Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 135
ISSN: 2460-0768
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR BIOSFER PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI DI PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Suwarti 1, Ch. Muryani 2, Sarwono2
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan model Jigsaw dan metode ceramah, 2) perbedaan hasil belajar antara siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan siswa bermotivasi belajar rendah, dan 3) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar geografi pada kompetensi dasar Biosfer pada siswa Kelas X1 IPS SMA Negeri di PurwokertoTahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperumen dengan desain faktor 2 x 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2013 dengan populasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Purwokerto Kabupaten Banyumas. Sampel penelitian diperoleh dari teknik Cluster Random Sampling. Jumlah sampel sebanyak 80 siswa, di mana kelas X1 IPS 1 SMA Negeri 1 Purwokerto sebagai kelas eksperimen sebanyak 40 sampel, dan kelas X1 IPS 2 SMA Negeri 5 Purwokerto sebagai kelas kontrol sebanyak 40 sampel. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan angket untuk mendapatkan data berupa motivasi belajar, dan test untuk mendapatkan data berupa hasil belajar Geografi. Validitas instrument diuji dengan menggunakan teknik validitas butir, dengan tumus pearsons product moment. Reliabilitas instrument diuji dengan Alpha Cronbach. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis varians (Anava) dua jalan. Hasil analisis data pada taraf signifikansi 5% sebagai berikut: 1)Terdapat perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah (Fo = 8,871 > F(1,79) = 4,88, 2) Terdapat perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (Fo = 13,088 > F(1,79) = 4,88), 3) Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Geografi kompetensi dasar Biosfer pada siswa Kelas X1 IPS SMA Negeri di Purwokerto Tahun Pelajaran 2013/2014 (Fo = 7,783 > F(1,79) = 4,88). Kata kunci: Hasil Belajar Geografi, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Motivasi Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan negara.Pendidikan
bangsa mempunyai
suatu peranan
penting dalam menjamin perkembangan 121
1
* Staff Mengajar SMA Negeri 2 Purwokerto *2Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
dan
kelangsungan
merupakan
bangsa.Pendidikan
suatu
dilakukan. Berbagai inovasi dan program
dalam
pendidikan juga telah dilaksanakan, antara
mengubah
lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan
pengetahuan, keterampilan serta perilaku
buku ajar, peningkatan mutu guru dan
seseorang sebagai usaha mencerdaskan
tenaga
manusia melalui kegiatan pengajaran dan
pelatihan
pelatihan. Pendidikan adalah suatu proses
pendidikan
yang
terus-menerus dan
manajemen pendidikan dan pengadaan
berlangsung seumur hidup dalam rangka
fasilitas lainnya. Semuanya itu belum
mewujudkan manusia dewasa, mandiri dan
menampakkan
bertanggung jawab. Kemajuan suatu bangsa
menggembirakan.Di
ditandai
banyak pendekatan pembangunan dalam
meningkatkan,
memperbaiki,
berkelanjutan,
dan
proses
ISSN: 2460-0768
diukur
dari
kemajuan
pendidikannya (Zainuddin, 2008:34).
kependidikan dan
lainnya
peningkatan mereka,
pendidikan
melalui kualitas
peningkatan
hasil
hanya
yang
samping
itu
memfokuskan
juga
pada
Peningkatan kualitas sumber daya
masalah kuantitas, sehingga usaha untuk
manusia sudah merupakan suatu keharusan
mencerdaskan kehidupan bangsa cenderung
bagi bangsa Indonesia apalagi pada era
dipersempit
globalisasi yang menuntut kesiapan setiap
formal dan pembelajaran yang terbatas pada
bangsa untuk bersaing secara bebas.Pada
perhitungan
kuantifikasi
era globalisasi hanya bangsa-bangsa yang
mengabaikan
kualitas.Implikasi
berkualitas tinggi yang mampu bersaing
kebijakan tersebut, walaupun sekarang ini
atau berkompetisi di pasar bebas.Dalam
telah
hubungannya dengan budaya kompetisi
pendidikan
tersebut, bidang pendidikan memegang
produktivitas dan relevansi, namun masalah
peranan yang sangat penting dan strategis
pendidikan terus berkembang makin rumit.
karena merupakan salah satu wahana untuk
dalam
lingkup
dilancarkan yang
Sekolah
pendidikan
dengan dari
pengembangan
menyangkut
merupakan
kualitas,
lembaga
menciptakan kualitas sumber daya manusia,
pendidikan yang mempunyai tugas untuk
oleh karena itu sudah semestinya kalau
menghantarkan
pembangunan sektor pendidikan menjadi
mengembangkan
prioritas utama yang harus dilakukan
dimilikinya. Sekolah juga dipercaya sebagai
pemerintah.
satu-satunya cara agar manusia pada zaman
Inovasi dan upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama
peserta
didik
untuk
segala
potensi
yang
sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan
datang.
