JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
ANGGOTA REDAKSI PELINDUNG Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (Drs. Raswan Udjang, M.Si) PEMIMPIN REDAKSI M.I. Andriani Novitasari, SE, M.Si SEKRETARIS REDAKSI Rochmad Bayu Utomo, SE, M.Si, Ak, CA Zaenal Wafa, M. Kom DEWAN REDAKSI Dr. Greg Shailer, BCom., MCom., FCPA. (The Australian National University Canbera) Dr. Harun Harun, M.Acc, CA (University of Canberra) Prof. Dr. Indra Bastian, MBA, CMA., Akt (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) Dr. Sri Suryaningsum, MS.i, Ak, CA (Universitas Pembangunan Nasional Veteran) Wisnu Haryo Pramudya, SE, M.Si, Ak, CA (Akademi Akuntansi YKPN) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) Nugraeni, SE, M.Sc (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) Endang Sri Utami, SE, M.Si, Ak, CA (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) Hasim As‟ari, SE, MM (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) M. Budiantara, SE, M.Si, Ak, CA (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) Mushawir, M.Si (Universitas Mercu Buana Yogyakarta) ADMINISTRASI DAN SIRKULASI Nur Iksan, S. Pd Anis Suci Wulandari, S. Pd ALAMAT REDAKSI Pusat Pengembangan Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jalan Wates km. 10 Yogyakarta 55753 Telpon (0274) 6498212 pesawat 145 Fax (0274) 6498213 http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/ Email:
[email protected] Jurnal Riset Akuntansi Mercu Buana (JRAMB) diterbitkan oleh Unit Publikasi Ilmiah & HaKI Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dimaksudkan sebagai media pertukaran informasi dan hasil penelitian antara staf pengajar, alumni, mahasiswa. JRAMB terbit dua kali setahun. Redaksi menerima naskah yang belum pernah dipublikasikan. Pedoman penulisan naskah untuk JRAMB tercantum pada bagian akhir jurnal ini. Surat-menyurat mengenai artikel yang akan diterbitkan, langganan, keagenan dll, dialamatkan langsung ke alamat redaksi.
i
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
JURNAL RISET AKUNTANSI MERCU BUANA (JRAMB) Pusat Pengembangan Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sekretariat: Jalan Wates Km. 10 Yogyakarta, telpon (0274) 6498212 pesawat 144 email:
[email protected] web: www.mercubuana-yogya.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Jurnal Riset Akuntansi Mercu Buana Edisi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2015. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua rekan dosen yang telah mengirimkan tulisanya untuk edisi JRAMB kali ini, khususnya kepada para rekan dosen dari Universitas Mataram atas Partisipasinya.
Semoga JRAMB Volume Nomor 2 Tahun 2016 ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, Amin
Yogyakarta, 30 November 2015 Redaksi JRAMB
ii
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
DAFTAR ISI Anggota Redaksi ……………………………………………………………………. Kata Pengantar ………………………………………………………………………. Daftar Isi ……………………………………………………………………………..
ii iii iv
ANALISIS PENGARUH RESTRUKTURISASI KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus PT. Elnusa, Tbk) Hasim As‟ari................................................................................................................. DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH ADOPSI IFRS) Agus Khazin Fauzi‟Endar Pituringsih dan Biana Adha Inapty……………………… ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012) Erina Sudaryati……………………………………………………………………… PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA BLU UNIVERSITAS MATARAM Sri Wahyulina‟ Hermanto dan Biana Adha Inapty…………………………................. PENGARUH PRICE EARNING RATIO DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012 Bayu Rochmad………………………………………………………………………..
88-112
113-137
138-164
165-189
190-227
REAKSI PASAR ATAS PERUBAHAN SATUAN PERDAGANGAN DAN FRAKSI HARGADI BURSA EFEK INDONESIAPADA TAHUN 2014 (Studi pada Sepuluh Sektor Industri di BEI tahun 2014) Damper Dwijo Siswoyo dan Endang Sri Utami………………………………………
228-252
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT EQUITY RATIO, EARNING PER SHARE, KURS DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI LQ45 Ibrahim Nurdin………………………………………………………………………..
253-282
iii
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
DESENTRALISASI SISTEM PERPAJAKAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI EKONOMI SEKTOR PUBLIK DAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Bayu Rochmad Program Studi Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini akan mengukur sistem pengaruh desentralisasi perpajakan pada efisiensi ekonomi dari sektor publik dan kualitas pelayanan publik. Penelitian ini perlu dilakukan agar pajak daerah dapat diposisikan sejajar dengan pajak nasional. mensinergikan upaya yang telah dilakukan di tingkat nasional dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menggali potensi pajak daerah di samping, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di sisi lain, perlu dilakukan dalam era desentralisasi fiskal di Indonesia saat ini. Analisis statistik menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan penggunaan Lisrel perangkat lunak komputer (Linear Structural Relationship) versi 8.72. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem desentralisasi model konseptual perpajakan dapat membuat peningkatan efisiensi ekonomi sektor publik dan kualitas pelayanan publik. Kata kunci: Sistem Desentralisasi perpajakan, efisiensi ekonomi sektor publik, kualitas pelayanan publik. ABSTRACT This study will measure the influence decentralized system of taxation on economic efficiency of the public sector and quality of public services. This research needs to be done so that the local tax can be positioned parallel to the national tax. synergize the efforts that has been done at the national level with the efforts made by the local government in tapping the potential of local taxation in the side, and improving the quality of public services on the other hand, need done in an era of fiscal decentralization in Indonesia today. Statistical analysis using SEM (Structural Equation Modeling) with the use of the computer software lisrel (Linear Structural Relationship) version 8.72. In general it can be concluded that the implementation of the conceptual model decentralized system of taxation can create improved efficiency public sector economics and quality of public services. Keywords: Decentralized taxation system, efficiency of public sector economy, quality public service.
190
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
PENDAHULUAN Penerimaan APBD yang bersumber Penerimaan
pajak
dalam
dari pajak daerah dan bagi hasil pajak
anggaran suatu negara memegang
pusat
peranan
Penerapan
kebutuhan dana untuk pembiayaan
desentralisasi sistem perpajakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
bidang kebijakan fiskal disamping
Hasil survei yang dilakukan
dominan.
kebijakan
moneter
merupakan
tidak
mampu
menutupi
Word Bank pada tahun 2002 di
kebijakan yang tengah dilaksanakan
Indonesia,
oleh banyak negara. Pajak berfungsi
pelayanan masyarakat dalam bidang
sebagai
untuk
pendidikan dan kesehatan relatif tidak
pelayanan publik dan memperbaiki
berubah dibandingkan dengan era
ketidaksempurnaan
sebelum
pengumpul
dana
pasar
sehingga
menunjukkan
desentralisasi
bahwa
fiskal.
Ini
tercipta efisiensi ekonomi sektor
menandakan
belum
publik. Pajak juga digunakan untuk
redistribusi
pendapatan
alat
dan
bersumber dari pajak pada masyarakat
sistem
dalam bentuk tersedianya barang dan
redistribusi
kekayaan.
pendapatan
Desentralisasi
perpajakan
adalah
kewenangan
pelimpahan
pemajakan
penggunaan dana bagi hasil kepada
pemerintah
Desentralisasi
publik
bagi
yang
masyarakat.
dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
pajak
2004 tentang Pemerintahan Daerah,
daerah.
sistem
jasa
terwujudnya
menegaskan
kewenangan
yang
perpajakan
menjadi urusan pemerintah daerah, terutama pemerintah kabupaten/kota
bertujuan
agar
daerah
mampu
mengurus
dan
mengelola
rumah
adalah
pelayanan
publik
dasar.
tangganya sendiri secara mandiri,
Kualitas pelayanan publik ini terutama
termasuk
menyangkut
dalam penyediaan barang dan jasa
sumber
dana
penyediaan
penyelenggaraan
pemerintahan dari penerimaaan pajak. Kenyataan
yang
terjadi,
untuk
pelayanan
dasar
seperti
kesehatan, pendidikan serta sarana dan prasarana
umum.
Sementara
pemerintah daerah masih mengalami
pemerintah pusat hanya menangani
ketergantungan
kewenangan dalam urusan politik luar
yang
besar
anggarandari pemerintah pusat.
pada
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
191
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
moneter dan fiskal nasional, dan
atas, peningkatan kualitas pelayanan
agama.
publik
dapat
dilakukan
dengan
Untuk meningkatkan kualitas
meningkatkan penerimaan pajak yang
pelayanan publik, pemerintah daerah
belum tergali secara optimal. Tax
membutuhkan pendanaan yang cukup,
ratioIndonesia pada tahun 2006 masih
maka dana dari pajak merupakan
tergolong rendah, yaitu berada pada
sumber
angka
utama
Desentralisasi
penerimaaan.
sistem
diharapkan
perpajakan
13,7%.
Indonesia
Jumlah
sebesar
215
penduduk juta
jiwa
akan
meningkatkan
merupakan potensi pembayar pajak
pelayanan
publiksehingga
yang besar. Namun, hingga 2004
masyarakat dapat langsung merasakan
jumlah pembayar pajak orang pribadi
manfaat dari pajak yang mereka
hanya mencapai 2.622.184 Nomor
bayarkan, dalam bentuk pelayanan
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kondisi
publik yang mereka terima. Dana yang
tersebut diperparah dengan rendahnya
diperoleh dari masyarakat melalui
tingkat kepatuhan untuk membayar
pajak
sesuai
pajak dan masyarakat menganggap
sebesar-besarnya
untuk
bahwa membayar pajak rumit dan
masyarakat
dan
kualitas
belum
peruntukan
digunakan
kesejahteraan pemerintah
masyarakat
cenderung menghindar untuk memiliki
menjalankan pemerintahan yang baik
NPWP dan tidak mau membayar pajak
karenaketerbatasan
dengan benar.
sebagai
belum
sehingga
dapat
Pajak
daerah
mahal,
sumber alat
dana.
redistribusi
Untuk mengetahui desentralisasi
pendapatan dan kekayaan diharapkan
sistem
dapat mengurangi kesenjangan antara
meningkatkan
masyarakat
sektor publik dan kualitas pelayanan
yang
berpenghasilan
perpajakan
dalam
efisiensi
tinggi dengan yang berpenghasilan
publik,
rendah
pajak
penelitian berdasarkan teori-teori yang
penyediaan
dibangun dan data yang ada di
dan
miskin.
digunakan pelayanan
untuk publik
Dana
dasar
seperti
perlu
ekonomi
ini
diakses
desentralisasi
masyarakat
miskin
Berdasarkan pada kondisi tersebut di
suatu
lapangan untuk dianalisis. Penelitian
pendidikan dan kesehatan, yang dapat oleh
dilakukan
akan
mengukur sistem
pengaruh perpajakan
terhadap efisiensi ekonomi sektor
192
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
publik dan kualitas pelayanan publik.
dengan
Penelitian ini perlu dilakukan agar
menyelenggarakan
pajak daerah dapat diposisikan sejajar
Sistem pemungutan pajak yang mudah
dengan
dan didukung partisipasi masyarakat
pajak
Mensinergikan
secara upaya
nasional. yang
telah
dalam
tugas
bentuk
negara
dalam
pemerintahan.
kepatuhan
untuk
dilakukan di tingkat nasional dengan
membayar pajak, merupakan impian
upaya yang dilakukan oleh pemerintah
setiap pemerintahan. Musgrave (1993)
daerah
yang turut mengembangkan fiscal
dalam
menggali
potensi
perpajakan daerah pada satu sisi, dan
federalism
theory
mengemukakan
peningkatan kualitas pelayanan publik
prinsip yang luas dalam penyerahan
pada sisi lainnya, perlu dilakukan
kewenangan
dalam era desentralisasi fiskal di
dengan menggunakan kriteria keadilan
Indonesia saat ini.
dan efisiensi.
pemungutan
Pemungutan
pajak
pajak
dari
masyarakat harus bersifat adil. Asas
TINJAUAN PUSTAKA
Equity dalam perpajakan mencakup Menurut
Soemitro
(1982)
dua aspek. Pertama, ability to pay
ditinjau dari aspek ekonomi, pajak
principledi mana pajak dibebankan
merupakan pemindahan sumber daya
kepada pembayar pajak sesuai dengan
dari sektor privat/perusahaan ke sektor
kemampuan membayarnya. Kedua,
publik/negara yang digunakan untuk
benefit
membiayai
keperluan
negara.
pembayar
Sedangkan
Adriani
(dalam
sejalan
Brotodihardjo,
1998)
principledi
mana
setiap
pajak
membayar
pajak
dengan
manfaat
yang
menyatakan
dinikmatinya dari kegiatan pemerintah
bahwa pajak adalah iuran rakyat
(Musgrave, 1993; Mangkusoebroto,
kepada
1993). Pemungutan pajak merupakan
negara
berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan
kewenangan
negara
dengan tidak menerima kontra prestasi
amanahkan
langsung yang dapat ditunjuk. Pajak
bagaimana tertulis pada Pasal 23A
merupakan penerimaan negara yang
Undang-Undang
digunakan
untuk
membiayai
Amandemen III yang berbunyi: “Pajak
pengeluaran
umum
berhubungan
oleh
dan pungutan lain
yang
di
konstitusi,
se
Dasar
1945
yang bersifat
193
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
memaksa untuk keperluan negara
administrasi
diatur
memenuhi kebutuhan fiskal. Tingkat
dengan
Kebijakan
undang-undang.”
pemungutan
pajak
dan
untuk
perpajakan
pemerintahan yang memiliki informasi
merupakan instrumen kebijakan fiskal
yang paling baik atas basis pajak, akan
yang ditetapkan pemerintah dalam
menjadi tingkat pemerintahan yang
melakukan fungsi alokasi, distribusi,
bertanggung jawab untuk mengenakan
regulasi, dan stabilitasi (Musgrave dan
pajak atas basis tersebut. Devano dan
Musgrave, 1989).
