[Type text]
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA COUNTER MAHARUPA GATRA MAL PEKANBARU Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
116-139
STRATEGI PEMASARAN PRODUK CAT WANDA PADA CV WARNA PELANGI JAYA DI PEKANBARU Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
140-164
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT NILO ENGINEERING DI PANGKALAN KERINCI Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
165-188
STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN KARPET LANTAI DI TOKO SINAR BINTANG PASAR BAWAH PEKANBARU Ade Ria Kartika, Dewi Sartika, Nurjanah
189-211
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN JASA TRANSPORTASI PADA PT PECTECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI PELALAWAN Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kurai
212-232
ISSN 2089-1628
[Type text]
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013
Penasehat
:
Ketua STIE Persada Bunda
Editor in chief
:
Raden Rudi Alhempi
Managing Editor
:
Dewan Editor
:
Vety Adriane Nahuway Diana Jupiter Rahadiansyah Mundung
Mitra Bestari
:
Sri Yani Kusumastuti (Universitas Trisakti) Nirdukita Ratnawati (Universitas Trisakti) Sudarno (STIE PELITA Pekanbaru) Hardi Salioso (Universitas Islam Riau Pekanbaru) Haznil Zainal (STIE Persada Bunda)
Sekretaris Layout Sirkulasi Alamat Redaksi
: : : :
Hadi Hartono Deviana Sofyan Jupiter STIE Persada Bunda Jl. Diponegoro 42, Pekanbaru, Riau Telp: 0761- 23181 Fax: 0761- 40218 Email:
[email protected]
Jurnal Manajemen & Akuntansi Indonesia diterbitkan 3 kali dalam setahun sebagai media informasi dan komunikasi. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STIE Persada Bunda Pekanbaru. Redaksi menerima tulisan ilmiah yang belum pernah diterbitkan oleh media lain, resensi, atau tanggapan atas suatu artikel. Redaksi berhak mengubah/memperbaiki bahasa tanpa mengubah materi tulisan. Setiap tulisan bukan cerminan pandangan Dewan Editor. Proses publikasi tulisan dilakukan melalui blind review process yang ditetapkan editor. Diterbitkan: Agustus 2013
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013
DAFTAR ISI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA COUNTER MAHARUPA GATRA MAL PEKANBARU Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
116-139
STRATEGI PEMASARAN PRODUK CAT WANDA PADA CV WARNA PELANGI JAYA DI PEKANBARU Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
140-164
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT NILO ENGINEERING DI PANGKALAN KERINCI Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexanderia
165-188
STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN KARPET LANTAI DI TOKO SINAR BINTANG PASAR BAWAH PEKANBARU Ade Ria Kartika, Dewi Sartika, Nurjanah
189-211
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN JASA TRANSPORTASI PADA PT PECTECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI PELALAWAN Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kurai
212-232
[Type text]
Halaman ini sengaja dikosongkan
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA COUNTER MAHARUPA GATRA MAL PEKANBARU
Rianto Zalukhu Alumni STIE Persada Bunda Pekanbaru Raden Rudi Alhempi STIE Persada Bunda Pekanbaru Armis STIE Persada Bunda Pekanbaru
Abstract Bussiness world competition currently is more progressively tight. It is also perceived by businessmen in sport and music equipment available in Maharupa Gatra Counter of Mal Pekanbaru. In this case the company is demanded to understand about the factors and have to make some improvement and innovation that can increasing their customer’s satisfaction. The research aims to analyze how the influence of service quality, price and promotion toward customer satisfaction. Sample of the research is 88 potential customers at Maharupa Gatra counter potential customers at Mal Pekanbaru. Quantitatively analysis includes validity and realibility test, hypothesis test through t and F test, with multiple regression analysis, multiple corelation analysis (R) and determination coefficient analysis (R²). Qualitative analysis is an interpretation of the obtained data within research and the result of data processing has been implemented by providing information and explanation. Data has complied validity and realibility test so that those are resulting regression equation. Hyphothesis test uses t test demonstrates that the three of examined independent variables such as Service Quality variable (X1), Price variable (X2), and promotion variable (X3) are proved significantly have a partially effect on dependent variable of Customer Satisfaction. Then, follow the F test can be recognized that the three of examined independent variables has a simultaneously effect on dependent variable of Customer Satisfaction. Value multiple corelation analysis (R) result 0,886, where this number show three independent variable had the strong correlations with dependent variable is Customer Satisfaction. The number R Square is 0,785 demonstrates that 78,50 percent of Customer Satisfaction variable can be explained by the three of 116
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
independent variables within regression equation. While, the remainder is 21,50 percent is explained by other variables outside of those third variables used in the research. Keywords: Service Quality, Price, Promotion, and Customer Satisfaction
PENDAHULUAN Kedudukan konsumen bagi suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang sosial maupun komersil sangatlah penting. Oleh sebab itu perhatian perusahaan atas kepuasan konsumen sudah sepantasnya mendapat perhatian yang besar serta merupakan keharusan yang tidak boleh diabaikan. Konsumen di era global ini semakin tidak mudah diprediksi bahkan mereka semakin kritis, semakin menuntut serta tidak mudah puas. Interaksi konsumen dengan berbagai strategi pemasaran perusahaan sudah tidak dapat terhindarkan lagi, tak terkecuali kebutuhan akan peralatan olahraga dan alat musik dari berbagai perusahaan yang ada. Keanekaragaman produk yang ditawarkan memberikan banyak pilihan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka akan berbagai produk tersebut yang salah satunya di kota Pekanbaru. Perusahaan peralatan olahraga dan alat musik cukup banyak berkembang dikota pekanbaru. Hal ini memberikan banyak pilihan bagi konsumen dalam membeli produk tersebut. Persaingan dalam segi pelayanan, harga, dan promosi merupakan suatu tantangan bagi para pelaku usaha ini untuk mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang mereka jual. Keadaan ini apabila tidak diantisipasi dengan baik dapat memberikan kerugian bahkan kebangkrutan bagi perusahan seperti konsumen yang berkunjung dan membeli pada Counter Maharupa Gatra Mal pekanbaru yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Berikut jumlah pengunjung dan transaksi tiga tahun terakhir Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Tabel 1. Jumlah Pengunjung dan Transaksi Pembelian di Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru, 2009-2011 Pengunjung Transaksi Pembelian 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Januari s / d Maret 13.763 11.384 10.927 5.906 4.920 4.121 April s / d Juni 9.813 9.563 8.603 4.857 4.354 4.287 Juli s / d September 16.747 15.323 14.857 7.002 6.765 5.803 Oktober s / d Desember 11.768 11.205 10.416 5.923 4.894 4.743 Jumlah 52.091 47.475 44.803 23.688 20.933 18.954 Sumber: Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru Tahun 2011 Periode
117
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa secara umum pengunjung dan pembeli pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan yang besar terjadi antara tahun 2009 dengan tahun 2010, dimana penurunan pengunjung sebanyak 4.616 orang dan penurun transaksi sebesar 2.755. Banyak faktor yang menyebabkan keadaan ini terjadi baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. Secara internal perusahaan harus mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya baik dari segi pelayanan, harga yang ditawarkan maupun promosi yang digunakan. Dari segi eksternal perusahaan harus mampu membaca persaingan pasar sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga mampu mengatasi keadaan dengan benar dan bijaksana. Dari penjelasan dan uraian permasalahan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji pada tulisan ini adalah ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru. Bagaimanakah pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru? Bagaimanakah pengaruh promosi terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru? Pada bagian selanjutnya dari tulisan ini akan dikaji pustaka yang terkait dengan pemasaran dan dilanjutkan dengan metode penelitianan. Pembahasan dan kesimpulan akan menjadi bagian akhir dari tulisan ini.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Banyak para ahli memberikan pengertian tentang manajemen diantaranya dikemukakan oleh Daft (2010: 6 ) dimana dia mengatakan bahwa manajemen adalah “pencapaian tujuan organisasional secara efektif dan efesien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber dayasumber daya organisasional secara baik dan benar”. Dalam hal ini Daft menitik beratkan pentingnya manjemen dari segi pencapaian organisasi secara efektif dan efisien. Berbeda halnya dengan pendapat Herujito (2006: 2) yang mengatakan bahwa manajemen adalah “pengolaan suatu pekerjaan untuk mendapatkan hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja”. Terry (2004: 201) berpendapat bahwa manajemen adalah “sebagai suatu seni dan ilmu untuk melakukan sesuatu melalui orang lain”. Seni merupakan hal variatif yang dilakukan agar sesuai dengan keadaan yang ada yang sedangkan ilmu merupakan teoritis dari manajemen yang dilaksanakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam suatu perusahan merupakan suatu ilmu dan seni dalam mencapai tujuan organisasi dengan 118
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien melalui pengaturan yang benar dan bijaksana. Pada dasarnya kunci keberhasilan manajemen sebuah perusahaan terletak pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang ada secara baik dan benar sesuai dengan kepentingan organisasi atau perusahaan. Ada 5 fungsi-fungsi manajemen yang harus dijalankan dalam suatu perusahaan yang terdiri dari (Siswanto, 2007: 3): 1.
Perencanaan Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu atau periode tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
2.
Pengorganisasian Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan, yang baik diantara mereka, serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.
3.
Pengarahan Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau intruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
4.
Pemotivasian Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
5.
Pengendalian atau Pengawasan Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan.
Salah satu yang sangat penting dalam manajemen adalah pemasaran, dimana pemasaran sangat erat hubungannya dengan penjualan yang langsung berinteraksi dengan konsumen. Pemasaran yang keras menentukan suksesnya suatu perusahaan manapun baik perusahaan industri, dagang maupun jasa.
119
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah “suatu proses sosial, dimana melalui proses itu individu dan kelompok tertentu memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain (Kotler, 2003)”. Dikatakan juga, pemasaran adalah “proses kolektif yang dimanfaatkan oleh individu atau kelompok untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan atau yang diinginkan melalui pembuatan, penawaran, dan pertukaran nilai produk atau jasa dengan pihak lain (Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, 2005)”. Dalam rangka menguasai pasar, perusahaan harus mampu mengimplementasikan bauran pemasaran (Marketing mix) dengan baik dan bijaksana melebihi kompetitor yang ada yaitu (Sian Yet, 2011): 1. 2. 3. 4.
Memilih dan membuat produk (Product) yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen, menetapkan harga (Price) yang sesuai dengan kualitas produk, merek, dan situasi persaingan, memilih jaringan distribusi (Place) yang tepat untuk penyaluran produk perusahaan dan mengkomunikasikan (Promotion) keunggulan produk perusahaan dengan baik, sehingga mereka tertarik untuk membeli produk perusahaan.
Konsep pemasaran adalah konsep yang menekankan produsen untuk tidak hanya membuat atau menjual suatu barang serta tidak hanya asal melancarkan promosi melainkan memusatkan perhatian pada selera konsumen dimana produsen harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan dari konsumen itu sendiri (Buchari Alma, 2007). Dalam hal kepuasan konsumen, salah satu yang sangat penting untuk diketahui perusahaan adalah perilaku konsumen karena hal ini sangat erat hubungannya dengan pemenuhan kepuasan yang ingin dicapai. Perilaku Konsumen Mengetahui perilaku konsumen bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan konsumen yang artinya perusahaan harus mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumennya melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan konsumen berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui stategi pemasaran untuk mendapatkan konsumen baru. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya (Titik Nurbiyati, 2005). 120
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
Defenisi perilaku konsumen bisa dilihat dari 3 aspek, yaitu (Freddy Rangkuti, 2006): 1.
Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
2.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi, yang menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh konsumen.
3.
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, yang menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan defenisi pemasaran yang sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu keputusan dalam melakukan tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan mendapatkan produk yang dibutuhkan. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan (Rambat Lupiyoadi, 2006). Kepuasan konsumen merupakan respon konsumen terhadap kesesuaian atau ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian Selanjutnya (Fraddy Rangkuti, 2002)”. Kepusan konsumen dapat dicapai dengan memberikan pelayanan prima sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan. Beberapa pengertian pelayanan prima yang sering diungkapkan oleh para pelaku bisnis yaitu (Atep Adya Barata, 2003): 1. 2. 3. 4. 5.
Pelayanan Prima adalah membuat konsumen merasa penting. Pelayanan Prima adalah menempatkan pelanggan sebagai mitra Pelayanan Prima adalah melayani konsumen dengan ramah, tepat dan cepat. Pelayanan Prima adalah upaya layanan terpadu untuk kepuasan pelanggan Pelayanan Prima adalah pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pelanggan.
Kepuasan konsumen dapat diukur dengan indikator berbagai macam metode dan teknik. Ada 3 indikator untuk mengukur kepuasan konsumen yaitu (Philip Kotler, 2004): 121
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
1.
Sistem penanganan keluhan dan saran konsumen Suatu perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan memberikan kesempatan luas pada konsumen untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain.
2.
Sistem survei reputasi perusahaan Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan dengan mengadakan survei melalui berbagai media baik melalui telepon, pos, ataupun dengan wawancara secara langsung.
3.
Sistem analisis konsumen Perusahaan akan menghubungi para pelanggannya atau setidaknya mencari tahu pelanggannya yang telah melakukan transaksi dan berhenti membeli produk atau yang telah pindah pemasok, agar diketahui penyebab mengapa pelanggan tersebut kabur.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan konsumen adalah respon konsumen yang disampaikan melalui perilaku atau tindakan setelah membandingkan antara kinerja dengan hasil yang dirasakan sesuai dengan harapan yang ditawarkan perusahaan. Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2004 ). Kualitas pelayanan yang baik memiliki kemampuan untuk merubah sudut pandang, sehingga akan selalu memahami konsumen, bersikap empati terhadap konsumen, menangani dengan baik keluhan konsumen, mencintai konsumen, membantu konsumen dengan segala cara, dan menambah nilai pada setiap transaksi yang terjadi (Brian Sher 2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Sistem pelayanan yang baik perlu mengetahui dimensi kualitas pelayanan yang meliputi (Parasuraman dalam Sian Yet, 2001): 1. Keandalan (Reliability) Dimensi keandalan (Reliability) terdiri atas indikator yaitu: a. Keandalan karyawan dalam memberikan informasi pelayanan b. Keandalan karyawan dalam menjalankan prosedur pelayanan c. Keandalan karyawan dalam memudahkan teknis pelayanan. 2.
Keterpercayaan (Assurance) Dimensi keterpercayaan (Assurance)terdiri atas indikator yaitu: a. Kemampuan administrasi petugas pelayanan atau karyawan 122
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
b. c.
Kemampuan teknis petugas pelayanan atau karyawan Kemampuan sosial petugas pelayanan atau karyawan
3.
Penampilan (Tangible) Dimensi penampilan (Tangible) terdiri atas indikator yaitu: a. Ruang tunggu pelayanan, b. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan c. Penampilan Petugas Pelayanan.
4.
Empati (Emphaty) Dimensi empati (Emphaty) terdiri atas indikator yaitu: a. Perhatian karyawan dalam memberikan pelayanan b. Kepedulian karyawan dalam menangani konsumen c. Keramahan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen
5.
Ketanggapan (Responsiveness) Dimensi ketanggapan (Responsiveness) terdiri atas indikator yaitu: a. Respon karyawan terhadap keluhan konsumen, b. Respon karyawan terhadap saran konsumen c. Respon karyawan terhadap kritikan konsumen
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk yang ditawarkan atau dijual oleh suatu perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang lebih kepada konsumen akan membuat konsumen menjadi loyal dalam membeli produk yang ditawarkan secara berulang-ulang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Harga Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas suatu produk dan jasa atau sejumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat atau kepuasan dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli (Philip Kotler, 2007). Harga dalam kebijakan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian menentukan kebijakan yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim, keuntungan yang ingin didapatkan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan harga. Suatu perusahaan harus mampu menetapkan harga yang tepat dan tepat oleh daya beli masyarakat sehingga perusahaan tersebut akan mudah mengatasi persaingan dalam memasarkan produknya serta mendapatkan konsumen yang sebanyakbanyaknya.
123
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
Harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat pembeli yaitu (Tjiptono, 2004): 1. Peranan alokasi dari harga Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 2. Peranan informasi dari harga Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Presepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam menetapkan harga yang disesuaikandengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan. Hal tersebut tidak lepas dari keputusan yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai penempatan pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam menetapkan harga yang disesuaikandengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan. Hal tersebut tidak lepas dari keputusan yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai penempatan pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Indikator harga. Dalam penelitian ini menggunakant tiga indikator yang mencirikan harga itu sendiri yaitu (Stanton, 2005): 1.
Kesesuaian harga dengan kualitas dan manfaat produk Philip Kotler dan Garry Amstrong (2007) menyatakan bahwa konsumen akan memutuskan akan membeli produk yang harganya sesuai dengan kualitas dan manfaat yang didapatkan. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya.
124
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
2.
Daya saing harga di banding pesaing Salah satu tujuan penetapan harga adalah tujuan yang berorientasi pada citra (Tjiptono, 2004). Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melaluli strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius.
3.
Keterjangkauan harga Bila perusahaan telah menjatuhkan pilihannya pada suatu pasar sasaran dengan penempatan pasar tertentu, maka strategi penempatan pasar tertentu, termasuk harga akan lebih cepat ditentukan sesuai dengan kamampuan konsumen (Philip Kotler, 2007). Keterjangkauan harga berkaitan dengan minat konsumen, dimana apabila harga produk yang dijual lebih murah, minat konsumen lebih mudah dipengaruhi untuk membelinya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa harga suatu produk yang dijual mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli. Salah satu cara mencegah persaingan harga adalah perusahaan melakukan taktik yang salah satunya yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya (Sian Yet, 2011: 54). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga juga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan walaupun dalam hal ini melibatkan pelayanan. Promosi Promosi secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan penting dalam upaya membangun merek yang kuat (Yet Sian, 2011). Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual (Daryanto, 2011). Promosi secara umum dapat dilakukan dengan cara periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan dan publisitas dan humas (Daryanto, 2011). Tujuan promosi dalam perusahaan yaitu (Dharmamesta dalam Askarin Damayanti, 2006): 1. Modifikasi tingkah laku Dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk. 2.
125
Memberitahu Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
3.
Membujuk Diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan dari konsumen, tetapi lebih mengutamakan kesan positif.
4.
Mengingatkan Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya.
Pengaruh Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen Indikator promosi merupakan hal yang sangat penting dalam mengukur efektifitas program promosi penjualan. Indikator dapat diperoleh berdasarkan hasil survei kepuasan konsumen, hasil survei perilaku pesaing maupun hasil survei kondisi lingkungan pasar. “Informasi untuk menyusun indikator dapat diperoleh dari survei terhadap para calon konsumen maupun konsumen yang sudah melakukan pembelian”(Fraddy Rangkuti, 2009). Indikator Promosi yang mencirikan promosi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (Philip Kotler, 2006): 1.
Jangkauan promosi dan jenis promosi yang dilakukan Menentukan jangkauan dan jenis promosi merupakan perencanaan awal yang harus dilakukan agar tujuan promosi dapat tercapai sesuai tujuan. Dalam hal ini perusahaan harus mampu menentukan batas-batas promosi yang ingin dilakukan serta memberikan suatu kejelasan yang lebih kepada konsumen.
2.
Kuantitas penayangan iklan di media sesuai jadwal promosi Jadwal promosi yang digunakan perusahaan perlu disesuaikan dengan jenis usaha maupun jenis produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kesesuaian moment jadwal promosi memberikan keuntungan bagi perusahaan serta kepuasan bagi konsumen karena merasa terbantu dalam mendapatkan produk yang diinginkan.
3.
Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi Penyampaian pesan dalam penayangan iklan dimedia bersifat satu arah, maka dalam hal ini perusahaan harus mampu membuat suatu komunikasi yang kreatif, mudah dimengerti serta tidak menyebabkan kesalah pengertian bagi konsumen. Media promosi yang digunakan harus memberi keuntungan bagi perusahaan maupun konsumen sehingga sehingga perusahaan akan semakin dikenal dan konsumen
126
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
akan mendapatkan kepuasan serta kemudahan dari media promosi yang digunakan tersebut. 4.
Ketentuan promosi sesuai tujuan yang diharapkan Dalam berpromosi tentunya ada batasan-batasan atau hal-hal tertentu yang yang dipenuhi oleh perusahaan maupun konsumen. Dalam hal ini perusahaan harus mampu transparan dalam berpromosi tanpa adanya suatu kebohongan untuk mendapatkan keuntungan semata.
Ada empat tingkatan yang terjadi dalam proses promosi sebuah produk atau sering disingkat dengan AIDA yaitu (Syafyan (2005: 112): 1. 2. 3. 4.
Mempunyai perhatian (Attention) terlebih dahulu, Timbulnya minat (Interest) terhadap produk yang ditawarkan, Adanya keinginan (Desire) untuk memiliki atau mencoba memakai produk tersebut dan Terjadinya tindakan (Action) yaitu terjadinya transaksi pembelian yang didukung oleh kemampuan dana yang dimiliki oleh konsumen.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa promosi penjualan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk karena dengan adanya promosi konsumen dapat mengenal suatu produk serta mendapatkan manfaat dari promosi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Promosi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Sikap Konsumen Sikap adalah evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan (Kotler dan Amstrong, 2005). Sikap konsumen mempunyai empat macam fungsi yaitu (Suryani (2008): 1. Fungsi Utilitarian Fungsi ini merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah objek sikap (misalnya produk) memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya yang mengacu pada pendapat bahwa individu mengekspresikan perasaannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman dari oarng lain. 2. Fungsi Ekspresi nilai Fungsi ini merupakan fungsi dari keinginan individu untuk mengekspresikan nilai-nilai individu terhadap orang lain, karena ekspresi sikap digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya. 3. Fungsi mempertahankan ego 127
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
Fungsi ini merupakan sarana bagi konsumen untuk melindungi atau mempertahankan egonya, karena sikap ini digunakan sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya atau sesuatu yang akan mengancam. 4. Fungsi pengetahuan Fungsi ini merupakan pengetahuan dan pengalaman konsumen mengenai objek sikapnya, karena sikap juga digunakan individu sebagai dasar untuk memahami. Dari keempat fungsi sikap diatas dapat diketahui bahwa, memahami dan mengetahui sikap konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan terutama para tenaga pemasar. Fungsi sikap ini menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu produk, yang dipengaruhi oleh gaya hidup yang mereka jalani serta didasari oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terhadap produk yang ditawarkan. Keputusan Membeli Konsumen Ada tujuh komponen utama yang ada dalam stuktur keputusan konsumen yaitu: (a). Keputusan tentang jenis produk, (b). Keputusan tentang bentuk produk, (c). Keputusan tentang merk, (d). Keputusan tentang penjualnya, (e). Keputusan tentang jumlah produk, (f). Keputusan tentang waktu pembelian dan (g). Keputusan tentang pembayaran (Basu Swasta dan Irawan, 2008). Keputusan untuk membeli yang diambil oleh konsumen merupakan suatu kumpulan dari sejumlah keputusan, karena setiap keputusan yang diambil oleh konsumen mempunyai suatu stuktur dengan berbagai komponen. Kepuasan konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian yang mereka lakukan. Konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau pembelian yang terus-menerus terhadap produk yang sama baik dari segi kualitas pelayanan, harga maupun promosi yang diberikan. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya serta berdasarkan teori-teori, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru. 2. Harga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru.
