JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
1
STUDI EKSPERIMEN DAN ANALISA ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG APUNG DENGAN VARIASI JUMLAH DAN JARAK PELETAKKAN PELAMPUNG APUNG Raden Fauzi Fadlilah Rahman dan Wiwiek Hendrowati Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak- Sumber energi dari minyak bumi, gas, dan batu bara yang tidak terbarukan telah memasuki periode penurunan produksi, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh sumber energi baru dan terbarukan. Indonesia yang dikelilingi laut yang luas, ternyata menyimpan potensi energi yang luar biasa. Bukan hanya potensi kekayaan hayati di dalam laut yang membentang luas mulai ujung barat hingga ujung timur. Tapi juga menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar. Pemanfaatan energi gelombang laut harus mulai dikembangkan untuk menjadikannya sebagai salah satu sumber energi alternatif melalui berbagai penelitian.Dalam penelitian ini dilakukan rancang bangun sebuah pembangkit listrik tenaga gelombang laut ( PLTGL ) skala laboratorium, dengan cara memanfaatkan gerakan naik turun pelampung (ball floater) yang diakibatkan oleh gelombang laut. Gelombang laut yang digunakkan adalah simulasi gelombang air dikolam simulator gelombang laut. PLTGL metoda pelampung ini diletakan ditengah kolam simulator. Selanjutnya gerakan naikturun disearahkan dengan memasang one way bearing dan akan menggerakkan poros generator. Besarnya gerakan naik turun pelampung akan ditentukan oleh jumlah pelampung dan jarak peletakannya terhadap poros utama. Energi listrik yang dihasilkan dari generator akan dianalisa akibat pengaruh variasi frekuensi. Hasil penelitian ini adalah daya terbesar untuk variasi jumlah pelampung terjadi pada pelampung dengan jumlah 4 pada frekuensi 15 Hz yaitu 0.04824 watt dan terkecil adalah saat pelampung dengan jumlah 1 pada frekuensi 9 Hz yaitu 0.03115 watt. Untuk variasi jarak, daya terbesar terjadi pada variasi jarak 0.25 meter , jumlah pelampung ( N=4 ) pada frekuensi 15 Hz yaitu 0.0599 watt. Daya terkecil terjadi pada variasi jarak 0.05 meter, jumlah pelampung 1 ( N=1 ) pada frekuensi 9 Hz yaitu 0.0184 watt.
lingkungan dan terbarukan. Meskipun luas wilayah laut Indonesia tiga kali lebih besar dari luas daratan, namun kegiatan pemanfaatan energi laut untuk pembangkit listrik belum berkembang. Pijakan pengembangan energi laut sebenarnya telah tersedia dalam UU No. 30/2007 tentang Energi maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Indonesia yang dikelilingi laut yang luas, ternyata menyimpan potensi energi yang luar biasa. Bukan hanya potensi kekayaan hayati di dalam laut yang membentang luas mulai ujung barat hingga ujung timur. Tapi juga menyimpan potensi energi listrik hingga mencapai 727.000 MW dan belum dimanfaatkan, dengan teknologi yang ada saat ini, potensi yang bisa dikembangkan mencapai 49.000 MW. Sementara teknologi yang paling siap adalah teknologi gelombang dan arus pasang surut dengan potensi praktis 6.000 MW [2]. Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang sangat besar. Salah satu potensi tersebut adalah energi gelombang laut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Teknologi pengembangan energi dari laut tersebut dapat memecahkan masalah energi listrik sebagai negara kepulauan, karena masih terdapat banyak pulau pulau atau daerah β daerah terpencil yang memerlukan penanganan khusus termasuk penyedian energi listrik. Teknologi ini dapat memperkuat nilai tawar bangsa Indonesia dalam hal teknologi energi baru dan terbarukan, dan menghadapi isu pemanasan global.
Kata Kunci: PLTGL, pelampung apung, jumlah pelampung apung, jarak Peletakkan pelampung, daya.