Rahayu (2006) mengemukaantentang
Rasyid
menyatakan
sistem perpajakan dalam arti sebagai
membebaskan
suatu kumpulan atau satu kesatuan
pemerintah pusat dari beban yang
terdiri dari: (1) hukum pajak (tax law)
tidak perlu, dan untuk mendorong
yaitu
kemampuan prakarsa dan kreativitas
hubungan hukum antara pemerintah
pemerintah daerah dan
masyarakat
sebagai pemungut pajak denganrakyat
daerah dalam mengejar kesejahteraan,
sebagai pembayar pajak, (2) kebijakan
maka desentralisasi menjadi suatu
perpajakan (tax policy) yaitu program
keharusan. Termasuk dalam hal ini
pencapaian
adalah
praktek-praktek yang terarah, dan (3)
bahwa
(2005)
untuk
penyerahan
sebagian
peraturan
yang
tujuan,
mengatur
nilai-nilai
kewenangan pemungutan perpajakan
administrasi
dari
kepada
administration) yaitu tata cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan
pemerintah
pusat
pemerintahan
di
bawahnya.
Desentralisasi
dapat
diwujudkan
pelimpahan
kewenangan
dengan kepada
tingkat
bawahnya
pemerintahan
untuk
di
(tax
pajak. Pajak penghasilan merupakan beban bagi pembayar pajak. Ada kepuasan/kesejahteraannya
yang
pembelanjaan dan kewenangan untuk
hilang
pajak
memungut pajak (Davoodi, 2001;
tersebut. Jika dilihat dari prinsip
Siddik,
(1994)
perpajakan yang ada, maka fungsi
acuan
pajak penghasilan tersebut sebagai alat
penyerahan
untuk redistribusi pendapatan antara
2002b).
mengemukakan alternatif kewenangan
melakukan
perpajakan
dan
Shah kerangka
dalam
pemungutan
pajak
menggunakan kriteria efisiensi dalam
orang
karena
pengenaan
yang berpenghasilan
tinggi
kepada orang yang berpenghasilan
194
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
rendah, dengan kata lain dana dari
dapat didefinisikan sebagai pelayanan
pajak
yang
tersebut
disalurkan
melalui
utama
atau
lengkap
yang
penyediaan barang dan jasa publik.
dibiayai dari pajak. Pelayanan publik
Pembayar
juga
pajak
akan
menuntut
termasuk
semua
hal
yang
ketersediaan barang dan jasa publik
menyangkut manajemen publik baik
sebagai konpensasi atas penurunan
oleh
kesejahteraannya
pemerintah daerah seperti jaminan
akibat
pajak.
pemerintah
pusat
Furutani (2001) menyatakan bahwa
kesehatan,
kebijakan untuk menanggulanginya
dan
adalah
administrasi publik, istilah pelayanan
dengan
menggali
secara
pendidikan,
maupun
penegakan
pertahanan,
hukum.
terpadu pemungutan pajak. Kemudian
publik
meredistribusinya
ke
menggambarkan bentuk dan jenis
masyarakat dalam bentuk penyediaan
pelayanan pemerintah (sektor publik)
barang dan jasa publik, yang bermuara
kepada masyarakat atau individu atas
pada peningkatan pelayanan publik
dasar
yang lebih berkualitas. Teori Pigou
kepentingan umum. Pelayanan publik
(dalam
pada
kembali
Mangkusoebroto,
1993)
merupakan
Dalam
dan
standar
berorientasi
umumnya
yang
kepada
merujuk
kepada
menyatakan bahwa penyediaan barang
beberapa pemenuhan kebutuhan dasar
dan jasa publik yang dibiayai dengan
masyarakat
pajak yang dipungut dari masyarakat,
pendidikan, transportasi umum, dan
harus
lain-lain.
tersedia
sampai
kepuasan
marginal akan barang publik sama
Service
dengan
Denhardt
ketidakpuasan
marginal
seperti
Perspektif yang dan
kesehatan,
New
Public
dikembangkan Denhardt
oleh
(2004),
terhadap pemungutan pajak (keadaan
sebagai bentuk perkembangan ketiga
optimum). Semakin banyak barang
dari ilmu administrasi, setelah Old
publik yang dihasilkan pemerintah,
Public Administration (Wilson, Taylor,
semakin rendah kepuasan marginal
Gullick dan Simon) dan New Public
yang dirasakan masyarakat karena
Management (Savas, Flynn, Osbone,
pajak yang dipungut akan semakin
dan
banyak
bahwa
sebaliknya.
pula.
Demikian
Humphreys
juga (1998)
menyatakan bahwa pelayanan publik
Gaebler). warga
dipandang
Ia
mengemukakan
negara sebagai
haruslah pemilik
pemerintahan dan mampu bertindak
195
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
secara
bersama-sama
ISSN : 2460-1233
mencapai
(dalam Robbin dan Coulter, 1999)
sesuatu yang lebih baik. Kepentingan
tentang otoritas, yang memberikan
publik tidak lagi dipandang sebagai
suatu kemungkinan untuk membuat
agregasi
pribadi,
orang dipengaruhi oleh motif-motif
melainkan sebagai hasil dialog dan
tertentu untuk mematuhi peraturan
keterlibatan publik dalam mencari
perundang-undangan, dalam hal ini
nilai
perundang-undangan
kepentingan
bersama
dan
kepentingan
perpajakan.
bersama (Saleh dan Muluk, 2006).
Karena pembayaran pajak sifatnya
Masyarakat sebagai pembayar pajak
memaksa setiap warga negara yang
akan menuntut pelayanan publik yang
berkewajiban
baik dari penyelenggara pemerintahan.
maka pajak menempati posisi spesifik
Salusu (2005) menyatakan bahwa
dalam tataran pelayanan publik. Pada
masyarakat
sisi
menginginkan
memperoleh
jaminan
untuk
lain
pandangan
untuk
membayarnya,
didasarkan Hendri
pula
Fayol
pada (dalam
mendapatkan kenikmatan kehidupan
Silalahi, 1989; Robbins dan Coulter,
dari pajak yang mereka bayar. Hal ini
1999), yang dikuatkan oleh Koontz et
diperkuat oleh Putra (2006) yang
al. (1984) bahwa salah satu prinsip
menyatakan
administrasi
bahwa
pajak
adalah
yang
baik
adalah
kontrak ekonomi dan politik antara
pendelegasian
pembayar
(rakyat/publik)
Berdasarkan konsep di atas, penulis
dengan pemerintah. Pembayar pajak
mengaitkannya dengan suatu teori
berhak mendapatkan jasa layanan
ekonomi yang dikenal dengan fiscal
pemerintah melalui fungsi pelayanan
federalism theory yang mendasari
publik yang standar. Bila layanan
argumennya
publik pemerintah kurang berkualitas,
fiskal akan menciptakan peningkatan
maka rakyat berhak untuk menolak
efisiensi dan kualitas pelayanan publik
membayar pajak.
kepada masyarakat. Teori ini telah
pajak
wewenang.
bahwa
desentralisasi
banyak dikembangkan oleh banyak penelitian sebelumnya, di antaranya
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilandasi oleh pandangan
gagasan
Max
Weber
Musgrave (1993), Oetas (1993), Bird et al.(2000), Tao dan Zou (2001), Martinez
dan
McNab
(1997),
196
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
Lindahman dan Thurmaier (2002),
Bungin
Zhu (2004), Feld et al. (2004), dan
eksplanasi
Khusaini (2006). Fiscal federalism
menggambarkan
atau desentralisasi fiskal merupakan
atau
penyerahan kewenangan dan tanggung
variabel dengan variabel yang lain.
jawab dari pemerintah pusat kepada
Penelitian eksplanasi menggunakan
pemerintah
hipotesis untuk mencari hubungan
daerah.
kewenangan
Penyerahan
dalam
menggali
sebab
(2001)
format
penelitian
dimaksudkan suatu
menjelaskan
akibat
untuk
generalisasi
hubungan
sehingga
satu
harus
sumber-sumber penerimaannya, yang
menggunakan statistik infrensial yang
bercirikan seluruh penyelenggaraan
bersifat kuantitatif. Populasi pada
pemerintahan,
penelitian ini adalah pembayar pajak,
pada
dasarnya
dibiayai dari sumber keuangan sendiri.
yaitu
Desentralisasi
penghasilan orang pribadi di Kota
sistem
sebagaimana secara
perpajakan,
desentralisasi
umum
dapat
seluruh
pembayar
pajak
fiskal
Surakarta. Pemilihan pembayar pajak
mendorong
orang pribadi dengan pertimbangan
efisiensi ekonomi (Oetas, 1993), dan
bahwa
secara dinamis akan menciptakan
mayoritas jumlah pembayar pajak.
peningkatan kualitas pelayanan publik
Orang
yang lebih baik karena pemerintah
merupakan
daerah akan lebih mudah dalam
langsung menerima pelayanan publik
memobilisasi
yang disediakan oleh pemerintah,
sumber
dan
pribadi
pribadi
merupakan
diasumsikan
orang
yang
juga secara
lokal
untuk
sebagai sasaran utama. Sampel dipilih
meningkatkan
pelayanan
publik.
dengan menggunakan proportionale
Peningkatan
efisiensi
tercermin
daya
menggunakan
orang
pada
tersebut
stratified random sampling,
yaitu
peningkatan
dengan cara menarik sampel wajib
kesejahteraan masyarakat pembayar
pajak orang pribadi secara acak pada
pajak dari sumber daya yang ada pada
Kantor Pelayanan Pajak Surakarta.
daerah setempat.
Penentuan jumlah sampel dengan
Penelitian
merupakan
menggunakan Tabel Kreicji untuk
penelitian survei untuk menghasilkan
tingkat kesalahan 5% (Sugiono,1992),
informasi yang bersifat eksplanatori
sehingga didapat jumlah responden
(explanatory
ini
research).
Menurut
197
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
sebesar 322 responden wajib pajak
variabel konstruk lainnya. Analisis
orang pribadi.
jalur
Data yang terkumpul melalui kuisioner
yang
responden
selanjutnya
dianalisis.
Analisis
menggunakan
telah
memiliki
daya
guna
untuk
menguji hubungan sebab-akibat yang
diisi
oleh
telah diteorikan, dan bukan untuk
diolah
dan
membuktikan
statistik
SEM
adanya
hubungan
sebab-akibat (Tiro, 2004).