128
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
3. Promosi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru. Perusahan ini berlokasi dalam Toko Buku Gramedia Mal Pekanbaru yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.123 B Lantai II Komplek Mal Pekanbaru Kota Madya Pekanbaru Provinsi Riau. Penelitian dimulai pada tanggal 1 November 2011 sampai dengan tanggal 31 Maret 2012. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang dianggap potensial oleh Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru. Konsumen yang masih dianggap potensial sampai dengan akhir tahun 2011 sebanyak 130 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode tingkat kesalahan yang dikemukakan oleh Isaac dan Michael (Moh.Pabundu Tika, 2006). Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan sebesar 10% maka dari populasi sebanyak 130 orang didapatkan sampel sebanyak 88 orang. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik sampel Eksidental yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, tetapi orang atau objek yang diambil dapat diyakini sebagai sumber data. Variabel Penelitian Variabel adalah “konsep yang diberi lebih dari satu nilai, dimana konsep adalah abstraksi-abstraksi yang dibuat secara umum” (Moh.Pabundu Tika, 2006). Agar masalah yang diteliti dapat terfokus dan dapat menghasilkan analisis yang lebih baik, maka penelitian ini menggunakan variabel yaitu: 1.
129
Kepuasan Konsumen (Y) Kepuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap kesesuaian yang dirasakan antara harapan dengan kenyataan dirasakan. Adapun Indikitor yang ingin diketahui adalah: (a). Penanganan komplain dan keluhan konsumen, (b). Reputasi perusahaan dibenak konsumen dan (c). Tanggapan konsumen setelah bertransaksi
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
2.
Kualitas Pelayanan (X 1) Kualitas Pelayanan yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Adapun Indikitor yang ingin diketahui adalah: (a). Pelayanan yang diberikan perusahaan, (b). Intrumen dan pencahayaan tempat usaha (c). Kenyamanan dan kebersihan tempat usaha, (c). Sikap karyawan dalam menanggapi konsumen yang membeli dan (d). Pengetahuan karyawan terhadap produk yang dijual.
3.
Harga (X2) Harga yaitu sejumlah uang yang dibayarkan atas suatu produk. Adapun Indikitor yang ingin diketahui adalah: (a). Harga produk dan Manfaat yang didapatkan konsumen, (b). Harga produk yang dijual dibanding ditempat lain dan (c). Harga produk yang dijual terjangkau atau tidak dengan konsumen.
4.
Promosi (X3) Promosi yaitu arus informasi atau persuasi satu arah untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual. Adapun Indikitor yang ingin diketahui adalah: (a). Jenis Kegiatan promosi yang dilakukan, (b). Jadwal promosi yang dilakukan, (c). Media yang digunakan dalam berpromosi dan (c). Persyaratan promosi yang diadakan.
Konsep Operasional Variabel Untuk mentabulasi data, maka pada kunsioner menggunakan pengukuran dengan skala likers 5 tingkat pada setiap jawaban pertanyaan yang digunakan dalam kunsioner yaitu sebagai berikut: (1). Jawaban A diberi skor 5, (2). Jawaban B diberi skor 4, (3). Jawaban C diberi skor 3, (4). Jawaban D diberi skor 2 dan (5). Jawaban E diberi skor 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Dasar keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai r Hitung dengan rTabel. 2. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel.. Menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010) “suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 dimana 0,60 adalah kurang baik, 0,70 dapat diterima dan diatas 0,80 adalah baik”.
130
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
Uji Hipotesis Uji Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji t ) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: tidak ada pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara parsial terhadap Kepuasan Konsumen. H1: ada pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara parsial terhadap Kepuasan Konsumen. Pengujian dilakukan dengan melihat hasil analisis regresi linear berganda yaitu: - Jika nilai T Hitung > T Tabel (pada alpha 5%) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara parsial berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen. - Jika nilai T Hitung < T Tabel (pada apha 5%) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Konsumen. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama ( Uji F ) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: tidak ada pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara bersama-sama terhadap Kepuasan Konsumen. H1: adanya pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara bersamasama terhadap Kepuasan konsumen. Pengujian dilakukan dengan melihat hasil analisis regresi linear berganda yaitu: - Jika nilai F Hitung > F Tabel (pada alpha 5%), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen. - Jika nilai F Hitung > F Tabel (pada alpha 5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kepuasan Konsumen.
ANALISIS DATA Analisis regresi linear berganda Menurut Johanes Suprapto (2008) Persamaan regresi linear berganda adalah “suatu persamaan regresi yang variabel bebasnya lebih dari satu variabel”. Dalam menyelesaikan data menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Versi 16 dengan rumus sebagai berikut: Yi = a + b1X1i + b2X2i + b3X3i + ei
131
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
dimana: Y = Kepuasan Konsumen X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Harga X3 = Promosi a = Konstanta b1, b2, b3 = Koofisiensi Regresi Analisis Korelasi Ganda (R) Nilai R berkisar antara 0 antara 1, dimana apabila nilainya makin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisiensi korelasi sebagai berikut: (1). 0,00 – 0,199 = Sangat Rendah, (2). 0,20 – 0,399 = Rendah, (3). 0,40 – 0,599 = Sedang, (4). 0,60 – 0,799 = Kuat dan (5). 0,80 – 1,000 = Sangat Kuat (Duwi Priyatno, 2010) Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Duwi Priyatno 2010) . Apabila R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan, sebaliknya jika R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini menjelaskan 100% variabel yang diajukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai r Hitung dengan r Tabel. Untuk sampel 88 orang responden, nilai r Tabel = 0,21. Adapun pengambilan keputusan uji validitas: Jika nilai r Hitung > r Tabel, maka item pertanyaan valid Jika nilai r Hitung < r Tabel, maka item pertanyaan tidak valid dan dinyatakan pertanyaan tersebut gugur. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai nilai r Hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0,210, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam indikator variabel kualitas pelayanan, harga, promosi dan kepuasan konsumen adalah valid. 132
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas variabel kualitas pelayanan, harga dan promosi terhadap kepuasan konsumen dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel antara variabel kualitas pelayanan, harga, promosi dan kepuasan konsumen diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian, maka hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel. Tabel 2. Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen (Y)
Kualitas Pelayanan (X1)
Harga (X2)
Promosi (X3)
Pertanyaan rHitung rTabel Keterangan Pertanyaan 1 0,391 0,21 Valid Pertanyaan 2 0,44 0,21 Valid Pertanyaan 3 0,461 0,21 Valid Pertanyaan 1 0,392 0,21 Valid Pertanyaan 2 0,604 0,21 Valid Pertanyaan 3 0,450 0,21 Valid Pertanyaan 4 0,521 0,21 Valid Pertanyaan 5 0,355 0,21 Valid Pertanyaan 1 0,356 0,21 Valid Pertanyaan 2 0,522 0,21 Valid Pertanyaan 3 0,360 0,21 Valid Pertanyaan 1 0,384 0,21 Valid Pertanyaan 2 0,426 0,21 Valid Pertanyaan 3 0,502 0,21 Valid Pertanyaan 4 0,561 0,21 Valid
Sumber: Hasil olahan
Tabel 3. Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Konsumen (Y) Kualitas Pelayanan (X1) Harga (X2) Promosi (X3)
Nilai Alpha Keputusan 0,620 Reliabel 0,700 Reliabel 0,601 Reliabel 0,680 Reliabel
Sumber: Hasil olahan
Regresi Berganda Dari Tabel 4 dapat dibuat dalam persamaan regresi linear berganda berdasarkan rumus berikut: Y = 0,726 + 0,050X1 + 0,168X2 + 0,572X3
133
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji t ) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel bebas ( X1, X2, dan X3 ) secara masing-masing (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Hasil program SPSS didapatkan hasil t hitung dilihat dari Tabel 4. Tabel 4 menyajikan hasil perhitungan SPSS dan diketahui besarnya nilai t Hitung masing-masing variabel yang dapat dibandingkan dengan nilai t Tabel. Nilai tTabel dapat dihitung sebagai berikut: tTabel = α/2 ; df (n-k-1) = 0,05/2 ; (88-3-1) = 0,025 ; 84 = 1,989 dimana α= 0,05, n = Jumlah Sampel dan k= Jumlah Variabel bebas Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Konstanta Kualitas Pelayanan Harga Promosi R R square Adjusted R square F stat
Koefisien t 0,726 1, 063 0,050 1, 057 0,168 2, 996 0, 572 10, 711 0,886 0,785 0,778 102,399
Sig. 0, 291 0, 294 0, 004 0, 000
Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan
0, 000 signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Dengan mengetahui nilai t Hitung masing-masing variabel bebas seperti yang terlihat pada hasil SPSS dan tTabel . Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan pada masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut: 1. Variabel Kualitas Pelayanan (X1): 1,057 < 1,989, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Kaulitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen meskipun koefisien regresi variabel kualitas pelayanan mempunyai kecenderungan positif yang mempunyai arti bahwa jika persepsi terhadap kualitas pelayanan semakin baik, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan lokasi Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru yang berada dalam naungan TB. Gramedia sehingga secara umum reputasi kualitas pelayanannya baik di mata konsumen.
134
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
2. Variabel Harga (X2): 2,996 > 1,989, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Koefisien regresi variabel Harga bernilai positif mempunyai arti bahwa jika persepsi terhadap Harga semakin baik, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Pengaruh ini disebabkan lokasi Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru yang berada dalam naungan TB.Gramedia sehingga secara umum persepsi konsumen terhadap harga produk yang dijual juga harga yang standar untuk kualitas produk yang terjamin baik. 3. Variabel Promosi (X2): 10,711 > 1,989, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Promosi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Koefisien regresi variabel Promosi bernilai positif mempunyai arti bahwa jika persepsi terhadap Promosi semakin baik, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Dari hasil persamaan regresi linear berganda di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Harga dan Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen yang ada pada Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru, sedangkan kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama ( Uji F ) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( X1, X2, dan X3 ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Dari Tabel 4 hasil pengolahan data SPSS diatas dapat diketahui besarnya hasil Fhitung sebesar 102,399 dan Ftabel dapat dihitung dengan taraf signifikan 95% dan tingkat kesalahan 5% adalah Ftabel = df1 (Jumlah variabel – 1) dan df 2 (n-k-1) = ( 4-1 ) dan ( 883-1 ) = 3 dan 84 = 2,713 Dengan membandingkan hasil antara Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 102,399 dan Ftabel sebesar 2,713, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang Artinya Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen. Analisis Korelasi berganda (R) Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y) secara serentak. Dari Tabel 4 hasil pengolahan data SPSS dapat diketahui besarnya hasil analisis korelasi ganda (R) sebesar 0,886. Nilai analisis korelasi ganda tersebut berada diantara 0,80 – 1,000, maka dapat disimpulkan bahwa 135
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
terjadi hubungan yang sangat kuat dan positif antara Kualitas Pelayanan, Harga dan promosi terhadap Kepuasan Konsumen. Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (X1,X2, dan X3 ) terhadap variabel terikat (Y). Dari Tabel 4 hasil pengolahan data SPSS dapat diketahui besarnya hasil analisis determinasi (R2) sebesar 0,778 atau 77,80%. Artinya sumbangan variasi variabel bebas Kualitas Pelayanan, Harga dan Promosi terhadap variasi variabel Kepuasan Konsumen sebesar 78,50% sedangkan sisanya sebesar 22,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti produk, lokasi, distribusi dan lain sebagainya.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Harga dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh ini disebabkan lokasi Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru yang berada dalam naungan TB.Gramedia sehingga secara umum persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang standar, harga produk yang dijual yang standar dibanding tempat lain, dan promosi yang dilakukan oleh TB Gramedia bukan oleh counter.
2.
Dari hasil persamaan regresi linear berganda, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan, harga dan promosi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data menunjukan nilai koefisien ketiga variabel bebas bernilai positif.
3.
Analisis korelasi ganda menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel bebas yaitu kualitas pelayanan, harga, dan promosi terhadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen. Pengaruh ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan, harga, dan promosi yang diberikan oleh perusahaan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kepuasan konsumen itu sendiri.
4.
Analisis determinasi menunjukkan bahwa kualitas pelayanan, harga, dan promosi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepuasan konsumen, hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data menunjukan persentase sebesar 78,50% sedangkan sisanya sebesar 21,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti produk, lokasi, distribusi dan lain sebagainya. Pengaruh ini sudah dapat menunjukkan bahwa kualitas pelayanan, harga, dan 136
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
promosi merupakan hal yang harus terus ditingkatkan kepuasan konsumen juga semakin meningkat.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka diberikan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan Kepuasan Konsumen Counter Maharupa Gatra Mal Pekanbaru. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan sebaiknya mempertahankan kinerja yang baik yang telah dilaksanakan selama ini, karena dari hasil persamaan regresi linear berganda sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu kualitas pelayanan, harga dan promosi di peroleh nilai yang positif yang hal ini membuktikan bahwa ketiga variabel ini memberikan pengaruh positif bagi kemajuan perusahaan terutama dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
2.
Harga yang ditawarkan oleh Counter Maharupa Gatra Mall Pekanbaru sebaiknya lebih bersaing, dibanding perusahaan yang sejenis sehingga dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak. Perbaikan dalam hal ini dapat dilakukan dengan memberikan beberapa kemudahan lain bagi konsumen seperti potongan harga khusus bagi konsumen yang dianggap potensial dengan memberikan member khusus, selanjutnya dapat juga dilakukan dengan memberikan bonus khusus untuk konsumen yang membeli yang sehingga harga yang mahal tidak mempengaruhi pembelian mereka yang hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama pada suplier yang ada.
3.
Perusahaan sebaiknya melakukan promosi lebih sering tidak hanya pada akhir tahun saja tetapi lebih memanfaatkan moment-moment tertentu seperti tahun ajaran baru, puasa dan lebaran, tahun ajaran mahasiswa, natal dan tahun baru, hal ini dikarenakan lokasinya yang berada dalam TB. Gramedia. Promosi yang sering artinya adanya suatu inovasi dalam berpromosi yang dapat dilakukan tidak hanya pada moment tertentu saja tetapi dapat dilakukan setiap saat misalnya membuat ivent-ivent yang berkaitan dengan produk yang dijual seperti lomba gitar klasik, selanjutnya dapat juga dilakukan dengan melakukan kerjanya pada perusahaan yang berkaitan seperti pemberian voucher diskon, melakukan pameran pada ivent-ivent tertentu dan lain sebagainya.
4.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar melihat pengaruh faktor lain seperti produk, lokasi, distribusi dan sebagainya yang mempengararuhi kepuasan konsumen, mengingat variabel kualitas pelayanan, harga dan promosi sudah memiliki pengaruh yang terhadap kepuasan konsumen.
137
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 116-139 (Agustus 2013)
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung. Assauri, 2007, Manajemen Pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta. Barata, Atep Adya, 2006, Dasar-Dasar Pelayanan Prima: Cetakan Ke II, Elex Media Komputindo, Jakarta. Daryanto, 2011, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Satu Nusa, Bandung. Gea, Atosӧkhi Antonius dan Wulandari, Panca Yuni, 2005, Relasi dengan Dunia (Alam, Iptek dan Kerja), Elex Media Komputindo. Jakarta. Herujito, Yayat M. 2006, Dasar-Dasar Manajemen: Cetakan III, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Iswardono, Sardjono, 2002, Manajemen Akuntansi dan Keuangan, BEFE UGM, Yogyakarta. Kotler, Philip 2003, Marketing Management: Analisis Planing Implementation And Control, Prentice Hall,Upper Sanddle River. Kotler, Philip and Gary Amstrong, 2005, Prinsiples of Marketing 11th edition, Prentice Hall, New York. Laksana, Fajar, 2008, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, Graha Ilmu, Yogyakarta. Lupiyoadi, Rambat, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, PT Salemba Empat, Jakarta. Notoadmojo, Soekidjo, 2002, Metodologi Penelitian, PT.Rineka Cipta, Jakarta. Nurbiyati, Titik dan Machfoedz, Mahmud, 2005, Manajemen Pemasaran Konteporer, Alfabeta, Bandung. Priyatno, Duwi, 2010, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS: Cetakan I, Media Kom, Yogyakarta. Rangkuti, Freddy, 2006, Measuring Customer Satisfaction, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ratmiko dan Winarsih, Atik Septi, 2008, Manajemen Pelayanan: Cetakan V, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Riduwan, 2009, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Alfabeta, Bandung. Sher, Brian, 2008, Why They Don’t Want u to Get Rich Too (Rahasia menjadi Kaya yang disembunyikan para jutawan), Anies Lastiawati, Hikmah, Jakarta. 138
Rianto Zalukhu, Raden Rudi Alhempi, Armis
Siswanto, 2007, Pengantar Manajemen: Cetakan III, Bumi Aksara, Jakarta. Supranto, Johanes, 2008, Statistik Teori dan Amplikasi Ed.7 Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Suryani,Tatik, 2008, Perilaku Konsumen: Implikasi pada strategi pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta. Swasta, Basu dan Irawan, 2008, Manajemen Pemasaran Modren, Liberta, Yogyakarta. Tika, Moh.Pabundu, 2006, Metodologi Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2005, Service, Quality & Satisfaction, Edisi 2, Andy Offset, Yogyakarta. Yet, Sian, 2011, Star Marketing: For Everyone’s Business, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
139
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
STRATEGI PEMASARAN PRODUK CAT WANDA PADA CV WARNA PELANGI JAYA DI PEKANBARU Armedi Siahaan Alumni STIE Persada Bunda Pekanbaru H. Haznil Zainal STIE Persada Bunda Pekanbaru Rahmi Zainal STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract Selling product of Wanda paint in CV WARNA PELANGI JAYA every months was decreasing and do not achieve a target yet that company needed. The decreasing of realization in selling from target was an important problems that must be done by the company to development in the future. Furthermore, the writer was implemented the research with formulation of the problem as follows: how the marketing strategy of WANDA paints in CV WARNA PELANGI JAYA PEKANBARU. The methodology was descriptive quantitative analysis. It was the way to collect the data or facts, managing and analyzing, conclusion, and make a decision that related with the problem. Scale of measuring which used by the writer to clarify the variable that was measured in order to do not occur a mistakes in determine analysis of data and the steps of research was interval scale (scale that showed the distance between one data and others and had a same weight) that refer to scale of attitude with using Scale of Likert method. Then, the data and information related to SWOT analysis; analysis to compare fourth elements that had to know which strategy was more effective and efficient to apply in the company. The result of this research was showed CV WARNA PELANGI JAYA PEKANBARU had strength of total score was 2.238 and weaknesses of total score was 0.875 so that for x was 1.363. It means that strength factor bigger than weaknesses. The result of external analysis was showed that total score of chance was 1.612 and total score of threat was 1.739. So, for y was -0.127, it means factor of chance smaller than factor of threat. That was showed in diagram of SWOT analysis existed in three quadrants so marketing strategy which suitable was turn around strategy. It was to minimize the internal problems in company in order to achieve a better chance in global. Keywords: marketing strategy, SWOT, Pekanbaru 140
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
PENDAHULUAN Pada dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat, sehingga berbagai jenis barang yang dibutuhkan konsumen dapat dengan mudah didapatkan. Dengan adanya berbagai ragam produk tersebut manyebabkan konsumen harus berfikir kritis terhadap menentukan pilihan produknya, sehingga produsen berusaha bersaing untuk merebut minat konsumen dan pangsa pasar dengan cara yang lebih agresif dalam melakukan strategi pemasaran. Dalam melakukan pemasaran perusahaan dituntut untuk memiliki keahlian untuk mempengaruhi orang lain. Kegiatan pemasaran tentunya sangat membutuhkan suatu strategi. Strategi ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan. Sehubungan dengan meningkatnya permintaan atas cat mobil, maka dilakukan berbagai kebijakan pemasaran untuk mendorong perkembangan permintaan pasar agar tercapainya keuntungan yang diharapkan secara maksimal. Hal ini penting, melihat keberhasilan kebijaksanaan dalam pemasaran ditentukan oleh tepat atau tidaknya penentuan strategi “maketing mix”. Dalam konteks pemasaran hasil-hasilnya, para pegawai CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru telah melakukan berbagai terobosan dalam bidang pemasaran diantaranya menetapkan harga sesuai dengan pesaing. Terjadinya penurunan realisasi penjualan dari target rencana merupakan permasalahan penting yang harus dipecahkan oleh perusahaan demi kelangsungan dan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang dalam pemasaran produk cat wanda. Produk andalan cat mobil dari perusahaan ini adalah Wanda, oleh sebab itu penulis lebih menekankan pembahasan pada produk ini saja. Maka berdasarkan gambaran permasalahan yang dihadapi perusahaan, ditarik penelitian dengan mengambil judul “Strategi Pemasaran Produk Cat Wanda pada CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru”
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang (Assauri, 2007: 12). Pemasaran menurut Kotler adalah suatu proses sosial dan manajerial didalamnya, individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan dan menawarkan produk yang bernilai satu sama lain (Arif Rahman, 2010: 3). Jadi, pemasaran adalah kegiatan usaha untuk merencanakan barang, jasa, promosi dan distribusi serta kegiatan yang saling 141
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
bergantungan, sehingga konsumen mendapatkan kebutuhan dan keinginan serta kepuasan. Filosofi pemasaran mengalami evolusi dari orientasi internal menuju orientasi eksternal. Setiap konsep memiliki keunikan dan konteks aplikasinya masingmasing, yaitu: 1. Konsep produksi (production concept) berkeyakinan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. 2. Konsep produk (product concept) berpandangan bahwa akan menyukai produk-produk yang memberikan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. 3. Konsep penjualan (selling concept) berkeyakinan bahwa konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak. 4. Konsep pemasaran (marketing concept) berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pesaing. 5. Konsep pemasaran sosial (societal marketing conceps) berkeyakinan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Untuk melakukan pemasaran, sebuah perusahaan menggunakan berbagai variabel dan strategi. Bauran pemasaran (Marketing mix) merupakan variabelvariabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan para konsumen. Hal ini disebabkan Bauran pemasaran tekanan utamanya adalah pasar. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Sofyan, 2007: 198). Komponen-komponen pokok Bauran pemasaran yang dapat perusahaan gabungkan terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan 4P (Istijanto, 2007: 27) adalah: 1. Produk (Product) yaitu barang atau layanan yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau masalahnya. 2. Harga (Price) yaitu pengorbanan yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan suatu produk.
142
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
3. 4.
Tempat (Place) yaitu lokasi dimana konsumen bisa mendapatkan produk toko,agen dll. Promosi (Promotion) yaitu komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan konsumen.
Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Jadi dijelaskan bahwa dari keempat variabel tersebut yang mana kegiatankegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan tugasnya dengan seefektif mungkin. Produk (product) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar, untuk diperhatikan, dibeli, atau dikonsumsi (Soekarwati, 2003: 74 ). Dalam pengertian produk tersebut termasuk objek-objek fisik juga tempat organisasi. Sedangkan, menurut Kotler, (2007: 54), produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Menurut Saladin, (2006:12) produk dibagi 5 tingkatan, antara lain: a. Manfaat inti (Core enefit) yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh konsumen. Kebutuhan konsumen adalah manfaat. b. Manfaat Dasar Tambahan (Basic product) Artinya pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah fungsional. c. Harapan produk (Exprected product) Artinya serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki atribut produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan. d. Kelebihan yang Dimiliki Produk (Augmented product) Artinya salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan pesaing. Kebuthan konsumen adalah kepuasan. e. Poetensi Masa Depan Produk (Potecial product) Artinya bagaiman harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen. Harga ( price) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa (Saladin, 2006: 95). Metode penetapan harga adalah sebagai berikut (Swasta, 2004: 265): a. Penetapan harga mark-up, penetapan harga jual setelah menambahkan harga beli dengan jumlah persentase keuntungan tertentu.
