Jejak rekam dan Program Kerja Laboratorium Biologi Tanah Disusun oleh: Prof. Kurniatun Hairiah, PhD (KaLab BioTan)
”Tanah sehat KUNCI dari Pertanian Sehat”
2014
DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG ...........................................................................................................................3 SEJARAH BERDIRINYA LABORATORIUM BIOLOGI TANAH .......................................................................................... 5 VISI, MISI DAN MOTO ..................................................................................................................................... 6 2. SUMBER DAYA MANUSIA ................................................................................................................7 3. KEGIATAN PERKULIAHAN DAN PENELITIAN ......................................................................................7 3.2. PENELITIAN ............................................................................................................................................. 8 3.2.1. Arah Penelitian............................................................................................................................ 8 3.2.2. Kerjasama Penelitian ................................................................................................................ 13 3.2.3. Kegiatan Penelitian di masa yang akan datang........................................................................ 14 3.2.4. Penelitian Unggulan.................................................................................................................. 15 3.2.5. Karakter Penelitian.................................................................................................................... 15 4. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT: ...............................................................................................16 5. FASILITAS YANG DIBUTUHKAN ......................................................................................................18 6. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ..................................................................................18 7. PENGGALIAN DANA PRAKTIKUM DAN PENELITIAN .........................................................................19 8. PRESTASI ......................................................................................................................................20 8. 1. PUBLIKASI ............................................................................................................................................ 20 8.2. ADOPSI TEKNOLOGI ................................................................................................................................ 29 9. RENCANA KEGIATAN .....................................................................................................................31 9.1. PENGAJARAN ........................................................................................................................................ 31 9.2. PENELITIAN ........................................................................................................................................... 32 9.3. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ...................................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
(Gambar sampul: skema kehidupan dalam tanah oleh Meine van Noordwijk)
2
1. Latar Belakang Meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) menyebabkan pemanasan global sehingga menyebabkan perubahan iklim yang berdampak luas terhadap berbagai sektor. Pada tahun 2007 telah dilaporkan Indonesia menempati peringkat ke 3 sebagai emitor CO2, berdasarkan estimasi kasar data yang ada Indonesia telah menyumbangkan CO2 sekitar 10% dari total emisi CO2 dunia. Emisi CO2 yang dilepaskan terutama berasal dari pembakaran vegetasi hutan dan sisa panen, dan adanya pengeringan lahan-lahan gambut untuk perluasan lahan pertanian. Adanya perubahan iklim menyebabkan musim penghujan sulit diprediksi dan kondisi hujan yang ekstrim akan lebih sering terjadi. Hal tersebut akan menyulitkan petani (terutama di daerah tropis) untuk mengelola lahannya, baik dalam menentukan waktu tanam dan pemilihan jenis tanaman. Kerugian masyarakat lebih berat lagi karena di musim penghujan sering terjadi bencana banjir dan longsor sehingga kualitas air sungai memburuk. Sedang dimusim kemarau terjadi kekeringan berkepanjangan dan kebakaran, atau serangan wabah hama dan penyakit sehingga resiko gagal panen menjadi lebih besar. Sementara kebutuhan akan pangan masih terus meningkat. Perubahan Iklim berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap biodiversitas fauna dan flora di atas dan dalam tanah, dan fungsi ekosistem (ekonomi dan ekologi). Upaya untuk mempertahankan fungsi ekosistem diperlukan untuk meningkatkan layanan (jasa) lingkungan yang berhubungan 4 aspek yaitu: a. kehidupan (produksi pangan, serat, kayu bakar, air bersih) budaya (spritual, pendidikan, rekreasi), b. penunjang (pembentukan tanah, siklus hara) dan c. regulasi (iklim, air, hama dan penyakit serta pengurangan bencana banjir, longsor) (Gambar 1).
3
Gambar 1. Hubungan perubahan global, biodiversitas, fungsi dan layanan ekosistem, serta kesejahteraan masyarakat (http://www.diversitasinternational.org/cross_agriculture.html). Indonesia, sebagai salah satu negara tropis akan paling menderita terkena dampak pemanasan global. Dampak pemanasan global di lapangan ditandai dengan munculnya bencana alam terutama berkaitan dengan adanya penurunan sumber daya alam (SDA) baik ditingkat plot, lansekap/nasional dan global, yang penanganannya memerlukan pemahaman yang mendalam. Penurunan SDA yang umum dihadapi di tingkat nasional umumnya berhubungan dengan (1) Air baik kuantitas maupun kualitasnya, (2) Biodiversitas fauna dan flora, (3) Keindahan lansekap, dan (4) Kualitas udara. Guna mengurangi penderitaan masyarakat yang berkepanjangan di masa yang akan datang, maka strategi pengelolaan lahan baik kehutanan maupun pertanian harus diarahkan kepada mekanisma ADAPTASI terhadap iklim baru yang sinergi dengan mekanisma MITIGASI terhadap perubahan iklim global. Kegiatan adaptasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menekan dampak perubahan iklim baik secara antisipatif maupun reaktif. Sedangkan kegiatan mitigasi dilakukan sebagai salah satu upaya menurunkan efek gas rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global.
4
Sejarah berdirinya Laboratorium Biologi Tanah Laboratorium Biologi Tanah merupakan laboratorium termuda di Jurusan Tanah yang didirikan pada tahun 1993, dengan KaLab pertama adalah Prof. Eko Handayanto, PhD. Laboratorium ini didirikan berawal pada banyaknya penelitian Biologi Tanah yang dilakukan oleh team dosen di Jurusan Tanah. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Payung kerjasama penelitian FP/UB dengan beberapa lembaga penelitian di Eropa dan Asia bertema "Nitrogen Management in Sustainable Cropping Systems on acid soils" yang selanjutnya berubah nama menjadi "Biological Management of Soil Fertility (BMSF) on Acid Soils". Penelitian dilaksanakan di Lampung Utara pada tahun 1984 hingga tahun 2005. Prestasi yang diperoleh berupa (a) publikasi ilmiah di beberapa journal internasional maupun nasional, terbitnya buku ajar untuk perguruan tinggi, (b) banyaknya lulusan sarjana S3, S2 dan S1 baik dari UB maupun dari Universitas lainnya di Eropa. Pengakuan pentingnya keberadaan lab Biologi Tanah di FP-UB disahkan kembali oleh Rektor UB pada tanggal 18 Juni 2014 menurut SK 295/2014.
5
Visi, Misi dan Moto Visi Menjadi pusat pendidikan dan penelitian Managemen Kesuburan Tanah Berbasis Biologi sebagai solusi adaptasi dan sekaligus mitigasi efek perubahan iklim Misi
Menyelenggarakan pendidikan (perkuliahan, praktikum lapangan dan laboratorium) untuk memahami kehidupan dan fungsi organisma tanah dalam ekosistem,
Melakukan penelitian yang berhubungan dengan konservasi dan pemanfaatan biodiversitas (tanaman dan tanah) sebagai dasar untuk pengembangan strategi ADAPTASI terhadap pemanasan global pada umumnya, yang berhubungan dengan upaya perbaikan kualitas tanah dan air serta MITIGASI emisi gas-gas rumah kaca (GRK) pada khususnya.