II. URAIAN PENELITIAN
S
I. PENDAHULUAN
umber energi dari minyak bumi dan gas yang tidak terbarukan telah memasuki periode penurunan produksi, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh sumber energi baru dan terbarukan, untuk dapat mengisi kurangnya pasokan energi nasional. Kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi [1] . Energi laut yang terdiri dari arus laut, arus pasang surut, gelombang, panas laut serta perbedaan salinitas merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan harus segera dapat dimanfaatkan. Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan penghematan energi, maka perlu dilakukan pencarian sumber energi yang ramah
Pada Tugas akhir ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian adalah sebagai berikut : A. Studi Literatur Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, energi yang terbawa oleh sifat aslinya. Gelombang permukaan merupakan gambaran yang sederhana untuk menunjukkan bentuk dari suatu energi lautan. Adapun gejala dari energy gelombang laut bersumber pada fenomena β fenomena berikut : 1. Benda yang bergerak pada atau dekat permukaan yang menyebabkan terjadinya gelombang dengan perioda kecil. 2. Angin yang merupakan sumber penyebab utama gelombang lautan. 3. Gangguan seismik yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang atau tsunami. 4. Medan gravitasi bumi dan bulan menyebabkan gelombang pasang yang tinggi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 Bentuk gelombang dibagi menjadi berbagi bentuk yang masing β masing memiliki karakteristik dan energi yang berbeda. Secara umum ada dua jenis gelombang yang sering dijumpai, yaitu gelombang linier dan gelombang non linier. Gelombang linier ini memiliki karakteristik berbentuk sinusoidal dengan panjang gelombang yang lebih besar dari tinggi gelombangnya. [3]
2
mekanisme PLTGL dapat bekerja selanjutnya memasang PLTGL pada mekanisme pembuat gelombang yang telah disesuaikan dengan jumlah pelampung apung dan jarak peletakkan pelampung dari titik referensi. Dimana titik referensi adalah dudukan bearing ( pillow block) terdekat ke generator, kemudian setting simulator gelombang yaitu keinggian stroke segitiga pembangkit dan frekuensi inverter. Setting oscilloscope untuk merekam data voltage output dari PLTGL. Data yang direkam disimpan pada flasdisk untuk kemudian diolah menggunakkan software Matlab. D. Pengolahan Data Pengujian Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah sehingga hasil pengujian ditunjukkan dalam grafik jumlah pelampung fungsi daya, dan grafik jarak peletakkan pelampung fungsi daya. E. Peralatan yang digunakan Tabel 1 Spesifikasi PLTGL Metode Pelampung Apung
Bagian
Gambar 1 Wave Nomenclature [4]
SWL L h T C H
: Mean sea water level ( muka air tenang ) : Wave Length [m] : Depth below SWL ( kedalaman ) [m] : Wave periode [s] : Kecepatan rambat gelombang [m/s] : Amplitudo gelombang
B. Perencanaan dan Pembuatan Mekanisme Tahap perencanaan berfungsi untuk membuat desain alat konverter gelombang laut dengan menggunakan pelampung berbentuk bola dari bahan plastik dan lengan pelampung dengan bahan acrylic. Mekanisme model konversi energi gelombang laut ini memvariasikkan jumlah pelampung yang terdiri dari 1 pelampung apung hingga 4 pelampung apung. Dimana masing β masing jumlah pelampung yang ditempatkan pada mekanisme tersebut divariasikkan jarak sebesar 0.05 meter dan 0.25 meter pada variasi frekuensi inverter 9Hz, 12 Hz, 15 Hz dan dihubungkan dengan poros.