143
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
b. Penetapan harga Break Even, untuk mengetahui bagaimana satuan produk itu dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut atau titik dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak menderita kerugian. c. Pentapan Harga Rate of Retur, kebijakan penetapan harga untuk mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate of return on investiment). d. Penetapan harga biaya variabel, penetapan harga variabel didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. e. Metode penetapan harga beban puncak (Peak Load Pricing), Peak Load Pricing dapat dipakai bilamana jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas dan permintaan pembeli cenderung berubah kemudian hari. Terdapat enam (6) tujuan melalui penerapan harga, yakni (Rahman, 2010: 92): a. Kelangsungan Hidup, bagaimanapun juga sebuah perusahaan ingin survive. Untuk menjaga agar usaha tetap bertahan, tidak jarang keputusan menurunkan harga menjadi salah satu pilihan, laba tidak lagi penting selama semua biaya dapat ditutupi. b. Laba Sekarang Maksimal, orientasi perusahaan pada memaksimalkan laba sekarang. c. Pendapatan Sekarang Maksimal yaitu memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. d. Pertumbuhan Penjualan Maksimal yaitu memaksimalkan unit penjualan, dengan pemikiran bahwa volume penjualan yang tinggi akan menghasilkan biaya per unit rendah dan laba jangka penjang yang lebih tinggi. e. Skimming Pasar Maksimalyaitu perusahaan menetapkan harga yang tinggi, dengan memperkirakan harga yang ditetapkan tersebut akan memberikan keuntungan komaratif dari produk barunya dari pengganti yang tersedia. f. Kepemimpinan Mutu Produk yaitu mengarahkan perusahaan untuk menjadi pemimpin kualitas di pasaran. Promosi (promotion) Promosi adalah memperkenalkan barang yang diproduksikan dan membujuk para konsumen membeli barang tersebut (Marnis, 2007: 158). Ada 5 kiat promosi yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain: 1.
Penjualan pribadi (personal selling)
144
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
Yaitu suatu bentuk interaksi langsung dengan calon pembeli atai lebih untuk melakukan persentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 2.
Promosi penjualan (sales promotion) Yaitu insentif jangka panjang dalam aktivitas promosi untuk merangsang pembelian suatu produk dengan cara yang bervariasi, seperti pameran dagang, insentif penjualan, kupon dan sebagainya.
3.
Periklanan (advertising) Yaitu bentuk presentasi nonpersonal atau missal dan promosi ide,barang, dan jasa dalam media masa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
4.
Publisittas (publicity) Yaitu ruang editorial yang terdapat di semua media yang dibaca, dilihat atau didengar untuk membantu mencapai tujuan penjualan, hanya saja publisitas ini tidak memerlukan biaya sponsor.
5.
Pemasaran langsung (direct marketing) Yaitu bentuk promosi dengan menggunakan surat, telepon, facsimile, email, dan alat penghubung nopersonal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Distribusi (place) Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan seperti jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan. Ada beberapa alternatif distribusi yang bisa digunakan atas dasar kepada jenis barang dan segmen pasarnya (Kotler, 2004: 181): 1. Saluran distribusi untuk barang konsumsi 2. Saluran distribusi untuk barang industri Strategi Pemasaran Strategi pemasaran itu sendiri menurut K. Marrus adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai (Umar, 2003: 31). Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. 145
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
Tujuan utama kegiatan pemasaran ialah mempengaruhi pembelian barang atau jasa pada saat mereka membutuhkannya. Untuk kegiatan pemasaran itu, diperlukan adanya strategi atau cara tertentu dalam memasarkan produk-produk dan biasanya dikenal sebagai strategi pemasaran. Kebijaksanaan pemasaran meliputi (Sofyan, 2007: 199): a. Penentuan line produk atau pun jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen (strategi pasar) b. Menetapkan kebijaksanaan penyediaan produk untuk memudahkan konsumen membeli setiap saat membutuhkannya (strategi distribusi) c. Menetapkan kebijaksanaan harga dari produk atau jasa yang akan dipasarkan(stategi harga) d. Menetapkan kebijaksanaan promosi pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan(strategi promosi) Analisis SWOT Analisis swot adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streghts) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman (threats), (Rangkuty, 2004:18-19). Analisis SWOT bertujuan untuk menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan kondisi perusahaan dan diharapkan tujuan tersebut lebih mudah dicapai. Perumusan strategi yang baik dapat dilakukan melalui konsep SWOT dan mempergunakan matrik SWOT. Dapat dikembangkan beberapa alternatif strategi sebagai berikut: 1.
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2.
Strategi ST Dalam strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3.
Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.
Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat definitive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
146
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
Tabel 1. Matrik SWOT Kriteria Opportunitinies (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Threats(T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strenght(S) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Weaknessses(W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari dari ancaman
Sumber: Freddy Rangkuti, 2008
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga faktor produk, harga, promosi dan distribusi mempengaruhi pemasaran produk cat wanda.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Objek Penelitian Untuk memenuhi kebutuhan data, maka data akan diperoleh dengan melakukan penelitian pada CV Warna Pelangi Jaya yang berlokasi di Jalan Imam Munandar Pekanbaru. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen atau pembeli cat Wanda pada CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru. Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel dari penelitian adalah: 1. Variabel dependen adalah pemasaran merupakan suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang
147
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
diarahkan pada usaha oemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. 2. Variabel penelitian Independen adalah komponen bauran pemasaran yang terdiri dari: Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Interview wawancara langsung dengan pimpinan atau staff yang berwenang dalam memberikan informasi tentang keadaan perusahaan b. Angket (Kuisioner) yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada pelanggan c. Dokumentasi merupakan pengambilan data dan informasi yang terdapat pada perusahaan Metode Analisa Data Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu cara menganalisa data dengan cara mengumpulkan data atau fakta, mengelola, dan menganalisa, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang berhubungan dengan masalah tersebut. Alat analisis yang akan digunakan adalah analisa SWOT dengan analisis IFAS dan EFAS. Analisis IFAS dan EFAS Dalam penelitian ini ditetapkan unit analisa berdasarkan pendekatan yaitu pada CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru, yang merupakan pengambil keputusan (decision making), begitu juga yang akan melaksanakan dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang diambil serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Berdasarkan unit analisa yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya dicari faktor-faktor internal yang mempengaruhi unit analisa tersebut. Faktor internal meliputi data aturan pokok (peraturan ketentuan yang berlaku). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), kemudian ditabulasikan kedalam matrik IFAS dan matrik EFAS. Dengan langkah sebagai berikut: 1.
Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara penentuannya: 148
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
a.
Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)
b.
Beri bobot masing- masing faktor dalam kolom 2,mulai 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 5 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 5, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Misalnya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 5.
d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 5,0 (outstanding) untuk jumlah A,4,0 untuk jumkah B,3,0 untuk jumlah C,2,0 untuk jumlah D, sampai dengan 1,0 (poor) untuk jumlah E.
e.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Tabel 2. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Faktor-Faktor Strategi Eksternal Peluang: 1. 2. Ancaman 1. 2. Total
Bobot Rating
Bobot x Rating
1,00
Sumber: Rangkuty,2008
2.
Faktor Strategi Internal (IFAS)
Setelah faktor-faktor strategis internal perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk 149
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Tahapnya adalah: a.
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b.
Bobot dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting) pada setiap faktor, semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00
c.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 5 sampai dengan1, berdasarkan pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan 5 (sangat baik) membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 5.
d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 40. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 5,0 sampai dengan 1,0.
e.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Skor total nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Internal
Faktor-Faktor Strategi Internal Kekuatan: 1. 2. Kelemahan: 1. 2. Total
Bobot Peringkat Nilai yang dibobot
1,00
Sumber: Rangkuty, 2008
150
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
Analisis SWOT Analisis SWOT, diperlukan dalam pengolahan data ini karena dari potensi dapat diidentifikasikan beberapa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Hasilnya diperoleh seperti terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 1. Tabel 4. Matrik Analisis SWOT Faktor internal Kekuatan (S) 1. ……………… 2. ……………… Faktor eksternal 3. ………………
Kelemahan (W) 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Peluang (O) 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Strategi SO 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Strategi WO 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Ancaman (T) 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Strategi ST 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
Strategi WT 1. ……………… 2. ……………… 3. ………………
S Kuadran III
Kuadran I
Strategi Turn Around
Strategi Agresif
O
T Kuadran IV
Kuadran II
Strategi Defensif
Strategi Diversifikasi
W Gambar 1. Diagram SWOT Keterangan: Kuadaran I
151
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Orcented Strategy).
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan tersebut, menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Produk Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan produk tidak hanya dilihat dari bentuk fisik tetapi juga mencakup harga, promosi dan penyaluran yang semuanya diharapkan oleh konsumen dapat memenuhi keinginannya. 1. Kualitas Produk Dengan jumlah responden sebanyak 50 orang, berikut adalah tanggapan responden atas produk cat wanda. Sebanyak 60% responsden menyatakan setuju bahwa cat Wanda mempunyai kualitas produk yang baik dengan kemasan yang menarik (44%) dan daya tahan cat yang lama (60%). Tetapi responden kurang setuju dengan tingkat kekentalan cat (46%), dan tidak setuju dengan tingkat pengeringan cat Wanda (46%). Tabel 5. Tanggapan Responden tentang Produk Cat Wanda No. 1 2 3 4 5
Pernyataan Kualitas produk Kemasan Yang Menarik Daya Tahan Cat Kekentalan Cat Tingkat Pengeringan Dari Cat Wanda
SS S CS KS TS 12 30 8 0 0 18 22 10 0 0 10 30 8 1 1 2 2 8 23 15 1 2 7 18 22
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), CS (cukup setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju) Sumber: Sumber: Data Olahan Penelitian, 2012
152
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
2. Analisis Harga Menetapkan harga yang tepat merupakan suatu hal yang perlu dilakukan dengan sangat teliti dan jangan sampai salah sasaran harga sehingga membuat produk tidak laku dijual. Berikut beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran dari segi harga. Responden setuju bahwa harga cat Wanda sudah ekonomis (52%) tetapi mereka juga setuju bahwa pesaing yang sering memberikan potongan harga (56%). Responden setuju bahwa harga pesaing lebih tinggi (50%) sedangkan harga cat Wanda relatif lebih stabil (40%) dan responden cukup setuju bahwa harganya bersaing dengan produk yang sejenis (42%). Tabel 6. Tanggapan Responden tentang Harga Cat Wanda No. Pernyataan 1 Harga Lebih Ekonomis 2 Produk pesaing yang sering memberikan pemotongan harga. 3 Harga Pesaing Lebih Tinggi 4 Harga produk cat wanda yang lebih stabil dibandingkan merek cat yang sejenis. 5 Harga Bersaing Dengan Barang sejenis
SS S CS KS TS 2 26 16 4 2 18 28 4 0 0 15 25 8 10 16 20
1 4
1 0
7
0
4
18 21
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), CS (cukup setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju) Sumber: Sumber: Data Olahan Penelitian, 2012
3. Analisis Promosi Suatu produk, betapapun bermanfaatnya dan bergunanya akan tetapi tidak dikenal konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui kegunaannya dan mungkin tidak akan dibeli oleh konsumen. Dari kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan diketahui bahwa responden kurang setuju dengan promosi bahwa produk cat Wanda adalah produk yang menarik (54%) dan kurang setuju dengan iklan produk (72%). Responden lebih setuju dengan program pemberian diskon tambahan (50%) dan menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa produk pesaing lebih dikenal (98) dan promosi yang dilakukan pesaing lebih bagus (96%). Tabel 7. Tanggapan Responden tentang Promosi Cat Wanda No. 1 2 3 4 153
Pernyataan SS S CS KS TS Program Produk Cat Wanda yang Menarik 0 4 9 27 10 Pemberian Diskon Tambahan 21 25 2 1 1 Iklan Produk 0 0 4 36 10 Promosi yang Dilakukan Cat Pesaing Lebih 29 19 2 0 0
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
5
Bagus Produk merek pesaing lebih dikenal masyarakat
24 25
1
0
0
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), CS (cukup setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju) Sumber: Sumber: Data Olahan Penelitian, 2012
4. Analisis Distribusi (Penyaluran) Secara garis besar dapat dikatakan bahwa pendistribusian diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Responden menyatakan bahwa mereka sangat setuju dengan lokasi penjualan yang strategis (58%) dengan pelayanan yang memuaskan (40%). Karena pengiriman barang sering tidak tepat waktu (60%) maka penjualan cat Wanda menjadi terbatas (60%). Dari analisis variabel-variabel tersebut dibutuh suatu strategi yang baik agar kekuatan yang dimiliki perusahaan bisa dipertahankan dan kelemahan dapat diminimalisir sehingga perusahaan bisa bertahan untuk menghadapi persaingan yang akan muncul. Tabel 8.
Tanggapan Responden tentang Distribusi Cat Wanda
No. Pernyataan 1 Lokasi Penjualan Sangat Strategis 2 Pelayanan yang Memuaskan dapat Meningkatkan Penjualan 3 Pengiriman barang pesanan cat wanda tepat waktu 4 Pertumbuhan bengkel-bengkel dapat menambah target penjualan. 5 Terbatasnya Penjualan cat Wanda
SS S CS KS TS 29 17 4 20 12 10 5 3 1
4
11 30
4
22 19
9
-
-
30 16
2
1
1
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), CS (cukup setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju) Sumber: Sumber: Data Olahan Penelitian, 2012
Strategi Pemasaran Cat Wanda Pada CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru Dengan memformulasikan strategi pemasaran yang dimaksud, diperlukan analisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor kekuatan yang sangat mempengaruhi dalam penentuan strategi cat wanda ini dapat dilihat sebagai berikut:
154
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
A. Kekuatan 1. Kualitas produk Karena produk cat wanda memiliki kualitas bagus dan banyak responden menggunakan produk ini. 2. Kemasan yang Menarik Dilihat dari kemasan, cat wanda mempunyai kemasan yang sangat menarik perhatian konsumen. 3. Daya Tahan Cat Dari jawaban responden mengatakan bahwa daya tahan cat wanda sangat bagus. 4. Harga Yang Lebih Ekonomis Dalam hal ini pelanggan masih memilih cat wanda karena harganya yang ekonomis. 5. Pelayanan Dalam hal ini melanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru. B. Kelemahan Sedangkan dari segi kelemahan yang didapat berdasarkan jawaban responden meliputi: 1. Kekentalan Cat Cat wanda masih kurang kental dibanding dengan cat merek pesaing yang sejenis. 2. Pengeringan Cat Dalam hal ini cat wanda lama keringnya dibandingkan merek cat lain yang sejenis. 3. Program yang diberikan kurang menarik Dalam hal ini program yang diberikan cat wanda kurang menarik bagi konsumen. 4. Iklan Dalam hal ini iklan produk cat wanda sangat jarang sehingga masyarakat banyak yang tidak mengetahui tentang produk cat wanda. 5. Pemasaran terbatas Dalam aspek ini sangat terbatasnya penjualan cat wanda membuat konsumen tidak mau membeli. Adapun faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang didapat sebagai berikut: A. Peluang 1. Harga pesaing lebih tinggi Dengan harga pesaing yang lebih tinggi maka masih adanya peluang dari cat wanda untuk dapat bersaing dipasaran.
155
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
2. Kestabilan harga Dalam aspek ini produk pesaing harganya sering berubah-ubah sehingga harga tidak stabil hal ini dapat mengecewakan konsumen dan bisa konsumen berpaling tehadap produk lain sedangkan harga cat wanda stabil. 3. Harga bersaing Karena produk pesaing harganya lebih tinggi dibanding cat merek pesaing. 4. Lokasi yang strategis Dalam hal ini tempat menjadi satu alasan konsumen memilih membeli barang ditempat yang lebih mudah dijangkau dan disini CV Warna Pelangi Jaya terletak dilokasi yang cukup strategis. 5. Meningkatnya pertumbuhan bengkel-bengkel Dengan bertambahnya pertumbuhan bengkel di Pekanbaru bisa menambah target penjualan dan melancarkan pendistribusian secara luas sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan cat wanda.
B. Ancaman 1. Adanya potongan harga merek pesaing Dalam hal ini merek pesaing sering memberikan program potongan harga yang membuat pelanggan atau responden. 2. Pemberian diskon tamabahan oleh pesaing Dalam hal ini produk merek pesaing sering memberikan diskon produknya terhadap konsumen sehingga konsumen lebih tertarik terhadap produk pesaing. 3. Promosi pesaing lebih bagus Dalam hal ini promosi yang diberikan pesaing lebih memikat hati konsumen. 4. Produk pesaing dikenal masyarakat Produk pesaing lebih dikenal masyarakat. 5. Pengiriman pesanan tidak tepat waktu Banyak responden yang merasa tidak puas karena pengiriman pesanan cat wanda tidak tepat waktu. Faktor Strategi Internal (IFAS) A. Elemen Kekuatan Berdasarkan 5 (lima) faktor yang terdapat pada elemen kekuatan, kualitas produk yang bagus (skor total 0,415), kemasan menarik (total skor 0,423) dan pelayanan (total skor 0,648) memiliki peranan yang sangat besar dalam pengembangan pemasaran produk cat wanda pada CV Warna Pelangi Jaya
156
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
Pekanbaru. Ketiga faktor ini yaitu kualitas produk, kemasan menarik, dan pelayanan dengan rating empat dan lima, merupakan faktor mutlak yang telah dimiliki atau sangat penting. Yang lain seperti, daya tahan dan harga ekonomis merupakan faktor pendukung yang perlu diperhatikan dan dipertahankan sehingga bisa membantu dalam strategi pemasaran. Hasil perhitungan dari keseluruhan responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. B. Elemen Kelemahan Terdapat lima faktor yang dinilai menjadi kelemahan dalam pemasaran produk cat wanda, dua diantaranya yaitu pengeringan cat (skor total 0,016) dan iklan (skor total 0,032) menjadi kelemahan utama yang berarti kedua faktor ini harus mendapat perhatian yang sangat serius. Sementara tiga faktor lainnya juga menjadi kelemahan dengan skor total masing-masing, yaitu kekentalan cat (skor total 035), prpgram kurang menarik (skor total 0,036) dan terbatasnya pemasaran (skor total 0,757).
Tabel 9. Evaluasi Faktor Internal pada cat Wanda No
Faktor Strategi Internal
A. Kekuatan 1 Kualitas produk 2 Kemasan menarik 3 Daya tahan 4 Harga lebih ekonomis 5 Pelayanan Jumlah Nilai B. Kelemahan 1 Kekentalan cat 2 Pengeringan cat 3 Program yang kurang menarik 4 Iklan cat 5 Terbatasnya pemasaran Jumlah Nilai Nilai Total Sumber: Data olahan penelitian, 2012
157
Bobot
Ratin g
BxR
0.138 0.141 0.134 0.117 0.162 0.692
3 3 3 3 4
0.415 0.423 0.401 0.350 0.648 2.238
0.035 0.016 0.036 0.032 0.186 0.228 1.000
1 1 1 1 4
0.035 0.016 0.036 0.032 0.757 0.875 1.363
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
Faktor Strategi Eksternal (EFAS) A. Elemen Peluang Pada elemen peluang terdapat 5 faktor strategis yang harus direspon dalam pemasaran produk cat wanda pada CV Warna Pelangi Jaya Pekanbaru. Dua diantara lima faktor tersebut memiliki rating 5 yaitu lokasi penjualan (skor 0.544) dan pertumbuhan bengkel dapat meningkatkan permintaan terhadap cat (skor total 0,515) merupakan faktor sangat penting dalam memanfaatkan peluang. Artinya faktor yang lain merupakan faktor yang juga dapat membantu dalam memanfaatkan peluang yang ada yaitu harga pesaing lebih tinggi (skor 0,293), harga dari cat wanda selalu stabil (skor total 0,132) dan harga bersaing dengan barang sejenis memiliki total skor (0,126) sehingga CV Warna Pelangi Jaya harus memanfaatkan peluang yang ada dalam pemasaran produk tersebut. B. Elemen Ancaman Dari lima faktor eksternal, faktor yang dinilai adalah pengiriman tidak tepat waktu dengan total skor (0,0.29), dan promosi pesaing lebih bagus dengan total skor (0,549), kedua faktor ini penting untuk diperhatikan mengingat kegiatan yang dilakukan akan mempengaruhi terhadap pendapatan dan dapat membuat konsumen berpaling ke produk lain. Tabel 10. Evaluasi Faktor Eksternal pada cat Wanda No A. 1 2 3 4 5
Faktor Strategi Eksternal Peluang Harga pesaing lebih tinggi Harga dari cat Wanda selalu stabil Harga bersaing dengan barang sejenis Lokasi penjualan produk Pertumbuhan bengkel
B. 1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Ancaman Pemotongan harga dari pesaing Pemberian diskon dari pesaing Promosi pesaing lebih bagus Produk pesaing lebih dikenal Pengiriman tidak tepat waktu
Bobot
Rating
BxR
0.098 0.066 0.063 0.136 0.129 0.492
3 2 2 4 4
0.293 0.132 0.126 0.544 0.515 1.612
0.104 0.104 0.137 0.135 0.029
3 3 4 4 1
0.311 0.311 0.549 0.540 0.029 158
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
Jumlah Nilai Nilai Total
0.508 1.000
1.739 -0.127
Sumber: Data olahan penelitian, 2012
Analisis SWOT Dari hasil penelitian evaluasi faktor internal dan eksternal didapatkan kekuatan (strengths) lebih tinggi dari jumlah nilai kelemahan, dengan kekuatan sejumlah 2,238 dari hasil tanggapan responden, lalu diikuti oleh faktor kelemahan (weakneses) didapatkan hasil sejumlah 0,875. Kemudian hasil peluang (opportunities) pada penelitian ini didapatkan sejumlah nilai 1,612, sedangkan jumlah ancaman (threats) pada penelitian ini yakni sejumlah nilai 1,739. Menjelaskan bahwa evaluasi faktor internal dan eksternal dimaksudkan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memilih dan menetapkan faktor kunci keberhasilan serta perlu penilaian terhadap setiap faktor. Faktor yang telah memberikan nilai rating dan dukungan terhadap berbagai keberhasilan yang telah diraih oleh organisasi atau perusahaan, maka dianggap sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut faktor kunci keberhasilan. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut. Dari hasil analisa diketahui bahwa posisi strategis yang diambil adalah di kuadran III. Di Kuadran III ini perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung strategi turn around. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Matrik SWOT Setelah digunakan tabel evaluasi faktor internal dan eksternal pada Gambar 2 untuk mempertajam analisa, dapat digunakan diagram SWOT. Yaitu alat untuk mempertajam penganalisaan terhadap faktor evaluasi internal dan eksternal yang dianggap lebih dominan atau lebih strategis untuk dilakukan oleh perusahaan. A. Kekuatan – Peluang (SO) Kekuatan dan peluang merupakan situasi yang paling diinginkan, karena pada posisi ini perusahaan mampu mengoptimalkan peluang dengan kekuatankekutan yang dimiliki perusahaan. Dengan memiliki kualitas produk cat wanda yang mendukung dan harga yang selalu stabil, strategi meningkatkan pelayanan toko dan memaksimalkan lokasi penjualan serta memanfaatkan pertumbuhan
159
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
bengkel di Pekanbarua dapat menaikkan penjualan produk cat wanda untuk dapat bersaing dengan produk cat merek lainnya. S Kuadran III
Kuadran I
Mendukung Strategi Turn Around
1,363 O
T
-0,127
Kuadran II
Kuadran IV
W sumber: Data olahan penelitian, 2012
Keterangan: NBD = Nilai Bobot Dukungan Diketahui NBD S =2,238, W =0,875 , O =1.612 , T = 1,739 Jadi, S – W = 2,238 – 0,875 = 1,363; O – T = 1,612 – 1,739 = -0,127 Gambar 2. Diagram SWOT Posisi Kekuatan Strategi Pemasaran Cat Wanda B. Kekuatan – Ancaman (ST) Kekuatan dan ancaman pada situasi ini perusahaan akan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisir ancaman yang mungkin timbul dalam persaingan yang ketat. Seperti memperbaharui program pemotongan harga, memperbaiki strategi dalam promosi produk, mengevaluasi pelayanan dalam pengiriman barang, dan mengarahkan konsumen untuk mengenal produk. C. Kelemahan – Peluang (WO) Untuk mendapatkan strategi yang tepat, CV Warna Pelangi Jaya harus pandai menilai secara objektif apa saja yang menjadi kelemahan internal dalam memasarkan produk cat wanda. Hal ini bertujuan agar peluang yang dapat dioptimalkan dengan kelemahan yang terjadi. 160
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
D. Kelemahan – Ancaman (WT) Kelemahan dan ancaman situasi ini yang paling tidak menguntungkan bagi perusahaan, CV Warna Pelangi Jaya harus memiliki strategi yang jitu dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Karena ancaman dari pesaing akan selalu hadir dalam memanfaatkan kelemahan perusahaan. Tabel 11. Matrik SWOT Cat Wanda FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL PELUANG (O) Harga pesaing lebih tinggi Harga dari cat Wanda selalu stabil Harga bersaing dengan barang sejenis Lokasi penjualan produk Pertumbuhan bengkel
KEKUATAN (S) Kualitas produk Kemasan menarik Daya tahan Harga lebih ekonomis Pelayanan
STRATEGI SO Meningkatkan kualitas produk serta selalu menstabilkan harga Meningkatkan pelayanan toko dan memaksimalkan lokasi penjualan serta memanfaatkan pertumbuhan bengkel di Pekanbaru ANCAMAN (T) STRATEGI ST Pemotongan harga Memperbaharui dari pesaing program Pemberian diskon pemotongan harga dari pesaing Memperbaiki Promosi pesaing strategi dalam lebih bagus promosi produk Produk pesaing Mengevaluasi lebih dikenal pelayanan dalam Pengiriman tidak pengiriman barang tepat waktu Mengarahkan konsumen untuk mengenal produk Sumber: Data olahan penelitian, 2012
161
KELEMAHAN (W) Kekentalan cat Pengeringan cat Program yang kurang menarik Iklan cat Terbatasnya pemasara STRATEGI WO Memperluas area pemasaran Memperbanyak iklan produk dan harga tetap bersaing Menjaga kestabilan harga Mengevaluasi programprogram agar lebih menarik
STRATEGI WT Kurangi program yang kurang menarik Mensosialisaikan/mengenal cat yang baik dan bagus
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan analisis SWOT yang diperoleh, perusahaan harus manfaatkan kekuatan yang ada untuk mengahadapi ancaman. Kualitas produk, kemasan yang menarik, dan daya tahan cat yang bagus merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam upaya memperluas area pemasaran CV Warna Pelangi Jaya dapat membangun cabang diluar kota supaya memudahkan konsumen membeli produk cat wanda. SIMPULAN 1.
