BIO-PEDAGOGI ISSN: 2252-6897 1Volume 1, Nomor 1 Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science Oktober 2012 Halaman 63-74 Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Inquiry di SMP Negeri 26 Surakarta Kelas VIII-B Tahun Pelajaran 2011/ 2012 The Improvement of Science Process Skill and Learning Achievement Through the Application of Guided Inquiry Strategy of Student in SMP Negeri 26 Surakarta Class VIII-B Class Year 2011/2012
Yuang Dinni Aksari a, Sri Widoretno b, Slamet Santosac a Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] b Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Diterima Juni disetujui Juli 2012
ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students science process
skills and achievement of class VIII-B SMP Negeri 26 Surakarta through the implementa-tion of Guided Inquiry learning strategy. This research is a Classroom Action Research with 4 cycles of action. Each cycle consisting of 4 phases which is planning, acting, observing, , and reflecting. Observational data obtained from the observation, and test. Technical analysis of data is technical descriptive both qualitative and quantitative. Data validation is use split half method.Result of this research show that with the implementation of Guided Inquiry strategy could increase students science process skills and achievement in Biological learning. It’s based on the result of observation and test. Average procentage for each aspect of science process skills from the result of observation first cycle are 33,19 % (worked up 16,97%), second cycle 43,22 % (worked up 10,03%), third cycle 48,23 % (worked up 5,01%), dan last cycle 60,38 % (worked up 12,15%). Average score of knowledge dimension of cognitive achievement on the first cycle 37,10 %, second cycle 42,64%, third cycle 37,72%, and the last cycle 45,22%. Score of affective achievement on the first cycle 18,52% (worked up 2,3%), second cycle 28,06% (worked up 9,54%), third cycle 38,73% (worked up 10,67%), and the last cycle 45,22% (worked up 6,49%). Score of psikomotor achievement on the first cycle 38,95% (worked up 22,71%), second cycle 43,71% (worked up 4,76%), third cycle 46,39% (worked up 2,68%), and the last cycle 48,9% (worked up 2,51%). According to this result, can be concluded that the implementation of Guided Inquiry learning strategy could increase students science process skills and achievement of class VIII B SMP Negeri 26 Surakarta class year 2011/ 2012. Key Words: Guided Inquiry, Science Process Skills, Achievement
guru; 25,64% siswa mengobrol dengan
Pendahuluan
teman; 20,51% siswa asyik bermain di Hasil
observasi
pembelajaran
Biologi di SMP Negeri 26 Surakarta khusus pada kelas VIII-B menunjukkan: 51,28% siswa mendengarkan penjelesan
luar materi pelajaran; 28,20% mencatat materi yang disampaikan guru; 12,82% terlibat aktif dalam pemecahan masalah;
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74 0%
siswa
mengamati
objek
dan
64 Pelaksanaan
pembelajaran
Biologi
mengaitkan dengan pembelajaran; 0%
ku-rang menarik dan membuat siswa
siswa meminta penjelasan terkait materi
bosan karena keterlibatan siswa baik
pembelajaran
secara fisik maupun psikis kurang.
yang
diberikan
guru;
23,08% siswa mengantuk dalam pembelajaran.
Pendukung hasil observasi di SMP Negeri 26 Surakarta berupa hasil
Berdasarkan data di atas diketahui
angket pembelajaran siswa pada topik
bahwa kegiatan pembelajaran belum
pelajaran sebelumnya. Berdasarkan hasil
optimal. Pembelajaran yang dilakukan
angket pembelajaran diketahui bahwa
pada umumnya belum melibatkan siswa
pembelajaran Biologi yang selama ini
secara maksimal. Guru adalah satu-
dilakukan sangat jarang menggunakan
satunya sumber informasi sehingga siswa
objek
cenderung
melakukan kegiatan seperti mengukur,
pasif
dan
hanya
asli
sehingga
siswa
jarang
mendengarkan apa yang disampaikan
menafsir-kan,
guru,
tidak
membanding-kan semua fakta dan data,
mengembangkan kemampuannya untuk
memberi contoh lain yang serupa pada
menggali segala fenomena alam di
fakta/gejala
bidang
membedakan,
akibatnya
Biologi.