Spesifikasi Bahan Dimensi
Poros Utama
Merk Dimensi Merk Dimensi Ratio Torsi
One Way Bearing Ball Bearing Gear Box
Nilai 1.0037 D = 0.016 m ; L= 0.3 m KOYO D = 0.025 m NSK D = 0.016 m 1 : 344.2 2276 gf.cm
Tabel 2 Spesifikasi Komponen yang Divariasikan
Variabel Tetap 1
Panjang Lengan
0.45 m
2
Masa Pelampung
0.07 kg
3
Stroke
0.15 m
Variabel Desain Jumlah Jarak Frekuensi Pelampung (m) ( Hz )
N=1, N=2 N=3, N=4
0.05, 0.25
9, 12, 15
III. HASIL DAN ANALISA A. Perhitungan
a. Fwave Analisa gaya pada pelampung dapat menunjukkan seberapa besar nilai daya yang dihasilkan. Dimana Penjumlahan gaya pada pelampung akan menimbulkan torsi sehingga dapat memutar poros. Dimana gaya- gaya pada pelampung dapat dihitung dengan cara : Gambar 2 Perencanaan Mekanisme PLTGL Metode Pelampung Apung
C. Pengujian PLTGL Proses pengujian untuk pertama kali dilakukkan pada motor DC yang digunakkan sebagai generator. Uji karakteristik ini untuk mengetahui spesifikasi dan menetapkan target daya yang ingin dicapai. Kemudian memastikan mekanisme PLTGL dapat memutar generator dari mekanisme pembuat gelombang. Setelah dipastikan
Gambar 3 Analisa Gaya pada Pelampung Apung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
P wave = F Wave =
π=
π.π2 .π» 2 .π 32π ππ€ππ£π π₯ π πΏ
Dimana , Pwave adalah daya Gelombang (watt), Ο adalah Massa jenis air tawar (1000 kg/mΒ³), g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/sΒ²), H adalah Tinggi gelombang (m), T adalah Periode gelombang (s), L adalah Panjang gelombang (m).
b. Fgenerated Fπππππππ‘ππ adalah penjumlahan gaya β gaya yang bekerja pada suatu benda yang diletakkan diatas gelombang laut, dimana Fπππππππ‘ππ berlaku persamaan : Fπππππππ‘ππ = β πΉ = (πΉπ€ππ£π + πΉ πππ’π¦ππππ¦) β πΉ ππππ£ππ‘ππ π Fπππππππ‘ππ = ((
ππ€ππ£π π
) + ( ππππ’πππ . π. ππππ’ππ πππ’πππ )) β π. π
3 Mt . πΏ ( ππ‘π β ππ‘πππππππ‘ππ ) . πΏ = π½πΊ π½πΊ
Dari sudut puntiran ( π ) diketahui bahwa sudut tersebut terjadi selama 1 gelombang dimana frekuensi ( f ) adalah banyaknya gelombang yang dilakukan suatu benda dalam satu detik , dimana frekuensi naik turun pelampung mengikuti frekuensi gelombang laut. Putaran yang dihasilkan akibat torsi tersebut diperbesar dengan ratio ( i ), sehingga : π=
ππ ππ‘
= π. π.i
Daya adalah laju energi atau kerja yang dilakukan persatuan waktu, dinyatakan dengan satuan Watt. Daya adalah torsi dikalikan Ο ( kecepatan sudut ), sehingga : π = π .π Sedangkan untuk penampang poros dengan jumlah torsi yang terjadi lebih dari satu, berlaku persamaan :
Untuk mengitung volume tercelup adalah sebagai berikut : πbenda ππππ’ππ π‘ππππππ’π = πair ππππ’ππ πππ‘ππ
Volume tercelup = c.
πbenda π₯ πππ π‘ππ‘ππ πair
Momen Torsi
Gambar 6 Sudut Puntir Akibat 4 Pelampung π = β
Mt . πΏ π½πΊ
ππ‘ππ . πΏππ ππ‘ππ.πΏππ ππ‘ππ.πΏππ βππ‘ππ.πΏππ + + + π½. πΊ π½. πΊ π½. πΊ π½. πΊ 1 (ππ‘ππ . πΏππ + ππ‘ππ . πΏππ + ππ‘ππ . πΏππ β ππ‘ππ . πΏππ) ππ = π½. πΊ ππ =
B. Pengaruh Variasi Jumlah Terhadap Energi Listrik Gambar 4 Diagram Benda Bebas Pada Mekanisme π ππ‘π = ( πΉπππππππ‘ππ . π ) β ( πΉ ππππππ . ) 2 Daya ( Watt )
Variasi Jumlah Pelampung
Gambar 5 Sudut Puntir Akibat 2 Momen
Poros akan mengalami sudut puntiran akibat torsi yang dihasilkan terhadap torsi minimum di generator.
