Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
28
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) ANAK PRA SEKOLAH Lasri1) Novita Dewi2) 1,2)
Universitas Tribhuwana Tunggadewi e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Pendidikan gizi (penyuluhan) merupakan suatu proses belajar dan salah satu intervensi penanganan masalah gizi dalam rangka meningkatkan pengetahuan. Ibu sebagai penyedia makanan keluarga membutuhkan pendampingan dan bimbingan dalam penyediaan makanan yang bergizi, yang memenuhi PUGS agar tumbuh kembang anak menjadi baik. Tujuan adalah mengetahui peningkatan pengetahuan dan penggunaan gizi melalui pendidikan gizi. Penelitian ini adalah penelitian eksperiment tanpa kelompok kontrol. Pengukuran pengetahuan, penggunaan menu dan PUGS dengan menggunakan questioner, penghitungan rasio berat terhadap tinggi badan dengan menggunakan tabel baku rujukan WHO-NCHS berat badan terhadap tinggi badan. Pendidikan gizi dilaksanakan 3x, Pengukuran berat dan tinggi badan di awal dan akhir penelitian. Mitra kerja adalah instansi TK Pembina dan Sriwedari serta mitra wali adalah wali murid di TK Pembina dan TK Sriwedari yang berjumlah 100 orang. Beberapa indikator yang diukur antara lain jumlah ibu yang mengerti gizi anak pra sekolah, jumlah ibu yang mengerti PUGS, jumlah ibu yang mengerti menu seimbang, jumlah ibu yang menggunakan PUGS dan menu seimbang, jenis masakan yang bervariasi, jenis kudapan serta rasio berat badan terhadap tinggi badan. Analisa data secara deskriptif. Hasil penelitian dikaji dari indikator bahwa terdapat peningkatan jumlah ibu yang mengerti gizi anak pra sekolah dari 5 menjadi 100 orang; jumlah ibu yang mengerti PUGS meningkat dari 30 menjadi 100 orang; jumlah ibu yang mengerti menu seimbang meningkat dari 25 menjadi 100 orang; jumlah ibu yang menggunakan PUGS meningkat dari 5 menjadi 81 orang; jumlah ibu yang menggunakan menu seimbang meningkat dari 5 menjadi 83 orang; variasi masakan meningkat dari 3 menjadi 4 jenis masakan; jenis kudapan setiap harinya meningkat dari 1 menjadi 2 jenis; serta terjadi peningkatan rasio berat badan terhadap tinggi badan dari 30 sebanyak 100 orang. Pengetahuan mitra meningkat dari kurang sebanyak 91 % menjadi baik sebanyak 90%. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan (penyuluhan) dapat meningkatkan pengetahuan PUGS mitra sebesar 90%. Kurang terpenuhinya target keluaran yakni penggunaan PUGS dan penggunaan menu seimbang dikarenakan selain perubahan perilaku membutuhkan waktu relatif lebih panjang, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, tradisi, adat istiadat. Direkomendasikan untuk penelitian lanjutan agar melakukan pendampingan saat menggunakan PUGS dan menu seimbang sekaligus menyertakan faktor kebiasaan,tradisi atau adat istiadat mitra untuk dikaji. Kata Kunci : gizi, PUGS, anak pra sekolah
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
29
ABSTRACT Nutrition education ( counseling ) is a process of learning and one of the nutrition treatment interventions in order to improve knowledge . Mother as family food providers need assistance and guidance in the provision of nutritious food , which meets PUGS order to be a good child development . The purpose was to determine the increase in knowledge and use of nutrition through nutrition education . This study is a research experiment without a control group . Measurement of knowledge , the use of menus and PUGS by using questionnaires , calculating the ratio of weight to height using a standard table WHO - NCHS reference weight for height . 