Vol. 6, No. 1
ISSN : 2088-4109
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) Januari 2016
HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST
Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus
Vol. 6, No. 1
Hal. 1-72
Kudus Januari 2016
ISSN 2088-4109
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) Vol. 6, No. 1
Januari 2016
Susunan Dewan Redaksi (Editorial Team) Ketua Dewan Redaksi (Editor in Chief) : Kudarti, S.SiT, M.Kes
Dewan Redaksi (Editorial Board) : Kudarti, S.SiT, M.Kes Dewi Endah Kusumaningtyas, SST; Ratna Widhayanti, SST;
Administrasi Redaksi (Administration) : Agus Supriyanto
Penerbit (Publisher): AKBID Mardi Rahayu
Alamat Redaksi Jl. KH. Wahid Hasyim 89 Kudus Telp./Fax. : (0291) 445979 Email :
[email protected] Website : http://akbidmr.ac.id/layanan/e-jurnal
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan terbit satu kali dalam setahun
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan (Journal Of Midwifery And Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun non hasil penelitian di bidang kebidanan dan kesehatan yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya,kecuali atas permintaan dari penuliis yang bersangkutan
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 6, No. 1
Hal. 1 – 72
Kudus Januari 2016
ISSN 2088-4109
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) Vol. 6, No. 1
Januari 2016
HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik
TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST
Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 6, No. 1
Hal. 1 – 72
Kudus Januari 2016
ISSN 2088-4109
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) Vol. 6, No. 1
Januari 2016
DAFTAR ISI HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani .................................................................................................................. 1 - 10 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih ................................................................................... 11-16 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas ............................................................................... 17 - 22 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti ............................................................................................................................. 23 - 28 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani ......................................................................................................... 29 - 44 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik .................................................................................................................. 45 - 53 TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik ................................................................................................................ 54 - 64 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST ........................................................................................65 - 72
HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF RELATIONSHIP MIDWIFE CHARACTERISTICS AND MOTIVATION WITH ACHIEVEMENT ASI EXCLUSIVE COVERAGE Nur Sri Atik, SST, M.Kes1, Mestuti Hadi, SKM, MM.Kes2, Ika Sari Kristiani, S.SiT3 Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected] Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected] Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected]
ABSTRACT Breastfeeding is the way infant feeding ideal, generating healthy growth and development in infants and is also an integral part of the reproductive process with important implications for the health of the mother. During lactation, health workers are the most reliable source of information by parents. The role of an advisory birth attendants significantly affect breastfeeding in the first day of the birth of the baby and the support of health professionals has a significant influence on the duration of breastfeeding. This achievement is still far from the target of the Indonesian government which define at least 80% of mothers exclusively breastfeed their babies, namely breast milk without any other food or beverage from birth until the baby is 6 months old. The Government in 2012 has designed programs Action Plan Acceleration Exclusive Breastfeeding 2012-2014 which aims to accelerate the achievement of the scope of exclusive breastfeeding (0-6 months) from 61.5% in 2010 to 80% in 2014. Based on data from the profiles Kudus district health offices, known exclusive breast milk coverage reached 26.4% and this is below the target of national coverage of 80%. The purpose of this study was to analyze the relationship between the characteristics (age, education, work and residence time) and motivation by the coverage of exclusive breastfeeding by midwives in the region of the Kudus district health centers. The method used in this study using observational analytic design with cross sectional approach. This research method is used to solve and answer the problems that exist now and to examine the relationship of one variable to another variable that is indicated by the magnitude of the correlation coefficient. The results showed that there was no relationship between age, education, length of service and residence with the coverage of exclusive breastfeeding but there is a relationship between the midwife motivation with the coverage of exclusive breastfeeding. Thus it can be recommended for health centers in order to increase the motivation of midwives in the attainment of exclusive breastfeeding by training / refreshing return, and supervision can give rewards to midwives who are able to achieve coverage of exclusive breastfeeding in accordance with the target. Keywords : midwife characteristics , motivation , exclusive breastfeeding.
1
tentang Kesehatan dan PP No. 33
PENDAHULUAN Menyusui adalah cara pemberian makanan
pada
bayi
menghasilkan
yang
ideal,
pertumbuhan
dan
tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.
optimal. Hal ini dapat dilihat dari
dan juga merupakan bagian integral proses
implikasi
yang
reproduksi
dengan
penting
untuk
angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia
pengukuran
orangtua. Peranan penolong persalinan
yang
telah
51 negara dengan angka menyusui
signifikan terhadap pemberian ASI di
hanya sebesar 27,5%4. Pencapaian ini
dan
masih jauh dari target pemerintah
dukungan tenaga kesehatan memiliki pengaruh signifikan pada lamanya pemberian ASI.
Indonesia
yang
sekurangnya
80%
menetapkan ibu
menyusui
bayinya secara eksklusif, yaitu ASI
Indonesia dikenal sebagai salah
tanpa
satu negara yang memiliki kebijakan
lainnya
nasional yang cukup baik dalam memastikan
indikator
ditetapkan, Indonesia urutan ke 49 dari
sebagai penasihat berpengaruh secara
bayi
rendah.
menyusui di 51 negara berdasarkan
informasi yang paling diandalkan oleh
kelahiran
masih
Trends Initiative 2012 tentang kondisi
tenaga kesehatan merupakan sumber
pertama
yang
Berdasarkan data World Breastfeeding
kesehatan ibu. Selama masa menyusui,
hari
implementasi
kebijakan nasional tersebut belum
perkembangan yang sehat pada bayi
dalam
Namun,
dukungan
makanan sejak
ataupun lahir
minuman
sampai
bayi
berumur 6 bulan.
tenaga
Pemerintah di tahun 2012 telah
kesehatan terhadap keberhasilan ibu
merancang program Rencana Aksi
menyusui. Dua kebijakan terbaru yang
Akselerasi Pemberian ASI Eksklusif
sangat diharapkan dampaknya bagi
2012-2014
peningkatan angka cakupan pemberian
mempercepat
ASI adalah UU No. 36 tahun 2009
yang
bertujuan
pencapaian
untuk cakupan
pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) 2
dari 61,5% pada tahun 2010 menjadi
diharapkan bisa membantu pereko-
80% pada tahun 2014. Gerakan sadar
nomian
menyusui ini justru sering terhadang
mengalami krisis ekonomi, sedangkan
kendala orang terdekat, entah suami
bagi perusahaan tempat ibu bekerja,
atau keluarga. Selain itu tempat kerja,
pemberian
bidan atau petugas kesehatan lainnya
biaya
juga berandil sangat besar terhadap
produktivitas kerja dan meningkatkan
tercapainya program tersebut. Bidan
citra
sangat popular di kalangan ibu-ibu.
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
Tidak sedikit wanita melahirkan di Rumah
Sakit
Bersalin
Indonesia
ASI
yang
dapat
pengobatan,
perusahaan
sedang
menghemat meningkatkan
sekaligus
dapat
Dukungan bidan dalam pemberian
dengan
ASI dapat mencegah atau menghindari
mengandalkan bidan untuk membantu
berbagai
proses kelahiran. Bahkan bidan sering
pemberian ASI eksklusif. Peranan
lebih dikenal ibu-ibu hamil dibanding
awal
dokter kandungan. Maka, peran bidan
pemberian
cukup sentral dalam mensosialisasikan
diberikan dengan meyakinkan ibu
pemberian ASI eksklusif ini. Sebagai
bahwa bayi memperoleh makanan
bagian dari tenaga kesehatan, bidan
yang mencukupi dari payudara ibunya
juga dokter diwajibkan memberikan
serta membantu ibu sedemikian rupa
pemahaman tentang pemberian ASI
sehingga ia mampu menyusui bayinya
eksklusif
tersebut.
sendiri.
diminta
melaksanakan
Kalangan
ini
Program
kesulitan
bidan
dalam ASI
Dukungan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
umum
mendukung
eksklusif
bidan
dalam
dapat
dalam
mensosialisasikan ASI dapat dimulai
Peran bidan terhadap pemberian
sejak kehamilan terjadi. Setidaknya ibu
ASI eksklusif ini sangat penting tidak
hamil mengikuti 2 kali kelas antenatal
hanya bagi bayi tetapi juga bagi ibu
yang menjelaskan keuntungan ASI dan
yang
bagaimana cara sukses menyusui saat
menyusui.
Pemberian
ASI 3
kelahiran terjadi. Mempersiapkan ibu
2002).
hamil yang kelak akan menyusui
pelayanan dan pemeliharaan ASI dapat
mempengaruhi keberhasilan menyusui.
dikatakan mempunyai peranan besar,
Edukasi mengenai pentingnya air susu
karena persiapan menyusui dari masa
ibu harus didapatkan oleh setiap ibu
kehamilan sudah dapat dibentuk, ibu-
hamil sebelum kelahiran terjadi. Bila
ibu yang memeriksakan kehamilannya
semua petugas kesehatan menerapkan
ke
10
informasi mengenai ASI eksklusif.
(sepuluh)
langkah
menuju
Motivasi
bidan
sudah
bidan
dapat
dalam
diberikan
keberhasilan menyusui, maka dijamin
Berdasarkan data dari profil dinas
dapat menurunkan angka kesakitan dan
kesehatan kabupaten kudus, diketahui
kematian bayi dan anak, sesuai dengan
cakupan Asi Esklusif baru mencapai
MDGs
Development
26,4% dan hal ini dibawah target
Goals). Peran tenaga kesehatan di
cakupan secara nasional yaitu 80%.
ruang perawatan ibu dan bayi sangat
Sementara di 4 puskesmas wilayah
besar,
kabupaten Kudus pada tahun 2012
(Millenium
agar
setiap
bayi
yang
dipulangkan harus menyusui.
diketahui cakupan ASI Eksklusif dari
Berbagai alasan yang mengatakan
puskesmas Gribig (1,9%), puskesmas
pemberian ASI eksklusif di tempat
Puskesmas jepang (2,6%), puskesmas
pelayanan klinik/rumah bersalin sangat
Purwosari
tergantung bidan. Hal ini disebabkan
Gondosari (5,2%).
(3,1%)
dan
puskesmas
bidan adalah orang pertama yang membantu dan memotivasi ibu bersalin
METODE PENELITIAN
melakukan pemberian ASI eksklusif
Penelitian
ini
menggunakan
tersebut. Proses terjadinya motivasi
desain penelitian observasional analitik
biasanya dipengaruhi oleh faktor dari
dengan pendekatan cross sectional.
dalam diri /faktor internal dan dari luar
Populasi dalam penelitian ini adalah
diri/faktor eksternal (Hicks dan Gullet,
seluruh bidan desa di wilayah kerja 4
puskesmas Kabupaten Kudus yang
tinggi
berjumlah 132 bidan desa, dengan
Kabupaten
sanpel dalam penelitian ini adalah
Puskesmas
bidan desa di wilayah kerja puskesmas
Dawe,
Kabupaten Kudus sejumlah 44 bidan
Ngembal Kulon, Jekulo, dimana setiap
desa.
Puskesmas mempunyai 4 – 6 bidan
Dalam
menggunakan
penelitian teknik
ini
Proportioned
(profil
Dinas
Kudus Jati,
Rejosari,
Kesehatan
2014)
Jepang,
yaitu Mejobo,
Gondosari,
Bae,
Desa
Stratified Random sampling. Populasi
a. Hubungan antara umur dengan cakupan ASI eklusif
terbagi menjadi tiga bagian yaitu umur
Cakupan
puskesmas dengan cakupan tinggi,
Sesuai standar
sedang dan rendah. Tehnik Analisa data yang digunakan dalam penelitian
<30 tahun
2
Tidak sesuai standar 25
>30 tahun
0
17
17
2
42
44
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi1.319a Square
1
.251
Continuity Correctionb
.164
1
.685
Likelihood Ratio
2.013
1
.156
Total
Jumlah
27
ini adalah dengan Tehnik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tehnik Chi-Square yaitu Value
membandingkan frekuensi yang di observasi dengan frekuensi harapan menggunakan program SPSS.
Fisher's Exact Test
HASIL
PENELITIAN
DAN
BAHASAN Penelitian ini dilakukan di
9
Linear-byLinear Association
1.289
N of Valid Casesb
44
1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
.515
.371
.256
Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Berdasarkan hasil analisis data pada Kudus
yang
jumlah
keseluruhan variabel umur menunjukkan bidan
terdapat 19 Puskesmas. Diambil 9 paling banyak mempunyai usia kurang puskesmas yang mempunyai cakupan
dari 30 tahun. Hasil analisis uji Chi –
ASI eksklusif rendah, sedang dan 5
Square didapatkan hasil p Value > 0.05
statistik tidak ada hubungan antara
(0,256). Sehingga dapat tidak ada
pendidikan
hubungan
ekslusif. Pendidikan berbanding lurus
antara
umur
dengan
cakupan.
dengan
cakupan
asi
dengan pengetahuan, ini dapat didasari
Hal ini tidak sejalan teori yang
dengan teori menurut Notoadmodjo
mengatakan produktiitas sesorang akan
bahwa pengetahuan adalah hasil tahu
semakin menurun seiring bertambah-
atau
nya umur, hal ini disebabkan karena
terjadi setelah melakukan pengindera-
keterampilan
fisik
an terhadap suatu obyek yang sangat
seperti : kecepatan, kelenturan dan
dipengaruhi oleh intensitas perhatian
koordinasi walaupun disisi lain tidak
persepsi terhadap obyek. Menurut
dapat dipungkiri tak jarang ditemukan
Robin (2008) Pengetahuan sesorang
semakin
memiliki
hubungan
pengetahuannya semakin meningkat,
dengan
sikap
semakin berpengalaman dan lebih
kepribadian, nilai-nilai dan kinerja
bijaksana dalam pengambilan keputus-
seseorang sehingga dapat dikatakan
an Muctar (1994) dan Erlina (2011)
bahwa pengetahuan merupakan salah
-
keterampilan
tua
umur
seseorang
pemahaman
seseorang
yang dan
yang
relevan persepsi,
satu dasar seseorang untuk bertindak.
b. Hubungan
antara
pendidikan
Dengan
pengetahuan
yang
baik,
dengan Cakupan ASI eksklusif Pendidikan
Cakupan ASI eksklusif Sesuai standar
Tidak sesuai
2
42
Tinggi
seseorang
akan
tindakan
sesuai
dapat
mengambil
dengan
yang
diyakininya. Apabila seorang bidan Total
2
Semua
42
responden
mempunyai pendidikan diharapkan
pada
bisa
cakupan ASI ekslusif
penelitian ini berpendidikan tinggi yaitu D III Kebidanan, berdasarkan uji
6
yang tinggi meningkatkan
c. Hubungan Antara Lama Bekerja
yang menyatakan bahwa tidak ada
dengan Cakupan ASI eksklusif. Lama Bekerja
hubungan yang bermakna antara lama
cakupan Tidak sesuai 11
Jumlah
< 5 tahun
Sesuai standar 1
>5 tahun
1
31
32
2
42
44
Total
kerja bidan dengan kinerja bidan
12
dinilai dari cakupan K4
d. Hubungan
Antara
Tempat
Chi-Square Tests Valu e df
Asymp. Exact Exact Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1sided) sided) sided)
Pearson ChiSquare
.546a 1
.460
Continuity Correctionb
.000 1
1.000
Likelihood Ratio
.488 1
.485
Fisher's Exact Test .533 1
N of Valid Casesb
44
eksklusif Tempat tinggal
Sama
cakupan Sesuai standar 2
Tidak sesuai 35
Jumlah
0
7
7
2
42
44
Tidak sama Total .476
Linear-byLinear Association
Tinggal dengan Cakupan ASI
37
.476
Tempat tinggal dalam hal ini yaitu
.465
tempat tinggal / domisili responden sebagian besar sama dengan tempat responden bekerja. Berdasarkan uji
Analisa Bivariat yang digunakan
statistik tidak ada hubungan antara
dalam penelitian ini adalah uji Chi –
tempat
tinggal
responden
dengan
Square dengan hasil p Value > 0.05 .
cakupan
Dari hasil uji statistik didapatkan hasil
pengamatan peneliti ada beberapa
tidak ada hubungan
ASI
eksklusif.
