Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM SEMESTA KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Eko Rahmad Hadi, Inmarlinianto, Ketut Gunawan Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia
ABSTRAK PT. Borneo Alam Semesta adalah Perusahaan Kontraktor Tambang Batubara yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Borneo Alam Semesta melakukan kegiatan penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining). Proses penambangan terdiri dari pembersihan lahan, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan serta kegiatan pendukung lainnya. Salah satu kegiatan vital dari seluruh kegiatan penambangan adalah pengangkutan batubara. Hal ini dikarenakan pada proses pengangkutan akan besar pengaruhnya terhadap produksi. Untuk mengantisipasi waktu yang terbuang saat pengangkutan akibat hambatan-hambatan saat bekerja, maka diperlukan perencanaan pengangkutan setiap harinya untuk memenuhi sasaran produksi. Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, PT. Borneo Alam Semesta menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat (backhoe) dan alat angkut (dumptruck) untuk memindahkan material dari loading point ke disposal dengan sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 270.000 BCM/bulan, Produksi nyata pengupasan lapisan tanah penutup saat ini hanya 220.007 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar 49.993 BCM/bulan. Pencapaian target produksi dilakukan dengan meningkatkan waktu kerja efektif dengan melakukan pencegahan atau pengurangan terhadap waktu hilang karena hambatan–hambatan yang terjadi pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan, sehingga produksi alat angkut dari 251.852,99 BCM/bulan menjadi 255.444,06 BCM/bulan.. Karena peningkatan waktu kerja efektif tidak mencapai target produksi maka diperlukan penambahan curah, sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 298.018,07 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat angkut ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat angkut , sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 270.569,04 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat muat ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat muat , sehingga produksi alat muat dari 265.477,47 BCM/bulan menjadi 281.196,53 BCM/bulan. Kata Kunci : waktu kerja efektif, penambahan curah, jam kerja 1.
PENDAHULUAN
PT. Borneo Alam Semesta adalah Perusahaan Kontraktor Tambang Batubara yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Borneo Alam Semesta melakukan kegiatan penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining). Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya akan semakin cepat. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup, juga selalu dilakukan sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang dipakai. Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, PT. Borneo Alam Semesta menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat dan alat angkut (backhoe) dan alat
80
angkut (dumptruck) untuk memindahkan material dari loading point ke waste dump dengan sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 280.000 BCM/bulan, Produksi nyata pengupasan lapisan tanah penutup saat ini hanya 220.007 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar 49.993 BCM/bulan. Penelitian ini dibatasi didaerah yang sedang ditambang yaitu di Pit UW yang menggunakan alat muat masing-masing 2 unit Loader. Loader yang digunakan adalah komatsuPC 400 LC dan caterpillar 345Dyang melayani Alat angkut dump truck Nissan CWB 45 Patria dan Volvo FM 370. Perusahaan menghadapi permasalahan dengan waktu kerja dari alat mekanis yang digunakan sehingga dengan kemampuan kerja saat ini, produksi alat mekanis yang dioperasikan belum mampu untuk mencapai sasaran produksi sebesar 270.000 BCM/bulan. Penelitian tidak membahas tentang kondisi jarak pengangkutan.
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Agkut untuk Mengoptimalkan Produksi … Eko Rahmad Hadi
Secara administrasi PT. Borneo Alam Semesta terletak di desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. Lokasi penambangan terletak di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut. Secara geografis lokasi penambangan PT. Borneo Alam Semesta terletak pada (3045’07’’ – 4000’15’’) Lintang Selatan dan (114045’23’’ – 114050’53’’) Bujur Timur.
rata yang ditempuh oleh alat muat mulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali kembali, sedangkan untuk waktu edar alat angkut adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari waktu menunggu untuk dimuati oleh alat muat sampai pada posisi mulai menunggu untuk dimuati kembali. Waktu edar alat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Waktu Edar Alat
2.
ANALISIS
Sifat Fisik Material Faktor pengembangan material Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh data density bank dan density loose maka dapat dicari besarnya nilai faktor pengembangan material (Swell Factor). Lapisan tanah penutup di pit UW terdiri dari material Sandstonedan Claystone a. Sandstone Density untuk material dalam keadaan terbongkar (Loose) adalah 1,52 ton/m3 dan density untuk material dalam keadaan aslinya (Bank) adalah 2,52 ton/m3, sehingga faktor pengembanganmaterial yang ada sebesar 0,603. b. Claystone Density untuk material dalam keadaan terbongkar (Loose) adalah 1,5 ton/m3 dan density untuk material dalam keadaan aslinya (Bank) adalah 1,85 ton/m3, sehingga faktor pengembanganmaterial yang ada sebesar 0,8108.