Moto
”Tanah sehat KUNCI dari Pertanian Sehat”
6
2. Sumber Daya Manusia Nama Prof. Ir. Kurniatun Hariah, PhD
Jabatan Ketua
2
Prof. Ir. Eko Handayanto, MSc, PhD
Anggota
3
Dr. Ir. Yulia Nura’ini
Anggota
4
Dr.Ir. Budi Prasetyo
Anggota
5
Cahyo Prayogo, SP, MP, PhD
Anggota
6
Nina Dwi Lestari, SP
Anggota
7
Sarkam
Tekhnisi
1
Pengampu mata kuliah Agroforestri Ekologi Pertanian Managemen Agroekosistem Pertanian Berlanjut Rehabilitasi Lahan Terdegradasi Kesuburan Tanah Kesuburan Tanah Ekologi Pertanian Managemen Agroekosistem Kesuburan Tanah Ekologi Pertanian Managemen Agroekosistem Kesuburan Tanah Ekologi Pertanian Managemen Agroekosistem Asisten MK: agroforestri, Managemen Agroekosistem, Pertanian Berlanjut Membantu persiapan kegiatan praktikum di UB Membantu Training Pengukuran C di luar UB
3. Kegiatan Perkuliahan dan Penelitian 3.1. Perkuliahan Lab. Biologi Tanah menunjang kegiatan pembelajaran (Praktikum) di FP-UB yang berkaitan dengan mata kuliah (MK) terintegrasi, yaitu: 1. AGROFORESTRI (dibawah koordinasi Lab. Biotan) 2. Pertanian Berlanjut (dibawah koordinasi JT) 3. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (dibawah koordinasi JT) 4. Managemen Agroekosistem (dibawah koordinasi jurusan HPT) 5. Ekologi Pertanian (dibawah koordinasi BP) 6. Kesuburan Tanah (dibawah koordinasi lab. Kimia Tanah) 7. Pupuk dan Pemupukan (dibawah koordinasi Lab. Kimia Tanah)
7
Kegiatan praktikum sebagian besar di laukukan di lapangan, tetapi proses penyelesaiannya dilakukan di Lab BioTan, seperti pengayakan, pengeringan tanah dan seresah dalam oven dsb. Penelitian yang dilakukan di Lab Biologi Tanah merupakan penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa bimbingan, atau penelitian mahasiswa yang dilakukan secara berkelompok dengan mahasiswa lainnya yang mengerjakan di Lab lainnya (Fisika atau Kimia Tanah).
3.2. Penelitian 3.2.1. Arah Penelitian Berdasarkan jejak rekam (roadmap) penelitian di Lab BioTan (Gambar 2 dan Tabel 2) umumnya dilaksanakan berdasarkan pendekatan masalah yang ada (problem solving approach), meliputi: a. Penyediaan hara. Di tahun 1990-an bahkan hingga sekarang fokus penelitiannya masih terkait dengan penyediaan hara N dan P oleh Rhizobium dan mikoriza, dekomposisi bahan organik dan dinamika bahan organik. Penelitian tersebut diaplikasikan dalam penelitian pembuatan kompos yang berkualitas dengan memanfaatkan berbagai sumber BO yang diperkaya dengan berbagai agen hayati. Masalah pertumbuhan tanaman yang lain adalah adanya unsur beracun seperti Al. Upaya mengurangi efek beracun Al pada tanah masam secara biologi melalui pendekatan bio-kimia melalui penambahan bahan organic (BO) dan produk organic yang dihasilkan. b. Pencemaran air dan TANAH (oleh logam berat dari kompos dan pestisida). Topik ini masuk dalam agenda penelitian sejak tahun 2005, melalui penanaman spesies tanaman/inokulasi mikrobia tertentu /lokal untuk mengurangi konsentrasi racun, sekaligus menyerap unsur logam (Cd, Pb, Ni dsb) yang sering disebut dengan phytomining. Selain itu, penelitian berkembang pula ke arah pembenahan tanah menggunakan Biochar.
8
c. Perbaikan struktur tanah (porositas dan infiltrasi). Pada tahun 2000, kegiatan penelitian di lab BioTan bergeser ke isu layanan ekosistem (ecosystem services) tanah yang meliputi kajian perubahan biodiversitas organisma tanah dan fungsinya akibat adanya aktivitas pertanian (perubahan biodiversitas atas tanah). Di dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti Lab. BioTan Bekerjasama dengan peneliti dari laboratorium lainnya (Lab. Fisika dan Kimia, lab. Hama),
dalam memahami peran
cacing tanah dalam meningkatkan porositas dan infiltrasi tanah dan potensi masalah hama dalam tanah (nematode dan rayap) masih terus dilakukan hingga saat ini baik di rumah kaca maupun di lapangan. d. Longsor. Penurunan kualitas air disebabkan meningkatnya masukan tanah dari erosi lahan dan lonsor tebing sungai. Mulai tahun 2005 peneliti Lab. BioTan melakukan penelitian terkait dengan peran akar pepohonan dalam system agroforestry dalam meningkatkan stabilitas tebing sungai dan lahan (sebagai ‘jangkar dan pencengkeram tanah’). e. Cadangan karbon daratan. Berkenaan dengan program pengurangan emisi CO2 akibat dari aktivitas manusia di tingkat global/nasional dan subnasional, sejak tahun 1997 peneliti lab Bio-Tan dan lab lainnya bekerjasama dengan peneliti dari the World Agroforestry Centre, ICRAF melakukan 3 kegiatan yaitu: pengembangan metoda pengukuran karbon secara cepat (RaCSA= Rapid Carbon Stock Appraisal); pengujian metoda melalui pengukuran di berbagai penggunaan lahan di Sumatra dan Jawa; pelatihan pengukuran karbon menggunakan RaCSA kepada stakeholder di seluruh Indonesia.