Menurut
alasan bidan tidak tinggal di wilayah
antara lama
kerjanya diantaranya karena bidan
bekerja dengan cakupan ASI eksklusif.
tersebut sudah memiliki rumah sendiri
Hal ini tidak sesuai dengan Gibson
di luar w ilayah kerja, ada pula yang
(1996)
lamanya
pengalaman terhadap Penelitian
masa
akan
tugas
berpengaruh
keterampilan yang
memilih tinggal dengan suaminya.
dan
sejalan
seseorang. dengan
pernyataan di atas yaitu penelitian Erlina (2011) di Kabupaten Moutong 7
Analisa data bivariate yang digunakan
Chi-Square Tests
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi.396a Square
1
.529
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.711
1
.399
Value
Exact Exact Sig. (2- Sig. (1sided) sided)
Square dengan hasil p Value < 0.05 (0.000) bahwa
Fisher's Exact Test
1.000
Linear-byLinear Association
.387
N of Valid Casesb
44
1
dalam penelitian ini adalah uji Chi-
sehingga
dapat
ada hubungan
diketahui
antara yang
signifikan antara motivasi
.704
dengan
cakupan ASI eksklusif.
.534
Menurut Mangkunegara (2000) motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude)
e. Hubungan Antara Motivasi dengan Cakupan ASI eksklusif Motivasi
Motivasi Kurang Baik Total
pimpinan
dan karyawan
terhadap situasi kerja (situation) di
cakupan Sesuai standar 0
Tidak sesuai 41
Jumlah
2
1
3
2
42
44
lingkungan
organisasinya.
Mereka
yang bersifat positif (pro) terhadap
41
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra)
Chi-Square Tests
Value Pearson ChiSquare
df
Asymp. Exact Sig. (2- Sig. (2sided) sided)
terhadap
situasi
menunjukan 28.635a 1
kerjanya
motivasi
kerja
akan yang
.000
rendah. Situasi kerja yang dimaksud
Continuit y 15.331 1 Correctio b n
.000
Likelihoo 12.453 1 d Ratio
.000
mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan. Apabila bidan memiliki
Fisher's Exact Test
.003
.003
sikap yang positif diharapkan akan
Linearby-Linear 27.984 1 Associati on N of Valid Casesb
Exact Sig. (1sided)
meningkatkan motivasinya sehingga
.000
pencapaian cakupan ASI eksklusif
44
meningkat.
8
Dari hasil penelitian ini maka yang
memberikan
besar
mempengaruhi pemberian ASI eklusif
terhadap pencapaian cakupan ASI
adalah factor ibu dan budaya setempat.
adalah
bidan
Faktor ibu diantaranya ibu bekerja, ibu
tersebut. Dari sisi motivasi diketahui
merasa ASI nya sedikit, sedangkan
menunjukkan adaya pengaruh yang
factor budaya diantaranya pemberian
signifikan terhadap peluang pencapai-
madu kepada bayi , pisang dan nasi
an cakupan ASI .
yang dihaluskan supaya bayi kenyang
dari
sisi
peluang
diinformasikan bahwa factor yang
motivasi
Berdasasarkan hasil wawan-cara
dan bisa tidur nyenyak
dengan beberapa bidan desa maupun bidan
koordinator
Puskesmas
KESIMPULAN Berdasarkan
penelitian
yang
tempat responden bekerjasebesar
dilakukan pada 44 Bidan Desa di wilayah
Kabupaten
Kudus
37 orang 84,1%
(9
5.
Sebagian
besar
responden
Puskesmas) diperoleh hasil bahwa:
mempunyai motivasi yang baik
1.
sebesar 41 orang 93,2%
Sebagian besar umur responden kurang dari 30 tahun yaitu 27
2.
3.
4.
6.
Tidak ada hubungan antara umur,
(61,4 ) %
pendidikan, lama bekerja dan
Semua responden berpendidikan
tempat tinggal dengan pencapaian
tinggi DIII Kebidanan (100 %)
cakupan ASI ekslusif
Sebagian
besar
responden
7.
Ada hubungan yang signifikant
memiliki lama bekerja lebih dari 5
antara motivasi bidan dengan
tahun sebesar 32 orang 72,7%
pencapaian cakupan ASI ekslusif
Sebagian
besar
responden
bertempat tinggal sama dengan
9
DAFTAR PUSTAKA Harian Analisa. Tak Mendukung ASI, Sanksi pun Menanti. Jakarta : Senin, 13 Agustus 2012 Horta Bl, Bahl R, Martines Jc, Victora Cg. Evidence on The Longterm Effects of Breastfeeding: Systemic Review and Etaanalysis. WHO Publication (A Study Commissioned By WHO/CAH). 2007. Kramer, M., et al. Promotion of Breastfeeding Intervention Trial (Probit): A Randomized Trial In The Republic of Belarus. Journal of The American Medical Association, 285 (4): 413-420, 2001 Maryam Siti. 2012. Peran Bidan yang Kompeten terhadap Suksesnya MDGs. Jakarta : Salemba Medika. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1464/MENKES/X/2010 Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Roesli U. 2005. Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta. PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta. Pustaka Bunda Siregar, M. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, USU Digital Library. 2004. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta : Fitramaya. Suradi Rulina, dkk. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.World Breastfeeding Trend Initiatives 2012. The State of Breastfeeding in 51 Countries (Policy and Programmes). IBFAN and BPNI.
10
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS RELATED KNOWLEDGE MOTHER OF MEASLES IMMUNIZATION WITH COMPLIANCE THE PROVISION OF MEASLES IMMUNIZATION IN THE BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS
Hesti Novia Rosalina1 , Dini Enggar Wijayanti2 , Rifa Caturiningsih3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected] ABSTRACT The cause of death of infants aged 0-12 months one of them meningitis (4.5%). The incidence of measles is still quite high, this can be prevented by immunization program against measles. Data from three mothers (60%) of 5 mothers of infants aged 9-12 months do not know specifically measles immunization because of ignorance about the age limit measles immunization by age (9-11 months). This study design was observational method, with a cross sectional approach. The sampling technique using total sampling. The data collection is done by using a questionnaire which was distributed in 15 respondents who have been tested for validity and reliability. The results showed that women with knowledge sufficient amount of 46.60% and an average adherence adherent amount of 60%. Based on the statistical result obtained Spearman rho ρ = 0.001 <0.05, which means that there is a significant relationship between maternal knowledge about the measles immunization with measles immunization compliance. Expected midwives to better improve the quality of immunization services against measles, especially in the provision of information so that the baby's mother aware of the information submitted. Keywords: Knowledge, Compliance, Measles. ABSTRAK Penyebab kematian bayi usia 0-12 bulan salah satunya meningitis (4,5%). Angka kejadian campak masih cukup tinggi, hal ini dapat dicegah dengan program pemberian imunisasi campak. Dari data 3 ibu (60%) dari 5 ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan belum mengetahui pemberian imunisasi khususnya campak karena ketidaktahuan tentang batas usia pemberian imunisasi campak yaitu pada usia (9-11 bulan). Desain penelitian ini adalah metode observasional, dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan pada 15 responden yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan cukup sejumlah 46,60% dan kepatuhan rata-rata patuh sejumlah 60%. Berdasarkan hasil uji statistik sperman rho didapatkan ρ = 0,001< 0,05 yang bermakna bahwa ada hubungan yang significant antara pengetahuan ibu tentang imunisasi campak dengan kepatuhan pemberian imunisasi campak. Diharapkan bidan supaya lebih meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi campak khususnya pada pemberian informasi sehingga ibu bayi mengerti tentang informasi yang disampaikan. Kata Kunci: Pengetahuan, Kepatuhan, Imunisasi Campak. 11
PENDAHULUAN Angka kematian bayi (AKB) merupa-
tahun. Penyakit ini diakibatkan oleh virus
kan salah satu indikator penting dalam
campak, komplikasi penyakit campak an-
menilai tingkat derajat kesehatan masyara-
tara lain radang selaput otak (meningitis),
kat
sehingga
radang paru – paru, infeksi telinga (Ma-
pemerintah memerlukan upaya sinergis
rimbi, 2010). Pada tahun 2012 di Indone-
dan terpadu untuk menurunkan AKB di
sia terjadi 15.987 kasus campak, 4 dian-
Indonesia yang diwujudkan melalui pro-
taranya mengalami kematian, sedangkan di
gram
Goals
Jawa Tengah terjadi 490 kasus campak.
(MDGs) tahun 2015. Pencapaian MDGs
Lebih dari 95 % kematian akibat campak
tujuan nomor 4 adalah menurunkan angka
terjadi di negara – negara berpenghasilan
kematian anak. Target MDGs tahun 2015
penduduk rendah dengan infrastruktur
angka kematian bayi harus turun menjadi
kesehatan lemah (Depkes RI, 2012).
(Depkes
RI,
Millenium
2007),
Development
23/ 1000 kelahiran hidup. Di dalam men-
Menurut penelitian yang dilakukan
capai tujuan keempat MDGs, program
WHO tahun 2008 Indonesia termasuk sa-
vaksinasi menduduki peran yang sangat
lah satu dari 47 negara penyumbang kasus
penting dan strategis (Satgas Imunisasi
campak
IDAI, 2011).
penelitian WHO
Penyebab kematian bayi usia 0-12 bu-
terbesar didunia.
Dari
hasil
tahun 2008 didapatkan
angka absolut campak di Indonesia men-
lan yaitu masalah neonatal 46,2 %, Diare
capai 15.369 kasus (Depkes RI, 2008).
15%, Pneumonia 12,7%, Kelainan Kon-
Berdasarkan riset kesehatan dasar In-
genital 5,7 %, Meningitis 4,5%, Tidak
donesia tahun 2007, prevalensi nasional
diketahui Penyebabnya
campak (berdasarkan diagnosis tenaga
3,7 %, Tetanus
1,7% (SDKI, 2007).
kesehatan dan keluhan responden) adalah
Penyakit campak merupakan salah sa-
1,8% (Depkes RI, 2007). Tanpa program
tu penyakit infeksi penyebab kematian ba-
imunisasi angka kejadian 93,5 per 100.000
yi diseluruh dunia yang meningkat setiap
kasus campak akan meningkatkan CFT 12
(Case Fatality Rate) (Depkes RI, 2006).
susnya campak karena ketidaktahuan ten-
Kejadian penyakit campak sangat berkai-
tang batas usia pemberian imunisasi cam-
tan
pak yaitu pada usia (9-11 bulan).
dengan
keberhasilan
program
imunisasi campak. Indikator yang bermakna
untuk
menilai
ukuran
METODE Desain penelitian dengan metode ob-
kesehatan
servasional dengan pendekatan waktu
masyarakat dinegara berkembang salah satunya
adalah
imunisasi
yang bersifat cross sectional. Variabel in-
campak.
dependent dalam penelitian ini adalah
Indonesia adalah termasuk katagori negara
pengetahuan ibu tentang imunisasi cam-
berkembang (WHO, 2006).
pak,sedangkan variabel dependent adalah
Berdasarkan data yang didapatkan
kepatuhan pemberian imunisasi campak.
Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
2012 cakupan imunisasi campak sebanyak
Ha: ada hubungan yang signifikan antara
15.163 bayi (97,2%) dengan angka drop
pengetahuan ibu tentang
out (2,8 %). Sedangkan di BPM Lusy
campak dengan kepatuhan pemberian
Hemawati Mejobo Kudus angka cakupan
imunisasi campak. 𝛼 ≤ 0,05 artinya
campak tahun 2013 adalah 141 dari 218
Ha diterima
bayi (64,6%). Angka ini masih tergolong rendah
dibandingkan
angka
imunisasi
Ho: tidak ada hubungan yang signifikan
cakupan
antara
imunisasi campak tahun 2012 sebanyak
pengetahuan
ibu
tentang
imunisasi campak dengan kepatuhan
170 dari 234 bayi (72,6%). Berdasarkan
pemberian imunisasi campak. 𝛼 ≥
dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di BPM Lusy Hemawati Mejobo
0,05 artinya H0 diterima
Kudus bahwa 3 (60%) dari 5 ibu yang
Teknik sampling yang digunakan ada-
mempunyai bayi usia 9-12 bulan belum
lah total sampling. Pengumpulan data
mengetahui pemberian imunisasi khu-
menggunakan kuesioner yang dibagikan
13
pada 15 responden. Analisa data yang
dan bivariatmenggunakan
digunakan menggunakan analisa univariat
spearmen rho.
uji statistik
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Tabel 1.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Karakteristik Rendah Sedang Total
Jumlah 5 10 15
Prosentase (%) 33,33 66,66 100
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Tabel 1.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Karakteristik Ibu Rumah Tangga Buruh Pabrik Karyawan Swasta Total
Jumlah 4 9 2 15
Prosentase (%) 27 60 13 100
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu Tabel 1.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Karakteristik 20-30 Tahun 30-40 Tahun Total
Jumlah 11 4 15
Prosentase (%) 73,30 26,60 100
4. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Tabel 1.4Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Kriteria Baik Cukup Kurang Total
Jumlah 5 7 3 15
14
Prosentase (%) 33,30 46,60 20 100
5. Kepatuhan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Campak Tabel 1.5Kepatuhan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Campak Kepatuhan Diberikan usia (9-12 bulan) Diberikan usia (12-15 bulan) Total
Jumlah 9 6 15
Prosentase (%) 60 40 100
6. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak. Tabel 1.6Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak Patuh % Tidak Patuh % Jumlah % 5 33,30 0 0 5 33,30 4 26,60 3 20 7 46,60 0 0 3 20 3 20 9 60 6 40 15 100
ρ value
0,001
B. BAHASAN 1. Pengetahuan
Ibu
Tentang
kat pendidikan sedang yaitu (SMA)
Imunisasi Campak Sebagian
besar
sebanyak 10 (66,60%), berpendidiresponden
kan tingkat rendah yaitu (SMP)
memiliki tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 3 (20 %) orang dan yang
46,60% tingkat pengetahuan baik
berpendidikan (SD) sebanyak 2 (13
33,30% sedangkan tingkat penge-
%) orang.
tahuan kurang sebanyak 20 %. Hal
Menurut pendapat Wawan, 2010
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
Pendidikan
faktor diantaranya adalah tingkat
mendapat informasi misalnya hal –
pendidikan, pekerjaan responden dan
hal yang menunjang kesehatan se-
umur ibu. Berdasarkan karakteristik
hingga dapat meningkatkan kualitas
responden sebagian besar dari ting-
hidup. 15
diperlukan
Pendidikan
untuk
dapat
mempengaruhi seseorang termasuk
rus
juga perilaku seseorang akan pola
menunjang
hidup terutama dalam memotivasi
hidupan keluargannya. Sedangkan
untuk sikap perperan serta dalam
bekerja umumnya menyita waktu
pembangunan (Nursalam, 2003) pa-
dan bekerja
da umumnya semakin tinggi tingkat
mempunyai pengaruh dalam ke-
pendidikan seseorang, semakin mu-
hidupan keluarga. Dengan pekerjaan
dah menerima informasi. Sebagian
ibu yang sebagian besar bekerja se-
ibu berpendidikan sekolah menengah
bagai buruh pabrik umumnya me-
atas ini mempermudah dalam ibu
nyita waktu dan berpengaruh ke-
menerima
mengenai
hidupan keluarga terutama dalam
imunisasi campak sesuai dengan
kondisi fisik ibu yang kelelahan
jadwal pemberian pada umur 9-12
setelah bekerja. Berdasarkan data
bulan. Pekerjaan ibu juga dapat
karakteristik responden umur ibu
mempengaruhi pengetahuan, Ber-
dapat
dasarkan hasil penelitian, responden
terbanyak yaitu umur 20-30 tahun
banyak yang bekerja sebagai ( Bu-
sebanyak 11 (73,30%) orang, umur
ruh Pabrik) sebanyak 9 (60%) orang
ibu
dan yang bekerja sebagai (Ibu Ru-
(26,3%) orang. Usia adalah umur in-
mah Tangga) sebanyak 4 (27%)
dividu yang terhitung mulai saat
orang, serta yang bekerja sebagai
dilahirkan sampai saat berulang ta-
(karyawan swasta) sebanyak 2 (13%)
hun semakin cukup umur, tingkat
orang.
