara untuk tahun 1998 nilai rasio l11arjin laba menunjukkan bahwa unit usaha sapi perah menderita kerugian akibat rendahnya volume penjualan sel11entara biaya operasi cukup tinggi. Nilai rasio marjin laba ini lebih baik dibandingkan dengan nilai maljin laba dari KUD Makl11ur yang l11asih di bawah 5% untuk tahun 1996 dan 1997. b. Rasiu Rel1lrn on Investment/ROI
Rasia Return on Investment/ROI (Rentabilitas seluruh aktiva) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan ul1tuk memperoleh keuntungan atas seluruh investasi yang ditanal11 dan juga untuk melihat bagaimana efektivitas dari keseluruhan operasional. Rasio ROI pada KUD Makmur l11asing-l11asing untuk tahun 1996,1997, dan 1998 adalah 1,18%, 1,07%, dan 0,38%. Hal ini l11enunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva yang diinvestasikan l11enghasilkan laba bersih yaitu sebesar Rp 0,01l8 tahun 1996, Rp 0,0107 tahun 1997 dan Rp 0,0038 tahun 1998. Menurut Weston dan Cepeland (1996) dalam Widyastuti (1997) standar yang Ul11um digunakan untuk rasio ROI adalah 11,4%. sehingga dapatJah dikatakan KUD Makmur belul11 l11al11pu l11enghasilkan laba atau SHU 50
yang efisien dari total aktivanya. Rendalmya nilai raslO ROI pada KUD Makl11ur memperlihatkan bahwa koperasi kurang efisien dalam menggunakan modal serta kllrang menguntwlgkan bagi para investor karena modal yang ditanamkan pada koperasi kurang menghasilkan laba. Rasio ROI pada unit usaha sapi perah masing-masing 3,88%, 4,38% dan -0,28% lIntuk tahun 1996, 1997 dan 1998. Nilai rasio ini masih relatif rendah karena standar yang lImum yang digllnakan nntuk rasio ini adalah 11,4%. Nilai rasio ROI yang terendah teljadi pada tahun 1998, hal ini terjadi karena rendahnya volume penjllalan dan biaya operasi cenderllng tidak berkurang.
51
Analisis Titik Pulang Pokok Analisis titik pulang pokok (TPP) adalah suatu teknik untuk mel11pelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 1984),
Munawir (1993) menyatakan bahwa nilai titik pulang pokok dapat dialtikan
sebagai suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba juga tidak l11engalami kerugian atau dengan kata lain total penghasilan sama dengan total biaya, Nilai TPP ini dapat 111ernberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan me111peroleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Nilai titik pulang pokok pada unit usaha sapi perah diperoleh dari hasil penjualan, biaya tetap dan biaya variabel. Data untuk perhitungan TPP didapat l11elalui laporan rugi laba unit usaha sapi perah, karena laporan rugi laba ini sudah merupakan penjumlahan biaya-biaya dan hasil penjualan susu yang dikelola unit usaha sapi perah KUD Makmur. Biaya-biaya yang termasuk ke dalal11 biaya tetap untuk perhitungan Tep adalah gaji manajer dan kepala wlit usaha, biaya penyusutan aktiva, biaya pemeliharaan haria tetap, dan pajak bumi dan bangunan (PBB), adl11inistrasi, bunga bank. Sementara biayabiaya yang tennasuk ke dalam biaya variabel untuk perhitungan TPP adalah biaya penanganan susu, pembelian susu segar (bahan), biaya transpOitasi, lembur, upah langsung, listrik dan telepon, peralatan, lain-lain. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai titik pulang pokok pada tahun 1996 yaitu sebesar Rp 602 904 124,20 pada penjualan sebesar Rp 637 073 544,54. Dengan harga susu per liter adalah Rp 612,08 111aka TPP dalal11 satuan produk dapat ditentukan dengan l11el11bagi peneril11aan pada saat titik pulang pokok dengan harga produknya per liter. Titik pulang
52
pokok teIjadi pada saat tingkat produksi susu sebesar 985 008,69 liter, sehingga pada kondisi tersebut unit usaha sapi perah tidak mengalami kerugian juga tidak memperoleh keuntun..gan. Pada tahun 1997 titik pulang pokok meningkat yang besamya mencapai Rp 646 182959,40 atau pada tingkat produksi susu sebesar 868 899,20 liter sementara nilai penjualan pada tahun tersebut yaitu sebesar Rp 651 241 758,00. Pada tahun 1998 titik pulang pokok yaitu sebesar Rp 1 288 182 834,00 atau pada tingkat produksi susu sebesar 1 690528,65 liter dan nilai penjualan sebesar Rp 426 629 986,05. Pada Tabel 20 terlihat bahwa pada tahun 1996 titik pulang pokok berada diatas nilai penjualan. Keadaan yang demikian memberikan gambaran bahwa unit usaha sapi perah berada pada kondisi yang aman. Unit usaha sapi perah (Lampiran 6) menunjukkan tingkat keuntungan yang dicapai yaitu sebesar Rp 40 320 054,54, tahun 1997 tingkat keuntungan sebesar Rp 42 738 213,50 dan pada tahun 1998 nilai titik pulang pokok berada dibawah nilai penjualan, hal ini menunjukkan bahwa unit usaha mengalami kerugian sebesar Rp 3218515,93. Tabel20. Perhitungan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 TahUll-..
