Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 29 – 33
ISSN 2303-100X
PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Educated Unemployment in South Sulawesi Province
1 2 2 Musfira Nur , Muhammad Yunus Zain , Sanusi Fattah 1
Ekonomi Sumberdaya, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar (E-mail:
[email protected])
ABSTRAK Pengangguran terdidik terjadi akibat adanya penyesuaian tenaga kerja bagi penduduk yang baru menyelesaikan pendidikan atau tamat sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh mutu sumber daya manusia (SDM), upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan tingkat inflasi terhadap tingkat pengangguran terdidik, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Selatan.Penelitian ini menggunakan data panel dengan cross-section enam kota/kabupaten dan time-series delapan tahun selama periode 2005 sampai 2012. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). Pencarian data dilakukan dengan riset kepustakaan (Library Research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terdidik baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas tenaga kerja. Upah minimum kabupaten/kota (UMK) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terdidik namun tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terdidik baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan. Kata K unci: Tingkat Pengangguran Terdidik, Mutu SDM, Upah minimum, Inflasi, Produktivitas Tenaga Kerja
ABSTRACT Educated unemploymentare the result ofthe adjustmentof laborfornewresidentsgraduatedorleft school. This study aimed to determine and analyze the effect of the quality of human resources, minimum wage and inflation rate on educated unemployment rate either directly or indirectly through productivity of labor in South Sulawesi. The research used panel data with cross - section of six cities/regencies and time-series data of eight years from 2005 to 2012. The data were obtained through literary study (library research). They were analyzed using Structural Equatin Model (SEM). The results of the research indicate that the quality of human resources has a positive and significant effect on educated unemployment rate either directly or indirectly through the productivity of labor. Minimum wage has a negative and significant effect on educated unemployment rate, but it has no effect on the productivity of labor. Inflation rate has no effect on educated unemployment rate either directly or indirectly through the productivity of labor. The productivity of labor has a negative and significant effect on educated unemployment rate in South Sulawesi. Keywords:
Educated Unemployment Rate , Quality of Human Resources , Minimum Wage , Inflation , Productivity of Labor
29
Musfira Nur
ISSN 2303-100X
Selatan memiliki angkatan kerja sebanyak 3,6 juta jiwa. Sebesar 94,13 persen merupakan penduduk yang bekerja dan sisanya sebesar 5,87 persen merupakan pengangguran. Angka pengangguran Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.Sebagian besar orang yang menganggur bukanlah orang miskin, bahkan dari keluarga yang sangat mampu. Orang miskin cenderung akan mempertahankan hidupnya dengan bekerja apapun jenisnya walaupun hanya dengan bekerja serabutan karena pada dasarnya mereka membutuhkan makan.Berdasarkan pernyataan tersebut, dilihat dari sisi pendidikannya, ternyata sebagian besar yaitu 53,08 persen dari pengangguran di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki pendidikan SMA/SMK ke atas. Sedangkan hampir setengah yaitu 47,91 persen dari orang- orang yang bekerja memiliki pendidikan SD ke bawah di Provinsi Sulawesi Selatan. Pendidikan selalu menjadi tempat yang strategis dalam membina sumber daya manusia sebagai bentuk agenda pembangunan dan pembentukan masa depan suatu negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan tenaga kerja profesional yang dapat memenuhi keperluan tenaga kerja suatu negara. Pengangguran sering dikaitkan dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini berarti jika mutu sumber daya manusia semakin tinggi maka penyerapan tenaga kerja juga meningkat sehingga mengurangi tingkat pengangguran terdidik. Hal ini sesuai dengan berapa penelitian sebelumnya, yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya mutu sumber daya manusia maka akan menurunkan tingkat pengangguran terdidik, karena mutu sumber daya yang dimiliki tamatan perguruan tinggi dengan keterampilan, pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki maka kesempatan kerja bagi penganggur terdidik sangat besar terserap di industri- industri besar (Cahyani, 2014). Sehubungan dengan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mutu sumber daya manusia (SDM) terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas
PENDAHULUAN Pengangguran merupakan salah satu masalah yang dihadapi semua negara di dunia sebagai akibat dari adanya kesenjangan antara jumlah penduduk usia kerja yang masuk dalam angkatan kerja dengan ketersediaan kesempatan kerja.Pengangguran terdidik merupakan angkatan kerja yang berpendidikan menengah ke atas (SMA, Diploma, dan Sarjana) dan tidak bekerja (Tobing,2004).Tingkat pengangguran terdidik (Educated Unemployment rate) merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA ke atas (sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS, 2009).Setiap tahun perguruan tinggi menghasilkan lulusan sarjana yang jumlahnya terus meningkat. Terlebih lagi beberapa ahli ekonomi memperkirakan pengangguran di negara-negara sedang berkembang pada umumnya didominasi oleh pengangguran usia muda dan pengangguran berpendidikan (Todaro, 2004). Tingkat pengangguran kelompok muda yang relatif tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran penduduk disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Pertama,faktor struktural. Faktor ini terdiri dari kurangnya keterampilan kelompok muda di banding kelompok yang lebih matang, ketimpangan atau kendala geografis dan kelangkaan informasi yang menghambat pasar tenaga kerja, dan faktor usia ketika meninggalkan sekolah, biasanya meninggalkan sekolah pada usia lebih awal mengalami tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Kedua,faktor non struktural yang terdiri dari kenaikan tingkat upah buruh yang mendorong majikan untuk memutuskan hubungan kerja atau tidak menerima pegawai baru, meningkatnya partisipasi perempuan termasuk mereka yang berstatus kawin ke dalam angkatan kerja, persepsi pemuda terhadap pekerjaan yang tersedia antara lain tentang tingkat upah yang rendah, serta persepsi karir maupun lingkungan kerjanya. Kecenderungan meningkatnya angka pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang lebih sesuai (Sutomo dkk., 1999). Pada tahun 2012, Provinsi Sulawesi 30
Tingkat Pengangguran Terdidik, Mutu SDM, Upah minimum
tenaga kerja.