Menurut
yang
kematangan dan kekuatan seseorang
dikutip
oleh
(2003),
akan lebih matang dalam berfikir
Pekerjaan adalah kewajiban yang ha-
dan bekerja. Pada usia 20-30 tahun
informasi
Thomas
Nursalam
12
dilakukan
kehidupan
dilihat
(20-40
terutama
untuk
dan
ke-
bagi ibu- ibu akan
bahwa
tahun)
umur
sebanyak
ibu
4
adalah
usia
reproduktif
yang
Berdasarkan
memungkinkan ibu masih bekerja .
hasil
penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa
Menurut Notoatmodjo (2003),
15 responden yang diambil dalam
Pengetahuan adalah merupakan hasil
penelitian ini sebagian besar patuh
“tahu” dan ini terjadi setelah orang
terhadap pemberian imunisasi cam-
melakukan penginderaan terhadap
pak
suatu obyek tertentu. Penginderaan
sponden yang tidak patuh adalah
terjadi melalui panca indera manu-
sebesar 40%. Kepatuhan sendiri di-
sia yakni penglihatan, pendengaran,
pengaruhi oleh 4 faktor : Dukungan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian
profesional kesehatan sangat diper-
besar
di-
lukan untuk meningkatkan kepatu-
peroleh melalui mata dan telinga.
han, contoh yang paling sederhana
Pengetahuan itu sendiri adalah hal
dalam hal dukungan tersebut adalah
yang penting bagi manusia, yang
dengan adanya teknik komunikasi.
dapat merubah persepsi mengenai
Komunikasi
suatu hal. Dengan pengetahuan yang
penting karena komunikasi yang
dimilikinya diharapkan seorang ibu
baik
akan dapat meningkatkan dan ber-
kesehatan baik dokter / perawat
peran
pemberian
dapat menanamkan ketaatan bagi
imunisasi guna untuk meningkatkan
pasien pada imunisasi campak pem-
kesehatan bayi, dan mempunyai si-
berian
kap untuk mendorong ke arah per-
mengenai imunisasi campak dapat
ilaku kesehatan.
dikomunikasikan
pengetahuan
aktif
dalam
manusia
2. Kepatuhan Ibu Terhadap Pe m-
sejumlah 60% sedangkan re-
diberikan
oleh
informasi
benar-benar
berian Imunisasi Campak
memegang
profesional
yang
sehingga
mengerti
disampaikan oleh bidan.
13
peranan
apa
jelas
ibu yang
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga.
Keluarga
mempengaruh terhadap
sangat
turut
rata-rata faktor yang mempengaruhi
kepatuhan
karena dukungan yang sehat
tentang sesuatu. Dalam penelitian ini
ketidakpatuhan
perilaku
diperlukan
ibu
memberikan
imunisasi campak dengan tepat wak-
agar
tu sesuai anjuran yaitu pada usia (9-
meningkatkan motivasi untuk pem-
11 bulan) adalah karena ketidakta-
berian imunisasi campak.
huan ibu tentang batasan pemberian
Perilaku sehat bisa meningkatkan
imunisasi campak yaitu pada usia (9-
taraf hidup sehat pada keluarga salah
11 bulan), karena keadaan bayi pada
satunya adalah pencegahan penyakit
saat usia (9-12 bulan) dalam keadaan
campak dengan pemberian imunisasi
3. Hubungan Antara Pengetahuan
campak pada bayi usia 9- 12 bulan.
Ibu Tentang Imunisasi Campak
Pemberian informasi yang jelas pada
Dengan
pasien, pada ibu yang mempunyai
Imunisasi Campak.
bayi umur 9 -12 bulan adah waktu
Kepatuhan Pe mberian
Berdasarkan hasil uji statistik
pemberian
sperman rho didapatkan ρ = 0,001<
hal ini harus
0,05 yang bermakna bahwa ada hub-
disampaikan secara jelas oleh tenaga
ungan yang significant antara penge-
kesehatan kepada ibu diharapkan ibu
tahuan ibu tentang imunisasi campak
benar – benar mengerti informasi
dengan
yang disampaikan.
imunisasi campak.
yang
tepat
untuk
imunisasi campak
Sedangkan
faktor
kepatuhan
pemberian
yang
Hal ini dimungkinkan karena
mempengaruhi ketidakpatuhan ibu
ada beberapa faktor dari tingkat
dalam pemberian imunisasi campak
pengetahuan responden yaitu pen-
salah satunya adalah Pemahaman
didikan, pekerjaan, umur
14
sehingga
dapat mempengaruhi ibu terhadap
pendidikan, pekerjaan dan umur ibu
pemberian imunisasi campak pada
menjadi faktor internal yang cukup
bayi.
berpengaruh terhadap kepatuhan da-
Pengetahuan
terhadap
lam pemberian informasi yang jelas
berpengaruh
mengenai imunisasi campak khu-
secara signifikan terhadap kepatuhan
susnya ketepatan terhadap pem-
pemberian imunisasi campak hal ini
berian imunisasi campak pada bayi
dapat dilihat dari pengetahuan ibu
usia (9-12 bulan).
imunisasi
ibu
campak
yang dipengaruhi oleh faktor tingkat SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Ada hubungan yang signif-
campak di BPM Lusy Hemawati
ikan antara pengetahuan ibu ten-
Mejobo Kudus dengan
tang imunisasi campak dengan
0,001 (0,001 < 0,05.
kepatuhan
pemberian
ρ value
imunisasi
B. SARAN Diharapkan dapat memberikan
jadwal pemberian imunisasi cam-
imunisasi campak sesuai dengan
pak pada bayi usia 9-11 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan Kesehatan indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2012.
15
Fatimah, Rajab W, Fauziah. Langkah mudah membuat usulan proposal KTI dan laporan hasil KTI. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2009. h. 10; 29. Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika; 2007. Marimbi, Hanum. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Sasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. Notoatmodjo. Meteodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Proverawati, Atikah. Andhini, Citra Setyo Dwi. Imunisasi Dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset; 2010. Santosa, Singgih. SPSS Versi 10. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2004. Satgas Imunisasi IDAI. Pedoman Imunisasi Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. Syakira, Ghana. KonsepKepatuhan. 2009 [Diakses tanggal 2 Januari 2013]. Didapat dari: http://syakirablogspot.com/2009/01/konsep-kepatuhan. Wawan A, Dewi. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
16
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS KNOWLEDGE LEVEL CLASS XI OF YOUNG WOMEN ABOUT FIBROADENOMA MAMMAE IN SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati1, Ika Sari Kristiani2, Dewi Endah Kusumaningtyas3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Breast fibroadenoma is a benign tumor that occurs in the breast, bounded clear and shaped lump that can be moved. It usually occurs in young women, are in their teens or around 20-25 years and rarely in women after menopause. Data from the Jakarta Breast Center Clinic showed that of the 2,495 patients who came in 2001-2002, 79% had a benign tumor and only 14% were suffering from cancer. The reason fibroma common in teenagers because teenagers are prone to stress or depression and implementation of diet or weight loss whereas, the predisposing factors of breast fibroadenomas include stress, diet, gender and age. The purpose of this research is to determine the level of knowledge about the eleventh grade girls in high school mammary fibroadenomas in SMA Masehi Kudus. The research method used is descriptive method with cross sectional approach. Measuring instrument used was a questionnaire distributed to 35 students of class XI daughter in high school Masehi Kudus. Results of research data obtained good knowledge of FAM 28.6%, just 40% and less than 31, 4%. So the conclusion is knowledge about the eleventh grade girls FAM enough so it is advisable to be able to provide counseling or add courses on adolescent reproductive health in high school. Keywords: Awareness, Youth, breast fibroadenoma ABSTRAK Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang terjadi pada payudara, berbatas jelas dan berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. Biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia remaja atau sekitar 20 – 25 tahun dan jarang terdapat pada wanita setelah menopause. Data dari Jakarta Breast Center Klinik menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001-2002, 79 % menderita tumor jinak dan hanya 14 % yang menderita kanker. Alasan fibroma sering terjadi pada remaja karena remaja mudah mengalami stres atau depresi dan pelaksanaan diet atau penurunan berat badan sedangkan, faktor predisposisi dari fibroadenoma mammae diantaranya stres, diet, jenis kelamin dan faktor usia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI tentang fibroadenoma mammae di SMA Masehi Kudus. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan waktu cross sectional. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan pada 35 siswa putri kelas XI di SMA Masehi Kudus. Hasil penelitian didapatkan data pengetahuan tentang FAM baik 28,6%, cukup 40% dan kurang 31, 4%. Jadi kesimpulannya adalah pengetahuan 17
remaja putri kelas XI tentang FAM cukup sehingga, disarankan untuk dapat memberikan penyuluhan atau menambahkan mata pelajaran tentang kesehatan reproduksi remaja di SMA. Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Fibroadenoma mammae
PENDAHULUAN Data dari Jakarta Breast Center, Klinik
melakukan diet ketat untuk menurunkan
di Jakarta, menunjukkan bahwa dari 2.495
berat badan serta adanya hormon estrogen
pasien yang datang pada tahun 2001-2002,
yang
ternyata 79 % menderita tumor jinak dan
disebutkan bahwa faktor predisposisi dari
hanya 14 % yang menderita kanker. Laporan
fibroadenoma mammae diantaranya stres,
lainnya, dari New South Wales Breats
diet, jenis kelamin dan faktor usia (Rukiyah,
Cancer Institute, fibroadenoma umumnya
2012).
terjadi pada wanita dengan usia 21–25 tahun
meningkat
Menurut
aktif.
Wilson
Sementara
dalam
itu,
bukunya
dan kurang dari 5% yang terjadi pada usia di
Christoper_Davis, Fibroadenoma mammae
atas
prevalensi
adalah tumor jinak yang terjadi pada
fibroadenoma terjadi pada lebih dari 9%
payudara, berbatas jelas dan berbentuk
populasi wanita. Laporan dari Western
benjolan yang dapat digerakkan. Biasanya
Breast Services Alliance menyatakan bahwa
terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan
usia remaja atau sekitar 20 – 25 tahun.
umur antara 15 sampai 25 tahun, dan
Tumor ini dapat berbentuk siliter atau
prevalensinya mencapai 15% dalam hidup
multipel, gampang digerakkan, berbentuk
wanita (Hosanah, 2012).
licin atau lobilated, sama sekali bebas dari
Fibroadenoma lebih sering menyerang pada
jaringan
remaja dikarenakan pada masa ini remaja
besarnya dengan siklus haid (Ai Yeyeh,
mudah
2012).
50
tahun.
mengalami
Angka
stres
atau
depresi, 18
sekitarnya
dan
berubah-ubah
Fibroadenoma atau yang biasa dikenal
bahan pengawet yang merupakan bahan
dengan tumor payudara membuat kaum
karsinogenik yang diduga sebagai salah satu
wanita terutama remaja merasa cemas
penyebab tumor payudara (Sarwono,2001).
tentang keadaan pada dirinya. Terkadang
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian
mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah
diatas peneliti tertarik untuk melaksanakan
sama dengan kanker padahal, yang perlu
penelitian sejenis dengan metode deskriptif
ditekankan dalam hal ini adalah kecil
di
kemungkinan fibroadenoma ini berubah
merupakan sekolah yang terletak dipusat
menjadi kanker (Ai Yeyeh, 2012).
kota dimana mayoritas siswa mempunyai
SMA
Masehi
Kudus
yang
juga
Hasil penelitian Hosanah (2010) di
ekonomi menengah keatas ang kemungkinan
SMA 2 Semarang yang mengambil 72 siswi
juga menyukai olahan cepat saji karena, dari
kelas
ada
hasil studi pendahuluan dengan metode
hubungan yang signifikan antara tingkat
wawancara dari 5 siswa dan 1 guru BK di
pengetahuan dengan tindakan deteksi dini
SMA Masehi Kudus menyampaikan bahwa
fibroadenoma
mayoritas
XI
menyimpulkan
mammae.
bahwa
Penelitian
ini
siswa
suka
mengkonsumsi
dilakukan dipusat kota dengan tingkat
masakan cepat saji. Oleh karena itu, peneliti
ekonomi siswa menengah keatas sehingga,
tertarik untuk melakukan penelitian yang
besar kemungkinan siswa untuk lebih
dituangkan
banyak mengkonsumsi makanan cepat saji.
Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang
Makanan
Fibroadenoma Mammae Di SMA Masehi
cepat
saji
ini
biasanya
mengandung lemak yang tinggi dan banyak
Kudus”.
19
dalam
judul
“Tingkat
METODE Desain
digunakan
dari keseluruhan populasi sejumlah 35 siswi
adalah deskriptif. Tenik pengumpulan data
kelas XI SMA Masehi Kudus. Teknik
ini
analisa data yang digunakan adalah analisa
adalah
penelitian
data
yang
primer
menggunakan
kuesioner yang sudah diuji validitas dan
univariat.
reliabilitasnya. Subyek penelitian diambil
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden menurut umur Umur 16 tahun 17 tahun Jumlah
Tabel 1.1 Distribusi Menurut Umur Frekuensi Persentase 23 65,7% 12 34,3% 35 100%
b. Responden berdasarkan sumber informasi. Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Mendapatkan Sumber Informasi tentang Fibroadeanoma Mammae Informasi Tentang Persentase Frekuensi Firboadenoma Mammae Guru/Teman/Keluarga 10 28,6% Koran/Majalah/Internet 6 17,1% Belum Pernah 19 54,3% Jumlah 35 100% c. Responden menurut pengalaman tentang Fibroadenoma Mammae. Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman tentang Fibroadenoma Mammae Informasi Tentang Firboadenoma Mammae Punya Tidak punya Jumlah
Frekuensi
Persentase
5 30 35
14,3% 85,7% 100%
20
2. Tingkat pengetahuan remaja tentang Fibroadenoma Mammae Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Fibroadenoma Mammae adalah sebagai berikut: Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 10 14 11 35
Persentase 28,6% 40% 31,4% 100%
B. BAHASAN Persentase terbanyak yaitu siswa
(wahit, 2010). Selain data penelitian
dengan pengetahuan cukup (40%).
peneliti juga melakukan wawancara
Hal tersebut dimungkinkan terjadi
terhadap mahasiswa yang sudah
karena
karakteristik
pernah mendapat informasi tentang
responden hanya sebagian kecil saja
fibroadenoma ternyata didapatkan
mahasiswa yang sudah mendapat
hasil pengetahuan mereka tentang
informasi serta pengalaman tentang
fibroadenoma hanya secara umum
fibroadenoma karena, seperti kita
saja yaitu benjolan yang terdapat
ketahui
pengetahuan
dipayudara dan dapat membesar lalu
seseorang dapat dipengaruhi oleh
harus dilakukan operasi di Rumah
faktor informasi dan pengalaman
sakit.
berdasarkan
bahwa
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Sebagian
besar
berpengetahuan
cukup
responden
responden
yaitu
Fibroadenoma Mammae.