9
Gambar 2. Skema jejak rekam penelitian di Lab. BioTan
10
Tabel 2. Topik, pendekatan, luaran dan manfaat penelitian yang dilakukan di Lab. BioTan TOPIK PENELITIAN UNGGULAN YANG TELAH/SEDANG DILAKUKAN Skala Skope Masalah Pendekatan LAB+PLOT 1. Penyediaan 1. Penyediaan hara: Pemberian kompos yang (LAHAN) hara tanah pada Unsur N berkualitas; Bakteri lahan pertanian penambat N (tan. Semusim, perkebunan, agroforestry & hutan alami) Unsur P Pemberian bakteri pelarut P Pemanfaatan Mikoriza 2. Detoksifikasi Al
Pemberian bahan organic (BO)
3. Pemadatan tanah
Optimalisasi kinerja cacing tanah melalui pemanfaatan BO Teknik Pengomposan melalui aplikasi bakteri dan jamur Pengukuran respirasi tanah menggunakan chamber (Metode sederhana titrasi NaCl)
4. Kompos kualitas rendah 5. Emisi CO2 akibat pemberian BO
2.Fitoremediasi & Bioremediasi
6. Pencemaran air dan TANAH (oleh logam berat dari kompos dan pestisida)
Penanaman spesies tanaman / inokulasi mikrobia tertentu / lokal untuk mengurangi konsentrasi racun, sekaligus menyerap unsur logam (Cd, Pb, Ni
Luaran Peningkatan efisiensi serapan N
Manfaat Pengurangan Dosis pupuk kimia
Peningkatan P-tersedia
Pengurangan Dosis pupuk kimia Pengurangan Dosis pupuk kimia Pengurangan penggunaan kapur
Peningkatan P-tersedia Pengurangan masalah keracunan pada akar tanaman Peningkatan porositas dan kelembaban tanah
Penurunan run-off dan erosi
Percepatan waktu kematangan kompos
Perbaikan pertumbuhan dan produksi tanaman
Informasi Respirasi Tanah terkait dengan degradasi BOT (Kasus Lampung dan Ngantang) Jenis tanaman lokal / mikrobia yang berpotensi mengurangi unsur beracun
Perbaikan strategi management tanah dengan masukan rendah
Menjaga kesehatan tanah, air dan pangan
11
PLOT dan LANSKAP
3. Kualitas air (pada lahan agroforestry)
7.Longsor
4.Emisi CO2 (hutan alami, agroforestry, perkebunan, tanaman semusim)
8. Peningkatan emisi CO2 akibat alih guna hutan menjadi penggunaan lainnya
TOPIK PENELITIAN YANG AKAN DATANG Skala Skope Masalah Lab + 1. Mitigasi emisi 1.Trade Off: Lapangan GRK Penambahan BO (tanaman (CO2+CH4+N2O) memperbaiki semusim, dari kegiatan kesuburan tanah perkebunan, pertanian tetapi agroforestry, meningkatkan hutan alami) emisi GRK (CO2 PLOT dan 2. Emisi CO2 (hutan 2.Trade Off: LANSKAP alami, Peningkatan emisi agroforestry, CO2 akibat alih perkebunan, guna hutan tanaman menjadi semusim) penggunaan lainnya namun perkembangan perekonomian harus tetap berjalan
dsb)phytomining Penggunaan Index Jangkar Akar (IJA) dan Index Cengkeram Akar (ICA) sebagai dasar evaluasi RaCSA (Rapid Carbon Stock Appraisal)
Penanaman pohon berperakaran dalam dan kuat
Pengurangan degradasi/penurunan luas lahan pertanian
Data emisi CO2 pada suatu wilayah akibat adanya suatu aktivitas
Alat bantu negosiasi PEMDA/Pemerintah RI di tingkat Internasional untuk mendapatkan Insentive Penurunan emisi (REDD+)
Pendekatan Pengukuran pelepasan GRK menggunakan GC (Gas Chromatography). Pengambilan contoh di lapangan menggunakan chamber (sungkup)
Luaran Data emisi GRK dari penambahan berbagai kualitas BO
Manfaat Perbaikan strategi manegemen kesuburan tanah rendah emisi
Metoda: 1. RaCSA (Rapid Carbon Stock Appraisal) 2. LUWES (Land Use planning for loW Emission Development Strategy)
Data emisi CO2 pada suatu wilayah akibat adanya suatu aktivitas dan perencanaan pengembangan wilayah
Alat bantu negosiasi PEMDA/Pemerintah RI di tingkat Internasional untuk mendapatkan Insentive Penurunan emisi (REDD+) yang realistis sesuai dengan pembangunan daerah (Skema LAMA = Locally Apropriate Mitigation Action)
12
3.2.2. Kerjasama Penelitian Beberapa dosen dari Lab. BioTan cukup aktif dalam penelitian kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Ada 2 tema utama yang menjadi topik kajian penelitian, yaitu: A. Peran Agroforestri dalam mempertahankan produksi dan layanan lingkungan Sejak berdirinya lab BioTan di JT di tahun 1993, para dosen BioTan telah terlibat aktiv dalam penelitian yang berkaitan dengan peran Agroforestri dalam mempertahankan produksi tanaman pangan dan layanan lingkungan (mempertahankan kesuburan tanah).
No
JUDUL KEGIATAN PENELITIAN
Kerjasama
Tahun
1
Pemanfaatan biodiversiatas pada lahan agroforestri untuk meningkatkan produksi dan layanan lingkungan
Menristek (Hibah Insentif Dasar) (CSM-BGBD-phase 2)
2007-2008
2
The role of trees outside forest in anchoring soil and reducing landslide risk during high rainfall episodes Rapid Carbon Stock Appraisal (RaCSA) in various land cover in Kalikonto (Malang) watershed Rapid Agro-Biodiversity Appraisal in various land cover in Kalikonto (Malang) watershed Kajian ekonomi karbon trade sebagai dasar perhitungan kompensasi global warming di Tahura R Soerjo dan di hutan rakyat sebagai upaya antisipasi global warming di Jawa Timur
CIFOR, Bogor
2007/2008
ICRAF, Bogor
2008
ICRAF, Bogor
2008/2009
BALITBANGPROP Jatim
2010 dan 2012
7
Pembenahan kesehatan tanah kebun kelapa sawit penambahan bahan organik dan inokulasi cacing
PT Astra Agro Lestari
2010-2013
8
Managemen Biodiversitas Agroforestri untuk mempertahankan kualitas air DAS Konto Hilir
PHBI_LPPM UB
JuniDesember 2012
9
REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI MELALUI AGROFORESTRI: Evaluasi Implementasi Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Analisis Faktor Keberhasilan Pertumbuhan Pohon Penghijauan di Lahan Petani
BOPTN_LPPM UB
2013-2014
3 4 6
B. Fitoremediasi tanah-tanah tercemar bekas tambang emas 1
Permasalahan limbah tambang emas mengandung merkuri (tambang rakyat) yang mencemari lahan pertanian: kasus di Sekotong-Lombok Barat
< 2009
13
2 3 4 5
6 7
8
Pencemaran lingkungan tanah dan air, dan penurunan produksi tanaman pangan di lahan tercemar limbah tambang emas mengandung merkuri Potensi fitostabilisasi vegetasi local pada limbah tambah emas-Hibah Dikti Dektosifikasi Fe, Zn,Cd dan Al dalam limbah tambang emas oleh mikoriza tanaman lokal- Hibah Dikti Pengaruh bahan pembenah tanah terhadap proses pelapukan bahan timbunan berasal dari limbah tambang emas rakyat-Hibah Dikti Fitoremediasi Pb dalam tanah tercemar limbah tambang emas dengan menggunakan Cromolaena sp., Paraserianthes sp., dan Vertiver sp.-Dana Mandiri Assessment of biogeochemical mercury cycling: Sekotong artisanal mining area, Lombok, Indonesia-Hibah NZAids Fitoremediasi Tanah tanah Tercemar Merkuri Limbah Tambang Emas Rakyat untuk Perbaikan Produksi Jagung (PHBi-UB) Remediasi Tanah Yang Tercemar Pb Tailing dengan Tanaman Indigenous dan Biochar (PHBi-UB) Penggunaan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan ketersediaan P pada tanah pascaremediasi merkuri limbah PESK (PHBi-UB) Studi eksploitasi emas artisanal dengan metode phytomining. Kerjasama dengan Balitbang Kementerian ESDM. Hasil akhir: Jenis tanaman lokal potensial untuk remediasi tanah tercemar Hg limbah tambang emas, dan sekaligus menambang (phytomining) Au pada limbah tambang emas rakyat
20092010 20092010 20092010 20092010 20102011 20122014
20142015
3.2.3. Kegiatan Penelitian di masa yang akan datang Sejak 20 tahun Lab BioTan berdiri telah banyak hasil penelitian yang telah dipublikasikan baik secara internasional maupun nasional. Hasil penelitian tersebut juga telah banyak diimplementasikan di lapangan berkaitan dengan “Managemen Kesuburan Tanah dengan Masukan Rendah” yang ditekankan pada peningkatan efisiensi serapan hara dan aplikasi bahan organic (BO). Sektor Pertanian berkontribusi cukup besar terhadap emisi GRK, lewat pembakaran, pengairan, pemupukan baik organik maupun inorganic. Perbaikan kualitas tanah secara organic juga ikut berkontribusi terhadap emisi GRK, namun hingga saat ini masih belum banyak dilakukan untuk mengkuantifikasi emisi GRK dari kegiatan tersebut. Guna mendukung rencana pembangunan pertanian di era perubahan iklim ini, maka kegiatan penelitian di lab BioTan di masa yang akan datang akan diarahkan pada “Teknik Perbaikan Kualitas Tanah dengan Rendah Emisi”.