3x implemented nutrition education , weight and height measurements at the beginning and end of the study . Kindergarten is a partner agency and partner Sriwedari Trustees and guardians are guardians of students in Kindergarten and Kindergarten Sriwedari Trustees totaling 100 people . Some indicators are measured , among others, the number of mothers who understand nutrition pre-school children , the number of mothers who understand PUGS , the number of mothers who know the menu well balanced, the number of mothers who use PUGS and balanced diet , varied types of cuisine , type of snack and the ratio of weight to height body . Descriptive data analysis . The results of the indicators assessed that there is an increase in the number of mothers who understand nutrition pre-school children from 5 to 100 people , the number of mothers who understand PUGS increased from 30 to 100 people , the number of mothers who understand balanced diet increased from 25 to 100 people , the number of mothers who PUGS use increased from 5 to 81 people , the number of mothers who use a balanced diet increased from 5 to 83 people ; variation cuisines increased from 3 to 4 types of cuisine ; types of snacks per day increased from 1 to 2 kinds , as well as an increase in the ratio of weight to height of 30 100 people . Partners increased from less knowledge as much as 91 % to as much as 90 % better . It can be concluded that health education ( counseling ) can improve knowledge PUGS partners by 90 % . Less fulfillment of output targets that use PUGS and use the menu balanced because in addition to behavior change takes relatively longer , is also influenced by the customs , traditions , customs . Recommended for further research in order to provide guidance when using PUGS and well balanced menu includes factors customs , traditions or customs partners for review . Keywords: nutrition, PUGS, pre-school children PENDAHULUAN Taman kanak-kanak atau pra sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Salah satu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini adalah taman kanak-kanak yang didalamnya terselenggara kegiatan makan bersama di sekolah. Pada usia 46 tahun anak merupakan konsumen aktif , yaitu sudah bisa memilih atau menolak makanan. Disini pengaruh orang tua terutama ibu sangat penting dalam penyediaan makanan yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta
penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui makanan sehari-hari bagi anak (Anies dan Santoso,1999 dalam Kurniawan,2005). Pendidikan gizi merupakan suatu proses belajar dan salah satu intervensi penanganan masalah gizi yaitu melalui program penyuluhan gizi serta paket tanaman pekarangan dalam rangka meningkatkan pengetahuan. Hasil penelitian Susanti (2010),diketahui sebesar 90,48% pengetahuan ibu menjadi baik setelah penyuluhan gizi . Dan didukung penelitian Mulyani,dkk yang menyatakan bahwa terdapat 18,87% peningkatan konsumsi energi dari kebutuhan dan 21,3% peningkatan
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
konsumsi protein setelah diberikan pendidikan gizi. Pengetahuan ibu ini sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita, dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun nonformal.Pendidikan formal diperoleh masa sekolah sedangkan pendidikan nonformal diperoleh melalui berbagai media dan penyuluhan.Pengetahuan gizi disini dimaksudkan agar seorang ibu dapat menyusun menu yang adekuat, menentukan jenis makanan yang sehat untuk dikonsumsi, serta membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita menjadi bervariasi. Hasil penelitian Munawaroh (2006) diketahui sebesar 58,5% ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang baik berakibat pola makan yang tidak baik. Penelitian Anggraini (2009) diketahui terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang makanan sehat dengan status gizi anak prasekolah (p=0,005).Didukung pula penelitian Sri Wahyuni (2009) diketahui sebesar 59,46% ibu yang memiliki pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi yang baik . Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu maka status gizi anak akan semakin baik. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan kebutuhan. TK Pembina dan TK Sriwedari yang terletak di tengah kota Malang merupakan instansi yang menjadi mitra dalam IbM, bersepakat membentuk kerjasama yang lebih baik untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang PUGS(Pedoman Umum Gizi Sekolah).Di dalam pendidikan anak usia dini maupun taman kanak-kanak terselenggara kegiatan makan bersama di sekolah.Demikian halnya di TK Pembina dan TK Sriwedari. Dalam hal kegiatan makan tersebut, kedua TK membutuhkan pendampingan dan
30