(Structural
Penelitian ini untuk menguji:
Equation
Modeling)
dengan
H1:Bahwa terdapat pengaruh positif
penggunaan
perangkat
komputer
dan signifikan desentralisasi sistem
software Lisrel (Linear Structural
perpajakan terhadap efisiensi ekonomi
Relationship) versi 8,72. Metode ini
sektor publik.
dipilih karena bentuk hubungan sebab
H2:Desentralisasi sistem perpajakan
akibat yang muncul dalam penelitian
berpengaruh
ini menggunakan model simultan yang
pelayanan publik.
melibatkan
H3:Bahwa terdapat pengaruh positif
berperan
adanya ganda,
variabel artinya
yang
variabel
dan
terhadap
signifikan
efisiensi
kualitas
ekonomi
independen pada satu tahap, menjadi
sektor publik secara bersama-sama
variabel
terhadap kualitas pelayanan publik.
dependen
pada
tahap
berikutnya. SEM merupakan suatu
H4:Bahwa terdapat pengaruh positif
metode analisis data kuantitatif dengan
dan signifikan desentralisasi sistem
menggunakan persamaan struktural
perpajakan dan efisiensi
yang konsepnya menggunakan path
ekonomi
diagram
bersama-sama
(Wijanto,
2008),
lalu
dianalisis sehingga disebut analisis
sektor
publik
terhadap
secara kualitas
pelayanan publik.
jalur. Analisis jalur bertujuan untuk memberikan
penjelasan
dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
korelasi-korelasi yang teramati dengan mengkonstruksi
model
hubungan
sebab-akibat antarvariabel konstruk
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden
sehingga dapat diketahui pengaruh
dalam
langsung dan pengaruh tidak langsung
Kelompok wajib pajak berpenghasilan
suatu
menengah dan kedua, kelompok wajib
variabel
konstruk
terhadap
dua
dikelompokkan
kelompok.
Pertama
198
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
pajak berpenghasilan tinggi. Sebagian
dimensidimensi
besar
lamanya
sebuah variabel laten, yang tidak dapat
menjadi wajib pajak kurang dari tujuh
diukur secara langsung. Tujuannya
tahun. Terdapat 29,6% yang telah
adalah untuk menentukan validitas dan
menjadi wajib pajak lebih dari tujuh
reliabilitas
tahun, artinya telah menjadi wajib
variabel konstruk.
pajak sebelum tahun 2014. Responden
a. Uji validitas
mengalami
Hampir
responden
yang
masa-masa
diterapkannya
sebelum
desentralisasi
yang
membentuk
indikator-indikator
semua
factor
dari
loading
sistem
menunjukkan nilai tidak kurang dari
perpajakan pada tahun 2014, serta
0,40 yaitu pada semua indikator
dianggap
kelompok wajib pajak berpenghasilan
mengalami
masa-masa
perkembangan desentralisasi sistem
tinggi
perpajakan, ekonomi sektor publik dan
indikator
pelayanan publik yang ada di Kota
berpenghasilan
Surakarta.
pada
responden
gabungan
sendiri
kewajiban
menunjukkan
Mereka
berinteraksi
observasi
hampir
kelompok
Mayoritas
melaksanakan perpajakan.
dan
semua
wajib
pajak
menengah
dan
kedua
kepompok. bahwa
tersebut
dapat
Ini
variabel secara
langsung dengan sistem administrasi
bersama-sama membentuk variabel
perpajakan
Termasuk
laten, sehingga menunjukkan model
berinteraksi dengan petugas pelayanan
tersebut dapat diterima dan varibel
di kantor pajak dan petugas pelayanan
tersebut merupakan indikasi, atau
pada
yang
tanda dari eksistensi variabel konstruk
pelayanan
yang dikembangkan dalam penelitian.
publik di Kota Surakarta. Dengan
Demikian juga nilai-t dari hampir
kondisi tersebut diharapkan dapat
semua indikator menunjukan angka
merepresentasikan wajib pajak yang
yang
ada
dalam
Disimpulkan bahwa setiap indikator
menerima bentuk-bentuk pelayanan
dianggap dapat mengukur variabel
publik yang ada.
konstruknya, serta secara
2. Analisis Measurement Model
umum dapat dikatakan bahwa semua
yang
instansi
menangani
di
ada.
pemerintah
penyediaan
Kota
Surakarta
Measurement model digunakan untuk
mengukur
kuatnya
struktur
lebih
besar
dari
[1,96].
indikator adalah valid dan layak untuk digunakan.
199
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
b. Uji reliabilitas
ISSN : 2460-1233
menggunakan goodnes of fit index.
Sebagian
besar
nilai
construct
reliability
yang
diperoleh
Pada analisis kelompok wajib pajak
dari
berpenghasilan tinggi semua nilai
perhitungan Lisrel menunjukkan nilai
goodnes of fit index memenuhi syarat
yang lebih dari 0,70 terutama untuk
yang
kelompok wajib pajak berpenghasilan
analisis
tinggi,
berpenghasilan menengah dan analisis
menggambarkan
bahwa
ditentukan,
sedangkan
kelompok
wajib
pajak
responden konsisten dalam menjawab
gabungan,
setiap pertanyaan. Dengan demikian
dua nilai goodnes of fit index yang
secara umum dapat dinyatakan bahwa
memenuhi syarat. Sementara sebagian
indikator-indikator
besar lainnya memperoleh nilai kurang
pada
setiap
konstruk yang dikembangkan dalam
sedikit
instrumen
disyaratkan
mengindikasikan
bahwa
masing-masing
pada
dari
nilai
terdapat
ambang
sehingga
yang
dianggap
setiap variabel konstruk yang spesifik
memiliki nilai goodnes of fit index
saling membantu dalam menjelaskan
yang
sebuah
umum.
goodnes of fit index yang memenuhi
Demikian juga untuk nilai variance
syarat yang ditentukan, maka model
extracted pada kelompok wajib pajak
konseptual implementasi desentralisasi
berpenghasilan
sistem
fenomena
yang
tinggi
menunjukan
marginal.
Berdasarkan
perpajakan
nilai
mampu
angka yang lebih besar dari 0,50. Dari
menciptakan
capaian nilai construct reliability dan
ekonomi sektor publik dan kualitas
variance
dapat
pelayanan publik di Kota Surakarta
diterima, maka dapat disimpulkan
telah didukung (fit) dengan data hasil
bahwa reliabilitas model pengukuran
penelitian.
konstruk yang dikembangkan dalam
b. Uji signifikansi kausalitas
penelitian ini secara umum adalah
Hubungan
baik.
pengaruh keempat variabel eksogen
3. Analisis Structural Model
terhadap efisiensi ekonomi sektor
a. Uji kesesuaian model persamaan
publik dan kualitas pelayanan publik
struktural
dapat dilihat pada Gambar 1. Pada
Hasil perhitungan diperoleh dari uji
gambar tersebut terlihat bahwa nilai-t
kesesuaian
yang
extracted
model
yang
dengan
peningkatan
koefisien
menunjukan
jalur
efisiensi
model
signifikansi
200
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
keempat faktor yang dihipotesiskan
hitam nilai di atas 1,96 negatif), dan
berpengaruh
lima
terhadap
keberhasilan
berpengaruh
positif
tidak
peningkatan
signifikan (warna merah nilai di
efisiensi ekonomi sektor publik dan
bawah 1,96 positif). Kondisi tersebut
kualitas pelayanan publik di Kota
didasarkan
pada
Surakarta. Dari sembilan hubungan
dianalisis
dengan
kausalitas yang dihipotesiskan tiga
demikian dapat mengungkap tujuan
berpengaruh positif signifikan (warna
penelitian dan membuktikan sebagian
hitam nilai di atas 1,96 positif), satu
hipotesis yang diajukan.
estimasi SEM.
yang Dengan
berpengaruh negatif signifikan (warna
Gambar 1. Koefisien jalur model fit (t-value) Keterangan: Metode Estimasi Maximum Likelihood c. Korelasi antarvariabel eksogen Hasil menunjukkan
perhitungan
Lisrel
membuktikan
bahwa
desentralisasi
hubungan
sistem perpajakan dapat dijelaskan
antarvariabel eksogen adalah saling
oleh tiga komponen implementasi
mempengaruhi. Hasilnya menunjukan
hukum pajak, implementasi kebijakan
bahwa pada kedua kepompok wajib
perpajakan,
pajak
administrasi
tersebut
bahwa
pada hampir semua korelasi. Hasil ini
terdapat
hubungan
dan
implementasi
perpajakan.
Hal
ini
timbal balik antarvariabel eksogen. Ini
sejalan dengan pandangan Nightingale
dibuktikan dengan nilai-t di atas 1,96
(2000), Devano dan Rahayu (2006)
201
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
yang menjadi landasan penyusunan
hukum pajak, kebijakan perpajakan
komponen
dan administrasi perpajakan telah
desentralisasi
perpajakan.
sistem
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Adam
berhasil
diimplementasikan.
Smith
4.Signifikansi Pengaruh Desentralisasi
(dalam Waluyo dan Ilyas, 2000 dan
Sistem Perpajakan terhadap Efisiensi
Cannan, 1976) bahwa perpajakan yang
Ekonomi Sektor Publik Hasil statistik
baik adalah yang menerapkan empat
menunjukkan
prinsip perpajakan, yaitu keadilan,
ekonomi sektor publik dipengaruhi
kepastian, kecocokan, dan efisiensi.
secara negatif karena diterapkannya
Keadilan dan kepastian tercermin pada
desentralisasi sistem perpajakan. Hasil
implementasi hukum pajak, kecocokan
ini
tercermin
Martinez dan McNab (1997), bahwa
pada
implementasi
sejalan
bahwa
dengan
kebijakan perpajakan dan efisiensi
desentralisasi
fiskal
tercermin
pada
berdampak
negatif
administrasi
perpajakan.
pertumbuhan
ekonomi
implementasi Dengan
efisiensi
pandangan
dapat
juga
terhadap dan
ke
demikian, terdapat keterkaitan antara
sejahteraan masyarakat. Desentralisasi
implementasi
fiskal
hukum
pajak,
dapat
mendorong
kearah
implementasi kebijakan perpajakan,
ketidakstabilan ekonomi makro dan
dan
administrasi
mengurangi pengeluaran pemerintah.
perpajakan yang membentuk model
Sekalipun demikian dengan nilai-t
desentralisasi
yang
implementasi
Hubungan
sistem antara
perpajakan.
variabel
signifikan
menggambarkan
yang
dukungan terhadap hasil penelitian
berpengaruh tersebut sekaligus juga
Tao dan Zou (2001), Zhu (2004), dan
sesuai dengan pandangan mengenai
Khusaini (2006a). Terdapat pengaruh
lingkungan implementasi kebijakan
desentralisasi
publik yang dikenal dengan model
terhadap efisiensi ekonomi sektor
pendekatan sistem,
yang meliputi
publik dan pertumbuhan ekonomi di
input, proses, output, dan lingkungan.
Kota Surakarta. Desentralisasi fiskal
Masing-masing
telah berpengaruh pada insentif fiskal
akan
saling
sistem
melengkapi dan saling tergantung.
di
Dengan
desentralisasi
menjadi pendorong yang sangat kuat
sistem perpajakan dapat terwujud, jika
dalam pengembangan ekonomi di
demikian,
pemerintahan
lokal,
perpajakan
sehingga
202
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
Kota
Surakarta.