14
21
(40%)
tentang
B. SARAN Diharapkan
supaya
dapat
kerjasama dengan institusi kesehatan
meningkatkan pengetahuan remaja
untuk memberikan penyuluhan atau
tentang kesehatan reproduksi yang
tambahan pelajaran melalui mata
salah
kuliah.
satunya
SMA
fibroadenoma
mammae dengan cara mengadakan
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanthi Hosanah. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Dengan Tindakan Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Di SMA Negeri 2 Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang; 2012 Hidayat Aziz Alimul.metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2007 Mansyur Herawati. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009 Mubarak Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011 Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005 Nugroho Taufan. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008 Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001 Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia. Asuhan Kebidanan IV Patologi. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2012 Widyastuti Yani, Rahmawati Anita, Purnamaningrum Yuliastika Eka. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya; 2009 Yohana, Yovita, Yesica. Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Garda Medika; 2011 22
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT POSTPARTUM MOTHER HORMONAL CONTRACEPTION METHOD IN RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS Lusiana Dewi 1, Kudarti 2, Reny Siswanti 3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected] ABSTRACT The background of this research is related to the high rate of population growth is not accompanied by peningkatakan quality of the population (Hand, 2011) so that the necessary government program that is able to overcome it. One of the programs the government is planning programs in which the program can not be separated from the involvement of midwife services. One of the existing program is to provide services of hormonal contraception. The purpose of this study to determine the level of knowledge of puerperal women about hormonal contraception in RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus. Using descriptive research design. Collecting data using questionnaires. Samples that there were a number 30 puerperal women with accidental sampling technique sampling. The results, the majority of postpartum mothers less knowledgeable that 18 respondents (60%) of the hormonal contraceptive methods so that, hopefully midwives can improve the quality of services, especially providing counseling on hormonal contraceptive methods starting from third trimester pregnant women. Keywords: Knowledge ,Postpartum, Hormonal Contraception Methods ABSTRAK Latar belakang penelitian ini berkaitan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan peningkatakan kualitas penduduk (Handayani, 2011) sehingga diperlukan program pemerintah yang mampu mengatasi hal tersebut. Salah satu program pemerintah tersebut adalah program KB yang mana program ini tidak terlepas dari keterlibatan pelayanan bidan. Salah satu program yang ada adalah dengan memberikan pelayanan alat kontrasepsi hormonal. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi hormonal di RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus. Menggunakan desain penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel yang ada sejumlah 30 ibu nifas dengan teknik sampling accidental sampling. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar ibu nifas berpengetahuan kurang yaitu 18 responden (60%) tentang metode kontrasepsi hormonal 23
sehingga, diharapkan bidan dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pemberian konseling tentang metode kontrasepsi hormonal mulai dari ibu hamil trimester III.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Nifas, Metode Kontrasepsi Hormonal
PENDAHULUAN Masalah utama yang sedang dihadapi
cukup besar tetapi dari sisi kualitas melalui
negara yang sedang berkembang termasuk
Indeks
Indonesia
laju
kondisinya sangat memprihatinkan karena
kurang
dari 117 negara, Indonesia berada pada
adalah
pertumbuhan
tingginya
penduduk,
seimbangnya penyebaran penduduk dan standart umum penduduk. Menurut
Pembangunan
Manusia
(IPM)
posisi ke 108 IPM-nya (Handayani, 2011).
BPS
Untuk
mengatasi
hal
tersebut
(Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk
pemerintah mengadakan satu program yaitu
Indonesia pada tahun 2010 tercatat 237 juta
program keluarga berencana. Program ini
jiwa dan daerah Provinsi Jawa Tengah pada
bertujuan untuk menekan jumlah penduduk
tahun
sehingga,
2010
tercatat
32.380.687
jiwa
kualitas
hidup
masyarakat
sedangkan, Dinas Kesehatan Kabupaten
Indonesia dapat meningkat. Data jumlah
Kudus tahun 2012 data jumlah seluruh
peserta KB baru dan KB aktif di kecamatan
penduduk kudus yaitu sebanyak 791,891
undaan dengan jumlah PUS (pasangan usia
jiwa
di
subur) sebanyak 5,118 jiwa dari jumlah
kecamatan undaan sebanyak 70,481 jiwa
seluruh PUS kudus sebanyak 137,802 jiwa
(BPS Jawa Tengah, 2010). Persentase
dengan peserta KB baru sebanyak 1,150
pertumbuhan penduduk 1, 64 % dan Total
jiwa atau 22,5 % dari 20,943 jiwa dan
Fertility Rate (TFR) 2,6 %. Berdasarkan dari
jumlah KB aktif sebanyak 4,147 jiwa atau
segi kuantitas jumlah penduduk Indonesia
81,0 % dari 112,575 jiwa. Pengguna metode
serta
data
jumlah
penduduk
24
kontrasepsi hormonal yang meliputi suntik
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan
sebanyak 2,160 jiwa atau 52,1 %, pil
kontrasepsi bawah kulit (AKBK). Peran
sebanyak 1,395 jiwa atau 33,8 %, implant
bidan dapat mulai dilakukan pada saat ibu
215 jiwa atau 5,2 %, dan IUD sebanyak 117
hamil trimester III dan saat nifas dengan
jiwa atau 2,8 %.
melakukan
Program
pemerintah
tersebut
tidak
pendekatan
dalam
bentuk
konseling.
terlepas dari keterlibatan pelayanan tenaga
Dari uraian diatas maka penulis tertarik
kesehatan salah satunya adalah bidan.
untuk mengambil kasus keluarga berencana
Dalam hal ini bidan juga ikut berperan
dalam judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
dalam
Tentang Metode Kontrasepsi Hormonal di
dengan
mensukseskan
program
memberikan
tersebut
pelayanan
RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus”.
KB
hormonal antara lain pil KB, suntik,
METODE Desain
penelitian
yang
digunakan
dengan teknik sampling non probability
adalah deskriptif. Tenik pengumpulan data
sampling
dengan
metode
ini
sampling.
Teknik
analisa
adalah
data
primer
menggunakan
kuesioner. Sampel penelitian sejumlah 30
accidental data
digunakan adalah analisa univariat
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden menurut umur Tabel 1.1 Distribusi Menurut Umur Karakteristik Frekuensi Persentase < 20 Tahun 4 13,33% 20 – 35 Tahun 25 83,34% >35 Tahun 1 3,33% Jumlah 30 100%
25
yang
b. Responden berdasarkan jenjang pendidikan. Tabel 1.2 Distribusi Menurut Jenjang Pendidikan Karakteristik Frekuensi Persentase Dasar 14 46,67% Menengah 12 40% Tinggi 4 13,33% Jumlah 30 100% c. Responden berdasarkan jenis pekerjaaan. Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Pekerjaan Karakteristik Frekuensi Persentase IRT (tidak bekerja) 11 36,66% Buruh 8 26,67% Wiraswasta 5 16,67% Swasta 3 10% Guru 3 10% Jumlah 30 100% d. Responden berdasarkan paritas Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Menurut Paritas Paritas Frekuensi Persentase Primipara 13 43,33% Multipara 17 56,67% Jumlah 30 100% e. Responden berdasarkan sumber informasi Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Menurut Sumber Informasi Karakteristik Frekuensi Persentase Bidan / tenaga kesehatan 24 80% Orang tua / keluarga 4 13,34% Media masa 1 3,33% Teman / tetangga 1 3,33% Jumlah 30 100% 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode kontrasepsi hormonal Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 8 26,67% Cukup 4 13,33% Kurang 18 60% Jumlah 30 100% B. BAHASAN Persentase terbanyak yaitu ibu
beberapa hal antara lain: 1. Tingkat
nifas dengan pengetahuan kurang
pendidikan ibu terbanyak adalah
(60%). Hal tersebut dikarenakan oleh
dasar (46,67%) karena tidak dapat 26
dipungkiri bahwa semakin tinggi
mungkin karena ibu sebagian besar
tingkat
seseorang,
juga ibu rumah tangga yang jarang
semakin mudah menerima informasi
sekali untuk mengakses informasi
dan pada akhirnya pengetahuan yang
tentang kesehatan (khususnya alat
dimilikinya akan semakin banyak
kontrasepsi
(Mubarak, 2011), 2. Berdasarkan
sebagian besar hanya mengandalkan
umur rata-rata ibu nifas tersebut
informasi yang diberikan oleh bidan
sudah berada pada rentang usia yang
sehingga hal tersebut sesuai dengan
disebut dewasa (20-35 tahun) dan
teori Mubarak (2011) bahwa salah
juga sebagian besar adalah multipara
satu
sehingga dapat diasumsikan bahwa
pengetahuan
sudah memiliki pengalaman yang
dimana
baik
informasi
pendidikan
tentang
alat
kontrasepsi
hormonal),
faktor
yang
mereka
mempengaruhi
adalah
informasi
kemudahan
memperoleh
dapat
mempercepat
hormonal akan tetapi kenapa hasil
seseorang memperoleh pengetahuan
pengetahuannya
baru.
masih
rendah
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Sebagian
besar
ibu
nifas
responden (60%) tentang metode
berpengetahuan kurang yaitu 18
kontrasepsi hormonal.
B. SARAN Diharapkan profesi bidan dalam menjalankan
tugas
meningkatkan khususnya tentang
dapat
hormonal mulai dari ibu hamil
lebih
trimester
III
kualitas
pelayanan
masyarakat
pemberian
konseling
dalam
metode
kontrasepsi
dan
untuk
menerima
tentang kontrasepsi. 27
mengajarkan lebih
proaktif
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Eny, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat, Asri dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: MITRA CENDIKIA Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Wiknojosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP KEPMENKES NO. 369/ MENKES/ SK/ III/ 2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
28
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS LEVEL OF KNOWLEDGE POSTPARTUM ABOUT PIL ORAL COMBINATION IN BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS Oktorida Muktianingsih 1, Kudarti 2 , Ika Sari Kristiani 3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Family planning is an action to help individuals or couples to get certain objectives such as setting the interval between pregnancies, birth control current time in relation to the age of husband and wife, determine the number of children in the family. One type of effective contraception is a pill Oral Combination. At BPS Sumiati Oral Combination Pill was ranked third with the highest number of respondents so Counseling about Oral Contraceptive Pill Combination particularly crucial given the postpartum mother especially regarding indications and contraindications Oral pill combination. One contraindication is a nursing mother. In addition, knowledge of mothers about Oral pill combination is necessary to avoid the incidence of drop out or failure to use Oral pill combination of not knowing the side effects. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of postpartum mothers about Oral pill combination. The research uses descriptive method with cross sectional approach. The sampling technique used is total sampling, with a sample of 22 respondents.The results showed the level of knowledge of postpartum mothers about Oral combination pills in a category quite as many as 14 respondents (70%). Advice given to the health service is to increase knowledge by providing health education on contraceptive services for women. Postpartum mothers can increase their knowledge of ways berkontrasepsi is right for him or for her baby through the mass media or actively ask health professionals. Keywords:Level of knowledge l, Post partum , Oral Pill Combination.
29
ABSTRAK Keluarga Berencana adalah suatu tindakan untuk membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu seperti mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga. Salah satu jenis kontrasepsi efektif adalah Pil Oral Kombinasi. Di BPS Sumiati Pil Oral Kombinasi menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah responden terbanyak sehingga Konseling tentang cara Kontrasepsi khususnya Pil Oral Kombinasi sangat penting diberikan pada ibu nifas terutama mengenai indikasi dan kontraindikasi Pil Oral Kombinasi. Salah satu kontraindikasi adalah ibu yang menyusui. Selain itu, pengetahuan ibu tentang Pil Oral Kombinasi sangat diperlukan untuk menghindari kejadian drop out ataupun kegagalan menggunakan Pil Oral Kombinasi akibat tidak mengetahui efek sampingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Pil Oral Kombinasi. Penelitian yang digunakan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan secara total sampling, dengan sampel sebanyak 22 responden. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Pil Oral Kombinasi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 14 responden (70%). Saran yang diberikan untuk tempat pelayanan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan dengan memberikan Pendidikan kesehatan tentang pelayanan kontrasepsi bagi ibu nifas. Ibu nifas dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang macam cara berkontrasepsi yang tepat untuk dirinya maupun bagi bayinya melalui media massa atau aktif bertanya pada tenaga kesehatan. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu nifas, Pil Oral Kombinasi.
PENDAHULUAN Keluarga
Berencana
adalah
suatu
keluarga (Hartanto, 2004; h. 27). Dengan
tindakan untuk membantu individu atau
KB ibu dapat terhindar dari 4 terlalu yaitu :
pasangan suami istri untuk mendapatkan
terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan
tujuan tertentu, menghindari kelahiran yang
terlalu dekat jaraknya. Secara umum tujuan
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
KB adalah mewujudkan keluarga kecil
yang memang diinginkan, mengatur interval
bahagia
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
terwujudnya masyarakat
yang sejahtera
kelahiran dalam hubungan dengan umur
melalui
kelahiran
suami istri, menentukan jumlah anak dalam
pertumbuhan penduduk Indonesia (Hanifa, 30
sejahtera
yang
pengendalian
menjadi
dasar
dan
2008; h. 902). Dengan tidak mengikuti
100% ideal (Hartanto, 2004; h : 36). Begitu
gerakan KB akan terjadi kegagalan dalam
juga dengan akseptor Pil Oral Kombinasi
ber KB yang menimbulkan masalah pada
yang dapat mengalami efek samping antara
bidang pendidikan, lapangan kerja, masalah
lain perubahan pola haid, kenaikan berat
perumahan dan tempat tinggal, masalah gizi
badan,
dan pangan, memburuknya lalu lintas, dan
payudara terasa penuh, keputihan dan
gangguan
kegagalan (Hartanto, 2004; h : 109-110).
ketertiban
dan
keamanan
(Manuaba, 1998).
mual,
hipertensi,
sakit
kepala,
Pada dasarnya prinsip pemilihan KB ini
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang
sangat penting karena tidak hanya mencakup
menjadi pilihan dan merupakan salah satu
pemakaian
bagian dari program KB Nasional saat ini
pengendalian kelahiran yang paling sesuai
adalah Pil Oral Kombinasi (POK). Pil Oral
dengan kondisi khusus dari pasangan.
Kombinasi
Pemilihan tersebut tidak dapat dilakukan
adalah
jenis
KB
pil
dan
KB,
tetapi
metode
merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
sampai
sangat efektif, tidak mengganggu senggama
pengetahuan dasar mengenai setiap metode
atau
aman,
yang digunakan serta efek samping yang
reversibilitas tinggi. Syarat – syarat yang
timbul akibat dari pemakaian KB Pil Oral
harus
Kombinasi. Hampir semua
hubungan
dipenuhi
suami
oleh
istri,
suatu
metode
masing-masing
juga
mempunyai
Efek samping
kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat
Pil Oral Kombinasi merupakan masalah bagi
diandalkan, sederhana, murah dapat diterima
seorang akseptor Pil Oral Kombinasi yang
oleh orang banyak, pemakaian jangka
mengalaminya karena merupakan beban
panjang namun sampai saat ini belum ada
kejiwaan yang harus ditanggungnya, yang
suatu metode kontrasepsi yang benar – benar
berakhir
31
pada
adanya
kekhawatiran,
kecemasan, bahkan ketakutan terhadap efek
yang
samping. Dengan adanya masalah kesehatan
menimbulkan drop out bagi akseptor KB Pil
yang dialami oleh sebagian akseptor KB Pil
Oral Kombinasi. Solusi untuk meningkatkan
Oral Kombinasi yang dikarenakan efek
pengetahuan akseptor KB yaitu dengan cara
samping dari kontrasepsi tersebut dan
pemberian konseling. (Saifuddin, 2006)
kurangnya
pengetahuan
sehingga
tidak
efek
Konseling untuk pemilihan Kontrasepsi
samping, maka besar kemungkinan seorang
paling tepat diberikan pada ibu dalam masa
akseptor akan mengalami kejadian drop out
nifas. Masa Nifas adalah masa yang dimulai
atau putus pakai (Everett, 2007; h : 137-
setelah plasenta lahir sampai dengan 6
147).
minggu (42 hari) untuk kembalinya alat-alat
Mengingat
metode
tentang
ditimbulkannya
Oral
reproduksi pada keadaan normal (Saifuddin,
Kombinasi merupakan salah satu cara KB
2008 ). Konseling ini umumnya diberikan
yang efektif, terpilih dan banyak jumlah
pada kunjungan nifas ke-3 yaitu pada 2-6
penggunanya berdasarkan data BKKBN
minggu pasca bersalin. Pada ibu nifas yang
tersebut di atas, namun masih banyak juga
tidak menyusui masa infertiitas rata – rata
didapatkan akseptor KB Pil Oral Kombinasi
berlangsung sekitar 6 minggu, sedang pada
yang mengalami efek samping sehingga
klien yang tidak menyusui masa infertilitas
para akseptor mengalami kekhawatiran,
lebih lama tapi kembalinya kesuburan tidak
kecemasan
dapat
yang
KB
berlebihan
Pil
sehingga
diperkirakan.
