ISSN : 2301-721X
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI TEORI ATOM DALTON DALAM BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Rini Hardini Husain, Sri Mulyani, Wiji
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - email:
[email protected] Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - email:
[email protected] Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - email:
[email protected]
N O
T
C
O
PY
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada submateri teori atom Dalton. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan. Objek dalam penelitian ini adalah konsep pada submateri teori atom. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tabel kesesuaian indikator dan konsep dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, tabel analisis video pembelajaran berdasarkan tinjauan pedagogik dan tinjauan prinsip multimedia, lembar validasi storyboard, angket validasi untuk ahli media, angket tanggapan untuk guru, dan angket tanggapan untuk siswa. Prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu diawali dengan pemilihan materi, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi mata pelajaran Kimia SMA selanjutnya dengan melakukan kajian konten, kajian teori belajar, dan kajian prinsip multimedia. Hasilnya digunakan untuk menganalisis multimedia yang ada berdasarkan aspek konten, aspek pedagogik, dan aspek prinsip multimedia. Hasil analisis multimedia yang ada, digunakan untuk pembuatan script dan storyboard. Langkah selanjutnya adalah pembuatan multimedia berdasarkan script dan storyboard. Beberapa kendala yang muncul selama pembuatan multimedia yang pada umumnya merupakan kendala yang bersifat teknis. Berdasarkan hasil validasi ahli media, multimedia pembelajaran ini telah baik. Dari guru dan siswa multimedia pembelajaran ini mendapat tanggapan positif dengan data hasil angket tanggapan guru hampir keseluruhan aspek yang ditanggapi dinyatakan telah sesuai oleh 4 orang responden, sedangkan data angket siswa menunjukkan lebih dari 80% siswa menyatakan persetujuannya terhadap multimedia pembelajaran.
O
Kata kunci: representasi kimia, multimedia, teori atom Dalton
D
DEVELOPMENT OF SCHOOL CHEMISTRY REPRESENTATION BASE ON INTERTEXTUAL AT THE DALTON’S ATOMIC THEORY TOPIC ON THE TEACHING MULTIMEDIA Abstract The objective of this research is to produce chemistry representation based on intertextual as multimedia model at the Dalton’s Theory topic. The methode used was research and developments. The object research are concept on atomic theory subtopics. Research instruments used were a table of uniformity of indicators with concepts based on competence standard and base competences, teaching video analysis based on paedagogic and multimedia, storyboard validation, student and teacher respond questioners. Research procedure was initialy by subject selection, analysis of high school competence standard and base competences, analysis of content, learning theory and multi media principles. Teaching multimedia was produced base on script and storyboard. Some technical obstacles were found during production. The analysis results
52
ISSN : 2301-721X
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
showed that four teacher responders gave good which all the model aspects were suitable, while more than 80% students agree toward teaching multimedia models. Keywords: Chemistry representative, multimedia, Dalton’s atom theory
C
O
PY
level submikroskopik partikel yang digambarkan secara simbolik. Penggunaan level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik secara simultan dapat mengurangi konsep alternatif siswa pada materi kimia. Jika ketiga level tersebut dihubungkan akan berkontribusi pada konstruksi pengertian dan pemahaman siswa yang direfleksikan dalam model mental mereka terhadap fenomena. Oleh karena itu, representasi kimia dan keterpautannya memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran kimia. Keterpautan dalam representasi kimia dikenal dengan istilah intertekstual. Seperti yang dikemukakan oleh Haliday dan Hasan (Wu, 2003) yang menyebutkan mengenai istilah teks sebagai suatu bahasa fungsional yang dapat diekspresikan dalam bentuk apapun. Santa Barbara Classroom Discourse Group (Wu, 2003) menyebutkan bahwa masing-masing representasi kimia seperti level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik dapat didefinisikan sebagai suatu teks. Dan keterpautan antara level makroskopik, level submikroskopik dan level simbolik dapat disebut dengan intertekstual. Selain representasi kimia dan keterpautannya, siswa sendiri memiliki peranan yang penting dalam memahami kimia. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian selama beberapa dekade yang dilakukan oleh Duit (Gilbert dan Treagust, 2009). Dia menunjukkan bahwa siswa bukanlah pembelajar yang pasif, melainkan memberikan makna pada informasi baru sesuai dengan ide dan pengalaman mereka sebelumnya. Penelitian tersebut sejalan dengan paham konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa secara aktif mengkonstruk pengetahuan, dengan cara
D
O
N O
T
