TUGAS AKHIR OPTIMALISASI DAN ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA TCP/IP OVER FRAME RELAY
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu (S1)
DISUSUN OLEH: NAMA
:
IRWIN MIRSON
NIM
:
0140311-226
PERMINATAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2008
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Irwin Mirson
NIM
:
0140311-226
Jurusan
:
Teknik Elektro
Fakultas
:
Teknologi Industri
Judul Skripsi
:
”OPTIMALISASI DAN ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA TCP/IP OVER FRAME RELAY”
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiat atau menjiplak terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Jakarta, Mei 2008 Yang Membuat Pernyataan,
Irwin Mirson
ii
LEMBAR PENGESAHAN
“OPTIMALISASI DAN ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA TCP/IP OVER FRAME RELAY”
Disusun Oleh : Nama
:
Irwin Mirson
NIM
:
0140311-226
Program Studi
:
Teknik Elektro
Perminatan
:
Teknik Telekomunikasi
Menyetujui,
Pembimbing,
Koordinator TA,
( Ir. Said Attamimi )
( Ir. Yudhi Gunardi, MT )
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro,
( Ir. Budiyanto Husodo, M.sc )
iii
ABSTRAK
Secara umum dapat dikatakan bahwa semua aplikasi TCP/IP membutuhkan aliran data (troughput) yang sangat besar. Dalam pemakaian aplikasi, user sering sekali mengalami proses komunikasi yang berjalan lambat, bahkan tak jarang akhirnya berdampak pada terputusnya hubungan komunikasi (offline). Permasalahan yang terjadi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya masalah kualitas jaringan yang kurang baik. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang makin modern, diperlukan kualitas jaringan yang bisa melewatkan berbagaimacam jenis layanan. Untuk itu, diperlukan kualitas jaringan yang handal melalui pengukuran yang akurat dan teliti. Adapun tujuan pemilihan tema tugas akhir “Optimalisai dan Analisis Performansi Jaringan pada TCP/IP Over Frame Relay” adalah keinginan untuk dapat mengetahui secara jelas bagaimana menganalisa masalah performansi jaringan komunikasi, melalui pengukuran kualitas saluran yang digunakan demi tercapainya komunikasi yang optimal dengan tingkat kesalahan/errors yang sekecil mungkin. Dalam penulisan tugas akhir ini dengan judul “Optimalisai dan Analisis Performansi Jaringan pada TCP/IP Over Frame Relay”, akan dibahas penerapan jaringan LAN dengan protocol TCP/IP yang akan dienkapsulasi ke dalam jaringan WAN dengan protocol frame relay. Termasuk di dalamnya meliputi analisa kualitas media transmisi, effisiensi dalam perancangan pengalamatan IP, dan integrasi jaringan pada kedua protocol tersebut. Gambaran hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah bagaimana aplikasi yang berbasis TCP/IP pada jaringan frame relay dapat diterapkan secara optimal sehingga diperoleh suatu sistem dengan performasi jaringan yang handal.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan tugas akhir ini mengambil judul “Optimalisai dan Analisis Performansi Jaringan pada TCP/IP Over Frame Relay”, bertujuan untuk dapat mengetahui secara jelas bagaimana menganalisa masalah performansi jaringan komunikasi, melalui pengukuran kualitas saluran yang digunakan demi tercapainya komunikasi yang optimal dengan tingkat kesalahan/errors yang sekecil mungkin. Selama penulisan dan penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan serta dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segenap rasa tulus dan ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis yang telah membimbing, membesarkan dan mendidik serta memberikan dukungan terutama doa kepada penulis. 2. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Yudhi Gunardi ST., MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana. 4. Bapak Ir. Said Attamimi, MT, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 5. Rekan-rekan operasional maintenance di PT. Citra Sari Makmur (CSM) dan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk penulis. 6. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah S.W.T memberikan rahmat-Nya atas segala budi baik yang diberikan.
v
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam penyusunan atau materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan tugas akhir ini selanjutnya. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat menambah kasanah dalam bidang telekomunikasi, amin.
Jakarta, Mei 2008 Penulis,
Irwin Mirson
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii ABSTRAK ..................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................................... v DAFTAR ISI.................................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xv DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Permasalahan........................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3
Pembatasan Masalah......................................................................... 3
1.4
Tujuan Penulisan............................................................................... 3
1.5
Metodologi Penulisan ....................................................................... 3
1.6
Sistematika Pembahasan................................................................... 4
LANDASAN TEORI 2.1
2.2
Umum ............................................................................................... 6 2.1.1.
Local Area Network (LAN) ............................................... 7
2.1.2.
Wide Area Network (WAN)............................................... 7
Protokol Jaringan .............................................................................. 7 2.2.1.
TCP/IP ................................................................................ 8 2.2.1.1. Arsitektur TCP/IP ............................................... 9 2.2.1.2. IP (Internet Protokol).......................................... 11 2.2.1.3. Subnetting........................................................... 12 2.2.1.4. Address Resolution Protocol (ARP)................... 14
vii
2.2.1.5. Reverse Address Resolution Protocol (RARP) ............................................................... 15 2.2.1.6. Internet Control Message Protokol (ICMP)................................................................ 15 2.2.1.7. Routing ............................................................... 16 2.2.1.8. TCP..................................................................... 17 2.2.1.9. UDP .................................................................... 17 2.2.1.10. Aplikasi TCP/IP.................................................. 17 2.2.1.11. Perangkat Jaringan TCP/IP................................. 19 2.2.2.
Frame Relay........................................................................ 20 2.2.2.1. Arsitektur Frame Relay ...................................... 21 2.2.2.2. Format Frame Relay ........................................... 23 2.2.2.3. Pensinyalan Frame Relay ................................... 26 2.2.2.4. Standarisasi Frame Relay ................................... 27 2.2.2.5. Parameter Penetapan Lebar Pita ......................... 28 2.2.2.6. Perangkat Jaringan Frame Relay ........................ 29
BAB III
IMPLEMENTASI TCP/IP PADA FRAME RELAY 3.1
Umum ............................................................................................... 36
3.2
Konfigurasi Jaringan......................................................................... 36
3.3
Modem .............................................................................................. 37 3.3.1.
Status Menu ........................................................................ 38
3.3.2.
Test Menu ........................................................................... 39
3.3.3.
Config Menu....................................................................... 40
3.3.4.
Simulasi Back to Back Hardware Modem AM 64/512 ............................................................ 41
3.4
3.5
Frame Relay Switch.......................................................................... 43 3.4.1.
Konfigurasi Global ............................................................. 44
3.4.2.
Port Access ......................................................................... 44
3.4.3.
Virtual Circuit..................................................................... 46
3.4.4.
Simulasi Hardware FR Switch ........................................... 47
Router................................................................................................ 52
viii
3.5.1.
Konfigurasi Global ............................................................. 53
3.5.2.
Frame Relay Port ................................................................ 53
3.5.3.
Permanent Virtual Circuit (PVC) ....................................... 53
3.5.4.
Pengalokasian IP................................................................. 54
3.5.5.
Routing IP........................................................................... 56
3.5.6.
Encapsulation (Pembungkusan Protokol)........................... 58
3.5.7.
Check Status, Alarm, Led Indikator, dan Loop Test ............................................................................ 58
3.6
BAB IV
BAB V
Integrasi FR Switch dengan FR CPE................................................ 59
ANALISA 4.1
Analisa Bit Error pada Jaringan........................................................ 67
4.2
Pengukuran Kualitas Jaringan .......................................................... 72
4.3
Identifikasi Masalah.......................................................................... 73
4.4
Penyelesaian Masalah ....................................................................... 77
KESIMPULAN ........................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 87
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pembagian Network ID dan Host ID..................................................12
Tabel 2.2
Pembagian Range Kelas pada IP Address..........................................12
Tabel 2.3
Nilai DLCI..........................................................................................24
Tabel 2.4
Pemetaan (mapping) tabel DLCI untuk jaringan gambar 2.10 pada port 1 ..........................................................................................25
Tabel 2.5
Harga standar tahanan saluran............................................................34
Tabel 3.1
Line Quality pada Modem AM64/512 ...............................................39
Tabel 3.2
Kebutuhan host per subnetwork .........................................................54
Tabel 3.3
Alokasi IP address dengan subnetting sama rata (255.255.255.224) ..............................................................................55
Tabel 3.4
Subnet Mask per Subnetwork dengan VLSM. ...................................55
Tabel 3.5
Alokasi IP address dengan VLSM .....................................................55
Tabel 3.6
Tabel Routing pada Router.................................................................57
Tabel 3.7
Akses rate pada Access Line dan Trunk.............................................60
Tabel 3.8
Routing Virtual Circuit.......................................................................60
Tabel 3.9
Akses rate dan pemetaan PVC ...........................................................61
Tabel 4.1
Hasil Bertest Sebelum Perbaikan Jaringan.........................................73
Tabel 4.2
Data Teknis Awal Jaringan ................................................................74
Tabel 4.3
Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga PT. CCAI – Mampang........................................................................76
Tabel 4.4
Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga PT.CCAI – Ciputat .............................................................................76
Tabel 4.5
Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng ..........................77
Tabel 4.6
Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) PT. CCAI – Mampang........................................................................78
Tabel 4.7
Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) PT. CCAI – Ciputat ............................................................................78
Tabel 4.8
Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) Bank Niaga, B. Soekarno-Hatta .........................................................78
Tabel 4.9
Hasil Bertest Setelah Perbaikan Jaringan ...........................................79 xiii
Tabel 4.10
Perhitungan Hasil Bertest Sebelum dan Setelah Perbaikan Jaringan..............................................................................79
Tabel 4.11
Hasil PING Port WAN Router Setelah Perbaikan Jaringan...............81
Tabel 4.12
Hasil Monitoring Port WAN Router Setelah Perbaikan Jaringan...............................................................................................82
Tabel 4.13
Hasil Monitoring Alarm Setelah Perbaikan Jaringan.........................83
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Proses pengukuran melalui remoted loop......................................2
Gambar 2.1
Layer OSI dan Layer TCP/IP ........................................................10
Gambar 2.2
Mekanisme Kerja ARP ..................................................................14
Gambar 2.3
Arsitektur Frame Relay..................................................................22
Gambar 2.4
Format Frame Relay ......................................................................23
Gambar 2.5
Data Link Connection Identifier ....................................................24
Gambar 2.6
Pensinyalan LMI............................................................................26
Gambar 2.7
Koneksi UNI ..................................................................................27
Gambar 2.8
Koneksi NNI ..................................................................................27
Gambar 2.9
Karakteristik CIR...........................................................................28
Gambar 2.10
Komponen Jaringan Frame Relay .................................................29
Gambar 2.11
Struktur Rumah Kabel (RK) ..........................................................32
Gambar 2.12
Konfigurasi Jaringan Lokal Akses tembaga ..................................35
Gambar 3.1
Network Configuration..................................................................36
Gambar 3.2
Modem AM 64/512 .......................................................................38
Gambar 3.3
Konfigurasi Local Loop.................................................................39
Gambar 3.4
Konfigurasi Loop Back..................................................................40
Gambar 3.5
Konfigurasi Remote Loop .............................................................40
Gambar 3.6
Pilihan Modem Mode pada Config Menu .....................................40
Gambar 3.7
Konfigurasi Modem Back to Back ................................................41
Gambar 3.8
Beberapa peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan simulasi back to back modem........................................................42
Gambar 3.9
Rear panel dari pemasangan kabel UTP pada modem AM 64/512........................................................................42
Gambar 3.10
Bentuk konfigurasi settingan perangkat modem AM 64/512........42
Gambar 3.11
Proses synchronisasi modem AM 64/512......................................43
Gambar 3.12
Proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur bertest (Bit Error Test) ..............................................................................43
Gambar 3.13
FRAD Netperformer SDM-8400...................................................44
x
Gambar 3.14
Beberapa peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan simulasi FRAD SDM-8400 ...........................................................48
Gambar 3.15
Proses interkoneksi antara modem AM 64/512 dengan FRAD SDM-8400 .....................................................................................48
Gambar 3.16
Status modem yang telah synchron ...............................................49
Gambar 3.17
Persiapan sewaktu akan melakukan konfigurasi FRAD SDM-8400 .....................................................................................49
Gambar 3.18
Proses awal sebelum melakukan konfigurasi FRAD SDM-8400 dengan Hyperterminal ................................................50
Gambar 3.19
FRAD Netperformer SDM-8200...................................................52
Gambar 3.20
Pengalokasian IP pada jaringan TCP/IP ........................................56
Gambar 3.21
Inverse ARP dan operasi LMI secara dinamik ..............................61
Gambar 3.22
Inverse ARP dan operasi LMI secara statik ..................................61
Gambar 3.23
Persiapan sebelum melakukan simulasi integrasi antara FR-Switch dengan FR-CPE...........................................................64
Gambar 3.24
Proses interkoneksi antar device pada intergrasi FR-Switch dengan FR-CPE .............................................................................65
Gambar 4.1
Hasil PING PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................68
Gambar 4.2
Hasil PING PT. CCAI, Jl. R.E.Marthadinata – Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................68
Gambar 4.3
Hasil PING Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................69
Gambar 4.4
Display State Port WAN Router PT. CCAI, Mampang Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................69
Gambar 4.5
Display State Port WAN Router PT. CCAI, Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................70
Gambar 4.6
Display State Port WAN Router Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Sebelum Perbaikan Jaringan ....70
Gambar 4.7
Display Alarm Port WAN Router PT.CCAI, Mampang Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................71
Gambar 4.8
Display Alarm Port WAN Router PT.CCAI, Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan..........................................................71
xi
Gambar 4.9
Display Alarm Port WAN Router Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta, Sebelum Perbaikan Jaringan ................72
Gambar 4.10
Titik Pengukuran pada Jaringan Catu Tidak Langsung.................74
Gambar 4.11
Titik Pengukuran pada Jaringan Catu Langsung ...........................75
xii
DAFTAR ISTILAH
Access Rate (AR) Merupakan kecepatan akses dari pemakai, kecepatan akses menentukan berapa kecepatan maksimum data dari pemakai yang dapat digunakan untuk masuk dalam jaringan frame relay.
Backward Explicit Congestion Notification (BECN) Deteksi kemacetan arah mundur yakni dengan men-set bit oleh jaringan frame relay yang menuju ke arah sumber (pengirim) untuk memberitahukan sumber bahwa terjadi kemacetan pada jalur.
Bandwidth Lebar pita menentukan kecepatan informasi yang dapat dikirimkan dalam suatu kanal, semakin besar lebar pita semakin besar pula informasi yang dapat dikirim dalam suatu waktu.
Committed Burst Size (Bc) Merupakan jumlah data maksimum (dalam bit) dimana jaringan masih dapat meneruskan dalam kondisi normal.
Committed Information Rate (CIR) Kecepatan yang dijaminkan (dalam bit per detik) untuk dilewatkan jaringan dalam kondisi normal.
Cyclic Redundancy Check (CRC) Teknik pengecekan bit untuk memastikan keakuratan frame yang dikirim antar perangkat dalam jaringan frame relay, secara matematik dihitung sebelum frame dikirim. Harga ini akan dibandingkan dengan menghitung kembali pada perangkat penerima.
Data Link Connection Identifier (DLCI) Pengalamatan unik yang menempati suatu PVC dalam jaringan frame relay. xvii
Discard Eligibility (DE) Penandaan bit dalam frame relay yang memungkin suatu frame akan dibuang jika frame melebihi CIR atau terjadi kemacetan.
Data Terminal Equipment (DTE) Peralatan komputer termasuk router dimana aplikasi switching berada dan biasanya dimiliki oleh pemakai.
Data Circuit-terminating Equipment (DCE) Peralatan untuk mentralasikan data dari DTE menjadi data yang dimengerti oleh protokol WAN, seperti modem.
Encapsulation Proses pembungkusan yang dilakukan perangkat antar muka untuk menempatkan frame protokol yang spesifik dalam frame bentuk frame relay. Jaringan hanya akan menerima format frame yang spesifik dalam format frame relay, contohnya TCP/IP over frame relay.
Excess Burst Size (Be) Jumlah maksimum data yang tidak dijamin (dalam bit) yang melewati Bc dimana jaringan akan mencoba mengirimkan selama interval waktu T.
Forward Explisit Congestion Notification (FECN) Deteksi kemacetan arah maju yakni dengan men-set bit oleh jaringan frame relay untuk memberitahukan DTE penerima bahwa terjadi kemacetan antara sumber dengan tujuan.
Frame Relay Teknologi packet switched yang beroreantasi pada protokol (protocol oriented) yang disediakan oleh perusahaan telepon atau penyedia jasa komunikasi data lainnya.
Frame Check Sequence (FCS) Untuk mendeteksi kesalahan bit dalam frame dengan menggunakan CRC.
xviii
Frame Relay Access Device (FRAD) Perangkat yang bertanggung jawab untuk melakukan framing data menjadi frame relay.
Local Area Network (LAN) Jaringan yang dimiliki perseorangan yang menawarkan kanal komunikasi kecepatan tinggi untuk proses koneksi informasi dalam kawasan terbatas, seperti jaringan komputer dalam satu gedung.
Packet Switching Teknik penyambungan dimana informasi data ditransmitkan dan di bagi-bagi kedalam paket-paket data unit tiap-tiap simpul.
Permanen Virtual Circuit (PVC) Suatu koneksi logikal yang sibuat secara permanen dalam frame relay.
Switched Virtual Circuit (SVC) Sebuah koneksi logikal berdasarkan pada kebutuhan dan digunakan selama terjadi pengiriman informasi.
Trunk Line Disebut juga backbone, merupakan saluran komunikasi yang menghubungkan dua frame relay switch yang berada di simpul.
Virtual Circuit Suatu saluran komunkasi yang digambarkan secara logika bukan secara fisik.
xix
DAFTAR SINGKATAN
ACK
= Acknoledgement
ARP
= Address Resolution Protocol
ATM
= Asynchronous Transfer Mode
BC
= Burst Committed
BE
= Burst Excess
BECN
= Backward Explicit Congestion Notification
BERT
= Bit Errors Ratio
BIR
= Burst Information Rate
CIR
= Committed Information Rate
C/R
= Command / Response
CR
= Cell Relay
CRC
= Cyclic Redundancy Check
DA
= Display Alarm
DCE
= Data Circuit-terminating Equipment
DE
= Discard Eligibility
DLCI
= Data Link Connection Identifier
DP
= Drop Point
DR
= Display Routing
DS
= Diplay State
DTE
= Data Terminal Equipment
EA
= Extended Address
EIA
= Electronic Induestries Alliance
FCS
= Frame Check Sequence
FECN
= Forward Explisit Congestion Notification
FEXT
= Far End Crosstalk
FRAD
= Frame Relay Access Device
FR-NET
= Frame Relay Network
FR-USER
= Frame Relay User
FR CPE
= Frame Relay Customer Premises Equipment
FTP
= File Transport Protocol
HTTP
= HyperText Transfer Portocol xv
ICMP
= Internet Control Message Protocol
IOS
= Internetwork Operating System
IP
= Internet Protocol
ISDN
= Integrated Service Digital Network
ITU-T
= International Telecommunications Union - Telecommunication = Standardization
JARLOKAT = Jaringan Lokal Akses Tembaga LAN
= Local Area Network
LMI
= Link Management Interface
MAC
= Media Access Control
MDF
= Main Distribution Frame
NCP
= Network Control Protocol
NEXT
= Near End Crosstalk
NIC
= Network Interface Card
NNI
= Network to Network Interface
OSI
= Open System Interconnection
PING
= Packet Internet Grouper
POP3
= Post Office Protocol Version 3
PVC
= Permanent Virtual Circuit
RARP
= Reverse Address Resolution Protocol
RK
= Rumah Kabel
RPU
= Rangka Pembagi Utama
SLT 22
= Subscriber Line Tester 22
STO
= Sentral Telepon Otomat
SVC
= Switched Virtual Circuit
TCP
= Transport Control Protocol
TCP/IP
= Transport Control Protocol/ Internet Protocol
UDP
= User Datagram Protocol
UNI
= User Network Interface
UTP
= Unshielded Twisted Pair
VC
= Virtual Circuit
VLSM
= Variable Length Subnet Mask
WAN
= Wide Area Network
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi khususnya sistem informasi beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Sejalan dengan itu hampir seluruh sektor bisnis umumnya sudah menggunakan aplikasi online yang mampu melewatkan berbagaimacam jenis layanan dalam satu saluran komunikasi. Luasnya pembangunan jaringan global khususnya internet sudah merambah dari kota metropolitan ke kota-kota besar, bahkan kini sudah masuk ke lingkup yang lebih kecil. Tingginya kebutuhan akan teknologi tersebut pada akhirnya memerlukan kualitas jaringan yang handal dengan delay time yang kecil demi tercapainya sistem informasi yang optimal. Kenyataan yang berlaku dewasa ini, frame relay telah menjadi salah satu pilihan protocol WAN (Wide Area Network) yang cukup handal dengan menggunakan aplikasi TCP/IP pada LAN (Local Area Network). Hal ini dikarenakan frame relay bisa menyediakan kecepatan di atas rate yang dijaminkan (CIR = Committed Information Rate) hingga sama dengan kecepatan akses pada saluran fisiknya, delay waktu yang relatif kecil, serta harga sewa jaringan yang relatif murah. Sedangkan aplikasi TCP/IP umumnya membutuhkan aliran data (troughput) yang sangat tinggi, akibatnya dalam beberapa kasus sering terjadi lonjakan traffic melebihi kapasitas saluran yang tersedia pada media komunikasi yang digunakan. Atas pertimbangan tersebut, frame relay menjadi pilihan protocol WAN dalam mengintegrasikan protocol TCP/IP ke dalamnya. Dalam implementasi TCP/IP pada frame relay, disebutkan bahwa discarded frame dapat saja terjadi bila terdeteksi adanya error pada data yang dikirim, disamping masalah jaringan yang mengalami overload traffik. Proses ini akan menjadi tanggung jawab dari protocol pada lapisan yang lebih tinggi terhadap masalah pemulihan data yang dibuang (discarded) melalui mekanisme retransmisi. Namun hal ini tentunya juga akan menjadi masalah apabila tidak diidentifikasi faktor penyebab utamanya, karena akibat dari discarded yang terus menerus, maka response time pengiriman data menjadi lebih besar sehingga proses komunikasi menjadi terganggu. Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran 1
terhadap kualitas dari media transmisi yang digunakan. Dengan kata lain, jaringan tersebut harus memenuhi rekomendasi pengetesan dalam menghantarkan bit tanpa ada kesalahan atau tingkat kesalahan yang rendah, sehingga media transmisi tersebut layak untuk dipakai sebagai jaringan komunikasi data.