siswa
Kemampuan
untuk
mengklasifikasikan,
yang
dipelajari,
mengor-ganisasi,
dan
menggali informasi diwujudkan dengan
memberi makna pada data/fakta yang
mengamati/
diperoleh. Keterlibatan indera dalam
mengobservasi
segala
kejadian yang terjadi di sekitar ling-
kegiatan pembelajaran
kungan pebelajar. Kegiatan observasi
sangat
yang jarang dilakukan menyebabkan
mengaplikasikan
siswa kurang mampu memprediksi hal-
kehidupan nyata. Pembelajaran Biologi
hal yang mungkin terjadi dari suatu fe-
yang dilakukan cenderung dengan meng-
nomena
hafal, mengingat kembali, ataupun me-
sehingga siswa kurang bisa
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapi dalam pembelajaran. Keterlibatan
siswa
jarang
kurang. Siswa
menerapkan Biologi
dan dalam
nyebutkan materi yang telah dipelajari. Inti dari masalah di atas adalah
dalam
pembelajaran
yang belum sepenuhnya
mengamati segala fenomena alam sangat
melaksanakan proses sains sehingga
kurang, kegiatan diskusi antar kelompok
penguasaan KPS siswa masih rendah.
dan inter kelompok jarang dilakukan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan
Interaksi antar siswa dan inter siswa serta
tersebut adalah penerapan strategi yang
sosialisasi antar dan inter siswa tidak ada.
dapat membantu siswa dalam mengem-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
65
bangkan KPS siswa. Salah satu
di-
pembelajaran dari strategi yang kurang
antaranya adalah dengan menggunakan
mengembangkan
strategi pembelajaran Guided Inquiry.
sains dan cenderung berpusat pada guru
Pelaksanaan
proses
pembe-
yang kurang efektif menjadi suatu strate-
berdasarkan
gi pembelajaran yang memberikan solusi
Joyce, et al. (2000:170) dan Scott, et.al.
alternatif. Strategi pembelajaran Guided
(2010:40)
Inquiry
lajaran
Guided
fasilitasi hipotesis,
Inquiry
meliputi
mengajukan materi,
strategi
keterampilan
pertanyaan,
observasi,
membantu
siswa
dalam
menjelaskan
mengembangkan kemampuan kognitif,
merancang penyelidikan, mem-
rasa tanggung jawab, pemecahan masalah
penyelidikan,
merumuskan
koleksi data, analisis data,
menentukan kesimpulan, dan argumentasi.
dan
keterampilannya
masing-masing
(Bilgin, 2009). Penggunaan Inquiry
bertujuan
strategi untuk
Guided
menjadikan
Pelaksanaan pembelajaran Guided
pembelajaran lebih bermakna sehingga
Inquiry identik dengan aspek -aspek yang
semua potensi siswa dapat meningkat
terdapat dalam keterampilan proses sains,
untuk membentuk dan mengembangkan
sehingga pelaksanaan Guided Inquiry
diri siswa secara maksimal. Pada pem-
dapat meningkatkan keterampilan proses
belajaran Guided Inquiry, dengan adanya
sains siswa. Selain itu pelaksanaan Guid-
keterlibatan siswa secara maksimal siswa
ed Inquiry juga bisa meningkatkan hasil
mampu
belajar siswa berupa kognitif, afektif dan
proses sains dan hasil belajar yang di-
psikomotor. Jadi, pada penelitian untuk
wujudkan dalam peningkatan kemampu-
setiap siklusnya digunakan strategi Guid-
an kognitif, afektif dan psikomotor. Ket-
ed Inquiry yang diharapkan mampu
erampilan proses sains yang dikem-
meningkatkan keterampilan proses sains
bangkan meliputi delapan aspek yaitu
dan hasil belajar siswa. Hal tersebut
keterampilan
didukung oleh Wirtha (2008: 25-26),
/mengamati,
bahwa strategi Guided Inquiry dapat
menyusun hipotesis, merencanakan
membantu siswa dalam mengembangkan
sperimen/
ke-mampuan kognitif, rasa tanggung
koleksi data, menganalisis data, menarik
jawab, pemecahan masalah dan ket-
kesimpulan, dan berkomunikasi secara
erampilannya masing-masing.
tertulis.
meningkatkan
melakukan mengajukan
percobaan,
keterampilan
observasi pertanyaan, ek-
melakukan
Penerapan strategi pembelajaran
Berdasarkan NEM masuk siswa,
Guided Inquiry penting dalam transisi
SMP Negeri 26 Surakarta merupakan
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
66
sekolah dengan kategori kurang sehingga
cara-cara
KPS yang diutamakan yaitu observasi,
(Shofyan, 2006: 1). Hal ini didukung
mengajukan pertanyaan dan menyusun
pernyataan Brickman (2009:2) bahwa
hipotesis. Lima aspek KPS lainnya
pada pembelajaran menggunakan strategi
digunakan sebagai data tambahan.