PENDAHULUAN Para ahli Kimia dan Pendidika Kimia membagi kimia ke dalam tiga level representasi seperti yang dikemukakan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik. Karena materi kimia meliputi konsep tentang partikel dasar materi yang tidak bisa dilihat secara langsung oleh siswa (level submikroskopik), maka banyak siswa menganggap bahwa kimia itu abstrak dan sulit untuk dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabel et al. (Wu, 2009) menunjukkan bahwa representasi submikroskopik dan simbolik sulit untuk dipahami siswa karena kedua representasi tersebut tidak dapat dilihat dan abstrak, sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan informasi yang dapat dilihat. Penelitian yang lain menunjukkan, pada umumnya hampir keseluruhan siswa memiliki pemahaman yang baik pada level makroskopik dan simbolik, tetapi pemahaman siswa pada level submikroskopik bervariasi ada yang langsung dapat membayangkan level submikroskopik dan ada pula yang kurang dapat membayangkannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harisson dan Treagust (Chittleborough, 2004) yang menunjukkan bahwa pada kebanyakan siswa tingkat 8 dan bahkan beberapa guru ilmu pengetahuan pada tingkat 8-10, pemahaman mereka pada partikel dasar penyusun materi khususnya level submikroskopik kurang[1]. Padahal pemahaman pada level submikroskopik merupakan bagian penting dalam memahami kimia seperti yang dikemukakan oleh (Chittleborough, 2004) yang menyebutkan bahwa penjelasan fenomena kimia biasanya tergantung pada
53
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
O
PY
dapat dilatih; (3) Siswa dapat termotivasi dari cerita sejarah[6]. Selain itu, pemahaman tentang konsep teori atom Dalton, dapat memudahkan siswa untuk memahami salah satu konsep penting Kimia yaitu konsep tentang perhitungan Kimia atau yang lebih dikenal dengan stoikiometri, khususnya mengenai hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap yang berkaitan dengan teori atom Dalton. Oleh karena itu, konsep teori atom Dalton yang berkaitan dengan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap akan dijadikan sebagai dasar penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri teori atom Dalton dalam bentuk multimedia pembelajaran. Representasi Kimia Secara umum, para ilmuwan menggambarkan kimia dalam tiga level representasi. Menurut Johnstone (Chittleborough, 2004) ketiga level tersebut adalah (1) Level makroskopik riil dan dapat dilihat, seperti fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung; (2) Level submikroskopik: berdasarkan observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model teoritis, seperti partikel mikroskopik yang tidak dapat dilihat secara langsung; (3) Level simbolik: representasi dari suatu kenyataan, seperti representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer. Level submikroskopik merupakan bagian representasi yang berada diantara kenyataan dan representasi dari teori.
D
O
N O
T
mengaitkan pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat memudahkan pemahaman kimia pada level submikroskopik, penggunaan alat-alat teknologi seperti komputer dapat dijadikan sebagai alternatif, karena penggunaan alat teknologi dapat memvisualisasikan level submikroskopik. Kozma dan Rusell (Wu, 2003) menyatakan bahwa alat-alat teknologi yang mengintegrasikan multiple representasi dapat memberikan kesempatan siswa untuk memvisualisasikan kimia dan meningkatkan pemahaman konseptual[5]. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi komputer dalam pembelajaran mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan suatu multimedia pembelajaran tidak memperhatikan siswa sebagai pengguna. Oleh karena itu diperlukan suatu prinsip pembuatan multimedia yang memperhatikan segi siswa. Prinsip yang memiliki kesesuaian pandangan bahwa siswa dapat mengelola dan mengolah secara aktif pengetahuan yang baru diperolehnya adalah prinsip pembuatan multimedia yang dikemukakan oleh Mayer. Mayer telah melakukan beberapa penelitian mengenai multimedia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh 9 prinsip yang menunjukkan nilai tes transfer siswa lebih baik atau siswa akan belajar lebih mendalam jika prinsip - prinsip tersebut dalam multimedia pembelajaran. Salah satu bagian materi kimia yang menjadi dasar perkembangan teori tentang partikel dasar penyusun materi adalah teori atom yang dikemukakan oleh Dalton. Teori atom Dalton merupakan bagian dari sejarah kimia. Dengan mempelajarinya akan diperoleh manfaat seperti yang kemukakan oleh Wandersee dan Griffard (Gilbert dan Treagust, 2009). Mereka menyebutkan bahwa tujuan adanya unsur sejarah dalam pembelajaran antara lain: (1) Siswa dapat belajar tentang ilmu pengetahuan sebagai sebuah dasar pembangunan dan aktivitas sosial; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
C
ISSN : 2301-721X
Pemodelan dalam kimia dan representasi memegang peranan yang penting dalam pengajaran dan pembelajaran konsep kimia[1]. Alat-alat yang digunakan 54
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri teori atom Dalton dalam bentuk multimedia pembelajaran. Sejalan dengan itu, penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research and development). Tahapan yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap studi pendahuluan dan studi pengembangan[11].
