JARINGAN SOSIAL TENAGA KERJA BURUH BONGKAR MUAT (TKBM) DI DERMAGA PELABUHAN SEI JANG KOTA TANJUNGPINANG
E-Jurnal Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi
Oleh ARSYAD 110569201136
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016/2017
ABSTRAK
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Untuk mengetahui Mekanisme yang terjadi pada tenaga kerja bongkar muat barang (TKBM) di dermaga Pelabuhan Sei Jang Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:292) pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif yaitu permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam. Dalam kaitannya dengan penelitian yang di maksud dengan memahami situasi sosial secara mendalam adalah untuk mengungkapkan secara cermat permasalahan yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu bagaimana Mekanisme kerja buruh bongkar muat (TKBM) di dermaga Pelabuhan Sei Jang Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mekanisme dalam penelitian ini adalah merupakan cara kerja buruh bongkar muat dimana terdapat suatu kemudahan dalam bekerja di Dermaga Pelabuhan Sei Jang karena ada ikatan kekerabatan antara para pekerja Senior dan Junior dan aturan yang tidak mengikat para pekerja sebgai buruh bongkar muat. Dalam hal pembagian kerja, maupun penerimaan gaji dan jam kerja para buruh bongkar muat tidak terlalu di tekankan oleh pihak senior. Timbulnya solidaritas antara para senior dan junior sudah terjadi sejak lama sewaktu mereka bekerja sebgai nelayan (perikanan). Hal ini menunjukan adanya jaringan yang terjadi antara pihak senior dan junior melalui interaksi yang cukup lama dan latar belakang yang sama baik dilihat dari jenis pekerjaan maupun dilihat dari ikatan kekerabatan, adanya aturan yang di berlakukan untuk para pengguna jaringan sosial untuk mengatur tindakan, sikap dan pola perilaku individu. Dalam hal ini pekerja buruh bongkar muat membuat aturan dengan tujuan agar tindakan dan sikap sesama buruh bisa saling mengerti satu sama lainnya, hal ini di tunjukan dengan adanya partisipasi saling tolong menolong sesama buruh dan masyarakat sekitar, apabila ada masyarakat yang mengalami kesusahan atau musibah seperti meninggal dunia, para pekerja ikut membantu dan meliburkan diri di saat bongkar muat. Kata Kunci: Jaringan sosial, Buruh Bongkar Muat
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how To know the mechanism that occurs in the workforce loading and unloading goods (TKBM) at the Port of Sei Jang Tanjungpinang. The research method that researchers use is a qualitative method. According Sugiyono (2008: 292) in general the reason to use qualitative methods of problems is not yet clear, holistic, complex, dynamic and full of meaning so it is impossible data on social situations are netted by quantitative research methods. In addition the researchers intend to understand the social situation in depth. In relation to research that is meant to understand the social situation in depth is to express carefully the problems related to the research problem, namely how the Working Mechanism of loading and unloading workers (TKBM) at Sei Jang Port of Tanjungpinang City. The result of this research shows that the mechanism in this research is the work method of loading and unloading laborers where there is an ease in working at Sei Jang Seaport because there is a kinship ties between Senior and Junior workers and the non-binding rules of the workers as the loading and unloading workers. In terms of division of labor, as well as the acceptance of salaries and hours of work of the loading and unloading workers are not too emphasized by the senior. The emergence of solidarity between senior and junior has long been happening as they work as fishermen (fishermen). This shows the existence of networks that occur between the senior and junior through interaction long enough and the same background both seen from the type of work and views of kinship ties, the existence of rules that are applied to the users of social networks to organize actions, attitudes and patterns Individual behavior. In this case workers unloading workers make the rules with the aim that the actions and attitudes of fellow workers can understand each other, it is shown by the participation of mutual help helping fellow workers and surrounding communities, if there are people who experience distress or misfortune such as death The world, the workers helped and dismissed when loading and unloading. Keywords: Social networking, loading and unloading workers
perlu di kelola sebagaimana mestinya,
1. Pendahuluan Arus
globalisasi
ekonomi
yang menimbulkan hubungan yang erat
terhadap
produksi
dan
membawa terhadap
bidang
perdagangan
dampak sistem
Kemantapan
finansial, telah
pengelolaan perekonomian.
sistem
perdagangan
tidak terlepas dari fungsi pelabuhan. Pelabuhan dalam hal ini merupakan sarana yang riil dalam memperlancar arus sistem perdagangan apakah itu kegiatan ekspor maupun impor, dan pelabuhan
juga
memiliki
peran
karena ketika terjadi hambatan maka sistem
perekonomian
masyarakat
terganggu.