Kontribusi
Pajak
Daerah sebagai pendapatan asli daerah
ISSN : 2460-1233
sektor publik Hasil
statistik
menunjukkan
masih memiliki peran yang kecil
bahwa pengaruhnya tidak signifikan.
dalam struktur APBD Kota Surakarta,
Hasil
hanya sebesar kurang dari 10% dari
pandangan
total
besar
(1997), Tao dan Zou (2001), Todaro
penerimaan APBD bersumber dari
dan Smith (2004), dan Khusaini
dana
juga
(2006a) yang menjadi landasan bahwa
bersumber dari pemerintah pusat, yang
implementasi hukum pajak merupakan
pada tahun 2014 berkonstribusi pada
salah satu unsur dari terciptanya
APBD sebesar 63,46%. Kondisi ini
efisiensi
menyebabkan
Kemampuan
APBD.
alokasi
Surakarta pada
Sebagian
umum
yang
Pemerintah
Kota
akan sangat bergantung
penerimaan
dari
pemerintah
ini
untuk
tidak
sejalan
Martinez
ekonomi
dan
sektor
mengumpulkan
membiayai
pemerintah
dan
dengan McNab
publik. pajak
pengeluaran memperbaiki
pusat. Bagi pemerintah daerah sangat
distribusi pendapatan, akan sangat
sulit untuk mengandalkan penerimaan
tergantung
yang
pengelolaan
undang-undang dan efisiensi kerja dan
demikian,
integritas para petugas pajak yang
bersumber
sendiri.
dari
Dengan
desentralisasi sistem perpajakan yang berpengaruh negatif pada efisiensi ekonomi
sektor
kesempurnaan
menjalankan undangundang tersebut. Dari semua sektor ekonomi
karena
kemudian memberi kontribusi pada
semakin
penerimaan sektor perpajakan. Iklim
tidak
usaha yang kondusif akan memberi
tersedianya barang dan jasa publik
rasa nyaman bagi pengusaha, yang
yang memadai. Hal ini baru akan
pada akhirnya akan menggerakkan
terwujud
keterbukaan
ekonomi masyarakat, meningkatkan
anggaran publik, value for money dan
perolehan laba bagi pengusaha, dan
adanya kemandirian keuangan daerah,
selanjutnya
di mana sebagian besar dana APBD
perolehan
bersumber dari daerah itu sendiri.
penghasilan
a. Pengaruh implementasi
bersangkutan.
kesejahteraan menurun
pajak
publik
pada
masyarakat
dalam
jika
terhadap
wujud
ada
efisiensi
hukum ekonomi
akan penerimaan
meningkatkan dari
pajak
pengusaha
yang
Mungkin
tidak
serta-merta dapat disimpulkan bahwa
203
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
peningkatan pertumbuhan ekonomi
kejelasan pengaturan besarnya tarif
tersebut bersumber hanya dari sektor
pajak yang dikenakan atas objek
pajak,
pajak. Idealnya jika tujuan pemajakan
terutama
implementasi sebagai
karena
pengaruh
hukum
bagian
perpajakan
dari
untuk
stabilitas
ekonomi
desentralisasi
disentralisasikan, pajak atas faktor
sistem perpajakan. Namun demikian,
produksi yang mobile dipungut di
tingkat
pertumbuhan
pesat
tingkat provinsi, pajak atas faktor
tersebut
salah
faktor
pruduksi yang tidak mobile dipungut
yang satu
pendorongnya adalah implementasi
di
hukum perpajakan sebagai bagian dari
perkembang-annya dalam pembahasan
desentralisasi
rancangan
sistem
perpajakan.
tingkat
kabupaten/kota.
Pada
perudang-undangan
Kesadaran dan kepatuhan pengusaha
pajakan
untuk
yang
antara kepentingan pusat di satu sisi
peningkatan
dengan kepentingan daerah di sisi lain.
membayar
berimplikasi
pajak
pada
selalu
ada
per
penerimaan dari sektor perpajakan
Namun,
akan
oleh
bahwa hasil pajak digunakan untuk
berupa
memenuhi kebutuhan lokal tempat
adanya hak dan kewajiban selaku
pajak itu dipungut, adanya kebijakan
wajib pajak. Biaya yang minimal
bagi hasil penerimaan pajak antara
dalam memenuhi hak dan kewajiban
pemerintah
perpajakan,
ke
daerah, dan antara pemerintah provinsi
sederhanaan prosedur pembayaran dan
dan pemerintah kabupaten/kota sudah
pelaporan
memberi perkembangan yang baik.
sangat
terciptanya
dipengaruhi
rasa
keadilan
kejelasan
pajak
serta
dan
pemberian
untuk
tarik-menarik
penerapan
pusat
dan
mungkin
prinsip
pemerintah
sanksi perpajakan bagi wajib pajak
Selanjutnya
perlu
yang tidak patuh, bertujuan untuk
dikembangkan dengan meningkatkan
memberikan kepastian berusaha bagi
bagian dari bagi hasil pajak untuk
pengusaha.
pemerintah daerah serta pemungutan
Peraturan perundang-undangan
pajak pada satu objek tertentu harus
juga telah secara jelas mengatur orang
bersifat dinamis, dan pajak yang
yang
menjadi
dikenakan berdasarkan asas tempat
pajak,
kejelasan
subjek/penanggung pengaturan
jenis
objek/basis yang dikenakan pajak, dan
tinggal dipungut di tingkat provinsi. Dengan
demikian,
sekalipun
204
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
implementasi
hukum
berpengaruh
pajak
terhadap
tidak
efisiensi
ISSN : 2460-1233
meningkatkan perekonomian masya rakat,
sehingga penerimaan pajak
ekonomi sektor publik secara nyata di
meningkat.
Kota
perangkat
Surakarta,
karena
belum
Diperlukan peraturan
adanya
daerah
atau
meningkatnya kesejahteraan masya
bentuk kebijakan perpajakan lainnya
rakat dalam wujud belum tersedianya
yang memberi insentif atau fasilitas,
barang dan jasa publik yang memadai
misalnya keringanan pajak, sehingga
sehingga
mampu mengundang investor baru
belum
dapat
tercipta
pelayanan publik yang berkualitas.
untuk
Agar implementasi hukum pajak dapat
mendorong
pertumbuhan
berjalan
penciptaan
lapangan
dengan
baik,
diperlukan
menanamkan
modalnya, ekonomi,
kerja
adanya kejelasan tentang hak dan
peningkatan
kewajiban
rakat. Dalam rangka mengundang
warga
negara
dalam
kesejahteraan
dan
membayar pajak serta masyarakat
investor
merasakan manfaat dari pajak yang
modalnya diKota Surakarta.
telah mereka bayarkan.
baru
untuk
masya
menanamkan
Iklim usaha yang kondusif akan
b. Pengaruh implementasi kebijakan
memberi rasa nyaman bagi pengusaha,
perpajakan terhadap efisiensi ekonomi
yang
sektor publik
gerakkan
Hasil
statistik
pada
akhirnya ekonomi
akan
meng
masyarakat,
menunjukkan
meningkatkan perolehan laba bagi
bahwa pengaruhnya signifikan. Hal ini
pengusaha, yang selanjutnya akan
memperkuat pandangan dan sejalan
meningkatkan perolehan penerimaan
dengan
dan
dari pajak penghasilan pengusaha
McNab (1997), Tao dan Zou (2001),
yang bersangkutan. Transfer dana dari
Todaro
pusat
pandangan
dan
Martinez
Smith
Khusaini
(2006a)
landasan
bahwa
(2004), yang
dan
untuk
menutup
kekurangan
menjadi
kebutuhan fiskal daerah dalam APBD.
implementasi
Termasuk juga pemberian subsidi dari
kebijakan perpajakan merupakan salah
pemerintah pusat kepada pemerintah
satu unsur dari terciptanya efisiensi
daerah untuk pembiayaan pelayanan
ekonomi sektor publik. Kemampuan
publik.
mengumpulkan
memerlukan
implementasi kebijakan perpajakan
penciptaan nilai tambah yang dapat
berpengaruh positif dan signifikan
pajak
Dengan
demikian
205
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
terhadap efisiensi ekonomi sektor
publik
publik karena adanya peningkatan
terwujud
kesejahteraan
dalam
anggaran publik, value for money dan
wujud tersedianya barang dan jasa
adanya kemandirian keuangan daerah,
publik yang memadai sehingga dapat
yang sebagian besar dana APBD-nya
menciptakan pelayanan publik yang
bersumber dari daerah itu sendiri.
berkualitas. Hal ini terwujud karena
d. Uji Hipotesis Penelitian
masyarakat
ada keterbukaan anggaran publik, value
for
money
kemandirian
dan
keuangan
adanya
daerah,
di
yang
memadai.
karena
ada
Hubungan desentralisasi dengan
Hal
keterbukaan
langsung sistem
efisiensi
ini
antara
perpajakan
ekonomi
sektor
mana sebagian besar dana APBD
publik menghasilkan pengaruh yang
bersumber dari daerah itu sendiri.
negatif dan signifikan. Namun, pada
c. Pengaruh implementasi administrasi
hubungan ketiga unsur desentralisasi
perpajakan terhadap efisiensi ekonomi
sistem perpajakan yaitu implementasi
sektor publik
hukum
Hasil
statistik
menunjukkan
perpajakan,
kebijakan
implementasi
perpajakan
dan
bahwa pengaruhnya signifikan. Hal ini
implementasi
memperkuat
dengan
paja-kan,
McNab
yang positif dan signifikan pada dua
(1997), Tao dan Zou (2001), Todaro
aspek yaitu implementasi kebijakan
dan Smith (2004), dan Khusaini
perpajakan
(2006a)
administrasi perpajakan. Namun, pada
pandangan
dan
sejalan
Martinez
yang
pernyataan
dan
menjadi
bahwa
landasan
implementasi
administrasi perpajakan merupakan salah satu unsur dari terwujudnya efisiensi
ekonomi
Dengan
demikian,
sektor
aspek
administrasi
menghasilkan
dan
per
hubungan
implementasi
implementasi
hukum
pajak
hasilnya positif dan tidak signifikan. Berdasarkan
kondisi
tersebut
publik.
secara keseluruhan dapat dinyatakan
implementasi
bahwa terdapat pengaruh positif dan
administrasi
perpajakan
meningkatkan
efisiensi
dapat
signifikan
desentralisasi
sistem
ekonomi
perpajakan terhadap efisiensi ekonomi
sektor publik karena meningkatnya
sektor publik, sehingga memperkuat
kesejahteraan
pandangan
masyarakat
dalam
wujud tersedianya barang dan jasa
bahwa
desentralisasi
sistem perpajakan berpengaruh pada
206
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
efisiensi ekonomi sektor publik. Hal
diterima bahwa terdapat pengaruh
ini
pandangan
positif dan signifikan desentralisasi
Martinez dan McNab (1997), Tao dan
sistem perpajakan terhadap efisiensi
Zou (2001), dan Khusaini (2006a)
ekonomi sektor publik.
sejalan
dengan
yang menjadi landasan pemikiran bahwa
desentralisasi
dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
sistem perpajakan akan meningkatkan
sektor publik di Kota Surakarta.
efisiensi ekonomi sektor publik. Hasil
Desentralisasi sistem perpajakan telah
penelitian
ini
hasil
berpengaruh pada adanya kebijakan
penelitian
Martinez
McNab
insentif fiskal yang dapat dijalankan
(1997)
implementasi
Desentralisasi sistem perpajakan
yang
menguatkan dan
menyatakan
bahwa
oleh
Pemerintah
Kota
Surakarta,
desentralisasi fiskal akan berdampak
sehingga menjadi pendorong yang
pada pertumbuhan ekonomi melalui
sangat kuat dalam pengembangan
efisiensi ekonomi. Demikian juga
ekonomi
hasil penelitian Tao dan Zou (2001),
Surakarta.
yang
5.Signifikansi
mengemukakan
desentralisasi
publik
di
Pengaruh
Kota
Desen
berpengaruh
tralisa-si Sistem Perpajakan terhadap
pertumbuhan
Kualitas
ekonomi. Disadari bahwa perciptanya
statistik
pertumbuhan ekonomi yang baik di
pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini
Kota Surakarta dan adanya efisiensi
tidak sejalan dengan pandangan dari
ekonomi
yang
hasil penelitian Azfar et al. (1999),
dari
Lindahman dan Thurmaier (2002), dan
sistem
Ahmad dan Mansoor (2002), yang
dari
menjadi landasan pemikiran bahwa
positif
fiskal
bahwa
sektor
terhadap
sektor
publik
meningkat
adalah
pelaksanaan
desentralisasi
perpajakan
sebagai
desentralisasi
fiskal.