Oleh
kerena
itu
sebaiknya sebelum menggunakan KB Pil
kontrasepsi harus segera dimulai pada waktu
Oral Kombinasi, calon akseptor maupun
atau sebelum hubungan seksual pertama
akseptor telah tahu dan memahami tentang
pasca bersalin. Karena masalah pembekuan
KB Pil Oral Kombinasi serta efek samping
darah masih terdapat pada 2-3 minggu pasca
32
bersalin,
kontrasepsi
kombinasi
jangan
mengambil keputusan untuk menggunakan
dimulai sebelum 3 minggu pasca bersalin,
alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai.
selain itu kontrasepsi kombinasi juga dapat
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
mengganggu produksi ASI khususnya pada
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
ibu nifas. Salah satu kontrasepsi kombinasi
tidak
yaitu Pil Oral Kombinasi sehingga ibu nifas
Pengetahuan yang baik akan mengurangi
harus dapat memilih kontrasepsi yang tidak
Angka kegagalan dalam penggunaan Pil
mengganggu produksi ASI jika ibu ingin
Oral Kombinasi dan begitu sebaliknya, jika
menyusui bayinya (Saifuddin, 2006).
Pengetahuan ibu kurang tentang Pil Oral
didasari
oleh
pengetahuan.
Dari hal tersebut konseling pada ibu
Kombinasi maka akan menambah angka
nifas tentang Pil Oral Kombinasi sangat di
kegagalan penggunaan Pil Oral Kombinasi
perlukan
(Saifuddin, 2006; h : U4-5).
karena
konseling
dapat
memberikan pengetahuan ibu nifas tentang
Berdasarkan studi pendahuluan di BPS
efek samping KB Pil Oral Kombinasi,
Sumiati KB Suntik dan POK merupakan KB
keuntungan, kerugian, efektifitas dan waktu
yang banyak diminati oleh para Akseptor
pemakaiannya sehingga Ibu Nifas dapat
yaitu sebesar 68,81 % dan 3,96%.
METODE Desain penelitian menggunakan metode
sampling sejumlah 22 orang ibu nifas di
diskriptif.
BPS Sumiati Gribig Kudus.Teknik analisa
Tenik
pengumpulan
data
menggunakan kuesioner yang sudah diuji
data
validitas
univariat.
dan
reliabilitasnya.
Teknik
sampling yang digunakan adalah total
33
yang
digunakan
adalah
analisa
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL a. Karakteristik Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Umur < 20 Tahun
Jumlah 2
Prosentase (%) 9
20-35 Tahun
18
82
> 35 Tahun
2
9
Total 22 b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan.
100
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Pendidikan
Jumlah
Prosentase (%)
SD SMP SMA PT
2 7 12 1
9 32 55 4
Total
22
100
c. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah prosentase (%) Karyawan Swasta
10
46
Wiraswasta
6
27
Ibu Rumah Tangga
4
18
Guru
2
9
Total
22 100 Sumber : Data Primer d. Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Sumer Informasi Belum pernah Bidan Keluarga
Jumlah 9 5 3
prosentase (%) 41 23 14 34
Teman 3 14 Tetangga 1 4 TV 1 4 Total 22 100 e. Karakteristik Ibu Berdasarkan Jumlah Paritas Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Paritas Jumlah Paritas Jumlah prosentase (%) Primipara 12 55 Multipravida 10 45 Total 22 100% f. Tingkat pengetahuan Ibu Nifas tentang Oral Kombinasi di BPS Sumiati Gribig Kudus. Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pil oral kombinasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pil Oral Kombinasi Di BPS Sumiati Gribig Kudus
Jumlah
15 10
BAIK CUKUP
5
KURANG 0 BAIK
CUKUP
KURANG
Kategori
Hasil dari pengisian kuesioner didapatkan ada 14 responden (70%) yang berpendidikan cukup dan berpengetahuan kurang ada 6 responden (30%). Dan yang terendah yaitu berpengetahuan baik sebanyak 0 responden (0%).
35
B. BAHASAN a. Berdasarkan karakteristik umur
daripada orang yang belum dewasa
Hasil dari pengisian kuesioner didapatkan
nifas
Seseorang yang berumur kurang
terbanyak ada pada masa reproduktif
dari 20 tahun cenderung belum
yaitu berumur berumur 20 – 35 tahun
mempunyai
sebanyak 18 responden (82%). Dan
mental dan sosial sehingga akan
lainnya tergolong pada resiko tinggi
berpengaruh terhadap pengetahuan-
dengan umur < 20 tahun sebanyak 2
nya.
responden dan > 35 tahun sebanyak
berumur 20-35 tahun adalah masa
2 responden.
reproduksi sehingga ibu memiliki
Dalam
bahwa
ibu
(Notoatmodjo, 2005).
penggolongkan
kematangan
Sebaliknya
seeorang
fisik,
yang
umur
semangat tinggi untuk membaca,
digolongkan menjadi 3 golongan
mendengar berita, bersosialisasi, dan
yaitu masa reproduksi wanita yaitu
berfikir semakin matang, sehingga
20 – 35 tahun, sedang usia > 35
penerimaan informasi dapat ditelaah
tahun dan < 20 tahun adalah usia
dengan baik.
resiko tinggi bereproduksi.
Berdasarkan data tersebut umur
Semakin cukup umur, tingkat
ibu
mempengaruhi
tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang
pengetahuan ibu. Hasil pengetahuan
akan lebih matang dalam berfikir dan
menunjukkan
bekerja.
kepercayaan
berpengetahuan cukup yaitu sebesar
masyarakat, seseorang yang lebih
14 responden (70%) tetapi umur ibu
dewasa
sebagian dalam usia reproduktif yang
Dari
akan
segi
lebih
dipercaya
36
paling
banyak
ibu masih mempunyai motifasi untuk
berpendidikan rendah. Pendidikan
belajar. Hal tersebut juga dapat
adalah
dipengaruhi oleh faktor lain misal
mengembangkan
pendidikan, pekerjaan, dan sumber
kemampuan di luar sekolah yang
informasi dari ibu.
berlangsung
b. Berdasarkan karakteristik pendidikan
suatu
usaha
untuk
kepribadian
seumur
hidup.
Pendidikan mempengaruhi
Hasil dari pengisian kuesioner,
dan
proses
belajar, menurut Ida Bagus Mantra,
ibu nifas terbanyak berpendikan
makin
sedang yaitu sebanyak 12 responden
makin
(55%) dengan pendidikan terakhir
menerima informasi (Notoatmodjo,
SMA.
2005).
Dan
yang
terendah
berpendidikan Tinggi yaitu sebanyak
terakhir
yaitu
SD,
sehingga memudahkan menyampai-
jika
kan informasi baik.
Perguruan
Tingkat pendidikan mempenga-
Tinggi.
ruhi tingkat pengetahuan ibu. Hal ini
Tingkat sangat
untuk
baik pula kemampuan dalam berfikir
menengah jika SMP dan SMA, dan tinggi
seseorang
tinggi tingkat pendidikan semakin
Pendidikan dikatakan rendah jika
dikatakan
mudah
Hal ini menunjukan semakin
1 responden (4%).
pendidikan
tinggi pendidikan, maka
pendidikan
berpengaruh
seseorang
bisa dilihat dari hasil penelitian yang
terhadap
menunjukkan bahwa sebanyak 14
pengetahuan. Seseorang berpendidik-
responden
an
dan
tinggi
pengetahuannya
akan dengan
berbeda orang
berpengetahuan responden
berpendidikan
37
sedang
cukup
terbanyak dengan
pendidikan terakhir yaitu SMA. Hal
kebutuhan keluarga terhadap gizi,
tersebut
pendidikan, dan kebutuhan lainnya
yang
menyebabkan
ibu
memiliki kemampuan dalam berfikir
(Notoatmodjo, 2005).
dalam tingkat sedang atau menengah
Responden
yang
bekerja
yang memungkinkan ibu sebagian
biasanya akan memperoleh informasi
besar berpengetahuan cukup.
daripada yang tidak bekerja. Ketika
c. Berdasarkan karakteristik pekerjaan
seseorang bekerja cenderung untuk
Hasil dari pengisian kuesioner
lebih banyak berkumpul dengan
didapatkan terbanyak yaitu sebesar
orang
10 responden (46%) bekerja sebagai
pengalaman dan berinteraksi. Dalam
Karyawan swasta. Dan terendah
berinteraksi banyak sekali informasi
yaitu sebanyak 2 responden (9%)
yang
bekerja sebagai guru.
menambah pengetahuan seseorang.
Pekerjaan digunakan seseorang
lain,
saling
dihasilkan
Pekerjaan
ibu
bertukar
sehingga
dapat
mempengaruhi
untuk suatu tugas atau kerja yang
tingkat pengetahuan ibu. Hal ini
menghasilkan
terlihat dari mayoritas ibu bekerja
pekerjaan
uang. dapat
Selain
itu,
menjadikan
sebagai
karyawan
swasta
yaitu
seseorang memperoleh pengalaman
sebagai buruh pabrik swasta dan
dan
secara
hasil penelitian menunjukkan 14
langsung maupun tidak langsung.
responden bepengetahuan cukup. Hal
Penghasilan
akan
ini menunjukkan bahwa ada ibu yang
mempengaruhi kemampuan keluarga
mendapatkan informasi yang sama
untuk
dari
pengetahuan
yang
memenuhi
baik
rendah
kebutuhan-
38
pekerja
lainnya
yaitu
dari
pekerja buruh lainnya yang bersifat
tetapi jika ia mendapatkan informasi
sharing
Sharing
yang baik dari berbagai media
pengalaman antara ibu pekerja buruh
misalnya TV, radio atau surat kabar
pabrik ini belum tentu kebenarannya
maka
apakah benar apa tidak sehingga
meningkatkan
memungkinkan ibu berpengetahuan
orang.
pengalaman.
hal
itu
akan
pengetahuan
dapat sese-
cukup. Selain itu hal ini juga dapat
Sumber Informasi mempengaruhi
dipengaruhi oleh faktor lain misal
tingkat pengetahuan ibu. Ada 14
umur, dan pendidikan.
responden
yang
berpengetahuan
cukup yang lainnya berpengetahuan d. Berdasarkan
karakteristik
sumber
kurang yaitu 6 responden. Hal ini
informasi
menunjukan
Hasil dari pengisian kuesioner didapatkan
terbanyak
informasi
bahwa
sumber
mempengaruhi
tingkat
responden
pendidikan. Hal ini juga di dukung
yaitun sebanyak 9 responden (41%)
oleh faktor lainnya misal pendidikan,
belum
umur, dan pekerjaan ibu.
pernah
mendapatkan
informasi, sedang-kan yang pernah
e.
mendapatkan informasi dari bidan
akan
Ibu Nifas
Tentang pil Oral Kombinasi
sebanyak 5 responden (23%). Informasi
Tingkat pengetahuan
Hasil dari pengisian kuesioner
memberikan
didapatkan dari 22 responden ada 14
pengetahuan
responden (70%) yang berpendidikan
seseorang
cukup dan berpengetahuan kurang
memiliki pendidikan yang rendah
ada 6 responden (30%). Dan yang
pengaruh
pada
seseorang.
Meskipun
39
terendah yaitu berpengetahuan baik
dan Jenis Pil Oral Kombinasi sudah
sebanyak 0 responden (0%).
baik. Padahal jika ibu ingin menjadi
Kategori penilaian dalam tingkat
akseptor KB Pil Oral Kombinasi
pengetahuan ini didasarkan pada
maka ibu harus mengerti khususnya
Nursalam (2003) yang menyebutkan
tentang indikasi, kontraindikasi dan
bahwa dikatakan pengetahuan baik
cara minumnya.
jika mampu mendapatkan score 76-
Hal tersebut dipengaruhi oleh
100 %, pengetahuan cukup jika 56-
beberapa hal antara lain yaitu umur
75 %, dan Pengetahuan kurang jika ≤
yang menunjukan banyak ibu yang
56 % dari soal yang telah diberikan.
banyak yang berusia reproduktif,
Dari
soal
yang
diberikan
pendidikan
ibu
yang
kebanyakan yang menjawab salah
perpendidikan
yaitu pada point tentang indikasi,
pekerjaan ibu yang banyak bekerja
kontraindikasi dan efek samping Pil
sebagai karyawan swasta (buruh
Oral Kombinasi. Sedangkan yang
pabrik) yang memungkinkan ibu
paling banyak menjawab benar yaitu
mendapatkan informasi tentang Pil
pada point tentang Pengertian dan
Oral
Jenis Pil Oral Kombinasi. Hal ini
sebagian besar ibu belum pernah
yang
bahwa
mendapatkan informasi tentang Pil
pengetahuan ibu tentang Indikasi,
oral Kombuinasi. Hal ini mungkin
Kontraindikasi dan Cara minum Pil
disebabkan karena beberapa hal :
Oral kombinasi masih kurang sedang
a. Ada 12 responden yang baru
pengetahuan ibu tentang Pengertian
melahirkan pertama kali sehingga
menunjukkan
40
Kombinasi
sedang
banyak (SMA),
walaupun
ada
wajar jika ibu belum pernah
kesehatan yang belum dilakukan
mendapatkan informasi tentang
secara sempurna.
Pil Oral Kombinasi.
Dari beberapa penyebab di atas
b. Dapat juga karena peran ibu yang
mendukung Tingkat pengetahuan
ganda yaitu sebagai ibu RT dan
ibu
pekerja
yang
kombinasi
yang
ibu
sibuk
bahwa
sebagian
belum
pernah
berpengetahuan cukup. Walaupun
melihat
dan
ada beberapa point yang perlu
swasta
memungkinkan sehingga
ibu
mengetahui,
nifas
tentang
Pil
Oral
menunjukkan besar
mendapatkan info terutama lewat
ditingkatkan
misalnya
media informasi, misal di Televisi
indikasi, kontraindikasi dan cara
yang sudah ada iklan tentang Pil
minum
Oral Kombinasi.
diketahui oleh ibu. Hal ini dapat
yang
masih
yaitu
kurang
terdahulu
disebabkan karena kata – kata pada
dari
22
indikasi dan kontra indikasi ada
responden hanya ada 2 responden
yang sulit untuk dicerna (kata -
yang pernah menggunakan Pil Oral
katanya awam) oleh setiap ibu
Kombinasi,
sehingga
c. Riwayat
Kb
mempengaruhi
responden
juga,
dan
sebanyak
pemberian
penjelasan
pernah
secara menyeluruh diberikan. Akan
menggunakan kontrasepsi. Hal ini
tetapi untuk cara minum sangat
dapat disebabkan karena penjelasan
perlu diberikan karena hal ini yang
/
menentukan
konseling
belum
12
KB
oleh
tenaga
penggunaan
41
keberhasilan KB
ini.
Dapat
diberikan dengan cara memberikan
Kombinasi maka ibu sudah tahu
pendidikan kesehatan karena masih
benar tentang Pil Oral Kombinasi
banyak ibu yang belum pernah
dan sudah tahu efek sampingnya
mendapatkan informasi tentang Pil
antaralain
Oral kombinasi. Sehingga Jika ibu
produksi ASI.
dapat
mengurangi
nifas ingin menggunakan Pil Oral SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Tingkat pengetahuan Ibu nifas di
Pil Oral Kombinasi masuk dalam
BPS Sumiati Gribig Kudus tentang
kategori cukup 70%
B. SARAN Diharapkan
penulis
dapat
khususnya sebagai pendidik dengan
meningkatkan pengetahuan tentang
memberikan Pendidikan kesehatan
Pil Oral Kombinasi dan berdasarkan
tentang pelayanan kontrasepsi bagi
hasil penelitian tersebut penulis juga
ibu nifas, terutama tentang indikasi,
dapat
pendidikan
kontraindikasi dan cara minum Pil
Pil
Oral
Oral Kombinasi yang penting untuk
Kombinasi bagi para ibu nifas serta
keberhasilan penggunaan Pil Oral
dapat
penggalian
Kombinasi. Karena bagi ibu nifas
untuk
diperlukan untuk segera menentukan
memberikan
kesehatan
tentang
melakukan
terhadap
responden
menguatkan penelitian. Diharapkan
dapat
pengetahuan
dan
cara berKB guna mengatur jarak meningkatkan
kelahiran.,
peran
memberikan pengetahuan yang baik
bidan
42
sehingga
dapat
tentang
Pil
Oral
Kombinasi
berKB sehingga mencegah terjadi
khususnya bagi calon akseptor KB
angka kegagalan KB dan angka
Pil Oral Kombinasi sehingga dapat
kehamilan yang tidak diinginkan
meningkatkan keberhasilan dalam
serta
efek
samping
dari
KB
.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC. Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hendra, A W. 2008. Konsep Pengetahuan. http://www.scribd.com/doc/44463497/konseppngetahuan. Diakses tanggal 24 Maret 2011 jam 13.00 WIB. Krisnadi,
Sofie
Riyani.