Keadaan
menjadi demikian,
ketika
berdirinya
pelabuhan telah di pertimbangkan tata cara kelola pelabuhan, potensi dan sistem perekrutan pekerja yang layak untuk bekerja ke dalam sistem, maupun masyarakat yang memiliki keahlian di bidang bongkar muat barang (buruh). Sebagai salah satu daerah kepulauan khususnya Tanjungpinang,
penting dalam distribusi barang ke
pelabuhan memiliki
berbagai daerah. Karena tanpa adanya
mendukung
pelabuhan, akan terjadi hambatan
transportasi laut yang merupakan
dalam sistem penyaluran berbagai
sistem transportasi paling besar di
macam kebutuhan manusia, seperti
gunakan di berbagai wilayah. Peran
pangan, papan dan sandang.
pelabuhan
Pentingnya
keberadaan
pelabuhan menjadi suatu hal yang
arti
penting
kelangsungan
sangat
penting
sistem
bagi
perkembangan sosial dan ekonomi suatu daerah mengingat pelabuhan
merupakan pusat segala kegiatan
pelabuhan bongkar muat yang berada
pelayanan pelayaran yang meliputi
di Sei Jang pada tahun 2010.
pelayanan
terhadap
kapal
dan
muatannya (penumpang, barang, dan hewan).
Berdirinya
demikian,
pendistribusian
suatu
Tanjungpinang
pemerintah
di
siapkan
barang
(bongkar muat), tentu merupakan
keberadaan pelabuhan khususnya di perlu
di
daerah Sei Jang yang menangani proses
Kondisi
pelabuhan
perencanaan kota
dari
pihak
agar
akses
sebagaimana mestinya dan mampu
pendistribusian
barang
di
mengatisipasi
Tanjungpinang
dapat
terlaksana
berbagai
hambatan
Kota
terkait dengan sistem pelabuhan.
dengan efesien tanpa adanya berbagai
Sebagai bahan pertimbangan dari
hambatan.
pemerintah
pelabuhan merupakan sarana yang
Kota
berdirinya
Tanjungpinang,
berbagai
Meski
keberadaan
macam
terpenting, pada satu sisi keberadaan
pelabuhan di setiap pesisir pantai
pelabuhan secara tidak langsung telah
Tanjungpinang, seperti pelabuhan Sri
memberikan dampak yang positif
Bintan Pura, pelabuhan Penyengat,
terhadap sosial-ekonomi masyarakat,
pelabuhan Kijang Lama, dan berbagai
khususnya masyarakat yang tinggal di
pelabuhan
satu
sekitar pelabuhan Sei Jang. Karena
pertimbagan dan perencanaan yang di
pelabuhan tersebut bagi masyarakat
anggap perlu dari pemerintah Kota
sebagai sumber pendapatan yang
Tanjungpinang,
mampu mengatasi berbagai kesulitan
lainnya.
maka
Salah
berdirilah
ekonomi masyarakat Sei Jang yang
dulunya
bekerja
pada
sektor
selain itu aktifitas penambangan
perikanan (nelayan). Terjadinya
mobilitas
horizontal yang di lakukan oleh masyarakat Sei jang yakni dari nelayan ke buruh bongkar muat sekitar tahun 2009, pada dasarnya penghasilan yang di peroleh nelayan tergolong
relatif
rendah,
karena
orientasi masyarakat hanya untuk pemenuhan kehidupan
sehari-hari
(subsistence) sedangkan sumberdaya perikanan yang menjadi tumpuan hidup
nelayan
tidak
lagi
bisa
memberikan hasil tangkapan yang melimpah akibat pencemaran limbah yang
berujung
pada
kerusakan
bauksit di Pulau Dompak juga semakin
memperparah
kondisi
ekosistem laut karena membuat air menjadi kotor/keruh, meski saat ini aktifitas penambangan sudah tidak lagi beroperasi, tetapi nelayan masih sangat merasakan dari dampak yang ditimbulkan
oleh
aktifitas
penambangan. Sejalan dengan itu, ketika rusaknya air laut maka habitat laut seperti udang, kepiting, ikan, gonggong,
dan
berbagai
spesies
lainnya sulit untuk di temukan lagi. Pekerjaan saat ini yang di geluti masyarakat Sei Jang yakni sebagai buruh bongkar muat, ikatan
ekosistem perairan. Jika di cermati kerusakan lingkungan di Sei Jang, kondisi perairan hampir di penuhi dengan limbah sampah
minyak akibat aktifitas pelayaran,
(kantong plastik
bekas) dan telah tercemar dengan
sosial merupakan hal yang terpenting, agar keberadaan mereka di akui secara sosial dan relasi sesama buruh bisa berjalan dengan baik tanpa ada perselisihan antara pihak pengelola
dengan
pekerja
buruh.