2.
3.
4.
Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan diperoleh dua strategi S-O yang dapat dilakukan yaitu menjaga kualitas produk cat wanda yang didukung dengan harga yang selalu stabil, pelayanan dan lokasi penjualan yang strategis serta pertumbuhan bengkel-bengkel di Pekanbaru yang cukup banyak harus selalu dijaga agar selalu dapat bersaing dengan merek cat pesaing. Hasil analisis SWOT yang berikutnya diperoleh dua strategi S–T yang dapat ditempuh dalam kegiatan pemasaran cat wanda. a. Memperbaharui program pemotongan harga b. Memperbaiki strategi dalam promosi produk c. Mngevaluasi pelayanan dalam pengiriman barang d. Mengarahkan konsumen untuk mengenal produk Strategi W-O yang dapat dilakukan yaitu memperluas area pemasaran, memperbanyak iklan produk, harga tetap bersaing, menjaga kestabilan harga, dan mengevaluasi program-program yang ada agar lebih menarik. Strategi W – T yang dapat dilakukan adalah kurangi program yang kurang menarik dan tingkatkan promosi.
SARAN Dari penyelesaian di atas, penulis memberikan saran kepada pengelola perusahaan: 1. Pertahankan kualitas produk. 2. Untuk meningkatkan penjualan diperlukan strategi promosi yang dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan kondisi pasar. Agar konsumen mengenal cat wanda dan membuat konsumen tertarik untuk membeli. Selain itu juga diperlukan strategi program harga, dengan mempertimbangkan mengadakan pemberian bonus, dan potongan harga yang diberikan apabila konsumen melakukan pembelian dalam jumlah tertentukan. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi konsumen untuk melakukan pembelian. 3. Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan dan terus meningkatkan pelayanan agar menjadi makin baik lagi.
162
Armedi Siahaan, H. Haznil Zainal, Rahmi Zainal
4.
Perusahaan harus peka terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal sehingga dapat merespon dengan melakukan kebijakan-kebijakan yang tepat. Dengan senantiasa melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang dicapai oleh perusahaan, diharapkan perusahaan mampu melihat setiap kelemahan dan memiliki cara yang tepat untuk meminimalisirnya.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan, 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Istijanto, 2007. 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kotler, Philip. 2004. Marketing Insights From A to Z. Jakarta: Penerbit Erlangga. __________. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi ke 12. Jakarta: Indeks. Marnis. 2007, Pengantar Bisnis. Pekanbaru: Penerbit UNRI Press. PB, Triton, 2008. Marketing Strategic, Cetakan Pertama, Tugu Publisher, Yogyakarta. Purwanto, Iwan. 2007. Manajemen Strategi. Yarma Widya, Bandung. Rahman, Arif. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small Bussiness: Cara Jitu Merontokkan Pesaing. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Trans Media Pustaka. Rangkuty, Freddy, 2002, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. __________, 2004, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. __________, 2008, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rangkuti, 2004, Teknik Agar Tetap Tumbuh Dalam Situasi Yang Bergejolak. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Saladdin, Djaslim. 2006. Manajemen Pemasaran. Bandung: Penerbit Linda Karya. Siagian, Dergibson. 2006. Metode Statistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
163
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 140-164 (Agustus 2013)
Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara. Warren J, Keegan. 2003. Manajemen Pemasaran Global. Jakarta. Website: http://blog.ub.ac.id/ndywindy/2012/04/10/marketing-mix http://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_%28bisnis29%
164
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT NILO ENGINEERING DI PANGKALAN KERINCI
Muhammad Zainalismar Alumni STIE Persada Bunda Pekanbaru Desi Susanti STIE Persada Bunda Pekanbaru Alexandria
STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract The reasearch is done to PT Nilo Enginering in Pangkalan Kerinci Pelalawan which started on November 2011 up to April 2012. Sample taken in this reasearch is a customer of the PT Nilo Enginering which randomly selected for abaut 50 people. The entire sample will be used for the accuracy of the data generated. In this research conclude that the quality of service is very influential on customer satisfaction, it is proved by the results of calculation that are R-square of 0,469 or 46,9%. This shows that the independent variable quality of service (X) affects customer satisfaction dependent variable (Y) was 46,9% and the rest influenced by other factors of 53,1%. I suggested to the company holders that the company should provide maximum service quality in giving services to customers, so that customers can feel satisfied with the work and service that is provided in hence employees should be able to meet the customers service for services that they provided. Keywords: Quality Of Service and Customer Satisfaction
PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini terutama dalam bidang teknologi, menjadikan banyaknya alat-alat eloktronika untuk kebutuhan rumah tangga yang diciptakan, Seperti televisi, kulkas, digital versatile disk (dvd), air condisioner (ac) serta banyak lagi yang lainnya. Dengan bertambahnya alat-alat elektronika tersebut maka secara otomatis akan banyak juga berdiri bengkel-bengkel jasa service untuk melakukan service terhadap
165
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
alat-alat elektronik tersebut seandainya mengalami kerusakan atau perlu dilakukan perbaikan. Bengkel-bengkel jasa service haruslah dilengkapi dengan peralatan yang memadai, ketersediaan suku cadang, serta yang paling penting adalah teknisiteknisi yang handal dan berpengalaman. Bila semua bengkel-bengkel sudah dilengkapi dengan persyaratan diatas, maka akan banyak konsumen yang datang untuk menjadi pelanggan di bengkel-bengkel tersebut. Dan bahkan apabila konsumen merasa terpuaskan, sudah tentu mereka akan loyal dan mungkin akan mempromosikannya ke konsumen yang lain. Tapi sebaliknya apabila konsumen tidak merasa puas dengan jasa service suatu bengkel, mereka pasti akan tidak kembali lagi untuk yang kedua kalinya apalagi mempromosikannya. Salah satu tindakan untuk memuaskan konsumen adalah dengan cara memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen. Kualitas pelayanan yang meliputi faktor tangibles (bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati) haruslah diterapkan oleh pihak manajemen. Dengan harapan apabila kualitas pelayanan dan kinerja sudah baik, maka konsumen atau pelanggan akan setia serta loyal untuk menjadikan jasa service tersebut sebagai kebutuhan untuk dikonsumsi. PT Nilo Enginering yang bekerja dalam bidang service dan maintenance terhadap Air Conditioner (AC) harus memiliki kualitas pelayanan dan kinerja yang bagus agar bisa memberikan service yang memuaskan kepada semua pelanggannya, agar pelanggan bisa merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Dari data yang didapatkan, ternyata masih banyak komplinan yang diterima dari pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan hasil kerja dari karyawan tersebut. berikut ini ditampilkan data komplinan konsumen terhadap kualitas pelayanan PT Nilo Enginering. Adapun komplinan yang sering di sampaikan oleh para pelanggan kepada PT Nilo Enginering adalah berupa permasalahan yang terjadi terhadap AC para pelanggan tersebut. Total dari komplinan tersebut selama tahun 2010 adalah sebanyak 250 kali dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dan totalnya adalah sebanyak 270 kali. Adapun komplinan tersebut ada yang berupa AC yang tidak dingin, AC yang banjir atau meneteskan air, AC yang bermasalah atau tidak dingin setelah dilakukan service oleh teknisi PT Nilo Enginering, atau AC yang terlalu lama diperbaiki setelah mengalami kerusakan, dan komplinan terhadap karyawan PT Nilo Enginering dalam memenuhi panggilan setelah dilaporkan AC tersebut bermasalah.
166
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Kepuasan dapat diartikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah mengkomsumsi suatu jasa dan membandingkan dengan harapannya. Pengukuran kepuasan pelanggan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pelanggan merasa puas atau tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT Nilo Enginering dibandingkan dengan tingkat kualitas pelayanan yang diharapkan, sehingga diketahui pengaruh kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan. Bagi perusahaan, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kelansungan perusahaan. Oleh karena itu kajian yang ingin mengupas lebih lanjut dalam suatu penelitian adalah tentang Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT Nilo Enginering di Pangkalan Kerinci. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada PT Nilo Enginering?” Penelitian ini dibatasi hanya kepada pelanggan yang memakai jasa PT Nilo Enginering saja. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan informasi bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Pengertian manajemen secara umum merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan seperti, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian atau pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melaluai pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya. Menurut Millet dalam Samsudin (2006: 18) mengatakan bahwa manajemen adalah proses pembimbingan dan proses pemberian fasilitas terhadap pekerjaanpekerjaan yang terorganisir dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan yang akan dikehendaki. Menurut Stooner dan Wankel dalam Siswanto (2005: 2) manajemen adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto (2005: 2), manajemen adalah sebagian yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tentukan. Dari proses manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa proses manajemen dimulai dari suatu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian serta proses
167
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
pengontrolan, dan proses tersebut semuanya akan berfokus pada tujuan akhir dari suatu organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Marnis (2009: 151) manajemen sumber daya manusia adalah orangorang yang ada dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Sumbangan yang di maksud adalah pikiran dan pekerjaan yang mereka lakukan diberbagai kegiatan dalam perusahaan. Menurut Kiggundu dalam Gomes (2003: 4) mengemukakan pengertian manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan pemamfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional. Menurut Hasibuan (2009: 10) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen sumber daya manusia menurut Samsudin (2006: 22) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia (human resources manajemen) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi. Menurut Simamora (2004: 4) manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Menurut Griffin dalam Puspopranoto (2006: 99) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan bekerja bersama dan melalui orang-orang dan sumber daya manusia lainnya. Dari pendapat para ahli ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia itu adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan, mengembangkan, memamfaatkan, memberikan motivasi atau pemberian balas jasa kepada sumber daya manusia yang bekerja secara bersama-sama melalui orang-orang dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan
168
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Pengertian Manajemen Kinerja Menurut Bacal dalam Dharma (2005: 18) mengatakan bahwa manajemen kinerja didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan lansung. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Menurut Armstrong dalam Wibowo (2007: 8) mengatakan lebih melihat manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan, standar, dan persyartan-persyaratan atrubut yang telah disepakati. Scharwartz dalam Wibowo 2007: 8) memandang manajemen kinerja sebagai gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dengan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya dari karyawan kepada manajer dan demikian pula dengan penilaian kinerja. Dengan melihat pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahawa pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja, yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan startegis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Pengertian Kinerja Menurut Simanjuntak (2005: 1) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja menurut Siagian (2002: 168) mengatakan bahwa kinerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan seorang karyawan dalam menjalankan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi kepada karyawan sesuai dengan job description nya. Menurut Veithzal (2004: 309), kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyeleksi tugas atau pekerjaan seseorang yang memiliki kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Cash dan Fischer dalam Thoyib (2005: 10) mengemukakan bahwa kinerja itu sering disebut dengan Performance dan Result yang diartikan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Sedangkan menurut Wibowo (2007: 8), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Sulistiyani (2003: 223) 169
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
menyatakan bahwa kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat di nilai dari hasil kerjanya. Mulyadi (2007: 337) juga menyatakan bahwa kinerja adalah keberhasilan personil, tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan prilaku yang diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja itu adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, dan hasil kerja. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Bumberg dan Finggile dalam Chatab (2007: 95) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi adalah motivasi (motivation), kemampuan (ability), dan kesempatan (opportunity). Mathis dan Jackson (2001: 82) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja adalah Kemampuan tenaga kerja, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan, dan hubungan tenaga kerja dengan organisasinya. Sedangkan menurut Mangkunegara (2005: 67-68), faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu faktor kemampuan karyawan dan faktor motivasi. Faktor kemampuan karyawan menurut Siswanto (2003: 236) meliputi kualitas kerja (quality of work), kuantitas kerja (quantity of work), Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job), Kerjasama (cooperation), dan pengambilan keputusan (judgement) Indikator Kinerja Menurut Bastian (2005: 280), indikator kinerja dalam suatu organisasi adalah: 1. Efisiensi yaitu hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli organisasi digunakan untuk mencapai output tersebut. 2. Efektivitas yaitu hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Ekonomis adalah hubungan pasar dan input dimana barang dan jasa yang dibeli pada kualitas yang di inginkandan pada harga terbaik yang memungkinkan.
Pengertian Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit, kata “jasa” (Service) itu mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (Personal Service) sampai jasa sebagai produk. Karena keberagamannya, jasa secara tradisional 170
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
sulit didefinisikan. Yang lebih menyulitkan lagi adalah kenyataan bahwa cara menciptakan dan mengirim jasa kepada pelangan sering sulit dipahami, karena banyak masukan dan keluaran yang tidak nyata. Kebanyakan orang tidak banyak mendifinisikan manufaktur atau pertanian, tapi mereka sangat sulit mendifinisikan jasa. Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelangan lebih cepat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut. Definisi jasa dalam strategi pemasaran harus diamati dengan baik, karena pengertiannya berbeda bengan pengertian produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan tergantung pada penilaian pelangan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh pihak produsen menurut Supranto (2001: 227). Menurut Kotler (2003: 444), pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produk jasa biasa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. Lupiyandi (2001: 5) juga mendefinisikan jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikosumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberiakan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan akan masalah yang akan di hadapi konsumen. Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Suryani (2008: 25) pelayanan itu adalah serangkaian aktivitas yang tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang disebabkan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan masalah konsumen atau pelanggan. Sutedja (2006:5) mengatakan bahwa layanan konsumen itu adalah pelayanan atau service yang dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau keuntungan yang bisa ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain. Pelayanan bersifat intangible (tak teraba) dan tidak berujung kepada kepemilikan. Menurut Rangkuti (2003), ada lima dimensi mutu jasa yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam konsep ServQual. Ke-5 demensi mutu tersebut adalah: 1. Reliability (Keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan jasa secara akurat sesuai yang dijanjikan 2. Responsiveness (Cepat tanggap) yaitu kemampuan karyawan untuk membantu konsumen menyediakan jasa dengan cepat sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. 171
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
3. Assurance (Jaminan) yaitu pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk melayani dengan rasa percaya diri. 4. Emphaty (Empati) yaitu karyawan harus memberikan perhatian secara individual kepada konsumen dan mengerti kebutuhan konsumen. 5. Tangible (Kasat mata) yaitu penampilan fisik, peralatan, personil, dan alat-alat komunikasi. Sedangkan menurut Gasper (2007: 187) mengatakan hal yang sama bahwa terdapat 5 atribut kualitas jasa yang perlu diperhatikan oleh manajemen indrustri jasa yang biasa disingkat dengan RATER yaitu: 1. Realibility Merupakan kemampuan dari pihak pemberi jasa dalam memberikan apa yang dijanjikan kepada penerima jasa (pelanggan) secara akurat. Atribut ini berkaitan dengan akurasi pelayanan yang bebas dari kesalahan. 2. Assurance Berkaitan dengan pengetahuan, kesopanan dan kemampuan pekerja (pemberi jasa) untuk membagkitkan rasa percaya dan keyakinan penerima jasa (pelanggan) atas jasa yang diterimanya. 3. Tangibles Berkaitan dengan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan dan penampilan personel pemberi jasa. 4. Empathy Berkaitan dengan perhatian dan kepedulian pemberi jasa kepada penerima jasa (pelanggan) 5. Responsiveness Berkaitan dengan tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan jasa yang prima serta membantu penerima jasa apabila menghadapi masalah yang berkaitan dengan jasa yangdiberikan oleh pemberi jasa. Menurut Irawan (2002: 57-58) pertama kali konsep dimensi pelayanan itu terdiri dari 10 dimensi dan kemudian disederhanakan menjadi 5 dimensi yaitu, tangible, reliability, responsivenes, assurance dan empathy. Mutu akan terkait dengan keuntungan. Produk yang bermutu akan memiliki perputaran yang singkat. Perputaran yang singkat akan membuat volume penjualan akan semakin besar. Margin yang diambil dari volume yang jumlahnya besar akan membuat keuntungan meningkat. Jika keuntungan meningkat maka kesejahteraan karyawan akan meningkat. Jika kesejahteraan meningkat maka mutu produk akan lebih baik lagi karena karyawan termotivasi dalam bekerja (Ma'arif dan Tanjung, 2003). Menurut Martin (2005: 9) mengatakan bahwa penilaian pelanggan terhadap tingkat pelayanan yang bermutu dinilai dari 2 dimensi, yaitu: 172
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
1. Dimensi prosedural, yaitu menerapkan sistim dan prosedur yang telah tertata guna menyampaikan produk dan atau pelayanan 2. Dimensi pribadi, yaitu bagaimana penyedia pelayanan (menggunakan sikap, prilaku, dan kemampuan lisan) berinteraksi dengan pelanggan. Pengertian Kepuasan Pelanggan Menurut Soedarmo (2006: 70) kepuasan pelanggan (costomer statisfaction) adalah suatu kondisi (puas, senang atau bangga) yang dirasakan oleh konsumen ketika menerima suatu produk atau jasa yang ditawarkan diatas rata-rata layanan sejenisnya. Menurut Kothler dalam Nasution (2004: 104) mengatakan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Oliver dalam Tjipto (2007: 196) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah penilaian bahwa fitur produk atau jasa atau produk jasa memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan. Woodruff dan Jenkins dalam Tjipto (2007: 195) mengemukankan bahwa kepuasan dikonseptualisasikan sebagai perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk. Menurut Rangkuti (2002: 40), Kepuasan pelanggan terhadap suatu jasa ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan jasa dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan terhadap jasa tersebut setelah pelanggan merasakan kinerja jasa tersebut. Sedangkan menurut Gerson (2004: 3), mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Menurut Purnomo (2003: 195) kepuasan konsumen adalah sebagai perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan. Kepuasan konsumen tercipta jika konsumen merasakan output atau hasil pekerjaan sesuai dengan harapan atau melebihi dari harapan konsumen tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah sesuainya harapan pelanggan terhadap pelayanan suatu jasa dengan kenyataannya setelah memakai jasa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Lupiyandi dalam Umar (2005: 158) dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kualitas produk atau jasa Pelanggan akan merasa puas jika hasil evaluasi mereka menyatakan bahwa produk atau jasa yang mereka komsumsi berkualitas 2. Kualitas pelayanan
173
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
3.
4.
5.
Pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapatkan pelayanan yang baik Faktor emosional Pelanggan akan merasa bangga dan mendapat keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cendrung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Harga Produk yang memiliki kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi pada pelanggan Biaya dan kemudahan mendapat produk atau jasa.
Menurut Sentana (2006: 115-116) ada beberapa komitmen yang tidak boleh diabaikan dan harus dikelola secara baik dalam perwujudan kepuasan pelanggan, yaitu Strategi perusahaan, Standar kerja, Pelatihan, Pelimpahan wewenang, Umpan balik dan tindakan korektif, dan Imbalan dan pengakuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan Menurut Athoshoki (2005) ada 4 faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan yaitu: 1. Komunikasi dari mulut ke mulut Harapan yang timbul dari hati orang akan kualitas pelayanan tertentu dapat disebabkan oleh apa yang didengar dari teman-temannya atau tetangganya. Semakin banyak orang yang menyampaikan hal yang sama, seseorang akan semakin percaya, sehingga dengan harapan tertentu ia akan menanggapi berita itu dengan berkunjung atau mengkonsumsinya. 2. Kebutuhan Pribadi Harapan seseorang juga timbul dari sfesifikasi kebutuhan pribadinya. 3. Pengalaman masa lalu Ini berkaitan dengan pengalaman masa lalu dalam hal menerima pelayanan. Perasaan kurang memuaskan dari pelayanan yang kurang berpengalaman. Dan itu menimbulkan mengurungkan niat untuk tidak menggunakannya kembali. 4. Komunikasi eksternal Ini berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh perusahaannya kepada pihak luar mengenai produk ataupun pelayanan yang mereka sediakan.