1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Frekuensi 9 Hz Frekuensi 12 Hz Frekuensi 15 Hz
1
2
3
Jumlah Pelampung ( N )
4
Gambar 7 Grafik Teoritis Pengaruh Variasi Jumlah Pelampung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 Grafik pada gambar diatas menunjukkan grafik daya teoritis variasi jumlah, jumlah pelampung yang digunakan bervariasi dari 1 hingga 4 terhadap daya yang dihasilkan (watt). Grafik diatas menunjukkan bahwa pelampung dengan jumlah N = 4 menghasilkan daya paling besar, dan daya yang paling kecil dengan jumlah pelampung N = 1, sesuai dengan Mt . πΏ persamaan π = β , bahwa sudut yang terbentuk pada π½πΊ
sebuah poros dengan torsi lebih dari satu ( Multiple Torque ) adalah penjumlahan torsi yang bekerja pada poros tersebut sehingga semakin banyak jumlah pelampung yang dipasang semakin besar torsi yang dihasilkan dan semakin besar sudut yang terbentuk. Semakin besar sudut yang dibentuk semakin besar daya yang dihasilkan. C. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap Energi Listrik Gambar 7 merupakan grafik hasil perhitungan daya secara teoritis variasi jarak pelampung. Grafik tersebut menunjukkan daya teoritis variasi jarak, jumlah pelampung yang digunakan bervariasi dari 1 hingga 4 terhadap daya yang dihasilkan (watt).
GRAFIK TEORITIS VARIASI JARAK
DAYA ( WATT )
3.00
N1 F9 N1 F12 N1 F15 N2 F9 N2 F12 N2 F15 N3 F9 N3 F12 N3 F15 N4 F9
2.00
1.00
4
Grafik pada gambar 8 diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 1 buah, pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi ( F ) motor 9 Hz, garis biru untuk frekuensi ( F ) motor 12 Hz, garis coklat frekuensi motor ( F ) 15 Hz.
Gambar 10 Grafik Variasi Jumlah ( N = 2 )
Grafik pada gambar 9 diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 2 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi ( F ) motor 9 Hz, garis biru untuk frekuensi motor ( F ) 12 Hz, garis coklat frekuensi ( F ) motor 15 Hz.
0.00 0.05 0.25 JARAK PELAMPUNG ( METER )
Gambar 8 Grafik Teoritis Pengaruh Variasi Jarak
Grafik dibatas menunjukkan bahwa pelampung dengan jumlah N=4 pada jarak 0.25 meter menghasilkan daya paling besar, dan daya yang paling kecil dengan jumlah pelampung N=1, dengan jarak 0.05 meter. Sesuai dengan ππ‘ .πΏ ππ‘ .πΏ ππ‘ βππ‘ππ. πΏ persamaan ππ = ππ + ππ + ππ.πΏ + , semakin π½.πΊ
π½.πΊ
π½.πΊ
π½.πΊ
jauh mekanisme ditempatkan pada titik referensinya semakin besar sudut yang terbentuk. Jika sudut tersebut dikalikan frekuensi maka terdapat kecepatan sudut ( Ο ). Hasil perkalian kecepatan sudut dan torsi yang dihasilkan adalah daya bangkitan yang dihasilkan mekanisme PLTGL β SP secara teoritis.a
Gambar 11 Grafik Variasi Jumlah ( N = 3 )
Grafik pada gambar 10 diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 3 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi motor 9 Hz, garis biru untuk frekuensi motor 12 Hz, garis coklat frekuensi motor 15 Hz.
D. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap Daya ( Eksperimen )
Gambar 9 Grafik Variasi Jumlah ( N = 1 )
Gambar 12 Grafik Variasi Jumlah ( N = 3 )
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 Grafik pada gambar 11 diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 4 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi motor 9 Hz, garis biru untuk frekuensi motor 12 Hz, garis coklat frekuensi motor 15 Hz.
5
pelampung sebanyak 1 buah dan pada 3 frekuensi ( F ) yang berbeda yaitu 9, 12, 15 Hz dengan variasi jarak yaitu 0.05 meter. Garis merah menunjukkan variasi panjang 0.05 meter pada frekuensi 9 Hz. Garis biru menunjukkan variasi panjang 0.05 meter pada frekuensi 12 Hz. Garis coklat menunjukkan variasi panjang 0.05 meter pada frekuensi 12 Hz.
