Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 85 – 90
ISSN 2303-100X
FAKTOR DETERMINAN PEKERJA ANAK DI WILAYAH PERKOTAAN SULAWESI SELATAN Determinant Factors of Child Labor at Urban Areas of South Sulawesi
Paulus Uppun Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin (E-Mail:
[email protected])
ABSTRAK Partisipasi anak usia muda dalam kegiatan ekonomi berdampak kurang menguntungkan baik bagi diri dan masa depan anak itu sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi dan demografi terhadap partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey sampel dan mengumpul data primer pada tiga kota di propinsi Sulawesi Sulawesi Selatan yaitu kota Makassar, Parepare dan kota Rantepao yang masing-masing mewakili kota besar, kota sedang dan kota kecil. Populasi penelitian adalah kepala keluarga yang memiliki anak berusia 7 -14 tahun. Besarnya sampel adalah 150 kepala keluarga yang ditentukan secara kuota dan dipilih secara random dari populasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu pada tahap pertama pengumpulan data melalui pengisian kuesioner untuk mengumpul data yang dibutuhkan dalam analisis kuantitatif menggunakan model rgresi linier berganda. Pada tahap kedua dilakukan wawancara langsung secara bebas dan observasi atau pengamatan untuk mengumpul data kualitatif. Hasil analisis deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa ada tiga tipe pengambilan keputusan sehubungan dengan partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi yaitu (1) ditentukan (dputuskan) secara sepihak oleh orang tua untuk mendorong anak mereka masuk pasar kerja ; (2) dirembukkan dan diputuskan dalam keluarga ; dan (3) diputuskan sendiri oleh anak yang bersangkutan. Keputusan diambil orang tua dan keluarga terutama bertujuan agar anak secara dini mulai mengenal dunia kerja, sedangkan keputusan oleh anak sendiri bertujuan agar dapat memperoleh penghasilan sendiri untuk membiayai belanja kebutuhannya. Sedangkan hasil analisis kuantitatif dengan model regresi linier berganda, berdasarkan pengujian statistik menemukan bahwa dari 11 variabel penjelas yang terpilih, ada 10 variabel yang mempunyai pengeruh signifikan terhadap peluang partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya pendapatan keluarga atau kemiskinan absolut bukan merupakan penyebab utama keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi. Variabel yang paling dominan berpengaruh adalah besarnya pendapatan pekerja anak, sifat kegiatan kepala keluarga dan status pekerjaan kepala keluarga. Variabel lain yang juga berpengaruh signifikan adalah tingkat pendidikan kepala keluarga, umur, jenis pekerjaan, jumlah tanggungan keluarga, pemilikan usaha keluarga dan jarak tempat tinggal keluarga ke pusat kegiatan ekonomi terdekat. Kata Kunci: Pekerja Anak, Faktor Determinan, Partisipasi Ekonomi Anak, Pengambilan Keputusan, Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Demografi
ABSTRACT Young children's participation in economic activities affect less advantageous both for themselves and the future of the children themselves.The aims of the study were to discover the impact of social economic and demographyc factors on child participation in economic activities at urban areas of South Sulawesi. Sample survey method was applied to collect primary data at three selected urban areas of the province of South Sulawesi i.e. Makassar, Parepare and Rantepao. Each of the location reprensents metropolitan city, medium city and small city. Research population were family heads in which the child of age 7-14 years old were existed. Sample size consists of 150 family heads were selected randomly from the population. Quantitative method using multiple regression model and descriptive qualitative method were applied to data analysis. The quantitative data were collected from the completed questionaire, while direct interview and observation were applied to collect the qualitative data. Quantitative method of analysis reveals that from eleven selected explanatory variables, ten variables had significance impact on child participation in economic activities at urban areas. The research also finds that absolute poverty in terms of low level of percapita family income
85
Paulus Uppun
ISSN 2303-100X
was not the dominant factor affecting child participation in economic activities but level of child labor earning and type of family head activities. Other variables had significant impact on child economic participation (child labor) were age and educational level of family head, family size, occupation and work status of family head, own account business and distance to the centre of economic activities. Keywords:
Child Labor, Determinant Factors, Child economic partcipation, Decision making, and Social Economic and demografic characteristis.