174
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan tujuan penelitian maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Diduga bahwa kualitas pelayanan PT. Nilo Enginering berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukan penelitian pada PT Nilo Enginering yang terletak di jalan Lintas Timur desa Pangkalan Kerinci Timur kabupaten Pelalawan dan waktu penelitian ini adalah 6 bulan yang di mulai pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012. Populasi dan Sampel Menurut Siswono dalam Mardalis (2009: 54) mendefinisikan populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peniliti. Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelanggan dari PT Nilo Enginering. Adapun jumlah pelanggan dari PT Nilo Enginering tersebut sebanyak 100 orang. Sedangkan sampel menurut Harinaldi (2005: 2) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau subset (himpunan bagian) dari suatu populasi yang menjadi objek penelitian. Dan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil digunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir (10%) Dengan jumlah populasi 100 orang dan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah sampel sebesar 50 orang pelanggan. Variabel dan Konsep Operasional Penelitian Adapun variabel penelitian adalah: a. Variabel tetap (Y) Kepuasan Pelanggan yaitu perasaan puas dari pelanggan yang timbul karena telah mengkomsumsi jasa dari PT Nilo Enginering. 175
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
b.
Variabel bebas (X) Kualitas pelayanan adalah service yang dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau keuntungan yang bisa ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain.
Pengukuran setiap variabel tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Indikator konsep operasional No 1
Variabel Kualitas Pelayanan
Indikator 1. Kehandalan
2. Jaminan
3. Bukti Nyata
4. Empati
5. Cepat Tanggap
2
Kepuasan Pelanggan
1. Kepuasan Keseluruhan 2. Kepuasan dibanding jasa sejenis 3. Merekomendasikan
Item Pertanyaan - Mampu - Sesuai SOP - Cekatan - Skil teknisi - Pengetahuan - Ketelitian - Peralatan lengkap - Kerja keras - Bekerja bagus - Komunikasi - Memberikan informasi - Jujur - Tepat waktu - Sesuai permintaan - Pengecekan ulang - Sesuai keinginan - Bisa dipercaya - Melakukan inovasi - Profesional - Memahami pelanggan - Service berkala - Menyarankan - Menginformasikan - Meminta
Skala Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal
Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dengan jawaban skala Likert, dimana setiap jawaban yang tersedia diberi bobot nilai. Dalam penelitian ini penulis memakai pernyataan dan bobot nilai berupa Setuju sekali (SS) dengan bobot nilai 5, Setuju (S) dengan bobot nilai 4, Netral (N) dengan bobot nilai 3, Tidak setuju (TS) dengan bobot nilai 2, dan Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot nilai 1. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti lansung dari sumbernya yang berupa kata-kata atau tindakan yang diperoleh dengan cara 176
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
2.
mendatangi langsung obyek penelitian dan data ini diperoleh dari wawancara lansung dengan responden dan menyebar kuesioner. Data sekunder yaitu dapat berupa arsip atau data dari media cetak yang berkaitan dengan penelitian ini, berupa kata-kata yakni catatan kuliah dan lainnya yang berhubungan dengan hal tersebut serta sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas.
Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan perusahaan dengan cara merumuskan, menafsirkan data yang diperoleh, menyusun dan mengklasifikasikan serta menganalisis dan menginterprestasikannya. Sedangkan metode kuantitatif adalah analisis data menggunakan sistem matematik. Dalam penelitian ini digunakan model persamaan regresi linier sederhana dengan persamaan (Hasan, 2009: 250) yaitu: Yi = a + bXi + ei Dimana Y = Kepuasan Pelanggan, X = Kualitas Pelayanan, a = Konstanta, b = Koefisien Regresi, e adalah variabel error. Uji kelayakan dilakukan dengan melihat uji t, uji F, dan R2. Hasil estimasiUji Hipotesi yang akan dilakukan adalah Uji t untuk uji partial dan uji F untuk uji bersama.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT Nilo Enginering di Pangkalan Kerinci. Dalam penelitian ini, data yang dianalisis diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden yang telah ditentukan. Karakteristik responden Dari 50 responden yang digunakan sebagai sampel berdasarkan jenis Kelamin menunjukkan 92% atau 46 orang adalah responden adalah laki-laki, berdasar usia didominasi oleh responden dengan usia diatas 41 tahun sebanyak 30 orang (60%), dengan masa kerja diatas 15 tahun mencapai 26 orang (52%). Responden dengan masa kerja dibawah dari 7 tahun sebanyak 5 orang responden, dan diantara 8 – 15 tahun sebanya 19 orang responden, serta diatas 15 tahun sebanyak 26 orang responden.
177
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
Tabel 2. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase % Jenis Kelamin Perempuan 4 8 Laki-laki 46 92 Usia Dibawah 30 th 3 6 Diantara 31 – 40 th 17 34 Diatas 41 th 30 60 Masa Kerja Dibawah 7 th 5 10 Diantara 8 – 15 th 19 38 Diatas 15 th 26 52 Sumber: Data Olahan April 2012
Deskripsi Variabel Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pelanggan pada PT Nilo Enginering. Kepuasan ini hanya bisa ditentukan oleh konsumen itu sendiri. Untuk mengetahui kepuasan konsumen, dilakukan perbandingan antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan konsumen terhadap layanan jasa yang diberikan. Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan peneliti terhadap 50 sampel yang merupakan konsumen PT Nilo Enginering. Kualitas Pelayanan (Variabel X) Kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk diberikan kepada konsumen atau pelanggan dari suatu perusahaan jasa, karena dari situlah tolak ukur kemampuan perusahaan terhadap akurasi jasa yang telah dijanjikan kepada para pelanggannya. Berikut ini di sajikan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan pada PT Nilo Enginering.
1. Kehandalan Tanggapan responden tentang kemampuan dalam mengatasi semua masalah tidak setuju, yaitu sebanyak 30 orang atau sebesar 60%, 1 orang yang menjawab setuju sekali atau sebesar 2%, 14 orang yang menjawab normal atau sebesar 28%, serta 5 orang yang menjawab sangat tidak setuju sekali atau sebesar 10%. Tanggapan responden tentang pekerjaan yang dilakukan sesuai standar operasional prosedur tidak setuju, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 58%, 16 orang menjawab normal atau sebesar 32%, serta 5 orang menjawab sangat tidak setuju sekali atau sebesar 10%. Tanggapan responden tentang cekatan dalam bekerja tidak setuju, yaitu sebanyak 32 orang atau sebesar 64%,15 orang Netral atau sebesar 30%, serta 3 orang tidak setuju sekali atau sebesar 6%. Mengacu dari tanggapan responden diatas tentang kehandalan dari karyawan PT Nilo
178
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Enginering, ini menandakan bahwa masih rendahnya kemampuan dari karyawan dalam mengatasi semua masalah yang ada serta kurang cekatan dalam bekerja. Sehingga mengakibatkan konsumen tidak merasa puas dengan kehandalan para karyawan PT Nilo Enginering tersebut. Tabel 3. Tanggapan Responden tentang kehandalan No. Pernyataan STS TS N S SS 1 kemampuan dalam mengatasi semua masalah 5 30 14 - 1 2 pekerjaan yang dilakukan sesuai standar 5 29 16 - operasional prosedur 3 cekatan dalam bekerja 3 32 15 - Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
2. Jaminan Tanggapan responden tentang teknisi sudah memiliki skill yang memadai tidak setuju, yaitu sebanyak 32 orang atau sebesar 64%, 15 orang netral atau 30 % serta sangat tidak setuju 2 orang atau 4%. dan yang menjawab setuju sekali 1 orang atau sebesar 2%. Tanggapan responden tentang teknisi memiliki pengetahuan yang cukup tidak setuju, yaitu sebanyak 35 orang atau sebesar 7 %, dan yang menjawab setuju sekali 1 orang atau sebesar 2%, netral 11 orang atau 22% serta sangat tidak setuju 3 orang atau 6%. Tanggapan responden tentang teliti dalam melakukan pekerjaan netral, yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 40%, dan yang menjawab tidak setuju 19 orang atau sebesar 38% serta 11 orang sangat tidak setuju atau 22%. Dari data diatas tanggapan responden tentang jaminan yang diberikan oleh PT Nilo Enginering kepada para konsumen tentang skil yang memadai, pengetahuan yang cukup serta ketelitian dalam bekerja masih jauh dari kepuasan para konsumen, dan ini perlu menjadi perhatian perusahaan agar bisa segera ditingkatkan, dengan cara melakukan training atau pelatihan-pelatihan agar skil, pengetahuan serta ketelitian teknisi bisa menjadi jaminan dari jasa yang diperjualkan. Tabel 4. Tanggapan Responden tentang jaminan No. Pernyataan STS 1 teknisi sudah memiliki skill yang 2 memadai 2 teknisi memiliki pengetahuan yang cukup 3 3 teliti dalam melakukan pekerjaan 11
TS 32
N 15
S -
SS 1
35 19
11 20
-
1 -
Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
179
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
3. Bukti Nyata Tanggapan responden tentang peralatan yang digunakan sudah lengkap netral, yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 48%, tidak setuju 21 orang atau 42% dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 5 orang atau sebesar 10%. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk bekerja keras tidak setuju, yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 46%, setuju sekali 2 orang atau 4%, netral 21 orang atau 42% dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 4 orang atau sebesar 8%. Tanggapan responden tentang bisa bekerja dengan bagus tidak setuju, yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 52%, netral 16 orang atau 32% dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 7 orang atau sebesar 14% serta setuju sekali 1 orang atau 2%. Menurut pengamatan, bukti nyata yang diberikan oleh PT Nilo Enginering kepada konsumen juga jauh dari harapan, baik itu kelengkapan peralatan kerja, mampu bekerja keras serta bisa bekerja dengan bagus. Ini pun perlu dirubah dengan cara melengkapi semua peratan kerja dengan yang dibutuhkan, memberikan motivasi kepada teknisi agar mampu bekerja lebih keras lagi dan lebih bagus. Tabel 5. Tanggapan Responden tentang bukti nyata No. Pernyataan STS 1 peralatan yang digunakan sudah lengkap 5 2 kemampuan untuk bekerja keras 4 3 bisa bekerja dengan bagus 7
TS 21 23 26
N 24 21 16
S -
SS 2 1
Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
4. Empati Tanggapan responden tentang menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 22 orang atau sebesar 44%, netral 20 orang atau 40%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 6 orang atau sebesar 12% serta setuju sekali 2 orang atau 4%. Tanggapan responden tentang mampu memberikan informasi kepada pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 56%, netral 21 orang atau 42%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 1 orang atau sebesar 2%. Tanggapan responden tentang jujur memberikan informasi kepada pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 27 orang atau sebesar 54%, netral 18 orang atau 36% dan yang menjawab sangat tidak setuju sekali 4 orang atau sebesar 8% serta sangat setuju 1 orang atau 2%. Dari tanggapan responden di atas tentang empati yang dimiliki karyawan PT Nilo Enginering, bisa ditarik kesimpulan bahwa konsumen tidak merasa puas, baik itu dalam hal menjaga komunikasi, memberikan informasi yang jujur kepada konsumen serta baigaimana cara memberikan informasi tersebut.
180
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Tabel 6. Tanggapan Responden tentang empati No. Pernyataan 1 menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan 2 mampu memberikan informasi kepada pelanggan 3 jujur memberikan informasi kepada pelanggan
STS 6
TS 22
N 20
S -
SS 2
1
28
21
-
-
4
27
18
-
1
Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
5. Cepat Tanggap Tanggapan responden tentang tepat waktu dalam melakukan perbaikan tidak setuju, yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 52%, netral 18 orang atau 36% dan yang menjawab sangat tidak setuju 5 orang atau sebesar 12% serta setuju sekali 1 orang atau sebesar 2%. Tanggapan responden tentang bekerja sesuai dengan keinginan pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 50%, dan yang menjawab dengan netral sebanyak 25 orang atau sebesar 50%. Tanggapan responden tentang selalu melakukan pengecekan ulang tidak setuju, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 58%, netral 13 orang atau 26% dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 orang atau sebesar 8%, sedangkan yang menjawab setuju sekali sebanyak 4 orang atau sebesar 8%. Dari tanggapan responden tentang hal cepat tanggap yang berupa ketepatan waktu dalam melakukan perbaikan, bisa memberikan apa yang diminta pelanggan serta melakukan pengecekan ulang juga tidak memuaskan para konsumen. Hal ini mungkin diakibatkan oleh respon yang lambat terhadap permasalahan yang dialami oleh pelanggan, ataupun permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi sehingga akhirnya pelanggan tidak merasa puas akan kualitas pelayanan tersebut. Tabel 7. Tanggapan Responden tentang cepat tanggap No. Pernyataan STS 1 tepat waktu dalam melakukan perbaikan 5 2 bekerja sesuai dengan keinginan pelanggan 3 selalu melakukan pengecekan ulang 4
TS 26 25
N 18 25
S -
SS 1 -
29
13
-
4
Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
Kepuasan Pelanggan (Variabel Y) Kepuasan pelanggan adalah merupakan tolak ukur dari suatu kualitas jasa yang dipasarkan kepada konsumen, apabila jasa yang dipasarkan sesuai dengan harapan pelanggan atau melebehi harapan tersebut, secara otomatis pelanggan 181
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
akan merasa terpuaskan mengkomsumsi suatu jasa. Berikut ini di sajikan tanggapan responden mengenai kepuasan pelanggan pada PT Nilo Engineering di Pangkalan kerinci. Kepuasan Keseluruhan Tanggapan responden tentang hasil kerja sesuai dengan harapan pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 58%, netral 19 orang atau 38% dan 2 orang yang menjawab dengan sangat tidak setuju atau sebesar 4%. Tanggapan responden tentang teknisi bisa dipercaya tidak setuju, yaitu sebanyak 27 orang atau sebesar 54%, netral 14 orang atau 28% dan 4 orang yang menjawab dengan sangat tidak setuju atau sebesar 8% serta 1 orang setuju sekali atau 2%. Dari data dapat dilihat bahwa tanggapan responden menjawab netral tentang melakukan inovasi sebanyak 25 orang atau sebesar 50%, tidak setuju 21 orang atau 42% dan 4 orang yang menjawab dengan sangat tidak setuju atau sebesar 8%. Tabel 8. Tanggapan Responden tentang kepuasan keseluruhan No. Pernyataan STS TS N 1 hasil kerja sesuai dengan harapan 2 29 19 pelanggan 2 teknisi bisa dipercaya 4 27 14 3 Melakukan inovasi 4 21 25
S -
SS -
-
1 -
Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
Kepuasan Dibanding Jasa Sejenis Tanggapan responden tentang bekerja secara professional tidak setuju, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 58%, netral 18 orang atau 36% dan 3 orang sangat tidak setuju atau sebesar 6%. Tanggapan responden tentang mengerti dengan keinginan pelanggan tidak setuju, yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 52%, netral 17 orang atau 34% dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju atau sebesar 8% serta setuju sekali 3 orang atau 6%. Tanggapan responden tentang selalu melakukan service berkala netral, yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 50%, dan 20 orang yang menjawab tidak setuju atau sebesar 40% serta setuju sekali 5 orang atau sebesar 10%. Tabel 9. Tanggapan Responden tentang kepuasan dibanding jasa sejenis No. Pernyataan STS TS N S SS 1 bekerja secara professional 3 29 18 2 mengerti dengan keinginan pelanggan 4 26 17 3 3 selalu melakukan service berkala 20 25 5 Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
182
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Merekomendasikan Tanggapan responden akan menyarankan kepada teman anda akan tidak setuju, yaitu sebanyak 36 orang atau sebesar 72%, netral 11 orang atau 22% dan 3 orang yang menjawab sangat tidak setuju atau sebesar 6%. Tanggapan responden akan menginformasikan kepada teman anda tidak setuju, yaitu sebanyak 30 orang atau sebesar 60%, netral 12 orang atau 24% dan 7 orang yang menjawab dengan sangat tidak setuju atau sebesar 14 % serta 1 orang setuju sekali atau sebesar 2%. Tanggapan responden akan meminta melakukan pekerjaan tambahan tidak setuju, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 58%, dan 13 orang yang menjawab dengan sangat tidak setuju atau sebesar 26 %, netral 4 orang atau 8% serta setuju sekali 4 orang atau 8%. Tabel 10. Tanggapan Responden tentang kepuasan dibanding jasa sejenis No. Pernyataan STS TS N S SS 1 akan menyarankan kepada teman anda 3 36 11 2 akan menginformasikan kepada teman anda 7 30 12 1 3 akan meminta melakukan pekerjaan 13 29 4 4 tambahan Keterangan: Setuju sekali (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS)
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi data dan ketepatan instrumen pengukur melalui butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan rtabel. Adapun hasil perhitungan terlihat pada Tabel 11. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan Kualitas Pelayanan (Variabel X) nilai r-hitung > r-tabel dan dapat dikatakan bahwa seluruh butir pertanyaan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah valid, kecuali butir pertanyaan X1.12 tidak valid karena kecil dari (<) 0.304 atau nilai signifikansi < 0,05 dan pertanyaan tersebut akan dihilangkan. Tabel 11. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel X (Kualitas Pelayanan) Uji Validitas Uji Reliabilitas Butir rrKeterangan Keterangan Pernyataan hitung tabel Cronbach’s X1.1 0,304 0,279 Valid 0,760 Reliabel
183
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12
0,363 0,414 0,482 0,474 0,617 0,596 0,565 0,554 0,629 0,307 0,241
0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
X1.13 X1.14 X1.15
0,504 0,325 0,582
0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Sumber: hasil SPSS
Dari Tabel 12 untuk pertanyaan Kepuasan Pelanggan (Variabel Y) nilai r-hitung > r-tabel dapat dikatakan bahwa seluruh butir pertanyaan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah valid, kecuali butir pertanyaan Y3 tidak valid dan pertanyaan tersebut akan dihilangkan. Tabel 12. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Y (Kepuasan Konsumen) Uji Validitas Uji Reliabilitas Butir rrKeterangan Keterangan Pernyataan hitung tabel Cronbach’s Y1 0,576 0,279 Valid 0,823 Reliabel Y2 0,734 0,279 Valid Y3 0,265 0,279 Tidak Valid Y4 0,530 0,279 Valid Y5 0,768 0,279 Valid Y6 0,642 0,279 Valid Y7 0,586 0,279 Valid Y8 0,643 0,279 Valid Y9 0,757 0,304 Valid Sumber: Data Primer Olahan, Mei 2012
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk menguji ketepatan di antara butir-butir pertanyaan dalam instrumen penelitian. Dari hasil yang didapat pada Tabel 3 tentang pertanyaan
184
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
Kualitas Pelayanan, maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan reliabel. Sehingga dari pengujian validitas dan reliabilitas disimpulkan kesemua data valid dan reliabel, karena koefisien Cronbach’s > 0,6. Dari hasil yang didapat pada Tabel 12 tentang pertanyaan kepuasan maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan reliabel. Sehingga dari pengujian validitas dan reliabilitas disimpulkan kesemua data valid dan reliabel, karena koefisien Cronbach’s > 0.6.
ANALISIS REGRESI LINEAR Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa persamaan regresinya adalah sebagai berikut Y= a + bX atau apabila dilakukan interpretasi berdasarkan tabel di atas maka nilai persamaan regresinya adalah: Y= 1,857+ 0,547X Tabel 13. Hasil estimasi Model Koefisien Konstanta 1,857 Kualitas Pelayanan 0,547 Korelasi (r) 0,685 Koefisien Determinasi (R2) 0,469 Sumber: Data Primer Olahan, Mei 2012
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, maka dapat diketahui bahwa variabel Kualitas pelayanan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan PT Nilo Engineering. Kualitas pelayanan yang tidak baik akan membuat konsumen tidak puas dengan jasa service yang diberikan dan akan tidak akan merekomendasikan perusahaan ini kepada orang lain. Dari jawaban responden juga terlihat bahwa menurut mereka, PT Nilo Engineering belum memberikan kualitas pelayanan yang baik. Mengacu dari tanggapan responden tentang kehandalan dari karyawan PT Nilo Enginering, ini menandakan bahwa masih rendahnya kemampuan dari karyawan dalam mengatasi semua masalah yang ada serta kurang cekatan dalam bekerja. Sehingga mengakibatkan konsumen tidak merasa puas dengan kehandalan para karyawan PT Nilo Enginering tersebut. Dari data tanggapan responden tentang jaminan yang diberikan oleh PT Nilo Enginering kepada para konsumen tentang skil yang memadai, pengetahuan yang cukup serta ketelitian dalam bekerja masih jauh dari kepuasan para konsumen, dan ini perlu menjadi perhatian perusahaan agar bisa segera ditingkatkan, dengan cara melakukan training atau pelatihan-pelatihan agar skil,
185
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
pengetahuan serta ketelitian teknisi bisa menjadi jaminan dari jasa yang diperjualkan. Menurut pengamatan, bukti nyata yang diberikan oleh PT Nilo Enginering kepada konsumen juga jauh dari harapan, baik itu kelengkapan peralatan kerja, mampu bekerja keras serta bisa bekerja dengan bagus. Ini pun perlu dirubah dengan cara melengkapi semua peratan kerja dengan yang dibutuhkan, memberikan motivasi kepada teknisi agar mampu bekerja lebih keras lagi dan lebih bagus. Dari tanggapan responden tentang empati yang dimiliki karyawan PT Nilo Enginering, bisa ditarik kesimpulan bahwa konsumen tidak merasa puas, baik itu dalam hal menjaga komunikasi, memberikan informasi yang jujur kepada konsumen serta baigaimana cara memberikan informasi tersebut. Dari tanggapan responden tentang hal cepat tanggap yang berupa ketepatan waktu dalam melakukan perbaikan, bisa memberikan apa yang diminta pelanggan serta melakukan pengecekan ulang juga tidak memuaskan para konsumen. Hal ini mungkin diakibatkan oleh respon yang lambat terhadap permasalahan yang dialami oleh pelanggan, ataupun permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi sehingga akhirnya pelanggan tidak merasa puas akan kualitas pelayanan tersebut. Korelasi antara variabel terikat atau variabel dependen (Y), yaitu Kepuasan Konsumen dan variabel bebas atau variabel independen (X), yaitu Kualitas Pelayanan adalah 0,685. R-square adalah 0,469 atau sebesar 46,9%. Hal ini menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan/menggambarkan perilaku data sebesar 46,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, misal pelayanan purna jual.
SIMPULAN Berdasarkan dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas pelayanan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan hal ini terbukti dengan hasil penghitungan bahwa R-square adalah 0,469 atau sebesar 46,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Kualitas Pelayanan (X) mempengaruhi variabel terikat Kepuasan Pelanggan (Y) sebesar 46,9% dan sisanya dipengaruhi faktor lain sebesar 53,1%. 2. Penelitian saat ini menunjukkan adanya pengaruh variabel independent (X), yaitu Kualitas Pelayanan terhadap variabel dependent (Y), yaitu Kepuasan Konsumen, sebesar 0,685.