Dalam
penyelenggaraan
122
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
pendidikan di sekolah yang melibatkan
menggunakan metode ceramah, dimana
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
siswa
peserta didik, diwujudkan dengan adanya
mendengarkan apa yang disampaikannya
interaksi belajar mengajar atau proses
dan sedikit peluang bagi siswa untuk
pembelajaran. Keberhasilan pendidikan di
bertanya.
sekolah sangat tergantung pada proses
pembelajaran
belajar-mengajar
sehingga siswa menjadi pasif.
di
kelas.
Dalam
pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur
yang
saling
duduk,
Dengan
mencatat,
demikian,
menjadi
tidak
dan
suasana kondusif
Upaya peningkatan prestasi belajar
dan
siswa tidak terlepas dari berbagai faktor
menentukan keberhasilan dalam proses
yang mempengaruhinya.Dalam hal ini,
belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut
diperlukan
adalah: pendidik (guru), peserta didik
membuat
(siswa), kurikulum, pengajaran, tes, dan
menarik dan disukai oleh peserta didik.
lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam
Suasana kelas perlu direncanakan dan
proses tersebut juga sangat berperan dalam
dibangun
keberhasilan kegiatan belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran yang
(Sudjana,
tepat
2001:2).
berkaitan
hanya
Dalam
konteks
agar
guru
kreatif
pembelajaran
sedemikian
siswa
yang
dapat
menjadi
lebih
rupa
dapat
dengan
memperoleh
penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
kesempatan untuk berinteraksi satu sama
merencanakan
lain
kegiatan
pengajarannya
secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang
sehingga
pada
gilirannya
dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal. Geografi
merupakan
mata
pendidikan yang dikemas dalam bentuk
pelajaran yang menelaah tentang muka
kurikulum.
bumi meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer,
Proses
yang
biosfer dan antroposfer dari sudut pandang
dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat
keruangan sehingga dapat memberikan
ini cenderung pada pencapaian target materi
bekal kepada siswa dengan memperluas
kurikulum,
pada
cakrawala
pada
orisinil.Ruang lingkup pengajaran geografi,
pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari
hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek
kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang
keruangan permukaan bumi (geosfer) dan
selalu
faktor-faktor geografis alam lingkungan dan
penghafalan
pembelajaran
lebih
konsep
didominasi
penyampaian
mementingkan
oleh
materi,
bukan
guru. biasanya
Dalam guru
manusia.
maupun
Ruang
landasan
lingkup
berpikir
pengajaran
123
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
geografi meliputi:(1) Alam lingkungan
pendidikan
yang menjadi sumber daya bagi kehidupan
dilakukan.Pembelajaran
manusia,(2)
merupakan salah satu strategi pembelajaran
Penyebaran umat
manusia
yang
menerus kooperatif
dengan variabel kehidupan,(3) Interaksi
kelompok
keruangan umat manusia dengan alam
pendidikan
lingkungan
pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
terhadap
yang ciri
memberikan
khas
variasi
tempat-tempat
di
permukaan bumi (Nursid, 2001:12). Fakta menunjukkan bahwa hasil
tipe
yang
terus
dianjurkan
untuk
teknik
oleh
ahli
dilaksanakan.Model
pembelajaran,
diantaranya
adalah
Jigsaw.Pembelajaran
kooperatifJigsaw
dianggap
cocok
belajar Geografi pada kompetensi dasar
diterapkan dalam pendidikan di Indonesia
biosfer
karena
yang
diperoleh
siswa
belum
sesuai
dengan
budaya
bangsa
optimal.Banyak sekali alasan rendahnya
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai
pencapaian nilai geografi, di antaranya
gotong royong.