Remote Loop
LOCAL ACCESS
BERT
Frame Relay Switch Modem Master
Modem Slave
Transmission System
Transmission System
Interface
Interface
Remote Loop
BERT
LOCAL ACCESS Modem Master
Modem Slave
Gambar 1 Proses pengukuran melalui remoted loop
Dari uraian di atas, maka alasan utama penulis memilih judul Tugas Akhir tentang Optimalisai dan Analisis Performansi Jaringan pada TCP/IP Over Frame Relay, adalah : 1.
Karakteristik TCP/IP sebagai protocol yang sangat fleksibel, global dan general bagi seluruh komputer, artinya perangkat interface yang ada dapat dikatakan compatible, begitu juga dalam interkoneksi dalam jaringan datanya.
2.
Kelebihan protocol frame relay dibandingkan dengan protocol yang lain, khususnya dalam proses pengiriman data yang cepat dan efisien.
3.
Kinerja protocol frame relay sangat bergantung kepada kehandalan jaringan (jalur transmisi) yang bersih atau tingkat error yang rendah dalam menyalurkan data, sehingga perlu dilakukan pengukuran kualitas jaringan untuk mendapatkan performansi yang optimal.
1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana meminimalisasi discarded frame akibat terdeteksinya error pada data yang dikirim, melalui analisa performansi jaringan yang digunakan dan didukung dengan hasil pengukuran.
2
Diharapkan melalui analisa yang dilakukan, aplikasi TCP/IP bisa dilewatkan melalui jaringan frame relay tanpa cacat, sehingga user bisa menerima maupun mengirimkan informasi dengan lengkap, aman dan cepat.
1.3. Pembatasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini, permasalahan akan dibatasi pada halhal sebagai berikut : 1.
2.
TCP/IP dibatasi pada masalah : a.
Perancangan dan optimalisasi pengalamatan IP versi 4 pada jaringan.
b.
Mekanisme Routing IP.
Frame relay dibatasi pada masalah : a.
Pemetaan alamat DLCI (Data Link Connection Identifier).
b.
Analisa masalah performansi jaringan komunikasi (up-down) akibat kualitas jaringan yang tidak rekomended.
c.
Pengukuran saluran komunikasi, khususnya pada jaringan local access yang memanfaatkan media kabel tembaga (cooper wire).
3.
Implementasi dan proses integrasi jaringan TCP/IP pada frame relay baik secara hardware maupun software dengan menggunakan perangkat FRAD SDM-8400 (sebagai FR-Switch), FRAD SDM-8200 (sebagai router), dan modem AM 64/512 sebagai penghubung diantara keduanya.
1.4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini, diantaranya: a. Menganalisa seberapa besar mean response time yang didapat akibat tingginya tingkat errors yang terjadi. b. Menganalisa masalah performansi jaringan komunikasi melalui pengukuran kualitas jaringan yang digunakan, sehingga permasalahan terhadap saluran komunikasi dapat diketahui.
1.5. Metodologi Penulisan Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan proses yang sedang diberlangsung pada saat penelitian dilakukan, selain memulai dengan mamahami
3
konsepnya. Adapun data-data pendukung diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: a. Studi Literatur Yaitu metode pengumpulan data dari buku, internet dan informasi yang berhubungan dengan penulisan. b. Penelitian Lapangan b.1. Observasi Dilakukan dengan mengambil informasi (data) langsung pada objek yang diteliti. b.2. Simulasi Merupakan salah satu metode yang dilakukan dengan membuat model simulasi dari bentuk nyata objek penelitian. c. Diskusi Dilakukan dengan dosen pembimbing disamping kontak studi dengan pihakpihak yang berkompeten dibidang yang berhubungan dengan penulisan.
1.6. Sistematika Pembahasan Penulisan tugas akhir ini dibagi atas lima bab yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Berisi latar belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Menguraikan secara singkat karakteristik protocol TCP/IP dan frame relay, arsitekturnya, pengalamatan IP dan DLCI, detail hubungan kedua teknologi tersebut ke dalam aplikasi yang berbasis jaringan, serta perangkat atau komponen yang mendukung tahapan pembangunan jaringan tersebut. Bab III. Implementasi TCP/IP pada Frame Relay Berisi proses intergrasi TCP/IP pada frame relay, mulai dari setting FRAD 8400 sebagai FR-Switch, FRAD 8200 sebagai router, implementasi pengalamatan IP dan DLCI, serta interkoneksi diantara keduanya melalui modem AM 64/512 yang terhubung ke jaringan.
4
Bab IV. Analisa Berisi analisa masalah performansi jaringan komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran seberapa besar tingkat error yang terjadi sehingga permasalahan dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
Bab V. Kesimpulan Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Umum Pengertian dari jaringan komputer ialah suatu jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan berbagai macam terminal komunikasi dan menyediakan pertukaran informasi diantara perangkat-perangkat tersebut, baik yang berada pada area geografis yang dekat maupun yang tersebar di tempat-tempat yang berjauhan. Secara umum, jaringan komputer mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri, diantaranya : Sharing Resources Bertujuan agar seluruh program atau peralatan lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi pemakaian. Media Komunikasi Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk mengirim pesan maupun informasi penting lainnya. Dengan menggunakan jaringan komputer, perusahaan yang tersebar di berbagai tempat yang berjauhan dapat saling berbagi informasi sehingga proses pekerjaan menjadi lebih cepat, efektif dan efisien. Integrasi Data Pembangunan jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya sehingga dapat mempermudah pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat. Keamanan Data Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan terhadap data yang ada di dalamnya. Jaminan keamanan tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password sehingga data mendapat perlindungan efektif dari pihak asing yang tidak diinginkan.
6
Sumber Daya Lebih Ekonomis Dengan adanya pemakaian sumber daya secara bersama-sama, maka efektifitas pemanfaatan terhadap peralatan yang ada menjadi lebih maksimal dan ekonomis. Selain manfaat di atas, pertimbangan akan jarak merupakan hal yang penting dalam membangun jaringan komputer. Keperluan akan suatu jaringan komputer sangat didasarkan pada kebutuhan penyelenggaranya, dimana besar kecilnya kapasitas sangat tergantung pada berapa jumlah user yang ada. Berdasarkan kapasitas, jarak dan area kerjanya, jaringan komputer dibedakan menjadi: 2.1.1. Local Area Network (LAN) Merupakan hubungan antara dua komputer atau lebih dalam satu area geografis yang terbatas. Karakteristik dari jaringan LAN biasanya memiliki ruang lingkup yang kecil, seperti di dalam satu gedung, rumah, perkantoran, dan lain-lain dengan radius maksimum 10 kilometer. Selain itu, kecepatan pengiriman data relatif tinggi yaitu 10 sampai 100 Mbps dengan delay rendah dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. 2.1.2. Wide Area Network (WAN) Merupakan jaringan komunikasi dalam area geografis yang tak terbatas karena radiusnya dapat mencakup sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari sejumlah node-node penghubung, dimana pengiriman informasi dari suatu terminal diarahkan (switching) melalui node-node ke terminal tujuan.
2.2. Protokol Jaringan Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya pengiriman pesan, data atau informasi fungsi lainnya agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik dan benar. Selain itu melalui protocol diharapkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Adapun fungsi dari protocol diantaranya : Fragmentasi dan Reassembly Berfungsi membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data (fragmentasi) dan setelah data diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap (reassembly).
7
Encaptulation Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi berita yang dikirim dengan address, kode koreksi dan tanda pengenal unik lainnya.. Connection Control Berfungsi dalam membangun hubungan komunikasi antara transmitter dengan receiver, dimana satu komputer dapat memulai satu hubungan pengenalan dengan komputer lain, menjaga hubungan, melakukan pengiriman data satu sama lainnya, dan yang terakhir adalah memutuskan hubungan ke komputer lawan setelah proses komunikasi selesai dilakukan. Flow Control Berfungsi untuk mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver. Error Control Pada dasarnya proses komunikasi data tidak pernah lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol kesalahan selama proses komunikasi. Transmission Service Berfungsi dalam memberikan layanan komunikasi data, khususnya yang berkaitan dengan prioritas, keamanan dan perlindungan data. Dalam jaringan komputer baik LAN maupun WAN dapat menggunakan berbagai macam protocol tetapi agar dua komputer dapat berkomunikasi, keduanya perlu menggunakan protokol yang sama, apabila terdapat beberapa protokol yang berbeda tetap harus diperlukan suatu platform protocol universal yang dapat menghubungkan semua protokol yang ada. Untuk LAN dikenal seperti ethernet yang berbasis TCP/IP dan pada WAN seperti X.25, ISDN (Integrated Service Digital Network), ATM (Asynchronous Transfer Mode), dan frame relay. Dalam bab ini penulisan hanya akan membahas tentang protocol TCP/IP dan frame relay. 2.2.1. TCP/IP TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang didesain untuk melakukan fungsifungsi komunikasi data, yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu. TCP/IP bukanlah sebuah protocol tunggal tetapi merupakan satu kesatuan protocol yang memiliki aturan yang spesifik. TCP/IP dikembangkan untuk
8
mengatasi berbagaimacam kendala yang ada dalam komunikasi data antar komputer, diantaranya: Bekerja secara transparan, melalui bermacam-macam jaringan komunikasi data yang terhubung satu dengan lainnya. Routable dan scalable untuk memenuhi kebutuhan jaringan yang kompleks dan luas. Tahan terhadap gangguan dan mampu mendukung komunikasi kecepatan tinggi. TCP/IP tidak membedakan jenis komputer dan sistem operasi yang digunakan, sehingga antar device atau jaringan yang terhubung dapat saling berkomunikasi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sifatnya yang sangat fleksibel dan sangat global. Protocol TCP/IP yang sangat general bagi seluruh perangkat komputer, artinya interface yang ada dapat dikatakan compatible, begitu juga interkoneksi dalam jaringan datanya. 2.2.1.1. Arsitektur TCP/IP Komunikasi data merupakan proses pengiriman data dari satu komputer ke komputer lainnya. Untuk mengirimkan data, pada komputer harus ditambahkan alat khusus, yang dikenal sebagai network interface (antarmuka jaringan) yang bertujuan sebagai alamat pada jaringan dimana komputer tersebut berada agar dikenal oleh komputer lain. Dalam proses pengiriman, disebutkan bahwa data yang dikirimkan dari komputer satu ke komputer lainnya atau dari satu jaringan ke jaringan lainnya sebaiknya tanpa ada data yang hilang (cacat). Berikut beberapa hal yang menjadi pemikiran para ahli pada awalnya yaitu: Bagaimana satu komputer dapat memulai satu hubungan pengenalan dengan komputer lain, menjaga hubungan, melakukan pengiriman data satu sama lainnya, dan yang terakhir adalah memutuskan hubungan sesama komputer yang tersambung dalam satu hubungan komunikasi data. Bagaimana mengetahui data yang dikirim dari satu komputer ke komputer lainnya tidak cacat atau hilang ditengah jalan. Bagaimana data yang dikirim dari satu komputer dapat sampai dengan tepat kepada komputer tujuan. Bagaimana data yang dikirim oleh suatu sistem ke sistem lainnya dapat diterjemahkan dengan satu bahasa yang sama.
9
Pada kenyataannya, bahwa data yang dikirimkan dari satu komputer ke komputer lain haruslah menggunakan satu aturan bahasa (protocol) yang dapat dimengerti oleh kedua atau lebih komputer yang saling berhubungan. Oleh karenanya dalam berkomunikasi disusunlah satu standar aturan. TCP/IP merupakan satu dari protocol dalam komunikasi data yang mengalami perkembangan sangat pesat sekali. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sifatnya yang sangat fleksibel dan global. Sekumpulan protocol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, yaitu :
Gambar 2.1 Layer OSI dan Layer TCP/IP
Network Interface Layer Network interface layer berfungsi menentukan karakteristik dari media fisik yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap proses pengiriman dan penerimaan data dari dan ke media fisik. Internet Layer Tugas internet layer adalah mengirimkan paket-paket IP yang berisi informasi ke alamat tujuan yang tepat. Transport Layer Transport layer bertanggungjawab dalam mengadakan hubungan komunikasi antar dua atau lebih komputer. Terdapat dua protocol pada layer ini, yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protokol).
10
Application Layer Layer ini berisi bermacam-macam protokol tingkat tinggi, yaitu FTP (File Tranfer Protocol), HTTP (HyperText Transfer Portocol), TELNET dan lain-lain. Protocol ini berhubungan langsung dengan aplikasi. Untuk masing-masing service aplikasi, sistem akan membutuhkan “sub-dialect” TCP/IP yang dinamakan
“port“.
Port
adalah
sebuah
nilai
yang
diterapkan
untuk
mengidentifikasi sebuah layanan. 2.2.1.2. IP (Internet Protokol) Merupakan mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP bersifat unreliable dan connectionless. IP mentransportasikan data dalam packet-packet yang disebut datagram. Internet Protocol didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan packet switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan IP address (alamat IP). IP address dirancang untuk memungkinkan sebuah host dalam suatu network dapat berkomunikasi dengan host lain dalam network yang berbeda. Dalam jaringan lokal tiap-tiap komputer memiliki IP address yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pengiriman data. Salah satu hal penting dalam IP saat pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang terdiri dari 32 bit (logical address). IP address bersifat unik, artinya dalam satu jaringan tidak ada device, station, host atau router yang memiliki IP address sama. Untuk mempermudah pembacaan IP address, maka dibuatlah dalam bentuk desimal dimana setiap 8 bit diwakili satu bilangan desimal. Masing-masing angka desimal ini dipisahkan oleh tanda titik, seperti contoh berikut : Biner
:
01011000
.
00110111
.
00101010
.
00010000
Desimal
:
168
.
103
.
74
.
32
Setiap IP address terbagi atas dua komponen utama, yaitu Network ID dan Host ID. Dimana Network ID merupakan alamat jaringan sedangkan Host ID merupakan alamat dari peralatan jaringan. Berikut adalah tabel pembagian network dan host berdasarkan kelas-kelas IP address pada umumnya.
11
Tabel 2.1 Pembagian Network ID dan Host ID Kelas
Format IP Address
Default Subnet Mask
A
NET . HOST . HOST . HOST
255.0.0.0
B
NET . NET . HOST . HOST
255.255.0.0
C
NET . NET . NET . HOST
255.255.255.0
Pengkelasan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari organisasi-organisasi pemakainya. Apabila organisasi tersebut lebih membutuhkan sedikit jaringan dengan host yang banyak maka cocok menggunakan kelas A. Bila jaringan yang dibutuhkan banyak sedangkan host yang dibutuhkan sedikit maka cocok menggunakan kelas C. Jika jumlah jaringan dan host berimbang maka akan sangat bagus bila menggunakan kelas B. Untuk dapat menandai kelas yang satu dengan kelas lainnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2 Pembagian Range Kelas pada IP Address Kelas
Range
Jumlah Maksimum Network
Jumlah Maksimum Host
A
1 – 126
126
16777214
B
128 – 191
16382
65534
C
192 - 223
2097150
254
Disamping itu ada pula beberapa peraturan tambahan yang perlu diketahui, yaitu : a. IP address yang dimulai 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback address. b. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 dan 1. c. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 dan 1. Selain ketiga kelas A, B dan C yang sering dipakai, sebenarnya ada lagi kelas D yang mana oktet pertama dimulai dengan biner 1110 dipergunakan untuk multicast address dan kelas E dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1111 digunakan untuk eksperimen (scientific). 2.2.1.3. Subnetting Administrator-administrator yang mengelola jaringan besar sering kali merasa perlu membagi jaringan mereka menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (disebut subnetwork) sebagai usaha memberikan fleksibilitas addresing.
12
Di atas telah diuraikan range-range network address baik untuk kelas A, B, dan C. Namun, di sana kita baru mendifinisikan satu buah network saja. Sekarang bagaimana seandainya ingin membuat beberapa network baru dari network tunggal tersebut? Maka yang dibutuhkan adalah subnetting, yang memberi peluang bagi kita untuk membagi satu buah network menjadi beberapa network kecil dengan cara meminjam bit-bit dari host ID dan merancangnya sebagai subnet (Network ID tambahan). 1. Subnetting Sama Rata Metode subnetting dimana semua subnetwork dari suatu network mendapat subnet mask yang sama. Contoh misal Network ID 166.110.0.0 dengan default subnet mask kelas B adalah 255.255.0.0 akan dibuat dua Network ID baru, langkahnya sebagai berikut : a.
Mengubah subnetmask : Subnet mask lama
:
255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 atau /16 Subnet mask baru
:
255.255.192.0 atau 11111111.11111111.11000000.00000000 atau /18 b.
Kelompok Network ID baru pertama, diperoleh dengan merubah kombinasi 2 bit ke 01 pada subnet bit (kombinasi 00 dan 11 tidak boleh dipakai). 10100110.01101110.01000000.00000001 = 166.110.64.1 10100110.01101110.01111111.11111110 = 166.110.127.254 Sehingga diperoleh alokasi Host ID dari 166.110.64.1 sampai dengan 166.110.127.254 dengan subnet mask 255.255.192.0 atau /18.
c.
Kelompok Network ID baru kedua, diperoleh dengan merubah kombinasi 2 bit ke 10 pada subnet bit (kombinasi 00 dan 11 tidak boleh dipakai). : 10100110.01101110.10000000.00000001 = 166.110.128.1 10100110.01101110.10111111.11111110 = 166.110.191.254 Sehingga diperoleh alokasi Host ID dari 166.110.128.1 sampai dengan 166.110.191.254 dengan subnet mask 255.255.192.0 atau /18.
13
2. VLSM (Variable Length Subnet Mask) Dengan VLSM, suatu subnetwork mempunyai subnet mask berlainan sesuai dengan kebutuhan hostnya. Contoh suatu LAN terdapat 10 host, maka untuk mendapatkan subnettingnya sebagai berikut : a.
Total Host LAN = Jumlah PC + 1 Ethernet Router = 10 + 1 = 11
b.
Total Host = Total Host LAN + 1 Broadcast ID + 1 Network ID ≤ Total IP = 11 + 1 + 1 = 13
c.
Total IP
= 2 (Bit Host), (Bit Host ditulis dengan logika “ 0 ”) =24
d.
Bit Network = 32 – Bit Host , (Bit Network ditulis dengan logika “ 1 ”) = 32 – 4 = 28
e.
Subnet Mask adalah konversi desimal dari biner Bit Network dan Bit Host. 11111111.11111111.11111111.11110000 = 255.255.255.240
Jadi kalau suatu subnetwork mempunyai jumlah host 2, maka subnet masknya adalah 255.255.255.252. 2.2.1.4. Address Resolution Protocol (ARP) Pada LAN, setiap device yang terpasang diidentifikasi dalam bentuk alamat fisik yang didapat dari NIC (Network Interface Card). Dimana ARP digunakan sebagai protocol untuk melakukan translasi dari IP address yang diketahui menjadi alamat hardware (ethernet) atau MAC address ke alamat broadcast. Adapun mekanisme kerja dari ARP sebagai berikut:
Gambar 2.2 Mekanisme Kerja ARP
14
1. Suatu host dengan IP address A ingin mengirimkan paket ke host lawan dengan IP address B pada jaringan lokal. Host pengirim memeriksa dulu ARP cachenya adakah hardware address untuk host dengan IP address B. 2. Jika tidak ada, ARP akan mengirimkan paket ke alamat broadcast (sehingga seluruh jaringan mendengarnya). Dalam paket ini juga disertakan IP address A dan ethernet addressnya. 3. Setiap host dijaringan lokal menerima request tersebut dan memeriksa IP adddress masing-masing. Jika ia merasa paket tersebut bukan untuknya, dia tidak akan berusaha berusaha menjawab pertanyaan tersebut. 4. Host dengan IP address B yang mendengar request tersebut akan mengirimkan IP address dan ethernet addressnya langsung ke host dengan IP address A. Sedangkan dalam kaitannya dengan frame relay maka ARP akan melakukan fungsi pemetaan dari IP address ke DLCI frame relay. 2.2.1.5. Reverse Address Resolution Protocol (RARP) RARP membolehkan host menemukan IP address-nya jika dia sudah tahu alamat fisiknya. Ini berlaku pada saat host baru terkoneksi ke jaringan. Sesungguhnya RARP didisain untuk memecahkan masalah mapping alamat dalam sebuah mesin/komputer dimana mesin/komputer mengetahui alamat fisiknya namun tidak mengetahui alamat logikanya. Cara kerja RARP ini terjadi pada saat mesin seperti komputer atau router baru bergabung dalam jaringan lokal, dengan memberikan request secara broadcast. Mesin lain pada jaringan lokal yang mengetahui seluruh IP address akan meresponsnya secara langsung. RARP diperlukan jaringan frame relay untuk memetakan DLCI ke IP address. 2.2.1.6. ICMP (Internet Control Message Protokol) ICMP adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim. Pesan atau paket ICMP dikirim jika terjadi masalah, misal jalur komunikasi terputus, router problem dan matinya host tujuan. Beberapa pesan kesalahan yang disampaikan oleh ICMP antara lain adalah : •
Network Unreachable, jika jaringan tujuan tidak dapat dihubungi.
•
Port is Unreachable, jika tidak ada port yang dimaksud pada tujuan.