Titik Pulang Pokok
Penjualan
1996
(RQ) 602904 124,20
(iiterl 985008,69
(RQ) 637073 544,54
{liter) 1040833,79
1997
646 182959,40
868899,20
651241758,00
875701,59
1998
1 288 182 834,00
1690528,65
426629986,05
559881,87
53
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan neraca keuangan dan laporan rugi laba, dapat dilihat bahwa laba mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 1996 sampai tahun 1997 mengalami peningkatan laba usaha sedangkan dari tahun 1997 sampai tahun 1998 tetjadi penurunan laba yang cukup drastis, menunjukkan bahwa usaha petemakan sapi perah di KUD Makmur mengalami kemunduran. Hal ini terlihat dari perkembangan populasi sapi
perah yang semakin menurun yang selanjutnya berpengaruh terhadap penurunan produksi susu. Hasil analisa likuiditas dan solvabilitas dari KUD Makmur maupun unit usaha sapi perah yang dikelola oleh KUD Makmur keduanya menunjukkan dalam kondisi yang likuid dan solvabel. Hal in; berarti KUD dan unit usaha sapi perah mampu menutupi hutang-hutangjangka pendek maupun hutang-hutangjangka panjangnya. Tingkat rentabilitas dari selumh aktiva menunjukkall ur,it lIsaha sapi pera'J mengalami peningkatan dari tahun 1996-1997 dan pada tahun 1997-1998 mengalami penurunan. Sementara itu KUD Makmur secara keseluruhan mengalami penurunan dari tahun 1996 sampai tahun 1998. Penurunan ini disebabkan laba yang diperoleh relatif lebih kecil dibandingkan dengan total aktiva yang ada. Berdasarkan analisa titik pulang pokok maka unit usaha sapi perah KUD Makmur pada tahun 1996 dan 1997 nilai penjualannya di atas nilai titik pulang pokok.dan memperoleh laba bersih sebesar Rp 40 320 651,91, Rp 42 738 213,50 untuk masing masing tahun tersebut. Sementara tahun 1998 nilai titik pulang pokok berada di atas nilai penjualan
Saran
Untuk mencapai keberhasilan usaha, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan baik KUD Makmur maupun unit usaha sapi perah adalah sebagai berikut: I. Lebih memperhatikan laju perkembangan usaha dengan menilai setiap
POSlSl
keuangannya, agar perkembangannya dapat lebih terarah dan terencana. 2. Meninjau kembali kebijaksanaan keuangan terutama terhadap unit-unit usaha yang mengalami penangguhan usaha agar unit-unit tersebut dapat memulai kegiatannya kembali. 3. Nilai maIjin laba dan nilai ROI unit usaha sapi perah yang rendah perlu segera mendapat perhatian dari manajer untuk dicarikan langkah pemecahannya. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan kembali yaitu biaya variabel. 4. Nilai penjualan yang berada di bawah titik pulang pokok untuk tahun 1998 sebaiknya harus diperhatikan lagi, karena untuk menjalankan usaha yang rasional maka nilai penjualan harus berada di atas titik pulang pokok.