hasil
bagian
Sebagaimana
Pelayanan
Publik
menunjukkan
desentralisasi
sistem
Hasil bahwa
perpajakan
dikemukakan oleh Khusaini (2006a)
merupakan salah satu unsur dari
bahwa
fiskal
terciptanya kualitas pelayanan publik.
berpengaruh positif terhadap efisiensi
Tidak terdapat pengaruh desentralisasi
ekonomi
terhadap
desentralisasi
sektor
publik
dan
pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan
masyarakat
demikian, hipotesis pertama dapat
pelayanan
terhadap
kesejahteraan
dalam
memperbaiki
publik
sesuai
dengan
207
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
tuntutan masyarakat lokal, dan dalam
sekalipun
memperbaiki
tanggungjawab
dan
kewenangan pemerintah daerah, pada
mendukung
terwujudnya
good
kenyataannya yang sesuai dengan
governance. Penyusunan APBD telah
rumusan formula perhitungannya dan
memisahkan
belanja
dikeluarkan
bagi
berhubungan
penggunaannya
menjadi
yang
harus
Memperhitungkan beban belanja gaji
institusi
yang
pegawai sebagai unsur utamanya, lalu
dengan
untuk belanja modal pelayanan publik.
langsung
pelayanan publik. Belanja tersebut
Dengan
meliputi belanja administrasi umum,
sistem per
belanja operasional dan pemeliharaan
mempengaruhi peningkatan kualitas
serta
Penerimaan
pelayanan publik. Hal ini terjadi
APBD yang salah satu sumbernya
karena belum tersedianya pelayanan
berasal dari bagi hasil pajak yang
publik yang utama atau lengkap yang
diperoleh bersumber dari warga Kota
didanai
Surakarta sendiri, di antaranya dari
pengelolaannya ada pada pemerintah
pajak
daerah,
belanja
modal.
penghasilan
usahawan
dan
orang
pajak
pribadi
penghasilan
demikian,
desentralisasi
pajakan
oleh
belum
dapat
pajak
yang
termasuk
memuaskannya
belum
semua
hal
yang
karyawan. Hal ini telah memberi
menyangkut manajemen publik baik
dampak pada peningkatan belanja
oleh
pelayanan publik di Kota Surakarta.
pemerintah daerah, terutama berupa
Dengan adanya peningkatan belanja
belum adanya jaminan kesehatan,
pelayanan publik tersebut, diharapkan
pendidikan yang berkualitas, serta
upaya peningkatan kualitas pelayanan
belum
publik dapat dilaksanakan dengan
prasarana umum yang memadai bagi
baik.
masyarakat. Sumber
pendanaan
untuk
pemerintah
pusat
tersedianya
maupun
sarana
a. Pengaruh implementasi
dan
hukum
belanja pelayanan publik tersebut,
pajak terhadap kualitas pelayanan
sebagian besar dari dana alokasi
publik
umum dari pemerintah pusat, bagi
menunjukkan
hasil pajak, dana alokasi khusus, dan
tidak signifikan. Hal ini tidak sejalan
dana perimbangan dari pemerintah
dengan pandangan hasil penelitian
provinsi.
Azfar et al. (1999), Lindahman dan
Dana
alokasi
umum
Hasil
perhitungan bahwa
statistik
pengaruhnya
208
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
Thurmaier (2002), dan Ahmad dan
untuk memenuhi kebutuhan lokal
Mansoor
menjadi
tempat pajak itu dipungut, adanya
landasan bahwa desentralisasi sistem
kebijakan bagi hasil penerimaan pajak
perpajakan
antara
unsur
(2002).
yang
merupakan
dari
salah
terciptanya
satu
pemerintah
pusat
dengan
dan
antara
kualitas
pemerintah
pelayanan publik. Terciptanya rasa
pemerintah
provinsi
dengan
keadilan berupa adanya keseimbangan
pemerintah
kabupaten/kota
sudah
hak dan kewajiban selaku wajib pajak
memberi perkembangan yang baik
akan
sehingga
meningkatkan
kepatuhan
daerah,
dapat
dilihat
bahwa
membayar pajak. Biaya yang minimal
pelayanan publik yang disediakan oleh
dalam memenuhi hak dan kewajiban
pemerintah
perpajakan,
dan
dengan wilayah tempat pajak tersebut
kesederhanaan prosedur pembayaran
dipungut, dalam hal ini dalam lingkup
dan pelaporan pajak serta pemberian
wilayah Kota Surakarta. Hal ini
sanksi perpajakan bagi wajib pajak
tercermin dari pola bagi hasil pajak
yang tidak patuh bertujuan untuk
dan pungutan pajak daerah Kota
memberikan kepastian berusaha bagi
Surakarta,
pengusaha.
sumber
kejelasan
Keadaan
ini
aka
mempengaruhi pola pelayanan yang diberikan
aparatur
berkorelasi
langsung
sepenuhnya penerimaan
menjadi
APBD
Kota
Surakarta.
pemerintahan
Dengan demikian, implementasi
terhadap wajib pajak. Semakin jelas
hukum
dan terinci hak dan kewajiban wajib
terhadap kualitas pelayanan publik.
pajak,
Hal
termasuk
perpajakannya
beban serta
biaya
pajak
ini
tidak
terjadi
berpengaruh
karena
belum
prosedur
tersedianya pelayanan publik yang
perpajakan lainnya, akan memudahkan
utama atau lengkap yang didanai dari
pemerintah dalam menyusun standar
pajak, termasuk belum memuaskannya
pelayanan yang harus diberikan oleh
semua
aparaturnya.
manajemen
Di
sisi
lain
akan
hal
yang publik
menyangkut baik
oleh
memudahkan juga bagi wajib pajak
pemerintah pusat maupun pemerintah
untuk
daerah,
menuntut
pelayanan
yang
terutama
berupa
adanya
mereka seharusnya terima. Penerapan
jaminan kesehatan, pendidikan yang
prinsip bahwa hasil pajak digunakan
berkualitas, serta sarana dan prasarana
209
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
umum
yang
implementasi berjalan
memadai. hukum
dengan
Agar
pelayanan), terutama berupa adanya
dapat
jaminan kesehatan, pendidikan yang
diperlukan
berkualitas, serta sarana dan prasarana
pajak
baik,
ISSN : 2460-1233
adanya kejelasan tentang hak dan
umum
kewajiban
dalam
menjadikan implementasi kebijakan
membayar pajak serta masyarakat
perpajakan dapat berjalan dengan
merasakan
baik, diperlukan konsistensi kebijakan
warga
manfaat
negara
yang
mereka
yang
memadai.
peroleh dari pajak yang telah mereka
yang
bayarkan.
menjalankan fungsi alokasi, distribusi,
b. Pengaruh Implementasi kebijakan
regulasi dan stabilisasi. Transfer dana
perpajakan
dari
terhadap
kualitas
menempatkan
Untuk
pemerintah
anggaran
pusat
pelayanan publik Hasil perhitungan
dapat
statistik
bahwa
ekonomi, menciptakan lapangan kerja
pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini
dan menstabilkan perekonomian, serta
tidak sejalan dengan pendapat Azfar et
alat untuk mendistribusikan kekayaan
al. (1999), Lindahman dan Thurmaier
dari masyarakat berpenghasilan tinggi
(2002), dan Ahmad dan Mansoor
kepada masyarakat miskin.
(2002),
c. Pengaruh Implementasi administrasi
menunjukkan
yang
pernyataan
menjadi
bahwa
landasan
desentralisasi
meningkatkan
hendaknya
perpajakan
pertumbuhan
terhadap
kualitas
sistem perpajakan merupakan salah
pelayanan publik Hasil perhitungan
satu unsur dari terwujudnya kualitas
statistik
pelayanan publik. Dengan demikian
pengaruhnya
implementasi kebijakan perpajakan
negatif. Hal ini tidak sejalan dengan
tidak berpengaruh terhadap kualitas
pandangan hasil penelitian Azfar et al.
pelayanan publik. Hal ini terjadi
(1999), Lindahman dan Thurmaier
karena belum tersedianya pelayanan
(2002), dan Ahmad dan Mansoor
publik yang utama atau lengkap yang
(2002), yang menjadi landasan bahwa
didanai dari pajak, termasuk belum
Implementasi administrasi perpajakan
memuaskannya
yang
merupakan salah satu unsur dari
menyangkut manajemen publik baik
terciptanya kualitas pelayanan publik.
oleh
maupun
Dengan
(standar
administrasi
semua
pemerintah
pemerintah
pusat
daerah
hal
menunjukkan tidak
demikian,
bahwa
signifikan
dan
implementasi
perpajakan
tidak
210
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
berpengaruh
terhadap
kualitas
ISSN : 2460-1233
desentralisasi
sistem
perpajakan
pelayanan publik. Hal ini terjadi
terhadap kualitas pelayanan publik.
karena belum tersedianya pelayanan
Keseluruhan pengaruh dari semua
publik yang utama dan lengkap yang
variabel
didanai dari pajak, termasuk belum
dijadikan acuan dalam pengambilan
memuaskannya
kesimpulan hasil pengujian hipotesis
semua
hal
yang
pendukung
kemudian
menyangkut manajemen publik baik
penelitian.
Desentralisasi
sistem
oleh
maupun
perpajakan
tidak
secara
(standar
langsung
pemerintah
pemerintah
pusat
daerah
dapat
meningkatkan
kualitas
pelayanan), terutama berupa adanya
pelayanan publik, nilai-t adalah 0,58
jaminan kesehatan, pendidikan yang
yang positif dan tidak signifikan.
berkualitas, serta sarana dan prasarana
Demikian
umum yang memadai.
desentralisasi sistem perpajakan yang
Untuk menjadikan implementasi
menunjukkan
juga
hasil
ketiga
yang
aspek
tidak
administrasi perpajakan dapat berjalan
signifikan karena nilai-t di bawah
dengan baik, diperlukan memperbaiki
batas 1,96. Implementasi hukum pajak
tata cara atau prosedur pengenaan dan
dengan nilai-t 0,42, implementasi
pemungutan pajak sehingga dapat
kebijakan perpajakan dengan nilai-t
meningkatkan kepatuhan pembayar
0,15 dan implementasi administrasi
pajak dalam memenuhi kewajibannya.
perpajakan
Tersedia-nya sarana dan prasarana
sehingga secara keseluruhan dapat
perpajakan yang memadai dan mudah
disimpulkan
diakses
serta
sistem perpajakan tidak berpengaruh
dalam
signifikan terhadap kualitas pelayanan
masyarakat,
profesionalisme
aparatur
menjalankan
tugas-tugas
dengan
bahwa,
nilai-t
-0,39
desentralisasi
publik.
pelayanannya sehari-hari.
Total pengaruh langsung yang
d. Uji hipotesis penelitian
tidak signifikan antara desentralisasi
Pengujian dengan
hipotesis
pendekatan
dilakukan langsung
sistem perpajakan terhadap kualitas pelayanan
publik,
membuktikan
menganalisis hubungan antarvariabel
bahwa kualitas pelayanan publik tidak
utama. Hubungan yang akan dianalisis
dipengaruhi
adalah hubungan langsung variabel
desentralisasi sistem perpajakan. Hal
secara
langsung oleh
211
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
ini tidak sejalan dengan pandangan
juga dinyatakan oleh Azfar et al.
dari hasil penelitian Azfar et al.
(1999), bahwa desentralisasi akan
(1999), Lindahman dan Thurmaier
maksimal hasilnya jika demokrasi
(2002), dan Ahmad dan Mansoor
berjalan secara baik di tingkat lokal.
(2002),
landasan
Hasil ini menunjukkan belum adanya
pemikiran bahwa desentralisasi sistem
kesadaran pembayar pajakdi Kota
perpajakan
Surakarta
unsur
yang
menjadi
merupakan
dari
salah
terciptanya
satu
kualitas
dalam
melihat
bahwa
pelayanan publik yang disediakan oleh
pelayanan publik. Hasil penelitian ini
pemerintah
memperlihat-kan bahwa tidak terdapat
pajak.
pengaruh
perpajakan pajak penghasilan orang
langsung
desentralisasi
merupakan
hasil
Desentralisasi
pribadi
pelayanan publik. Hasil ini berbeda
dilaksanakan adalah pada bagi hasil
dengan penelitian Lindahman dan
penerimaan
Thurmaier
menge
pemerintah pusat dengan pemerintah
mukakan bahwa desentralisasi fiskal,
daerah sehingga pengembalian hasil
berpengaruh
pajak tersebut kepada masyarakat
yang
positif
terhadap
saat
sistem
sistem perpajakan dengan kualitas
(2002)
yang
dari
ini
telah
perpajakannya
kesejahteraan masyarakat. Demikian
dilaksanakan
juga hasil penelitian Ahmad dan
APBD.
