[Type text]
Volume 1, Nomor 3, Desember 2013
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA PT SUZUKI FINANCE INDONESIA CABANG PEKANBARU Arianto, R.Rudi Alhempi, Dwi Sari Septanovia
233-247
ANALISIS MOTIVASI KARYAWAN PADA PT ABIMAYU DIVISI CALIFORNIA FRIED CHICKEN (CFC) DI BANDARA SULTAN SYARIF QASIM II PEKANBARU Antonius Ansori Mendrofa, Anggono Raras T, Riati
248-264
ANALISIS PEMASARAN FLASHDISK KINGSTONE PADA TOKO TARGET COMPUTER di PEKANBARU Hafri Yanri, Haznil Zainal, Nefrida
265-284
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SERASI AUTORAYA (Trac Astra Rent a Car) PEKANBARU Annuri Fajrina, Indra Adnan, Yefni
285-305
ANALISIS KINERJA KARYAWAN PADA PT TELKOM RIAU DARATAN PEKANBARU Ariyanti, Dodi Agusra, Ridarman Bay
306-319
ISSN 2089 - 1628
[Type text]
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI Volume 1, Nomor 3, Desember 2013
Penasehat
:
Ketua STIE Persada Bunda
Editor in chief
:
Raden Rudi Alhempi
Managing Editor
:
Dewan Editor
:
Vety Adriane Nahuway Diana Jupiter Rahadiansyah Mundung
Mitra Bestari
:
Sri Yani Kusumastuti (Universitas Trisakti) Nirdukita Ratnawati (Universitas Trisakti) Sudarno (STIE PELITA Pekanbaru) Hardi Salioso (Universitas Islam Riau Pekanbaru) Haznil Zainal (STIE Persada Bunda)
Sekretaris Layout Sirkulasi Alamat Redaksi
: : : :
Hadi Hartono Deviana Sofyan Jupiter STIE Persada Bunda Jl. Diponegoro 42, Pekanbaru, Riau Telp: 0761- 23181 Fax: 0761- 40218 Email:
[email protected]
Jurnal Manajemen & Akuntansi Indonesia diterbitkan 3 kali dalam setahun sebagai media informasi dan komunikasi. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STIE Persada Bunda Pekanbaru. Redaksi menerima tulisan ilmiah yang belum pernah diterbitkan oleh media lain, resensi, atau tanggapan atas suatu artikel. Redaksi berhak mengubah/memperbaiki bahasa tanpa mengubah materi tulisan. Setiap tulisan bukan cerminan pandangan Dewan Editor. Proses publikasi tulisan dilakukan melalui blind review process yang ditetapkan editor. Diterbitkan: Desember 2013
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI Volume 1, Nomor 3, Desember 2013
DAFTAR ISI ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA PT SUZUKI FINANCE INDONESIA CABANG PEKANBARU Arianto, R.Rudi Alhempi, Dwi Sari Septnovia
233-247
ANALISIS MOTIVASI KARYAWAN PADA PT ABIMAYU DIVISI CALIFORNIA FRIED CHICKEN (CFC) DI BANDARA SULTAN SYARIF QASIM II PEKANBARU Antonius Ansori Mendrofa, Iqbal Ali, Riati
248-264
ANALISIS PEMASARAN FLASHDISK KINGSTONE PADA TOKO TARGET COMPUTER di PEKANBARU Hafri Yanri, Haznil Zainal, Fitri Zora
265-284
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SERASI AUTORAYA (Trac Astra Rent a Car) PEKANBARU Annuri Fajrina, Indra Adnan, Yossita
285-305
ANALISIS KINERJA KARYAWAN PADA PT TELKOM RIAU DARATAN PEKANBARU Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
306-319
[Type text]
Halaman ini sengaja dikosongkan
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA PT SUZUKI FINANCE INDONESIA CABANG PEKANBARU
Arianto Alumni STIE Persada Bunda R. Rudi Alhempi STIE Persada Bunda Pekanbaru Dwi Sari Septanovia STIE Persada Bunda Pekanbaru
Abstract PT SFI is one of the finance companies that exist in Pekanbaru. This company is a financial services brand Suzuki motorcycle. During the company's standing in Pekanbaru course there are obstacles such as competition with other finance companies that cause fluctuations in each year, so the company needs to fix the strategy in carrying out daily activities. This problem is the basis of the author lifted the title of Influence Marketing Strategy Analysis of Suzuki Motorcycle Financing Sales at PT Suzuki Finance Indonesia Pekanbaru Branch. The purpose of this study was to determine the marketing strategies undertaken by PT SFI. Marketing strategies are important in increasing the number of sales. Rise and fall of the number of sales is very dependent on the marketing strategies undertaken by PT SFI, if Marketing Strategy run as planned, then the bias confirmed the increase in the number of sales, but the opposite occurs if the strategy is not executed properly. There are four sections in the Marketing Strategy that must be passed by a company which in this case PT SFI to increase the number of sales, the product (product), price (price), distribution (place), and promotion (promotion). After discussion by looking at the number of sales in each year turns fluctuation rate of sales, it means there is one of the strategies implemented by the PT SFI's. If this continues slah strategy practiced by PT SFI, then fear will harm PT SFI that led to bankruptcy, and therefore the study was held in an attempt to fix this SFI PT Marketing Strategies Keywords: Marketing Strategies, Influence Sales
PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha baik di bidang jasa maupun perdagangan di Pekanbaru sangat menjanjikan bagi investor atau pelaku bisnis untuk berinvestasi dan melakukan transaksi bisnis di kota ini. Ini sangat singkron dengan misi kota Pekanbaru yang ingin menjadikan kota Pekanbaru sebagai pusat jasa dan perdagangan. Untuk memastikan sebuah usaha bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung yang berkaitan dengan usaha tersebut. Seperti halnya juga usaha di bidang pembiayaan (finance). Banyaknya tumbuh usaha di bidang pembiayaan (finance) ini tentu disebabkan oleh besarnya minat masyarakat terhadap usaha pembiayaan ini. Minat atau permintaan masyarakat terhadap 233
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
perusahaan ini didasari oleh hal-hal seperti ketidakmampuan masyarakat membeli suatu barang secara tunai, sehingga masyarakat memilih untuk membeli barang secara cicilan yang tentunya melalui perusahaan pembiayaan. Dengan cara ini juga perusahaan berharap bisa menjadi solusi bagi masyarakat dalam hal memperoleh barang yang dibutuhkan. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan pembiayaan ini akan menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat antar perusahaan di Pekanbaru, karena masing-masing perusahaan akan menawarkan program serta strategi yang berbeda untuk menarik minat masyarakat. Untuk menyikapi persaingan ini, sebuah perusahaan dituntut untuk membuat sebuah kebijakan, serta strategi yang sangat mumpuni agar bisa memenangkan persaingan di pasaran, strategi itu salah satunya adalah strategi pemasaran. Seperti diketahui bersama bahwa di dalam strategi pemasarn terdapat strategi promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. Agar masyarakat tertarik terhadap produk yang dipasarkan, maka perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran dengan benar. Jika strategi yang dilakukan tidak tepat serta tidak menyentuh dengan yang dibutuhkan mesyarakat, maka produk yang akan dipasarkan tidak akan bisa diterima masyarakat. Hal ini juga dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan. Salah satunya PT Suzuki Finance Indonesia, meskipun perusahaan ini bergerak dibidang pembiayaan, namun perusahaan ini juga memiliki strategi pemasaran, seperti menonjolkan kelebihan produk, harga yang terjangkau oleh masyarakat, tingkat bunga, potongan ansuran, serta kelebihan lain yang bisa menarik masyarakat untuk memilih perusahaan ini sebagai perusahaan yang membiayai barang yang dibeli secara kredit tersebut. Strategi ini berdampak positif bagi perusahaan dalam rangka mendapatkan nasabah sesuai target, serta meningkatkan jumlah nasabah pada perusahaan dari waktu ke waktu sehingga menambah profit bagi perusahaan. Strategi pemasaran diharapkan bisa memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Karena strategi pemasaran merupakan hal yang penting dalam membangun suatu perusahaan. PT Suzuki Finance Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan. Perusahaan ini merupakan perusahaan pembiayaan resmi sepeda motor merk Suzuki. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor maka pendapatan sangat bergantung pada jumlah nasabah. Untuk mengetahui baik atau tidaknya strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Suzuki Finance Indonesia perlu dilihat berdasarkan jumlah nasabah pada setiap tahunnya. Tabel 1 menunjukkan perkembangan jumlah nasabah selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2009 jumlah nasabah berjumlah 4.096 orang, dan pada tahun 2010 terjadi kenaikan jumlah nasabah sebesar 1.531 orang atau naik 37% dari tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nasabah sejumlah 575 orang atau 10% dari jumlah nasabah pada tahun 2010. Tabel 1. Perkembangan jumlah nasabah Tahun Jumlah Nasabah Tingkat (persen) 2009 4.096 2010 5.627 37% 2011 5.052 (10%) Sumber: PT Suzuki Finance Indonesia
234
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
Dalam melakukan strategi pemasaran perusahaan hendaknya selalu bisa mengetahui kebutuhan serta keinginan masyarakat. Jika perusahaan sudah mengetahui maka sangat mudah menentukan strategi yang lebih baik untuk dijalankan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian pada PT Suzuki Finance Indonesia di Pekanbaru untuk mengetahui strategi pemasaran apa yang tepat yang harus dijalankan oleh perusahaan dalam rangka menarik minat nasabah untuk memilih perusahaan ini. Sesuai dengan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh strategi pemasaran terhadap penjualan pembiayaan sepeda motor Suzuki yang dilakukan oleh PT Suzuki Finance Indonesia cabang Pekanbaru. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan untuk mengambil kebijakan di masa yang akan datang di perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Untuk menentukan langkah apa yang harus ditetapkan dalam mengambil sebuah keputusan, maka seorang pemimpin perlu diberikan pemahaman serta pengertian dari manajemen, hal ini perlu agar seorang pemimpin bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dicapai dalam organisasi yang dipimpinnya. Selain itu hal ini juga dimaksud agar pemimpin memiliki rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang telah ditetapkannya. Dalam literatur manajemen, istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: manajemen menurut proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, dan manajemen sebagai suatu seni dan suatu ilmu. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien (Solihin, 2009: 4). Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Amirullah dan Budiyono, 2004: 7). Dengan demikian, istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasi kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disebut sebagai merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Pengertian manajemen lain dikemukakan oleh Iswardono (2002: 23) yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas usaha- usaha para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian peran manajemen dalam sebuah perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat mengatur dana dan sumber daya yang dimiliki, dimana hal ini disebabkan oleh sumber daya perusahaan. Menurut Hasibuan (2009: 4) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa manajemen itu merupakan suatu konsep yang mengkombinasikan antara fungsi manajemen dengan fungsi manajemen lainnya. Jadi semua perusahaan haruslah dapat memahami dan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen tersebut, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
235
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi dari manajemen yang merangkum semua kegiatan komersial perusahaan dan factor-faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan kegiatan pemasaran, karena perusahaan merupakan suatu dilema yang sifatnya dinamis sehingga senantiasa perlu dilihat perkembangannya. Disamping itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan perekonomian yang penting dalam peristiwa bermula dan berakhir dengan kepuasan kebutuhan konsumen. Pemasaran adalah proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, politik, budaya, ekonomi dan menejerial yang mengakibatkan masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2002: 48). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lainnya (Kotler, 2002: 9). American Marketing Association (AMA) mengemukakan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pembelian, harga, promosi dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan induvidu dan tujuam organisasi (Sadura Purnama, 2004: 2) Aktivitas manusia diarahkan pada usaha untuk memuaskan dari kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen, yang dapat terlaksana melalui proses pertukaran dengan merencanakan dan mendistribusikan barang dan jasa. Jadi dengan terpenuhnya keinginan konsumen maka tujuan dari pada perusahaan akan dapat tercapai dan konsumen yang terpenuhi kebutuhannya akan merasa puas. Jadi berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah merupakan kegiatan yang saling berhubungan yang ditujukan unuk merencanakn, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dari produsen kekonsumen guna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang mana kegiatankegiatan tersebut dibatasi oleh sumber-sumber yang tersedia dalam perusahaan yang bersangkutan. Konsep Pemasaran Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan sesuatu kebutuhan dan keinginan (Suyanto, 2007: 8). Masalah-masalah didalam pemasaran mempunyai hubungan erat dengan produk (apa yang di jual), konsumen dan profitabilitas. Konsumen hanya dapat dipengaruhi tetapi tidak dapat dikendalikan dan profitabilitas merupakan hasil akhir yaitu yang di hasilkan dari seluruh kegiatan di dalam seluruh kegiatan marketing. Dengan demikian hanya produk saja yang dapat secara nyata dikendalikan dan ini menunjukkan pentingnya konsep produksi dalam konsep pemasaran secara menyeluruh. Harga (price) Pengertian harga adalah sejumlah uang (ditambahkan beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swastha, 2003: 16). Harga adalah suatu barang yang dinyatakan dengan uang (Alma, 2011: 169).
236
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
Saluran Distribusi (place) Salah satu unsur peralatan bauran pemasaran yang lain adalah tempat yang kegiatan operasionalnya lebih dikenal dengan sebutan distribusi. Distribusi adalah yang dipergunakan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen (Swastha, 2003: 17). Distribusi adalah saluran yang merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Sedangkan saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu (Swastha, 2003; 23). Jadi saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga yang mengadakan kerja sama untuk memindahkan produk dari lingkungan produksi ke lingkungan konsumsi sehingga mencapai tujuan pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada pasar atau konsumen akhir pada tingkat harga tertentu. Konsep saluran distribusi adalah salah satu bentuk dari konsep penjualan. Dari definisi di atas, jelaslah bahwa saluran distribusi merupakan perantara yang turut serta dalam proses pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Promosi (promotion) Suatu promosi yang tepat, akan sangat membantu penjualan yang akhirnya membantu pula perkembangan perusahaan. Promosi adalah komunikasi yang persuatif, mengajak, mendesak, membujuk, meyakinkan (Mursid, 2010: 95). Ciri dari komunikasi yang persuasif (Komunikasi) adalah ada komunikator yang secara terncana mangatur berita dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkahlaku si penerima (target pendengar). Promosi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut: 1. Periklanan (Advertising) Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang mampu di andalkan oleh perusahaan. karena dalam penyampaian informasi lebih meyakinkan kepada konsumen karena memiliki jangkauan yang luas. iklan dapat memberikan informasi yang banyak terutama tentang produk, lokasi penjualan ataupun informasi lainnya yang bermanfaat bagi konsumen. 2. Promosi Penjualan (Sales promotion) Promosi penjualan merupakan salah satu kegiatan promosi selain periklanan, pelaksanaannya dapat dilakukan kapan saja dan tentunya dengan biaya yang tersedia. pelaksanaan promosi penjualan ini dimaksudkan untuk dapat menarik perhatian konsumen dalam keadaan mendesak dengan menyatakan keuntungan yang akan di peroleh jika bmembeli produk yang bersangkutan. Dalam melaksanakan promosi penjualan yang sangat menguntungkan adalah ketidaktergantungan terhadap suatu media tertentu dalam pelaksanaannya. 3. Penjualan Langsung (Personal Selling) Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2008: 224). Jadi, Personal Selling merupakan komunikasi orang secara individual, lain halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat masal dan bersifat pribadi.
237
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
4. Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu (Tjiptono, 2008: 228). Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemasaran Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan penjualan produknya dipengaruhi oleh faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan adalah (Swastha, 2003: 42): 1.
Kondisi dan Kemampuan Penjualan Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tersebut perusahaan harus memenuhi beberapa masalah penting yang sangat terkait yaitu: (1) jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, (2) harga produk, dan (3) syarat penjualan, seperti pembayaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi, lokasi usaha, dan lain-lain.
2.
Kondisi Pasar Pasar sebagai tempat bertemunya pembeli dengan penjual dapat juga mempengaruhi kegiatan penjualan suatu produk. Faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah atau pasar internasional, (2) kelompok pembeli atau segmen pasar, (3) daya belinya, dan (4) frekuensi pembelian, keinginan dan kebutuhannya.
3.
Modal Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi dan sebagainya. Semuanya ini dapat dilakukan, apabila penjual memiliki modal yang cukup
4.
Kondisi Organisasi Perusahaan Di perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian sendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penjualan seperti lingkungan ekstern dan intern. Pihak ekstern adalah pembeli sedangkan pihak intern adalah produsen atau perusahaan. Faktor-faktor lain seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan, namun untuk melaksanakannya diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. ada pengusaha yang berpegang pada suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang yang baik”.
6.
Permintaan Pasar Di dalam mengevaluasi kesempatan pemasaran, kebanyakan perusahaan memulainya dengan melihat permintaan pasar. Permintaan pasar adalah permintaan bagi suatu produk adalah volume total yang akan di beli oleh kelompok pembeli tertentu, pada
238
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
saat tertentu, dalam lingkungan pemasaran tertentu dan program pemasaran tertentu pula. Faktor utama sebagai penentu dari permintaan adalah (Swastha, 2003: 138): 1.
Harga produk. Adapun pernyataan dari hukum permintaan adalah sebagai berikut: jika harga barang naik, maka menyebabkan jumlah yang diminta akan semakin kecil sebaliknya, jika harga barang diturunkan, maka jumlah yang diminta akan semakin besar.
2.
Harga produk lain. Permintaan akan suatu produk tertentu dipengaruhi oleh harga dari produk lain yang dapat dibeli oleh konsumen. Untuk mengurangi sensitivitas pembeli terhadap perubahan harga, perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi.
3.
Penghasilan Pembeli. Permintaan untuk suatu produk dapat dipengaruhi oleh penghasilan konsumen.Jika penghasilan konsumen meningkat,maka permintaan produknya juga meningkat.
4.
Selera Pembeli. Penyebab terjadinya transaksi jual beli adalah selera atau kesukaan pembeli juga dapat mempengaruhi permintaan.Selera ini merupakan suatu konsep yang meliputi beberapa faktor penentu permintaan, seperti: Faktor sosio-ekonomi, faktor-faktor non demografi, faktor keuangan, pengharapan, dan sebagainya. Selera ini cenderung untuk stabil dalam jangka pendek, tetapi akan berubah dalam jangka waktu lama.
5.
Persaingan. Persaingan adalah salah satu alat yang sangat efektif untuk mendorong pola pikir dan kerja, memang persaingan tidak pernah mendapat penghargaan yang layak sebab kita banyak melihat persaingan dari segi yang merusak dibandingkan sisi baiknya adanya persaingan dapat mencegah ketidakacuan sehingga menghasilkan orang-orang yang tangguh. Akibatnya timbul ambisi, hal ini menguntungkan dan merusak.
Segala bentuk persaingan yang dihadapi oleh suatu perusahaan maka implikasi dibidang pemasaran bagi perusahaan adalah bagaimana mengatasinya. Disamping itu perusahaan harus dapat memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan untuk konsumen terhadap produk yang diinginkannya, Dalam hal seperti ini perlu sekali diadakan riset pemasaran dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan konsumen tadi. Dari konsep pemasaran dapat diambil suatu pemahaman bahwa menentukan kebutuhan dan kegiatan konsumen yang menjadi sasaran penjualan merupakan tugas utama dari perusahaan untuk menjalankan usaha kegiatan pemasarannya sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kepuasan dan keinginan konsumen. Ada empat langkah utama dalam merancang sistem intelijen persaingan: 1. Pembentukan sistem. Langkah pertama membutuhkan pengidentifikasian jenis informasi persaingan yang penting, mengidentifikasian sumber terbaik untuk mendapatkan informasi ini, penugasan seseorang akan mengelola sistem tersebut dan pelayanannya. 2. Pengumpulan data. Data dikumpulkan secara berkesinambungan dari lapangan tenaga penjual saluran, pemasok, asosiasi perdagangan dari pelamar dan pegawai pesaing, dari orang-orang pebisnis dengan pesaing. Dari pengamatan atas pesaing atau analisa bukti fisik dan data yang di publikasikan. 3. Evaluasi dan analisa data. Data diperiksa keabsahannya dan kehandalannya, diinterprestasikan dan di organisasikan. 239
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
4. Penyebarluasan informasi dan pemberian tanggapan 5. Informasi utama disampaikan kepada pengambil keputusan yang relevan dan pertanyaan manejer tentang persaingan di jawab. Dalam persaingan diketahui adanya keunggulan kompetitif. Keunggulan ini ada kalau terdapat keserasian antara kempetensi yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktorfaktor kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan perusahaan tadi mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari pada para pesaingnya. Terdapat dua cara untuk mencapai keunggulan bersaing yaitu (Keegen, 2002: 325) yaitu (1) keunggulan ini dapat dicapai saat sebuah perusahaan melakukan strategi biaya rendah, yang membuatnya mampu menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah dibandingkan para pesaingnya dan (2) keunggulan ini dapat juga diraih dengan strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap memperoleh manfaat unik dari yang sesuai dengan harga yang cukup. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah nasabah pada PT Suzuki Finance Indonesia, Pekanbaru pada tahun 2011. Sedangkan teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik aksidental. Teknik aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono (2006: 60). Teknik aksidental dipilih karena mengingat keterbatasan waktu, biaya serta responden yang sulit untuk dijumpai. Penentuan jumlah sampel sangat mempengaruhi kebenaran dari sebuah penelitian. Ada berbagai cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian. Salah satunya adalah dengan menggunakan Rumus Slovin, yaitu: n= Dimana n = Ukuran sampel, N = Ukuran populasi, dan e = Taraf kesalahan sebesar 10% (Umar, 2008: 78). Untuk jumlah populasi pada penelitian ini diambil dari jumlah populasi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5.052 orang nasabah, sehingga jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus slovin adalah: n=
= = 98,06
Dan dibulatkan menjadi 98 responden. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari objek penelitian berupa data yang belum diolah. Data diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan itu sendiri yaitu data yang sudah tersedia. Metode Analisa Data Dalam mengadakan penganalisaan data, digunakan metode statistik deskriptif dan analisa regresi linear berganda terhadap pengaruh strategi pemasaran hadap volume penjualan. Model Persamaan regresi yang digunakan adalah:
240
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
Yi = a + b1X1i + b2X2i + b3X3i + b3X3i + ei Dimana Y = volume penjualan, X1= produk, X2= harga, X3= saluran distribusi, X4= promosi, e = error, dan a, b1,..4 = kkoefisien regresi. Oleh karena data yang didapat dari peneliti bersifat kualitatif, maka data yang bersifat kualitatif itu diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat kuantitatif. Kategori yang digunakan berdasarkan skala likert, dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Netral (N) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk pertanyaan yang negatif (-) penilaian dilakukan dengan cara sebaliknya, seperti pertanyaan untuk alternatif jawaban sangat penting diberi nilai 1 dan untuk sangat tidak penting diberi nilai 5. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan diuji F dan uji t. Uji F untuk menguji dua atau lebih variabel yang dihasilkan dari persamaan tersebut secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah Jika F hitung > F tabel 5%, maka Ho (Hipotesis nol) ditolak dan Ha (Hipotesis alternatif) diterima, berarti bahwa secara simultan variabel bebas X berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Jika F hitung ≤ F tabel 5 %, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti bahwa secara simultan variabel bebas X berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Selanjutnya untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji t yaitu dengan cara membandingkan t hitung dengan ttabel pada tingkat signifikan 0,1. jika T hitung > Ttabel maka variabel bebas dapat menerapkan variabel terikat, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Kriteria pengujiannya adalah Jika –t tabel > t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan analisis hasil penelitian dalam pembahasan mengenai strategi pemasaran pada PT Suzuki Finance Indonesia di Pekanbaru. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Data diperoleh dengan cara membagikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada 98 nasabah PT Suzuki Finance Indonesia di Pekanbaru. Selanjutnya data di tabulasikan untuk di analisis secara regresi linier berganda. Deskripsi karekteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan responden berjenis kelamin pria dan wanita. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah
Frekuensi 55 43 98
Persentase 56% 44% 100%
Sumber: Data Olahan 2012
241
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
Tabel 1 menunjukkan responden pada umumnya pria sebanyak 55 orang (56 persen), sedangkan wanita sebanyak 43 orang (44 persen). Tabel 2. Identitas responden berdasarkan pekerjaan No 1 2 3 4
Pekerjaan Mahasiswa PNS Wiraswasta Lain-lain Jumlah
Jumlah Responden 18 45 26 9 98
Prosentase (%) 18,4 45,9 26,5 9,2 100
Sumber: Data Olahan 2012
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa identitas responden berdasarkan pekerjaan umum nya adalah PNS, yaitu sebanyak 45 orang (45,9%). Ini menunjukan bahwa PNS tersebut memilih jasa ini lebih banyak dibandingkan pekerja lainnya. Diikuti wiraswasta (26,5 persen), mahasiswa (18.4 persen), dan lainnya (9,2 persen). Deskripsi Data Produk Variabel produk ini dalam kuesioner diwakili oleh lima buah pertanyaan yang mencerminkan produk. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi:
242
1.