bimbingan penyediaan makanan yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah. Pendampingan dan bimbingan dirasakan sangat perlu dikarenakan pada usia 4-6 tahun anak merupakan konsumen aktif yang sudah dapat memilih atau menolak makanan. Diperlukan pengaruh orang tua terutama ibu dalam penyediaan makanan yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta penyediaan gizi anak maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dapat dicapai. Berdasar studi pendahuluan yang dilakukan di TK Pembina dan Sriwedari , sebanyak 20% anak mempunyai gizi yang baik, dan sebanyak 80% anak mempunyai gizi sedang dan buruk. Dari analisa awal diketahui banyak ibu yang menyatakan tidak mengerti tentang gizi anak pra sekolah, tidak mengerti tentang PUGS,tidak mengerti tentang menu seimbang, yang lebih mereka kenal adalah slogan empat sehat lima sempurna. Melalui kegiatan PUGS ini , akan dikenalkan dan dibiasakan kepada ibu untuk lebih mengenal PUGS dan memberikan pola makan yang seimbang serta bergizi untuk anak-anak mereka sendiri. Dari latar belakang ini, peneliti berkeinginan melakukan program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) PUGS anak pra sekolah. METODE Agar nantinya dapat berdampak pada peningkatan pengetahuan serta perubahan perilaku maka peneliti menggunakan metode penyuluhan. Digunakan metode penyuluhan dan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE). Peningkatan pengetahuan ibu dapat diketahui dari hasil angket akhir yang diberikan setelah dilaksanakannya
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
penyuluhan serta perbaikan rasio berat terhadap tinggi badan anak. Penelitian ini adalah penelitian eksperiment tanpa kelompok kontrol. Pengukuran pengetahuan, penggunaan menu dan PUGS dengan menggunakan questioner, penghitungan rasio berat terhadap tinggi badan dengan menggunakan tabel baku rujukan WHO-NCHS berat badan terhadap tinggi badan. Pendidikan gizi dilaksanakan 3x, Pengukuran berat dan tinggi badan di awal dan akhir penelitian. Mitra kerja adalah instansi TK Pembina dan Sriwedari serta mitra wali adalah wali murid di TK Pembina dan TK Sriwedari yang berjumlah 100 orang. Beberapa indikator yang diukur antara lain jumlah ibu yang mengerti gizi anak pra sekolah, jumlah ibu yang mengerti PUGS, jumlah ibu yang mengerti menu seimbang, jumlah ibu yang menggunakan PUGS dan menu seimbang, jenis masakan yang bervariasi, jenis kudapan serta rasio berat badan terhadap tinggi badan. Analisa data secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN KARAKTERISTIK MITRA KERJA PENGABDIAN MASYARAKAT Instansi yang menjadi mitra kegiatan dalam penelitian ini adalah TK Pembina dan TK Sriwedari. Adapun sebagai gambaran umum kedua mitra sebagai berikut : a. TK Pembina TK pembina didirikan oleh Pemerintah tanggal 7 Nopember 1983 dan pada tanggal 28 Nopember 2009 oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah Propinsi Jawa Timur mendapat kualifikasi A. Terletak di Jalan Cibogo Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang, dengan luas tanas 1600m2. Jumlah pegawai di TK Pembina sebanyak 20 orang dengan rincian : guru PNS dan
31
non PNS sebanyak 15, sedangkan tenaga kependidikan PNS dan non PNS sebanyak 5 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan pegawai di TK Pembina antara lain pendidikan SMA 1 orang, SMA sebanyak 5 orang, D3 sebanyak 1 orang, dan sarjana sebanyak 15 orang. Sedangkan jumlah peserta didik mulai dari kelompok belajar, TK A dan TK B berjumlah 197 anak. Fasilitas sarana yang tersedia di TK Pembina antara lain pos satpam,ruang tunggu,empat kantor ,ruang UKS, tujuh ruang kelas, mushola,perpustakaan, ruang alat musik, kamar mandi, gudang meble, aula, dapur sekolah, taman lalu lintas, kolam renang, lapangan upacara,bak pasir,kebun sekolah ,taman bermain dan tempat parkir. Sedangkan fasilitas prasarana terlampir. b. TK Sriwedari TK Sriwedari berdiri pada tahun 1977 dengan luas tanah 128m2. Terletak di Jalan Bogor No 1 Malang Kecamatan Klojen Kelurahan Penanggungan. Jumlah pegawai di TK Sriwedari sebanyak 4 orang, dengan rincian guru tetap PNS 1 orang, guru tetap yayasan 2 orang, penjaga sekolah 1 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan pegawai di TK Sriwedari antara lain SMA 2 orang, dan Sarjana 2 orang. Sedangkan jumlah peserta didik pada saat penelitian 48 anak. Sarana dan prasaranan yang tersedia antara lain sebanyak 2 ruang kelas, ruang kelas, ruang UKS, perpustakaan, tempat bermain, tempat hiburan , komputer, tempat panggung boneka, tempat bermain. KARAKTERISTIK MITRA WALI MURID a) Karakteristik Mitra Wali Berdasar Usia Sebanyak 63% mitra berusia antara 31-35 tahun. Distribusi frekuensi