15
•
Destination Unreachable, pesan ini dihasilkan oleh router jika pengiriman paket mengalami kegagalan akibat masalah putusnya jalur, baik secar fisik maupun secara logic.
•
Destination Host Unreachable, jika host tujuan tidak dapat dihubungi.
2.2.1.7. Routing Jaringan dapat dikatakan sebagai jalan umum atau mungkin dapat dikatakan sebagai jalan “tol-nya“ dari suatu komunikasi data. Kemacetan akan terjadi bilamana traffic dari kendaraan padat sekali, atau kapasitas jalan tol tersebut tidak dapat menampung semua kendaraan yang ada. Bahkan bilamana di jalan tersebut tidak ada aturan atau rambu lalulintas yang mengatur kelancaran jalan, maka kemacetan dapat segera terjadi. Karenanya diperlukan satu aturan main dalam berlalulintas dan barangkali dicarikan suatu jalan alternatif agar kepadatan lalulintas dapat dikurangi sehingga lebih lancar. Hal yang sama terjadi juga dalam jaringan WAN. Jaringan WAN dibagi dalam berbagai segmen jaringan dengan jalur yang berbagai macam. Supaya suatu paket dapat mencapai tujuannya, diperlukan suatu peralatan untuk mengatur paket-paket tersebut agar mencapai tujuannya dengan jalan yang tersingkat. Untuk itu digunakan router yang fungsi utamanya adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paketpaket. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur yang paling baik, maka router menggunakan peta atau Tabel Routing. Dimana Tabel Routing dapat dibuat secara: Static Routing Adalah cara pembuatan tabel routing secara manual. Dipakai pada jaringan sederhana yang hanya menggunakan beberapa buah router. Dynamic Routing Untuk membuat suatu tabel routing secara dinamis (berubah-ubah secara otomatis) jika topologi jaringan berubah. Default Routing Dibuat agar router menerima paket yang mempunyai alamat tujuan yang tak dikenalnya, paket tersebut disalurkan lewat default routing.
16
2.2.1.8. TCP TCP merupakan protocol connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen–segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP merupakan protokol yang terletak di layer transport, berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmensegmen yang dinomori dan disusun secara berurutan, agar si penerima dapat menyusun kembali segmen-segmen tersebut. Protokol ini menyediakan service yang dikenal sebagai connection oriented, reliable dan byte stream service. Connection Oriented berarti sebelum melakukan pertukaran data, dua aplikasi pengguna TCP harus melakukan pembentukan hubungan (handshake) terlebih dulu. Reliable berarti TCP merupakan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi. Byte Stream Service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap packet. yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK (acknoledgement). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. 2.2.1.9. UDP UDP (User Datagram Protokol) adalah jenis protokol connection-less dan unreliable. Kemiripan dengan TCP adalah penggunaan port number, umumnya TCP dan UDP menggunakan port 1023 atau lebih besar untuk berhubungan dengan hostto-host. UDP merupakan transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP, karena proses pembangunan koneksi hanya dilakukan saat dibutuhkan saja (connection-less). UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas, misalnya proses pengiriman stream suara yang lebih mengutamakan kecepatan pengiriman. 2.2.1.10. Aplikasi TCP/IP TCP/IP merupakan protokol yang kompleks, menawarkan banyak layanan aplikasi. Untuk masing-masing service aplikasi, sistem akan membutuhkan “ subdialect ” TCP/IP yang dinamakan “ port “. Port adalah sebuah nilai layanan yang 17
diterapkan untuk mengidentifikasi sebuah layanan. Contoh layanan aplikasi TCP/IP adalah Telnet, FTP dan Internet (Email dan HTTP). Telnet (Telecommunication Network) Telnet berguna bagi seseorang pemakai komputer untuk mengakses ke terminal lain dari jauh (remote). Telnet menggunakan port 23 untuk berhubungan dengan lapisan transport. Protokol telnet membuat komputer yang terhubung berfungsi sebagai terminal virtual. Metode ini menyebabkan telnet dapat digunakan untuk berhubungan dengan jenis peralatan komputer apapun, selama pemetaan dapat dibuat antara terminal virtual dengan fisik peralatan. Jika hubungan telah dibangun dengan telnet, maka remote komputer dapat diakses seperti kita duduk di depan remote komputer tersebut. POP3 (Post Office Protocol Version 3) Digunakan untuk mengirim pesan-pesan email ke sebuah Internet Mail Server. POP3 menggunakan port 110. FTP (File Transfer Protocol) FTP berfungsi untuk memindahkan file dari komputer satu ke komputer lainnya, Berbeda dengan telnet, FTP tidak dapat menjalankan suatu program dari komputer remote. Akses FTP terbatas untuk fungsi-fungsi pengaturan file dari komputer satu (client) ke komputer yang lain (server), melihat isi direktori dan menghapus file. FTP menggunakan port 21 untuk berhubungan dengan lapisan transport. Umumnya untuk mengakses suatu FTP server akan meminta izin akses berupa username dan password. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) Merupakan suatu protokol yang digunakan untuk mengakses World Wide Web. HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh web server dan juga web browser sebagai respon atas perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini. Sebagai contoh, ketika kita akan mengetikkan suatu alamat atau URL pada internet browser Anda, maka sebenarnya web browser akan mengirimkan perintah HTTP ke web server. Web server kemudian akan menerima perintah ini dan melakukan aktivitas sesuai dengan perintah yang diminta oleh web browser (misalnya akses ke database, file, e-mail dan lain
18
sebagainya). Hasil aktivitas tadi akan dikirimkan kembali ke web browser untuk ditampilkan kepada pengguna. 2.2.1.11. Perangkat Jaringan TCP/IP Peralatan atau komponen fisik dalam jaringan TCP/IP umumnya terdiri dari, antara lain : Komputer Model operasi dimana suatu komputer berfungsi sebagai server yang memberikan pola pelayanan ke komputer lain (client), dimana akses dilakukan secara transparan dari komputer client pada jaringan tersebut. Jenis pelayanan clientserver misalnya : 1. File server, memberikan pelayanan fungsi pengelolahan file, jumlahnya dapat lebih dari satu, pada sebuah jaringan. 2. Database server, proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini, dan komputer lain dapat menggunakan layanan tersebut. 3. Printer server, memberikan layanan fungsi pencetakan. Hub Merupakan suatu perangkat yang memiliki banyak port yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan komputer satu dengan peralatan komputer lainnya dalam satu jaringan. Hub dalam penggunaannya tidak perlu dikonfigur dan memungkinkan pengguna untuk berbagi (share) resouces pada jalur yang sama. NIC (Network Interface Card) Interface ini merupakan sebuah ethernet card yang dipasang pada sebuah komputer yang terhubung ke NIC yang lain melalui hub dan kabel. Untuk menentukan dimana posisi sebuah host komputer berada, maka setiap NIC diberikan address sepanjang 48 bit yang unik (Ethernet Address), selain itu IP address juga dikonfigur ke NIC melalui Operating System seperti Windows. Kabel Merupakan media yang digunakan untuk menghubungkan hub dengan komputer, hub dengan hub serta hub dengan router. Terdapat beberapa jenis kabel yang digunakan untuk membangun sebuah jaringan komputer diantaranya jenis twisted pair, coaxial dan fiber optik. Umumnya yang digunakan adalah kabel jenis Unshielded Twisted Pair (UTP) yang berisi 4 pair dengan menggunakan konektor
19
RJ-45. Pertimbangan akan penggunaan UTP, pada dasarnya dikarenakan faktor kemudahan dalam membangun jaringan (instalasi) dan harga yang relatif murah. Ada dua jenis kabel UTP, antara lain: 1. Straight Cable, untuk menghubungkan hub dengan komputer dan hub dengan router. 2. Cross Cable, untuk menghubungkan hub dengan hub. Router Fungsi utama router adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paket data dari satu LAN ke LAN lainnya yang biasanya saling berjauhan dalam WAN. Router bekerja pada lapisan network dengan protokol routing yang berfungsi mengatur lalu lintas data. Paket data yang tiba di router diperiksa dan diteruskan ke alamat yang dituju dengan cepat. Router seperti juga komputer, memiliki perangkat keras yaitu peralatan router itu sendiri dan perangkat lunak yaitu Internetwork Operating System (IOS). Dalam Tugas Akhir ini penulis memakai FRAD SDM-8200 sebagai router. Router biasanya dilengkapi dengan sejumlah interface antara lain : 1. Ethernet Interface dihubungkan ke LAN. 2. Serial Interface dihubungkan ke WAN untuk berhubungan dengan dunia luar dan keluar masuk data.
2.2.2. Frame Relay Secara sederhana frame relay beroperasi pada physical layer dan data link layer yang didefinisikan sebagai salah satu protocol Wide Area Network (WAN). Teknologi yang digunakan berupa packet-switched yang berorientasi pada protokol (protocol oriented). Protocol oriented berarti frame relay merupakan aturan-aturan, format atau prosedur yang menetapkan bagaimana informasi ditransfer dari perangkat telekomunikasi yang satu ke perangkat telekomunikasi yang lain. Teknologi packet-switched adalah teknologi yang memformat data-data yang dikirim ke dalam bentuk frame-frame atau paket-paket yang mempunyai tanda pengenal yang unik. Paket-paket informasi ini disisipi dengan address atau tanda pengenal lainnya saat akan segera dikirim ke jaringan, dengan tanda pengenal ini diharapkan tidak akan terjadi kesalahan pengiriman informasi ke alamat yang bukan tujuannya.
20
Pada frame relay packet yang dikirim dari sumber biasanya di switch melewati berbagai segmen jaringan sampai packet tersebut tiba pada tujuan yang dikehendaki. Disini digunakan teknik multiplexing statis untuk mengkontrol akses jaringan packet switched. Kelebihan dari teknik ini adalah fleksibilitas dan efisien dalam menggunakan bandwidth. Para desainer frame relay mengasumsikan bahwa perangkat pengguna memiliki kecerdasan dalam menangani flow control data untuk jaminan integritas data, karena frame relay tidak mempunyai mekanisme untuk mengkoreksi data-data yang rusak (misalnya dengan mekanisme retransmisi), karena hal ini akan ditangani oleh perangkat tersebut pada layer-layer protokol yang lebih tinggi. Sehingga teknologi frame relay hanya mengatur kinerjanya sebagai berikut : •
Mempunyai algoritma Cyclic Redundancy Check (CRC) untuk mendeteksi bit-bit yang salah sehingga data (frame) yang salah atau rusak bisa langsung dibuang (discarded).
•
Memiliki kemampuan multiplexing statistic (statistically multiplexing), banyak informasi data logic yang berupa beberapa virtual circuit dalam sebuah link transmisi fisik tunggal.
•
Memiliki mekanisme pemberitahuan kemacetan (Congestion Notification Mechanisme) yang sangat sederhana yang memungkinkan jaringan dapat menginformasikan pada perangkat pengguna (baik pengirim maupun penerima) bahwa jaringan hampir atau sedang mengalami kemacetan.
•
Sangat bergantung kepada keandalan jaringan (jalur transmisi) yang bersih atau tingkat error yang rendah dalam menyalurkan data.
2.2.2.1. Arsitektur Frame Relay Sebagai antar muka jaringan, frame relay merupakan protokol Data Link control yang bekerja pada Physical Layer dan Data Link Layer dalam interkoneksi dengan perangkat jaringan, yang merujuk pada referensi model OSI (Open System Interconnection). Pada frame relay tidak ada kontrol aliran (flow control) dan pengiriman ulang (retransmit) jika terdapat kesalahan frame tetapi akan dilakukan oleh layer di atasnya, sehingga dapat meningkatkan kecepatan kinerja frame.
21
Gambar 2.3 Arsitektur Frame Relay
Adapun fungsi layer pada Frame Relay adalah : •
Physical layer, untuk hubungan antar peralatan frame relay, misal antara DTE dengan DCE melalui kabel serial dengan interface RS 232, V.35, G.703 dan lain sebagainya.
•
Data
Link
Layer,
berfungsi
sebagai
pengaturan frame,
multiplexing-
demultiplexing, deteksi frame dan kontrol kemacetan. Frame relay dalam menghubungkan perangkat pelanggan dengan perangkat jaringan, mempunyai kemampuan multiplexing statistik, yaitu dalam sebuah lintasan transmisi fisik tunggal terdapat banyak informasi data logika yang berupa sirkit maya (Virtual Circuit). Virtual circuit dalam frame relay terdiri dari dua macam yaitu : •
PVC (Permanent Virtual Circuit) adalah hubungan virtual yang dibuat secara manual, dilewatkan pada jalur fisik menjadi hubungan permanen antara pengirim dan penerima walaupun hanya dipakai sewaktu-waktu saja (hanya jika ada data yang ditransmisikan). Komunikasi yang disediakan PVC ini tidak memerlukan call setup dan call termination (release) seperti pada SVC. Perangkat DTE bisa mulai mengirimkan data kapan saja karena koneksi jalur tersebut bersifat permanen.
•
SVC (Switch Virtual Circuit) adalah virtual circuit yang terbentuk sesuai kebutuhan secara dinamis (temporary), dan akan terputus saat transmisi selesai dengan lengkap. Contohnya koneksi yang terbentuk bila ada kiriman data dari satu perangkat DTE ke DTE lainnya, setelah tidak ada data lagi yang dikirim
22
maka koneksi pada jalur tersebut akan terhapus untuk dipakai oleh DTE lainnya (sharing jalur) secara virtual bukan secara fisik. Standar jaringan frame relay mempergunakan PVC, tiap PVC ditandai dengan satu alamat DLCI seperti ditunjukkan pada gambar 2.6 2.2.2.2. Format Frame Relay Pertukaran informasi pada jaringan frame relay di fragmentasi dalam frameframe dengan format seperti ditunjukkan pada gambar 2.5 dibawah ini.
1 Byte
2 Byte
Variabel
2 Byte
FLAG
FRAME RELAY HEADER
INFORMATION FIELD
FCS
8
7
6
5
4
3
C/R
EA
2
1
DLCI 8
7
6
5
BECN
Byte 2
DLCI Bit
FLAG
FECN
Byte 1
1 Byte
DE
4
3
2
EA 1
Gambar 2.4 Format Frame Relay
Bagian-bagian frame pada format frame relay adalah sebagai berikut : 1. Flag Merupakan batas awal dan akhir dari sebuah frame, nilai dari field ini biasanya tetap (panjangnya 1 byte) yaitu dalam bilangan heksadesimal 7E atau 01111110 dalam bilangan biner. 2. Header Frame Relay Secara garis besar berguna untuk pengontrolan dan pengalamatan frame. Field ini panjangnya 2 oktet. Adapun bagian dari header frame relay antara lain : DLCI (Data Link Connection Identifier) DLCI merupakan inti dari header frame relay. Dimana DLCI digunakan sebagai identitas koneksi virtual (virtual Circuit) antara perangkat DTE dengan frame relay switch. DLCI biasanya dilambangkan dengan angka
23
yang dikonversi menjadi 10 bit bilangan biner, jadi terdapat 210 = 1024 alamat DLCI. Satu angka DLCI hanya mewakili komunikasi satu arah maupun dua arah. Tabel 2.3 Nilai DLCI Nilai DLCI
Fungsi
0
Kanal pensinyalan
1 – 15
Reserved (sudah terpakai)
16 – 991
Dipakai untuk prosedur koneksi Frame Relay
992 – 1022
Reserved (sudah terpakai)
1023
Kanal pengaturan
Pada pengalamatan standar DLCI hanya bersifat lokal, artinya perangkat akhir kedua ujung koneksi dapat menggunakan DLCI yang sama atau berbeda untuk koneksi virtual yang sama, akan tetapi pada koneksi lokal tidak boleh ada DLCI yang sama.
Gambar 2.5 Data Link Connection Identifier
Jaringan frame relay harus melakukan pemetaan (mapping) dari satu DLCI ke DLCI lain. Tiap Port Access Frame Relay Switch melakukan pemetaan incoming DLCI ke Outgoing DLCI.
24
Tabel 2.4 Pemetaan (mapping) tabel DLCI untuk jaringan gambar 2.10 pada port 1 Incoming
Outgoing
Port
DLCI
Port
DLCI
1
601
2
603
1
602
3
604
Hal yang sama port 2 dan 3 akan melakukan pemetaan juga. Pada gambar 2.6 PVC 1 antara Jakarta dan Makassar didefinisikan oleh DLCI diantara kedua sisi, jika Jakarta akan mengirimkan data atau frame menuju Makassar maka dia akan mempergunakan DLCI 601 dan jika data atau frame sudah sampai Makassar maka akan mempergunakan DLCI 603. Sedangkan hubungan antara Jakarta dan Surabaya mempergunakan PVC 2, jika Jakarta akan mengirimkan data atau frame menuju Surabaya akan mempergunakan DLCI 602 dan jika sudah sampai di Surabaya maka akan mempergunakan DLCI 604. • C/R (Command/Response) Bit C/R menunjukan apakah frame tersebut adalah suatu perintah (command) atau jawaban (response). • EA (Extended Address) Bit EA berfungsi menunjukkan apakah DLCI yang terdapat pada byte header yang dimaksud adalah DLCI yang terakhir atau bukan. Jika EA = 0 menunjukkan byte DLCI dalam header bukan yang terkhir, sedangkan bit EA = 1 menunjukkan byte yang terakhir. • FECN (Forward Explicit Congestion Notification) Deteksi kemacetan arah maju yakni dengan men-set bit oleh jaringan frame relay untuk memberitahukan DTE penerima bahwa terjadi kemacetan antara sumber dengan tujuan. • BECN (Backward Explicit Congestion Notification) Deteksi kemacetan arah mundur yakni dengan men-set bit oleh jaringan frame
relay
yang
menuju
kearah
sumber
(pengirim)
untuk
memberitahukan sumber bahwa terjadi kemacetan pada jalur.
25
• DE (Discard Eligibility) DE diset oleh perangkat DTE yang mengindikasikan data yang dikirim dari suatu frame dengan prioritas rendah (tidak terlalu penting). Suatu frame yang DE–nya bernilai 1 akan dihancurkan jika kongesti terjadi dalam jaringan frame relay tersebut. 3. Information Field Terdiri dari data-data yang telah dienkapsulasikan, dikirim dari titik sumber ke titik tujuan. Frame ini bersifat variabel yang berisi data dari user, batas maksimal data dari user tersebut adalah 1600 oktet. 4. FCS (Frame Check Squence) Field ini berisi bit-bit yang berfungsi untuk memeriksa integritas bit-bit dalam frame. Teknik pengecekkan bit yang digunakan adalah Cyclic Redundancy Check (CRC). Jika dari pengecekan ini ditemukan adanya kesalahan, frame akan langsung dibuang. FCS ini dikirim oleh perangkat sumber dan diperiksa oleh perangkat tujuan untuk memastikan bahwa pada saat proses transmisi, data tersebut tidak hilang / rusak. 2.2.2.3. Pensinyalan Frame Relay LMI (Local Management Interfaces) merupakan suatu standar signalling antara perangkat FR CPE (router) dan FR Switch yang bertanggung jawab untuk mengatur koneksi (hubungan) dan memelihara status antar perangkat. Berikut adalah gambaran pensinyalan (signalling) pada frame relay.
Gambar 2.6 Pensinyalan LMI
26
LMI ini menawarkan fasilitas baru untuk mengatur internetwork yang kompleks. LMI juga mendukung mempertahankan hidupnya sistim, dan memberikan status link. Ketika router menerima informasi LMI, router akan meng-update status virtual circuitnya. Ada 2 status yang diberikan LMI : •
WAIT, mengindikasikan sedang menunggu respon status dari network (jika menggunakan protokol FR-USER), atau menunggu enquiry status dari perangkat yang terpasang (jika menggunakan protokol FR-NET)
•
DATA, mengindikasikan PVC telah dapat beroperasi. Data dapat berjalan dengan normal.
2.2.2.4. Standarisasi Frame Relay Supaya antar produk dari peralatan dapat saling berkomunikasi secara serasi dan serempak di dalam jaringan frame relay, maka dibuatlah komponen-komponen pendukung dari badan standarisasi dunia, dua diantaranya antara lain : •
UNI (User to Network Interface) meneliti dan mengatur fungsi antara Frame Relay Switch dan Customer Premise Equipment (CPE).
Gambar 2.7 Koneksi UNI
•
NNI (Network to Network Interface) berfungsi meneliti sinyal dua arah dan mengatur fungsi antara dua jaringan frame relay.
Gambar 2.8 Koneksi NNI
27
2.2.2.5. Parameter Penetapan Lebar Pita Dalam menetapkan besarnya lebar pita yang digunakan dalam jaringan frame-relay
ada
parameter-parameter
yang
harus
dipertimbangkan
untuk
menghindari terjadinya kemacetan atau hal-hal lain yang berkenaan dengan ketersediaan lebar pita dalam jaringan. Parameter-parameter tersebut terangkum dalam CIR yang harus ditetapkan saat merencanakan PVC. CIR (Committed Information Rate) yaitu kecepatan (rate) informasi yang digaransikan dalam bit per second (bps) untuk mentransfer data dari end-to-end user yang dilewatkan oleh jaringan dalam sebuah PVC. Ada tiga standar parameter pengontrolan lebar pita antara pemakai dengan penyedia layanan, ketiga parameter tersebut berada dalam interval waktu T yaitu : • CIR (Committed Information Rate) Menyatakan rate atau kecepatan dimana jaringan dapat menerima data dari pemakai, CIR adalah rata-rata throughput dalam interval waktu T. • Bc (Burst Committed) Menyatakan jumlah data maksimum (bit) yang disepakati jaringan untuk mengirimkan frame data dalam kondisi normal selama interval T. • Be (Burst Excess) Menyatakan jumlah data maksimum (bit) diatas Bc selama interval T, jaringan sedapat mungkin akan melayani dan akan dibuang jika terdapat kemacetan, frame yang terkirim antara Bc dan Be ditandai oleh jaringan sebagai Discard Eligible (DE) akan di set bitnya jadi 1.