Ikatan
rasa kepercayaan yang baik sebelum
kerjasama yang di bangun agar
para pekerja bongkar muat (junior)
mampu
beban
dengan para pengelola tenaga kerja
menghadapi
(senior) menjalin ikatan kerja sama.
meringankan
masyarakat masalah
dalam
sosial-ekonomi.
Dengan
Dalam
prosesnya,
kepercayaan
demikian, jaringan sosial merupakan
merupakan unsur terpenting dalam
suatu mekanisme (cara) sosial yang di
menciptakan
tujukan untuk memberi rasa aman
merupakan perekat bagi langgengnya
individu anggota masyarakat dalam
hubungan
menghadapi setiap kesulitan hidup.
masyarakat. Selanjutnya, ketika telah
Karena
secara
umum,
menjalani aktifitas sebagai buruh di pelabuhan, terdapat berbagai pihak yang melakukan berbagai interaksi untuk menjalin hubungan satu sama lainnya, seperti, pihak pelayaran,
modal
sosial
dalam
yang
kelompok
terbentuk rasa kepercayaan yang kuat, orang-orang
bisa
bekerja
secara
efektif karena telah terjadi hubungan timbal
balik
yang
saling
menguntungkan antara kedua belah pihak (reciprocal).
pihak atasan pengelola tenaga kerja
Pada sistem perekrutan tenaga
(senior) maupun tenaga kerja bongkar
kerja (buruh) di pelabuhan tentu
muat itu sendiri. Interaksi yang
memiliki
terjalin antar sesama pelaku yang
lakukan sebelum mereka menjadi
terlibat di pelabuhan tentu tidak
karyawan di tempat mereka bekerja.
terbentuk secara tidak sengaja, dan
Dan salah satu syarat yang umum
dipastikan harus memiliki ikatan dan
untuk menjadi seorang buruh, mereka
proses
yang
harus di
pertama-tama harus melapor kepada pihak
koperasi
yang
Dalam
perekrutan
tenaga
menangani
kerja buruh bongkar muat (TKBM)
urusan bongkar muat di pelabuhan,
Kepala buruh (Senior) tidak melihat
kemudian para calon buruh harus
pada ragamnya umur yang bekerja di
mengikuti aturan yang telah di buat
Dermaga Pelabuhan Sei Jang, yakni
oleh para pengurus kelompok buruh,
ada sebagian dari pada mereka yang
dan jika telah di tetapkan jadwal
telah berumah tangga maupun mereka
kerjanya barulah calon buruh bisa
yang berusia muda (dibawah 20
bekerja. Selain itu, faktor yang paling
tahun), Selanjutnya, untuk bekerja
terpenting adalah kemampuan fisik
faktor fisik juga tidak terlalu di
dan umur para calon buruh, karena
perhatikan, hal ini bisa di sesuaikan
dalam proses bongkar muat barang,
dengan kesanggupan para buruh
para buruh harus mengangkat beban-
dalam mengangkat beban, kepala
beban yang berat. Ketika fisik buruh
buruh
yang lemah biasanya mereka akan di
kerabat,
berhentikan oleh kepala kelompok
terdekatnya termasuk teman anggota
buruh (senior). Alasan demikian,
buruh (Junior) yang beradaptasi di
terciptanya kerjasama harus di dasari
lingkungan
oleh kepercayaan, agar hubungan
dikenal oleh kepala buruh (Senior)
sosial yang telah terbentuk dalam
dan anggota lainnya untuk bekerja Di
sebuah kelompok bisa memberikan
Dermaga Pelabuhan Sei Jang.
keuntungan kedua belah pihak, yakni hubungan timbal balik.