N O
T
Teks menurut Halliday dan Hasan (Wu, 2003) diartikan sebagai bahasa fungsional, baik berupa perkataan maupun tulisan, atau media ekspresi lainnya yang kita pikirkan. Proses sentral dalam memaknai sebuah teks ialah dengan membuat hubungan di antara teks-teks yang berbeda. Ketiga level representasi kimia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dipandang sebagai teks (Santa Barbara Classroom Discourse Group, 1992, dalam Wu, 2003) Hubungan antara satu teks dengan teks yang lain disebut dengan istilah intertekstual[5]. Dalam pembelajaran di kelas disarankan untuk melakukan suatu pembelajaran yang didalamnya menghubungkan ketiga level representasi kimia. Intertekstual dapat dipandang sebagai suatu strategi instruksional dalam [] pembelajaran . Intertekstual dapat dipandang sebagai sebuah proses sentral sesorang dalam memberikan makna pada teks yang tidak familiar[5].
PY
Intertekstual
yang dikemas melalui serangkaian kata-kata berupa teks dan audio serta gambar-gambar berupa video dan animasi. Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan multimedia menurut Mayer (2009): (1) Multimedia Principle; (2) Spatial Contiguity Principle; (3) Temporal Contiguity Principle; (4)Coherence Principle; (5) Modality Principle; (6) Redundancy Principle; (7) Individual Differences Principle; (8) Signaling Principle; (9) Interactivity Principle[8].
O
seperti model dan representasi Kimia adalah sentral dalam pembelajaran Kimia[1].
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
C
ISSN : 2301-721X
Konstruktivisme dan Psikologi Kognitif
D
O
Paham konstruktivisme adalah paham yang mengemukakan bahwa siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yang diterima dengan cara menghubungkan informasi yang baru diterima dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki[9]. Pemahaman tergantung pada proses yang ada pada diri siswa sendiri[9]. Paham ini, sejalan dengan pandangan psikologi[7]. Multimedia Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran dari sumber belajar ke penerima pesan atau peserta didik[10].Multimedia didefinisikan sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambargambar[8]. Multimedia dalam penelitian ini adalah pesan instruksional (pembelajaran)
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, telah dikembangkan tiga level representasi kimia pada submateri teori atom Dalton yang berkaitan dengan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Teori atom Dalton dipilih berdasarkan kepentingan epistemologi dan kepentingan konseptual. Kepentingan epistemologi didasarkan pada manfaat yang dapat diambil dengan mempelajari teori atom Dalton yang merupakan bagian dari sejarah perkembangan kimia. Kepentingan konseptual yang didasarkan pada submateri teori atom Dalton adalah prasyarat dalam mempelajari konsep stoikiometri. Berdasarkan kedua kepentingan tersebut dilakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar pada standar isi IPA SMP dan Kimia SMA. Berdasarkan hasil analisis pada standar isi SMP dan SMA, maka ditetapkan standar isi 55
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
D
O
N O
PY
T
Teori atom Dalton dikemukakan dalam bentuk pernyataan, sehingga tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis level submikroskopik. Level submikroskopik adalah penjelasan dari fenomena kimia[]. Berdasarkan hasil analisis pada beberapa textbook, Dalton mengamati fenomena mengenai hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Level submikroskopik yang dikembangkan dalam bentuk multimedia pembelajaran adalah: (1) pemikiran Democritus tentang penyusun suatu benda; (2) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pemikiran Democritus; (3) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan hasil pengamatannya terhadap unsur yang sama dan unsur yang berbeda; (4) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan hukum kekekalan massa; dan (5) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan level submikroskopik yang dikembangkan, kemudian dilakukan pengembangan pada level makroskopik. Level makroskopik yang dikembangkan, didasarkan pada hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan hal tersebut, kemudian dilakukan identifikasi pada beberapa textbook mengenai percobaan tentang hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh beberapa percobaan sebagai level makroskopik yang dikembangkan yaitu percobaan tentang reaksi antara Pb(NO3)2 dengan KI menghasilkan PbI2 dan K(NO3)2[12]. Hal ini juga didukung oleh