ISSN 2303-100X
Dimana: X1 = Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dalam persen Y1 = Produktivitas Tenaga Kerja (rupiah/orang) Y2 = Tingkat Pengangguran Terdidik (persen)
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan SeptemberNovember 2014 dengan mengambil data beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki tingkat pengangguran terbuka diatas dari tingkat pengangguran terbuka provinsi dan nasional. adanya keterbatasan data yang diperoleh sehingga data yang diambil hanya enam kabupaten/kota meliputi: 1) Kabupaten Luwu; 2) Kota Makassar; 3) Kota Palopo; 4) Kabupaten Luwu Timur; 5) Kabupaten Pangkep; 6) Kabupaten Bantaeng.
Berdasarkan model fungsional di atas, maka dibentuk persamaan regresi sebagai berikut : ey1= α0 X1α1 eµ 1 (3) y2 β1 β2 µ 2 (4) e = β0 β1X1 β2Y1 e Karena persamaan di atas merupakan persamaan non linear, maka persamaan tersebut di logaritma natural (ln), sehingga akan didapatkan persamaan sebagai berikut:
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh mutu sumber daya manusia (SDM) terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas tenaga kerja.
(5)
lnY1
= α0 + α1X1 + µ 1
Y2
= β0 + β1X1 + β2lnY1 +µ 2 (6)
Atau dapat dibentuk persamaan sebagai berikut :
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian melalui beberapa buku bacaan, literatur atau keterangan- keterangan ilmiah untuk memperoleh teori yang melandasi dalam menganalisa data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Pencarian data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan cara pencatatan laporan data yang telah dipublikasikan dan studi pustaka.
lnY1
= α0 + α1X1 + µ 1
(7)
- β2lnY1+ Y2
= β0 + (8) β1X1 + µ 2
HASIL Pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Terhadap Tingkat Pengangguran Terdidik Berdasarkan hasil estimasi data diperoleh bahwa Tingkat Pengangguran Terdidik dipengaruhi oleh Mutu SDMsebesar 0,159 yang berarti bahwa peningkatan 1 persen perubahan Mutu SDMmengakibatkan Tingkat Pengangguran Terdidik (Y2) meningkat sebesar 0,159 persen dengan tingkat signifikansi 1 % (0,01).
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode panel data (penggabungan data time series dan cross Election) dengan menggunakan model persamaan simultan (Structural Equation Model, SEM) melalui bantuan program komputer Amos 21. Adapun model persamaan simultan dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut: (1) Y1 = f (X1) (1) (2) Y2 = f (X1, Y1) (2)
Pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Berdasarkan hasil estimasi data diperoleh bahwa variabel Mutu SDM (X1) signifikan pada taraf signifikansi 5 persen. Hal ini dapat dilihat pada probability Mutu SDM (X1) terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Y1) sebesar 0,016. 31
Musfira Nur
ISSN 2303-100X
Pengaruh hubungan fungsional antara Mutu SDM (X1) terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Y1) berpengaruh positif sebesar 0,012. Hal ini berarti bahwa peningkatan 1 persen perubahan mutu SDM akan mengakibatkan peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar 0,012 persen.