2007.
PIL
KB
(ORAL
PIL
,
PIL
KOMBINASI).
http://doktersehat.com/2007/02/08/pil-kb-oral-pil-pil-kombinasi/ . Diakses tanggal 20 Maret 2010, jam : 12.30 WIB . Lestari
,
Nour
Perubahan
Viyanti Sistem
&
Muhammad Endokrin
Nabil
Alvaro. Pada
2009.
Askeb
Ibu
Iii
Nifas.
http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/askeb-iii-perubahan-sistem-endokrin.html. diakses tanggal 19 April 2011 jam 12.30 WIB. Mansjoer , arif et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid III. Jakarta : Media Aesculapius. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
43
Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Putra, Cahyono. 2009. Konsep Pengetahuan. http://cahyonoputra.blogspot.com/2009/02/konseppengetahuan.html/ Diakses tanggal 8 April 2011. jam 14.00 WIB. Saifuddin, Abdul Bari dkk. 2006. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sari,
Ike
Kartika.
2007.
Pembendungan
ASI.
www.blogspot/ike
Kartika
Sari/2007/pembendungan/asi.com diakses tanggal 16 April 2011 jam 14.00 WIB. Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara. Winkjosastro, hanifa, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pelayanan Pustaka Sawono Prawirohardjo.
44
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT THE PREGNANT PRIMIGRAVIDA INCONVENIENCE TRIMESTER 1 IN BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati1, Mestuti Hadi2, Nur Sri Atik3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Discomfort is a feeling of pregnant women who have little or no unpleasant for physical or mental condition in pregnant women. This research uses descriptive research design with cross sectional approach. The sampling technique using total sampling. Data were collected using a questionnaire that was tested for validity and reliability. The level of knowledge of pregnant women about the inconvenience trimester primi gravida 1 in BPM Handayani have enough knowledge level of 43.3%, a good 40% and less than 16.6%. Her advice diiharapkan either pregnant women or families more active role to get information about the discomforts of pregnancy primigravid in the first trimester and more diligent, active following the extension of health care workers and actively ask for counseling from midwife about the discomfort of pregnant women. Keywords: Knowledge first trimester pregnant women, primigravida, Inconvenience Key word : ABSTRAK Ketidaknyamanan ibu hamil adalah suatu perasaan yang kurang atau tidak menyenangkan bagi kondisi fisik atau mental pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Tingkat pengetahuan ibu hamil primi gravida tentang ketidaknyamanan trimester 1 di BPM Handayani mempunyai tingkat pengetahuan cukup 43,3%, baik 40% dan kurang 16,6%. Sarannya diiharapkan baik ibu hamil ataupun keluarga lebih berperan aktif untuk mendapatkan informasi tentang ketidaknyamanan kehamilan primigravida pada trimester I dan lebih rajin,aktif mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan serta aktif meminta konseling dari bidan tentang ketidaknyamanan ibu hamil. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu hamil trimester 1, Primigravida, Ketidaknyamanan 45
PENDAHULUAN Secara global penyebab AKI pada ibu
trimester I. Kejadian hiperemesis pada ibu
hamil yaitu perdarahan 25%, infeksi 15%,
hamil
hipertensi 12%, partus macet 8%, abortus
(Prawirohardjo, 2005). Hiperemesis atau
13% dan sebab-sebab lain 8%. Abortus
mual muntah yang berlebihan merupakan
menjadi salah satu penyebab terjadinya AKI
salah satu tanda bahaya pada trimester I.
(Angka Kematian Ibu), dengan prosentase
Tanda bahaya tersebut bisa berawal dari
13%.
atau
ketidaktahuan ibu hamil dalam mengatasi
usia
ketidaknyamanan yang dialaminya. Padahal
Abortus
pengeluaran
adalah
hasil
ancaman
konsepsi
pada
trimester
I
sejumlah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
ketidaknyamanan
janin kurang dari 500 gram. Penyebab
merupakan
abortus antara lain kelainan ovum, kelainan
(Mansjoer,dkk. 2001). Ketidaknyamanan ibu
genetalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta,
hamil adalah suatu perasaan yang kurang
penyakit-penyakit ibu, trauma, dan anemia
atau tidak menyenangkan bagi kondisi fisik
(Prawirohardjo, 2009, Mansjoer, 2001).
atau
Anemia bisa terjadi pada kehamilan
mental
yang
60-80%
keadaan
pada
dialami yang
ibu
ibu
fisiologis
hamil.
Dari
ketidaknyamanan yang dialami ibu tersebut.
trimester I, anemia di sebabkan karena
Dari
faktor kekurangan gizi
besi.
dilakukan di BPM Handayani Jepang Pakis
Kejadian anemia karena kekurangan gizi ini
Kudus data yang didapat yaitu ibu hamil
terjadi pada ibu hamil trimester I di
primigravida trimester I pada tahun 2013
Indonesia sejumlah 20% – 89%. Anemia
dengan jumlah 20 ibu hamil per bulannya
karena kekurangan gizi ini bisa disebabkan
(Register, 2013). Dari keluhan – keluhan
oleh ibu hamil yang mengalami hiperemesis
yang tercatat pada buku register tersebut,
atau mual muntah yang berlebihan pada
dengan jumlah 66,6% ibu hamil yang
dan zat
46
hasil
studi
pendahuluan
yang
mengalami
ketidaknyamanan.
Ketidak-
dialami
karena
mayoritas
ibu
hamil
nyamanan tersebut timbul karena kurang
primigravida pada trimester I di BPM
pengetahuan tentang ketidaknyamanan yang
Handayani
adalah
lulusan
SMP.
METODE Desain penelitian menggunakan metode diskriptif.
Tenik
sejumlah 30 orang ibu hamil
data
primigravida trimester I di BPM Handayani
menggunakan kuesioner yang sudah diuji
Kudus.Teknik analisa data yang digunakan
validitas
adalah analisa univariat
dan
pengumpulan
sampling
reliabilitasnya.
Teknik
sampling yang digunakan adalah total
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Umur No.
Karakteristik
Jml
Prosentase
1. 2. 3.
<20 tahun 20-35 tahun >35 tahun
10 18 2 30
33,3% 60,0 % 6,66 % 100%
Jumlah
2. Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendidikan Tidak lulus sekolah dasar Pendidikan dasar (SD dan SMP) Pendidikan menengah (SMA) Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) Jumlah
47
Jumlah 4 17 7 2 30
Prosentase 13,3% 56,6% 23,3 % 6,66 % 100%
3. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan No 1. 3.
Pekerjaan Swasta Wiraswasta Jumlah
Jumlah 26 4 30
Prosentase 86,6% 13,3 % 100%
4. Karakteristik Responden Menurut Umur Kehamilan Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Kehamilan No 1. 2. 3.
Umur kehamilan ≤ 4 minggu 5-8 minggu > 8 minggu – 12 minggu Jumlah
Jumlah 5 9 16 30
Prosentase 16,6% 30,0% 53,3% 100%
5. Karakteristik Responden Menurut Sumber Informasi Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Menurut Sumber Informasi No. 1. 2. 3. 4.
Sumber Informasi Tenaga Keesehatan Media Informasi Lain-lain Tidak ada Jumlah
Jumlah 10 8 5 7 30
Prosentase 33% 26% 16% 23% 100%
6. Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pengetahuan No. 1. 2. 3.
Karakteristik Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah 12 13 5 30
Prosentase 40,0% 43,3% 16,6% 100%
B. BAHASAN Tingkat pengetahuan ibu hamil
Sebagian
besar
yang
mempunyai
primigravida tentang ketidaknyamanan
pengetahuan baik ini adalah responden
trimester
yang
pengetahuan
1
yang baik
mempunyai
sejumlah
40%.
berpendidikan
lulusan
SMA,
Perguruan tinggi dan SMP. Selain 48
dilihat
dari
umur
pendidikan,
dan
responden
tingkat
pendidikan non formal saja, akan tetapi
yang
dapat diperoleh melalui pendidikan
berpengetahuan baik ini sebagian besar
formal (Notoadmodjo, 2007).
mempunyai pekerjaan semua, yaitu jenis
pekerjaan
terbanyak
Hal ini sesuai dengan seluruh
adalah
responden
sebelumnya
belum
ada
sebagai swasta yang terdiri dari buruh
pengalaman merasakan hamil dan ini
dan karyawan swasta dan ada yang
baru pertama kalinya hamil. Tetapi
memiliki jenis pekerjaan wiraswasta
mereka sudah pernah mendapatkan
dan yang mempunyai pengetahuan baik
informasi dan penyuluhan oleh bidan
ini
dan mereka mencari informasi melalui
terbanyak
kehamilan
>
mempunyai 8
minggu
umur dengan
internet
tentang
ketidaknyamanan
prosentase 53,3% dan umur kehamilan
kehamilan trimester I. Selain dari bidan
5-8 minggu dengan prosentase 30%.
dan media informasi sendiri mereka
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor
pendidikan
juga mendapatkan cerita-cerita dari
normal.
orangtuanya ataupun dari tetangga, dan
Pengetahuan sangat erat hubungannya
ibu-ibu yang sudah pernah merasakan
dengan pendidikan, dimana diharapkan
hamil, dan mendapatkan informasi dari
bahwa dengan pendidikan yang tinggi
teman-teman kerjanya. Walaupun ini
maka orang tersebut akan semakin luas
merupakan kehamilannya yang pertama
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
tetapi ibu hamil lebih aktif dalam
ditekankan, bukan berarti seseorang
mencari
yang
keadaannya
berpendidikan
rendah
mutlak
informasi-informasi selama
ini.
tentang Sehingga
berpengetahuan rendah pula. Hal ini
sebagian besar sudah memahami dan
mengingat
mengerti
bahwa
peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
tentang
ketidaknyamanan
kehamilan trimester 1 dan jika ibu hamil 49
tersebut mengalami ketidaknyamanan
SMA responden yang baru lulus SMP
tersebut, mereka tidak merasa cemas
ini
lagi karena sudah mengetahui tentang
masyarakat
ketidaknyamanan.
memperhatikan pendidikan dan mereka
berumur
<20
tahun,
karena
tidak
begitu
setempat
Tingkat pengetahuan ibu hamil
merasa jika sudah lulus SMP itu
primigravida tentang ketidaknyamanan
merupakan hal yang sudah biasa dan
trimester
mempunyai
mereka menganggap lulus SMP adalah
pengetahuan cukup sejumlah 43,3%. Di
sudah termasuk cukup untuk menempuh
lihat dari karakteristiknya didapatkan
pendidikan dari pada tidak pernah
bahwa responden terbanyak berumur <
sekolah sama sekali. Tetapi sebagian
20 tahun dan > 35 tahun, dan tingkat
besar responden meskipun
pedidikan
pendidikan yang rendah tetapi
1
yang
yang
dimiliki
responden
hamil
memiliki jenis pekerjaan swasta yaitu
informasi yang baik dari berbagai media
sebagai buruh dan karyawan. Dapat
maka hal itu akan dapat meningkatkan
diketahui
pengetahuan seseorang.
yang
mempunyai
sudah
ibu
adalah lulus SMP dan SMA dan
juga
tersebut
memiliki
mendapatkan
pengetahuan cukup berada pada umur
Namun sebagian kecil responden
kehamilan 5-8 minggu yaitu sebanyak 9
untuk mendapatkan informasi tentang
orang
kehamilannya pun mereka kurang tahu,
dengan
sebagian
besar
informasi
dari
prosentase ibu tenaga
30,0%,
mendapatkan
sehingga
tidak
begitu
paham
dan
kesehatan,
mengerti tentang ketidaknyaman pada
maupun dari orang lain. Hal ini
ibu hamil trimester 1. Ibu hamil tersebut
disebabkan karena yang mempunyai
kurang
tingkat pengetahuan cukup ini tingkat
informasi-informasi seputar kehamilan-
pendidikannya yaitu lulus SMP dan
nya itu. Mereka hanya mendapatkan 50
aktif
dalam
memperoleh
informasi sebagian besar dari orang lain
rendah sehingga responden tersebut
dan
yang
mengalami kesulitan dalam penerimaan
mendapatkan informasi dari bidan. Hal
pengetahuan tentang ketidaknyamanan
ini dikarenakan umur kehamilannya
tersebut
yang masih muda dan belum merasakan
kehamilannya yang masih begitu muda
tanda-tanda ataupun keluhan-keluhan
yaitu ≤ 4 bulan, ini terjadi dikarenakan
tentang ketidaknyamanan tersebut. Pada
ada
responden
tingkat
ketidaknyamanan tersebut. Selain itu
pengetahuan cukup ini kurang dalam
juga dikarenakan responden kurang
mendapatkan informasi ataupun kurang
aktif dalam mencari informasi tentang
mendapatkan konseling-konseling di
kehamilan yang dirasakan tersebut dan
bidannya, sehingga mereka hanya tahu
belum pernah mendapatkan informasi-
dari orang lain saja dan sebagian kecil
informasi dari mana pun.
ada
sebagian
yang
kecil
memiliki
dari bidan.
dan
yang
dikarenakan
belum
umur
merasakan
Dari hasil analisis yang diperoleh
Tingkat pengetahuan ibu hamil
peneliti dapat diketahui bahwa tingkat
primigravida tentang ketidaknyamanan
pendidikan seseorang yang tinggi belum
trimester
tentu
1
yang
mempunyai
pengetahuannya
tentang
pengetahuan kurang 16,6 %.Dilihat dari
ketidaknyamanan pada kehamilan juga
karakteristiknya didapatkan sebagian
baik dan tingkat pendidikan yang
besar responden yang berumur <20 dan
kurang belum tentu juga tidak tahu
>35 tahun dan tingkat pendidikan yang
tentang
dimiliki adalah tidak lulus sekolah, lulus
Informasi akan memberikan pengaruh
SD dan SMP.
Hal ini disebabkan
pada pengetahuan seseorang. Meskipun
karena sebagian besar responden yang
seseorang tersebut memiliki pendidikan
mempunyai tingkat pendidikan sangat
yang rendah tetapi jika ia mendapatkan 51
ketidaknyamanan.
Tetapi
informasi yang baik dari berbagai media
Jadi tingkat pengetahuan seseorang
misalnya TV, radio atau surat kabar,
tidak dapat diukur melalui tinggi dan
internet maka hal itu akan dapat
rendahnya
meningkatkan pengetahuan seseorang.
tersebut.
pendidikan
seseorang
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Tingkat
pengetahuan
responden
sebagian besar yang berpengetahuan
tentang ketidaknyamanan ibu hamil
cukup
primigravida trimester 1 didapatkan
B. SARAN Diharapkan bagi petugas kesehatan
ibu
hamil
supaya menggunakan setiap kesempatan
berperan
yang
informasi
ada
untuk
meningkatkan
ataupun aktif
keluarga
untuk
tentang
lebih
mendapatkan
ketidaknyamanan
pemberian informasi dan konseling
kehamilan primigravida pada trimester I
pada ibu hamil, dan ibu hamil dapat
dan
melakukan pemeriksaan ANC secara
penyuluhan dari tenaga kesehatan serta
rutin.
aktif meminta konseling dari bidan
Sehingga
pengetahuan
ibu
meningkatkan hamil
tentang
lebih
rajin,aktif
mengikuti
tentang ketidaknyamanan ibu hamil
ketidaknyamanan. Demikian juga untuk .