propinsi, karena data hasil SUPAS 2015 masih sedang dalam proses perampungan. Fenomena lain yang cukup menarik perhatian adalah jika kita mengamati hubungan keterkaitan antara perubahan jumlah pekerja anak dan perubahan jumlah penduduk miskin. Secara teoritis kemiskinan merupakan faktor penyebab mendasar (underlying factor) keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi karena dalam keluarga miskin, anak-anak baik laki-laki maupun perempuan adalah sumber tenaga kerja yang dapat membantu mencari pendapatan dan memberikan kontribusi pada pendapatan keluarga (Acevedo, 2002). Akan tetapi, hasil penelitian Fallon & Tzannatos (1998), memberikan keraguan mereka untuk mengklaim kemiskinan sebagai faktor penyebab utama munculnya pekerja anak. Di dalam tulisan mereka memperingatkan bahwa kemiskinan merupakan faktor penyebab munculnya pekerja anak, akan tetapi jangan kita terperangkap dalam aksioma lama tentang hal itu, melainkan kita harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor lain (selain kemiskinan) yang mempengaruhi munculnya pekerja anak. Tjandraningsih (1994), mengemukakan, penanganan masalah pekerja anak memerlukan kerangka konseptual yang lebih luas dan penelitian yang lebih mendalam untuk lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap masalah tersebut agar kita tidak hanya terlarut dalam aksioma lama bahwa kemiskinanlah merupakan faktor pendorong utama bagi anak untuk masuk pasar kerja. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seluk-beluk masalah pekerja anak, karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi pekerja anak dalam kegiatan ekonomi.
PENDAHULUAN Masalah pekerja anak merupakan issu global yang memprihatinkan dan mengundang perhatian hampir semua negara yang ada di dunia. Hal ini karena partisipasi anak usia muda dalam kegiatan ekonomi berdampak kurang menguntungkan baik bagi diri dan masa depan anak itu sendiri, juga berdampak lebih luas bagi rendahnya mutu tenaga kerja secara makro di masa yang akan datang. Dampak yang kurang menguntungkan bagi diri anak itu sendiri adalah bahwa pekerja anak akan kehilangan kesempatan untuk melakukan kegiatan edukatif dan rekreatif yang sehat dan hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan anak dalam bekerja untuk memperoleh pendapatan bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang yang selanjutnya juga akan menyebabkan kemiskinan di sepanjang hidupnya. Dari sisi kepentingan makro, terperangkapnya anak dalam dunia kerja (kegiatan ekonomi) tanpa kesempatan untuk mengembangkan diri akan menciptakan angkatan kerja yang berkualitas rendah. Makin banyak anak dalam kondisi demikian, makin berpotensi munculnya angkatan kerja yang rentan terhadap rendahnya mutu sumber daya manusia nasional atau regional. Di wilayah perkotaan Sulawesi Selatan, angkatan kerja anak pada kelompok usia 10-14 tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada periode tersebut yaitu dari 4.770 orang pada tahun 1985 menjadi 13.794 orang pada tahun 1995 atau meningkat hampir 3 kali lipat pada periode tersebut. Pada tahun 2003 menjadi 51.784 orang atau meningkat hampir 4 kali lipat pada periode 1995-2003. Pada tahun 2010 yaitu hasil Sensus Penduduk terakhir jumlah pekerja anak meningkat menjadi 105.600 orang atau meningkat menjadi dua kali lipat dibanding tahun 2003 (BPS, SUPAS, dan Susenas ). Inilah merupakan data pekerja anak yang terakhir untuk tingkat
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga wilayah perkotaan di propinsi Sulawesi yaitu kota Makassar, kota Parepare dan kota Rantepao 86
Pekerja Anak, Faktor Determinan, Partisipasi Ekonomi Anak
masing-masin sebagai kota besar, kota sedang dan kota kecil.
ISSN 2303-100X
X11 = biaya transpor dari rumah responden ke pusat kegiatan ekonomi terdekat (dalam satuan rupiah).
Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian ini adalah kepala keluarga yang memiliki anak berusia 7-14 tahun. Sampel penelitian sebanyak 150 orang kepala keluarga ditentukan secara kuota yaitu 60 orang dipilih dari anggota populasi di Makassar, 50 orang dipilih dari populasi di Parepare dan 40 orang dipilih dari populasil di Rantepao. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster random sampling.