adalah kurangnya professional guru dalam memberikan
pengajaran,
karena
keterbatasan dalam penguasaan materi dan penggunaan metode, media serta model pembelajaran
sehingga
siswa
kurang
tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran geografi.Proses pembelajaran dalam
Kurikulum
Pendidikan
(KTSP)
Tingkat
Satuan
menuntut
adanya
partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai
motivator
dan
fasilitator
di
dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya perbaikan dalam sistem pembelajaran geografi sehingga dapat prestasi
belajar
pendidikan.Inovasi
meningkatkan
dan dalam
kualitas pembelajaran
merupakan salah satu upaya peningkatan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri yang ada di Purwokerto, yaitu SMA Negeri
1
Purwokerto,
2Purwokerto
dan
SMA
SMA
Negeri
Negeri
5
Purwokerto Kabupaten Banyumas. Sekolah ini
diambil
karena
secara
akademis
memiliki input prestasi dan fasilitas sarana dan prasarana yang seimbang. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 1 tahun
Pelajaran
2013/2014,dan
menyesuaikan jadwal bidang studi geografi di sekolah pada kelas XI IPS yang dilakukan secara bertahap seperti
yang
tercantum di dalam tabel berikut ini: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diuji 124
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
dalam semua segi untuk mendapatkan yang
Variabel Penelitian dan Definisi
sama dan hanya berbeda dalam pemberian
Operasional
model
pembelajaran.
Pada
kelompok
Pada penelitian ini terdapat dua
eksperimen, metode utama yang digunakan
variabel bebas dan satu variabel terikat
dalam
yaitu :
proses
belajar
adalah
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Untuk
Variabel Bebas
kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.
Penelitian ini
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
merupakan model pembelajaran
menggunakan desain faktorial 2X2 yaitu
kooperatif di mana siswa belajar dalam
dengan desain penelitian sebagai berikut:
kelompok kecil yang heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan
Faktorial (A)
Faktorial (B)
Motivasi Belajar (B)
Model Pembelajaran (A) Jigsaw Ceramah (A1) (A2)
Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
bagian dipelajari
dan
pelajaran
yang
menyampaikan
harus materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Model pembelajaran ini digunakan pada kelas eksperimen Pembelajaran Ceramah Pembelajaran ceramah adalah pembelajaran yang
Keterangan: A1B1 : hasil belajar siswa yang bermotivasi tinggi dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw A1B2 : hasil belajar siswa yang bermotivasi rendah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw A2B1 : hasil belajar siswa yang bermotivasi tinggi dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah A2B2 : hasil belajar siswa yang bermotivasi rendahdengan menggunakan metode pembelajaran ceramah
materi
biasa
dilakukan
guru
hanya
memberikan materi dengan membaca dan menjelaskan kepada siswa sehingga siswa hanya menerima informasi secara pasif, individual dan informasi datang dari guru melalui ceramah disertai Tanya jawab antara guru dengan siswa. Pembelajaran ini digunakan pada kelas control. Indikator: Skor hasil belajar
Motivasi Belajar Geografi Definisi
operasional
:Motivasi
belajar
geografi adalah dorongan internal dan
125
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
eksternal pada siswa yang sedang belajar
Teknik Pengumpulan Data
geografi untuk mengadakan perubahan tingkah laku, beberapa
pada umumnya dengan
indikator
atau
unsur
yang
Untuk
memperoleh
data
utama
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi:
mendukung, hal itu mempunyai peranan
Metode Tes Hasil Belajardigunakan untuk
besar dalam keberhasilan seseorang dalam
mengumpulkan data yang berupa hasil
belajar. Dalam diri seseorang terkandung
belajar
adanya
Biosfer.Penilaian ini menggunakan tes hasil
keinginan
yang
menggerakkan,
mengaktifkan,
menyalurkan
dan
Geografi
Kompetensi
Dasar
belajar, bentuk tes yang berfungsi untuk
mengarahkan sikap dan perilaku individu
mengukur
belajar. Motivasi seseorang bisa timbul dari
kognitif.
dalam dirisendiri yang dikenal dengan
Metode Angket Motivasi Belajar Geografi.
motivasi
diri
Metode angket dalam hal ini yaitu angket
seseorang yang dikenal sebagai motivasi
tentang motivasi belajar geografi untuk
eksternal.
mendapatkan data tentang motivasi belajar
Indikator : skor angket motivasi belajar
siswa pada pelajaran geografi. Peneliti
geografi siswa terdapat dilampiran.
membagikan angket kepada siswasetelah
Variabel Terikat
proses belajar mengajar yang dilakukan
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
antara siswa dan guru.