52
DAFTAR PUSTAKA
Ai yeyeh, dkk.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : CV. Trans info Media. 2009 Diane G. Komplikasi selama kehamilan dan penanganananya. Jakarta : Copyright C. 2005 JHPIEGO. Buku 2 Asuhan Antenatal. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003 Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculaplus.2000 Mochtar. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC. 1998 Mubarak. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2011 Notoatmodjo. Pendidikan Dan Peilaku Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2003 Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta : 2005 Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : salemba Medika. 2008 Penny, dkk. Panduan Lengkap Kehamilan,Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta : Arcan. 2007 Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer. 2009 Profil Kesehatan Kabupaten Kudus. Kudus : 2012 Vivian Nanny, Tri sunarsih. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2011 Wawan, Dewi. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan,sikap,dan perilaku manusia. Yogyakarta: Maha Medika. 2010
53
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATIKABUPATEN KUDUS ANXIETY LEVEL OF WOMEN AGED 40-45 YEARS TO FACE FUTURE PREMENOPAUSE IN THE TUMPANG KRASAK VILLAGE JATI DISTRICT KUDUS Salis Nur Hidayah1, Mestuti Hadi2, Nur Sri Atik3
1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Women who entered the premenopausal mean they get older, non-productive time (biologically), past useless to society, old - gradually became a burden to family and society. If these conditions can not be resolved will develop into stress have a negative impact on the social life of women who will stimulate the brain so that it can disrupt the hormone balance and ultimately be bad for health. This study aims to determine the level of anxiety of women aged 40-45 years face the premenopausal period in Tumpang Krasak Village Jati subdistrict district Kudus. This research is descriptive sampling techniques using probability sampling with simple random sampling. Types of data using a questionnaire at 70 respondents , The result showed 34.29% did not experience anxiety, 57.14% experiencing mild anxiety level, 8.57% experienced anxiety level sedang.saran that can be given is to provide health education on maternal age premenopausal that premenopausal symptoms are experienced by the normal thing women and the public involved in helping mothers face premenopausal symptoms during community activities through religious leaders and local community leaders. Keywords: Premenopausal period, Anxiety Levels ABSTRAK Wanita yang memasuki masa premenopause berarti memasuki masa tua, masa non produktif (secara biologis), masa tak berguna bagi masyarakat, lama – kelamaan menjadi beban bagi keluarganya dan masyarakat. Jika kondisi ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi stress yang berdampak buruk pada kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak sehingga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun menghadapi masa premenopause di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik sampling menggunakan probability sampling dengan jenis simple random sampling.pengumpulan data menggunakan kuesioner pada 70 orang responden. Hasil penelitian didapatkan 34,29% tidak mengalami kecemasan, 57,14% mengalami tingkat kecemasan ringan, 8,57% mengalami tingkat kecemasan sedang.saran yang 54
dapat diberikan adalah memberikan pendidikan kesehatan pada ibu usia premenopause bahwa gejala premenopause adalah hal yang normal dialami oleh perempuan dan dapat melibatkan masyarakat dalam membantu ibu menghadapi gejala premenopause pada saat kegiatan masyarakat melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Kata Kunci : Masa Premenopause, Tingkat Kecemasan
PENDAHULUAN Hasil survey dari penelitian Rostiana
yang memasuki usia paruh baya sehingga
(2009) menunjukkan bahwa perempuan
mereka menganggap depresi merupakan hal
dengan sindrom premenopause tidak bisa
yang normal untuk wanita usia 40-45 tahun.
menerima
ditandai
Depresi berat tidak boleh dilihat sebagai
dengan ciri-ciri sulit tidur, gelisah tanpa
suatu kejadian yang biasa dan wanita yang
alasan, sering tersinggung dan tak mudah
menderita depresi pada masa tertentu dalam
mengendalikan
kehidupannya
gejala-gejala
emosi.
yang
Angka
kejadian
seharusnya
menerima
sindrom premenopause di Indonesia adalah
perhatian
sebesar 10% dari perempuan usia 40-48
lainnya (The Society of Obstetricians and
tahun. Beberapa dampak premenopause
Gynaecologist of Canada, 2006).
yang sering terjadi di masyarakat adalah
yang sama dengan penyakit
Hasil
penelitian
Departemen
kecemasan, takut, lekas marah, ingatannya
Epidemiologi dan Psikiatri, University of
menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa
Pittsburg,
tidak berguna, mudah tersinggung, stress
perempuan mengalami stress (tidak siap) di
bahkan
awal
depresi
(Rostiana,
2009;
Proverawati, 2010).
O’hara
perimenopause,
premenopause
Depresi dan stress merupakan beberapa
menunjukkan
dan
postmenopause).
20,9% 30,2%
Indonesia
48,9%
di pada
merupakan
dari gejala yang biasa dialami. Depresi dan
negara berkembang, dimana setiap tahunnya
stress menjadi mitos umum untuk wanita
angka 55
kecemasan
semakin
meningkat,
prevalensi keadaan kecemasan (anxietas) di
bisa diatasi akan berkembang menjadi stress
Indonesia berkisar antara 2-5% dari populasi
yang berdampak buruk pada kehidupan
umum atau 7-16% dari semua penderita
sosial perempuan yang akan merangsang
gangguan jiwa. Hasil penelitian Nugroho
otak
menunjukkan
keseimbangan
bahwa
respon
psikologi
sehingga
dapat hormon
mengganggu dan
akhirnya
wanita dalam menghadapi premenopause
berakibat buruk pada kesehatan tubuh
adalah
(Kasdu, 2002; Manuaba, 2004).
kecemasan,
kekhawatiran
dan
perasaan tidak enak. Hasil penelitian Tia
Dalam siklus kehidupan wanita atau
menunjukkan tingkat kecemasan dalam
daur kehidupan wanita diantaranya adalah
menghadapi premenopause dalam kategori
masa menopause dan masa premenopause
berat
2001;
adalah masa menjelang menopause. Wanita
Bromberger, dkk, 2005; Nugroho, 2010;
yang memasuki masa premenopause berarti
Tia, 2011).
memasuki masa tua, masa non produktif
sebesar
71,2%
(Pietra,
Wanita yang tidak siap menghadapi
(secara biologis), masa tak berguna bagi
premenopause akan mengalami menurunnya
masyarakat, lama – kelamaan menjadi beban
kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan
bagi keluarganya dan masyarakat. Apabila
emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa
gejala-gejala premenopause direspon dengan
takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar
baik tidak akan terjadi masalah dan dapat
tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung,
melaluinya dengan baik. Oleh sebab itu,
sangat emosional dan spontan, merasa
bidan
tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya.
konseling dan pendekatan kepada wanita
Rasa takut kehilangan suami, anak dan
premenopause agar dapat menerima bahwa
ditinggalkan sendiri. Jika kondisi ini tidak
menopause adalah hal yang fisiologis dan
56
mempunyai
peran
memberikan
akan dialami oleh semua wanita (Kasdu,
tahun sangat penting untuk diketahui agar
2002).
para wanita lebih tahu tentang apa yang
Berdasarkan data statistik dari Dinas
sebenarnya terjadi dalam dirinya (Suwarno,
Kesehatan Kabupaten Kudus pada tahun
2004).
2012, jumlah penduduk pada wanita usia 4045
tahun
telah
mencapai
Berdasarkan studi pendahuluan yang
15,5
dilakukan peneliti di Desa Tumpang Krasak
jutaorang.Premenopause merupakan bagian
dapat diperoleh bahwa jumlah penduduk
dari siklus kehidupan wanita yang normal
seluruh wanita di Desa Tumpang Krasak,
sedangkan penerimaan kondisi ini berbeda-
Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus sebanyak
beda pada setiap wanita, maka alangkah
3263 orang (51,62%). Dari jumlah tersebut
baiknya apabila gejala-gejala premenopause
diperoleh data penduduk wanita
diketahui secara jelas sebelum memasuki
berusia 40-45 tahun sebanyak 272 orang
masa menopause pada usia 40-45 tahun
(8,33%).
yang
maka dari itu, pengetahuan ibu usia 40-45
METODE Desain
yang
digunakan
kuesioner yang sudah teruji kepercayaannya
Teknik
Sampling
dan merupakan kuesioner yang sudah paten
probability sampling dengan jenis simple
pada 70 orang responden dengan rentang
random
usia 40-45 tahun. Analisa data menggunakan
adalah
penelitian
diskriptif.
sampling.
Pengumpulan
data
menggunakan kuesioner kuesioner HARS
analisa univariat
(Hamilton Anxiety Rating Scale) merupakan . 57
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik responden a.
Berdasarkan pendidikan Tabel 1.1 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Responden Di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
No
Frekuens Pendidikan
Prosentase
.
i
1. 2.
Tidak lulus SD Pendidikan dasar (SD dan SMP) Pendidikan menengah (SMA dan SMK) Perguruan tinggi (Diploma dan Sarjana) Jumlah
3. 4.
4 40 23 3 70
5,71% 57,14% 32,86% 4,29% 100%
b. Berdasarkan pekerjaan Tabel 1.2 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Responden Di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
1. 2. 3.
Pekerjaan ringan Pekerjaan sedang Pekerjaan berat Jumlah
3 67 0 70
4,29% 95,71% 0% 100%
58
c.
Berdasarkan status ekonomi Tabel 1.3 Karakteristik Berdasarkan Status Ekonomi Responden Di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
No .
Frekuens i
Status Ekonomi Status ekonomi sangat tinggi (>3.500.000) Status ekonomi tinggi (>2.500.0003.500.000) Status ekonomi sedang (1.500.0002.500.000) Status ekonomi rendah (<1.500.000) Jumlah
1. 2. 3. 4.
0
Prosenta se 0%
3 45 22 70
4,29% 64,29% 31,43% 100%
2. Gejala premenopause yang dialami responden a.
Tidak cemas Tabel 1.4 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi Masa Premenopause Tidak Mengalami Cemas
No.
Tingkat Kecemasan
Frekuensi
Prosentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Perasaan cemas Ketegangan Ketakutan Gangguan tidur Gangguan kecerdasan Perasaan depresi Gejala somatik Gejala sensorik Gejala Kardiovaskular Gejala pernapasan Gangguan gastrointestinal Gejala urogenetalia Gejala vegetatif Apakah ibu merasakan Jumlah
24 0 0 0 0 0 1 1 12 10
24,74% 0% 0% 0% 0% 0% 1,03% 1,03% 12,37% 10,31% 0%
11. 12. 13. 14.
0 24 24 1 97
59
24,74% 24,74% 1,03% 100%
b.
Cemas ringan Tabel 1.5 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi Masa Premenopause yang Mengalami Cemas Ringan No.
Tingkat Kecemasan
Frekuensi
Prosentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Perasaan cemas Ketegangan Ketakutan Gangguan tidur Gangguan kecerdasan Perasaan depresi Gejala somatik Gejala sensorik Gejala Kardiovaskular Gejala pernapasan Gangguan gastrointestinal Gejala urogenetalia Gejala vegetatif Apakah ibu merasakan Jumlah
40 7 10 21 17 1 27 3 31 12
14,71% 2,57% 3,68% 7,72% 6,25% 0,37% 9,93% 1,10% 11,38% 4,41% 0%
11. 12. 13. 14.
c.
0 40 40 23 272
14,71% 14,71% 8,46% 100%
Cemas sedang Tabel 1.6 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi Masa Premenopause yang Mengalami Cemas Sedang No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Perasaan cemas Ketegangan Ketakutan Gangguan tidur Gangguan kecerdasan Perasaan depresi Gejala somatik Gejala sensorik Gejala Kardiovaskular Gejala pernapasan Gangguan gastrointestinal Gejala urogenetalia Gejala vegetatif Apakah ibu merasakan Jumlah
6 6 6 6 6 6 6 2 3 4 3 6 6 6 72
60
8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 2,78% 4,17% 5,56% 4,17% 8,33% 8,33% 8,33% 100%
3. Tingkat Kecemasan Tabel 1.7 Tingkat Kecemasan Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi Masa Premenopause Di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
No.
Tingkat Kecemasan
Frekuensi
Prosentase
1. 2. 3. 4.
Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang Cemas berat Jumlah
24 40 6 0 70
34,29% 57,14% 8,57% 0% 100%
B. BAHASAN Responden
yang
mengalami
urogenetalia, gejala vegetatif. Ibu yang
cemas (34,29%) rata-rata dipengaruhi oleh
mengalami kecemasan ringan menganggap
perasaan cemas, gangguan urogenetalia,
bahwa gejala-gejala yang dialaminya itu
gejala
hanya
tidak normal sehingga ibu tidak tahu
mengalami sebagian kecil dari gejala-gejala
bagaimana cara mengatasi gejala-gejala
premenopause yang timbul sehingga tidak
tersebut.
terlalu banyak keluhan dalam menghadapi
dikarenakan
hal tersebut. Selain itu responden juga sudah
didapat
mengetahui
gejala-gejala
premenopause sehingga menyebabkan ibu
premenopause yang mereka alami adalah hal
tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut
yang wajar sehingga dapat mengahadapi hal
dan tidak bisa mengatasi kecemasan. Hal ini
tersebut tanpa ada rasa cemas.
sesuai dengan teori Hendra (2008) informasi
vegetatif.
tidak
Responden
bahwa
Responden yang mengalami tingkat
akan
Ketidaktahuan kurangnya
oleh ibu
memberikan
ibu
informasi
bisa yang
tentang gejala-gejala
pengaruh
pada
kecemasan ringan (57,14%) sebagian besar
pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
dipengaruhi oleh perasaan cemas, gejala
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika 61
ia mendapatkan informasi yang baik dari
premenopause sehingga menyebabkan ibu
berbagai media misalnya TV,radio atau surat
tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut
kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
dan tidak bisa mengatasi kecemasan. Hal ini
pengetahuan seseorang.
sesuai dengan teori Hendra (2008) informasi
Responden yang mengalami tingkat
akan
memberikan
pengaruh
pada
kecemasan sedang (8,57%)sebagian besar
pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
dipengaruhi
cemas,
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika
tidur,
ia mendapatkan informasi yang baik dari
gangguan kecerdasan, perasaan depresi,
berbagai media misalnya TV,radio atau surat
gejala somatik, gejala urogenetalia, gejala
kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
vegetative,
yang
pengetahuan seseorang.Selain dipengaruhi
mengalami kecemasan sedang menganggap
oleh gejala premenopause, kecemasan yang
bahwa gejala-gejala yang dialaminya itu
dialami ibu juga dipengaruhi oleh tingkat
tidak normal sehingga ibu tidak tahu
pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi.
bagaimana cara mengatasi gejala-gejala
Respoden
tersebut.
kecemasan sedang mempunyai pendidikan
ketegangan,
perasaan
ketakutan,
perasaan
gangguan
ibu.
Ketidaktahuan
dikarenakan didapat
oleh
kurangnya
oleh ibu
Ibu
ibu
informasi
bisa yang
yang
mengalami
tingkat
rendah bahkan ada yang tidak sekolah.
tentang gejala-gejala
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Ibu usia 40-45 tahun yangmenghadapi
sebagian
besar
masa premenopause di Desa Tumpang
kecemasan
Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
sebanyak 57,14 %.