Tabel 3 Tabel data hasil Eksperimen Variasi Jumlah
Gambar 15 Grafik Variasi Jarak Esperiment ( L=0.25 N=1) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah pelampung yang ditempatkan pada semakin besar daya yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat lebih jelas pada grafik dibawah :
0.050
Variasi Jumlah Pelampung
Daya ( watt )
0.045 0.040 0.035 0.030 0.025
Grafik dibawah adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk jumlah pelampung sebanyak 1 buah dan pada 3 frekuensi ( F ) yang berbeda yaitu 9, 12, 15 Hz dengan variasi jarak yaitu 0.25 meter. Garis merah menunjukkan variasi panjang 0.25 meter pada frekuensi 9 Hz. Garis biru menunjukkan variasi panjang 0.25 meter pada frekuensi 12 Hz. Garis coklat menunjukkan variasi panjang 0.25 meter pada frekuensi 12 Hz. Tabel 4 Tabel data hasil Eksperimen Variasi Jarak
Frekuensi 9 Hz Frekuensi 12 Hz Frekuensi 15 Hz
1 2 3 4 Jumlah Pelampung ( N )
Gambar 13 Grafik Variasi Jumlah Eksperimen vs Daya E. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap Daya ( Eksperimen )
Gambar 14 Grafik Variasi Jarak Esperiment ( L=0.05 N=1) Grafik diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk jumlah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 Tabel 5 Tabel Eksperimen vs Teoritis Variasi Jumlah
VARIASI JARAK PELAMPUNG N1F9
0.065
DAYA ( WATT )
6
0.060
N1F12
0.055
N1F15
0.050
N2F9
0.045
N2F12
0.040
N2F15
0.035
N3F9
Variasi Jumlah Jumlah Pelampung (N)
1
2
Stroke (m)
F motor ( Hz)
Daya Teoritis ( watt )
Daya Eksperimen ( Watt )
Error (%)
9
0.0969
0.03115
67.85
0.15
12
0.2260
0.03241
85.66
15
0.2455
0.03274
86.66
9
0.2172
0.0339
84.39
12
0.4923
0.03506
92.88
15
0.6546
0.03951
93.96
0.15
N3F12
0.030
N3F15
0.025
N4F9
0.020
3
0.15
N4F12
0.015 0.05
0.25
N4F15
JARAK PELAMPUNG ( METER )
Gambar 16 Grafik Variasi Eksperimen Jarak vs Daya Gambar 14 merupakan grafik data hasil percobaan dari variasi jarak dimana variasi dilakukan terhadap setiap segmen poros dengan jarak 0.05 meter dan 0.25 meter dari tiap titik referensinya. Dari grafik dibawah dapat menunjukkan bahwa nilai daya terbesar adalah saat pelampung dengan jumlah pelampung 4 ( N=4 ) pada frekuensi 15 Hz, nilai volt RMS terkecil adalah dengan jumlah pelampung 1 ( N=1 ), kedelapan garis cenderung naik seiring dengan meningkatnya nilai frekuensi. Dari grafik diatas dapat disumpulkan bahwa nilai voltase RMS akan meningkat jika memperbesar jarak peletakkan pelampung dari satu titik referensi disetiap porosnya. Penempatan pelampung sangat tergantung dari panjang gelombang yang dihasilkan, dimana pergeseran jarak tersebut tidak pada puncak gelombangnya sehingga pergerakkan pelampung tidak pada saat bersamaan, atau tidak bergerak secara bergantian yang menyebabkan putaran poros dalam keadaan konstan. Nilai voltase yang baik dihasilkan dari putaran mekanisme yang konstan, jadi penempatan yang baik adalah pergerakkan pelampung yang bergerak secara bergantian.