Jaminan terhadap produk yang diberikan oleh SFI sudah baik. Dari pertanyaan di atas diketahui bahwa tanggapan responden tentang jaminan terhadap produk SFI umumnya setuju, dimana ada 43 orang (43,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukkan bahwa jaminan terhadap produk SFI Pekanbaru sudah sangat baik.
2.
Produk SFI sudah banyak dikenal oleh konsumen Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai produk SFI yang sudah banyak dikenal konsumen umumnya setuju, dimana ada 39 orang (39,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa produk SFI ini sudah banyak dikenal oleh konsumen atau masyarakat.
3.
Produk yang di tawarkan SFI sudah bisa memenuhi kebutuhan konsumen Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang produk SFI yang sudah bisa memenuhi kebutuhan konsumen umumnya setuju, dimana ada 45 orang (45%) yang mengatakannya. Ini menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan SFI Pekanbaru sudah bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
4.
Produk yang di tawarkan SFI lebih baik dari produk pesaing Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang produk yang ditawarkan SFI lebih baik dari produk pesaing umumnya setuju, dimana ada 45 orang (45,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukkan bahwa produk SFI Pekanbaru lebih baik dari produk pesaing.
5.
Fasilitas produk SFI sudah lengkap Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang fasilitas produk SFI yang suah lengkap umumnya setuju, dimana ada 49 orang (50,0) yang
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
mengatakannya. Ini menunjukkan bahwa fasilitas produk SFI Pekanbaru sudah sudah lengkap. Harga Pada variabel Harga ini dalam kuesioner diwakili oleh lima buah pertanyaan yang mencerminkan harga. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi: 1.
Harga merupakan faktor penting dalam memilih jasa pembiayaan pada sebuah perusahaan jasa pembiayaan. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga yang merupakan faktor penting dalam memilih jasa pembiayaan pada sebuah perusahaan jasa pembiayaan umumnya sangat setuju, dimana ada 44 orang (44,9) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa harga memang merupakan faktor penting bagi konsumen dalam memilih perusahaan pembiayaan.
2.
Bila dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lain harga yang di tetapkan oleh SFI dapat bersaing secara wajar. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga yang ditetapkan SFI dapat bersaing secara wajar umumnya setuju, dimana ada 47 orang (47,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa harga yang ditetapkan SFI bisa bersaing secara wajar di pasaran.
3.
Harga produk SFI telah sesuai dengan harga yang berkembang di pasaran. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga produk SFI telah sesuai dengan harga yang berkembang di pasaran umumnya setuju, dimana ada 48 orang (49,0%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa harga produk SFI Pekanbaru telah sesuai dengan harga yang berkembang di pasaran.
4.
Tingkat bunga produk SFI lebih rendah dibanding produk perusahaan pembiayaan lain. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang tingkat bunga produk SFI lebih rendah dibandingkan produk perusahaan pembiayaan lain umumnya setuju, dimana ada 48 orang (49,0%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa tingkat bunga produk SFI memang lebih rendah dibanding perusahaan pembiayaan lain.
5.
Harga yang ditetapkan oleh SFI sudah layak diberikan pada konsumen. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga produk SFI sudah layak diberikan kepada konsumen umumnya setuju, dimana ada 49 orang (50,0%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa harga produk SFI Pekanbaru sudah layak diberikan kepada konsumen.
Distribusi Pada variabel Harga ini dalam kuesioner diwakili oleh lima buah pertanyaan yang mencerminkan distribusi. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi: 1.
Kantor perusahaan pembiayaan dapat dijangkau dengan kendaraan umum. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang letak kantor perusahaan yang dapat dijangkau oleh kendaraan umum pada umumnya 243
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
setuju, dimana ada 43 orang (43,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa letak kantor ini mudah di akses oleh mayarakat. 2.
Dikantor perusahaan terbagi bagian-bagian yang mudah diakses oleh konsumen. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang ruangan di kantor perusahaan yg terbagi menjadi bagian-bagian yang mudah di akses oleh konsumen umumnya setuju, dimana ada 38 orang (38,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa di kantor perusahaan bagian-bagian tertentu mudah diakses oleh konsumen atau masyaraka.
3.
Loket atau tempat pembayaran kredit dibuka disetiap dealer Suzuki untuk mempermudah nasabah untuk membayar. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang tersedianya loket atau tempat pembayaran kredit yang dibuka di setiap dealer Suzuki bertujuan untuk mempermudah nasabah untuk membayar umumnya setuju, dimana ada 44 orang (44,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa keberadan loket tersebut sangat membantu konsumen dalam proses pembayaran.
4.
Dapat dibayarkan di tempat-tempat lain yang bekerja sama dengan SFI misalnya kantor pos, bank dan lain-lain. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang tempat pembayaran yang dapat dibayarkan di kantor pos, bank dan tempat lain yang bekerja sama dengan SFI tersebut umumnya setuju, dimana ada 45 orang (45,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa konsumen setuju dengan ada nya tempat pembayaran seperti di kantor pos, Bank dan lain-lain tersebut.
5.
Selain sebagai tempat pembayaran, loket pembayaran di dealer juga bertujuan untuk menarik konsumen. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang loket pembayarn sejenis bertujuan juga untuk menarik konsumen umumnya setuju, dimana ada 49 orang (50,0%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa keberadaan loket tersebut juga membantu untuk menarik minat konsumen. Konsumen menjadi lebih terbantu dalam kemudahan mencapai lokasi tempat pembayaran.
Promosi Pada variabel Harga ini dalam kuesioner diwakili oleh lima buah pertanyaan yang mencerminkan promosi. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi: 1.
Rata-rata iklan yang dilakukan oleh SFI sudah efektif dan efesien. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang efisiensi dan efektifitas iklan yang dilakukan SFI sudah baik umumnya setuju, dimana ada 39 orang (39,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa rata-rata iklan yang dilakukan SFI memang sudah efektif dan efesien.
2.
Memasang spanduk perusahaan di tempat-tempat strategis agar keberadaan perusahaan diketahui oleh masyarakat. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang pemasangn spanduk di tempat-tempat strategis yang bertujuan agar keberadaan perusahaan diketahui oleh masyarakat umumnya setuju, dimana ada 43 orang (43,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa pemasangan spanduk ini sudah tepat dilakukan perusahaan agar perusahaan dikenal oleh masyarakat.
244
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
3.
Potongan harga atau ansuran sangat menentukan untuk meningkatkan jumlah penjualan. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang potongan harga atau ansuran sangat menentukan untuk meningkatkan penjualan umumnya setuju, dimana ada 41 orang (41,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa potongan harga atau ansuran sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan.
4.
DP murah di bulan-bulan tertentu bertujuan untuk menarik minat konsumen. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang DP murah atau rendah yang diberikan kepada konsumen di bulan tertentu bertujuan untuk menarik minat konsumen umumnya setuju, dimana ada 45 orang (45,9%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa DP murah atau rendah di bulan-bulan tertentu sengat berpengaruh dalam menarik minat konsumen.
5.
Mengadakan event-event ke daerah-daerah agar SFI lebih dikenal oleh masyarakat. Dari pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang diadakanya event ke daerah-daerah agar SFI lebih dikenal oleh masyarakat umumnya setuju, dimana ada 41 orang (41,8%) yang mengatakannya. Ini menunjukan bahwa event ini berperan penting untuk memeperkenalkan perusahaan serta produk kepada masyarakat.
Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Tingkat Penjualan Pembiayaan pada PT Suzuki Finance Indonesia di Pekanbaru. Analisis pengaruh strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap tingkat penjualan jasa pada PT Suzuki Finance Indonesia di Pekanbaru dilakukan dengan menggunakan analisis linier berganda, yang di hitung dengan bantuan program SPSS (Statitical Product and Service Solution) dan hasilnya tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil estimasi Variabel Koefisien t-statistik probalibitas keterangan Konstanta 72,997 10,196 0,000 Signifikan Produk 0,767 1,241 0,218 Tidak signifikan Harga -0,346 -0,658 0,512 Tidak signifikan Distribusi -0,812 -1,412 0,161 Tidak signifikan Promosi -0,716 -1,957 0,053 Signifikan R 0,363 R Square 0,132 Adjusted R Square 0,095 F-statistik 3,533 0,010 signifikan Dependent Variable: Tingkat Penjualan Sumber: hasil olahan
Dari Tabel 3 diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0,363 angka ini menunjukan bahwa antara strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi pada PT SFI terdapat hubungan yang positif sebesar 0.36 yang berarti terdapat hubungan positif yang lemah. Sementara koefisien determinasi (R²) = 0,132, hal ini menunjukkan bahwa antara variasi X1 (produk), X2 (harga), X3 (distribusi), dan X4 (promosi) hanya mampu menjelaskan variasi tingkat penjualan adalah sebesar 13,2%. Selebihnya dipengaruhi oleh 245
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 233-247 (Desember 2013)
faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan teori bahwa pemasaran adalah perencanaan dan pelaksanaan konsep pemasaran yang dalam hal ini konsep tersebut adalah Produk, Harga, Distribusi, Promosi, jadi jika pelaksanaan konsep ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka tujuan akan tercapai. Seperti yang dijelaskan di atas terdapat hubungan positif yang lemah, Hal ini menunjukan bahwa konsep pemasaran tidak terlalu menentukan dalam menambahkan tingkat penjualan. Dari Tabel 3 juga dapat dibuat persamaan regresi linier berganda antara X1, X2, X3, X4 dan Y (tingkat penjualan) sebagai berikut: Y = 72,99 + 0,767 X1 - 0,346 X2 - 0,812 X3 - 0,716 X4 Teori menjelaskan bahwa konsep pemasaran harus berjalan seimbang antara yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan keterangan di atas bisa dilihat bahwa konsep pemasaran yang sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan adalah promosi, sedangkan factor lain yaitu produk, harga, dan sluran distribusi tidak berpengaruh terhadap penjualan. Tetapi promosi ini pun sudah terlalu berlebihan, karena pengaruhnya justru negative terhadap penjualan. Sedangkan strategi pemasaran untuk produk, harga, dan distribusi pada tidak akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan dengan asumsi faktor lain konstan. Jadi untuk mendapatkan hasil penjualan yang baik maka strategi pemasaran yang lain perlu diperbaiki dalam tata pelaksanaannya. Dari arah hubungannya, maka hanya strategi pemasaran yang produk yang mempunyai atah positif terhadap tingkat penjualan, sedangkan yang lainnya mempunyai kecenderungan yang negative. Hal ini juga menjadi bukti bahwa strategi yang dilakukan untuk harga, distribusi, dan promosi belum tepat dan haris diperbaiki kembali. Meskipun secara partial, strategi yang mempengaruhi penjualan hanya strategi untuk promosi, tetapi dari hasil Uji ANOVA dengan uji F, diketahui dimana nilai p (signifikasi) besarnya 0,010 dengan tingkat kesalahan 5%. Artinya strategi pemasaran untuk produk, harga, distribusi, dan promosi secara bersama mempunyai pengaruh terhadap tingkat penjualan. Perusahaaan perlu mengefektifkan lagi strategi pemasarannya agar tingkat penjualan bisa lebih ditingkatkan. Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai koefisien korelasi berganda R= 0,363. Angka ini menunjukkan bahwa antara strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi pada PT SFI terdapat hubungan yang positif tetapi lemah dengan tingkat penjualan. Sementara koefisien determinasi (R²) = 0,132 hal ini menunjukkan bahwa variasi X1 (produk) X2 (harga) X3 (distribusi) X4 (promosi) hanya mampu menjelaskan variasi tingkat penjualan adalah sebesar 13,2%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. SIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi secara bersama terbukti mempunyai hubungan positif dengan tingkat penjualan kendaraan di PT SFI meskipun lemah. 2. Secara partial, hanya promosi yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat penjualan meskipun arah hubungannya adalah negative, sedangkan variabel lain yaitu produk, harga, dan distribusi tidak mempunyai hubungan dengan tingkat penjualan di PT SFI. 246
Arianto, R. Rudi Alhempi, Dwi Sari Septianovia
3. Untuk itu diperlukan peningkatan efektivitas dalam penerapan strategi pemasaran di PT SFI untuk meningkatkan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2011, Manajemen Pemasaran, Penerbit, Alfabeta. Amirullah dan Haris Budiyono, 2004, Pengantar Manajemen, Penerbit Graha Ilmu. Daft, Ricard I, 2007, Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Fuad M, Christine.H, Nurlela, Sugiarto dan Paulus, 2005, Pengantar bisnis Edisi Revisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hasibuan, 2009, Manajemen, dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Iswardono, 2002, Dasar – Dasar Manajemen, Penerbit PT Erlangga, Jakarta. Keengen, Warren J, 2002, Pemasaran Global, Edisi kelima, jilid I Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip dan Amstrong, Gery, 2003, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implimentasi dan Pengendalian, Jilid I dan II, Edisi Kedelapan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ________, 2002, Manajemen Pemasaran Edisi Milinium, Penerbit PT Prenhallindo. Lupiyoadi, Rambat, Ramdani. A, 2009, Manajemen Pemasaraan Jasa, Penerbit, Salemba Empat, Jakarta. Purnama, C. M.Lingga, 2004, Strategi Marketing Plan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rangkuty, Freddy, 2002, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Solihin, Ismail, 2009, Pengantar Manajemen, Penerbit Errlangga. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta, Jakarta. ________, 2006, Statistika untuk penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Suyanto, M, 2007, Marketing Strategi, Penerbit, Andy, Yogyakarta. Swastha, Basu, 2003, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Revisi, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy,2008, Strategi Pemasaran Edisi III, Penerbit Andi, Yogyakarta. Umar, Husin, 2008. Desain Penelitian SDM & Perilaku Karyawan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
247
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
ANALISIS MOTIVASI KARYAWAN PADA PT ABIMAYU DIVISI CALIFORNIA FRIED CHICKEN (CFC) DI BANDARA SULTAN SYARIF QASIM II PEKANBARU Antonius Ansori Mendrofa STIE Persada Bunda Pekanbaru Anggono Raras T STIE Persada Bunda Pekanbaru Riati STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract Research on the analysis of the challenge of employee motivation in PT. Abimayu division California Fried Chicken (CFC) at the airport Sultan Sharif Qasim II Pekanbaru the study period from September 2011 to April 2012. The data were taken as supporting this thesis writing in the form of primary data and secondary data. For a share of data from the study authors collected data by questionnaire (data collection is done by distributing questionnaires to the respondents was chosen). Documentation (Data collection is done by doubling or copying data already published by the company and others). In this study, the population is all employees at PT. Abimayu division California Fried Chicken (CFC) at the airport sultan sharif qasim II pekanbaru. The number of respondents was taken by 14 responde using the census (overall). In this study, the authors performed a descriptive analysis of the factors that influence employee motivation. The data obtained were collected and then analyzed, processed by using the basic theory as a tool to solve the problems faced and the conclusions drawn. To determine the relationship between the variables with the variable motivation motivational factors authors used linear regression formula with SPSS version 15. From the data processing coeffisient correlation values obtained at 0,877 with a significant level of 0,033, which means that there is a positive strong relationship between the independent variables (external and internal factors) and the dependent variable (motivation) of 87,7%. Keywords: motivation, employee, California Fried Chicken PENDAHULUAN Karyawan merupakan asset utama organisasi dan mempunyai peran yang strategis didalam organisasi yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas organisasi. Demi tercapainya tujuan organisasi, karyawan memerlukan motivasi untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya karyawan dalam organisasi, maka karyawan diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan bekerja lebih giat didalam melaksanakan pekerjaannya.
248
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah karyawan tidak mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Motivasi mengandung tiga hal yang amat penting. Pertama, pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan maka tujuan pribadipun akan ikut pula tercapai. Kedua, motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, maka akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu. Ketiga, kebutuhan. Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu pada diri seseorang. Para karyawan dituntut untuk dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya lebih profesional, yang berarti pegawai yang mempunyai pandangan untuk selalu berpikir, bekerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tmggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya. Untuk itu, diperlukan adanya pembinaan dam ditumbuhkan kesadaran juga kemampuan kerja yang tinggi. Apabila karyawan dengan penuh kesadaran bekerja dengan optimal, maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai. Restoran CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru merupakan salah satu restoran cepat saji yang telah lama ada di Pekanbaru sejak 2001. Kemampuan dan kematangan CFC dalam segi usia menjadi suatu keunggulan tersendiri untuk menghadapi tantangan yang serius dari para pesaingnya. Dengan adanya motivasi karyawan maka akan mempermudah terlaksananya aktivitas yang sesuai dengan target yang diharapkan dan pengintegrasian tujuan pribadi maupun tujuan dari PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru Motivasi kerja dapat mempengaruhi kemajuan/peningkatan prestasi, performance, dan produktifitas karyawan (As’ad, 2004: 114). Perusahaan yang memiliki karyawan dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi, dapat tercipta suatu kondisi lingkungan kerja yang dinamis, hubungan sesama pekerja yang harmonis, tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan, sehingga pihak manajemen perlu memperhatikan unsur karyawannya khususnya dalam melakukan setiap pekerjaan. Kesuksesan kerja yang dihasilkan oleh setiap unsur sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja yang dimiliki sumber daya manusia itu sendiri. Pada prinsipnya jenis pekerjaan seseorang akan terpenagruh apabila mendapatkan suatu rangsangan, sehingga orang tersebut mampu memprediksikan pekerjaannya. Kondisi inilah yang menjadikan seseorang mampu mempersepsikan kondisi kerjanya apakah lebih baik atau lebih buruk. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan masalah adalah bagaimanakah motivasi karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II 249
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
Pekanbaru. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain: Bagi perusahaan di harapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap permasalahn-permasalahan yang ada khususnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda Pekanbaru, khususnya Jurusan Manajemen. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Pengertian manajemen begitu luas sehingga tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Manajemen menurut Handoko (2002: 10), adalah bekerja dengan orang orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) serta pengawasan (controlling). Sedangkan menurut Anoraga (2004: 110), dari kesamaan beberapa pengertian tentang manajemen dapat ditarik suatu definisi bahwa: (1) Manajemen selalu diterapkan dalam hubungan dengan usaha suatu kelompok manusia dan tidak terdapat suatu usaha seseorang tertentu. (2) Dalam pengertian mamajemen selalu terkandung adanya suatu tujuan tertentu yang akan dicapai oleh kelompok yang bersangkutan. Demikian halnya dengan pendapat Iswardono (2002: 23), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas usaha-usaha para anggota organisasi untuk mencapai yang telah ditetapkan. Menurut Nickels dan Mchugh (2000), manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Selain itu menurut Marbun (2003: 155), manajemen mempunyai 2 (dua) pengertian yaitu Proses menggerakkan tenaga manusia, modal dan peralatan lainnya hanya secara terpadu untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dan, Pejabat pimpinan organisasi (perusahaan) yang bertanggung jawab organisasi atau perusahaan. Menurut Siagaian (2002: 27), organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitas makin lama makin tinggi dan ciri-ciri utama organisasi berkinerja tinggi adalah: (1) Mempunyai arah yang jelas untuk ditempuh, yang mencerminkan pada visi yang dimiliki para manager kemana organisasi atau perusahaan dibawa pada masa yang akan datang, (2) Memiliki komitmen kuat pada suatu rencana strategi, (3) Memiliki kesadaran yang tinggi, tentang efektivitas dan produktivitas yang meningkat, dan (4) Kesediaan membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan. Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen, tanpa manajemen yang efektif dan efesien tidak akan ada usaha yang dapat bertahan lama. Tercapainya tujuan organisasi, baik tujuan ekonomi maupun politik sebagian besar tergantung kepada kemampuan para menejer dalam mengatur organsasi tersebut.
250
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
Menurut Hasibuan (2006: 1), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan seni manajemen merupakan komplemennya masing-masing. Kalau yang satu meningkat, demikian seharusnya yang lain. Perlu adanya suatu keseimbangan antara keduanya. 1.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai “Proses pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien“ (Sarwoto, 2002: 135). Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan pemberian motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya (Manullang, 2002: 150). Penggerakkan (Motivating) dapat didefinisikan sebagai Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 2003: 152). Pentingnya motivasi karena motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer/pimpinan membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. 2.
Pendekatan-pendekatan Teori Motivasi
Pengelompokkan/klasifikasi teori-teori motivasi ada tiga kelompok yaitu (Hasibuan, 2002: 152). (1) Teori Kepuasan Proses (Process Theory) yang memfokuskan pada apanya motivasi. (2) Teori Motivasi Proses (Motivation Theory) yang memusatkan pada bagaimananya motivasi. Dan (3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari. Gambaran teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow, atas dasar sebagai berikut (Hasibuan, 2002: 156). (1) Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. (2) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator. Dan (3) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarkhi, yakni dimulai dari tingkat kebutuhan yang terendah physiological, safety and security, affiliation or acceptance, esteem or status dan terakhir self actualization. Selain teori kebutuhan Maslow, teori ini kemudian dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang terkenal dengan “Teori Motivasi Kerja Dua Faktor” yang membicarakan 2 (dua) golongan utama kebutuhan menutup kekurangan dan kebutuhan pengembangan. Menurut Manullang (2006:165) teori ini ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu (1) faktor-faktor yang akan mencegah ketidakpuasan (factor higiene), yang terdiri dari gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, penyeliaan kelompok kerja, dan (2) faktor-faktor yang memberikan kepuasan (motivator factor) yang terdiri dari kemajuan, perkembangan, tanggung jawab, penghargaan, prestasi, pekerjaan itu sendiri.
251
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan menurut Herzberg: (1) Halhal yang mendorong pegawai adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup; perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semuanya. (2) Hal-hal yang mengecewakan pegawai adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan kerja, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan dan lain-lain. (3) Pegawai akan kecewa bila peluang bagi mereka untuk berprestasi terbatas atau dibatasi, kemungkinan mereka cenderung akan mencari kesalahan-kesalahan. Menurut Siagian (2003: 63), ada sembilan jenis kebutuhan yang sifatnya non material yang oleh para anggota organisasi dipandang sebagai hal yang turut mempengaruhi perilakunya dan yang menjadi faktor motivasi yang perlu dipuaskan dan oleh karenanya perlu selalu mendapat perhatian setiap pimpinan dalam organisasi yaitu: Kondisi kerja yang baik, terutama yang menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja, perasaan diikutsertakan, cara pendisiplinan yang manusiawi, pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik, kesetiaan pimpinan kepada para pegawai, promosi dan perkembangan bersama organisasi, pengertian yang simpatik terhadap masalah-masalah pribadi bawahan, keamanan pekerjaan, dan tugas pekerjaan yang sifatnya menarik. Teori motivasi ERG dari Clayton Alderfer, juga merupakan kelanjutan dari teori Maslow yang dimaksud untuk memperbaiki beberapa kelemahannya. Teori ini membagi tingkat kebutuhan manusia ke dalam 3 tingkatan yaitu (1) Keberadaan (Existence), yang tergolong dalam kebutuhan ini adalah sama dengan tingkatan 1 dan 2 dari teori Maslow. Dalam perspektif organisasi, kebutuhan-kebutuhan yang dikategorikan kedalam kelompok ini adalah: gaji, insentif, kondisi kerja, keselamatan kerja, keamanan, jabatan (Gauzaly, 2003: 250). (2) Tidak ada hubungan (Relitedness), adalah meliputi kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan 2, 3 dan 4 dari teori Maslow, hubungan dengan atasan, hubungan dengan kolega, hubungan dengan bawahan, hubungan dengan teman, hubungan dengan orang luar organisasi. (3) Pertumbuhan (Growth), adalah meliputi kebutuhan-kebutuhan pada tingkat 4 dan 5 dari teori Maslow, bekerja kreatif, inovatif, bekerja keras, kompeten, pengembangan pribadi. Menurut Alderfer berpendapat bahwa pemenuhan atas ketiga kebutuhan tersebut dapat dilakukan secara simultan, artinya bahwa hubungan dari teori ERG ini tidak bersifat hierarkhi. Selain dari teori-teori tersebut diatas, teori lain adalah teori motivasi kebutuhan yang dikemukakan oleh David Mc Clelland (2004: 97) dengan Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation Theory), berpendapat bahwa pegawai mempunyai cadangan energi potensial (Hasibuan, 2002: 162). Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong oleh: kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang melekat pada tujuan. Hal-hal yang memotivasi seseorang adalah (1) Kebutuhan akan prestasi (need for achievement = n Ach), Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n Af), dan Kebutuhan akan kekuatan (need for power = n Pow). Menurut David Mc Clelland (2004: 102) kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu akan mendorong seseorng untuk mengembangkan kreativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Pegawai akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk itu diberikan kesempatan. Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja pegawai karena setiap orang menginginkan hal-hal berikut: (1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia tinggal; dan bekerja (sense of belonging). (2) 252
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance). Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement). (3) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation). (4) Kebutuhan akan kekuasaan akan merangsang dan memotivasi gairah kerja pegawai serta mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik. 3.
Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan, (2002: 195), motivasi dalam perusahaan ditinjau dengan perannya ada dua jenis motivasi yaitu: (1) Motivasi positif, yaitu motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnya menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai, misalnya gaji, tunjangan, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan semacamnya. (2) Motivasi negatif yaitu motivasi yang menimbulkan rasa takut, misalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan sejenisnya. Semua manajer haruslah menggunakan kedua motivasi tersebut. Masalah utama dari kedua jenis motivasi tersebut adalah proposi penggunaan dan kapan menggunakannya. Para pimpinan yang lebih percaya bahwa ketakutan akan mengakibatkan seseorang segera bertindak, mereka akan lebih banyak menggunakan motivasi negatif. Sebaliknya kalau pimpinan percaya kesenangan akan menjadi dorongan bekerja ia banyak menggunakan motivasi postif. Walaupun demikian tidak ada seorang pimpinan yang sama sekali tidak pernah menggunakan motivasi negatif. Penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan segala bentuknya harus mempertimbangkan situasi dan orangnya, sebab pada hakikatnya setiap individu adalah berada satu dengan yang lain. Suatu dorongan yang mungkin efektif bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi orang lain. Sedangkan ditinjau dari segi perwujudannya motivasi dapat di bedakan menjadi dua bentuk yaitu: (1) Materiil. Misalnya uang, kertas berharga atau barang atau benda apa saja yang dapat menjadi daya tarik. Barang-barang yang bersifat fisik materiil seperti dalam bidang pembinaan kepegawaian disebut insentif (perangsang). Diantara jenis-jenis perangsang tersebut, uang menduduki tempat penting karena ia menjadi insentif yang paling popular dalam bentuk misalnya gaji, upah, premi, bonus, jasa produksi, tunjangan, dan sederetan nama lain yang wujudnya adalah uang. Meskipun demikian uang bukanlah satu-satunya insentif dalam pekerjaan bahkan dalam kehidupan pada umumnya, karena ada insentif yang lebih menarik dalam suatu perusahaan. (2) Non-materiil. Tidak ada istilah lain, tetap memakai kata motivasi, seringkali motivasi non-materiil mempunyai daya tarik lebih besar daripada beberapa jenis motivasi materiil atau fisik, bagi orang-orang tertentu. Motivasi demikian misalnya motivasi atas landasan agama atau keyakinan, sehingga tanpa berpikir keduniaan (pujian, balas jasa, pemberian uang atau barang) orang berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang bagi orang lain dengan ikhlas semata-mata karena dorongan agama atau keyakinannya. 4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Gouzaly (2003: 257) mengelompokkan faktor-faktor motivasi kedalam dua kelompok yaitu, faktor eksternal (karakteristik organisasi) dan faktor internal (karakteristik pribadi). Faktor eksternal (karakteristik organisasi) yaitu lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal (karakteristik pribadi) yaitu tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan.
253
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
Berdasarkan teori McCelland, sangat penting dibinanya motivasi kerja agar terwujudnya produktifitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan utama organisasi. Atas dasar teori McCelland, Achievement Motivation Theory dapat disimpulkan ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi yaitu, motif, harapan dan insentif. Ketiga dimensi dari motivasi tersebut diuraikan secara singkat dibawah ini. Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Suatu dorongan di dalam diri setiap orang, tingkatan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk menempuh sesuatu. Harapan. Harapan mempunyai kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu. Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tinggi bila karyawan menyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik. Suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional (memberikan harapan kepada karyawan) seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi. Dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan. Insentif. Insentif yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan produktifitas kerja. Hal ini akan sesuai dengan Edwin Locke (Mangkunegara, 2005:74) yang menyimpulkan bahwa insentif yang berupa uang jika pemberiannya dikaitkan dengan tujuan pelaksanaan tugas sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas kerja karyawan. Pimpinan perlu membuat perencanaan pemberian insentif dalam bentuk uang yang memadai agar karyawan terpicut motivasi kerjanya dan mampu mencapai produktifitas kerja maksimal. 5.
Motivasi
Motivasi menciptakan semangat kerja, kegairahan kerja sehingga tingkat produktivitas akan meningkat. Ishak Arep (2003: 16) mengatakan semangat kerja yang tinggi akan menciptakan kinerja yang tinngi. Oleh karena itu orang yang termotivasi adalah bekerja sesuai standar, senang bekerja, merasa berharga, bekerja keras, sedikit pengawasan, dan semangat juang tinggi. Hipotesis Berdasarkan teori diatas, maka hipotesa penelitian ini adalah: 1. Diduga karyawan pada PT. Abimayu Divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru memiliki motivasi yang baik dalam bekerja. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan adalah dari faktor internal dan eksternal. METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Abimayu Divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Sharif Qasim II Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan, dari bulan September 2011 s/d bulan April 2012.
254
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
Populasi Dan Sampel Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan pada PT. Abimayu Divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Sharif Qasim II Pekanbaru, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Abimayu Divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Sharif Qasim II Pekanbaru berjumlah 14 orang. Sampel yang digunakan adalah metode sensus yaitu sampel dari keseluruhan populasi yang diteliti. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variabel penelitian adalah: Motivasi dan faktor –faktor motivasi (faktor internal dan faktor eksternal. Konsep Variabel Penelitian Variabel Defenisi Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri yang dapat menciptakan semangat kerja, kegairahan kerja sehingga tingkat produktivitas akan meningkat. Faktorfaktor motivasi
Dimensi Indikator Orang yang 1. Bekerja sesuai standar termotivasi 2. Senang bekerja 3. Merasa berharga 4. Bekerja keras 5. Sedikit pengawasan 6. Semangat juang tinggi
Motivasi merupakan Faktor faktor yang mendorong Internal orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Faktor Eksternal
Pengukuran Skala Likert
1. Kematangan pribadi. 2. Keinginan dan harapan pribadi. 3. Hubungan antara pribadi dengan atasan 4. Kelelahan dan kebosanan.
Skala Likert
1. Lingkungan kerja yang menyenangkan 2. kondisi keamanan dalam bekerja 3. Gaji yang sepadan. 4. Supervisi yang baik 5. Penghargaan atas prestasi 6. Tanggung jawab
Skala Likert
Jenis dan Sumber Data Guna memperoleh data yang sesuai dengan prosedur, maka penulis menggunakan 2 (dua) jenis data dan sumber data, yaitu Data primer, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
255
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner atau data yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti secara langsung pada responden. Data sekunder, data yang sudah dipublikasikan oleh pihak perusahaan dan pihak lainnya yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya sejarah singkat perusahaan, referensi-referensi yang digunakan untuk penelitian ini. Metode Pengumpulan ata Adapun metode pengambilan data yang digunakan adalah (1) Kuisioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang terpilih. (2) Dokumentasi, yaitu metode pengambilan data yang dilakukan dengan cara menggandakan atau mengcopy data yang sudah dipublikasikan oleh perusahaan dan pihakpihak lainnya. Analisis Data Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Deskriptif. Data yang didapat dan perusahaan tersebut dikumpulkan dan kemudian dianalisis dan diolah dengan menggunakan landasan teori sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga dapat diambil kesimpulan. Operasional variabel yang dijabarkan pada item pernyataan digunakan skala likert menurut Sugiyono (2006: 107) dimana setiap responden diminta untuk menjawab pertanyan atau yang ada pada kuesioner, dimana masing-masing jawaban di berikan nilai atau skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Kurang setuju (KS) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kemudiam dilanjutkan dengan analisis statistik dengan menggunakan regresi berganda mengunakan model Hasan (2009: 269): Yi = a + b1X1i + b2 X2i + ei dimana Y= Motivasi/Variabel bebas; X1, X2 = Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi; a, b1,b2 = nilai Y, apabila X1 = X2 = 0; b1= besarnya kenaikan/penurunan Y dalam suatu, jika X1 naik/turun; b2= besarnya kenaiakan/penurunan Y dalam satuan,jika X2 naik/turun satu satuan dari X1 konstan; + atau - = tanda yang menunjukkan arah hubungan antar Y dan X1 atau X2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Motivasi Pada prinsipnya seseorang karyawan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugasnya tergantung dari kuatnya motif yang mempengaruhinya. Seorang karyawan adalah manusia dan manusia adalah mahluk yang mempunyai kebutuhan dalam (innerneeds) yang banyak sekali. Kebutuhan-kebutuhan ini membangkitkan motif yang mendasari aktivitas individu. Namun demikian seseorang akan bertindak atau berlaku menurut cara-cara tertentu yang mengarah kearah pemuasan kebutuhan karyawan yang didasarkan pada motif yang lebih berpengaruh pada saat itu.
256
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
a. Bekerja sesuai standar Memiliki motivasi kerja mampu untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan sesuai denganm standar perusahaan. Bekerja sesuai standar adalah kewajiban bawahan untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin yang diberikan oleh atasan. Dengan begitu maka dapat diketahui bahwa bekerja sesuai standar pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru adalah setuju. Dengan adanya karyawan yang bekerja sesuai standar perusahaan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru, maka pekerjaan dapat dijalankan dengan baik dan sesuai dengan peran masing-masing karyawan. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam meningkatkan keterampilannya dalam menjalankan pekerjaannya. Untuk itu pembagian kerja yang baik dan terarah akan membuat karyawan melakukan perannya dengan baik tanpa adanya keraguan dan ketidakpuasan lagi dalam bekerja. Dengan adanya pemberian standar kerja perusahaan maka karyawan dapat bekerja dengan baik dan tepat waktu seperti pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. b. Senang bekerja Karyawan senang terhadap pekerjaannya karena merasa sangat berkepentingan dengan keberhasilannya sendiri. Karyawan lebih senang bekerja didalam tugas-tugasnya yang dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan pekerjaannya. Dengan adanya motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri atau internal tention, hal yang menyebabkan, menyalurkan dan merupakan latar belakang yang melandasi perilaku seseorang sehingga karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru dapat bekerja dengan baik dan merasa senang bekerja. c. Merasa berharga Seseorang dengan kebutuhan akan rasa aman yang kuat mungkin akan mencari amannya saja, sehingga akan menghindar menerima tanggung jawab karena takut tidak berhasil dan diberhentikan dan di lain pihak mungkin seseorang akan menerima tanggung jawab karena takut diberhentikan karena alasan prestasi kerja yang jelek (buruk). Keberhasilan organisasi amat ditentukan oleh hasil kerja yang dilakukan karyawannya. Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang manajer ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh karyawan yang ada dalam unit kerjanya sesuai keahliannya masingmasing. Seorang pimpinan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, memberikan cukup perhatian, memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja, menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh karyawan. Sehingga karyawan merasa bangga terhadap pekerjaan yang diberikan. Untuk menciptakan kondisi demikian, diperlukan adanya usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja bagi setiap karyawan. Ini dimungkinkan bila terwujudnya peningkatan motivasi kerja karyawan secara optimal. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.
257
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
d. Bekerja keras Karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka menawarkan beragam batas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Pada dasarnya senang bekerja adalah faktor alamiah bagi orang dewasa seperti halnya bermain bagi anak-anak kecil. Oleh karena itu, sebenarnya dimanapun dan kapanpun setiap orang dewasa akan selalu mencoba untuk bekerja. Dalam hal ini, manusia akan selalu bekerja untuk mencapai tujuannya. Pengendalian dan penempatan diri sendiri merupakan dasar motivasi kerja guna mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya motivasi akan terjadilah kemauan kerja serta dengan adanya kemauan untuk bekerja keras maka produktivitas akan meningkat. e. Sedikit pengawasan Menurut Situmorang dan Juhir mendefinisikan pengawasan sebagai usaha atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai (Situmorang dan Juhir, 1998: 21). Sementara Menurut Gitosudarmo (1986: 89) pengawasan adalah usaha untuk mengetahui kondisi dari kegiatan yang sedang dilakukan apakah telah mencapai sasaran yang ditentukan. Menurut Gitosudarmo (1986: 90) pengawasan meliputi tiga tahapan proses yaitu: (1) Proses Penentuan Standar, yaitu penentuan ukuran-ukuran yang dipergunakan sebagai dasar penentuan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal harus ditentukan ukuran-ukuran keberhasilan dari suatu kegiatan. (2) Proses Evaluasi dan Proses Penilaian yaitu melakukan pengukuran terhadap realita yang telah terjadi, kemudian dibandingkan dengan ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan. Pengukuran dan penilaian adalah merupakan proses evaluasi, atau sering juga disebut proses ferifikasi. Dari proses evaluasi atau ferifikasi akan ditemukan adanya tingkat pencapaian tujuan serta terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian perlu adanya pengawasan yang menunjang kemampuan serta pemberian motivasi kerja sewajarnya yang dapat diberikan pimpinan dalam mengatasi hal ini agar seluruh karyawan memiliki penyelesaian pekerjaan yang baik, karena menurut Rivai motivasi adalah persoalan bagaiamana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan organisasi. Pengawasan ini dilakukan agar perusahan dapat menilai kinerja karyawannya. f. Semangat juang tinggi Semangat kerja karyawan pada hakikatnya merupakan perwujudan dari pada moral yang tinggi. Dengan adanya semangat kerja karyawan yang tinggi maka pekerjaan yang diberikan kepadanya akan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semangat kerja sangat penting bagi organisasi atau perusahaan. Apabila perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawannya, maka prestasi kerja karyawan juga akan meningkat. Dengan semangat kerja yang tinggi, suatu pekerjaan akan mudah diselesaikan, kesalahan dan kerusakan akan mudah dikurangi, dan tingkat absensi diperkecil dan sebagainya. Motivasi merupakan penggerak bagi seseorang untuk mau melakukan sesuatu hal atau kegiatan, dalam penelitian ini motiovasi yang ada pada diri karyawan PT. Abimayu divisi
258
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru akan mendorong mereka bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh instansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi 1. Faktor Intern Motivasi atau dorongan ini berasal dari faktor intern misalnya kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan dan kepuasan kerja. Sedangkan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi motivasi pada seseorang antara lain lingkungan kerja yang menyenangkan, kompensasi yang memadai, kepemimpinan, adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab dan hubungan kerja. Berikut ini dapat dilihat tanggapan responden mengenai faktor intern yang mempengaruhi motivasi para pegawai sebagai berikut. a. Kematangan pribadi Kematangan pribadi adalah cara pandang atau sikap seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku dan proses adaptasi dengan lingkungan termasuk dalam meghadapi tugas atau pekerajaan yang menjadai tanggung jawabnya. Fungsinya terhadap kinerja adalah dengan kematangan yang baik dalam diri seseorang maka pekerjaan yang menjadi tanggung jawabannya akan dilaksanakan dengan baik. b. Keinginan dan Harapan Pribadi Keinginan dan harapan pribadi karyawan pada dasarnya memotivasi karyawan dalam bekerja. Keinginan dan harapan pribadi karyawan biasanya berhubungan dengan tingkat kesejahteraan secara finansial serta penghargaan perusahaan terhadap karyawannya. Dengan adanya program-program yang dilaksanakan perusahaan untuk mensejahterakan karyawannya maka karyawan dapat bekerja lebih baik sehingga tingkat kinerja karyawan juga akan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja dengan lebih baik lagi. c. Hubungan Kerja pribadi karyawan dengan atasan Faktor lain di dalam lingkungan kerja dalam perusahaan yang juga tidak boleh diabaikan adalah hubungan karyawan. Hubungan karyawan ini juga akan ikut menentukan tingkat produktifitas kerja dari para karyawan tersebut. Hubungan karyawan yang tidak serasi akan menurunkan tingkat produktifitas kerja para karyawan perusahaan. Hal ini di sebabkan oleh karena di dalam penyelesaian tugas-tugasnya para karyawan akan merasa terganggu sebagai akibat dari tidak serasinya hubungan karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. d. Kelelahan dan Kebosanan Kelelahan dan kebosanan diakibatkan dari rutinitas kerja yang selama ini dilakukan oleh karyawan sehingga dari rutinitas kerja tersebut serta lingkungan kantor yang monoton mengakibatkan timbul perasaan demikian. 3. Faktor Eksteren Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, maka akan 259
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
berusaha keras untuk melakukan sesuatu. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan maka tujuan pribadipun akan ikut pula tercapai. Faktor eksteren merupakan faktor luar yang memotivasi karyawan dalam bekerja. Faktor ekstern ini meliputi lingkungan kerja yang menyenangkan, kompensasi yang memadai, kepemimpinan, adanya penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dan hubungan kerja. a. Lingkungan Kerja Yang Menyenangkan Lingkungan kerja yang menyenangkan meliputi lengkapnya sarana dan prasana yang lengkap dalam menunjang aktivitas kerja pegawai dan hubungan baik antara sesama karyawan dan antara atasan dengan pimpinan. Faktor lingkungan kerja merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian lebih oleh pimpinan perusahaan. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang besar bagi para pekerja dalam menjalankan tugas-tugasnya, karena lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang akan berinteraksi langsung terhadapnya. b. Kondisi keamanan dalam bekerja Kondisi keamanan dalam bekerja merupakan kondisi dimana para karyawan perusahaan tersebut bekerja, yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan. Hal ini akan meliputi penerangan yang cukup, suhu udara yang tepat, suara bising, fasilitas kantor, ruang gerak yang diperlukan serta keamanan kerja para karyawan di perusahaan. c. Kompensasi Yang Memadai Penetapan atau pemberian Gaji yang sepadan seringkali hanya didasarkan semata-mata untuk mencapai tujuan, agar suatu bentuk usaha memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibatnya adalah penetapan upah yang menyebabkan tenaga kerja terpaksa hidup dibawah syarat-syarat hidup minimum. Oleh sebab itu, karena setiap perusahaan harus memperhatikan dan hendaknya dapat menciptakan gaji yang sepadan dengan kerja karyawan dan sehat serta mencerminkan bahwa upah yang diberikan juga memiliki suatu prinsip adil dan layak. Pemberian gaji merupakan segala bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan atas kerja yang telah dilakukan, yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Gaji yang sepadan yang dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan semangat kerja karyawan, dimana semangat kerja merupakan kemauan atau kesediaan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila kompensasi yang diberikan kepadanya dapat mendukung kebutuhan hidupnya. d. Supervisi yang baik Supervisi seorang pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari. 260
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut: dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya; Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin. Seorang pimpinan pada hakikatnya selalu dituntut untuk mengetahui kebutuhan (need), keinginan (want) dan harapan (expectation) bawahannya dengan mengamati perilaku mereka, untuk kemudian memilih metode yang dapat digunakan supaya mereka termotivasi untuk mau bertindak sesuai dengan tujuan pemimpin. Dengan demikian, semakin seorang pemimpin dapat memahami orang-orang di sekitarnya, maka ia dapat dengan mudah mengintepretasikan kebutuhan yang ada di dalam diri mereka (inner needs) ke dalam tindakan (action). Supervisi pimpinan yang baik adalah seseorang yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Pemimpin adalah seseorang yang membimbing, memimpin dengan aturan, kualitas-kualitas persuasifnya dan penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Dengan demikian dapat dikatakan pimpinan adalah seseorang yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang yang memiliki otoritas manajerial dengan aturan sehingga mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepemimpinan (leadership) adalah sifat untuk karakter, atau cara seseorang didalam upaya membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan adalah suatu proses penggunaan pengaruh positif terhadap orang lain untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah tugas atau mengubah perilakunya. Kepemimpinan kadangkala diartikan juga suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. e. Adanya Penghargaan Atas Prestasi Penghargaan atas pretasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan akan memotivasi karyawan untuk lebih giat lagi dalam bekerja. f. Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan sikap bekerja dengan sepenuh hati sehingga tugas yang dibebankan terhadap karyawan dilaksanakan sesuai dengan tugas yna menjadi wewenangnya. Dengan tanggung jawab kerja yang dioberikan oleh perusahaan maka karyawan berusaha untuk bekerja sebaiknya agar kinerja yang berikan dapat sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Oleh sebab itu perlu tanggung jawab setiap karyawan agar hasil kerja dapat memuaskan. Tanggung jawab karyawan dapat dilihat dari kemampuan karyawan dalm bekerja. Hal ini juga harus ditingkatkan supaya memperoleh prestasi kerja yang tinggi. Diharapkan perusahaan juga menekankan karyawannya supaya dapat meningkatkan kinejanya agar berdampak pada penilaian prestasi kerja yang baik. PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru tanggung jawab karyawan lumayan baik dalam melakukan pekerjannya, karena
261
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
kurangnya perhatian pimpinan terhadap pelaksanan pekerjaan bawahan sehingga terkadang pekerjaan jarang yang terlaksana dengan baik. sehingga produktifitas akan menurun. Dengan adanya karyawan yang cukup bertanggung jawab akan pekerjaan maka diharapkan perlu adanya perhatian yang serius dalam membangun produktifitas karyawan. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Dalam pengolahan data digunakan paket program SPSS (Statistics Product and Service Solution) versi 15.00, dan diperoleh hasil sebagaimana tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Estimasi Variabel koefisien Keterangan Konstanta 15,075 signifikan Faktor Internal 0,812 signifikan Faktor Eksternal 0,586 signifikan R (multiple koefisien korelasi) 0,877 erat R2 0,769 2 Adj. R 0,033 F 7,523 signifikan Variabel Dependen: motivasi Sumber: Data Olahan, 2012
Hasil pengolahan data diatas dapat juga disajikan sebagai berikut: Y = 15,075 + 0,812 X1 + 0,586X2 Koefisien dari variabel faktor internal (X1) diperoleh sebesar 0,812, angka ini bertanda positif, t hitung dari variable faktor internal (X1) diperoleh sebesar 6,496 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Jika dalam penelitian ini digunakan alpha (α) 5 %, maka t tabel diperoleh sebesar 1,991, jadi t hitung > t tabel, yaitu 6,496 > 1,991 atau alpha lebih besar dari nilai sig, yaitu 0,05 < 0,000. Hal ini memberikan arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari faktor internal (X1) terhadap motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru memberikan arti jika diasumsikan faktor internal (X1) dalam motivasi naik sebesar 1% dan faktor eksternal (X2) tidak mengalami perubahan (konstan) maka motivasi akan naik sebesar 0,812% dan begitu juga sebaliknya. Koefisien dari variabel faktor eksternal (X2) diperoleh sebesar 0,586, angka ini bertanda positif, t hitung dari variabel faktor eksternal (X 2) dalam motivasi diperoleh sebesar 4,577 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Penelitian ini menggunakan alpha (α) 5 %, maka t hitung lebih tinggi dari nilai t tabel yaitu 4,577 > 1,991. Hal ini memberikan arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari faktor eksternal (X 2) terhadap motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru, jika diasumsikan faktor eksternal (X2) terhadap motivasi naik sebesar 1% dengan asumsi variabel faktor eksternal tidak mengalami perubahan (konstan) maka motivasi akan meningkat juga sebesar 0,586 % dan begitu juga sebaliknya. Hasil uji F Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai F sebesar 7,523 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014 dan F table pada alpha 5% diperoleh sebesar 2,723. Dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel yaitu 7,523 > 2,723. Hasil 262
Antonius Asori Mendrofa, Iqbal Al , Riati
ini dapat memberikan arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor internal dan faktor eksternal terhadap motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Dengan demikian hipotesa diterima pada tingkat keyakinan 95%. Koefisien Determinasi Selanjutnya untuk melihat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya yaitu variabel faktor-faktor internal dengan variabel motivasi dapat digunakan koefisien korelasi (R). Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,877 yang berarti bahwa terdapat hubungan kuat positif antara variabel bebas (Faktor internal dan faktor eksternal) dengan variabel terikatnya (Motivasi) yaitu sebesar 87,7%. Besar kecilnya kontribusi dari faktor internal dan faktor eksternal terhadap motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru digunakan nilai koefisien determinasi (R2), dari hasil pengolahan data di peroleh sebesar 0,769. Ini berarti bahwa variasi naik turunnya motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru sebesar 76,9% ditentukan oleh variabel faktor internal dan faktor eksternal sedangkan sisanya sebesar 23,1% lagi di tentukan oleh faktor lain di luar model (faktor lain di luar variabel persepsi dan sikap). KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil analisis dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari faktor internal terhadap motivasi karyawan. (2) Dari faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru terdapat pengaruh yang signifikan dan positif terhadap motivasi karyawan. (3) Karyawan PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru memiliki motivasi yang baik, dan bekerja keras serta memiliki semangat juang yang tinggi dalam bekerja. SARAN Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran yaitu: 1. Untuk Perusahaan PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Sesuai dengan hasil penelitian diketahi bahwa terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif dari faktor internal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan supaya tetap diupayakan dan dipertahankan bahkan terus ditingkatkan agar kondisi yang sudah ada saat initetap terjaga dan terpelihara. 2. Dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif dari faktor eksternal terhadap motivasi kerja karyawan agar tetap lebih diperhatikan sehingga dapat memberikan pengaruh yang lebih optimal dalam meningkatkan mutu dan kualitas kinerja karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. 3. Untuk karyawan pada PT. Abimayu divisi CFC (California Fried Chicken) di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru yang telah memiliki motivasi yang baik dalam bekerja agar tetap diberikan perhatian yang baik sehingga motivasi yang dimiliki tetap bertahan dan tidak mengalami penurunan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memberikan
263
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 248-264 (Desember 2013)
kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan dan keterampilanketerampilan khusus yang memiliki tujuan serta manfaat bagi karyawan dan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA As’ad, Moh, 2003. Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta. Assauri. Sofyan, 2004. Kiat Meningkatakan Produktifitas. Ghalia Indonesia. Jakarta. Gomes. Faustino C. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi Offset. Jakarta. Gouzaly, Saydam, Drs.2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gunung Agung, Jakarta. Handoko.T Hani .2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta. Hasibuan, Melayu SP, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Bumi Aksara ____________ 2004, Manajemen Dasar, Pengertian dan masalah, Bumi Aksara, Jakarta Indrastuti. Sri. 2008. Peran Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Pegawai, Kinerja Pegawai, dan kualitas pelayanan. UIR PRESS. Pekanbaru. Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial Perusahaan dan industri , Penerbit Rajawali Press , Jakarta Mangkunegara, AP. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama, Rosda, Bandung. Manullang, M. 2002, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta Martoyo. 2002. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Moekijat, 2002, Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja, Pionir, Bandung Nitisemito, Alex S, 2002, Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta. Rucky. Achmad S. 2002. Kinerja Karyawan. PT.Rineka Cipta. Jakarta Sarwoto Drs. 2002, Dasar-dasar Organisasi Management, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siagian, Sondang P, 2002. Manajemen Strategi, Bumi Aksara, Jakarta. Siagian, Sondang P. 2003. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Adminsitrasi, PT. Gunung Agung, Jakatra Simamora , Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia , Edisi Edisi Ketiga Penerbit STIE YKPN , Yogyakarta Suyati, Anoraga 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Erlangga . Jakarta. Tohardi. Ahmad 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Maud Maju. Bandung. Zainun Buchari, 2003, Manajemen Personalia, Penerbit Balai Aksara, Jakarta.