Gambar 2.9 Karakteristik CIR
28
Dari gambar diatas diperoleh : •
Sumbu vertikal adalah dalam bit bukan rate.
•
CIR dan access rate ditunjukkan oleh garis miring karena satuannya adalah rate (bit dibagi waktu).
•
Garis miring tebal menunjukkan throughput dalam interval waktu T Selama besarnya trafik berada didaerah dibawah Bc (frame 1), jaringan akan
melewatkannya. Di atas Bc (frame 2), trafik layanan akan sedapat mungkin dilayani. Frame-frame yang berada didaerah ini akan diset DE=1, sehingga ada kemungkinan dibuang jika jaringan tidak mampu atau kekurangan bandwidth dan jika trafik diatas Bc+BE (frame 3) maka frame tersebut akan dibuang. 2.2.2.6. Perangkat Jaringan Frame Relay Perangkat yang terhubung dalam jaringan frame relay dapat dikelompokkan dalam dua kategori : •
Data Terminal Equipment (DTE), merupakan perangkat yang ditempatkan pada ujung atau akhir dari internetwork (di sisi pelanggan), contohnya router.
•
Data Circuit-terminating Equipment (DCE), merupakan perangkat internetwork pembawa, contohnya modem.
Gambar 2.10 Komponen Jaringan Frame Relay
29
Pada gambar 2-16 di atas nampak bahwa komponen jaringan frame relay terdiri dari FR Switch, FR CPE, Modem, Local Access, Trunk, Port Access dan Virtual Circuit. •
FR Switch FR Switch merupakan “jantung” dari jaringan frame relay. Adapun tugas FR
Switch, antara lain : 1. Switching, yaitu melakukan proses penyambungan circuit secara logic berdasarkan DLCI dari suatu tempat ke tempat lainnya. 2. Multiplexer/Demultiplexer, yaitu menggabungkan beberapa port access kanal berkecepatan rendah ke kanal berkecepatan tinggi seperti T1 atau E1, dan sebaliknya. 3. Melakukan mekanisme kontrol kemacetan. 4. Meroutingkan frame keseluruh jaringan. •
FR CPE (Frame Relay Customer Premisis Equipment) Perangkat DTE yang ada dipelanggan berfungsi untuk melakukan perubahan
data pemakai menjadi frame, yang sesuai dengan format standard frame relay, contoh FR CPE adalah router. Agar router berfungsi sebagai FR CPE, maka router perlu dikonfigur dengan enkapsulasi frame relay. •
Port Access Berfungsi sebagai jalan masuk dari dan ke jaringan frame relay. Kapasitas
port dapat diatur dinamis dari 64 Kbps hingga 2 Mbps tergantung kebutuhan jaringan. Jenis interface port tersebut dapat berupa V.35, RS232 atau G.703. Dalam satu koneksi port access dimungkinkan untuk share beberapa virtual circuit. •
Virtual Circuit Virtual Circuit disini yang dimaksud adalah PVC yang menumpang pada
saluran fisik, dimana parameter yang perlu dikonfigur adalah CIR dan DLCI. PVC tidak akan menempati alokasi tersebut jika dalam keadaan idle, hal ini memungkinkan PVC lain untuk Burst transmit melebihi CIR. •
Trunk Trunk atau backbone berfungsi untuk menghubungkan perangkat Frame
Relay Switch dari simpul atau node di STO ke simpul lainnya, biasanya menggunakan akses kecepatan tinggi T1 atau E1 dengan topologi mesh sehingga
30
mempunyai rute alternatif jaringan. Trunk biasanya menggunakan infrastruktur transmisi perusahaan Telekomunikasi. • Modem Merupakan perangkat penghubung antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang berfungsi sebagai modulator demodulator, guna merubah sinyal digital menjadi analog begitu pula sebaliknya. Jenis modem itu sendiri terdiri dari berbagaimacam tergantung media jaringan yang digunakan. Pada tugas akhir ini, penulis hanya membahas penggunaan modem AM64/512 yang memanfaatkan media akses tembaga (cooper wire). • Local Access Merupakan jaringan lokal yang berfungsi menghubungkan antara end site customer (FR CPE) dengan simpul terdekat jaringan frame relay yang dapat di cakup (FR Switch). Media jaringan local access dapat berupa copper wire, VSAT, microwave (Radio) dan lain sebagainya. Namun pada tulisan ini hanya dibatasi pada pembahasan media akses tembaga (cooper wire) saja. Copper wire merupakan infrastruktur Telkom yang masih dalam cakupan STO dimana node frame relay dibangun, sedangkan diluar cakupan STO diperlukan media transmisi lain yakni VSAT dan microwave radio. Mengingat kinerja frame relay salah satunya ditentukan oleh kualitas dari jalur transmisi (trunk maupun access line), untuk itu perlu dilakukan pengukuran Bit Error Rate Test (BERT) pada jalur tersebut, yang dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : BER =
Be RxT
Dimana : BER
= Bit Error Rate
Be
= Bit error
(bit)
R
= Rate transmisi
(bps)
T
= Waktu uji
(s)
Dengan adanya perkembangan teknologi multimedia diperlukan jaringan akses yang bisa dilalui berbagai macam jenis layanan. Sedangkan sampai saat ini
31
keberadaan jaringan kabel tembaga (jarlokat) masih sangat dominan. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa telekomunikasi dibutuhkan kualitas jaringan kabel tembaga yang baik, oleh karena itu harus dilakukan pengukuran-pengukuran yang teliti dan akurat serta perbaikan yang berkesinambungan, sehingga memenuhi persyaratan-persyaratan elektris yang ditentukan. Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) adalah suatu bentuk jaringan akses yang konfigurasinya dimulai dari terminal blok vertikal pada rangka pembagi utama sampai kotak terminal batas, baik yang hanya menggunakan tembaga sebagai media akses maupun adanya tambahan perangkat lain yang bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerjanya. Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar jaringan lokal akses tembaga secara umum, yaitu : 1. MDF (Main Distribution Frame)/ RPU (Rangka Pembagi Utama) Berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel primer dengan kabel yang keluar dari sentral. Selain itu RPU juga berfungsi sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan. Penempatan RPU harus diperhitungkan karena RPU merupakan titik awal penyambungan kabel. 2. Kabel Primer Berfungsi untuk menghubungkan MDF (Main Distribution Frame) suatu sentral telekomunikasi dengan RK pada sistem catuan tidak langsung dan dengan DP pada sistem catuan langsung. 3. Rumah Kabel Rumah Kabel merupakan titik penghubung yang menjembatani antara sentral dengan pelanggan.
Gambar 2.11 Struktur Rumah Kabel (RK)
32
Kapasitas suatu RK bergantung dari kemungkinan calon pelanggan yang akan dicatunya. Adapun fungsi dari RK adalah sebagai berikut :
Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel sekunder;
Tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian kabel kecil;
Tempat dilaksanakannya pengetesan guna melokalisasi gangguan.
4. Kabel Sekunder Kabel sekunder berfungsi menghubungkan RK dengan DP. Jaringan kabel sekunder dapat dipasang di atas tanah dan dapat juga dipasang secara tanam langsung, tergantung pada kemungkinan pengembangan jumlah pelanggan yang akan dicatu. 5. Kotak Pembagi / DP (Distribution Point) DP berfungsi sebagai :
Tempat penyambungan kabel sekunder dan kabel penanggal.
Tempat pengetesan guna melokalisasi gangguan jaringan.
6. Kabel / Saluran Penanggal Kabel penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP dengan terminal blok yang ada di rumah pelanggan. Jenis kabel yang digunakan sebagai kabel penanggal ini umumnya adalah drop wire, baik drop wire yang menggunakan penguat atau yang tanpa penguat. Sedangkan dalam konfigurasi jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT), terdapat beberapa variable nilai elektris yang menjadi persyaratan kelayakan bagi suatu jaringan. Beberapa nilai elektris saluran yang dapat menyatakan kualitas dan kelayakan dari kabel tembaga itu sendiri antara lain: 1. Tahanan saluran Harga tahanan (resistansi) suatu penghantar dipengaharuhi oleh panjang saluran, jenis bahan, dan luas penampang kabel. Dengan demikian, harga tahanan (R) berbanding lurus dengan panjang saluran dan berbanding terbalik dengan luas penampang kabel, artinya bila panjang saluran makin panjang maka harga tahanan (R) makin besar, dan bila penampang saluran makin besar maka harga tahanan (R) semakin kecil.
33
Tabel 2.5 Harga Standar Tahanan Saluran Diameter Kabel
Tahanan Saluran
0,4
300 Ohm/Km
0,6
130 Ohm/Km
0,8
73 Ohm/Km
0,9
58 Ohm/Km
1,0
46 Ohm/Km
2. Tahanan Isolasi Harga tahanan isolasi kabel tembaga tergantung dari panjang kabel dan kualitas kabelnya (jenis dan umur kabel). Secara teori semakin panjang kabel semakin banyak kebocorannya, sehingga nilai tahanan isolasinya semakin kecil, sedangkan bila nilai kebocorannya semakin kecil maka nilai tahanan isolasinya semakin besar. Standar pengukuran tahanan isolasi dengan menggunakan megger (500 VDC), yaitu: • Kabel dalam haspel (belum ditanam dan belum diinstalasi) R isolasi ≥ 10.000 M Ω/Km • Kabel yang sudah terpasang (eksisting) R isolasi ≥ 5.000 M Ω/Km 3. Redaman Saluran Redaman saluran diartikan sebagai kerugian daya yang terjadi dalam saluran. Satuan redaman adalah deci Bell (dB). Pengukuran redaman dimaksudkan untuk mengetahui berapa dB daya yang hilang dalam saluran. Adapun standar pengukuran redaman yang dipersyaratkan untuk mendapatkan performansi jaringan yang optimal adalah ≤ 22 dB (pengukuran secara end to end). 4. Redaman Cakap Silang (crosstalk) Hal lain yang menjadi perhatian adalah kemungkinan timbulnya interferensi dari sistem yang berdekatan atau sebaliknya, sistem lain mengganggu sistem yang sedang bekerja tersebut. Hal ini dalam jaringan kabel tembaga dikenal dengan istilah crosstalk. Ada dua jenis crosstalk berdasarkan lokasi terjadinya interferensi, yaitu NEXT (redaman cakap silang ujung dekat) dan FEXT (redaman cakap silang ujung jauh).
34
Standar pengukuran crosstalk (end to end) yang dipersyaratkan untuk berbagai layanan, yaitu: • Near End Crosstalk (NEXT) ≥ 65 dB • Far End Crosstalk (FEXT) ≥ 75 dB Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga adalah seperti gambar berikut :
Gambar 2.12 Konfigurasi Jaringan Lokal Akses tembaga
35
BAB III IMPLEMENTASI TCP/IP PADA FRAME RELAY
3.1. Umum Sebuah organisasi sering memiliki komputer dalam jumlah yang banyak dan masing-masing komputernya saling terpisah jauh. Misal, sebuah perusahaan yang memiliki beberapa branch office dengan sejumlah komputer di tiap-tiap lokasi. Seiring dengan tuntutan zaman dan kemajuan teknologi informasi, maka interkoneksi diantara
komputer
tersebut
mutlak
diperlukan,
khususnya
dalam
upaya
mengkorelisasikan seluruh informasi perusahaan. Oleh karena itu, untuk memenuhi spesifikasi di atas, maka dalam pembahasan ini akan dilakukan suatu kajian yang menggambarkan secara umum proses interkoneksi jaringan yang biasa digunakan pada beberapa perusahaan.
3.2. Konfigurasi Jaringan Di bawah ini merupakan salah satu bentuk konfigurasi jaringan dari sebuah perusahaan.
Gambar 3.1 Network Configuration
36
Seperti apa yang terlihat pada gambar di atas, pembahasan kita mulai dari suatu jaringan komunikasi data di suatu perusahaan. Katakanlah suatu jaringan komunikasi data yang terdiri dari beberapa jaringan Local Area Network (LAN) sehingga membentuk suatu jaringan besar yang dapat dikategorikan dalam Wide Area Network (WAN). Gambar 3-1 memberikan suatu contoh konfigurasi jaringan (network) komunikasi data, berisikan 3 jaringan LAN yang menggunakan protocol TCP/IP dan 2 jaringan WAN dengan media integrasi menggunakan protocol frame relay. Dimana masing-masing jaringan tersebut dihubungkan oleh beberapa komponen perangkat seperti router, modem dan frame relay switch yang terimplementasikan pada cloud frame relay. Untuk memberikan gambaran mengenai implementasi TCP/IP pada frame relay, seperti apa yang terlihat pada gambar di atas, maka dilakukan suatu kajian bagaimana aplikasi yang berbasis TCP/IP tersebut dilewatkan pada suatu jaringan frame relay yang meliputi : •
Proses interkoneksi dan integrasi jaringan TCP/IP (FR CPE) ke frame relay (FR Switch), melalui setting perangkat yang digunakan.
•
Meminimalisasi routing dan efisiensi pengalamatan IP.
•
Proses pengukuran kualitas jaringan, khususnya pada jaringan local access yang digunakan.
•
Menganalisa tingkat errors yang terjadi akibat degradasi performansi jaringan, sehingga permasalahan terhadap saluran komunikasi dapat diketahui. Atas dasar itu pembahasan akan mencakup modem, FR-Switch dan router
serta bagaimana pengintegrasiannya. Data pendukung untuk melengkapi pembahasan bab ini, akan dilengkapi dengan konfigurasi settingan perangkat secara keseluruhan yang biasa digunakan dalam implementasi di lapangan.
3.3. Modem Modem berasal dari singkatan modulator dan demodulator. Perangkat keras ini merupakan penghubung antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Fungsi dari modem secara umum adalah untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog begitu juga sebaliknya. Adapun salah satu contoh perangkat yang
37
penulis gunakan sebagai pokok bahasan dalam karya tulis ini adalah modem AM 64/512 (produksi Ascom Telecomunications).
Gambar 3.2 Modem AM 64/512
Modem AM 64/512 merupakan perangkat penghubung yang memanfaatkan kabel tembaga sebagai media akses. Modem ini mempunyai performansi yang cukup baik serta dilengkapi fasilitas monitoring jaringan yang dapat dengan mudah dipantau pada display panel modem. Secara garis besar modem AM 64/512 terdiri dari beberapa menu utama, diantaranya status menu, test menu, dan config menu. 3.3.1. Status Menu Merupakan fasilitas yang berfungsi untuk melihat status indikasi dari modem yang digunakan. Status menu terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: Unit Status, berfungsi menampilkan indikasi dari status link yang digunakan, misalnya: a. LTU Not Ready, mengindikasikan bahwa modem di kedua sisi tidak synchron. b. LTU Ready, mengindikasikan bahwa modem telah synchron, dan control signal dalam kondisi on di kedua sisi modem yang terhubung. Alarm, berfungsi menampilkan ada tidaknya indikasi alarm yang muncul pada koneksi modem yang digunakan, misalnya: 1. No Alarm, mengindikasikan jaringan dan modem yang digunakan dalam kondisi baik. 2. No Sync, mengindikasikan bahwa modem di kedua sisi tidak synchron akibat putusnya jaringan atau masalah pada modem yang digunakan. Line Quality, berfungsi menampilkan kualitas dari jaringan yang digunakan, misalnya:
38
Tabel 3.1
Line Quality pada Modem AM 64/512
No.
Quality Line
Descriptions
1.
0
Modem di kedua sisi tidak synchron
2.
1, 2, 3 s.d 6
Modem di kedua sisi synchron, tapi kualitas jaringan kurang baik (degradasi performansi)
3.
7, 8 s.d 10
Modem di kedua sisi synchron, serta kualitas jaringan baik.
Menu Locked/Unlocked, berfungsi untuk proteksi konfigurasi pada modem yang digunakan agar tidak diubah oleh pihak yang tidak berkepentingan, misalnya: 1. Menu Unlocked, mengindikasikan bahwa semua settingan perangkat dapat diubah. 2. Menu Locked, mengindikasikan bahwa settingan perangkat hanya dapat ditampilkan, tapi tidak dapat diubah. 3.3.2. Test Menu Merupakan fasilitas yang biasa digunakan untuk menguji kelayakan dari performansi jaringan yang digunakan. Secara umum test menu terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: Local Loop, digunakan untuk melakukan pengecekan apakah modem lokal yang digunakan bermasalah atau tidak.
Gambar 3.3 Konfigurasi Local Loop
Loop Back, digunakan untuk memastikan apakah modem lokal, jaringan dan modem lawan bermasalah atau tidak.
39
Gambar 3.4 Konfigurasi Loop Back
Remote Loop, digunakan untuk memastikan apakah modem lokal, jaringan dan modem lawan bermasalah atau tidak. Secara umum loop back test fungsinya sama dengan remote loop test, hanya saja yang membedakannya adalah dalam proses pengecekan. Dimana untuk remote loop, pelaksanaannya dapat dilakukan di satu sisi sementara loopback harus di dua sisi.
Gambar 3.5 Konfigurasi Remote Loop
3.3.3. Config Menu Merupakan fasilitas yang digunakan untuk mengatur settingan perangkat sesuai dengan konfigurasi jaringan yang sudah ditentukan. Config menu terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: Modem Mode, digunakan untuk mengatur settingan perangkat menjadi modem master atau slave, khususnya pada konfigurasi modem back to back.
Gambar 3.6 Pilihan Modem Mode pada Config Menu
40
Gambar 3.7 Konfigurasi Modem Back to Back
Number Of Line Pairs, digunakan untuk memilih berapa pair cable yang digunakan untuk menghubungkan antar modem, misalnya: 1. 1 Pair, menunjukkan jumlah pair cable yang digunakan sebanyak 1 pair dengan date rate maximum sampai dengan 512 Kbps. 2. 2 Pair, menunjukkan jumlah pair cable yang digunakan sebanyak 2 pair dengan date rate maximum sampai dengan 1024 Kbps. Line Rate, berfungsi untuk memilih berapa besar date rate yang diperlukan pada jaringan, mulai dari 64 Kbps sampai dengan 512 Kbps (1 pair) atau 1024 (2 pair). Internal/External Timing, berfungsi untuk mengatur settingan clocking dari modem yang digunakan, misalnya: 1. Internal Clock, konfigurasi ini hanya berlaku pada modem master. Dimana resource clock berasal dari local (Intern) modem master itu sendiri. 2. External Bit Clock, konfigurasi ini hanya berlaku pada modem master. Dimana resource clock berasal dari perangkat lain yang terhubung. 3. Line Clock, konfigurasi ini hanya berlaku pada modem slave (default). 3.3.4. Simulasi Back to Back Hardware Modem AM 64/512 Simulasi back to back modem dalam laporan ini menggunakan modem AM 64/512 yang biasa digunakan sebagai perangkat penghubung antara FR-Switch dengan router. Pada gambar berikut akan ditunjukkan bagaimana simulasi hardware ini dilakukan. Simulasi ini hanya untuk menunjukkan secara sederhana bagaimana setting perangkat dan proses interkoneksi diantara kedua modem pada jaringan, oleh karena itu dalam simulasi ini tidak menggunakan jaringan real sebagai access line penghubung antar modem. Adapun lebih jelasnya proses simulasi akan digambarkan sebagai berikut:
41
Mempersiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti dua buah modem AM 64/512 dan kabel UTP yang sudah terpasang konektor RJ45 (tipe straight). Port Serial Modem
Mains Power Connector
Line Connector
Rear Panel dari Modem AM 64/512
Gambar 3.8 Beberapa peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan simulasi back to back modem
Melakukan simulasi dengan menghubungkan kabel UTP ke line connector yang ada di kedua modem.
Modem Slave
Modem Master Menghubungkan kedua modem dengan kabel UTP Straight
Gambar 3.9 Rear panel dari pemasangan kabel UTP pada modem AM 64/512
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan setting perangkat (modem) dengan konfigurasi:
Gambar 3.10 Bentuk konfigurasi settingan perangkat modem AM 64/512
42
Indikasi alarm (fault led) off, kedua modem telah synchron
Proses synchronisasi antara kedua modem
LCD kedua modem menampilkan status LTU NOT READY
Front Panel dari Modem AM 64/512
Gambar 3.11 Proses synchronisasi modem AM 64/512
Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur bertest untuk memastikan bahwa kedua modem yang terhubung maupun jaringan yang digunakan tidak bermasalah. Kabel serial bertest
Front panel dari pemasangan kabel bertest ke modem
Hasil pengukuran
Loopback Physic
Real panel dari pemasangan kabel bertest ke modem
Alat ukur bertest
Gambar 3.12 Proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur bertest (Bit Error Test)
Adapun hasil pengukuran yang diperoleh pada kegiatan simulasi di atas adalah sebagai berikut: #### ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## #### Menu 1
## ##|RX/TX ## ## |V.35,DTE ## ## |Tx clock EXT:TC #### |Rx clock EXT:RC ## ## |Total seconds 3610 ## ## |Line rate 64000 ## ##|Bit err ratio 0.000E 0 BER Hist Print Memory (lock)
3.4. Frame Relay Switch FR Switch (Frame Relay Switch) merupakan gabungan dari teknik switching dan multiplexing. Dalam implementasinya, FR Switch merupakan “jantung” dari jaringan frame relay. Hal ini dikarenakan fungsi dari FR Switch itu sendiri sebagai
43
salah satu komponen penting. Adapun fungsi dari perangkat ini adalah melakukan proses penyambungan circuit secara logic berdasarkan DLCI dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menggabungkan beberapa port access kanal berkecepatan rendah ke kanal berkecepatan tinggi seperti T1 atau E1. Perangkat FR Switch yang akan dibahas disini adalah mini FR Switch produk ACT Netperformer dengan series SDM-8400, selanjutnya disebut dengan FRAD (Frame Relay Access Device) 8400.