186
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 165-188 (Agustus 2013)
SARAN Berdasarkan kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis merekomendasikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut. 1. Seharusnya perusahaan harus memberikan kualitas pelayanan yang maksimum dalam memberikan service kepada konsumen, seperti melakukan service secara berkala, menanyakan keluhan kepada konsumen, agar konsumen bisa merasa puas dengan hasil kerja serta pelayanan yang di berikan. 2. Hendaknya karyawan bekerja dengan penuh keahlian agar dapat memenuhi keinginan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Amirin
TM, 2011, Populasi Tatangmaguny.wordpress.com
dan
Sampel
Penelitian,
Bastian I, 2005, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. Gomes F.C, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi, Jakarta. Gerson R.I, 2004, Mengukur Kepuasan Pelanggan, PPM, Jakarta. Gasper V, 2007, Organizational Exelence, Model Strategik Menuju World Class Quality Company, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hasibuan M.S.P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Harinaldi, 2005, Prinsip-Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains, Erlangga, Jakarta. Irawan H, 2002, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Mangkunegara PA, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Martin W.B, 2005, Qulity Costomer Service, PPM, Jakarta. Mardalis, 2009, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta. Ma’arif SM dan Tanjung H, 2003, Manajemen Operasi, Grasindo, Bogor. Marnis, 2009, Pengantar Bisnis, UNRI Press, Pekanbaru. Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Nasution MN, 2004, Manajemen Jasa Terpadu, Ghalia Indah, Bogor.
187
Muhammad Zainalismar, Desi Susanti, Alexandria
Puspopranoto S, 2006, Manajemen Bisnis Konsep, Teori, dan Aplikasi, PPM, Jakarta. Purnomo H, 2003, Pengantar Teknik Indrustri, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yokyakarta Rangkuti F, 2002, Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis Kasus PLN – JP, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Samsuddin S, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung. Sentana A, 2006, Service Exellent dan Costomer Satisfaction, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Siagian S.P, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja cetakan pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta. Simamora H, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2, STIE YKPN, Yogyakarta. Simanjuntak P J, 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Siswanto S, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indrustri, PT Bumi Aksara, Jakarta. Soedarmo H, 2006, Menjadi Kaya dengan UKM Otomotif Roda Dua, Kawan Pustaka, Jakarta. Suharsini A, 2006, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), PT Rineka Cipta, Jakarta. Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia , Graha Ilmu, Yogyakarta. Sutedja W, 2006, Panduan Layanan Konsumen, Grasindo, Jakarta. Suryani, 2003, Prilaku Konsumen, Graha Ilmu Yokyakarta. Tjiptono F, 2007, Service, Quality & Satisfaction edisi 2, Andi, Yogyakarta Umar H, 2005, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wibowo, 2006, Manajemen Perubahan cetakan pertama, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
188
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN KARPET LANTAI DI TOKO SINAR BINTANG PASAR BAWAH PEKANBARU Ade Ria Kartika Alumni STIE Persada Bunda Dewi Sartika STIE Persada Bunda Pekanbaru Nurjanah STIE Persada Bunda Pekanbaru
Abstract The Marketing Strategy of Sales Floor Mats at Sinar Bintang Store Pasar Bawah Pekanbaru. Sinar Bintang Store is one of trade in Pekanbaru. Based on background of the problem the writer sets of the problem is how the marketing strategy of sales floor mats at Sinar Bintang Store Pasar Bawah Pekanbaru? Based on the problem, the purpose of the research is to know the marketing strategy of sales floor mats At Sinar Bintang Store Pasar Bawah Pekanbaru. To get information and the data is needed in this research, therefore the writer using primer data and secondary data is get through interview and questioner. While respondents were used in this research as many as 110 people, with as many as sampling 86 respondents hoping to represent of the total population. From the above the research partially known that all the independent variables (product, price, promotion, and distribution) has no effect on the variable Y (sales) in Sinar Bintang Store Pasar Bwah Pekanbaru. Keywords: Marketing Strategy, product, price, promotion, distribution,sales
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Riau saat ini sangat pesat dengan dilihat salah satunya perkembangan pusat pembelanjaan tumbuh dengan pesat, dapat kita lihat Malmal berjamur terutama di Pekanbaru. Salah satunya dapat dilihat pasar wisata “Pasar Bawah” banyak para wisatawan yang selalu berdatangan ke pasar wisata “Pasar Bawah” baik yang membeli maupun hanya sekedar melihat-lihat saja. Pasar wisata “Pasar Bawah” banyak menjual produk-produk dari berbagai mancanegara salah satunya karpet yang banyak diminati oleh para wisatawan dari dalam maupun luar kota. Produk-produk karpet ini berasal dari berbagai 189
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
mancanegara yaitu diantaranya Belgia, Persia, Turki, Cina, Malaysia, Korea, India dan Arab Saudi. Saat sekarang ini yang banyak diminati adalah karpet Persia karna motifnya minimalis seiring dengan perkembangan zaman yang serba minimalis, maka banyak para konsumen yang berminat dengan modelmodel karpet yang berbagai macam bentuk serba minimalis dan warnawarnanya yang menarik minat konsumen. Berdasarkan pengamatan sementara di lapangan omset penjualan karpet pada Toko Sinar Bintang mengalami penurunan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Pada Tabel 1 terlihat adanya penurunan penjualan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Tahun 2007 realisasi penjualan mencapai Rp25.000.000., pada tahun 2008 terjadi juga peningkatan walaupun tidak terlalu besar yakni Rp35.000.000., sama dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2009 penjualan juga mengalami peningkatan sebesar Rp45.000.000., memasuki tahun 2010, penurunan terjadi sebesar Rp55.000.000., penurunan juga terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp25.000.000,. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat ditarik tujuan tulisan ini adalah bagaimanakah pengaruh strategi pemasaran terhadap penjualan karpet lantai di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru?. Tabel 1. Penjualan Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Tahun Target (Rp 000.000) Realisasi (Rp000.000) Perkembangan (%) 2007 200 225 2008 300 335 0,48 2009 300 345 0,02 2010 500 445 0,28 2011 300 275 -0,38 Sumber: Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru
TINJAUAN PUSTAKA Strategi Pemasaran Menurut Lawrence dalam Purwanto (2007: 74), Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategi perusahan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan (Purwanto, 2007:75).
190
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
Bauran Pemasaran Bauran pemasaran adalah merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri (Kasmir, 2008:192). Menurut Kotler defenisi bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat diguanakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Hurriyati, 2005:47). Produk Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan dan kebutuhan (Umar, 2005: 31). Assauri (2007: 200) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran. Harga Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2005: 32). Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel dan dapat diubah dengan cepat (Rahman, 2010: 74). Harga adalah komponen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan yang lainnya menghasilkan biaya (Herry achmad dkk, 2010: 159). Promosi Menurut Stanton dalam Saladin (2006: 171) promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang di dayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi penjualan merupakan segala bentuk penawaran atau insentif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengencer atau pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respons spesifik dan segera (Fandy Tjiptono dkk, 2008: 546). Distribusi Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususna barang dengan caramembangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang salingtergantung dalam keterlibatan mereka pada 191
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
proses yang memungkinkan suatu prosuk ataujasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial (Umar, 2005: 34). Menurut Sukirno (2004: 231), saluran distribusi dapat di bedakan atas: 1. 2. 3. 4. 5.
Produsen Produsen pengencer Produsen pedagang besar Produsen agen penjualan Agen penjualan pengencer
konsumen konsumen pengencer konsumen konsumen, atau Produsen konsumen.
Pelayanan Menurut Gronroos defenisi pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan (Ratminto, 2010: 2). Pelayanan prima adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada organisasi/ perusahaan. (Barata, 2006:27) Hipotesis “Diduga strategi pemasaran mempengaruhi penjualan karpet lantai di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru” METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Toko Karpet Sinar Bintang Blok K 5-6 Pasar Bawah Pekanbaru. Penelitian dilakukan bulan Februari 2012 sampai bulan Mei 2012. Jenis dan Sumber Data Dalam Penelitian ini jenis dan data yang dikumpulkan yaitu berupa data: 1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dari pengamatan lansung dan wawancara pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari informasi yang berkaitan dengan objek penelitian yang terdiri dari data sejarah
192
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
singkat Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru, struktur organisasi dan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Teknik Pengumpulan Data 1.
2.
Wawancara, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pimpinan dan karyawan-karyawan Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Kuesioner, yaitu: dengan membuat daftar pertanyaan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dibutuhkan informasi dari responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru (110) orang. Sampel diambil dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dimana jumlah konsumen yang ada dan semua konsumen memiliki kesempatan yang sama umtuk menjadi sampel dalam penelitian dengan menggunakan rumus (Umar, 2005: 146), yaitu: (
)
Dimana:
n = ukuran sampel N = jumlah populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditelorir atau diinginkan yaitu 5%. Berdasarkan rumusan tersebut dengan maka jumlah sample terpilih adalah 86 orang. Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskritif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan angka dengan cara mengumpulkan data atau fakta, mengelola, dan menganalisa, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang berhubungan dengan masalah tersebut. Data di analisis menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu mengetahui variabel terikat dan variabel bebas dan dihubungkan dengan teori-teori yang relevan, sehingga dapat ditarik kesimpulan. Untuk mendapatkan hasil dari data variabel tersebut, maka penulis mentransportasikan data kualitatif dari kuesioner menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
193
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel, yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi yang kemudian diolah menjadi sub variabel sehingga didapatkan indikator-indikator yang dapat di ukur. Indikator tersebut akan di jadikan titik tolak untuk membuat pertanyaan, setiap jawaban atas pertanyaan akan diberikan bobot atau skor nilai dengan alternatif sebagai berikut: a. Sangat setuju, bobot nilai = 5 b. Setuju, bobot nilai = 4 c. Cukup Setuju, bobot nilai = 3 d. Kurang Setuju, bobot nilai = 2 e. Tidak Setuju, bobot nilai = 1 Untuk menguji hipotesis di gunakan uji t, dimana uji t dilakukan mengetahui variabel bebas x yang mana berpengaruh terhadap variabel y.pengujian dilakukan untuk melihat kebenaran dari masing-masing variabel secara terpisah terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, yaitu: a. Jika t hitung > t tabel 5% maka Ho diterima yang berarti bahwa secara persial variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel Y. b. Jika t hitung < t tabel 5% maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara persial variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y. c. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Jika t hitung dengan t tabel dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) sebesar n-k dimana: n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel yang akan di analisa dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran,yakni: 1. Produk (product) 2. Harga (price) 3. Promosi (promosi) 4. Lokasi (place) Tabel 2. Variabel Operasional Variabel Dimensi Bauran pemasaran
1.
Faktor Produk
2.
Faktor Harga
Indikator -
Keanekaragaman Produk Kualitas Design Nama Merk Daftar Harga Rabat/Diskon Potongan Harga Khusus
194
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
3.
Faktor Promosi
4.
Faktor lokasi
-
Periode Pembayaran Promosi Penjualan Periklanan Tenaga Penjualan Kehumasan Saluran Pemasaran Pengelompokan Lokasi
Sumber: Kotler dalam Pemasaran Jilid 1 2007
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identifikasi Responden Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah Konsumen Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Adapun sampel diambil sebanyak 86 orang. Berikut ini diuraikan tentang karateristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, pekerjaan, dan umur. Untuk melihat tentang jenis kelamin responden pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat dalam Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jenis kelamin respoden yang berbelanja di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru diketahui dari 86 orang responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang atau 10% dari keseluruhan responden dan responden perempuan sebanyak 77 orang atau 90%. Dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Tabel 3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki – laki Perempuan
9 77
10 90
Jumlah
86
100
Sumber: Data Olahan 2012
Pekerjaan dapat menentukan tingkat penghasilan yang diperoleh oleh responden perbulannya, dengan pekerjaan maka responden memiliki finasial yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan pengeluaran responden. Untuk lebih jelas tentang jenis pekerjaan responden yang berbelanja di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut ini.
195
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Tabel 4. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase%
Karyawan
28
33%
Wiraswasta
58
67%
Jumlah
86
100%
Sumber: Data Olahan 2012
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan responden yang berbelanja di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru diketahui Karyawan berjumlah 28 orang atau 33%, sedangkan untuk Wiraswasta berjumlah 58 orang atau 67%. Dapat diambil kesimpulan bahwa dari 86 responden paling banyak adalah yang bekerja sebagai Wiraswasta yang berjumlah 58 orang atau 67% dari keseluruhan responden. Umur merupakan faktor yang menentukan seseorang dalam memilih barang harian. Semakin tinggi tingkat umur seseorang, maka keputusan yang akan diambil akan semakin baik. Tabel 5 berikut ini menunjukkan tingkat umur konsumen yang menjadi responden pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Tabel 5.
Responden Berdasarkan Tingkat Umur Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Tingkat Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) 20-25
21
24%
26-35
25
29%
36-45
40
47%
Jumlah
86
100%
Sumber: Data Olahan 2012
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa berdasarkan umur responden yang berbelanja di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru diketahui dari 86 responden paling banyak adalah responden yang berumur antara 20-25 tahun dengan jumlah 21 orang atau 24%, responden yang berumur 26-35 dengan jumlah 25 orang atau 29%, sedangkan yang berumur 36-45 dengan jumlah 40 orang atau 47%. Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa responden yang lebih banyak berbelanja di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru adalah yang berumur rata-rata 36-45 tahun dengan jumlah 40 atau 47%.
196
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
Analisis Bauran Pemasaran Untuk memberi kejelasan mengenai bauran pemasaran ini, berikut dikemukakan pengertian dari marketing mix itu sendiri. Marketing mix adalah bermacam kebijaksanaan pemasaran yang dipergunakan untuk merebut pembeli sasaran, secara ringkas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) Produk (X1) Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran maka setiap perusahaan harus memperhatikan produk yang akan di jual kepada konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menganalisa selera pasar agar nantinya produk yang di tawarkan dapat diterima dan tepat sasaran. Sehingga produk di tawarkan dapat memenuhi dan memuaskan konsumen sekaligus dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang. Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam memasarkan produknya, berusaha untuk menarik minat dari konsumen. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Keanekaragaman produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru, maka dapat dilihat pada Tabel 6. Tanggapan responden mengenai keanekaragaman produk yang di jual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju berjumlah 15 orang dengan total skor 75, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 32 orang dengan total skor sebesar 128, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 36 orang dengan total skor sebesar 108, selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 3 orang dengan skor 6 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman produk yang dijual di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu dalam kategori memuaskan. Tabel 6. Tanggapan responden mengenai keanekaragaman produk yang dijual Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No
Klasifikasi Jawaban Frekuensi
1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria Sumber: Data Olahan 2012 197
15 32 36 3 -
Skor
Total Skor
5 4 3 2 1
75 128 108 6 317 430 73,7% Memuaskan
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Tanggapan responden mengenai kualitas produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai Kualitas produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 18 orang dengan skor total 90, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 35 orang dengan skor total 140. Selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang dengan skor total 96, selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 1 orang dengan skor 2 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Tabel 7. Tanggapan Responden mengenai Kualitas produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
18 35 32 1 -
Skor
Total Skor
5 4 3 2 1
90 140 96 2 328 430 76,2% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Tabel 8. Tanggapan responden mengenai Design Produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria Sumber: Data Olahan 2012
Frekuensi
Skor
Total Skor
18 30 36 2 -
5 4 3 2 1
90 120 108 4 322 430 74,8% Memuaskan
198
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
Tanggapan responden mengenai Design produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 8. Dari Tabel 8 dapat diketahui tanggapan responden mengenai Design produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 18 orang dengan total skor sebesar 90, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 30 orang dengan total skor 120, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 36 orang dengan total skor 108, selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 2 orang dengan total skor 4 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat di simpulkan bahwa Design produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyukai Design produk yang di jual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Tabel 9. No
Tanggapan responden mengenai merk produk yang dijual Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor
1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria Sumber: Data Olahan 2012
4 34 37 11 -
5 4 3 2 1
20 136 111 22 289 430 67,2% Cukup Memuaskan
Kemudian untuk mengetahui tanggapan responden mengenai merk produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 9. Dari Tabel 9 dapat diketahui tanggapan responden mengenai merk produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 4 orang dengan total skor 20, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 34 orang dengan total skor 136, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 37 orang dengan total skor 111, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 11 orang dengan total skor 22 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa merk produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori cukup memuaskan.
199
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Harga Harga merupakan salah satu variabel marketing mix yang menentukan keberhasilan penjualan perusahaan secara umum. Untuk mengetahui apakah faktor harga menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat dari tanggapan responden pada Tabel 10. Dari Tabel 10 dapat diketahui tanggapan responden mengenai harga produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 13 orang dengan total skor 65, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 160, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang dengan total skor 96, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 1 orang dengan total skor 2 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa harga produk termasuk dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyatakan bahwa harga produk merupakan hal yang penting bagi konsumen. Tabel 10. Tanggapan responden mengenai harga produk yang dijual Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
13 40 32 1 -
5 4 3 2 1
65 160 96 2 323 430 75,1% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Tanggapan responden mengenai diskon produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 11. Dari Tabel 11 dapat diketahui tanggapan responden mengenai diskon produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 14 orang dengan total skor 70, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 29 orang dengan total skor 116, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 120, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 3 orang dengan total skor 6 dan 200
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa diskon produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyatakan bahwa diskon produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru sangat menguntungkan bagi konsumen. Tabel 11. Tanggapan responden mengenai diskon produk Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria Sumber: Data Olahan 2012
14 29 40 3 -
5 4 3 2 1
70 116 120 6 312 430 72,5% Memuaskan
Tanggapan responden mengenai potongan harga khusus produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 12. Dari Tabel 12 dapat diketahui tanggapan responden mengenai potongan harga khusus produk yang dijual pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 11 orang dengan total skor 55, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 160, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 33 orang dengan total skor 99, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 2 orang dengan total skor 4 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa potongan harga khusus produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyatakan bahwa potongan harga khusus produk pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru memiliki pengaruh yang besar pada pelanggan. Tabel 12. Tanggapan responden mengenai potongan harga khusus produk Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 2 201
Sangat Setuju Setuju
11 40
5 4
55 160
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
33 2 -
3 2 1
99 4 318 430 73,9% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pembayaran secara kredit pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 13. Dari Tabel 13 dapat diketahui tanggapan responden mengenai pembayaran secara kredit pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 1 orang dengan total skor 5, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 160, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 39 orang dengan total skor 117, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 6 orang dengan total skor 12 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa pembayaran secara kredit pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori cukup memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa responden pembayaran secara kredit pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru menguntungkan bagi konsumen. Tabel 13. Tanggapan responden mengenai pembayaran secara kredit Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
1 40 39 6 -
5 4 3 2 1
5 160 117 12 294 430 68,3% Cukup Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Promosi Promosi merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan produk yang akan dijual, sehingga konsumen dapat menentukan pilihannya terhadap produk yang ditawarkan. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pemberian 202
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
bonus pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tanggapan responden mengenai pemberian bonus Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
15 40 30 1 -
5 4 3 2 1
75 160 90 2 327 430 76,0% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Dari Tabel 14 dapat diketahui tanggapan responden pemberian bonus pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 15 orang dengan total skor 75, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 160, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 30 orang dengan total skor 90, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 1 orang dengan total skor 2 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian bonus pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru termasuk dalam kategori memuaskan. Ini berarti tingkat tanggapan responden terhadap pemberian bonus pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru menguntungkan bagi konsumen. Tabel 15. Tanggapan responden mengenai promosi melalui brosur dan kartu nama Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria Sumber: Data Olahan 2012 203
14 38 34 -
5 4 3 2 1
60 152 102 314 430 73,0% Memuaskan
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Tanggapan responden mengenai promosi melalui brosur dan kartu nama pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 15. Dari Tabel 15 dapat diketahui tanggapan responden mengenai promosi melalui brosur dan kartu nama pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 14 orang dengan total skor 60, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 38 orang dengan total skor 152, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 34 orang dengan total skor 102, kemudian tidak ada tanggapan responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi melalui brosur dan kartu nama pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru termasuk dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa promosi penjualan dianggap memiliki pengaruh yang besar bagi pelanggan. Tabel 16. Tanggapan responden mengenai jumlah karyawan Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
19 47 20 -
5 4 3 2 1
95 188 60 343 430 79,7% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Tanggapan responden mengenai jumlah karyawan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 16. Dari Tabel 16 dapat diketahui tanggapan responden mengenai jumlah karyawan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 19 orang dengan total skor 95, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 47 orang dengan total skor 188, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 20 orang dengan total skor 60, kemudian tidak ada tanggapan responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah karyawan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru sudah cukup untuk melayani konsumen.
204
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
Tabel 17. Tanggapan responden mengenai pelayanan Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 88 % Skor Jawaban Kriteria
4 40 33 8 -
5 4 3 2 1
20 160 99 16 295 440 68,6% Cukup Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2011
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pelayanan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 17. Dari Tabel 17 dapat diketahui tanggapan responden mengenai pelayanan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 4 orang dengan total skor 20, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang dengan total skor 160, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 33 orang dengan total skor 99 dan kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 8 orang dengan total skor 16 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori cukup memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan sangat membuat konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan. Distribusi Dalam usaha untk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan distribusi (penyaluran). Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan pembeli atau konsumen tepat pada waktunya. Distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran yang mencakup penentuan saluran dan distribusi fisik. Tabel 18. Tanggapan responden mengenai Lokasi menentukan keputusan konsumen untuk mengunjungi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 2 3 205
Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju
18 31 32
5 4 3
90 124 96
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
5 -
2 1
10 320 430 74,4% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Dari Tabel 18 dapat diketahui tanggapan responden mengenai Lokasi menentukan keputusan konsumen untuk mengunjungi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 18 orang dengan total skor 90, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 31 orang dengan total skor 124, kemudian tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang dengan total skor 96, kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 5 orang dengan total skor 10 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi menentukan keputusan untuk mengunjungi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini membuktikan bahwa responden telah sepakat lokasi penjualan sangat menentukan konsumen dalam mengunjungi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai penempatan toko-toko yang sejenis pada satu tempat pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 19. Dari Tabel 19 dapat diketahui tanggapan responden mengenai penempatan toko-toko sejenis pada satu tempat Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 22 orang dengan total skor 110, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 31 orang dengan total skor 124, selanjutnya yang menyatakan cukup setuju sebanyak 31 orang dengan total skor 93, kemudian kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 2 orang dengan total skor 4 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa penempatan toko-toko sejenis pada satu tempat pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan toko-toko sejenis pada satu tempat pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru lebih memudahkan konsumen dalam memilih produk. Tabel 19.