264
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
ANALISIS PEMASARAN FLASHDISK KINGSTONE PADA TOKO TARGET COMPUTER di PEKANBARU
Hafri Yanri STIE Persada Bunda Pekanbaru Haznil Zainal STIE Persada Bunda Pekanbaru Nefrida STIE Persada Bunda Pekanbaru
Abstract This study aims to determine how the impact of marketing factors which aims to improve the marketing of flash Kingstone shingga consumer preferences. This research was supported by the theory of marketing management, sales, marketing mix, and other theories. The population in this study is a costumer who buys or just visiting as well as consumers who use or have a flashdisk during the study period amounted to 530 people. While the determination of the number of samples was determined by simple random sampling with a sample size was 60 respondents. This study uses primary data and secondary data with the data pengolahn multiple linear regression. Based on the results of data processing and the results of the discussion can be concluded that the variable product and the place has a significant and variable products more dominant effect on sales. Individual sequences from each of the most influential variable is the variable products with regression coefficient of 0.26, then the price with the regression coefficient of 0.072, and promotions with the regression coefficient of -0.166, where the regression coefficient of 0.221. So the Target Computer needs to retain the elements that have been assessed both by the customer and the need to consider the things that are considered to be less. Keywords: Product, Price, Promotion, Place and Sales PENDAHULUAN Teknologi pada umumnya lebih menuju pada proses pertumbuhan yang terus menerus mengalami kemajuan dan memperbaiki menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai. Pesatnya pembangunan dan pertumbuhan teknologi menyebabkan kebutuhan akan barang-barang seperti barang elektronik juga meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan akan barangbarang tersebut menyebabkan semakin maraknya bisnis elektronik. Hal ini menyebabkan munculnya banyak pesaing. Kondisi ini menuntut sebuah perusahaan harus mampu mengoptimalkan segenap sumber daya yang dimilikinya dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah kesinambungan dan berkembangnya usaha serta mendapatkan laba. Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui kegiatan mempertahankan dan meningkatkan kemampuan 265
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
perusahaan baik dalam menghadapi persaing maupun usaha mengefesienkan usaha. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan meningkatkan volume penjualan, melalui usaha mencari dan membina serta menguasai pasar. Untuk memasarkan semua produknya, perusahaan harus mempunyai rancangan strategi guna pencapaian tujuan yang dikehendakinya. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut perusahaan dapat menerapkan berbagai kebijakan yang tidak terlepas dari potensi yang dimiliki dari setiap variabel bauran pemasaran. Kota Pekanbaru sebagai ibukota propinsi Riau termasuk salah satu kota yang ada di Indonesia yang pesat perkembangnya. Juga memiliki penduduk yang terus mengalami pertambahan angka baik kelahiran maupun penduduk pendatang dari berbagai arah. Hal ini menyebabkan berubahnya pola kehidupan masyarakat yang cenderung menimbulkan beraneka ragam kebutuhan-kebutuhan yang mengarah pada hal-hal yang serba praktis dan mewah yang disebabkan oleh kemajuan teknologi seperti Flashdisk. Flashdisk merupakan sebuah tempat penyimpanan data yang ukuran nya kecil namun dapat menyimpan banyak data. Saat ini kebetuhan akan produk ini sangatlah banyak, disetiap kalangan sudah mempergunakan produk flashdisk sebagai alat bantu untuk disegala hal yang berbentuk file contohnya: musik (.mp3), dokumen (.doc, .xl ,dll), video dan sebagainya Toko Target Computer merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang penjualan alatalat elektronik khususnya dibidang komputerisasi. Mengingat banyaknya usaha yang bergerak dalam penjualan elektronik tersebut, maka Toko Target Computer memiliki saingan dalam memasarkan produk-produk nya untuk merebut minat konsumen, dan mengungguli persaingan yang ada yang semakin kompetitif. Tabel 1. Target dan Realisasi Penjualan Flashdisk Kingston pada Toko Target Computer Pekanbaru tahun 2006-2010 Tahun Target Penjualan (Piece) Realisasi Penjualan (Piece) Persentase (%) 2006 600 435 72,5 2007 650 523 80,46 2008 750 446 59,46 2009 700 543 77,57 2010 800 679 84,87 Sumber: Target Computer Pekanbaru
Berdasarkan Tabel 1 realisasi penjualan mengalami peningkatan dan penurunan seiring dengan keadaan ekonomi yang terjadi belakangan ini, dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk saat ini flashdisk tidak begitu terpengaruh oleh keadaan ekonomi, namun terpengaruh akan keinginan konsumen untuk memilikinya. Melihat kondisi dari realisasi penjualan seperti yang tertera pada Tabel 1, maka diperlukan kebijaksanaan di bidang pemasaran dalam upaya meningkatkan volume penjualan dan untuk mencapai target penjualan. Suatu kebijaksanaan tersebut adalah kegiatan promosi. Karena promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk yang dijual perusahaan kepada konsumen serta memperkenalkan perusahaan kita agar dikenal masyarakat luas. Banyak anggapan bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang hampir sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. 266
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
Promosi mempunyai arti yang lebih luas dari sekedar kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan produk. Dengan mengandalkan promosi Target Computer berusaha mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang dijual, sehingga promosi memegang peranan yang cukup penting dalam siklus perputaran produknya. Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka akan dianalisis bagaimanakah bauran pemasaran Flashdisk Kingston pada toko Target Computer di Pekanbaru. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Menurut Daft (2002: 6), manajemen merupakan proses pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Aspek pokok dalam manajemen adalah mengenali peranan dan pentingnya orang lain. Menurut Terry dan Rue (2008: 1), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan satu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Definisi manajemen menurut Koontz dan O’Donnel dalam Marnis (2009: 3) adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Griffin, 2004: 7) terjemahan Gania. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 5), pemasaran adalah proses pemberian kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Sedangkan menurut Stanton (2003: 9), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Menurut Ma’ruf (2005: 3), Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat dan khususnya kepada pembeli potensial. Dari beberapa definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran itu suatu proses yang ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui kegiatan menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang/jasa yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen.
267
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
Manajemen Pemasaran Bayangkara (2008: 119) menyebutkan bahwa proses manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang–peluang pasar, memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola upaya–upaya pemasaran. Menurut Ernie dan Kurniawan (2008: 14), Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untung mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Anoraga (2000: 217), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan/pertukaran yang memenuhi sasaran–sasaran perorangan dan organisasi. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah kegiatan perencanaan, penganalisaan, dan pengendalian yang dirancang untuk membentuk dan membangun pertukaran yang menguntungkan melalui pasar sasaran dengan tujuan organisasi dapat tercapai. Bauran Pemasaran Kotler (2004: 123) menyatakan bahwa bauran pemasaran mendeskripsikan suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Menurut Anoraga (2000: 220), bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Bauran pemasaran menurut Lupiyoadi (2006: 70) Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu pertimbangan agar implementasi strategi pemasaran dapat berjalan dengan sukses. Menurut Kotler (2003:225), Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar seperti produk, harga, promosi dan lokasi. Mc-Carthy dalam Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4P. (1) Produk (Product). Pengembangan sebuah produk mengharuskan suatu perusahaan menetapkan manfaat-manfaat itu dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang berwujud seperti mutu, ciri dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri produk merupakan saran kompetitif perusahaan pesaing, sedangkan pesaing dapat mengembangkan kegunaan dan manfaat produk serta coraknya, sehingga tidak hanya tampil yang diperhatikan tetapi juga produk yang mudah, aman, murah, sederhana serta bersifat ekonomis dalam produksi dan distribusinya. Hal yang perlu diperhatikan mengenai produk yaitu berhubungan dalam pemberian merek, ukuran, rasa, kemasan dan garansi semua alat tersebut dipandang sebagai pemuas konsumen. Alat bauran yang paling mendasar adalah produk, penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan produk. Tugas perusahaan yang utama adalah menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh target pasar. Dengan pemberian merek, konsumen akan lebih mudah mengingat produk perusahaan yang pernah dibelinya. Kecenderungan dari konsumen adalah 268
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
memilih produk dengan merek yang terkenal, karena tidak dapat kita pungkiri bahwa merek yang terkenal pasti terjamin mutunya. Seiring dengan siklus hidup produk, maka merek akan mengalami penurunan menjadi pasar komoditas yang harus mampu bertahan dengan begitu banyak pesaing. Untuk menambah nilai suatu produk dan membedakannya dengan produk lain, maka perusahaan dapat memberikan merek pada produk yang akan dijualnya. (2) Harga (Price). Alat bauran pemasaran yang terpenting adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu, harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk lain. Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Penentu harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manajemen, harga yang ditetapkan harus menutup semua ongkos atau bahkan lebih dari itu memberikan laba perusahaan tetapi apabila tingkat harga ditetapkan terlalu tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan berkurang, volume penjualan menurun, semua biaya mungkin tidak dapat tertutup dan akhirnya perusahaan mengalami kerugian. Untuk itu perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga paling tepat dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan harga tersebut harus sesuai dengan nilai produk yang ditawarkan, kalau tidak pembeli akan membeli produk pesaing. Menurut Swasta (2003: 146) untuk menetapkan tingkat harga biasanya dilakukan dengan cara mengadakan percobaan untuk menguji pasarnya, apakah menolak atau menerima. Bila konsumen menerima pemasarannya berarti harga yang ditetapkan tersebut sudah layak, tetapi itu perlu diintegrasikan dengan keputusan mengenai barang. Hal ini disebabkan karena harga merupakan penawaran suatu barang dalam masukan. (3) Promosi (Promotion). Alat bauran pemasaran ketiga, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Komunikasi pemasaran seringkali juga disebut bauran promosi atau bauran komunikasi. Pemasaran pada masa sekarang ini tidak cukup hanya dengan pengembangan produk, peningkatan kualitas, penetapan harga yang terjangkau atau penyaluran produk yang tepat, tetapi terlebih lagi produsen harus mampu berkomunikasi dengan langganannya. Suatu produk betapapun bermanfaatnya, jika tidak dikenal konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui atau dikenal oleh konsumen, oleh karena itu perusahaan harus selalu mempengaruhi konsumen untuk menciptakan permintaan atas produk tersebut, kemudian dipelihara dan dikembangkan usaha tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan promosi yang merupakan salah satu acuan kegiatan. Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen. Menurut Alma (2007: 179) promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.Menurut Gitosudarmo (2004: 214) promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenali produk yang ditawarkan dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Sedangkan menurut Saladin (2004: 135) promosi adalah arus informasi atau
269
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Assauri (2007: 268), bauran promosi yang perlu diperhatikan antara lain: (i) Periklanan (Advertising). Periklanan merupakan suatu alat yang diharapkan oleh perusahaan untuk citra produk dalam jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan iklan adalah suatu bentuk penyajian dan promosi tentang produk/jasa yang dibayar oleh pihak tertentu. Periklanan adalah alat promosi yang sangat ampuh karena daerah jangkauan iklan sangatlah luas. Ini dapat dibuktikan dengan media-media iklan yang telah canggih dan modern seperti surat kabar, televisi, radio, majalah, spanduk, brosur, dll. Tujuan dari periklanan adalah menjual dan mengadakan komunikasi dengan konsumen. Berdasarkan tujuannya iklan dibagi 4 macam yaitu iklan yang bersifat memberikan informasi, iklan yang bersifat membujuk, iklan pengingat dan iklan pemantapan. (ii) Penjualan perorangan (Personal Selling). Personal selling merupakan promosi yang dilakukan oleh orang kepada calon pembeli yang potensial. Dengan begitu reaksi konsumen terhadap penawaran produk kita dapat diketahui secara langsung. Kelemahannya adalah daerah jangkauan sangat terbatas dan biayanya mahal. (iii) Hubungan masyarakat (Public relation). Kegiatan publisitas perlu dilakukan oleh setiap perusahaan karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang akan menimbulkan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap produk perusahaan. Publisitas juga dapat menarik perhatian atau memperbaiki citra perusahaan yang telah dikenal buruk oleh para konsumen. Publisitas juga merupakan bagian dari kegiatan HUMAS (hubungan masyarakat) dari perusahaan. (iv) Promosi penjualan (Sales promotion). Promosi penjualan merupakan semua kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Tugas utamanya adalah menarik para pembeli baru, memberi hadiah pada konsumen, meningkatkan loyalitas konsumen, mencegah konsumen lari ke merek lain, meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek. Menurut Alma (2007:181) tujuan utama promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatkan penjualan. (4) Saluran Distribusi/Tempat (Place). Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya dengan cara membangun saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk/jasa tersedia bagi konsumen atau pengguna industri. Setiap perusahaan perlu melaksanakan fungsi distribusi, hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya memperlancar arus barang dan jasa sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi dapat menghambat lancarnya penyaluran barang. Proses perpindahan barang/jasa dari produsen ke konsumen atau dari pihak penjual kepada pihak pembeli (konsumen akhir) inilah yang disebut distribusi pemasaran, sedangkan bahan-bahan atau lembaga-lembaga organisasi atau individu yang terkait di dalamnya serta sarana yang digunakan untuk proses perpindahan ini disebut saluran distribusi. Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Menurut Saydam (2006: 235) kegiatan distribusi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang menyalurkan produk/jasa dari produsen ke konsumen dengan berbagai teknik dan cara. Pihak yang melakukan distribusi adalah distributor. Kegiatan distribusi seperti agen koran, agen tenaga kerja, agen semen, dll. 270
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
Menurut Swastha dan Irawan (2008: 295), adapun macam-macam saluran distribusi barang konsumsi adalah: 1. Produsen-Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi langsung. 2. Produsen – Pengecer – Konsumen Seperti jenis saluran yang pertama(produsen–konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung. Di sini, pengecer langsung melakukan pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. 3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. 4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Di sini, produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar. 5. Produsen – Agen Pedagang Besar – Pengecer –Konsumen Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan. Menurut Kartajaya (2007: 9), marketing mix hanyalah bagian dari aktifitas pemasaran sebuah perusahaan secara keseluruhan. Marketing mix baru sebatas elemen dari taktik pemasaran. Untuk melaksanakan promosi secara besar-besaran, banyak sekali memerlukan dana, tenaga, pikiran, dan pengorbanan-pengorbanan yang lain. apabila kegiatan promosi tidak berhasil maka pengorbanan itu hanya akan sia-sia saja, sehingga dapat merugikan perusahaan bahkan kegagalan bagi perusahaan tersebut. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu alat yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk dapat mencapai tujuan pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yaitu: (1) Produk adalah barang atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. (2) Harga adalah pengorbanan yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. (3) Saluran distribusi/Lokasi yaitu lokasi dimana konsumen bisa mendapatkan produk. (4) Promosi yaitu komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan konsumen. Konsep Harga Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran (marketing mix) (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, saluran distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan 271
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menurut Sutojo (2001: 62) harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Sesuatu yang lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang tenar mereknya, jaminan mutu, perasaan nyaman karena memiliki produk itu. Harga memiliki peranan penting dalam keberhasilan pemasaran produk dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Sutojo (2001: 66), peranan harga dalam keberhasilan pemasaran produk dan kelangsungan hidup perusahaan adalah (1) Harga adalah salah satu faktor penentu jumlah permintaan produk di pasar, (2) Harga menentukan jumlah hasil penjualan dan keuntungan, (3) Harga dapat mempengaruhi segmen pasar yang dapat ditembus perusahaan, dan (4) Harga dan strategi harga mempengaruhi keberhasilan distribusi produk. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa harga merupakan peranan penting, karena harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk sehingga perusahaan dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan produknya. Penjualan Salah satu kegiatan perusahaan untuk memajukan perusahaannya dalam mencapai tujuan adalah meningkatkan penjualannya. Penjualan merupakan suatu konsep yang berupaya meyakinkan konsumen untuk membeli suatu produk. Penjualan lebih bertujuan untuk mengarahkan pembeli saat itu juga (Tanuwidjaya, 2005: 9). Menurut Taufiq (2005: 21), konsep penjualan menjelaskan bahwa sudah banyak produsen yang menawarkan berbagai variasi produk di pasaran. Konsumen mempunyai banyak pilihan, dan mereka dengan mudah memilih produsen yang berbeda. Dengan situasi seperti ini, pemasar tidak akan berhasil memasarkan produknya jika tidak mempunyai usaha mempromosikan barang dan penjualan. Dalam melakukan kegiatan penjualan, perusahaan diharapkan dapat membuat perkiraan penjualan pada masa yang akan datang, karena hal tersebut tidak saja diperlukan dalam penyusunan rencana penjualan melainkan juga diperlukan untuk menyusun rencana aktivitas perusahaan yang lain. Hipotesis Berdasarkan serta tinjauan dari teori yang telah dikemukakan, maka penulis dapat mengambil suatu hipotesis, yaitu diduga faktor-faktor produk, harga, promosi dan saluran distribusi/lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap penjualan Flashdisk Kingstone pada toko Target Computer di Pekanbaru. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dan dilihat dari perumusan masalahnya maka dari itu penulis menetapkan beberapa variabel penelitian antara lain: 1. Produk adalah barang atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Harga yaitu pengorbanan yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. 272
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
3. Saluran distribusi/Lokasi yaitu lokasi dimana konsumen bisa mendapatkan produk. 4. Promosi yaitu komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan konsumen. 5. Penjualan merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan pemasaran. Metode Analisa Data Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Uji yang dilakukan adalah uji t, uji F, dan R square. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel–variabel independen (produk, harga, promosi dan saluran distribusi/tempat) terhadap variabel dependen (penjualan). Uji F digunakan untuk menguji prilaku konsumen secara simultan atau secara bersama-sama. Karakteristik Responden Responden dalam suatu penelitian memegang peranan penting, karena responden merupakan sumber informasi yang akurat untuk menjelaskan suatu permasalahan yang diteliti. Namun pengambilan populasi untuk dijadikan sampel atau pun responden harus memiliki beberapa kriteria atau memenuhi syarat tertentu dan diharapkan dapat mewakili semua karakteristik yang dimiliki oleh populasi secara keseluruhan. Seperti pada penelitian ini responden yang diambil adalah para konsumen dan karyawan yang berada di Toko Target Computer. Tujuan pengambilan sampel seperti ini adalah agar yang menjadi tujuan penelitian dapat memberikan hasil yang baik sesuai dengan pengalaman yang dicapai. Setelah penghitungan sampel dari total populasi yang diketahui, didapat data responden sebagamana terlihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 diketahui dari jenis kelamin responden, sebagian besar adalah responden pria yaitu 42 orang atau 70% dari responden dan sisanya 18 orang atau 30% dari responden adalah wanita. Pada dasarnya jenis kelamin mempengaruhi pemikiran responden dalam pembelian barang. Tabel 2. Karakteristik Responden Karateristik Frekuensi (Orang) Persentase % Jenis Kelamin: a. Pria 42 70,00 b. Wanita 18 30,00 Jumlah 60 100,00 Status: a. Pelajar SD 0 0,00 b. Pelajar SMP 3 5,00 c. Pelajar SMA 10 16,67 d. Mahasiswa 21 35,00 e. Wiraswasta 7 11,67 f. PNS 3 5,00 g. Pegawai Swasta 13 21,67 h. Lainnya 3 5,00 Jumlah 60 100,00 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
273
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
Berdasarkan status pengunjung yang datang ke Target Computer selama penelitian ini berlangsung, sebagian besar adalah pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 21 orang atau 35% dari responden, kemudian 13 orang atau 21,67% dari responden adalah pegawai wiraswasta, , kemudian 10 orang atau 16,67% dari responden adalah pelajar SMA, kemudian 7 orang atau 11,67% dari responden adalah wiraswasta, kemudian 3 orang atau 5 % dari responden adalah pelajar SMP, , kemudian 3 orang atau 5% dari responden PNS dan 3 orang atau 5% dari responden adalah kategori lain yang dimana yang terdata adalah IRT 3. Namun dalam pendataan tidak didapat pelajar SD sebagai responden. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bawhwa kegunaan flash disk tergantung kegiatan yang dilakukannya/status. Analisis Strategi Pemasaran Analisis strategi pemasaran merupakan penganalisaan terhadap kumpulan proses atau aktivitas yang berperan aktif dalam kegiatan pemasaran, yang meliputi produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. 1. Analisis Produk Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapat perhatian dari konsumen untuk dimiliki, digunakan ataupun dikonsumsi serta bisa memuaskan keiinginan dan kebutuhan konsumen . Oleh karena itu konsumen menyenangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi paling baik serta keistimewaan yang menonjol.Konsumen biasanya melakukan berbagai pertimbangan sebelum membuat keputusan untuk membeli suatu produk. Untuk mengetahui tanggapan responen tentang keunikan produk Kingstone dapat menarik perhatian, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3.Tanggapan responden terhadap keunikan Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 17 Sangat setuju 28,33% 25 Setuju 41,67% 15 Cukup setuju 25,00% 2 Kurang setuju 3,33% 1 Tidak setuju 1,67% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari tabel diketahui bahwa 1,67% menyatakan tidak setuju, 3.33% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup setuju, 28,33% menyatakan sangat setuju, 41,67% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa keunikan produk belum tentu menjadi perioritas utama dalam pemasaran. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang spesisifikasi komponen bahan flashdisk kingston dapat dilihat dari Tabel 4 berikut ini. Dari Tabel 4 diketahui bahwa 3,33% menyatakan kurang setuju, 16,67% menyatakan sangat setuju, 25% menyatakan cukup setuju, 55% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa komponen pembuatahn produk merupakan suatu keunggulan dalam sebuah produk.