4
0.15
9
0.3374
0.04038
88.03
12
0.7585
0.04354
94.26
15
1.0074
0.04369
95.66
9
0.4577
0.04491
90.19
12
1.0248
0.04768
95.35
15
1.3601
0.04824
96.45
Tabel 6 Tabel Eksperimen vs Teoritis Variasi Jarak Variasi Jarak Jumlah Pelampung
Amplitudo Stroke (m)
Jarak (m )
Frekuensi ( Hz ) 9
0.05
12 15
1
0.15 9 0.25
12 15 9
0.05
12 15
2
0.15 9 0.25
12 15
F. Perbandingan Eksperimen dan Teoritis Perbandingan eksperimen dan teoritis dilakukan untuk mengetahui error dari mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut β Sistem Pelampung ( PLTGL-SP ). Pada grafik dibandingkan daya yang dihitung secara teoritis dibandingkan dengan daya hasil pengambilan data ( praktikum ) dalam satuan watt. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui seberapa besar penyimpangan mekanisme PLTGL-SP ini. Error ini dapat dijadikkan bahan pertimbangan untuk menentukkan variasi yang diberikkan yang memberikkan losses atau kehilangan daya yang paling besar. Sehingga dapat ditentukkan nilai mekanisme yang dapat memberikkan daya terbesar. Error dapat dihitung dengan cara membagi nilai daya secara praktikum terhadap daya yang diperoleh secara teoritis, dikalikan dengan seratus persen.
9 0.05
12 15
3
0.15 9 0.25
12 15 9
0.05
12 15
4
0.15 9 0.25
12 15
Daya Teoritis ( Watt ) 0.0323 0.0753 0.1006 0.1615 0.3767 0.5031 0.0724 0.1641 0.2182 0.3619 0.8205 1.0910 0.1125 0.2528 0.3358 0.5624 1.2642 1.6789 0.1526 0.3416 0.4534 0.7628 1.7080 2.2669
Daya Eksperimen ( Watt ) 0.0189 0.0230 0.0282 0.0360 0.0364 0.0367 0.0334 0.0363 0.0370 0.0384 0.0394 0.0413 0.0376 0.0381 0.0417 0.0445 0.0442 0.0447 0.0449 0.0451 0.0486 0.0451 0.0497 0.0599
Error (%) 41.6 69.5 71.9 77.7 90.3 92.7 53.9 77.8 83.0 89.3 95.2 96.2 66.5 84.9 87.5 92.0 96.5 97.3 70.6 86.8 89.2 94.0 97.0 97.3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
G. Analisa Pengaruh Variasi Analisa ini dilakukan untuk mengetahui variasi yang memiliki efek dominan terhadap besar daya yang dihasilkan. Analisa dilaksanakan pada 3 variasi yaitu Pengaruh Frekuensi, pengaruh jumlah dan pengaruh jarak terhadap besar daya yang dihasilkan. Cara mencari variasi yang memiliki efek paling dominan adalah membandingkan besar daya pada variasi yang dilakukan terhadap besar daya yang dihasilkan dalam presentase ( % ). Contohnya adalah untuk mengetahui pengaruh variasi frekuensi terhadap besar daya maka dilaksannakan perhitungan pada jumlah pelampung yang sama di frekuensi yang berbeda. Kemudian untuk mengetahui pengaruh jumlah maka variabel yang dihitung adalah perubahan daya disetiap jumlah pelampung di frekuensi dan jarak yang sama. Untuk mengetahui pengaruh jarak, maka variabel yang dihitung adalah perubahan daya disetiap pertambahan jarak pada frekuensi dan jumlah pelampung yang sama. Hasil dari analisa dijelaskan dari grafik-grafik sebagai berikut:
Grafik Perbandingan Pengaruh Variasi Efek Terhadap Daya ( % )
Tabel 5 menunjukkan perbandingan antara daya teoritis dan daya yang didapatkan ( Eksperimen ) variasi jumlah. Kemudian dibandingkan antara daya teoritis dan eksperiment untuk mendapatkan nilai error. Hasil yang didapat, bahwa error terbesar adalah saat jumlah pelampung ( N = 4 ) yaitu mencapai 96.45 persen. Dan nilai error terkecil adalah pada saat jumlah pelampung ( N = 1 ) dengan nilai error adalah 67.85 persen. Sedangkan pada tabel 6 menunjukkan perbandingan antara daya teoritis dan daya yang didapatkan ( Eksperimen ) variasi jarak. Kemudian dibandingkan antara daya teoritis dan eksperiment untuk mendapatkan nilai error. Hasil yang didapat, bahwa error terbesar adalah saat jumlah pelampung ( N = 4 ) pada jarak peletakkan ( L=0.25 meter ) pada frekuensi 15 Hz yaitu mencapai 97.36 persen. Dan nilai error terkecil adalah pada saat jumlah pelampung ( N = 1 ) dengan nilai error adalah 41.62 persen. Nilai error