55
DAFTAR PUSTAKA
Apsari, E. Sri. 1987. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Untuk Koperasi Konsumsi. Liberty. Yogyakarta. Chaniago, A. 1979. Perkoperasian Indonesia. Angkasa. Bandung. Deborah, L. 1995. Analisis Rasio Keuangan dan Titik Pulang Pokok Perusahaan Peternakan Sapi Potong PT Lembu Jantan Perkasa di Jakatta Timur. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. ,
Direktorat Jenderal Peternakan. 1990. Bahan Ekspose Repelita V Peternakan. Disajikan pada RakernasTerpadu antara Departemen Perindustrian, Jakarta 19-21 Januari. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan. 1997. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. Djahidin, F. 1983. Analisa Laporan Keuangan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hidayati, T. 1995. Perkembangan Usaha Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia dengan Analisis Laporan Keuangan : Studi Kasus Primkopti Wilayah, Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Pertanian. Institut Peltanian Bogor. Kadarsan, H. W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Gramedia. Jak31ta. Kusumah, E. 1986. Koperasi Himpunan Bacaan Penyelta Kuliah. Fakultas Pertanian, InStitut Pertanian Bogor. Bogor. Mubyalto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta. Munawir, S. 1993. Analisa Laporail Keuangan. Edisi keempat. Libelty. Yogyakatta. Riyanto, B. 1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gadjah Mada. Y ogyakarta.
Yayasan Badan Penerbit
Sigit, S. 1980. An~lisa Break Even Ancangan Linier Secara Ririgkas dan Praktis. Edisi Ketiga. BPEE. Yogyakarta. Soedarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Soediyono. 1991. Analisa Laporan Keuangan; Analisis rasio. Liberty. Yogyakarta.
Sudani, E. T. !983. Analisis Biaya Produksi dan Pemasaran Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Batu, Malang. Karya I1miah. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Stu'yana, 1. Y. 1987. Analisa Keuangan Pada Koperasi Petemak Sapi Perah KUD Cipanas di Kecamatan Pacet, Kabupaten Dati II Cianjur Jawa Barat. Karya Ilmiah. Fakultas Petemakan Intitut Pertanian Bogor. Bogor. Widyastuti, E. T. 1997. Analisis Keuangan Unit Petemakan Sapi Perah di KUD Jatinom Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Studi Kasus). Skripsi FakultasPetemakan. Institut Pertanian Bogor. Woelfel, C. J. 1995. Memantau Kesehatan Perusahaan Melalui Laporan Keuangan. Abdi Temdir. Jakarta.
57
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Wilayah Kecamatan Selabintana
Keo. Cisaat
2
1
Kec .. Baros
a,
8
5
Keterangan: 1-
sudajaya Girang
7.
subang jaya
2.
Karawang
8.
Karang Tengah
3. Warna sari 4.
suka jaya
5. parangseah 6.
9. Suka Resrni
10. suka Karya 11. Dayeuh luhur
cisarua
59
Lampiran 2. Struktur Organisasi KUD Makrnur
Rapat Anggota
Oil
~
Badan Pengawas
BPPKUD
i
1
Pengurus i
I•
I
Manajer
I
~
r
I
!
Kabag Keuangan
I I
UU Simpan Pinjam
UUSapi Perah
I
'>Ill-, R~g
Sub B8g
Kas
Akuntansi
UU Waserda
UU Listrik
~
~
~'.lh
~
Keuangan
UU Makanan Ternak
~
. ,.-~
Anggota
Keterangan :
......_......_. _............_.._......
!' •I
- I,.
Bop
: Garis Komando Garis Pembinaan Garis Pelayanan Garis pemeriksaan
60
I; I
Lampiran 3. Laporan Neraca KUDMakmur Tahun
1996~1998
1996
1997
1998
@el
(Re!
(Re!