multimedia pembelajaran yang ada berupa video pembelajaran yang telah dilakukan mengenai pereaksian zat tersebut. Kemudian percobaan hukum perbandingan tetap ditetapkan percobaan mengenai reaksi pembentukan besi sulfida sebagai bahan representasi makroskopik yang dikembangkan. Setelah ditetapkan percobaan yang akan dilakukan pada pengembangan representasi, kemudian tahapan selanjutnya adalah mengembangkan level simbolik. Level simbolik didasarkan pada level makroskopik yaitu bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Bahan-bahan yang dikembangkan level simboliknya adalah belerang, besi, timbal nitrat, kalium iodida, dan timbal iodida. Kemudian dilakukan identifikasi mengenai unsur-unsur yang terlibat dalam percobaan untuk memperlihatkan gambaran mengenai atomatom penyusun zat tersebut. Ketiga level representasi tersebut kemudian dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran. Sebelum dilakukan pembuatan multimedia, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap video pembelajaran yang sudah ada pada submateri teori atom Dalton. Analisis dilakukan berdasarkan aspek pedagogik dan aspek prinsip multimedia. Analisis aspek pedagogik dilakukan dengan cara mengkaji teori belajar paham konstruktivisme diantaranya teori belajar Bruner, teori belajar Gagne, dan teori belajar Piaget. Sementara itu dianalisis aspek prinsip multimedia dilakukan dengan cara mengkaji multimedia berdasarkan prinsip-prinsip multimedia yang dikemukakan oleh Mayer. Hasil analisis terhadap video pembelajaran menunjukkan beberapa kelemahan dan kelebihan, baik dari aspek pedagogik maupun aspek prinsip multimedia. Kelemahan dan kelebihan dari 5 video pembelajaran yang dianalisis adalah: (1) Pada umumnya pemaparan konsep dilakukan secara deskriptif atau tertulis, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak
O
SMA yang akan dianalisis lebih lanjut dalam merumuskan indikator. Hal ini disebabkan kedalaman submateri teori atom Dalton mencakup kedua kepentingan sebagai dasar pemilihan materi, khususnya kepentingan konseptual yaitu teori atom Dalton sebagai prasyarat untuk memahami konsep stoikiometri yang dipelajari pada kelas X di SMA.
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
C
ISSN : 2301-721X
56
ISSN : 2301-721X
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
D
O
N O
T
C
O
PY
mengarahkan siswa untuk aktif, tetapi pasif penglihatan sehingga penyampaiannya [8] dan hafalan; (2) Pada umumnya tujuan kurang efektif . pembelajaran tidak ditampilkan, sehingga Hasil analisis terhadap video segi motivasi siswa untuk memahami konsep pembelajaran, digunakan untuk pembuatan kurang; (3) Ada 4 dari 5 video pembelajaran script dan storyboard sebagai langkah awal yang dianalisis tidak menampilkan ketiga dalam pembuatan multimedia pembelajaran. level representasi kimia, khususnya dalam Storyboard yang telah dibuat divalidasi oleh konsep teori atom Dalton; (4) Ada 4 dari 5 dosen kimia pada aspek konten dan aspek video pembelajaran yang dianalisis tidak pedagogiknya. Setelah dilakukan perbaikan mencantumkan sisi kehidupan sehari-hari, kemudian dilakukan pembuatan multimedia sehingga segi intertekstual atau berdasarkan aspek konten, aspek pedagogik, keterhubungan konsep dengan kehidupan dan prinsip multimedia. Aspek konten sehari-hari tidak terlihat; (5) Minimnya sisi berdasarkan ketiga level representasi yang interaktifitas dengan pengguna (siswa). Hal dikembangkan sebelumnya. Aspek ini terlihat dari penyampaian yang tidak pedagogik didasarkan pada teori belajar yang dilakukan dalam bentuk menanyakan telah ditentukan yaitu teori belajar Bruner, sesuatu kepada siswa, sehingga siswa tidak dan aspek