Gambar 3.13 FRAD Netperformer SDM-8400
Dalam FR Switch konfigurasi yang perlu diterapkan adalah Port Access dan Virtual Circuit. Dua hal tersebut yang mengatur hubungan komunikasi antar router melalui frame relay. 3.4.1. Konfigurasi Global Merupakan konfigurasi yang akan menggambarkan penamaan node dan parameter-parameter yang akan digunakan secara umum. Konfigurasi global dari tiap-tiap FRAD rata-rata serupa, namun yang perlu untuk diperhatikan adalah: •
Unit name, adalah penamaan dari perangkat FRAD tersebut pada jaringan frame relay. Biasanya disesuaikan dengan nama tempat dan lokasi nodenya. Misalnya : JKT-SM1-001, dimana SM1 merupakan kependekan dari Semanggi 1 sedangkan 001 merupakan nomor perangkat.
•
Unit location, merupakan keterangan dari tempat dimana FRAD ditempatkan. Misalnya : STO SEMANGGI 1.
3.4.2. Port Access Merupakan jalur akses dari dan ke arah frame relay network. Satu port access dalam implementasinya dapat menangani lebih dari satu logical circuit. Dimana dalam penerapannya terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, misalnya protocol, interface, clocking mode, port speed, dan management interface yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 44
Protocol Merupakan aturan yang digunakan untuk mengatur hubungan komunikasi antar perangkat yang saling terhubung satu sama lain. Secara garis besar terdapat dua jenis pilihan protokol, diantaranya: 1. FR-NET (Frame Relay Network), digunakan untuk mengatur hubungan komunikasi antar FR Switch melalui media trunk. 2. FR-USER (Frame Relay User), digunakan untuk mengatur hubungan komunikasi antara FR CPE dengan FR Switch melalui media access line. Port Speed Merupakan kecepatan pengiriman informasi pada jaringan yang terhubung satu sama lain. Port speed biasanya ditulis dalam satuan bit per second (bps). Dimana besarnya port speed umumnya diperoleh dari peralatan DCE (Modem). Besarnya port speed mempengaruhi besarnya CIR maksimal yang boleh dilewatkan dalam port access, tujuannya agar terhindar dari bottle neck (penyempitan jalur akses karena kepadatan traffic data). Interface Standarisasi interface (antar muka) sangat diperlukan sehingga bermacam-macam peralatan yang berbeda dari berbagai vendor dapat saling berhubungan dan dapat berkomunikasi. Untuk itulah ITU-T dan EIA, lembaga yang bergerak dalam hal standarisasi, mengembangkan berbagai spesifikasi standard interface serial diantara peralatan komunikasi. Adapun jenis interface yang biasa digunakan diantaranya RS-232 dan V.35 (baik sebagai DTE maupun DCE). Suatu interface mengatur proses komunikasi data. Pertama level fisik berupa sejumlah pin dengan kabel terhubung yang berfungsi sebagai sinyal kontrol, data dan ground. Dan yang kedua adalah level transmisi, sinkron atau tak sinkron. Clocking Mode Agar data dapat diterima dengan benar, maka selang waktu yang digunakan antara pengirim dan penerima harus sama satu dengan yang lain. Untuk itu, pengirim dan penerima harus menambahkan clock. Untuk mendapatkan transmisi yang ideal, maka clock penerima harus sama dengan clock pengirim. Sebaliknya error transmisi akan timbul apabila pengambilan data pada penerima memiliki clock lebih lambat dari pada si pengirim. Clock dapat ditempatkan disisi terminal (DTE) maupun modem (DCE).
45
Management Interface Dalam implementasinya, frame relay tidak mengandung informasi control dan management, maka informasi setup, parameter dan informasi management antar user (FR CPE) dan FR Switch harus mempunyai type LMI yang sesuai. LMI berfungsi untuk menangani masalah status virtual circuit, status link aktif atau tidak, establish dan clearing SVC. 3.4.3. Virtual Circuit Virtual Circuit berperan penting dalam proses switching di dalam FR-Switch. Sebuah router antar station dikonfigurasi sebelum terjadi transfer data. PVC dalam frame relay mendefinisikan virtual circuit sebagai koneksi logical dalam switching. Karena frame-frame didefinisikan routingnya sebelum dikirim, maka hal ini akan menjadi sulit apabila ada exchange (node di STO) yang bermasalah. Dalam frame relay parameter yang perlu dikonfigurasi pada virtual circuit adalah : Mode Protocol a. PVCR, protokol FRAD-8400 yang berfungsi sebagai management jaringan untuk koneksi antar FR Switch atau antara FR CPE dengan FR Switch. b. Transparant,
protokol
untuk
proses
switching
antar
port
access
(membelokkan atau meyambungkan secara logic) dalam FR Switch. c. RFC 1490, standarisasi protokol perangkat frame relay dalam berhubungan dengan perangkat TCP/IP. User dan Network Port Mendefinisikan kanal masukan (source port) ke kanal keluaran (destination port) baik dari user atau network pada FR Switch untuk proses multplexing atau demultiplexing. DLCI DLCI merupakan pengalamatan virtual circuit dari user ke network atau sebaliknya pada frame relay. Dalam FR Switch lokal tidak diperbolehkan ada pengalamatan DLCI yang sama, agar konflik pengalamatan terhadap lalu lintas data tidak terjadi.
46
CIR Kapasitas saluran pada virtual circuit yang digaransi provider kepada pelanggan untuk transmisi datanya dalam bit per second (bps). Setiap pelanggan memiliki besar CIR pada virtual circuit berbeda-beda sesuai perjanjian sewa ke provider. BIR Pada frame relay, provider mengijinkan suatu lalu lintas data melebihi CIR pada virtual circuitnya secara burst sebatas media akses yang digunakan. Umumnya provider mendefinisikan nilai BIR pada FR Switch sebesar penambahan 20 % dari CIRnya. Inilah menjadi keuntungan mengapa dipakainya frame relay sebagai protokol di WAN dalam penulisan ini. 3.4.4. Simulasi Hardware FR Switch Simulasi hardware frame relay switch dalam laporan ini menggunakan FRAD SDM-8400 yang memang merupakan mini switching dalam jaringan frame relay. FRAD SDM-8400 adalah hanya salah satu produk frame relay switching yang banyak digunakan dalam suatu jaringan frame relay. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan bagaimana simulasi hardware dilakukan. Simulasi ini hanya untuk menunjukkan secara sederhana bagaimana frame relay switch digunakan dalam suatu jaringan, karenanya dalam simulasi ini tidak digunakan trunk secara real, namun konfigurasi yang dilakukan secara umum menggambarkan proses implementasi yang biasa dilakukan. Dalam simulasi ini penulis berikan contoh koneksi antar frame relay switching setelah masing-masing dikoneksikan ke modem. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk memastikan bahwa FRAD SDM-8400 yang digunakan sebagai FR Switch tidak bermasalah (baik hardware maupun software). Adapun proses simulasi yang dilakukan sebagai berikut: Mempersiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti modem AM 64/512, kabel UTP, FRAD SDM-8400 beserta kabel serial penghubung.
47
.
Rear panel dari frad SDM-8400
Rear panel dari modem AM 64/512
Kabel Serial Kabel
Gambar 3.14 Beberapa peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan simulasi FRAD SDM-8400
Menghubungkan kabel serial dengan port serial yang ada pada FRAD SDM8400, setelah itu dilanjutkan dengan menghubungkan ujung kabel tersebut dengan masing-masing port modem yang digunakan.
Port # 1 FR-SWITCHMenghubungkan masing-masing serial kabel ke port FRAD maupun port modem
. Port # 2 FR-SWITCH-
Media penghubung yang dalam simulasi ini bertindak sebagai trunk penghubung antar FR-SWITCH
Gambar 3.15 Proses interkoneksi antara modem AM 64/512 dengan FRAD SDM-8400
48
Buat Modem handshaking dengan menghubungkan kabel UTP ke line connector modem setelah itu dilanjutkan dengan men-set clocking dan data rate (contoh: satu sebagai source clocking (internal clocking) dan satu sebagai receive clocking (external clocking), data rate dapat kita tentukan bebas dalam simulasi ini, misal: 1024 Kbps).
Port # 1 FR-SWITCH-01
Indikasi modem telah synchron (fault off)
FR-SWITCH-03
FR-SWITCH-02
Real panel dari interkoneksi antar FR-Switch
Gambar 3.16 Status modem yang telah synchron
Setelah modem penghubung telah dipastikan dalam kondisi synchron, selanjutnya melakukan persiapan konfigurasi FRAD SDM-8400 dengan memasang kabel console yang telah disiapkan.
Console port
Kabel console Real panel dari persiapan konfigurasi FR-Switch
Gambar 3.17 Persiapan sewaktu akan melakukan konfigurasi FRAD SDM-8400
Melakukan configure port access dan PVC pada tiap-tiap FRAD SDM-8400 melalui port console dengan mempergunakan Program Emulation (seperti Hyperterminal).
49
1
Mengisi nama dan icon koneksi yang akan dibangun
Mengklik Start Æ All Program Æ Accessories Æ Communications Æ Hyper Terminal
2
3 Misalnya, kita memasukkan nama FR-SWITCH-01 sewaktu akan melakukan konfigurasi pada perangkat tersebut
4
Memilih koneksi yang digunakan, setelah itu dilanjutkan dengan mengklik tombol OK Mengklik OK untuk melanjutkan ke sesi berikutnya
5 6
Memilih Restore Default untuk Port Settings Klik OK, maka kita akan masuk ke Menu Hyperterminal
Gambar 3.18 Proses awal sebelum melakukan konfigurasi FRAD SDM-8400 dengan Hyperterminal
Setelah proses di atas dilakukan, secara otomatis kita akan masuk ke config menu dari FRAD SDM-8400. Namun demi keamanan, kita diminta untuk login dan memasukkan password terlebih dahulu. LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 Console connected on port CSL
50
Display commands, type HE D510536> D510536>
Setelah proses interkoneksi dan konfigurasi perangkat telah dilakukan, selanjutnya melakukan pengecekan mengenai status port access dan PVC pada masing-masing FRAD SDM-8400. FR-SWITCH-01> DS Display State Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT PORT 1> Protocol................................FR-NET PORT 1> Interface...............................DTE-V35 PORT 1> Clocking mode...........................EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps)........................1024000 PORT 1> Modem signals...........................STDRCPORT 1> State...................................DATA Modem signals: d(S)r d(T)r (D)cd (R)ts (C)ts r(I) (-)off FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> DS Display State Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PVC Transparent PVC #1 --> PORT #6 PVC #1> Mode....................................TRANSP PVC #1> Information signals.....................NET -A--PVC #1> Speed used (bps)........................96 k PVC #1> DLCI....................................11 PVC #1> State...................................DATA Transparent PVC #1 --> PORT #1 PVC #1> Mode....................................TRANSP PVC #1> Information signals.....................NET -A--PVC #1> Speed used (bps)........................96 k PVC #1> DLCI....................................11 PVC #1> State...................................DATA
Kemudian dilanjutkan dengan pengujian antar FRAD SDM-8400 dengan metode ICMP dan TELNET. FR-SWITCH-01> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? FR-SWITCH-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: FR-SWITCH-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 10.046 68 68 0 0 0.002 0.006 0.004 15.063 101 101 0 0 0.002 0.006 0.004 20.079 135 135 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 169 169 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-SWITCH-01>
51
FR-SWITCH-01> RE RELAY Unit name (def:) ? FR-SWITCH-03 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-03> +FR-SWITCH-03> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO) ? YES +Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-01>
Adapun detail konfigurasi, status FRAD SDM-8400 dan pengujian simulasi FR Switch dapat dilihat pada lampiran B.
3.5. Router Router termasuk dalam kategori FR CPE (Frame Relay Customer Premises Equipment) yang berfungsi sebagai perangkat akses ke jaringan switching frame relay. Router merupakan device network layer yang menggunakan satu atau lebih sistem metrik untuk menentukan path-path optimal guna mem-forward traffic suatu network. Router akan menghantarkan paket-paket dari suatu network ke network lainnya berbasiskan network layer information. Adapun salah satu contoh router yang penyusun gunakan sebagai pokok bahasan dalam karya tulis ini adalah FRAD (Frame Relay Access Device) SDM-8200 (produksi ACT Networks).
Gambar 3.19 FRAD Netperformer SDM-8200
Secara umum karakteristik dari FRAD SDM-8200 sama dengan FRAD SDM-8400, hanya saja dalam penulisan tugas akhir ini FRAD SDM-8200
52
difungsikan sebagai router (FR-CPE). FRAD SDM-8200 memiliki koneksi dengan WAN dengan menghubungkan kabel V.35 DTE MD-26 Winchester male ke modem (type Winchester 34 pin), dan memiliki koneksi ke LAN dengan menggunakan kabel UTP konektor RJ-45 dengan konfigurasi straight. Sebelum melakukan instalasi perangkat FRAD SDM-8200 secara fisik, seperti halnya pada FRAD SDM 8400 terlebih dahulu kita harus melakukan setting konfigurasi dari tiap-tiap FRAD yang ada sesuai dengan fungsi dan lokasinya. 3.5.1. Konfigurasi Global Seperti halnya pada FR Switch (FRAD SDM-8400), konfigurasi global FRAD SDM-8200 menggambarkan penamaan node dan parameter yang akan digunakan secara umum. Adapun konfigurasi global yang perlu diperhatikan antara lain: •
Unit name adalah penamaan dari perangkat FRAD tersebut pada jaringan frame relay. Biasanya disesuaikan dengan nama customer atau lokasinya. Misalnya : CSM-TBT, dimana TBT merupakan kependekan dari Tebet.
•
Unit location, merupakan keterangan dari lokasi customer dimana FRAD ditempatkan, misalnya: Cibitung.
3.5.2. Frame Relay Port Merupakan port access yang akan digunakan untuk menghubungkan FR CPE dengan perangkat DCE (modem). Setiap port pada FR CPE harus dikonfigurasi secara individu. Parameter yang penting untuk diperhatikan adalah : Protocol Interface Clocking mode Port Speed Management Interface 3.5.3. Permanent Virtual Circuit (PVC) PVC merupakan koneksi virtual yang menghubungkan antar router dalam jaringan frame relay yang dibentuk mulai dari PVC di sisi FRAD itu sendiri sampai dengan PVC disisi FRAD pasangannya. Parameter PVC yang penting untuk diperhatikan adalah : Mode PVC
53
User/Network Port User/Network DLCI CIR BIR Remote Unit Name Type PVC IP Address Subnet Mask 3.5.4. Pengalokasian IP Tujuan pengalokasian IP address pada dasarnya untuk efisiensi IP dan meminimalisasi broadcast pada network. Sebuah LAN dengan 26 host misalnya akan memiliki performasi yang kurang baik, jika diberikan alokasi IP sebanyak 100 host dibandingkan dialokasikan IP sebanyak 32 host. Untuk keperluan alokasi IP, misal network yang tersedia adalah kelas B dengan network 167.103.074.0 mask 255.255.255.0. Agar network yang tersedia dapat mengakomodir suatu network configuration seperti gambar 3.1, maka metode subnetting sangat menentukan dalam pengalokasian IP address. Menentukan jumlah subnetwork dan jumlah host pada subnetwork merupakan langkah awal dalam proses subnetting. Dari gambar 3-1 di atas diketahui bahwa kebutuhan jumlah subnetwork dan jumlah host dapat ditabelkan di bawah ini. Tabel 3.2 Kebutuhan host per subnetwork Subnetwork
PC
Jumlah Interface
Total Host
FR-CBT
26
1 Ethernet Router1
27
FR-CIPUTAT
18
1 Ethernet Router2
19
FR-BOGOR
12
1 Ethernet Router3
13
Router1-Router2
-
1 Int Serial Router1 + 1 Int Serial Router2
2
Router1-Router3
-
1 Int Serial Router1 + 1 Int Serial Router3
2
Dari tabel 3.2 di atas, dapat ditentukan alokasi IP dengan subnetting sama rata dengan mengacu pada jumlah host terbesar (27 host), seperti pada tabel 3.3 di bawah ini.
54
Tabel 3.3 Alokasi IP address dengan subnetting sama rata (255.255.255.224) Subnetwork
Subnet ID
Range IP
Broadcast
FR-CBT
167.103.074.32
167.103.074.33 - 167.103.074.62
167.103.074.63
FR-CIPUTAT
167.103.074.64
167.103.074.65 - 167.103.074.94
167.103.074.95
FR-BOGOR
167.103.074.96
167.103.074.97 - 167.103.074.126
167.103.074.127
Router1-Router2
167.103.074.128
167.103.074.129 - 167.103.074.158
167.103.074.159
Router1-Router3
167.103.074.160
167.103.074.161 - 167.103.074.190
167.103.074.191
Dari tabel 3-1 di atas, dapat juga ditentukan subnet mask per subnetwork dengan metode VLSM, sehingga kebutuhan alokasi IP sesuai dengan jumlah kebutuhan host persubnetworknya, seperti pada tabel 3-3 dan tabel 3-4 di bawah ini. Tabel 3.4 Subnet Mask per Subnetwork dengan VLSM. Descriptions
FR-CBT
FR-CIPUTAT
FR-BOGOR
Router ( 1 - 2 )
Router ( 1 – 3 )
Total Host LAN
27
19
13
2
2
Broadcast ID
1
1
1
1
1
Network ID
1
1
1
1
1
Total Host
29
21
15
4
4
Bit Host
5
5
4
2
2
Total IP
25
25
24
22
22
Bit Network
32-5 = 27
32-5 = 27
32-4 = 28
32-2 = 30
32-2 = 30
Subnet Mask
255.255.255.224
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.252
255.255.255.252
Tabel 3.5 Alokasi IP address dengan VLSM Subnet
Network ID
Range IP Address
Broadcast ID
Subnet Mask
FR-CBT
167.103.074.32
167.103.074.33 s.d 167.103.074.62
167.103.074.63
255.255.255.224 (/27)
FR-CIPUTAT
167.103.074.64
167.103.074.65 s.d 167.103.074.94
167.103.074.95
255.255.255.224 (/27)
FR-BOGOR
167.103.074.96
167.103.074.97 s.d 167.103.074.110
167.103.074.111
255.255.255.240 (/28)
R1-R2
167.103.074.112
167.103.074.113 s.d 167.103.074.114
167.103.074.115
255.255.255.252 (/30)
R1-R3
167.103.074.116
167.103.074.117 s.d 167.103.074.118
167.103.074.119
255.255.255.252 (/30)
55
Tampak pada perbandingan metode subnetting di atas untuk pengalokasian IP, metode VLSM jauh lebih efisien dari pada subnetting sama rata. Pada subnetting sama rata, subnet yang kecil mendapatkan alokasi IP yang sama dengan subnet yang besar. Bahkan subnet yang hanya membutuhkan 2 alokasi IP (misal network R1-R2), metoda subnetting sama rata mengalokasikan sebanyak 32 IP address. Hal ini merupakan pemborosan IP, maka desain pengalamatan di dalam router memilih alokasi IP dengan metode VLSM.
Gambar 3.20 Pengalokasian IP pada jaringan TCP/IP
Gambar 3.23 menunjukkan pengalokasian IP dengan metode VLSM pada suatu konfigurasi jaringan TCP/IP. 3.5.5. Routing IP Routing merupakan proses penting dalam penyampaian datagram di jaringan TCP/IP.
Pengaturan
routing
dapat
menentukan
kinerja
sebuah
jaringan.
Pembentukan tabel routing pada masing-masing router dalam jaringan TCP/IP (gambar 3.23), ditentukan secara manual (static route) mengingat jaringan di atas relatif kecil. Dalam proses meneruskan paket ke tujuan, IP router melakukan hal-hal berikut : 1. Mencari di tabel routing, entry yang cocok dengan IP address tujuan. Jika ditemukan, paket akan dikirim ke next hop router atau interface yang terhubung langsung (directly connected) dengannya. 2. Mencari di tabel routing, entry yang cocok dengan alamat network yang dituju. Jika ditemukan, paket dikirim ke next hop router tersebut.
56
3. Mencari di tabel routing, entry yang bertanda default. Jika ditemukan paket dikirim ke router tersebut. Implementasi routing berdasarkan gambar di atas, untuk LAN FR-CIPUTAT (network 167.103.074.64 /27) agar dapat berhubungan dengan LAN FR-CBT (network 167.103.074.32 /27) dapat melalui gateway 167.103.074.113 /30. Begitu pula
LAN
FR-BOGOR
(network
167.103.074.96
/28)
melalui
gateway
167.103.074.117 /30. Berdasarkan data-data tersebut, maka tabel routing di ketiga router tersebut perlu dikonfigur, agar semua host yang ada pada jaringan dapat saling terhubung satu sama lain. Tabel routing pada tiap-tiap router dapat ditabelkan seperti di bawah ini. Tabel 3.6 Tabel Routing pada Router Nama Router
Network Tujuan
Next Hop
Gateway
167.103.074.64
167.103.074.113
167.103.074.114
167.103.074.96
167.103.074.117
167.103.074.118
FR-CIPUTAT
167.103.074.32
167.103.074.114
167.103.074.113
FR-BOGOR
167.103.074.32
167.103.074.118
167.103.074.117
FR-CBT
Untuk menambahkan tabel routing pada FR CPE (FR-CBT) dapat dicontohkan sebagai berikut: FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 1 IP STATIC #1> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #1> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.64 IP STATIC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #1> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.113 FR-CBT> FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 2 IP STATIC #2> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #2> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.96 IP STATIC #2> Subnet mask (number of bits,def:0)? 28 IP STATIC #2> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.117 FR-CBT>
Adapun detail dari routing static pada router lainnya dapat dilihat pada lampiran C.