Mansoor (2002) yang menyatakan
masih dilakukan oleh kantor vertikal
bahwa
pemerintah pusat di daerah. Sehingga
desentralisasi
fiskal
akan
melalui
antara
Sementara
pemungutannya
memperbaiki pelayanan publik sesuai
tidak
dengan tuntutan masyarakat lokal.
aparatur
Dari penelitian terungkap bahwa tidak
melayani
adanya
desen
penyediaan pelayanan publik dengan
tralisasi sistem perpajakan terhadap
masyarakat selaku wajib pajak yang
kualitas pelayanan publik di Kota
telah
Surakarta,
oleh
Pelayanan
akan
vertikal pemerintah pusat di daerah,
hubungan hukum mereka sebagai
telah melakukan reformasi pelayanan.
wajib pajak dengan pelayanan publik
Bahkan
yang mereka dapatkan. Sebagaimana
diberlakukan kode etik dalam tugas
pengaruh
lebih
ketidaktahuan
langsung
dipengaruhi masyarakat
ada
mekanisme
„hubungan
pemerintah
emosional‟
daerah
masyarakat
melunasi Pajak
untuk
yang dalam
pajaknya.
Kantor
sebagai
instansi
pegawainya
telah
212
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
dan
kehidupan
dengan
sehari-hari
pekerjaannya.
ISSN : 2460-1233
terkait
Ekonomi
Sektor
Pubik
Setiap
Kualitas Pelayanan Publik
terhadap
pelanggaran kode etik akan dikenakan
a. Pengaruh efisiensi ekonomi sektor
sanksi sesuai ketentuan kepegawaian.
publik terhadap kualitas pelayanan
Dengan demikian, dari sisi pelayanan
publik
perpajakan
sudah
dilakukan
Hasil
perhitungan
pembenahan pelayanan publik. Pada
menunjukkan
lingkup Pemerintah Kota Surakarta,
positif dan signifikan. Hal ini sejalan
telah dilakukan pembenahan birokrasi
dengan
pelayanan publik. Sekalipun demikian,
Lindahman dan Thurmaier (2002), dan
disadari
Khusaini
bahwa
desentralisasi
hubungan
sistem
perpajakan
bahwa
statistik
pandangan
(2006)
pengaruhnya
Oetas
yang
(1993),
menjadi
landasan bahwa efisiensi ekonomi
dengan
kualitas
pelayanan
publik
sektor publik merupakan salah satu
belum
terwujud
dalam
bentuk
unsur
kesejahteraan
masyarakat
dari
terciptanya
kualitas
dan
pelayanan publik. Efisiensi ekonomi
tersedianya pelayanan publik yang
yang diciptakan oleh desentralisasi
berkualitas
di
sistem perpajakan, akan mendorong
masyarakat.
Hasil
tengah-tengah penelitian
ini
pertumbuhan ekonomi yang salah
menujukkan bahwa para pembayar
satunya terwujud melalui peningkatan
pajak tidak dapat melihat hubungan
penyediaan pelayanan publik yang
langsung
sistem
lebih baik oleh Pemerintah Kota
perpajakan dengan kualitas pelayanan
Surakarta. Hal ini bisa terwujud
publik
Kota
karena Pemerintah Kota Surakarta
Surakarta. Dengan demikian, hipotesis
dianggap lebih memahami apa yang
kedua tidak dapat diterima, sehingga
diperlukan
desentralisasi sistem perpajakan tidak
sehingga lebih efisien, dibandingkan
berpengaruh
kualitas
jika ditangani oleh pemerintah pusat.
Desentralisasi
Pemerintah daerah akan lebih mudah
tidak
memobilisasi
desentralisasi
yang
pelayanan sistem
tersedia
di
terhadap publik.
perpajakan
meningkatkan
kualitas
dapat
pelayanan
sumber
oleh
dan
daya
masyarakatnya
menggunakan lokal
untuk
pelayanan
publik.
publik di Kota Surakarta.
meningkatkan
6. Signifikansi Pengaruh Efisiensi
Dengan demikian, efisiensi ekonomi
213
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
sektor publik dapat meningkatkan
efisiensi ekonomi akan mendorong
kualitas pelayanan publik. Hal ini
pertumbuhan ekonomi yang salah
terjadi karena tersedianya pelayanan
satunya terwujud melalui peningkatan
publik yang utama atau lengkap yang
penyediaan pelayanan publik yang
didanai dari pajak, termasuk semua hal
lebih baik oleh pemerintahan lokal.
yang menyangkut manajemen publik
Efisiensi
baik oleh pemerintah pusat maupun
berupa keterbukaan anggaran publik,
pemerintah
(standar
value for money dan kemandirian
pelayanan), terutama berupa adanya
keuangan, akan berdampak baik pada
jaminan kesehatan, pendidikan yang
peningkatan kualitas pelayanan publik.
berkualitas, serta sarana dan prasarana
Dampak yang baik tersebut terlihat
umum yang memadai.
pada
b. Uji hipotesis penelitian
terciptanya kualitas pelayanan, dan
daerah
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
langsung
dalam
ini
pendekatan
ekonomi
adanya
sektor
standar
publik
pelayanan,
adanya partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik.
menganalisis
Untuk menerapkan standar dan
hubungan antarvariabel utama, serta
kualitas pelayanan publik, langkah
menganalisis
yang
variabel pengaruh
gabungan
pendukung. dari
semua
Keseluruhan
semua
variabel
dilakukan
Pemerintah
Surakarta
adalah
birokrasi
pada tahun
Kota
pembenahan 2014
yang
pendukung kemudian dijadikan acuan
mengacu pada pendekatan kompetensi
dalam pengambilan kesimpulan hasil
aparatur
pengujian
pembenahan
hipotesis
penelitian.
(Sirajuddin,
2006),
organisasi
perangkat
Pengaruh efisiensi ekonomi sektor
daerah, serta pendelegasian sebagian
publik terhadap kualitas perlayanan
wewenang
publik adalah positif dan signifikan
kecamatan yang diharapkan sebagai
dengan
ujung tombak penyediaan pelayanan
nilai-t
membuktikan
2,21. bahwa
Hal
ini
Walikota
kepada
kualitas
publik.
Pelayanan
akan
diberikan
pelayanan publik dipengaruhi secara
dengan
lebih
dekat
kepada
langsung oleh efisiensi ekonomi sektor
masyarakat. Ini akan memperpendek
publik. Sejalan dengan pandangan
birokrasi pelayanan, efisiensi biaya
Oetas (1993) yang menyatakan bahwa
dan mempercepat proses pelayanan
214
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
karena ditangani langsung oleh unit
untuk pengaruh tidak langsung ketiga
instansi Pemerintah Kota Surakarta di
aspek desentralisasi sistem perpajakan
kecamatan masing-masing. Dengan
menunjukkan
demikian
signifikan. Dari pengaruh langsung
hipotesis
ketiga
dapat
diterima, bahwa terdapat pengaruh
dan
positif
desentralisasi
dan
ekonomi
signifikan
sektor
efisiensi
pengaruh
yang
tidak
tidak
langsung
sistem
perpajakan
secara
terhadap kualitas pelayanan publik,
kualitas
hasil statistik menunjukkan bahwa
pelayanan publik. Efisiensi ekonomi
pengaruh tersebut tidak signifikan dan
sektor publik dapat meningkatkan
negatif. Namun, untuk pengaruh tidak
kualitas pelayanan publik di Kota
langsung ketiga aspek desentralisasi
Surakarta.
sistem perpajakan menunjukkan hasil
7.Signifikansi Pengaruh desentrali-sasi
yang signifikan untuk dua aspek yaitu
Sistem
total pengaruh implementasi kebijakan
bersama-sama
Ekonomi
publik
hasil
terhadap
Perpajakan
dan
Sektor
Publik
Bersama-sama
Efisiensi
terhadap
Secara Kualitas
Pelayanan Publik a.
Pengaruh
perpajakan,
serta
pengaruh
implementasi administrasi perpajakan. Sementara
desentralisasi
total
total
pengaruh
sistem
implementasi hukum perpajakan tidak
perpajakan melalui efisiensi ekonomi
signifikan. Berdasarkan total pengaruh
sektor
yang signifikan tersebut memperkuat
publik
terhadap
kualitas
pelayanan publik
pandangan
Pengaruh
langsung
desen
bahwa
kebijakan
implementasi
perpajakan
dan
tralisasi sistem perpajakan terhadap
implementasi administrasi perpajakan
kualitas
sebagai
pelayanan
publik
telah
bagian
dari
desentralisasi
dibahas pada sub bab E sebelumnya.
sistem perpajakan berpengaruh pada
Sementara pengaruh tidak langsung
kualitas pelayanan publik. Hal ini
desentralisasi
sejalan
sistem
perpajakan
dengan
penelitian
melalui
sektor
Lindahman dan Thurmaier (2002), dan
publik, hasil statistik menunjukkan
Ahmad dan Mansoor (2002), yang
bahwa
tidak
menjadi landasan bahwa desentralisasi
signifikan dan negatif. Demikian juga
sistem perpajakan merupakan salah
pengaruh
ekonomi
tersebut
et
al.
hasil
terhadap kualitas pelayanan publik efisiensi
Azfar
pandangan
(1999),
215
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
satu unsur dari terciptanya kualitas
positif dan tidak signifikan. Pada
pelayanan
Desentralisasi
pengaruh esisiensi ekonomi sektor
sistem perpajakan berpengaruh positif
publik terhadap kualitas perlayanan
terhadap kesejahteraan masyarakat.
publik
Hal
signifikan
publik.
ini
juga
sesuai
argumentasi,
bahwa
fiskal
membuat
akan
dengan
desentralisasi pemerintah
pengaruhnya dengan
nilai-t
disimpulkan
bahwa,
sistem
perpajakan
menjadi keinginan dan kebutuhan
dengan
efisiensi
masyarakatnya.
publik
berpengaruh
desentralisasi melalui
sistem
efisiensi
demikian perpajakan
ekonomi
sektor
dan 2,21.
Sehingga secara keseluruhan dapat
daerah lebih mengetahui apa yang
Dengan
positif
desentralisasi bersama-sama
ekonomi
sektor
positif
dan
signifikan terhadap kualitas pelayanan publik. Hasil diatas membuktikan
publik dapat meningkatkan kualitas
bahwa
pelayanan publik. Hal ini terwujud
dipengaruhi
pada
efisiensi ekonomi sektor publik dan
terciptanya
kesejahteraan
kualitas
pelayanan
secara
langsung oleh
masyarakat dalam bentuk ketersediaan
secara
barang dan jasa publik sehingga
desentralisasi sistem perpajakan. Hal
terlaksana
ini sejalan dengan pandangan Oetas
pelayanan
publik
yang
tidak
publik
oleh
berkualitas.