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
mitra wali berdasar pendidikan dapat
32
dilihat pada tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Mitra Wali Murid Berdasar Usia di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Usia Frekuensi % 1 25-30 7 7 2 31-35 63 63 3 36-40 30 30 TOTAL 100 100 b) Karakteristik Mitra Wali Berdasar Tingkat Pendidikan Sebanyak 49% mitra wali mempunyai pendidikan SMU-
SMK. Distribusi frekuensi mitra wali berdasar pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Mitra Wali Murid Berdasar Tingkat Pendidikan dari Tahun 2013 No Pendidikan Frekuensi % 1 SD 2 2 2 SLTP 4 4 3 SMU-SMK 49 49 4 Sarjana S1 37 37 5 Sarjana S2 8 8 TOTAL 100 100 c)
Berdasarkan Pengetahuan Gizi Umum Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 91% responden mempunyai pengetahuan gizi yang kurang, sedangkan hasil akhir
terjadi peningkatan menjadi pengetahuan baik sebesar 90%. Distribusi frekuensi pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 3 di bawah.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Mitra Wali Murid Berdasar Pengetahuan Gizi Awal dan Akhir di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Pengetahuan Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Cukup 9 9 10 10 2 Kurang 91 91 0 0 3. Baik 0 0 90 90 Total 100 100 100 100 d) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Pengetahuan Gizi Anak Pra Sekolah di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 95% mitra wali tidak mengerti gizi anak pra sekolah dan
diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan 100% mitra wali mengerti gizi anak pra sekolah. Distribusi frekuensi pengetahuan gizi anak pra sekolah dapat dilihat pada tabel 4 di bawah.
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
33
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasar Pengetahuan Gizi Anak Pra Sekolah di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Pengetahuan Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Mengerti 5 5 100 100 2 Tidak Mengerti 95 95 0 0 Total 100 100 100 100 e) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Pengetahuan PUGS di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 70%responden tidak mengerti tentang PUGS . Tabel
mempunyai, dan diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan 100% mitra mengetahui tentang PUGS. Distribusi frekuensi pengetahuan PUGS dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
5 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasar Pengetahuan PUGS di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Pengetahuan Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Mengerti 30 30 100 100 2 Tidak mengerti 70 27 0 0 Total 100 100 100 100
f) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Pengetahuan Tentang menu Seimbang di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 75% mitra wali tidak mengerti tentang menu seimbang
dan diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan sebesar 100% mitra mengerti tentang menu seimbang. Distribusi frekuensi pengetahuan menu seimbang dapat dilihat pada tabel 6 di bawah.
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasar Pengetahuan Tentang Menu Seimbang di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Pengetahuan Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Mengerti 25 25 100 100 2 Tidak mengerti 75 75 0 0 Total 100 100 100 100 g) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Penggunaan PUGS di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 95% responden tidak menggunakan/menerapkan PUGS
dan diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan peningkatan penggunaan PUGS baik sebesar 81%. Distribusi frekuensi penggunaan PUGS dapat dilihat pada tabel 7 di bawah.