hasil belajar geografi siswa.Hasil belajar
Metode Dokumentasi, dalam hal ini peneliti
geografi yang dimaksud adalah merupakan
mengambil data dari sumber tertulis atau
hasil tes prestasi belajar geografi siswa pada
dokumen. Metode ini digunakan untuk
kompetensi dasar materi Biosfir.
mendapat data tentang profil sekolah, dan
Definisi operasional: Hasil belajar geografi
sebagainya.
internal
dan
dari
luar
kemampuan
siswa
secara
adalah jumlah skor yang diperoleh siswa setelah mengerjakan
soal-soal tes pada
kompetensi dasar Biosfir kelas XI IPS semester 1 yang diberikan pada akhir penelitian
yang
meliputi
aspek
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Prasyarat Analisis Analisis
yang
akan
digunakan
adalah teknik analisis variansi dua jalan sel
pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
tak sama. Adapun syarat yang harus
Indikator: skor hasil belajar geografi.
dipenuhi agar dapat menggunakan teknik analisis variansi adalah data hasil belajar
126
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
berdistribusi
normal
dan
berasal
ISSN: 2460-0768
dari
Uji Homogenitas Varians
populasi yang homogen.Dengan demikian
Teknik
perlu dilakukan uji normalitas data dan uji
homogenitas
homogenitas
Levene.Variabel terikatnya adalah hasil
terlebih
dahulu
sebelum
dilakukan analisis variansi.
yang
digunakan varians
dalam adalah
uji uji
belajar Geografi dengan faktor-faktornya dalam
model
pembelajaran,
motivasi
Uji Normalitas Data
belajar Geografi dan pengaruh antara model
Uji normalitas dilakukan pada variabel hasil
pembelajaran
belajar pada kategori model pembelajaran
Geografi. Rangkuman hasil perhitungan
teknik Jigsaw dan metode pembelajaran
homogenitas disajikan dalam Tabel 16
ceramah, serta pada motivasi tinggi dan
berikut:
motivasi
Tabel Hasil Uji Homogenitas Hasil
rendah.
menggunakan
Uji
teknik
normalitas one
data
sample
kolmogorov-Smirnov
test.
Dari
kolmogorov-Smirnov
diperoleh
uji nilai
dengan
motivasi
Belajar Geografi Levene's Test of Equality of Error Variances
kolmogorov-Smirnov sebesar hail belajar
Dependent Variable:hasil belajar
model Jigsaw sebesar 1,316 < 1,96 dan nilai
F df1 df2 2,214 3 76 Sumber: hasil uji statistik 2013
signifikansi 0,063 > α 0,05, hasil belajar dengan Ceramah sebesar 0,963<1,96 dan nilai signifikansi 0,312 > α0,05, hasil belajar dengan
motivasi belajar tinggi
sebesar 1,275<1,96 dan nilai signifikansi 0,078>α0.05 dan hasil belajar dengan motivasi belajar rendah sebesar 0,609 < 1,96 dan nilai signifikansi 0,852 > α 0,05.
belajar
Sig. ,093
Dari hasil uji di atas menunjukkan bahwa hasil belajar Geografi untuk faktor model pembelajaran,
faktor
motivasi
belajar
Geografi berasal dari variasi yang homogen karena nilai signifikansi ujinya lebih besar dari daerah kritis, yaitu 0,093 > α 0,05.
Hasil uji kolmogorov - Smirnov tersebut dapat
disimpulkan
digunakan
adalah
bahwa
data
terdistribusi
yang normal
karena nilai kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari 1,96 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05.