HASIL Hasil analisis deskriptif kualitatif penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga tipe pengambilan keputusan sehubungan dengan keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi, yaitu (1) diputuskan secara sepihak oleh orang tua untuk mendorong anak mereka masuk pasar kerja, (2) dirembukkan dan diputuskan dalam keluarga (melibatkan anggota lain dalam keluarga bersangkutan) dan (3) diputuskan sendiri oleh anak yang bersangkutan. Keputusan yang diambil oleh orang tua dan oleh keluarga terutama bertujuan sebagai proses pembelajaran bagi anak untuk secara dini mulai mengenal dunia kerja, sedangkan keputusan yang diambil oleh anak sendiri terutama didorong oleh keinginannya untuk menghasilkan uang sebagai hasil usahanya sendiri dan rasa kepuasannya apabila dapat membiayai belanjanya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 25 persen responden menyatakan bahwa keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi menjadi pekerja ditentukan oleh orang tua (kepala keluarga) yang mengarahkan dan memberi dorongan kepada anak untuk bekerja, 36 persen responden menyatakan bahwa keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi diputuskan secara sepihak oleh anak yang bersangkutan dan 39 persen responden menyatakan bahwa keputusan itu melibatkan anggota keluarga. Tabel 1 menunjukkan analisis kuantitatif digunakan 11 variabel yaitu proporsi pekerja anak dalam keluarga, sebagai variabel terikat dan 11 variabel bebas terpilih yaitu meliputi karakteristik latar belakang sosial ekonomi dan demografi keluarga antara lain : Pendapatan pekerja anak (X1), jumlah anggota keluarga (X2), Usia kepala keluarga (X3) Jenis Kelamin Kepala keluarga (X4), Pendidikan kepala Keluarga (X5), Sifat Kegiatan kepala keluarga (X6), Jenis pekerjaan kepala keluarga (X7), Status pekerjaan kepala keluarga (X8), pendapatan keluarga perkapita (X9), Pemilikan usaha (X10) dan Jarak rumah responden ke pusat kegiatan ekonomi terdekat (X11).
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga cara yaitu pengisian kuesioner, wawancara langsung dan observasi. Metode Analisis Untuk mengungkapkan gambaran mengenai fenomena pekerja anak, serta hubungannya dengan variabel-variabel penjelasnya maka digunakan metode analisis yaiut Metode Analisis Deskriptif, yaitu penggunaan tabel frekuensi dan tabel silang untu penyederhanaan data sebagai analisis pendahuluan dan Model Regresi Linier Berganda Y = α0 + α1 X1 + α2X2 + α3 X3 + α4 X4 + α5 X5 + α6 X6 .. + α11 X11 Dimana simbol-simbol variabel tersebut adalah : Y = Peluang Pekerja Anak X1 = Pendapatan pekerja Anak (dalam satuan rupiah per minggu) X2 = Jumlah anggota Keluarga yang tertanggung (dalam satuan orang) X3 = usia kepala keluarga (dalam tahun) X4 = Jenis kelamin Kepala Keluarga ( 1= lakilaki ; 0 = perempuan) X5 = Pendidikan Kepala Keluarga (1 = SLTA keatas ; 0 = lainnya) X6 = Sifat kegiatan kepala keluarga (1= memiliki pekerjaan tetap; 0= tidak ) X7 = Jenis pekerjaan Kepala Keluarga (1 = white collar job ; 0 = blue collar) X8 = Status pekerjaan kepala keluarga ( 1= sektor formal ; 0 = informal) X9 = Pendapatan Keluarga per kapita (satuan rupiah per orang per bulan) X10 = Pemilikan usaha keluarga (1 = memiliki ; 0 = tidak memiliki) 87
Paulus Uppun
ISSN 2303-100X
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Antara Partisipasi Ekonomi Anak dengan Variabel Independen Yang Terpilih
dari salah seorang anggota keluarga tidak dapat dilihat sebagai keputusan anggota keluarga itu sendiri secara pisah, tetapi hal itu sebagai hasil interaksi pilihan dari seluruh anggota luarga dimana individu itu berada. Pengambilan keputusan yang ditentukan oleh hasil musyawarah keluarga yaitu keputusan bersama antara anak dan orang tua bahkan melibatkan anggota keluarga lainnya. Dalam hal ini biasanya niat untuk bekerja pertama kali muncul dari anak yang bersangkutan disampaikan kepada orang tua atau kepada salah seorang anggota keluarganya. Jika pihak orang tua sulit mengambil keputusan dalam hal ini, lalu niat tersebut dibicarakan secara bersama di dalam keluarga yang melibatkan anggota lain dalam keluarga tersebut