274
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
Tabel 4. Tanggapan responden terhadap spesifikasi komponen bahan Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 10 Sangat setuju 16,67% 33 Setuju 55,00% 15 Cukup setuju 25,00% 2 Kurang setuju 3,33% 0 Tidak setuju 0,00% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang kapasitas flashdisk kingston dapat dilihat dari Tabel 5. Dari Tabel 5 diketahui bahwa 1,67% menyatakan tidak setuju, 8.33% menyatakan kurang setuju, 8,33% menyatakan sangat setuju, 38,33% menyatakan cukup setuju, 43,33% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa kapasitas penyimpanan memiliki pengaruh pemasaran flashdisk dikarenakan kebutuhan akan penyimpanan data penting ataupund ata yang ingin digunakan. Tabel 5. Tanggapan responden terhadap penyesuaian kebutuhan kapasitas penyimpanan Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 5 Sangat setuju 8,33% 26 Setuju 43,33% 23 Cukup setuju 38,33% 5 Kurang setuju 8,33% 1 Tidak setuju 1,67% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang bentuk ukuran flashdisk kingston dapat dilihat dari Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Tanggapan responden terhadap penyesuaian bentuk ukuran flashdisk Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 9 Sangat setuju 15,00% 31 Setuju 51,67% 16 Cukup setuju 26,67% 3 Kurang setuju 5,00% 1 Tidak setuju 1,67% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 6 diketahui bahwa 1,67% menyatakan tidak setuju, 5% menyatakan kurang setuju, 15% menyatakan sangat setuju, 26,67% menyatakan cukup setuju, 51,67% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa bentuk ukuran flashdisk menjadi salah satu 275
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
pilihan kemudahan dalam menggunakannya dan merupakan bagian dari teknik pemasaran produk. 2. Analisis Harga Harga jual produk merupakan bagian yang cukup penting dalam pemasaran karena harga jual yang ditentukan oleh perusahaan diharapkan mampu mempengaruhi penjualan produk dan tujuan akhirnyasudah pasti mempengaruhi perolehan laba, oleh karena itu perusahaan harus mampu melakukan kebijakasanaan dalam menentukan harga. Jika ingin memperoleh atau menciptakan harga jual yang tepat, maka harus menetapkan kebijaksanaan dalam mentukan tingkat laba yang diinginkan oleh perusahaan agar tidak mengurangi kepuasan dan loyalitas konsumen baik dari harga pesaing, daya beli konsumen, target laba dan sebagainya, perlu dipertimbangkan. Berikut adalah tanggapan responden mengenai harga flashdisk Kingston. Tabel 7. Tanggapan responden terhadap harga flashdisk Kingston Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 15 Sangat setuju 25,00% 16 Setuju 26,67% 15 Cukup setuju 25,00% 9 Kurang setuju 15,00% 5 Tidak setuju 8,33% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 7 diketahui bahwa 8,33% menyatakan tidak setuju, 15% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup setuju, 28,33% menyatakan sangat setuju, 26,67% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa dalam segi harga produk kingstone memiliki pengaruh dalam pemasarannya. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang harga flashdisk kingston menurut bentuknya dapat dilihat dari Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Tanggapan responden terhadap flashdisk Kingston menurut variasi bentuk Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 11 Sangat setuju 18,33% 23 Setuju 38,33% 14 Cukup setuju 23,33% 12 Kurang setuju 20,00% 0 Tidak setuju 0,00% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 8 diketahui bahwa 18,33% menyatakan sangat setuju, 20% menyatakan kurang setuju, 23,33% menyatakan cukup setuju, 38,33% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa setiap produk memiliki variasi harga tergantung terhadap dari variasi produk. 276
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang harga flashdisk kingston berdasarkan kapasitas penyimpanan dapat dilihat dari tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Tanggapan responden terhadap harga flashdisk berdasarkan size penyimpanan Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 14 Sangat setuju 23,33% 15 Setuju 25,00% 12 Cukup setuju 20,00% 15 Kurang setuju 25,00% 4 Tidak setuju 6,67% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 9 diketahui bahwa 6,67% menyatakan tidak setuju, 20% menyatakan cukup setuju, 23,33% menyatakan sangat setuju, 25% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa size penyimpanan tidak selalu menjadi prioritas dari harga produk seperti produk penyimpanan data. Tabel 10. Tanggapan responden terhadap harga flashdisk di Toko Target Computer Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 20 Sangat setuju 33,33% 15 Setuju 25,00% 9 Cukup setuju 15,00% 11 Kurang setuju 18,33% 5 Tidak setuju 8,33% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang harga flashdisk kingston yang ditawarkan di Toko Target Computer dibanding toko lain dapat dilihat dari Tabel 10 berikut ini. Dari Tabel 10 diketahui bahwa 8,33% menyatakan tidak setuju, 18.33% menyatakan kurang setuju, 15% menyatakan cukup setuju, 25% menyatakan setuju, 33,33% menyatakan sangat setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa harga yang ditawarkan oleh Toko Target Computer memiliki tanggapan yang bagus atau minat bagi pelanggan. 3. Analisis Promosi Kebijaksanaan promosi yang tepat akan sangat menunjang keberhasilan perusahaan dalam melakukan usaha pemasaran produknya. Untuk itu pimpinan perusahaan harus dapat memastikan bahwa kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan mulus. Dikarenakan bagain manapun kegiatan promosi sangat penting karena bagaimana pun manfaat serta kegunaan produk jika tidak diperkenalkan kepada konsumen akan mengakibatkan konsumen tidak mengetahui keberadaan produk tersebut.
277
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
Kegiatan promosi yang biasa dilaksanakan oleh Target Computer Pekanbaru diantarnya adalah: membuat spanduk agar dapat dilihat dan direspon oleh konsumen, mengikuti pameran–pameran alat elektronik yang dilaksanakan dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain, membuat brosur-brosur barang elektronik yang dipasarkan di Toko Target Computer, dan pelayanan pembelian cash dan kredit. Selama ini kegiatan promosi yang dilakukan adalah pemasangan iklan dengan jangka waktu tertentu, pengguanaan spanduk yang disertai nama perusahaan dan promosi melalui mulut ke mulut baik oleh konsumen yang menjadi pelanggan maupun promosi yang dilakukan oleh pimpinan dan karyawan perusahaan itu sendiri. Untuk mengetaghui tanggapan responden mengenai promosi produk oleh Toko Target Computer dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tanggapan responden terhadap promosi yang dilakukan oleh Toko Target Computer Keterangan Sangat setuju Setuju Cukup setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 14 14 15 15 2 60
23,33% 23,33% 25,00% 25,00% 3,33% 100,00%
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari tabel 11 diketahui bahwa 3,33% menyatakan tidak setuju, 23.33% menyatakan sangat setuju, 23,33% menyatakan setuju, 25% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa promosi yang dibuat oleh Toko Target Computer bukanlah suatu penunjang terkenalnya toko tersebut, namun lebih banyak dikenal bagian relasi perusahaan. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang media promosi oleh Toko Target Computer dapat dilihat dari Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Tanggapan responden terhadap penggunan media promosi oleh Toko Target Computer Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 17 Sangat setuju 28,33% 20 Setuju 33,33% 11 Cukup setuju 18,33% 12 Kurang setuju 20,00% 0 Tidak setuju 0,00% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 12 diketahui bahwa 18,33% menyatakan cukup setuju, 20% menyatakan kurang setuju, 28,33% menyatakan sangat setuju, 33,33% menyatakan setuju. Dari tanggapan
278
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
responden diketahui bahwa media iklan atau koran merupakan promosi yang paling ampuh yang diguunakan dalam pemasaran produknya. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang seringnya promosi yang dilakukan oleh Toko Target Computer untuk menarik prlanggan dapat dilihat dari Tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Tanggapan responden terhadap seringnya promosi dilakukan oleh Toko Target Computer Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 12 Sangat setuju 20,00% 23 Setuju 38,33% 16 Cukup setuju 26,67% 9 Kurang setuju 15,00% 0 Tidak setuju 0,00% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari Tabel 13 diketahui bahwa 15% menyatakan kurang setuju, 20% menyatakan sangat setuju, 26,67% menyatakan cukup setuju, 38,33% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa pemasaran lebih meningkat apabila banyaknya promosi memberikat minat yang bagus bagi calon konsumennya. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang promosi produk yang diberikan oleh Toko Target Computer dalam bentuk brosur dapat dilihat dari Tabel 14 berikut ini. Dari tabel diketahui bahwa 3,33% menyatakan tidak setuju, 0,10% menyatakan kurang setuju, 21,67% menyatakan sangat setuju, 28,33% menyatakan cukup setuju, 36,67% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa brosur tentang produk belum tentu menjadi pemikat utama dalam pemasaran produknya. Tabel 14. Tanggapan responden terhadap pengenalan barang dengan pemberian brosur oleh Toko Target Computer Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 13 Sangat setuju 21,67% 22 Setuju 36,67% 17 Cukup setuju 28,33% 6 Kurang setuju 10,00% 2 Tidak setuju 3,33% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
4. Analisis Tempat Lokasi merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam menetukan tingkat penjualan dan jumlah pengunjung atau konsumen. Dalam memilih lokasi pemasaran perlu 279
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
memperhatikan beberapa hal yakni jarak yang mudah ditempuh, daerah yang dekat dengan tempat fasilitas sosial, dekat dengan daerah penjualan yang saling mendukung dan lain-lain. Lokasi pemasaran ini berlokasi di Jl Jendral. Sudirman No. 121 G-H Pekanbaru. Lokasi ini berada di jalan besar sehingga mudah untuk dilihat atau disadari keberadaannya. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai lokasi pemasaran dapat dilihat dari tabel 15 berikut. Tabel 15. Tanggapan responden terhadap lokasi pemasaran Toko Target Computer Keterangan
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 20 Sangat setuju 33,33% 23 Setuju 38,33% 11 Cukup setuju 18,33% 6 Kurang setuju 10,00% 0 Tidak setuju 0,00% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari tabel 15 diketahui bahwa 10% kurang setuju, 18,33% menyatakan cukup setuju, 33,33% menyatakan sangat setuju, 38,33% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa lokasi pemasaran Toko Target Computer cukup strategis dan mudah diketahui oleh khalayak ramai. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang keamanan daerah lingkungan pemasaran Toko Target Computer dapat dilihat dari tabel 16 berikut ini. Tabel 16. Tanggapan responden terhadap keamanan Toko Target Computer Keterangan Jumlah (Dalam Orang) Persentase 12 Sangat setuju 20,00% 18 Setuju 30,00% 22 Cukup setuju 36,67% 7 Kurang setuju 11,67% 1 Tidak setuju 1,67% 60 Jumlah 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Dari tabel 16 diketahui bahwa 1,67% menyatakan tidak setuju,11,67 % menyatakan kurang setuju, 20% menyatakan sangat setuju, 30% menyatakan setuju, 36,67% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa daerah lokasi pemasarannya cukup terjamin namun tidak bias diperkirakan dugaan yang terjadi kedepan. Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang jangkauan lokasi Toko Target Computer dari kota dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini. Dari Tabel 17 diketahui bahwa 6,67% menyatakan tidak setuju, 8.33% menyatakan kurang setuju, 18,33% menyatakan
280
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
sangat setuju, 26,67% menyatakan cukup setuju, 40% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui tidak hanya dekat pusat kota namun juga sudah menjadi area pusat kota. Tabel 17. Tanggapan responden terhadap jarak lokasi Toko Target Computer dari pusat kota Keterangan Sangat setuju Setuju Cukup setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 11 24 16 5 4 60
18,33% 40,00% 26,67% 8,33% 6,67% 100,00%
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Tabel 18. Tanggapan responden terhadap keamanan lokasi Toko Target Computer dari banjir Keterangan Sangat setuju Setuju Cukup setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Jumlah (Dalam Orang) Persentase 19 24 13 4 0 60
31,67% 40,00% 21,67% 6,67% 0,00% 100,00%
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden tentang lokasi daerah Toko Target Computer bebas dari banjir dapat dilihat dari tabel 18 berikut ini. Dari tabel 18 diketahui bahwa 6,67% menyatakan kurang setuju, 21,67% menyatakan cukup setuju, 31,67% menyatakan sangat setuju, 40% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden diketahui bahwa lokasi pemasaran Toko Target Computer bebas dari banjir. PEMBAHASAN Analisis pengaruh antara bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang ada pada toko ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji t dengan bantuan SPSS. Data hasil tanggapan responden kemudian didistribusikan ke dalam program SPSS, untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dilihat dengan menggunakan program SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 19. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dilihat dengan menggunakan analisis regresi linear yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS sehingga diperoleh persamaan linear: Y = 13,812 + 0, 26X1 - 0,072X2 – 0,166X3 + 0,221X4 281
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
Tabel 19. Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien t statistik Probabilitas Keterangan (Constant) 13,812 4,411 0,000 x1 0,260 1,822 0,074 Signifikan x2 -0,072 -0,995 0,324 Tidak signifikan x3 -0,166 -1,717 0,092 Tidak signifikan x4 0,221 1,819 0,074 Signifikan Sumber: Data Olahan 2012
1. 2. 3. 4. 5.
Nilai konstanta sebesar 13,812 menunjukkan bahwa apabila semua nilai variabel bebas adalah 0, maka besarnya variabel penjualan (Y) adalah sebesar 13,812. Nilai koefisien variabel produk (X1) sebesar 0,260 menunjukkan bahwa setiap perubahan produk sebesar 1 maka penjualan akan berubah sebesar 0,260 satuan. Nilai koefisien variabel harga (X2) sebesar -0,072 menunjukkan bahwa setiap perubahan harga sebesar 1 maka penjualan akan berubah sebesar -0,072 satuan. Nilai koefisien variabel promosi (X3) sebesar -0,166 menunjukkan bahwa setiap perubahan promosi sebesar 1 maka penjualan akan berubah sebesar -0.166. Nilai koefisien variabel distribusi (X4) sebesar 0,221 menunjukkan bahwa setiap perubahan saluran distribusi sebesar 1 maka penjualan akan berubah sebesar 0,221
Maka faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi penjualan dapat dilihat dari nilai koefisien regresi (β) dimana nilai β terbesar merupakan faktor paling dominan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa β1 = 0,26 , β2 = - 0,072 , β3 = - 0,166, β4 = 0,221, maka variabel produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi penjualan Flashdisk Kingstone pada Toko Target Computer. Uji F. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS, maka didapat nilai F hitung sebesar 1.956. Dan nilai F tabel sebesar 4.013, maka F hitung 1.956 lebih kecil dari F tabel 4.013 sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran dengan penjualan Flashdisk Kingstone pada toko Target Computer di Pekanbaru. Tabel 20. Hasil Uji F Variasi Sum of Squares df Mean Square F Prob. Regresi 40,464 4 10,116 1,956 0,114 Residual 284,386 55 5,171 Total 324,850 59 Sumber: data olahan
Uji t (Uji Hipotesis Secara Parsial). Dalam penelitian ini, secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji-t, pengujian akan dilakukan sampai pada taraf signifikan 5 % atau α = 0,05. Penentuan t-tabel dilakukan dengan rusmus α / 2, n-k = 0,025,56 diperoleh nilai t tabel sebesar 1.673. 1. Uji untuk variabel produk (X1) Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai t-hitung 1.822 lebih besar dari t-tabel 1.673 ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor produk dengan penjualan. 2. Uji untuk variabel harga (X2)
282
Hafri Yanri, Haznl Zainal, Fitri Zora
Berdasarkan hasil uji-t pada tabel diatas terlihat bahwa nilai t-hitung -0.995 lebih kecil dari t-tabel 1.673 ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor harga dengan penjualan. 3. Uji untuk variabel promosi (X3) Berdasarkan hasil uji-t pada tabel diatas terlihat bahwa nilai t-hitung -1.717 lebih kecil dari t-tabel 1.673 ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor promosi dengan penjualan. 4. Uji untuk variabel saluran distribusi (X4) Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai t-hitung 1.819 lebih besar dari t-tabel 1.673 ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor saluran distribusi dengan penjualan. Berdasarkan hipotesa yang diduga faktor-faktor produk, harga, promosi dan saluran distribusi/lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap penjualan, hasil penelitian didapat bahwa variabel produk (X1) dan variabel saluran distribusi (X4) merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan Flashdisk Kingstone pada Toko Target Computer di Pekanbaru. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempengaruhi pemasaran Flashdisk Kingstone pada Toko Target Computer. Hasil analisis regresi linear berganda diketahui bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi penjualan (Y) Flashdisk Kingstone adalah variabel produk (X1). Dari Hasil uji t diketahuai dari keempat variabel tersebut terdapat dua variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan (Y) dan variabel itu adalah variabel produk (X1)dan variabel saluran distribusi (X4). SARAN Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebagai berikut: 1. Oleh karena hasil pengaturan harga dan promosi belum maksimal maka perlu adanya peningkatan yang lebih baik agar penjualan dapat meningkat lebih bagus lagi. 2. Sementara kualitas produk yang sudah cukup baik agar dipertahankan dan kalau perlu ditingkatkan lagi. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari., 2007., Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa., Edisi Revisi., Alfabeta., Bandung Anoraga, Pandji., 2000., Manajemen Bisnis., Rineka Cipta., Jakarta. Assauri, Sofjan., 2007., Manajemen Pemasaran Dasar., Konsep dan Strategi., Raja Grafindo Persada., Jakarta. ., 2009., Manajemen Pemasaran., Rajawali pers., Jakarta. Bayangkara IBK., 2008., Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi., Salemba Empat., Jakarta. Daft, Richard L., 2007., Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
283
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 265-284 (Desember 2013)
Ernie, Tisnawati, Sule & Kurniawan Saefullah., 2008., Pengantar Manajemen., Kencana., Jakarta. Fuad M., Nurlela, Christine H., Paulus Sugiarto., 2006., Pengantar Bisnis., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo., 2001., Manajemen Strategis., BPFE., Yogyakarta. Griffin, Ricky., 2004., Manajemen., Jilid 1., Edisi 7., Erlangga., Jakarta. Hasan, Ali., 2008., Marketing., medpress., Yogyakarta. Herujito, Yayat M., 2001., Dasar-dasar Manajemen., Grasindo., Jakarta. Kartajaya, Hermawan., 2007., On Marketing Mix., Mizan Pustaka., Bandung. Kotler, Philip., 2000., Manajemen Pemasaran., Analisis Perencanaan, Pengendalian., Prentice Hall., Edisi Bahasa Indonesia., Salemba Empat., Jakarta. ., 2001., Manajemen Pemasaran., jilid II., edisi bahasa Indonesia., terjemahan Hendra Teguh, dan Ronny A.Rusli., Prenhallindo., jakarta. ., 2004., Manajemen Pemasaran 2., Edisi Milenium 1., Indeks., Jakarta. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary., 2003., Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1., Edisi ke-9., Indeks., Jakarta. Lupiyoadi, Rambat., 2006., Manajemen Pemasaran Jasa., Salemba Empat., Jakarta. Ma’ruf, Hendri., 2005., Pemasaran Ritel., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta. Marnis., 2009., Pengantar Manajemen., Panca Abdi Nurgama., Pekanbaru. Rangkuti, Freddy., 2006., Analisis SWOT: Teknik membedah kasus bisnis., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta. Saladin, H. Djaslim., 2001., Dasar-dasar Manajemen., Pustaka Binaman Presindo, Bandung. Saydam, Gouzali., 2006., Panduan Lengkap Pengantar Bisnis (Introduce to Business)., edisi 1., Alfabeta., Bandung Siswanto., 2007., Pengantar Manajemen., Bumi Aksara., Jakarta. Sutojo, Siswanto., 2001., Menyusun Strategi Harga., Damar Mulia Pustaka., Jakarta. Terry, George R & Rue, Leslie W., 2008, Principles of Management, terjemahan G.A. Ticoalu., Dasar-Dasar Manajemen., Bumi Perkasa., Jakarta. Tjiptono, Fandy., 2004., Pemasaran Jasa., Bayumedia., Malang. Umar, Husein., 2005., Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta. Winardi., 2001., Pengantar Manajemen Penjualan., Citra Aditya Bhakti., Bandung.
284
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SERASI AUTORAYA (Trac Astra Rent a Car) PEKANBARU
Annuri Fajrina STIE Persada Bunda Pekanbaru Indra Adnan STIE Persada Bunda Pekanbaru Yefni STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract This research was conducted at PT Matching Autoraya (Trac Astra Rent a Car) which is Soweto is located in Soekarno-Hatta Road No. 46 km. 09 Pekanbaru. The purpose of this study was to determine the influence of leadership on performance of employees at PT Matching Autoraya (Trac Astra Rent a Car) in Soweto. This research was supported by the relevant theories of management understanding, the notion of human resource management, leadership and sense of understanding employee performance. The population in this study are all employees of PT Autoraya Matching the year 2012 which includes as many as 126 people. The Data used in this research is the primary data and secondary data. Then processing of data that are used with a descriptive method, i.e. the method of data processing which is done by comparing between reality, the situation with the relevant theory. Influence leadership on the performance an employee at pt harmounious autoraya (trac astra rent a car) pekanbaru abstract by annuri fajrina the study is done in pt harmounious autoraya (trac astra rent a car) pekanbaru located on jl soekarno hatta no. 46 km.09 pekanbaru. Research purposes this is to know influence leadership on the performance an employee at pt harmounious autoraya (trac astra rent a car) pekanbaru. This research to be supported by theories relevant namely understanding management, understanding management of human resources understanding leadership and understanding employee performance. Population in this research is all employees of pt harmounious autoraya 2012 that total about 126 people. Data used in research this is data data primary and secondary. Then data processing used by method descriptive, namely method data processing done by comparing between reality field with theories relevant with a method of descriptive, that is a method of processing data that is done by comparing between reality dilapangan with the theory of relevant. From the results of this research were obtained conclusions that agree with the leadership criterion variables obtained average value of 3,76. This means that the leadership consisting of PT Autoraya Matching Pekanbaru (Trac Astra Rent a Car) Soweto effect on the performance of employees. Keywords: Leadership, Employee Performance
285
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
PENDAHULUAN Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau karyawan perusahaan perlu dilakukan secara baik, terarah, dan terencana. Hal ini sangat membutuhkan pendekatan khusus karena faktor-faktor tersebut akan menentukan prestasi kerja, dedikasi dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, salah satu faktor pentingnya yaitu Kepemimpinan. Faktor kepemimpinan sangat dominan dalam mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Kepemimpinan merupakan unsur dalam memberikan pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini di mana semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang besifat terbuka atau demokratis dan dapat memberdayakan karyawannya. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan motivasi kerja karyawan adalah kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri kepada para karyawan dalam menjalankan tugasnya masingmasing. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kwalitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas–kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, akan dicapai pengembangan efektifitas personalis dalam organisasi. Bagi organisasi yang menawarkan pelayanan prima kepada customer, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dapat memberikan pelayanan kepada customernya, seperti pada PT. Serasi Autoraya (Trac Astra Rent a Car) yang merupakan perusahaan penyedia jasa solusi transportasi terdepan di Indonesia dengan pelanggan segmen korporat. Dalam sebuah perusahaan, manajemen memegang peranan sangat penting. Karena tidak mungkin sebuah perusahaan akan dapat mencapai tujuan dan sasarannya tanpa menjalankan fungsi-fungsi manajemennya dengan baik. Dengan demikian berarti manajemen adalah hal yang mutlak harus ada dalam perusahaan. Banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai pengertian manajemen, diantaranya yang dikemukakan oleh Terry (2001: 201), Manajemen adalah sebagai salah satu seni dan ilmu untuk melakukan sesuatu melalui orang lain. Untuk menjadi perusahaan berbasis pengetahuan diperlukan lima disiplin manajemen, hal ini menurut Agung dan Alwi (2003: 124) adalah manajemen proses, manajemen kualitas, manajemen ilmu pengetahuan, manajemen perubahan dan manajemen sumber daya manusia. Pengertian manajemen lainnya dikemukakan oleh Iswardono (2002: 23), yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas usaha-usaha para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian peranan 286
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
manajemen dalam sebuah perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat mengatur penggunaan dana dan sumber daya yang dimilikinya, dimana hal ini disebabkan oleh sumber daya perusahaan sebagian besar adalah milik pihak lain, untuk itu diperlukan kebijaksanaan dalam pengaturan daya tersebut. Pada dasarnya kunci keberhasilan manajemen sebuah perusahaan adalah bagaimana perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggan atau konsumen. Salah satunya dengan merumuskan fungsi manajemen. Manajemen memiliki beberapa fungsi yaitu (Kotler (2003: 56): (1) Perencanaan (Planning). Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkahlangkah selanjutnya. (2) Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian berarti menciptakan suatu struktu dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugastugas yang telah dibagi-bagi tersebut. (3) Menggerakan (Actuating) Menggerakan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi Actuating artinya adalah menggerakan orang-orang agar mau belajar denga sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). (4) Pengawasan (Controlling). Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Lain halnya menurut Griffin (2004: 8), manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien. Wibowo, (2007: 1) mengatakan bahwa manajemen merupakan praktik spesifik yang mengubah sekumpulan orang menjadi kelompok yang efektif, berorientasi pada tujuan dan produktif. Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lain (Fuad dkk, 2005: 92) Sedangkan Drucker (2006: 310) menjelaskan secara spesifik bahwa manajemen adalah sesuatu yang terkait dengan manusia. Tugasnya adalah membuat agar orang memiliki kemampuan tunutk menggabungkan kinerja, membuat kekuatan mereka menjadi efektif dan kelemahannya mereka menjadi tidak berarti. Karena manajemen berhadapan dengan integrasi orang-orang yang berada dalam spekulasi umum, maka manajemen tertanam dalam kultur. Pekerjaan manajemen adalah untuk memikirkan, menyusun, da menjadi contoh bagi tujuan, nilai dan sasaran organisasi. Pekerjaan manajemen adalah juga memungkinkan perusahaan dan tiap anggotannya untuk tumbuh dan berkembang ketika kebutuhan dan kesempatan berubah. Setiap perusahaan terdiri dari orang-orang dengan keterampilan dan pengetahuan berbeda yang mengerjakan banyak pekerjaan berbeda pula. Karena alasan itu, perusahaan harus dibangun berdasar komunikasi dan tanggung jawab individu. Baik kuantitas keluaran ataupun sesuatu yang mendasar tidak dapat dengan sendirinya menjadi alat ukur yang memadai bagi kinerja manajemen dan perusahaan. Posisi pasar, inovasi, produktifitas, 287
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
pengembangan manusia, kualitas, hasil financial, semua sangat menentukan bagi kinerja perusahaan dan juga untuk mempertahankan kehidupannya. Akhirnya, satu hal terpenting yang harus diingat tentang perusahaan apa pun adalah bahwa tidak terdapat hasil di dalam dindingnya. Hasil dari sebuah bisnis adalah customer yang merasa puas. Di dalam sebuah perusahaan, hanya ada pusat biaya. Hasil hanya terdapat diluar. Satu lagi pendapat seorang ahli mengenai pengertian manajemen, menurut Hasibuan (2007: 1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lebih lanjut Hasibuan (2007:1) mengatakan bahwa dasar-dasar manajemen adalah: (1) Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal. (2) Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai. (3) Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur. (4) Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik. (5) Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan. (6) Adanya human organization. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa manajemen itu merupakan suatu ilmu dan seni untuk menggerakkan orang lain agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik. Jadi semua perusahaan haruslah dapat memahami dan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen tersebut, sehingga apa yang menjadi tujuan dari perusahaan dapat dicapai. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan peranan manusia dalam organisasi publik atau perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia mengkaji karakterisitik dan segala seluk beluk tenaga kerja manusia.Pengertian manajemen sumber daya manusia terdiri atas dua kalimat; manajemen dan sumber daya. Manajemen adalah the art of getting things done trough theeffort of other people. Sumber daya manusia atau personalia adalah tenaga kerja, buruh atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang orang yang bekerja pada suatu organisasi tertentu. (Manullang, 2003: 14). Sehingga manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia adalah manajemen terhadap tenaga kerja atau pegawai, yaitu bagaimana mengatur pegawai di dalam perusahaan atau pengaturan tenaga kerja dalam suatu organisasi dan lembaga, dimana pengaturan ini dalam arti seluas luasnya. Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan kegiatan pengadaan, pengembangan, pmberian kompensasi, pengintegrasian, pemiliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu organisasidan masyarakat, (Flippo, 2001: 4). Handoko, (2004: 4) menganalisa sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembang, pemelihara dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan tujuan individu maupun organisasi. Adapun menurut French (2001), manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber manusia oleh organisasi. Manajemen sumber daya manusia sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas serta efektivitas dan efesiensi di dalam penggunaan sumber daya manusia. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan dapat tercapai sebagaimana mestinya.