14
3.2.4. Penelitian Unggulan Applied Research 1.Agroforestry
2.Soil Health
3.Soil Remediation
Basic Reseach Biodiversity Climate Change Tree diversity in AF Tree diversity and system, litter input and Carbon Stock improvement of soil quality and environmental services Biodiversity of soil biota and their function on nutrients availability (N and P) Phyto- and Bioremediation of soil contaminated by heavy metal
Researcher Prof. Dr. Kurniatun Hairiah Cahyo Prayogo, SP. MP. Nina Dwi lestari, SP
Dr. Yulia Nura’ini Dr. Budi Prasetyo
Prof. Dr. Eko Handayanto
3.2.5. Karakter Penelitian Sebagai unit kerja terkecil di UB, Lab Biologi harus berperan aktif dalam membantu pemerintah Indonesia (khususnya Kementrian Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dalam mewujudkan upaya ADAPTASI dan MITIGASI terhadap perubahan iklim melalui perbaikan teknologi, dan sekaligus mendukung Rencana Induk Penelitian (RIP) UB.
Mengingat masalah lingkungan yang
dihadapi cukup luas, maka pelaksanaan penelitiannya juga mempunyai karakter sebagai berikut: a. Berbasis pada SISTEM, sehingga dalam pelaksanaannya bisa lintas Lab. atau bahkan lintas disiplin b. Knowledge based -- Applied based. Sebagai anggota dari Perguruan Tinggi, maka penelitian di Lab Biotan adalah knowledge based yang harus dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah, yang selanjutnya pengetahuan yang diperoleh sebagai dasar untuk diaplikasikan dalam action/demonstration research di lapangan c. Tingkat Kompleksitas. Mengingat jenis penelitian di Lab. Biotan adalah knowledge based maka penelitiannya dapat dilakukan pada 3 tingkat kompleksiatas pot, lahan, hingga DAS; tergantung dari hipotesis yang ada.
15
d. Sifat penelitiannya Problem solving approach BUKAN Commodity approach e. Relevan dengan isu global (Perubahan Iklim). Penelitian akan difokuskan pada optimalisasi biodiversitas tanaman sebagai dasar strategi Adaptasi dan Mitigasi terhadap perubahan Iklim. Hal tersebut ditujukan pada 3 fungsi, yaitu: pengendalian Air, Biodiversitas dan cadangan Karbon. f. Relevan dengan kebutuhan lokal. Dengan dasar pemahaman yang mendalam lewat penelitian-penelitian yang dilakukan, diharapkan lab BioTan dapat memperkecil gap antara pengetahuan dan praktek pertanian di lapangan (linking knowledge to action), sehingga dapat menunjang program-program pemerintah untuk mencapai ‘Lahan Lestari Masyarakat Berseri’. Contohnya: menunjang program penghijauan untuk pengendalian longsor, penanganan lahan tercemar karena penggunaan pestisida dan pertambangan, penyediaan kompos yang berkualitas, dan penyediaan data cadangan karbon Nasional serta memberikan pelatihan pengukuran cadangan karbon di hutan dan lahan pertanian kepada para stakeholder di seluruh Indonesia. g. Mendukung RIP – UB: Keterkaitan topic penelitian Lab BioTan dengan RIP –UB adalah di bidang Agroforestry dan Ketahanan Pangan.
4. Pengabdian pada Masyarakat: Sebagian dosen (2 orang) dari Lab BioTan turut aktif dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang berhubungan dengan pelatihan bagi masyarakat pinggiran hutan, akademisi, praktisi dan pengambil kebijakan dalam hal penghitungan emisi karbon terkait dengan tata guna lahan. Kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan peneliti dari Lab Fisika Tanah JT. Sejak tahun 2007 (setelah COP meeting di Bali).
16
Gambar 3. Pelatihan pengukuran cadangan karbon dan jasa lingkungan lainnya di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Gambar4. Pengukuran cadangan karbon dalam tanah di Kabupaten Muarabungo, Provinsi Jambi, dimana tekhnisi Lab Biotan ikut berperan aktif sebagai asisten pengajar
17
5. Fasilitas yang dibutuhkan Untuk mencapai tujuan utama dalam memerangi pemanasan global dan polusi dalam tanah dan air, maka beberapa alat yang dibutuhkan antara lain adalah:
No 1
Nama alat Gas Chromatography
Kegunaan Pengukuran Gas Rumah Kaca
2
Flow Injection Autoanalyzer (FIA)
Pengukuran konsentrasi NH4 dan NO3
3
Oven
4
Muffle furnace
Pengeringan contoh tanah & tanaman Pengabuan contoh tanaman
5 6 7 8
Laminar flow Autoclave & kompor Microscope & TV layar lebar Freezer
9
Incubator
10 11
Destilator Alat-alat peraga pembentukan liang oleh cacing tanah
Isolasi mikroba Sterilisasi media Pengamatan dan demonstrasi mikrobia Penyimpanan contoh dan media mikroba Penyimpanan media mikroba Penyediaan air bebas ion Planar cage
Keterangan SUDAH ADA, tetapi BELUM bisa beroperasi (Proyek PHKI_A2). Perlu tindak lanjut dari pihak Rektorat TERSEDIA, tetapi dalam keadaan RUSAK, maka perlu beli alat baru TERSEDIA TERSEDIA, tetapi ketersediaan daya listrik masih perlu ditingkatkan TERSEDIA TERSEDIA TERSEDIA TERSEDIA TERSEDIA TERSEDIA TERSEDIA
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna meningkatkan mutu dan ketrampilan staff lab BioTan, antara lain melalui:
Seorang dosen dari Lab. Biologi tanah Cahyo Prayogo, SP. Mp. pada tahun 2013 telah menyelesaikan study S3 di Warwick University-UK, dan saat ini telah aktif kembali di Jurusan Tanah. Sejak tahun 2013 salah
18
seorang staf muda lab. Biologi tanah Nina Dwi Lestari SP melakukan penelitian akhir untuk menyelesaikan studi S2 di UB, jurusan Lingkungan.