in-kuiri terbimbing, guru memberikan
Guided Inquiry
menurut Asra
melakukan
permasalahan
percobaan
pendahuluan
kemudian
(2008: 103) merupakan salah satu strategi
diberikan
bimbingan untuk
pembelajaran inkuiri yang pelaksanaan
variabel,
merencanakan
penyelidikannya dilakukan oleh siswa
mengontrol
dengan
menemukan jalan untuk memecahkan
berdasarkan
pada
petunjuk-
petunjuk guru atau LKS atau modul atau
variabel,
memilih
percobaan,
mengukur
dan
permasalahan.
buku yang relevan. Petunjuk yang diberi-
Pembelajaran
sains
dan
kan pada umumnya berupa pertanyaan
pengembangan keterampilan proses sains
dan
membimbing.
menurut Foulds (1996: 16) merupakan
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari
dua hal yang terintegrasi dan tidak dapat
suatu pertanyaan inti yang seterusnya
dipisahkan.
dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban
penting untuk mengajarkan siswa untuk
yang dikemukakan oleh siswa, guru
memperkaya
mengajukan beberapa pertanyaan untuk
memerlukan keterampilan proses sains
melacak, dengan tujuan mengarahkan
bail untuk melakukan investigasi maupun
siswa ke suatu titik kesimpulan yang
dalam proses belajar oleh karena itu perlu
diharapkan.
diterapkan
pernyataan
yang
Pada proses belajar mengajar
siswa
diminta
untuk
pengetahuannya.
pembelajaran
Siswa
berbasis
keterampilan proses sains.
dengan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing,
Keterampilan proses sains
Keterampilan
proses
menurut
Rustaman (2005: 76) melibatkan ket-
menemukan konsep melalui petunjuk-
erampilan-keterampilan
petunjuk seperlunya dari seorang guru.
intelektual, manual, dan sosial. Ket-
Petunjuk-petunjuk
pada
erampilan kognitif atau intelek-tual terli-
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
bat karena dengan melakukan keterampi-
yang bersifat membimbing. Selain per-
lan
tanyaan dan pernyataan, guru juga dapat
pikirannya. Keterampilan manual jelas
memberikan penjelasan-penjelasan seper-
terlibat dalam keterampilan proses karena
lunya pada saat siswa akan melakukan
mungkin
percobaan, misalnya penjelasan tentang
melibatkan penggunaan alat dan bahan,
tersebut
proses
siswa
kognitif
atau
menggunakan
dalam pembelajarannya siswa
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
67
pengukuran, penyusunan atau perakitan
(2009: 104-105) yang berupa model spi-
alat. Ketrampilan sosial dimaksudkan
ral yaitu dalam satu siklus terdiri dari
bahwa siswa berinteraksi dengan siswa
tahap perencanaan, tindakan, observasi,
lain dalam melak-sanakan kegiatan bela-
dan refleksi, namun sebelumnya, tahapan
jar mengajar dengan ketrampilan proses,
ini diawali oleh tahapan prasiklus. Taha-
misalnya mendiskusikan hasil pengama-
pan prasiklus merupakan refleksi dari
tan.
masalah yang ada di kelas. Permasalahan Hasil belajar menurut Mukaromah
(1999: 2) merupakan perolehan peru-
yang ada diidentifi-kasi, dianalisis, dan dirumuskan.
bahan pada diri siswa yang terwujud da-
Permasalahan
yang
diangkat
lam perubahan tingkah laku. Hasil belajar
dalam penelitian ini adalah keterampilan
menurut Sudjana (1991: 22) adalah
proses sains dan hasil belajar siswa.
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Solusi untuk mengatasi per-masalahan
siswa setelah ia menerima pengalaman
tersebut
belajarnya.
Guided Inquiry.
Sedangkan
hasil
belajar
menurut Yulaelawati (2004: 21) mencerminkan kemampuan peserta didik
berupa
penerapan
strategi
Penerapan strategi Guided Inquiry
da-
dilakukan dalam empat siklus yang
lam memenuhi suatu tahapan pencapaian
penerapan pembelajaran pada siklus I
pengalaman belajar dalam kompetensi
sama dengan siklus II, siklus III, dan
dasar. Hasil belajar terdiri dari ranah
siklus IV hanya refleksi tindakan setiap
kognitif, afektif, dan psikomotor.
siklus berbeda. Tindak lanjut pada Siklus II dilakukan agar proses pembelajaran
Metode Penelitian
dapat memperoleh hasil yang maksimal Bentuk
penelitian
ini
adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dengan
penerapan
strategi
Guided
Inquiry.