62
ringan
mengalami dengan
skor
tingkat 6-14
B. SARAN Tenaga kesehatan diharapkan dapat
untuk masyarakat dapat terlibat dalam
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
membantu
usia
premenopause
premenopause
bahwa
gejala
ibu
menghadapi pada
saat
gejala kegiatan
premenopause adalah hal yang normal
masyarakat melalui tokoh agama dan tokoh
dialami oleh perempuan. Demikian juga
masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi KebutuhanDasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. Bromberger, John T, dkk. 2005. Penderitaan Psikologis, Dukungan Sosial dan Menopause Alamiah: Suatu Studi pada Komunitas Multibudaya. American Journal of Public Health. Hawari, Dadang. 2008. ManajemenStres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat, A Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Ibrahim, A. 2007. Panik Neurosis Gangguan Cemas. Jakarta: Dua As As. Kasdu, Dini. 2002. KiatSehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspaswara. Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I.B. 2004. Memahami Kesehatan ReproduksiWanita. Jakarta: EGC. Mulyono, Hasyim. 2008. Buku Pintar Komputer. Jakarta: Kriya Pustaka. Ni Komang Juniati. 2012. Tingkat Kecemasan Ibu-Ibu Usia 40-48 Tahun Dalam Menghadapi Menopause DiDusun Mundu Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok KabupatenSleman Yogyakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
63
Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora Lumonggo. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana. Pinem. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: TIM. Proverawati, A. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi. Jakarta: TIM. Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan Bagaiamana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Stuart & Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Suwarno, S. 2004. Pustaka Pintar Wanita. Jakarta: Progres. Yatim, Faisal. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
64
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT CLASS XI UNWANTED PREGNANCY IN SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda1, Ika Sari K, S.SiT2, Dewi Endah K, SST3 1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Adolescence is an age between 10-19 years, which is a period of maturation of the reproductive organs of men. The problem is prominent in adolescents, such as sexual problems (unwanted pregnancy and abortion). Data pillars Indonesian Family Planning Association KTD events in 2002 there were 50 cases, in 2003 there are 92 cases, in 2004 there were 101 cases and in 2010 there was 8-10 cases. This study aims to determine the picture of young women knowledge about KTD in class XI SMA Holy AD. The research uses descriptive method with cross sectional approach. The samples studied female student of class XI 35 people using the questionnaire included 30 questions. The results showed girls knowledge about KTD good class XI of 65.7%, just 25.7%, and less than 8.6%. The advice given is expected for teens to abstain from sexual relations that would happen KTD. Keywords: Awareness, Youth, Unwanted Pregnancy ABSTRAK Masa remaja merupakan usia antara 10-19 tahun,dimana merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia. Masalah yang menonjol di remaja, misalnya masalah seksualitas (KTD&aborsi). Data pilar Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia kejadian KTD pada tahun 2002 ada 50 kasus, tahun 2003 ada 92 kasus, tahun 2004 ada 101 kasus dan tahun 2010 ada 8-10 kasus. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri kelas XI tentang KTD di SMA Masehi Kudus. Penelitian menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti siswa putri kelas XI sejumlah 35 orang menggunakan kuesioner berjumlah 30 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri kelas XI tentang KTD baik 65,7%, cukup 25,7%, dan kurang 8,6%. Saran yang diberikan adalah diharapkan bagi remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual yang nantinya akan terjadi KTD. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, KTD 65
PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa transisi yang
(SDKI)
tahun
2007
menunjukkan
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
pengalaman seksual pada perempuan: 1,3%,
dan psikis. Masa remaja yakni antara usia
lelaki: 3,7%. Dari delapan puluh empat
10-19 tahun, adalah suatu periode masa
orang terdapat 1% yang pernah mengalami
pematangan organ reproduksi manusia, dan
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), 60%
sering disebut masa pubertas. Masa remaja
diantaranya mengalami atau melakukan
adalah periode peralihan dan masa anak ke
aborsi.
masa dewasa (Widyastuti, dkk, 2009; h.11).
Kehamilan tidak diinginkan bukanlah
Masalah yang menonjol di kalangan remaja,
misalnya
seksualitas
di dunia ini, jika kita simak lebih jauh
(kehamilan tidak dinginkan dan aborsi),
sebenarnya kehamilan tidak diinginkan bisa
terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS),
menimpa
HIV/AIDS
akan
tampaknya kehamilan tidak diinginkan tidak
bagi
dapat dipandang sebagai masalah (kasus)
pemerintahan karena remaja menghadapi
individu saja, tetapi lebih tepat dipandang
masalah
kompleks,
sebagai masalah sosial karena jumlahnya
walaupun selama ini diasumsikan sebagai
yang semakin besar. Kejadian KTD pada
kelompok yang sehat. Beberapa survei
remaja memiliki kecenderungan meningkat.
diketahui
remaja,
Data pilar Perkumpulan Keluarga Berencana
sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut:
Indonesia (PKBI), pada tahun 2002 ada 50
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
kasus KTD, tahun 2003 ada 92 kasus KTD,
dan
menimbulkan
masalah
fenomena baru yang sering diperbincangkan
sebagainya
beberapa
kesehatan
besaran
dampak
yang
masalah
66
siapa
saja.
Pada
saat
ini
tahun 2004 ada 101 kasus KTD dan tahun
Pedurungan yang mengambil 11 orang
2010 satu bulan terdapat 8 - 10 kasus KTD
sebagai subyek penelitian yang diambil
(BKKBN, 2009 : 1).
secara
Ketidak
tahuan
atau
minimnya
total
sampling.
Hasil
dari
11
responden didapatkan bahwa dukungan
pengetahuan tentang perilaku seksual pada
konselor
remaja
mengakibatkan
subyek dalam mengambil keputusan yang
kehamilan tidak diinginkan pada remaja.
berkaitan dengan kehidupan seksual dan
Ketika
banyak yang melakukan hubungan seks
maka
dapat
seorang
perempuan
mengalami
sebaya
kehamilan tidak diinginkan (KTD), diantara
termasuk
jalan
menunjukkan
keluar
melakukan
yang
upaya
ditempuh aborsi,
baik
adalah yang
KTD
signifikan
memperkuat
maupun
adanya
antara
perilaku
aborsi.
hubungan
tingkat
Ini yang
pengetahuan
dilakukan sendiri maupun dengan bantuan
tentang Kehamilan Tidak Diinginkan di
orang
Kelurahan
lain.
memutuskan
Banyak
diantaranya
untuk
yang
mengakhiri
tidak
aman
sehingga
Kecamatan
Pedurungan.
kehamilannya dengan mencari pertolongan yang
Plamongansari
SMA Masehi merupakan sekolah yang
mereka
terletak dipusat kota yang didalamnya
mengalami komplikasi serius atau kematian
mayoritas remaja yang mempunyai ekonomi
karena ditangani oleh orang yang tidak
menengah keatas. Menurut hasil studi
berkompeten atau dengan peralatan yang
pendahuluan dengan metode wawancara dari
tidak memenuhi standar (Tinceulisinaga,
5 siswa dan 1 guru BK di SMA Masehi
2007).
bahwa remaja di SMA Masehi cenderung
Berdasarkan penelitian Datik Najianti di Kelurahan
Plamongansari
belum mengetahui mengenai Kehamilan
Kecamatan
Tidak Diinginkan. Tetapi dari mereka lebih
67
mengerti
mengenai
tehnology-tehnology
Berdasarkan
latar
belakang
dan
sekarang yang ada. Selain itu mereka juga
penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk
mendapatkan temannya
informasi
sehingga
mendapatkan
tersebut
dari
melakukan penelitian tentang kehamilan
lebih
cepat
tidak diinginkan yang dituangkan dalam
informasi
judul ”Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
siswa
informasi.
Jika
tersebut seperti halnya melakukan hubungan
Kelas
seksual diluar nikah remaja bisa melakukan
Diinginkan di SMA Masehi Kudus.”
dan
akan
terjadi
Kehamilan
XI
Tentang
Kehamilan
Tidak
Tidak
Diinginkan.
METODE Desain penelitian menggunakan metode diskriptif.
Tenik
pengumpulan
sampling yang digunakan adalah total
data
sampling
sejumlah 35 siswi kelas XI di
menggunakan kuesioner yang sudah diuji
SMA Masehi Kudus. Teknik analisa data
validitas
yang digunakan adalah analisa univariat
dan
reliabilitasnya.
Teknik
HASIL DAN BAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden a.
Berdasarkan Umur Tabel 1.1.Distribusi Frekuensi Menurut Umur Umur 16 tahun
Frekuensi 22
Persentase 62,9 %
17 tahun
13
37,1 %
Jumlah
35
100 68
2. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan a.
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
b.
Frekuensi 28 0 7 35
Persentase 80% 0% 20% 100%
Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1.3 Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
c.
Frekuensi 24 0 11 35
Persentase 68,6% 0% 31,4% 100%
Tingkat Pengetahuan Tentang Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
d.
Frekuensi 26 0 9 35
Persentase 74,3% 0% 25,7% 100%
Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Mencegah Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1.5 Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Mencegah Kehamilan Tidak Diinginkan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 24 0 11 35
69
Persentase 68,6% 0% 31,4% 100%
e.
Tingkat Pengetahuan Tentang Tindakan Yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1.6 Tingkat Pengetahuan Tentang Tindakan Yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kehamilan Tidak Diinginkan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
f.
Frekuensi 0 30 5 35
Persentase 0% 85,7% 14,3% 100%
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 23 9 3 35
Persentase 65,7 % 25,7 % 8,6 % 100 %
B. BAHASAN Karakteristik
berdasarkan
umur
ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri
responden yang paling banyak adalah
baru. Perubahan ini terjadi karena
pada umur 16 tahun (62,9%). Menurut
pematangan fungsi organ. Pada aspek
Wahit, 2011 dengan bertambahnya
psikologis atau mental, taraf berpikir
umur
seseorang menjadi semakin matang dan
seseorang
akan
mengalami
perubahan aspek fisik dan psikologi (mental).
Secara
garis
dewasa.
besar,
Tingkat
pengetahuan
pertumbuhan fisik terdiri atas empat
Kehamilan
kategori perubahan yaitu perubahan
paling banyak yaitu pengetahuan baik
ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
dengan jumlah 23 responden (65,8%). 70
Tidak
Diinginkan
tentang yang
Dengan pengetahuan yang memadai dan
internet, koran maupun televisi. Hal ini
adanya motivasi untuk menjalani masa
bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
remaja secara sehat, maka remaja akan
pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
berusaha untuk memelihara kesehatan
kebudayaan
dirinya agar dapat memasuki masa
Informasi yang benar dan tepat tentang
kehidupan berkeluarga dengan sistem
masalah seputar seksual dan kesehatan
reproduksi yang sehat (Andhyantoro,
reproduksi bisa didapatkan dari jurnal
2012). Pada penelitian ini tingkat
kesehatan sehingga remaja akan lebih
pengetahuan tentang kehamilan tidak
memahami
diinginkan baik, dikarenakan remaja
keadaan seksual remaja tentang masalah
sekarang
kesehatan reproduksi.
lebih
cepat
mendapatkan
sekitar
dengan
dan
informasi.
baik
mengenai
informasi dari media masa seperti
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Tingkat
pengetahuan
tentang
putri kelas XI SMA Masehi Kudus baik
kehamilan tidak diinginkan pada remaja
(65,7%).
B. SARAN Setelah mendapatkan pengetahuan
diharapkan
untuk
tentang kehamilan tidak diinginkan,
meningkatkan
pengetahuan
diharapkan bagi remaja untuk tidak
khususnya
melakukan hubungan
menambahkan
seksual
yang
perempuan
senantiasa
dengan
informasi
nantinya akan terjadi kehamilan tidak
memberikan
diinginkan.
kesehatan reproduksi remaja.
Bagi
pihak
sekolah
71
remaja
penyuluhan
cara dan
mengenai
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti Titik. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Kudus: PresAKMR; 2010 Datik Najianti. Perilaku Remaja Dalam Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan. Semarang: UNDIP; 2011 Hidayat Aziz Alimul.metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2007. h.68 Karwati, Pujiati Dewi, Mujiwati Sri. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: CV TRANS INFO Media; 2011 Mansur Herawati. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009 Mubarak Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h.81 Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008 PKBI. Apa Yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Jakarta: PKBI Pusat; 2010 Tinceuli Sinaga. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putir Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki Di Sekolah Menengah Umum Negeri I Pematang Siantar. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2007 Widyastuti Yani, Rahmawati Anita, Purnamaningrum Yuliastika Eka. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya; 2009
72
FORMAT ARTIKEL
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) (– TIMES NEW ROMAN 14 pt) JUDUL ARTIKEL (Bahasa Indonesia) 12 pt JUDUL ARTIKEL (Bahasa Ingris) 12 pt Nama penulis 1, Nama penulis 2 (12 pt) 1,2
Asal institusi penulis
Alamat institusi penulis No Hp / surel penulis
ABSTRACT Abstract written using times new roman font size 12, spacing 1 and the text length between 100-200 word, written in one paragraph.
ABSTRAK Abstrak ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12, spasi 1 dan dengan panjang teks antara 100-200 kata, ditulis dalam 1 paragraf. Abstrak versi Bahasa Indonesia ditulis menggunakan Bahasa Indonesia baku dengan ejaan yang disempurnakan.
Kata kunci: terdiri dari 3-6 kata, ditulis mengikuti urutan abjad
PENDAHULUAN
Tipe Artikel
Naskah diketik dengan font Times New
Artikel merupakan hasil penelitian
Roman ukuran 12 , spasi double (2)---------
dalam bidang pendidikan. Sistematika
----------------------------------------------------
penulisan artikel hasil penelitian terdiri
-----------------------------------(dst)
dari judul, nama penulis, institusi dan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------(dst)
alamat korespondensi, abstrak, kata kunci, pendahuluan,
metode,
hasil
dan
pembahasan, simpulan, ucapan terimakasih
----------------------------------------------
dan daftar rujukan.
----------------------------------------------
Naskah dipaparkan secara naratif
---------------------------------------dst
(tanpa penomoran di depan sub judul) dan pemaparan
dalam
bentuk
sub
judul
Hasil dan pembahasan dibuat sub judul
sendiri.
Dimana
bagian
ini
dihindari.
merupakan bagian utama artikel. Pada
METODE
hasil dapat disajikan dengan tabel atau
----------------------------------------------------
grafik, untuk memperjelas hasil secara
----------------------------------------------------
verbal.
------------------------------------------dst
merupakan
Sedangkan bagian
pada
pembahasan
terpenting
dari
Berisi metode/rancangan penelitian,
keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan
populasi dan sampel, instrumen, validitas
pembahasan adalah : Menjawab masalah
dan realibilitas instrumen, dan cara analisis
penelitian, menafsirkan temuan-temuan,
data.
mengintegrasikan temuan dari penelitian
HASIL DAN BAHASAN
ke dalam kumpulan pengetahuan yang
A. HASIL
telah ada dan menyusun teori baru atau
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------dst B. BAHASAN
memodifikasi teori yang sudah ada. Gambar disisipkan di dalam text box dan figures caption (keterangan gambar) diletakkan di bawah gambar.
Gambar 1. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx
Tabel 1. Yyyyyyyyyyyyyyyyy yyyyyyyyyyyyyyyy
Tabel dibuat dengan lebar garis 1 pt
Simpulan dan saran ditulis sendiri-
dan tables caption (keterangan tabel)
sendiri dalam sub judul. Simpulan memuat
diletakkan di atas tabel. Keterangan tabel
jawaban atas pertanyaan penelitian. Ditulis
yang terdiri lebih dari 2 baris ditulis
dalam bentuk narasi, bukan dalam bentuk
menggunakan spasi 1. Garis-garis tabel
numerikal. Saran diberikan atas dasar hasil
diutamakan
penelitian.
garis
horizontal
saja
sedangkan garis vertikal dihilangkan. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH (bila ada) Ucapan terimakasih ditujukan kepada
----------------------------------------------
institusi resmi atau perorangan sebagai
--------------------------------------dst
penyandang dana atau telah memberikan
B. SARAN
kontribusi lain dalam penelitian. Ucapan
----------------------------------------------
terimakasih dilengkapi dengan nomor surat
--------------------------------------dst
kontrak penelitian.
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------dst Penulisan daftar pustaka terdiri-dari nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel, nama kota dan institusi penerbitan. Daftar rujukan diurutkan sesuai huruf pertama nama penulis (AZ). Kata kedua dalam nama disepakati sebagai nama keluarga. Semua pustaka yang dirujuk dalam teks harus dituliskan dalam daftar rujukan. Penulisan daftar pustaka sebagai berikut: Buku : Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha nasional Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta Jawa Pos. 22 April 2008. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Idustri. Transpor, XX(4): 54-5 (4): 57-61 Keppel, Geoffrey. 1982. Design and Analysis A Researcher’s Handbook. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Khumaedi, M, Sunyoto dan Burhan, M . 2010. Program Keahlian pada Sekolah Menengah Kejuruan dan Kesesuaiannya dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin (PTM). Volume 11, No.1. Jurnal: Meltzer, D.E. 2002. The Relantionship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics. AmJ Phys, 70 (7): 120-137 Buku: Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya Prosiding: Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA dengan tema Membangun Masyarakat Melek (Literate) IPA yang Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran. Semarang, 16 April 2011 Skripsi, Tesis, Desetasi: Parmin. 2005. Kualitas Pembelajaran Biologi melalui Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas). (Tesis). Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Pengiriman Artikel Soft copy dan hard copy dari artikel dalam bentuk akhir (revised article) ditulis sebanyak 10 sampai 12 halaman dikirimkan ke Staf redaksi Jurnal Kebidanan dan Kesehatan AKBID Mardi Rahayu email:
[email protected] atau AKBID Mardi Rahayu Jl. KH Wahid Hasyim No.89 Kudus
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery and Health)
Vol. 6 No 1 , Januari 2015
design by @gus
20884109