No
Lokasi
Jenis Alat
1
Pit UW
2
Pit UW
Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6Dump Truck Nissan CWB 45 1 Back Hoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370
Waktu Edar (menit) Dump Excavator Truck 0.43 15,38
0.38
15.22
Posisi Pemuatan dan Cara Pemuatan Metode pemuatan berdasarkan posisi pemuatannya yang diterapkan adalah top loading dimana posisi alat muat berada di atas jenjang (bench), sedangkan alat angkut (Dump Truck) berada di bawah jenjang dan bottom loading dimana alatmuat berada satu leveldengan Dump Truck. Cara ini dipakai pada alat muat dengan jenis excavators (backhoe).
Faktor Pengisian Faktor pengisian (fill factor) merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya kapasitas nyatabucket dengan kapasitas bucket menurut spesifikasi (bucket toeritis) alat muat. Kapasitas bucket berdasarkan spesifikasinya untuk back hoeCATERPILLAR 345 D adalah 2.7 m3, back hoeKomatsu PC 400 adalah 2.8m3.Besarnya faktor pengisianuntuk alat muat adalah sebagai berikut: Jari-jari a. BackhoeKomatsu PC 400LC-8 = 90.7% Tikungan (m) b. BackhoeCaterpillar 345D = 89.5 %
Tinjauan Terhadap Keadaan Lokasi Penambangan Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan beda tinggi pada jalan tambang lurusdan untuk beda tinggi pada jalan tikungan (lihat Tabel 1). Tabel 3.1Geometri Jalan Angkut Segmen
Beda Tinggi (m)
Kemiringan (%)
Jarak (m)
Lebar Jalan (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 0 0 0 0
6,19 0 10.61 0 6,78 0 9,6 0 9,6 0 0 0 0 0
161,62 115,9 86,11 38,9 147,4 103,3 11 103,5 31 77,9 67 59
18 20 27 30 63 20 21 20 20 20 11 11
55 27 -
Waktu edar (Cycle time) Kegiatan pengamatan waktu edar dilakukan pada saat alat muat berproduksi melayani alat angkut di front penambangan. Waktu yang diperoleh merupakan waktu edar rata-rata pada saat alat muat melayani alat angkut. Waktu edar alat muat adalah waktu edar rata-
81
Waktu Kerja Efektif Alat Muat dan Alat Angkut Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benarbenar digunakan oleh alat mekanis untuk produksi. Adapun hambatan yang terjadi terdiri dari hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari dari alat muat maupun alat angkut yaitu : A. Hambatan Yang Dapat Dihindari. Hambatan ini disebabkan adanya penyimpanganpenyimpangan terhadap waktu kerja yang telah dijadwalkan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain : a. Stand by wait operator/truck. b. Waktu yang terbuang disebabkan karena tidak adanya operator atau truck sehingga alat muat/alat angkut tidak dapat melakukan pekerjaannya. c. Keterlambatan datang karyawan. d. Waktu yang terbuang disebabkan kurang disiplinnya karyawan dalam mematuhi waktu yang sudah ditentukan (waktu masuk kerja).
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Agkut untuk Mengoptimalkan Produksi … Eko Rahmad Hadi e. f.
g. h. i. j.
Waktu istirahat lebih awal. Waktu yang terbuang disebabkan pekerja sudah menghentikan pekerjaannya di lokasi kerja sebelum waktu istirahat yang sudah terjadwal. Terlambat kerja setelah istirahat. Waktu yang terbuang disebabkan oleh operator dan alat belum mulai bekerja kembali tepat setelah jam istirahat selesai. Berhenti sebelum akhir kerja. Waktu yang terbuang disebabkan karena berhentinya aktifitas kerja sebelum waktu yang ditentukan (waktu akhir kerja).
B. Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari Hambatan ini disebabkan oleh kegiatan atau kejadian yang memang harus terjadi dan tak dapat dihindari. Hambatan-hambatan tersebut antara lain: a. Pemeriksaan dan Pemanasan Alat. b. Waktu yang digunakan untuk pengecekan ringan terhadap kerusakan-kerusakan kecil serta pemanasan terhadap alat. c. Pengisian bahan bakar. d. Waktu yang digunakan untuk pengisian bahan bakar terhadap alat agar alat tersebut siap untuk dioperasikan. e. Safety talk meeting. f. Waktu yang digunakanuntuk pengarahan kepada semua karyawan mengenai safety dan Keselamatan kerja. g. Gangguan Cuaca. h. Disebabkan karena adanya hujan, sehingga dapat dapat mempengaruhi efisiensi kerja (berkurang). i. Kerusakan dan perbaikan alat. j. Disebabkan karena adanya kerusakan alat saat alat dioperasikan. Misalnya: ban bocor, kerusakan mesin dan lain-lain yang memerlukan waktu untuk perbaikan terhadap alat. k. Pindah posisi penempatan alat l. Waktu yang digunakan untuk memindahkan alat dari suatu tempat ke tempat lain dalam operasi penambangan. Dimana pindah posisi disebabkan karena adanya perintah dari pengawas . m. Loading Point. n. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Perbaikan / membersihkan/ mempersiapkan pada area kerja front penambangan. o. Pit Maintenance. p. Waktu yang dibutuhkan dimana dilakukan perbaikan jalan atau perbaikan jenjang pada pit. q. Keperluan Operator. r. Waktu yangdigunakan untuk istirahat dan minum, serta keperluan operator lainnya, misalnya buang air, mengambil air minum dan lain-lain. s. Prayer.
82
t.
Waktu yang digunakan untuk menjalankan shalat jumat.
Efisiensi Kerja Efisiensi kerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi alat dan efektifitas penggunaan waktu. Efisiensi kerja alat muat dan alat angkut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Efisiensi Kerja Alat No
Lokasi
1
Pit UW
2
Pit UW
Efisiensi Kerja (%) Excavator Dump Truck 71,01 72,092 78,49
79,606
KemampuanProduksi Alat-Alat Mekanis Pada perhitungan produksi terdapat dua macam kemampuan alat, yaitu kemampuan alat secara nyata dan kemampuan teoritis (seharusnya) alat. Produksi nyata lapisan tanah penutup mulai tanggal 30 Januari sampai dengan 27 Februari 2014 sebesar 220.007,00 BCM/bulan. Target produksi yang diinginkan oleh perusahaan sebesar 270.000 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 49.993,0 BCM/bulan. Tabel 4. Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Pada Saat Ini No
Lokasi
1
Pit UW
2
Jenis Alat
Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6Dump Truck Nissan CWB 45 Pit UW 1 Back Hoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370 Total
Produksi (BCM/bulan) Dump Excavator Truck 119.642,89
122.136,58
140.910,39
129.716,40
260.553,29
251.852,99
Keserasian Kerja (Match Factor) Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan waktu edar dan jumlah alat yang digunakan, maka besarnya harga faktor keserasian kerja alat muat dan alat angkut dapat dilihat pada Tabel 5.
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Agkut untuk Mengoptimalkan Produksi … Eko Rahmad Hadi
Tabel 5. Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut Pada Saat Ini No
Waktu Edar (menit)
Jenis Alat
Exca vator 1
2
3.
1 Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370
Dump Truck
Jumlah Match Curah Factor
Tabel 6. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Pada Shift Siang (06.00-18.00) No
1 0,43
15,38
6 kali
1,01
2
0,38
15,22
6 kali
0,91
1 Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370
Excavator
Dump Truck
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
455,23
455,28
469,49
469,77
512,34
528,48
525,90
534,29
Tabel 7. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Pada Shift Malam (18.00-06.00)
PEMBAHASAN
Peningkatan Waktu Kerja Efektif Produksi peralatan mekanis merupakan tolak ukur yang dapat dipakai untuk menilai kerja alat mekanis, dengan semakin besarnya jam kerja efektif maka produksi akan semakin besar. Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan waktu kerja efektif sebagai adalah dengan melakukan perbaikan waktu kerja terhadap hambatan yang dapat dihindari. Perbaikan terhadap hambatan yang dapat dihindari adalah sebagai berikut : a. Stand by wait operator/truck Waktu yang terbuang disebabkan karena tidak adanya operator atau truck setelah diupayakan dari 9,65 menit/shift menjadi 3 menit/shift sesuai dengan data minimum rata-rata hasil pengamatan. b. Keterlambatan datang karyawan. Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah masuk kerja biasanya ada yang datang terlambat dan ada juga yang disiplin. c. Waktu istirahat lebih awal. Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah melakukan istirahat tepat pada waktunya. d. Terlambat kerja setelah istirahat. Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta tidak terlambat kerja setelah istirahat. e. Berhenti bekerja sebelum waktunya. Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah sesuai dengan data berhenti kerja minimum ratarata hasil pengamatan.