Classroom Action Research (CAR) yang bertujuan untuk meme-cahkan masalah yang
timbul
dan
Hasil
meningkatkan kualitas proses dan hasil
keterampilan
pembelajaran di kelas.
berdasarkan hasil observasi pada pra
Prosedur
dalam
dan
kelas
Pembahasan
langkah-langkah
skor proses
capaian
aspek
sains
siswa
siklus, siklus 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat
dalam penelitian tindakan kelas ini
pada Tabel 1.
mengikuti model yang dikembangkan
Tabel 1. Rata-rata Skor Capaian Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains
oleh Kemmis dan Taggart dalam Supardi
N
Aspek
Capaian Aspek Siklus (%)
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74 o Melakukan Observasi Melakukan Pertanyaan Menyusun Hipotesis Rancangan Eksperimen Melakukan Koleksi Data
1 2 3 4 5 6
Analisis Data Penarikan Kesimpulan Komunikasi Tulis
7 8
RATA-RATA
Pra 16, 22 16, 22 16, 22 16, 22 16, 22 16, 22 16, 22 16, 22 24, 64
Peningkatan
I 54, 13 17, 25 47, 44 41, 96 38, 95 26, 35 16, 24 22, 89 50, 62
skor
II 56, 51 16, 72 57, 91 48, 74 43, 71 32, 48 50, 12 39, 55 54, 43
III 56, 74 20, 17 66, 35 49, 17 46, 4 34, 62 52, 32 60, 07 64, 57
tiap
IV 71, 56 18, 93 74, 25 57, 26 48, 9 74, 22 67, 83 70, 09 68, 48
aspek
68 kognitif
Dimensi Pengeta huan Faktual Konseptual Prosedural JUMLAH
Rata-rata Capaian Dimensi Proses Kognitif pada Siklus (%) Pra I II III IV 26,04 38,87 55,49 25,69 23,46 38,81 45,15 40,75 58,47 61,81 46,22 27,29 47,42 35,39 26,04 38,87 55,49 25,69
Perbandingan skor capaian hasil belajar kognitif tiap dimensi pengetahuan dapat disajikan dalam Gambar 2.
Persentase (%)
Peningkatan Tiap Dimensi Pengetahuan antara Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III, dan Siklus IV
50
100
Persentase (%)
pengetahuan
Tabel 2. Rata-rata skor capaian tiap dimensi pengetahuan hasil belajar kognitif
100
Peningkatan Skor Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains antara Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III, dan Siklus IV
80
0
60
Faktual
40
Konseptual Prosedural
Dimensi Pengetahuan Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
20 0
Gambar 2. Perbandingan Skor Capaian Hasil Belajar Kognitif Tiap Dimensi Pengetahuan Rata-rata skor capaian hasil belajar
Aspek Keterampilan Proses Sains Pra Siklus Siklus II
afektif disajikan dalam Tabel 3 dan
Siklus I Siklus III
Gambar 1. Peningkatan Skor Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains Rata-rata dimensi
dimensi
metakognisi disajikan pada Tabel 2.
keterampilan proses sains yang dapat disajikan dalam Gambar 1.
dan
skor
pengetahuan
capaian hasil
psikomotor pada Tabel 4.
tiap belajar
Tabel 3.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Afektif No.