Peningkatan partisipasi dalam pertemuan dan seminar setiap tahunnya di tingkat Nasional bagi dosen dan asisten
Pelibatan langsung Karyawan dalam penelitian dan pelatihan (Lab dan lapangan) untuk meningkatkan ketrampilannya dalam pengukuran parameter-parameter biologi. Dengan demikian karyawan diharapkan dapat membantu kegiatan dosen dan asisten dalam kegiatan pembimbingan praktikum mahasiswa.
Pengangkatan Dosen baru minimal 2 orang. Pengangkatan dosen baru di Lab Biologi Tanah SANGAT DIBUTUHKAN, karena usia dosen di Lab Biologi telah > 40 tahun bahkan >50 tahun. Guna menghindari kesenjangan kepakaran antara dosen senior dan yunior, maka pengangkatan dosen baru harus segera dilakukan sehingga waktu pembinaan bagi dosen Yunior bisa lebih panjang. Spesialisasi dosen baru yang diharapkan adalah yang berhubungan dengan perkembangan biodiversitas makro dan mikrobiota dalam hubungannya dengan emisi gas rumah kaca.
Pelibatan asisten luar biasa dalam kegiatan perkuliahan dan praktikum harus dilakukan untuk meningkatkan ketrampilannya dalam pengajaran. Asisten luar biasa yang ada di Lab. BioTan umumnya diangkat karena perannya sebagai asisten peneliti dalam kegiatan penelitian dosen.
7. Penggalian dana praktikum dan penelitian Guna mengisi dana kegiatan operasional lab Biologi akan diperoleh melalui:
Biaya rutin praktikum dari Jurusan
Rencana pengusulan proposal penelitian kepada beberapa sumber antara lain melalui Program Hibah Bersaing (DIKTI), Hibah Insentif Dasar (Menristek), Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3TI, dari Menteri Pertanian), kerjasama dengan
19
Lembaga Penelitian Provinsi Jawa Timur dan Lembaga penelitian internasional seperti ICRAF.
Pengadaan pelatihan ketrampilan membuat kompos kepada masyarakat
Penjualan isolat bakteri yang diproduksi dari lab Biologi
Penjualan booklet petunjuk praktis pembuatan kompos
8. Prestasi Sebagai tolok ukur prestasi dari lab Biologi tanah dapat diukur dari jumlah publikasi ilmiah (Jurnal ilmiah, buku ajar dan leaflet) yang telah diterbitkan, dan jumlah kegiatan penelitian dosen.
8. 1. Publikasi Hasil penelitian dari Lab. BioTan sebagian besar telah dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah baik di tingkat International maupun Nasional. Jumlah Citation dari Publikasi tersebut dapat di akses dari Google Scholar dengan Link sebagai berikut:
1. Kurniatun Hairiah: http://scholar.google.co.id/citations?hl=en&user=_CjiIgQAAAAJ 2. Eko Handayanto: http://scholar.google.co.id/citations?hl=en&user=uWNMdcAAAAJ 3. Cahyo Prayogo 4. Yulia Nuraini 5. Budi Prasetyo
20
8.1. Prof. Dr. Kurniatun Hairiah 1.
My Citations
Change photo
Hairiah Kurniatun Edit Brawijaya University Malang, ICRAF, World Agroforestry Centre, CGIAR Edit
Publikasi Ilmiah sejak th 2005 - sekarang Publikasi Internasional Palm CA, Van Noordwijk M, Woomer P L, Alegre J, Arévalo L, Castilla C, Cordeiro DG, Hairiah K, Kotto Same J, Moukam A, Parton, W J, Ricse A, Rodrigues V and Sitompul, SM, 2005. Carbon losses and sequestration after land use change in the humid tropics. In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slash- and-Burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p 41-63.
21
Murdyarso D, Tsuruta H, Ishizuka S and Hairiah K and Palm CA, 2005. Greenhouse gass fluxes in slash and burn and alternative land use practices in Sumatra. In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slashand-Burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p 64-82. Hairiah K, Van Noordwijk M and Weise S, 2005. Sustainabilityn of tropical land use systems after forest conversion. In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slash- and-Burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p 143-169. Purnomosidhi P, Hairiah K, Subekti R and Van Noordwijk M, 2005. Smallholder options for reclaiming and using Imperata cylindrical L. (alang-alang) grasslands in Indonesia. In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slash- and-Burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p 248-262. Hairiah K, Sulistyani H, Suprayogo D, Widianto, Purnomosidhi P, Widodo R H, and Van Noordwijk M, 2006. Litter layer residence time in forest and coffee agroforestry systems in Sumberjaya, West Lampung. Forest Ecology and Management 224: 45-57. Hairiah K, Widianto, Suprayogo D, Kurniasari V, Santosa A, Verbist B and Van Noordwijk M, 2006. Root effects on slope stability in Sumberjaya, Lampung (Indonesia). Proc. Internasional Symposium “Towards Sustainable Livelihoods and Ecosystems in Mountainous Regions”, Chiang Mai (Thailand), 7-9 March, 2006. Verchot LV, Hutabarat L, Hairiah K, and van Noordwijk M, 2006. Nitrogen availability and soil N2O emissions following conversion of forests to coffee in southern Sumatra. GLOBAL BIOGEOCHEMICAL CYCLES, VOL. 20, GB4008, doi:10.1029/2005GB002469, p 1-12. Mutabaruka R, K. Hairiah and G. Cadisch, 2007. Microbial degradation hydrolysable and condensed tannin polyphenol-protein complexes in soils from different land-use histories. Soil Biology and Biochemistry, 39 (7): 1479-1492 Van Noordwijk M, Suyamto DA, Facilitating agroforestation tradeoffs between carbon Indonesia according to the Environment, 126: 98-112
Lusiana B, Ekadinata A, Hairiah K, 2008. of landscapes for sustainable benefits: stocks and local development benefits in FALLOW model. Agriculture Ecosystem and