No
83
Waktu Kerja Efektif Jenis Alat
1
2
Excavator
Dump Truck
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1 Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45
482.,3
488,78
482,13
489,17
1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani
523,7
537,55
524,89
537,98
Pengaruh Perbaikan Waktu Kerja Efektif Terhadap Efisiensi Kerja Pengaruh perubahan waktu kerja efektif terhadap efisiensi kerja alat muat dan alat angkut pada setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Efisiensi Kerja Alat Muat Dan Alat Angkut Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif No
Efisiensi Kerja (%) Jenis Alat
1
2
Waktu Kerja Efektif Jenis Alat
1 Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck
Excavator
Dump Truck
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
71,012
71,51
72,092
72,64
78,48
80,76
79,606
81,23
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Agkut untuk Mengoptimalkan Produksi … Eko Rahmad Hadi Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif Setelah dilakukan perbaikan terhadap waktu kerja efektif, produksi lapisan tanah penutup yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Kemampuan Produksi Alat Angkut Setelah Penambahan Jam Kerja No
Jenis Alat
1
1 Backhoe Kom PC400ex 49
Tabel 9. Kemampuan Produksi Alat Muat Dan Alat Angkut Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif No
130.363,95
Produksi (BCM/bulan) Jenis Alat
Excavator
Dump Truck
2
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1
2
1 Backhoe Kom PC400 ex 49 melayani 6Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck
71,012
78,48
71,51
80,76
72,092
79,606
72,64
123.076,52
melayani 7 Dump Truck Volvo FM 370 Total
132.367,54
No
Jenis Alat
1
1 Backhoe Kom PC400ex 49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370 Total
81,23
143.589,27
132.367,54
154.428,79
255.444,06
298.018,079
255.444,06
Tabel 12. Kemampuan Produksi Alat Muat Setelah Penambahan Jam Kerja No
Jenis Alat
1
1 Backhoe Kom PC400ex 49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370 Total
2
Produksi (BCM/bulan) Dump Truck Sebelum Sesudah 123.076,52
Total
Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Jam kerja Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja sebanyak 1 jam ke masing-masing alat muat dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.
Tabel 10. Kemampuan Produksi Alat Angkut Setelah Penambahan Curah
4
Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Jam kerja Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja sebanyak 1 jam ke masing-masing alat angkut dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.
84
melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08
140.205,09
Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Curah Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jumlah curah. Penambahan jumlah curah sebanyak 1 kali ke masing-masing alat angkut dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.
2
Produksi (BCM/bulan) Dump Truck Sebelum Sesudah
Produksi (BCM/bulan) Excavator Sebelum Sesudah 120.490,46
127.624,76
144.987,01
153.571,77
265.477,47
281.196,53
KESIMPULAN
Hasil dari perhitungan dan pembahasan uraian materi yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : a. Kemampuan produksi alat secara teoritis pada saat ini, untuk 2 unit alat muat produksinya sebesar 260.548,28 BCM/bulan dan untuk 12 unit alat angkut produksinya sebesar 251.852,99 BCM/bulan berarti kemampuan produksi alat angkut saat ini belum mampu mencapai target produksi 270.000 BCM/bulan. b. Upaya yang dilakukan agar target produksi dapat tercapai yaitu dengan cara mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat dihindari sehingga waktu kerja efektif meningkat dan efisiensi kerja meningkat pula. Setelah peningkatan efisiensi kerja, kemampuan produksi alat muat meningkat menjadi 265.477,47 BCM/bulan dan
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Agkut untuk Mengoptimalkan Produksi … Eko Rahmad Hadi
kemampuan produksi alat angkut meningkat menjadi 255.444,06 BCM/bulan, c. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan curah untuk alat angkut sebesar 298.018,07 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai. d. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan jam kerja untuk alat angkut sebesar 270.569,04 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai. e. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan jam kerja untuk alat angkut sebesar 281.196,53 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai. 5.
DAFTAR PUSTAKA
Kaufiman, W. Walter (1979), Design Of Surface Mine Haulage Road Manual.
85
Partanto P. (1983), Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen Tambang, Institut Teknologi Bandung, Bandung. RL. Peurifoy (1988), Perencanaan, Peralatan dan Metode Kontruksi, Jakarta. Sukandarrumidi. (1995), Batubara Dan Gambut, Fakultas teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Silvia Sukiman (1994), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, NOVA, Bandung. Yanto Indonesianto. (2012), Pemindahan Tanah Mekanis, Program Studi Teknik Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta, Yogyakarta. (1991), Caterpilar, Caterpillar Performance Handbook. (2002), Komatsu Specification & Application Handbook, 27th edition, Komatsu Japan. (1984), Manajemen Alat-Alat Besar, PT. United Tractors.