Indikator Pra Sikl us
Skor (%) Capaian (%) Siklu Siklus Sikl Siklus sI II us IV III
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
4,45
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
Maks imal
1 2
Mengidentifikasi sebab akibat terjadinya semua kejadian dan pertanyaan Menentukan pemecahan masa-lah dari berbagai alternatif yang ada
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
69 3
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33 8,33
1,35 1,35
1,64 1,64
2,85 2,85
3,13 3,99
3,77 3,99
7
Terlibat dalam pemecahan ma-salah dan semua aktivitas yang berlangsung dalam proses pem-belajaran Berusaha dengan ulet dan pan-tang menyerah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran Senang membantu orang lain Membutuhkan teman dan o-rang lain untuk menyelesai-kan permasalahan Mendengar dan menerima sa-ran dari teman atau orang lain
8,33
1,35
1,64
2,71
2,21
3,92
8
Santun dalam bertindak dan berbicara
8,33
1,35
1,35
2,85
3,13
3,92
9
Mendukung teman dalam ke-lompoknya dan dalam kelas
8,33
1,35
1,64
1,35
3,13
3,63
10
Mampu mengukur dan menga-mati fenomena alam dan keja-dian dengan cermat Menyelesaikan permasalahan dengan logis dan urut
8,33
1,35
1,35
1,35
3,13
4,17
8,33
1,35
1,35
1,35
3,56
3,6
12
Memprediksi dan mempertim-bangkan akibat keputusan yang dipilih Jumlah
8,33
1,35
1,35
1,35
2,21
3,6
16,2
Rata-rata
100, 00 8,33
18,5 2 1,54
28,0 6 2,34
38,7 3 3,23
45,2 2 3,77
4 5 6
11
1,35
Tabel 4.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Psikomotor No.
Indikator
Skor (%) Maksimal
Capaian Pra Siklus
1
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Siklus IV
Alat dan material tepat dipilih untuk mencari data Menunjukan keteram-pilan penggunan alat dan material untuk mengoleksi data Mengulang pengukuran yang diperoleh dan mencatat Prosedur eksperimen komplit dan cukup jelas untuk diikuti orang lain Alat digunakan sangat tepat
14,28
2,32
6,96
7,2
7,88
7,63
14,28
2,32
6,72
7,26
7,2
7,63
14,28
2,32
4,64
4,64
4,64
4,64
14,28
2,32
4,64
5,8
7,2
7,02
14,28
2,32
6,47
6,72
7,2
7,51
Alat dan bahan diambil dan diletakan di tem-patnya Strategi penggunaan alat tidak ada kesalahan
14,28
2,32
4,64
6,29
6,65
7,39
14,28
2,32
4,88
5,8
5,62
7,08
Jumlah
100
16,24
38,95
43,71
46,39
48,9
Rata-Rata
14,28
2,32
5,56
6,24
6,63
6,99
2
3 4 5 6 7
Hasil
penelitian
membuktikan
berdasarkan hasil observasi siklus I
bahwa dengan pelaksanaan tindakan
adalah 33,19 (meningkat 16,97%), siklus
kelas melalui penerapan strategi Guided
II 43,22 (meningkat 10,03%), siklus III
Inquiry dapat meningkatkan keterampilan
48,23 (meningkat 5,01%), dan siklus IV
proses sains dan hasil belajar siswa
60,38 (meningkat 12,15%). Rata-rata
dalam pembelajaran Biologi. Hal ini
dimensi
didasarkan pada hasil observasi dan hasil
kognitif siswa pada siklus I 37,10 %,
tes kognitif. Rata-rata nilai prosentase
siklus II 42,64%, siklus III 37,72%, dan
capaian aspek keterampilan proses sains
siklus IV 46,93%. Nilai capaian hasil
pengeta-huan
hasil
belajar
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
70
belajar afektif pada siklus I 18,52%
motorik. Hasil ini didukung oleh Bilgin
(meningkat 2,3%), siklus II 28,06%
(2009) yang menyatakan bahwa strategi
(meningkat 9,54%), siklus III 38,73%
pembelajaran Guided Inquiry membantu
(meningkat 10,67%), dan siklus IV
siswa dalam mengembangkan kemampu-
45,22%
an kognitif, rasa tanggung
(meningkat
6,49%).
Nilai
capaian hasil belajar psikomotor pada
pemecahan
masalah
siklus I 38,95% (meningkat 22,71%),
lannya masing-masing.
dan
jawab, keterampi-
siklus II 43,71% (4,76%), siklus III
Peningkatan keterampilan proses
46,39% (meningkat 2,68%), dan siklus
sains, hasil belajar pada ranah afektif dan
IV
psikomotorik
48,9%
Berdasarkan
(meningkat hasil
2,51%).
hasil
dapat
observasi selama proses pembelajaran.
disimpulkan bahwa penerapan strategi
Peningkatan hasil belajar pada ranah
Guided
meningkatkan
kognitif dimensi pengetahuan faktual,
keterampilan proses sains dan hasil
konseptual dan prosedural ditunjukkan
belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri
oleh hasil tes, sedangkan dimensi penge-
26 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
tahuan metakognisi ditunjukkan dengan
Inquiry
tersebut
ditunjukkan oleh
dapat
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat
bahwa
Hasil observasi pada siklus IV
penerapan strategi pembelajaran Guided
menunjukkan bahwa keterampilan proses
Inquiry dapat meningkat-kan keterampi-
sains mengalami kenaikan dibandingkan
lan proses sains dalam pembelajaran
dengan pra siklus, siklus I, dan siklus III.