prinsip multimedia didasarkan dapat berkomunikasi secara aktif dengan pada prinsip multimedia Mayer. video pembelajaran tersebut; (6) Pada umumnya video pembelajaran yang Validasi Ahli Media dianalisis belum memenuhi prinsip Untuk memperoleh validitas multimedia yang dikemukakan oleh Mayer, multimedia, dilakukan validasi multimedia khususnya prinsip redundansi dan prinsip oleh 2 orang ahli media yaitu dosen dari koherensi. Prinsip redundansi menyatakan jurusan Ilmu Komputer. Validasi ahli media bahwa siswa akan memproses informasi dari jurusan Ilmu Komputer dilakukan secara optimal jika informasi diperoleh untuk mendapatkan masukan mengenai melalui sumber yang berbeda yaitu sistem multimedia yang dibuat dari sudut pandang verbal dan pictorial. Sementara itu video media. Kriteria yang digunakan untuk pembelajaran yang ada, kebanyakan validasi oleh ahli media adalah keterbacaan, memperlihatkan informasi melalui dua kemudahan navigasi, kualitas saluran yang sama contohnya adalah pendokumentasian, kejelasan suara dan terdapatnya teks berupa tulisan dengan tampilan animasi. gambar dalam satu tampilan, padahal teks Berikut ini adalah tabel hasil validasi berupa tulisan dan gambar keduanya dari ahli media: menggunakan satu saluran pengolahan yaitu sistem pictorial atau menggunakan indera Tabel 1 Hasil Validasi Ahli Media 1 No. 1 2 3
Indikator Keterbacaan Kemudahan navigasi Kualitas pendokumentasian 4 Kejelasan suara 5 Tampilan animasi Nilai rata-rata
Penilaian 3,9 4 3,5 4 4 3,9
Tanggapan 1. Apakah tampilan harus serius? Lebih baik ada nuansa fun, misalnya seperti Laptop si Unyil. 2. Tambahkan navigasi next atau back pada tampilan tertentu! 3. Untuk kecepatan suara telah pas untuk orang yang baru pertama kali mendengarkan 4. Kenapa penyajiannya tanpa musik? 5. Untuk setiap tombol sebaiknya memiliki hint 6. Beberapa alur program beberapa agak kurang jelas 7. Untuk gambar yang berasal dari sumber lain sebaiknya disebutkan sumbernya untuk menghindari penjiplakan. 8. Teks bacaan pada kuis tidak jelas tugasnya. 9. Gambar disarankan untuk lebih hidup. 10. Secara umum telah BAIK.
57
ISSN : 2301-721X
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
Secara rata-rata ahli media , memberikan penilaian 3,9 ( dari skor
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
masimal 4) terhadap multimedia. Oleh karena itu, multimedia pembelajaran ini telah masuk kategori baik.
Tabel 2 Hasil Tanggapan Guru Indikator
1. 2.
materi yang diajarkan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. urutan materi yang ada telah sesuai berdasarkan tingkat kesulitannya kuis yang disajikan telah sesuai dengan materi pembelajaran multimedia pembelajaran ini dapat menjadi sarana untuk membantu pembelajaran di kelas materi yang disampaikan telah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA kelas X semester 1) multimedia pembelajaran ini dapat memotivasi siswa multimedia pembelajaran ini dapat diterapkan untuk materi Kimia lainnya
3. 4. 5. 6. 7.
Tanggapan Kesesuaian Ya Tidak 4 4 2 4
2
4
PY
No.
4 4
N O
T
C
O
Secara garis besar angket tanggapan kuis yang terdapat pada multimedia yang diberikan kepada guru ditujukan pada pembelajar-an ini, 2 dari 4 guru konten, kemudahan dalam membantu menyatakan bahwa option atau kunci pembelajaran di sekolah, dan motivasi jawaban soal yang terdapat pada kuis dalam untuk siswa. Data diambil dari 4 orang multimedia pembelajaran ini masih kurang guru Kimia di salah satu sekolah yang ada 1 option. Jadi perlu dikaji ulang apakah di Bandung. Hasilnya (yang diperlihatkan banyaknya pilihan jawaban yang diberikan pada tabel 2 ), menunjukkan bahwa hampir adalah 4 atau 5. Sebenarnya tidak terlalu seluruh indikator ditanggapi ya atau sesuai masalah berapa banyak pilihan jawaban oleh semua guru, baik dari segi konten, yang disediakan. Akan tetapi biasanya, kemudahan dalam sarana membantu untuk siswa SMA disediakan 5 pilihan pembelajaran di sekolah dan dari segi jawaban. motivasi siswa. Akan tetapi khusus untuk Tabel 3 Data Hasil Persentase Persetujuan Siswa Terhadap Multimedia Pembelajaran Pertanyaan
1. 2.