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
34
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasar Penggunaan PUGS di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No PUGS Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Menggunakan 5 5 81 81 2 Tidak Menggunakan 95 95 19 19 Total 100 100 100 100 h) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Penggunaan Menu Seimbang di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 95% responden tidak menggunakan/menerapkan meu
seimbang dan diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan peningkatan penerapan menu seimbang baik sebesar 83% . Distribusi frekuensi penggunaan menu seimbang dapat dilihat pada tabel 8 di bawah.
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasar Penggunaan Menu Seimbang di TK Pembina dan TK Sriwedari tahun 2013 No Menu Seimbang Awal Akhir Frekuensi % Frekuensi % 1 Menggunakan 5 5 83 83 2 Tidak Menggunakan 95 95 17 17 Total 100 100 100 100 i) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Variasi Jenis Masakan di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 100% responden menggunakan minimal 3 jenis masakan dalam setiap kali makan
dan diakhir pengabdian masyarakat di dapatkan peningkatan menjadi 4 jenis makanan sebesar 71%. Distribusi frekuensi variasi jenis makanan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah.
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variasi TK Sriwedari Tahun 2013 No Variasi Jenis Awal Masakan Frekuensi 1 1 jenis 0 2 2 jenis 0 3 3 jenis 100 4 4 jenis 0 5 5 jenis 0 6 6 jenis 0 Total 100
Jenis Makanan di TK Pembina dan
j) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Pemberian Makanan Kudapan di TK Pembina dan TK Sriwedari
Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 100% mitra wali memberikan 1 jenis makanan kudapan dan diakhir pengabdian masyarakat terjadinya peningkatan
% 0 0 100 0 0 0 100
Akhir Frekuensi 0 0 0 71 24 5 100
% 0 0 0 71 24 5 100
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
pemberian makanan kudapan 2 jenis setiap harinya sebesar 100%. Distribusi frekuensi berdasar
35
pembuatan makanan kudapan dapat dilihat pada tabel 10 di bawah.
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasarkan Pengetahuan Pembuatan Makanan Kudapan di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No Pembuatan Awal Akhir makanan kudapan Frekuensi % Frekuensi % 1 1 jenis 100 100 0 0 2 2 jenis 0 0 100 0 Total 100 100 100 100 k) Karakteristik Wali Murid Mitra Berdasarkan Ratio Berat Badan Terhadap Tinggi Badan Anak di TK Pembina dan TK Sriwedari Hasil awal diketahui bahwa sebanyak 70% mitra wali mempunyai anak dengan ratio berat badan terhadap tinggi badan
kurang dan diakhir penelitian sebesar 100% anak dengan ratio berat badan terhadap tinggi badan yang baik. Distribusi frekuensi berdasar ratio berat badan terhadap tinggi badan anak dapat dilihat pada tabel 11 di bawah.
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Wali Murid Berdasarkan Ratio Berat Badan Terhadap Tinggi Badan Anak di TK Pembina dan TK Sriwedari Tahun 2013 No 1 2 Total
Ratio (Status Gizi) Kurang Normal
Awal Frekuensi 70 30 100
PEMBAHASAN Sebelum diberikannya penyuluhan didapatkan data bahwa sebagian besar (91%) mitra wali mempunyai pengetahuan gizi yang kurang dan pada akhir pengabdian masyarakat meningkat menjadi baik sebesar 90%. Terjadinya peningkatan pengetahuan tersebut disebabkan salah satunya faktor pendidikan. Sebanyak 100% mitra wali mendapatkan pendidikan berupa penyuluhan. Pemberian penyuluhan berarti pula pemberian informasi kepada sasaran dengan menggunakan bantuan,dapat berupa media cetak ataupun elektronik. Penggunaan media akan membantu memperjelas informasi gizi bagi sasaran sehingga infromasi lebih mudah dipahami dan diadopsi
% 70 30 100