Biologi. Hasil ini didukung pernyataan
Tabel 28 menunjukkan kenaikan tertinggi
Wirtha (2008: 26) bahwa pembelajaran
jika dibandingkan dengan pra siklus,
inkuiri memberikan kesempatan kepada
siklus I, dan siklus III yaitu pada aspek
siswa untuk mengembangkan keterampi-
melakukan koleksi data sebesar 9,21%
lan
sedangkan kenaikan terendah pada aspek
dalam
menggali
diketahui
tes metakognisi.
merumuskan
informasi,
hipotesis,
merancang
dan
komunikasi tulis yang skor capaiannya
melakukan percobaan, serta mengkomu-
sama dengan siklus III. Skor capaian
nikasikan hasil percobaan.
tertinggi pada observasi keterampilan
Penerapan strategi pembelajaran Guided Inquiry selain dapat meningkat-
proses sains siklus III adalah pada aspek komunikasi tulis yaitu 78,7%.
kan keterampilan proses sains juga dapat
Peningkatan tertinggi pada aspek
meningkatkan hasil belajar siswa yang
melakukan koleksi data disebabkan oleh
meliputi kognitif, afektif dan
beberapa hal antara lain adalah karena
psiko-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
71
rancangan eksperimen yang dibuat tepat
dimensi
dan pelaksanaan koleksi data semua yang
kenaikan dan penurunan yang berbeda.
ada dalam kelompok terlibat aktif dalam
Berdasarkan Gambar 31 menunjukkan
melaksanakan
bahwa
percobaan.
Rancangan
pengetahuan
dimensi
memiliki
pengetahuan
faktual
eksperimen yang tepat dapat disebabkan
mengalami
karena
dalam
dengan capaian awal. Penurunan di-
mengajukan
pengaruhi oleh kemampuan siswa dalam
pertanyaan, dan menyusun hipotesis yang
mengintepretasikan hasil pengamatan.
baik. Selain itu, juga dapat disebabkan
Pengetahuan faktual menurut Anderson
bimbingan yang tepat yang diberikan
& Krathwol (2001) mencakup elemen-
oleh
elemen dasar yang akan digunakan dalam
kemampuan
melakukan
siswa
observasi,
guru
sehingga
siswa
dapat
penurunan
pola
dibandingkan
merancang eksperimen sesuai dengan
mengkomunikasikan
hasil observasi, rumusan masalah, dan
akademik, pemahaman, dan pengorgan-
hipotesis yang disusun sebelumnya.
isasiannya secara sistematis. Pengetahuan
Melaksanakan
disiplin
atau
faktual meliputi pengetahuan terminologi
menurut
serta pengetahuan elemen-elemen dan de-
Abruscato (2000: 47) adalah proses yang
tail-detail khusus. Pengetahuan faktual
meliputi semua proses dasar dan terin-
dapat diperoleh dari hasil kegiatan obser
tegrasi.
vasi
melakukan
koleksi
Latihan
percobaan
percobaan
tentang
data
dalam
biasanya
mengadakan
dimulai
dengan
observasi yang menghasilkan permasalahan yang harus diselesaikan. Terkadang
sehingga
capaian
pengetahuan
tersebut tergantung bagaimana interpretasi hasil observasi. Pengetahuan
konseptual
men-
siswa merumuskan satu hipotesis dari
galami kenaikan dibandingkan capaian
satu
permasalahan.