23.326.846,33 967247 190,00 41 196 554,00 (3 037 480,25) 6647777,60 16647731,00 8850000,00 1.060.878,618,68
16.589.705,83 1 005 456 270,00 41 196554,00 (4042480,25) 1454976,00 13 117 945,00 8850000,00 1.082.622.970,58
15.121.531,05 1.109.021.827,50 41.196.554,00 (5.042.480,25) 388.144,00 6.181.000,00 8.550.000,00 1.175.416.576,30
18097 155,00 46 950 000,00 65 047 155,00
20937483,65 46 850 000,00 67 787 483,65
22.069.963,65 46.850.000.00 68.919.653,65
10 653 250,00 70032 935,00 8800000,00 40 000 000,00 5255500,00 17 302 500,00 (94 III 947,96) 57932237,04
23913 251,00 70032 935,00 22 790 800,00 65 068 999,00 5255500,00 17050 700,00 (68351790,53) 135760394,47
30.653.250,00 70.032.935,00 22.300.000,00 67.068.999,00 5.255.500.00 17.302.500,00 (82.132.516,98) 130.480.067.02
47761 354,00 7 126580,00 40634 774,00 1231619364,72
43 373 334,00 2738560,00 40634 774,00 1 329544 182,70
9.021.778.00 9.021.778,00 1.383.838.574,97
PAS1VA V. Kewajiban Lancar I. Hutang usaba anggota 2. Hutang usaha non anggota 3. Hutang simpanan 4. Hutang pada bank 5. Hutang dana-dana 1umlah kewajiball lancar
750000,00 41 606 766,20 li810 180,00 366047684,69 11 580 101,16 432 794 732,05
750000,00 140635193.00 B 438 541,00 360147684,00 16075 116,16 531046534,16
750.000,00 92.675.156,51 16.841.981,50 3%.554.985,50 19.949.478,76 526.771.602.27
VI, Kewajibaa Jangka Panjang I. Hutang usalta anggota 2. Hutang pada bank Jumlalt kewajibanjk panjang
59407 192,27 532089415,42 591496607,69
54487000,00 531 676415,00 586163415,00
60.479.625.00 559.420.198,00 619.899.823,00
VlL Modal Sendiri L Simpanan pokok 2. Simpanan wajib 3. Cadangan 4. Donasi 5. SHU Jumlah modal sendiri
4647500,00 13 716 844,00 140379626,44 34 000 000,00 14584 054,54 207 328 024,98
4693000,00 14 459 000,00 152724962,14 34 000 000,00 6457271,40 212 334 233,54
5.397.500,00 15.391.000,00 177.111.843,70 34.000.000,00 5.266.906,00 237.167.249,70
1 329544 182,70
1.383.838.674,97
URAIAN
AKTIVA Aktiva Lancar L I. Kasdan bank 2. Piutang waha anggota 3. Piutang usalta non anggota 4. Penyisihan piutang tak tertagih 5. Persediaan barang 6. Pendptan yg ms11 hrs diterima 7. Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar II.
Investasi Jangka Panjang I. Simpanan pd koperasi 2. Simpanan pd non koperasi Jumlah investasi jk panjang
III. Aktiva Tetap I. Tanah 2. Bangunall 3. Mesin-mesin 4. Kendaraan 5. Peralatan kantor 6. Perlengkapan kantor 7. Akumulasi penyusutan lumlah a!aiva tetap IV. Aktiva lain-lain I. Aktiva dititipkan 2. Piutang macet Total Aktiva
Total Pasiva
1231619364,72
,.
61
Lampiran 4. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 1996
1997
1998
(R~)
@~)
(R~)
18.661.477,06 884.332.443,00 3.168.744,00 6.647.777,60 4.264.036,00 917.074.477,76
13271.764,66 794.152.273,20 2.613.695,00 15.734.589.60 1.455.001,00 3.359.940,75 830.587.228,20
10.665.177,00 972.063.028.00 2.218.120,60 11.408.343.00 1.339.068,20 1.181.000,00 998.874.736
17.430.185,00 950.000,00 18.380.185,00
21.241.695,96 2.360.188,44 23.601.884,40
23.957.520,30 2.661.946,70 26.619.467.00
Ill. Aktiva Tetap I. Tanah 2. Bangunan 3. Mesin-mesin 4. Kelldaraan 5. Peralatan susu 6. Peralat::lI1 kantor 7. Perlengkapan kantor 8. Akumulasi penyu.mtan lumlah aktiva tetap
7.457.275,00 49.023.054,00 6.160.000,00 30.800 000,00 3.459.092,80 3.678.850,00 5.188.639,20 ( 27.640.772,07) '/8.126.446,93
18.778.500,00 48.900.456,00 15.450.708,00 46.307.281,00 3.735.352,00 2.470.556,20 9.882.224,80 ( 33.888.514,72) 111.636.563,30
21350.070,00 49.023.059,50 15.610.000,00 46.948.499,39 3.523.350.00 2.443.750.00 9.775.000,00 ( 27.492.761,69) 111.180.966,20
IV. Aktiva lain-lain Total Aktiv3
24.635.514,00 1.038.216.644,20
10.843.333,50 976.669.009,40
9.021.778,00 1.145.696.947,20
500.000,00
750.000.00 63.882.606,00 7.037.539,00 343.148.705,00 13.964.635,00 428.783.485.00
URAIAN
AKTIVA Aktiva Lancar I. I. Kasdan bank 2. Piutang usaha anggota 3. Piutang usaha non anggota 4. Piutang lain-lain 5. Persediaan barang 6. Pendptan yg msh hrs diterima Jumlah al...1:iva lancar II. I. 2.