57
3.5.6. Encapsulation (Pembungkusan Protokol) Encapsulation merupakan proses pembungkusan TCP/IP ke dalam frame relay. Dalam format frame relay, TCP/IP dianggap sinyal informasi yang variabel sebagai PDU (Packet Data Unit). Setiap PDU dalam proses encapsulation frame relay akan ditambahkan header frame relay yang berisikan information control meliputi; addressing (DLCI), pengecekan terhadap frame (FCS), pendeteksian kepadatan (FECN/BECN) dan informasi tambahan seperti DE, C/R dan EA. Berikut penerapan encapsulation frame relay terhadap TCP/IP pada konfigurasi Router1 sebagai FR-CBT. FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? ETH PORT ETH> Protocol (def:ETH AUTO)? ETH AUTO PORT ETH> LAN speed (mbps) (def:AUTO)? AUTO PORT ETH> DHCP (def:DISABLE)? DISABLE PORT ETH> IP address (def:192.168.001.202)? 167.103.074.33 PORT ETH> Subnet mask (number of bits, def:0)? 27 FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:PVCR)? FR-USER PORT 1> Interface (def:DCE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-6144000,def:56000)? 512000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-CBT> FR-CBT>
Adapun detail konfigurasi pada masing-masing router sebagai FR CPE dapat dilihat pada lampiran C. 3.5.7. Check Status, Alarm, Led Indikator, dan Loop Test Untuk melihat status yang berhubungan dengan koneksi jaringan frame relay setelah dikonfigurasi, ACT Netperformer™ menyediakan beberapa command penting yaitu : DS (Display State) Port, dengan kemungkinan state : - OFF, mengindikasikan port dalam kondisi idle. - DOWN, mengindikasikan sedang menunggu sinyal DCD untuk up. - CALL, mengindikasikan sedang mencoba untuk menetapkan suatu koneksi. - TEST, mengindikasikan link sedang pada mode test.
58
- DATA, mengindikasikan link beroperasi dengan normal DS (Display State) PVC, dengan kemungkinan state sebagai berikut : - WAIT, mengindikasikan sedang menunggu respon status dari network (jika menggunakan protokol FR-USER), atau menunggu enquiry status dari perangkat yang terpasang (jika menggunakan protokol FR-NET) - DATA, mengindikasikan PVC telah beroperasi. Data dapat berjalan dengan normal. DA (Display Alarm), untuk mengecek kejadian-kejadian yang masuk ke dalam log alarm. Misalnya : PVC up atau down. DR (Display Routing), untuk melihat nama-nama node yang dibangun dengan PVCR (Programable Variable Cell Relay). Loop Test, digunakan untuk mengecek koneksi fisik dengan memfungsikan port tertentu pada FRAD untuk menghasilkan pattern dan menerimanya kembali. Fungsi ini bisa digunakan untuk mendeteksi gangguan pada port, modem, dan access circuit. Ping IP/CR : - Ping IP digunakan untuk memeriksa apakah suatu host atau router yang memiliki IP address dapat dicapai atau tidak. Hasil ping IP dapat membantu untuk investigasi putus tidaknya jaringan yang menghubungkan koneksi LAN ke LAN. Hasil ini juga bisa digunakan untuk melihat kualitas suatu hubungan, terutama masalah respon time. - Ping CR (Cell Relay) digunakan untuk memeriksa koneksi yang telah dibangun dengan hubungan PVCR.
3.6. Integrasi FR Switch dengan FR CPE Lampiran A adalah gambaran visual konfigurasi jaringan TCP/IP pada frame relay, dimana semua komponen jaringan kedua protokol tersebut terkoneksi secara fisik. Hubungan antar pelanggan (end-to-end) dibentuk secara logical. Adapun detail integrasinya sebagai berikut : 1. Access rate pada transmisi baik disisi local access maupun di trunk sudah sesuai dengan kebutuhan jaringan sehingga bottle neck tidak perlu terjadi dan dipastikan free error di media transmisi, hal ini penting untuk masalah performasi di layer physical suatu jaringan. Kebutuhan akan access rate pada lampiran A dapat ditabelkan dibawah ini. 59
Tabel 3.7 Akses rate pada Access Line dan Trunk Rate Access Line (Kbps)
CONNECTION
Rate Akses Trunk (kbps)
FR-CPE to FR-Switch
FR-Switch to FR-CPE
1
2
3
FR-CBT Æ FR-CIPUTAT
256
512
1024 1024 1024
FR-CBT Æ FR-BOGOR
128
512
1024 1024 1024
2. Pemilihan interface menggunakan interface V35 untuk koneksi antara modem dengan interface router maupun koneksi antara modem dengan port access FRSwitch. 3. Koneksi logical antar pelangan dilakukan dengan mengkonfigur virtual circuit di tiap-tiap FR-CPE dan FR-Switch. Seperti halnya akses rate pada transmisi yang tidak boleh bottle neck, maka pada pembentukkan virtual circuit yang mana di dalamnya terdapat parameter CIR dan BIR, bottle neck juga tidak boleh terjadi, karena hal ini bertujuan mencegah terjadinya error congestion (kepadatan) frame di layer data linknya, sehingga perencanaan routing, pemetaan DLCI dan besarnya rate dapat ditabelkan dibawah ini. Tabel 3.8 Routing Virtual Circuit CONNECTION
TRUNKS
Routing VC
Main
Backup
FR-Switch-1
FR-Switch-2
FR-Switch-3
FR-CBT Æ FR-CIPUTAT
1
2 dan 3
In #6 out #1
in #1 out #8
-
FR-CBT Æ FR-BOGOR
2
1 dan 3
In #6 out #2
-
in #1 out #8
60
Tabel 3.9 Akses rate dan pemetaan PVC PVC
CONNECTION VC
DLCI
CIR (Kbps)
BIR=(CIR+(CIR*20%)) Kbps
FR-CBT Æ FR-CIPUTAT
1
11
96
115,2
FR-CBT Æ FR-BOGOR
2
22
64
76,8
Gambar di bawah ini menunjukkan proses terbentuknya hubungan antar FRCPE (Router1 dan Router2) yang berbasis TCP/IP pada FR-Switch (dalam frame relay network).
Gambar 3.21 Inverse ARP dan operasi LMI secara dinamik
Gambar 3.22 Inverse ARP dan operasi LMI secara statik
61
Ringkasan dari bagaimana inverse ARP dan signalling LMI bekerja dalam hubungan frame relay adalah sebagai berikut : 1.
Masing-masing router melalui modem terhubung dengan FR Switch.
2.
Ketika suatu frame relay dikonfigur (disetting) pada satu serial interface, router mengirimkan status pesan inquiry ke FR Switch. Pesan memberitahukan kepada FR Switch mengenai status router, dan menanyakan pada FR Switch untuk status hubungan virtual circuit ke router lawan.
3.
Ketika FR Switch menerima request (permintaan) tersebut, dia merespon (membalas) dengan suatu pesan status yang berisi DLCI local dari PVC ke masing-masing router local.
4.
Untuk DLCI yang active, masing-masing mengirimkan satu paket Inverse ARP sebagai perkenalan diri. Saat router menerima pesan inverse ARP, router akan membuat peta masukan (map entry) dalam peta table frame relay termasuk DLCI local dan alamat layer network (IP serial interface) di router tujuan. Bila inverse ARP tidak berfungsi atau router tujuan tidak support Inverse ARP, kita mesti mengkonfigur (membuat) pemetaan static (DLCI dan IP Address). Pada Frad SDM-8200 untuk menambahkan tabel peta frame relay adalah : FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 1 IP STATIC #1> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #1> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.64 IP STATIC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #1> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.113 FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #1> Port (def:1)? 1 PVC #1> DLCI address (0-1022,def:0)? 11 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 96000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 115200 PVC #1> Remote unit name (def:)? FR-CIPUTAT PVC #1> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #1> IP address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.113 PVC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 30 FR-CBT>
5.
Setiap 60 detik router mengirimkan pesan-pesan inverse ARP pada DLCI yang active.
62
6.
Setiap 10 detik router melakukan pertukaran informasi LMI dengan FR Switch, hal ini sebagai kegiatan router untuk menjaga terjalinnya selalu komunikasi atau keepalives. Di bawah ini adalah gambaran informasi yang diberikan oleh Frad SDM-8200 untuk mengetahui status interface dan keepalives. FR-CBT> DS DISPLAY STATES Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT PORT ETH 1> Protocol............................ETH AUTO PORT ETH 1> Interface...........................10BASET PORT ETH 1> Speed...............................AUTO PORT ETH 1> State...............................OPEN PORT PORT PORT PORT PORT PORT
1> 1> 1> 1> 1> 1>
Protocol................................FR-USER Interface...............................DTE-V35 Clocking mode...........................EXTERNAL Port speed (bps)........................512000 Modem signals...........................STDRCState...................................DATA
Modem signals: d(S)r d(T)r (D)cd (R)ts (C)ts r(I) (-)off FR-CBT> FR-CBT> DS DISPLAY STATES Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PVC PVC #1> Mode....................................PVCR PVC #1> Information signals.....................USER -A--PVC #1> Speed used (bps)........................96 k PVC #1> DLCI....................................11 PVC #1> Remote unit name........................FR-CIPUTAT PVC #1> State...................................DATA PVC PVC PVC PVC PVC PVC
#2> #2> #2> #2> #2> #2>
Mode....................................PVCR Information signals.....................USER -A--Speed used (bps)........................64 k DLCI....................................22 Remote unit name........................FR-BOGOR State...................................DATA
Info signals: NETwork/USER (N)ew (A)ctive (C)ir (F)ecn (B)ecn (-)off
Router akan merubah status dari masing-masing DLCI, bergantung pada respons dari FR Switch. Ketika router menerima informasi LMI, router akan mengupdate status virtual circuitnya. Berikut gambaran mengenai simulasi hardware FR-Switch dengan FR-CPE. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk memastikan bahwa FR Switch (FRAD SDM8400) dapat dintegrasikan dengan baik dengan FR CPE (FRAD SDM-8200) melalui jaringan simulasi yang terhubung melalui modem AM 64/512. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan bagaimana simulasi hardware dilakukan. Simulasi ini hanya untuk menunjukkan secara sederhana bagaimana TCP/IP over frame relay digunakan
63
dalam suatu jaringan, karenanya dalam simulasi ini tidak digunakan jaringan dan trunk secara real, namun konfigurasi yang dilakukan secara umum menggambarkan proses implementasi yang biasa dilakukan di lapangan. Adapun proses simulasi yang dilakukan sebagai berikut: Mempersiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti modem AM 64/512, kabel UTP, FRAD SDM-8200, FRAD SDM-8400 beserta kabel serial penghubung. Serial Port (WAN)
FRAD SDM-8200
Ethernet Port (LAN) Console Port
FRAD SDM-8400
Rear panel dari FRAD SDM-8200 dan SDM-8400
Main power connector
Real panel dari FRAD SDM-8200
Kabel Serial Kabel UTP
Rear panel dari modem AM 64/512 RJ 45
Gambar 3.23 Persiapan sebelum melakukan simulasi integrasi antara FR-Switch dengan FR-CPE
Menghubungkan kabel serial dengan port serial yang ada pada FRAD SDM-8400 dan 8200, setelah itu dilanjutkan dengan menghubungkan ujung kabel tersebut ke masing-masing port serial modem yang digunakan.
64
Serial Port # 1
Kabel serial yang menghubungkan router dengan modem
Proses interkoneksi kabel antar device
Gambar 3.24 Proses interkoneksi antar device pada intergrasi FR-Switch dengan FR-CPE
65
Buat Modem handshaking dengan men-set clocking dan data rate (contoh: satu sebagai source clocking (internal clocking) dan satu sebagai receive clocking (external clocking), data rate dapat kita tentukan bebas dalam simulasi ini, misal: 1024 Kbps untuk menghubungkan antar FR-Switch). Setelah modem penghubung telah dipastikan dalam kondisi synchron, selanjutnya persiapan untuk melakukan konfigurasi FRAD SDM-8400 (FR-Switch) dan FRSDM-8200 (router). Adapun model konfigurasi jaringan yang dibuat dapat dilihat pada lampiran A, sedangkan detail settingan perangkat dapat dilihat pada lampiran B dan C.
66
BAB IV ANALISA
Dalam pemakaian aplikasi, user sering sekali mengalami proses komunikasi yang berjalan lambat, bahkan tak jarang akhirnya berdampak pada terputusnya hubungan komunikasi (offline). Permasalahan yang terjadi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya masalah kualitas jaringan yang kurang baik. Dalam implementasi TCP/IP pada frame relay, disebutkan bahwa discarded frame dapat saja terjadi bila terdeteksi adanya error pada data yang dikirim, disamping masalah jaringan yang mengalami overload traffik. Pada bab ini, penulis akan menganalisa masalah performansi jaringan dari beberapa customer PT. Citra Sari Makmur (CSM) yang memiliki model konfigurasi perangkat dan jaringan WAN seperti yang telah dijelaskan pada Bab III sebelumnya. Adapun customer yang dimaksud diantaranya: PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat Bank Niaga Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng Dimana analisa dilakukan dengan mengambil data-data hasil pengukuran jaringan lokal akses (tembaga) dan monitoring perangkat yang digunakan.
4.1. Analisa Bit Error pada Jaringan Dalam studi kasus ini, diketahui ketiga lokasi customer di atas mengalami masalah kecepatan akses yang berjalan lambat. Hal ini dapat dilihat dari hasil ping dengan response time sebagai berikut:
67
PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan
Gambar 4.1 Hasil PING PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan Sebelum Perbaikan Jaringan
PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan
Gambar 4.2 Hasil PING PT. CCAI, Jl. R.E.Marthadinata - Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan
68
Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng - Jakarta Barat
Gambar 4.3 Hasil PING Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Sebelum Perbaikan Jaringan
Dimana dari hasil ping di atas, terlihat response time di masing-masing lokasi berjalan cukup lambat yaitu rata-rata 511,58 milliseconds (Lampiran D). Adapun standar mean response time yang dipersyaratkan untuk media akses tembaga adalah ≤ 250 milliseconds. Oleh karena itu, dilakukan pengecekan lebih lanjut pada masingmasing port WAN router yang digunakan. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut: a. Display State Port
PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan
Gambar 4.4 Display State Port WAN Router PT. CCAI, Mampang. Sebelum Perbaikan Jaringan
69
PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan
Gambar 4.5 Display State Port WAN Router PT. CCAI, Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan
Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng - Jakarta Barat
Gambar 4.6 Display State Port WAN Router Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Sebelum Perbaikan Jaringan
70
b. Display Alarm
PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan
Gambar 4.7 Display Alarm Port WAN Router PT.CCAI, Mampang Sebelum Perbaikan Jaringan
PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan
Gambar 4.8 Display Alarm Port WAN Router PT.CCAI, Ciputat Sebelum Perbaikan Jaringan
71
Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng - Jakarta Barat
Gambar 4.9 Display Alarm Port WAN Router Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Sebelum Perbaikan Jaringan
Dari hasil pengecekan status port WAN router di masing-masing lokasi di atas, ditemukan indikasi masalah degradasi performansi jaringan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya bad frames yang muncul dan kondisi jaringan yang labil. Hasil log alarm selama ± 24 jam terakhir, menunjukkan rata-rata terjadi 19 kali frame relay link down di masing-masing lokasi (lampiran E).
4.2. Pengukuran Kualitas Jaringan Berdasarkan beberapa informasi yang ada dari hasil pengecekan yang telah dilakukan, bahwa problematika yang terjadi belum bisa dipastikan secara jelas titik permasalahannya, meskipun secara umum ada indikasi ke arah jaringan. Oleh karena itu, untuk memastikannya perlu dilakukan pengukuran kualitas jaringan. Pengukuran kualitas jaringan bertujuan untuk mengetahui harga-harga elektris yang dimiliki oleh jaringan yang mana harga elektris tersebut dapat menentukan layak atau tidaknya jaringan tersebut digunakan, sehingga titik permasalahan yang terjadi dapat diidentifikasi secara tepat dan cepat. Adapun dalam tugas akhir ini penulis hanya membahas pengukuran jaringan yang memanfaatkan media akses tembaga (sesuai dengan yang digunakan oleh ketiga lokasi customer di atas). 72
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat error yang terjadi, maka dilakukan bertest pada masing-masing jaringan yang digunakan. Adapun hasil pengukuran selama 1 jam (3600 detik) dari masing-masing lokasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Bertest Sebelum Perbaikan Jaringan Hasil Bertest No. 1.
2.
3.
Nama Customer
Total Seconds
Line Rate
Bit Errors
Total Bits
Bit Errors Ratio
PT. CCAI Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
3600 s
64000 bps
439
2, 304 E 8
1, 905 E-5
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata Ciputat
3600 s
128000 bps
906
4, 608 E 8
1, 966 E-6
Bank Niaga Bandara Sokarno Hatta Terminal 11.E, Cengkareng
3600 s
256000 bps
1407
9, 216 E 8
1, 527 E-6
Dari hasil pengukuran di atas, terlihat jelas bahwa kualitas jaringan yang digunakan tidak memenuhi rekomendasi, hal ini dapat dilihat dari tingginya bit errors ratio yang didapat. Sedangkan PT. TELKOM merekomendasikan nilai standar minimal BER yang harus dipenuhi untuk JARLOKAT dengan multi layanan adalah ≤ 10-7.
4.3. Identifikasi Masalah Seperti yang kita ketahui, bahwa lapisan yang lebih tinggi dari level frame akan bertanggung jawab terhadap masalah pemulihan data yang dibuang (discarded), dengan mekanisme retransmission dari frame data yang hilang. Namun, hal ini tentu akan menjadi masalah apabila tidak diidentifikasi faktor penyebab utamanya, karena akibab discarded yang terus menerus, maka response time pengiriman data menjadi lebih besar yang akhirnya berdampak pada lambatnya proses komunikasi. Menindaklanjuti hasil bertest di atas, maka dilakukan pengukuran lainnya guna mengidentifikasi sumber permasalahan yang terjadi. Secara umum, jaringan lokal akses tembaga merupakan jaringan fisik yang terhubung satu sama lain mulai dari MDF sampai dengan ujung terminasi di sisi customer. Untuk itu, perlu pengecekan lebih lanjut guna memastikan apakah jaringan dari arah perangkat
73
sentral yang bermasalah atau jaringan dari arah customer. Adapun data teknis jaringan dari masing-masing customer sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Teknis Awal Jaringan No.
Nama Customer
Konfigurasi
Data Teknis
1.
PT. CCAI Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Back to Back Modem 1 Pair (LC)
STO Kalibata CSM 1/49 ; P. 43/18 ; S.2/2 ; RAB 9/2
2.
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata, Ciputat
Back to Back Modem 1 Pair (LC)
STO Ciputat CSM 1/14 ; P. 26/986 ; S.4/51 ; RJ 10/1
3.
Bank Niaga Bandara Sokarno -Hatta Terminal 11.E, Cengkareng
Back to Back Modem 1 Pair (LC)
STO Buish CSM 1/20 ; P. 24/176 DCL E
Jaringan lokal akses tembaga banyak mempunyai titik-titik rawan gangguan yang perlu mendapat perhatian, dari titik rawan tersebut dapat diidentifikasi lokasi dan penyebab gangguannya. Secara umum penyebab terjadinya gangguan terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Gangguan Mekanis Merupakan bentuk gangguan yang terjadi akibat benturan benda keras atau tekanan yang menyebabkan jaringan menjadi rusak atau putus. 2. Gangguan Elektris Merupakan bentuk gangguan yang terjadi akibat ketidaksesuaian nilai-nilai elektris yang telah ditetapkan, seperti adanya induksi tegangan asing.
Gambar 4.10 Titik Pengukuran pada Jaringan Catu Tidak Langsung
74
Gambar 4.11 Titik Pengukuran pada Jaringan Catu Langsung
Salah satu unsur yang tidak kalah penting adalah jenis alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan peruntukannya dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi, karena jaringan yang digunakan tidak hanya melayani komunikasi suara tetapi juga sebagai media transmisi data dan gambar. Adapun dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan hasil dari alat ukur AVO meter, megger, dan SLT 22 untuk memastikan sisi jaringan yang bermasalah. Adapun kegunaan dari alat ukur tersebut antara lain: a. AVO Meter / Digital Multimeter 1. Pengukuran arus listrik; 2. Pengukuran tegangan listrik; 3. Pengukuran tahanan jerat (loop); 4. Pengukuran tahanan screen; 5. Pengukuran kontinuitas saluran. b. Megger (500 VDC) Digunakan untuk mengukur tahanan isolasi jaringan. c. SLT 22 (Subscriber Line Tester) 1. Pengukuran redaman saluran; 2. Pengukuran redaman cakap silang (crosstalk). Dimana hasil ukur untuk masing-masing customer tersebut antara lain:
75
PT. CCAI Alamat
: Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
STO
: Kalibata
Kabinet
: RAB Tabel 4.3 Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga PT. CCAI – Mampang R. Isolasi
No
1.
Arah Pengukuran
No. Urat
Arah MDF (K. Primer)
Cont.
(M Ω/km)
R. Loop (ohm/km)
R. Screen (Ok/Nok)
A/B
A/T
B/T
A
B
P. 43/18
1000
500
820
OK
OK
126,8
OK
S.2/2
5000
5000
5100
OK
OK
128,7
OK
35.5
Arah DP 2.
Redaman (dB)
(K. Sekunder)
Cross Talk Next
Fext
37,2
38,2
PT. CCAI Alamat
: Jl. R.E. Marthadinata Ciputat
STO
: Ciputat
Kabinet
: RJ Tabel 4.4 Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga PT.CCAI – Ciputat R. Isolasi
No
1.
Arah Pengukuran Arah MDF (K. Primer)
No. Urat
Cont.
(M Ω/km)
R. Loop (ohm/km)
R. Screen (Ok/Nok)
A/B
A/T
B/T
A
B
P. 26/986
2000
1800
1500
OK
OK
127,6
OK
S.4/51
5500
5100
5000
OK
OK
128
OK
29.6
Arah DP 2.
Redaman (dB)
(K. Sekunder)
Cross Talk Next
Fext
39,7
50,5
Bank Niaga Alamat
: Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11E, Cengkareng
STO
: Buish
Kabinet
: DCL E
76
Tabel 4.5 Hasil Ukur Awal Jaringan Akses Tembaga Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng R. Isolasi Arah Pengukuran
Arah MDF (K. Primer)
No. Urat P. 24/176 DCL E
Cont.