dalam kenyataannya ada kecenderungan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dengan tingkat pengangguran, semakin tinggi pendidikan semakin meningkat pula angka pengangguran terdidik (Sutomo, 1999). Hasil ini mendukung beberapa studi empiris sebelumnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Sari (2011) dan Notoatmodjo (2003),yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengangguran terdidik artinya setiap perubahan yang terjadi pada tingkat pendidikan mengakibatkan berubahnya pengangguran terdidik, yaitu disaat tingkat pendidikan meningkat juga menyebabkan pengangguran terdidik mengalami peningkatan. Mutu sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Selatan. Semakin tinggi pendidikan formal yang diperoleh, maka produktivitas tenaga kerja akan semakin tinggi pula. Hasil ini mendukung beberapa teori dan studi empiris sebelumnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Simanjuntak (2001), yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan formal yang diperoleh, maka produktivitas tenaga kerja akan semakin meningkat pula. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan namun juga meningkatkan keterampilan kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja. Beberapa ekonom klasik dan neo-klasik seperti Adam Smith, Von Therenen, dan Alfred Marshall sependapat bahwa human capital terdiri dari keterampilan dan kreatifitas yang diperoleh melalui pendidikan dan berguna bagi semua anggota masyarakat. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan. Apabila produktivitas tenaga kerja mengalami peningkatan maka kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan output akan meningkat sehingga akan berdampak pada peningkatan permintaan tenaga kerja. Peningkatan permintaan tenaga kerja akan berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terdidik. Sebaliknya, apabila produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan maka kemampuan tenaga kerja akan berdampak terhadap penurunan permintaan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran terdidik akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran Terdidik Produktivitas Tenaga Kerja (Y1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terdidik (Y2) pada tingkat signifikansi 5 persen. Tingkat Pengangguran Terdidik dipengaruhi secara langsung oleh Produktivitas Tenaga Kerja sebesar -2,526 yang berarti bahwa peningkatan 1 persen produktivitas tenaga kerja akan mengakibatkan penurunan Tingkat Pengangguran Terdidik sebesar 2,526 persen. Pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Terhadap Tingkat Pengangguran Terdidik melalui Produktivitas Tenaga Kerja Koefisien mutu sumber daya manusia (SDM) terhadap tingkat pengangguran terdidik melalui produktivitas tenaga kerja adalah sebesar -0,030. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa mutu sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini berarti bahwa peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) akan menambah tingkat pengangguran terdidik. Secara teori, hasil ini dapat diterima dengan melihat dari sisi permintaan tenaga kerja. Apabila mutu sumber daya manusia (SDM) mengalami peningkatan berarti rasio antara jumlah penduduk yang memiliki pendidikan tamatan SMA ke atas terhadap jumlah penduduk yang berumur 20 tahun ke atas semakin besar. Besarnya rasio ini yang tidak diikuti dengan lapangan kerja yang tersedia menyebabkan penyerapan tenaga kerja menurun sehingga berdampak pada tingkat pengangguran terdidik yang ikut meningkat. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Pendidikan yang baik diharapkan mampu menciptakan mutu SDM yang baik pula. Namun 32
Tingkat Pengangguran Terdidik, Mutu SDM, Upah minimum
Bellante dan Jackson (2000), yang menyatakan bahwa apabila produktivitas mengalami peningkatan maka penggunaan tehadap tenaga kerja juga akan mengalami peningkatan. Begitupun sebaliknya, apabila produktivitas mengalami penurunan maka penggunaan tenaga kerja juga akan mengalami penurunan. Penurunan ini akan meningkatkan tingkat pengangguran. Hasil penelitian Zulhanafi dkk (2013), juga menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.
ISSN 2303-100X
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2009). Tingkat Pengangguran Terdidik. Keadaan Angkatan Kerja Sulawesi Selatan. Bellante Don & Jackson Mark. (2000). Ekonomi Ketenagakerjaan. Edisi Terjemahan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Cahyani Indah Gita. (2014). Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terdidik di Sulawesi Selatan. Skripsi. Makassar: Jurusan Ilmu Ekonomi. FEB Universita Hasanuddin. Notoatmodjo Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sari A Kembar. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik di Sumatera Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Simanjuntak Payaman J. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi 2001. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sutomo, Vincent Hadiwiyono dan Prihartini BS. (1999). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Terdidik di Kabupaten Klaten Tahun 1996. Skripsi. Tobing Elwin. (2004). Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik. Media Indonesia. Todaro Michael P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Zulhanafi, dkk. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Tingkat Pengangguran di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol.II, No. 03.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan permasalahan, tujuan dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mutu sumber daya manusia (SDM) berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produktivitas tenaga kerja. Mutu sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja dan tingkat pengangguran terdidik. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terdidik di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa untuk menekan tingkat pengangguran terdidik, pemerintah sebaiknya lebih meningkatkan lapangan kerja bagi penganggur terdidik dan meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan yang berbasis skill dan teknologi dalam menghadapi pasar kerja. Bagi penelitian selanjutnya mengenai masalah pengangguran terdidik disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel independen lainnya.
33