288
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Tujuannya Pada prinsipnya fungsi manajemen sumber daya manusia ada dua jenis, Handoko (2001: 196), mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: (1) Production Mainded merupakan usaha pihak organisasi atau perusahan agar para tenaga kerja atau pegawai bersedia memberikan prestasi yang sebesar besarnya (mencapai produktivitas maksimum). Ini dapat dicapai dengan melalui fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam organisasi atau perusahaan. (2) People Mainded mempunyai pengertian hanya dengan perhatian yang sungguh sungguh dari pihak perusahaan atau organisasi kepada tenaga kerja atau pegawai antara lain dengan pelayanan sebaik mungkin, sistem birokrasi yang pendek, kondisi pekerjaan dan lingkungan kerja yang layak, jaminan-jaminan sosial yang layak dan sebagainya. Kepemimpinan Dilingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yng memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan. Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok anggota-anggota manajemen (manajement members). Ketiga tingkatan tersebut adalah: Manager puncak (Top Manager), Manajer menengah (Middle manager), dan Manajer bawahan (Lower manager/suvervisor). Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian kepemimpinan. Salah satunya menurut Tannebaum dkk (2001: 24), menyatakan kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. Pendapat ini diperkuat lagi dengan pernyataan Gibson dkk (2002: 5) yang mengatakan pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka. Sedangkan kepemimpinan menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2004: 12), kepemimpinan dilakukan oleh seorang pemimpin untuk dapat mengarahkan, mengkoordinasikan dan mempengaruhi bawahan agar bekerja dengan penuh kesadaran untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya Gitosudarmo dan Mulyono (2004:30) mengatakan bahwa seorang pemimpin yang profesional adalah pemimpin yang mampu menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi senang, bahagia dan bangga. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan yang tepat, agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa manajemen itu merupakan seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan untuk mengendalikan orang orang dalam organisasi agar perilakumereka sesuai dengan perilaku yang di inginkan oleh pimpinan. Pola Dasar Kepemimpinan Model kepemimpinan menurut George R. Terry didasarkan pada kenyataan bahwa kepemimpinan muncul dari adanya suatu hubungan yang kompleks terdiri dari: (1) pimpinan, (2) pengikut, (3) struktur organisasi, (4) nilai sosial dan pertimbangan politik. Herujito (2004: 289
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
181) menyatakan dalam setiap kepemimpinan ada dua pola dasar kepemimpinan, yaitu: (1) Pola Kepemimpinan Formal, yang ada secara resmi pada seseorang yang diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Hal ini tampak pada berbagai ketentuan yang mengatur hierarki organisasi dan dalam bagan organisasi. (2) Pola Kepemimpinan Informal. Kepemimpinan informal tidak didasarkan pada pengangkatan, ia tidak terlihat dalam hirarki atau bagan organisasi. Efektifitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada kriteria sebagai berikut: (i) Kemampuan memikat hati orang, (ii) Kemampuan membina hubungan yang serasi dengan organisasi atau orang lain, (iii) Penguasaan atas arti tujuan organisasi yang hendak dicapai, (iv) Penguasaan tentang implikasi implikasi pencapaian tujuan dalam kegiatan operasional, dan (v)Pemikiran atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tipe-tipe pemimpin dapat dikelompokkan dalam lima tipe yaitu: (1) Otokratis, yaitu seorang pemimpin yang bersifat: menganggap organisasi adalah milik sendiri, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata mata, itdak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum). Tipe pemimpin ini cenderung tidak menghormati hak-hak azasi manusia yang menjadi bawahan. (2) Militeristis, yaitu seorang pemimpin yang bersifat: galam penggerakan bawahannya lebih sering menggunakan sistem perintah, dalam menggerakkan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih lebihan, menuntut disiplin yang tnggi dan kaku pada bawahannya, sukar menerima kritik dari bawahannya, menggemari upacara upacara untuk berbagai keadaan. Tipe ini bukanseharusnya pemimpin organisasi dan bukan pula seorang pemimpin yang ideal. (3) Paternalistis, yaitu seorang pemimpin yang bersifat: menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa, bersifat terlalu melindungi (overly protective), jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambilinsiatif, jarang memberi kesempatan pada bawahannya untuk mengembangkandaya kreasi dan bakatnya, sering bersifat mau tau. Dalam keadaan tertentu, seorang pemimpin tipe ini kadang-kadang diperlukan dengan menghilangkan sifat sifat yang negatif. (4) Karismatis. Sampai saat ini belum ditemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma, yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian memiliki daya tarik yang amat besar. Oleh karena itu, pada umumnya orang yang memiliki karisma mempunyai pengikut yang sangat besar, meskipun para pengikut seringkali tidak dapat menjelaskan mengapa mereka jadi pengikut. Dikatakan pemimpinan yang karismatis itu diberkahi kekuatan ghaib (supernatural power). Kekayaan, umur, kesehatan, dan profil tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk karisma. (5) Demokratis. Tipe pemimpin seperti inilah yang cocok untuk organisasi modern. Pemimpin yang demikian memiliki sifat-sifat sebagai berikut: dalam proses penggerakan bawahan selau bertitik tolak pada manusia sebagai makhluk termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan antara kepentingan tujuan organisasidan kepentingan tujuan pribadi bawahannya, senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teman kerja dalam usahamencapai tujuan, selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil, berusaha mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin. Terdapat perbedaan pola perilaku yang diterapkan oleh seorang manajer dengan manajer lain dalam mempengaruhi perilaku anggotanya. Mintogoro mengatakan bahwa secara umum gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang manajer adalah gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokratis dan, gaya kepemimpinan laissez faire. Masing-masing gaya 290
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
kepemimpinan tersebut mempunyai ciri tertentu yaitu: (1) Ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu: keputusan dibuat bersama antara manajer dan kelompok, terbuka terhadap kritik, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap perkembangan anggota kelompok, dan menerima saran-saran,ide yang positif dari anggota kelompok. (2) Ciri gaya kepemimpinan otokratis yaitu: memusatkan semua proses pengambilan keputusan pada manajer; kurang mempercayai anggotanya, memberikan perintah pada bawahan/anggota tanpa ada penjelasan dan tidak memberikan kesempatan kepada anggota untuk bertanya. (3) Ciri gaya kepemimpinan laissez faire yaitu: menyerahkan proses pengambilan keputusan kepada setiap individu dalam organisasi, tidak mempunyai rasa percaya diri sebagai seorang pemimpin, dan tidak menetapkan tujuan untuk kelompoknya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang gaya kepemimpinan, terlebih dahulu perlu diketahui perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik pada suatu organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Suradinata (2000: 11) menganalisa ada tiga penekanan gaya kepemimpinan dalam mengelola organisasi, yaitu: (1) kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional dalam menerapkan berbagai macam gaya kepemimpinan seperti gaya otokratik, paternalistik, laissez faire, demokratik dan kharismatik; (2) gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau kematangan para anggota organisasi; (3) peranan apa yang diharapkan dapat dimainkan oleh para pemimpin dalam organisasi. Menurut Siagian (2001: 24), gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi akan mempengaruhi kinerja anggotanya. Gaya kepemimpinan dan situasi yang berlaku mempengaruhi hasil yang akan dicapai oleh para anggotanya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi, mendorong gairah kerja anggota untuk mencapai sasaran yang maksimal, menumbuhkan kepercayaan, dan partisipasi serta loyalitas. Senada dengan itu, gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi suatu organisasi (Handoko, 2001: 293). Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam situasi dan kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas maupun bujukan kepada orang lain sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Kinerja Karyawan Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para karyawan termasuk yang harus diutamakan sebagai aset utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi budaya perusahaan sehingga keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Dalam hal ini loyalitas karyawan yang kompeten harus diperhatikan. Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya 291
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
guna dan berhasil guna. Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid dkk, 2003: 40). Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang professional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan. Untuk itu, diperlukan adanya pembinaan, penyadaran, dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai. Peningkatan sikap, perjuangan, pengabdian, disiplin kerja, dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalilas karyawan dapat menjadi kenyataan. Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000: 142). Dalam hal kepuasan kerja, Gilmer (2006: 12) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas. Sementara itu, Heidjrachman dan Husnan (2002: 194) mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat. Menurut Loeke (2002: 211), kepuasan atau ketidakpuasan karyawan tergantung pada perbedaan antara apa yang diharapkan. Sebaliknya, apabila yang didapat karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perlakuan yang adil, keamanan kerja, peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan kinerja, dan kesempatan bertumbuh. Merujuk pada berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya adalah: (1) Faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan. (2) Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. (3) Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya. (4) Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya. METODE PENELITIAN
292
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Tempat dan aktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil lokasi pada PT Serasi Autoraya (Trac Astra Rent a Car) yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 46 Km.92 Sidomulyo Barat, Pekanbaru. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan karakteristik yang ada dalam organisasi PT. Serasi Autoraya (Trac Astra Rent a Car) yang berjumlah 126 orang karyawan. Hal ini diambil untuk totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengurukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap akan mendapatkan hasil yang pasti (Nawawi, 2003: 126). Defenisi Penelitian dan Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel penelitian yang akan dianalisis adalah sebagai berkut: 1. Kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan. Indikatornya adalah: a. Kejelasan pimpinan dalam memberi perintah baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok. Pemimpin memberikan contoh disiplin diri yang tinggi untuk menciptakan disiplin kelompok. c. Pemberian penghargaan, teguran maupun ujian. Pemimpin memberikan apresiasi positif dan negatif untuk menekankan kepada karyawan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik kepada perusahaan. d. Tinggi rendahnya tingkat kreativitas pimpinan dalam menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik. 2.
Kinerja karyawan adalah kemampuan kinerja yang dicapai dan diinginkan dari perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab secara individu atau kelompok. Indikator yang akan diteliti adalah: a. Kemampuan merealisasikan rencana kerja b. Kesempatan training secara berkesinambungan dan hasilnya terhadap peningkatan karir dan golongan kerja c. Kemampuan dalam kualitas kerja meliputi ketelitian, kerapian, kecepatan, ketepatan, dan keterampilan dalam melakukan tugas.
Adapun variable-variabel yang diteliti dalam tulisan ini adalah Variabel Bebas (Independent Variable), dalam hal ini adalah Kepemimpinan yang dalam hal ini dilambangkan dengan X; dan Variabel Terikat (Dependent Variable), yang dalam tulisan ini adalah kinerja karyawan yang dilambangkan dengan variabel Y. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Data Primer, yaitu merupakan data yag diperoleh melalui pengamatan secara sistematik dan wawancara langsung dengan karyawan atau pimpinan PT. Serasi Autoraya (Trac Astra) untuk 293
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
mendapatkan keterangan yang jelas menyangkut kepemimpinan yang menaungi mereka. (2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan-perusahaan yang berisi laporan tertulis yang diolah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan yang relevan dan akurat menyangkut lingkup kajian berupa data surat peringatan (SP), pencapaian target serta data yang berkenaan dengan evaluasi karya karyawan. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menitikberatkan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT Serasi Autoraya (Trac Astra), maka data diperoleh baik dari instansi terkait maupun diluar instansi tersebut. Pengumpulan Data Langsung dilakukan dengan Questioner yaitu dengan cara pengumpulan data diperoleh langsung dari perusahaan atau objek yang diteliti dan Wawancara/interview, yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan. Sedangkan Pengumpulan Data Tidak Langsung dilakukan dengan pengumpulan data pendukung yang diperoleh dari laporan-laporan kinerja karyawan PT Serasi Autoraya (Trac Astra) dan dengan mempelajari literatur pelengkap berupa buku, jurnal dan edisi situs website yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas tersebut diatas. Metode Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu analisa dengan cara mengumpulkan, mengelompokkan dan mentabulasi data. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner penulis sajikan dalam bentuk tabel dan data yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk uraian kalimat yang jelas, kemudian penulis mengambil kesimpulan dengan menghubungkan dengan teori-teori relevan yang ada. Karena semua jawaban yang diberikan responden bersifat kualitatif, maka jawaban yang bersifat kualitatif tersebut diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat kuantitatif, dengan kategori:
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
= 1,00 – 1,79 = 1,80 – 2,59 = 2,60 – 3,39 = 3,40 – 4,19 = 4,20 – 5,00
Sebelum melakukan analisis pada PT Serasi Autoraya Pekanbaru ini, maka terlebih dahulu diperhatikan identitas responden. Pada bagian pertama identitas responden yang diperhatikan adalah jenis kelamin. Dimana jenis kelamin pada dasarnya dapat membedakan pola pikir seseorang tentang suatu peristiwa atau suatu objek. Oleh karena itu maka dalam penelitian ini dirasa perlu untuk mengetahui responden berdasarkan jenis kelamin (gender), dan berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Laki – Laki 51 Wanita 75 Jumlah 126 Sumber: Data Olahan, 2012
294
Persentase (%) 40,5 59,5 100
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Dari Tabel 1 terlihat bahwa sebanyak 51 orang atau 40,5% karyawan pada PT Serasi Autoraya Pekanbaru adalah berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 75 orang atau 59,5% responden berjenis kelamin wanita. Hasil ini menggambarkan bahwa antara karyawan lakilaki dan karyawan wanita hampir sama jumlahnya. Dengan kata lain bahwa persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan wanita saat ini di dunia kerja sama halnya. Identitas kedua yang diperhatikan adalah tingkat pendidikan terakhir dari karyawan PT Serasi Autoraya. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Sarjana Diploma SLTA Jumlah
Frekuensi (Orang) 94 28 4 126
Persentase (%) 74,6 22,2 3,2 100
Sumber: Data Olahan, 2012
Kepemimpinan merupakan unsur yang penting dalam organisasi, karena menyangkut hubungan antara pimpinan dengan anggota kelompok tersebut, dalam hal ini karyawan. Komponen dari kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi bawahannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Bagaimana bawahan menyelesaikan tugas sesuai yang diinginkan oleh pemimpin. Pemimpin ialah setiap orang yang kemampuannya untuk mempengaruhi bawahan atau dengan kata lain adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi bawahan dan atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah penggunaan kekuasaan secara terampil. Pemimpin mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Selanjutnya pernyataan ketiga dalam indikator pertama kepemimpinan dinyatakan dengan “Tugas sesuai porsi dan kinerja setiap karyawan”. Tanggapan respoden terhadap hal ini adalah: Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Tugas Sesuai Porsi Dan Kinerja Setiap Karyawan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 49 65 11 1 0 126 -
% 38,9 51,6 8,7 0,8 0 100 -
Skor 245 260 33 2 0 540 4,29 Sangat Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Kemudian peryataan ke empat dari indikator kepemimpinan dinyatakan dengan “ Pimpinan mereview kendala karyawan dalam melaksanakan tugas”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah:
295
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
Tabel 4. Tanggapan Responden Terhadap Pimpinan Mereview Kendala Karyawan Dalam Melaksanakan Tugas Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 35 63 20 8 0 126 -
% 27,8 50,0 15,9 6,3 0 100 -
Skor 175 252 60 16 0 503 3,99 Cukup Baik
Sumber: Data Olahan, 2012
Pernyataan kelima atau terakhir dari indikator pertama ini yaitu, “Pimpinan memberikan toleransi dalam mengerjakan pekerjaan”. Tanggapan responden terhadap pernyataan tersebut adalah: Tabel 5. Tanggapan Responden Terhadap Toleransi Pekerjaan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 19 78 27 2 0 126 -
% 15,1 61,9 21,4 1,6 0 100 -
Skor 95 312 81 4 0 456 3,62 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Menciptakan Disiplin Diri dan Disiplin Kelompok Pernyataan pertama untuk indikator kedua dalam variabel kepemimpinan yaitu “Scorsing bagi karyawan yang terlambat hadir”. Tanggapan responden terhadap pernyataan diatas adalah: Tabel 6. Tanggapan Responden Terhadap Scorsing Bagi Yang Terlambat Hadir Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 54 60 12 0 0 126 -
% 42,9 47,6 9,5 0 0 100 -
Skor 270 240 36 0 0 546 4,33 Sangat Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Selanjutnya pernyataan kedua dari indikator kedua variabel kepemimpinan dinyatakaan dengan “Pimpinan hadir lebih awal dari karyawan”. Hasil dari tanggapan responden terhadap hal tersebut yaitu: 296
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Tabel 7. Tanggapan Responden Terhadap Pimpinan hadir lebih awal dari karyawan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 18 71 33 4 0 126 -
% 14,3 56,3 26,2 3,2 0 100 -
Skor 90 284 99 8 0 481 3,82 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Selain itu pernyataan ketiga dari indikator kedua variabel kepemimpinan dinyatakaan dengan “Toleransi ketepatan waktu kerja dan lembur”. Hasil dari tanggapan responden terhadap hal tersebut yaitu: Tabel 8. Tanggapan Responden Terhadap Toleransi Ketepatan Waktu Kerja Dan Lembur Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 19 78 29 0 0 126 -
% 15,1 61,9 23,0 0 0 100 -
Skor 95 312 87 0 0 494 3,92 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Pernyataan keempat dari Indikator kedua variable kepemimpinan dinyatakan dengan “Budaya pencapaian target dan individual”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti Tabel 9. Tabel 9. Budaya Pencapaian Target dan Individual Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 26 65 35 0 0 126 -
% 20,6 51,6 27,8 0 0 100 -
Skor 130 260 105 0 0 495 3,93 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Kemudian pernyataan terakhir dari indicator kedua variabel kepemimpinan dinyatakan dengan “Karyawan menampilkan performa kerja secara berkala”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah:
297
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Menampilkan Performa Kerja Secara Berkala Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 38 68 20 0 0 56 -
% 30,2 54,0 15,9 0 0 100 -
Skor 190 272 60 0 0 522 4,14 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Pemberian Penghargaan, Pujian maupun Teguran Pernyataan pertama untuk indikator ketiga pada variable kepemimpinan dinyatakan dengan “Pemilihan Employee of The Month”. Berikut responden terhadap pernyataan tersebut: Tabel 11. Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Employee of The Month Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 17 53 36 20 0 126 -
% 13,5 42,1 28,6 15,9 0 100 -
Skor 85 212 108 40 0 445 3,53 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Pernyataan kedua dari indikator ketiga dalam variabel kepemimpinan dinyatakan dengan “Membudayakan bahasa sopan di lingkungan kerja”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah: Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Membudayakan Bahasa Sopan di Lingkungan kerja Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 28 72 23 3 0 126 -
% 22,2 57,1 18,3 2,4 0 100 -
Skor 140 288 69 6 0 497 3,94 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Pernyataan ketiga dalam indikator ketiga dinyatakan dengan “Memberikan teguran secara langsung”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah:
298
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Tabel 13. Tanggapan Responden Terhadap Memberikan Teguran Langsung Kepada Karyawan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 33 66 27 0 0 126 -
% 26,2 52,4 21,4 0 0 100 -
Skor 165 264 81 0 0 510 4,05 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Selanjutnya pernyataan keempat dalam indikator ketiga pada variabel kepemimpinan dinyatakan dengan “Pemberiaan Surat Peringatan (SP) setelah adanya peringatan lisan”. Hasil dari tanggapan responden dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 14. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Surat Peringatan (SP) Setelah Adanya Peringatan Lisan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 41 70 15 0 0 126 -
% 32,5 55,6 11,9 0 0 100 -
Skor 205 280 45 0 0 531 4,21 Sangat Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Kesempatan Training Secara Berkesinambungan dan hasilnya terhadap peningkatan karir dan golongan kerja Indikator kedua untuk variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan diberikan kesempatan training secara periode”. Tanggapan responden tentang hal ini adalah: Tabel 15. Tanggapan Responden Training Secara Periode Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Terhadap Bobot 5 4 3 2 1 -
Karyawan Jumlah 15 64 40 5 2 126 -
Diberikan
Kesempatan
% 11,9 50,8 31,7 4,0 1,6 100 -
Skor 75 256 120 10 2 463 3,67 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
299
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
Dari Tabel 15 diatas terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau 11,9% responden menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 64 orang atau 50,8% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa karyawan harus siap menerima tantangan. Kemudian 40 orang atau 31,7% responden menyatakan cukup setuju dan 5 orang atau 4,0% responden menyatakan tidak setuju sedangkan 2 orang atau 1,6% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya nilari rata-rata dari skor tangggapan responden untuk pernyataan pertama indikator satu variabel kinerja karyawan diperoleh sebesar 3,67. Angka ini menjelaskan bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya Pekanbaru setuju dengan adanya training secara berkala bagi karyawan yang sifatna menyegarkan atau menambah pengetahuan mereka sendiri. Pernyataan kedua pada indikator kedua variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan bersedia ditempatkan diseluruh anak cabang perusahaan”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti tabel berikut ini: Tabel 16. Tanggapan Responden Terhadap Diseluruh Anak Cabang Perusahaan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Karyawan Jumlah 26 69 26 3 2 126 -
Bersedia % 20,6 54,8 20,6 2,4 1,6 100 -
Ditempatkan Skor 130 276 78 6 1 491 3,90 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 16 diatas terlihat bahwa sebanyak 26 orang atau 20,6% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 60 orang atau 54,8% responden menyatakan setuju, sebanyak 26 orang atau 20,6% responden menyatakan cukup setuju dan 3 orang atau 2,4% responden menyatakan tidak setuju serta sisanya 2 orang atau 1,6% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,90, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya setuju dengan ketetapan manajemen untuk melakukan rotasi wilayah kerja pada karyawannya. Pernyataan ketiga pada indikator kedua variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan bersedia ditest terhadap hasil training yang dilaksanakan”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti Tabel 17. Dari Tabel 17 diatas terlihat bahwa sebanyak 33 orang atau 26,2% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 53 orang atau 42,1% responden menyatakan setuju, sebanyak 37 orang atau 29,4% responden menyatakan cukup setuju dan 2 orang atau 1,6% responden menyatakan tidak setuju serta sisanya sebanyak 1 orang atau 0,8% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,91, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya setuju diadakannya test terhadap hasil training yang telah dijalani. Hal tersebut dapat dicapai dan diorientasikan secara realistis, disertai dengan umpan balik evaluasi kinerja secara akurat, dan disertai pemberian tugas yang menantang dan diawasi oleh pimpinan yang mendukung.
300
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Tabel 17. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Bersedia Ditest Terhadap Hasil Training Yang Dilaksanakan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 33 53 37 2 1 126 -
% 26,2 42,1 29,4 1,6 0,8 100 -
Skor 165 212 111 4 1 493 3,91 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Pernyataan keempat pada indikator kedua variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan bersedia ditukar posisi kerja”. Tanggapan responden terhadap pernyataan tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Bersedia Ditukar Posisi Kerja Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 23 46 32 24 1 126 -
% 18,3 36,5 25,4 19,0 0,8 100 -
Skor 115 184 96 48 1 444 3,52 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 18 terlihat bahwa sebanyak 23 orang atau 18,3% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 46 orang atau 36,5% responden menyatakan setuju, sebanyak 32 orang atau 25,4% responden menyatakan cukup setuju dan 24 orang atau 19% responden menyatakan tidak setuju serta sisanya sebanyak 1 orang atau 0,8% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,52, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya setuju dan siap untuk dilakukan pertukaran posisi pekerjaan atau rolling. Hal ini sangat positif untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan diri karyawan. Selanjutnya pernyataan kelima pada indikator kedua variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan mendukung pertukaran struktur organisasi pada pimpinan”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti Tabel 19. Dari Tabel 19 terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau 11,9% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 66 orang atau 52,4% responden menyatakan setuju, sebanyak 36 orang atau 28,6% responden menyatakan cukup setuju dan 8 orang atau 6,3% responden menyatakan tidak setuju serta sisanya sebanyak 1 orang atau 0,8% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,68, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya terus mendukung perubahan struktur organisasi pimpinan untuk kemajuan perusahaan.