Van Noordwijk M, N Khasanah, Hairiah K, Suprayogo D, Macandog D, Lusiana B, Cadisch G, 2008. Agroforestation of grasslands in Southeast Asia: WaNuLCAS Model Scenarios for shade-based Imperata control during tree establishment. In: Snelder D J and Lasco R D (eds.) Advances in Agroforestry. Smallholder tree growing for rural development and environmental services. Lessons from Asia. ISBN: 978-4020-8260-3. Springer, USA. 139-176. Hairiah K and Van Noordwijk M, 2009. Managing soil organic matter in agroforestry systems for healthy farming. In: Lumbanraja J, Susilo FX, 22
Purnomo, Hasibuan R, Niswati A, Yusnaini S, Hori H, Okazaki K (eds.). Proc. 3rd Int. Meeting for the development of IPM in Asia and Africa. Bandar Lampung, Indonesia, December 7-9, 2009. P: 193-207. Nurhidayati, Suprayogo D, Arisoesilaningsih E, Hairiah K, 2012. Particulate organic matter as a soil quality indicator of sugarcane plantation in East Java. AGRIVITA. J.Agric.Sc., 34 (2): 175-186. Markum, Arisoesilaningsih A, Suprayogo D and Hairiah, K, 2013. Contribution of agroforestry system in maintaining carbon stocks and reducing emission rate at Jangkok watershed, Lombok Island. AGRIVITA, J. Agric Sc., 35 (1): 54-63. Markum, Arisoesilaningsih A, Suprayogo D and Hairiah, K, 2013. Plant species diversity in relation to carbon stocks at Jangkok watersheds, Lombok island. AGRIVITA, 35 (3): 1-11. Lestariningsih I D, Widianto and K Hairiah, 2013. Acessing soil compaction with two different methods of soil bulk density measurement in oil palm plantaion soil. Procedia Environmental Sciences, 17: 172-178. Gillison A N, Bignell D, Brewer K R W, Fernandez ECM, Jones D T, Sheil D, May P H, Watt A D, Costantino R, Couto E G, Hairiah K, Jepson P, Kartono A P, Maryanto I, Neto G G, Van Noordwijk M, Silveira E A, Susilo F X, Vosti S A, Nunes P C, 2013. Plant functional types and plant functional traits as biodiversity indicators for tropical forests: two biogeographically separated case studies including birds, mammals and termites. Biodivers Conserv. DOI 10.1007/s10531-013-0517-1. van Noordwijk M, Bayala J, Hairiah K, Lusiana B, Muthuri C, Khasanah N, and Mulia R, 2014. Agroforestry solutions for buffering climate variability and adapting to change. in: J. Fuhrer and P.J. Gregory (Eds.) Climate change Impact and Adaptation in Agricultural Systems. CAB-International, Wallingford (UK) pp 216-232 van Noordwijk, M, Minang P A, Hairiah K, 2015. Shifting cultivation in an era of climate change, In: M.Cairns (Ed). A growing forest of voices. Earthscan, UK; (in press) van Noordwijk, M, Cairns MA, Hairiah K, 2015. Tithonia and other daisy fallows. In: M.Cairns (Ed). A growing forest of voices. Earthscan, UK; (in press)
Publikasi Nasional Hairiah K, Widianto dan Didik Suprayogo, 2005. Dapatkah pengembangan budidaya tanaman pangan pada tanah masam selaras dengan konsep pertanian sehat? Dalam: Makarim A K, Suharsono, Arsyad D M, Adisarwanto T, Marwoto, Saleh N (eds.). Prosiding Lokakarya Nasional: ‘Pengembangan Kedelai di Lahan Sub-Optimal’. PUSLITBANGTAN, hal 87-115. Buana R Y, Suyanto S, Hairiah K, 2005. Kebun Lindung: Kajian ekologi dan sosioekonomi di Lampung Barat. AGRIVITA, 27(3): 170-181. Van Noordwijk M dan Hairiah K, 2006. Intensifikasi pertanian, biodiversitas tanah dan fungsi agroekosistem. AGRIVITA 28 (3): 185-197
23
Dewi S W, B Yanuwiyadi, D, Suprayogo dan K Hairiah, 2006. Dapatkah sistem agroforestri mempertahankan diversitas cacing tanah setelah alih guna hutan menjadi lahan pertanian? AGRIVITA 28 (3): 198-220. Aini F K, F.X. Susilo, B Yanuwiyadi, dan K Hairiah, 2006. Meningkatnya sebaran hama rayap Odontotermes spp. setelah alih guna hutan menjadi agroforestri berbasis kopi: Apakah perubahan iklim mikro lebih mempengaruhi perubahan populasi dari pada ketersediaan makanan? AGRIVITA 28 (3): 221-237. Swibawa I G, Aeny T N, Mashyuda I, F.X. Susilo dan K Hairiah, 2006. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian: Keragaman dan kelimpahan nematoda. AGRIVITA 28 (3):252-266. Purwanto, E Handayanto, D Suprayogo dan K Hairiah, 2006. Dampak alih guna hutan menjadi agroforestri kopi terhadap tingkat nitrifikasi: Inventori populasi dan aktivitas bakteri nitrifikasi. AGRIVITA 28 (3):267-285. Hairiah K, S Rahayu, dan Berlian, 2006. Layanan lingkungan agroforestri berbasis kopi: Cadangan karbon dalam biomasa pohon dan bahan organik tanah (studi kasus di Sumberjaya, Lampung Barat). AGRIVITA 28 (3): 298-309. Hairiah K, Santosa A, Kurniasari V, Suprayogo D, Widianto dan van Noordwijk M, 2007. Peran akar pohon dalam mencegah gerakan tanah. Prosiding Kongres Nasional IX HITI “Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat”, 5-7 Desember 2007, di UPN “Veteran” Yogyakarta. Hal 496-509. Dewi W S dan Hairiah K, 2007. Layanan ekologi cacing jenis penggali tanah dalam mempertahankan makroporositas tanah lahan pertanian bekas hutan. Prosiding Kongres Nasional IX HITI “Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat”, 5-7 Desember 2007, di UPN “Veteran” Yogyakarta. Hal 53-67. Aini F K, Susilo F X, Yanuwiyadi B, Hairiah K, 2007. Alih guna hutan menjadi lahan pertanian: Perubahan Iklim Mikro paska alih guna hutan dan sebaran rayap yang berpotensi sebagai hama. Prosiding Kongres Nasional IX HITI “Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat”, 5-7 Desember 2007, di UPN “Veteran” Yogyakarta. Hal. 693-709. Hairiah K dan Widianto, 2007. Adaptasi dan mitigasi pemanasan global melalui pengelolaan diversitas pohon di lahan-lahan pertanian. Dalam: Agus F, Sinukaban N, Ginting A N, Santoso H dan Sutadi (eds.). Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air,. Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia 2004-2007, Cisarua Bogor 17-18 Desember 2007. Hal 1-12. Hairiah K, 2008. Perubahan Iklim Global: Penyebab dan dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan. Bunga rampai INAFE. Pendidikan Agroforestri sebagai strategi menghadapi perubahan iklim global, UNS Surakarta, 3-5 Februari 2008. Hal 1 -12. Hairiah K, Widianto dan Suprayogo D, 2008. Adaptasi dan mitigasi pemanasan global: Bisakah agroforestri mengurangi resiko longsor dan emisi gas