Apakah Anda menyukai multimedia pembelajaran ini? Apakah multimedia pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar Anda? Apakah dengan multimedia pembelajaran ini pemahaman konsep Anda pada sub konsep teori atom Dalton menjadi lebih baik? Apakah keingintahuan Anda tentang teori atom Dalton meningkat setelah menggunakan mutimedia pembelajaran ini? Apakah tampilan yang ada pada multimedia pembelajaran ini menarik bagi Anda? Apakah Anda termotivasi untuk mempelajari teori atom Dalton dengan multimedia pembelajaran ini? Rata-rata
D
O
No.
3.
4. 5. 6.
Hasil Tanggapan siswa terhadap multimedia menunjukkan bahwa rata-rata persentase persetujuan siswa adalah 81,38%.
Persentase Persetujuan 88,75% 81,88% 81,25%
78,75% 86,54% 81,88% 83,18 %
Hal ini menunjukkan sikap yang positif dari siswa terhadap multimedia pembelajaran. 58
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, representasi kimia yang dikembangkan pada submateri teori atom Dalton pada level submikroskopik terdiri atas 5 konsep utama yaitu: (1) pemikiran Democritus tentang atom; (2) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pemikiran Democritus; (3) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pengamatan terhadap unsur yang sama dan unsur yang berbeda; (4) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan percobaan hukum kekekalan massa; dan (5) pemikiran Dalton
Vol. 1 No. 1 Mei 2013
hukum perbandingan tetap. Level makroskopiknya berupa video percobaan reaksi antara timbal nitrat dengan kalium iodida sebagai percobaan hukum kekekalan massa, video percobaan reaksi antara besi dan belerang sebagai percobaan hukum perbandingan tetap. Level simboliknya berupa penggambaran animasi atom-atom penyusun zat yang terlibat dalam level makroskopik, maupun submikroskopik. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori baik dan mendapatkan tanggapan yang positif baik dari guru maupun siswa.
PY
ISSN : 2301-721X
D
O
N O
T
C
O
REFERENSI Alfian, R. (2011). Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis Intertextualitas Pada Submateri Hukum Kekekalan Massa. Skripsi S1 pada Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Chittleborough, G.D. et al. (2002). Constraints To The Development Of First Year University Chemistry Students’ Mental Models Of Chemical Phenomena. Curtin University of Technology Chittleborough, G.D. (2004). The Role of Teaching Models and Chemical Representationsin Developing Mental Models of Chemical Phenomena.Thesis. Science and Mathematics Education Centre Gilbert J. K & Treagust D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education4. DOI 10.1007/978-1-4020-8872-8 Jansoon, N. (2009). Understanding Mental Model of Dilution. Vol. 4, No. 2, April 2009, 147168. Kearney M & Treagust D. (2001). Constructivism as A Referent in The Design and Development of A Computer Program Using Interactive Digital Video to Enhance Learning in Physics. Australian Journal of Educational Technology., 2001, 17(1), 64-79. Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Ditrjemahkan oleh Teguh Wahyu Utomo. Surabaya: itspress. Sorden S. D. (2005). A Cognitive Approach to Instructional Design for Multimedia Learning. Northern Arizona University Flagstaff, AZ, USA., 2005, Vol 8 Solehudin, D. (2009). Penggunaan media animasi kompuer untuk meningkatkan pemahaman level mikoskopik dan penguasaan konsep siswa pada pokok bahsan kearutan dan hasil kali kelarutan. Tesis S2 pada program studi pendidikan IPA sekolah pasca sarjana UPI. Bandung: Tidak ditebitkan Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Wu, H.K et al. (2009). Using Technology to Support the Development of Conceptual Understandingof Chemical Representations. School of Education, 4009 Suite, 610 E. Univ., University of Michigan, Ann Arbor, MI 48109 Wu, H.-K. (2003). “Linking The Microscopic View Of Chemistry To Real Life Experiences: Intertextuality In A High-School Science Classroom”. Science Education. 87, 868-891. 59