(Senior)
mengutamakan
tetangga,
Sei
Kemudian
dan
Jang
pada
teman
kemudian
system
pembayaran kepala buruh (Senior)
memberikan
kepercayaan
pada
lahirnya nilai-nilai dan norma-norma
pekerja yang lebih lama bekerja untuk
yang mengembangkan kountinuitas
menghitung
pola-pola jaringan yang relative stabil
pemasukan
dan
pengeluaran yang didapatkan setiap
sepanjang
bongkar muatnya barang, dengan
jaringan-jaringan
menghitung setiap lori yang masuk
menghasilkan suatu rasa solidaritas.
dan jumlah anggota buruh (junior),
Artinya
kemudian uang tersebut dibagikan
mengurangi
kepada anggota buruh sesuai barang
kepentingan pribadinya (Agusyanto,
yang diangkatnya perlori, anggota
37-38:2007).
buruh
(Junior)
menghawatirkan
tidak
terlalu
hasil
yang
didapatnya dalam bekerja karena hubungan yang kuat antara buruh (junior) dan buruh (Senior) sudah terjalin sejak lama ditambah lagi dengan adanya ikatan kekerabatan dan pertemanan yang kuat dan menciptakan suatu jaringan sosial.
waktu.
para
Akibatnya, tipe
pelaku
ini
cendrung
kepentingan-
Semua aktifitas bongkar muat dan ikatan yang terbentuk, seperti rasa kepercayaan dan kerjasama merupakan bagian dari modal sosial yang juga melahirkan jaringan sosial. Semua
bagian
tersebut
saling
melengkapi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Pendekatan demikian merupakan
langkah
untuk
Kendati demikian, muncul
menganalisa adanya krisis ekonomi
adanya saling control yang relatif kuat
yang di alami oleh masyarakat Sei
antar-pelaku dalam jaringan yang
Jang
bersangkutan sehingga memudahkan
pekerjaan dan menciptakan hubungan
yang
melakukan
peralihan
sosial yang kuat yakni pekerjaan
itu peneliti bermaksud memahami
berdasarkan tanpa adanya tekanan
situasi sosial secara mendalam.
dari berbagai pihak terutama pihak
Dalam
kaitannya
dengan
pengelola pelabuhan (senior), maka
penelitian yang di maksud dengan
berdasarkan permasalahan yang telah
memahami
di uraikan di atas, peneliti merasa
mendalam
tertarik untuk mengadakan penelitian
mengungkapkan
dengan judul: “JARINGAN SOSIAL
permasalahan yang berkaitan dengan
TENAGA
BURUH
masalah penelitian, yaitu bagaimana
BONGKAR MUAT (TKBM) DI
Mekanisme kerja buruh bongkar muat
DERMAGA
(TKBM) di dermaga Pelabuhan Sei
KERJA
PELABUHAN
SEI
JANG KOTA TANJUNGPINANG”
situasi
sosial
adalah secara
secara untuk cermat
Jang Kota Tanjungpinang. 3. Hasil Penelitian
2. Metode Penelitian
Adanya rasa toleransi disetiap Adapun metode
penelitian
yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif.
Menurut
Sugiyono
(2008:292) pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif yaitu permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif. Selain
anggota pekerja antara satu dan lainnya, mereka bekerja tanpa adanya lamaran yang harus dibuat untuk bekerja, dan mereka bekerja tanpa adanya waktu yang menekan dalam proses bongkar muat, ketika mereka ingin bekerja maka bisa bekerja dengan
perasaan
nyaman
yang
mereka rasakan karena pekerjaan tersebut dilakukan dengan seksama. Adapun
dari
sistem
perekrutan yang dilakukan oleh pihak kepala
buruh
dan
pengelolanya
mereka merekrut tenaga kerja dengan melihat orang terdekat disekitarnya seperti
saudara,
kerabat,
teman
terdekat, dan orang yang dekat dengannya,
hal
ini
menunjukan
adanya modal sosial yang dimiliki oleh setiap manusia modal sosial mempunyai hakikat sebuah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari
warga
masyarakat.
Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial tersebut (Ibrahim, 2006:110).