24
rumah kaca? Dalam: Bunga rampai INAFE. Pendidikan Agroforestri sebagai strategi menghadapi perubahan iklim global, UNS Surakarta, 3-5 Februari 2008. Hal 42-61. Hairiah K dan Dewi S, 2009. Pengukuran Karbon pada berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Tanah Mineral. Gelar Tekhnologi Kehutanan, Manggala Wanabakti, Jakarta, 19 November 2009. 15p. Hairiah et al, 2010. Seminar Nasional “Methodologies for forest Carbon survey”. Manggala Wanabakti, Jakarta, 25 Maret 2010. Hairiah, K. dan Rahayu, S. 2010. Mitigasi perubahan iklim. Agroforestri untuk mempertahankan cadangan karbon lanskap. Simposium Kopi, Bali, 4-5 Oktober 2010. Hairiah K dan Dewi S, 2009. Pengukuran Karbon pada berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Tanah Mineral. Gelar Tekhnologi Kehutanan, Manggala Wanabakti, Jakarta, 19 November 2009. 15p. Hairiah K dan Rahayu S, 2010. Mitigasi perubahan iklim. Agroforestri untuk mempertahankan cadangan karbon lanskap. Simposium Kopi, Bali, 4-5 Oktober 2010. Sari R R dan Hairiah K, 2012. Komposisi ukuran pohon dan cadangan karbon pada system agroforestry di daerah pegunungan. In. Widiyatno, Prasetyo E, Widyaningsih T S, Kuswantoro D V (Eds.). Proc. Sem. Nas Agroforestry 3. Pembaharuan Agroforestri Indonesia: Benteng terakhir kelestarian, ketahanan pangan, kesehatan dan kemakmuran. ISBN: 978979-16340-3-8. Hal: 110-114. Markum, Hairiah K, Suprayogo D dan Arisoesilaningsih E, 2012. Kontribusi hutan kemasyarakatan dalam penyediaan cadangan karbon di DAS Jangkok, Pulau Lombok. In. Widiyatno, Prasetyo E, Widyaningsih T S, Kuswantoro D V (Eds.). Proc. Sem. Nas Agroforestry 3. Pembaharuan Agroforestri Indonesia: Benteng terakhir kelestarian, ketahanan pangan, kesehatan dan kemakmuran. ISBN: 978-979-16340-3-8. Hal: 115-120. Hairiah K, Priyadharsini R, Aini F K, Swibawa I G, Kurniawan S, Lestari N D, Widianto, 2012. Menyelaraskan agroforestry dengan konservasi keanekaragaman hayati. In. Widiyatno, Prasetyo E, Widyaningsih T S, Kuswantoro D V (Eds.). Proc. Sem. Nas Agroforestry 3. Pembaharuan Agroforestri Indonesia: Benteng terakhir kelestarian, ketahanan pangan, kesehatan dan kemakmuran. ISBN: 978-979-16340-3-8. Hal: 121-126. Rotinsulu J M, Suprayogo D, Guritno B, Hairiah K, 2012. Peningkatan pertumbuhan dan mutu rotan sega (Calamus caesius B.L.) melalui pengaturan cahaya yang masuk pada system agroforestry. In. Widiyatno, Prasetyo E, Widyaningsih T S, Kuswantoro D V (Eds.). Proc. Sem. Nas Agroforestry 3. Pembaharuan Agroforestri Indonesia: Benteng terakhir kelestarian, ketahanan pangan, kesehatan dan kemakmuran. ISBN: 978979-16340-3-8. Hal: 239-244. Hairiah K dan Ashari S, 2013. Pertanian Masa Depan. Agroforestri, manfaat dan layanan lingkungan. In: Kuswantoro D, Widyaningsih T S, Fauziyah E, Rachmawati R (eds.) Proc. Seminar Nasional Agroforestri 3, Malang 21 Mei 2013. hal 23-35.
25
Kendom M, Hairiah K dan Sudarto, 2013. Penaksiran emisi karbon di DAS Casteel Timur, Kabupaten Asmat, Papua. In: Kuswantoro D, Widyaningsih T S, Fauziyah E, Rachmawati R (eds.) Proc. Seminar Nasional Agroforestri 3, Malang 21 Mei 2013. hal: 281-287 Sari R R, Hairiah K, Widianto dan Suayanto, 2013. Penaksiran tingkat emisi dan sequestrasi karbon di Jawa Timur. In: Kuswantoro D, Widyaningsih T S, Fauziyah E, Rachmawati R (eds.) Proc. Seminar Nasional Agroforestri 3, Malang 21 Mei 2013. hal:288-295 Rotinsulu J M, Suprayogo D, Guritno B, Hairiah K, 2013. Keanekaragaman jenis pohon panjat dan manfaatnya di agroforestri rotan di kabupaten Katingan. . In: Kuswantoro D, Widyaningsih T S, Fauziyah E, Rachmawati R (eds.) Proc. Seminar Nasional Agroforestri 3, Malang 21 Mei 2013. hal: 86-92. Penulisan Buku Hairiah K dan Rahayu S, 2007. Petunjuk praktis Pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia. ISBN 979-3198-35-4. 77p Handayanto E dan Hairiah K, 2007. Biologi Tanah. Landasan Pengelolaan tanah sehat. Pustaka Adipura. ISBN 978-979-17163-0-7. 195 Agus F, Hairiah K, Velarde S and Van Noordwijk M, 2010. Carbon measurements of Land uses. In: White D. and Minang P. (Eds.). Estimating the opportunity costs of REDD+. A training manual. Version 1.1, November 12, 2010. World Bank, Washington (D.C.), USA. Hairiah K, Ekadinata A, Sari R R, Rahayu S. 2011. Petunjuk praktis Pengukuran cadangan karbon dari tingkat plot ke tingkat bentang lahan. Edisi ke 2. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia and University of Brawijaya (UB), Malang, Indonesia ISBN 978-979-3198-53-8. 90 pp. Hairiah K, Dewi S, Agus F, Velarde S, Ekadinata A, Rahayu S and Van Noordwijk. 2011. A Manual. Measuring Carbon stocks across land use systems. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia and University of Brawijaya (UB), Malang, Indonesia ISBN 978-979-3198-55-2. 154 pp. Agus F, Hairiah K, Mulyani A. 2011. Petunjuk praktis Pengukuran cadangan karbon tanah gambut. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Indonesia. ISBN 978-979-3198-57-6. 58 pp. Agus F, Hairiah K, Mulyani A. 2011. Practical Guidelines Measuring carbon stock in peat soils. World Agroforestry Centre and Indonesian Centre for Agricultural Land Resources Research and Development. ISBN 978-9793198-66-8. 60 pp.
26
8.2. Prof . Eko Handayanto, MSc., PhD
Citation indices All
Since 2009
Citations
761
221
h-index
11
8
i10-index
11
8
No
1.
Tahun 2010
2.
2010
3.
2010
4.
2010
5.
2011
6.