untuk memberi pertimbangan mengenai jenis dan kelayakan pekerjaan yang akan dikerjakan (Canagarajah & Coulombe, 1998). Dalam rembukan keluarga tersebut biasanya menasehatkan anak bekerja tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan uang tetapi berusaha mempelajari (memahami) setiap jenis pekerjaan yang dipercayakan kepadanya agar dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari pekerjaan tersebut (Putranto, 1994). Tipe lain dalam pengambilan keputusan tentang keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi adalah atas inisyatif anak yang bersangkutan dan diputuskan secara sepihak tanpa memberitahukannya terlebih dahulu kepada orang tua mereka (Kasnawi dkk., 1995). Biasanya niat anak untuk bekerja setelah mendapat pengaruh dari teman-teman sepergaulannya. Anak pada mulanya melakukan kegiatan itu secara sembunyisembunyi dan biasanya bersama dengan temanteman mereka. Anak yang sebelumnya aktif pergi ke sekolah, lama kelamaan membolos ke sekolah dan secara diam-diam pergi bekerja secara sembunyi-sembunyi. Menurut Schildkrout (1981), ada beberapa variabel sosial demografi yang mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi antara lain : karakteristik umur, jenis kelamin, jumlah dan struktur anggota keluarga, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua. Ada tiga variabel berpengaruh signifikan yang memiliki angka koefisien regresi bertanda positif yaitu pendapatan pekerja anak, jumlah tanggungan keluarga dan usia kepala keluarga.
Berdasarkan hasil uji statistik (uji t) nampak bahwa dari 11 variabel bebas yang terpilih tersebut terdapat 10 variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap peluang anak terlibat dalam kegiatan ekonomi, dan hanya satu variabel yaitu jenis kelamin kepala keluarga (X4) yang tidak berpengaruh nyata terhadap peluang partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan hasil uji F memperlihatkan bahwa pada taraf signifikansi 1 persen, terhnyat semua variabel bebas secara simultan berpengaruh nyata terjada peluang partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi. Demikian juga angka koefisien determinasi (R2) sebesar 0,684 dan adjusted R2 = 0,673 memberikan keyakinan untuk menjelaskan bahwa sekitar 68 persen variasi perubahan dari peluang partisipasi anak dalam kegiatan ekonomi yang dapat dijelaskan 11 variabel terpilih tersebut PEMBAHASAN Pada penelitian ini menunjukkan Pengambilan keputusan secara sepihak oleh orang tua (kepala keluarga) untuk mengarahkan dan memberi dorongan kepada anak untuk bekerja setelah mempertimbangkan berbagai aspek kondisi sosial ekonomi keluarga (misalnya pertimbangan mengenai kemampuan ekonomi keluarga, jumlah tanggungan keluarga, kemampuan intelegensia anak, bahkan pertimbangan mengenai prospek kesempatan kerja anak setelah tamat pendidikan tertentu). Keluarga adalah unit pengambilan keputusan yang paling mendasar yang menentukan penawaran tenaga kerja. Oleh karena itu pengambilan keputusan penawaran tenaga kerja 88
Pekerja Anak, Faktor Determinan, Partisipasi Ekonomi Anak
Hal ini menunjukkan bahwa makin besar penghasilan dalam bentuk upahyang diperoleh maka semakin besar besar peluang keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi. Demikian juga makin banyak anggota yang tertanggung dalam keluarga dan semakin tua kepala keluarga maka semakin besar peuang anak dalam keluarga untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya, ada tujuh variabel berpengaruh yang memiliki angka koefisien regresi bertanda negatif, yaitu pendidikan kepala keluarga, sifat kegiatan kepala keluarga, jenis pekerjaan kepala keluarga, status pekerjaan kepala keluarga, pendapatan keluarga per kapita, pemilikan usaha keluarga dan biaya transpor dari tempat tinggal responden ke pusat kegiatan ekonomi terdekat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peluang adanya pekerja anak lebih kecil dari keluarga yang kepala keluarganya : berpendidikan SLTA keatas, memiliki pekerjaan tetap, bekerja pada sektor formal dan bekerja sebagai pegawai kantor (white Collar job), daripada keluarga yang kepala keluarganya berpendidikan lebih rendah