301
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
Tabel 19. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Mendukung Pertukaran Struktur Organisasi Pada Pimpinan Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 15 66 36 8 1 126 -
% 11,9 52,4 28,6 6,3 0,8 100 -
Skor 75 264 108 16 1 464 3,68 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Demikianlah tanggapan responden terhadap pernyataan pada indikator kedua pada variabel kinerja karyawan, dimana secara umum dapat dikatakan karyawan PT Serasi Autoraya setuju untuk mendukung pimpinan dalam pengembangan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan cara melakukan training dan test-test yang bersifat penyegaran kembali sehingga kinerja karyawan tetap fokus dan terencana. Kemampuan dalam kualitas kerja meliputi kerapian, kecepatan, ketepatan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas Indikator ketiga untuk variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan memberikan kinerja dan kontribusi terbaik”. Tanggapan responden tentang hal ini adalah: Tabel 20. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Memberikan Kinerja Dan Kontribusi Terbaik Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 27 68 24 6 1 126 -
% 21,4 54,0 19,0 4,8 0,8 100 -
Skor 135 272 72 12 1 492 3,90 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 20 diatas terlihat bahwa sebanyak 27 orang atau 21,4% responden menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 68 orang atau 54,0% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa karyawan harus siap menerima tantangan. Kemudian 24 orang atau 19% responden menyatakan cukup setuju dan 6 orang atau 4,8% responden menyatakan tidak setuju sedangkan 1 orang atau 0,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya nilari rata-rata dari skor tangggapan responden untuk pernyataan pertama indikator ketiga variabel kinerja karyawan diperoleh sebesar 3,90. Angka ini menjelaskan bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya Pekanbaru setuju dengan terus memberikan kontribusi dan kinerja yang terbaik untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
302
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
Pernyataan kedua pada indikator ketiga variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan meningkatkan kualitas pekerjaannya”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti tabel berikut ini: Tabel 21. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Pekerjaannya
Meningkatkan Kualitas
Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
% 27,0 42,1 24,6 6,3 0 100 -
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 34 53 31 8 0 126 -
Skor 170 212 93 16 0 491 3,90 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 21 diatas terlihat bahwa sebanyak 34 orang atau 27% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 53 orang atau 42,1% responden menyatakan setuju, sebanyak 31 orang atau 24,6% responden menyatakan cukup setuju dan 8 orang atau 6,3% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,90, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya setuju untuk terus meningkatkan kualitas diri dan kualitas pekerjaanna untuk menghasilkan target yang ingin dicapai. Pernyataan ketiga pada indikator ketiga variabel kinerja karyawan dinyatakan dengan “Karyawan bertanggungjawab atas kerapian dan kebersihan file kerja”. Tanggapan responden terhadap hal ini adalah seperti tabel berikut ini: Tabel 22. Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Bertanggungjawab Atas Kerapian Dan Kebersihan File Kerja Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata Kriteria
Bobot 5 4 3 2 1 -
Jumlah 44 47 28 7 0 126 -
% 34,9 37,3 22,2 5,6 0 100 -
Skor 220 188 84 14 0 506 4,02 Setuju
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 22 diatas terlihat bahwa sebanyak 44 orang atau 34,9% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 47 orang atau 37,3% responden menyatakan setuju, sebanyak 28 orang atau 22,2% responden menyatakan cukup setuju dan sisanya 7 orang atau 5,6% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari tanggapan responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,02, dimana angka ini memberikan arti bahwa secara umum karyawan PT Serasi Autoraya setuju dengan tanggung jawab pada setiap individu untuk menjaga kebersihan dan kelengkapan file pekerjaan masing-masing. Hal ini berguna untuk jika sewaktu-waktu data diperlukan maka file akan dengan mudah dan cepat ditemukan sehingga keefektifan dan efisiensi dapat tercipta. 303
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 285-305 (Desember 2013)
Demikianlah tanggapan responden terhadap pernyataan pada indikator ketiga pada variabel kinerja karyawan, dimana secara umum dapat dikatakan karyawan PT Serasi Autoraya setuju untuk terus meningkatkan kualitas kerja meliputi kerapian, kecepatan, ketepatan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan bersama dapat segera terealisasikan. Pembahasan Kepemimpinan pada dasarnya memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, baik perusahaan yang memasarkan produk maupun perusahaan yang menawarkan jasa. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, sangat besar peranan seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan mengawasi kinerja para karyawannya. Sama halnya dengan kepemimpinan yang menaungi PT Serasi Autoraya Pekanbaru. Dimana hasil dari tanggapan responden diketahui bahwa Pimpinan sudah melakukan serangkaian performa kerja baik berupa kejelasan dalam memberikan perintah, disiplin diri guna menciptakan disiplin kelompok, pemberian penghargaan maupun teguran bagi karyawan, dan kemampuan pimpinan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik. Namun diharapkan disini seorang pemimpin selain harus memiliki kemampuan pribadi baik berupa sifat maupun bakat, juga mampu membaca keadaan karyawan dan lingkungannya. Berdasarkan hasil analisa data maka diketahui bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Serasi Autoraya Pekanbaru ternyata berpengaruh jika diperhatikan dari hubungan yang nyata dimana terjadi interaksi antara pimpinan dan karyawan dengan rasa saling membutuhkan, memahami, dan saling menghormati sehingga pencapaian dari tujuan perusahaan bisa terbentuk. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan ternyata pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Serasi Autoraya (Trac Astra Rent a Car) Pekanbaru. 2. Faktor kepemimpinan yang dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan disiplin diri yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Demikian juga faktor kejelasan pimpinan dalam berkomunikasi kepada karyawannya juga menentukan tingkat prestasi dari karyawannya sebab karyawan mudah memahami dan dapat menjalankan tugas dengan baik dan benar. Serta faktor pujian dan teguran yang diterapkan seorang pimpinan dalam lingkungan kerja juga sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawannya yang terus terasah dan juga terus meningkatkan kemampuan diri dari setiap karyawannya. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian maka diharapkan perusahaan agar terus mempertahankan atau meningkatkan kepemimpinan yang menaungi PT Serasi Autoraya (Trac Astra Rent a Car) Pekanbaru. 2. Diharapkan juga agar pemimpin terus berusaha menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan kondusif baik dari segi komunikasi, disiplin, serta perhatian berupa penghargaan yang berkesinambungan agar prestasi kerja yang telah dicapai karyawannya dapat ditingkatkan dan lebih baik lagi.
304
Annuri Fajrin, Indra Adnan, Yossita
DAFTAR PUSTAKA Agung dan Alwi, 2003, Pengantar Manajemen, Penerbit PT Andhy, Yogyakarta Arikunto dan Suharsimi, 2003, Manajemen Penelitian,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Astamoen, Moko p, 2005, Enterpreneurship Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, Alfabeta, Bandung. As’ad, M, 2003, Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia , Penerbit Liberty, Yogyakarta Atmojo, D.S, 2010, Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kedisiplinan Karyawan pada Perusda Objek Wisata Tawangmangu”. Tesis tidak dipublikasikan Daft, Richard L, 2007, Manajemen, Edisi 6 Terjemahan, Tanujaya, Edward, Shirl Tiolina, Salemba Empat, Jakarta. Damodar, Gujarti, 2003, Dasar-dasar Ekonometrika, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. David Fauner and Gerry Jonhson, 2004, Strategi Manajemen, Penerbit Alex Media Komputindo, Jakarta Griffin, 2004, Konsep Dasar Manajemen, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gasperz, Vincent, 2000, Total Quality Manajement, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Iswandoro, 2002, Dasar-dasar Manajemen, Penerbit PT Erlangga, Jakarta. Jhingan, M.L, 2007, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Raja Grafindo. Laurent K Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Terjemahan, Widyantoro, Agus, Penerbit PT. Indeks, Jakarta. Malayu, Hasibuan., 2003, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta. Marnis, 2006, Pengantar Manajemen, Unri Press, Pekanbaru. ______ , 2007, Pengantar Bisnis, Unri Press, Pekanbaru. Manullang. 2004. Dasar-dasar Manajemen, Gadjah Mada Univerity, Yogyakarta Nawawi, Hadari, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Riduwan, Tjandra., 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistik, Alfabeta, Bandung Sadono, Sukirno, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta Sudarmo, Indriyo Gito, 2000, Perilaku Keorganisasian, BPFF, Yogyakarta Thoha, Miftah, 2001, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi, Terjemahan Hadyana Alexander Sindoro, Prenhalindo. Veithzal Rivai dan Mulyadi Deddy, 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organsisasi, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta. Williams, Chuck, 2001, Manajemen, Terjemahan, Napitupulu, Sabarudin M, Salemba Empat, Jakarta. Wibowo, 2007, Manajemen, Cetakan ketiga, Penerbit Pradya Paramita, Jakarta. Winardi, 1990, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Melton Putra, Jakarta
305
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
ANALISIS KINERJA KARYAWAN PADA PT TELKOM RIAU DARATAN PEKANBARU
Ariyanti STIE Persada Bunda Pekanbaru Dodi Agusra STIE Persada Bunda Pekanbaru Ridarman Bay STIE Persada Bunda Pekanbaru Abstract Pekanbaru Riau Mainland PT Telkom is a company engaged in the field of services where service facilities to support any course will be important to support the needs of consumers. Along with the development of technology and knowledge, today introduced a variety of services to consumer trends. This is certainly a case for itself that must be prepared to facilitate the consumers, so that they do not turn to the other competitors and loyal to the telecommunications industry. Given the market opportunities in the city of Pekanbaru is large enough, then the chances of telecommunications which also operates in the city to compete with others in the telecommunications industry gained considerable market share, judging from its development until 2012 was recorded about three major telecommunications industries operating in Pekanbaru. The purpose of this study was to analyze and determine performance PT Telkom employees at Pekanbaru Riau Mainland. As for the population in this study were all employees of PT Telkom Riau Mainland Pekanbaru and to be key informants leadership. Taking the population is performed using Slovin formula by 74 people. Types and sources of data in this study is primary data and secondary data. To obtain the necessary data in this study the techniques used are: Observation, interviews and questionnaires. Based on the results of research conducted on the performance of employees at PT Telkom Pekanbaru Riau Mainland includes indicators of time spent, number of errors, accuracy of work, quality of work and the ability to analyze the data are well categorized. Keywords: performance, employees, leadership
PENDAHULUAN Sarana telekomunikasi merupakan salah satu bentuk kebutuhan manusia yang amat penting dan memiliki sifat yang global dan universal. Setiap manusia tentu selalu membutuhkan informasi dalam kehidupannya sehari-hari. Saat ini berkat kemajuan teknologi, kebutuhan informasi tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai jenis sarana telekomunikasi seperti telepon rumah, warung telekomunikasi (Wartel), telepon umum dan telepon genggam (handphone), dan lain sebagainya.
306
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
Ditengah-tengah kemajuan teknologi dibidang telekomunikasi tersebut, banyakya perusahaan dibidang industri telekomunikasi saling berlomba untuk memasarkan berbagai macam media telekomunikasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu industri telekomunikasi merupakan bentuk industri yang selalu dibutuhkan masyarakat, meskipun kemajuan teknologi informasi lainnya dapat memberi kemudahan-kemudahan yang tidak dapat diperoleh melalui telekomunikasi ini. Kondisi ini tentu saja menimbulkan minat para pemilik modal untuk bergerak di bidang industri telekomunikasi ini, akibatnya tingkat persaingan juga semakin lama semakin ketat. Hal ini akan mendorong perusahaan-perusahaan operator selular untuk memberikan berbagai jenis layanan operator selular. Disamping itu, kepada masyarakat, perusahaan operator selular juga harus melakukan berbagai promosi agar produk mereka dapat dikenali oleh masyarakat. dan masyarakat tertarik untuk menggunakan jasa industri telekomunikasi yang ditawarkan. Banyaknya bermunculan beberapa jenis industri telekomunikasi baik yang prabayar maupun pascabayar di Pekanbaru seperti Telkomsel dengan produk Kartu Halo, Simpati dan Kartu As, Indosat dengan produk Mentari, IM3, Pro XL dengan kartu XL dan Bebas, PT Telkom dengan produk kartu Flexi dan lain sebagainya menimbulkan persaingan yang cukup ketat di bidang industri telekomunikasi ini. Keunggulan yang dimiliki oleh setiap bidang industri telekomunikasi dibandingkan dengan perusahaan industri telekomunikasi lainnya adalah adanya program promosi dengan berbagai pilihan fasilitas telekomunikasi yang ditawarkan. Untuk meningkatkan volume penjualan dari industri telekomunikasi ini, maka perusahaan perlu memperhitungkan kinerja yang tepat untuk diterapkan dalam menjalankan usahanya sehingga mencapai hasil yang ditetapkan. Pada dasarnya kinerja karywan merupakan hasil proses yang komplek, berasal dari diri pribadi (internal factor) maupun upaya strategis dari perusahaan. Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan, harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisiik perusahaan. Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pada dasarnya Kinerja seorang karyawan dapat tercipta bila organisasi tersebut mampu memberikan penghargaan terhadap individu karyawannya sebagai bentuk pengharagaan tersebut suatu organisasi telah menetapkan jenjang karir yang terencana, yaitu suatu perencanaan karir karyawan dengan tujuan agar karyawan dapat menduduki suatu jenjang yang lebih baik sepanjang pekerjaannya. Selain perencanaan karir perusahaan melakukan promosi jabatan, promosi jabatan yang jelas dalam organisasi akan memberikan pengharapan kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. Terciptanya kompetensi karyawan diperoleh dengan cara meningkatkan kemampuannya secara terus menerus, yang lebih mengarah pada spirit, jiwa, sikap, karakter, semangat, nilai yang dimiliki dari seorang yang profesional sehingga tercapai kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan. Pencapaian kinerja karyawan berlaku untuk semua karyawan (personil) mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Tanpa pencapaian kinerja dari sebuah institusi, sebuah organisasi, sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama dan langgeng, karena pencapaian kinerja inilah yang mempengaruhi penjualan telpon fleksi dan menghidupkan setiap aktivitas yang ada didalamnya dan tentunya untuk menciptakan tingkat penjualan, setiap karyawan harus memiliki semangat serta inisiatif kerja yang baik, tidak akan terlepas dari peran serta seorang pemimpin, karena seorang pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pegawainya. 307
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
Untuk melihat perkembangan jumlah karyawan di PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru dari tahun ke tahun terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Karyawan Pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru dari tahun 2008 – 2012 Karyawan Karyawan Karyawan Masuk Keluar Mutasi 9 0 0 2008 12 0 2 2009 15 3 0 2010 35 2 0 2011 2012 22 2 2 Sumber: PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru Tahun
Karyawan Demosi 0 0 0 0 0
Jumlah Karyawan 194 206 221 256 278
Persentase 87,43% 90,92% 91,55% 91,75% 94,39%
Dari Tabel 1, jumlah karyawan dari tahun ketahun semakin meningkat, rata-rata mengalami kenaikan, untuk itu perusahaan perlu menjaga agar dalam perekrutannya ini menentukan kualitas kerja dari karyawannya masing-masing demi kemajuan perusahaan. Supaya karyawan dapat bekerja dengan baik atau efektif dan efisien, maka pimpinan organisasi harus dapat memajukan dan mengembangkan bawahannya diantaranya adalah melalui program pendidikan dan pelatihan, agar dapat memperbaiki dan juga mengembangkan sikap kerja dan pengetahuan pegawai sesuai dengan kebutuhan kerja. Dengan pengembangan ini akan meningkatkan semangat dan kegairahan kerja yang tentunya secara otomatis akan dapat meningkatkan kinerja para pegawai. Kinerja karyawan dimaksudkan agar karyawan dapat memandang tugas dan pekerjaan yang diberikan sebagai salah satu tanggung jawab dan suatu keharusan yang mesti dikerjakan dengan hasil yang optimal. Begitu pula halnya dengan pihak organisasi memiliki harapan agar karyawan dapat menjalankan tugas-tugas yang diberikan semaksimal mungkin sehingga efektivitas dan efisiensi kerja sebagai perwujudan kinerja yang mereka hasilkan dapat terwujud. Salah satunya dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja karyawan sesuai dengan job descripon yang diberikan. Dari uraian latar belakang masalah, terlihat indikasi yang berkaitan dengan kinerja karyawan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dapat menjadi pokok kajian dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah Kinerja Karyawan Pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru dan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja karyawan pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Dalam suatu perusahaan manajemen sangat dibutuhkan, karena dengan adanya manajemen yang baik maka pencapaian tujuan akan dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Karyawan merupakan sekelompok orang yang bekerja dibawah organisasi dengan suatu sistem kegiatan yang terkoordinir dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dibawah suatu kekuasaan dan kepemimpinan, maka keberhasilan karyawan dalam menjalankan fungsinya juga ditentukan oleh keberhasilan organisasi memanage karyawan tersebut (Moekidjat, 2005: 7). Manajemen kepegawaian
308
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
berhubungan dengan masalah-masalah kepegawaian dalam suatu organisasi dan pegawai dipandang sebagai individu-individu bukan sebagai sekelompok orang. Dalam kegiatan manajemen kantor merupakan kumpulan sistem ketatausahaan. Beberapa sistem ketatausahaan ini mungkin saja berdiri sendiri, akan tetapi pada umumnya saling bertautan dan membentuk suatu rangkaian sistem yang lebih besar, sehingga sistem-sistem yang kecil kedudukannya menjadi sub sistem. Oleh karena itu, sebelum seorang pimpinan menentukan sasaran khusus guna menyesuaikan alat pencapaian tujuan yang telah ditentukan, ia harus mengenal dan memahami dulu semua sistem ketatausahaan yang ada dalam unit-unit yang akan berpartisipasi dan bagaimana saling berhubungan antara semua sistem (Martoyo, 2007: 18). Menurut Hamim (2003: 15) manajemen berasal dari kata kerja ”to manage” yang berarti menangani, mengendalikan, menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu. Manajer adalah seseorang yang diserahi tugas memimpin atau mengurus suatu tugas, lembaga usaha dan sebagainya. Manajemen juga sebagai ilmu atau seni. Kemudian manajemen sebagai proses khas yang menggerakkan organisasi adalah sangat penting karena tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang akan berhasil cukup lama. Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomis, sosial dan politik untuk sebagian besar tergantung kepada komponen para manajer organisasi yang bersangkutan. Manajemen adalah sebagai wadah atau tempat terselenggaranya administrasi, yang didalamnya terjadi hubungan antar individu maupun kelompok baik dalam maupun diluar organisasi, terjadi kerja sama dan pembagian tugas dan berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing (Kencana, 2003: 114). Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keterbatasan kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab Dengan adanya pembagian keja, tugas dan tanggung jawab ini maka dibentuklah kerja sama dan keterikatan formal organisasi. Dalam organisasi ini pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hasibuan (2006: 3), manajemen sangat penting karena; pekerjaan berat dan sulit untuk diokerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya, perusahaan akan baik apabila manajemen yang diterapkan dengan baik, manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki, manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan. Fungsi manajemen dalam sebuah organisasi adalah mengatur atau mengelola baik bersifat teknis maupun operasional. Antara manajemen dengan organisasi sangat erat dalam mengelola organisasi perlu manajemen yang kuat dan dikelola dan dirancang dengan baik sehingga potensi kegagalan akan dapat diminimalkan. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah suatu cara bagaimana mengelola suatu kegiatan melalui kegiatan perencanaan yang berakhir dengan tujuan yang akan dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Handoko (2003: 8), proses dari kegiatan-kegiatan terdiri dari: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang
309
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
telah ditentukan. Manajemen tidak boleh menentukan tujuan akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental atau sektoral. Dengan demikian istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses yang menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disebut sebagai merencanakan, mengusahakan, memimpin dan mengendalikan. Pengertian manajemen diatas mengandung dua istilah penting yaitu efektivitas dan efisiensi. Efisiensi merupakan bagian yang terpenting dalam manajemen. Efisiensi itu mengacu pada hubungan keluaran dan masukan. Sebagaimana Suprapto (2009;123) menjelaskan fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen yaitu suatu proses dari tindakan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Perencanaan (Planning). Planning atau perencanaan mencakup penetapan tujuan dan standar, penentuan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) yang diperkirakan akan terjadi. Perencanaan merupakan proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Lewat perencanaan seorang manajer mengidentifikasikan hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasikan cara-cara mencapainya. (2) Pengorganisasian (Organizing). Organizing atau pengorganisasian merupakan suatu proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinasi kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana. Fungsi pengkoordinasian disini meliputi pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur suatu wewenang/tanggung jawab dan sistem komunikasi serta mengkoordinasi kerja setiap karyawan di dalam suatu tim kerja yang solid dan terorganisasi. (3) Penyusunan staf (staffing) Staffing atau penyusunan staff, fungsi ini meliputi penentuan dan persyaratan personel yang dipekerjakan, menarik dan memilih calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, penilaian dan pelatihan termasuk pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi. (4) Pengarahan (leading). Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan. Fungsi pengarahan meliputi membuat orang lain melakukan pekerjaan, mendorong dan memotivasi bawahan serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif. (5) Pengawasan (Controlling). Controlling atau pengawasan mencakup suatu standar kualitas dan kuantitas hasil kerja baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan kepuasan bersama, produktivitas dan terciptanya citra positif. Fungsi ini merupakan pengukuran kinerja membandingkan antara hasil yang sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Pelaksanaan manajemen merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kenyataan sering terlihat organisasi yang sudah berdiri tapi beberapa lama kemudian tidak jelas jalan usaha dan kegiatannya, karena dalam usaha dan kegiatannya dijalankan tidak berdasarkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi serta pengawasan yang baik dan teratur. Konsep Kerja Menurut Martoyo (2007: 8) bila menelaah masalah Manajemen Sumber Daya Manusia maka satu hal yang tidak kalah pentingya yang harus dipahami adalah masaalah kinerja. Dimana 310
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
kinerja tersebut merupakan job performance atau prestasi kerja serta actual performance yang dicapai seseorang dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut Wibowo (2009: 4) Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor intern dan ekstern organisasi. Sebagaimana diuraikan di atas, misi dan tugas pokok dari setiap organisasi diurai dan dibagi habis menjadi tugas pokok unit-unit organisasi secara berjenjang dari unit yang lebih besar ke unit yang lebih kecil dalam bentuk kelompok ke 1 hingga menjadi tugas individu-individu dalam masing-masing kelompok atau unit kerja. Fase pembinaan mencakup semua upaya yang dilakukan untuk setiap orang dan kelompok berproduksi secara optimal, yaitu dengan memberi bimbingan dan dorongan, serta penjelasan mengenai penjualan produk telkom fleksi. Selanjutnya hasil evaluasi kinerja dimaksudkan untuk menghindari peningkatan dan keterlambatan dalam pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Hasil evaluasi kinerja juga digunakan sebagai masukan dalam rangka perencanaan kinerja lebih lanjut. Seperti yang dikatakan Mangkunegara (2005: 9) bahwa kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai seseorang). Selanjutnya Kartono dalam Indrastuti (2008: 48) kinerja merupakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar keberhasilan yang ditentukan oleh instansi kepada karyawan sesuai dengan job yang diberikan kepada masing-masing Karyawan. Dengan Demikian kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mengingat dunia kerja yang semakin kompetitif dan mengglobal maka diperlukan kinerja yang tinggi dari setiap karyawan ataupun pegawai pada satu organisasi atau perusahaan, untuk melihat tingkat kinerja seorang pegawai atau karyawan diperlukanlah penilaian kinerja karyawan mengingat penilaian kinerja ini sangat bermanfaat dalam penentuan kebijakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Kemudian Simanjuntak (2005;1) mengatakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu baik secara individu, kelompok ataupun organisasi. Mengingat tingkat persaingan dan kemajuan organisasi yang perlu dicapai maka faktor Sumber Daya Manusia yang ada dalam organisasi tersebut haruslah benar-benar orang yang tepat yang memiliki kinerja yang baik sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dapat terlaksana dengan baik. Dan untuk melihat kinerja seorang karyawan maka diperlukan evaluasi serta penilaian terhadap kinerja tersebut. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian yang dilakukan secara sistematik terhadap perfomasi kerja karyawan dan terhadap potensi setiap karyawan dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia dan organisasi perusahaan itu sendiri (Sihotang, 2007: 186). Sedangkan Nurmasnyah (2010:185) faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (1) Faktor personal, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh individu; (2) Faktor Kepemimpinan, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan dukungan yang dilakukan manajer dan tim pimpinan (team leader); (3) Faktor kelompok, ditentukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja; (4) Faktor sistem, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi; (5) 311
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
Faktor situasional, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Evaluasi kinerja merupakan evaluasi formal terhadap prestasi karyawan. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara informal, misal manajer menegur kesalahan karyawan atau memuji karyawan apabila berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan dengan balk. Informasi informal seperti ini mempunyai keuntungan karena karyawan dapat memperoleh umpan balik dengan cepat, langsung setelah karyawan melakukan kesalahan atau berhasil menjalankan tugas. Evaluasi prestasi ini secara formal mempunyai beberapa fungsi. Pertama, evaluasi prestasi dapat digunakan untuk menilai efektivitas seleksi karyawan. Jika setelah pelatihan atau pengembangan karyawan menunjukkan kemajuan prestasi maka pelatihan menunjukkan tandatanda efektif. Kedua, evaluasi prestasi sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang diperlukan. Ketiga, evaluasi prestasi dapat memberikan umpan balik kepada karyawan. Umpan balik tersebut bermanfaat untuk mengembangkan perencanaan di masa datang. Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh adalah: (1) Evaluation interview, adalah memberikan umpan balik tentang unjuk kerja masa lalu dan potensi masa depan. Ini dilakukan dengan menggambarkan basil penilaian sebelumnya dan mengidentifikasi perilakuperilaku tertentu yang harus diulangi dan dihilangkan. (2) Tell and sell approach, menggambarkan keadaan unjuk kerja pegawai dan meyakinkan pegawai untuk berperilaku lebih baik. (3) Tell and listen method, memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memberikan alasan, mempertahankan apa yang sudah dilakukan, dan mencoba mengatasi reaksi ini dengan membimbing pegawai untuk berperilaku lebih baik. (4) Problem solving approach, mengidentifikasi berbagai problem yang dihadapi pegawai dalam pekerjaannya melalui pelatihan, coaching, dan counseling. Evaluasi kinerja dapat dikatakan sebagai penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi, disamping itu juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat dan memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan. Simanjuntak (2005: 106) mengatakan tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. Evaluasi kinerja perusahaan dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan, terutama bila terjadi kelambatan atau penyimpangan. Bila terjadi kelambatan, harus segera dicari penyebabnya, diupayakan mengatasinya, dan dilakukan percepatan. Demikian juga bila terjadi penyimpangan, harus segera dicari penyebabnya untuk diatasi dan diluruskan atau diperbaiki sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana direncanakan semula. Kinerja perusahaan merupakan akumulasi kinerja unit-unit organisasi dan kinerja semua individu mulai dari pekerja operasional hingga manajemen. Oleh sebab itu evaluasi kinerja unit-unit organisasi dan evaluasi kinerja perorangan perlu dilakukan supaya dapat mengetahui simpul-simpul keterlambatan dan atau penyimpangan untuk kemudian diatasi dan diperbaiki. Evaluasi kinerja perusahaan dimaksudkan untuk mengetahui posisi dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi kelambatanatau pe- nyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan dapat tercapai. Hasil evaluasi kinerja perusahaan juga digunakan untuk menyusun rencana kerja perusahaan selanjutnya.