Akhir Frekuensi 0 100 100
% 0 100 100
oleh sasaran.Dengan pemberian informasi yang berkelanjutan akan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa melalui media cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seorang yang lebih sering terpapar media massa(TV, radio,majalah, pamflet dan lain-lain) akan mempengaruhi informasi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang ( Soekamto, 2002). Dari semua indikator yang diukur (pengetahuan,penggunaan maupun jenis masakan) dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah mitra wali menjadi lebih baik. Terjadinya peningkatan tersebut selain adanya faktor stimulasi
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
berupa penyuluhan juga dipengaruhi faktor lain, yakni usia mitra yang sudah matang. Sebanyak 63% mitra berusia 31-35. Usia tersebut merupakan salah satu tahapan usia yang jika dikaji dari pemikiran, dapat dikatakan sudah stabil. Dengan pemikiran atau psikis yang sudah stabil, akan lebih mudah dalam memberikan informasi. Sehingga dengan informasi yang diberikan akan meningkatkan pengetahuan, yang nantinya diikuti oleh sikap membaik serta kedepannya akan mengubah perilaku yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umur merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Semakin dewasa usia maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berfikir dan menerima informasi lebih baik dibanding dengan umur yang masih muda dan belum dewasa ( Soekamto, 2002) Peningkatan pengetahuan gizi mitra setelah diberikannya penyuluhan gizi juga disebabkan karena tingkat pendidikan. Sebanyak 49% mitra mempunyai pendidikan SMU-SMK, yang diikuti oleh sarjana sebesar 37 %. Seseorang yang pernah mengenyam bangku pendidikan akan memiliki pemikiran yang berbeda dalam memandang dan mempelajari sebuah objek dibanding yang tidak pernah sekolah. Orang yang berpendidikan akan memberikan respon dari informasi yang diterima dan kemudian akan berpikir ke depan tentang akibat ataupun manfaat dari diadopsinya informasi tersebut. Jika informasi tersebut baik maka seseorang akan memberikan respon positif dan akhirnya dapat menerima informasi tersebut, demikian juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang
36
berpendidikan akan memberi respon yang rasional terhadap informasi yang datang dan berfikir sejauhmana keuntungan yang mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut ( Soekamto, 2002). Dalam penelitian ini, mitra diberikan informasi berupa pendidikan gizi selama 3 kali dengan topik yang berbeda. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan PUGS mitra . Adanya peningkatan pengetahuan mitra ditandai dengan peningkatan indikator dari sebelumnya ( data baseline ). Peningkatan pengetahuan sebagai dasar untuk terjadinya perubahan sikap yang nantinya mengarah pada perubahan perilaku. Dari hasil yang sudah dipaparkan dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Indikator ibu mengetahui gizi anak pra sekolah memenuhi target luaran, dari 5 ibu menjadi 100 ibu mengetahui gizi anak pra sekolah. Dengan mengetahui gizi anak pra sekolah, ibu dapat memberikan gizi lebih baik sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dibandingkan dengan sebelum adanya pengetahuan gizi tersebut. 2. Indikator ibu mengerti PUGS memenuhi target luaran, yakni dari 30 ibu menjadi 100 ibu yang mengetahui PUGS. Pendidikan gizi meningkatkan pengetahuan ibu tentang PUGS. Dengan pengetahuan PUGS diharapkan ibu dapat mempraktekkan PUGS dalam pemberian konsumsi keluarga 3. Indikator ibu yang mengerti menu seimbang memenuhi target luaran, yakni dari 25 ibu menjadi 100 ibu yang mengetahui menu seimbang. Pendidikan gizi secara berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan ibu.
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
4.
5.
6.