dari SLTA, yang tidak memiliki pekerjaan tetap, bekerja pada sektor informal dan bekerja sebagai pegawai lapangan yang tidak memiliki ruangan tempat kerjanya (blue Collar job). Demikian juga peluang pekerja anak lebih kecil dari keluarga yang memiliki usaha sendiri daripada yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki usaha sendiri. Selanjutnya angka koefisien regresi pekerja anak terhadap pendapatan keluarga menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan keluarga semakin kecil peluang adanya pekerja anak dalam keluarga. Jarak tempat tinggal keluarga terhadap pusat kegiatan ekonomi terdekat mempunyai koefisien negatif menunjukkan bahwa makin dekat tempat tinggal keluarga ke pusat kegiatan ekonomi makin besar peluang adanya pekerja anak atau sebaliknya semakin jauh lokasi temapt tinggal keluarga dari pusat kegiatan ekonomi makin kecil peluang adanya pekerja anak (Irwanto & Pardoen, 1994). Blunch & Vemer (2000), menemukan faktorfaktor yang mempunyai pengaruh yang sangat penting sehingga anak terpaksa berhenti sekolah seperti biaya pendidikan yang terlalu mahal (baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung), terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan serta rendahnya kualitas pendidikan merupakan faktor
ISSN 2303-100X
yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja anak-anak (supply factor affect child labor). Kondisi lingkungan sosial ekonomi dan tingkat putus sekolah juga merupakan faktor penyebab munculnya pekerja anak (Ray, 1998). Kondisi lingkungan yang berperan sebagai penyebab munculnya pekerja anak adalah lingkungan yang menawarkan kesempatan bekerja bagi anak-anak. Sentra-sentra industri kecil dan usaha penjual kaki lima merupakan contoh lingkungan yang dimaksud. Sentra industri kecil berlokasi di tengah-tengah pemukiman dan tempat kerja menyatu dengan rumah penduduk yang secara langsung atau tidak langsung menarik anak untuk ikut dalam kegiatan tersebut sebagai pekerja baik sebagai buruh maupun sebagai pekerja keluarga. KESIMPULAN Hasil analisis kualitatif deskriptif menunjukkan bahwa ada tiga tipe penetapan keputusan menyangkut keterlibatan anak dalam kegiatan ekonomi yaitu (1) diputuskan secara sepihak oleh orang tua untuk mendorong anak mereka masuk pasar kerja, (2) dirembukkan dan diputuskan dalam keluarga dan (3) diputuskan sendiri oleh anak yang bersangkutan. Keputusan yang diambil oleh orang tua dan oleh keluarga terutama bertujuan sebagai proses pembelajaran bagi anak untuk secara dini mulai mengenal dunia kerja, sedangkan keputusan yang diambil oleh anak sendiri terutama didorong oleh keinginannya untuk menghasilkan uang sebagai hasil usahanya sendiri dan rasa kepuasannya apabila dapat membiayai belanjanya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. DAFTAR PUSTAKA Acevedo G.L. (2002). "School Attendance and Child Labor in Equador”: Policy Research Working Paper, World Bank, Washington DC. Blunch N.H. & Verner D. (2000). "Revisiting the Link between Poverty and Child Labor", Policy Research Working Paper, The World Bank, Washington DC. Canagarajah R. S. & Coulombe H. (1998). "Child Labor and Schooling in Ghana", Working Paper, The World BanK, Washington DC
89
Paulus Uppun
ISSN 2303-100X
Fallon P. & Tzannatos Z. (1998). Child Labor ; Issues and Directions for the World Bank, The IBRD, World Bank, Washington, DC. Irwanto & Pardoen S.R. (1994). "Pekerja Anak : Beberapa permasalahan Dasar", Warta Demografi, No. 4,: 20-25. Kasnawi T. dkk. (1995). Pola Kegiatan Ekonomi Pekerja Anak-Anak Pada Tiga Propinsi di Sulawesi, Pusat Studi Kependudukan Unhas, Makassar, Hasil Penelitian. Tidak dipublikasikan.
Putranto P. (1994). Idealnya Anak Tidak Bekerja, Warta Demografi, No. 4, hal 17-19. Ray R. (1998). Analysis of Child Labor in Peru and Pakistan : A Comparative Study, Mimeo, University of Tasmania. Schildkrout E. (1981). The Employment of Children in Kano Nigeria, in Rodger and Standing (eds.), Child Work, Poverty and Underdevelopment, ILO, Geneva, pp 81-112 Tjandraningsih I. (1994). Perlindungan Pekerja Anak, Sebuah Issu yang Mandek, Warta Demografi, no. 4, pp. 26-30.
90