IDvestasi Jangka Panjang Simpanan pd koperasi Sintpanan pd nOll koperasi Iumlah investasi jk panjang
PASrVA
v.
Kc\\ ajil1:l11 L:utC"
3.117.539,00 343.148.705,00 8.106.070,80 384.794.493,50
625.900,00 63.285.836,85 10.750.832,80 308.762.411 ,00 12.860.092.93 396.285.103,60
VI. Kewajiban Jangka Panjang I. Hutang usalla non anggota 2. Hutang pada bank lumlah kewajiban jk panjang
516.204.442,40 516.204.442,40
14.621.750,00 417.126.679,60 461.748.429,60
11.951.625.00 559.420.198,00 571.37:.823,00
VII. Modal Sendiri I. Simpanan pokok 2. Simpanan wajib 3. Cadangan 4. Donasi 5. Sisa hasil usaha (SHU) tim beljalan 6. Sisa hasil usaha (SHU) tdk dibagi Jumlah modal sendiri
41.960.847,43 10.973.475,20 58.699331,10 11.000.000,00 8.750.432,00 5.833.622,00 137.217.707,70
17.649.911,49 11.024.244,00 72.504.149,30 11.000.000,00 3.874.362,84 2.582.908,56 118.635.476,20
24.857.750,00 13.851.900,00 90.565.083,20 11.000.000,00 3.160.143.60 2.106.762,40 145.541.639,20
1.038.216.644,20
976.669.009,40
1.145.696.947,20
Total Pasiva
62
Lampiran 5. Laporan Rugi Laba KUD Makmur Tahun 1996-1998 1996 (Rp)
1997 (Rp)
I. Penjualan Unit Usaha Sapi Perah Unit Usaha Listrik Unit Usaha Makanan Ternak Unit Usaha Waserda Unit Usaha Simpan Pinjam Pendapatan Jasa Usaha Penjualan Bersih
635 892 544,54 567 565 555,00 485 791 909,00 57 862 875 ,00 29412000,00 14 193 190,00 1 790718073,54
651241758,00 609 998 500,00 177 301 500,00 59 844 594,00 30155405,00 14090610,00 1 542630 960,00
425 984 986,05 49146164,30 57594779,30 15061811,74 12953860,59 22 933 828,00 583675430,05
II, Harga Pokok Penjualan (HPP) Unit Usaha Sapi Perah Unit U saha Listrik Unit Usaha Makanan Ternak Unit Usaha Waserda Unit Usaha Simpan Pinjam JumlahHPP Laba Kotor Penjualan
529 584 235,00 558 494 480,00 475691 300,00 50780127,00 25 165 400,00 1 639715542,00 151002531,54
540 244 100,00 598980875,00 171 600 250,00 53 592 670,00 26 300 715,00 1 389 899 760,00 153 530 050,00
370087238,14 37327832,10 45585610,30 20746840,81 15 140 300,27 488 887 821,60 94 7R7 608,40
37159370,00 7795000,00 4070236,00 1 R35 ?50.00 1 007850,00 82 127 298,00 66791 179,00 148918477,00
38533714,80 7860000,00 4120716,00 1 008693,00 53 183509,80 88 592 263,20 141 775773,00
45279 105,00 7 III 719,23 4716852,69 1 53'1017,83 1 190200,00 59 836 894,80 49026473,65 lOS 863 368.45
2084054,54 12500000,00
11 754277,00 2500000,00
(14075760,00) 19 342 666,00
14 584 054,54
14254277,00
5266906,00
III. Beban Usaha Unit Usaha sp perah Unit Usaha Listrik Unit Usaha Makanan Ternak lhit TJsaha Waserda Unit Usaha Simpan Pinjam Jumlah Beban Usaha Biaya OrganisasilUmum Biaya Operasional Laba Bersih Operasional Pendapatan Lain-lain Biaya lain-lain Si~a HasH Usaha {SHU}