Uji Hipotesis Pengujian data pada penelitian ini adalah
dengan
menggunakan
analisis
variansi (Anova) dua jalan dengan desain faktorial dilakukan
2x2.Pengujian untuk
hipotesis
mengetahui
ini
apakah
hipotesis yang dirumuskan dapat teruji 127
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
kebenarannya atau tidak terbukti. Hasil
ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa
pengujian disajikan dalam tabel berikut:
terdapat
Tabel Rangkuman Analisi Variansi
pembelajaran Geografi,
Faktorial 2x2 Sumber varian JK df MK Fh Ft Motivasi 205,38 1 205,3 8,87 4,8 Belajar 0 80 1 8 Model 302,55 1 302,5 13,0 4,8 Pembela 5 55 68 8 jaran interaksi 180,19 1 180,1 7,78 4,8 1 91 3 8 Galat 1759,6 76 23,15 18 3 Total 68434, 80 000 Sumber: hasil statistik 2013
perbedaan penggunaan terhadap
dengan
hasil
demikian
model belajar
hipotesis
pertama terbukti. Uji
hipotesis
kedua
digunakan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar siswa, antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Dari Tabel 17 dapat diinterprestasikan bahwa pada kelompok motivasi belajar, nilai F hitung sebesar 8,871 lebih besar dari F tabel sebesar 4,88. Dengan demikian maka dapat
Berdasarkan Tabel 17 di atas maka dapat
diketahui hasil uji hipotesisnya
sebagai berikut:
mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar Geografi pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran teknik dengan
siswa antara siswa yang memiliki motivasi tinggi berbeda secara signifikan dengan
Uji hipotesis pertama digunakan untuk
Jigsaw
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
kelompok
yang
menggunakan model ceramah. Dari Tabel 17 dapat diinterprestasikan bahwa pada kelompok penggunaan model, nilai F hitung sebesar13,068 lebih besar dari Ftabel sebesar 4,88. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok yang melakukan pembelajaran dengan model Jigsaw berbeda secara signifikan dengan kelompok yang
siswa yang memiliki motivasi rendah.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar terhadap hasil belajar Geografi, dengan demikian hipotesis kedua terbukti. Uji
hipotesis ketiga digunakan untuk
mengetahui apakah ada interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar Geografi.
Dari
Tabel
17
dapat
diinterprestasikan bahwa pada interaksi antara kelompok model pembelajaran dan kelompok motivasi belajar, nilai F hitung sebesar 7,783 lebih besar dari F tabel
melakukan pembelajaran dengan model 128
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
sebesar 4,88. Hal ini menunjukkan bahwa
kepada tiga bagian, yaitu: 1) Faktor internal
terdapat interaksi kedua kelompok yang
(faktor dari dalam diri peserta didik), yakni
berpengaruh yaitu model pembelajaran dan
faktorfisiologis (kesehatan jasmani) dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar
faktor psikologis (Intellegency Question
Geografi, dengan demikian hipotesis ketiga
(IQ), perhatian, minat, motivasi, dan bakat;
terbukti.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta
Hasil penelitian tentang pengaruh
didik), yakni faktor sosial, faktor non sosial,
model pembelajaran dan motivasi belajar
dan faktor pendekatan belajar (approach
terhadap
Geografi,
to learning).
menunjukkan bahwa semua hipotesis yang
Dalam
hasil
belajar
dirumuskan dalam penelitian ini terbukti.
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian atas pengujian
merupakan
hipotesis
mempengaruhi
tersebut,
dapat
dikemukakan
penelitian
ini
model
kooperatif
tipe
Jigsaw
faktor hasil
eksternal belajar
yang Geografi
pembahasannya sebagai berikut:
siswa.Model
Hasil pengujian diperoleh bahwa terdapat
tipeJigsaw
perbedaan hasil belajar Geografi pada
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
penggunaan pembelajaran model Jigsaw
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
dengan metode pembelajaran ceramah Dari
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
analisa deskriptif menunjukkan bahwa nilai
mempelajari materi yang diberikan, tetapi
rata-rata hasil belajar menggunakan model
mereka juga harus siap memberikan dan
Jigsaw sebesar 33,95, lebih baik bila
mengajarkan materi tersebut pada anggota
dibandingkan dengan metode pembelajaran
kelompoknya yang lain (Lie, A., 1994).
ceramah yang memiliki nilai rata-rata
Dengan demikian siswa dapat menguasai
sebesar 25,25. Pada pengujian pengaruh,
materi
ditemukan bahwa
sehingga hasil belajar yang dicapai oleh
model pembelajaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar. Hasil
yang
pelajaran
kooperatif
didesain
dengan
lebih
untuk
baik,
siswa juga akan lebih baik. Hasil
penelitian
ini
mendukung
ini
menguatkan
penelitian yang dilakukan oleh Sunarni
Syah
(2008:139),
(2010) yang meneliti tentang Pengaruh
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
Pembelajaran IPA Menggunakan Metode
proses dan hasil belajar peserta didik di
Kooperatif Jigsaw dan Numbered Head
sekolah, secara garis besar dapat dibagi
Together (NHT) Didukung Demontrasi
pandangan
penelitian
pembelajaran
Muhibin
129
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
Terhadap Prestasi Belajar Pokok Bahasan
untuk belajar lebih keras agar mencapai
Pemisahan
Dengan
hasil yang semaksimal mungkin. Siswa
Memperhatikan Keingintahuan Siswa Kelas
yang memiliki motivasi belajar tinggi
VII Semester Genap Di SMP Negeri 14
memiliki hasrat yang kuat untuk berhasil,
Surakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010.
mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam
Prestasi belajar siswa dengan pembelajaran
belajar, mempunyai harapan dan cita-cita
Jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar
masa depan
siswa pembelajaran NHT, untuk aspek
memiliki motivasi belajar yang tinggi selalu
kognitif rerata masing-masing adalah 43,0
berkeinginan untuk melakukan aktivitas
(Jigsaw) dan 39,3 (NHT). Hasil pengujian
belajar yang lebih giat, materi pembelajaran
diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil
sesulit apapun akan selalu dihadapi dan
belajar Geografi pada siswa yang memiliki
berusaha agar dapat menguasainya sehingga
motivasi belajar tinggi dengan siswa yang
mencapai
memiliki motivasi belajar rendah. Dari
demikian hasil belajar yang dicapai akan
analisa deskriptif menunjukkan bahwa nilai
tinggi.
Campuran
rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki
yang
hasil
Hasil
baik.
yang
penelitian
Siswa
terbaik,
ini
yang
dengan
mendukung
motivasi belajar tinggi sebesar 33,43, lebih
penelitian yang dilakukan oleh Wulan
baik bila dibandingkan dengan siswa yang
Kristanti (2010) meneliti tentang Pengaruh
memiliki motivasi belajar rendah yang nilai
Metode
rata-ratanya sebesar 24,58. Pada pengujian
Terhadap Hasil Belajar Geografi IPS Kelas
pengaruh,
motivasi
VIII SMPN 18 Balikpapan Ditinjau dari
belajar berpengaruh positif dan signifikan
Motivasi Belajar Siswa Tahun Pelajaran
terhadap hasil belajar.
2009/2010.Hasil penelitian menunjukkan
Hasil
ditemukan
ada pengaruh tingkat motivasi terhadap
pandangan Purwanto (2006:67), bahwa
hasil belajar Geografi IPS Kelas VIII
motivasi merupakan suatu usaha yang
SMPN 18 Balikpapan.
untuk
ini
Kontekstual
menguatkan
disadari
penelitian
bahwa
Pembelajaran
menggerakkan,
Hasil pengujian diperoleh bahwa
mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
terdapat interaksi pengaruh antara model
seorang anak agar ia terdorong untuk
pembelajaran model dan motivasi belajar
bertindak
terhadap hasil belajar Geografi.Dari analisa
melakukan sesuatu
sehingga
mencapai hasil. Siswa yang memiliki
deskriptif pada
motivasi belajar tinggi akan terdorong
bahwa
nilai
Tabel 11.menunjukkan rata-rata
hasil
belajar
130
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
menggunakan model Jigsaw pada siswa
Metode Kooperatif Jigsaw dan Numbered
yang memiliki motivasi belajar tinggi
Head
sebesar 34,92, lebih baik bila dibandingkan
Demontrasi
nilai rata-rata hasil belajar dengan metode
Pokok
pembelajaran ceramah pada siswa yang
Dengan
memiliki motivasi belajar tinggi yaitu nilai
Siswa Kelas VII Semester Genap Di SMP
rata-ratanya sebesar 31,08. Pada pengujian
Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
pengaruh,
2009/2010.Hasil penelitian menunjukkan
ditemukan
bahwa
interaksi
Together
(NHT)
Terhadap
Bahasan
Prestasi
Pemisahan
Memperhatikan
Campuran
Keingintahuan
ada
belajar
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap
positif
dan
signifikan
terhadap hasil belajar.
interaksi
Belajar
pengaruh model pembelajaran dan motivasi adalah
pengaruh
Didukung
antara
model
prestasi belajar mata pelajaran Geografi.
Dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan didukung adanya motivasi belajar dari
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan
siswa maka akan mampu meningkatkan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
hasil
Terdapat perbedaan hasil belajar Geografi
belajar
Geografi
siswa.
Dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa
antara
dituntut aktif selama proses pembelajaran,
pembelajaran dengan model pembelajaran
bertanggung jawab atas penguasaan materi
kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang
pelajaran yang sedang dipelajari secara
menggunakan
individu maupun secara kelompok. Guru
metode
memberikan penghargaan dalam belajar,
belajar geografi pada kompetensi dasar
kegiatan
Biosfir
belajar
dibuat
menarik
dan
siswa
yang
pembelajaran
pembelajaran
yang
menggunakan
dengan
ceramah.
menggunakan
Hasil
model
kondusif, sehingga memungkinkan semua
pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi
siswa dapat belajar dengan aktif dan
dari hasil belajar siswa yang menggunakan
bersemangat, sehingga menambah motivasi
metode ceramah.
dalam belajar. Dengan demikian siswa
Terdapat perbedaan hasil belajar Geografi
dapat menguasai materi lebih baik, dan
antara siswa yang memiliki motivasi belajar
dapat meningkatkan hasil belajar secara
tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi
optimal.
belajar
Sunarni (2010) yang meneliti tentang
rendah.Siswa
yang
memiliki
motivasi belajar tinggi mendapatkan hasil
Pengaruh Pembelajaran IPA Menggunakan
131
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
belajar yang lebih tinggi dibanding siswa
Dalam pembelajaran dengan menggunakan
yang memiliki motivasi belajar rendah.
tipe
Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan
kemampuan
siswa,
antara model pembelajaran dan motivasi
pembelajaran
tipe
belajar
belajar
beberapa kelebihan antara lain: 1) memacu
penggunaan
model
siswa untuk berpikir kritis, 2) memaksa
Jigsaw
mana
siswa untuk membuat kata-kata yang tepat
pembelajaran berorientasi pada siswa yang
agar dapat menjelaskan kepada teman yang
dapat mengoptimalkan kemampuan siswa
lain,
dengan motivasi belajar yang tinggi maka
mengembangkan kemampuan sosialnya, 3)
pembelajaran
semakin
diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh
efektif, serta dapat meningkatkan hasil
siswa-siswa tertentu tetapi siswa dituntut
belajar
untuk menjadi aktif. Dengan adanya hal
terhadap
Geografi.Dengan pembelajaran
hasil
tipe
yang
siswa
di
dilakukan
secara
optimal.Dengan
demikian hasil hipotesis terbukti.
Jigsaw
ini
dapat
akan
mengoptimalkan karena
Jigsaw
dalam
mempunyai
membantu
siswa
tersebut maka tentunya siswa akan selalu aktif belajar dan kreatif dalam memecahkan
Berdasarkan pada landasan teori hasil
berbagai
masalah
selama
proses
penelitian ini, maka penulis menyampaikan
pembelajaran, sehingga kemampuan siswa
implikasi yang bermanfaat baik secara
dapat meningkat dengan baik dan segala
teoritis
upaya
sesuatu yang dipelajari dapat diterima,
meningkatkan hasil belajar pada mata
dipahami dan dikuasai dengan lebih baik.
pelajaran Geografi.
Sehingga
maupun
praktis
dalam
pembelajaran
siswa
yang
dengan
melakukan
model
Jigsaw
Implikasi Teoritis
cenderung memperoleh hasil belajar yang
Dalam penelitian ini implikasi teoritis yang
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
penting
yang belajar dengan metode pembelajaran
adalah
model
pembelajaran,
motivasi belajar dan pengaruh antara model
ceramah.
pembelajaran dengan motivasi belajar yang
Penggunaan pembelajaran model Jigsaw
menentukan
siswa.
didukung oleh motivasi belajar yang tinggi
Penggunaan model pembelajaran yang tepat
akan membuat siswa selalu antusias dalam
dan
dan
belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kemampuan siswa akan mempermudah dan
belajar tinggi akan menyukai hal-hal yang
memperlancar proses belajar dan mengajar.
menantang dan tidak pantang menyerah,
sesuai
hasil
dengan
belajar
karakteristik
132
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
apabila
belum
menguasai
apa
ISSN: 2460-0768
yang
melibatkan semua siswa untuk aktif dan
dipelajari akan terus berusaha sampai
kreatif
berhasil. Dalam penelitian ini ditunjukkan
memecahkan persoalan pada materi yang
adanya pengaruh yang signifikan dari
sedang dipelajari, sehingga siswa yang
model
bermotivasi
pembelajaran
dengan
motivasi
mengikuti
belajar
pelajaran
rendah
dan
dapat
belajar siswa, yaitu terdapat perbedaan hasil
terpengaruh dan melibatkan diri dalam
belajar antara siswa yang belajar dengan
roses pembelajaran tersebut. Akibatnya
model
dan
akan terjadi peningkatan hasil belajar dari
memiliki motivasi belajar yang tinggi,
siswa yang memiliki motivasi belajar
dengan
rendah tersebut.