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
Keberhasilan dalam mengadakan perco-
siswa terlibat langsung dalam proses
baan melibatkan identifikas
pembelajaran,
pertanyaan
atau
variabel
sehingga
siswa
dapat
dikontrol, membuat definisi operasional,
menemukan konsep meteri pembelajaran.
merencanakan
Pengetahuan
satu
eksperimen,
konseptual
menurut
melaksanakan percobaan, mengumpulkan
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
dan menginterpretasikan data, dan ka-
pengetahuan tentang kategori dan klasifi-
dang memodifikasi hipotesis yang diuji.
kasi, pengetahuan tentang prinsip dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan siklus I, II, III dan IV diketahui bahwa
hasil
belajar
kognitif
setiap
generalisasi, serta pengetahuan tentang teori, model dan struktur.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74 Pengetahuan
men-
tentang tugas-tugas kognitif yang men-
galami kenaikan dibandingkan capaian
cakup pengetahuan korelasional dan
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
kontekstual secara tepat serta penge-
siswa terlibat langsung dalam proses
tahuan tentang dirinya sendiri.
pembelajaran
prosedural
72
sebelumnya,
belum
Hasil
capaian
pengetahuan
sepenuhnya dilibatkan dalam aktivitas
metakognisi didukung oleh Fox (2008)
pembelajaran.
pembelajaran
yang menyatakan bahwa keterampilan
menggunakan strategi Guided Inquiry
metakognisi diperoleh melalui pembela-
siswa dilibatkan secara aktif dalam
jaran yang melibatkan siswa secara aktif
proses
baik
Proses
pembelajaran terutama
untuk
fisik
maupun
psikis.
Siswa
menentukan prosedur yang digunakan
melaksanakan proses pembelajaran dan
dalam pemecahan masalah. Keterlibatan
mengidentifikasi
siswa tersebut mengakibatkan penge-
yang penting pada setiap langkah pem-
tahuan prosedural meningkat. Penge-
belajaran. Siswa menggunakan kemam-
tahuan prosedural menurut Anderson &
puan dan pemikirannya sendiri untuk
Krathwol (2001) meliputi pengetahuan
menghubungkan konsep dan memaknai
tentang keterampilan subjek khusus dan
sendiri hubungan antar konsep.
algoritma,
pengetahuan
metode
teknik
dan
subjek khusus, serta penge-
kejadian/fenomena
Skor capaian hasil belajar afektif yang
diperoleh
melalui
observasi
tahuan tentang kriteria untuk mengetahui
kecapakan personal pada siklus IV di-
kapan digunakan prosedur secara tepat.
tunjukkan pada Tabel 32. Skor capaian
Skor
capaian
pengetahuan
hasil
belajar
afektif
tersebut
metakognisi pada siklus IV dibandingkan
menunjukkan adanya peningkatan rata-
skor capaian awal mengalami kenaikan.
rata skor
Kenaikan skor capaian ini dikarenakan
dibandingkan dengan pra siklus, siklus I,
pembelajaran dengan penerapan strategi
siklus II dan siklus III serta semua indi-
pembelajaran Guided Inquiry melibatkan
kator dalam hasil belajar afektif juga
fisik dan psikis siswa pada proses pem-
meningkat dengan persentase kenaikan
belajaran Biologi, sehingga apa yang
yang sama untuk semua indikator.
dilakukan dan apa yang dipelajari tetap
capaian pada siklus IV
Peningkatan pada hasil belajar
teringat dan mengendap sebagai konsep.
afektif
Pengetahuan
pembelajaran
metakognitif
menurut
disebabkan
pada
proses
menggunakan
strategi
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
Guided Inquiry, siswa terlibat langsung
strategi
dalam
pengetahuan,
pengetahuan
menggali
informasi
melalui
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
73
pengalaman, buku yang pernah dibaca
psikomotor
serta informasi yang pernah didengar
persentase kenaikan yang sama untuk
yang kemudian menjadi pengalaman
semua indikator.
awal untuk mempersiapkan metode dan material
yang
dipelajari.
juga
meningkat
Berdasarkan
dengan
hasil
dan
Ketepatan
pembahasan hasil penelitian pada siklus
memilih dan memutuskan cara untuk
I, siklus II, siklus III, dan siklus IV
memutuskan
diketahui
masalah adalah
latihan
bahwa
Guided
pengambilan keputusan yang tepat. Hal
keterampilan proses sains pada aspek
ini didukung pernyataan Kuhlthau, et.al.
melakukan
(2007) dalam Widoretno (2011: 10)
hipotesis,
bahwa
dan
melakukan koleksi data, analisis data,
berkreasi pada saat menggali informasi
penarikan kesimpulan, dan komunikasi
dan pengalaman yang dimiliki memacu
tulis sedangkan skor capaian aspek
keterkaitan berbagai disiplin ilmu yang
melakukan
mampu memunculkan ide, solusi serta
penurunan.