1 6603Bf)"OO
1998 (Rp)
63
Lampiran 6. Laporan Rugi laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur Tahnn 1996-1998 1996
1997
1998
(Rp)
(Rp)
(Rp)
PENJUALAN PENJUALAN SUSU PENDAPATAN JASA USAHA
635.892.544,54
651.241.758,00
1.181.000,00
425.984.986,05 645.000,00
PENJUALAN BERSIH
637.073.544,54
651.241.758,00
426.629.986,05
HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
529.584.235,00
540.224.100,00
370.087.238,14
LARA KOTOR PENJUALAN
107.489.309,54
111.017.658,00
76.542.747,91
BEBAN USAHA UNIT SAP! PERAH
37.159.370,00
38.533.714,80
45.279.105,00
BIAYA ORGANISASIlUMUM
30.259.492,00
30.276.490,20
39.513.236,83
RIA YA OPERASIONAL
67.418.862,00
68.810.205,00
84.792.341,83
LARA RERSIH OPERASIONAL
40.070.447,54
42.207.453,00
(8 249 593,92)
250.204,40
530.760,50
5.031.078,00
40.320.651,94
42.738.213,50
(3 218 515,92)
PENDAPATAN LAIN·LAIN BIA YA LAIN·LAIN SISA HASIL USAHA (SHU)
(
64
Lampiran 7. Perhitungan Rasia Keuangan KUD Makmur Tahun 1996-1998 RASIO LIKUIDITAS Aktiva Lancar Rasio Lancar = - - - - - Hutang Lancar
x 100%
1.060.878.618,68 1996
x 100%
= 432.794.732,05 = 245,12% 1.082.622.970,58
x 100%
1997 531.046.534,16 = 203,87% 1.175.416.576,00 1998
x 100%
= 526.771.602,27 = 223,14%
Aktiva lancar - Persediaan Rasio Ccpat
= -----
x: 100%
Hut?ng LanCer 1.060.878.618,68 - 6.647.777,60
x 100%
1996 432.794.732,05 =243,59% 1.082.622.970,58 - 1.454.976,00
x 100%
1997 531.046.534, J6 = 203,60% 1.175.416.576,00 - 388.144,00
x 100%
1998 526.771.602,27 =223,06%
65
Kas Rasio Kas
+ Effek x 100%
=
Hutang Lancar 23.326.846,33
--------------- x 100%
1996
432.794.732,05 =
5,39% 16.589.705,83 --------------- x 100%
1997
531.046.534,16 =
3,12% 15.121.531,05
1998
x 100%
526.771.602,27 =
2,87%
RASIO SOLVABILITAS Total Hutang Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
x 100% Total Aktiva
1.024.291.339,71 1996
x 100%
=
1.329.544.182,70 =
83,17% 1.117.209.949,16
1997
x 100% 1.329.544.182,70 =
84,03% 1.146.671.425,27
x 100%
1998 1.383.838.674,97 =
82,86%
66
Rasia Total Hutang dengan Modal Sendiri
Total Hutang - - - - - - x 100% ModalSendiri
1.024.291.339,71
x 100%·
1996 207.328.024,98 =
494,04% 1.117.209.949,16
x 100%
1997 212.334.233,54 =
526,16% 1.146.671.425,27
x 100%
1998 237.167.249,70 =
483,49%
RASIO RENTABILITAS Laba Bersih
x 100%
Margin Laba = Penjualan Bersih
14.584.054,54 1996
x 100%
=
1.790.718.073,54 =
0,81% 14.254.277,00
x 100%
1997 1.542.630.960,00 =
0,92% 5.266.906,00
x 100%
1998 583.675.430,05 =
0,90%
67
Laba Bersih ROI
=
x 100% Total Akti va 14.584.054,54
1996
x 100% 1.231.619.364,72
= 1,18% 14.254.277.00 1997
x 100%
1.329.544.182,70 1,07% 5.266.906,00 1998
x 100% 1.383.838.674,97
= 0,38%
68
Lampiran 8.