yang besar dikarenakan daya yang diberikkan oleh gelombang laut tidak dapat diteruskan secara baik dikarenakkan terdapat losses disetiap mekanisme. Kehilangan daya terjadi di mekanisme one way bearing. Karena daya yang diteruskan ke generator hanya ketika gerakkan naik saja, ketika pelampung bergerak turun tidak dimanfaatkan karena mekanisme satu arah putar pada one β way bearing. Kehilangan daya juga dapat diakibatkan pada saat sambungan poros. Sambungan poros menggunakkan bushing ,yang pada saat proses penyambungan sulit untuk dilakukan proses alignment . Akibatnya poros dalam keadaan misalignment ( ketidaklurusan ). Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu poros dari sumbunya. Ketika mekanisme menggunakkan bushing sebagai sambungannya maka poros mengalami Paralel Misalignment dan Angular Misalignment. Akibatnya poros dalam keadaan bergetar dan terjadi gesekkan berlebih antara poros dan bearing ketika terjadi gesekkan maka putaran pada poros berkurang. Kemudian Penggunaan generator dengan daya yang lebih besar dimana dalam hal ini menggunakkan motor DC sebagai generator. Berdasarkan pengujian karakteristik motor ditemukkan bahwa ketika diputar pada 1100 Rpm generator hanya menghasilkan daya sebesar 0.08 watt, sehingga penggantian generator dengan kapasitas yang lebih besar nantinya diharapkan daya yang dihasilkan lebih besar.
7
100 80 60 40 20
Variasi Jumlah 36
Variasi Jarak 17
8
Variasi Frekuensi
0 Pengaruh Variasi
Gambar 17 Grafik Pengaruh Variasi Terhadap Daya Dari ketiga variasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variasi penambahan jumlah mekanisme memberikkan efek paling dominan terhadap peningkatan daya, yaitu dapat meningkatkan daya sebesar rata-rata sebesar 36 % dari kondisi awalnya. Variasi penambahan jarak memberikkan efek penambahan daya sebesar 17 %. Variasi Frekuensi memberikan efek 8 % terhadap peningkatan daya. IV. KESIMPULAN
Nilai daya akan meningkat seiring ditambahnya frekuensi gelombang laut pada mekanisme PLTGL metode pelampung. Nilai daya akan meningkat seiring bertambahnya pelampung pada mekanisme PLTGL metode pelampung. Nilai daya akan meningkat seiring bertambahnya jarak penempatan pelampung pada mekanisme PLTGL. Berdasarkan eksperimen nilai daya terbesar untuk variasi jumlah saat pelampung berjumlah 4 ( N=4 ) pada frekuensi 15 Hz yaitu 0.04824 watt dan daya terkecil pada jumlah pelampung 1 ( N=1 ) pada frekuensi 9 Hz yaitu 0.03115 watt. Untuk variasi jarak daya terbesar terjadi pada variasi jarak 0.25 meter dengan jumlah pelampung ( N=4 ) pada frekuensi 15 Hz yaitu 0.0599 watt. Daya terkecil terjadi pada variasi jarak 0.05 meter dengan jumlah pelampung ( N=1 ) pada frekuensi 9 Hz yaitu 0.0184 watt. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis, Fauzi Fadlilah Rahman, mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulisan artikel ini. Penulis Juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar penulis yang memberikan dukungan baik secara moral dan finansial. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3] [4]
Rachmawati, E., & Adhi, R.K. ( 2011, September 19 ). Kebutuhan Listrik Tumbuh 5.500 MW per Tahun. Dikutip March 20, 2012, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/09/16025971/kebutu hanListrik Tumbuh 5.500MW per Tahun. EBTKE. (2011). Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi. Dikutip Maret 25, 2012, dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral: http:// www.ebtke.esdm.go.id/energi/energi-terbarukan /arus-laut/336potensi-energi-laut-nasional-telah-diratifikasi.html Jennifer Vinning, Ocean Wave Enery Conversion. Advanced Independent Study Report Electrical and Computer Engineering Department University of Wisconsin- Madison. Pujanarsa Astu,MT & Djati Nursuhud. 2006. Mesin Konversi Energi. ANDI . Yogyakarta.