Pierre Bourdieu (Dalam Field, 2005:16) menjelaskan bahwa pusat perhatian utamanya dalam modal sosial adalah tentang pengertian, ”tataran sosial”. Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi efektif jika kesemuanya memiliki hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dekungan sumberdaya fisik dan pengetahuan budaya yang dimiliki, begitu pula sebaliknya. Dalam konteks hubungan sosial, eksistensi dari ketiga modal (modal sosial, modal ekonomi dan budaya) tersebut merupakan garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan sosial. Adanya rasa saling membantu antara kepala buruh dan pekerja buruh bongkar muat barang (TKBM) karena
merasa keadaan mereka sama satu
yang diterima tergantung muatan
sama lainnya, yang dulunya bekerja
kapal besar atau kecil, jika dilihat dari
sebagai
tradisional
informasi yang diberikan para pekerja
(perikanan) kemudian bekerja sebagai
buruh baik itu senior atau junior
buruh bongkar muat untuk menambah
menerima gaji dalam kurun waktu 2-
penghasilan, melihat hal ini adanya
3 hari yakni berkisar antara Rp,
strategi antara pihak kepala buruh
210.000,-
terhadap pekerja buruh yang merekrut
250.000,- disaat muatan kapal yang
pekerja
ikatan
lebih besar dan kapal yang agak kecil,
mendahulukan
penerimaan gaji dalam kurun waktu
nelayan
bedasarkan
kekerabatan
dan
masyarakat
sekitar
mempunyai
yang
pekerjaan,
meringankan
masyarakat
dalam
dengan
Rp,
belum
yang sama antara 2-3 hari, uang yang
ikatan
didapat berkisar antara Rp, 150.000,-
kerjasama yang di bangun agar mampu
sampai
sampai dengan Rp, 180.000,-.
beban
menghadapi
masalah sosial-ekonomi (Fahrudin, 2011:103--104).
Jaringan terbentuk
atas
kepentingan dasar
hubungan-
hubungan sosial yang bermakna pada ‘tujuan-tujuan’ tertentu atau khusus
Dari hasil wawancara kepada
yang ingin dicapai oleh para pelaku.
pekerja buruh bongkar muat barang di
Oleh karena itu tindakan dan interaksi
Dermaga Pelabuhan Sei Jang mereka
yang terjdi dalam tipe ini selalu di
mendapatkan hasil gaji dari proses
eveluasi berdasarkan tujuan-tujuan
bongkar muat berdasarkan kapal yang
relasional.
masuk di Pelabuhan tersebut, gaji
yang
Pertukaran
terjadi
dalam
(negosiasi) jaringan
kepentingan
ini
diatur
oleh
manusia
pada
dasarnya
kepentingan-kepentingan para pelaku
dapat/sanggup
yang
dan
Berdasarkan hal ini maka sebuah
serangkain norma-norma yang sangat
masyarakat bisa di pandang sebagai
umum atau general. Dan, dalam
jaringan
hubungan
mencapai
individu
yang
terlibat
di
dalamnya
tujuan-tujuannya,
para
pelaku bisa memanipulasi hubunganhubungan power atau hubunganhubungan
emosi
Hal tersebut menunjukan baik pekerja buruh senior maupun junior mereka saling membutuhkan satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan di dunia ini bisa dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi dalam
sendiri.
sosial
sangat
antar
kompleks
(Agusyanto, 2007:29-30). DAFTAR PUSTAKA
(Agusyanto,
2007:35-36).
bagian
hidup
tidak
jaringan-jaringan
hubungan sosial dengan manusia lainnya di dalam masyarakatnya. Dengan kata lain, manusia di bumi ini selalu membuna hubungan sosial dengan siapa pun, manusia lain di mana dia tinggal dan hidup sebab
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Sustu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta Ahmadi, 2003, Tentang Sikap yang Tercermin dari Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta. Bafadal, Ibrahim, 2006, Pengelolaan Perpustakaan, Jakarta: Bumi Aksara. Capt. R. P. Suyono, M.Mar, Shipping, Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi IV, Jakarta 2007 Damsar, 2002, Sosiologi Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ------------, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana 2009 Darmadji & Fakhruddin, 2011, Pasar Modal di Indonesia, edisi 3, Jakarta: Salemba Empat Field, John, 2005, Modal Sosial, Medan: Bina Media Perintis.
Lawang, Robert M.Z, 2004, Kapita Sosial Dalam Perspektif Sosiologi: Suatu Pengantar. Depok : FISIP UI Press. Moleong, Lexy J, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono,
2012, Memahami Penelitian Kualitati, Bandung: Alfabeta
-------------, Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali.
Raho, Bernard, 2007, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pusaka. Ritzer, George, 2007, Sosiologi: Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. Silalahi, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung : PT. Rafika Aditama
Di Akses Melalui Internet: (Pius Hongo Wijoyo, 2012. http://e-
journal.uajy.com, Pelabuhan sebagai sarana Transportasi, di akses 5 April 2016, 21:00 wib) (A. Yogiswara. A, 2014. http://samsigoy.blogspot.com, Fungsi pengawasan direktorat jendral Bea dan Cukai, di akses 5 April 2016, 21:00 wib)