Perhitungan Rasio Keuangan Unit Usaha Sapi Perah KUD MakmurTahun 1996-1998 •
RASIO LIKUIDITAS
Aktiva Lancar Rasio Lancar
=- - - - - - x 100% Hutang Lancar 917.074.477,70
1996
=
x 100% 384.794.493,50
= 238,33% 830.587.228,20 1997
xl00% 396.285.103,60
= 209,59% 998.874.736,80 1998
=
x 100% 428.783.485,00
=
232,95%
Alctiva Iancar - Peroediaan Rasio Cepat
x 100%
Hutang Lancar 917.074.477,70 - 6.647.777,60 1996
x 100% 384.794.493,50
= 236,60% 830.587.228,20 - 1.454.976,00 1997
=
x 100% 396.285.103,60
=
209,23% 998.874.736,80 - 1.339.068,20
1998
x 100% 428.783.485,00
= 232,64%
69
Kas
+ Effek x 100%
RasioKas Hutang Lancar
18.661.477,06 x 100%
1996 384.794.493,50 =
4,85% 13.271.764,66 x 100%
1997 396.285.103,60 =
1998
3,35%
10.665.177,00 =-----428.783.485,00 =
x 100%
2,49%
RASIO SOLVABILITAS Total Hutang Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
= -----
x 100%
Total Aktiva
900.998.935,90 1996 1.038.216.644,20 =
86,78%
858.033.533,20 1997
=
x 100% 976.669.009,40
= 87,85% 1.000.155.308,00 1998
=
Yo
100%
1.450.696.947,20
= 87,29%
70
Total Hutang Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri
x 100%
=
Modal Sendiri
900.998.935,90
- - - - - - - x 100%
1996
137.217.707,70 =
656,62% 858.033.533,20 - - - - - - - x 100% 118.635.476,20
1997 =
723,25% 1.000.155.308,00 - - - - - - - x 100%
1998
145.541.639,20 =
687,19%
RASIO RENTABILITAS Laba Bersib
x 100%
Margin Laba . Penjualan Bersih 40.320.651,94
x 100%
1996 637073.544,54
= 6,33% 42.738.2\3,50
x 100%
1997 651.241.758,00
= 6,56% -3.218.515,93
x 100%
1998 426.629986,05
= -0,75%
71
Laba Bersih ROI
x 100% Total Aktiva 40.320.651,94
1996
=
x 100% 1.038.216.644,20
= 3,88% 42.738.213,50
x 100%
1997 976.669.009,40
= 4,38% -3.218.515,93 1998
=
x 100% 1.145.696.947,20
= -0,28%
72
"ampiran 9. Perhitungan NilaiTitik Pulang Pokok Unit Usaha Sapi Perah KUD MakmurTahun 1996-1998 Biaya Tetap Titik Pulang Pokok Biaya Variabel I Hasil Penjualan
1997
1996
1998
Biay" Tetap :
Penyusutan
:Rp 27640772,07
Rp 33 888 514,72
Rp 27492 761,69
Gaji
Rp
4320000,00
Rp 4320000,00
Rp
4320000,00
Pemellharaan harta tetap
Rp
4640000,00
Rp 2284725,00
Rp
2 25" 770,00
Pajak Bumi dan Bangunan: Rp
2')
ooa,oo
Rp
25000,00
Rp
25000,00
Rp
294862,00
Rp
29" 862,00
BWlga bank
: Rp
294862,00
Administrasi
: Rp
! 000636,00
Rp 1066486,82
Rp
1 954500,00
Jumlah
: Rp 37921 270,07
Rp 41 879 588,54
Rp
36611 893,69
Penanganan susu
: Rp 37 159370,00
Rp 34560700,00
Rp 20150601,00
Bahan
: Rp 529 584 235,00
Rp 540 224 100,00
Rp 370 OX7 238,14
TranspOl13si
: Rp
9052 \90,00
Rp
8 6S0 422,00
Rp
8530650,00
Lembur
: Rp
6335528,00
Rp
6976484,00
Rp
3570150,00
0pah iangsung
: Itp
600000,00
Rp
no 551,00
Rp
1 978995,00
Listrik dan telepon
Rp
2491 389,00
Rp
2435773,00
Rp
4964440,00
Peralatan
Rp
5803 897,00
Rr
6250389,00
Rp
2699730,00
Lain-lain
:Rp
5976488,00
Rp
9165887,00
Rp
3 877 675,83
Jumlah
: Rp 597003097,00
Rp 609 034 305,00
Rp 414 879 579,97
Rp 637 073 544,54
Rp 651 241 758,00
Rp 426 629 986,05
Biaya Varia bel :
NiIai Pcnj ualan
73
37921 270,07 TPP Tahun 1996 597003097,00 1-
637 073 544,54 = 596752895,60
41879912,72 TPP Tahun 1997 609 034 305,00 1-
651 241 758,00 646182959,40
36611893,69 TPP Tahun 1998 414879579,90 1-
426 629 986,05 1288 182834,00
74