(M Ω/km) A/B
A/T
B/T
A
B
3000
2500
2000
OK
OK
R. Loop (ohm/km)
126,7
R. Screen (Ok/Nok)
Redaman (dB)
OK
27.6
Cross Talk Next
Fext
42,1
54,4
Dari hasil pengukuran di atas, dapat dipastikan hasil ukur elektris kabel sekunder telah memenuhi syarat standar parameter elektris yang telah ditentukan. Sedangkan pada kabel primer terdapat beberapa parameter elektris yang tidak rekomended, seperti:
Tahanan Isolasi / R. Isolasi (M Ω km) Diperoleh hasil ukur < 5000 M Ω/km (500 VDC), sehingga berdampak pada tingginya nilai kebocoran listrik yang terjadi antar urat yang diukur dengan urat lainnya, maupun urat yang diukur dengan tanah.
Redaman (dB) Diperoleh hasil ukur > 22 dB (end to end). Tingginya nilai redaman berdampak pada banyaknya daya yang dikirim hilang dalam saluran.
Cakap Silang (Cross Talk) Diperoleh hasil ukur NEXT ≤ 45 dB dan FEXT ≤ 55 dB (end to end). Dimana nilai tersebut belum memenuhi standar elektris yang ditentukan, sehingga probabilitas ”nilai ikut dengar” saluran tersebut cukup tinggi.
4.4. Penyelesaian Masalah Untuk mengatasi permasalahan di atas, solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pergantian (omset) jaringan yang nilai elektrisnya tidak rekomended. Dalam hal ini, melakukan omset primer ke primer lain yang memenuhi persyaratan elektris. Adapun hasil ukur saluran primer tersebut antara lain:
PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan STO
: Kalibata
Kabinet
: RAB
Arah Pengukuran : Arah MDF
77
Tabel 4.6 Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) PT. CCAI - Mampang
Sebelumnya
P. 43/18
Cont.
(M Ω/km)
Yang Diukur
P. 43/59
R. Loop (ohm/km)
A/B
A/T
B/T
A
B
5500
5000
5000
OK
OK
126,3
R. Screen (Ok/Nok)
Redaman (dB)
5000
5000
5100
OK
OK
128,7
Cross Talk Next
Fext
66,5
75,1
OK 20.3
S.2/2
R. Isolasi
No. Urat
No. Urat
OK
PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan STO
: Ciputat
Kabinet
: RJ
Arah Pengukuran : Arah MDF Tabel 4.7 Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) PT. CCAI - Ciputat No. Urat
Yang Diukur
Sebelumnya
P. 26/986
P. 26/1100
S.4/51
R. Isolasi
No. Urat
Cont.
(M Ω/km)
R. Loop (ohm/km)
R. Screen (Ok/Nok)
A/B
A/T
B/T
A
B
5000
5000
5000
OK
OK
126,4
OK
5500
5100
5000
OK
OK
128
OK
Redaman (dB)
18.7
Cross Talk Next
Fext
67,9
76,8
Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng - Jakarta Barat STO
: Buish
Kabinet
: DCL E
Arah Pengukuran : Arah MDF Tabel 4.8 Hasil Ukur Saluran Primer (Hasil Omset) Bank Niaga, B. Soekarno-Hatta No. Urat Sebelumnya
P. 24/176 DCL E
R. Isolasi
No. Urat Yang Diukur
P. 24/164 DCL E
Cont.
(M Ω/km) A/B
A/T
B/T
A
B
6000
5000
5400
OK
OK
R. Loop (ohm/km)
126,1
R. Screen (Ok/Nok)
OK
Redaman (dB)
15.2
Cross Talk Next
Fext
69,3
79,8
Setelah dilakukan omset primer di masing-masing lokasi customer. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran (bertest) kembali pada jaringan yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk lebih memastikan bahwa jaringan tersebut benarbenar baik dan layak digunakan. Adapun hasil bertest yang didapat sebagai berikut:
78
Tabel 4.9 Hasil Bertest Setelah Perbaikan Jaringan Hasil Bertest No. 1.
2.
3.
Nama Customer
Total Seconds
Line Rate
Bit Errors
Total Bits
Bit Errors Ratio
PT. CCAI Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
3600 s
64000 bps
1
2, 304 E 7
4, 340 E-8
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata Ciputat
3600 s
128000 bps
4
4, 608 E 8
8,681 E-9
Bank Niaga Bandara Sokarno Hatta Terminal 11.E, Cengkareng
3600 s
256000 bps
2
9, 216 E 8
2, 170 E-9
Dari hasil ukur (bertest) yang dilakukan, terlihat jelas bahwa karakteristik jaringan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas komunikasi yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah perbaikan jaringan sebagai berikut: Tabel 4.10 Perhitungan Hasil Bertest Sebelum dan Setelah Perbaikan Jaringan No.
1.
Hasil Ukur Bertest
Nama Customer
PT. CCAI Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Sebelum Omset Primer
Setelah Omset Primer
Diketahui: Line rate (R)= 64000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 439
Diketahui: Line rate (R)= 64000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 1
Hasil yang didapat: Total bits = Line rate (R) x Total test time (T) = 64000 bps x 3600 s = 2, 304 E 7
Hasil yang didapat: Total bits = Line rate (R) x Total test time (T) = 64000 bps x 3600 s = 2, 304 E 7
Bit errors ratio
Bit errors ratio
BE
= R =
BE
=
x T 439
64000 bps x 3600 s
= 1, 905 E - 5
R =
x T 1
64000 bps x 3600 s
= 4,340 E - 8
79
No.
2.
Hasil Ukur Bertest
Nama Customer
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata, Ciputat Jakarta Selatan
Sebelum Omset Primer Diketahui: Line rate (R)= 128000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 906
Diketahui: Line rate (R)= 128000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 4
Hasil yang didapat: Total bits = Line rate (R) x Total test time (T) = 128000 bps x 3600 s = 4, 608 E 8
Hasil yang didapat: Total bits = Line rate (R) x Total test time (T) = 128000 bps x 3600 s = 4, 608 E 8
Bit errors ratio
Bit errors ratio
BE
= R
R 906
128000 bps x 3600 s
= 1, 966 E - 6
Bank Niaga Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11E, Jakarta Barat
BE
=
x T
=
3.
Setelah Omset Primer
x T 4
=
128000 bps x 3600 s
= 8, 681 E - 9
Diketahui: Line rate (R)= 256000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 1407
Diketahui: Line rate (R)= 256000 bps Total test time (T)= 3600 seconds Bit errors (BE)= 2
Hasil yang didapat:
Hasil yang didapat: Total bits = Line rate (R) x Total test time (T) = 256000 bps x 3600 s = 9, 216 E 8
Total bits
= Line rate (R) x Total test time (T) = 256000 bps x 3600 s = 9, 216 E 8
Bit errors ratio BE
= R =
Bit errors ratio BE
=
x T 1407
256000 bps x 3600 s
= 1, 527 E - 6
R
x T 2
=
256000 bps x 3600 s
= 2,170 E - 9
80
Tabel 4.11 Hasil PING Port WAN Router Setelah Perbaikan Jaringan No.
Nama Customer
1.
PT. CCAI
Grafik Mean Response Time
Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
2.
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata, Ciputat Jakarta Selatan
3.
Bank Niaga Bandara SoekarnoHatta Terminal 11E, Jakarta Barat
81
Tabel 4.12 Hasil Monitoring Port WAN Router Setelah Perbaikan Jaringan No.
Nama Customer
1.
PT. CCAI
Grafik Monitoring (Display State Port WAN Router)
Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
2.
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata, Ciputat Jakarta Selatan
3.
Bank Niaga Bandara SoekarnoHatta Terminal 11E, Jakarta Barat
82
Tabel 4.13 Hasil Monitoring Alarm Setelah Perbaikan Jaringan No.
Nama Customer
1.
PT. CCAI
Grafik Monitoring (Display State Alarm)
Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
2.
PT. CCAI Jl. R.E. Marthadinata, Ciputat Jakarta Selatan
3.
B. Niaga Bandara SoekarnoHatta Terminal 11E, Jakarta Barat
83
Melalui hasil perhitungan dan prilaku grafik di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi line rate yang digunakan maka semakin besar total bit yang ditransmisikan. Hasil bertest yang dilakukan cukup representatif menggambarkan kondisi jaringan yang digunakan. Dimana semakin rendah tingkat error yang terjadi, maka semakin baik mean response time yang didapat. Untuk contoh di atas, setelah didapat hasil BER ≤ 10-8, mean response time ketiga lokasi customer menjadi lebih baik, yaitu 85,52 milliseconds (Lampiran D). Disamping itu, parameter elektris sangat mempengaharui kualitas jaringan dalam menyalurkan informasi. Artinya, bila unsur elektris tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan maka performansi jaringan akan cenderung labil dengan tingkat error yang tinggi (BER > 10-7).
84
BAB V KESIMPULAN
1. Semakin tinggi tingkat error yang terjadi, maka semakin lambat response time yang didapat. Hal ini dapat dilihat dari hasil BER ketiga lokasi customer yang ada. Ketika hasil BER menunjukkan angka > 10-7, mean response time yang didapat 511,58 milliseconds. Namun setelah didapat hasil BER ≤ 10-8, mean response time ketiga lokasi customer menjadi lebih baik, yaitu 85,52 milliseconds. Artinya kinerja protocol TCP/IP over frame relay sangat bergantung kepada kehandalan jaringan yang baik atau tingkat errors yang rendah. 2. Parameter elektris (tahanan, crosstalk, dan redaman) suatu saluran sangat mempengaruhi performansi jaringan yang digunakan. Hasil monitoring selama ± 24 jam untuk frame relay link PT. CCAI-Mampang Prapatan, PT.CCAI-Ciputat, dan Bank Niaga-Bandara Soekarno Hatta, menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perbaikan rata-rata terjadi 19 kali frame relay link down. Namun setelah dilakukan perbaikan, status link menjadi stabil (link up). Dimana penyebab munculnya gangguan (frame relay link down) terjadi akibat ketidaksesuaian nilai-nilai elektris dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Forouzan, Behrouz A., 2001, Data Communications and Networking, 2nd edition, United Stated: McGraw Higher Education Ascom, High Speed Base Band Modem Desktop Versions, User Guide, 2001, United Kingdom Tutang, 2003, Membangun Jaringan Sendiri LAN Berbasis Windows 2000 Server, Jakarta: Medikom Pustaka Mandiri Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003, Kosep Jaringan Komputer dan Pengembangannya, Jakarta: Salemba Infotek Rafiudin, Rahmat, 2003, Mengupas Tuntas Cisco Router, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Wijaya, Hendra, Ir., 2004, Belajar Sendiri Cisco Router Edisi Baru untuk Mengambil Sertifikasi CCNA (640-801), Jakarta: PT. Elex Media Komputindo TELKOMRisTi, 2004, PL-1 Basic Knowledge Cable Access Network, Bandung: PT. Telekomunikasi Indonesia TELKOMRisTi, 2004, PL-2 OMAP and Instalation Cable Access Network, Bandung: PT. Telekomunikasi Indonesia TELKOMRisTi, 2004, PL-3 Troubleshooting Cable Access Network, Bandung: PT. Telekomunikasi Indonesia Heriadi, D., 2006, Menjadi Administrator dan Teknisi LAN yang Handal, Yogyakarta: Gava Media
86
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
1. KONFIGURASI FR-SWITCH 1.1. Pada FR-SWITCH-01 LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 Console connected on port CSL Display commands, type HE D510536> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def: D510536)? FR-SWITCH-01 GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? STO CENTRUM GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 1> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 2 PORT 2> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 2> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 2> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 2> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 2> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 2> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 15 PVC #15> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #15> Port (def:1)? 1 PVC #15> DLCI address (0-1022,def:0)? 100 PVC #15> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-02 PVC #15> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED
PVC #15> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #15> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 16 PVC #16> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #16> Port (def:1)? 2 PVC #16> DLCI address (0-1022,def:0)? 200 PVC #16> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-03 PVC #16> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #16> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #16> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 6 PORT 6> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 6> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 6> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 6> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 512000 PORT 6> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 6> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:PVCR)? TRANSP PVC #1> User port (def:1)? 6 PVC #1> Network port (def:2)? 1 PVC #1> User DLCI (0-1022,def:403)? 11 PVC #1> Network DLCI (0-1022,def:403)? 11 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 96000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 115200 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 2 PVC #2> Mode (def: PVCR)? TRANSP PVC #2> User port (def:1)? 6 PVC #2> Network port (def:2)? 2 PVC #2> User DLCI (0-1022,def:403)? 22 PVC #2> Network DLCI (0-1022,def:403)? 22 PVC #2> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 64000 PVC #2> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 76800 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 6 PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991
PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-CBT PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-SWITCH-01> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
1.2. Pada FR-SWITCH-02 LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 Console connected on port CSL Display commands, type HE D508294> D508294> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def: D508294)? FR-SWITCH-02 GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? STO CIPUTAT GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 1> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 2 PORT 2> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 2> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 2> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 2> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 2> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 2> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 15
PVC #15> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #15> Port (def:1)? 1 PVC #15> DLCI address (0-1022,def:0)? 100 PVC #15> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-01 PVC #15> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #15> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #15> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 16 PVC #16> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #16> Port (def:1)? 2 PVC #16> DLCI address (0-1022,def:0)? 300 PVC #16> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-03 PVC #16> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #16> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #16> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 8 PORT 8> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 8> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 8> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 8> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 256000 PORT 8> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 8> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:off)? TRANSP PVC #1> User port (def:1)? 8 PVC #1> Network port (def:2)? 1 PVC #1> User DLCI (0-1022,def:403)? 11 PVC #1> Network DLCI (0-1022,def:403)? 11 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 64000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 76800 FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 8 PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991 PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-CIPUTAT PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0
FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-SWITCH-02> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
1.3. Pada FR-SWITCH-03 LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 Console connected on port CSL Display commands, type HE D504519> D504519> D504519> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def: D504519)? FR-SWITCH-03 GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? STO BOGOR GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 1> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 2 PORT 2> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 2> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 2> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 2> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 1024000 PORT 2> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 2> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 15 PVC #15> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #15> Port (def:1)? 1 PVC #15> DLCI address (0-1022,def:0)? 200 PVC #15> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #15> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-01
PVC #15> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #15> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #15> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 16 PVC #16> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #16> Port (def:1)? 2 PVC #16> DLCI address (0-1022,def:0)? 300 PVC #16> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 256000 PVC #16> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-02 PVC #16> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #16> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #16> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2/3/4/5/6/7/8,def:ETH)? 8 PORT 8> Protocol (def:FR-USER)? FR-NET PORT 8> Interface (def:DTE-V35)? DTE-V35 PORT 8> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 8> Port speed (bps) (1200-2048000,def:56000)? 128000 PORT 8> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 8> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:off)? TRANSP PVC #1> User port (def:1)? 8 PVC #1> Network port (def:2)? 1 PVC #1> User DLCI (0-1022,def:403)? 22 PVC #1> Network DLCI (0-1022,def:403)? 22 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 64000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 76800 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:GLOBAL)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 8 PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991 PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-BOGOR PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-SWITCH-03> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
2. TEST INTERKONEKSI ANTAR FRAD (FRAME RELAY ACCESS DEVICE) 2.1. Pada FR-SWITCH-01 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? FR-SWITCH-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: FR-SWITCH-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 10.046 68 68 0 0 0.002 0.006 0.004 15.063 101 101 0 0 0.002 0.006 0.004 20.079 135 135 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 169 169 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? FR-SWITCH-03 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: FR-SWITCH-03 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 10.045 67 67 0 0 0.002 0.006 0.004 15.063 101 101 0 0 0.002 0.006 0.004 20.080 135 135 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 168 168 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> RE RELAY Unit name (def:)? FR-SWITCH-02 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-02> +FR-SWITCH-02> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local
FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> RE RELAY Unit name (def:)? FR-SWITCH-03 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-03> +FR-SWITCH-03> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> FR-SWITCH-01> RE RELAY Unit name (def:)? FR-CBT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-CBT> +FR-CBT> +FR-CBT> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-SWITCH-01>
2.2. Pada FR-SWITCH-02 FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? FR-SWITCH-03 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: FR-SWITCH-03 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004
10.047 15.064 20.080 25.099
67 100 133 167
67 100 133 167
0 0 0 0
0 0 0 0
0.002 0.002 0.002 0.002
0.006 0.006 0.006 0.006
0.004 0.004 0.004 0.004
FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> RE RELAY Unit name (def:)? FR-SWITCH-01 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-01> +FR-SWITCH-01> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> RE RELAY Unit name (def:) ? FR-SWITCH-03 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-03> +FR-SWITCH-03> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> FR-SWITCH-02> RE RELAY Unit name (def:) ? FR-CIPUTAT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003
+Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-CIPUTAT> +FR-CIPUTAT> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-02>
2.3. Pada FR-SWITCH-03 FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> RE RELAY Unit name (def:)? FR-SWITCH-01 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-01> +FR-SWITCH-01> +FR-SWITCH-01> PING +PING REMOTE UNIT +PING Type (IP/CR,def:IP)? CR +PING destination (def:)? FR-SWITCH-02 +PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 +PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 +Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... + +PING to: FR-SWITCH-02 + Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp + 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 + 10.045 66 66 0 0 0.002 0.006 0.004 + 15.062 100 100 0 0 0.002 0.006 0.004 + 20.078 133 133 0 0 0.002 0.006 0.004 + 25.097 167 167 0 0 0.002 0.006 0.004 +FR-SWITCH-01> +FR-SWITCH-01> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> RE RELAY Unit name (def:)? FR-SWITCH-02 Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit
+LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8400/8 v10.2.3 (R10) Verso Technologies, Inc. (c) 2006 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-SWITCH-02> +FR-SWITCH-02> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> FR-SWITCH-03> RE RELAY Unit name (def:) ? FR-BOGOR Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +LOGIN: +LOGIN:ACT +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-BOGOR> +FR-BOGOR> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES Console disconnected ! Return to local FR-SWITCH-03>
LAMPIRAN C
1. KONFIGURASI ROUTER 1.1. Pada Router FR-CBT LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 Console connected on port CSL Display commands, type HE B431041> B431041> B431041> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def:B431041)? FR-CBT GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? CIBITUNG GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? ETH PORT ETH> Protocol (def:ETH AUTO)? ETH AUTO PORT ETH> LAN speed (mbps) (def:AUTO)? AUTO PORT ETH> DHCP (def:DISABLE)? DISABLE PORT ETH> IP address (def:192.168.001.202)? 167.103.074.11 PORT ETH> Subnet mask (number of bits, def:0)? 27 FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC,def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:PVCR)? FR-USER PORT 1> Interface (def:DCE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-6122000,def:56000)? 512000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 1 IP STATIC #1> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #1> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.64 IP STATIC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #1> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.113 FR-CBT> FR-CBT>
FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 2 IP STATIC #2> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #2> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.96 IP STATIC #2> Subnet mask (number of bits,def:0)? 28 IP STATIC #2> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.117 FR-CBT> FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #1> Port (def:1)? 1 PVC #1> DLCI address (0-1022,def:0)? 11 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 96000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 115200 PVC #1> Remote unit name (def:)? FR-CIPUTAT PVC #1> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #1> IP address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.113 PVC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 30 FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 2 PVC #2> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #2> Port (def:1)? 1 PVC #2> DLCI address (0-1022,def:0)? 22 PVC #2> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 64000 PVC #2> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 768000 PVC #2> Remote unit name (def:)? FR-BOGOR PVC #2> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #2> IP address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.117 PVC #2> Subnet mask (number of bits,def:0)? 30 FR-CBT> FR-CBT> FR-CBT> FR-CBT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 1 PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991 PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-01 PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-CBT> FR-CBT> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-CBT> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
1.2. Pada Router FR-CIPUTAT LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 Console connected on port CSL Display commands, type HE B450427>SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def: B450427)? FR-CIPUTAT GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? CIPUTAT GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? ETH PORT ETH> Protocol (def:ETH AUTO)? ETH AUTO PORT ETH> LAN speed (mbps) (def:AUTO)? AUTO PORT ETH> DHCP (def:DISABLE)? DISABLE PORT ETH> IP address (def:192.168.001.202)? 167.103.074.65 PORT ETH> Subnet mask (number of bits, def:0)? 27 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:PVCR)? FR-USER PORT 1> Interface (def:DCE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-6122000,def:56000)? 256000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 1 IP STATIC #1> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #1> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.32 IP STATIC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #1> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.114 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 2 IP STATIC #2> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #2> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.96 IP STATIC #2> Subnet mask (number of bits,def:0)? 28
IP STATIC #2> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.114 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #1> Port (def:1)? 1 PVC #1> DLCI address (0-1022,def:0)? 11 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 96000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 115200 PVC #1> Remote unit name (def:)? FR-CBT PVC #1> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #1> IP address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.114 PVC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 30 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 1 PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991 PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-02 PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-CBT> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
1.3. Pada Router FR-BOGOR LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 Console connected on port CSL Display commands, type HE B456032>SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? GLOBAL GLOBAL> Unit name (def: B456032)? FR-BOGOR GLOBAL> Unit routing version (1-2,def:1)? 1 GLOBAL> Contact name (def:Verso Technologies)? PT.CSM GLOBAL> Unit location (def:Unknown)? BOGOR GLOBAL> Country Code (def:1)? 62 FR-BOGOR> FR-BOGOR> FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE
SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? ETH PORT ETH> Protocol (def:ETH AUTO)? ETH AUTO PORT ETH> LAN speed (mbps) (def:AUTO)? AUTO PORT ETH> DHCP (def:DISABLE)? DISABLE PORT ETH> IP address (def:192.168.001.202)? 167.103.074.97 PORT ETH> Subnet mask (number of bits, def:0)? 28 FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PORT Port number (ETH/CSL/1/2,def:ETH)? 1 PORT 1> Protocol (def:PVCR)? FR-USER PORT 1> Interface (def:DCE-V35)? DTE-V35 PORT 1> Clocking mode (def:INTERNAL)? EXTERNAL PORT 1> Port speed (bps) (1200-6122000,def:56000)? 128000 PORT 1> Management interface (def:LMI)? ANNEX-D PORT 1> Congestion flow control (def:ON)? ON FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 1 IP STATIC #1> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #1> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.32 IP STATIC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #1> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.118 FR-BOGOR> FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? IP Item (GLOBAL/STATIC,def:GLOBAL)? STATIC IP static entry number (1-20,def:1)? 2 IP STATIC #2> Valid (def:NO)? YES IP STATIC #2> Destination address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.64 IP STATIC #2> Subnet mask (number of bits,def:0)? 27 IP STATIC #2> Next hop (def:000.000.000.000)? 167.103.074.118 FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 1 PVC #1> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #1> Port (def:1)? 1 PVC #1> DLCI address (0-1022,def:0)? 22 PVC #1> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 64000 PVC #1> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 76800 PVC #1> Remote unit name (def:)? FR-CBT PVC #1> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #1> IP address (def:000.000.000.000)? 167.103.074.118 PVC #1> Subnet mask (number of bits,def:0)? 30 FR-BOGOR> FR-BOGOR> SE SETUP Item (GLOBAL/PORT/IP/PVC, def:PORT)? PVC PVC number (1-96,def:1)? 17 PVC #17> Mode (def:PVCR)? PVCR PVC #17> Port (def:1)? 1
PVC #17> DLCI address (0-1022,def:0)? 991 PVC #17> Committed Information rate (1200-2048000,def:56000)? 19200 PVC #17> Burst Information rate (1200-2048000,def:56000)? 23040 PVC #17> Remote unit name (def:)? FR-SWITCH-03 PVC #17> Type (def:DEDICATED)? DEDICATED PVC #17> IP address (def:000.000.000.000)? 000.000.000.000 PVC #17> Subnet mask (number of bits,def:0)? 0 FR-BOGOR> FR-BOGOR> SP Save Configuration, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES FR-CBT> QUIT Exit from console, please confirm (NO/YES,def:NO)? YES Console disconnected !