(1993)
b. Uji hipotesis penelitian
efisiensi ekonomi yang diciptakan
Desentralisasi sistem perpajakan tidak
dapat
secara
langsung
meningkatkan
kualitas
pelayanan
oleh
yang
langsung
menyatakan
desentralisasi
mendorong
yang negatif dan tidak signifikan.
publik
Namun,
pemerintahan lokal.
signifikan
melalui
dan
implementasi
akan
ekonomi
yang salah satunya terwujud melalui peningkatan
positif
fiskal
pertumbuhan
publik, dimana nilai-t adalah -1,33
pengaruhnya
bahwa
penyediaan
yang
Hasil
lebih
penelitian
pelayanan baik
oleh
ini
juga
kebijakan perpajakan dengan nilai-t
memperlihatkan
3,07 dan implementasi administrasi
pengaruh
perpajakan
dengan
desentralisasi
Sementara
melalui
implementasi
melalui
perpajakan
pengaruhnya
publik terhadap kualitas pelayanan
hukum
nilai-t
2,44.
bahwa
tidak
langsung
sistem
efisiensi
terdapat dari
perpajakan
ekonomi
sektor
216
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
publik. Menguatkan hasil penelitian
publik di Kota Surakarta. Terdapat
Lindahman dan Thurmaier (2002)
pengaruh
desentralisasi
sebelumnya
perpajakan
terhadap
kesejahteraan
masyarakat
dalam
memperbaiki
bahwa
yang
mengemukakan
desentralisasi
berpengaruh
fiskal,
positif
terhadap
pelayanan
publik
sistem
sesuai
dengan
kesejahteraan masyarakat. Di mana
tuntutan
kesejahteraan
Desentralisasi sistem perpajakan juga
masyarakat
tersebut
masyarakat
terwujud pada kondisi terciptanya
berpengaruh
pelayanan publik yang berkualitas
tanggung jawab serta mendukung
dengan
terwujudnya good governance.
melalui
terlebih
dahulu
terciptanya efisiensi ekonomi pada
dalam
lokal.
memperbaiki
8. Sintesis Hasil Penelitian
sektor-sektor publik. Sedikit berbeda
Berdasarkan pendapat para ahli
dengan hasil penelitian Ahmad dan
yang telah dikemukakan di atas dan
Mansoor (2002) bahwa desentralisasi
hasil
fiskal akan memperbaiki pelayanan
kerangka konseptual penelitian (tesis)
publik
tuntutan
dan hasil analisis konfirmatori faktor
masyarakat lokal. Hasil penelitian ini
analisis berbasis data empirik yang
memperlihatkan
diperoleh
sesuai
dengan
bahwa
perbaikan
penelitian
terdahulu
(antitesis)
sebagai
dapat
pelayanan publik akan terjadi pada
dikemukakan hasil penelitian (sintesis)
kondisi di mana adanya terlebih
bahwa
dahulu
perpajakan
efisiensi
sektor-sektor
ekonomi publik.
pada Dengan
desentralisasi melalui
kebijakan
sistem
implementasi
perpajakan
dan
demikian, hipotesis keempat dapat
implementasi administrasi perpajakan
diterima, bahwa terdapat pengaruh
akan meningkatkan efisiensi ekonomi
positif dan signifikan desentralisasi
sektor publik dan kualitas pelayanan
sistem
publik.
perpajakan
dan
sektor
publik
ekonomi
bersama-sama pelayanan
efisiensi
terhadap
publik.
secara kualitas
Desentralisasi
Aspek-aspek yang terkait dalam meningkatkan publik
kualitas
akan
pelayanan mengarahkan
sistem perpajakan melalui efisiensi
implementasi
ekonomi
perpajakan. Berjalannya secara baik
sektor
meningkatkan
publik
kualitas
dapat
pelayanan
implementasi
desentralisasi
hukum
pajak
sistem
yang
217
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
menyangkut implementasi peraturan
dampak
tentang
antara
kemandirian
keuangan
daerah.
negara sebagai pemungut pajak dan
Pelaksanaan
desentralisasi
sistem
yang
membayar
perpajakan tidak saja dipengaruhi oleh
implementasi
keberadaan Kantor Pelayanan Pajak
menyangkut
sebagai instansi vertikal pemerintah
hubungan
hukum
berkewajiban
pajak.Terlaksananya kebijakan pada
perpajakan
kebijakan
fiskal
yang
signifikan
untuk
suatu
pusat dalam administrasi pemungutan
pemerintahan dalam melakukan fungsi
pajak-pajak pemerintah pusat. Namun,
alokasi,
juga oleh Dinas Pendapatan Daerah
distribusi,
regulasi
dan
stabilisasi. Implementasi administrasi
yang
perpajakan meliputi tata-cara atau
pemungutan
prosedur pengenaan dan pemungutan
Proses peningkatan kualitas pelayanan
pajak
publik
yang
bertujuan
untuk
melaksanakan
administrasi
pajak-pajak
oleh
instansi
pemerintah
meningkatkan kepatuhan pembayar
terutama
pajak dalam memenuhi kewajiban
Surakarta memang pada akhirnya
perpajakannya. Serta adanya efisiensi
menjadi cermin yang langsung dapat
ekonomi sektor publik menyangkut
dilihat dan dirasakan
pada kesejahteraan masyarakat dalam
Demikian
wujud pada penyediaan barang dan
dilaksanakan oleh instansi vertikal
jasa publik, terutama pelayanan publik
pemerintah pusat. Namun pembenahan
dasar berupa akses pendidikan dan
dan peningkatan kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan.
harus didukung oleh semua pihak,
Aspek lain yang terkait dalam penciptaan
efisiensi
ekonomi
dan
oleh
daerah.
juga
Pemerintah
Kota
masyarakat.
pelayanan
yang
termasuk masyarakat yang menjadi aktor
utama
pelayanan,
yang
kualitas pelayanan publik mungkin
pelayanannya
dirasakan
dan
masih banyak di luar aspek yang
dimanfaatkan.
Sebagaimana
yang
diteliti. Namun, dari hasil penelitian
dikemukakan dalam teori Pigou bahwa
ini
dalam
penyediaan barang dan jasa publik
penyelenggaraan
yang dibiayai dengan pajak yang
membuktikan
kerangka desentralisasi
bahwa
pajak
dipungut
dalam
tersedia sampai kepuasan marginal
menunjang APBD, akan memberi
akan barang publik sama dengan
sebagai
fiskal,
bagian
faktor utama
dari
masyarakat,
harus
218
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
ketidakpuasan
marginal
terhadap
demikian barang dan jasa publik yang
pemungutan
pajak
(keadaan
dihasilkan pemerintah daerah akan
optimum). Demikian juga pendapat
mempengaruhi kepuasan pelayanan
Humphreys yang menyatakan bahwa
publik yang dirasakan masyarakat. Hal
pelayanan publik merupakan bentuk
tersebut tidak saja karena semakin
pelayanan yang utama dan lengkap
besarnya pajak yang dipungut, tetapi
yang dibiayai dari pajak.
juga karena dipengaruhi oleh tingkat
Hal yang menarik dari hasil
kualitas dari pelayanan publik yang
penelitian ini ditemukan bahwa wajib
disediakan pemerintah. Sebagaimana
pajak
juga dinyatakan oleh kemampuan
berpenghasilan
tinggi
mengapresiasi desentra-lisasi dalam
lebih
pengaruh sistem
meningkatkan
penyediaan
pelayanan
perpajakan
memenuhi harapan pemakainya secara
efisiensi
konsisten. Keberhasilan yang hendak
ekonomi sektor publik dan kualitas
dicapai
pelayanan
desentralisasi
publik,
dalam
daripada
wajib
dalam
pelaksanaan
sistem
perpajakan
pajak yang berpenghasilan menengah.
sehingga dapat meningkatkan efisiensi
Hal ini dikarenakan wajib pajak
ekonomi sektor publik dan kualitas
berpenghasilan tinggi telah membayar
pelayanan publik, perlu didukung oleh
pajak yang lebih besar sehingga
kebijakan
mereka lebih menuntut ketersediaan
dalam proses politik. Baik ditingkat
barang dan jasa publik serta pelayanan
nasional maupun ditingkat provinsi
publik yang berkualitas. Bagi wajib
dan kota. Sehingga tujuan otonomi
pajak yang berpenghasilan menengah,
daerah
apa yang dikemukakan pada Kurva
kesejahteraan
Laffer
dicapai.
dapat
dipertimbangkan.
publik
yang
untuk
dihasilkan
meningkatkan
masyarakat
Hal
ini
dapat
memperkuat
Pengenaan tarif pajak yang lebih
argumentasi dari Oates, Martinez dan
rendah
McNab bahwa desentralisasi akan
dikombinasikan
dengan
struktur pajak yang meminimalkan
meningkatkan
penghindaran pajak akan memberikan
karena pemerintah lokal lebih dekat
insentif kepada para pembayar pajak
untuk memberikan pelayanan publik
untuk melakukan aktivitas ekonomi
dibanding
yang
nasional, dan karena pemerintah lokal
semakin
intensif.
Dengan
efisiensi
dengan
ekonomi
pemerintah
219
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
lebih mengetahui apa yang diperlukan
meningkatkan
kualitas
oleh masyarakatnya sehingga akan
publik, di mana tersedianya barang
lebih efisien. Berdasarkan gambaran
dan jasa publik yang memadai dan
di atas, sehingga dari kerangka teoretis
dirasakan manfaatnya bagi masyarakat
model desentralisasi sistem perpajakan
secara luas.
sebagai proses administrasi dan politik
Model
akhir
pelayanan
konsep
diharapkan akan dapat meningkatkan
penelitian
desentralisasi
efisiensi ekonomi sektor publik dan
perpajakan
dalam
meningkatkan
efisiensi
publik.
kualitas
pelayanan
Keberhasilan
lenggara-an
desentralisasi
perpajakan
dengan
peningkatan
penye
pelayanan
sistem
Gambar
terciptanya
perekonomian
daerah,
ekonomi publik, 1.
perpajakan kebijakan
sistem
meningkatkan dan
kualitas
sebagaimana
Desentralisasi melalui
hasil
sistem
implementasi
perpajakan
dan
selanjutkan juga akan meningkatkan
implementasi administrasi perpajakan
penerimaan pajak sebagai dampak
akan meningkatkan efisiensi ekonomi
ikutan
sektor publik dan kualitas pelayanan
dari
kesejahteraan gilirannya
meningkatnya masyarakat.
nanti
hal
ini
Pada
publik.
akan
Gambar 1. Model konseptual akhir hasil penelitian
220
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
manfaat
KESIMPULAN
ISSN : 2460-1233
langsung
membayar
pajak
dari
22 1
kewajiban
kepada
negara
Secara umum dapat disimpulkan
dengan ketersediaan pelayanan publik
bahwa model konseptual implementasi
yang berkualitas yang disediakan oleh
desentralisasi sistem perpajakan dapat
pemerintah.
menciptakan
peningkatan
efisiensi
Ketiga, efisiensi ekonomi sektor
ekonomi sektor publik dan kualitas
publik
pelayanan publik.
signifikan terhadap kualitas pelayanan
Pertama, desentralisasi sistem perpajakan
meliputi
implementasi
berpengaruh
positif
dan
publik. Sebagai hasil dari perwuju dan kesejahteraan
masyarakat
dan
kebijakan dan administrasi perpajakan
peningkatan ketersediaan barang dan
berpengaruh positif dan signifikan
jasa publik dalam bentuk pelayanan
terhadap efisiensi ekonomi sektor
publik yang berkualitas, serta adanya
publik.
standar
Pengaruh
menunjukkan
positif
bahwa
ini
desentralisasi
sistem perpajakan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi sektor publik berupa
dalam
tumbuhnya
pelayanan
partisipasi
dan
masyarakat
dalam pelayanan publik. Keempat, desentralisasi sistem
penyediaan barang dan jasa publik
perpajakan
yang yang dibutuhkan masyarakat.
kebijakan dan administrasi perpajakan,
Desentra-lisasi
dan efisiensi ekonomi sektor publik
melalui seperti
sistem
kebijakan fasilitas
perpajakan
insentif
secara
implementasi
bersama-sama
berpengaruh
dan
positif dan signifikan terhadap kualitas
keringanan pajak (tax holiday), akan
pelayanan publik. Pengaruh positif
menjadi pendorong yang sangat kuat
tersebut
dalam pengembangan ekonomi sektor
desentralisasi sistem perpajakan dapat
publik.
meningkatkan
Kedua, perpajakan
pembebasan
fiskal
meliputi
desentralisasi meliputi
sistem
implementasi
menunjukkan
efisiensi
bahwa
ekonomi
sektor publik dan kualitas pelayanan publik.