pembelajaran
siswa
tipe
yang
Jigsaw
belajar
dengan
pembelajaran konvensional dan memiliki
Pemberian bimbingan belajar kelompok
motivasi belajar yang rendah. Hal ini
yang dilakukan oleh guru akan lebih efektif
memberi arti bahwa peningkatan hasil
karena guru lebih mudah memantau siswa
belajar Geografi bagi siswa yang memiliki
yang kurang motivasi dalam belajar pada
motivasi
rendah
masing-masing kelompok, dan langsung
Geografi
adalah
pembelajaran
terhadap
pelajaran
menggunakan
yang
menarik,
model yang
dapat
memberikan
motivasi
serta
bimbingan individu kepada siswa tersebut.
menimbulkan semangat dan keaktifan siswa
Berdasarkan hasil penelitian, analisis
secara kognitif dan affektif sehingga siswa
data dan kesimpulan dalam penelitian ini,
dapat
ada beberapa saran yang diajukan sebagai
mengoptimalkan
kemampuannya
dalam proses belajar.
masukan kepada pihak terkait, yaitu sebagai berikut:
Implikasi Praktis Berdasarkan implikasi teoritis yang telah
Bagi Guru
diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
proses belajar Geografi memerlukan model
terbukti mempunyai pengaruh lebih baik
pembelajaran yang dapat menimbulkan
terhadap
semanagat dan antusiasme siswa dan tidak
kompetensi dasar Biosfir yang dicapai
memberi kesan menjenuhkan, khususnya
siswa dibandingkan dengan pembelajaran
bagi siswa yang memiliki motivasi belajar
model ceramah, maka penulis menyarankan
rendah. Model diskusi seperti pada model
kepada khususnya guru geografi dan guru
hasil
belajar
geografi
pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
133
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
ISSN: 2460-0768
mata pelajaran lain pada umumnya untuk
pembelajaran yang mendukung pelaksanaan
menerapkan metode pembelajaran Jigsaw.
pembelajaran kooperatif.
Terbukti bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi memperoleh hasil belajar
Bagi para peneliti
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah maka peneliti
Para peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menyarankan
mengembangkan hasil penelitian ini dalam
dalam
merancang
pembeljaran guru harus menganalisa, dan
ruang lingkup yang lebih luas.Peneliti
mengenali potensi dasar dan karakteristik
menyarankan agar peneliti selanjutnya
siswa agar didapat pembelajaran dan hasil
dapat melakukan penelitian pada variabel-
belajar yang optimal.
variabel lain yang belum diteliti dalam
Guru membekali diri dengan kemampuan
penelitian ini seperti variabel minat belajar,
untuk menguasai sistem teknologi dan
peran orang tua, pola asuh orang tua,
informasi yang dapat mendukung proses
lingkungan sekolah, lingkungan teman, dan
pembelajaran.
lain-lain.
Guru
senantiasa
memperhatikan aspek
motivasi belajar siswa pada pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Geografi, dengan maksud agar guru dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.
penelitian
diharapkan ini
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bagi Sekolah Sekolah
Anita, Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
mendukung
dengan
hasil
meningkatkan
kemampuan para guru dalam menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif dan kemampuan guru dalam memotivasi belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.Selain itu pihak sekolah juga menyediakan sarana
Dimyati dan Mudijono 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lynne
Hill. 2008. Pembelajaran Yang Baik.Bulettin PGRI Kuningan (Edisi ke-23 / Juni 2008).
134
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 121 - 134
Monks, FJ & Knoerr. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Terj. Siti Rahayu Haditono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nursid Sumaatmadja. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta:Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya: Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slavin,
Robert E. 2005.Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
__________. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT.Indeks. Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
ISSN: 2460-0768
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sura
pranata, Sumarna 2004.Analisis,Validitas,Reliabilita s dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sunarto. 2009. Prestasi Belajar. (dalam http://www.sunartombs.wordpress. com/ 2009/01/05/, diakses tanggal 3 Desember 2009) Uno Hamzah 2007 Teori motivasi dan pengukuranya belajar. Jakarta PT. Bumi Aksara Jakarta. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Zainuddin.2008. Reformasi Pendidikan Kritik Kurikulum dan Manajemen BerbasisSekolah. Jakarta: Pustaka Pelajar.
135