2. TEST INTERKONEKSI ANTAR FRAD (FRAME RELAY ACCESS DEVICE) 2.1. Pada Router FR-CBT LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 Console connected on port CSL Display commands, type HE FR-CBT> FR-CBT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? IP PING destination (def:)? 167.103.074.114 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: 167.103.074.114 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 10.045 68 68 0 0 0.002 0.006 0.004 15.062 101 101 0 0 0.002 0.006 0.004 20.080 134 134 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 168 168 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-CBT> FR-CBT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? IP PING destination (def:)? 167.103.074.97 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: 167.103.074.97 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.026 34 34 0 0 0.002 0.006 0.004 10.045 67 67 0 0 0.002 0.006 0.004 15.064 101 101 0 0 0.002 0.006 0.004
20.081 25.099
135 168
135 168
0 0
0 0
0.002 0.002
0.006 0.006
FR-CBT> FR-CBT> RE RELAY Unit name (def:)? FR-CIPUTAT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-CIPUTAT> +FR-CIPUTAT> +FR-CIPUTAT> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-CBT> FR-CBT> RE RELAY Unit name (def:)? FR-BOGOR Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-BOGOR> +FR-BOGOR> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-CBT> FR-CBT>
2.2. Pada Router FR-CIPUTAT LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. Console connected on port CSL Display commands, type HE FR-CIPUTAT>
(c) 2003
0.004 0.004
FR-CIPUTAT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? IP PING destination (def:)? 167.103.074.33 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: 167.103.074.33 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.026 26 26 0 0 0.002 0.006 0.004 10.045 52 52 0 0 0.002 0.006 0.004 15.064 78 78 0 0 0.002 0.006 0.004 20.082 103 103 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 129 129 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? FR-BOGOR PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: FR-BOGOR Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.026 26 26 0 0 0.002 0.006 0.004 10.044 51 51 0 0 0.002 0.006 0.004 15.063 77 77 0 0 0.002 0.006 0.004 20.081 103 103 0 0 0.002 0.006 0.004 25.098 128 128 0 0 0.002 0.006 0.004 FR-CIPUTAT> FR-CIPUTAT> RE RELAY Unit name (def:)? FR-BOGOR Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-BOGOR> +FR-BOGOR> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-CIPUTAT>
2.3. Pada Router FR-BOGOR LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD: PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 Console connected on port CSL Display commands, type HE FR-BOGOR> FR-BOGOR> RE RELAY Unit name (def:) ? FR-CBT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-CBT> +FR-CBT> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-BOGOR> FR-BOGOR> RE RELAY Unit name (def:)? FR-CIPUTAT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-8200 v7.3.3 (S6) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +FR-CIPUTAT> +FR-CIPUTAT> PING +PING Type (IP/CR,def:IP)? CR +PING destination (def:)? FR-CBT +PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 25 +PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 +Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... + +PING to: FR-CBT + Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp + 5.025 22 22 0 0 0.002 0.006 0.004 + 10.045 44 44 0 0 0.002 0.006 0.004 + 15.062 66 66 0 0 0.002 0.006 0.004 + 20.081 87 87 0 0 0.002 0.006 0.004 + 25.098 109 109 0 0 0.002 0.006 0.004
+FR-CIPUTAT> +FR-CIPUTAT> QU +QUIT +Exit from console, please confirm (NO/YES, def:NO)? YES +Console disconnected ! + Return to local FR-BOGOR>
LAMPIRAN D
I. Hasil PING Sebelum Perbaikan Jaringan I.1. PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan COCACOLA-MPRAPATAN> COCACOLA-MPRAPATAN> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? COCACOLA-CBT-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: COCACOLA-CBT-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.022 20 18 1 1 0.090 0.120 0.110 10.041 35 31 1 3 0.096 0.131 0.113 15.062 47 38 5 8 0.156 0.829 0.548 20.079 56 45 6 10 0.156 0.829 0.548 25.101 67 51 9 15 0.168 0.835 0.552 30.123 75 69 4 5 0.112 0.821 0.493 35.141 83 72 7 10 0.156 0.829 0.548 40.159 92 84 5 7 0.156 0.829 0.548 45.175 104 96 6 7 0.156 0.829 0.548 50.192 110 99 7 10 0.156 0.829 0.548 55.213 114 103 6 10 0.156 0.829 0.548 60.230 122 108 9 13 0.161 0.828 0.543 65.246 131 113 10 17 0.168 0.835 0.553 70.265 140 139 0 0 0.076 0.110 0.092 75.283 158 157 0 0 0.076 0.110 0.092 80.301 178 177 0 0 0.076 0.110 0.092 85.319 197 179 11 17 0.168 0.835 0.554 90.340 211 199 7 11 0.156 0.829 0.548 95.361 225 224 0 0 0.076 0.110 0.092 100.383 245 229 9 15 0.168 0.835 0.552
I.2. PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan COCACOLA-CIPUTAT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? COCACOLA-CBT-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: COCACOLA-CBT-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.023 22 19 0 2 0.085 0.202 0.094 10.044 39 37 1 1 0.085 0.202 0.094 15.062 57 48 5 8 0.193 0.960 0.591 20.081 66 65 0 0 0.085 0.096 0.088 25.100 87 86 0 0 0.085 0.096 0.088 30.121 109 88 15 20 0.198 0.972 0.689 35.141 116 97 12 18 0.193 0.960 0.625
40.160 45.176 50.193 55.215 60.237 65.252 70.271 75.293 80.311 85.329 90.347 95.368 100.388
123 145 150 166 171 180 191 199 221 227 239 244 253
122 124 135 145 149 160 168 198 200 211 216 227 241
0 14 9 13 15 13 12 0 14 14 18 15 13
0 20 14 20 21 19 22 0 20 15 22 16 11
0.085 0.198 0.193 0.193 0.198 0.193 0.198 0.085 0.193 0.193 0.198 0.193 0.193
0.123 0.972 0.960 0.971 0.972 0.960 0.972 0.096 0.969 0.960 0.972 0.960 0.958
0.088 0.689 0.609 0.632 0.689 0.632 0.689 0.088 0.632 0.625 0.702 0.625 0.601
I.3. Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng Jakarta Barat NIAGA-SOEKARNOHATTA> NIAGA-SOEKARNOHATTA> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? DRCBTO-01 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: DRCBTO-01 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 26 25 0 0 0.082 0.123 0.089 10.047 52 51 0 0 0.082 0.123 0.089 15.066 77 76 0 0 0.082 0.123 0.089 20.086 103 100 1 2 0.180 0.354 0.285 25.104 112 105 4 6 0.186 0.553 0.369 30.122 123 111 6 11 0.195 0.998 0.678 35.139 126 112 8 13 0.198 0.998 0.680 40.160 134 116 9 17 0.202 1.043 0.859 45.181 151 124 15 26 0.206 1.051 0.865 50.202 165 140 14 24 0.206 1.051 0.865 55.224 168 143 13 24 0.206 1.051 0.865 60.242 183 165 9 17 0.202 1.043 0.858 65.264 194 170 14 23 0.206 1.051 0.865 70.281 201 176 14 24 0.206 1.051 0.865 75.301 214 194 11 19 0.202 1.043 0.859 80.319 225 206 10 18 0.202 1.043 0.859 85.337 233 232 2 0 0.180 0.354 0.285 90.355 259 237 12 21 0.206 1.051 0.865 95.372 262 243 11 18 0.202 1.043 0.859 100.394 271 255 9 15 0.202 1.043 0.855
II. Hasil PING Setelah Perbaikan Jaringan II.1. PT. CCAI, Jl. Mampang Prapatan - Jakarta Selatan COCACOLA-MPRAPATAN> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? COCACOLA-CBT-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: COCACOLA-CBT-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.025 20 19 0 0 0.067 0.115 0.090 10.043 38 37 0 0 0.066 0.115 0.089 15.065 58 57 0 0 0.066 0.115 0.089 20.083 77 77 0 0 0.070 0.106 0.091 25.101 95 95 0 0 0.068 0.111 0.090 30.117 114 114 0 0 0.068 0.111 0.090 35.135 131 131 0 0 0.068 0.111 0.090 40.153 150 149 0 0 0.068 0.111 0.090 45.173 170 169 0 0 0.062 0.105 0.088 50.194 187 187 0 0 0.062 0.103 0.089 55.214 206 205 0 0 0.062 0.105 0.087 60.234 226 226 0 0 0.067 0.115 0.090 65.253 246 246 0 0 0.067 0.115 0.090 70.270 264 263 0 0 0.067 0.115 0.090 75.287 282 282 0 0 0.067 0.115 0.090 80.304 301 300 0 0 0.067 0.115 0.090 85.323 321 320 0 0 0.067 0.112 0.090 90.340 338 338 0 0 0.065 0.115 0.089 95.356 358 354 0 0 0.067 0.115 0.090 100.378 376 376 0 0 0.067 0.114 0.090
II.2. PT. CCAI, Jl. R.E. Marthadinata Km.5 No. 48, Ciputat - Jakarta Selatan COCACOLA-CIPUTAT> COCACOLA-CIPUTAT> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? COCACOLA-CBT-02 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: COCACOLA-CBT-02 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.024 22 22 0 0 0.064 0.102 0.087 10.044 44 43 0 0 0.064 0.102 0.087 15.060 65 64 0 0 0.064 0.112 0.086 20.076 94 93 0 0 0.064 0.112 0.084 25.095 114 113 0 0 0.064 0.112 0.083 30.113 132 131 0 0 0.064 0.102 0.082 35.131 150 150 0 0 0.064 0.102 0.082 40.150 171 171 0 0 0.061 0.102 0.082 45.166 190 190 0 0 0.063 0.102 0.081 50.185 209 209 0 0 0.064 0.102 0.082 55.205 229 228 0 0 0.064 0.102 0.082
60.223 65.238 70.255 75.273 80.291 85.309 90.326 95.343 100.362
248 267 287 309 330 351 372 392 411
248 267 286 309 329 350 372 391 411
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064
0.102 0.102 0.102 0.102 0.102 0.102 0.102 0.102 0.102
0.082 0.082 0.082 0.082 0.081 0.082 0.082 0.083 0.085
II.3. Bank Niaga, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 11.E, Cengkareng Jakarta Barat NIAGA-SOEKARNOHATTA> PING PING REMOTE UNIT PING Type (IP/CR,def:IP)? CR PING destination (def:)? DRCBTO-01 PING test duration in seconds (0-1000000,def:100)? 100 PING timeout in milliseconds (0-1000000,def:1000)? 1000 Delay between PINGs in milliseconds (0-1000000,def:100)? 100 Ping in progress... PING to: DRCBTO-01 Time Transmit Receive Timeout Error MinResp MaxResp MeanResp 5.027 26 26 0 0 0.064 0.100 0.086 10.046 51 51 0 0 0.064 0.100 0.085 15.063 77 77 0 0 0.064 0.100 0.086 20.083 103 103 0 0 0.063 0.100 0.085 25.101 127 127 0 0 0.064 0.100 0.084 30.118 150 150 0 0 0.064 0.100 0.084 35.138 172 171 0 0 0.064 0.100 0.085 40.155 197 196 0 0 0.061 0.102 0.084 45.175 222 222 0 0 0.061 0.102 0.084 50.192 247 247 0 0 0.061 0.102 0.084 55.210 270 269 0 0 0.064 0.100 0.083 60.227 296 296 0 0 0.064 0.100 0.084 65.244 322 322 0 0 0.059 0.109 0.083 70.262 347 346 0 0 0.059 0.109 0.083 75.280 369 368 0 0 0.059 0.109 0.083 80.297 391 390 0 0 0.059 0.109 0.083 85.319 414 414 0 0 0.059 0.109 0.083 90.339 440 440 0 0 0.064 0.100 0.083 95.357 465 464 0 0 0.064 0.100 0.084 100.372 491 490 0 0 0.063 0.100 0.084
LAMPIRAN E
I. I.1.
DISPLAY ALARM PORT WAN ROUTER SEBELUM PERBAIKAN JARINGAN PT. CCAI, JL. MAMPANG PRAPATAN LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-9400 v7.3.1 ACT Networks (c) 2000 Console connected through TELNET Display commands, type HE JKT-CKR-01> JKT-CKR-01> RE RELAY Unit name (def:COCACOLA-MPRAPATAN) ? COCACOLA-MPRAPATAN Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-9350 v7.3.2 (R9) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +COCACOLA-MPRAPATAN> +COCACOLA-MPRAPATAN> +COCACOLA-MPRAPATAN> DA +DISPLAY ALARMS +ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> THU 2007/09/06 8:05:13 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05
7:56:30 7:55:40 7:46:02 7:45:31 6:31:52 6:30:13 5:54:00 5:52:48 2:24:37 2:20:12 24:02:52 23:59:45 21:12:09 21:11:20 20:55:25 20:51:36 18:22:53 18:20:17 17:51:29 17:45:06
+Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +<ENTER> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm>
I.2.
FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME
RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY
LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN
WED WED WED WED WED WED WED WED WED WED WED WED
2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05
14:57:11 14:53:35 13:33:14 13:30:28 12:54:35 12:52:57 10:20:05 10:18:37 9:43:44 9:42:32 8:26:09 8:25:26
FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME
RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY
LINK LINK LINK LINK LINK LINK
(1) (1) (1) (1) (1) (1)
UP DOWN UP DOWN UP DOWN
WED WED WED WED WED WED
2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05 2007/09/05
6:03:33 6:01:17 3:03:04 3:02:15 1:53:50 1:52:32
PT. CCAI, JL. R.E. MARTHADINATA KM.5 NO. 48 CIPUTAT LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-9400 v7.3.1 ACT Networks (c) 2000 Console connected through TELNET Display commands, type HE JKT-CKR-22> JKT-CKR-22> RE RELAY Unit name (def:COCACOLA-CIPUTAT) ? COCACOLA-CIPUTAT Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-9350 v7.3.2 (R9) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +COCACOLA-CIPUTAT> +COCACOLA-CIPUTAT> DA +DISPLAY ALARMS +ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> WED 2007/07/11 10:03:44 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11
9:56:11 9:55:29 8:34:45 8:33:24 8:01:52 7:59:13
+Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +<ENTER> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +Alarm> +<ENTER> +Alarm>
I.3.
FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME
RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY
LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN
WED WED WED WED WED WED TUE TUE
2007/07/11 7:38:00 2007/07/11 7:37:23 2007/07/11 3:49:37 2007/07/11 3:48:15 2007/07/11 3:19:56 2007/07/11 3:18:06 2007/07/11 22:45:34 2007/07/11 22:44:19
FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME FRAME
RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY RELAY
LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK LINK
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP DOWN UP
TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE TUE
2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11 2007/07/11
19:32:01 19:30:43 18:52:51 18:52:13 15:01:07 14:58:03 14:48:15 14:45:19 12:03:21 12:02:28 10:17:02 10:15:12 9:59:48 9:58:44 8:27:59 8:27:13 5:32:11 5:30:16 3:24:04
FRAME RELAY LINK (1) DOWN
TUE
2007/07/11
3:23:16
BANK NIAGA, BANDARA SOEKARNO-HATTA TERM. 11.E CENGKARENG LOGIN: LOGIN:ACT PASSWORD:**** ACCEPTED SDM-9400 v7.3.1 ACT Networks (c) 2000 Console connected through TELNET Display commands, type HE JKT-BTO-03> JKT-BTO-03> RE RELAY Unit name (def:NIAGA-SOEKARNOHATTA) ? NIAGA-SOEKARNOHATTA Press ENTER three times to connect Press CTRL/Z three times to exit +PASSWORD: +PASSWORD: +PASSWORD:**** + +ACCEPTED +SDM-9350 v7.3.2 (R9) Verso Technologies, Inc. (c) 2003 +Console connected through link relay +Display commands, type HE +NIAGA-SOEKARNOHATTA> DA
+DISPLAY ALARMS +ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> TUE 2007/12/04 9:11:25 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03
9:01:15 8:59:03 8:48:32 8:12:11 7:13:09 7:12:14 5:13:33 5:12:30 4:33:58 4:33:09 3:10:45 3:09:29 1:54:40 1:53:55 23:45:05 23:43:44 22:53:02 22:51:30 20:05:30 20:03:12 18:21:30 18:20:41 15:30:02 15:28:23 13:37:26 13:36:27 12:48:13 12:46:39 12:03:28 11:59:54 11:05:19 11:03:23 10:14:02 10:12:17 9:48:09 9:45:41 8:35:17 8:33:12 6:44:15 6:43:22 5:35:49 5:34:01 4:13:55 4:12:14
II. II.1.
DISPLAY ALARM PORT WAN ROUTER SETELAH PERBAIKAN JARINGAN PT. CCAI, JL. MAMPANG PRAPATAN +COCACOLA-MPRAPATAN> +COCACOLA-MPRAPATAN> +COCACOLA-MPRAPATAN> DA +DISPLAY ALARMS +ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> FRI 2007/09/07 11:45:31 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP THU 2007/09/06 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/09/05 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/09/05
13:13:19 10:21:51 9:50:11 9:49:45 8:51:28 8:51:09 7:56:30 7:55:40 7:46:02 7:45:31 6:31:52 6:30:13 5:54:00 5:52:48 2:24:37 2:20:12 24:02:52 23:59:45 21:12:09 21:11:20 20:55:25 20:51:36 18:22:53 18:20:17 17:51:29 17:45:06 14:57:11 14:53:35 13:33:14 13:30:28 12:54:35 12:52:57 10:20:05 10:18:37 9:43:44 9:42:32 8:26:09 8:25:26 6:03:33 6:01:17 3:03:04 3:02:15 1:53:50 1:52:32
II.2.
PT. CCAI, JL. R.E. MARTHADINATA KM.5 NO. 48 CIPUTAT +COCACOLA-CIPUTAT> +COCACOLA-CIPUTAT> DA +DISPLAY ALARMS +ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> THU 2007/07/12 19:25:08 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN WED 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/07/11 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/07/11
II.3.
14:49:42 12:19:26 11:36:02 11:35:38 10:18:20 10:17:49 9:56:11 9:55:29 8:34:45 8:33:24 8:01:52 7:59:13 7:38:00 7:37:23 3:49:37 3:48:15 3:19:56 3:18:06 22:45:34 22:44:19 19:32:01 19:30:43 18:52:51 18:52:13 15:01:07 14:58:03 14:48:15 14:45:19 12:03:21 12:02:28 10:17:02 10:15:12 9:59:48 9:58:44 8:27:59 8:27:13 5:32:11 5:30:16 3:24:04 3:23:16
BANK NIAGA, BANDARA SOEKARNO-HATTA TERM. 11.E CENGKARENG +NIAGA-SOEKARNOHATTA> +NIAGA-SOEKARNOHATTA> +NIAGA-SOEKARNOHATTA> DA +DISPLAY ALARMS
+ClearTrac V410 v7.3.2 (R7) Lucent Technologies (c) 2001 +Console connected through link relay +Time> WED 2007/12/05 15:18:48 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN TUE 2007/12/04 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +<ENTER> +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) UP MON 2007/12/03 +Alarm> FRAME RELAY LINK (1) DOWN MON 2007/12/03
14:16:12 11:38:09 11:13:07 11:11:35 10:21:28 10:19:10 9:40:25 9:39:22 9:01:15 8:59:03 8:48:32 8:12:11 7:13:09 7:12:14 5:13:33 5:12:30 4:33:58 4:33:09 3:10:45 3:09:29 1:54:40 1:53:55 23:45:05 23:43:44 22:53:02 22:51:30 20:05:30 20:03:12 18:21:30 18:20:41 15:30:02 15:28:23 13:37:26 13:36:27 12:48:13 12:46:39 12:03:28 11:59:54 11:05:19 11:03:23 10:14:02 10:12:17 9:48:09 9:45:41 8:35:17 8:33:12 6:44:15 6:43:22 5:35:49 5:34:01 4:13:55 4:12:14