312
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
Simanjuntak (2005: 113) Pelaksanaan evaluasi kinerja perlu didukung oleh beberapa sistem. Pertama, perlu metode atau cara pengukuran, pelaksanaa, dan waktu pengukuran EK. Kedua, untuk pengukuran tersebut perlu ditentukan standar atau tolok ukur sebagai bahan pembanding atau terhadap mana pencapaian individu, unit kerja, atau pencapaian organisasi dibandingkan. Standar kinerja untuk beberapa jabatan tertentu, terutama vang menghasilkan barang yang bersifat fisik, biasanya dapat mudah ditentukan. Namun bagi jabatan lain yang menghasilkan jasa, kinerja seseorang hanya dapat dibandingkan terhadap uraian jabatannya. Sebab itu sistem pendukung yang ketiga adalah uraian jabatan. Setiap individu harus mempunyai uraian jabatan yang jelas. Uraian jabatan perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga mudah diukur secara kuantitatif. Keempat, uraian jabatan dapat dirumuskan sebagai hasil dari analisis jabatan. Dengan kata lain, analisis jabatan .nerupakan sistem pendukung EK yang penting. Menurut Anwar Prabu (2005: 18), penilaian kinerja dilakukan mencakup aspek: waktu yang digunakan, jumlah kesalahan, ketepatan kerja, kualitas kerja, dan kemampuan menganalisis data. Simanjuntak (2005: 172) menyatakan disamping mengukur dan mencatat kinerja setiap organisasi dan kinerja setiap orang, evaluasi kinerja juga harus menganalisis penyebab kinerja rendah. Penyebabnya data bersifat internal maupun eksternal. Penyebab kinerja antara lain dipengaruhi: (1) Hambatan Internal. Hambatan internal dapat berupa keterbatasan dana, keterbatasan peralatan dan teknologi, serta kurang efektifnya manajemen dan kepemimpinan. Masalah manajemen dapat menyangkut kelemahan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan logistik dan-mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Masalah kepemimpinan dapat timbul dalam pendistribusian penugasan dan tanggungjawab, pendelegasian wewenang, ketidak-mampuan memotivasi bawahan dan membangun kerjasama, serta tidak mampu memberikan keteladanan kepada bawahan. (2) Hambatan Eksternal. Hambatan eksternal dapat timbul dari lingkungan kerja termasuk masyarakat sekitar, para pesaing yang secara sengaja membuat gangguan, para pemasok yang terlambat melakukan pengiriman, dan kebijakan Pemerintah yang tidak konsisten. Masalah eksternal dapat juga timbul dari pemegang saham dengan kebijakannya yang kaku. (3) Kelemahan Individu. Sebagaimana dikemukakan dimuka kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh kompetensi kerja serta disiplin dan etos kerja orang bersangkutan. Dengan kata lain, kinerja rendah dapat disebabkan oleh kompetensi kerja orang yang bersangkutan rendah dan atau disiplin dan etos kerjanya rendah. Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, serta didukung data-data yang ada dimana perusahaan menghadapi masalah yang ada, Maka penulis dapat menyusun hipotesa sebagai berikut: “Diduga Kinerja karyawan pada PT Telkom Riau daratan Pekanbaru sudah baik karena adanya waktu yang digunakan, jumlah kesalahan, ketepatan kerja, kualitas kerja dan kemampuan menganalisis data. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan Telkom Riau Daratan Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman No 199 Kota Pekanbaru. Dalam pengumpulan data secara langsung kepada pihak untuk dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di perusahaan Telkom Riau Daratan Pekanbaru dari Bulan Juni sampai Bulan Oktober 2012.
313
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
Lama penelitian berdasarkan kebutuhan data yang diharapkan untuk melengkapi data sesuai dengan yang diharapkan yang diakhiri pada bulan Oktober 2012. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sampel adalah sebagian elemen dari populasi Indriantoro dan Suparno, (2002: 15). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Semua karyawan PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru yang berjumlah 278 orang, dan untuk Pimpinan dijadikan sebagai key informant. Sementara penentuan sampel dari jumlah populasi tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus slovin (Umar, 2004: 14). Dengan menggunakan rumus Slovin dan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah sample minimal 74 orang. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Definisi operasional variabel mempunyai maksud yaitu penjelasan dari pengertian teoritis tentang variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Tujuan penggunaaan variabel adalah untuk mempermudah mencari hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Tabel 1. Variabel Penelitian NO VARIABEL 1 Kinerja Karyawan 1. 2. 3. 4. 5.
INDIKATOR Waktu Yang Digunakan Jumlah Kesalahan Ketepatan Kerja Kualitas Kerja Kemampuan menganalisis data
Jenis dan Sumber data Sehubungan dengan penelitian ini, maka jenis dan sumber data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa tanggapan responden yang di jadikan sampel dalam penelitian ini. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari brosur, laporan dan data perusahaan antara lain: sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, uraian jabatan dan aktivitas perusahaan, data lain yang ada hubungannya dengan objek penelitian Analisa Data Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan persentase yang dikategorikan kepada 3 kelompok yaitu: 6-100% (kinerja karyawan dikategorikan baik), 56-75% (kinerja karyawan dikategorikan kurang baik), dan 40-55% (kinerja karyawan dikategorikan tidak baik). Dan untuk memudahkan dalam perolehan persentase, maka digunakan rumus sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hampir Seluruh organisasi menggunakan prestasi kerja sebagai acuan untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan itu termasuk salah satunya PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru. 314
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
Kinerja karyawan sendiri pada PT Telkom Riau daratan pekanbaru bisa dikatakan baik dari segi aspek kedisiplinan karyawan itu sendiri dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta fungsi pelayanan terhadap masyarakat cukup baik. Aspek yang mesti diperhatikan disini adalah fungsi karyawan sebagai pelayan masyarakat dan hal ini dapat dilihat dari mudahnya segala urusan mengenai masyarakat pada PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru. Selain itu program – program yang dijalankan oleh PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru harusnya mempunyai nilai positif kemasyarakatan dan bagaimana aplikasinya sendiri di masyarakat. Hal ini ternyata memang telah dilakukan dan dilaksanakan oleh karyawan PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru. Untuk lebih jelasnya mengenai kinerja karyawan PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru dapat kita lihat hasil tanggapan responden mengenai kinerja pada Tabel 2. Tabel 2. Tanggapan Responden Tentang Waktu yang Digunakan Karyawan PT. Telkom Riau Daratan Pekanbaru Option a b c d
Alternatif Jawaban 1 Sangat Setuju 23 Setuju 8 Kurang setuju 0 Tidak setuju 0 Jumlah
Frekwensi 2 3 6 10 4 6 1 0 0 0
4 3 3 0 0
5 8 1 1 0
Frekwensi 50 22 2 0 74
Total Persentase 52,71% 42,43% 4,86% 0% 100%
Sumber: Data olahan 2012
Ketepatan waktu kerja meliputi jam masuk dan jam pulang kantor sudah baik, dapat dilihat dari hasil kuisioner yang dibagikan keresponden yang menyatakan sangat setuju sebesar 52,71%, dan responden yang menyatakan setuju sebesar 42,43%, yang menyatakan kurang setuju sebesar 4,86% dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Dari data diatas dapat dilihat bahawa ketepatan waktu karyawan sudah maksimal sehingga memberi kesan yang baik bagi perusahaan. Tabel 3. Tanggapan Responden tentang Jumlah Kesalahan Karyawan pada PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru Option a b c d
Alternatif Jawaban 1 Sangat Setuju 4 Setuju 7 Kurang setuju 1 Tidak setuju 0 Jumlah
Frekwensi 2 3 4 4 2 6 5 17 13 1 0 2 0 0 0
5 4 8 0 0
Frekwensi 20 50 4 0 74
Total Persentase 41,35% 45,14% 13,51% 0% 100%
Sumber: Data olahan, 2012
Dari Tabel 3 bisa lihat bahwa jumlah kesalahan kerja karyawan yang menyatakan sangat setuju 41,35% dan yang menyatakan setuju ada 45.,14% responden, sedangkan yang menyatakan kurang setuju ada 13,51% responden, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, jadi kita bisa lihat bahwasanya kesalahan kerja pada PT Telkom riau daratan pekanbaru masih tergolong cukup banyak.
315
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
Tabel 4. Tanggapan Responden Tentang Jumlah Ketepatan Kerja karyawan pada PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru Option a b c d
Alternatif Jawaban 1 Sangat Setuju 2 Setuju 4 Kurang setuju 3 Tidak setuju 0 Jumlah
Frekwensi 2 3 4 8 12 5 5 11 6 0 2 2 0 0 0
Total Frekwensi Persentase 30 33,5% 35 53,2% 9 13,2% 0 0% 74 100%
5 3 9 2 0
Sumber: Data olahan 2012
Dari data di atas jumlah kualitas kerja karyawan yang menyatakan sangat setuju ada 33,51% responden, dan yang menyatakan setuju ada 53,2% responden, yang menyatakan kurang setuju ada 13,2% responden, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju, jadi bisa kita lihat bahwa kualitas kerja karyawan pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru sudah cukup baik. Tabel 5. Tanggapan Responden tentang Jumlah Kualitas Kerja Karyawan pada PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru Option
Alternatif Jawaban
a b c d Jumlah
Sangat Setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
1 7 12 3 0
Frekwensi 2 3 3 5 9 11 0 1 0 0
4 4 2 1 0
5 9 6 1 0
Total Frekwensi Persentase 28 38,10% 40 49,78% 6 12,17% 0 0% 74 100%
Sumber: Data olahan 2012
Dari data di Tabel 5 terlihat kualitas kerja karyawan pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru yang menyatakan sangat setuju 38,1%, dan responden yang menyatakan setuju 49,78%, sedangkan yang menyatakan kurang setuju ada 12,17% responden, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju, jadi disini kualitas kerja karyawan sudah cukup baik, ini menunjukkan makin majunya perusahaan tersebut. Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Kemampuan Menganalisis Data Karyawan pada PT Telekomunikasi Riau Daratan Pekanbaru Option a b c d
Alternatif Jawaban 1 Sangat Setuju 3 Setuju 22 Kurang setuju 0 Tidak setuju 0 Jumlah
Frekwensi 2 3 4 5 9 3 7 9 4 0 1 1 0 0 0
5 2 8 0 0
Total Frekwensi Persentase 22 35.40% 50 57.56% 2 7.04% 0 0% 74 100%
Sumber: Data olahan 2012
Dari Tabel 6, terlihat bahwa yang menyatakan sangat setuju dan setuju ada 35,4% responden, setuju mengatakan 57,56% dan menyatakan kurang setuju menyatakan 7,04% responden, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maka bisa diketahui bahwa kemampuan menganalisis data pada karyawan PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru sudah cukup baik.
316
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
Analisa Data Kinerja karyawan Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor intern dan ekstern organisasi. Fase pembinaan mencakup semua upaya yang dilakukan untuk setiap orang dan kelompok berproduksi secara optimal, yaitu dengan memberi bimbingan dan dorongan, Selanjutnya hasil evaluasi kinerja dimaksudkan untuk menghindari peningkatan dan keterlambatan dalam pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Hasil evaluasi kinerja juga digunakan sebagai masukan dalam rangka perencanaan kinerja lebih lanjut. Tabel 7. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan Pada PT Telkomm Riau Daratan Pekanbaru No 1 2 3 4 5 N
A F 50 20 30 28 22 150
P 52,71% 41,35% 33,50% 38,10% 35,40%
F 22 50 35 40 50 197
Alternatif Jawaban B P F 42,43% 2 45,14% 4 53,20% 9 49,78% 6 57,56% 2 23
C
D P 4,86% 13,51% 13,20% 12,17% 7,04%
F 0 0 0 0 0 0
P 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data olahan 2012
Dari Tabel 7, dapat diketahui jumlah frekuensi masing-masing kelompok jawaban angket ialah: A = 150; B = 197; C = 23; D = 0; dan N = 370. Adapun jumlah alternatif jawaban yang diharapkan dari banyaknya jumlah alternatif jawaban dikalikan dengan seluruh jumlah jawaban,yaitu 370 x 4=1480 Untuk dapat merumuskan kesimpulan akhir maka tiap kelompok jawaban tersebut dikalikan dengan skor. Kelompok A dikalikan dengan 4, kelompok B dikalikan dengan 3, kelompok C dikalikan dengan 2 dan kelompok D dikalikan dengan 1. Adapun hasil yang diperoleh ialah: A = 150 x 4= 600 B = 197 x 3= 591 C = 23 x 2= 46 D = 0 x 1 =0 F = 1237 Untuk mendapatkan nilai kualitas jawaban responden (karyawan) adalah total seluruh bobot alternatif (1480) dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan (1237) lalu dikalikan dengan 100% yaitu: F 1237 P x100 %= P x 100 % = 83,58 % 1480 N Berdasarkan persentase di atas, yakni sebesar 83,58% dan berada pada rentang antara 76% 100%. Oleh karena itu maka disimpulkan bahwa kinerja karyawan pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru dikategorikan baik.
317
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 3, 306-319 (Desember 2013)
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penyajian dan hasil analisis data pada pembahasan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Gambaran kinerja karyawan pada PT Telkom Riau Daratan Pekanbaru berada dalam kategori sangat kompeten sebesar “83.58%” yang berada pada rentang 76%-100%. Dengan melihat hasil analisis dan kesimpulan yang penulis kemukakan, maka penulis merekomendasikan kepada: (1) Kepala bagian hendaknya dapat memberikan pelatihan dan penyediaan sarana dan prasarana kepada para karyawan agar dapat meningkat, khususnya kinerja dalam pembelajaran terhadap individu karyawan dan mengikuti pelatihan kerja setiap karyawan. (2) Bagi karyawan diharapkan agar selalu meningkatkan kinerjanya sehingga akan menumbuhkan semangat kerja yang tinggi untuk meraih prestasi kerja yang lebih tinggi lagi. (3) Bagi setiap karyawan diharapkan untuk dapat membantu serta mendukung seluruh kegiatan kerja yang diselenggarakan oleh pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara, 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Bandung Alwi MS Syafaruddin, 1993. Alat-Alat Analisis Dalam Kinerja, Yogyakarta: Andi Offset Barthos, Basir, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro, Bumi Aksara, Jakarta Buchari Alma,2006,Pengantar Bisnis, Penerbit CV Alfa Beta, Bandung David Fauner and Gerry Jonhson,2004, Strategi Manajemen, Alex Media,Komputindao Fathoni, Abdurahmat, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Kennet C. Laudo / Jane P.Laudon, 2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat Malayu S.P. Hasibuan, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Manullang, 2003, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta Marnis, 2008, Pengantar Manajemen, Penerbit Unri Press, Pekanbaru Moekdijat, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta Nitisemito, Alex, 2002, Manajemen Personalia, Gunung Agung, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Nurmansyah, SR, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Unilak Press, Pekanbaru Poeradisastra Teguh, 2001. Menelanjangi Kinerja Manajemen. Swasembada, 4-7 Oktober: 22-23 Rachmawati, Ike, Kusdyah, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, ANDI Offset Raymond Mocleod, George P., Schell, 2008, Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat Siagian, SP, 2001, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta Sawir Agnes, 2001. Analisis Kinerja dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta Sihotang, A.A. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Pradnya Paramita
318
Ariyanti, Dodi Agusra, Devita Sari
Simanjuntak, Payaman, 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Sugiono, 2004, Metodologi Penelitian, Alfabet, Bandung Sunarto, 2006, Manajemen Pemasaran 2, Penerbit UST Press, Yogyakarta Susilo Martoyo, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta Tata Sutabri, 2005, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi Yogyakarta Terry, George R.,2008, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta Tohirin, Dasar-dasar Metode Penelitian Pendekatan Praktis, IAIN SUSKA, Pekanbaru. 2003 Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja, Rajawali Press, Jakarta
319
Petunjuk Penulisan Naskah Naskah dibuat menggunakan Microsoft Office Word. Seluruh bagian dalam naskah diketik dengan huruf Calibri, ukuran 12 pts, spasi 1, ukuran kertas A4 dan marjin 3,3,2,2 cm untuk semua sisi serta jumlah halaman kurang lebih 25 halaman termasuk daftar pustaka. Untuk kepentingan penyuntingan naskah, seluruh bagian naskah (termasuk tabel, gambar dan persamaan matematika) dibuat dalam format yang dapat disunting oleh editor. Editor dapat meminta data yang digunakan dalam grafik/gambar untuk keperluan penyuntingan. Gaya Penulisan Umum. Naskah untuk Jurnal Manajemen dan Akuntansi Indonesia dapat berupa hasil penelitian. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan gaya naratif. Tabel dan gambar harus mencantumkan sumber. Tabel, gambar dan persamaan matematika diberi nomor secara berurut sesuai dengan kemunculannya. Semua kutipan dan referensi dalam naskah harus tercantum dalam daftar pustaka dan sebaliknya, sumber bacaan yang tercantum dalam daftar pustaka harus ada dalam naskah. Urutan Naskah. Urutan naskah mengikuti format sebagai berikut: Judul, Nama dan Alamat Lengkap Penulis, Alamat Korespondensi, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metodologi dan Data, Hasil, Diskusi dan Analisis, Daftar Pustaka. Berikut adalah petunjuk untuk setiap bagian naskah: Judul. Judul tidak melebihi 15 kata dalam bahasa Indonesia. Data Penulis. Berisi nama lengkap semua penulis tanpa gelar, lembaga afiliasi penulis dan alamatnya (termasuk kode pos) serta alamat salah seorang penulis untuk korenspondensi (telepon, faksimili dan email). Abstrak. Ditulis dalam bahasa Inggris (jika naskah dalam bahasa Indonesia) dan bahasa Indonesia (jika naskah dalam bahasa Inggris), maksimum 300 kata berisikan tiga hal yaitu topik yang dibahas, metodologi yang dipergunakan dan hasil atau pembuktian yang didapatkan. Kata Kunci. Ditulis dalam bahasa Inggris maksimum 5 subjek. Kata kunci berisi kata atau frasa yang sering dipergunakan dalam naskah dan dianggap mewakili dan atau terkait dengan topik yang dibahas. Pendahuluan. Pendahuluan paling tidak memuat latar belakang dan tujuan dari penelitian, studi sebelumnya yang relevan, permasalahan ataupun hipotesis yang akan diuji dalam tulisan tersebut, metodologi atau alat analisis yang dipilih, narasi singkat dari hasil yang didapatkan jika tulisan adalah hasil pengujian empiris atau preposisi jika tulisan yang dibuat bersifat hasil pemikiran. Metodologi dan Data. Bagian ini berisi informasi teoretis dan teknis yang cukup memadai untuk pembaca dapat mereproduksi penelitian dengan baik. Hasil. Tuliskan hasil yang didapat berdasarkan metode yang digunakan. Dapat disajikan berupa tabel, gambar dengan disertai uraian singkat yang mengangkat poin-poin penting. Pembahasan. Bagian ini memuat interpretasi dari hasil dan diskusi menyangkut hasil pada penelitian sebelumnya yang terkait. Pembahasan memuat keunikan serta persamaan dan perbedaannya dan dari hasil penelitian sebelumnya. Diskusikan juga penelitian lanjutan yang dapat dilakukan. Daftar Pustaka. Daftar pustaka disusun dengan urutan abjad dengan mengikuti gaya sebagai berikut: Publikasi buku Dixit, A. K., & Norman, V. 1980. Theory of International Trade. Cambridge: Cambridge University Press. Artikel dalam jurnal Rangazas, P. 2000. Schooling and Economic Growth: A King-Rebelo Experiment with Human Capital. Journal of Monetary Economics , 46 (2), 397-416. Bab dalam buku Durlauf, S. N., Johnson, P. A., & Temple, J. R. 2005. Growth Econometrics. In P. Aghion, & e. S N Durlauf (Eds.), Handbook of Economic Growth (Vol. IA). Amsterdam: North-Holland. Kertas kerja (working papers) Kremer, M., & chen, D. 2000. Income Distribution Dynamics with Endogenous Fertility. Working Paper, 7530 . Makalah yang dipresentasikan Chen, H. K., & Chou, H. W. 2006a. Supply Chain Network Equilibrium with Asymmetric Variable Demand and Cost Functions. Makalah . Taipei. Mimeo dan karya tak dipublikasikan Knowles, J. 1999. Can Parental Decisions Explain US Income Inequality? Mimeo . Nashihin, M. 2007. Poverty Incidence in Indonesia, 1987-2002: A Utility-Consistent Approach Based on a New Survey of Regional Prices. Disertasi doktoral . Canberra.
320
Dokumen lembaga Indonesia, R. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Artikel dari situs web dan bentuk elektronik lainnya Summers, R., & Heston, A. W. 1997. Retrieved from http://pwt.econ.unpenn.edu/
Penn
World Table,
Version5.6:
Artikel di koran, majalah, dan periodik sejenis Begley, S. 1993(April 12). Killed by Kindness. Newsweek , pp. 50-56. Kutipan. Contoh: Masalah ini pernah diteliti oleh Kremer dan Chen (2000). Hasilnya menunjukkan bahwa keputusan orang tua bisa mempengaruhi distribusi pendapatan (Knowles 1999; Dollar et al. 1988). Untuk ulasan selanjutnya lihat antara lain Williamson (1985). Tabel, Gambar dan Persamaan Matematika. Judul dan isi tabel diketik dengan huruf ukuran 10 pts dan cetak tebal. Penggunaan garis dalam tabel hanya untuk kepala tabel (heading) dan akhir tabel. Hindari isi tabel yang tidak perlu. Gambar dan grafik akan dicetak dalam format hitam putih sehingga perlu dibuat perbedaan pola antar data yang ditampilkan dan bukan dengan gradasi warna atau perbedaan warna. Garis yang ditampilkan pada grafik hanya sumbu dan garis data saja. Persamaan matematika ditulis dengan menggunakan Microsoft Equation Editor. Tuliskan hanya persamaan matematika yang sangat terkait dengan pembahasan. Daftar Kegiatan Penyerahan Naskah 1. Penulis sudah membaca Petunjuk Bagi Penulis 2. Penulis sudah menyiapkan kelengkapan dokumen sebagai berikut: a. Daftar riwayat hidup lengkap b. Naskah yang sudah mengikuti petunjuk penulisan naskah Jurnal Manajemen dan Akuntansi c. Penulis mengirimkan dokumen kelengkapan dalam bentuk softcopy ke alamat redaksi