2011
Judul artikel Rehabilitation of artisanal mining gold land in West Lombok, Indonesia: Arbuscular myccorhiza status of taillings and sorounding soils Nitrogen mineralization by maize from previously added legume residues following addition of new legume residues using 15 N labelling technique. Role of phosphate solubilising bacteria on availability phosphorus in oxisols and tracer of phosphate in corn by using 32P. Humic and fulvic acids of Gliricidia and Tithonia composts for aluminium detoxification in an Ultisol. Potential of legume and maize composts to stimulate population of nitrogen- fixing bacteria, phosphatesolubilizing bacteria and indole acetic acid production. Assessment of the effect of long term tillage on the arbuscular myccorhiza
International Journal / conference Journal of Agricultural Science, Vol. 2/No. 2 June 2010
Journal of Tropical Agriculture 48 (1-2) : 2327.
Proceedings of the 19th World Congress of Soil Science to be held in Brisbane, Australia, 1 - 6 August 2010. Agrivita Journal of Agricultural Sciences, Vol 32 (3): 216-224.; 2010. Journal of Agriculture and Food Technology. 1(12) 218-226, 2011
Agrivita Journal of Agricultural Science. Vol. 33/No. 1, 2011
27
No
Tahun
7.
2012
8.
2012
9.
2012
10.
2012
11.
2012
12.
2012
2012
13.
2012
2012
Judul artikel colonization of vegetable crops growth in Andisols Assessment of environmental mercury discharge at a four-year-old artisanal gold mining area on Lombok Island, Indonesia. Artisanal gold mining on Lombok and Sumbawa Islands, West Nusa Tenggara Province, Indonesia: Background environmental study and strategy for tailings management N Mineralization from residues of crops grown with varying supply of 15 N concentrations. The Use of Vetiver (Vetiveria zizanioides L.) for the remediation of waste water discharged from tapioca factories. Effects of humic compounds and phosphate-solubilizing bacteria on phosphorus availability in an acid soil. Selection of hyperaccumulator plants for mercury contaminated soil
Potential accumulator species in nickel post-mining land of Sorowako, South Sulawesi, Indonesia. Recovery of 15N labelled rice and soybean residues by maize grown on an Inceptisol of Malang, Indonesia. Characterization of phosphate solubilizing bacteria isolated from Pb contaminated soils and their potential for dissolving tricalcium phosphate
International Journal / conference
Journal of Environmental Monitoring.(accepted)
Science of the Total Environment (accepted)
Journal of Agricultural Science, Vol. 4, No. 8, August 2012 – in press International Journal of Environment and Waste Water (in press)
Journal of Ecology and the Natural Environment. Vol. 3(7), pp. 232-240; 2012 Proceedings of the International Conference on Environmental, Socioeconomic, and Health Impacts of Artisanal and Small Scale Mining. University of Brawijaya, 7-8 Pebruary 2012, pp. 213216. Journal of Tropical Agriculture (accepted) Journal of Agricultural Science (submitted)
Journal of Tropical Agriculture (submitted)
28
8.3. Cahyo Prayogo, SP,MP, PhD 2.
My Citations
Prayogo C, JE Jones, J Baeyens, GD Bending, 2014. Impact of biochar on mineralisation of C and N from soil and willow litter and its relationship with microbial community biomass and structure.Biology and Fertility of Soils 50 (4), 695-702-9. Prayogo, C. 2013. Carbon storage and sequestration under different land uses with a focus on biomass crops. University of Warwick Brems A, R Dewil, J Baeyens, JPK Seville, C Prayogo, 2011.The future of biomass slow pyrolysis in the production of value-added products. Proceedings of the 6th Dubrovnik conference on sustainable development of agriculture Prayogo C, K Hairiah, M Van Noordwijk, 2005.Quantification of capital and carbon distribution in slash and burn methods on sloping area in Rantau Pandan Jambi (Indonesia). Agrivita (Indonesia): Jurnal Ilmu Pertanian
8.2. Adopsi teknologi
Teknik pengukuran cadangan karbon methoda RaCSA (Rapid Carbon Stock Appraisal) merupakan methoda yang dikembangkan oleh ICRAF-ASB yang telah dimodifikasi melalui berbagai penelitian yang dilakukan di Lab BioTan, saat ini banyak digunakan oleh masyarkat luas (akademisi dan praktisi) baik di Indonesia maupun di negara tropis lainnya. Judul buku yang bisa di akses di ICRAF web site http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/publication
29
Judul buku: 1.
2.
Hairiah K, Ekadinata A, Sari R R, Rahayu S. 2011. Petunjuk praktis Pengukuran cadangan karbon dari tingkat plot ke tingkat bentang lahan. Edisi ke 2. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia and University of Brawijaya (UB), Malang, Indonesia ISBN 978-979-3198-53-8. 90 pp. Hairiah K, Dewi S, Agus F, Velarde S, Ekadinata A, Rahayu S and Van Noordwijk. 2011. A Manual. Measuring Carbon stocks across land use systems. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia and University of Brawijaya (UB), Malang, Indonesia ISBN 978-979-3198-55-2. 154 pp.
Teknik pengukuran cadangan karbon pada berbagai penggunaan lahan telah diuji di dua tempat : (a) Kabupaten Asmad (Papua) oleh Mhs S2 Marthinus Kendom (PS PTA. minat Biologi Tanah), dan (b) di DAS Jangkok (Pulau Lombok) oleh Mhs S3 Markum (Program Doktor Ilmu Pertanian, Minat Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan). Kedua mahasiswa tersebut setelah menyelesaikan studynya di UB, telah kembali daerah asalnya dan menjadi trainer pengukuran cadangan karbon (Gambar....). Hal tersebut saat ini sangat dibutuhkan oleh Pemda setempat untuk menyiapkan data emisi C di setiap wilayah guna menyongsong program REDD (Reduced Emission from Deforestation and (Forest) Degradation).
Gambar 5. Pelatihan pengukuran cadangan karbon (methoda RaCSA) bagi masyarakat Papua dengan nara sumber Marthinus Kendom (alumni UB tahun 2013)
30
Gambar 6. Pelatihan pengukuran cadangan karbon (methoda RaCSA) bagi masyarakat NTT dengan nara sumber Markum (alumni UB tahun 2014).
Adanya pelatihan pengukuran cadangan karbon (methoda RaCSA) yang dilakukan oleh alumni UB ini secara tidak langsung merefleksikan bahwa:
Methoda Pengukuran Cadangan Karbon RaCSA, merupakan materi yang RELEVAN dengan masalah yang dihadapi masyarakat dalam menangani perubahan iklim
Prosedur pengukurannya cukup sederhana dengan hasil dan pelatih yang berkualitas
Ada kepercayaan (TRUST) dari mitra kerja yang dibuktikan dengan permintaan pelatihan karena pengajarnya telah teruji di UB
9. Rencana kegiatan 9.1. Pengajaran
Awal smester: Koordinasi penyelenggaraan praktikum dan penyusunan buku petunjuk praktikum
31
Akhir smester: Evaluasi hasil praktikum terhadap semua praktikan, juga akan dilakukan evaluasi kepuasan praktikan terhadap materi yang diajarkan
9.2. Penelitian
Akhir tahun: o
Koordinasi dengan para mahasiswa minat BioTan dalam pembentukan payung penelitian.
o
Evaluasi tingkat kepuasan mahasiswa pengguna jasa lab BioTan
Pelaksanaan penelitian
32