Indikator ibu menggunakan PUGS kurang memenuhi target luaran, yakni dari 5 menjadi 81 (target 100) ibu yang menggunakan PUGS. Pendidikan gizi yang diberikan oleh peneliti diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan. Hasil menunjukkan pengetahuan ibu tentang PUGS meningkat 100 %. Namun jika dikaji berdasar aplikasi dari pengetahuan PUGS berupa penggunaan PUGS kurang memenuhi target. Pada dasarnya pengetahuan gizi yang baik akan mengarah pada sikap dan perilaku gizi yang baik pula. Penggunaan PUGS termasuk dalam perilaku gizi. Jika dicermati, terbentuknya perilaku ini diawali dengan perubahan sikap terlebih dahulu dan diakhiri dengan perubahan perilaku sesuai PUGS. .Jadi untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi baik secara total ( sesuai 13 pesan PUGS) membutuhkan waktu yang lama. Karena alasan ini, maka target kurang dapat dipenuhi. Indikator ibu menggunakan menu seimbang kurang memenuhi target luaran, yakni dari 5 menjadi 83 ibu( target 100) ibu yang menggunakan menu seimbang. Sebanyak 83 ibu telah menggunakan menu seimbang dalam penyiapan konsumsi keluarga. Angka tersebut kurang memenuhi target dikarenakan untuk mengubah perilaku membutuhkan waktu yang lebih lama. Adanya kebiasaan, adat istiadat, budaya sangat mempengaruhi diadopsinya penggunaan menu seimbang dalam pengaturan makan keluarga. Indikator jenis makan bervariasi kurang memenuhi target luaran, yakni dari ibu yang menyediakan minimal 3 jenis masakan meningkat menjadi minimal 4 jenis bahan
7.
8.
37
makanan ( target minimal 6 jenis bahan makanan). Indikator jenis kudapan memenuhi target luaran, yakni ibu memberikan makanan kudapan dari 1 jenis menjadi 2 jenis setiap harinya. Pendidikan kesehatan dapat mengarahkan ibu agar meningkatkan frekuensi pemberian makanan kudapan anak Indikator rasio berat badan terhadap tinggi badan memenuhi target luaran, yakni ratio berat badan meningkat sehingga kategori status gizi menjadi normal. Indikator berat badan terhadap tinggi badan merupakan salah satu indikator yang mengindikasikan peningkatan pengetahuan. Berat badan dan tinggi badan yang sesuai dengan umur menunjukkan pemenuhan gizi yang baik oleh orang tuanya. Dan pemenuhan gizi yang baik dari orang tuanya ini jika ditelusuri juga berawal dari pengetahuan gizi yang baik. Pengetahuan gizi yang baik diperoleh salah satunya dari pemberian informasi gizi PUGS. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Munawaroh (2006) diketahui sebesar 58,5% ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang baik berakibat pola makan yang tidak baik. Penelitian Anggraini (2009) diketahui terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang makanan sehat dengan status gizi anak prasekolah (p=0,005). Didukung pula penelitian Sri Wahyuni (2009) diketahui sebesar 59,46% ibu yang memiliki pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi yang baik . Pada intinya, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dengan pemberian pendidikan gizi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Jurnal CARE, Vol.1, No. 3, 2013
Susanti (2010) yang menyatakan bahwa sebesar 90,48% pengetahuan ibu menjadi baik setelah penyuluhan gizi .Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan kebutuhan. SIMPULAN 1. Terdapat peningkatan pengetahuan menjadi 100% ibu mengerti gizi anak pra sekolah. 2. Terdapat peningkatan pengetahuan menjadi 100% ibu mengerti tentang menu seimbang. 3. Terdapat peningkatan pengetahuan menjadi 100% mitra mengetahui tentang PUGS 4. Terdapat peningkatan penggunaan PUGS baik sebesar 81%. 5. Terdapat peningkatan penerapan menu seimbang baik sebesar 83%. 6. Terdapat peningkatan menjadi 4 jenis makanan sebesar 71%. 7. terjadinya peningkatan pemberian makanan kudapan 2 jenis setiap harinya sebesar 100%. 8. Sebesar 100% anak dengan ratio berat badan terhadap tinggi badan yang baik. 9. Terjadi peningkatan pendidikan gizi PUGS menjadi pengetahuan baik sebesar 90% dari 91% DAFTAR PUSTAKA Lista, 2011 Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Untuk Anak Prasekolah Di TK Dharma Wanita Dusun Ringinanyar Desa Ringinrejo Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Malang: Unitri Munawaroh, L. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Makan Balita
38
dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun 2006. UNNES. Diakses tanggal 22 Januari 2011. Soekamto, 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Susanti, S. 2010. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Penyediaan Menu Seimbang Untuk Balita Di Desa Ramunia-I Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Medan : USU Wahyuni, I.S. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Ngemplak Kecamatan Karangpan Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.