Tanggapan responden mengenai penempatan toko-toko yang sejenis pada satu tempat Pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 2
Sangat Setuju Setuju
22 31
5 4
110 124
206
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
31 2 -
3 2 1
93 4 331 76,9% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Tabel 20. Tanggapan responden mengenai Lokasi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru No Klasifikasi Jawaban Frekuensi Skor Total Skor 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Cukup Setuju 4 Kurang Setuju 5 Tidak Setuju Total Skor Skor Max 5 x 86 % Skor Jawaban Kriteria
20 28 35 3 -
5 4 3 2 1
100 112 105 6 323 430 75,1% Memuaskan
Sumber: Data Olahan 2012
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai lokasi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 20. Dari Tabel 20 dapat diketahui tanggapan responden mengenai Lokasi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru yaitu responden yang memberikan tanggapan sangat setuju sebanyak 20 orang dengan total skor 100, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang dengan total skor 112, kemudian tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju sebanyak 35 orang dengan total skor 105, kemudian kemudian selanjutnya yang menyatakan kurang setuju 3 orang dengan total skor 6 dan tidak ada tanggapan responden yang menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru dalam kategori memuaskan. Hal ini membuktikan bahwa responden telah sepakat lokasi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru mudah dijangkau. Analisis Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh antara marketing mix yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi terhadap tingkat penjualan pada perusahaan, penulis mengunakan analisis stastistik regresi liner berganda, guna untuk mengetahui varibel terikat dengan varibel bebas.
207
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Hasil estimasi pada Tabel 21 menunjukkan bahwa model ini tidak fit karena nilai koefisien diterminasinya terlalu kecil. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variasi variabel tidak bebas dijelaskan oleh variasi bebas. Hasil regresi ini memberikan nilai Adj R2=0,015 artinya hanya 1,5 persen variasi variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variasi bebas dan 98,5 persen dijelaskan variabel lain. Hal ini juga berimbas kepada signifikansi koefisien hasil estimasi dimana keempat variabel bebas Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Distribusi (X4) tidak memiliki pengaruh terhadap penjualan (Y). Adapun hasil estimasi regresi linear berganda selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil estimasi Variabel Koefisien Konstanta 11,832 Produk 0,122 Harga 0,147 Promosi 0,014 Distribusi 0,033 R Square 0,062 Adjusted R Square 0,015 Durbin-Watson 2,013
t statistik 5,264 *** 1,136 1,377 0,131 0,279
Variabel Dependen: Penjualan Sumber: hasil olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat persamaan regresi linear berganda antara produk (X1), harga (X2), Promosi (X3), dan Distribusi (X4) terhadap Penjualan (Y) sebagai berikut: Y = 11,832 + 0,122 X1 + 0,147 X2 + 0,014 X3 + 0,033 X4 Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara individual. Pengujian hipotesa dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada alpha 5% dan degree of freedom (df) = 81=86-5. Jika nila t hitung lebih besar dari t table atau t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesa yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas akan di tolak artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas. Jika nilai t tabel < t hitung < t tabel maka hipotesa yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas akan gagal di tolak artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifiikan terhadap variabel tidak bebas. Nilai t tabel yang diperoleh adalah 1,99.
208
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
1.
Pengujian X1 (Produk) Berdasarkan t hitung sebesar 1,136 dengan nilai signifikan sebesar 0,259. Berarti nilai t hitung 1,136 < t tabel 1,99 dengan maka demikian H 0 diterima dan H1ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (X1) terhadap Penjualan (Y). Adapun faktor yang mempengaruhinya dilihat dari keanekaragman Produk, kualitas, Design, Nama Merk dari produk tersebut
2.
Pengujian X2 (harga) Berdasarkan nilai t hitung sebesar 1,377 dengan signifikan sebesar 0,172. Berarti nilai t hitung 1,377 < t tabel 1,99 maka demikian H0 diterima dan H1ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (X2) terhadap Penjualan (Y).
3.
Pengujian X3 (Promosi) Berdasarkan nilai t hitung sebesar -131 dengan signifikan sebesar 0,896. Berarti nilai t hitung -131 < t tabel 1,99 dengan maka demikian H0 diterima dan H1ditolak. Dengan demikian dapat diartikan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi (X 3) terhadap penjualan (Y).
4.
Pengujian X4 (Distribusi) Berdasarkan nilai t hitung sebesar -279 dengan signifikan sebesar 0,781. Berarti nilai t hitung -279 > t tabel 1,99 dengan demikian H0 diterima dan H1ditolak. Dengan demikian dapat diartikan terdapat pengaruh yang signifikan antara distribusi (X4) terhadap penjualan (Y). Dengan demikian dari hasil perhitungan keempat variabel, mengungkapkan bahwa Semua nilai t hitung < 1,99 artinya semua variabel bebas (produk, harga, promosi, dan distribusi) tidak pengengaruh terhadap variabel Y (penjualan).
Beberapa hal yang menjadi penyebab tidak signifikannya bauran pemasaran ini adalah tidak banyaknya variasi produk yang dijual ditoko. Dimasa mendatang diharapkan kepada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru untuk menambah varian produk untuk mempermudah konsumen dalam memilih produk yang di inginkan. Harga jual produk juga dirasa tidak kompetitif bila dibanding dengan harga yang ditawarkan pesaing sehingga Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru diharapkan bisa menerapkan strategi harga yang kompetitif terhadap harga produk yang di jual sehingga dapat dijangkau oleh konsumen.
209
Ade Ria Kartika. Dewi Sartika, Nurjanah
Untuk menarik minat konsumen untuk belanja di toko tersebut maka diharapkan kepada pihak Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru untuk dapat memberikan berupa hadiah, kupon undian bagi konsumen dengan harapan konsumen kembali untuk berbelanja. Atau Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru bisa memberikan pelayanan kepada konsumen dalam bentuk jasa antar barang untuk dapat memperlancar pendistribusian barang kepada konsumen dengan jalan menambah angkutan kendaraan operasional. Dengan upaya-upaya ini diharapkan penjualan di Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru akan meningkat dimasa mendatang.
SIMPULAN Dari penelitian secara parsial diatas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas (produk, harga, promosi, dan distribusi) tidak berpengaruh terhadap variabel Y (penjualan) pada Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru. Setelah memperhatikan hasil-hasil penelitian, saran yang perlu mendapat perhatian bagi Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru untuk meningkatkan penjualan Toko Sinar Bintang Pasar Bawah Pekanbaru adalah melakukan strategi harga yg lebih kompetitif, menambah variasi produk, jasa layanan antar, dan promosi dengan hadiah.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2009, Pengantar Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung. Assauri, Sofjan, 2007, Manajemen Pemasaran, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. ____________, 2009, Manajemen Pemasaran, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Buchory, Herry Achmad dan Saladin, Djaslim, 2010, Manajemen Pemasaran, Penerbit Linda Karya, Bandung. Brata, Atep Adya, 2007, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta. Davies, Eric dan Davies, Baries, 2002, Pemasaran yang sukses dalam sepekan, Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta. Hasibuan, Malayu, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. _______________, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. _______________, 2009, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Herujito, Yayat M, 2006, Dasar-dasar Manajemen, Penerbit Grasindo, Jakarta.
210
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 189-211 (Agustus 2013)
Hurriyatih, Ratih, 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Penerbit Alfabeta, Bandung. Kasmir, 2008, Manajemen Perbankan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Marnis, 2008, Pengantar Bisnis, Penerbit Unri Press, Pekanbaru. ______, 2009, Pengantar Manajemen, Penerbit Unri Press, Pekanbaru. Purwanto, Iwan, 2007, Manajemen Strategi, Penerbit Yrama Widya, Bandung. Rahman, Arif, 2010, Strategi Dahsyat Marketing Mix, Penerbit Transmedia, Jakarta Selatan. Ratminto dan Winarsih, Atik Septi, 2010, Manajemen Pelayanan, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Saladin, Djaslim, 2006, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, Penerbit Linda Karya, Bandung. Siswanto, 2007, Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Sukanto, 2000, Dasar-dasar Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sukirno, Sadono, 2004, Pengantar Bisnis, Penerbit Kencana, Jakarta. Sunarto, 2003, Manajemen Pemasaran, Penerbit BPFE-UST, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, Gregorius, dan Dedi Adriana, 2008, Pemasaran Strategik, Penerbit Andi, Yogyakarta. Umar, Husein, 2005, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yamit, Zulian, 2010, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Ekonisia, Yogyakarta.
211
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN JASA TRANSPORTASI PADA PT PECTECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI PELALAWAN
Amri Tampubolon Alumni STIE Persada Bunda Chairul Bachri STIE Persada Bunda Pekanbaru Firdaus Kurai STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract Based on the data and information in the field, it is known that the use of transport services at PT. Pectech Services Indonesia has not achieved the sales target set, where a decline in sales revenue each year. Based on this, the problem formulated in this study, namely how the marketing strategy undertaken by PT Indonesia Pec Tech Services Base Kerinci against the sale of services doing? Type of data used in this study is the primary data, ie data obtained or derived from the object of research is in the form of opinion or consumer feedback about the wisdom of price, service companies, promotion and competition as well as secondary data, ie data that has been available on the PT. Pectech Services History of the founding of Indonesia as the Company, the Company Organization Structure and Sales Data Services Company for five years. In order for the required data in this paper can be collected in more detail, the authors conducted the data collection techniques by way of interviews and questionnaires. Conclusions in the execution of this study is a variable product, price, promotion, location, people, processes, and customer service simultaneously no significant effect on the sale of transportation services. While variable products, pricing, promotions, location, people, processes, and customer service are partially significant effect on the sale of transportation services. The less influential variables are process variables (X6) and Service (X7). The most dominant variable affecting transport services sales variable is a variable Promotion (X3).
212
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Keywords: Marketing, Transportation, Sales, Product, Price, Promotion, Place, People, Process, Service.
PENDAHULUAN Perubahan sedang dialami dunia pada saat ini dalam berbagai segi dan tingkat kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional maupun global. Demikian juga halnya Indonesia. Dari perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai, terlihat dengan semakin pesatnya pembangunan di segala bidang, seiring dengan tuntutan dan perkembangan tingkat kehidupan. Pemerintah menekankan pembangunan di bidang perekonomian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan atau industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan perusahaan dan masyarakat. Ini berarti sektor industri dituntut untuk melaksanakan aktivitasnya dengan cepat. Dalam membantu dan memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan saluran distribusi yang cepat dan aman agar dapat merangsang sektor-sektor lain dalam melaksanakan aktivitas mereka. Agar suatu barang dapat diterima konsumen dalam keadaan baik, tepat waktu dan dengan biaya yang relatif rendah, maka tidak terlepas dari arti penting dan peran serta jasa angkutan transportasi. Transportasi jasa sangat berperan penting dalam usaha untuk mencapai tujuantujuan dalam pengembangan perekonomian dan meningkatkan aktivitas ekonomi. Maka kebutuhan akan angkutan semakin meningkat pula. Oleh karena itu, antara perekonomian dan jasa atau angkutan jasa transportasi memiliki hubungan yang sangat erat. Transportasi itu sendiri merupakan suatu kegiatan pemindahan barang dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan adanya transportasi, maka akan memberikan nilai guna pada suatu produk atau barang yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Tanpa didukung saluran distribusi atau sarana transportasi yang baik dan efisien, maka perusahaan akan kesulitan dalam memasarkan hasil produknya. Memandang dari segi praktis dan tingkat efisiennya, maka tidak semua perusahaan memiliki kendaraan dan sarana angkutan barang sendiri. Guna mendistribusikan hasil produk hingga ke tangan konsumen, perusahaan memerlukan bantuan jasa perusahaan lain dalam hal ini perusahaan jasa angkutan atau transportasi. Perusahaan jasa yang bergerak di bidang transportasi, sumber pendapatannya diperoleh dari penjualan jasa angkutannya. Semakin tinggi tingkat penjualan jasa angkutannya, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan bagi perusahaan yang bergerak dibidang 213
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
transportasi, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan, yaitu berkaitan dengan harga, pelayanan, dan promosi. Pada perusahaan jasa angkutan barang, harga atau tarif adalah jantung dari kelangsungan hidup perusahaan. Harga yang ditetapkan harus bisa menutupi biaya operasi dan memberikan keuntungan. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan juga sangat mempengaruhi tingkat penjualan, karena promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan perusahaan yang didirikan ataupun produk yang ditawarkan kepada konsumen. Jika tidak dikenal oleh konsumen, maka konsumen tidak akan mengetahui manfaatnya dan bahkan tidak akan dibeli oleh konsumen. Dengan demikian secara otomatis perusahaan tidak akan dapat memperoleh keuntungan karena tidak terjadi transaksi penjualan. Pada perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, salah satu usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. PT Pectech Services Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengangkutan darat dengan menggunakan sarana angkutan berupa Truk seperti Trailer, Coldisel, Dumptruck, Trailer Flatbed, dan Roadtrain. Perusahaan ini menyediakan jasa pengangkutan barang ke kota-kota di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi dan daerah lain sesuai permintaan konsumen atau pemakai jasa angkutan. Untuk kelancaran pengiriman barang, maka diperlukan armada truk yang baik dan cepat, sehingga tidak terjadi hambatan dalam perjalanan. Perusahaan ini telah mengoperasikan 436 truk perbulan, namun armada tersebut tidak sepenuhnya dapat beroperasi dengan baik, antara lain disebabkan usia armada. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya kelancaran dalam perjalanan, sehingga terjadi keterlambatan sampai ke tempat tujuan, akhirnya akan mempengaruhi penjualan yang ditawarkan atau penurunan penjualan pada perusahaan tersebut. Pada tahun 2008 perusahaan mengadakan penambahan truk sebanyak 103 unit, sehingga total truk pada tahun 2008 menjadi 410 unit dengan target pendapatan/penjualan sebesar Rp82.988.352.551,dan realisasi penjualan/pendapatan sebesar Rp81.354.875.952,- atau 98.03% masih belum mencapai target sebesar 1,97%. Pada tahun berikutnya (2009), perusahaan kembali menambah unit sebanyak 83 unit sehingga jumlah truk di tahun 2009 menjadi 493 dan perusahaan menaikan target penjualan menjadi Rp88.829.054.496,- dan realisasi penjualan sebesar Rp55.588.185.147,- atau 62,58% pada tahun 2009 penjualan perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis. Untuk tahun 2010 perusahaan masih menambah jumlah truk sebanyak 4 unit dengan target pendapatan/penjualan sebesar Rp. 88.928.054.496,dan realisasi pendapatan/ penjualan sebesar Rp75.235.554.395,- atau 81,69%. Pada tahun 2011 perusahaan mengurangi
214
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
jumlah truk sebanyak 20 unit, sehingga total truk yang beroperasi pada tahun 2011 sebanyak 477 dengan target pendapatan/penjualan sebesar Rp103.061.271.090,dan realisasi pendapatan/penjualan sebesar Rp72.644.019.845 atau 70,48% ini berarti pendapatan perusahaan dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami penurunan. Untuk melihat perkembangan penjualan jasa transportasi atau jasa angkutan barang pada PT Pectech Services Indonesia Pangkalan Kerinci selama lima tahun terahir dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Data Penjualan PT Pectech Services Indonesia Pangkalan Kerinci tahun 2007-2011 Jumlah Realisasi Target Penjualan Truk Penjualan (Rp) 2007 307 61.558.654.320 44.652.532.421 2008 410 82.988.352.551 81.354.875.952 2009 493 88.829.054.496 55.588.185.147 2010 497 88.928.054.496 75.235.554.395 2011 477 103.061.271.090 72.644.019.845 Sumber: PT Pectech Services Indonesia. Tahun
Rata-rata pendapatan/truk/tahun 145.447.988 198.426.526 112.754.940 146.165.210 157.726.530
% 72.53 98.03 62.58 81.69 70.48
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa realisasi penjualan jasa transportasi angkutan barang mengalami penurunan dalam tiap tahunnya. Pada tahun 2007 dengan jumlah truk 307 unit, perusahaan menargetkan pendapatan penjualan sebesar Rp61.558.654.320, sedangkan realisasi penjualan yang sebenarnya adalah Rp44.652.532.421 atau 72.53% kekurangan pencapaian dari target 27,47%. Berdasarkan data dan keterangan yang dikemukakan di atas menunjukan bahwa pemakaian jasa transportasi pada PT. Pectech Services Indonesia belum mencapai target penjualan yang ditetapkan, dimana terjadi penurunan pendapatan penjualan tiap tahunnya. Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Pec Tech Services Indonesia Pangkalan Kerinci terhadap penjualan jasa yang dilakukannya? Tulisan ini hanya berdasarkan data dari strategi pemasaran pada PT Pec Tech Services Indonesia, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen slisabecara simultan terhadap penjualan jasa transportasi pada PT Pec Tech Services Indonesia dan untuk mengetahui hubungan antara variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen secara parsial terhadap penjualan jasa transportasi pada PT Pec Tech Services Indonesia.
215
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah permintaan penyewaan alat-alat berat pada PT Pec Tech Services Indonesia Pangkalan Kerinci serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan jasa transportasi pada PT. Pectech Services Indonesia Pangkalan Kerinci. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi PT Pec Tech Services Indonesia dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan untuk memutuskan Strategi Pemasaran yang tepat, sehingga perusahaan dapat merumuskan kebijakan penjualan guna meningkatkan penjualan. b. Menambah dan memperdalam wawasan pengetahuan penulis dalam bidang ilmu manajemen, khususnya Manajemen Pemasaran (penjualan) terhadap pelayanan jasa oleh perusahaan jasa transportasi. c. Bagi peneliti atau calon peneliti lainnya dapat menjadi referensi untuk meneliti kembali permasalahan yang sama. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Manajemen yang berguna untuk mengatur proses kerja yang akan dilakukan sangat diperlukan dalam perusahaan atau organisasi. Para ahli sangat banyak mendefinisikan arti manajemen, seperti yang dikemukakan oleh Wibowo (2007: 1) manajemen merupakan praktik spesifik yang mengubah sekumpulan orang menjadi kelompok yang efektif, berorientasi pada tujuan produktif. Menurut Iswardono (2003: 23) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas usaha-usaha para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Brantas (2009: 04), manajemen adalah suatu proses kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata, sedangkan pelaksanaan dari manajemen disebut manajer atau pengelola. Manajemen di dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan karena manajemen nantinya akan membuat suatu perencanaan dan mengarahkan seseorang yang akan dilakukan oleh perusahaan maupun organisasi guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Parker (Umar, 2010: 5) manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through people). Sedangkan ilmu dan seni menurut Purwanto (2007: 20) adalah
216
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
ilmu (science) yang mengajarkan suatu pengetahuan dan seni (art) yang mengajarkan orang untuk berpraktek. Fungsi-fungsi manajemen itu pada hakekatnya dalah pemisahan dalam kelompok-kelompok pekerjaan dalam bentuk pekerjaan-pekerjaan khusus yang dapat dilakukan oleh organisasi. Dengan demikian pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat terkoordinasi dan ini menggambarkan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan itu sendiri. Fungsi-fungsi utama manajemen menurut Terry (2010:09), terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut: 1.
Planning, yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
2.
Organizing, yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3.
Staffing, yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengarahan, penyaringan dan pengembangan tenaga kerja. Motivating, yaitu mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan.
4. 5.
Controlling, yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya pada suatu organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pelaksana dari manajemen tersebut disebut dengan manajer atau pengelola, yang harus dapat melaksanakan semua fungsi-fungsi manajemen yang sudah diterapkan untuk mencapai hasil yang bermanfaat bagi manajemen tersebut. Pengertian Pemasaran Pada saat ini banyak para ahli dalam bidang pemasaran telah memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pengertian pemasaran, namun pada dasarnya pandangan mereka terhadap pemasaran tetap sama. Buchari (2010:10) mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manejerial dan individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
217
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Menurut Maryaritonang’s (2011) pemasaran adalah pengaturan produk-produk yang sanggup memuaskan kebutuhan konsumen yang terdiri dari pelanggan potensial yang ingin dan mampu terlibat dalam pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginannya. Produsen harus berupaya untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk yang baik akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan perusahaan. Jadi pemasaran itu sangat penting dilakukan oleh perusahaan guna menyampaikan produk ke tangan konsumen yang dapat dilakukan secara kelompok atau individu. Dalam hal ini, Sumarni dan Soeprihantono (2010:261) mengemukakann bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun yang potensial. Pemasaran adalah seni sekaligus ilmu. Pemasaran yang baik bukan suatu kebetulan, melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat Kotler (2007:4). Pemasaran dapat dilakukan terhadap suatu produk/barang dan jasa. Sejumlah ahli telah berupaya membuat definisi mengenai jasa, namun hingga sekarang belum ada satu pun yang diterima secara utuh. Zeithhaml dan Bitner (dalam Umar: 2007:10) mencoba merangkum banyak pendapat para ahli tentang definisi jasa sebagai: Semua aktivitas ekonomi yang output-nya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk (seperti: kenyamanan, liburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip adalah intangible bagi pembeli pertamanya. Tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana, tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan. Pemasaran idealnya adalah untuk menciptakan seseorang pelanggan yang siap untuk membeli produk atau jasa itu (Kotler, 2002:9). Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan usaha memenuhi kebutuhan manusia melalui proses pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga konsumen merasa puas dengan keinginan yang terpenuhi. Pengertian Strategi Pemasaran
218
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Strategi berasal dari kata Yunani Straegeia (stratus = militer dan ag = memimpin yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerahdaerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan karakter daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi. Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal, namun dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas (Salusu 2003:85). Menurut Stone, Freeman dan Gibert (dalam Tjiptono 2008:3) konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu sebagai berikut: 1.
Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do) maksudnya strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peran yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.
2.
Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya dilakukan (Eventually does) maksudnya strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini setiap organisasi pasti memiliki strategi meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
Di sini dapat dilihat bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan adalah tergantung dari strategi pemasaran yang dibuat oleh perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah langkah-langkah dan aturan-aturan yang dibuat dan dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan agar membeli produk perusahaan tersebut sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
219
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
Alat Ukur Strategi Pemasaran Dalam realitanya, dengan cara apapun harus dilakukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan yang harus menggunakaan senjata atau alat yang tepat untuk melumpuhkan lawan, yaitu alat yang sesuai dengan kondisi sasaran dan strategi yang akan diterapkan. Alat strategi pemasaran yang dimaksud tersebut dikenal dengan sebutan bauran pemasaran (marketing mix), yaitu gabungan atau penggunaan kombinasi unsurunsur seperti produk, harga promosi dan sebagainya yang dikelola sedemikian rupa, sehingga menghasilkan komposisi yang ideal sesuai dengan kondisi sasaran pembeli. Marketing mix adalah merupakan faktor yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, ini merupakan suatu strategi yang menyangkut alat ukur strategi pemasaran yang telah diungkapkan oleh para ahli yang mana alat ukur ini sangat membantu perusahaan untuk mengelompokkan suatu kegiatan yang dilakukan. Alat ukur tersebut diantaranya adalah 4P atau yang biasa disebut bauran pemasaran atau Marketing mix yang terdiri dari (Faisal, 2005: 12): 1. Product, yaitu bagaimana karakteristik dan ciri-ciri produk yang telah ditetapkan. 2. Price, yaitu bagaimana kebijaksanaan penetapan harga diputuskan 3. Place atau tempat lokasi, yaitu bagaimana cara pendistribusian produk dilakukan. 4. Promotion, yaitu bagaimana koordinasi cara-cara promosi digunakan Bauran Pemasaran Barang dan Jasa Menurut Lupiyandi (2007:70), bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasaran yang terdiri atas berbagai unsur suatu program yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada produk barang yang dikenal selama ini berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan karakteristik jasa tersebut. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P yaitu product, price, place, dan promotion, sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih belum mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan 3 unsur lagi yaitu, people, process dan customer services, dimana semua unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan
220
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Dengan demikian, unsur bauran pemasaran jasa tersebut terdiri dari 7 hal, yaitu produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, dan layanan konsumen. Pengertian Jasa dan Sifat-Sifatnya Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Tjiptono (2004:6), Jasa adalah “Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”. Menurut Lupiyandi (2007: 6) “Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah, misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen”. Tjiptono (2004:18) mengutarakan empat karakteristik utama jasa, yaitu:
221
1.