berinovasi
perspektif yang dipenuhi dengan proses berpikir
dan
kebijaksanaan
dapat
strategi
dalam hal berinovasi, berkreasi, serta
kemampuan
Inquiry
penerapan
observasi, rancangan
pertanyaan
meningkatkan
menyusun eksperimen,
mengalami
Skor capaian setiap aspek ket-
seiring
erampilan proses sains saling berkaitan
dengan perkembangan personal siswa
satu sama lain. Observasi yang baik akan
serta
yang
berdampak pada kemampuan melakukan
didasarkan pada pengalaman individu.
pertanyaan yang baik. Observasi dan
Oleh karena itu, pada akhirnya hal
pengajuan pertanyaan yang baik akan
tersebut dapat menjadi latihan untuk
mengakibatkan kemampuan siswa dalam
membangun individu yang bertanggung
menyusun hipotesis dan rancangan
jawab
sperimen menjadi baik. Melalui hipotesis
kemampuan
yang
mampu
berpikir
menyelesaikan
persoalan kehidupan di semua bidang.
ek-
dan rancangan eksperimen yang baik,
Skor capaian hasil belajar psiko-
akan diperoleh data, analisis data dan
motor pada siklus IV ditunjukkan pada
penarikan kesimpulan yang baik yang
Tabel 33. Skor capaian hasil belajar
akhirnya siswa dapat mengkomunikasi-
afektif tersebut menunjukkan adanya
kannya secara tertulis dengan baik.
peningkatan rata-rata skor capaian pada
Aspek
membuat
pertanyaan
siklus IV dibandingkan dengan pra
mengalami penurunan pada siklus I, II,
siklus, siklus I, siklus II dan siklus III
III, dan IV. Hal ini dikarenakan pada
serta semua indikator dalam hasil belajar
proses pembelajaran dengan strategi
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74 Guided Inquiry, pertanyaan lebih banyak diajukan oleh guru
sebagai
bentuk
bimbingan dan bantuan kepada siswa. Hal ini didukung pernyataan Widoretno (2011: 7) bahwa permasalahan sebagai wujud nyata dalam pembelajaran berupa pertanyaan yang berlangsung selama pembelajaran Guided Inquiry, merupakan suatu hal yang sangat penting. Oliviera (2010: 424) juga menyatakan bahwa pertanyaan penting bagi guru sebagai bagian dari komunikasi untuk memacu proses berpikir pebelajar lebih tinggi. Pertanyaan dapat balikan
sehingga
digunakan sebagai dapat
merupakan
penuntun (guide) untuk berpikir pebelajar untuk mengartikulasi ide dan pemikiran. Daftar Pustaka Asra, S. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Brickman, P. (2009). Effect of InquiryBased Learning on Stu-dent’s Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning. Vol. 3 No. 2 pp: 1-22 Callahan, Joseph F, Leonard H. Clark; Richard D. Cellough.1992. Teaching in the Middle and Secondary Schools 4th. USA: Mac Millan Publishing Company Donovan, M. S. & John D. Bransford (ed). (2005). How Students Learn: Science in the Classroom. Committee on How People Learn: A Targeted Report for Teachers, National Research Council. 264: 0-309-54805-5 Foulds, W. (1996). The Enhan-cement of Science Process Skills in Primary Teacher Education Students. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 21 No. 1 pp. 16-21.
74 Ismawati, H. (2007). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar SainsFisika Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Sema-rang Tahun Pelajaran 2006/ 2007. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: UNNES Shofyan, M. (2006). Metode Inkuiri Terbimbing. http://forum.upi.edu/ v3/index.php?topic=15 690.0), 22 05 2011 Miers, B. E. (2004). Assesing Agriculture Teacher’s Capacity for Teaching Science Integrated Process Skills. Journal of Southern Agricultural Educa-tion Research Vol 54 No 1 pp. 74-85 Olivera, A.W. (2010). Improving Teacher Questioning in Science Inquiry Discussion Through Professional Development. Journal of Research in Science Teaching. Vol 47 No 4 pp 422-453 Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Wenning, C.J. (2007). Assesing Inquiry Skills as a Component of Scientific Literacy. Journal Physics Teacher Education. Volume 4 Nomor 2 Widoretno, S. (2011). Peran Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Terhadap Upaya Mengembangkan Kecakapan Hidup di SMP pada Abad 21. (Makalah disajikan pada Workshop Lesson Study Jurusan P. MIPA FKIP UNS pada tanggal 14 dan 15 Desember 2011). Wirtha, I.M. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Vol 1 No 2 pp 15-29
75
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Pakar
Raya