Desentralisasi
sistem
per
hukum, kebijakan, dan administrasi
pajakan melalui efisiensi ekonomi
perpajakan
berpengaruh
sektor publik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas pelayanan
signifikan terhadap kualitas pelayanan
publik. Masyarakat tidak merasakan
publik.
tidak
221
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
Desentralisasi sistem perpajakan melalui
kebijakan
fiskal
dan
ISSN : 2460-1233
pemerintahan
seharusnya
22 2
menye
diakan pelayanan publik yang baik.
kemudahan pelaksanaan tatacara dan
Masyarakat
prosedur pemungutan pajak, akan
kejelasan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak
peroleh dari pajak yang telah mereka
dalam
bayarkan.
melaksanakan
kewajiban
perlu
memperoleh
manfaat
yang
mereka
Penyempurnaan
perpajakan. Kondisi tersebut akan
alokasi
menghasilkan penerimaan hasil pajak
sebagai pelaksanaan kebijakan fiskal
yang
serta
mamadai
bagi
anggaran
dan
distribusi
fungsi kekayaan
penyempurnaan
secara
pemerintah sehingga mencukupi untuk
berkesinambungan
pendanaan penyediaan barang dan jasa
prosedur perpajakan sehingga semakin
publik.
memudahkan
Selanjutnya
akan
tercipta
tata
cara
masyarakat
dan
dalam
efisiensi ekonomi pada sektor publik
memenuhi kewajiban perpajakannya.
dalam
kesejahteraan
Kedua, bagi aparatur kantor pelayanan
masyarakat sehingga pelayanan publik
pajak yang mengadministrasikan hak
yang berkualitas dapat dirasakan oleh
dan
masyarakat.
wajib pajak, dan sejalan dengan sistem
wujud
kewajiban
perpajakan
perpajakan
semua
self-assessment,
hasil
penelitian ini dapat menjadi strategi
SARAN
alternatif dalam meningkatkan kinerja Penelitian gambaran
ini
memberikan
kuatnya
hubungan
organisasi melalui penerapan secara efektif
implementasi
hukum
desentralisasi sistem perpajakan dalam
perpajakan, implementasi kebijakan
meningkatkan
perpajakan
dan
sektor publik dan kualitas pelayanan
administrasi
perpajakan
publik. Dengan demikian beberapa
dapat
saran dapat dikemukakan sebagai
kepatuhan
berikut: Pertama, untuk mengatasi
memenuhi kewajiban perpajakannya.
adanya
efisiensi
pengaruh
ekonomi
langsung
implementasi
mendorong
Ketiga,
sehingga peningkatan
masyarakat
kesimpulan
penelitian
desentralisasi sistem perpajakan yang
bahwa
tidak
kualitas
model konseptual dan data hasil
pelayanan publik, maka para aparatur
penelitian terhadap model hubungan
signifikan
terhadap
terdapat
dalam
kesesuaian
antara
222
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
struktural
desentralisasi
sistem
Azfar,
ISSN : 2460-1233
Omar
et
al.
22 3
1999.
perpajakan dengan efisiensi ekonomi
Decentralization, Governance and
sektor publik dan kualitas pelayanan
Public Services The Impact Of
publik. Hal ini dapat menjadi acuan
Institutional
Arrangements.
dan pengembangan kerangka pikir
College
IRIS
bagi penelitian berikutnya, khususnya
University of Maryland.
Park:
Center
dalam mendalami teori desentralisasi sistem
perpajakan
maupun
desen
tralisasi fiskal secara umum.
Bird,
Richard
M.,
Desentralisasi
Fiskal
stakeholder pengambil kebijakan perlu
Negara-Negara
memahami
dimensi
Jakarta:
implementasi hukum, kebijakan dan
Utama.
administrasi
Francois
Vaillancourt (penyunting). 2000.
Keempat, akhirnya bagi semua
secara
dan
jelas
perpajakan
di
Berkembang.
Gramedia
Pusataka
sebagai
subsistem dari sistem perpajakan,
Brotodihardjo,
R.
Santoso.
2003.
yang berpengaruh terhadap efisiensi
Pengantar Ilmu Hukum Pajak.
ekonomi sektor publik dan kualitas
Bandung: Refika Aditama.
pelayanan
publik
mendorong
sehingga
terwujudnya
dapat penye
Bungin,
Burhan.
2001.
Metode
lenggaraan pemerintahan men jadi
Penelitian Sosial: Format-format
lebih rasional dan objektif.
Kualitatif
dan
Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ehtisham dan Ali Mansoor. 2002.
“Indonesia:
Davoodi, Hamid R. 2001. ”Fiscal
Managing
Decentralization.” IMF Research
Dalam
Bulletin, Vo.2 No.2, Juni 2001.
Decentralization.” Ehtisham
Online.(http://www.
imf.org/
external/Pubs/FT/ird/2001/eng/02/ Ahmad
dan
Vito
Tanzi.
Editor.
ManagingFiscal Decentralization.
index.htm#sum2).
Diakses
30
Oktober 2006.
London: Routledge.
223
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
ISSN : 2460-1233
22 4
Denhardt, J.V. & R.B. Denhardt. 2004. The New Public SerDevano, Sony
Humphreys, Peter C. 1998. Improving
dan Siti Kurnia Rahayu. 2006.
Public Service Delivery. Ireland:
Perpajakan: Konsep, Teori dan
Institute ofPublic Administration.
Isu. Jakarta: Kencana - Prenada Media Group.
Khusaini, Mohammad. 2006a. Kajian Desentralisasi
Feld, Lars P., Gebhard Kirchgassner dan
Christoph
2004.
Fiscal
A.
Scaltegger.
Federalism
Fiskal,
Pengaruhnya Terhadap Efisiensi Ekonomi
Sektor
Publik,
and
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Economic Performance: Evidence
dan Kesejahteraan Masyarakat
from Swiss Cantons. Marburg:
(studi pada Kabupaten/Kota di
Philipps University at Marburg.
Jawa
Online.
diterbitkan.
(http://ideas.repec.org
/p/mar/volksw/200
420.html)
Diakses 30 Oktober 2006.
Furutani, Izumi. 2001. Distribution of
Timur).
Disertasi
Malang:
Pascasarjana
tidak
Program Universitas
Brawijaya. Koontz, Harold, Cyril O‟Donnell and
Personal Income Tax in Japan:
Heinz
Weihrich,
1984.
Evidence from a Microeconomic
Management.
Survey.Online.(http://www.ipss.go
Japan: McGraw-Hill International
.jp/webj.ad/WebJurnal.files/Social
Book Company.
Eighth
Edition.
Security/2002/02AUG/tajikafukut ani.pdf).
Diakses29
Nopember
2014.
Lindahman, Kara dan Kurt Thurmaier. 2002. “Beyon Efficiency and Economy: An Examination of
Grofman, Bernard. 2002. Reflection
Basic
Needs
and
on Public Choice Theory. Irvine:
Decentralization.”
University of California. Online.
Public
(http://www.public choicesoc.org/
University of Chicago.
Economic.
Fiscal
Journal USA:
of The
pres.html). Diakses 11 Nopember 2014.
Martinez Vazquez, Jorge. M. dan R.
224
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
McNab.
1997.
“Fiscal
Decentralization Growth
and
Governance.”
ISSN : 2460-1233
Nightingale,
Kath.
22 5
2000.
Economic
Taxation: Theory and Practice.
Democratic
Third Edition. London: Pearson
Working
Paper
Education Limited.
Oktober. Halaman 1-47. Oates, Wallace E. 1993. “Fiscal Muluk,
2002b.
Decentralization and Economic
“Desentralisasi: Teori, Cakupan
Development.” Dalam National
dan
M.R.
Khairul.
Elemen.”
Administrasi
Dalam
Jurnal
Negara
Vol.
II
Tax Journal 46 (3). Halaman 237-243.
Nomor 2 Maret-Agustus 2002. Malang:
Fakultas
Administrasi
Ilmu
Universitas
Brawijaya.
Online
Parasuraman,
A.
1987.
“Customer-Oriented
Corporate
Cultures are Crusial to Services
http://publik.brawijaya.ac.id//?hlm
Marketing
=jedlist&ed=1014915600
Journal of Services Marketing –
&edid=111078942).
Diakses
1
Succes,”
Dalam
Spring halaman 12.
Oktober
2015.
__________________.
2006.
Putra, Muslimin B. 2006. 27 Februari.
Desentralisasi dan Pemerintahan
Politik perpajakan dan partisipasi
Daerah.
publik. Bisnis Indonesia. halaman
Malang:
Bayumedia
Publishing.
26.
Musgrave, Richard A. 1993. Public
Rasyid,
Ryaas.
2005.
”Otonomi
Finance in Theory and Practice.
Daerah: Latar Belakang dan Masa
Fifth Edition. USA: McGraw-Hill
Depannya.” Dalam Desentralisasi
Book Company.
&
Otonomi
Daerah.
Editor
Syamsudin Haris. Jakarta: LIPI Musgrave, Richard A. dan Peggy B.
Press.
Musgrave. 1989. Public Finance in
Theory
Singapore:
and
Practice.
McGraw-Hill
Inc.
Robbin, Stephen P. dan Mary Coulter. 1999.
Manajemen
-
Edisi
225
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
Keenam, (Jilid 1 dan 2). Jakarta: Prehallindo.
Sirajuddin,
ISSN : 2460-1233
Ilham
Arief.
22 6
2006.
Reorganisasi Birokrasi Pelayanan Publik: Suatu Tinjauan Strategi
Salusu,
J.
2005.
Management. Kuliah
Public Disajikan
Manajemen
Service pada
Pelayanan
Membangun Dalam.
Makassar
Makassar:
dari
Hasanuddin
University Press.
Publik. Makassar 14 Desember 2005.
Soemitro, Rahmat. 1982. Pajak dan Pembangunan. Bandung: Eresco.
Sarundajang, S.H. 1999. Arus Balik
Stoker, G. 1991. The Politics of
Kekuasaan Pusat ke Daerah.
Local Surie, H.G. 1987. Ilmu
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Administrasi Negara. Terjemahan Samekto. Jakarta: Gramedia
Savas, E.S. 1987. Privatization: The Key to Better Government. New Jersey:
Chatham
House
Publishers.
Tao, Zhang and Zou Heng-Fu. 2001. “The
Growth
Impact
Intersectoral
of and
Intergovernmental Aloocation of Shah,
A.,
et
al.
1994.
Public
Fiscal
Appication to China and India.”
Relations in Indonesia. Issue and
Dalam China Economic Review
Reform Options. Washington DC:
Volume 12 halaman 58-81.
Intergovernmental
Expenditure:
With
World Bank Discussion Paper. Tiro, Muhammad Arief. 2004. Analisa Format
Korelasi dan Regresi – Edisi
Hubungan Keuangan Pemerintah
Kedua. Makassar: Badan Penerbit
Pusat Dan Daerah Yang Mengacu
Universitas Negeri Makassar.
Siddik,
Machfud.
Pada
2002b.
Pencapaian
Tujuan
Nasional. Makalah pada Seminar Nasional
“Public
Sector
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith.
2004.
Pembangunan
Scorecard.” Jakarta,17-18 April
Ekonomi di Dunia Ketiga – Edisi
2002.
Kedelapan – Jilid 2. Alih bahasa
226
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 1 No. 2., November 2015
Haris Munandar. Jakarta: Penerbit
ISSN : 2460-1233
22 7
Jakarta: LIPI Press.
Erlangga. Wijanto, Setyo Hari. 2008. Structural Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Equation Modeling dengan Lisrel 8.8. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
Zethaml, Valarie A., A. Parasuraman dan Leaonard L. Berry. 1990. Delivering
Quality
Service:
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2000.
Balancing Customer Perseptions
Perpajakan Indonesia. Jakarta:
and Expectations. New York: The
Salemba Empat.
Free Press.Zhu, Hengpeng. 2004. “Regional Decentralization, Fiscal
Wasistiono,
Sadu.
2005.
Incentives and Privatization of
”Desentra-liasi,Demokratisasi dan
Public-Owned
Pemben-tukan
Good
Dalam China & World Economy
Governnance.”
Dalam
Vol. 12, No.6, 2004 halaman
Desentralisasi
&
Otonomi
Daerah. Editor Syamsudin Haris.
24-37,
Enterprises.”
http://www.iwep.org.cn/.
diakses 30 oktober 2015.
227