Intangibility (tidak berwujud) Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2.
Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3.
Variability/heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
4.
Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya, mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan). Mutu suatu jasa dapat di ukur melalui keluhan-keluhan konsumen dan efisiensi waktu juga perlu mendapat perhatian, karena merupakan parameter penting dalam kegiatan jasa dan pelayannya. Mutu kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 2004:59). Pengertian Penjualan Pengertian penjualan menurut (Chairul Marom, 2002: 28) adalah penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur. Kegiatan penjualan menurut Assauri (2004:23) merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi kegiatan pembelian dan penjualan merupakan suatu kesatuan untuk dapat terlaksananya suatu transfer hak atau transaksi. Penjualan adalah hal yang sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran dan penjualan tidak secara langsung dipengaruhi oleh periklanan, strategi pemasaran meliputi kegiatan-kegiatan seperti kebijakan harga, saluran distribusi serta berbagai elemen yang tercakup di dalam kegiatan promosi (Freddy Rangkuti, 2002: 154). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. Perusahaan mempunyai tiga tujuan utama dalam kegiatan penjualannya yaitu (Swastha dan Irawan, 2005:404): mencapai volume penjualan tertentu, mendapatkan laba tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
222
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para penjual. Dalam hal ini perlu adanya kerjasama yang rapi diantara fungsionaris dalam perusahaan (seperti bagian produksi yang membuat produknya, bagian keuangan yang menyediakan dananya, bagian personalia yang menyediakan tenaganya, bagian promosi dan sebagainya) maupun dengan para penyalur. Namun demikian semua ini tetap menjadi tanggung jawab dari pimpinan puncak (Top Manager), dan dialah yang harus mengukur seberapa besar sukses atau kegagalan yang dihadapinya. Untuk maksud tersebut pimpinan harus mengkoordinasikan semua fungsi dengan baik termasuk fungsi penjualan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut (Swatha dan Irawan, 2005:406):
223
1.
Kondisi dan kemampuan penjual Transaksi jual beli barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Di sini, penjual harus dapat meyakini kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni: a. Jenis dan Karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan. b. Harga produk c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan, garansi dan sebagainya.
2.
Kondisi pasar Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun factor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah: a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah, atau pasar internasional b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya. c. Daya belinya. d. Jumlah (Orang) pembeliannya e. Keinginan dan kebutuhannya.
3.
Modal Untuk menjual barang, apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli atau lokasi pembeli jauh dari tempat
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
penjual, maka dalam keadaan seperti ini penjual harus memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana dan usaha seperti alat transportasi, serta usaha promosi dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu. 4.
Kondisi Organisasi Perusahaan. Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu atau ahli dibidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5.
Faktor lain Faktor-faktor lain seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun melaksanakannya diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Secara garis besar penurunan penjualan diakibatkan oleh Strategi atau kebijakan perusahaan, misalnya mutu produk yang menurun, kenaikan harga yang terlalu tinggi, Sales Promotion yang dihentikan, pengurangan dana iklan yang cukup drastis. Faktor yang dapat mempengaruhi penjualan produk barang atau jasa perusahaan pada umumnya adalah perkembangan lingkungan bisnis eksternal perusahaan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah (Sutojo, 2003:65): 1. Perkembangan kehidupan ekonomi/moneter. 2. Kehidupan sosial. 3. Teknologi dan konsumen sasaran. 4. Perkembangan saingan di pasar. 5. Perkembangan infrastruktur publik. 6. Bencana alam.
224
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Pengertian Transportasi Pengertian lain dari transportasi adalah kegiatan pemindahan produk yang kadangkala berjauhan, tetapi harus dilakukan secara cepat dan efisien, tetapi transportasi juga meningkatkan kepuasan konsumen, dan hal ini sebagai komponen terpenting dari konsep pemasaran (Yolanda, 2005: 97). Kegiatan transportasi mencakup bidang yang luas. Hampir seluruh kegiatan manusia tidak terlepas dari kebutuhan akan transportasi. Transportasi tumbuh dan berkembang sejalan dengan tingkat kehidupan manusia. Tanpa adanya jasa transportasi sebagai penunjang sulit tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha perkembangan ekonomi suatu Negara. Kehidupan masyarakat yang maju ditandai oleh mobilitasnya tinggi, didukung tersedianya fasilitasnya yang cukup dan memadai serta murah. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan barang, sarana angkutan atau transportasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kelancaran usaha perusahaan. Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain (Salim, 2006:6). Dengan demikian pengertian pengangkutan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pengangkutan yang harus tersedia adalah (Nasution, 2004:15): 1. Adanya muatan yang diangkut. 2. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut. 3. Adanya jalan tempat dilalui alat angkut tersebut. Pengangkutan dilakukan karena nilai barang akan lebih tinggi di tempat tujuan daripada tempat asalnya, karena itu dikatakan pengangkutan memberikan nilai kepada barang yang diangkut. Nilai ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian jelaslah bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perekonomian dengan jasa transportasi dalam arti besar kecilnya permintaan jasa transportasi dalam masyarakat akan tergantung kepada tingkat kegiatan perekonomian, apabila kegiatan perdagangan dan kegiatan lainnya bertambah maju, maka keperluan akan jasa transportasi bertambah pula. Sebaliknya apabila perdagangan lesu, maka keperluan akan jasa transportasi berkurang. Transportasi mempunyai fungsi sebagai berikut (Alma, 2003: 251): 1. Menggerakkan bahan baku dari sumbernya ke daerah konsumen. 2. Mengirimkan barang setengah jadi ke pabrik. 3. Mengangkut barang jadi ke gudang. 4. Mengangkut barang dari pabrik utama ke cabang-cabang perusahaan. 5. Mengangkut barang dari gudang ke grosir, retailer dan konsumen. 6. Mengangkut orang dari satu tempat ke tempat lainnya.
225
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
Hipotesis Bertitik tolak dari landasan teoritis dan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka dikemukakan hipotesis penelitian yaitu diduga: “Variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dan variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa transportasi”.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilakukan pada PT. Pectech Services Indonesia pada bulan November 2011 sampai bulan April 2012. perusahaan ini terletak di Jalan Lintas Timur Comp RAPP Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Perusahaan ini bergerak di bidang penyewaan transportasi jasa pengangkutan. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2003:72) Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan atau pemakai jasa transportasi angkutan barang PT. Pectech Services Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 373 orang (data pada tahun 2011). Sampel adalah sebagian anggota populasi. Yang sebagian itu harus menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Herrhyanto dan Akib, 2008:1.5). Oleh karena keterbatasan dana dan waktu, penulis mengambil sampel dari populasi sebanyak 79 orang yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan besaran sampel adalah rumus Slovin, yaitu (Prasetyo dan Jannah, 2005:137):
Dimana n adalah besaran jumlah sampel, N adalah besaran jumlah populasi, dan e adalah tingkat kesalahan. Dengan jumlah populasi sebesar 373 orang dan tingkat kesalahan 10% maka jumlah sampel yang diambil adalah 79 orang. 226
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Adapun cara yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan metode Porpusive Sampling (teknik sampling bertujuan) yaitu teknik yang digunakan untuk mengambil anggota yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (Usman dan Akbar, 2006: 186). Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti adalah: Penjualan (Y), Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Tempat (X4), Orang (X5), Proses (X6) dan Pelayanan (X7). Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dalam penulisan ini agar data yang diperoleh cukup akurat dan mendukung, maka langsung mengambil data dari Staff dan konsumen pengguna jasa PT. Pectech Services Indonesia. 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh atau bersumber dari objek penelitian yaitu berupa pendapat atau tanggapan konsumen tentang kebijaksanaan harga, pelayanan perusahaan, promosi dan persaingan. 2. Data sekunder, yaitu data yang telah tersedia pada PT. Pectech Services Indonesia seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data penjualan jasa perusahaan selama lima tahun terakhir.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Interview, yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung pada pimpinan dan karyawan PT. Pectech Services Indonesia untuk menanyakan objek yang diteliti. 2. Kuesioner, yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden yang dianggap sebagai sampel. Analisis Data Dalam menganalisa data yang dikumpulkan yang diperoleh dari jawaban responden, maka untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, maka perlu pengolahan data, dan analisis yang digunakan adalah analisis Statistik Regresi Linear Berganda. Adapun rumus persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 261): Yi = a + b1x1i + b2x2i+ b3x3i+ b4x4i + b5x5i + b6x6i + b7x7i + ei 227
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
Dimana: Y = adalah variabel terikat yaitu penjualan a = adalah konstanta b1…b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel x1 = Variabel bebas yaitu produk x2 = Variabel bebas yaitu harga x3 = Variabel bebas yaitu promosi x4 = Variabel bebas yaitu tempat x5 = Variabel bebas yaitu orang x6 = Variabel bebas yaitu proses x7 = Variabel bebas yaitu pelayan e = Tingkat kesalahan (error) Pada penelitian ini akan diuji secara simultan dengan Uji-F yaitu pengujian hipotesis penelitian apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Hasil penelitian dikatakan bermakna apabila F-hitung lebih besar dari pada F-tabel. Menurut Ghozali (2007: 84), uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen/bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Selanjutnya juga akan dilakukan uji secara parsial dengan kriteria hipotesis diterima apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel. Untuk mendapatkan hasil data dari variabel tersebut penulis menstransformasikan dari data kualitatif pada kuesioner yang disebarkan kepada responden menjadi data kuantitatif, dengan memberikan skor atau bobot nilai pada kuesioner menggunakan skala likert, dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat puas bobot nilai 5, Puas bobot nilai 4, Cukup Puas bobot nilai 3, Tidak puas bobot nilai 2, dan Sangat tidak puas bobot nilai 1. Dari hasil skor ini dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini selain dilakukan dengan cara pengujian validitas dan reliabilitas, juga dilakukan dengan cara uji hipotesis dengan dugaan adanya hubungan antara variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen secara simultan maupun secara parsial terhadap variabel penjualan jasa transportasi.
228
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
1.
Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini didasarkan analisis data dengan menggunakan program SPSS yang terdiri dari uji validitas secara kuantitatif terhadap variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah Penjualan Jasa (Y). Sedangkan variabel bebas, yaitu: Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Tempat (X4), Orang (X5), Proses (X6), dan Pelayanan (X7). Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Angka korelasi yang diperoleh (r hitung) dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi product moment (r tabel) pada taraf 5% pada derajat bebas. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dan bernilai positif. Berdasarkan hasil perhitungan Program SPSS menunjukkan bahwa semua aspek indikator dari Penjualan Jasa (Y), Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Tempat (X4), Orang (X5), Proses (X6), dan Pelayanan (X7). dinyatakan valid, sehingga data yang telah valid tersebut layak digunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel. Regresi Linear Berganda Hasil analisis menggunakan regresi linier berganda berdasarkan perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS, diperoleh persamaan regresi linier berganda yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Hasil estimasi Variabel Koefisien Std. Error Konstanta 4,232 1,451 X1 (produk) 0,238 0,050 *** X2 (harga) 0,284 0,063 *** X3 (promosi) 0,313 0,074 *** X4 (tempat) 0,156 0,075 ** X5 (orang) 0,203 0,069 *** Keterangan: *** signifikan pada alpha 1%, ** siginifikan pada alpha 5% Sumber: Data Olahan, 2012 Variabel bebas yang digunakan adalah Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Tempat (X4), Orang (X5), Proses (X6), dan Pelayanan (X7). Dengan metode stepwise diperoleh hasil seperti tertera pada Tabel 2. Harga (X2) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dengan tingkat signifikan 0,000, yaitu lebih kecil dari 0,05. Produk (X1) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dengan tingkat signifikan 229
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
0,000, yaitu lebih kecil dari 0,05. Promosi (X3) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dengan tingkat signifikan 0,000, yaitu lebih kecil dari 0,05. Orang (X5) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dengan tingkat signifikans 0,004, yaitu lebih kecil dari 0,05. Tempat (X4) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi dengan tingkat signifikan 0,043, yaitu lebih kecil dari 0,05. Sedangkan Proses (X6) tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi karena tingkat signifikan 0,489 lebih besar dari 0,05. Pelayanan (X7) tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penjualan jasa transportasi karena tingkat signifikan 0,762 lebih besar dari 0,05. Dengan melihat hasil tersebut, Pihak perusahaan sebaiknya memformulasikan produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan layanan konsumen dalam satu sistem manajemen pemasaran yang terpadu sehingga pihak perusahaan sebisa mungkin dapat menekan biaya produksi sehingga harga terhadap jasa yang dihasilkan dapat diminimalisir. Pihak perusahaan sebaiknya selalu memberikan inovasi terhadap produk yang dihasilkan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Pihak perusahaan hendaknya memanfaatkan promosi secara offline dan online guna menambah jumlah konsumen dengan memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan pemasaran produk sehingga meningkatkan skill para karyawan. Hendaknya perusahaan membuka kantor cabang baru pada lokasi strategis sehingga penjualan terhadap jasa semakin meningkat. Terhadap variabel yang tidak signifikan, perusahaan bisa melakukan pengkajian ulang kenapa variabel tersebut tidak memberikan kontribusi pada perusahaan. Hendaknya pihak perusahaan tidak terlalu berbelit-belit dalam menerima atau menolak permintaan konsumen yang ingin menggunakan jasa. Pelayanan yang diberikan selama ini lebih ditingkatan lagi dengan cara melakukan adanya standarisasi terhadap pelayanan yang berkualitas dan pelayanan yang diberikan harus disesuaikan dengan fakta yang sebenarnya terjadi berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dialami sendiri oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari 2003, Pengantar Bisnis, Cetakan ke 8, Alfabeta, Bandung. Amir, Taufiq, 2005, Dinamika pemasaran, Edisi I Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Angipora, Marius P, 2002, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi ke 2, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. 230
Amri Tampubolon, Chairul Bachri, Firdaus Kura
Assauri, Sofian, 2004, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan strategi) Edisi I, Cet.VII, Rajawali Pers, Jakarta. Brantas, 2009, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta, Bandung. Buchori, Achmad, 2010, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit CV Linda Karya. Cummis, Julian, 2004, Sales Promotion, cetakan ke-1, PT Ikrar Mandiri Abadi. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Heryanto, Nar dan Akib Hamid, 2008, Statistika Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta. Iswardono, 2002, Dasar-Dasar Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, PT. Prebalindo, Jakarta. Kotler, Philip dan Kavin Lane Keller (Alih Bahasa: Benyamin Molan). 2007. Manajemen Pemasaran, PT Indeks. Lovelock, Christoper, H. 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, PT. Indeks, Jakarta Lupiyodi, Rambat, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi 2 Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Marnis, 2009, Pengantar Manajemen, Edisi Ketiga, Pekanbaru. Nasution, Arman Hakim, 2006, Manajemen Industri, edisi 1, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta. Nasution, M. Nur, 2004, Manajemen Transportasi, Edisi kedua, Cet. Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Purwanto, Iwan, 2007, Manajemen Strategi, CV. Yrama Widya, Cetakan Pertama, Bandung. Rangkuti, Freddy. 2002, Creating Effective Marketing Plan, Cetakan ke 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saladin, Djaslim, 2003, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, Edisi 2, Linda Karya, Bandung. Salim, Abbas, Manajemen Transportasi, 2006, Edisi I, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Salusu, J, 2003, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, Rasindo, Jakarta. 231
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 2, 212-232 (Agustus 2013)
Siagian Yolanda, 2005, Aplikasi supply Chain management dalam dunia bisnis, PT Grasindo, Jakarta. Sugiono, 2003, Metode Penelitian Bisnis Cetakan ke-5, Alfabeta, Bandung. Sukirno, Sadono. 2006, Pengantar Bisnis Cet. Ke 2, Jakarta. Sumarni, Murti dan Suprihantono, John, 2010, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Cetakan Keenam, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sutojo, Siswanto, 2003, Manajemen Penjualan Yang Efektif, Damar Mulia Pustaka. Swatha dan Irawan, 2005, Manajemen pemasaran Modern, Edisi Ke-2 Cet. Ke4, Liberty, Yogyakarta. Terry, George, 2010, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan Kesebelas, PT Bumi Aksara. Tjiptono, Fandy, 2004, Manajemen Jasa, Edisi III, Andi, Yogyakarta. _____________, 2008, Strategi Pemasaran, Penerbit CV Andi Offiset. Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Edisi Kesatu, PT. Raja Grafindo Persada Yamit, Zulian 2004, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Cetakan ke 3 EKONOSIA, Yogyakarta.
232
Petunjuk Penulisan Naskah Naskah dibuat menggunakan Microsoft Office Word. Seluruh bagian dalam naskah diketik dengan huruf Time New Roman, ukuran 12 pts, spasi 1, ukuran kertas A4 dan marjin 3,3,2,2 cm untuk semua sisi serta jumlah halaman kurang lebih 25 halaman atau 7000 kata termasuk daftar pustaka. Untuk kepentingan penyuntingan naskah, seluruh bagian naskah (termasuk tabel, gambar dan persamaan matematika) dibuat dalam format yang dapat disunting oleh editor. Editor dapat meminta data yang digunakan dalam grafik/gambar untuk keperluan penyuntingan. Gaya Penulisan Umum. Naskah untuk Jurnal Manajemen dan Akuntansi Indonesia dapat berupa hasil penelitian. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan gaya naratif. Tabel dan gambar harus mencantumkan sumber. Tabel, gambar dan persamaan matematika diberi nomor secara berurut sesuai dengan kemunculannya. Semua kutipan dan referensi dalam naskah harus tercantum dalam daftar pustaka dan sebaliknya, sumber bacaan yang tercantum dalam daftar pustaka harus ada dalam naskah. Urutan Naskah. Urutan naskah mengikuti format sebagai berikut: Judul, Nama dan Alamat Lengkap Penulis, Alamat Korespondensi, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metodologi dan Data, Hasil, Diskusi dan Analisis, Daftar Pustaka. Berikut adalah petunjuk untuk setiap bagian naskah. Judul. Judul tidak melebihi 15 kata dalam bahasa Indonesia. Data Penulis. Berisi nama lengkap semua penulis tanpa gelar, lembaga afiliasi penulis dan alamatnya (termasuk kode pos) serta alamat salah seorang penulis untuk korenspondensi (telepon, faksimili dan email). Abstrak. Ditulis dalam bahasa Inggris (jika naskah dalam bahasa Indonesia) dan bahasa Indonesia (jika naskah dalam bahasa Inggris), yaitu 100 - 300 kata, maksimum 300 kata berisikan tiga hal yaitu topik yang dibahas, metodologi yang dipergunakan dan hasil atau pembuktian yang didapatkan. Kata Kunci. Ditulis dalam bahasa Inggris maksimum 5 subjek. Kata kunci berisi kata atau frasa yang sering dipergunakan dalam naskah dan dianggap mewakili dan atau terkait dengan topik yang dibahas. Pendahuluan. Pendahuluan paling tidak memuat latar belakang dan tujuan dari penelitian, studi sebelumnya yang relevan, permasalahan ataupun hipotesis yang akan diuji dalam tulisan tersebut, metodologi atau alat analisis yang dipilih, narasi singkat dari hasil yang didapatkan jika tulisan adalah hasil pengujian empiris atau preposisi jika tulisan yang dibuat bersifat hasil pemikiran. Metodologi dan Data. Bagian ini berisi informasi teoretis dan teknis yang cukup memadai untuk pembaca dapat mereproduksi penelitian dengan baik. Hasil. Tuliskan hasil yang didapat berdasarkan metode yang digunakan. Dapat disajikan berupa tabel, gambar dengan disertai uraian singkat yang mengangkat poin-poin penting. Pembahasan. Bagian ini memuat interpretasi dari hasil dan diskusi menyangkut hasil pada penelitian sebelumnya yang terkait. Pembahasan memuat keunikan serta persamaan dan perbedaannya dan dari hasil penelitian sebelumnya. Diskusikan juga penelitian lanjutan yang dapat dilakukan. Daftar Pustaka. Daftar pustaka disusun dengan urutan abjad dengan mengikuti gaya sebagai berikut:
233
Publikasi buku Dixit, A. K., & Norman, V. 1980. Theory of International Trade. Cambridge: Cambridge University Press. Artikel dalam jurnal Rangazas, P. 2000. Schooling and Economic Growth: A King-Rebelo Experiment with Human Capital. Journal of Monetary Economics , 46 (2), 397-416. Bab dalam buku Durlauf, S. N., Johnson, P. A., & Temple, J. R. 2005. Growth Econometrics. In P. Aghion, & e. S N Durlauf (Eds.), Handbook of Economic Growth (Vol. IA). Amsterdam: North-Holland. Kertas kerja (working papers) Kremer, M., & chen, D. 2000. Income Distribution Dynamics with Endogenous Fertility. Working Paper, 7530 . Makalah yang dipresentasikan Chen, H. K., & Chou, H. W. 2006a. Supply Chain Network Equilibrium with Asymmetric Variable Demand and Cost Functions. Makalah . Taipei. Mimeo dan karya tak dipublikasikan Knowles, J. 1999. Can Parental Decisions Explain US Income Inequality? Mimeo . Nashihin, M. 2007. Poverty Incidence in Indonesia, 1987-2002: A Utility-Consistent Approach Based on a New Survey of Regional Prices. Disertasi doktoral . Canberra. Dokumen lembaga Indonesia, R. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Artikel dari situs web dan bentuk elektronik lainnya Summers, R., & Heston, A. W. 1997. Retrieved from Penn World Table, Version5.6: http://pwt.econ.unpenn.edu/ Artikel di koran, majalah, dan periodik sejenis Begley, S. 1993( April 12). Killed by Kindness. Newsweek , pp. 50-56. Kutipan. Contoh: Masalah ini pernah diteliti oleh Kremer dan Chen (2000). Hasilnya menunjukkan bahwa keputusan orang tua bisa mempengaruhi distribusi pendapatan (Knowles 1999; Dollar et al. 1988). Untuk ulasan selanjutnya lihat antara lain Williamson (1985). Tabel, Gambar dan Persamaan Matematika. Judul dan isi tabel diketik dengan huruf ukuran 10 pts dan cetak tebal. Penggunaan garis dalam tabel hanya untuk kepala tabel (heading) dan akhir tabel. Hindari isi tabel yang tidak perlu. Gambar dan grafik akan dicetak dalam format hitam putih sehingga perlu dibuat perbedaan pola antar data yang ditampilkan dan bukan dengan gradasi warna atau perbedaan warna. Garis yang ditampilkan pada grafik hanya sumbu dan garis data saja. Persamaan matematika ditulis dengan menggunakan Microsoft Equation Editor. Tuliskan hanya persamaan matematika yang sangat terkait dengan pembahasan. Daftar Kegiatan Penyerahan Naskah 1. Penulis sudah membaca Petunjuk Bagi Penulis 2. Penulis sudah menyiapkan kelengkapan dokumen sebagai berikut: a. Daftar riwayat hidup lengkap b. Naskah yang sudah mengikuti petunjuk penulisan naskah Jurnal Manajemen dan Akuntansi c. Penulis mengirimkan dokumen kelengkapan dalam bentuk softcopy ke alamat redaksi